POLA PEMILIKAN DAN PEMANFAATAN LAHAN DUSUN KRAJAN DESA SABRANG KECAMATAN
AMBULU KABUPATEN JEMBER
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
Asisten Pembimbing
Isna Nowra Khairinie Hidayati
OlehGolongan F/Kelompok 2
LABORATORIUM SOSIOLOGI PERTANIANPROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER
2016
POLA PEMILIKAN DAN PEMANFAATAN LAHAN DUSUN KRAJAN DESA SABRANG KECAMATAN
AMBULU KABUPATEN JEMBER
LAPORAN PRAKTEK LAPANG
disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas praktikumSosiologi Pedesaan pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember
Asisten Pembimbing
Isna Nowra Khairinie Hidayati
OlehGolongan F/Kelompok 2
LABORATORIUM SOSIOLOGI PERTANIANPROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER
2016
i
DAFTAR KELOMPOK
Koordinator : Salman Alvarishi (161510501200)
Anggota : 1. Kizah Musdalifah (161510501012)
2. Pungky Pramesta (161510501018)
3. Balqis Widyastuti S. (161510501025)
4. Rohmawati Mufita V. (161510501072)
5. Elvin Hanifatul H. (161510501152)
6. Maghfirotus Sibyan (161510501221)
7. Novi Nur Aisyah (161510501243)
8. Zakaria Eka S. (161510501248)
9. Sema Isnaeni F. (161510501267)
iii ii
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima oleh :
Laboratorium Sosiologi Pertanian
Sebagai :
Laporan Praktek Lapang
Dipertahankan pada :
Hari :
Tanggal:
Tempat : Ruang Laboratorium
Sosiologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Jember
Mengesahkan :
Ketua Laboratorium Sosiologi Koordinator PraktikumPertanian Sosiologi Pertanian
Djoko Soejono,SP.,MP. Beta Rianul SetiawatiNIP. 197001151997021002 NIM. 141510601098
iv iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
serta hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir mata
praktikum Sosiologi Pedesaan dengan judul “Pola Pemilikan dan Pemanfaatan
Lahan Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember”.
Penyusunan laporan Praktek Lapang Sosiologi Pedesaan tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ir. Sigit Soeparjono, MS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
2. Dr. Ir. Joni Murti Aji, M. Rur. M. Selaku Ketua Jurusan Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. Seluruh dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Pedesaan di Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
4. Tim asisten mata praktikum Sosiologi Pedesaan di Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember.
5. Seluruh warga masyarakat Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu.
6. Teman-teman kelompok 2 golongan F
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
terselesaikannya penulisan laporan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Jember, November 2016
Penulis
v iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN DAFTAR KELOMPOK............................................................. ii
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN........................................................ iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
HALAMAN DAFTAR ISI................................................................................ v
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat....................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan.................................................................................................. 3
1.3.2 Manfaat................................................................................................ 3
BAB 2. GAMBARAN UMUM DUSUN........................................................... 4
2.1 Letak Dusun....................................................................................................4
2.2 Biogeofisik Dusun...........................................................................................5
2.3 Kondisi Masyarakat Dusun............................................................................ 6
2.4 Kondisi Pendidikan........................................................................................ 7
2.5 Struktur Ekonomi........................................................................................... 7
2.6 Struktur Sosial................................................................................................ 9
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 10
3.1 Kondisi Pertanian di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember............................................................................................... 10
3.2 Pola Pemilikan dan Pemanfaatn Lahan di Dusun Krajan Desa Sabrang
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.............................................................. 12
3.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember................................................................................. 15
viv
BAB 4. PENUTUP................................……………………………………….. 18
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………. 18
4.2 Saran………………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. DOKUMENTASI
B. PANDUAN WAWANCARA
C. DAFTAR HADIR LAPANG PRAKTIKAN
D. DAFTAR HADIR KONSULTASI
E. SURAT IZIN PRAKTEK LAPANG
viivi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan manusia dalam pemanfaatan sumber daya
hayati untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pertanian sangat berperan
bagi pembangunan suatu daerah dan perekonomian, pertanian di harapkan
mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa sebagai sumber
penghasilan, sebagai sumber usaha, serta sarana untuk merubah nasib. Selain itu,
pembangunan pertanian juga berpengaruh penting bagi pengembangan kawasan
pedesaan yang menjadi tempat penggerak utama perekonomian pertanian bagi
masayarakat desa. Pembangunan pertanian harus merata untuk setiap daerah agar
kesejahteraan petani di Indonesia dapat terwujudkan.
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu
wilayah tertentu yang penghuninya mempunyai hubungan erat dan mempunyai
perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada. Masyarakat desa juga
menunjukan adanya kekeluargaan yang erat didalam kelompok mereka, seperti
gotong royong dan tolong menolong. Masyarakat desa mempunyai mata
pencaharian utama disektor pertanian, perikanan, peternakan, atau gabungan dari
semua itu. Sistem budaya dan sistem sosialnya juga mendukung mata pencaharian
masyarakat desa.
Desa merupakan bentuk pemukiman terpenting yang tertua mempunyai
tatanan atau aturan hidup tersendiri di dalam menata kehidupan para pemukim.
Desa juga merupakan konsentrasi penduduk di suatu tempat yang mempunyai
berbagai kemudahan yang memungkinkan kehidupan suatu masyarakat dapat
berlangsung. Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan
bagian dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian
dari perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur
wilayahnya lebih luas. Perkembangannya dalam sebuah desa dapat diubah
statusnya menjadi kelurahan Desa Sabrang dan menjadikan Desa Sabrang sebagai
1
pusat pertanian di Kecamatan Ambulu. Pusat pertanian di Kecamatan Ambulu,
khususnya di Desa Sabrang didukung oleh kondisi lahan yang cukup luas tersebar
di berbagai dusun di Desa Sabrang.
Kabupaten Jember adalah salah satu kabupaten yang terletak di Jawa
Timur dengan sebagian besar penduduk masih bekerja sebagai petani,
perekonomian Kabupaten Jember masih banyak ditunjang dari sektor pertanian.
