TUGAS EKONOMI TEKNIK
PRA RANCANGAN PABRIK PUPUK ORGANIK
DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 15000 TON / TAHUN
DI SUSUN OLEH :
HENDRA RIAUNIM : 201211031
TEKNIK PENGOLAHAN SAWIT
POLITEKNIK KAMPAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ketahanan pangan menduduki posisi penting dan strategis dalam menjaga stabilitas
dan ketahanan nasional. Oleh karena itu, sektor pertanian berperan penting dalam
membangun sistem ketahanan pangan nasional yang tangguh berwawasan agribisnis. Upaya
memenuhi kecukupan dan perbaikan kualitas pangan ditempuh melalui berbagai cara, salah
satunya adalah perbaikan aksebilitas petani terhadap pupuk. (Suriyadikarta, 2005)
Keberhasilan produksi pertanian melalui kegiatan intensifikasi tidak lepas dari
kontribusi dan peranan saranan produksi pertanian, khususnya pupuk. Penerapan program
pemupukan berimbang, selain meningkatkan produksi pangan dan produktivitas lahan
pertanian, juga dapat menghemat pupuk dan devisa negara. (Suriyadikarta, 2005)
Selama ini, untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, pemerintah
menyediakan dana untuk subsidi pupuk tunggal (urea, SP-36, ZA, dan KCl). Namun, dengan
memburuknya situasi perekonomian di Indonesia, pemerintah akhirnya menerapkan
kebijakan penghapusan subsidi pupuk secara bertahap mulai tahun 1998 yang menyebabkan
harga pupuk subsidi menjadi naik. (Suriyadikarta, 2005)
Hal tersebut menyebabkan para petani mulai beralih ke penggunaan pupuk organik
dan pupuk kompos yang harganya relatif lebih murah dan dapat diproduksi sendiri, karena
pupuk tersebut dapat dibuat dari berbagai bahan, seperti sisa panen (jerami, tongkol jagung,
sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah industri (industri tahu dan tempe).
(Suriyadikarta, 2005)
Salah satu bahan baku potensial dalam pembuatan pupuk organik adalah penggunaan
limbah cair industri tahu. Hal tersebut disebabkan limbah cair yang dikeluarkan oleh industri
tahu masih menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya, karena pada umumnya industri
rumah tangga ini mengalirkan air limbahnya langsung ke selokan atau sungai tanpa diolah
terlebih dahulu. Limbah industri tahu dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, karena
pihak industri tahu membuangnya secara langsung tidak ada netralisasi. Limbah tahu yang
telah di olah menjadi pupuk memiliki nilai juaal yang tinggi, karena mempunyai unsur hara
yang dapat mempengaruhi tanaman menjadi lebih baik.
Ada beberapa penelitian perindustrian tahu yang berada di kecamatan bangkinang
seberang sebagai berikut :
Produksi tahu di kecamatan bangkinang seberang sebanyak 2251610 potong per hari.
1 potong = 10 gram, maka kapasitas produksi tahu = 22516100 gram / hari = 22,5161 ton
/ hari.
Berdasarkan data (pemilik industri), diperoleh setiap 80 kg tahu, dihasilkan limbah cair
sebanyak 2600 kg.
Maka, limbah cair tahu di kecamatan bangkinang seberang yang diperoleh adalah = 731,
77 ton / hari.
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.I deskripsi proses
Adapun deskripsi proses dari proses pembuatan pupuk organik dari limbah cair tahu adalah
sebagai berikut :
Limbah cair tahu disaring dengan bar screen terlebih dahulu dan kemudian
dinetralkan dengan 125 kg NaOH 50% untuk 100 ton limbah cair tahu (Pradana RN,
2011).
Setelah itu difermentasikan dalam Anarobic Digester pada suhu 300C dan tekanan 1
atm, selama 15 hari dan dimasukkan nutrisi H3PO4 dengan perbandingan limbah :
nutrisi = 1 : 7 , dan 1 kg antifoam (Turkey Red Oil) dengan perbandingan limbah :
antifoam = 100 ton : 1 kg, serta 10% PHP (Potassium Hydrogen Phtalat) dari jumlah
limbah cair tahu. (Pradana RN, 2011)
Ampas yang dihasilkan dimasukkan ke dalam centrifuge decanter dengan efisiensi
pemisahan adalah 98% berdasarkan perbedaan densitas dengan gaya sentrifugal
selama 1 jam untuk dihasilkan ampas padat sebanyak 28% dari total ampas dan ampas
cair sebanyak 72% %) dari total ampas. (Biopact, 2007) (Josse, 2004) (Iwan, 2011).
