Download - file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

Transcript
Page 1: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

SepenggaL Kisah PerjaLanan Hidup kuu ...

December lalu...

Sekedar mengingat kejadian 9 bulan yang lalu aja...

Hari ini tidak seperti biasanya, karna aku posting sampai 2 kali dalam sehari,

hehehe…*rajin amat yach*

Bukan gitu sih, karna memang hari ini aku lagi teringat aja dengan apa yang

terjadi di tanggal 8 Maret 2007 dulu.

Tanggal 8 Marett 2007, aku masih sekolah di sebuah ma’had . Waktu itu aku lagi

asik-asiknya bercerita ria bersama teman-teman se asrama ku, hari itu pun aku

masih penuh dengan semangat karna malam sebelumnya aku ngobrol panjang

lebar dengan Ayah, ibu dan adik-adikku lewat telepon.

Sekitar jam 9 pagi, aku dapat sms dari no HP ayahku yang isinya

mengabarkan kalo beliau masuk angin dan ga bisa bekerja. Lalu aku balas

supaya istirahat saja di rumah jangan beraktivitas dulu.

Jam 1-an siang, selepas makan siang, aku ditelpon sepupuku,

mengabarkan kalo ayah masuk rumah sakit. Dia juga memintaku supaya

mengusahakan aku bisa pulang. Tiba-tiba aku langsung panik, kuatir dan

bingung dengan apa yang sedang terjadi pada ayahku hingga membuat

blio masuk RS. Karna malam sebelumnya blio baik-baik saja, masuk angin

adalah hal biasa yang blio sering rasakan ketika blio kecapekan. Kebetulan

juga memang, ayah baru 1 malam ada di rumah karna sebelunnya 2

minggu pergi keluar kota. Aku langsung kontak adik-adikku, yang

ternyata 2 adikku yang kecil masih di sekolah dan 2 yang besar masih di

Jogja mengikuti training.Begitu mereka dapat kabar, 2 adik besarku

langsung menuju kota medan mencari RS dimana ayah berada. Ternyata

pencarian waktu sangat sulit, karna 3 kali ayah pindah RS dikarenakan

nggak ada kamar kosong.

Page 2: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

Jam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku

kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus

macam-macamnya. Ketika aku tanya, aku harus pulang atau tidak, Bunda

mengatakan supaya aku konsentrasi saja dengan sekolah dan pelajaran ku.

“yang waktu itu aku lagi ujian”., biarkan smuanya yang nanganin Bunda,

serahkan semuanya sama Bunda saja. OK, akhirnya aku terima saran itu,

dan aku putuskan untuk tidak pulang malam itu. Tapi hatiku nggak tenang

juga, aku tetep pengen pulang. Akhirnya aku pun berniat pulang naik taxi

jam 8.20 malamnya.

Jam 4 sore dapat telp kalo 2 adik-adiku yang besar sudah menemukan RS

t4 ayah istirahat, mereka sudah berada di samping ayah, dan memintaku

untuk mendo’akan supaya ayah lekas baikan.

Jam 5 sore aku keluar ma’had, waktunya pulang. Langsung aku menuju

terminal seperti hari biasanya. Tapi dengan hati yang sedikit kurang

tenang.

Jam ½ 6 sore, aku dapet bis. Tak lama aku duduk, HP ku berbunyi,

panggilan dari adikku terbesar. Mengabarkan ayah masih koma, dan

memintaku pulang saja, ga masalah besok pagi baru sampai rumah.

Kayanya karna ayah menanyakanku terus. Padahal sebenernya tidak

seperti itu, semua ditutupi, kenyataanya waktu itu ayah sudah sangat kritis

dan dalam keadaan koma dari jam 9 pagi.

Jam ½ 7 aku sampai kost, langsung aku sholat maghrib dan beres-beres

pakaian. Aku telpon temenku untuk minta antar ke terminal.

