BAB IPENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Banggai
Secara singkat, gambaran umum Kabupaten Banggai bisa dilihat dari
aspek geografis, demografis, potensi ekonomi, struktur sosial dan juga
budaya.
Secara geografis Kabupaten Banggai terletak antara 122023’ – 124020’
Bujur Timur dan 0030’ – 2020’ Lintang Selatan dengan batas wilayah
sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banggai Kepulauan.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-una dan
Morowali.
Sedangkan luas wilayah Kabupaten Banggai adalah 9.672,70 Km2 dan
secara administrasi pemerintahan merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Sulawesi Tengah. Pada tahun 2008 Kabupaten Banggai dibagi
kedalam 13 Kecamatan 23 Kelurahan dan 271 desa dan 2 UPT (unit
pemukiman transmigrasi). Berikutnya, ditahun 2009 telah berlangsung
pemekaran diberbagai tingkat pemerintahan, terutama di kecamatan,
desa dan kelurahan sehingga menjadi 18 Kecamatan, 46 Kelurahan dan
291 desa dan 2 UPT.
Dilihat dari bentang fisik wilayah, daratan daerah ini diapit oleh 8
(delapan) gunung, dengan tinggi berkisar antara 1.071 m hingga 2.401 m
1
diatas permukaan laut. Juga terdapat 9 (sembilan) sungai besar dengan
luas daerah aliran sungai mencapai angka 404.550 Ha.
Sementara data-data kependudukan terbaru, seperti yang bersumber
dari sensus penduduk 2010, populasi penduduk Kabupaten Banggai
berjumlah 323.872 jiwa, terbagi atas laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan
158.606 jiwa. Dari data yang telah dipublikasi terdapat fakta khusus,
bahwa tingkat sebaran penduduk belum merata. Konsentrasi populasi
masih berada di Kecamatan Luwuk, dengan prosentase mencapai 22,73
persen. Kemudian diikuti oleh Kecamatan Toili, dengan prosentase 9,13
persen. Urutan berikutnya ditempati oleh Kecamatan Pagimana 6,90 %,
Kecamatan Toili Barat 6,44 % dan wilayah lainnya yang sebaran
populasinya kurang dari 6 %. Dari sebaran yang tidak merata tersebut
terlihat juga tingkat kepadatan atau densitas yang cukup tinggi. Seperti
terlihat di Kecamatan Luwuk, yang dihuni 73.532 orang dan di Kecamatan
Toili yang dihuni oleh 29.573 orang.
Sementara itu, kondisi alam (natural conture), bentang lahan dan
karaktristik lingkungan di Kabupaten Banggai, memiliki corak yang khas.
Seperti yang pernah dicatat oleh Ahli Entomologi Belanda, yaitu Allfred
Russel Wallace. Penelitian ini merumuskan istilah yang popular dengan
sebutan Garis Wallace, yang memberikan demarkasi (pemisahan) antara
karakteristik alamiah (flora dan fauna), antara Sulawesi, Jawa dan Papua.
Otomatis karakteristik alamiah Kabupaten Banggai menginduk pada Pulau
Sulawesi.
Kondisi ini melimpahkan warisan alam yang hingga kini masih bisa
dinikmati, bahkan sebagian besar belum terolah optimal. Sebagai contoh,
Kabupaten Banggai terdapat Suaka Margasatwa Bakiriang. Areal seluas
2
12.500 Ha ini adalah tempat perlindungan bagi Burung Maleo. Jenis
unggas berukuran lebih kecil dari ayam biasa dan memiliki cara bertelur
mirip penyu ini diperlakukan khusus oleh masyarakat setempat. Tiap
tahunnya, khususnya tiap panen telur Maleo, mereka selalu mengadakan
upacara Tumpe demi menghindari diri dari kutukan wabah penyakit.
Acara-acara seperti itu tentunya sangat unik sebagai daya tarik wisata.
Tempat wisata andalan lainnya adalah Suaka Margasatwa Pati-pati,
Panorama Alam Salodik, Pulau Dua, Pulau Balean, Pantai Km5, Air Terjun
Hanga-Hanga dan Lombuyan (suaka marga satwa bagi Anoa).
Selain warisan alam, Kabupaten Banggai juga memiliki warisan
sejarah yang mengagumkan. Menurut fakta-fakta sejarah yang terlacak,
kerajaan-kerjaan Banggai era silam telah menghadirkan sistem tata kelola
kekuasaan yang relatif modern, yaitu mengenal sistem monarki
konstitusional (seorang raja yang tunduk dan patuh pada peraturan
perundang-undangan). Dulu Kabupaten Banggai merupakan bekas
Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah banggai daratan dan banggai
kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi
Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
B. Potensi Alam Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah,
baik berupa kandungan mineral, gas dan energi di perut bumi, maupun
kekayaan hasil alam dipermukaan bumi (seperti kopra, sawit, coklat,
beras, kacang mente, cengkeh, vanili dan lainnya).
1. Potensi Migas3
Di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah, pengelolaan Migas
dibagi dalam 2 blok yaitu blok Senoro dan blok Matindok. Dari dua
blok inilah nantinya gas yang dihasilkan akan dialirkan ke LNG Plant
maupun Power Plant.
2. Potensi Bahan Galian
Kandungan mineral diperut bumi Kabupaten Banggai, menyimpan
potensi untuk bisa dimanfaatkan secara optimal. Kekayaan alam yang
terserak dibeberapa titik itu terdiri dari potensi kekayaan alam yang
strategis dan vital, termasuk juga yang mengandung potensi energi.
Beberapa bentuk potensi kekayaan mineral yang terkandung diperut
bumi Kabupaten Banggai, antara lain adalah :
Emas. Berlokasi di Kecamatan Toili dan Kecamatan Bunta. Untuk
mengakses lokasi ini bisa ditempuh dari ibukota Kabupaten Banggai
dengan menggunakan kenderaan roda empat dan roda dua. Jarak
tempuh sekitar 170 kilometer.
Nikel. Berada di Kecamatan Luwuk Timur, Kecamatan Pagimana,
Kecamatan Bunta dan Kecamatan Toili. Nikel adalah material yang
dapat digunakan sebagai bahan baku pengolahan nikel untuk
digunakan sebagai campuran dengan material logam lainnya. Prospek
pemanfaatan nikel aktual dan potensial adalah sebagai berikut :
- Blok Siuna Kecamatan Pagimana luas areal prospek ± 3.400 Ha.