Ampas padat tersebut dimasukkan ke dalam Rotary Dryer untuk dikurangi kadar
airnya pada suhu 105 0C sebanyak 93%. Setelah itu, dikeringkan dengan udara dingin
dengan conveying cooler sampai suhu 300C.(Hamida, 2010)
Kemudian ampas padat tersebut akan dijadikan butiran oleh granulator pada suhu 30
0C dan tekanan 1 atm.
Butiran tersebut akan disaring dengan vibrating screen dengan ukuran 5 mm pada
suhu 300C dan tekanan 1 atm, dimana granular lebih dari 5 mm akan direcycle
kembali ke granulator, dimana 90% butiran akan lolos dari vibrating screen.
Kemudian pupuk padat tersebut akan dialurkan ke dalam silo pada suhu 300C dan
tekanan 1 atm.
Limbah cair yang dihasilkan oleh centrifuge decanter akan dimasukkan dalam reaktor
nitrfikasi I pada suhu 350C selama 24 jam, dengan penambahan udara dimana
perbandingan umpan masuk dengan udara adalah 4:3 (Wahyu. 2010).
Reaksi nitrifikasi I : 4NH4+(aq) + 3O2(g) + 4OH-(aq) 2NO2-(aq) + 2NH4+(aq) +
6H2O(g)
Pupuk cair tersebut akan diclarifier lagi untuk memisahkan limbah cair (kandungan
zat lain) dengan efisiensi 90%
Setelah diklarifikasi, akan dimasukkan ke reaktor nitrfikasi II selama 24 jam pada
suhu 350C dengan penambahan udara dimana perbandingan umpan masuk dengan
udara adalah 1 : 0,5
Reaksi nitrifikasi II : NO2-(aq) + 0,5 O2(g) NO3-(aq)
Kemudian, pupuk cair tersebut akan dievaporasi pada suhu 1050C untuk dihilangkan
kandungan H2O dalam pupuk cair tersebut dengan efisiensi 93%.
Kemudian, didinginkan dengan cooler sampai suhu 300C.
Produk utama pupuk cair yang dihasilkan akan dialurkan ke silo.
BAB III
NERACA MASSA DAN ENERGI
Basis 1 tahun : 300 hari
Basis perhitungan : 1 jam
Kapasitas produksi : 15000 ton per tahun15000ℎ 1 ℎ300 ℎ 1 ℎ24 = 2.083 /ℎKomposisi senyawa tambahan
1. Larutan NaOH 50%
Perbandingan larutan NaOH 50% : limbah cair tahu =125 Kg : 100 ton.
Densitas larutan NaOH 50% = ( ρNaOH . XnaOH + ρair . Xair )
= (2.1 X0.5 + 1 X 0.5 )
= 1.55 gr/CM3
Massa larutan NaOH 50% =. 292
= 0,365 ton / hari
= 0,015 ton / jam
= 15277,431 gr / jam
Volume NaOH =
=,,
= 9824,149 cm3
= 9824,149 ml
M larutan NaOH 50% =.% .
=. . ,
= 26,25
Massa NaOH =. .
=, . . ,
= 10315,356 gr / jam
= 0,010 ton / jam
Massa pelarut ( H2O ) = 0,015 – 0,010
= 0,005 ton / jam
2. Nutrisi ( H3PO4 )
Perbandingan nutrisi : limbah cair tahu = 1 : 7
Maka, massa nutrisi = 1/7 X 12
= 1,566 ton / jam
3. Antifoam
Perbandingan antifoam : limbah cair tahu = 1 kg : 100 ton
Maka , massa antifoam = 0,00011 ton / jam
4. PHP ( pottasium hydrogen phtalat )
Perbandingan PHP ; limbah cair tahu = 0,1 : 1
Maka, massa PHP = 0,1/1 X 12
= 1,096 ton / jam
Perhitungan neraca massa
1. Bar screaning
Di gunakan menyaring limbah tahu cair dari kotoranya, dengan efisiensi 90%.
