Download - waspada dini

Transcript
  • 7/24/2019 waspada dini

    1/34

    1

    Kasus 4

    Waspada Dini

    Seorang petani berusia 46 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan adanya

    luka pada lengan kanan atas yang terasa gatal dan disertai bengkak pada daerah

    axilla. Pada pemeriksaan didapatkan luka berbentuk bulat, dengan diameter 2

    !m, tepi reguler dan meninggi, ber"arna merah ke!oklatan dengan bagian tengah

    ber"arna hitam, sekitar lesi terdapat pembengkakan tetapi tanpa nanah dan tidak

    nyeri. Sebelum mengalami luka tersebut, pasien menerima beberapa sapi titipan

    dari temannya yang dimaksudkan untuk di#ual men#elang $ari %aya &dul 'dha.

    (erdasarkan hal itu kepala puskesmas segera melaporkan kepada dinas kesehatan

    agar "aspada.

    S)*P &

    +esi #aringan yang -ungsinya terganggu karena suatu penyakit

    S)*P &&

    . 'pa mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tersebut/

    2. (agaimana pathogenesis penyakit tersebut/. (agaimana hubungan antara luka dengan sapi/

    4. )ermasuk #enis apa penyakit ini/ Dan apa ada lagi penyakit selain ini/

    0. 'pa ge#ala yang akan timbul dari penyakit tersebut/

    6. (agaimana pengobatan dari penyakit tersebut/

    1. (agaimana pen!egahan penyakit tersebut/

    S)*P &&&

    . 'pa mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tersebut/

    (a!illus anthra!is yang tergolong bakteri gram positi-

    2. (agaimana pathogenesis penyakit tersebut/a. Karena berhubungan dengan sapi

    b. enghisap spora di tempat ker#a

    !. Digigit serangga

    d. (isa dari industry

    e. 'gri!ulture trasmisi

    . (agaimana hubungan antara luka dengan sapi/

    +uka tersebutada hubungannya dengan sapi karena spora tersebut masuk ke

    tubuh manusia melalui kulit yang terluka tersebut

    4. )ermasuk #enis apa penyakit ini/ Dan apa ada lagi penyakit selain ini/

  • 7/24/2019 waspada dini

    2/34

    2

    Penyakit tersebut termasuk golongan 3oonosis dimana penyakit tersebut

    merupakan penyakit yang ditularkan dari he"an. enurut reseroirnya ada

    yaitu

    a. 'tro3oonosis 5rabies, leptospirosis, hidatidosib. 7ooatroponosis 5)(8, di-teri, amebiasis

    !. 'mphixenosis 5stphilo!o!!us

    0. 'pa ge#ala yang akan timbul dari penyakit tersebut/

    a. 'nthrax kulit

    b. 'nthrax pen!ernaan

    !. 'nthrax otak

    d. 'nthrax paru

    6. (agaimana pengobatan dari penyakit tersebut/

    a. Doxy!y!lin

    b. 8ipro-loxa!in

    !. Penisilin prokaind. )etrasilin

    e. Penisilin 9

    1. (agaimana pen!egahan penyakit tersebut/

    a. Pengendalian he"an

    b. :aksinasi pada he"an

    !. Penyembelihan pada he"an

    S)*P &:

    . 'pa mikroorganisme yang menyebabkan penyakit tersebut/

    (a!illus anthra!is ; membentuk spora 5pada keadaan aerob dan sedikit

    kalsium yaitu dialam terbuka seperti ditanah dan diudara luar ; kuman akan

    inakti- ; membentuk spora ; bertahan hidup bertahun

    bangkai ; spora ; tanah ter!emar 5tumbuhan ; termakan oleh he"an

    ruminansia ; terkontaminasi ; merusak membrane mukosa ; he"an

    terin-eksi

  • 7/24/2019 waspada dini

    3/34

    3

    ?rang yang terkena luka ; terin-eksi dengan he"an yang terkontaminasi

    ;bakteri masuk melalui luka ; kuman di-agositosis dan mengeluarkan toksin

    dan berkemabang biak di sistem lim-atik ;edema 5nekrosis

    elalui mulutPlasmid irulin mengandung gen yang memproduksi kompleks toxin antraks

    berupa -aktor letal, -aktor edema dan antigen protekti- ; berikatan dengan

    reseptor toxin antraks dipermukaan sel ; purin protease 5antigen protekti-

    yang berukuran @ mikron membelah men#adi bentuk 6 mikron ; edema

    Pembelahan antigen prontekti- diperlukan agar tersedia pengikatan A+ dan A*.

