Waktu geologi
Urutan stratigrafi yang disusun berdasarkan fossil indeks dan umur relatif dari seluruh
benua memperlihatkan kesamaan. Dari korelasi stratigrafi di seluruh dunia disusun suatu Kolom
Waktu Geologi, yang merupakan standard urutan kejadian di bumi. Apabila ada penemuan baru,
fossil misalnya, kolom ini selalu akan disempurnakan.
Skala waktu international yang dipergunakan untuk satuan waktu dalam kolom geologi
adalah kurun (eon), masa (era), zaman (period) dan kala (epoch). Eon merupakan pembagian
interval terbesar dari waktu geologi, yang terdiri dari Hadean, Archean, Proterozoic dan
Phanerozoic. Kurun dibagi menjadi beberapa era, dan era dibagi lagi menjadi beberapa masa.
Masa dibagi menjadi 3, dan zaman dan kala menjadi lebih detil, atau interval yang lebih pendek.
EON (Kurun) Hadean, dari bahasa Yunani berarti dibawah bumi, merupakan sejarah bumi paling awal dimana
tidak ada rekaman batuan untuk umur ini. Namun bagaimana-pun ada juga batuan dari kurun ini
di planet lain, yang batuan keraknya hanya mengalami sedikit gangguan sejak terbentuknya.
Archean, bahasa Yunani, artinya purba (ancient). Batuan dari umur ini masih ada dijumpai,
merupakan batuan tertua yang dikenal di bumi, mengandung bentuk kehidupan mikro bersifat
bakteri.
Proterozoic, yang berarti awal kehidupan, pada batuan diumur ini terdapat tanda-tanda bagian
keras organisme ber sel banyak yang tidak tersimpan baik. Data kurun Archean dan Proterozoic
tidak sebaik dari umur yang lebih muda, karena batuannya telah mengalami deformasi,
metamorfisme dan erosi yang intensif.
Phanerozoic, yang dapat diartikan terlihat kehidupan, batuannya penuh dengan bukti kehidupan
berupa bagian keras dan tersimpan dengan baik.
ERA (Masa) Kurun Archean dan Proterozoic tidak diketahui sebaik Phanerozoic, yang dibagi menjadi
Paleozoikum (Paleozoic), Mesozoikum (Mesozoic) dan Kenozoikum (Cenozoic). Nama-nama
ini mencerminkan tingkat kehidupan.
Paleozoic, pada masa ini berkembang dari invertebrata laut sampai ikan, amfibi dan reptil. Pada
akhir masa ini mamalia mulai berkembang.
Mesozoic, saat jayanya dinosaurus, menjadi vertebrata dominan di darat. Pada akhir masa ini
mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang.
Cenozoic, mamalia dominan di darat dan tumbuh rumput-rumputan yang penting bagi mkanan
mamalia.
PERIODE (Zaman) Masa phanerozoic dibagi dalam beberapa zaman dengan interval sekitar 100 tahun.
Penamaan zaman geologi tidak konsisten. Kebanyakan berdasarkan geografi dimana lapisan
batuannya pertama kali dijumpai, Inggris, Jerman, Rusia, dan Amerika. Tetapi beberapa
berdasarkan karakteristik lapisan ditempat dimana studinya pertama kali dilakukan.
Zaman tertua dari era Paleozoic adalah Kambrium (Cambrian), saat pertama muncul
binatang berkulit keras dalam sejarah geologi. Sebelumnya, semua binatang bertubuh lunak,
tidak mempunyai bagian yang keras, sehingga fossil yang ditnggalkan sangat jarang dijumpai.
Batuan yang terbentuk selama Archean dan Proterozoic sukar dipisahkan dengan fossil. Oleh
karena itu untuk memudahkan disatukan menjadi Prekambrium (Precambrian).