Jadi, = 0,9 X limbah cair
= 0,9 X 12
= 10,964 ton / jam
2. Tangki pelarutan NaOH
Larutan NaOH 50% di gunakan untuk menetralkan limbah cair tahu.
Kondisi tangki :
Suhu : 30oC
Tekanan : 1 atm
Neraca massa komponen :
o NaOH : F1 NaOH =F3NaOH = 0,010 ton / jam
o Air : F2 air =F3NaOH = 0,005 ton / jam
Jadi, neraca massa total ( F3) = F1 + F2
= 0,015 ton / jam
bahan 4
3. Tangki netralisasi
Reaksi antara NaOH dengan limbah cair tahu ,
o Kondisi operasi tangki :
suhu : 30oC.
o Tekanan : 1 atm
Neraca massa komponen :
o NaOH : F3NaOH =F5NaOH = 0,010 ton / jam
o Air : F3air = F5 air = 0,005 ton / jam
o Limbah cair : F4 limbah = F5 limbah = 10,964 ton / jam
Neraca massa total :
F5 = F4limbah + F3 air + F3 NaOH
= 0,010 + 0,005 + 10,964
= 10,979 ton / jam
4. Fermentor anaerobik
Kondisi operasi ;
o Suhu : 30oC
o Tekanan : 1 atm
o Konversi : 40%
Neraca massa komponen :
o Limbah cair tahu : F5 limbah = 10,964 ton / jam
o NaOH : F5 NaOH = 0,010 ton / jam
o Air : F5 air = 0,005 ton / jam
o H3PO4 : F6 H3PO4 = 1,566 ton / jam
o PHP : F7 PHP = 1,096 ton / jam
o Antifoam : F8 antifoam = 0,00011 ton / jam
o CH4 : F9 CH4 = 0,6 X 0,6 X ( F5
+F6+F7+F8)
= 4,911 ton / jam
o CO2 : F9 CO2 = 0,6X0,4X
(F5+f6+F7+F8)
= 3,274 ton / jam
o Ampas : F10 ampas = 0,4X(F5+F6+F7+F8)
= 5,457 ton / jam
Neraca massa total :
F9 + F10 = F5 + F6 + F7 + F8
= 13,642 ton / jam
5. Centrifuge decanter
Efisiensi 90 % di gunakan memisahkan limbah padat dengan cair selama 1 jam
untuk di hasilkan ampas padat sebanyak 28% dari total ampas ( berat padatan =
75% yang mengandung N=17%, P=57,51% dan sisanya K ) dan ampas cair
sebanyak 72% ( N=1,2%, P= 0,8%, dan K= 9,8 % ) dari total ampas. (biopact,
2007).
Kondisi operasi :
o Suhu : 30oC
o Tekanan : 1 atm
o Efisiensi : 90%
Neraca massa komponen :
Ampas : F10 ampas = 5,457 ton / jam
Kandungan lain : F11 KL = (0,28 x F10) – (0,90x 0,28 x F10)
= 0,153 ton / jam
F12 Kl = (0,72 x F10) – ( 0,90 x 0,72 x F10 )
= 0,393 ton / jam
H2O : F11 H2O = (0,90 x 0,25 x 0,28 x f10)
= 0,344 ton / jam
F12 H2O = ( 0,882 x 0,90 x 0,72 x F10 )
= 3, 119 ton / jam
N : F11 N = (0,90 x 0,17 x 0,75 x 0,28 x F10)
= 0,175 ton / jam
F12 = 0,042 ton / jam
P : F11 P = (0,90 x 0,5751 x 0,75 x 0,28 x F10)
= 0,593 ton / jam
F12 P = 0,028 ton / jam
K ; F11 k = (0,90 x 0,2549 x 0,75 x 0,28 x F10)
= 0,263 ton / jam
F12 k = 0,347 ton / jam
Neraca massa total =
F11 = 0,9 x 0,28 x F10
= 1,528 ton / jam
F12 = 0,9 x 0,72 x F10
= 3,929 ton / jam
F10 = F11 + F12
= 5,475 ton / jam
6. Rotary drier
Mengurangi kadar air sampai 93% pada suhu 105oC , dengan kondisi operasi
sebagai berikut :
Suhu : 105oC
Tekanan : 1 atm
Efisiensi : 90%
Konversi : 93%
Neraca massa komponen :
N : F11 N = 0,175 ton / jam
F13N = 0.9 x F11N
= 0,158 ton / jam
F14N = F11N – F13N
= 0,018 ton / jam
P : F11P = 0,593 ton / jam
F13P = 0,9 x F11P
= 0,534 ton / jam
F14P = F11p – F13p
= 0,059 ton / jam
K : F11k = 0,263 ton / jam
F13k = 0,9 x F11k
= 0,237 ton / jam
F 14k = F11k – F13k
= 0,026 ton / jam
H2O : F13H2O = F11H2O – (0,90x0,93xF11H2O)
= 0,056 ton / jam
F14H2O = 0,90 x 0,93 x F11H2O
= 0,288 ton/ jam
Kandungan lain : F11 = 0,153 ton / jam
F13 = 0,138 ton / jam
F14 = 0,015 ton / jam
Neraca massa total =
F11 = F13 + F14
= 1,528 ton / jam
7. Granulator
Ampas padat dari alur F15 dan alur F16 akan di jadikan butiran pupuk padat
granular pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm.