    Kemudian akan melakukan pengelompokan ke dalam lipid sel ; ter#hadi

    endositosis melalui lubang yang terbentuk ; translokasi A* dan A+ kedalam

    soitosol ; edema, nekrosiselalui pernapasan

    Spora masuk kedalam rongga aleolar ;makro-ag mem-agosit spora ; spora

    akan lisis dan rusak ; spora yang hidup akan menyebar ke K9( dank e

    mediatinal ; proses perubahan regeneratie ter#adi kurang lebih 6> hari

    kemudian

    . )ermasuk #enis apa penyakit ini/ Dan apa ada lagi penyakit selain ini/

    a. )oxoplasmosis ; ditularkan melalui ku!ing 5parasitnya Toxoplasma

    gondii yang menyebabkan ke!a!atan atau kematian pada bayi

    b. Alu burung 5$0B

    !. S'%S 5%B' !oronairus

    d. S"ine -lu 5$B

    e. %abies 5irus rabies, %habdoirus

    -. (ru!ellosis ;mengin-eksi saluran reproduksi oleh parasit

    4. 'pa ge#ala yang akan timbul dari penyakit tersebut/

    a. 'nthraks salauran pen!ernaan

    ual muntah, sakit perut, ('( dengan darah

    b. 'nthraks otak

    eningitis!. 'nthraks kulit

    9atal, terbentuk esikel, ulkus yang ditutupi kerak hitam

    0. (agaimana pengobatan dari penyakit tersebut/

    a. Kulit

    Peni!illin prokain 5x,2 #uta unitChari selama 2 unitChari

    b. Pen!ernaan

    )etrasiklin grChari

    !. Paru

    &.:.A.D peni!illin 9 @

  • 7/24/2019 waspada dini

    4/34

    4

    6. (agaimana pen!egahan penyakit tersebut/

    '. Pen!egahan

    a. Penyembelihan he"an hanya dilakukan dirumah potong he"an di luar

    tempat itu harus ada i3in dinas peternakan

    b. $e"an yang di!urigai sakit antraks tidak boleh disembelih

    !. Daging he"an yang di!urigai sakit antraks tidak boleh dimakan

    d. )idak boleh dimandikan disembarang tempat dan oleh orang

    penyembelih karena antraks

    e. :aksinasi antaks pada he"an ternak

    (. Pengendalian

    a. 'ntar sesama manusia tidak ada penularan antraks ke!uali karena

    kontak dengan lesi kulit penderita yang berair

    b. =ntuk he"an, kebersihan kandang harus ter#aga

    (agan

    Zoonosis

    Macam

    penyakit Anthrax

    SARS pengerti

    anAgen

    penyeb

    ab

    Pengobat

    an

    pengendal

    ian

    Gejala

    Rabies

    Par!par

    "tak

    Rabies#rcello

    sisA$ian %

    S&ine %

    Salranpencernaan

    klit

  • 7/24/2019 waspada dini

    5/34

    '

    S)*P :

    . elaskan agen penyebab, pathogenesis, ge#ala klinis, pengobatan serta

    pen!egahan dari penyakit 3oonosis berikut ini

    a. 'nthrax

    b. %abies

    !. S'%S

    d. 'ian Alu

    e. S"ine Alu

    2. 'pa a#a masalah kesehatan yang mun!ul akibat adanya penyakit 3oonosis/

    . (agaimana !ara penegndalian pada penyakit 3oonosis/

    S)*P :&

    (ela#ar mandiri

    S)*P :&&

    . elaskan agen penyebab, pathogenesis, ge#ala klinis, pengobatan serta

    pen!egahan dari penyakit 3oonosis berikut ini

    '. 'nthrax

    'nthrax adalah penyakit 3oonosis yang disebabkan oleh kuman

    (a!illus antra!is, suatu basil yang dapat membentuk spora dan ditularkan

    kepada manusia melalui kontak dengan binatang yang terin-eksi atau

    melalui bahan dari binatang yang terkontaminasi 5Sudoyo, 2>>E.

    a. 'gen Penyebab

    Bacillus anthracis adalah bakteri gram

  • 7/24/2019 waspada dini

    6/34

    (

    panas dan dingin dan kembali akti- setelah masuk ke dalam tubuh

    he"an 5Widoyono, 2>.

    b. Patogenesis

    Spora akan masuk melalui kulit, saluran napas atau saluran

    !erna, didalam makro-ag akan bertahan hidup 5Sudoyo, 2>>E.

    Fang menentukan irulensi Bacillus antrhacis adalah

    exotoxin 5plasmid pG> yaitu prote!tie antigen 5P', edema -a!tor

    5*A dan lethal -a!tor 5+A dan yang disebut antiphago!yti!

    polydiglutami! a!id !apsule 5plasmid pG>2 5Sudoyo, 2>>E.

    Kombinasi P' dan *A akan menyebabkan edema lokal dan

    menghambat -ungsi PB, sedangkan kombinasi P' dan +A akan

    menyebabkan syok dan kematian !epat, bisa dalam "aktu 6> menit5Sudoyo, 2>>E.

    Pada !utaneus anthrax, spora kuman tersebut akan masuk

    melalui kulit yang luka atau melalui luka yang disebabkan serat dari

    binatang terin-eksi. Di #aringan subkutan spora tersebut akan berubah

    men#adi bentuk egetati, bermutiplikasi dan mengeluarkan

    eksotoksin dan material kapsul anti-agositik 5plasmid pG>2. 'kan

    ter#adi edema dan nekrosis #aringan. Selan#utnya kuman akan di-agosit

    oleh makro-ag dan menyebabar ke kelen#ar getah bening setempat,

    dimana disini toksin akan menyebabkan perdarahan, edema dan

    nekrosis 5limpadenitis. )erakhir basil tersebut akan masuk ke

    perderan darah dan menyebabkan pneumonia, meningitis dan sepsis

    5Sudoyo, 2>>E.

    Pada inhalation anthrax 5lebih #arang ter#adi dibanding tipe

    lainnya ter#adi inhalasi spora 5aerosol dengan ukuran partikel kurang

    dari 0um dimana spora akan sampai ke aleoli, diga-osit olehmakro-ag dan selan#utnya diba"a ke kelen#ar getah bening

    mediastinum. Spora yang ditanah akan menggumpal dan akan susan

    men#adi aerosol, sehingga tidak menyebabkan inhalation antraks

    5Sudoyo, 2>>E.

    Disini ter#adi germination, berkembang biak dan pembentukan

    toksin, sehingga ter#adi lim-adenitis dan mediatinitis yang hemoragis.

    Kapiler paru bisa terkena yang menyebabkan trombosis dan gagal

    napas. uga bisa ter#adi e-usi pleura. Pneumonia ter#adi oleh karen

  • 7/24/2019 waspada dini

    7/34

    )

    in-eksi sekunder bukan primer oleh basi antraks. Dari paru basil bisa

    masuk ke aliran darah menyebabkan bakterimia, yang bisa masi-.

    Penyebab kematian dari inhalation anthrax ini adalah gagal napas,

    syok dan edema paru 5Sudoyo, 2>>E.

    (ila spora masuk melalui mulut setelah makan daging

    terkontaminasi yang mentah atau kurang masak maka akan ter#adi

    yang disebut oropharyngeal atau intestinal anthrax.oropharyngeal

    anthrax ini ter#adi pembengkakkan -arynx, dan bisa menyebabkan

    obstruksi trakea dan lim-adenopati serikal dengan edema 5Sudoyo,

    2>>E.

    !. ani-estasi klinis

    asa inkubasinya adalah 1 hari dengan rata rata 2.

    2 'ntraks saluran pen!ernaan

    9e#ala antraks tipe inibermula dengan rasa sakit perut yang

    hebat, mual, muntah, dan demam. Penderita tertular akibat menelan

    daging yang terkontaminasi spora 5Widoyono, 2>.

    'ntraks paru

    )ipe ini paling #arang ditemukan. 9e#alanya tidak khas, bisa

    berupa batuk, lesu, lemah, dan tanda>E.

