2.Proposal+Hasil Ready

114
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit aterosklerosis vaskular dengan manifestasi klinis berupa Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di negara-negara maju dan berkembang. Aterosklerosis dipandang mempunyai peranan penting dalam kasus ini, sehingga mengatasi aterosklerosis terlebih dahulu akan sangat berarti untuk mengurangi insiden kedua penyakit tersebut. Kadar kolesterol serum berkaitan dengan insiden aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Dan penyebab yang paling prediktif adalah rasio LDL (low density lipoprotein) yang tinggi dan HDL (high density liporotein) kolesterol yang rendah. Aterosklerosis sebenarnya bersifat reversibel, dapat menipis kembali apabila kadar kolesterol dalam

Transcript of 2.Proposal+Hasil Ready

Page 1: 2.Proposal+Hasil Ready

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit aterosklerosis vaskular dengan manifestasi klinis berupa

Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke merupakan penyebab utama

morbiditas dan mortalitas di negara-negara maju dan berkembang. Aterosklerosis

dipandang mempunyai peranan penting dalam kasus ini, sehingga mengatasi

aterosklerosis terlebih dahulu akan sangat berarti untuk mengurangi insiden kedua

penyakit tersebut. Kadar kolesterol serum berkaitan dengan insiden aterosklerosis

dan penyakit jantung koroner. Dan penyebab yang paling prediktif adalah rasio

LDL (low density lipoprotein) yang tinggi dan HDL (high density liporotein)

kolesterol yang rendah. Aterosklerosis sebenarnya bersifat reversibel, dapat

menipis kembali apabila kadar kolesterol dalam darah berhasil dikontrol dengan

baik, terutama menurunkan kadar LDL plasma dan meningkatkan HDL plasma.1

Upaya pencegahan, perawatan dan pengobatan suatu penyakit dapat

melalui sistem pengobatan modern dan alternatif. Pada kondisi krisis yang

berkepanjangan, berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Ini merupakan

salah satu faktor adanya kecenderungan peningkatan animo masyarakat terhadap

pengobatan alternatif (penggunaan bahan alami sebagai obat). World Health

Organization (WHO) telah mencanangkan program untuk kembali ke alam dan

Page 2: 2.Proposal+Hasil Ready

2

memperhatikan pentingnya sistem pengobatan tradisional untuk dikaji dan

dikembangkan. Anjuran Departemen Kesehatan RI untuk kembali ke obat-obatan

tradisional adalah suatu anjuran yang tepat. Hal ini dikarenakan bahannya yang

mudah didapat, murah serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.2

Air kelapa muda dipercaya memiliki efek pengobatan berbagai penyakit

antara lain terhadap penyakit infeksi, ginjal, kardiovaskular, dan berbagai

penyakit lainnya. Air kelapa hijau dibanding dengan jenis air kelapa yang lain

lebih banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) dan sebagai

antioksidan yang cukup tinggi.3

Tanin berfungsi sebagai antioksidan yang berfungsi menangkap senyawa

radikal serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Senyawa antioksidan adalah

senyawa yang memberikan elektronnya ke sekitar sehingga molekul lain misalnya

DNA dan LDL sehingga terlindung dari kerusakan. Selain itu tanin juga berfungsi

sebagai pencegah penyakit jantung dengan cara memangkas agregasi sel darah

atau penggumpalan darah dalam pembuluh darah dan meningkatkan HDL serum.3

Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam

golongan polifenol. Senyawa polifenol adalah senyawa antioksidan sehingga

mencegah oksidasi lemak, protein, menghambat aktifitas HMG-CoA reduktase

dan DNA dalam sel. Tanin bermanfaat untuk mencegah oksidasi kolesterol di

dalam darah LDL yang dapat mengakibatkan jejas pada dinding endotel

pembuluh darah sehingga dapat mengurangi risiko penyakit stroke. Selain itu

Page 3: 2.Proposal+Hasil Ready

3

tanin juga berperan dalam penghambatan penyerapan kolesterol sehingga

kolesterol banyak dikeluarkan bersamaan dengan feses.4,5

Dalam air kelapa muda hijau selain tanin terdapat kandungan senyawa

kimia lain misalnya vitamin B kompleks Tiamin (vit. B1), Riboflavin (vit

B2), Niasin (Vit B3), (termasuk Asam nikotinat, nicotinamida,

niasinamida), Asam pantotenat (Vit B5), piridoksin (vit B6), Biotin

(Vit B8), Folat (vit B9), Sianokobalamin (vit B12), vitamin A,

vitamin B dan vit C (Asam ascorbat) yang berperan dalam metabolisme

lemak untuk menurunkan kadar kolesterol jahat, yakni LDL dan trigliserida, serta

meningkatkan kadar HDL, hingga bisa mengurangi penyakit pembuluh darah dan

jantung koroner.6

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan

penelitian terhadap perubahan kadar kolesterol LDL dan HDL

dalam darah tikus putih jantan akibat diperlakukan dengan cara

pemberian air kelapa hijau dengan dosis bertingkat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil

suatu perumusan masalah yaitu: Bagaimana perbedaan efek air

kelapa muda hijau terhadap kadar kolesterol LDL dan kolesterol

HDL pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar.

1.2. Rumusan Masalah

Page 4: 2.Proposal+Hasil Ready

4

Bagaimanakah efek air kelapa muda hijau terhadap kadar kelesterol LDL

dan kolesterol HDL dengan dosis bertingkat pada tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur Wistar?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efek

pemberian air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) terhadap kadar

kolesterol LDL dan kolesterol HDL tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

galur Wistar

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui efek air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis)

dengan dosis 1 cc terhadap penurunan kadar kolesterol LDL dan

peningkatan kolesterol HDL pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

galur Wistar.

2. Untuk mengetahui efek air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis)

dengan dosis 2 cc terhadap penurunan kadar kolesterol LDL dan

peningkatan kolesterol HDL pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

galur Wistar.

3. Untuk mengetahui efek air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis)

dengan dosis 3 cc terhadap penurunan kadar kolesterol LDL dan

peningkatan kolesterol HDL pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

galur Wistar.

Page 5: 2.Proposal+Hasil Ready

5

4. Untuk mengetahui dosis yang paling baik terhadap penurunan kadar

kelesterol LDL dan peningkatan kadar kolesterol HDL pada tikus putih

jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat tentang efek air kelapa muda hijau terhadap kadar kelesterol LDL

dan kolesterol HDL pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar.

1.4.2. Manfaat Aplikatif

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

masyarakat, farmakologi, dan kedokteran untuk memanfaatkan air kelapa

muda hijau sebagai obat-obatan herbal pencegah terjadinya aterosklerosis.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber pustaka bagi penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan pemanfaatan buah-buahan lainnya sebagai

alternatif pencegahan aterosklerosis.

Page 6: 2.Proposal+Hasil Ready

6

Page 7: 2.Proposal+Hasil Ready

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan teori tentang lipid

2.1.1. Definisi lipid

Lipid merupakan kelompok heterogen lemak dan substansi serupa lemak,

termasuk asam lemak, lemak netral, lilin dan steroid, yang bersifat dapat larut

dalam air dan larut dalam pelarut non polar. Lipid mudah disimpan dalam tubuh

dan berfungsi sebagai sumber cadangan energi, merupakan bahan yang terpenting

pada struktur sel, dan bahan dasar pembentuk hormon-hormon steroid. Senyawa

lipid meliputi kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas.7,8

2.1.2. Metabolisme lipid

Triasilgliserol atau trigliserida adalah senyawa lipid utama yang

terkandung dalam bahan makanan dan sebagai sumber energi yang penting,

khususnya bagi hewan. Sebagian besar triasilgliserol disimpan dalam sel-sel

jaringan adiposa, adipocytes. Triasilgliserol secara konstan didegradasi dan

diresintesis. Pemrosesan dan distribusi lipid dijelaskan dalam 8 tahap yaitu:

1. Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk

mengangkutnya menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim yang

Page 8: 2.Proposal+Hasil Ready

8

dapat larut di air seperti lipase, triasilgliserol tersebut disolvasi oleh garam

empedu seperti kolat dan glikolat membentuk misel.9

2. Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam

lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa

usus.9

3. Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi

triasilgliserol.9

4. Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet

makanan dan protein khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron.

5. Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan

jaringan.9

6. Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase

menjadi asam lemak dan gliserol.9

7. Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.

8. Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di dalam

sel adipose (adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan sebagai

triasilgliserol.9

Page 9: 2.Proposal+Hasil Ready

9

Gambar 2.1 Nelson & cox, Lehninger Principles of Biochemistry 4th.

Pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus dengan bantuan enzim

hidrolitik, yaitu lipase yang mencerna triasilgliserol dan fosfolipase yang mencerna

fosfolipid. Triasilgliserol dan fosfolipid diperoleh dari makanan. Ikatan ester

antara asam lemak dan gliserol dihidrolisis. Kerja enzim lipase yang dihasilkan

pankreas pada triasilgliserol yang terdapat pada makanan pada akhirnya akan

menghasilkan 2-monoasilgliserol dan 2 macam asam lemak.9

2.1.3. Biosintesis lipid di dalam hati

Biosintesis asam lemak terjadi di sitoplasma, khususnya di hati, jaringan

adiposa, ginjal, paru-paru, dan kelenjar mammae. Pensuplai karbon yang paling

penting adalah glukosa. Akan tetapi prekursor asetyl-CoA yang lain seperti asam

amino ketogenik dapat digunakan. Mula-mula acetyl-CoA dikarboksilasi menjadi

malonil CoA, kemudian dipolimerisasi menjadi asam lemak. Asam lemak

selanjutnya diaktivasi dan disintesis menjadi lipid (triasilgliserol) dengan gleserol

Page 10: 2.Proposal+Hasil Ready

10

3-fosfat. Untuk mensuplai jaringan lain, lipid tersebut dipak ke dalam kompleks

lipoprotein VLDL (very low density lipoprotein) oleh hepatosit dan dilepaskan ke

dalam darah.9

Tabel 2.1 Kategori batasan kolesterol dalam darah.10

Pengukuran Rendah Normal Perbatasan

tinggi

Tinggi Sangat tinggi

Kolesterol total <200 mg/dl 200-239 mg/dl >240 mg/dl

LDL Kolesterol <100 mg/dl 100-159 mg/dl 160-189 mg/dl >190 mg/dl

HDL Kolesterol <40 mg/dl >60 mg/dl

Trigliserida <150 mg/dl 150-199 mg/dl 200-499 mg/dl >499 mg/dl

Sumber: National Cholesterol Eduation Program ( NCEP) Adult Treatment Panel

(ATP) III

2.1.4. Metabolisme lipoprotein

Lipoprotein mengangkut lemak hidrofobik di dalam plasma. Lipoprotein

utama yang disrkulasikan di dalam darah adalah kilomikron, lipoprotein dengan

kerapatan sangat rendah VLDL, lipoprotein dengan  kerapatan rendah LDL (low

density lipoprotein), dan lipoprotein dengan kerapatan tinggi HDL (high density

lipoprotein). Asam lemak adalah bahan bakar selular yang penting dan disimpan

sebagai triasilgliserol dalam jaringan adiposa. Asam lemak dipersiapkan untuk

cadangan dalam bentuk timbunan lemak yang diangkut ke jaringan adiposa

terutama sebagai  triasilgliserol di dalam kilomikron dan VLDL. Dalam jaringan

adiposa, kilomikron terdegradasi dengan cepat, dan partikel sisanya kembali

Page 11: 2.Proposal+Hasil Ready

11

memasuki sirkulasi yang diserap oleh hati. VLDL terdegradasi di dalam jaringan

adiposa menjadi LDL yang kemudian bersirkulasi sebagai lipoprotein utama yang

mengangkut kolesterol. HDL adalah lipoprotein yang bersirkulasi secara kontinyu.

