Perbandingan panjang sungai yang akan dinormalisasi
Nama Sungai Berdasarkan KAK Perhitungan Citra Satelit
Kali Krukut 1 km (hal-3) 0,7 kmKali Cisadane
5 km (hal-3)
8,04 km- Ruas Kel.Teluk Jaya-Bendung Ps.Baru 1,93 km- Ruas Bendung Ps.Baru-Kel.Tanah Tinggi 4,85 km- Ruas Kel.Panuggangan-Tol Jakarta-Tangerang 1,26 km
Kali Sabi 300 m (hal-4) 380 mKali Cirarab 1200 m (hal-5) 1250 m
Peta Lokasi Kegiatan Normalisasi (lokasi berdasarkan KAK hal 4-5)
KALI KRUKUTWilayah yang bersinggungan dengan normalisasi Kali Krukut
RW Kelurahan Kecamatan Kabupaten Provinsi Kondisi Pemukiman005 Rawa
BaratKebayoran Baru
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
002 Rawa Barat
Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
005 Kuningan Barat
Mampang Prapatan
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
008 Kuningan Barat
Mampang Prapatan
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
Citra Satelit Wilayah Normalisasi Kali Krukut
Normalisasi Sungai – Sebuah ekskavator digunakan untuk mengeruk endapan lumpur di Sungai Krukut, Kelurahan Karet Tengsin, Jakarta Pusat, Senin (19/12/2011). Sumber: http://kompas.com
Banjir di kawasan Petogogan, Kebayoran Baru (1/12/2009). Sumber: http://metro.news.viva.co.id
Banjir yang menggenangi pemukiman warga akibat banjir Kali Krukut (18/1/2013)
KALI CISADANEWilayah yang bersinggungan dengan normalisasi Kali Cisadane
RW Kelurahan Kecamatan Kabupaten Provinsi Kondisi PemukimanO3, 05 Karanganyar Neglasari Kota
TangerangBanten
07 (Kp. Mekar wangi), 13
Karangsari Neglasari Kota Tangerang
Banten
03 Koang Jaya Karawaci Kota Tangerang
Banten
04, 07 Sukasari Tangerang Kota Tangerang
Banten
02,03 Jati Uwung Tangerang Kota Tangerang
Banten
Jl.Haji Arif Cibodas Kota Tangerang
Banten
Panunggangan Barat
Cibodas Kota Tangerang
Banten
Citra Satelit Normalisasi Kali Cisadane Ruas Kel.Teluk Jaya-Bendung Ps.Baru
Banjir disekitar Bendung Pasar Baru/Pintu Air Sepuluh (15/1/2013). Sumber: http://sindonews.com
Citra Satelit Normalisasi Kali Cisadane Ruas Bendung Ps.Baru-Kel.Tanah Tinggi
Kota Tangerang- Salah satu daerah di Jati uwung yang terendam banjir (22/2/2014). Sumber: http://detaktangerang.com
Citra Satelit Normalisasi Kali Cisadane Ruas Kel.Panuggangan-Tol Jakarta-Tangerang
Sejumlah korban banjir mengemis di tol Jakarta-Merak, Serang, Banten, (11/1). Minimnya bantuan dari pemerintah membuat mereka mengemis kepada pengguna jalan tol padahal anggaran dana untuk korban banjir provinsi banten mencapai 5 Milyar. TEMPO
KALI SABI
Wilayah yang bersinggungan dengan normalisasi Kali Sabi
RW Kelurahan Kecamatan Kabupaten Provinsi Kondisi Pemukiman10 Sangiang
JayaPeriuk Kota
TangerangBanten
Perumahan Taman Cibodas
Sangiang Jaya
Periuk Kota Tangerang
Banten
Citra Satelit Normalisasi Kali Sabi
Akses menuju perumahan Taman Cibodas tidak bisa dilalui (22/2/2014). Sumber: http://poskotanews.com
Luapan kali sabi di bawah fly over Taman Cibodas Kota Tangerang (12/1/2014). Sumber: @RadioElshinta
KALI CIRARABWilayah yang bersinggungan dengan normalisasi Kali Cirarab
RW Kelurahan Kecamatan Kabupaten Provinsi Kondisi Pemukiman15, Vila Tomang Baru
Gelam Jaya
Ps.Kemis Tangerang Banten
05, Perumahan Total Persada
Gembor Periuk Tangerang Banten
Citra Satelit Normalisasi Kali Cirarab
Banjir Perumahan Total Persada, Jalan Serang, Keluarahan Gembor, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang (16/1/2013). Sumber: sindonews.com