Kabupaten Jember terdapat banyak area perkebunan, sebagian besar peninggalan
Belanda. Kabupaten Jember terkenal sebagai salah satu daerah penghasil
tembakau dan kopi. Pemanfaatan lahan di Kabupaten Jember terdiri dari lahan
pertanian, perkebunan, pemukiman, dll.Ambulu adalah salah satu kecamatan di
Kabupaten Jember. Ambulu terdiri dari beberapa desa antara lain: Andongsari,
Sumberejo, Pontang, Karanganyar, Sabrang, Tegalsari, dan Ambulu. Kecamatan
Ambulu memiliki luas wilayah 104,56 Km², dengan jumlah penduduknya ±
100.000 yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Sektor pertanian
menjadi peranan utama penggerak ekonomi desa-desa di kecamatan tersebut,
karena kondisi lahan di Kecamatan Ambulu yang mendukung dalam proses
bercocok tanam.
Desa Sabrang termasuk kategori desa swasembada, swakarya, swamadya
di wilayah Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember dan terletak ke arah selatan + 5
km dari ibu kota kecamatan yang memiliki luas desa + 1.120,208 Ha dengan
struktur tanah yang subur dengan ketinggian 15 m dari permukaan air laut. Dusun
Krajan merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Sabrang Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember yang masih memiliki lahan yang cukup luas. Lahan
tersebut digunakan untuk lahan pertanian dan pemukiman warga. Lahan di Dusun
Krajan masih cukup subur dan jumlahnya cukup optimal sehingga masyarakat
Dusun Krajan memanfaatkan lahan tersebut sebagai lahan pertanian. Pertanian di
Dusun Krajan saat ini memiliki kendala. Kendala tersebut antara lain iklim tidak
stabil mengakibatkan produksi tanaman menjadi menurun, ditambah lagi
kurangnya pengairan di lahan tersebut juga menjadi kendala utama bagi para
petani di Dusun Krajan.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi pertanian di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember?
2. Bagaimana pola pemilikan dan pemanfaatan lahan di Dusun Krajan Desa
Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupaten jember?
3. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Dusun Krajan Desa Sabrang
Kecamatan Ambulu Kabupaten jember?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Mengetahui kondisi pertanian di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember.
2. Mengetahui pola pemilikan dan pemanfaatan lahan di Dusun Krajan Desa
Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupaten jember.
3. Mengetahui kondisi soisal ekonomi masyarakat Dusun Krajan Desa Sabrang
Kecamatan Ambulu Kabupaten jember.
1.3.2 Manfaat
1. Bagi mahasiswa, untuk lebih memahami kondisi pertanian di Dusun Krajan
Desa Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.
2. Bagi masyarakat, memperoleh pengetahuan mengenai pola pemilikan dan
pemanfaatan lahan di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu
Kabupaten jember.
3. Bagi pemerintah, sebagai bahan informasi untuk dapat mengoptimalkan
potensi pertanian dan masyarakat di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember.
3
BAB 2.GAMBARAN UMUM DUSUN
2.1 Letak Dusun
Desa Sabrang yang terdiri dari lima dusun yaitu, Dusun Kebonsari, Dusun
Krajan, Dusun Tegalrejo, Dusun Jatirejo, dan Dusun Ungkalan dengan luas
wilayah 1.120,208 Ha. Batas-batas Desa Sabrang antara lain:
a. Sebelah selatan : Desa Sumberrejo Kecamatan Ambulu.
b. Sebelah barat : Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan.
c. Sebelah utara : Desa Tegalsari Kecamatan Ambulu dan Desa Kesilir
Kecamatan Wuluhan.
d. Sebelah timur : Desa Andongsari Kecamatan Ambulu.
Dusun Krajan terletak di bagian tengah selatan Desa Sabrang. Dusun
Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu pada bagian utara berbatasan dengan
Dusun Kebonsari, bagian selatan berbatasan dengan Dusun Sumberejo dan Dusun
Untalan, bagian timur berbatasan dengan Desa Andongsari, sedangkan bagian
barat di batasi oleh Dusun Tegalrejo dan Dusun Jatirejo. Dusun Krajan berdekatan
dengan tiga laut yang ada di daerah Kecamatan Ambulu, yaitu Pantai Watu Ulo,
Payangan, dan Papuma. Ketiga pantai tersebut berada pada daerah selatan Dusun
Krajan.
Dusun krajan berada di ketinggian 15 meter dari permukaan air laut. Letak
Dusun Krajan juga berdekatan dengan hutan Desa Sabrang. Jarak tempuh dari
pusat kota Jember menuju Dusun Sabrang kurang lebih 45 km dan memakan
waktu satu setengah jam perjalanan. Dusun Krajan merupakan tempat paling
ujung dalam sistem pengairan lahan yang ada di Desa Sabrang, karena letaknya
yang jauh dari sungai utama menyebabkan kesulitan para petani untuk mengairi
lahan persawahannya. Dusun Krajan Desa Sabrang dekat dengan tambang emas
yang membuang limbah galiannya ke daerah aliran sungai yang menyumbat aliran
air menuju Dusun Krajan. Kondisi ini menyebabkan pengairan di Dusun Krajan
sulit didapatkan, karena lahan di Dusun Krajan merupakan lahan tadah hujan
sehingga air yang meresap ke dalam tanah kurang memadai.
4
2.2 Biogeofisik Dusun
Menurut Hardjowigeno et al. (2004) dalam Hikmatullah (2014), tanah
sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-
menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Dusun
Krajan masih memiliki lahan yang cukup subur dan jumlahnya masih sangat
optimal. Lahan di Dusun Krajan sebagian besar dijadikan tanah sawah. Lahan
tersebut digunakan untuk lahan pertanian dan pemukiman warga. Lahan pertanian
di dusun ini ditanami oleh varietas tanaman padi, jagung, dan tembakau.
Tanaman padi sendiri di tanam pada bulan pertama sampai bulan ketiga, untuk
jagung dan tembakau ditanam pada bulan ke empat sampai bulan kelima.
