Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
E.1. Pendekatan
E.1.1 Pengertian
1. Perluasan sawah
Perluasan sawah adalah suatu usaha penambahan luasan/ baku
lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang
belum dan atau lahan terlantar yang dapat diusahakan untuk
usahatani sawah.
2. Sawah
Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan
tanahnya rata, dibatasi oleh pematang/galengan, sehingga dapat
ditanami padi dengan sistem genangan dan palawija / tanaman
pangan lainnya.
3. Sawah Irigasi
Sawah Irigasi adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari
air irigasi baik irigasi teknis, irigasi setengah teknis, maupun irigasi
desa.
4. Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal
dari air hujan.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 1
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
5. Sawah lahan Rawa
Sawah lahan rawa adalah sawah yang sumber air utamanya berasal
dari air rawa.
6. Sawah baru adalah sawah yang baru dicetak/dikonstruksi dan belum
mengalami pembentukan lapisan tapak bajak (plow layer).
7. Survei/investigasi calon lokasi adalah kegiatan penelitian pada calon
lokasi perluasan sawah yang bertujuan untuk memperoleh calon
lokasi yang layak untuk kegiatan perluasan sawah.
8. Desain perluasan sawah adalah peta rancangan (rancangan petak-
petak) pada sebidang lahan yang akan dipergunakan sebagai
pedoman atau patokan teknis dalam pelaksanaan konstruksi
perluasan sawah.
9. Semak/alang-alang merupakan tanah yang tertutup oleh tumbuhan
semak belukar dan rumput alang-alang.
10. Hutan ringan adalah sebidang tanah yang ditumbuhi oleh
pohon-pohon sebanyak ± 300 batang per hektar, diantaranya 70%
berdiameter kurang dari 30 cm (diukur 1 meter di atas permukaan
tanah) dengan atau tanpa tumbuhan perdu dan nipah.
11. Hutan sedang adalah sebidang tanah yang ditumbuhi oleh
pohon-pohon antara 300 - 600 batang per hektar, diantaranya 70%
berdiameter kurang dari 30 cm (diukur 1 meter di atas permukaan
tanah) dengan atau tanpa tumbuhan perdu dan nipah.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 2
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
12. Hutan berat adalah sebidang tanah yang ditumbuhi oleh
pohonpohonan sebanyak ± 600 batang per hektar diantaranya 70%
berdiameter lebih dari 30 cm (diukur 1 meter di atas permukaan
tanah) dengan atau tanpa ditumbuhi oleh tanaman perdu, semak
belukar ataupun nipah.
13. Semak/alang-alang, hutan ringan, hutan sedang dan hutan berat
yang bisa diusahakan untuk perluasan sawah merupakan kawasan
di luar status hutan yang peruntukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
14. Kemiringan/kelerengan (slope) lahan dapat diklasifikasikan dalam 4
kelas slope yaitu : < 5% (datar), 5%-10% (berombak), > 10%-15%
(bergelombang) dan > 15% (berbukit).
15. Saprotan adalah sarana produksi & alsintan yang terdiri dari pupuk,
pestisida, benih, alat mesin pertanian, dll.
16. Pirit (pyrite) adalah senyawa FeS2 yang biasa terdapat pada tanah
yang kerap mengalami genangan. Senyawa ini akan bersifat stabil
pada kondisi reduksi yaitu pada saat tergenang. Senyawa ini akan
menjadi masalah ketika mengalami oksidasi yaitu ketika senyawa ini
bersentuhan dengan udara. Senyawa pirit yang telah teroksidasi
dapat menyebabkan keasaman bagi tanah.
17. Lahan terlantar untuk perluasan sawah adalah lahan yang sudah
pernah menjadi sawah dan tidak diusahakan lagi minimal sepuluh
tahun dan tidak memungkinkan dengan anggaran kegiatan optimasi
lahan.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 3
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
18. Lahan perkebunan tidak produktif adalah lahan yang ditumbuhi oleh
tanaman perkebunan yang tidak mampu lagi berproduksi secara
optimal yang dapat disebabkan berbagai hal seperti umur tanaman
yang sudah terlalu tua, jeluk air tanah yang dangkal sehingga
menggenangi akar tanaman dan sebab lainnya.
E.1.2 DASAR KEBIJAKAN PERENCANAAN
Kerangka dasar penyusunan kegiatan Laporan SID Percetakan Sawah Kab.
Tolitoli dilaksanakan atas dasar kebijakan perencanaan sebagai berikut:
1. UU Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang
2. UU Nomor 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. UU Nomor 25 Tahun 2004, Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
4. UU No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
5. UU No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
6. Perpres No.10 Tahun 2005 Peraturan Menteri Pertanian
No.229/Kpts/OT.140/7/2005
7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 146/Kpts/OT.210/2/2003 Tahun
2003,Tentang Pedoman Manajemen Program dan Proyek Pembangunan
Pertanian.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 4
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
8. Pedoman Teknis Perluasan Areal Tanaman pangan (perluasan sawah),
Direktorat perluasan dan pengelolaan lahan. Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian 2011.