    =ntuk antrak tipe kulit

    Penisilin 2 x ,2 #uta unitChari selama 0.>>> unitChari

  • 7/24/2019 waspada dini

    8/34

    *

    se!ara intramuskular dengan melakukan skin test terlebih dahulu

    5Widoyono, 2>.

    2 =ntuk antraks tipe saluran pen!ernaan

    )etrasiklin gramChari 5Widoyono, 2>.

    =ntuk antraks tipe paru

    &:AD penisilin 9 @.

    (. %abies

    %abies adalah penyakit in-eksi akut susunan sara- pusat pada

    manusia dan mamalia yang berakibat -atal. Penyakit ini disebabkan oleh

    irus rabies yang termasuk genusLyssa-virus, -amilyRhabdoviridaedan

    mengin-eksi manusia melalui se!ret yang terin-eksi pada gigitan binatang.

    Di &ndonesia dikenal dengan penyakit an#ing gila 5Sudoyo, 2>>E.

    a. 'gen penyebab

    &n-eksi ter#adi biasanya melalui kontak dengan binatang seperti

    ku!ing, kera, serigala, kelela"ar, dan ditularkan pada manusia melalui

    gigitan binatang atau kontak irus 5salia binatang dengan luka pada

    host ataupun melalui membrane mukosa. Kulit yang utuh merupakan

    barrier pertahanan terhadap in-eksi. )ransmisi dari manusia ke

    manusia belum pernah dilaporkan. &n-eksi rabies pada manusia ter#adi

    dengan masuknya irus le"at luka pada kulit 5garukan, le!et, luka

    robek atau mukosa. Paling sering in-eksi ter#adi melalui gigitan

    an#ing, tetapi bisa #uga melalui gigitan ku!ing, kera atau binatang

    lainnya yang terin-eksi 5serigala, musang, kelela"ar. 8ara in-eksi

  • 7/24/2019 waspada dini

    9/34

    +

    yang lain adalah melalui inhalasi dimana dilaporkan ter#adinya in-eksi

    rabies pada orang yang mengun#ungi goa kelela"ar tanpa adanya

    gigitan. Dapat pula kontak irus rabies pada ke!elakaan ker#a di

    laboratorium, atau akibat aksinasi dari irus rabies yang masih hidup.

    )er#angkitnya in-eksi rabies #uga dilaporkan pada tindakan

    transplantasi kornea dari donor yang mungkin terin-eksi rabies

    5Sudoyo, 2>>E.

    b, Patogenesis

    Setelah irus rabies masuk ke tubuh manusia, selama 2 minggu

    irus menetap pada tempat masuk dan di #aringan di dekatnya. :irus

    berkembang biak atau langsung men!apai u#ung

  • 7/24/2019 waspada dini

    10/34

    1-

    nodul pada glia pada otak dan medulla spinalis. Di#umpai Begri

    bodies yaitu benda intrasitoplasmik yang berisi komponen irus

    terutama protein ribonuklear dan -ragmen organela seluler seperti

    ribosomes. Begri bodies dapat ditemukan pada seluruh bagian otak,

    terutama pada korteks serebri, batang otak, hipotalamus, sel Purkin#e

    serebelum, ganglia dorsalis medulla spinalis. Pada 2>H kasus rabies

    tidak ditemukan Begri bodies. 'danya miokarditis menerangkan

    ter#adinya aritmia pada pasien rabies 5Sudoyo, 2>>E.

    !. 9e#ala Klinis

    asa inkubasi rabies E0H antara

  • 7/24/2019 waspada dini

    11/34

    11

    2 Stadium Beurologi 'kut

    Dapat berupa furious atau paralitik. Pada ge#ala furious

    penderita men#adi hiperakti-, disorientasi, mengalami halusinasi,

    atau bertingkah laku aneh. Setelah beberapa #am

  • 7/24/2019 waspada dini

    12/34

    12

    tidak menular melalui darah dan tin#a. Fang penting dalam

    penga"asan penderita rabies adalah ter#adinya hipoksia, aritmia,

    gangguan elektrolit, hipotensi, edema serebri 5Sudoyo, 2>>E.

    Penderita rabies dapat diberikan obatE.

    e, Pen!egahan

    =ntuk men!egah in-eksi irus rabies pada penderita yang

    terpapar dengan irus rabies melalui kontak ataupun gigitan binatang

    pengidap atau tersangka rabies harus dilakukan pera"atan luka yang

    adekuat dan pemberian aksin anti rabies dan immunoglobulin.

    :aksinasi rabies perlu #uga dilakukan terhadap indiidu yang beresiko

    tinggi tertular rabies 5Sudoyo, 2>>E.

    Penanganan +uka

    Pengobatan lo!al luka gigitan adalah -a!tor penting dalam

    pen!egahan rabies. +uka gigitan harus segera di!u!i dengan sabun,

    dilakukan debridemen dan diberikan desin-ektan seperti al!ohol

    4>H, tinktura yodii, atau larutan ephiran >,H. +uka akibat

    gigitan binatang penular rabies tidak dibenarkan untuk di#ahit

    ke!uali bila keadaan memaksa dapat dilakukan #ahitan situasi.

    Pro-ilaksis tetanus dapat diberikan dan in-eksi ba!terial yang

    berhubungan dengan luka gigitan perlu diberikan antibioti!5Sudoyo, 2>>E.

    2 :aksinasi

    Vaksinasi Post-exposure. Dasar aksinasi post-exposure

    5pas!a

  • 7/24/2019 waspada dini

    13/34

    13

    !eutraliing antibody tersebut dapat berasal dari imunisasi pasi-

    dengan serum anti rabies atau se!ara akti- diproduksi oleh tubuh

    karena imunisasi akti- 5Sudoyo, 2>>E.