Menurut Suhardi(1983), Iklim memiliki peranan secara ilmiah, namun
secara langsung iklim memiliki pengaruh yang sangat besar. Kondisi iklim di
daerah tersebut juga mendukung untuk menanam tanaman tersebut. Iklim adalah
perubahan kondisi atmosfer yang mencakup wilayah yang luas dan terjadi pada
waktu yang lama. Tipe iklim dan potensi sumberdaya air dapat ditentukan
berdasarkan jenis tanaman pertanian yang sesuai untuk dikembangkan di suatu
daerah. Kondisi iklim saat ini tidak stabil mengakibatkan produksi tanaman
tersebut menjadi menurun. Kurangnya pengairan di lahan tersebut juga menjadi
kendala utama bagi para petani di Dusun Krajan. Aktivitas penambangan emas
menjadi penyebab kurangnya pasokan air yang akan disalurkan ke lahan
(Wirosudarmo, 2011).
Kendala pengairan sangat dirasakan saat memasuki bulan ke dua belas
atau bulan Desember hingga bulan ke-empat atau bulan April. Jika kekurangan
pengairan, petani di Dusun Krajan biasanya membuat sebuah bendungan.
Bendungan tersebut berisi air yang bertujuan untuk menyimpan air agar saat
kekurangan, mereka dapat mengambil air tersebut dan menyalurkan dan
melakukan pengairan pada lahan pertanian mereka, selain bendungan cara
pengairan yang dilakukan petani di Dusun Krajan dengan membuat sumur bor di
tiap-tiap sudut lahan pertaniannya. Kondisi ini disesuaikan dengan lahan pertanian
Dusun Krajan yang merupakan lahan tadah hujan sehingga penyerapan tanah
terhadap air kurang bagus, maka diperlukan sistem pengairan yang baik.
5
2.3 Kondisi Masyarakat Dusun
Masyarakat Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu mayoritas
adalah orang jawa. Kondisi perekonomian masyarakat dusun krajan rata-rata
menengah kebawah, dengan penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi
kehidupan keluarganya dan bisa dikatakan dalam keadaan yang standar. Jumlah
penduduk Dusun Krajan sekitar 5000 jiwa yang terdiri dari 2850 perempuan dan
2150 laki-laki yang memiliki kekerabatan dan tingkat sosialitas yang tinggi dan
erat. Dusun ini masih memegang teguh tradisi, seperti pada saat panen para petani
di dusun ini selalu mengadakan syukuran sebagai wujud rasa syukur kepada
Tuhan YME.
Tradisi yang berada di masyarakat Dusun Krajan antara lain pengajian,
selamatan dusun, petik padi sekaligus diadakan acara wayang kulit, dan selamatan
pada saat tanam. Tradisi tersebut rutin dilaksanakan pada waktu tertentu dengan
tujuan untuk menyatukan masyarakat dalam berbagai kegiatan, sehingga interaksi
dalam komunitas petani tetap terjaga. Interaksi dalam komunitas petani dapat
menimbulkan terjadinya beberapa hubungan sosial, antara lain hubungan dengan
tenaga buruh. Hubungan sosial ini menimbulkan rasa toleransi dan gotong royong.
Kegiatan ini semakin menunjukan bahwa tradisi dan kekerabatan Dusun Krajan
sangat kuat dan erat. Budaya ini masih dilestarikan oleh masyarakat Dusun Krajan
untuk menyatukan masyarakat agar lebih menghormati dan menghargai
(Muhammadiyah, 2012).
Masyarakat Dusun Krajan masih menjunjung tinggi rasa kekeluargaan dan
tepo seliro atau tenggang rasa. Artinya masyarakat Dusun Krajan saling
menghargai satu sama lainnya. Dusun Krajan mayoritas penduduknya memeluk
agama islam, namun dalam penerapannya islam di Dusun Krajan dibagi menjadi
dua golongan. Golongan pertama yaitu Muhammadiyah dan yang kedua adalah
golongan Nahdlatul Ulama. Kedua golongan ini sangat mempengaruhi cara
pandang penduduk Dusun Krajan mengenai hukum syariat islamnya, namun
keduanya di dalam masyarakat saling tepo seliro atau menenggang rasa agar tidak
terjadi perpecahan penduduk di Dusun Krajan. Hubungan kekeluargaan
masyarakat Dusun Krajan menghormati anggota keluarga yang umurnya jauh
6
lebih tua. Umumnya mereka tidak berbuat semena-mena terhadap sesama agar
bisa hidup berdampingan dengan aman dan tentram, hal ini merupakan sebuah
cerminan dari bhineka tunggal ika yang terdapat di pancasila.
2.4 Kondisi Pendidikan
Mayoritas penduduk Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu
memiliki riwayat pendidian yaitu lulusan SMP/SLTP dan SMA/SLTA, akan tetapi
ada juga masyarakat yang hanya tamat Sekolah Dasar. Masyarakat Dusun Krajan
hanya beberapa yang menempuh hingga sarjana. Persentase pendidikan lulusan
SD sebanyak 20%, SMP sebanyak 40%, dan untuk SMA yaitu 35%, sedangkan
lulusan sarjana hanya 5%. Mayoritas pendidikan penduduk Dusun Krajan adalah
lulusan SMP di kerenakan keterbatasan biaya dan tidak adanya rasa kesadaran
untuk menempuh pendidikan yang tinggi, selain itu pola pikir masyarakat yang
masih tradisional.
Rata-rata yang menemuh pedidikan hanya sampai SMP adalah perempuan
dikarenakan tradisi masyarakat yang sejak dulu menikahkan anak perempuannya
pada usia muda.Desa Sabrang memiliki beberapa lembaga pendidikan baik formal
maupun non-formal diantaranya yaitu, 7 lembaga pendidikan SD/MI, 6 lembaga
pendidikan SMP/MTS, 2 lembaga pendidikan SMA/MA, dan juga 5 lembaga
kursus, serta 2 lembaga pendidikan kelompok belajar. Kebanyakan dari
masyarakat Dusun Krajan memilih untuk putus sekolah dari pada melanjutkan
sampai ke perguruan tinggi. Penyebab masyarakat memilih untuk ptus sekolah
yaitu di karenakan mereka lebih memilih bekerja untuk membantu orang tua
mereka. Penyebab lain mereka putus sekolah adalah adanya paksaan dari orang
tua untuk segera menikahkan baik putra maupun putrinya.