E.1.3 Ketentuan dalam Perluasan Lahan
Kegiatan perluasan sawah diarahkan pada lahan irigasi, lahan rawa dan
lahan tadah hujan dengan mengikuti norma, standar teknis, prosedur
dan kriteria sebagai berikut :
A. Perluasan Sawah Pada Lahan Beririgasi
1. Norma
Perluasan sawah pada lahan beririgasi merupakan upaya untuk
menambah baku lahan sawah yang dilakukan didaerah irigasi baik
irigasi teknis, setengah teknis maupun irigasi desa yang sudah
mempunyai jaringan irigasi sampai pada tingkat tersier atau akan
dibangun jaringan tersebut yang selesainya bersamaan dengan
selesainya sawah dicetak. Pembukaan lahan baru ini dilakukan
dalam satu hamparan sehingga dapat terairi seluruhnya. Lahan
harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada pada
kawasan hutan lindung.
2. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan irigasi
adalah :
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 5
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
a. Berada pada satu hamparan dengan luas > 10 hektar
b. Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan
kemiringan lahan < 5%
c. Dekat dari pemukiman
3. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :
a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL)
b. Survei/Investigasi
c. Penetapan Lokasi
d. Desain
e. Konstruksi ( Land Clearing dan Land Leveling)
f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru
4. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :
a. Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk satu
kali musim tanam.
b. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah berdasarkan ketentuan
dan kriteria yang berlaku.
c. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Apabila belum
ada kelompok tani, para petani tersebut bersedia untuk
membentuk kelompok tani kegiatan perluasan sawah.
d. Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak
sengketa/tumpang tindih dengan program/kegiatan lainnya.
e. Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 6
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
f. Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah ada.
g. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.
h. Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau sedang.
B. Perluasan Sawah Lahan Rawa
1. Norma
Perluasan Sawah pada lahan rawa merupakan upaya untuk
menambah baku lahan sawah yang dilakukan di daerah rawa yang
sudah mempunyai dan atau rencana pengembangan jaringan
drainase sampai pada tingkat tersier. Lahan harus berada pada
kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan lindung.
2. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan rawa adalah:
a. Berada pada satu hamparan.
b. Luas satu hamparan ≥ 10 hektar.
c. Lahan dengan kedalaman pirit dengan kisaran minimal
antara 50-60 cm.
d. Dekat dengan pemukiman.
3. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan rawa adalah :
a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL)
b. Survei/Investigasi
c. Penetapan Lokasi
d. Desain.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 7
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
e. Konstruksi ( Land Clearing, Land Leveling).
f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru.
4. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan rawa adalah :
a. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah rawa pasang surut dan
atau lebak berdasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku.
b. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.
c. Status petani jelas bisa pemilik penggarap atau penggarap.
d. Luas lahan pemilik penggarap atau penggarap maksimum 2 Ha/
KK.
e. Petugas lapangan sudah ada.
f. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.
C. Perluasan Sawah Tadah Hujan
1. Norma
Perluasan sawah tadah hujan merupakan upaya untuk menambah
baku lahan sawah yang dilakukan didaerah tadah hujan yang
belum dimanfaatkan dan mempunyai curah hujan yang cukup
untuk pertumbuhan tanaman padi serta potensi
sumber-sumber air lainnya yang dapat dikembangkan untuk
mendukung pengairan pada lokasi tersebut. Lahan harus berada
pada kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan
lindung.
2. Standar Teknis
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 8
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan tadah hujan
adalah:
a. Berada pada satu hamparan.
b. Luas satu hamparan > 10 hektar.
c. Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan
kemiringan lahan < 5%.
d. Dekat dari pemukiman.
3. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah :
a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL).
b. Survei/Investigasi
c. Penetapan lokasi
d. Desain.
e. Konstruksi
f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru
4. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah :
a. Mempunyai bulan basah > 3 bulan terutama yang tersedia air
untuk 1 kali tanam setahun.
b. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah tadah hujan
berdasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku.
c. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.
d. Status petani jelas bisa sebagai pemilik penggarap atau
penggarap.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 9
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
e. Luas lahan pemilik dan penggarap maksimum 2 Ha/ KK.
f. Petugas lapangan sudah ada.
g. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa (dapat dilalui oleh
kendaraan roda 4)
E.1.3 Pelaksanaan Konstruksi Perluasan Sawah
Dalam Pelaksanaan Konstruksi perluasan sawah diperlukan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
1.Persiapan Petani
Persiapan petani diperlukan dalam rangka memperlancar
pelaksanaan konstruksi perluasan areal sawah, oleh karena itu
diperlukan usaha-usaha sebagai berikut :
a. Sosialisasi kepada Petani.
Sosialisasi kepada petani peserta perluasan sawah dilakukan untuk
memberikan pengertian terhadap kegiatan perluasan sawah, tata
cara dan pentahapan pelaksanaan kegiatan konstruksi perluasan
areal sawah serta pemanfaatan lahan sawah baru yang nantinya
dilaksanakan oleh petani sendiri. Dengan demikian diharapkan
petani dapat lebih berpartisipasi didalam pelaksanaan konstruksi
perluasan sawah dan pemanfaatannya. Sosialisasi kepada petani
ini dilaksanakan oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten atau PPL.
b. Pendaftaran Ulang Petani.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 10
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Mengingat adanya tenggang waktu antara pelaksanaan desain
dengan pelaksanaan konstruksi yang memungkinkan adanya
perubahan-perubahan terhadap status pemilikan tanah dan
vegetasi lahan pada calon lokasi perluasan sawah, maka masih
diperlukan pendaftaran ulang petani peserta. Dengan pendaftaran
ulang ini akan diperoleh kepastian nama-nama petani dan status
pemilikan tanah serta jenis vegetasinya. Pendaftaran ulang petani
ini dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten dan dibantu
oleh PPL.