- Blok Pagimana Bunta luas areal prospek ± 2.000 Ha.
- Blok Balingara luas areal prospek ± 200 Ha.
4
- Blok Toili luas areal ± 2.800 Ha.
Besi. Lokasi keberadaanya terletak di wilayah Kecamatan Kintom.
Pemanfaatan besi adalah sebagai bahan baku untuk industri
pengolahan besi, bahan campuran untuk pengolahan seng, bahan
baku industri otomotif dan lain sebagainya.
Granit. Terdapat di Kecamatan Pagimana, dapat ditempuh dari
ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kenderaan roda dua
dan roda empat, dengan jarak sekitar 60 kilometer atau dapat
ditempuh dengan waktu sekitar 2 jam. Granit dapat digunakan sebagai
bahan yang ekslusif untuk pelapis dinding, lantai atau plafon gedung,
monumen dan lain sebagainya.
Pasir dan Batu. Terdapat dihampir semua sungai yang ada di
Kabupaten Banggai dan tersebar di sembilan kecamatan.
Batu Gamping. Hampir seluruh wilayah di Kabupaten Banggai
didominasi oleh jenis bebatuan ini. Pada beberapa wilayah telah
diolah secara tradisional untuk keperluan lokal seperti Desa Biak
Kecamatan Luwuk. Lokasi dapat ditempuh dari ibukota Kabupaten
Banggai dengan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat
dengan jarak tempuh kurang lebih 0,5 – 1 jam. Batu gamping
digunakan sebagai bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil
jalan raya, pengapuran pertanian, bahan keramik, industri kaca,
industri semen, pembuatan karbid, untuk peleburan dan pemurnian
5
baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet, untuk
pembuatan soda abu, untuk penjernihan air, untuk proses
pengendapan biji logam non ferous dan industri gula.
Marmer. Terdapat di Desa Salodik, Desa Lauwon, Desa Bantayan, dan
Desa Minangandala di Kecamatan Luwuk. Lokasi dapat ditempuh dari
ibukota Kabupaten Banggai dengan menggunakan kenderaan roda dua
dan roda empat. Dengan jarak tempuh kurang lebih 1 – 1,5 jam.
Marmer biasa digunakan sebagai bahan ornamen dinding dan lantai
rumah, serta untuk pembuatan cindera mata. Berdasarkan
kenampakan di lapangan dan hasil pemolesan, marmer di Kabupaten
Banggai mempunyai warna putih, abu-abu, kecokelatan serta merah
kecoklatan. Hasil analisis fisik yang dilakukan pada Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi menunjukkan hasil yang layak untuk
digunakan sebagai bahan dasar lantai utama berdasarkan standar
persyaratan mutu batu pualam.
Gabro. Terdapat di Desa Siuna Kecamatan Pagimana, Desa Bantayan
Kecamatan Luwuk dan Desa Nanga-nangaon Kecamatan Bunta. Batuan
jenis ini digunakan sebagai bahan dasar untuk ornamen dinding
maupun ornamen lantai dan bahan dasar bahan dasar pembuatan
cendera mata. Berdasarkan kenampakan di lapangan dan hasil
pemolesan batuan ini mempunyai warna dan corak abu-abu
kehitaman berbintik putih. Berdasarkan hasil analisis fisik yang
dilakukan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
menunjukkan hasil yang layak untuk digunakan sebagai bahan dasar
6
lantai utama berdasarkan standar persyaratan mutu batu pualam.
Kandungan bahan galian gabro yang tereka (posible) mencapai luas
wilayah kurang lebih 100 Ha.
Tanah Urug. Tanah Urug adalah bahan galian yang tersebar luas di
Kabupaten Banggai, terdapat di sembilan kecamatan. Digunakan
sebagai suplemen bahan dasar untuk bangunan perumahan,
perkantoran, ataupun pusat perbelanjaan. Bahan galian ini memiliki
potensi yang cukup untuk dikembangkan berdasarkan penelitian
sementara pada daerah-daerah cekungan dijumpai volume tanah urug
sebesar kurang lebih 2 Km2.
3. Potensi Energi
Energi merupakan salah satu sumber daya alam dari sekian banyak
potensi yang dikembangkan untuk mendukung percepatan
pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor energi dan ketenaga
listrikan. Beberapa sumber daya energi yang tersedia di Kabupaten
Banggai yang belum dimanfaatkan secara optimal dan sangat potensial
untuk dikembangkan menjadi salah satu sumber daya energi yang
berdaya guna tinggi adalah sebagai berikut :
Energi Surya. Merupakan energi yang berasal dari sinar matahari,
dengan teknologi yang tepat guna serta peralatan yang mudah
diperoleh dengan harga terjangkau, dapat diubah menjadi energi
listrik yang murah dan sesuai dengan daya beli masyarakat
diperdesaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun
7
meteorologi Bubung Luwuk, penyinaran matahari di Kabupaten
Banggai memiliki intensitas rata-rata sebesar 53-96 %. Dengan
demikian potensi energi surya di Kabupaten Banggai memiliki prospek
untuk dikembangkan.
Energi Air. Peristiwa gaya tarik bumi dengan bulan menyebabkan
pasang surut air laut, seperti banyak terjadi di perairan Asia tenggara.
Di daerah Kabupaten Banggai terdapat jenis pasang surut prevaling
diurnal, yaitu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi
permukaan yang berbeda. Kecepatan arus rata-rata 2,0 knot ke arah
utara pada bulan Januari, Maret, Juli dan Oktober. Sementara angin
yang berhembus kearah Selatan terjadi di bulan April, Juni, November
dan Desember. Dengan tinggi gelombang berkisar antara 0,1 – 1,2 M
(Dishidros, 1997). Selain potensi arus laut ini terdapat pula potensi
sungai-sungai yang meiliki debit air yang cukup untuk dikembangkan
menjadi alternatif lain sebagai salah satu sumber daya energi listrik,
seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Hanga-hanga.