Neraca massa komponen :
N : F15N = F13N
= 0,158 ton / jam
F16 N = 0,018 ton / jam
F17N = 0,175 ton / jam
P : F15p = F13p
= 0,534 ton / jam
F15p = 0,1 x F17p
= 0,059 ton / jam
F17p = 0,595 ton / jam
K : F15k = F13k
= 0,237 ton / jam
F16k = 0,026 ton / jam
F17k = 0,263 ton / jam
H2O : F15 = 0,056 ton / jam
F16 = 0,006 ton / jam
F17 = 0,006 ton / jam
Kandumngan lain : F15 = 0,138 ton / jam
F16 = 0,015 ton / jam
F17 = 0,153 ton / jam
Neraca ,massa total :
F17 = F15 + F16
= 1,246 ton / jam
F16 = F17 – F15
= 0,125 ton / jam
8. Reaktor 1
Waktu yang di gunakan pada proses ini selama 24 jam dengan penambahan udara
2 : 3 pada suhu 35oC dengan konversi 50%.
N : F18 = 0,042 ton / jam
= 1,2 kkmol / jam
P : F18 = 0,028 ton / jam
F20 = 0,028 ton / jam
K : F18 = 0,347 ton / jam
F20 = 0,347 ton / jam
O2 : F19 = 0,029 ton / jam
H2O : F18 = 3,119 ton / jam
F20 = 3,151 ton / jam
Kandungan lain : F18 = 0,393 ton / jam
F20 = 0,393 ton / jam
NH4NO2 : F20 = 0,039 ton / jam
Neraca massa total :
F20 = F18 + F19
= 3,958 ton / jam
9. Filter press
Kondisi operasi :
Suhu : 35oC
Tekanan : 1 atm
Efisiensi : 90%
Konversi : 90%
Neraca massa komponen :
NH4NO2 : F20 = 0,039 ton / jam
F22 = 0,004 ton / jam
F21 = 0,035 ton / jam
H2O : F20 = 3,151 ton / jam
F22 = 0,315 ton / jam
F21 = 2,836 ton / jam
P : F20 = 0,028 ton / jam
F22 = 0,003 ton / jam
F21 = 0,025 ton / jam
K : F20 = 0,347 ton / jam
F22 = 0,035 ton / jam
F21 = 0,312 ton / jam
Kandungan lain : F20 = 0,393 ton / jam
F21 = 0,035 ton / jam
F22 = 0,358 ton / jam
Neraca massa total :
F20 = F21 + F22
= 3,958 ton / jam
10. Reaktor 2
Di lakukan selama 24 jam dengan perbandinban udara 1 : 0,5 .