c. Pengajuan Surat Permohonan dan Pernyataan
Kesanggupan Petani. Petani mengajukan Surat Permohonan dan
Pernyataan
Kesanggupan melaksanakan kegiatan perluasan sawah kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menangani kegiatan
perluasan sawah. Petani yang diperkenankan mengajukan surat
Permohonan hanyalah petani pemilik penggarap/penggarap yang
berdomisili di dalam desa atau daerah Kecamatan dari lokasi
dengan mata pencaharian utamanya dari usahatani. Surat ini
dibuat untuk masing-masing petani dengan data-data lokasi, foto
copy keterangan identitas, pernyataan permohonan dan
kesanggupan serta tanda tangan petani yang bersangkutan.
2.Persiapan Administrasi
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 11
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Kegiatan konstruksi perluasan sawah pada tahun 2012 dilakukan
dengan pola pelaksanaan transfer uang ke rekening kelompok
dengan mengacu kepada pedoman pengelolaan dana bantuan sosial
yang dilekuarkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana
Pertanian. Hal penting dalam penggunaan MAK Bantuan Sosial untuk
Pemberdayaan Sosial dengan pola transfer uang ini adalah
Pembuatan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK). Dalam
pembuatan RUKK harus sudah meperhitungkan secara rinci seluruh
kegiatan pencetakan sawah sampai kepada kebutuhan akan saprotan
dan tanam, mengingat anggaran untuk kegiatan pencetakan sawah
TA. 2012 merupakan satu paket (dana kontruksi dan dana saprotan
disatukan). Seandainya dari perhitungan RUKK petani, yang dipandu
oleh Tim Teknis / Koordinator lapangan dengan mendasarkan pada
hasil Desain, Anggaran yang disiapkan dalam DIPA kurang untuk
kegiatan perluasan areal sawah, maka kekurangannya menjadi
tanggung jawab kelompok dan pemerintah daerah setempat.
Selanjutnya untuk pekerjaan yang diluar kemampuan petani, maka
kelompok berdasarkan hasil musyawarah dengan anggota
diperkenankan untuk menyewa alat berat yang sesuai dengan jenis
pekerjaan dan jenis tanahnya.
3. Persiapan Lapangan
a. Penyediaan direksi kit/Saung Tani
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 12
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Tujuan pembuatan direksi kit atau tempat lainnya yang sejenis
dilokasi adalah untuk tempat persiapan dan penyimpanan
peralatan dalam menunjang kelancaran kegiatan di lapangan.
b. Pemeriksaan lapangan.
Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh Koordinator Lapang/Tim
Teknis dari Dinas lingkup pertanian yang menangani perluasan
areal sawah di Kabupaten bersama Camat, Kepala Desa dan Petani
Pemilik Penggarap / Penggarap dengan berpedoman pada Rencana
Usaha Kegiatan Kelompok (RUKK) dan desain perluasan sawah
guna mencocokkan dengan keadaan sesungguhnya di lapangan.
Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan lokasi antara
lain:
1) Batas – batas areal lokasi yang akan dikerjakan.
2) Batas – batas dan luas pemilikan lahan yang akan dikerjakan.
3) Nama – nama petani dan keadaan vegetasi.
c. Pemasangan patok – patok batas pemilikan.
Dalam pemasangan patok-patok dilakukan oleh :
1)Pemasangan patok batas pemilikan dilakukan oleh Petani sendiri
dengan disaksikan oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten,
Camat dan Petani Pemilik Penggarap / Penggarap serta Kepala
Desa. Apabila patok–patok batas pemilikan lahan hilang, maka
harus dipasang patok–patok baru batas pemilikan lahan tersebut
oleh petani yang bersangkutan.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 13
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
2)Setelah pekerjaan konstruksi selesai, maka patok– patok
tersebut dipasang kembali dengan disaksikan oleh petugas Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten, Camat, Kepala Desa dan
Petani.
3) Lokasi yang telah selesai dikonstruksi diperiksa dan diukur ulang
oleh Koordinator lapang/Tim Teknis bersama petani untuk
mendapatkan gambaran yang pasti terhadap luasannya.
d. Pembuatan Dokumentasi (Foto dan Video).
Kelompok Tani pelaksana yang dibantuan oleh Tim
Teknis/Koordinator lapangan harus membuat foto atau video yang
menggambarkan :
1) Lokasi sebelum pekerjaan konstruksi perluasan sawah
dilaksanakan.
2) Pada saat tahap pekerjaan konstruksi perluasan sawah di
laksanakan.
3) Pada saat pekerjaan konstruksi perluasan sawah baru selesai di
laksanakan.
e. Pembuatan rencana kerja.
Kelompok Tani harus membuat rencana kerja mingguan dan
bulanan yang disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) setelah mendapatkan persetujuan dari Tim
Teknis/Koordinator Lapangan.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 14
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
4. Pekerjaan Konstruksi Perluasan Sawah
a.Pekerjaan kontruksi perluasan sawah pada daerah irigasi
dan tadah hujan. Ketentuan–ketentuan pekerjaan konstruksi
perluasan sawah sebagai berikut :
1)Konstruksi perluasan sawah terdiri dari pembersihan lahan (land
clearing) dan perataan lahan (land leveling), pembuatan
pematang batas pemilikan, pembuatan jaringan irigasi tingkat
usahatani, jaringan drainase, pembuatan pintu–pintu bagi tersier,
pintu klep dan pembuatan jalan usahatani serta prasarana lain
yang bersifat pelayanan umum.