Energi Angin. Kekuatan angin yang cukup stabil dengan arah yang
tetap memungkinkan untuk dikembangkannya Pembangkit Listrik
Tenaga Angin. Angin bertiup dari Phlipina dengan kecepatan angin
rata-rata di Kabupaten Banggai yang berkisar 3-6 knot dengan arah
angin terbanyak beradius 2700, memungkinkan digunakannya kincir
angin sebagai alat pendukung Energi Listrik Tenaga Angin. Dengan
didukung perbedaan suhu maksimum antara siang dan malam
sehingga terjadi tiupan angin yang silih berganti dari daratan dan
8
lautan memungkinkan daerah Kabupaten Banggai berpotensi untuk
dikembangkan sebagai daerah perkembangan listrik dengan tenaga
angin.
4. Kondisi dan Potensi Perkebunan
Komoditas tanaman perkebunan adalah merupakan tanaman
perdagangan yang cukup strategis di Kabupaten Banggai. Karena
terbukti menjadi sumber devisa di sektor pertanian. Tetapi lebih
penting lagi adalah rangkaian kegiatan ekonominya, mulai dari
produksi, pengusahaan, serta pemasarannya, membuka kesempatan
kerja yang besar. Di Kabupaten Banggai terdapat potensi perkebunan
yang variatif serta dapat diperoleh dibeberapa tempat. Menurut data
dari Direktorat Perkebunan, Kementerian Pertanian, Jakarta (2007), di
Kabupaten Banggai terdapat antara lain :
Kakao. Komoditi kakao yang ditanam di lahan seluas 17.314 hektar
dengan kapasitas produksi mencapai 6.418 ton.
Kopi. Komoditi kopi dengan kapasitas produksi mencapai 17 ton,
dengan luas lahan 262 hektar.
Kelapa. Komoditi kelapa dengan kapasitas produksi mencapai 33.058
ton, luas lahan sekitar 32.211 hektar.
Cengkeh. Komoditi cengkeh dengan kapasitas produksi mencapai 272
ton, luas lahan sekitar 1.354 hektar.
Jambu Mente. Komoditi jambu mente kapasitas produksi mencapai
2.205 ton, luas lahan sekitar 11.117 hektar.
Namun rupanya kondisi komoditi perkebunan belum optimal. Karena
produktivitasnya secara relative masih kecil yaitu rata-rata dibawah 1
9
ton per hektar, sehingga perlu intensifikasi dalam meningkatkan
produksi masing-masing komoditi perkebunan. Diperlukan penelitian
yang serius terhadap setiap komoditi perkebunan agar diketahui
penyebab tingkat produksi yang cukup rendah, apakah disebabkan
oleh kualitas tanaman atau karena kondisi tanaman yang umurnya
relatif telah tua atau dikarenakan oleh pemeliharaan dan penanganan
produksi yang kurang baik sehingga produktivitasnya berkurang.
Untuk lebih jelasnya produktivitas beberapa komoditi perkebunan (ton/Ha) dapat
dilihat pada tabel berikut :
No. Komoditi 2001 2002 2003 2004 2005
1. Kelapa Dalam 1,14 0,46 1,00 1,01 1,06
2. Kelapa Hibrida 0,07 0,21 0,05 0,06 0,06
3. Kopi 0,09 0,25 0,27 0,29 0,30
4. Cengkeh 0,03 0,47 0,53 0,59 0,64
5. Jambu Mente 0,05 0,14 0,10 0,15 0,16
6. Kakao 0,13 0,47 0,49 0,51 0,53
7. Vanili 0,16 0,08 0,11 0,12 0,11
8. Kemiri 0,05 0,24 0,23 0,33 0,41
9. Lada 0,04 0,01 0,02 0,03 0,03
10. Aren 0,75 0,00 0,32 0,36 0,41
11. Sagu 0,09 0,00 0,14 0,17 0,15
Sumber : BPS Kabupaten Banggai
10
5. Potensi Perikanan
Perikanan Laut
Potensi perikanan di wilayah Kabupaten Banggai cukup besar
terutama pada sektor perikanan laut. Banyak rumah tangga yang
menggantungkan hidupnya disektor ini. Pada tahun 2007 terdapat
Rumah Tangga Perikanan (RTP) sebanyak 6.955 rumah tangga, yang
tersebar diseluruh kecamatan. Dari RTP inilah bahan baku industri
perikanan dan konsumsi masyarakat dihasilkan, dengan keterbatasan
alat penangkapan dan sarana sehingga potensi perikanan laut ini
belum digarap secara optimal, ini dapat dilihat dari masih kecilnya
hasil yang diharapkan karena sebagian besar sektor perikanan laut
menggunakan alat penangkap ikan yang sederhana dan tradisional.
Salah satu andalan Kabupaten Banggai adalah sektor perikanan,
namun pemanfaatannya belum optimal. Potensi lestari sumber daya
ikan Kabupaten Banggai adalah sebesar 48.627,1 ton/tahun yang
terdiri dari ikan pelagis 39.387,9 ton/tahun dan ikan demersal 9.239,2
ton/tahun. Pemanfaatannya per tahun hanya 28,7 % atau 13.922,9 ton
(DKP Kabupaten Banggai, 2005).
Sarana dan prasarana perikanan. Untuk menunjang operasionalisasi
kegiatan penangkapan, pembudidayaan, penanganan pasca panen,
dan penyaluran hasil-hasil perikanan telah dibangun beberapa
prasarana perikanan antara lain :
a. Pelabuhan perikanan, telah dibangun di daerah Bonebobakal
untuk mendukung kegiatan penangkapan di wilayah Teluk Tolo dan
Teluk Tomini.
11
b. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI atau TPI), terdapat lima PPI/TPI
yang terletak di Luwuk, Lamala, Rata, Bualemo dan Pagimana.
c. Pelabuhan Umum, selain pelabuhan perikanan juga terdapat
pelabuhan umum yang letaknya di tengah kota Luwuk dan dapat
disandari kapal Pelni maupun kargo laut sehingga memudahkan
transportasi hasil perikanan ke luar daerah.
d. Pabrik Es, Di beberapa PPI/TPI yang telah dibangun dilengkapi
dengan pabrik es, yaitu Bualemo, Bunta, Luwuk dan Pagimana.
Selain itu juga terdapat pabrik es dikelola swasta dengan kapasitas
rata-rata 5 – 10 ton per hari.