    8. S'%S

    Seere '!ute %espiratory Syndrome 5S'%S adalah penyakit in-eksi

    salura napas yang disebabkan oleh irus !orona dengan ge#ala klinis yang

    berat, menyebar dengan !epat 5Sudoyo, 2>>E.

    a. 'gen penyebab

    Penyebab penyakit S'%S adalah irus yang tergolong kedalam

    "enus #oronavirus 58o: yang biasanya bersi-at tidak stabil bila

    berada pada lingkungan. Bamun irus ini mampu mempertahankan

    iabilitasnya dengan baik bila masih berada didalam -eses. 9enus

    8oronairus berasal dari ordo !idovirales, yaitu golongan irus yang

    memiliki selubung kapsul dan genom %B' rantai tunggal. (erdasarka

    studi geneti! dan antigenesitas, 8o: terbagi kedalam kelompok besar,

    yaitu 5.$uman #oV %%&'danporcine transmissible gastroenteritis

    virus, 52.$uman #oV (#)*, bovine coronavirus+ mice hepatis virus,

    dan 5. Virus bronchitis infeksiosa. 8o: S'%S memiliki reaktiitas

    silang dengan anti serum yang diproduksi oleh #oV %%&' 5Sudoyo,

    2>>E.

    b. Patogenesis

    S'%S se!ara klinis lebih banyak melibatkan saluran napas atas

    bagian ba"ah, dibandingkan dengan saluran napas bagian atas. Pada

    saluran napas ba"ah, sel

  • 7/24/2019 waspada dini

    14/34

    14

    pembuluh darah kepiler paru men#adi bebas untuk masuk kedalam

    ruang aleolus 5Sudoyo, 2>>E.

    Aase selan#utnya dimulai tepat setelah > hari per#alanan penyakit

    dan ditandai dengan perubahan pada D'D eksudati- men#adi D'D

    yang terorganisir. Pada periode ini, terdapat metaplasia sel epitel

    skuamousa brokhial, bertambhnya ragam sel dan -ibrosis pada dinding

    dan lumen aleolus. Pada -ase ini tampak dominasi pneumosit tipe 2

    dengan pembesaran nu!leus, serta nu!leoli yang eosino-ilik.

    Selan#utnya, seringkali ditemukan sel raksasa dengan banyak nu!leus di

    dalam rongga aleoli 5Sudoyo, 2>>E.

    !. 9e#ala klinis

    Gejala prodromal. S'%S memiliki masa inkubasi antara

    sampai 4 hari dengan rataE.

    Demam yang naik turun seringkali berhubungan dengan rasa

    menggigil dan kaku

  • 7/24/2019 waspada dini

    15/34

    1'

    men!oba bangun dari tempat tidur. $al ini mungkin berkaitan dengan

    mun!ulnya hipotensi dengan paisenH pasien S'%S menun#ukan radiologis -oto dada yang

    normal pada saat kunu#ungan pertama. Bamun hal ini tentunya tidak

    dapat digunakan untuk mengeksklusi diagnosis S'%S dan -oto

    radiologis ulangan perlu dilakukan 5Sudoyo, 2>>E.

    Manifestasi pernapasan. Penyakit paru adalah mani-estasi klinis

    yang utama dari S'%S. 9e#ala berupa batukH pasien S'%S. eni-estasi

    kardioaskular yang ter#adi umumnya tidak memerlukan pengobatan

    dan bersi-at asimtomatik. $anya sebagian ke!il pasien S'%S yang

    mengalami peningkatan kadar 8K, dan kenaikan kadar en3im ini

    ternyata tidak berhubungan dengan #antung 5Sudoyo, 2>>E.

    Manifestasi neurologic. Keluhan pada sistem sara- #uga #arang

    ditemukan pada pasien S'%S. Kasus epilepsy dan disorientasi yang

    ditemukan pada S'%S pernah dilaporkan, de-idit neurologis -okal tidak

    pernah ditemukan, sementara dari 8)

  • 7/24/2019 waspada dini

    19/34

    1+

    b Simtomatik 'analgesik, 'ntitusi-, ukolitik

    ! Pro-ilaksis 'ntibiotik terapeutik dan pro-ilaksis sesuai indikasi

    Penggunaan antiirus seperti ribairin sangat membantu. 'kan

    tetapi mengingat persediaan dan harganya mahal, obat ini belum bisa

    direkomendasikan se!ara luas 5Widoyono, 2>.

    )idak semua pasien penderita S'%S harus dira"at di rumah

    sakit. Kasus suspek tanpa ri"ayat kontak dan kasus dengan ge#ala

    klinis yang ringan !ukup dira"at di rumah 5home isolation dengan

    memperhatikan hal8, penderira harus segera diba"a ke rumah

    sakit

    !. Peralatan makan dan minum penderita harus dipisahkan

    d. Penderita minum obat sesuai aturan yang sudah ditetapkan

    e. 'nggota keluarga yang mera"at penderita harus ra#un !u!i

    tangan setiap sebelum dan sesudah makan dan terus memakai

    masker

    -. 'pabila terdapat anggota keluarga yang demam pada saar

    penderita masih sakit sampai 4 hari setelah penderita dinyatakan

    sembuh, amggota keluarga tersebut perlu diru#uk ke rumah sakit

    5Widoyono, 2>.

    &ndikasi ra"at kasus S'%S adalah semua kasus probable dan

    kasus suspek dengan ri"ayat konta# erat positi- serta dengan kasussuspek dengan ge#ala klinis yang berat

    Sesak napas

    2 Badi !epat 5J>>kaliCmenit

    )erdapat gangguan kesadaran

    4 Keadaan umum 5K= lemah

    0 enurut pertimbangan dokter yang memerisa 5Widoyono, 2>.

    e. Pen!egahan

  • 7/24/2019 waspada dini

    20/34

    2-

    8enter Aor Disease 8ontrol 58D8 menyatakan bah"a tindakan

    men!u!i tangan sehabis kontakdengan pasien S'%S, menggunakan

    masker yang sesuai, serta memakai #ubah dan sarung tangn dapat

    melindungi tenaga medis dari terpapar droplet pasien S'%S 5Sudoyo,

    2>>E.

    Selain pengendalian in-eksi di rumah sakit, komunitas memegang

    peranan yang tidak kalah pentingnya didalam pengendalian in-eksi,

    meskipun dikatakan bah"a S'%S adalah penyakit yang terutama

    ter#adi se!ara nosokomial. Seperti yang kita ketahui, ketika ter#adi

    outbreak S'%S, kun!i keberhasilan didalam pengendalian in-eksi

    komunitas adalah partisipasi akti- dari masyarakat se!ara langsung.*duksi yang baik mengenai S'%S dapat men#adi bekal pengetahuan

    bagi masyarakat, agar mereka memiliki pemahaman yang baik dan

    diharapakan mampu melakukan tindakan yang tepat. Penyebaran

    in-ormasi serta ketersediaan logisti! untuk pen!egahan in-eksi, dan alur

    ru#ukan kasus yang #elas akan semakin mendukung masyarakat unruk

    memperoleh tatalaksana yang sesuai 5Sudoyo, 2>>E.