2)Pelaksanaan konstruksi tidak diperbolehkan merusak fasilitas
lingkungan yang sudah ada misalnya, jalan desa, sungai, areal
pompa air, saluran yang sudah ada dan lain sebagainya. Bila
terjadi kerusakan sebagai akibat pelaksanaan konstruksi atau
pekerjaaan konstruksi/ prasarana lain, maka perbaikannya
menjadi tanggung jawab kelompok.
3) Pekerjaan konstruksi perluasan sawah harus dilaksanakan dalam
satu hamparan yang mengelompok, sehingga memudahkan
dalam usahataninya.
4) Pembangunan prasarana lain yang menunjang kegiatan
perluasan sawah dapat dilaksanakan apabila kegiatan tersebut
bersifat mendesak (betul– betul diperlukan) menyangkut
kepentingan umum seperti pembuatan talang, gorong – gorong
dan lain-lain.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 15
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
5) Pelaksanaan pekerjaan perluasan sawah dapat melibatkan
petani diluar wilayah tersebut sejauh jumlah tenaga kerja yang
ada masih kurang dengan mendasarkan kepada kesepakatan
bersama kelompok tersebut (musyawarah kelompok).
6) Kegiatan land clearing antara lain dapat dirinci sebagai berikut :
a) Pembabatan / Penebasan semak belukar. Tujuan dilakukannya
pembabatan/penebasan semak belukar termasuk pohon –
pohon kecil yang berdiameter kurang dari 10 cm dan
tumbuhan strata bawah berketinggian 1 m, untuk membuka
area serta membuat ruang pandang pada pekerjaan
berikutnya.
b) Penebangan /Penumbangan pohon – pohonan.
Penebangan/Penumbangan dilakukan terhadap pohon-pohon
yang berdiameter lebih dari 10 cm dengan masih menyisakan
tunggul. Sedangkan pohon – pohon yang berdiameter lebih
dari 30 cm dapat dilakukan dengan penumbangan atau
perobohan.
c) Pemotongan/ perencekan dan pengumpulan batang, cabang
dan ranting.
Untuk memudahkan pembersihan hasil penebangan, maka
dilakukan pemotongan/ perencekan pohon, cabang dan
ranting– rantingnya. Sisa-sisa pemotongan/ perencekan
dikumpulkan pada suatu tempat yang nantinya dapat
dimanfaatkan oleh kelompok atau masyarakat sekitarnya.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 16
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
d) Pembersihan lahan.
Semua sisa-sisa hasil pembabatan, pemotongan/perencekan,
pencabutan akar dan sampah – sampah yang ada di lokasi
harus dibersihkan/ disingkirkan dari lokasi yang akan dicetak.
7) Kegiatan land leveling dapat dirinci sebagai berikut:
a) Penggalian dan penimbunan tanah.
Dalam upaya mendapatkan lahan yang datar untuk
memudahkan konstruksi perluasan sawah, maka lahan-lahan
yang mengalami kemiringan harus dilakukan perataan dengan
melakukan penggalian pada daerah yang lebih tinggi dan
penimbunan pada daerah yang lebih rendah dengan
memperhatikan aspek kesuburan lahan (hindari kerusakan
aspek kesuburan lahan akibat penggalian dan penimbunan)
b) Perataan tanah.
Untuk memperoleh lahan yang datar, maka setelah dilakukan
penggalian dan penimbunan dilakukan perataan dan
pemadatan sederhana terutama pada bagian timbunan.
Perataan tanah dilakukan sesuai dengan kemiringan yang
diperbolehkan dan lahan tersebut sudah siap untuk dicetak
c) Pemadatan lereng talud teras.
Untuk mencegah terjadinya erosi tanah pada lahan yang telah
dicetak, maka pada lereng talud teras dilakukan pemadatan.
d) Pembuatan jalan usahatani (JUT).
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 17
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Pembuatan jalan usahatani pada hamparan perluasan sawah
bertujuan untuk memudahkan pengangkutan saprodi, alat
mesin dan hasil panen dari atau ke lokasi perluasan sawah.
e) Pembuatan jaringan irigasi
Pembuatan jaringan irigasi dan pintu-pintu bagi tersier pada
hamparan perluasan sawah bertujuan untuk menyalurkan air
dari atau ke lokasi perluasan sawah untuk memenuhi
kebutuhan air dalam pengelolaan sawah.
f) Pembuatan pematang batas pemilikan.
Untuk memudahkan penentuan kepemilikan lahan antar
petani, dibuat suatu pematang atau pembatas antar petak-
petak sawah petani yang telah dicetak. Hal ini bertujuan agar
jangan terjadinya kekeliruan atau kerancuan dalam
kepemilikan dan pengolahan lahan yang telah dicetak.
g) Penyiapan lahan siap tanam.
Penyiapan lahan melalui pengolahan tanah dimaksudkan
untuk memudahkan petani dapat menanam segera setelah
sawah selesai dicetak, agar sawah tidak menyemak kembali.
b. Pekerjaan kontruksi perluasan sawah pada daerah rawa.