Kabupaten Banggai memiliki sumber daya ikan laut yang cukup besar.
Dengan melihat besarnya potensi perikanan tangkap yang dimiliki
tentunya memerlukan penanganan serius, profesional dan
bertanggung jawab. Kalau melihat produksi dan nilai produksi ikan,
tercatat sektor perikanan tangkap yang dapat memberikan kontribusi
bagi pendapatan nelayan dan pendapatan asli daerah Kabupaten
Banggai.
Perikanan Darat
Potensi perikanan darat cukup menjanjikan, karena masih terdapat
banyak areal pengembangan perikanan darat. Jenis ikan dan udang
yang dapat dikembangkan adalah ikan nila, ikan nila gips, ikan
bandeng, ikan gurame, ikan mujair, budi daya kepiting, dan udang
windu. Pengembangan potensi ini sangat menjanjikan mengingat
dimungkinkan dikembangkan oleh masyarakat secara tradisional
sebagai upaya memberdayakan masyarakat terutama mereka yang
kurang mampu. 12
6. Kehutanan
Luas wilayah hutan di Kabupaten Banggai (data tahun 2009) berupa
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Dari kawasan hutan lindung
terluas adalah hutan lindung seluas 169.669 hektar atau 18,04 % dari
luas total hutan. Pada kawasan budi daya adalah hutan produksi
terbatas seluas 309.113 hektar atau 32,86 % terluas kedua adalah
hutan produksi tetap seluas 55.526 hektar atau 5,90 persen dari total
hutan yang ada.
7. Industri
Sebagaimana telah diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional, pengembangan sektor industri ditujukan untuk
memperluas kesempatan kerja, pemerataan kesempatan usaha,
meningkatkan ekspor dan menunjang pembangunan di daerah dengan
memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Perusahaan yang bergerak dibidang industri, terdiri dari
industri besar, menengah, dan industri rumah tangga.
Pengelompokkan tersebut semata-mata dibedakan atas banyaknya
penggunaan tenaga kerja. Perusahaan industri skala besar menyerap
tenaga kerja lebih dari seratus orang, sementara perusahaan industri
menengah menyerap lebih dari dua puluh orang, dan industri skala
kecil menyerap tenaga kerja antara 5 sampai 20 orang. Sedangkan
industri rumah tangga menggunakan tenaga kerja dibawah lima puluh
orang. Dari kategori ini, dapat disimpulkan bahwa jenis industri yang
berada di Kabupaten Banggai sebagian besar adalah industri kecil dan
13
industri rumah tangga. Sementara variasi jenis industri yang terdapat
di Kabupaten Banggai, sebagaimana tercantum dalam data dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banggai, tahun2007 adalah
sebagai berikut :
a. Industri makanan, minuman dan tembakau.
b. Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit.
c. Idustri kayu dan barang dari kayu termasuk perabot rumah tangga.
d. Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan.
e. Industri barang galian bukan logam.
f. Industri pengolahan lainnya.
C. Potensi Sumber Daya Manusia Kabupaten Banggai
Potensi sumber daya manusia di Kabupaten Banggai sudah cukup
banyak dan memadai, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Namun
proporsi SDM yang ada dan tersedia di Kabupaten Banggai masih berkisar
pada kalangan terbatas. Belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Kondisi ini menyulitkan dalam program optimalisasi dan pemanfaatan
sumber daya alam di daerah. Dengan demikian, butuh ikhtiar serius dan
berkelanjutan untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam
pengembangan SDM di Kabupaten Banggai.
Sebagai gambaran catatan dari Biro Pusat Statistik untuk tahun 2009,
di Kabupaten Banggai terdapat 223.426 penduduk usia kerja. Bagian dari
tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang
menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia
14
kerja. TPAK di Kabupaten Banggai pada tahun 2009 tercatat sebesar 72,23
persen.
Menghadapi fenomena ini, muncul berbagai usulan cerdas dan
merupakan aspirasi kalangan publik luas. Misalnya untuk memperbanyak
aneka jenis kursus ketrampilan. Pendayagunaan Balai Latihan Kerja (BLK).
Ataupun gagasan mengirim SDM lokal untuk mengikuti magang kerja di
luar negeri, sebagai upaya menyerap kemampuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Aspirasi dan gagasan cerdas seperti ini tak akan berguna bila
berbenturan dengan karakter kepemimpinan yang miskin visi dan tak
memiliki program yang jelas dalam peningkatan standar SDM di
Kabupaten Banggai. Karenanya, kata kunci untuk menjemput solusi
terbaik berada ditangan seorang pemimpin yang visioner, intelektual dan
cerdas. Dalam konteks ini Kabupaten Banggai memerlukan pemimpin yang
berpengalaman, santun dan bersahaja.
15
BAB IIPERMASALAHAN DAN PERSPEKTIF MASA DEPAN KABUPATEN BANGGAI
Permasalahan mendasar dan permasalahan aktual yang berkembang di
Kabupaten Banggai. Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama, agar lahir
perspektif yang sama, cara pandang yang menyatu, serta ikhtiar kolektif, guna
melakukan berbagai pembenahan di Kabupaten Banggai.
A. Perspektif Politik dan Demokrasi
1. Terwujudnya pemilihan kepala daerah secara langsung, sebagai salah
satu pilar sirkulasi kepemimpinan secara demokratis. Ini adalah
modal sosial dan modal politik yang penting, untuk optimalisasi
penyelenggaraan pemerintah yang sesuai dengan asas pemerintahan
yang bersih dan pemerintahan yang baik (good governance dan clean
goverment).
2. Berkembangnya media dan kebebasan media dalam
mengkomunikasikan kepentingan masyarakat Banggai serta
berkembangnya masyarakat sipil dan kelompok-kelompok swadaya
masyarakat (LSM).
3. Berkembangnya proses konsolidasi demokrasi. Dalam bentuk hadir
dan berfungsinya lembaga-lembaga politik, lembaga pemerintahan,
dan lembaga-lembaga perwakilan di Kabupaten Banggai. Kondisi ini
adalah perangkat dasar dalam mengembangkan kehidupan politik
yang representatif dan terbuka terhadap kepentingan rakyat.
4. Meningkatnya kohesi (ikatan) dan integritas masyarakat banggai dan
berkurangnya konflik sosial.