EPOCH (Kala) Kala dari zaman Tersier dijabarkan secara bertahap. Charles Lyell mempelajari lapisan-
lapisan sedimen laut di cekungan-cekungan di Perancis dan Italia dan membagi umur lapisan
batuan berdasarkan persentasi fossil-fossil yang spesiesnya sekarang masih ada.
Demikian pula dengan masa Paleozoikum dan Mesozoikum, dibagi dalam zaman dan
kala.
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Terbentuknya bumi
berdasarkan ilmu geologi dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan
periodisasi atau pembabakan zaman prasejarah. Keempat zaman itu adalah sebagai berikut:
1.Arkezoikum
Arkezoikum merupakan zaman yang tertua. Zaman arkezoikum berlangsung kira-kira
2.500 juta tahun. Pada waktu itu kulit bumi masih panas sehingga tidak mungkin ada kehidupan.
2.Paleozoikum
Paleozoikum disebut zaman primer atau zaman hidup tua. Zaman paleozoikum berlangsung 340
juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman itu antara lain mikroorganisme, ikan,
amfibi, reptil, dan binatang yang tidak bertulang punggung.
3. Mesozoikum
Kehidupan berkembang terus. Berakhirnya zaman primer berlanjut ke zaman mesozoikum.
Mesozoikum disebut juga dengan zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan. Zaman ini
berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman mesozoikum kehidupannya didominasi oleh
makhluk hidup jenis reptil. Oleh karena itu, zaman ini sering disebut juga dengan zaman reptil.
Setelah zaman sekunder berakhir, muncul kehidupan yang lain yaitu jenis burung dan binatang
menyusui. Tingkat kehidupan makhluk hidup jenis ini masih rendah sekali. Jenis reptilnya
mengalami kepunahan.
4. Neozoikum
Zaman neozoikum berlangsung setelah zaman mesozoikum. Neozoikum dikenal juga dengan
istilah zaman hidup baru. Zaman neozoikum dibedakan menjadi dua zaman, yaitu zaman tersier
(zaman ketiga) dan zaman kuarter (zaman keempat).
a. Zaman tersier
hal-hal penting yang berkaitan dengan zaman tersier adalah sebagai berikut:
- berlangsung sekitar 60 juta tahun
- ditandai dengan perkembangan binatang menyusui jenis primata. Contoh binatang tersebut
adalah kera.
b. Zaman kuarter
ciri-ciri zaman kuarter adalah sebagai berikut:
- merupakan zaman yang terpenting karena dimulainya adanya kehidupan manusia
- zaman ini dibagi menjadi dua, yaitu zaman pleistosen dan holosen.
1) Zaman pleistosen. Disebut juga zaman dillivium. Zaman ini berlangsung sekitar 600.000
tahun.
2) Zaman holosen. Dinamakan juga zaman allivium. Zaman ini berlangsung kira-kira 20.000
tahun yang lalu dan berkembang sampai sekarang. Pada saat inilah muncul manusia purba jenis
Homo Sapiens atau manusia modern. Ciri-ciri Homo Sapiens sama dengan manusia zaman
sekarang.
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2266640-pembagian-zaman-prasejarah-
berdasarkan-geologi/#ixzz2LpXkJ6ll
Pembagian menjadi masa didasarkan atas perkembangan kehidupan yang sudah nyata. Pada
dasar semua sedimen dijumpai batuan yang sama sekali tidak mengandung fosil. Masa ini yang
kemudian disebut sebagai Azoikum. Di atas lapisan ini kemudian menyusul lapisan-lapisan
batuan yang hanya mengandung sisa-sisa bentuk kehidupan yang masih sangat sederhana,
terutama tumbuhan tingkat rendah yang menghasilkan gamping. Masa pembentukan sedimen ini
yang kemudian dikenal sebagai Proterozoikum.