HDL mengandung suatu enzim yang mengubah kolesterol bebas menjadi ester

kolesterol. Asam linoleat adalah asam lemak yang paling banyak dipindahkan dari

fosfatidilkolin ke kolesterol, yang membentuk ester kolesterol yaitu

linoleoilkolesterol.11

Bilamana LDL di dalam sirkulasi terdapat dalam jumlah yang melimpah,

maka jaringan tubuh akan mempunyai sumber kolesterol yang eksogenik.

Kolesterol dipindahkan ke dalam sel melalui reseptor lipoprotein spesifik yang

terdapat pada permukaan sel. Jaringan yang membutuhkan kolesterol dalam

jumlah besar, seperti korteks adrenal mempunyai reseptor LDL dalam jumlah

besar pada permukaan selnya11

2.1.5. Aplikasi klinis peningkatan kadar lipid

2.1.5.1. Aterosklerosis

2.1.5.1.1. Definisi

Aterosklerosis, atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri besar

dan kecil yang ditandai dengan penimbunan lemak, trombosit, neutrofil dan

makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel) dan

Page 12: 2.Proposal+Hasil Ready

12

akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos). Arteri yang paling sering

terkena adalah arteri koroner, aorta dan arteri-arteri serebral.12

gambar 2.2. Aterosklerosis.

Sumber: http://obatherbaljantung1.wordpress.com

2.1.5.1.2. Patogenesis

Pembentukan aterosklerosis dimulai dengan disfungsi sel endotel

lumen arteri. Kondisi ini dapat terjadi setelah cedera pada sel endotel atau dari

stimulus lain. Cedera pada sel endotel meningkatkan permeabilitasnya

terhadap berbagai komponen plasma, termasuk asam lemak dan trigliserida,

sehingga zat-at ini dapat masuk ke dalam arteri. Oksidasi asam lemak

menghasilkan oksigen radikal bebas yang selanjutnya dapat merusak

pembuluh darah. Cedera pada sel endotel dapat mencetuskan reaksi inflamasi

dan imun, termasuk menarik sel darah putih, terutama neutrofil dan monosit,

serta trombosit ke area cidera. Sel darah putih melepaskan sitokin

proinflamatori poten yang kemudian memperburuk situasi dan menarik lebih

Page 13: 2.Proposal+Hasil Ready

13

banyak sel darah putih dan trombosit ke area lesi, menstimulasi pembekuan,

mengaktivasi sel T dan B, dan melepaskan senyawa kimia yang berperan

sebagai chemoattractant (penarik kimiawi) yang mengaktifkan siklus

inflamasi, pembekuan dan fibrosis. Pada saat ditarik ke area cidera, sel darah

putih akan menempel disana oleh aktivasi faktor adhesif endotelial yang

berkerja seperti Velcro sehingga endotel lengket terutama terhadap sel darah

putih. Pada saat menempel di lapisan endotelial, monosit dan neutrofil mulai

bermigrasi di antara sel-sel endotel, ke ruang interstisial. Di ruang interstisial,

monosit yang matang menjadi makrofag dan, bersama neutrofil, tetap

melepaskan sitokin, yang meneruskan respon inflamasi. Sitokin

proinflamatori juga merangsang ploriferasi sel otot polos, yang

mengakibatkan sel otot polos tumbuh di tunika intima. Selain itu kolesterol

dan lemak plasma mendapat akses ke tunika intima karena permeabilitas

lapisan endotel meningkat. Pada tahap indikasi dini kerusakan terdapat lapisan

lemak di arteri. Apabila cidera dan inflamasi terus berlanjut, agregasi

trombosit meningkat dan mulai berbentuk bekuan darah (trombus). Sebagian

dinding pembuluh darah digantikan jaringan parut sehingga mengubah

struktur dinding pembuluh darah. Hasil akhirnya adalah penimbunan

kolesterol dan lemak, pembentukan deposit jaringan parut, pembentukan yang

berasal dari trombosit dan proliferasi sel otot polos.12

Page 14: 2.Proposal+Hasil Ready

14

2.1.5.1.3. Etiologi

Etiologi aterosklerosis sebagai berikut;

1. Kolesterol serum tinggi

Kadar kolesterol dan trigliserida dalam sirkulasi yang tinggi

dapat menyebabkan pembentukan aterosklerosis. Pada pengidap

aterosklerosis, pengendapan lemak yang disebut ateroma, di temukan

diseluruh kedalaman tunika intima dan meluas ke tunika media.12

Kolesterol dan trigliserida yang dibawa di dalam darah

terbungkus dalam protein yang dinamakan lipoprotein. Lipoprotein

berdensitas tinggi HDL membawa lemak ke luar sel untuk diuraikan,

dan dikenal protektif terhadap aterosklerosis. Lipoprotein berdensitas

rendah LDL dan Lipoprotein berdensitas sangat rendah VLDL

membawa masuk ke dalam sel tubuh, termasuk sel endotel arteri.

Terutama individu yang berisiko terkena aterosklerosis adalah invidu

yang membawa defek protein E apolipoprotein spesifik yang

normalnya terlibat dalam ambilan lipoprotein hati secara efisien,

merangsang pengeluaran kolesterol dan makrofag pada lesi

aterosklerosis, dan pengaturan respon imun dan inflamasi. Pada

dinding arteri, oksidasi kolesterol dan trigliserida menyebabkan

pembentukan radikal bebas yang diketahui merusak sel endotel. 12

Page 15: 2.Proposal+Hasil Ready

15

Berdasarkan hipotesis ini, hipotesis oksidatif-modifikasi pada

aterosklerosis, yang diawali oksidasi LDL pada lapisan subendotel

arteri menyebabkan berbagai reaksi inflamasi, yang akhirnya menarik

monosit dan neutrofil ke area lesi. Sel-sel darah putih ini melekat ke

lapisan endotel oleh molekul adhesif, dan melepaskan mediator

inflamasi lain yang menarik makin banyak sel darah putih ke area

tersebut dan selanjutnya merangsang oksidasi LDL. Pada akhirnya,

monosit bergerak maju ke dinding arteri, yang merupakan tempat

pematangan menjadi makrofag dan mengubah LDL menjadi sel busa.

LDL teroksidasi bersifat sitotoksik untuk sel pembuluh darah yang

selanjutnya merangsang respon inflamasi. Jadi semakin tinggi kadar

kolesterol maka semakin tinggi kerusakan pada dinding arteri dan

menyebabkan aterosklerosis.12

2. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi yang kronis menimbulkan gaya

regang/potong yang merobek lapisan endotel arteri dari arteriol yang

merupakan cidera awal.12

3. Infeksi

Sel-sel endotel yang terinfeksi oleh mikroorganisme dalam

sirkulasi dan infeksi secara langsung menghasilkan radikal bebas yang

bersifat merusak; infeksi juga mencetuskan respon inflamasi, yaitu

Page 16: 2.Proposal+Hasil Ready

16

proses radikal bebas dan aktivasi faktor pembekuan dan jaringan

parut.12

Aterosklerosis terjadi akibat disfungsi sel endotel yang melapisi

arteri, aterosklerosis mengaktifkan reaksi inflamasi dan, menghasilkan

radikal bebas. Kerusakan dapat terjadi akibat cidera fisik, seperti hipertensi,

atau cidera kimia, peningkatan LDL, infeksi, pajanan logam berat, atau

pajanan kimia.12

2.1.5.1.4. Komplikasi

Komplikasi aterosklerosis sebagai berikut;

1. Hipertensi

Hipertensi dapat terjadi akibat aterosklerosis yang lama.

Demikian juga dengan hipertensi dan gaya regang yang kuat juga dapat

menyebabkan aterosklerosis. Karena pembentukan trombus, jaringan

parut, dan proliferasi otot polos, lumen arteri berkurang dan resistensi

terhadap aliran darah yang melintasi arteri meningkat. 12

2. Trombus

Trombus dapat terlepas dari plak aterosklerotik. Hal ini dapat

mengakibatkan stroke apabila pembuluh darah otak tersumbat. Atau

infark miokard jika pembuluh darah jantung tersumbat. 12

3. Aneurisma

Aneurisma yaitu pelemahan arteri. Aneurisma dapat pecah dan

mengakibatkan stroke apabila terletak di pembuluh darah serebral.12

Page 17: 2.Proposal+Hasil Ready

17

4. Vasospasme

Sel endotel normal berfungsi menghambat berbagai zat vasoaktif

agar tidak langsung berikatan dengan, berkerja pada, sel otot polos

tunika media. Apabila lapisan endotel tersebut tidak utuh, peptida-

peptida tertentu seperti serotonin dan asetilkolin dapat berdifusi

langsung ke lapisan otot di bawahnya, dan menyebabkan sel otot polos

berkontriksi. 12

2.1.5.2. Penyakit Jantung Koroner

2.1.5.2.1. Definisi

Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan

oleh penyempitan arteri koroner, mulai dari terjadinya aterosklerosis maupun

yang sudah terjadi penimbunan lemak dan plak (plaque) pada dinding arteri

koroner baik disertai gejala klinis maupun tidak.13

Gambar 2.3. penyakit jantung koroner.

