142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

19
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU PERILAKU AGONISTIK IKAN CUPANG (Betta splendens) BANI NUGRAHA 1210702008 BIOLOGI / VI A Kelompok 3 Tanggal Praktikum : 27 Februari 2013 Tanggal Pengumpulan : 06 Maret 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013

description

laporan

Transcript of 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Page 1: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU

PERILAKU AGONISTIK IKAN CUPANG (Betta splendens)

BANI NUGRAHA

1210702008

BIOLOGI / VI A

Kelompok 3

Tanggal Praktikum : 27 Februari 2013

Tanggal Pengumpulan : 06 Maret 2013

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013

Page 2: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 . Latar Belakang

Di Indonesia,ikan banyak dimanfaatkan sebagai makanan, hobi,

maupun dalam hal pertandingan atau perlombaan. Disini, akan kami coba

untuk mengambil salah satu jenis ikan, dan melakukan pengamatan ikan

secara agonistik. Perilaku agonistik ialah salah satu bentuk konflik yang

menunjukan perilaku atau postur tubuh atau penampilan khas yang

melibatkan mengancam, perkelahian, melarikan diri dan diam antara

individu dalam populasi.

Pemilihan Ikan cupang ini karena ikan cupang memiliki sikap

keagresifan yang cukup tinggi. Sehingga dalam pengamatannya akan lebih

terlihat dengan jelas dalam kurun waktu yang cukup singkat, baik secara

instinctive maupun perilaku terlatih, ikan cupang memiliki karakteristik

respon agresif. Dalam suhu air yang berkisar antara 24-29oC, ikan cupang

merupakan ikan yang sangat aktif.

2 . Tujuan

Mengamati perilaku agonostik pada ikan cupang (Betta splendens)

3 . Hipotesis

Untuk ikan cupang dianggap memiliki tingkat agonistik yang

cukup tinggi. Setiap hitungan waktu yang singkat, kita dapat dengan

mudah mengamati setiap perubahan gerakan yang terjadi. Ikan cupang

terbagi atas ikan cupang hias dan ikan cupang adu, Perbedaan diantara

ikan cupang tersebut, dapat terlihat secara morfologinnya. Perbedaan

diantara 2 jenis ikan cupang, sangat berpengaruh terhadap gerakan

agonistic tiap individu. Perbedaan agonistik pada ikan cupang, dapat pula

kita lihat dari jenis kelamin ikan cupang

Page 3: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku agonistik adalah perilaku yang berhubungan dengan

konflik, termasuk berkelahi (fighting), melarikan diri (escaping), dan diam

(freezing). Perilaku agonistik meliputi pula beragam ancaman atau

perkelahian yang terjadi antar individu dalam suatu populasi. Perilaku

agonistik berkaitan erat dengan agresivitas, yaitu kecenderungan untuk

melakukan serangan atau perkelahian. Bentuk-bentuk perilaku tersebut

dapat berupa postur tubuh maupun gerakan yang diperlihatkan oleh

individu pemenang maupun individu yang kalah dalam kontes perkelahian

(Djuanda, 2002).

Ikan cupang adu (Betta spendens) merupakan anggota dari famili

Anabantidae. Anabantidae merupakan satu-satunya famili yang mencakup

seluruh ikan berlabirin. Betta splendens memiliki tubuh yang lonjong

dengan bagian depan sedikit membulat dan memipih pada bagian

belakang. Mulutnya dapat disembulkan dengan lubang mulut terletak

serong pada bagian depan kepala. Badan dan kepala bersisik kasar. Ikan

betina berwarna kusam, tetapi ikan jantan mempunyai warna metalik yang

mengkilat. Ikan cupang jantan maupun betina memiliki sisik gurat sisi

berjumlah 29-33 keping (Campbell, 2003).