Ketentuan-ketentuan pekerjaan kontruksi perluasan sawah:
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 18
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
1)Kontruksi perluasan sawah pada daerah rawa terdiri dari Land
Clearing, pengerjaan lahan, pembuatan saluran pembuang,
pembuatan tata air mikro (diusahakan perluasan sawah pada
lokasi yang sudah ada tata air mikronya), pembuatan pintu air
klep sederhana, tanggul pengamanan dan pematang batas
pemilikan lahan.
2)Kontruksi perluasan sawah di daerah rawa dapat berupa sistem
surjan atau sistem lain tergantung pada kebutuhan/kemauan
petani.
3)Pelaksanaan kontruksi tidak diperbolehkan merusak fasilitas
lingkungan yang sudah ada misalnya, jalan desa, saluran
pembuang dan lain sebagainya. Bila terjadi kerusakan sebagai
akibat pelaksanaan kontruksi perluasan sawah, maka
perbaikannya menjadi tanggung jawab kelompok.
4)Pekerjaan konstruksi Perluasan Sawah harus dilaksanakan dalam
hamparan yang mengelompok, sehingga memudahkan dalam
usahataninya.
5)Kegiatan land clearing antara lain dapat dirinci sebagai berikut :
a) Pembabatan /Penebasan semak belukar.
Tujuan dilakukannya pembabatan/penebasan semak belukar
termasuk pohon–pohon kecil yang berdiameter kurang dari 10
cm dan tumbuhan strata bawah berketinggian 1 m, untuk
membuka area serta membuat ruang pandang pada pekerjaan
berikutnya.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 19
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
b) Penebangan /Penumbangan pohon – pohonan.
Penebangan dilakukan terhadap pohon-pohon yang
berdiameter lebih dari 10 cm dengan masih menyisakan
tunggul. Sedangkan pohon – pohon yang berdiameter lebih
dari 30 cm dapat dilakukan dengan penumbangan atau
perobohan.
c) Pemotongan/perencekan dan pengumpulan batang, cabang
dan ranting.
Untuk memudahkan pembersihan hasil penebangan, maka
dilakukan pemotongan/perencekan pohon, cabang dan
ranting–rantingnya. Sisa-sisa pemotongan/ perencekan
dikumpulkan pada suatu tempat yang nantinya dapat
dimanfaatkan oleh atau masyarakat sekitarnya.
d) Pencabutan tunggul dan akar – akarnya.
Tunggul pohon yang masih tersisa hasil penebangan harus
dibongkar / dicabut sampai keakar-akarnya supaya nanti tidak
merusak /mengganggu pelaksanaan konstruksi dan
pengolahan sawah yang dicetak nantinya. Sedangkan untuk
tunggul pohon yang berdiameter > 30 cm dengan kedalaman
akar lebih dari satu meter dapat dibiarkan lapuk tanpa harus
dicabut. Pencabutan tunggul dan akar-akar pohon dapat
tidak dilakukan apabila disekitar zona perakaran diketahui
terdapat senyawa pirit dan atau senyawa racun lainnya.
Pencabutan tunggul dan akar pada kondisi ini akan membuat
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 20
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
senyawa pirit mengalami oksidasi yang akan menyebabkan
problem kemasaman pada lahan.
e) Pembersihan lahan.
Semua sisa-sisa hasil pembabatan, pemotongan/perencekan,
pencabutan akar dan sampah–sampah yang ada di lokasi
harus dibersihkan/disingkirkan dari lokasi yang akan dicetak.
6) Kegiatan pengerjaan lahan dapat dirinci sebagai berikut :
a) Penggalian dan penimbunan tanah untuk sawah sistem surjan.
Untuk memudahkan konstruksi terutama pada galian dan
timbunan pada lahan rawa, maka dibuat konstruksi sawah
sistem surjan.
b) Pemadatan tanah.
Untuk memperoleh lahan yang datar, maka setelah dilakukan
penggalian dan penimbunan dilakukan perataan dan
pemadatan sederhana terutama pada bagian timbunan.
c) Pembuatan tata air mikro
Pembuatan tata air mikro pada hamparan perluasan sawah
bertujuan untuk mengatur air dari atau ke lokasi perluasan
sawah dalam memenuhi
kebutuhan air untuk sawah.
d) Pembuatan gorong-gorong.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 21
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Pembuatan gorong-gorong bertujuan untuk menyalurkan air
dari atau ke lokasi perluasan sawah dalam memenuhi
kebutuhan air untuk sawah.
e) Pembuatan pintu klep.
Pembuatan pintu klep bertujuan untuk mengatur debit air dan
tinggi muka air di dalam sistem tata air mikro sesuai dengan
yang diinginkan.
f) Pembuatan tanggul pengaman.
Pembuatan tanggul pengaman bertujuan sebagai penahan air
banjir atau pasang tinggi dan penahan air asin dari luar agar
tidak masuk dalam lokasi perluasan sawah.
g) Pembuatan jalan usahatani (JUT).
Pembuatan jalan usahatani pada hamparan perluasan sawah
bertujuan untuk memudahkan pengangkutan saprodi, alat
mesin dan hasil panen dari atau ke lokasi perluasan sawah.
h) Pembuatan pematang batas pemilikan.
Untuk memudahkan penentuan kepemilikan lahan antar
petani, dibuat suatu pematang atau pembatas antar petak-
petak sawah petani yang telah dicetak. Hal ini bertujuan agar
jangan terjadinya kekeliruan atau kerancuan dalam
kepemilikan dan pengolahan lahan yang telah dicetak.
i) Penyiapan lahan siap tanam.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 22
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Penyiapan lahan melalui pengolahan tanah dimaksudkan
untuk memudahkan petani bercocok tanam segera setelah
sawah selesai dicetak, agar tidak menyemak kembali.