Page 18: 2.Proposal+Hasil Ready

18

Sumber: http://www.amsmile.co

2.1.5.2.2. Etiologi

Aterosklerosis pembuluh darah koroner merupakan penyebab tersering

penyakit jantung koroner. Aterosklerosis disebabkan oleh adanya penimbunan

lipid di lumen arteri koronaria sehingga secara progresif mempersempit lumen

arteri tersebut dan bila hal ini terus berlanjut, maka dapat menurunkan

kemampuan pembuluh darah untuk berdilatasi. Dengan demikian,

keseimbangan penyedia dan kebutuhan oksigen menjadi tidak stabil.13

2.1.5.2.3. Klasifikasi

Terdapat 4 klasifikasi penyakit jantung koroner;

o Asimtomatik (Silent Myocardial Ischemia)

Penderita Silent Myocardial Ischemia tidak pernah mengeluh

adanya nyeri dada (angina) baik saat istirahat maupun beraktivitas.

Ketika menjalani EKG akan menunjukan depresi segmen ST,

pemerikasaan fisik dan vital sign dalam batas normal.13

o Angina pektoris

o Angina pektoris stabil (STEMI)

Terdapat nyeri dada saat melakukan aktivitas berlangsung

selama 1-5 menit dan hilang saat istirahat. Nyeri dada bersifat

kronik (>2 bulan). Nyeri terutama di daerah retrosternal, terasa

seperti ditekan benda berat atau terasa panas dan menjalar ke lengan

Page 19: 2.Proposal+Hasil Ready

19

kiri, leher, maksila, dagu, punggung, dan jarang menjalar ke bagian

lengan kanan. Pada pemeriksaan EKG biasanya didapatkan depresi

segmen ST.13

o Angina pektoris tidak stabil

Secara keseluruhan sama dengan penderita angina stabil. Tapi

nyeri lebih bersifat progresif denagn frekuensi yang meningkat dan

sering terjadi pada saat istirahat. Pada pemeriksaan EKG didapakan

deviasi segmen ST.13

o Infark miokard akut (IMA)

Sering didahului dada terasa tidak enak (chest discomfort).

Nyeri dada seperti tertekan, teremas, tercekik, berat, tajam, dan terasa

panas, berlangsung selama >30 menit bahkan sampai berjam-jam.

Pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak ketakutan, gelisah,

tegang, nadi sering menurun dan elektrokardiografi (EKG)

menunjukan segmen ST.13

2.1.5.2.4. Faktor Risiko

Faktor risiko terdiri sebagai berikut;

1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah.13

a. Jenis kelamin.

b. Usia.

c. Keturunan.

Page 20: 2.Proposal+Hasil Ready

20

2. Faktor risiko yang dapat diubah.13

a. Kelebihan berat badan (obesitas).

b. Hipertensi.

c. Diabetes mellitus.

d. Kadar lemak darah (kolesterol) tinggi.

e. Merokok.

f. Kurangnya aktivitas fisik.

g. Stres.

2.1.5.2.5. Gejala Klinis

Gejala klinis akan timbul apabila sudah terjadi obstruksi pada arteri

koronaria, dapat diakibatkan oleh plak yang sudah menutupi pembuluh darah

atau plak terlepas membentuk trombosis sehingga perfusi darah ke miokard

menjadi sangat minim dan dapat menimbulkan tanda-tanda infark miokard.

Tanda-tanda tersebut adalah;13

o Nyeri dada (angina pectoris), jika miokardium tidak mendapatkan cukup

darah (suatu keadaan yang disebut iskemik), maka oksigen yang tidak

memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebaban kram atau

kejang. Angina merupakan perasaan sesak di dada atau perasaan dada

diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak mendapatkan darah

cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada

setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah

Page 21: 2.Proposal+Hasil Ready

21

bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang dinamakan

silent ischemia).13

o Sesak nafas, merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung.

Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara

paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).13

o Kelelahan atau kepenatan, jika jantung tidak efektif memompa, maka

aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang,

menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali

bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi

aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari

penuaan. 13

o Palpitasi (jantung berdebar-debar). 13

o Pusing dan pingsan, penurunan aliran darah karena denyut atau irama

jantung yang abnormal serta kemampuanya memompa yang buruk, bisa

mengakibatkan pusing atau pingsan. 13

2.1.5.2.6. Patofisiologi

Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan

mengalami kerusakan oleh adanya faktor risiko: faktor hemodinamik seperti

hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap

rokok, diet aterogenik, peningkatan kadar gula darah, dan oksidasi dari LDL-

C.13

Page 22: 2.Proposal+Hasil Ready

22

Kerusakan ini menyebabkan sel endotel mengakibatkan inflamasi dan

mengundang sel inflamasi seperti monosit dan T-limfosit masuk ke

permukaan endotel dan migrasi dari endotelium ke sub endotel. Monosit

kemudian berdiferensiasi menjadi makrofag dan mangambil LDL teroksidasi

yang bersifat lebih aterogenik dibanding LDL. Makrofag ini membentuk sel

busa. 13

LDL teroksidasi menyebabkan kematian sel endotel dan menghasilkan

respon inflamasi. Sebagai tambahan, terjadi respon angiotensin II, yang

menyebabkan gangguan vasodilatasi, dan mencetuskan efek protrombin dan

melibatkan platelet dan faktor koagulasi. 13

Akibat kerusakan endotel terjadi respon protektif dan terbentuk lesi

fibrofatty dan fibrous, plak aterosklerosis, yang dipicu inflamasi. Plak yang

terjadi dapat menjadi tidak stabil (vulnerable) dan mengalami ruptur sehingga

terjadi sindrom koroner akut (SKA). 13

2.1.5.2.7. Komplikasi

Komplikasi akibat adanya aterosklerosis yang menjadikan iskemia dan

infark miokard yaitu;13

o Gagal jantung kongestif

o Syok kardiogenik

o Disfungsi M. papillaris

o Defek septum ventrikel

Page 23: 2.Proposal+Hasil Ready

23

o Ruptur jantung

o Aneurisma ventrikel

o Tromboembolisme

o Perikarditis

o Sindrom dressler

o Disritmia

2.1.5.3. Stroke

2.1.5.3.1. Definisi

Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran

darah otak (GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa

defisit neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma dan infeksi susunan

saraf pusat.14

2.1.5.3.2. Etiologi

Etiologi stroke terdiri sebagai berikut;14

Kekurangan oksigen yang menuju otak

Pecahnya pembuluh darah di otak karena karapuhan pembuluh darah

otak

Adanya sumbatan bekuan darah di otak

2.1.5.3.3. Klasifikasi

Klasifikasi stroke sebgai berikut; 14

Stroke iskemik

Page 24: 2.Proposal+Hasil Ready

24

Stroke hemoragik

o Perdarahan intra serebral

o Perdarahan subarahknoid

2.1.5.3.4. Faktor Risiko

Faktor risiko sebagai berikut;14

Hipertensi atau tekanan darah tinggi

Hipotensi atau tekanan darah rendah

Obesitas

Kolesterol tinggi

Riwayat penyakit jantung

Riwayat penyakit diabetes melitus

Merokok

Stress

Dll

2.1.5.3.5. Patofisiologi

Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak.

Iskemik yang terjadi dalam waktu yang singkat, kurang dari 10-15 menit

dapat mengakibatkan defisit sementara dan bukan defisit permanen.

Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan sel

mati permanen dan mengakibatkan infark pada otak.14

Page 25: 2.Proposal+Hasil Ready

25

Setiap defisit otak permanen akan bergantung daerah otak mana yang

terkena. Daerah otak yang terkena akan menggambarkan pembuluh darah otak

yang terkena. Arteri serebral tengah dan arteri karotis interna sering terkena.

Defisit fokal permanen dapat tidak diketahui jika klien pertama kali

mengalami iskemik otak total yang dapat teratasi.14

Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau

emboli, maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak.

Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukan gejala yang dapat

pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam

waktu yang lebih lama menyebabkan nekrosis mikroskopis neuron-neuron.

Area yang mengalami nekrosis disebut infark.14

Page 26: 2.Proposal+Hasil Ready

26

2.2. Tinjauan teori tentang air kelapa muada hijau (Cocos nucifera viridis)

2.2.1. Taksonomi

Dalam tata nama atau sistematika (Taksonomi) tumbuh-tumbuhan, pohon

kelapa (Cocos nucifera) dimasukan klasifikasi sebagai berikut.15

Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)

Division : spermatophyte (Biji-bijian)

Sub-divisio : angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Palmales (biji berkeping satu)

Familiae : Palmae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos viridis

Kelapa memiliki berbgai nama daerah. Secara umum, buah kelapa dikenal

sebagai Coconut, orang belanda menyebutnya kokosnoot atau klapper,

sedangkan orang perancis menyebutnya, Cocotier. Di Indonesia kelapa sering

disebut krambil atau klapa. 15

Page 27: 2.Proposal+Hasil Ready

27

Gambar 2.4. Buah kelapa

Sumber: http://www.produknatural.com.

2.2.2. Morfologi

Secara morfologi, bagian-bagian tanaman kelapa dapat dideskripsikan

sebagai berikut. 15

a. Akar

Seperti tumbuhan monokotil lainnya, tanaman kelapa memiliki sistem

perakaran serabut.

b. Batang

Pada umumnya, batang kelapa tumbuh lurus ke atas dan tidak becabang,

kecuali jika ditanam di tepi sungai, tebing, dan lain-lain, batang kelapa akan

tumbuh melengkung menyesuaikan arah sinar matahari. Setiap batang kelapa

hanya memiliki satu titik tumbuh yang terletak di ujung batang, yakni yang

membetuk daun-daun dan batang.

Page 28: 2.Proposal+Hasil Ready

28

c. Daun

Pertumbuhan dan pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji

berkecambah. Pada tingkat pertama, terbentuk 4-6 helai daun. Daun-daun

tersebut tersusun saling membalut satu sama lain, sehingga merupakan

selubung yang runcing pada ujungnya.

d. Bunga

Bunga kelapa merupakan bunga yang berkarang yang dikenal denga

istilah Inflorecentia atau Moyang atau Manggar. Pada setiap cabang akan

terdapat 1-2 kuntum bunga betina, dengan jumlah jantan yang sangat banyak,

yakni sekitar 200 kuntum. Sehingga di dalam setiap manggar akan terdapat 30-

80 bunga betina dan 6.000-8.000 kuntum bunga jantan. Bahkan pada pohon

kelapa yang baru berbunga, kadang-kadang tidak terdapat bunga betina sama

sekali.

e. Buah

Buah kelapa terdiri atas bagian sebagai berikut:

1. Epicarp (kulit luar), epicarp yang memiliki permukaan licin, tipis (0,14

mm), dan agak keras. Epicarp ada yang berwarna hijau, kuning, jingga dan

cokelat.