16
5. Berkembangnya pertumbuhan dan sirkulasi ekonomi masyarakat
Banggai pada umumnya.
B. Permasalahan Umum Kabupaten Banggai
Berbagai permasalahan mendasar yang menuntut perhatian khusus
dalam proses pembangunan lima tahun kedepan adalah :
1. Belum hadirnya potensi kepemimpinan yang visioner, cerdas dan
memenuhi karakteristik personal yang baik.
2. Belum terbangunnya tata kelola pemerintahan yang memenuhi asas
bersih dan baik. Juga masih kurangnya visi pembangunan yang
berkelanjutan. Permasalahan ini berdampak langsung pada stagnasi
(keterlambatan pertumbuhan), dan mempersulit ruang gerak
masyarakat dalam mengembangkan kekuatan potensi ekonominya.
3. Belum terejawantahkannya nilai-nilai kebudayaan dan belum
berkembangnya sistem yang memungkinkan untuk mengadopsi dan
memaknai nilai-nilai kontemporer secara bijaksana.
4. Kegamangan dalam menghadapi masa depan serta rentannya sistem
pembangunan, pemerintahan Kabupaten Banggai dalam menghadapi
perubahan.
C. Permasalahan di Berbagai Aspek Kehidupan
1. Ekonomi. Disamping melimpahnya sumber daya alam yang tersedia,
masyarakat Banggai masih menghadapi masalah pengangguran,
kemiskinan, ketimpangan ekonomi dan ketergantungan dari provinsi
lainnya. Juga masih terjadinya praktek-praktek inefisiensi dan
17
instabilitas ekonomi yang ditandai dengan masih besarnya
ketimpangan ekonomi masyarakat.
2. Dibidang Sosial. Masyarakat Banggai menghadapi masalah masih
lemahnya akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan dan
tingkat kemandirian masyarakat dan keluarga.
3. Dibidang Politik. Permasalahan utama yang dihadapi adalah masih
lemahnya stabilitas politik, masih adanya bentuk praktik diskriminasi
terhadap masyarakat lokal, belum kokohnya sistem politik yang
memungkinkan masyarakat Banggai untuk mampu menyalurkan
aspirasinya secara penuh dan demokratis.
4. Dibidang Kelembagaan. Masalah yang dihadapi Kabupaten Banggai
adalah belum kokohnya lembaga-lembaga eksekutif, yudikatif dan
legislatif yang bersih dan bebas dari KKN serta terciptanya kepastian
penegakan hukum dan menjalankan aturan secara konsisten dan
berkeadilan.
D. Tantangan Pembangunan Milenium
Masalah kemiskinan telah menjadi masalah global dan pengaruhnya
dalam kehidupan masyarakat bersifat multidimensional. Dunia
internasional bahkan telah menyatukan kekuatan untuk memberantas
kemiskinan di era millenium ini, dengan mengusung Kampanye dan
Program MDGs (Millenium Development Goals).
Belakangan ini krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan
berdampak terhadap berbagai negara didunia ikut memperparah kondisi
yang ada. Pada September 2000, Pemerintah Indonesia bersama-sama
18
dengan 189 negara lain berkumpul untuk menghadiri Pertemuan Puncak
Millenium di New York dan menandatangani Deklarasi Millenium.
Deklarasi berisi sebagai komitmen negara masing-masing dan
komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan
dalam Millenium ini (MDGs), sebagai satu paket tujuan terukur untuk
pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatangan deklarasi ini
merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi
lebih dari separoh orang-orang yang menderita akibat kelaparan,
menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya ,
mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan,
mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hingga
separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun
2015. Pencapaian tujuan pembangunan millenium, merupakan
tanggungjawab semua negara didunia dalam mewujudkannya, termasuk
Indonesia dan juga untuk Pemerintah Kabupaten Banggai kedepan, yang
masuk dalam misi pembangunan yang kami tawarkan.
19
BAB IIIVISI, MISI DAN STRATEGI
A. Visi
Dalam rangka menata pembangunan Kabupaten Banggai lima tahun
kedepan visi yang kami tawarkan sebagai berikut :
“MENJADIKAN KABUPATEN BANGGAI SEBAGAI SENTRA EKONOMI
PRODUKTIF YANG BERBASIS KERAKYATAN TAHUN 2016”.
Perwujudan Banggai yang aman dan damai, adil dan demokratis,
sejahtera serta dihormati diantara sesama daerah kabupaten dan kota
seluruh Indonesia. Proses penciptaan kondisi yang ideal ini harus
dilakukan terus menerus, serta dilakukan dengan kerja keras dan kerja
cerdas.
Dalam konteks ini, maka faktor kepemimpinan menjadi teramat
penting. Pemimpin di Kabupaten Banggai perlu memberi contoh dalam
bentuk kehidupan yang bersih, kepemimpinan yang berjalan dalam
koridor konstitusi dan hukum, empati yang besar terhadap
masyarakatnya, dan memberikan arahan serta keteladanan yang nyata
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Misi
Upaya untuk mewujudkan visi jangka pendek dan jangka menengah
pembangunan Kabupaten Banggai maka misi pemerintahan lima tahun
kedepan, dapat dirumuskan sebagai berikut :
20
1. Mendorong, memperkuat dan mewujudkan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi yang baru, dengan berpijak kepada kekuatan
potensi perekonomian dipedesaan.
2. Mengkonsentrasikan alokasi sumber-sumber pembiayaan dan
anggaran pembangunan (APBN, DAK, DAU dan termasuk APBD)
dengan titik tekan kepada peningkatan kegiatan perekonomian yang
berkarakter kerakyatan.
3. Mendorong terjadinya lompatan perekonomian dalam bentuk
dukungan dan pengambilan kebijakan yang ramah dan menarik untuk
hadirnya investasi, menerapkan efisiensi manajemen perekonomian,
melibatkan partisipasi publik, dan membuka ruang-ruang
pertumbuhan ekonomi riil di masyarakat luas.
4. Mewujudkan Banggai yang aman, damai dan demokratis.
5. Mewujudkan Banggai yang adil dalam pemerataan pembangunan di
tingkat kecamatan, kelurahan dan desa.
6. Mewujudkan Banggai yang sejahtera dalam kehidupan
masyarakatnya.