2.5 Struktur Ekonomi
Menurut Putri (2013), paradigma pembangunan ekonomi Indonesia,
khususnya yang berkembang saat ini selalu mengacu pada pertumbuhan ekonomi
yang setinggi-tingginya. Perekonomian di Indonesia bergantung pada sektor
perekonomia. Ekonomi adalah ilmu yang mengenai produksi, perkembangan
7
harga, hasil produksi, dan pengangguran. Penggunaan sumberdaya produksi yang
langka atau terbatas, perilaku manusia dalam mengatur kegiatan, suku bunga,
modal, dan kekayaan (Adisasmita, 2005).
Menurut Elizabeth (2007), perekonomian pedesaan identik dengan
ekonomi rakyat yang merupakan suatu gagasan yang mencoba merumuskan dasar
interpretasi serta cita-cita pembangunan masyarakat adil dan makmur, karena
pada umumnya masyarakat desa berada pada ekonomi menengah ke bawah,
seperti pada perekonomian penduduk di Dusun Krajan. Penduduk Dusun Krajan
mayoritas bermata pencaharian petani karena adanya lahan pertanian yang cukup
luas dan juga tanah di Dusun Krajan termasuk tanah yang subur. Petani di Dusun
Krajan tidak hanya menanam tanaman pangan, melainkan tanaman hortikultura
juga banyak di tanam oleh para petani misalnya, cabai dan kubis. Persentase mata
pencaharian di Dusun Krajan yaitu 70% bekerja sebagai petani, 10% bekerja di
perhutani, dan sisanya yaitu 20% bekerja sebagai wirausahawan. Penduduk Dusun
Krajan selain bekerja sebagai petani mereka juga memiliki pekerjaan sampingan
yaitu membuat genteng. Pekerjaan membuat genteng mereka lakukan untuk
menambah penghasilan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Para petani di Dusun Krajan menyewa lahan untuk di kelola karena
sebagian dari mereka tidak mempunyai lahan pertanian. Para petani menyewa
lahan ke warga yang perekonomiannya termasuk ke dalam kategori menengah ke
atas, karena lahan-lahan yang luas hanya di miliki oleh kalangan menegah ke atas.
Lahan pertanian tersebut di tanami tanaman pangan seperti padi dan jagung, selain
itu ada juga petani yang menanam tembakau, karena potensi lahan Dusun Krajan
cocok untuk di tanami tembakau. Kualitas tembakau beberapa tahun terakhir
mengalami penurunan akibat perubahan iklim. Para petani lebih memilih beralih
menanam tanaman pangan seperti padi dan jagung karena memiliki hasil produksi
yang maksimal dan nilai jual yang relatif tinggi serta pemasarannya juga mudah.
Pemasaran tanaman jagung dan padi setelah dipanen langsung dapat dijual ke
pasar atau langsung ke konsumen, sementara pemasaran tembakau cukup rumit
karena harus dijual terlebih dahulu ke pedagang pengumpul lalu kemudian bisa
dinikmati oleh konsumen.
8
2.6 Struktur Sosial
Dusun Krajan memiliki persaudaraan yang sangat erat dan memiliki jiwa
sosial yang tinggi. Gotong royong dalam masyarakat masih mereka lakukan
sampai saat ini. Adat istiadat gotong royong sudah sangat melekat pada jiwa
masyarakat Dusun Krajan dari zaman dahulu hingga sekarang. Komunikasi di
Dusun Krajan terjalin baik salah satunya yaitu mengadakan pertemuan untuk
bermusyawarah yang diadakan oleh kelompok tani. Perkumpulan antara
masyarakat dengan kelompok tani ini membahas mengenai tanaman apa yang
cocok di tanam pada saat musim tanam, dengan mempertimbangkan iklim, tanah,
dan nilai jual untuk pemasaran.
Kelembagaan desa di Desa Sabrang akan mulai di formalkan. Salah satu
kelembagaan yang akan di formalkan yaitu peduli buruh migran yang di adakan di
setiap dusun yang ada di Desa Sabrang. Desa Sabrang memiliki kelembagaan
formal salah satunya yaitu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga),
kelembagaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Desa
Sabrang juga memiliki kegiatan keagamaan yaitu pengajian.
Pengajian diperuntukan khusus ibu-ibu muslimah yang ada di Desa
Sabrang. Pengajian rutin diadakan pada hari selasa pukul 15.00-selesai. Ibu-ibu
pengajian mengadakan iuran yang digunakan untuk konsumsi atau anjangsana di
rumah yang akan digunakan untuk pengajian. Interaksi sosial antar masyarakat
Desa Sabrang terjaga baik. Hubungan antar masyarakat terjalin rukun dan saling
bergotong royong.
9
BAB 3.HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Pertanian di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember
Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu terletak di bagian tengah
selatan Desa Sabrang. Dusun Krajan berbatasan dengan Dusun Kebonsari, bagian
selatan berbatasan dengan Dusun Sumberejo dan Dusun Untalan, bagian timur
berbatasan dengan Desa Andong Sari, sedangkan bagian barat di batasi oleh
Dusun Tegalrejo dan Dusun Jatirejo. Dusun Krajan berada di ketinggian 15 meter
dari permukaan air laut. Letak Dusun Krajan juga berdekatan dengan hutan Desa
Sabrang.