2. Mesocarp (kulit tengah atau sabut), merupakan bagian yang terdiri atas

serabut dan daging buah. Bagian sabut terdiri atas jaringan-jaringan (sel-

sel) serat yang keras dan di antara sel-sel serabut terdapat jaringan yang

Page 29: 2.Proposal+Hasil Ready

29

lunak yang dikenal dengan nama sabut, sabut memiliki ketebalan antara 3-

5 cm. .

3. Endocarp (kulit dalam), atau biasa dikenal dengan nama tempurung atau

batok. Tempurung merupakan lapisan yang keras karena banyak

mengandung silikat (SiO2). Pada bagian pangkal tempurung terdapat tiga

buah ovule (lubang tumbuh) atau mata, yang membuktikan bahwa bakal

buah asal buah beruang tiga dan biasanya yang timbuh satu buah, meskipun

kadang kadang tumbuh 2-3 kecambah.

4. Kulit luar biji, yaitu semua bagian yang berada di bagian dalam tempurung.

5. Putih lembaga (Endosperm), yaitu daging kelapa yang berwarna putih,

lunak, dan enak dimakan, serta banyak dimanfaatkan banyak untuk

memasak. Endosperm memiliki ketebalan antara 8-10mm, merupakan

jaringan yang berasal dari inti lemabaga yang dibuahi oleh sel kelamin

jantan dan membelah diri. Jaringan ini berisi cadangan makanan lembaga

(sebelum lembaga dapat mencari makananya sendiri) dan mengandung

52% air, 34% minyak, 3% protein, 1,5% zat gula, dan 1% abu.

6. Air kelapa, air kelapa mengandung 4% mineral dan 2% gula (terdiri atas

glukosa, fruktosa, dan sukrosa). Air kelapa mengandung abu, air, dan zat

pengatur tumbuh yang disebut sitokinin. Kandungan gula paling tinggi

yaitu pada saat air kelapa masih muda atau disebut degan. Pada buah muda

air kelapa sangat manis. Semakin tua umur buah, rasa manis buahnya

semaki berkurang.

Page 30: 2.Proposal+Hasil Ready

30

2.2.3. Jenis-Jenis Kelapa Menurut Warna

Jenis-jenis kelapa hijau menurut warna;

A. Kelapa hijau (C. veridis)

Kelapa hijau adalah golongan kelapa yang memiliki kulit luar

berwarna hijau. Kelapa ini termasuk golongan kelapa dalam, memiliki

pohon yang besar dan tinggi, serta buah yang berukuran besar. Biasanya,

buah kelapa hijau digunakan untuk sesaji dalam upacara tradisional atau

diambil airnya untuk pengobatan berbagai penyakit.15

Gambar 2.5. Buah kelapa hijau

Sumber: http://ekmar.blogspot.com.

1. Manfaat kelapa hijau

Buah kelapa mengandung energi, lemak, dan fosfor. Khasiat

mengkonsumsi buah kelapa antara lain, memperlancar saluran

pencernaan, dan mengencerkan dahak. Selain itu menurut penelitian

Page 31: 2.Proposal+Hasil Ready

31

air kelapa hijau mempunyai kandungan tanin (antidotum dan

antioksidan) yang tinggi, antivirus, diuretik, dan dapat menurunkan

kadar LDL serta meningkatkan kadar HDL.15

B. Kelapa merah (C. rubescens)

Kelapa merah adalah golongan kelapa yang memiliki kulit luar buah

berwarna merah atau cokelat. Jenis kelapa ini termasuk golongan kelapa

dalam, dengan ukuran pohon yang besar dan tinggi. Buah yang dihasilkan

berbentuk bulat dan berukuran besar, dengan kandungan minyak yang

cukup tinggi.15

C. Kelapa kuning (C. eburen)

Kelapa kuning adalah golongan kelapa yang memiliki kulit luar buah

berwarna kuning. Jenis kelapa ini termasuk golongan kelapa genjah yang

sudah memulai berbuah pada umur tiga tahun, pada saat tanaman setinggi

1-1,5 m. ukuran pohon tidak terlalu besar dan terlalu tinggi; sedangkan

buah berbentuk bulat dan berukuran kecil-kecil. 15

Gambar 2.6. Buah kelapa kuning

Sumber: http://produkkelapa.wordpress.com.

Page 32: 2.Proposal+Hasil Ready

32

2.2.4. Kandungan air kelapa muda hijau

Air kelapa hijau disbanding dengan jenis kelapa lain banyak mengandung

tannin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi.16

2.2.4.1. Kandungan vitamin air kelapa muda hijau

Tabel 2.2. Kandungan vitamin air kelapa

Sumber air (dalam 100 gram) Kelapa muda hijau

Kalori

Protein

Lemak

Karbohidrat

Kalsium

Fosfor

Besi

Aktivitas vit A

Asam askorbat

Air

Bagian yang dapat dimakan

17.0

0.2 g

1.0 g

3.8 g

15.0 mg

8.0 mg

0.2 mg

0.01 U

1.0 mg

95.5 g

100 g

Sumber: Warisno. Budi Daya Kelapa Genjah.

Page 33: 2.Proposal+Hasil Ready

33

2.2.4.2. Kandungan nutrisi air kelapa muda hijau

Tabel 2.3. Kandungan nutrisi air kalapa muda

Nutrisi Kandungan nutrisi

Kalori

Lemak

Karbohidrat

Kalsium

Fosfor

Fe (zat besi)

146 kal

0.2 %

36.1 mg

12 mg

2 mg

0.5 mg

Sumber: Warisno. Budi Daya Kelapa Genjah.

2.2.5. Efek Air Kelapa Muda Hijau Sebagai Bahan Aterogenesis

Kadar kolesterol LDL yang tinggi pada hiperkolesterolemia akan

menyebabkan terjadinya penimbunan plak pada tunika intima arteri karena akumulasi

ester kolesterol sehingga menyebabkan penyempitan intima arteri. Tanin sebagai

antioksidan memberikan elektronya pada sel yang terkena reaksi oksidan atau radikal

bebas yang keseimbangan elektronya terganggu. Antioksidan juga mampu

menangkap radikal bebas dimana oksidan bisa menyebabkan proses oksidasi pada

kolesterol yang menyebabkan terbentuk radikal bebas yang merusak sel endotel yang

menyebabkan reaksi inflamasi yang akhirnya menarik monosit dan neutrofil.17

Page 34: 2.Proposal+Hasil Ready

34

Kolesterol dibentuk di hati sebesar 80%, melalui rangkaian pembentukan

senyawa enzim HMG CoA reduktase, mevalonat, skualen, lanosterol dan akhirnya

terbentuk kolesterol. Peningkatan kadar kolesterol dan fraksinya serta penurunan

kadar HDL merupakan faktor risiko aterosklerosis. Penghambatan HMG KoA

reduktase yang diperlukan untuk perubahan HMG KoA menjadi mevalonat dapat

mengurangi produksi kolesterol. Di dalam air kelapa hijau terdapat kandungan tanin.

Tanin mampu menghambat HMG-KoA reduktase yang menyebabkan penurunan

kadar LDL dengan cara meningkatkan reseptor LDL dan menghambat sintesis

kolesterol di hepar yang dapat mengikat dan menginternalisasikan LDL yang beredar

di darah. dengan melalui reaksi yang dikatalis dalam pembentukan kolesterol dan

meningkatkan aktivitas Lechitin Cholesterol Acyl Transferase (LCAT). Kolesterol

pada membran sel diubah menjadi ester kolesterol, yang nantinya akan diserap oleh

HDL. sehingga pertikel HDL ini membesar dan disebut HDL sferis. Dengan adanya

HDL sferis ini maka kadar HDL darah pun akan meningkat. 17

2.3. Tinjauan teori tentang tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar

2.3.1.Biologi Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Galur Wistar

Pada umumnya, tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar sering

digunakan sebagai hewan percobaan karena tikus putih jantan tidak dipengaruhi

oleh adanya siklus menstruasi dan kehamilan seperti pada tikus putih betina

sehingga menguntungkan bagi penelitian. Disamping itu, tikus putih jantan (Rattus

Page 35: 2.Proposal+Hasil Ready

35

norvegicus) galur Wistar mempunyai kemampuan untuk melakukan metabolisme

obat dengan cepat sehingga kondisi biologis tubuh hewan tersebut lebih stabil.18,19

Rattus norvegicus galur wistar adalah jenis galur yang dikembangkan di

Institut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan penelitian

medis, dan dikembangkan sebagai model organisme pertama dilaboratorium yang

dikembangkan oleh Henry fisiologi Donaldson, J. Milton administrator ilmiah

Greenman, dan peneliti genetik / embriologi Helen Dean King.19

Rattus norvegicus galur wistar saat ini menjadi salah satu yang strain tikus

paling populer yang digunakan untuk penelitian laboratorium dibandingkan jenis

lain seperti tikus Sprague dawley, Tikus Biobreeding Diabetes Prone, tikus Long-

Evans, Zucker tikus. Rattus norvegicus memiliki keunggulan diantaranya gen

tikus putih galur wistar relatif mirip manusia, termasuk golongan mamalia,

kemampuan berkembang biak dengan baik, cocok digunakan untuk eksperimental

massal.19

Page 36: 2.Proposal+Hasil Ready

36

2.3.2. Taksonomi Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Galur Wistar

Menurut Setiawan (2010), tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur

Wistar pada gambar 4 dalam taksonomi hewan diklasifikasikan sebagai berikut:19

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Sub-ordo : Myomorpha

Famili : Muridae

Sub-famili : Murinae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus galur Wistar

Gambar 2.7. Tikus putih galur wistar

Sumber: http://dokterternak.wordpress.com.