E.3. Metodologi
Proses penyusunan Survei Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah di
Kabupaten Tolitoli seluas 400 Ha memiliki tahapan-tahapan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Persiapan
2. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi
3. Pengumpulan data primer dan sekunder
4. Tabulasi dan pengolahan data primer dan sekunder
5. Penentuan kelayakan calon lokasi
6. Pengukuran dan pembuatan desain
Metodologi pelaksanaan tersaji dalam diagram berikut ini :
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 23
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
E.3.1 Persiapan
Persiapan berupa penggandaan peta situasi, peta rancangan jaringan
irigasi permukaan dan irigasi rawa, bahan, peralatan, pembuatan
daftar pertanyaan dan tabel-tabel untuk pelaksanaan maupun
pengolahan data. Selain itu dipersiapkan bahan dan peralatan yang
diperlukan dilapangan.
E.3.2 Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi
Pelaksanaan sosialisasi dan koordinasi dilakukan bersama dengan
Dinas Pertanian Kabupaten, Dinas Pertanian Kabupaten Provinsi,
Instansi terkait dan masyarakat terhadap rencana persiapan
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 24
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
pelaksanaan kegiatan perluasan sawah pada calon lokasi yang akan
dikembangkan. Koordinasi dilakukan dengan Bapedda untuk kepastian
RTRW, Dinas Kehutanan untuk kepastian kawasan, BPN untuk
kejelasan status kepemilikan dan Dinas Pengairan untuk koordinasi
sitem jaringan pengairan dilokasi yang direncanakan.
E.3.3 Pengumpulan data primer dan sekunder
Data primer berupa debit air, sifat fisik tanah, kedalaman gambut, nilai
ekonomis vegetasi, kesediaan petani, daftar nama petani dan luas
lahan, survey dan investigasi, pengukuran dan pemetaan lokasi. Data
sekunder berupa pola usahatani, analisis usahatani, penyediaan
saprotan, pemasaran hasil, luasan lahan padi sawah di lokasi.
Survey dan Investigasi
a) Survei dan investigasi dilakukan satu tahun sebelum DIPA (T-1)
untuk kegiatan perluasan sawah dikeluarkan. Sehingga untuk
mendapatkan penganggaran perluasan sawah pada tahun
berikutnya, proses survei dan investigasi telah dilakukan pada
tahun sebelumnya.
b) Survei dan investigasi lokasi ialah kegiatan penelitian pada lokasi
perluasan sawah baik pada Daerah Irigasi, lahan rawa maupun
tadah hujan yang bertujuan untuk memperoleh lokasi yang layak
untuk sawah.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 25
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
c) lokasi yang dapat dinyatakan layak untuk perluasan sawah ialah
lokasi yang memenuhi 8 (delapan) syarat pokok yaitu :
1) Jaringan irigasi/drainase sudah atau akan dibangun yang
selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali
sawah tadah hujan.
2) Air tersedia cukup untuk menjamin pertumbuhan padi
sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
3) Kondisi tanah sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi.
4) Status kepemilikan tanah jelas, misalnya: tanah milik atau
tanah rakyat (marga) atau tanah negara yang diijinkan untuk di
garap oleh petani.
5) Batas pemilikan tanah jelas (tidak sengketa).
6) lokasi tidak tumpang tindih dengan program/ proyek lain dan
atau program/proyek sejenis di tahun sebelumnya.
7) Petani ada dan berdomisili di desa lokasi atau berdekatan
dengan lokasi serta berkeinginan untuk bersawah.
8) Prasarana penunjang dan kelengkapan lainnya tersedia.
Tahapan Survei/Investigasi sebagai berikut:
a) Persiapan berupa penggandaan peta situasi, peta rancangan
jaringan irigasi, irigasi rawa, bahan, peralatan, pembuatan daftar
pertanyaan dan tabel-tabel untuk pelaksanaan maupun pengolahan
data. Selain itu dipersiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan
di lapangan.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 26
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
b) Sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait dan masyarakat
terhadap rencana persiapan pelaksanaan kegiatan perluasan lahan
sawah pada lokasi yang akan dikembangkan. Koordinasi terutama
dilakukan dengan Bappeda untuk kepastian RTRW, Dinas
Kehutanan untuk kepastian kawasan, BPN untuk kejelasan status
kepemilikan dan Dinas Pengairan untuk koordinasi sistem jaringan
pengairan di lokasi yang direncanakan.
c) Pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer berupa
parameter dan karakteristik lahan yang akan digunakan sebagai
acuan penentuan kriteria kesesuaian lahan, debit air, sifat fisik
tanah, status kepemilikan lahan kedalaman gambut, nilai ekonomis
vegetasi, kesediaan petani, daftar nama petani dan luas lahan,
pengukuran dan pemetaan lokasi. Data sekunder berupa pola
usaha tani, analisis usaha tani, penyediaan saprotan, pemasaran
hasil, luasan lahan padi sawah di lokasi dan curah hujan baik harian
atau bulanan selama satu tahun.
d) Tabulasi dan pengolahan data hasil survei. Data hasil survei
ditabulasi dan diolah untuk pembuatan laporan hasil survei yang
bertujuan untuk menentukan kelayakan lokasi dan pembuatan
desain.
e) Pembuatan laporan kegiatan survei sebagai dasar penetapan lahan
sawah yang akan dikonstruksi. Hasil survei lokasi perluasan sawah
nantinya berupa buku laporan dan daftar lokasi yang dinyatakan
layak untuk didesain yang selanjutnya dicetak menjadi sawah dan
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 27
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
daftar lokasi yang tidak layak untuk didesain. Untuk setiap lokasi
perluasan sawah daerah irigasi (DI) dibuat satu buku laporan yang
bertujuan untuk menyusun dan mengumpulkan hasil kegiatan yang
mudah dibaca dan diketahui oleh semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan laporan tersebut.