Jam 7 malam, di telpon Bunda supaya aku segera pulang, naik taxi saja

biar cepat. Tapi aku sudah cari-cari tak dapat juga . Daripada aku harus

nunggu besok pagi, aku putuskan pulang malam itu juga naik bus jam 8.20

mlm

Dengan badan sedikit gemetar & lemas, pikiran ga karuan, tapi aku coba

tenangkan hati dan diriku. Kebetulan ada orang yang sepanjang jalan

menghiburku sehingga masih bisa membuatku tertawa dan sedikit riang

Jam 8 mlm sampe lah di pinang baris. Mampir makan malam sebentar

Page 3: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

Jam 8.20 mlm bus melaju menuju marelan.

Jam ½ 9 mlm ku telpon adik, kalo aku sudah jalan menuju marelan.

Jam 9 mlm ditelpon Bunda untuk mengetahui posisiku.

Suasana malam itu begitu tenang, smua orang rumah yang

menghubungiku penuh tawa dan ceria, tak ada yang membuatku sedikit

pun untuk curiga. Hatiku pun jadi tenang, tak ada pikiran-pikiran buruk

sedikit pun. Sepanjang jalan aku hanya bisa berdo’a supaya ayahku lekas

sembuh.

Jam 10 mlm, ada sms dr Om pihak ibu yang ngabariku kalo ayah di RS.

Jam 10.30 mlm sepupuku nelp menanyakan kabarku.

Jam 11 mlm aku telepon ke semua nomor adik-adikku tapi tak ada satupun

yang mengangkat, HP ayahku pun juga ga ada yang angkat.

Jam 11-an lewat, ada seseorang yang mengangkat HP adikku, yang

ternyata adalah Bunda ku, beliau masih bisa ketawa ketiwi di telpon

bersamaku.

Aku menanyakan adik2ku, ibuku, aku pengen bicara, tapi Bunda

mengatakan kalo adik-adik sedang belajar untuk persaiapan ujian besok

pagi, jadi ga usah diganggu. Alasannya kasian…

OK, aku terima alasan2 itu tapi ada sedikit tanda tanya dalam kepalaku,

tapi kucoba hilangkan saja. Ku beristighfar saja supaya aku bisa tenang di

jalan..

Sepanjang jalan, masih terus aku ditelpon sama Bulik utk mengetahui

keberadaanku

Tanggal 9 Maret 2006

Jam 2 pagi, aku telepon adikku yang paling besar, kami sempat ngobrol

lama karna aku ingin tahu kondisi ayah waktu itu. Dia mengatakan kalo

ayah sudah baikan, sudah mulai cerah dan bisa bicara, so kka tenang saja,

berdoa semoga selamat sampe rumah.

Kami pun sempat ketawa ketiwi..

Lega sekali rasanya hatiku saat itu, aku sudah dengar langsung dari adikku

Page 4: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

yang selama ini orang paling terbuka sama aku. Aku ga bicara sama ibu

karna katanya ibu ada di kamar sama ayah dan ga usah diganggu2. OK,

gpp..

Jam 5 pagi aku sampai St. Tugu

Jam 6 pagi sodaraku datang untuk menjemputku, padahal pada awalnya

yang mau jemput adalah adik tapi kata sodaraku di rumah ga ada orang,

semua di RS jadi Bunda meminta sodaraku itu untuk menjemputku.

OK, ga masalah. Langsung kami melaju menuju belawan dengan sepeda

motornya. Sepanjang jalan, kurang lebih 30 45 menit, kami ngobrol,

kebetulan lama tak ketemu, jadi obrolan kami pun asik dan seru, bisa

tertawa-tawa juga.

Wis deh..,pokoknya ga ada sautupun pikiran buruk dalam benak dan

pikiranku.

Sekitar jam 7 pagi aku sampai rumah.

Kurang lebih 200 m dari rumah, sodaraku berpesan kepadaku supaya aku

kuat, sabar dan yang tegar. Aku pun mengiyakan, aku gapapa, baik-baik

saja.

Begitu mau masuk halaman rumah, dari jauh aku sedikit bingung, kenapa

di depan rumahku banyak orang, kenapa penuh dengan kursi dan tenda-

tenda.

Mendadak aku pingsan, terjatuh dari sepeda motor yang masih melaju tapi

pelan-pelan.

Diangkatlah aku ke dalam rumah, begitu banyak orang di sekelilingku.

Badanku lemas tak bisa bicara apa-apa, seperti orang terbisu. Kupeluk

semua adik-adikku…

Sekitar 30 menit-an aku merasakan betul-betul kehilangan daya. Serasa tak

sanggup apa-apa dan tak percaya dengan apa yang telah terjadi.