C. Strategi
Untuk mewujudkan misi tersebut, maka diperlukan strategi
pembangunan yang dapat menjawab permasalahan dasar yang timbul dan
menyertai proses pembangunan yang berlangsung selama ini, yang akan
membawa pengaruh dan konsekuensi bagi pembangunan banggai masa
depan. Untuk menghadapi tantangan pembangunan ke depan akan
ditempuh dua strategi pokok :
21
1. Strategi Politik, Hukum dan Keamanan.
Dimaksudkan untuk menciptakan stabilitas dibidang politik, hukum
dan keamanan, sebagai bagian dari penerapan sistem ketahanan
nasional. Hal ini berguna dalam menghadirkan suasana yang kondusif
bagi terbangunnya dinamika politik, hukum dan keamanan di daerah.
Serta memiliki daya tahan dalam menghadapi berbagai riak dan
fluktuasi kehidupan politik, hukum dan keamanan. Muara dari semua
itu adalah terbukanya kesempatan yang luas dan adil bagi
masyarakat, dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Strategi Kesejahteraan Rakyat.
Dengan cara pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dalam bentuk
bebas dari kemiskinan, pengangguran, keterbelakangan, ketidak
adilan, rasa takut, dan kebebasan mengemukakan pikiran dan
pendapatnya. Ini adalah poin prioritas yang harus diwujudkan.
Kondisi mendasar dan hak-hak dasar yang terjelaskan dibagian atas
tadi adalah merupakan landasan utama dalam mewujudkan misi
Kabupaten Banggai yang sejahtera, dengan mengedepankan aspirasi
pembangunan yang pro rakyat serta berpijak kepada strategi
“Membangun Banggai dari Desa”.
22
BAB IVAGENDA PRIORITAS DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
A. Agenda Prioritas
Agenda Prioritas yang kami tawarkan ketika dipercaya memimpin
Kabupaten Banggai untuk periode 2011 – 2016 adalah sebagai berikut :
1. Hak rakyat untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi
kehidupannya.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengenjot pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Banggai sehingga memunculkan sentra-sentra ekonomi
produktif bagi masyarakat, dengan basis pada pertumbuhan ekonomi
diperdesaan. Keberhasilan mewujudkan agenda ini akan mengubah
secara total orientasi masyarakat dalam mencari mata
pencahariannya. Saat ini fakta menunjukkan bahwa sebagian
masyarakat masih berorientasi menjadi pegawai, baik pegawai negeri
maupun pegawai swasta. Padahal ruang gerak dibidang ini sangat
minim dan terbatas serta terjadi kompetisi yang sangat tinggi. Sentra-
sentra ekonomi produktif yang berbasis perdesaan akan membuka
akses kesempatan kerja yang sangat besar serta ditunjang oleh
pembangunan infrastruktur yang memadai. Agenda prioritas yang
kami kemukakan ini bukanlah pidato kosong tanpa makna, melainkan
bagian dari pengalaman kami yang sudah teruji.
2. Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman, perlindungan hukum dan
keadilan.
Hal ini akan dilakukan dengan proses penegakan hukum yang benar
dan melakukan tata kelola pemerintahan daerah yang baik.
23
3. Hak rakyat untuk memperoleh atas kebutuhan hidup (sandang,
pangan dan papan) yang terjangkau.
4. Hak rakyat dalam mendapatkan pendidikan gratis.
Merujuk pada kabupaten-kabupaten yang ada di Indonesia, sebagian
sudah melaksanakan program pendidikan gratis yang walaupun
sebenarnya tidak sepenuhnya gratis. Karena orang tua siswa masih
harus menanggung biaya sebesar 50-70 % untuk pembayaran
gedung, uang raport, uang buku dan lainnya yang tak kalah
mahalnya. Karenanya untuk mewujudkan program pendidikan murah
dan atau gratis di Kabupaten Banggai membutuhkan prasyarat
seperti berikut ini :
a. Penyadaran publik, adalah penyadaran dalam melakukan
tindakan yang bisa merugikan masyarakat luas (korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN).
b. Peningkatan persentase alokasi dana pendidikan, jika alokasi
dana pendidikan di Kabupaten Banggai telah mencapai 20 %,
maka hal itu harus dipertahankan atau sebisa mungkin
ditingkatkan.
c. Program pengabdian mahasiswa. Dengan adanya program
pengabdian mahasiswa (khususnya FKIP) selama lebih kurang 1
tahun sebelum mengenyam sarjana, akan sangat membantu
dalam proses pencerdasan anak-anak sekolah dan akan lebih
baik jika mahasiswa yang mengabdi di tempatkan didesa-desa
yang kurang tenaga pengajarnya dengan penempatannya
dibiayai 50 % oleh pemerintah daerah. Program ini perlu juga
dibicarakan lebih dalam bersama pihak perguruan tinggi
24
sehingga dapat berjalan sesuai dengan alur yang diharapkan.
Program ini juga akan membantu mahasiswa FKIP terbiasa untuk
menjadi guru abdi (bersosial), sebelum benar-benar turun dalam
dunia kerja dan menjadi guru (PNS).
d. Subsidi silang masyarakat kelas atas dan para pengusaha yang
ada di Kabupaten Banggai.
e. Pembekalan pemuda/pemudi untuk menjadi Guru Sosial
dengan menggerakkan organisasi-organisasi kepemudaan
dengan cara memberi pelatihan kepada mereka 3-6 bulan untuk
menjadi guru sosial dan setelah mengikuti pelatihan diharapkan
dari guru sosial (relawan pendidikan) dapat memulai mengajar
disekolah dasar yang masih kurang tenaga pengajarnya. Hal ini
untuk menekan biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk membayar mahal tenaga guru/pendidik
(PNS).
5. Hak rakyat untuk memperoleh kesehatan gratis melalui jaminan
sosial kesehatan (Jamsokes) yang akan dilakukan di Kabupaten
Banggai secara transparan dan akuntabel.
Dan dari aspek pendanaan perlu diupayakan agar tidak tumpang
tindih dengan program Jamkesmas.
6. Hak rakyat untuk mendapatkan pengurusan KTP gratis.
7. Hak rakyat untuk mendapatkan kemudahan kepengurusan
tanah/kepengurusan tanah gratis.