Sangat sulit untuk membedakan dengan nyata antara kedua masa tersebut, oleh sebab itu Maza
Azoikum dan masa Proterozoikum kadang-kadang dijadikan satu masa saja, yang kemudian
dikenal sebagai Masa Arkeozoikum. Lama masa ini 4.500-600 juta tahun yang lalu.
Sesudah selesai pembentukan Eratem Arkeozoikum segera disusul oleh Masa Paleozoikum yang
dimulai dengan zaman Kambrium. Mulai dan selama zaman Kmabrium berkembanglah jenis-
jenis kehidupan yang kemudian dijumpai sebagai fosil, yang dapat dipergunakan sebagai alat
penolong dalam penentuan umur relatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa endapan
yang berumur Arkeozoikum secara stratigrafis terletak di bawah endapan yang terjadi pada
zaman Kambrium, yang dicirikan sudah banyak mengandung fosil. Karena keadaan seperti ini
yang selalu digunakan sebagai dasar penentuan batuan yang berumur Arkeozoikum, yang secara
stratigrafis terletak di bawah batuan yang diendapkan pada zaman Kambrium, maka endapan
yang terjadi pada Masa Arkeozoikum sering disebut sebagai endapan Pra-Kambrium.
Sifat Batuan Pra_Kambrium
Batuan yang berumur Pra-Kambrium terutama terdiri dari batuan hablur, baik yng merupakan
magma maupun yang merupakan peleburan dan penghabluran kembali batuan jenis lain akibat
peristiwa metamorfisme. Pada batuan Pra-Kambrium strukturnya sudah sangat komplek sehingga
sangat sulit mengenal kembali peristiwa-peristiwa mana yang telah berlangsung padanya.
Umur Batuan Pra-Kambrium
Alas batuan yang tertua yang mengandung fosil yang nyata yaitu batuan Kambrium lebih kurang
berumur 600-500 juta tahun. Karena kerak bumi menurut perhitungan berumur 4.500 juta tahun,
maka batuan Pra-Kambrium telah mengalami sejarah selama kurang lebih 4.000 juta tahun atau 8
kali lebih tua dibandingkan dengan waktu pembentukan batuan yang berfosil. Apabila batuan
Kambrium telah banyak mengalami perubahan maka dapat dibayangkan bagaimana hebatnya
pengaruh perubahan yang telah dialami oleh batuan Pra-Kambrium.
Pelamparan Batuan Pra-Kambrium
Batuan Pra-Kambrium tampak di muka bumi, di beberapa tempat yang sangat terbatas. Pada
umumnya daerah-daerah tersebut merupakan bagian pusat dari benua dengan bentuk yang agak
melingkar dengan permukaan sedikit cembung. Karena bentuk yang demikian ini, maka inti Pra-
Kambrium disebut pula sebagai perisai benua atau Kraton. Makin jauh dari inti benua batuan
Pra-Kambrium ini ditutupi oleh batuan yang lebih muda. Akibat adanya torehan oleh sungai
maka akan dapat dilihat dengan jelas susunan dan hubungannya dengan batuan yang lebih muda.
Tempat-tempat di mana batuan yang berumur Pra-Kambrium dapat dilihat antara lain
1. Grand Canyon, di daerah Arizona di Sungai Colorado di Amerika
2. Perisai Kanada, di daerah Kanada sekitar Teluk Hudson
3. Perisai Brasilia, di daerah Guyana sekitar Venezuela
4. Perisai Afrika Pusat, di daerah pusat Benua Afrika
5. Perisai Fenoskandia (Perisai Baltik), di daerah Finlandia, Swedia, negara-negara Baltik
6. Perisai Angara, di daerah Siberia dan Tiongkok Utara
7. Perisai Gondwana, di daerah India yang meliputi hampir seluruh daerah selatan lembah
Indus-Gangga
8. Perisai Sjan, di derah Tiongkok Tenggara dan Indocina
9. Perisai Australia, di Benua Australia
Kesan-kesan Adanya Kehidupan dalam Pra-Kambrium
Kesan-kesan adanya kehidupan dijumpai sudah sngat lama umurnya. Kesan-kesan tersebut
dijumpai di daerah Rhodesia. Dengan cara radioaktif dapat diketahui umurnya yaitu lebih kurang
2.650 juta tahun yang merupakan lapisan grafit yang sangat tipis, yaitu karbon bebas yang hanya
dapat dibentuk oleh tumbuhan berhijau daun. Daerah lapisan grafit tersebut sayangnya tidak
dapat diamati lebih lanjut bagaimana sifat dan bangun dari struktur tumbuh-tumbuhan tersebut.