Sirip dorsal terletak lebih ke belakang, memiliki jari-jari keras dan

8-9 jari-jari lunak. Sirip anal panjang dan lebar, dimulai dari belakang anus

dan berakhir di belakang dekat pangkal sirip kaudal, memiliki 1-4 jari-jari

keras dan 21-24 jari-jari lunak. Ujung sirip anal berbentuk lancip. Sirip

perut berukuran kecil, terletak di bawah sirip dada, memiliki 1 jari-jari

keras dan 5 jari-jari lunak. Satu dari jari-jari lunak berukuran lebih panjang

dari yang lainnya. Sirip dada bentuknya membulat, memiliki 12-13 jari-

jari lunak. Beberapa perilku agonistic cupang yang diketahui antara lain :

Approach (Ap) : mendekat, berenang cepat kemudian berhenti di

dekat bayangannya / ikan lain

Page 4: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Bite(Bt) : menggigit lawan

Chase (Ch) : mengejar lawan yang melarikan diri

Frontal threat (FT) : mengancam dari depan dengan membuka

operculum, dagu direndahkan dan melebarkan sirip dada saat

berhadapan dengan lawan

Side Threat (ST) : mengancam dari pinggir dengan membuka

operculum, dagu direndahkan kea rah lawan dan semua sirip

dikembangkan

Mouth to mouth contact (MC) : Kontak mulut ke mulut yaitu dua

individu akan saling mendorong, menarik, dan mencengkram

dengan mulut

Flight (Fl) : melarikan diri

Tail flagging (TF) : mengibaskan ekor

Circle (Cl) : bergerak memutar arah setelah mendekati lawan

Explore (Ex) : menjelajah area tanpa arah yang jelas

Perilaku agonistik merupakan salah satu bentuk konflik yang

menunjukkan perilaku atau postur tubuh atau penampilan yang khas

(display) yang melibatkan mengancam (threat), perkelahian

(fighting), melarikan diri (escaping), dan diam (freezing) antar individu

dalam populasi atau antarpopulasi. Invidu yang aggressive dan mampu

menguasai arena perkelahian (teritori) akan memunculkan individu yang

kuat (dominan) dan lemah (submissive/ subordinat). PopulasiUntuk

mengetahui perilaku agonistik ini digunakanlah ikan cupang adu sebagai

hewan uji. Cupang adu (Betta splendens) merupakan jenis ikan laga,

individu jantan dapat sangat agresiv terhadap jantan lainnya dalam sebuah

arena bertarung. Dengan adanya akuarium sebagai media bertarung, maka

diharapkan dapat dengan mudah diamati perilaku agonistik diantara ikan

cupang jantan (Campbell, 2003).

Ada sifat yang ditimbulkan dari ikan cupang jantan. Dimana, pada

ikan cupang jantan ini, memiliki sifat daya perhatiannya terhadap ikan

cupang betina cukup tinggi. Sinyal yang ditimbulkan saat ikan cupang

Page 5: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

jantan berhadapan dengan ikan cupang betina, yaitu dengan mengibaskan

ekor sirip derngn frekuensi yang cepat (Amauri, 2007).

Keagresifan lain pada ikan cupang ini, dipisahkan menjadi

appetitive, kawin dan pasca kawin. Komponen yang appetitive ini,

ditandai dengan perilaku kejenuhan warna tubuh, ereksi penutup

overculum, atau insang, orientasi dan gerakan karakteristik. Komponen

termasuk menggigit, mengunci rahang antara lawan dan mencolok ekor.

Respon yang ditunjukan oleh ikan cupang dari tiap individu, yang

berkaitan dengan pembuahan, dapat kita amati dengan uji menggunakan

model subjek dalam aquarium yang diberi sekat cermin. Dengan

memperhitungkan durasi, dan frekuensi demonstrasi merupakan presiktor

dan perkelahian yang nyata (Dewantor, 2001).

Kegemaran berkelahi Ikan cupang adu akan semakin memuncak

apabila ikan cupang diletakkan di baskom, akuarium, toples, atau tempat

pemeliharaan lain. Hal ini dikarenakan ikan cupang telah terbiasa hidup di

tempat yang lebih nyaman bila dibandingkan dengan selokan atau tempat

lainnya. Ketika melakukan pertarungan, ikan cupang jantan menghampiri

lawan tandingnya. Kemudian ikan cupang jantan mempertontonkan sirip

pada musuhnya. Sirip yang semula terlihat lemas dalam hitungan detik

akan mengembang. Tidak hanya sirip yang dipertontonkan, tetapi sirip

cadangan lain yaitu membrana branchiostegi dan tutup insang pada

lengkungan leher juga ikut mengembang (Darmawat, 2003).