“Ternyata semua orang menutupi kejadian yang sebenarnya, demi menjaga

perasaan dan keselamatanku. Jadi jam 7 malam ketika Bunda ku

memintaku pulang dengan taxi, saat itulah Ayah menghembuskan nafas

terakhirnya" Mereka begitu bisa menutupi semuanya dihadapanku

Saat aku melihat adik-adikku yang sudah kuat, sudah tak ada satupun yang

Page 5: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

menitikkan air mata, rasanya aku bangkit lagi, dan harus bisa lebih kuat.

Dituntunlah aku sama ke-2 adikku menuju kamar mandi, berwudhlu, lalu

sholat jenazah. Kemudian ber-5 kami berdo’a di depan jenazah Ayah.

Ayah sudah tebungkus rapi, akupun tak diizinkan untuk membukanya,

cukup aku peluk dan cium saja.

Setelah 1 jam kami duduk di samping ayah, aku temuin ibu yang terbaring

lemah di kamar. Tak kuasa aku melihatnya saat itu. Begitu lemah tak bisa

apa-apa…

Kutinggalkan beliau dikamar bersama kakak-kakaknya.

Lalu, aku dan ke-2 adikku duduk di depan untuk menemui para tamu

untuk mewakili ibu

Tamunya begitu banyak, ratusan orang memenuhi area sekitar rumah

kami, sampai-sampai aku pun juga tak mengenali tamu-tamu itu.

Halaman dan jalanan penuh dan padat, *Subhanallah… *

Ya Allah, aku sungguh bahagia, Ayah telah pergi dengan tenang dan

semoga Khusnul Khatimah.

Ibu dan Adik-adikku begitu tegar dan kuat, smua sudah bisa

mengihklaskan apa yang telah terjadi.

Sudah tak ada lagi air mata....

Karna itu aku sungguh bahagia..

Ibu-ibu yang kuanggap seperti ibuku sendiri

        Ibu..., kadang hatiku terasa bergetar ketika mendengar kata itu. Hal ini

mungkin disebabkan karna betapa dekatnya hatiku dengan hatinya. Dialah orang

yang melahirkanku, yang merawat dan membesarkanku hingga seperti sekarang

ini.

Saat ini aku ada di rantau, di kota orang yang lumayan jauh dari kampung

Page 6: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

halamanku.

Ibu dan saudara-saudaraku pun tinggal di kampung. Namun hampir setiap hari

aku berkomunikasi dengannya meskipun hanya lewat telepon.

Perasaan sedih, kangen, rindu, itu sangat sering aku rasakan. Ingin rasanya

kuselalu ada disampingnya. Tapi kan ternyata nggak bisa seperti, karna aku harus

bekerja demi beliau dan mereka "saudara2ku".

Pertama kali aku datang ke kota ini "sibolga", aku nggak tau apa-apa, nggak kenal

sapa-sapa. Orang yang petama kali membantuku untuk masuk kota ini dan akhirya

aku bisa bertahan disini adalah seseorang yang sudah kuanggap seperti kakakku

sendiri, yaitu kak Sya Sya. Dialah yang dulu jemput aku di terminal, ngasih

tumpangan untuk tidur "yang saat itu masih kost di Kampung paya batu", trus jadi

temen kesana kemari, yang akhirnya akupun dapat kamar satu kost bersama dia.

        Sekitar 1 bulan aku di langsa, ada salah satu saudara dari pihak ibu (secara

hubungan darah aku memanggilnya nenek) yang mengetahui kalo aku berada di

sibolga, yang akhirnya mereka melarangku untuk kost dan memintaku untuk

tinggal bersamanya. Setelah aku timbang-timbang dan juga atas permintaan Ayah

(almarhum), akhirnya aku pindah ke jln pasar 5 untuk tinggal bersama mereka.