E.3.4 Tabulasi dan pengolahan data primer dan sekunder
Data hasil survei dan investigasi ditabulasi dan diolah untuk
pembuatan laporan yang bertujuan untuk menentukan kelayakan
calon lokasi.
E.3.5 Penentuan kelayakan calon lokasi
Penentuan kelayakan calon lokasi dilakukan oleh Dinas Pertanian
Kabupaten dan Dinas Pertanian provinsi berdasarkan hasil tabulasi dan
pengolahan data primer dan sekunder. Calon lokasi yang dapat
dinyatakan layak untuk perluasan sawah ialah calon lokasi yang
memenuhi 8 (delapan) syarat pokok yaitu :
1) Jaringan irigasi/drainase sudah dibangun atau akan dibangun yang
selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak kecuali
untuk lahan tadah hujan.
2) Air yang tersedia cukup untuk menjamin pertumbuhan padi
sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
3) Kondisi tanahnya sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 28
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
4) Status tanahnya jelas, misalnya : tanah milik atau tanah rakyat
(marga) atau tanah negara yang diijinkan untuk di garap oleh
petani.
5) Status/batas pemilikan tanahnya jelas (tidak sengketa).
6) Arealnya tidak tumpang tindih dengan program/ proyek lain.
7) Petaninya ada, berdomisili di desa calon lokasi atau daerah
kecamatan dari calon lokasi dan berkeinginan untuk bersawah.
8) Keadaan prasarana penunjang dan kelengkapannya telah tersedia.
E.3.6 Pengukuran
Pengukuran dan pemetaan yaitu kegiatan yang bertujuan untuk
memindahkan situasi areal studi keatas kertas dalam bentuk peta
teknis yang menggambarkan kondisi topografis, hidrologis, tata guna
lahan dan hal-hal teknis lainnya yang erat kaitannya dengan proses
perencanaan. Pengukuran lapangan dilakukan dengan metode
pengukuran terestial. Untuk pengukuran kontrol (x dan y) dilakuan
dengan menggunakan theodolit atau GPS (ketelitian pengukuran GPS
yang dihasilkan kurang dari 1m). Untuk pengukuran kontrol vertikal (z
atau tinggi) dilakukan dengan menggunakan waterpas.
Kegiatan pengukuran dan pemetaan pada dasarnya mencakup
beberapa kegiatan, yaitu:
a. Pengukuran dan Pemetaan Situasi Skala 1 : 1000 (sesuai
kebutuhan)
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 29
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Tujuan dari pengukuran dan pemetaan situasi adalah untuk
keperluan “perencanaan teknis Perluasan Areal Cetak Sawah dan
jaringan tersier” pada lahan yang sama. Peta ini harus memuat :
- Data ketinggian,
- Planimetri,
- Keadaan topografis,
- Batas kepemilikan secara rinci yang benar dan jelas.
Pengukuran Situasi, situasi diukur berdasarkan jaringan
kerangka horisontal dan vertikal yang dipasang, dengan melakukan
pengukuran semua detail di dalam daerah Survei. Bila perlu jalur
poligon dapat ditarik lagi dari kerangka utama dan cabang untuk
mengisi detail planimetris, berikut spot heigt yang cukup, sehingga
diperoleh penggambaran kontur yang lebih menghasilkan informasi
ketinggian yang memadai, titik-titik spot heigt terlihat tidak lebih
interval 1 cm pada peta skala 1 : 2000 (sesuai kebutuhan), Interval
ini ekuivalen dengan jarak 1,0 m tiap penambahan satu titik spot
height.
Jarak antara titik spot heigt bervariasi tergantung kepada
kecuraman dan ketidak aturan terrain. Kerapatan titik spot heigt
yang dibutuhkan dalam daerah pengukuran tidak hanya daerah
sawah tetapi juga kampung, kebun, jalan setapak, sepanjang jalan
dan sungai, akan tetapi dengan kerapatan yang berbeda.
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode Polygon
tertutup menggunakan General Position System (GPS) Magellan
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 30
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Triton 2000. Pemberian angka kontur harus jelas terlihat, dimana
setiap interval kontur 2,5 m digambar lebih tebal.
b. Pengukuran dan Pemetaan Trase Skala 1 : 2000 (sesuai
kebutuhan)
Kegiatan pengukuran trase ini dilakukan setelah desain lay
out selesai. Trase saluran yang harus diukur adalah Saluran
pembawa tersier dan kwarter, serta saluran pembuang tersier dan
kwarter. Pekerjaan pengukuran trase saluran terdiri atas :
- Situasi (strip Survei),
- Profil memanjang,
- Profil melintang,
- Hitungan, dan
- Penggambaran.