    D. 'ian Alu

    'ian in-luen3a atau -lu burung merupakan penyakit in-eksi akibat

    irus in-luen3a tipe ' yang biasa mengenai unggas 5Sudoyo, 2>>E.

    a. 'gen penyebab

    Alu burung disebabkan oleh irus 'ian &n-luen3a 5'& tipe '.

    Subtipe $0B irus in-luen3a ini dapat menular dari unggas ke he"an

    mamalia 5Sudoyo, 2>>E.

    b. Patogenesis

    Penyebaran irus ,vian influena 5'l ter#adi rnelalui udara

    droplet infection. di mana irus dapat tertanam pada membran mukosa

    yang rnelapisi saluran napas atau langsung memasuki aleoli

    5tergantung dan ukuran droplet./ :irus yang tertanam pada membran

    mukosa akan terpa#an mukoprotein yang mengandung asam sialat yang

    dapat mengikat irus. %eseptor spesi-ik yang dapat berikatan dengan

    irus in-luen3a berkaitan dengan spesies darimana irus berasal. :irus

    avian influena manusia $uman influena viruses. dapat berikatan

    dengan alpha 2,6 sialiloligosakarida yang berasal dan membran sel di

    mana didapatkan residu asam sialat yang dapat berikatan dengan residu

  • 7/24/2019 waspada dini

    21/34

    21

    galaktosa melalui ikatan 2,6 linkage/ :irus '& dapat berikatan dengan

    membran sel mukosa melalui ikatan yang berbeda yaitu ikatan 2,

    linkage/ 'danya perbedaan pada reseptor yang terdapat pada membran

    mukosa diduga sebagai penyebab mengapa irus '& tidak dapat

    mengadakan replikasi se!ara e-isien pada manusia. ukoprotein yang

    mengandung reseptor ini akan rnengikat irus sehingga perlekatan irus

    dengan sel epitel saluran napas dapat di!egah. )etapi irus yang

    mengandung protein neuraminidase pada permukaannya dapat

    meme!ah ikatan tersebut. :irus selan#utnya akan melekat pada epitel

    permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalarn sel

    tersebut. %eplikasi irus ter#adi selama 4

  • 7/24/2019 waspada dini

    22/34

    22

    asa inkubasi avian influena sangat pendek yaitu hari,

    dengan rentang 2>E.

    'dapun keluhan gastroH 5Sudoyo, 2>>E.

    Kelainan laboratorium rutin yang hampir selalu di#umpai

    adalah lekopenia, lim-openia, dan trombositopenia. 8ukup banyak

    kasus yang mengalami gangguan gin#al berupa peningkatan nilai ureum

    dan kreatinin. Kelainan gambaran radiologis toraks berlangsung sangat

    progresi- dan sesuai dengan mani-estasi klinisnya namun tidak ada

    gambaran yang khas. Kelainan -oto toraks bisa berupa in-iltrat bilateral

    luas in-iltrat di-us, multilokal, atau tersebar patchy.3 atau dapat berupa

    kolaps lobar 5Sudoyo, 2>>E.

    d. Pengobatan &stirahat

    2 Diet

    edikamentaso

    a 'ntibiotik spektrum luas

    b ?seltamiir 10 mg dosis tunggal selama 1 hari

    ! 'mantadin dalam 4@ #am a"al in-eksi, sampai 0 hari,

    dosis 2 x 2,0 mgCkg((Chari. (ila berat badan J40 kg

    maka dosisnya men#adi 2 x >>mg

    4 Suporti- :itamin 8 dan ( kompleks

    0 Simtomatik analgesik, antitusi-, mukolitik

  • 7/24/2019 waspada dini

    23/34

    23

    6 Pro-ilaksis antibiotik 5Widoyono, 2>

    Prinsip penatalaksanaan avian in-luen3a adalah istirahat,

    peningkatan daya tahan tubuh, pengobatan antiiral, pengobatan

    antibiotik, pera"atan aspirasi, anti in-lamasi, imunomodulators.

    engenai antiiral maka antiiral sebaiknya diberikan pada

    a"al in-eksi yakni pada 4@ #am pertama. 'dapun pilihan obat

    . pengharnbat 2 a.'mantadin 5symadine, b. %imantidin 5-lu> mg atau 0 mgCkg(( selama .

  • 7/24/2019 waspada dini

    24/34

    24

    a. 'gen penyebab

    Alu babi disebabkan oleh in-luen3a irus dimana irus ini

    terdiri atas banyak #enis irus -lu.:irus tersebut terus>E mengalami pandemi disebabkan adanya ariasi dalam irus

    $B biasa.$al ini se!ara khusus disebut $B 2>>E atau -lu babi.

    Strain ini yang sebelumnya telah ditemukan pada babi atau manusia

    diketahui memba"a !ampuran gen dari -lu pada manusia,s"ine -lu 5-lu

    babi dan -lu burung 5-lu burung 5Widoyono, 2>.

    :irus in-luen3a mempunyai tata nama tertentu dalam

    pembagiannya misalnya:arian ika terdeteksi disebut dengan tambahan

    MM. isalnya, #ika $B2 irus ariasi terdeteksi di seseorang, itu akan

    disebut M$B2M irus. )atanama ini disusun pada 6 anuari 2>2

    dalam upaya menekan morbiditas dan kematian mingguan yang

    dilaporkan dari pusat untuk upaya pen!egahan dan !ontrol penyakit 5.

    :irus -lu babi umumnya ketika mengin-eksi babimemperlihatkan ge#ala seperti demam, batuk 5menggonggong, keluar

    dari hidung atau mata, bersin, kesulitan bernapas, mata merah dan

    berair dan penolakan untuk makan.(eberapa babi mungkin terin-eksi

    tapi tidak memperlihatkan tamda

  • 7/24/2019 waspada dini

    25/34

    2'

    +ebih lan#ut, babi rentan terhadap tiga #enis -lu sebagaimana di

    paparkan sebelumnya sepert -lu burung, -lu manusia dan -lu babi.