Taksonomi ikan cupang

adu (Betta spendens) adalah

sebagai berikut :

Filum : Chordata

Subfilum : Craniata

Superkelas : Gnathostomata

Kelas : Osteichthyes

Subkelas : Actinopterygii

Superordo : Teleostei

Ordo : Percomorphoidei

Subordo : Anabantoidei

Famili : Antibantidae

Genus : Betta

Spesies : Betta splendens

Page 6: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

BAB III

METODE KERJA

3. 1. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Aquarium (45x25x45 cm3 ) Berisi air Betta splendens (Ikan Cupang)

4 Ekor

Cermin

Botol kecil, penyimpanan ikan

Stop Wacth

Alat penanda (Tiip-Ex)

3. 2. Cara Kerja

1 Pengamatan Morfologi

· Amati masing-masing individu ♂ ikan cupang adu.

· Kenali dan catat perbedaan fisik, antara lain warna tubuh, bentuk sirip (dada,

punggung, perut, dubur, ekor) dan cirri khas lainnya (mulut, operculum, gurat sisi,

bentuk tubuh) tiap individu ♂.

2 Persiapan dan Tagging

· Aquarium yang telah berisi air ± ¾ bagian dibagi menjadi dua bagian oleh

sebuah cermin sekat pemisah sebagai kompartemen (a) dan kompartemen (b), dan

tiap kompartemen diisi oleh seekor ikan Betta Spelendens yang telah

diidenttifikasi cirri-cirinya dan jika memungkinkan diberi penandaan pada bagian

toraks terlebih dahulu. Beri penamaan untuk setiap individu (misalnya individu a,

individu b,dst) berdasarkan cirri-ciri yang sudah dikenal. Ukur pula masig-masing

luasan kedua kompartemen.

3 Pengamatan I

Page 7: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

· Pada salah satu kompartemen yang berisi cermin (misalnya kompartemen (a))

amati perilaku individu Betta Spelendens (a) dan catat semua perilku yang tampak

saat individu ikan (a) tersebut melihat bayangannya sendiri di dalam cermin.

Lakukan pegamatan I selama ± 10 menit. Setelah selesai, lakukan hal yang sama

dengan individu ikan (b) yang berada dalam kompartemen (b) dengan cara

membalikan cermin kearah kompartemen (b) selama 10 menit

4 Pengamatan II

· Setelah pengamatan I selesai, angkat dinding pemisah/cermin dari aquarium.

Saat cermin diangkat dan tidak ada lagi pembatas diantara kedua kompartemen (a)

dan (b) catatlah waktunya sebagai waktu ke-0 (t=0). Lakukan pengamatan segera

setelah waktu ke-0 tersebut terhadap perkelahian sebenarnya diantara kedua

individu cupang selama 15 menit. Cata dan hitung semua perilaku yang tampak

(frekuensi kemunculan untuk tiap perilaku yang berbeda). Berdasarkan hasil

pengamatan dan pencatatan sementara, dapatkah anda menemukan individu yang

memenangkan pertarungan (dominan) dan individu yang kalah

(submissive/subordinat).

5 Pengamatan III

· Angkat individu cupang (a) dan (b) dari aquarium, kemudian masing-masing

ikan disimpan dalam botol kaca kecil untuk diistirahatkan. Ulangi pengamatan I

(percobaan pada cermi) pada individu ikan cupang lainnya, individu (c) dan (d),

ds masing-masing selama 10 menit

6 Pengamata IV

· Ulangi pengamatan II (percobaan perilaku agonistic) pada individu cupang

lainnya yaitu individu ikan (c) dan ikan (d). berdasarkan hasil pengamatan dan

pencatatan semenara, dapatkah anda menemukan individu yang memenagkan

pertarungan (dominan) dan individu yang kalah (submissive/subordiat).

7 Pengamatan V

Page 8: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

· Angkat kembali individu cupang (c) dan (d) dari aquarium, kemudian masing-

masing ikan disimpan dalam botol kaca kecil untuk diistirahatkan selama 15

menit. Setelah itu dilakukan pengamatan perilaku antagonistic antara dua ikan

cupang dominan hasil pengamatan pertarungan I da II selama 15 menit. Dapatkah

anda menentukan diantara kedua ikan supang tersebut indiviu yang palng

domunan yang mampu mendominasu individu lainnya?