Waktu itu alasan kenapa aku mau pindah, karna aku selalu merasa kesepian di

kost setiap hari libur tiba. Maklumlah.., kan baru disibolga, belum kenal banyak

teman, belum tau jalan, jadi ya gitu...:)

Kurang lebih 1 tahun aku tinggal di rumah itu bersama mereka, nenek ku, sama 2

orang anaknya. Mereka sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri. Kuanggap

nenek ku seperti orang tuaku sendiri. Mereka sangat perhatian dan begitu

menyayangiku. bahkan tak pernah ada perbedaan dalam memperlakukanku dan

memperlakukan putra putrinya. nenek sudah seperti ibuku sendiri. Meskipun aku

menyebutnya nenek, tapi secara umur beliau juga masih seumuran dengan ibu

kandungku. Usia putrinya juga tidak terpaut jauh dari usiaku, jadi beliau sangat

paham bagaimana harus memperlakukanku.

Beliau pun mengerti apa yang aku suka, apa yang kurang aku suka, mulai dari

makanan2 favoritku, kebiasaan dan hobiku, sampai model baju dan asesoris2

wanita apa yang aku sukai. Kita sama-sama hobi bereksperimen di dapur, jadi

karna itulah kami juga klop :).

Page 7: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

        Sejak aku sekolah lagi, akhirnya aku pisah dengan mereka, aku kembali jadi

anak kost seperti dulu lagi. Namun, seminggu sekali aku selalu menelponnya dan

hampir 2 minggu sekali aku pulang ke rumah itu. Beliau pun selalu marah ketika

aku kelamaan tidak menghubunginya. Beliau selalu bilang kehilangan anak kalo

aku tak nongol, hihihi...

        Adalagi seorang ibu yang begitu ramah, baik, perhatian seperti ibuku dalam

meperlakukanku selama ini. Bu Ely namanya..

Bu Ely adalah tetanggaku di Pelitur Raya, komplek perumahan dimana kantor

tempat aku magang ku berdomisili. Bu Ely dianggap sebagai sesepuh untuk kami.

Beliaulah yang dulu pertama kali mendatangi kita ketika kita baru saja pindahan.

Hingga saat ini, ketika kami ada masalah mengenai urusan rumah / kantor kami,

ke ibu itulah kami meminta saran dan pendapat.

Beliau punya 2 putri yang usianya ga jauh dari usiaku. Mereka menyebutku

kakak, karna memang usiaku lebih tua dari mereka. Mereka juga suka

menghampiriku di kantor ketika butuh bantuan ataupun hanya sekedar mencari

temen sharing.

Ketika aku jalan menuju dan meninggalkan kantor, si ibu selalu memanggil2ku,

menanyakan kabarku hari itu dan berpesan supaya aku selalu hati2 dan jaga

kesehatanku.

Makanan pun sering beliau antarkan untukku dan juga untuk temen2ku..

Aku jadi merasa kalo beliau sungguh sangat memprhatikanku.. :)

        Belum lama aku kenal mereka.., mungkin baru 1 1/2 bulan aku mengenal Bu

Ely, tapi aku merasa begitu akrab dan dekat dengannya.

Ketika aku ketemu dan bincang2 dengan ibu itu, aku pun merasa seperti lagi

bertemu dan ngobrol dengan ibu kandungku sendiri. Jadi..,meskipun jauh, aku tak

bisa melihat dan bertemu dengan ibu, tapi rasa rindu yang kadang aku rasakan

masih bisa sedikit terobati melalui orang-orang itu.

Bahagia dan senang rasanya...,

Alhamdulillah wa syukurillah

Alhamdulillah…,aku ucapkan rasa syukurku atas sebuah karunia yang

telah Allah berikan untukku. Akhirnya…., masa perjuangan selesai sudah. Dua

tahun aku jalani dengan penuh perjuangan dan kerja keras. Selama 2 tahun aku

Page 8: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

belajar gimana memanage waktuku untuk bekerja, belajar, bermain dan lain

sebagainya. Hampir setiap hari rutinitasku aku jalani gitu-gitu saja, dari pagi

sampe sore aku harus bekerja, usai kerja aku harus kuliah sampe malam, sabtu

minggu kadangkala ga bisa main kesana kemari hanya karna tugas-tugas kuliahku.