Dusun Krajan merupakan tempat paling ujung dalam sistem pengairan
lahan yang ada di Desa Sabrang, karena letaknya yang jauh dari sungai utama
menyebabkan kesulitan para petani untuk mengairi lahan persawahannya. Dusun
Krajan Desa Sabrang dekat dengan tambang emas yang membuang limbah
galiannya ke daerah aliran sungai yang menyumbat aliran air menuju Dusun
Krajan. Kendala pengairan sangat di rasakan saat memasuki bulan ke-dua belas
atau bulan Desember hingga bulan ke-empat atau bulan April. Petani saat
kekurangan pengairan biasanya membuat sebuah bendungan. Bendungan tersebut
berisi air yang bertujuan untuk menyimpan air agar saat kekurangan mereka dapat
mengambil air tersebut dan menyalurkan pada lahan pertanian mereka.
Dusun Krajan masih memiliki lahan yang cukup subur dan jumlahnya
masih sangat optimal. Komoditas yang di tanam tumbuh dengan baik dan sehat.
Tanaman yang di tanam di lahan subur belum tentu terhindar dari hama. Lahan
tersebut di gunakan untuk sektor pertanian. Lahan pertanian di Dusun Krajan di
tanami varietas tanaman padi, jagung, dan tembakau.
Penanaman tanaman padi di lakukan satu kali penanaman selama empat
bulan, setelah panen tanaman padi para petani melakukan penanaman pada
varietas tanaman jagung. Penanaman tanaman jagung di lakukan dua kali
penanaman karena sudah menjadi tradisi dan mengikuti iklim di Dusun Krajan.
Penanam tanaman tembakau di lakukan satu kali penanaman, namun untuk
beberapa tahun ini penanaman tanaman tembakau jarang di tanam oleh petani
10
karena kondisi iklim yang tidak stabil dan gangguan hama pada tanaman
tembakau yang tidak bisa di atasi oleh petani Dusun Krajan. Dusun Krajan juga
menanam tanaman hortikultura yaitu tanaman cabai kecil, kubis dan buncis.
Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu untuk kondisi
pertaniannya sudah cukup maju. Bukti nyata dari kemajuan pertanian Dusun
Krajan yaitu mencoba membuat benih sendiri dengan cara perkawinan varietas
tanaman. Contoh perkawinan varietas baru yaitu dengan cara membuat benih
jagung NK dan melihat pertumbuhan, warna, dan lain-lain. Benih pertama di
tanam kemudian di tanam kembali tanpa ada tanaman lain sampai menemukan jati
diri jagung itu sendiri (bunga sama, daun sama). Hasil eksperimen dan menanam
jagung hasilnya sama dan lebih baik membuat benih sendiri, karena pengeluaran
lebih sedikit. Eksperimen tersebut memiliki masalah karena dapat di cekal dan
tidak boleh sembarangan dalam pembentukan benih baru.
Dusun Krajan juga menanam tanaman sistem tumpang sari, yaitu jagung
dan cabai. Tanaman cabai adalah tanaman utama dan untuk tanaman jagung
sebagai tanaman naungan. Sistem tanam tumpang sari untuk perawatannya lebih
rumit. Tanaman jagung memiliki bunga atau rambut di paling atas itu harus
dipotong dan jika rambut itu jatuh maka akan membuat tanaman cabai gagal
panen. Petani Dusun Krajan meskipun pernah mengalami gagal panen mereka
tetap melakukan penanaman secara tumpang sari.
Petani di Dusun Krajan pernah mengalami gagal panen. Gagal panen
tesebut di akibatkan oleh perubahan iklim yang tidak menentu. Salah satu gagal
panen tersebut juga di akibatkan oleh abu vulkanik gunung raung beberapa waktu
yang lalu. Akibat gagal panen tersebut para petani mengalami kerugian yang
sangat besar. Dampak dari gagal panen tersebut tidak membuat para petani
menyerah dan beralih ke pekerjaan lain, namun hal tersebut membuat motivasi
besar kepada petani.
Dusun Krajan dulu tidak menggunakan cara penanaman jajar legowo, dari
tahun ke tahun mengalami kemajuan tentang teknik penanaman. Salah satu
contohnya penanaman diacak tidak terukur akhirnya para petani mengikuti
penyuluhan untuk jarak tanam yang sama. Inovasi penanaman dengan cara jajar
11
legowo yaitu dengan mengisi ruang yang kosong dapat meningkatkan 20% hasil
tanam. Masyarkat Dusun Krajan sekarang sudah terbiasa dengan cara menanam
tanaman dengan cara jajar legowo.
Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu telah memanfaatkan
teknologi pertanian. Teknologi pertanian di Dusun Krajan cukup maju yaitu
menggunakan teknologi pembajak sawah yang dahulu menggunakan hewan,
namun sekarang menggunakan mesin traktor. Teknologi lainnya yaitu pemotong
tanaman padi, dulu masih menggunakan cara manual yaitu dengan alat sabit,
namun sekarang menggunakan teknologi baru yaitu pemotong padi yang
memisahkan antara biji dan jerami. Penduduk Dusun Krajan untuk saat ini jarang
menggunakan teknologi baru tersebut, karena keterbatasan modal yang dimiliki
para petani untuk membeli alat tersebut. Para petani juga tidak setuju dengan
menggunakan teknologi alat pemotong padi tersebut karena menurut para petani
alat pemotong tersebut kurang efektif dan biji-biji padi banyak terbuang sia-sia.
Petani Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu untuk kegiatan
mengurus sawahnya membutuhkan seorang buruh. Sawah yang dimiliki tidak
mampu dikerjakan sendiri. Petani juga memperhatikan kesuburan lahannya
dengan cara setiap kali selesai menanam tanaman petani menanam tanaman
varietas lain karena dengan cara menanam varietas lain dapat mempertahankan
unsur hara yang dimiliki oleh tanah tersebut. Cara seperti itu juga dapat
mengurangi hama pada tanaman.
3.2 Pola Pemilikan dan Pemanfaatan Lahan di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember
Pola pemilikan lahan di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu
terdiri dari dua pola kepemilikan diantaranya yaitu pola lahan sewa dan pola lahan
milik sendiri. Petani yang memiliki lahan lebih dari satu hektar pada umumnya
menyewakan sebagian lahannya kepada petani yang tidak memiliki lahan atau
petani yang kekurangan lahan dan sebagiannya lagi dikelola sendiri. Harga untuk
penyewaan lahan cukup mahal yaitu Rp 7.000.000,-/hektar setiap tahun. Pola
sewa di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu terkenal mahal, karena
12
lahannya yang subur dan terhindar dari banjir. Lahan-lahan tersebut terhindar dari
banjir dikarenakan topografi dari daerah lahan tersebut semakin ke barat semakin
rendah, sehingga dapat dikategorikan sebagai area lahan yang cukup tinggi.