8 Pengamatan VI

· Angkat kembali kedua individu cupang pada pengamatan V dari aquarium

kemudian masing-masing ikan disimpan dalm botol kaca kevil untuk

diistirahatkan kembali. Setelah itu dilakukan pengamatan agonistic antara dua

ikan cupang submissive/subordinat hasil pengamatan pertarungan I dan II selama

15 menit.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Morfologi Ikan Cupang

Literatur (Maulana, 2007) Hasil Pengamatan

ekor

sirip punggung sirip dada

sirip anal sirip perut

Page 9: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Warna Sirip : Merah

Dada: Biru

Punggung: iru

Perut: biru, merah

Ekor: biru, merah

Bentuk sirip: memanjang rapat

Warna tubuh: Biru kemerahan

Guratan sisi: Berwarna Biru Tua

Bentuk tubuh: Lonjong

Warna Sirip : Biru

Dada: Biru

Punggung: Biru

Perut: Biru, Merah

Ekor: Merah

Bentuk sirip: Memanjang Mengembang

Warna tubuh: Biru

Guratan sisi: Berwarna Biru

Bentuk tubuh: Lonjong

Warna Sirip : Merah

Dada: Biru

Punggung: iru

Perut: biru, merah

Ekor: biru, merah

Bentuk sirip: memanjang rapat

Warna tubuh: Biru kemerahan

Guratan sisi: Berwarna Biru Tua

Bentuk tubuh: Lonjong

Page 10: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Warna Sirip : Biru

Dada: Biru

Punggung: Biru

Perut: Biru, Merah

Ekor: Biru

Bentuk sirip: Memanjang Mengembang

Warna tubuh: Biru

Guratan sisi: Berwarna Biru

Bentuk tubuh: Lonjong

Tabel 1. MIS Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 6792.658a 39 174.171 9.183 .000

Intercept 4189.008 1 4189.008 220.862 .000

individu 487.492 3 162.497 8.568 .000

perilaku 4693.742 9 521.527 27.497 .000

individu * perilaku 1611.425 27 59.682 3.147 .000

Error 1517.333 80 18.967

Total 12499.000 120

Corrected Total 8309.992 119

a. R Squared = ,817 (Adjusted R Squared = ,728)

Page 11: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Grafik 1. MIS

Tabel 2. A vs B Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1460.267a 19 76.856 6.945 .000

Intercept 897.067 1 897.067 81.060 .000

Individu .267 1 .267 .024 .877

Perilaku 807.267 9 89.696 8.105 .000

individu * perilaku 652.733 9 72.526 6.554 .000

Error 442.667 40 11.067

Total 2800.000 60

Corrected Total 1902.933 59

Page 12: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Grafik A vs B

Tabel 3. C vs D Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 682.850a 19 35.939 2.995 .002

Intercept 522.150 1 522.150 43.513 .000

Individu 4.817 1 4.817 .401 .530

Perilaku 448.683 9 49.854 4.154 .001

individu * perilaku 229.350 9 25.483 2.124 .050

Error 480.000 40 12.000

Total 1685.000 60

Corrected Total 1162.850 59

a. R Squared = ,587 (Adjusted R Squared = ,391)

Page 13: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Tabel 4. Kalah vs Kalah (A vs D) Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 266.000a 19 14.000 14.237 .000

Intercept 106.667 1 106.667 108.475 .000

Individu 9.600 1 9.600 9.763 .003

Perilaku 229.667 9 25.519 25.951 .000

individu * perilaku 26.733 9 2.970 3.021 .008

Error 39.333 40 .983

Total 412.000 60

Corrected Total 305.333 59

a. R Squared = ,871 (Adjusted R Squared = ,810)

Grafik C vs D

Page 14: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Grafik Kalah vs Kalah (A vs D)

Tabel 5. Menang vs Menang (C vs B) Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 406.933a 19 21.418 1.310 .231

Intercept 589.067 1 589.067 36.029 .000

Individu 2.400 1 2.400 .147 .704

Perilaku 349.267 9 38.807 2.374 .030

individu * perilaku 55.267 9 6.141 .376 .940

Error 654.000 40 16.350

Total 1650.000 60

Corrected Total 1060.933 59

a. R Squared = ,384 (Adjusted R Squared = ,091)