Page 37: 2.Proposal+Hasil Ready

37

2.4. Kerangka Konsep

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Air kelapa muda hijau

Tanin

Antioksidan Anti trombotik Antiinflamasi

Memberikan elektron pada sel (sel endotel, DNA, dan LDL) dan menangkap senyawa

radikal bebas

Mencegah oksidasi, dan menghambat HMG CoA

reduktase

Mencegah terjadinya adhesi trombosis

akibat reaksi inflamasi

Mencegah terjadinya reaksi inflamasi

Mencegah terjadinya jejas dan kerusakan

pada dinding endotel pembuluh darah

Mencegah terjadi proses inflamasi

Mencegah aterosklerosis

LDL ↓ HDL ↑

Page 38: 2.Proposal+Hasil Ready

38

Kerangka tersebut menjelaskan secara singkat mekanisme tanin mencegah

aterosklerosis. Tanin berfungsi sebagai antioksidan, anti trombotik, dan anti

inflamasi. Dimana tanin sebagai antioksidan memberikan elektronya pada sel yang

terkena reaksi oksidan yang keseimbangan elektronya terganggu. Antioksidan juga

mampu menangkap radikal bebas dimana oksidan bisa menyebabkan proses oksidasi

pada kolesterol yang menyebabkan terbentuk radikal bebas yang merusak sel endotel

yang menyebabkan reaksi inflamasi yang akhirnya menarik monosit dan neutrofil.

Sel darah putih ini melekat ke lapisan endotel oleh molekul adhesif, dan pada

akhirnya kolesterol yang menumpuk pada lapisan endotel mengakibatkan

penyumbatan pada pembuluh darah. Tanin mampu menghambat HMG-CoA

reduktase yang menyebabkan penurunan kadar LDL dengan cara meningkatkan

reseptor LDL di hepar yang dapat mengikat dan menginternalisasikan LDL yang

beredar di darah. HMG-CoA reduktase jug berfungsi sebagai pengkatalis dalam

pembentukan kolesterol dan meningkatkan aktivitas Lechitin Cholesterol Acyl

Taransferase (LCAT). LCAT merupakan enzim yang dapat mengkonversi kolesterol

bebas menjadi ester kolesterol yang lebih hidrofobik, sehingga ester kolesterol dapat

berikatan dengan partikel inti lipoprotein untuk membentuk HDL baru. Namun jika

HMG-Coa reduktase di hambat, produksi HDL hanya sedikit meningkat. Hal ini akan

meningkatkan kadar HDL serum. Tanin sebagai anti trombotik yaitu dengan

mencegah terjadinya adhesi trombosit yang terjadi pada reaksi inflamasi sehingga

Page 39: 2.Proposal+Hasil Ready

39

mengurangi penyumbatan pembuluh darah oleh adanya trombus pada pembuluh

darah. Tanin sebagai anti inflamasi yaitu dengan mencegah terjadinya reaksi

inflamasi sehingga sel darah putih yang melekat pada pembuluh darah dapat dicegah

dan mencegah penyempitan lumen pembuluh darah yang dapat mengakibatkan

aterosklerosis.20

2.5. Hipotesis

H01: Air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dengan dosis 1 cc tidak

dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol

HDL pada tikus putih jantan galur Wistar.

H02: Air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dengan dosis 2cc tidak dapat

menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL

pada tikus putih jantan galur Wistar.

H03: Air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dengan dosis 3 cc tidak

dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol

HDL pada tikus putih jantan galur Wistar.

H04: Tidak didapatkan dosis paling baik dalam menurunkan kadar kolesterol

LDL dan meningkatkan kadar HDL pada tikus putih jantan galur Wistar.

Ha1: Air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dengan dosis 1 cc dapat

menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL

pada tikus putih jantan galur Wistar.

Page 40: 2.Proposal+Hasil Ready

40

Ha2: Air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dengan dosis 2 cc dapat

menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL

pada tikus putih jantan galur Wistar.

Ha3: Air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dengan dosis 3 cc dapat

menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL

pada tikus putih jantan galur Wistar.

H04: Didapatkan dosis paling baik dalam menurunkan kadar kolesterol LDL dan

meningkatkan kadar HDL pada tikus putih jantan galur Wistar.

Page 41: 2.Proposal+Hasil Ready

41

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan post test only with

controlled group design, yaitu desain yang melibatkan dua kelompok subjek. Satu

diberi perlakuan yang berperan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang

lain tanpa perlakuan sebagai kelompok kontrol dengan pengukuran kadar

kolesterol LDL (high density lipoprotein) dan kolesterol HDL (high density

lipoprotein) yang dilakukan hanya setelah perlakuan. Tahapan pengukuran

kolesterol LDL dan kolesterol HDL digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

Perlakuan Post test

Kontrol (-) P1 --------------------- O1

kontrol (+) P2 ---------------------- O2

P1 P3 --------------- ------ O3

P2 P4 ---------------------- O4

P3 P5 --------------------- O5

Page 42: 2.Proposal+Hasil Ready

42

Keterangan :

Kontrol -: Kontrol negatif

Kontrol +: Kontrol positif

P1 : Pemberian pakan standar dan pakan tinggi kolesterol sampai post

test

P2 : Pemberian pakan standar sampai post test

P3 : Pemberian pakan standar + pakan tinggi kolesterol sampai post test

dengan pemberian kelapa muda hijau sebanyak 1 cc

P4 : Pemberian pakan standar + pakan tinggi kolesterol sampai post test

dengan pemberian kelapa muda hijau sebanyak 2cc

P5 : Pemberian pakan standar + pakan tinggi kolesterol sampai post test

dengan pemberian kelapa muda hijau sebanyak 3 cc.

O1 : Hasil pengukuran kadar HDL dan LDL pada tikus kelompok

kontrol -

O2 : Hasil pengukuran kadar HDL dan LDL pada tikus kelompok

kontrol +

O3 : Hasil pengukuran kadar HDL dan LDL pada tikus dalam kelompok

perlakuan 1

O4 : Hasil pengukuran kadar HDL dan LDL pada tikus dalam kelompok

perlakuan 2

Page 43: 2.Proposal+Hasil Ready

43

O5 : Hasil pengukuran kadar HDL dan LDL pada tikus dalam kelompok

perlakuan 3

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

1. Tahap Persiapan dan Perlakuan

Tahap aklimatisasi hewan uji dan pemberian air kelapa muda hijau

dan tanpa air kelapa hijau muda dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik

Universitas Malahayati.

2. Tahap Pengukuran Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih Jantan Galur

Wistar

Pengukuran kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL darah tikus

(Rattus norvegicus) galur Wistar dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit

Pertamina Bintang Amin Husada Bandar Lampung.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 20 Maret 2013 sampai 11 April

2013.

3.3. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari, parang/golok,

spuit (5 buah), centrifuge, tabung penampung darah ukuran 5 ml (25 buah),

feeding syringe (10 buah), mikropipet (5 buah), bio chemical analyzer,

Page 44: 2.Proposal+Hasil Ready

44

spectrophotometer, gelas beker penampung air kelapa, tabung reaksi sebanyak

(25 buah), kandang tikus dengan ukuran 60 X 30 X 15 cm diberikan serbuk

kayu sebagai dasar dan kawat sebagai tutup kandang (5 buah).

2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Buah kelapa hijau muda

2. Pakan standar.

3. Kuning telur

4. Air

3.4. Subjek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar

dengan usia 8 minggu, berat badan antara 150-200 gram berjenis kelamin

jantan, Sehat lincah ditandai dengan gerakan-gerakan seperti makan, minum,

dan tidak terdapat luka atau cacat tubuh

Page 45: 2.Proposal+Hasil Ready

(t-1) x (n-1) > 15

45

3.5. Besar Sampel dan Pengulangan

Penentuan besarnya pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus Federer:

Keterangan:

t= banyaknya perlakuan

n= besar pengulangan tiap kelompok

(t-1) x (n-1) > 15

4(n-1) > 15

4n - 4 > 15

4n > 19

n > 19/4 = 4,75

Dengan demikian, setiap kelompok perlakuan terdapat minimal 5 kali

pengulangan. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 25 ekor dengan

perhitungan jumlah perlakuan x jumlah pengulangan x jumlah tikus = 5 x 5 x 1

= 25 ekor tikus putih.

3.6. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling probability

samples atau sering disebut random sampling (sampel acak) dengan jenis Simple

Random Sampling (Pengambilan sampel secara acak sederhana) yaitu secara

Page 46: 2.Proposal+Hasil Ready

46

undian (lottery technique) ialah seperti layaknya orang melaksanakan undian

dengan mengundi anggota populasi.20

Adapun langkah-langkahnya adalah:

Cara Undian (Lottery Technique)

1.Membuat daftar nama dari no 1 sampai 25 tikus putih

2.Masing masing nama diberi no 1 sampai 25 pada gulungan kertas

3.Menggulung setiap kertas tersebut dan memasukan kedalam kaleng

4.Mengocok baik-baik dan mengeluarkan satu demi satu sampai sejumlah 5

kelompok tikus perlakuan

3.7. Klasifikasi variabel

1. Variabel bebas :

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah air kelapa hijau muda dan

tanpa air kelapa hijau muda dengan 3 dosis yang berbeda tingkatan dalam cc

(cubic centimeter), yaitu 1 cc, 2 cc dan 3 cc.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar HDL dan LDL

darah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar sebelum dan

sesudah diberi air kelapa hijau muda.

3. Variabel terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah berat badan, umur,

dan jenis kelamin tikus.

Page 47: 2.Proposal+Hasil Ready

47

1. Berat badan adalah berat badan awal tikus yang digunakan yaitu

antara 150 gram – 200 gram.

2. Umur adalah waktu hidup tikus dari saat dilahirkan sampai

dilakukan penelitian.

3. Jenis kelamin.

4. Pakan induksi

5. Pemberian dosis air kelapa hijau (Cocos nucifera viridis)

4. Variabel tak terkendali

Variabel tak terkendali dalam penelitian ini adalah penyakit,

aktifitas, dan psikososial tikus.

1. Penyakit saluran pencernaan yang mungkin akan terjadi selama

penelitian.

2. Aktifitas yang berbeda-beda antara tikus dalam satu kandang yang

kemungkinan dapat mempengaruhi kadar kolesterol.

3. Psikososial atau stress yang berbeda-beda antara tikus dalam satu

kandang.