Orang mengira bahwa beberapa batu gamping dengan bentuk yang tidak teratur kadang-kadang
dengan lapisan tipis grafit telah terbentuk oleh tumbuh-tumbuhan tingkat rendah yang
mengeluarkan zat gamping (sebagsa Algae). Di samping itu dijumpai pula jejak rayapan
sebangsa cacing yang kurang begitu nyata. Dengan demikian maka bukti adanya kehidupan yang
nyata selama Pra-Kambrium masih belum dapat dipastikan.
Batuan Pra-Kambrium di Indonesia
Hingga sekarang belum dijumpai dengan pasti kemungkinan adanya endapan yang berumur Pra-
Kambrium di Indonesia. Apabila dijumpai kemungkinan besar akan didapatkan di derah yang
berdekatan dengan daerah Perisai Australia yaitu Pulau Irian.
Stratigrafi Pra-Kambrium :
Stratigrafi Geokronometri
Maret 18, 2008 in Natural Science | Tags: geologi, Natural Science
Tulisan ini disadur dari nara sumber Awang H Satyana (praktisi dari BPMIGAS)
Di Indonesia, kita terutama hanya banyak bermain di hampir 1,5 % saja episode Bumi bernama
zaman Paleogen dan Neogen. Atau, manusia hanya “banyak” tahu di hampir 12 % saja episode
Bumi bernama kurun Fanerozoikum, sementara 88 % episode Bumi yaitu sejak penciptannya
sampai Kambrium, pengetahuan kita sedikit sekali. Ini adalah cerita tentang yang sedikit sekali
itu, pra-Kambrium, yang serbalangka dan serbarumit.
“Studying the Earth becomes increasingly difficult and uncertain the further one goes back in
geological time” (Robb et al., 2004)
Berikut ini adalah uraian singkat tentang stratigrafi pra-Kambrium (pre-Cambrian) berdasarkan
beberapa sumber dan bagaimana kabarnya di Indonesia . Nama2 waktu geologi diterjemahkan
dari bahasa aslinya mengacu kepada Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1980) dan Kamus Istilah Geologi (Purbo-Hadiwidjoyo, 1981)
Bumi berdasarkan pengetahuan terbaru dibentuk pada 4560 Ma (million years ago) Kambrium
dimulai pada 542 Ma (Geologic Time Scale 2004 – Gradstein et al., 2004). Maka, pra-Kambrium
berlangsung dari 4560-542 Ma, atau meliputi sekitar 7/8 sejarah Bumi. Sungguhpun demikian,
betapa sedikitnya pengetahuan kita tentangnya. Kurun Fanerozoikum (Phanerozoic) 542 Ma-
sekarang adalah kurun biostratigrafi, dimulai dengan melimpahnya fosil akibat Cambrian
Explosion terus sampai ke zaman Kenozoikum. Pembagiannya ke dalam masa, zaman, kala, dan
tingkat (stage, pembagian internasional) adalah didasarkan kepada biostratigrafi. Sementara itu,
pembagian waktu pra-Kambrium didasarkan kepada geokronometri isotop-isotop radioaktif pada
mineral, batuan, dan kerak yang ditemui. Bisa dipahami sebab kehidupan pada pra-Kambrium
sangat minimal dan baru berkembang.
skala waktu geologi menurut Thomson
Seperti telah kita ketahui, secara garis besar waktu geologi dibagi menjadi tiga kurun (eon) :
Arkeum (Archean), Proterozoikum, dan Fanerozoikum. Pra-Kambrium bukan istilah stratigrafi
normal di dalam Skala Waktu Geologi, ia hanya menunjuk kepada semua batuan dan peristiwa
sebelum Kambrium. Pra-Kambrium meliputi Kurun Arkeum dan Kurun Proterozoikum.