Pemilikan lahan sendiri terdiri dari lahan luas dan lahan sempit. Lahan luas pada
umumnya mempunyai luas lebih dari sama dengan satu hektar dan lahan sempit
pada umumnya mempunyai luas lebih kecil dari satu hektar.
Pola pemanfaatan lahan yang telah disewa oleh petani ditanami komoditas
dengan pola padi, jagung, sayur mayur. Pengolahan atau penggarapan lahan luas
menggunakan buruh tani, karena area lahan yang luas sehingga tidak
memungkinkan petani atau pemilik lahan sendiri yang mengolah lahan tersebut.
Tanaman padi dan jagung lebih cocok ditanam pada saat musim kemarau karena
dapat tumbuh dengan baik dan hasil produksi lebih maksimal. Penanaman padi
sesuai dengan aturan pemerintah daerah harus dilakukan dengan serentak oleh
seluruh petani yang berada di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu,
biasanya dilakukan pada bulan Desember. Tanaman yang cocok ditanam pada saat
musim hujan yaitu tanaman hortikultura salah satunya cabai besar. Tanaman cabai
cocok ditanam ketika musim hujan karena lahan yang ditanami tanaman cabai
akan dibuat bergelombang seperti bergunung-gungung, sehingga air akan
mengalir melalui saluran irigasi. Petani di Dusun Krajan ada yang menggunakan
sistem tanam tumpangsari karena dengan menggunakan sistem tanam ini dapat
memberikan hasil produk yang lebih maksimal, selain itu jika salah satu
komoditas tanaman pada sistem tumpangsari mengalami gagal panen maka masih
ada tanaman lainnya yang dapat dipanen dalam satu lahan tersebut. Pemilik lahan
menyewa tenaga kerja atau buruh tani dalam hal pemanenan.
Masyarakat di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu selain
memiliki lahan pertanian seperti sawah, mereka juga memiliki sebuah pekarangan.
Pekarangan yang terletak di belakang rumah warga biasanya juga dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian. Sistem tanam yang mereka gunakan adalah sistem
tumpangsari. Tanaman yang biasa mereka tanam dalam sistem tumpangsari
adalah ketela dan cabai. Tanaman yang ada di pekarangan dimanfaatkan oleh para
petani sebagai pelengkap bumbu dapur atau untuk makanan ringan sehari-harinya,
13
sehingga tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang harus memerlukan lahan
yang luas dan perawatannya juga cukup mudah.
Pola pemilikan lahan sendiri terdiri dari lahan luas dan lahan sempit.
Lahan luas di Dusun Krajan biasanya ditanami komoditas padi, jagung dan sayur.
Pola tanam yang pertama ditanam pada musim kemarau pertama yaitu padi,
kemudian musim kemarau kedua tanaman jagung, lalu tanaman buncis, dan
selanjutnya tanaman jagung lagi. Tujuan pola tanam tersebut adalah agar tanaman
buncis dapat merambat pada bekas batang jagung yang telah dipanen, sehingga
hanya memerlukan biaya yang sedikit karena petani tidak perlu menggunakan
kayu untuk perambatan tanaman buncis. Petani memilih tanaman buncis karena
perawatannya yang mudah, tanaman buncis dipanen pada masa yang singkat yaitu
saat umur 50 hari. Tanaman buncis yang sudah dipanen akan dijual ke pengepul
dengan harga Rp 20.000,- /kg. Hasil produksi tanaman buncis tetap stabil atau
tidak dipengaruhi oleh harga pasar, apabila petani sudah bermitra pada pengepul
tanaman buncis.
Lahan sempit pada umumnya mencapai luas kurang dari satu hektar.
Lahan yang sempit mayoritas diperoleh petani dari pembagian harta warisan
orang tua mereka. Lahan-lahan yang sempit mereka manfaatkan untuk lahan
pertanian, lahan tersebut mereka manfaatkan untuk menanam tanaman pangan
seperti padi dan jagung. Penanaman tanaman pangan, khususnya padi pada
umumnya ditanam dengan sistem jajar legowo. Sebelum mengenal sistem jajal
legowo, para petani menanam padi dengan cara diacak dan jarak antar tanaman
tidak terukur, sehingga pada akhirnya para petani mengikuti penyuluhan desa
yang diadakan oleh kelompok tani. Penyuluhan desa tersebut memberikan
pengenalan ke masyarakat mengenai sistem jajar legowo yang menunjukkan
bagaimana menanam tanaman agar rapi dengan jarak tanam yang sesuai. Tujuan
penyuluhan tersebut agar petani dapat mengelola lahan dengan baik dan benar.
Pemanfaatan lahan dengan cara menanami lahan bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk yang nantinya akan disalurkan kepada konsumen,
sehingga petani mendapatkan keuntungan. Keuntungan dari sekali pemanenan
yaitu Rp.300.000.000,- per setengah hektar, namun keuntungan tidak selalu
14
didapatkan oleh petani dikarenakan gagal panen yang disebabkan oleh beberapa
hal, salah satunya antara lain yaitu hama, penyakit dan gulma. Pengendalian
penyakit, hama dan gulma di Dusun Krajan dikendalikan dengan cara
memberikan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan insektisida. Terdapat pula
penyakit yang resisten terhadap obat pertanian pembasmi penyakit di Dusun
Krajan yang disebut bulai, penyakit bulai memiliki ciri-ciri fisik seperti kapas
yang berwarna putih, biasanya melekat pada batang tanaman jagung. Penyakit
bulai sampai saat ini belum dapat dibasmi, hal ini mengakibatkan penyakityang
semakin lama semakin menyeluruh. Penyakit yang semakin menyeluruh
menyebabkan tanaman jagung mengalami gagal panen dalam jumlah yang sangat
besar.