    $e"an> pada bulan -ebruari telah membunuh 0.E2 di seluruh dunia

    namun pada > agusutus 2>> W$? menyatakan penurunan pandemi!

    di karenakan mulai adanya aksinasi yang menyebabkan penurunan

    prealensi kasus Alu (abi 5Widoyono, 2>.

    b. Patogenesis

    Pada penyakit in-luensa babi klasik, irus masuk melalui

    saluran perna-asan atas kemungkinan le"at udara. :irus menempel

    pada tra!hea dan bron!hi dan berkembang se!ara !epat yaitu dari 2 #am

    dalam sel epithel bron!hial hingga 24 #am pos in-eksi. $ampir seluruh

    sel terin-eksi irus dan menimbulkan eksudat pada bron!hiol. &n-eksi

    dengan !epat menghilang pada hari ke E 5'B?B., EE. +esi akibat

    in-eksi sekunder dapat ter#adi pada paruparu karena aliran eksudat yang

    berlebihan dari bronkhi. +esi ini akan hilang se!ara !epat tanpa

    meninggalkan adanya kerusakan.

    Kontradiksi ini berbeda dengan lesi pneumonia en3ooti!a babi yang

    dapat bertahan lama. Pneumonia sekunder biasanya karena serbuan

    Pasteurella multo!ida, ter#adi pada beberapa kasus dan merupakan

    penyebab kematian.

    !. 9e#ala klinis

  • 7/24/2019 waspada dini

    26/34

    2(

    ani-estasi dari in-luen3a $B 5-lu babi adalah sama

    dengan in-luen3a musiman. Pasien datang dengan ge#ala penyakit

    perna-asan akut, termasuk minimal 2 dari 50L0 4 0nfluena Like 0llness

    a Demam

    b (atuk

    ! Sakit tenggorokan

    d Byeri tubuh

    e Sakit kepala

    - enggigil dan kelelahan

    g Diare dan muntah

    ?rang dengan ge#ala ini harus menghubungi penyedia layanan

    kesehatan mereka segera. Pengobatan idealnya harus dimulai 4@ #am

    dari timbulnya ge#ala 5lihat ?bat. Durasi penyakit biasanya 4

  • 7/24/2019 waspada dini

    27/34

    2)

    3. Kriteria berat 5ra"at di &8=

    a. Pneumonia yang luas

    b. 9agal napas

    !. Sepsis

    d. Syok

    e. Kesadaran menurun

    -. '%DS

    g. ?DS 5Widoyono, 2>.

    d. Pengobatan

    'ntiirus

    :irus in-luen3a ' baru $B sensiti- terhadap neuramidase

    inhibitor 5Ba&s yaitu oseltamiir dan 3anamiir, tetapi resisten

    terhadap amantadine atau rimantadine. Pemberian antiirus

    berman-aat bila diberikan maksimal 4@ #am setelah onset penyakit.

    +amanya terapi 0 hari untuk pasien yang ra"at inap, pasien dengan

    in-eksi berat atau pasien &8= dapat diberikan terapi yang lebih lama.

    %ekomendasi pemberian antiirus yaitu pasien ra"at inap, risiko

    tinggi komplikasi dan memiliki penyakit dasar kronis 5Widoyono,

    2>.

    ?seltamiir diberikan dengan dosis 2x10 mg selama 0 hari.

    =ntuk usia antara tahun 2 tahun maka dosis perlu disesuaikan

    dengan berat badan 5Widoyono, 2>.

    (erat (adan Dosis

    0 kg 2x> mg p.o untuk 0 hari

    0 mg p.o untuk 0 hari

    J4> kg 2x10 mg p.o untuk 0 hari

  • 7/24/2019 waspada dini

    28/34

    2*

    7anamiir diberikan untuk usia diatas 0 tahun dengan dosis

    2x 0 mg selama 0 hari dengan !ara per.

    2 'ntibiotik

    'ntibiotik dapat diberikan apabila hasil pemeriksaan

    didapatkan tanda dan ge#ala in-eksi sekunder karena bakteri.

    5Widoyono, 2>.

    Kortikosteroid

    Kortikosteroid #angan diberikan rutin pada pasien dengan

    in-luen3a a baru $B, berdasarkan laporan dari eksiko pemberian

    kortikosteroid tidak menguntungkan. Penggunaan kortikosteroid

    dosis tinggi akan menyebabkan e-ek samping yang serius akibat

    meningkatnya replikasi irus dan meningkatkan ter#adinya kuman

    opotunistik 5Widoyono, 2>.

    4 :aksinasi

    (eberapa produsen menyediakan aksin $B. :aksin ini

    tersedia sebagai suntikan & 5>,0 mlCdosis dan sebagai produk

    intranasal 5>, mlC dose untuk setiap lubang hidung. Penin#auan

    sistematis dan meta>E in-luen3a ' 5$B.

    )idak ada laporan kematian atau kasus 9uillain.

    e. Pen!egahan

    $indari kontak langsung dengan babi karena penularan -lubabi melalui udara dan dapat #uga melalui kontak langsung dengan

    penderita, kemudian asa inkubasinya

  • 7/24/2019 waspada dini

    29/34

    2+

    teratur menggunakan sabun pembunuh kumanCantiseptik. ika anda

    bepergian, gunakan masker untuk menghindari penularan kuman dari

    irus Alu babi ini 5Widoyono, 2>.

    2. 'pa a#a masalah kesehatan yang mun!ul akibat adanya penyakit 3oonosis/

    Dampak 3oonosis dapat terbagi men#adi dua yaitu dampak langsung dan

    dampak tidak langsung. Dampak langsung berhubungan dengan kesehatan

    masyarakat mulai dari dampak penyakit akut hingga kronis serta mulai dari

    tingkat mortalitas rendah hingga tinggi. Sedangkan dampak tidak langsung

    berkaitan dengan perekonomian rakyat dan keamanan nasional 5national

    security 5*tty, 2>>4.