Kurangnya fosil yang terawetkan dan tak bervariasi, kurangnya volume singkapan, dan
meningkatnya intensitas metamorfisme dan kompleksitas tektonik, dan tidak pastinya
konfigurasi serta tataan benua-benua pada saat itu, semuanya telah mengakibatkan penetapan
skala waktu kronostratigrafi pra-Kambrium bermasalah. Penetapan skala waktu ini diakui para
ahlinya sebagai pekerjaan yang luar biasa sulit dan membuat frustasi.
Apa yang terjadi dengan Kurun Fanerozoikum tak terjadi dengan kedua kurun sebelumnya.
Kurun Fanerozoikum bersamaan dengan daur superkontinen yang paling baru – urutan-urutan
peristiwa geologi yang dapat dipahami dengan baik tentang bagaimana Pangaea tersusun dan
terpisah-pisah kembali. Kurun ini juga bersamaan dengan periode ketika kehidupan multisel
mengalami diversifikasi dan proliferasi yang luar biasa besarnya. Maka, tak mengherankan bila
skala waktu geologi Kurun Fanerozoikum dapat ditetapkan dengan detail, secara global saling
berkorelasi, yang metode kronostratigrafinya dikawal dengan ketat oleh data biostratigrafi,
isotop, dan magnetostratigrafi.
Meskipun demikian, para ahli pra-Kambrium dengan segala daya upayanya, meskipun penuh
kesulitan dan frustasi, berhasil juga menyusun dan merekonstruksi geologi Kurun Arkeum dan
Proterozoikum.
Kurun Arkeum dibagi menjadi empat masa (era) : Eoarkeum (…-3600 Ma), Paleoarkeum (3600-
3200 Ma), Mesoarkeum (3200-2800 Ma), dan Neoarkeum (2800-2500 Ma). Tidak ada lagi
pembagian lebih lanjut (zaman-period, kala-epoch, tingkat-stage). Batas bawah Arkeum tidak
diketahui, batas atasnya 2500 Ma. Arkeum tak punya batas bawah sebab mandala (terrane)
geologi yang primitif yang mewakili masa ini masih terus dicari, batuan dan mineral tertua di
Bumi masih terus dicari dan umur2 yang telah ditemukan terus bertambah semakin tua. Mineral
tertua di Bumi yang pernah ditera (dating) adalah sebuah mineral zirkon hasil rombakan yang
berasal dari sampel bernama W74, sebuah metakonglomerat yang tersingkap di wilayah Jack
Hill, Australia Barat. Butir zirkon ini menghasilkan umur 4408 +/- 8 Ma berdasarkan
geokronologi isotop U-Pb. Di dalam sampel itu juga tercampur mineral2 dengan umur 4100-
4300 Ma (Wilde et al., 2001 – Evidence from detrital zircons for the existence of continental
crust and oceans on the Earth 4.4 Gyr ago : Nature 409 (6817) p. 175-178).
Meskipun batuan metakonglomerat pengandung zirkon ini jauh lebih muda umurnya, keberadaan
zirkon di dalamnya telah menandakan adanya kerak kontinen (yaitu granitik) yang umurnya 150
juta tahun setelah pembentukan Bumi sendiri pada sekitar 4560 Ma. Zirkon adalah mineral
paling stabil dan terdapat di dalam granit.