8. Hak rakyat untuk berpartisipasi dalam politik, dan berinovasi dalam
perencanaan pembangunan Kabupaten Banggai.
25
9. Hak rakyat untuk dapat mengikuti proses pengangkatan CPNS yang
adil dan transparan, dengan mempertimbangkan faktor kompetensi
dan keterwakilan rayon.
B. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
1. Tujuan
Sebagaimana agenda prioritas pembangunan yang telah kami
tawarkan diatas maka tujuan pembangunan yang hendak dicapai
adalah :
a. Menurunkan angka tingkat pengangguran tenaga kerja baik
terbuka maupun terselubung bagi masyarakat di Kabupaten
Banggai terutama bagi mereka yang masih digolongkan kurang
mampu.
b. Menjamin rasa aman, memberikan perlindungan hukum dan
keadilan kepada masyarakat Banggai.
c. Menjamin ketersediaan pangan, sandang dan papan dengan
harga terjangkau oleh masyarakat.
d. Menjamin penyelenggaraan pendidikan dengan masyarakat
terbebas dari beban biaya pendidikan.
e. Memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap layanan
kesehatan tanpa membebani masyarakat.
f. Menyediakan proses pengurusan kepemilikan tanda penduduk
tanpa dikenakan biaya pengurusan.
g. Memberikan kemudahan fasilitasi layanan pengurusan
kepemilikan tanah secara gratis.
26
h. Mendorong dan menumbuhkan partisipasi masyarakat didalam
proses politik dan proses perencanaan pembangunan yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Banggai.
i. Memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap seluruh
proses penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil daerah (CPNSD)
dilakukan secara transparan dan akuntabel.
2. Sasaran
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diatas, maka sasaran
pembangunan yang hendak dicapai adalah :
a. Mendorong tumbuhnya lapangan kerja baru sehingga
meningkatkan daya serap tenaga kerja yang pada gilirannya
meningkatkan pendapatan tenaga kerja itu sendiri.
b. Meningkatnya stabilitas keamanan daerah, meningkatnya
kesadaran hukum dan rasa keadilan masyarakat Kabupaten
Banggai.
c. Meningkatnya penyediaan pangan, sandang dan papan dengan
harga terjangkau oleh masyarakat kabupaten Banggai.
d. Menyediakan layanan pendidikan yang bebas biaya (pendidikan
gratis) bagi seluruh lapisan masyarakat.
e. Meningkatkan penyediaan jenis layanan kesehatan gratis bagi
seluruh lapisan masyarakat.
f. Melayani kebutuhan kepemilikan tanda pengenal diri dengan
layanan gratis.
g. Meningkatnya jumlah kepemilikan tanah yang dipunyai
masyarakat dengan status kepemilikan yang jelas dan sah.
27
h. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelibatan
mereka didalam setiap proses politik dan perencanaan
pembangunan daerah yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten
Banggai.
i. Meningkatnya akses dan kepastian proses penerimaan calon
Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) yang transparan dan
akuntabel.
C. Prinsip Dasar Pencapaian Tujuan Pembangunan
Pemerintah daerah memiliki peran sangat penting, dengan berbagai
karakteristik yang dimiliki masyarakat Banggai, maka Pemerintah
Kabupaten Banggai kedepan seyogyanya merumuskan berbagai prinsip
pencapaian tujuan pembangunan millenium yang dapat memadukan
potensi sumber daya alam Kabupaten Banggai dan potensi masyarakatnya
dengan asas sebagai berikut :
1. Keterpaduan (integrasi), artinya ketercapaian tujuan pembangunan
millenium menjadi bagian integral dalam pencapaian tujuan dan
program yang dikembangkan disetiap elemen pemerintahan
Kabupaten Banggai.
2. Berbasis Perencanaan, artinya penjabaran pencapaian tujuan
pembangunan millenium dilaksanakan melalui berbagai program
sebagaimana telah dirumuskan dalam setiap tingkatan perencanaan
yang ada.
3. Berbasis Data, artinya bahwa perumusan program dalam rangka
pencapaian pembangunan harus sesuai dengan data yang valid dan
28
mencerminkan kondisi riil masyarakat, sehingga mempermudah
untuk dilakukan pengecekan.
4. Berbasis Kinerja, artinya setiap pelaksanaan program harus dapat
diukur mengenai input, proses, out put dan dampaknya bagi
pencapaian tujuan pembangunan millenium.
5. Bertumpu pada Masyarakat, artinya bahwa seluruh program yang
dilaksanakan dalam mencapai tujuan pembangunan millenium harus
bermuara pada kepentingan masyarakat dengan melibatkan
partisipasi masyarakat sebagai subyek pembangunan.
6. Berbasis Pemecahan Masalah, artinya setiap permasalahan yang
muncul dalam pelaksanaan program harus segera ditangani untuk
segera dicarikan jalan alternatif solusi pemecahannya.
7. Menggalang Kemitraan, artinya bahwa besarnya tantangan
pencapaian tujuan pembangunan millenium harus mampu
mendorong berbagai pihak, baik pemerintah daerah, DPRD, swasta
dan unsur masyarakat untuk bersama-sama mewujudkannya.
8. Membangun Jaringan Kerjasama, artinya bahwa pencapaian tujuan
pembangunan millenium akan efektif dan efisien apabila Pemerintah
Kabupaten Banggai mampu menjalin dan mengembangkan
kerjasama baik dengan pemerintah provinsi, pusat, lembaga-lembaga
luar negeri, organisasi swasta dan lain sebagainya, yang memiliki visi
sama.
D. Program Pembangunan
1. Arah Kebijakan Pembangunan
29
Arah kebijakan pembangunan kedepan pada dasarnya adalah
terwujudnya Kabupaten Banggai seperti yang terumuskan dalam visi
dan misi pembangunan. Secara ringkas desain utama (grand design)
pembangunan Banggai adalah sebagai berikut :
a. Arah kebijakan umum untuk memperkokoh masyarakat sipil
(civil society).
b. Arah kebijakan umum untuk mewujudkan masyarakat Banggai
yang adil dan demokratis yang dicapai melalui penegakan
hukum yang tidak tebang pilih, penghapusan diskriminasi dan
pengakuan hak-hak asasi manusia.
c. Arah kebijakan umum melalui peningkatan kinerja
perekonomian, penciptaan kesempatan kerja, penghapusan
kemiskinan dan pengurangan berbagai bentuk ketimpangan. Hal
ini dapat ditempuh dengan menggenjot pembangunan
infrastruktur, sarana dan prasarana transportasi. Baik
transportasi darat, laut dan udara yang nantinya semakin
mempermudah akses dan membuka posisi Kabupaten Banggai
dari keterisolasian baik ditingkat lokal, regional, nasional
maupun internasional.