Banjir di perumahan Villa Tomang Baru, kotabumi, Tangerang sekitar 40-50cm (29/1/2014). Sumber: @RadioElshinta
Review Desain Kali Sabi dari Jl.Gatot Subroto samapai dengan Kali Cisadane, termasuk saluran induk Kali Cisadane
Kali Cirarab dari Pasar Kemis sampai Laut Jawa
(tanggapan hal-8)
Analisa Guna Lahan
1. Daerah Rawan Banjir I - Kawasan Bandara Soekarno Hatta (lingkaran no 1); Guna lahan pada kawasan ini adalah campuran pertanian dan perumahan, sedangkan RTRW mengalokasikan untuk perumahan, industri, dan ruang terbuka hijau sekaligus buffer zone Bandara Soekarno Hatta. Kondisi ini menunjukan tidak terjadi penyimpangan pemanfaatan lahan, sehingga banjir diperkirakan karena irigasi pada daerah tersebut yaitu saluran primer timur, kondisinya sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Daerah Rawan Banjir 2-Sebelah barat daerah Kali Cirarab (lingkaran no 2); Guna lahan eksisting adalah campuran antara perumahan dan industry, sementara RTRW menetapkan sebagai kawasan industri. Dengan demikian tidak terjadi penyimpangan guna lahan adapun terjadinya banjir pada kawasan ini disebabkan luapan dari Sungai Cirarab
3. Daerah Rawan Banjir 3-sebelah barat dekat Kali Sabi (lingkaran no 3);Guna lahan eksisting adalah campuran antara perumahan dengan ruang terbuka hijau. RTRW mengalokasikan sebagai daerah industri dan perumahan. Kondisi ini menunjukan tidak terjadi penyimpangan pemanfaatan lahan, sedangkan terjadinya banjir dikarenakan luapan Kali Sabi.
4. Daerah Rawan Banjir 4-sebelah timur daerah Kali Angke (lingkaran no 4); Guna lahan eksisting adalah pertanian, sedangkan alokasi RTRW adalah perumahan. Artinya dari aspek guna lahan seharusnya tidak ada masalah karena daya resap pertanian lebih baik dibandingkan perumahan. Banjir terjadi, akibat luapan Kali Angke yang tidak ditunjang oleh drainase yang baik.
5. Daerah Rawan Banjir 5-sebelah timur daerah Kali Cantiga (lingkaran no 5); Guna lahan eksisting perumahan, sedangkan RTRW untuk perumahan, sehingga sesuai dengan rencana. Banjir yang terjadi kemungkinan akibat kurang baiknya drainase untuk Kali Cantiga
Analisa Curah HujanSelama kurun waktu tahun 2005-2009 rata-rata curah hujan di Kota Tangerang adalah sebesar 115,90 mm, dengan curah hujan maksimum terjadi pada tahun 2007 sebesar 245,97
mm, sedangkan banjir yang terjadi menunjukan penambahan jumlah lokasi banjir, meskipun curah hujan yang terjadi pada tahun 2005, 2006, dan 2008 di bawah curah hujan rata-rata. Hal ini menunjukan bahwa curah hujan bukan menjadi faktor utama terjadinya banjir.
KONSEP PENANGANAN BANJIR; Merujuk pada hasil analisa curah hujan, analisa guna lahan dan identifikasi lokasi banjir, maka factor utama penyebab banjir adalah kondisi system drainase yang tidak optimal. sehingga konsep penanganan banjir difokuskan pada penataan system drainase berdasarkan daerah tangkapan (sub tangkapan). Konsep ini bertujuan agar terciptanya hirarki sistem drainase jalan dan sistem drainase kawasan (tersier, sekunder dan primer), sehingga akan memudahkan dalam mengembangkan saluran drainase. Konsep penataan sistem drainase dikembangkan berdasarkan 5 daerah tangkapan, yaitu:
* Daerah tangkapan S. Cirarab (Sub Daerah Tangkapan I)* Daerah tangkapan S. Cisadane (Sub Daerah Tangkapan 2)* Daerah tangkapan S. Perancis dan S. Kamal (Sub Daerah Tangkapan 3)* Daerah tangkapan S. Mookervaart (Sub Daerah Tangkapan 4)* Daerah tangkapan Sungai Angke/Cengkareng Drain (Sub Daerah Tangkapan 5)
Top Related