Pokoknya lumayan seru lah, tapi akhirnya rasa lega dan kepuasan batin pun aku

dapatkan. Hari Jum’at tanggal 29 September 2006, aku telah dinyatakan lulus. Ya

Allah Ya Tuhan, terima kasih atas semuanya, akhirnya aku bisa menyelesaikan

studyku dengan baik, meskipun banyak sekali gangguan, godaan dan rintangan

yang sempat membuatku sedikit tak karuan, tapi aku bahagia karna ternyata aku

bisa berjalan sampai pada garis finish. J

Masa pengerjaan tugas akhir adalah masa yang lumayan berat aku jalani,

karna aku harus melawan rasa malasku yang terus-terusan datang menghampiriku,

belum lagi waktu itu ketambahan rasa duka yang terus menerus menjangkitiku,

bahkan sempat membuatku sedikit down, tapi tak lama dari itu aku bisa bangkit

lagi demi suatu harapan, cita, dan cintaku.

        Tentunya semua itu bisa tercapai tanpa lepas dari bantuan dan keterlibatan

orang lain di dalamnya. Khusus untuk adik2ku tersayang, terima kasih ya, kalian

selalu menjadi penyemangat paling besar untukku, dengan keberadaan kalianlah

yang selalu membuatku lebih termotivasi. Dan untuk Ibu tercinta, terima kasih

atas segala do’a yang engkau berikan kepada anakmu ini. Dan buat alm. Ayah

tercinta, makasih atas semua warisan yang telah engkau tinggalkan  buat anakmu

ini, pesan dan nasehat-nasehat darimu kan selalu aku pegang dan kan terus aku

jalankan. Engkaulah yang selalu mengajariku untuk selalu berikhtiar dan bekerja

keras. Buat kak Syasya “kakak & sekaligus teman terbaikku”, makasih yang tak

terhingga atas segala bantuan dan dukungannya selama ini, dirimulah yang selalu

setia dan sedia setiap saat ketika aku membutuhkan segala bantuan apapun. Buat

Sinta, temen seperjuanganku dari dulu sejak di sibolga hingga sekarang meski kita

terpisah jarak, namun kita masih selalu saling support yang akhirnya kita pun bisa

menyelesaikan study bersama-sama lagi. Dan tak lupa buat seseorang, aku

ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala pencerahan dan inspirasi-

Page 9: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

inspirasinya yang selama ini selalu engkau berikan kepadaku.Dan buat semua

teman-teman dan sodaraku, makasih ya atas support dan segala bantuannya.

        Satu tahap telah usai aku lewati, kuberharap smoga ini akan menjadi suatu

langkah baru lagi untukku dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Ya Allah,

semoga Engkau memberikan segala kemudahan untukku supaya aku bisa

mewujudkan semua harapan keluargaku. Amin....

Bohong Demi Kebaikan

Mau berbagi nih..., terutama buat kalian-kalian para wanita, tapi yang lain juga

boleh baca kok :). Sebenernya sih ini adalah pengalaman pribadiku, ceritanya

cukup lucu tapi ada sisi baik yang bisa aku ambil. Tempo hari, aku kan

bertandang ke rumah temen di daerah Tanjung Priok, daerah ini cukup asing

buatku karna jarang sekali aku jalan sampe ke daerah itu. Nah, waktu itu aku

bertandang sampe malam, jam 7 malam aku baru bisa pamitan, habisnya kita

keasikan ngoprek program sih, padahal dah dari pagi loh...

Karna memang aku ga punya kendaraan, ya seperti biasa aku naik angkutan

umum "metromini" , rada serem juga sih soalnya daerahnya sepi dan dah malem

juga, trus di angkutan itu juga penumpangnya dikit, hampir smua cowok. Tiba-

tiba, ada laki-laki setengah baya langsung duduk disampingku, tuh orang masih

berseragam, kayaknya sih baru pulang kerja gitu. Begitu dia duduk, tiba-tiba kok

langsung mengajakku ngobrol, ya jelas lah aku langsung pasang muka jaim, cuek,

dan ga mau bertatap muka dengannya meski dia mengajakku bicara, aku hanya

menjawab smua pertanyaan dia sekedarnya saja, smua itu aku lakukan untuk jaga

diri aja. Bukannya kita berprasangka buruk sama orang sih, tapi kan untuk

waspada saja, kita kan wanita, dan tau sendiri bahwa di angkutan umum tuh suka

banyak orang yang mau berbuat jahat. So.., WASPADA aja.