Pemanfaatan lahan pertanian memerlukan berbagai tahap, seperti praktek
penanaman tanaman yang baik dan benar, pembudidayaan tanaman, dan
pengelolaan lahan. Berbagai tahap tersebut dilakukan secara berkesinambungan
antara petani dengan buruh tani yang berperan dalam pra panen maupun pasca
panen. Lahan di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu juga
dimanfaatkan untuk lahan pemukiman warga, sehingga lahan pertanian sedikit
berkurang. Berkurangnya lahan pertanian tidak menjadikan produktivitas di
Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu menjadi menurun secara drastis,
karena lahan pertanian Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu
keadaannya subur dan alami.
3.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember
Masyarakat Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu masih
memegang teguh nila-nilai budaya sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Pewarisan nenek moyang berupa budaya maupun tradisi yang tertanam di Dusun
Krajan dipegang teguh oleh masyarakat Dusun Krajan. Perilaku ini tercermin pada
saat musim panen warga berantusias untuk menyaksikan kesenian wayang kulit
yang digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan
hasil panen, hal ini sebagai contoh hubungan sosial antar masyarakat yang
15
harmonis. Kegiatan yang dilakukan masyarakat di Dusun Krajan tidak hanya
dalam lingkup syukuran saja, melainkan masyarakat Dusun Krajan juga
membentuk berbagai lembaga dan organisasi seperti terbentuknya kelompok
usaha tani, selain bertujuan dalam meningkatkan usaha pertanian, dampak dari
pembentukan lembaga maupun organisasi membuat para warga lebih mudah
dalam menyampaikan pendapat dan aspirasi mereka, sehingga antar warga dapat
saling mengerti satu sama lain. Saling mengerti satu sama lain menciptakan
harmonisasi antar masyarakat Dusun Krajan tetap terjalin erat.
Meningkatkan hubungan solidaritas antar petani maka di bentuklah sebuah
kelembagaan. Kelembagaan didasari atas latar belakang masyarakatnya yang
sama. Masyarakat Dusun Krajan sepakat membentuk sebuah kelembagaan untuk
mempermudah pengurusan dalam hal pertaniannya. Lembaga pertanian di Dusun
Krajan ini mempunyai tujuan agar masyarakatnya lebih makmur dan sejahtera.
Terdapat beberapa kelembagaan di dusun ini salah satunya lembaga di bidang
pertanian yaitu kelompok tani Karya Utama yang beranggotakan sekitar sepuluh
orang yang diketuai oleh Bapak Untung, yang rata-rata tidak mempunyai lahan.
Kondisi sosial keagamaan di dusun krajan juga aktif contohnya pengajian
yang diperuntukkan khusus ibu-ibu muslimah yang ada di Dusun Krajan.
Pengajian rutin diadakan pada hari selasa pukul 15:00 sampai selesai. Ibu-ibu
pengajian mengadakan iuran yang digunakan untuk konsumsi atau takjilan
dirumah yang akan digunakan. Interaksi sosial antara masyarakat Dusun Krajan
terjaga baik. Buktinya antar masyarakat terjalin rukun dan bergotong royong.
Setiap malam jumat warga laki-laki Dusun Krajan melakukan yasinan
dirumah salah satu warga yang sudah mendaftar. Kegiatan yasinan diisi dengan
membaca surat yasin, kemudian shalawatan. Sebelum acara diakhiri, tuan rumah
menghidangkan makanan kecil untuk para undangan yang datang. Pengajian
dilakukan guna mempererat silaturahmi antar warga dan mendoakan lingkungan
Dusun Krajan supaya tetap rukun dan aman.
Bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan
dalam usaha memajukan perekonomian bangsa. Kualitas dan kuantitas tenaga
kerja menjadi indikator penting dalam pembangunan perekonomiannya, karena
16
17
mempunyai fungsi untuk menentukan pembangunan. Dusun Krajan dalam
mengelola lahan pertanian milikinya tidak serta merta diolah sendiri, melainkan
menyewa tenaga kerja dari anggota masyarakat lainnya, sehingga hal ini
menyebabkan suatu hubungan sosial dimasyarakat yang akan membentuk
kekeluargaan. Kondisi ekonomi masyarakat Dusun Krajan masih terjamin, karena
mayoritas kepala keluarga berprofesi sebagai petani. Mata pencaharian warga
Dusun Krajan selain petani juga bekerja sebagai karyawan perhutani dan sebagai
wirausahawan. Pekerjaan membuat genteng juga mereka lakukan untuk
menambah penghasilan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perekonomian
menjadi terjamin karena keseimbangan dalam hasil produksi dan modal yang
dikeluarkan. Perekonomian di Dusun Krajan bergantung pada sektor pertanian
karena sebagian besar penduduk Dusun Krajan bermata pencaharian sebagai
petani, baik petani tahunan ataupun tanaman semusim. Persentase mata
pencaharian di Dusun Krajan yaitu 70% sebagai petani, 10% bekerja di perhutani,
dan sisanya yaitu 20% bekerja sebagai wirausahawan.
Kondisi perekonomian di Dusun Krajan Desa Krajan Kecamatan Ambulu
tergolong ekomoni menengah ke bawah. Petani di Dusun Krajan tidak hanya
menanam tanaman pangan, melainkan tanaman hortikultura banyak ditanam pada
lahan pekarangan rumah. Tanaman hortikultura yang biasanya ditanam oleh
petani adalah cabai dan kubis. Petani pernah mengalami gagal panen saat
menanam hortikulkura kubis, hal ini dikarenakan kondisi iklim yang tidak
menentu dan bencana alam yang tidak bisa dikendalikan oleh para petani,
sehingga menyebabkan ekonomi penduduk Dusun Krajan mengalami penurunan.