Kondisi proses :
Suhu : 35 oC
Tekanan : 1 atm
Konversi : 100%
Neraca massa komponen :
NH4NO2 : F21 = 0,035 ton / jam
H2O : F21 = 2,836 ton / jam
F24 = 2,836 ton / jam
P : F21 = 0,25 ton / jam = F24
K : F21 = 0,312 ton / jam = F24
Kandungan lain : F21 = 0,035 ton / jam = F24
O2 : F23 = 0,009 ton / jam
NH4NO3 : F24 = 0,044 ton / jam
Neraca massa total :
F24 = F21 + f23
= 3,253 ton / jam
11. Evaporator
Menghilangkan kandungan air yang ada pada bahan sebesar 93%. Dengan kondisi
proses sebagai berikut :
Suhu ; 105 oC
Tekanan : 1 atm
Efisiensi : 90%
Konversi : 93%
Neraca massa komponen :
H2O : F24 = 2,836 ton / jam
F26 = 2,374 ton / jam
F25 = 0,462 ton / jam
P : f24 = 0,025 ton / jam
F26 = 0,003 ton / jam
F25 = 0,0229 ton / jam
DIREKSI
MANAGER
KEPALA
BENGKEL
KEPALA
TATA USAHA
KEPALA
PENGOLAHAN
LAB.KONTR
OL
asisten T.ELEKT
RO
T.MESIN TU KEUANGAN
MANDOR
OPERATOR
MANDOR
AANGGOT
A
PEGAWAI
KEPALA
MARKETING
STAFF
ANGGOTA
BAB IV
MANAJEMEN PROYEK
Struktur pabrik :
Keterangan
1. Direksi : mempunyai tugas sebagai berikut :
Menentukan usaha sebagai pimpinan umum dalam mengelola perusahaan.
Memegang kekuasaan secara penuh dan bertanggung jawab terhadap
pengembangan perusahaan secara keseluruhan.
Menentukan kebijakan yang dilaksanakan perusahaan, melakukan penjadwalan
seluruh kegiatan perusahaan.
2. Manager : mempunyai tugas untuk membantu direksi dalam memimpin. Dan
mempunyai tanggung jawab penuh di dalam pabrik.
3. Kepala pengolahan : mempunyai tugas untuk memimpin pekerja yang ada pada
stasiun2 pengolahan, dan bertanggung jawab atas hasil proses yang di dapatkan.
4. Kepala bengkel ; bertangung jawab atas kelancaran semua aktivitas peralatan.
5. Kepala tata usaha : bertanggung jawab mengenai keuangan dan b erkas berkas
yang di proses.
6. Kepala marketing : bertugas untuk memasarkan produk2 yang di hasilkan.
7. Asisten : pengawas dalam pekerjaan,
8. Mandor : memimpin operator
9. Anggota / operator : bertugas sebagai pengoperasiian
BAB V
UTILITAS
Pabrik ini terdiri beerapa unit utilitas yang berperan penting, antaranya :
1. Water treatment
Setiap proses dalam pembuatan pupuk organik ini membutuhkan persediaan air
bersih, selain untuk proses air bersih di gunakan untuk mencuci peralatan. Air yang di
peroleh dari sumur, sungai, dan limbah masih banyak mengandung pengotor. Maka,
sebelum di gunakan harus di bersihkan melalui tahap tahap yang ada pada utilitas.
Tahap ini menggunakan proses kimia dengan penambahan zat kimia, serta proses
fisika salah satunya sendimentasi.
2. Pengolahan limbah
Limbah atau juga yang di sebut sebagai out sisa tidak langsung di buang, karena di
dalam limbah masih banyak mengandung zat yang menguntungkan. Seperti, pupuk
yang terikut, dan air yang dapat di murnikan kembali. Limbah yang masih banyak
mengandung produk di kembalikan kembali pada proses awal. Sedangkan yang
mengandung sedikit produk di olah pada water treatmen untuk di murnikan dan di
manfaatkan sebagai air bersih. Sedangkan sisanya di alirkan ke kolam limbah.
3. Pembangkit listrik
Listrik sudah menjadi kebutuhan pokok di era globalisasi ini, karena tanpa listrik akan
memperlama proses . seperti contoh pada digester, dengan adanya listrik maka dapat
menggerakan motor pengadukan menjadi berputar, dan jika tidak menggunakan listrik
atau secara pengadukan manual maka akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga.
Untuk mendapatkan listrik selain dari PLN, pabrik ini akan membuat pembangkit dari
bantuan steam. Selain bergunakan untuk menambah suhu, steam dapat di gunakan
sebagai turbin generator dengan kapasitasnya. Sehingga, dengan adanya pembangkit
listrik ini dapat mengurangi biaya keluar pada setiap bulanya.