Page 15: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Grafik Menang vs Menang (C vs B)

Pembahasan

Praktikum kali ini, membahas perilaku agonistik ikan cupang. Uji

yang dilakukan, yaitu dengan mengamati secara morfologi dan setiap

perilaku yang ditimbulkan ikan cupang dalam waktu 3 menit dalam sebuah

aquarium. Ada dua jenis Ikan cupang yang diamati, yaitu ikan cupang adu

dan ikan cupang hias. Ikan cupang adu (Betta Splendens) merupakan

anggota dari family antabantidae. Antabantidae ini, merupakan satu-

satunya family yang mencakup ikan berlabirin. memiliki tubuh lonjong

bagian depan sedikit membulat dan memipih pada bagian belakang.

Mulutnya dapat disembunyikan dengan lubang mulut terletak pada bagian

depan kepala. Badan dan kepala bersisik kasar, Ikan betina berwarna

kusam, tetapi ikan jantan punya warna tubuh yang metalit. Ikan cupang

jantan maupun betina betina, punya gurat sisik gurat sisi 29-33 keping

(Djuhanda, 2001).

Page 16: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Pengamatan Morfologi

Setelah diamati bagian tubuh ventral, dorsal maupun anal, terlihat

bahwa ikan cupang pada bagian ventral memiliki sirip dada, sirip perut.

Sedangkan pada bagian dorsal, memiliki sirip punggung. Dan dibagian

belakang, terdapat sirip ekor. Pada setiap ikan cupang yang kami amati,

ada sedikit perbedaan diantara semuanya, yaitu bentuk guratan sisi pada

ikan cupang semuanya berbeda.

Secara morfologi, bentuk sirip ikan cupang hias lebih lebar dan

besar. Ikan cupang hias pun memiliki warna yang lebih mencolok daripada

ikan cupang adu. Ikan cupang memiliki tubuh lonjong dibagian depan

sedikit membulat dan memipih di bagian belakang. Badan dan kepala

bersisik. Tubuh terdiri dari sirip ventral, sirip dorsal, sirip anal, sirip

kaudal dan sirip pectoral (Susanto, 1997).

1. MIS

Dari hasil yang didapat, diolah dalam bentuk statistik

menggunakan uji anova 1 arah. ternyata menghasilkan nilai signifikan

0.000 ( kurang dari 0,05). Itu artinya terdapat perbedaan nyata, dan perlu

dilakukan uji lanjut. Uji yang dilakukan selanjutnya, yaitu melakukan uji

Duncan, karena dalam uji ini, akan terlihat secara detail perbedaan yang

jelas dari setiap perlakuan (Linke, 1994).

2. Perkelahian yang sebenarnya

a. Dari hasil data table maupun grafik yang kami dapatkan

antara A vs B. Ternyata B memiliki tingkat agonistik yang lebih tinggi

dari pada A. Di tunjukan dari keagresifan ikan cupang B. Dimana, terlihat

adanya perilaku Frontal threat, atau menyerang yang cukup banyak pada

ikan cupang B. sedangkan pada ikan cupang A, dominan melakukan

perilaku mengibaskan ekor, melarikan diri, jaln-jalan. Untuk mengusir

individu lain. Dari perkelahian ini, dominan B menguasai populasi yang

ada.

Page 17: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

b. Dari pertandingan C vs D, dimenangkan oleh ikan cupang C

Dari pertandingan kelompok kami antara C vs D, dimenangkan

oleh ikan cupang C. Dengan di tunjukan dari keagresifan ikan cupang C.

Dimana, terlihat adanya perilaku Frontal threat yang cukup banyak pada

ikan cupang D terhadap ikan cupang C. sedangkan pada ikan cupang D,

dominan melakukan perilaku melarikan diri. Untuk menghindar dari

serangan individu lain. Dari perkelahian ini, dominan C menguasai

populasi yang ada. Perkelahian selanjutnya, yaitu menandingkan antara

ikan cupang yang menang dengan yang menang( B vs C) dan yang kalah

dengan yang kalah (A vs D).

a. Dari pertandingan antara B vs C, dimenangkan oleh ikan cupang B.