Para petani menyewa lahan ke warga yang perekonomiaannya ke atas, karena
yang memiliki lahan-lahan luas adalah orang kaya. Harga penyewaan lahan di
Dusun Krajan terbilang lebih mahal jika disewakan kepada warga di dusun lain,
tetapi untuk sesama warga Dusun Krajan harga bisa dimiringkan.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Kondisi pertanian di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember terlihat cukup baik karena lahan disana sangat subur,
sehingga komoditas yang ditanam tumbuh dengan baik dan sehat. Pengairan di
lahan tersebut tersedia ketika musim kemarau, sehingga tanaman tidak
kekurangan air karena di daerah tersebut menerapkan sistem irigasi dan ketika
musim hujan lahan pertanian tersebut tidak mengalami banjir karena daratan di
Dusun Krajan cukup tinggi di banding daerah sekitarnya.
2. Pola pemilikan lahan di Dusun Krajan terdapat dua pola yaitu pola sewa dan
pola kepemilikan sendiri. Kepemilikan sendiri di bagi menjadi dua yaitu lahan
luas dan lahan sempit. Pemanfaatan lahan sesuai dengan pola pemilikan yaitu
di jadikan area sawah yang di tanami tanaman pangan dan tanaman sayur.
Pemanfaatan lahan pertanian memerlukan praktek penanaman tanaman yang
baik dan benar, pembudidayaan tanaman, dan pengelolaan lahan.
3. Kondisi sosial antar warga di Dusun Krajan terjalin sangat erat dengan adanya
sikap solidaritas. Peningkatan sikap solidaritas diwujudkan dengan
dilakukannya adat-istiadat di daerah tersebut. Kondisi ekonomi di Dusun
Krajan masih terjamin, karena mayoritas kepala keluarga berprofesi sebagai
petani. Mata pencaharian warga Dusun Krajan selain petani juga bekerja
sebagai karyawan perhutani dan sebagai wirausahawan.
4.2 Saran
1. Bagi pemerintah, sebaiknya pemerintah melakukan sebuah penyuluhan melalui
beberapa paket program kegiatan yang terkait dengan pola pemilikan dan
pemanfaatan lahan di Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember. Pemerintah harus dapat memfasilitasi masyarakat dari
setiap kegiatan pertanian guna memajukan sektor pertanian. Misalnya dengan
memberi kebijakan pupuk bersubsidi bagi petani kecil dengan tepat sasaran.
Pemerintah juga harus melibatkan masyarakat pada setiap program kebijakan
18
yang berkaitan dengan pola pemilikan dan pemanfaatan lahan serta
menerapkannya dalam pertanian di daerah tersebut, agar pertanian di Dusun
Krajan lebih maju dan masyarakat petani bisa menjadi lebih makmur lagi.
2. Bagi masyarakat, sebaiknya selalu turut serta dalam melakukan koordinasi
secara nyata dengan pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Masyarakat
juga harus dapat bepikiran luas dan terbuka terhadap suatu inovasi dan
teknologi-teknologi baru yang dapat meningkatkan suatu hasil pertanian.
3. Bagi mahasiswa, mahasiswa harus dapat menjembatani antara masyarakat
khususnya petani dengan pemerintah, sehingga keterikatan dan keselarasan
dapat berjalan dengan baik. Mahasiswa juga harus bisa menganalisis
permasalahan yang terdapat di lapang dan memecahkannya. Mahasiswa
sebagai inovator yang baik juga harus dapat mengetahui keadaan suatu
masyarakat secara mendalam, baik keadaan sosial maupun ekonomi.
19
DAFTAR PUSTAKA
.Dwianda Putri, A.., dkk.2013.Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan Terhadap
Pendapatan Rumah Tangga Miskin di Desa Bebandem.E-jurnal EP Unud.2 (4):173-180
R . Adisasmita, H.2005.Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah.Yogyakarta:Graha Ilmu
Elizabeth, R.2007.Fenomena Sosiologis Metamorphosis Petani: Ke Arah Keberpihakan Pada Masyarakat Petani di Pedesaan yang Terpinggirkan Terkait Konsep Ekonomi Kerakyatan.Forum Penelitian Agro Ekonomi.25(1): 29-42
Hikmatullah dan Suparto.2014.Karakteristik Tanah Sawah dari EndapanLakustrin di Sulawesi.Jurnal Tanah dan Iklim.38(1) :1-68
Muhammadiyah. 2012. Perubahan Sosial dan Budaya Masyarakat Petani Kakao di Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng. Jurnal Masyarakat dan Kebudayaan Politik. 25(1): 8-14
Rinaldy, S.2006.Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba hingga 1945.Jakarta:Yayasan Obor Jakarta
Wirosodermo, R., dkk.2011.Studi Perencanaan Pola Tanam dan Pola OperasiPintu Air Jaringan Reklamasi Rawa Pulau Rimau di KabupatenMusi Banyuasin Sumatera Selatan.Jurnal Teknologi Pertanian.3(1): 56-66
DOKUMENTASI
Gambar 1. Kantor Kepala Desa Sabrang
Gambar 2. Wawancara dengan Perangkat Desa
Gambar 3. Wawancara dengan Ketua Kelompok Tani
Gambar 4. Wawancara Di Lapang
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGRIBISNISLABORATORIUM SOSIOLOGI PERTANIAN
PANDUAN WAWANCARA
POKOK BAHASAN : Pola Pemilikan dan Pemanfaatan LahanJUDUL : Desa dan KotaLOKASI : Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Jumlah Anggota Keluarga :
Dusun/Desa :
Kecamatan :
Pewawancara
Gol./Kel. : Kelompok F2
Hari / Tanggal Wawancara : Selasa 4 Oktober 2016
Tanda Tangan Informan
(………………………)
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGRIBISNISLABORATORIUM SOSIOLOGI PERTANIAN
PANDUAN WAWANCARA
POKOK BAHASAN : Pola Pemilikan dan Pemanfaatan LahanJUDUL : Desa dan KotaLOKASI : Dusun Krajan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Jumlah Anggota Keluarga :
Dusun/Desa :
Kecamatan :
Pewawancara
Gol./Kel. : Kelompok F2
Hari / Tanggal Wawancara : Selasa 4 Oktober 2016
Top Related