BAB VI
ANALISA EKONOMI TEKNIK
Untuk mendirikan sebuah pabrik ini di butuhkan lahan seluas 15 heaktar yang berada
di kecamatan bangkinang seberang dengan nama PT. PERMATA INDAH . dengan
analisa analisa ekonomi sebagai berikut :
Modal awal dan biaya keluar:
1. Untuk pendirian pabrik di butuhkan tanah seluas 15 heaktar dengan harga per
heaktar Rp15.000.000 maka 15 x Rp15000.000 = Rp225.000.000
2. Dan untuk pembangunan bangunan (material + jasa pembuatan + arsitek )
sebesar Rp 350.000.000
3. Biaya untuk pajak , perizinan pendirian bangunan, perizinan usaha sebesar Rp
150.000.000
4. Pembelian dan perancangan peralatan sebesar Rp 400.000.000
5. Pembelian bahan baku 1 kg sebesar Rp 750 maka dalam satu ton sebesar
Rp750.000 jika kapasitas 2,083 ton/ jam maka modal bahan baku sebesar Rp
1.562.250
6. Pembelian bahan tambahan :
NaOH : kebutuhan NaOH sebanyak 0,010 ton/ jam dengan
harga Rp 10.000 / kg. Maka 0,010 x 100 x 10000 = Rp 100.000 x
7200 = Rp 720.000.000 / tahun
H3PO4 ; kebutuhan yang di gunakan rasio perbandingan 1 : 7
dengan bahan baku utama, maka 1/7 x 2,083 ton/jam = 0,2975713
ton/jam = 297,5713 kg/ jam dengan harga Rp 11.000 / kg . jadi
297,5713 x Rp 11.000 = Rp 1.273.284
Antifoam : yang di butuhkan sebanyak 0,00011 ton/jam = 0,11 kg/
jam dengan harga Rp 45000 . maka 0,11 x Rp 45000 = Rp 4.950
PHP : di butuhkan sebanyak 1,096 ton / jam = 1096 kg/jam
dengan harga Rp12.000 , jadi 0,001096 x Rp12.000 = Rp 13.152.000
Total biaya bahan tambahan = Rp 16.530.234
7. Gaji karyawan :
Basis : 1 bulan
Direksi : Rp 20.000.000 x 12 bulan = Rp 240.000.000
Manager : Rp 18.000.000 x 12 bulan = Rp 216.000.000
Kepala : Rp 8.000.000 x 4 x 12 bln = Rp 384.000.000
Asisten : Rp 7.000.000 x 12 bln = Rp 84.000.000
Mandor : Rp 2.000.000 x 2 x 12 bln = Rp 48.000.000
Lab kontrol : Rp 1.800.000 x 12 bln = Rp 21.600.000
Staff : Rp 1.800.000 x 12 bln = Rp 21.600.000
Anggota : Rp 1.800.000 x 5 x 12 bln = Rp 1.08.000.000
Pegawai : Rp 1.800.000 x 5 x 12 bln = Rp 1.08.000.000
Operator : Rp 1.800.000 x 16 x 12 bln = Rp3.45.600.000
TOTAL GAJI = Rp 1.576.800.000
Pendapatan :
1. Produk utama
Pupuk cair kapasitas 2,083 ton / jam = 14,997 ton/tahun, harga Rp 8.500/kg x
1000 ton x 14,997 ton = Rp 127.474.500.000
2. Pupuk padat
Di dalam proses ini terdapat produk samping berupa pupuk padat sebanyak
0,5% dari jumlah produksi dengan harga Rp 3000 per kg. Maka, 0.5% x 15000
x 1000 x 3000 = Rp 225.000.000
3. Biogas
Mengandung 0,2 % dari proses. Maka, 0,2% x 15000 x 1000 x Rp14000 = Rp
420.000.000
Jadi, biaya pengeluaran sebanyak : Rp 2.404.892.484
Jadi, biaya pendapatan sebanyak : Rp 128.119.500.000
Sehingga laba yang di peroleh :
Laba = pendapatan – pengeluaran
= Rp 128.119.500.000 – Rp 2.404.892.484
= Rp 125.714.607.516
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. http://aml-farm.blogspot.com/2013/09/pupuk-organik-cair-dari-limbah-
tahu.html di akses pada tanggal 25 juni 2014-06-27
2. http://atikanafridayanti.wordpress.com/2013/11/24/bisnis-pupuk-organik-
cair-poc-yang-ramah-lingkungan/
3. http://www.bebeja.com/6-kandungan-pupuk-organik/
Top Related