    Dampak terhadap manusia atau human capitaldapat dibagi men#adi dua

    yaitu inestasi sumber daya manusia dan produktiitas penduduk. Seseorang

    yang terkena in-eksi 3oonosis akan menurunkan produktiitas ker#a selan#utnya

    menurunkan pendapatan keluarga sedangkan #ika terin-eksi 3oonosis akut

    dengan si-at mortalitas penyakit tinggi menimpa kepala keluarga atau tulang

    punggung perekonomian keluarga maka se!ara otomatis menimbulkan dampak

    terhadap perekonomian keluarga sekaligus nilai inestasi sumber daya manusia

    akan hilang atau berkurang 5*tty, 2>>4.

    Pengendalian 3oonosis strategis seperti 'nthrax mengharuskan untuk

    mengisolasi daerah kasus, tindakan pengendalian tersebut #ika ter#adi pada

    daerah dengan sokongan perekonomian utama adalah peternakan rakyat yang

    terdiri dari #enis ternak ruminansia maka dampaknya rakyat akan kehilangan

    sumber pendapatan. Selain itu dampak #enis 3oonosis strategis mengakibatkan

    kepanikan pada masyarakat sebagai !ontoh kepanikan akibat takut makan

    daging karena ter#adinya kasus anthrax disuatu daerah. Kepanikan tersebut

    akan menurunkan nilai ekonomis sebuah komoditas bahkan akan berdampakpada iklim inestasi, pari"isata dan transportasi 5*tty, 2>>4.

    Dampak kesehatan lainnya sesuai dengan arti kesehatan 5N5esehatan

    adalah keadaan sehat+ baik secara fisik+ mental+ sosial maupun ekonomi yang

    memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

    ekonomisN adalah dampak mental, spiritual dan ekonomis hal ini dapat ter#adi

    akibat komunikasi yang tidak tepat sehingga menimbulkan kepanikan. Sebagai

    !ontoh mun!ulnya isu Alu (urung dapat menular melalui konsumsi daging

    unggas sehingga masyarakat takut untuk mengkonsumsi produk unggas dan

  • 7/24/2019 waspada dini

    30/34

    3-

    komunikasi kepada pemilik an#ing ketika dilakukan pemberantasan rabies

    dengan !ara pembunuhan an#ing yang berakibat menimbulkan ketakutan,

    sehingga mereka mengungsikan he"an peliharaannya ke tempat lain yang

    #ustru memper!epat per!epatan penyerapan irus rabies. Penanggulangan

    rabies pada he"an penular rabies melalui pengendalian populasi terkendala

    dengan pertimbangan budaya seperti an#ing sebagai sumber protein he"ani di

    beberapa daerah, an#ing sebagai Nmas ka"inO seperti yang ter#adi di Alores dan

    an#ing sebagai he"an su!i yang dalam kisah pe"ayangan panda"a lima an#ing

    #antan mendampingi Fudistira masuk ke s"argaloka 5*tty, 2>>4.

    Kerugian ekonomi rakyat akibat 3oonosis dapat ter#adi akibat mun!ulnya

    penyakit baru dengan morbiditas dan mortalitas tinggi seperti Alu (urung yangmenyebabkan kerugian bagi peternak bahkan berpotensi menimbulkan dampak

    pada ketahanan pangan akibat penurunan ketersediaan bahan pangan. $al

    serupa #uga dapat ter#adi pada bidang pari"isata seperti ter#adinya "abah

    rabies di (ali, dimana mun!ul peringatan bahaya per#alanan 5 travel advisory

    dari beberapa negara ke (ali akibat rabies. 'kibat rabies sendiri berdampak

    terhadap melambatnya pembangunan kese#ahteraan rakyat akibat 'P(D yang

    terserap untuk pengendalian rabies 5*tty, 2>>4.

    Dampak 3oonosis di bidang keamanan adalah pada kasus digunakannya

    agen 3oonosis sebagai sen#ata biologis seperti bubuk spora anthrax. Pada kasus

    bioterrorism yang ter#adi melalui penyebaran spora anthrax dalam bentuk

    tepung diketahui bah"a spora anthrax yang telah direkayasa sehingga bersi-at

    multi resisten terhadap antibiotik. Penggunaan spora anthrax dalam bentuk

    bubuk memungkinkan ter#adinya in-eksi anthrax tipe perna-asan yang memiliki

    angka mortalitas #auh lebih tinggi dibandingkan anthrax tipe kulit 5*tty, 2>>4.

    7oonosis yang tidak ditangani komprehensi- dan pro-esional dapatmenimbulkan pandemik global yang mungkin menimbulkan kerugian #i"a

    hingga #utaan orang. Sebagai !ontoh pandemik adalah -lu spanyol dan -lu

    hongkong, sedangkan saat ini 3oonosis yang memiliki potensi men#adi

    pandemik adalah Alu (urung 5*tty, 2>>4.

    Ke#adian "abah penyakit 3oonosis dapat menimbulkan dampak terhadap

    kehidupan masyarakat antara lain

  • 7/24/2019 waspada dini

    31/34

    31

    a. empunyai dampak terhadap ketenteraman bathin masyarakat dan -obia

    masyarakat untuk mengkonsumsi pangan asal he"an 5daging, susu dan

    telur.

    b. Dengan adanya ke#adian kasus antraks di daerah endemis 5seperti (ogor dan

    B)( berdampak terhadap perekonomian masyarakat dan perdagangan

    ternak, karena kebi#akan pemerintah terhadap penutupan lalu lintas ternak

    yanng rentan.

    !. (erkaitan denagan "abah 'ian &n-luen3a, maka ter#adi penurunan

    konsumsi daging ayam, harga ayam turun drastis hingga men!apai titik

    harga terrendah, sehingga dapat mengan!am bisnis perunggasan.

    d. enimbulkan keresahan masyarakat industri, karena terbatasnya pasokan

    bahan baku industri oleh karena larangan impor dari negara tertular penyakit

    he"an.

    e. 'kibat yang paling men!olok dengan terhentinya ekspor 5*tty, 2>>4.