Si laki-laki itu ternyata banyak omong juga, nanya-nanya aku darimana, trus

kuliah dimana "memangnya aku kayak anak kuliahan ya? :D", mo pulang kemana,

Page 10: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

di Jakarta tinggal sama sapa. Hmmm…,seabrek pertanyaan dia lontarkan

kepadaku, dan smua itu pun aku jawab baik2 meski ada rasa takut. Mungkin dia

juga ngerasa kali kalo aku kok jutek gitu "padahal kan kalo jutek tuh, bukan aku

banget J ". Nah dia nanya2, aku tinggal dimana, sama sapa, dll gitu….mulai deh

aku bohong dikit *hihihi*, kayak gini nih sebagian perbincangan kami

Laki-laki itu  Dari mana mba? Pulang kuliah ya? Udah bayar belum?

               Ini pake uang ini aja.

Aku            Makasih Pak, saya sudah bayar. Saya dari rumah

               temen.

Laki-laki itu  Turun dimana mba?

Aku            Galur

Laki-laki itu  Masih jauh dong ya..?

Aku            Ya.., lumayanlah Pak.

Laki-laki itu  jangan panggil Pak dong. *idih…..*

Aku            *udah mulai ga enak ati, pengen cepet2 turun dari

               tuh angkutan*

Laki-laki itu  Asli mana mba? Jakarta ya? Disini tinggal sama 

               keluarga?

Aku            Bukan Pak, saya dari Ja-Teng kok, disini tinggal

               sama suami *hihihihi.,maaf ya bohong, ini demi jaga

               diri kok*

Page 11: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

Laki-laki itu  Oh gitu..? Trus sudah punya buah hati belum? Udah

               berapa lama menikah?

Aku            Oh, belum, kami sudah hampir 2 tahun menikah

               *maaf..,bohong lagi*

Bla..bla..bla…..

Itulah potongan pembicaraanku sama dia, aku lakukan itu karna aku merasa udah

ada gelagat-gelagat dia yang ga enak gitu sih, n aku tuh paling risih juga kalo di

angkutan umum ada orang yang sok akrab gitu, habis gimana ya, dulu dah

berkali2 kejadian ga bener sih, n awalnya selalu kayak gitu.

Setelah aku bilang kalo aku sudah bersuami, dia langsung menjaga omongannya

*bener kan dugaanku*. Malah dia nanya2 soal bisnis berbisnis, dan ujung2nya

aku sempat mempromosikan produk andalan dari kantor dimana aku bekerja

*hihihihi*, lha ternyata tuh orang nggak gaptek juga tuh, ternyata dia ngerti

tentang teknologi, komputer, mesin, dan tetarik dengan bidang yang aku geluti

sekarang ini.

Dan yang paling lucu, setelah kita ngobrol kok ternyata nyambung, dan karna dia

juga tertarik dengan Bisnisnya Daun Biru *tempat dimana aku bekerja*, pas dia

minta no telp ku , malah aku kasih kartu nama saja deh, biar sekalian kalo

memang suatu saat ada job kan lumayan tuh *hihihihi* . Sekali lagi..,maaf ya Pak

kalo awalnya saya bohong, soalnya itu demi kebaikan saya, bukan bermaksud

saya berprasangka buruk sama Bapak :D.

Akhirnya, orang itu pun turun lebih dulu daripada aku. Sepanjang jalan di

angkutan itu, aku hanya bisa senyum2 sendiri, habis lucu banget sih..,kok bisa

gitu lho?

Nah..,dari sini aku bisa narik suatu kesimpulan bahwa :

Page 12: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

1. Berbohong demi kebaikan itu penting, demi jaga keselamatan kita,

maklum, kita kan wanita.

2. Dimana pun dan kapan pun harus tetep waspada, apalagi di angkutan

umum. Kalo kita ketemu orang baik sih ga masalah, tapi masalanya kalo

ternyata orang yang kita temui itu adalah bukan orang baik-baik.

3. Jangan mudah berprasangka buruk sama orang ya?

4. Ternyata penampilan itu kadang suka menipu.

Liburan Hari Kemerdekaan

Bulan ini liburan cukup panjang,kayak musim lebaran ya?