4. Penyakit genetik

Page 48: 2.Proposal+Hasil Ready

48

3.8. Definisi Operasional

1. Air kelapa hijau muda

Air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) adalah air kelapa muda

atau dugan yang sabutnya berwarna merah muda. Air kelapa muda hijau (Cocos

nucifera viridis) diberikan dalam tiga tingkatan dosis yang berbeda yaitu, 1 cc,

2 cc, 3 cc.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Dalam satuan cc

2. Kadar Kolesterol LDL (low density lipoprotein)

Kadar kolesterol LDL adalah kadar LDL yang diukur dengan cara

mengambil darah serum tikus secara intra cor. Kadar kolesterol LDL tikus

diukur setelah diberi perlakuan. Menggunakan alat ukur spectrophotometer

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dalam satuan mg/dl

3. Kadar Kolesterol HDL (high density lipoprotein)

Kadar kolesterol HDL adalah kadar HDL yang diukur dengan cara

mengambil darah serum tikus secara intra cor. Kadar kolesterol HDL tikus

diukur setelah diberi perlakuan. Menggunakan alat ukur spectrophotometer

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dalam satuan mg/dl

3.9. Prosedur Kerja

1. Tahap Aklimatisasi

Page 49: 2.Proposal+Hasil Ready

49

Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi dalam 5

kelompok, setiap kelompok terdiri 5 ekor tikus. Sebelum melakukan percobaan

tikus putih jantan di pelihara terlebih dahulu di Laboratorium Patologi Klinik

Universitas Malahayati selama 1 minggu dengan tujuan agar hewan uji teradaptasi

dengan kondisi yang akan di tempati selama percobaan. Tikus-tikus akan di

kelompokan di dalam kandang berukuran 50 cm x 30 cm x 20 cm berdasarkan

perlakuan yang diberikan dengan kepadatan 5 ekor setiap kandang.

Selama aklimatisasi, tikus tersebut hanya diberikan pakan biasa dan diberi

air minum. Makanan diberikan setiap hari dan botol minum dibersihkan tiap tiga

hari sekali dan diganti airnya. Aklimatisasi biasanya digunakan untuk menghadapi

faktor-faktor yang terjadi dalam lingkungan lebih terkontrol di Laboratorium.

2. Tahap Pengambilan Air Kelapa Hijau Muda

a. Air Kelapa Hijau

Air kelapa hijau muda (Cocos nucifera viridis) dibeli dari penjual

kelapa lalu dikupas menggunakan pisau atau golok, lalu airnya diambil dan

ditampung ke dalam beker glass.

3. Tahap Perlakuan

a. Pemberian diet Kolesterol

Pemberian diet kolesterol dilakukan selama satu minggu, tikus

diberi kuning telur dibuat dengan cara :

a) Memisahkan kuning telur dengan putihnya

Page 50: 2.Proposal+Hasil Ready

50

b) Membuat emulsi kuning telur dengan cara mengocok perlahan

c) Menimbang emulsi kuning telur

Diet kuning telur ditentukan sebesar 3-4% BB tikus atau 6-8

gram/hari,diberikan setiap hari.

b. Pemberian Air Kelapa Muda Hijau (Cocos nucifera viridis)

Pada hari ke 15 dilakukan pemberian air kelapa muda hijau

sebanyak 1 kali sehari pada waktu pelaksanaan perlakuan yang

berlangsung selama 22 hari, seluruh kelompok tikus masih diberikan

pakan induksi dengan takaran yang biasa diberikan serta ditimbang berat

badanya setiap hari.

Pemberian air kelapa muda hijau tersebut dilakukan dengan cara

memegangi kepala tikus putih sehingga mulut tikus terbuka. Lalu feeding

syringe yang telah terisi air kelapa muda hijau tersebut dimasukkan ke

dalam mulut tikus sampai air kelapa muda hijau tersebut habis.

c. Post Test Pengukuran Darah Tikus Putih jantan (Rattus norvegicus)

galur Wistar

Setelah diberikan perlakuan selama 2 minggu, tikus putih jantan

(Rattus norvegicus) galur Wistar diukur kadar kolesterol LDL dan HDL post

test dengan cara mengambil darah tikus dari bagian jantungnya sebanyak 1-

1,5 cc.

Page 51: 2.Proposal+Hasil Ready

51

3.9. Dosis Penelitian

Volume cairan maksimal yang dapat diberikan per oral pada tikus adalah 5

ml/ 100 gr. Disarankan takaran dosis tidak sampai melebihi setengah kali volume

maksimalnya.

Takaran konversi dosis untuk manusia dengan berat badan (BB) 70kg pada

tikus dengan BB 200 g adalah 0,018. Rata-rata orang Indonesia beratnya 50 kg.21

Penggunaan air kelapa muda hijau yang sering dipakai di masyarakat, yaitu sebesar

±150 gram per hari. Maka konversi dosis untuk tikus, yaitu :

a.Dosis air kelapa hijau muda yang diberikan;

Dosis I = 0,928 g/200 grBB tikus setara dengan 1 cc/200grBB tikus

Dosis II = 1,928 g/200grBB tikus setara dengan 2 cc/200grBB tikus

Dosis III = 2,892 g/200grBB tikus setara dengan 3 cc/200grBB tikus

Dari dosis penelitian yang didapatkan, maka kontrol negatif dan kontrol

positif tidak diberikan air kelapa hijau muda dengan keterangan sebagai berikut:

Perlakuan I:

Kontrol (-) positif: Pakan standar

Kontrol (+) negatif: Pakan tinggi kolesterol+pakan standar

Perlakuan II:

Page 52: 2.Proposal+Hasil Ready

52

Kelompok I: Pakan tinggi kolesterol + pakan standar + dosis I air kelapa hijau

muda sebanyak 1cc

Kelompok II: Pakan tinggi kolesterol + pakan standar + dosis II air kelapa hijau

muda 2cc

Kelompok III: Pakan tinggi kolesterol + Pakan standar + dosis III air kelapa hijau

muda 3cc

3.10. Batasan Penelitian

Batasan penelitian yang harus diperhatikan adalah :

a. Kriteria pemilihan buah kelapa hijau (untuk diambil airnya) adalah sebagai

berikut :

1. Buah kelapa hijau muda organik.

2. Kulit kelapa berwarna hijau

3. Sabut kelapa berwarna merah muda (pink).

b. Kriteria pemilihan tikus putih galur Wistar

1. Tikus jantan

2. Berumur 8 minggu

3. Berat 150-200 gram

4. Tidak ada kelainan anatomi

Page 53: 2.Proposal+Hasil Ready

53

5. Sehat, lincah ditandai dengan gerakan-gerakan seperti makan, minum

dan aktif

Page 54: 2.Proposal+Hasil Ready

54

3.11. Parameter Penelitian

Parameter penelitian yang akan diukur yaitu kadar kolesterol LDL dan HDL

pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar sebelum dan sesudah

pemberian perlakuan.

3.12. Analisis Data

Data diolah menggunakan program komputer SPSS versi 20. Rancangan yang

digunakan adalah lottery technique. Yang terdiri dari 3 perlakuan. Data yang

diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan uji Homogenitas, dan

dilanjutkan dengan uji Oneway ANOVA. ANOVA merupakan uji parametrik,

sehingga asumsi penggunaan uji parametrik harus dipenuhi, yaitu : distribusi normal,

varians homogen, dan sampel acak.

Uji Oneway ANOVA digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

rata-rata kadar kolesterol HDL dan LDL diantara lima kelompok perlakuan. Jika

terdapat perbedaan yang signifikan dengan Post-hoc multiple comparisons test uji

Least Significant Difference (LSD) dengan α =5% untuk melihat lebih jelas

perbedaan antar kelompok perlakuan. 23,24

Page 55: 2.Proposal+Hasil Ready

55

3.13. Diagram Alur Penelitian

Secara keseluruhan, diagram alir penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat

pada gambar.

Gambar 3.1

25 Tikus putih jantan galur Wistar

Tahap aklimatisasi selama 7 hari

Tahap perlakuan pemberian pakan tinggi kolesterol pada hari ke -8

Kelompok I:Kontrol (-)Kontrol (+)

Kelompok II:Perlakuan IPerlakuan IIPerlakuan III

Tahap pengukuran kadar kolesterol LDL dan HDL post test pada hari ke-22

Analisis

Tahap perlakuan pada tiap-tiap kelompok perlakuan pada hari ke-15

Page 56: 2.Proposal+Hasil Ready

56

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian

Penelitian ini menggunakan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur

Wistar, berumur kira-kira 8 minggu dan berat badan antara 150-200 mg. Tikus

(Rattus norvegicus) yang digunakan sebanyak 25 ekor dan dibagi menjadi 5

kelompok perlakuan yaitu kelompok I (kelompok kontrol negatif), kelompok II

(kelompok control positif), kelompok III, IV, dan V (kelompok perlakuan dengan air

kelapa muda hijau (Cocos nucifera veridis) dengan dosis 1 cc/hari, 2 cc/hari, dan 3

cc/hari).

Perlakuan diberikan pada kelima kelompok tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur Wistar selama 22 hari diawali dengan proses pemberian pakan

tinggi kolesterol terlebih dahulu selama satu minggu penuh, dilanjutkan dengan 7 hari

pemberian air kelapa muda hijau (Cocos nucifera veridis) dengan berbagai tingkatan

dosis yang telah ditentukan. Air kelapa muda hijau diberikan sebanyak 1 kali dalam

sehari. Pada waktu pelaksanaan selama 22 hari, seluruh kelompok tikus (Rattus

norvegicus) masih diberikan pakan induksi dengan takaran biasa dengan pakan

standar serta ditimbang berat badanya setiap harinya.

Page 57: 2.Proposal+Hasil Ready

57

Setelah tahap perlakuan, dilakukan pengambilan sampel darah dengan cara

mengambil darah dari jantung tikus yang telah dibius dengan kloroform. Darah

ditampung dengan tabung sentrifuge, kemudian didiamkan selama 15 menit dan

disentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Serum darah yang telah

diambil kemudian dilakukan pengukuran kadar LDL (low density lipoprotein) dan

HDL (high density lipoprotein) menggunakan spectofotometer stardust untuk

pemeriksaan kadar LDL dan HDL post test setelah perlakuan.

Tidak dilakukanya pengambilan darah pre test dimaksudkan untuk

menghindari kematian dari tikus (Rattus norvegicus) galur Wistar dikarenakan tikus

(Rattus norvegicus) galur Wistar mudah mengalami kematian segera setelah

pengambilan darahnya.