    . (agaimana !ara penegndalian pada penyakit 3oonosis/

    Pengendalian 3oonosis sebagai usaha untuk penyediaan bahan pangan

    yang aman harus dimulai dari hulu, yaitu sektor industri pakan dan penyediaan

    bibit hingga ke hilir yang men!akup managemen pemeliharaan, proses

    pemotongan, transportasi, pengolahan dan pemasaran. (ibit ternak yang baik

    relati- lebih tahan terhadap serangan penyakit tertentu demikian pula

    pemberian pakan yang meperhatikan aspek kuantitas dan kualitas, tetapi

    penyediaan bibit dan pemberian pakan yang baik, serta !ara pemeliharaan

    ternak yang baikpun masih perlu diberikan kekebalan tubuh untuk pen!egahan

    penyakit tertentu. Pemeliharaan ternak dengan !ara dikandangkan dapat

    mengurangi ke#adian penyakit, karena dapat memberikan perlindungan

    terhadap !ua!a yang kurang baik dan men!egah kontaminasi penyakit dari

    he"an lainnya, meskipun dapat memberikan resiko negatip yaitu mudah

    ter#adinya penularan penyakit dari indiidu kesatu indiidu lainnya, tetapi

    dengan !ara ini akan lebih memudahkan dalam penga"asan, sehingga apabila

    timbul ge#ala penyakit dapat diketahui dengan !epat sebelum menular kepada

    ternak lainnya, dan pertolongan dapat segera diberikan 5Suradi, 2>>4.

    Penyediaan daging sebagai bahan pangan hasil ternak harus melalui

    proses pemotongan. )empat yang ditun#uk untuk menga"asi proses

  • 7/24/2019 waspada dini

    32/34

    32

    pemotongan ternak untuk konsumsi manusia adalah rumah pemotongan he"an

    5%P$. enurut SK enteri Pertanian Bo 000CKptsC)B 24>CECE@6, bah"a

    %P$ adalah unitCsarana pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging sehat

    yang ber-ungsi sebagai 5a tempat dilakukannya pemotongan he"an se!ara

    benar, 5b tempat dilaksanakannya pemeriksaan antemortem dan postmortem

    untuk men!egah penularan penyakit he"an ke manusia, 5! tempat untuk

    mendeteksi dan memonitor penyakit he"an guna pen!egahan dan

    pembrantasan penyakit he"an menular dari daerah asal ternak. Keputusan yang

    diberikan kepada ternak hasil pemeriksaan antemortem, yaitu 5a ditolak

    untuk dipotong, bila ternak menderita penyakit menular. 'pabila %P$ tidak

    memiliki karantina, atau tidak memiliki lokasi untuk membunuh ternak

    tersebut, maka ternak harus dipotong dengan penga"asan petugas yang

    ber"enang agar dimusnahkan, 5b dapat dipotong dengan syarat mendapat

    penga"asan petugas yang ber"enang, 5! dapat dipotong setelah mendapat

    istirahat yang !ukup. )ernak yang telah lolos dalam pemeriksaan antemortem

    sehingga dii3inkan untuk dipotongan harus melalui tahapan pemeriksaan

    postmortem terhadap karkasCdaging sebagai hasil dari pemotongan ternak.

    Kegunaan pemeriksaan karkasCdaging adalah untuk melindungi kesehatan

    konsumen dan kesehatan ternak terhadap bahaya, baik se!ara langsung ataupun

    tidak langsung, terutama untuk men#aga agar 5a konsumen terhindar dari

    in-eksi penyakit yang berhubungan dengan bahan makanan, intoksikasi dan

    bahayabahaya yang erat hubungannya dengan sisa

  • 7/24/2019 waspada dini

    33/34

    33

    proses pemotongan sesuai dengan standar kesehatan, 5b dia-kir seluruhnya dan

    dilarang untuk konsumsi manusia. Daging yang dia-kir harus tetap dikontrol

    oleh petugas, hingga memperoleh perlakuan yang disyaratkan atau hingga

    dihan!urkan dalam keadaan yang aman, 5! dapat dikonsumsi sebagian untuk

    manusia apabila kerusakan akibat penyakit atau abnormalitas lain telah

    diketahui atau dilokalisasi, dan hamya menyerang sebagian karkas atau o--als,

    maka bagian yang terserang harus dikeluarkanCdia-kir, sedangkan bagian

    lainnya dapat dikonsumsi oleh manusia, 5d untuk konsumsi manusia, harus

    diberi perlakuan khusus, yaitu karkas yang se!ara higienes kurang memenuhi

    syarat, atau berbahaya bagi kesehatan manusia, atau kesehatan ternak, namun

    dengan perlakuan khusus dilakukan oleh petugas yang ber"enang sehingga

    dagingnya aman dikonsumsi atau dikelompokkan pada daging yang dapat

    dikonsumsi manusia namun harus diberi perlakuan khusus, 5e daging yang

    tidak memenuhi syarat, yaitu daging yang dari sudut kesehatan !ukup aman

    untuk dikonsumsi, namun memperlihatkan tanda>4.

    Pengendalian 3oonosis dapat dilakukan dengan

    a melakukan isolasi ternak yang baru tiba,

    b kesehatan dan kebersihan peker#a,

    ! sanitasi kandang,

    d pemberian pakan dengan kualitas dan kuantitas yang baik,

    e tes penyakit dan aksinasi,

    - higiene hasil produksi dan pengolahan,

    g sanitasi peralatan, transportasi, penya#ian dan penyimpanan 5Suradi, 2>>4.

  • 7/24/2019 waspada dini

    34/34

    34

    Da-tar Pustaka

    Sudoyo. W. dkk. 2>>E.Buku ,jar 0lmu Penyakit 1alam edisi V jilid 006/ akarta

    &nterna Publishing.

    Suradi, Kusma#adi. 2>>4. P'!"'!1,L0,! 7((!(202 8'L,L90

    8,!,"'8'!T 1,! P'!,!",!,! B,$,! P,!",! $,20L

    T'R!,5/ (andung +okakarya e#aring &nteli#en Pangan )eknologi

    Pengolahan $asil )ernak Aakultas Peternakan =BP'D.

    Widoyono. P$. 2>. Penyakit Tropis 'pidemiologi Penularan Pencegahan

    dan Pemberantasannya edisi kedua/ akarta *rlangga.

    Wuryaningsih, *tty. 2>>4.P'!,!""9L,!",! P'!:,50T 7((!(202 :,!"

    B'R,2,L 1,R0 P,!",! T'R#'8,R 805R(B, P,T("'!/

    Direktorat Kesehatan asyarakat :eteriner Direktur enderal PeternakanDepartemen Pertanian.