Bayangin aja deh, 6 hari waktuku kuhabiskan bersama keluarga di kampung

halaman.

Sampe stasiun Tugu sekitar jam 6 pagi, si adik dah jemput, langsung deh ngacir

naik sepeda motor menuju Magelang, di jalan sempet mampir ke toko kue buat

beli oleh2.

Begitu sampe rumah, langsung nemuin Ibu dan smua keluarga yang ada di rumah,

abis itu langsung sarapan, trus dll...,tiduran bentar karna di kreta semalaman ga

bisa tidur karna saking ramenya.

Jam 1 an pergi ke Jogja, pulang2 ternyata udah jam 9 malam, ck..ck..ck..

Pagi2 beres2 rumah, jam 10 pergi, niatnya mo ngurusin asuransi alm.Bapak tapi

ternyata waktunya ga cukup karna jam 12 udah harus kondangan. Yah...,akhirnya

keluar cuma ambil KTP sama maem bakso, hihihi...

Nah..,begitu dah jam 12, siap2 deh mo kondangan, aku ma adik langsung cabut

ditemenin si mio menuju rumah Bunda Mirza, trs pergi kondangan bareng2 with

her family.

Ternyata hari itu tidak hanya kondangan aja lho..,karna kita juga ada kopdar sama

temen2 milis Magelang, karna memang kebetulan yang menikah adalah salah satu

member milis. Lumayan meriahlah, karna bisa ketemu temen2.

Selepas kondangan, mampir lagi ke rumah Bunda Mirza jemput si mio,dan

ternyata ban-nya si mio bocor,terpaksa deh nambal dulu, dan untungnya ada Om

Page 13: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

Safi yang dengan senang hati mau nambalin ban-nya si mio, *makasih ya Om...*

Hari itu, sampe rumah jam 6, langsung deh sholat Maghrib, belom sempet

ngapa2in, si Ibu sudah minta anter ke Jogja buat besuk tentangga di RS Sardjito.

Jam 1/2 7, langsung deh brangkat dengan 2 motor menuju Jogja *hihihi...,cewek2

smua, malam2 ngacir naik motor pula*.

Padahal ya, jarak Rumahku ke Jogja tuh paling cepet ditempuh makan waktu 45

menit, itu kalo rada ngebut. Sepanjang jalan, ngerasain banget angin malam yang

begitu dingin. Jam 9 malam, kami sudah sampe rumah lagi, soalnya memang ga

kemana2 lagi selain ke RS,lagian dah malem, capek,pengen cepet2

tidur...*zzzzz*.

Liburan hari III

Biasa lah...,kalo di rumah mah pagi2 mesti beres2 rumah, mulai dari beres2

kamar, nyapu halaman,nyiram tanaman dll lah...

Sekitar jam 10-an aku dapet sms kalo ternyata Bank BPD tuh hari Sabtu buka tapi

cuman sampe jam 12 siang *haduh..,telat deh*. Wah,tanpa basa basi lagi,

langsung deh aku neriakin adik supaya cepet siap2 trs kita melaju ke Magelang.

Jam 1/2 11 kita jalan, sampe BPD Magelang jam 1/2 12, begitu markirin si mio,

Pak Satpam langsung menayap kami "Mba, kas nya dah tutup tuh, dari jam 1/2 11

tadi, ntar Selasa aja balik lagi". Waduh..,dengan muka kecewa, langsung deh sama

si adik ninggalin tuh tempat parkir.

Biografii PenuLis …

Nama : NuruL hikmaH

Naker : RereL

Kelas : XII IPA 8

Page 14: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya

Alamat : Sidorejo lr.malvinas no.3 langsa

Hobby : Bercanda dan menaarii :D

Isengin orang ,

Jalan-jalan with partners..

Ngarang nopel orceriita gtue dech qalo aq lgii galau…

Cita-cita : pengen jadii penulis iiank terkenal ,, marvelous ..

Sekilas aq ceritaen cerita kehidupan ..

See u :*

Page 15: file · Web viewJam 3-an aku telepon Bunda “adik ayah” yang ada di banda aceh, aku kabarkan kalo ayah di RS, aku minta tolong bliau bantu ibu untuk ngurus macam-macamnya