Hasil rerata kadar LDL dan HDL darah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur

Wistar post test tersebut berbeda tiap kelompok. Rerata kadar LDL dan HDL pada

kelompok kontrol (+) yaitu 28.20 mg/dl dan 53,20 mg/dl dengan hasil data

selengkapnya sebagai berikut:

Page 58: 2.Proposal+Hasil Ready

58

Tabel 4.1 Data hasil pengukuran kolesterol LDL darah tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur Wistar

kelompokKadar kolesterol LDL (low density lipoprotein) (mg/dl)

Kontrol - Kontrol + Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III

tikus 1 22 28 16 15 5

tikus 2 20 31 22 25 6

tikus 3 15 35 25 17 23

tikus 4 11 21 40 14 18

tikus 5 19 26 24 8 14

Mean 17,40 28,20 25,40 15,80 13,20

Std. Dev 4,393 5,263 8,887 6,140 7,727

KelompokKadar hdl (high density lipoprotein) (mg/dl)

Kontrol - Kontrol + Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III

Tikus 1 54 55 60 63 65

Tikus 2 58 55 63 66 60

Tikus 3 51 53 62 58 48

Tikus 4 57 57 54 60 46

Tikus 5 54 46 71 64 59

Mean 54,80 53,20 62,00 62,20 55,60

Std. Dev 2,775 4,266 6,126 3,194 8,204

Tabel 4.2 Data hasil pengukuran kolesterol HDL darah tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur Wistar

Page 59: 2.Proposal+Hasil Ready

59

Keterangan :

Kelompok I : Kelompok yang diberi pakan standar.

Kelompok II : Kelompok yang dineri diet tinggi lemak saja.

Kelompok III : Kelompok perlakuan I pemberian diet tinggi lemak+dosis air

kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) 1 cc.

Kelompok IV : Kelompok perlakuan II pemberian diet tinggi lemak+dosis air

kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) 2 cc.

Kelompok V : Kelompok perlakuan III pemberian diet tinggi lemak+dosis

air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) 3 cc.

Gambar 4.1. Histogram hasil rerata pengukuran kadar LDL darah tikus putih (Rattus

norvegicus) galur Wistar post test (mg/dl)

Page 60: 2.Proposal+Hasil Ready

60

Kelompok negatif menunjukan rerata kadar kolesterol LDL darah tikus

(Rattus norvegicus) galur Wistar yaitu 17,40 mg/dl. Kelompok kontrol poitif

menunjukn rerata kadar kolesterol LDL tertinggi yaitu 28,20 mg/dl. Kelompok

perlakuan 1 mengalami penurunan hingga mencapai 25,40 mg/dl. Diikuti dengan

penurunan kadar LDL kelompok perlakuan 2 dengan rerata 15,80 mg/dl. Sedangkan

penurunan yang cukup signifikan ditunjukan oleh kelompok perlakuan 3 tercatat

kadar kolesterol LDL mencapai 13,20 mg/dl.

Gambar 4.2. Histogram hasil rerata pengukuran kadar kolesterol HDL darah tikus

putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar post test (mg/dl)

Kelompok kontrol negatif menunjukan rerata kadar kolesterol HDL darah

tikus jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar yaitu 54,80 mg/dl. Kelompok kontrol positif

menunjukan rerata kadar kolesterol HDL terendah yaitu 53,20 mg/dl. Kelompok perlakuan 1

Page 61: 2.Proposal+Hasil Ready

61

mengalami kenaikan hingga mencapai 62,00 mg/dl. Diikuti dengan kenaikan kadar HDL

kelompok perlakuan 2 dengan rerata 62,20 mg/dl. Sedangkan pada kelompok perlakuan 3

tercatat kadar kolesterol HDL hanya 55,60 mg/dl.

Tabel 4.5. Uji normalitas kolesterol LDL

Kelompok perlakuanKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Kadar

kolesterol

LDL (mg/dl)

Kontrol - .242 5 .200* .940 5 .665

Kontrol + .138 5 .200* .997 5 .998

Dosis air kelapa muda

hijau 1 cc.318 5 .110 .882 5 .319

Dosis air kelapa muda

hijau 2 cc.223 5 .200* .959 5 .798

Dosis air kelapa muda

hijau 3 cc.224 5 .200* .925 5 .561

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Analisis statistik rerata kadar kolesterol LDL dan HDL post test darah tikus

putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar adalah uji normalitas, homogenitas, dan

kemudian uji one way ANOVA. Hasil uji normalitas menunjukan p>0,05 sehingga

dikatakan data memiliki distribusi yang normal sebagai berikut:

Tabel 4.6. Uji normalitas kolesterol HDL

Page 62: 2.Proposal+Hasil Ready

62

Kelompok perlakuanKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Kadar

kolesterol

HDL

(mg/dl)

Kontrol negatif .213 5 .200* .939 5 .656

Kontrol positif .281 5 .200* .834 5 .150

Dosis air kelapa muda

hijau 1 cc.235 5 .200* .964 5 .833

Dosis air kelapa muda

hijau 2 cc.199 5 .200* .967 5 .858

dosis air kelapa muda

hijau 3 cc.261 5 .200* .895 5 .384

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Dilakukan uji homegenitas didapatkan hasil p>0,05 sehingga dapat

dikatakan bahwa data tersebut homogen hal ini dikarnakan tidak terdapat perbedaan

yang sangat signifikan dari hasil data rerata setiap kelompok perlakuan , sebagai

berikut:

Tabel 4.7. Uji homogenitas kolesterol LDL

Levene

Statisticdf1 df2 Sig.

.472 4 20 .756

Tabel 4.8. Uji homogenitas kolesterol HDL

Levene

Statisticdf1 df2 Sig.

2.452 4 20 .079

Page 63: 2.Proposal+Hasil Ready

63

Uji normalitas dan homogenitas dilakukan sebagai persyaratan untuk uji

ANOVA, uji ANOVA dilakukan untuk mencari perbandingan pada lebih dari dua

kelompok perlakuan. Hasil uji ANOVA pada kolesterol LDL dan HDL darah tikus

putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar didapatkan p<0,05 yaitu 0,008 sehingga

dapat dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada kelima kelompok perlakuan.

Tabel 4.9. Uji ANOVA kolesterol LDL

Kadar kolesterol LDL (mg/dl)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 835.200 4 208.800 4.677 .008

Within Groups 892.800 20 44.640

Total 1728.000 24

Page 64: 2.Proposal+Hasil Ready

64

Tabel 4.10. Uji ANOVA kolesterol HDL

Kadar kolesterol HDL (mg/dl)

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between groups 358.560 4 89.640 3.181 .036

Within groups 563.600 20 28.180

Total 922.160 24

Uji ANOVA dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test untuk mengetahui

kelompok mana yang memiliki perbedaan selisih rerata kadar kolesterol LDL dan

perbedaan selisih rerata kadar kolesterol HDL darah tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur Wistar post test yang signifikan, sebagai berikut:

Tabel 4.11. Hasil uji post hoc test kolesterol LDL

Dependent variable: kadar kolesterol ldl (mg/dl)

(i) kelompok

perlakuan

(j) kelompok

perlakuan

Mean

difference

(i-j)

Std. Error Sig.

95% confidence interval

Lower bound Upper bound

Kontrol - Kontrol + -10.800* 4.226 .019 -19.61 -1.99

Dosis air kelapa

muda hijau 1 cc-8.000 4.226 .073 -16.81 .81

Dosis air kelapa

muda hijau 2 cc

1.600 4.226 .709 -7.21 10.41

Page 65: 2.Proposal+Hasil Ready

65

Dosis air kelapa

muda hijau 3 cc4.200 4.226 .332 -4.61 13.01

Kontrol +

Kontrol - 10.800* 4.226 .019 1.99 19.61

Dosis air kelapa

muda hijau 1 cc2.800 4.226 .515 -6.01 11.61

Dosis air kelapa

muda hijau 2 cc12.400* 4.226 .008 3.59 21.21

Dosis air kelapa

muda hijau 3 cc15.000* 4.226 .002 6.19 23.81

Dosis air

kelapa muda

hijau 1 cc

Kontrol - 8.000 4.226 .073 -.81 16.81

Kontrol + -2.800 4.226 .515 -11.61 6.01

Dosis air kelapa

muda hijau 2 cc9.600* 4.226 .034 .79 18.41

Dosis air kelapa

muda hijau 3 cc12.200* 4.226 .009 3.39 21.01

Dosis air

kelapa muda

hijau 2 cc

Kontrol - -1.600 4.226 .709 -10.41 7.21

Kontrol + -12.400* 4.226 .008 -21.21 -3.59

Dosis air kelapa

muda hijau 1 cc-9.600* 4.226 .034 -18.41 -.79

Dosis air kelapa

muda hijau 3 cc2.600 4.226 .545 -6.21 11.41

Dosis air

kelapa muda

hijau 3 cc

Kontrol - -4.200 4.226 .332 -13.01 4.61

Kontrol + -15.000* 4.226 .002 -23.81 -6.19

Dosis air kelapa

muda hijau 1 cc

-12.200* 4.226 .009 -21.01 -3.39

Page 66: 2.Proposal+Hasil Ready

66

Dosis air kelapa

muda hijau 2 cc-2.600 4.226 .545 -11.41 6.21

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Tabel 4.12. Hasil uji post hoc test kolesterol HDL

Dependent variable: hdl

(i) Perlakuan (j) perlakuan

Mean

difference

(i-j)

Std. Error Sig.

95% confidence interval

Lower bound Upper bound

K

o

Kontrol -

Kontrol + 1.600 3.357 .639 -5.40 8.60

Dosis air kelapa

muda hijau 1 cc-7.200* 3.357 .044 -14.20 -.20

Dosis air kelapa

muda hijau 2 cc-7.400* 3.357 .039 -14.40 -.40

Dosis air kelapa

muda hijau 3 cc-.800 3.357 .814 -7.80 6.20

Kontrol +

Kontrol - -1.600 3.357 .639 -8.60 5.40

Dosis air kelapa

muda hijau 1 cc-8.800* 3.357 .016 -15.80 -1.80

Dosis air kelapa

muda hijau 2 cc-9.000* 3.357 .014 -16.00 -2.00

Dosis air kelapa

muda hijau 3 cc-2.400 3.357 .483 -9.40 4.60

Page 67: 2.Proposal+Hasil Ready

67

Dosis air kelapa muda

hijau 1 cc

Kontrol - 7.200* 3.357 .044 .20 14.20

Kontrol + 8.800* 3.357 .016 1.80 15.80

Dosis air kelapa

muda hijau 2 cc-.200 3.357 .953 -7.20 6.80

Dosis air kelapa

muda hijau 3 cc6.400 3.357 .071 -.60 13.40

Dosis air kelapa muda

hijau 2 cc

Kontrol - 7.400* 3.357 .039 .40 14.40

Kontrol + 9.000* 3.357 .014 2.00 16.00

Dosis air kelapa

muda hijau 1 cc.200 3.357 .953 -6.80 7.20

Dosis air kelapa

muda hijau 3 cc6.600 3.357 .063 -.40 13.60

Dosis air kelapa muda

hijau 3 cc

Kontrl - .800 3.357 .814 -6.20 7.80

Kontrol + 2.400 3.357 .483 -4.60 9.40

Dosis air kelapa

muda hijau 1 cc-6.400 3.357 .071 -13.40 .60

Dosis air kelapa

muda hijau 2 cc-6.600 3.357 .063 -13.60 .40

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

4.2. Pembahasan

Hasil pengukuran rerata post test kadar kolesterol LDL (low density

lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein) darah tikus putih jantan (Rattus

norvegicus) galur Wistar dari kelima kelompok perlakuan dianalisis dengan

Page 68: 2.Proposal+Hasil Ready

68

menggunakan uji ANOVA. Dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji post hoc

test yang bertujuan untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan

selisih rerata kadar kolesterol LDL dan HDL darah tikus (Rattus norvegicus) yang

signifikan.