Sebagai masyarakat berbudaya, yang ditandai dengan
menyatunya tiga sub etnik yaitu etnik Banggai, Balantak dan Saluan
(Babasal) sebagai rumpun Budaya Banggai yang sudah terbangun
beratus tahun lamanya ditambah juga etnik dan kebudayaan lokal
lainnya yang telah menyatu dengan masyarakat, maka kebijakan yang
30
ditempuh untuk mendukung perkembangan kebudayaan di
Kabupaten Banggai, adalah sebagai berikut :
a. Mendorong terciptanya wadah yang terbuka dan demokratis
bagi dialog kebudayaan agar benturan-benturan yang terjadi
tidak sampai melebar menjadi konflik sosial.
b. Mendorong proses modernisasi yang dicirikan dengan
terwujudnya Banggai yang modern berkelanjutan, dan
menguatnya masyarakat sipil (civil society).
c. Reaktualisasi nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu dasar
pengembangan etika pergaulan sosial untuk memperkuat
identitas Kabupaten Banggai.
d. Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan
produk-produk lokal.
2. Faktor Penghambat Perwujudan Visi dan Misi Pembangunan
Pelaksanaan dan realisasi dari desain besar (grand design) visi
dan misi pembangunan di Kabupaten Banggai yang kami canangkan,
tidak akan terwujud, manakala masih terjadi ketimpangan, ketidak
adilan dan kurangnya akses terhadap sumber-sumber ekonomi
rakyat. Hal ini memunculkan riak-riak kecil penghambat
pembangunan.
Oleh sebab itu untuk menghilangkan riak-riak tersebut perlu
diambil langkah-langkah nyata sebagai berikut :
a. Melakukan pemerataan pembangunan disetiap kecamatan,
kelurahan dan desa.
31
b. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat disetiap kelurahan
dan desa yang sangat tertinggal.
c. Memperbaiki akses masyarakat lokal pada sumber daya
ekonomi.
d. Meningkatkan mutu pelayanan birokrasi kepada masyarakat.
e. Menghormati dan membangun hak-hak kebudayaan lokal.
3. Penciptaan Tata Pemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa (Clean
Goverment and Good Governance)
Tuntutan reformasi oleh masyarakat merupakan aspirasi yang
harus diartikan sebagai keinginan masyarakat untuk melakukan
perubahan yang signifikan atas penyelenggaraan pemerintahan, guna
memperoleh keadilan dan kesamaan hak atas pelayanan publik,
sehingga taraf kehidupannya dapat lebih baik dan sejahtera.
Keinginan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa merupakan salah satu agenda reformasi yang harus
dilaksanakan secara konsisten di seluruh wilayah Indonesia, termasuk
di Kabupaten Banggai. Untuk mewujudkannya maka diperlukan
program-program sebagai berikut :
a. Mempertegas tugas dan wewenang dan tanggung jawab dari
seluruh kelembagaan pemerintahan di Kabupaten Banggai yang
berdasarkan mekanisme check and balances yang simetris.
b. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan aparatur
negara / pemerintah di Kabupaten Banggai.
c. Meningkatkan kesejahteraan aparatur pemerintahan di
Kabupaten Banggai.
32
d. Mewujudkan sistem dan mekanisme kerja aparatur
pemerintahan yang efektif, efisien dan akuntabel dalam rangka
pelayanan kepada publik.
e. Meningkatkan pengawasan untuk menjamin akuntabilitas,
transparansi dan perbaikan kinerja aparatur pemerintahan di
Kabupaten Banggai.
f. Menciptakan iklim usaha yang mendorong berkembangnya
etika usaha yang sehat dan terlaksananya tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance).
g. Penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa
mengharuskan adanya keteladanan. Oleh sebab itu
pemberantasan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) dan kroniisme
harus dimulai dari pejabat Bupati sampai tingkat pejabat yang
terendah.
33
BAB VKOMITMEN PELAKSANAAN
Dalam rangka memberikan jaminan kepastian terhadap pelaksanaan visi,
misi, dan agenda prioritas yang telah disampaikan didepan publik, maka Kami
berkomitmen untuk mewujudkan visi, misi dan agenda prioritas tersebut
selama masa kepemerintahan sebagai berikut :
1. Tunduk dan taat terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
2. Menciptakan suasana damai dengan mengedepankan dialog terbuka
maupun tertutup serta menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh
seluruh komponen masyarakat dalam upaya mewujudkan secara bersama
visi, misi dan agenda prioritas pembangunan daerah yang telah
dicanangkan.
3. Menyelenggarakan proses pemerintahan daerah dengan prinsip good
governace dan good corporate dalam rangka membangunan
pemerintahan yang bersih, bebas dari paktek korupsi, kolusi dan
nepotisme disertai penerapan reward dan funishment sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku bagi seluruh stakeholders
pembangunan.
4. Mengajak seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Banggai yang dimulai
dari tingkat pedesaan dan kelurahan untuk memelihara tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang berbudaya dan menjunjung
34
tinggi hak-hak asasi manusia agar mensinergikan diri dalam mewujudkan
visi, misi dan agenda prioritas pembangunan daerah.
Demikian Visi dan Misi kami dalam menata pembangunan masyarakat di
Kabupaten Banggai untuk masa kini dan masa depan. Semoga dapat terjadi
perpaduan dan akselerasi berbagai potensi mulai dari potensi sumber daya
alam, potensi sumber daya manusia, potensi sosial, budaya dan kesejarahan
yang nantinya dapat mengarahkan masyarakat Banggai menjadi masyarakat
yang berbudaya, santun, cerdas dan bersahaja.
Luwuk, 27 Juli 2011
BUPATI BANGGAI
ttd
M. SOFHIAN MILE
WAKIL BUPATI BANGGAI
ttd
HERWIN YATIM
35
Top Related