Batuan paling tua yang pernah ditera sampai saat ini adalah ortogenes Acasta dari Slave Craton
di Kanada, yang menghasilkan umur isotop U-Pb 4031 +/- 3 Ma (Bowring dan Williams, 1999 –
Priscoan 4.00-4.03 Ga orthogneisses from NW Canada : Contribution to Mineralogy and
Petrology, 134 p. 3-16). Sedangkan, segmen kerak Arkeum yang paling tua dan telah terpetakan
dengan baik adalah kompleks genes Itsaq (dulu disebut Amitsoq) dan jalur greenstone Isua di
Greenland. Ortogenes tertua dari Itsaq berumur 3872 +/- 10 Ma.
Apakah dapat diharapkan ditemukan segmen kerak yang lebih tua dari Itsaq ? Mungkin kecil
sebab bombardemen meteor terjadi sangat intensif menyerang Bumi dan Bulan pada sekitar
periode ini yang memuncak pada 3900 Ma (Cohen et al., 2000 – Support for the lunar cataclysm
hypothesis from lunar meteorite impact melt ages : Science 290 p 1754-6), bombardemen ini
bisa menghancurkan kebanyakan kerak Bumi yang sudah ada sebelum 3900 Ma. Batuan dengan
umur lebih tua dari 3900 Ma jelas ada, tetapi ada pun terawetkan sangat langka atau telah
terdisagregasi sampai sekarang tinggal sebagau xenocrysts atau detritus.
Kurun Proterozoikum bermula pada 2500 Ma dan berakhir pada 542 Ma (batas bawah
Kambrium). Kurun ini dibagi ke dalam tiga masa, dari tua ke muda meliputi Paleoproterozoikum
(2500 -1600 Ma, dibagi lagi menjadi zaman : Siderium, Riasium, Orosirium, Staterium);
Mesoproterozoikum (1600-1000 Ma, dibagi lagi menjadi zaman : Kalimium, Ektasium,
Stenium); dan Neoproterozoikum (1000-542 Ma, dibagi lagi menjadi zaman : Tonium,
Kriogenium, Ediakarium).
Proterozoikum punya potensi biostratigrafi yang lebih baik daripada Arkeum karena hadirnya
stromatolit – mikrooraganisme simbiose ganggang dan bakteri yang aktivitas metabolisme dan
pertumbuhannya di laut telah menyebabkan penjebakan sedimen, pengikatan, dan pengendapan
membentuk struktur2 seperti lapisan, sembulan, atau kubah. Selain stromatolit yang sepanjang
Proterozoikum berubah pola dan susunannya bergantung kepada lingkungannya, potensi
biostratigrafi Proterozoikum datang dari fosil-fosil eukariotik seperti acritarch (spora alga) yang
digunakan untuk mengkorelasikan zaman-zaman di Neoproterozoikum. Fosil paling terkenal
pada kurun ini adalah kelompok fosil Ediakara yang muncul pada ujung Proterozoikum
memasuki Kambrium sehingga namanya menjadi nama zaman paling terakhir (Ediacaran) di
Kurun Proterozoikum. Meskipun demikian, biostratigrafi di sini lebih menunjukkan
lingkungannya daripada umurnya.
Kurun Proterozoikum pun dikenal dengan pernah hadirnya dua superkontinen sebelum Pangaea,
yaitu Rodinia pada Mesoproterozoikum dan Pannotia pada Neoproterozoikum. Keberadaan
kedua superkontinen ini didasarkan kepada data geokronologi, paleomagnetisme dan penafsiran
petro-tektonik.
Bagaimana di Indonesia ? Adakah batuan atau mineral berumur Kurun Arkeum atau Kurun
Proterozoikum ? Ada, tetapi sangat langka.