Dengan di tunjukan dari lebih agresifnya ikan cupang B. Dimana, terlihat

adanya perilaku Frontal threat, atau menyerang individu lain yang cukup

banyak pada ikan cupang B. sedangkan pada ikan cupang C, dominan

melakukan perilaku melarikan diri. Untuk menghindar dari serangan

individu lain. Dari perkelahian ini, dominan B menguasai populasi yang

ada.

b. Dari pertandingan antara A vs D, dimenangkan oleh ikan cupang D.

Dengan di tunjukan dari lebih agresifnya ikan cupang D. Dimana, terlihat

adanya perilaku Frontal threat, chase, atau menyerang individu lain yang

cukup banyak pada ikan cupang D. sedangkan pada ikan cupang A,

dominan melakukan perilaku melarikan diri, mengibaskan ekor. Untuk

menghindar dari serangan individu lain. Dari perkelahian ini, dominan D

menguasai populasi yang ada.

Diantara seluruh pertandingan, ikan cupang B, dapat

memenangkan kompetisi. Dari data grafik pun, menunjukan, kalo ikan

cupang B, cukup signifikan banyk melakukan prilaku menyerang

dibandingkan yang lain. Sedangkan, perilaku menghindar, mengibaskan

ekor untuk mengusir individu lain. Banyak dilakukan oleh ikan cupang A.

Page 18: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

Perilaku yang sering muncul itu Tail flagging. Menurut literature,

kecenderungan ikan cupang melakukan Tail Flagging ( mengibaskan

ekor), merupakan bentuk ketidak nyamanan terhadap situasi. Dan berusaha

untuk mengusir sesuatu yang dianggap pengganggu (Djuanda, 2002). Dari

hasil pengamatan secara keseluruhan, kurang agresifnya ikan cupang

terhadap lingkungan. Cupang yang ada sebagian besar itu cupang hias.

Bila dibandingkan dengan literature,Menurut (Amaouri, 2007) kegemaran

berkelahi Ikan cupang adu akan semakin memuncak apabila ikan cupang

diletakkan di baskom, akuarium, toples, atau tempat pemeliharaan lain.

Hal ini dikarenakan ikan cupang telah terbiasa hidup di tempat yang lebih

nyaman bila dibandingkan dengan selokan atau tempat lainnya. Ketika

melakukan pertarungan, ikan cupang jantan menghampiri lawan

tandingnya. Kemudian ikan cupang jantan mempertontonkan sirip pada

musuhnya. Sirip yang semula terlihat lemas dalam hitungan detik akan

mengembang.

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan, ikan cupang B,

merupakan super ordinat. Karena ikan cupang ini memiliki kecenderungan

agonistik yang tertinggi terhadap penyerangan dari ikan yang lainnya. Sedangkan

pada ikan cupang A, merupakan subordinat. Karena, setelah dilakukan

perkelahian dengan ikan yang lainnya, selalu memiliki tingkat argonistik yang

rendah dalam melawan, bahkan cenderung banyak menghindar. Invidu

yang aggressive dan mampu menguasai arena perkelahian (teritori) akan

memunculkan individu yang kuat (dominan) dan lemah (submissive/subordinat).

Page 19: 142853616 Laporan Praktikum Biologi Perilaku 1

DAFTAR PUSTAKA

Amauri, 2007. Affects Trophic Poisoning With Methyl Mercury On The Appetitive

Elements Of The Agonistic Sequence In Fighting-Fish.London

Campbell, Reece dan Mitchell. 2003. Biologi Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Djuanda, T. 2002. Dunia Ikan. Armico: Bandung.

Dewantor, gema. 2001. Fekunditas Dan Produksi Larva pada ikan Cupang.

Kottelat, Whitten, J.A., Wirjoatmodjo, S. & Kartikasari.1996 dalam Yustina,

Arnentis dan Darmawati. 2003. Daya Tetas dan Laju Pertumbuhan Larva

Ikan Hias Betta splendens di Habitat Buatan. Jurnal Nature Indonesa.

Universitas Riau

Susanto, H. dan Lingga, P. 1997. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya :

Jakarta.

Linke, H. 1994. Eksplorasi Ikan Cupang di Kalimantan. Trubus. No.297.

Agustus. hal. 86-89.