Pemberian pakan hiperlemik selama 22 hari berupa kuning telur dapat

meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol HDL darah

tikus (Rattus norvegicus). Peningkatan kadar kolesterol LDL dan penurunan

kolesterol HDL ini disebabkan oleh karena tingginya kandungan asam lemak dan

kolesterol dalam telur. Lemak dalam usus tikus (Rattus norvegicus) akan diresintesis

menjadi trigliserida dan akan didistribusikan dalam bentuk kilomikron dan VLDL

(very low density lipoprotein), VLDL akan terdegradasi di dalam jaringan adiposa

dalam bentuk LDL yang kemudian bersirkulasi sebagai lipoprotein utama yang

mengangkut kolesterol. Karena itu, maka kadar LDL darah tikus (Rattus norvegicus)

akan meningkat dengan pemberian pakan hiperlemik ini.25, 9

Pemberian air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dosis I yaitu 1

cc/hari dapat menurunkan kadar kolesterol LDL darah tikus (Rattus norvegicus)

tetapi penurunannya tidak signifikan dibandingkan dengan kadar kolesterol LDL

kelompok kontrol + yaitu p=0,515. Sedangkan pemberian dosis II dan III (2 cc/hari

dan 3 cc/hari) memperlihatkan memperlihatkan hasil yang signifikan dengan nilai

p=0,008 dan p=0,002.

Pemberian air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dosis I dan II (1

cc/hari dan 2 cc/hari) dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL darah tikus (Rattus

Page 69: 2.Proposal+Hasil Ready

69

norvegicus) dengan signifikan dibandingkan dengan kadar kolesterol HDL kelompok

kontrol + yaitu p=0,016 dan p=0,014. Sedangkan pemberian dosis III 3 cc/hari

memperlihatkan hasil yang tidak signifikan dengan nilai p=0,483.

Pada kelompok perlakuan dosis I kadar kolesterol LDL dan perlakuan dosis

III pada kelompok kolesterol HDL ditemukan hasil yang tidak signifikan

dikarenakan banyak faktor. Faktor tersebut menjadi dua, yaitu faktor terkendali dan

tidak terkendali. Faktor terkendali meliputi umur, berat badan, aktivitas subjek

penelitian, pakan induksi, dan pemberian air kelapa muda hijau (Cocos nucifera

viridis). Sementara faktor tak terkendali genetik dan fungsi organ penelitian.

Meskipun demikian hasil rerata kadar kolesterol LDL dosis II, III dan rerata

kadar kolesterol HDL dosis I, II darah tikus (Rattus norvegicus) memberikan hasil

yang signifikan. Telah dijelaskan bahwa air kelapa muda hijau (Cocos nucifera

viridis) mengandung tanin. Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk

ke dalam golongan polifenol. Senyawa polifenol adalah senyawa antioksidan

sehingga mencegah oksidasi lemak, protein, menghambat aktifitas HMG-CoA

reduktase dan DNA dalam sel.5

Dari ketiga dosis air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) yang

digunakan adalah dosis III 3 cc/hari merupakan dosis yang paling signifikan

menurunkan kadar kolesterol LDL darah. Karena semakin tinggi dosis air kelapa

muda hijau (Cocos nucifera viridis) yang digunakan maka kandungan tanin juga akan

semakin banyak, sehingga kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL

darah juga semakin besar dibandingkan dengan dosis kecil. Sedangkan pada kadar

Page 70: 2.Proposal+Hasil Ready

70

kolesterol HDL yang digunakan adalah dosis II 2 cc/hari merupakan dosis yang

paling signifikan meningkatkan kadar kolesterol HDL darah.

Page 71: 2.Proposal+Hasil Ready

71

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Terdapat efek pemberian air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dosis

sebesar 1 cc terhadap penurunan kadar kolesterol LDL (low sensity lipoprotein)

rata-rata 52,40 mg/dl dan peningkatan kadar kolesterol HDL (high sensity

lipoprotein) rata-rata 62,00 mg/dl pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

galur Wistar setelah diinduksi kuning telur.

b. Terdapat efek pemberian air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dosis

sebesar 2 cc terhadap penurunan kadar kolesterol LDL (low sensity lipoprotein)

rata-rata 15,80 mg/dl dan peningkatan kadar kolesterol HDL (high sensity

lipoprotein) rata-rata 62,20 mg/dl pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

galur Wistar setelah diinduksi kuning telur.

c. Terdapat efek pemberian air kelapa muda hijau (Cocos nucifera viridis) dosis

sebesar 3 cc terhadap penurunan kadar kolesterol LDL (low sensity lipoprotein)

rata-rata 13,20 mg/dl dan peningkatan kadar kolesterol HDL (high sensity

lipoprotein) rata-rata 55,69 mg/dl pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

galur Wistar setelah diinduksi kuning telur.

d. Didapatnya dosis paling baik dari pemberian air kelapa muda hijau (Cocos

nucifera viridis) pada dosis 3 cc terhadap penurunan kadar kolesterol LDL (low

Page 72: 2.Proposal+Hasil Ready

72

density lipoprotein. Dan dosis 2 cc terhadap peningkatan kadar kolesterol HDL

(high sensity lipoprotein) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur

Wistar

5.2. Saran

Untuk peneliti selanjutnya agar dapat melihat efek samping dari setiap dosis

yang diujikan dapat mengembangkan kembali penelitian ini dengan berbagai

modifikasi perlakuan.

Page 73: 2.Proposal+Hasil Ready

73

Daftar Pustaka

1. Lutfiana S. Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Oil Terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Tikus Wistar Setelah Diinduksi Aterogenesis. Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP. 2006. Hal 1-2.

2. Sudarsono. Prospek Pengembangan Obat Bahan Alami Di Bidang Kesehatan, Seminar Nasional Prospek Obat Tradisional dalam Prospektif Kesehatan. Semarang: Fakultas Kedokteran UNISSULA. 2006. Hal 1-4.

3. Anonymous. Membangun Agribisnis Kelapa Muda. Manado. Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lain (Balitka). 2007. Hal 104-6.

4. Wijayanti P. Budidaya Tanaman Obat Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa L.) dan Pemanfaatan Senyawa Metabolis Sekundernya. Surakarta: Fakultas Pertanian Sebelas Maret. 2010. Hal 8.

5. Wijayakusuma, Dalimartha. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah Tinggi. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005. Hal 13.

6. Utami P. Tanaman Obat. Cetakan I. Jakarta Selatan: PT.Agromedia Pustaka. 2008. Hal 32.

7. Dorlan N. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi ke 29. Terjemahan: Tim EGC. Jakarta: EGC. 2002. Hal 1236.

8. Guyton C, Hall E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Terjemahan: dr. Irawati. Jakarta: EGC. 2008. Hal 882.

9. David L, Nelson MM, cox. Principles of Biochemistry 4th Lange Medical Books.Terjemahan: dr. rer. nat. Sri Mulyani. M.Si. Mc.graw-hill. 2008. Hal 10-5.

10. Dawn B, Allan D, Collen M. Biokimia Kedokteran Dasar. Terjemahan: dr. Brahm U, Pendit, Sp.KK. Cetakan I. Jakarta: EGC. 2003. Hal 515.

11. Kuchel P, Gregory B, Ralston. Biokimia Schaum’s Easy Outline, Terjemahan: Eva Laelasari, S.Si. Surabaya: Erlangga. 2006. Hal 78-80.

Page 74: 2.Proposal+Hasil Ready

74

12. Elizabeth JC. Patofisiologi Ed. 3. Terjemahan: Egi Komara Yudha, Cetakan I. Jakarta: EGC. 2009. Hal 477-83.

13. Kabo P. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2008. Hal 16-7.

14. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Diagnosis Dan Tata Laksanakan Penyakit Saraf. Jakarta: EGC. 2007. Hal 24-30.

15. Warisno. Budi Daya Kelapa Genjah. kaniskus. Yogyakarta: PT. agro media. 2003. Hal 15-20.

16. Thomas ANS. Tanaman Obat Tradisional, Cetakan ke-19. Yogyakarta: Kanisius. 2008. Hal 110.

17. Silalahi. Antioksidan dan Diet Karsinogenik. Cermin Dunia Kedokteran. 2006. Hal 9-10.

18. Putri KGP. Profil Hormon Ovari Sepanjang Siklus Estrus Tikus (Rattus norvegicus) Betina Menggunakan Fourrier Transform Infrared. Depok: Universitas Indonesia. Hal 5-6.

19. Setiawan R. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan. Surakarta: Fakultas Kedokteran Sebelas Maret. 2010. Hal 9.

20. Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Hal 37-44.

21. Anggara R. Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat ( Ipomea Reptans Poir) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit Balb/C. Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP. 2009. Hal 22.

22. Mikael S. 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2007. Hal 71-88.

23. Sopiyudin D. Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan, 1st ed. Jakarta. PT. ARKANS. 2004. Hal 89-101.

Page 75: 2.Proposal+Hasil Ready

75

24. Beuttener R, Parhofer KG,Woenckhaus M, Wrede CE, Kunz-Schughart LA, Scholmerich J, et al. Defining High-Fat-Diet Rat Models: Metabolic and Molecular Effects of Different Fat Types. J of Endocrin. 2006. Hal 16.