Peneraan absolut umur tertua di Indonesia berasal dari mineral2 zirkon di dalam batuan volkanik
Old Andesite Oligo-Miosen di sebelah selatan Jawa Timur dan Jawa Tengah yang menunjukkan
umur 2500-3000 Ma (Mesoarkeum-Neoarkeum) (Smyth et al., 2003, 2005) menggunakan teknik
radiometri U-Pb. Ditafsirkan bahwa di bawah Pegunungan Selatan itu terdapat basement Arkeum
yang kemudian terlibat dalam partial melting saat subduksi Oligo-Miosen terjadi dan
menghasilkan jalur volkanik Old-Andesite. Sebagian material volkanik itu mengandung zirkon
Arkeum.
Sebaran umur zirkon ini mirip peneraan umur zirkon dari Perth, yang diduga berasal dari Yilgarn
Craton berumur 2500-4200 Ma. Maka, ditafsirkan kemudian bahwa mungkin craton ini pecah
lalu sebagian massanya sebagai continental sliver hanyut ke arah Jawa oleh pemekaran Paleo-
Tethys (?), dan akhirnya berbentur dengan Sundaland sebelum Tersier, dan pada kala Oligo-
Miosen terlibat dalam subduksi yang menghasilkan OAF (Old Andesite Formation).
Boleh-boleh saja berpendapat begitu, tetapi sebelum batuan dan kerak kontinen Pra-Kambrium
ditemukan dan ditera di selatan Jawa, saya sulit percaya dengan penafsiran tersebut. Beberapa
butir mineral zirkon detrital yang tercampur dalam material volkanik Oligo-Miosen tak serta
merta membuktikan bahwa ada mikro-kontinen pra-Kambrium di selatan Jawa, apalagi kita bisa
menentukan outline mikro-kontinen ini.
Lalu, di Kepala Burung Papua, Pieters et al.(1983) pernah menera umur batuan paling tua di
Indonesia yaitu berasal dari kerakal granodiorit pada interkalasi metakonglomerat di dalam
Formasi Kemum (Silur-Devon) yang menghasilkan umur 1250 Ma (Mesoproterozoikum)
menggunaan peneraan K-Ar. Kerakal ini tentu berasal dari suatu batuan induk yang tua juga,
tetapi tidak pernah ditemukan di Kepala Burung.
Seorang teman pernah mengatakan bahwa di Sundaland ada batuan berumur Arkeum. Setahu
saya, tak ada batuan bahkan mineral berumur Arkeum di Sundaland. Sundaland adalah Mesozoic
continental core of SE Asia. Pentarikhan granit SW Kalimantan (Hamilton, 1979), Malay
Peninsula (Liew and Page, 1985), Malay Tin Belt (Cobbing et al., 1986) dan Sumatra
(Imtihanah, 2000) tak menghasilkan material berumur Arkeum atau menunjukkan adanya kerak
batuandasar berumur Arkeum di wilayah ini. Bukti2 geokimia juga menunjukkan hadirnya
basement yang berumur tak lebih tua dari Proterozoikum, seperti di Malay peninsula (contoh
Liew & Page, 1985).
Informasi terbaru tentang umur basement di wilayah Sundaland berasal dari studi sediment
provenance analyses sedimen Paleogen di Kalimantan bagian utara yang menggunakan metode
U-Pb SHRIMP dating of zircons (van Hattum, 2005). Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa
sedimen Paleogen di wilayah ini diinterpretasikan berasal dari erosi Schwaner Granites of SW
Kalimantan dan dari Malay Tin Belt (van Hattum, 2005) dan tak mengandung Archean zircons.
Artinya adalah bahwa tak ada kerak berumur Archean di bawah Pegunungan Schwaner,
Kalimantan atau Malay peninsula.
Hanya di dua tempat di Indonesia kita mempunyai sampel berumur pra-Kambrium : mineral
zirkon di selatan Jawa berumur 2500-3000 Ma dan granodiorit di Kepala Burung berumur 1250
Ma. Memang, geologi pra-Kambrium berarti kelangkaan dan kesulitan
Top Related