E.3.7 Pembuatan Desain
pembuatan desain hanya dilakukan pada calon lokasi yang
berdasarkan hasil survei dan investigasi dinyatakan layak untuk
sawah. Hasil pengukuran lapangan selanjutnya diolah dan digunakan
dalam pembuatan desain. Rincian pekerjaan dalam pembuatan desain
meliputi :
a. Penyediaan peta dasar teknis
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 31
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Peta dasar teknis merupakan peta dasar dalam pembuatan peta
situasi calon lokasi, peta topografi dan peta rancang/desain yang
berkoordinat global/nasional. Peta dasar teknis bisa berupa Peta
Rupa Bumi Indonesia (RBI) yang mencakup calon lokasi yang akan di
desain.
Dalam pekerjaan pengukuran harus berdasarkan pada :
1. Titik ikat dasar yang dipakai sebagai titik ikat dalam pengukuran
polygon utama dan polygon bantuan.
2. Pengukuran polygon utama dilakukan dengan cara polygon
tertutup.
Pengukuran rincian dimulai dari titik polygon utama atau polygon
bantuan dan berakhir pada titik polygon atau polygon bantuan
lainnya.
b. Pembuatan peta situasi lokasi skala 1 :10.000
Peta situasi calon lokasi memuat data sebagai berikut :
Batas petak tersier calon lokasi perluasan sawah
Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum direncanakan
menjadi petak-petak sawah
Peruntukan lahan, misalnya persawahan, hutan lindung dan
sebagainya.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 32
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Batas administrasi pemerintahan, misalnya batas kampung, desa,
kecamatan, Kabupaten, dan sebagainya.
Batas tataguna lahan/vegetasi lahan seperti hutan berat, hutan
ringan, tegalan dan alang-alang.
Seluruh alur sungai, tata letak jaringan pengairan, bangunan
irigasi, drainase dan bangunan lainnya
Tata letak jaringan jalan yang ada terutama jalan negara, jalan
provinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan desa, dan jalan
setapak ke lokasi sawah.
c. Pembuatan peta topografi skala 1 : 10.000
Peta topografi harus memuat data sebagai berikut :
Jaring-jaring ukur serta titik-titik hasil pengukuran yang dilengkapi
dengan nilai elevasinya.
Garis kontur, dengan interval kontur yang disesuaikan dengan
kebutuhan desain, skala peta dan bentuk muka tanah
Batas-batas alam : desa, sawah yang ada, areal yang dapat
dikembangkan dan areal yang tidak dapat dikembangkan beserta
vegetasi lahan.
Batas pemilikan lahan setiap petani, nomor urut petani pemilik
dan luas pemilikannya.
Jaringan Jalan usahatani dan jaringan irigasi jika sudah ada
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 33
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
d. Pembuatan peta rancangan (desain) skala 1 : 10.000
( Menggunakan Peta Bumi)
Pembuatan peta rancangan (desain) pada daerah irigasi harus
memuat data sebagai berikut :
Tata letak petak-petak sawah yang akan dirancang sedapat
mungkin sejajar dengan garis kontur. Rancangan petak-petak
sawah dibuatsesuai dengan batas pemilikan tanah dengan
memperhatikan keinginan petani.
Rancangan (desain) petak-petak sawah dibuat maksimal 100 x
100 m pada daerah yang datar.
Tata letak jaringan irigasi dalam hamparan perluasan sawah
dengan memperhatikan sistem tata air di lokasi tersebut (jika ada
atau direncanakan untuk daerah irigasi), sebagai titik ikat dapat
digunakan tinggi muka air pada pintu saluran tersier.
Tata letak jalan usahatani dalam hamparan perluasan sawah.
Nomor petak tersier, nomor urut petani pemilik sawah, nomor
petakan sawah per petani dan luas petakan sawah.
Batas jenis vegetasi antara hutan berat, hutan ringan, tegalan dan
alang-alang dan batas penggunaan lahan.
Pembuatan peta rancangan (desain) pada daerah rawa harus
memuat data sebagai berikut :
Tata letak (lay out) petak-petak sawah yang dirancang sesuai
dengan batas pemilikan tanah dengan memperhatikan keinginan
petani dan memperhatikan tinggi muka air pasang variasi rata-
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 34
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
rata harian dan pasang tertinggi pada bulan purnama, sehingga
dapat diperkirakan lokasi tersebut dapat diairi tetapi tidak
tergenang (bila ada).
Tata letak (lay out) jaringan drainase tersier dan kuarter lengkap
dengan saluran drainasenya (bila ada), di dalam hamparan
perluasan sawah. Jika tata letak jaringan tersier dan kuarter belum
ada, maka harus dibuat rancangan tata letaknya lengkap dengan
saluran drainase dan pintu–pintu bagi maupun gorong–gorong.
Tata letak (lay out) jalan usahatani di dalam hamparan perluasan
sawah dengan ketentuan dapat memudahkan akses petani
kesawah.
e. Pembuatan Daftar Petani Pemilik/Penggarap berdasarkan
jenis vegetasi, kemiringan per hamparan > 10 ha.
Dimaksudkan untuk mendukung terwujudnya pekerjaan Cetak
Sawah agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Mengetahui
potensi petani yang ada, kondisi lahan dan jenis vegetasinya.
Daftar nama petani pemilik dibuat pada setiap petak sawah, yang
memuat :
Nomor urut petani per petak tersier sesuai dengan yang
tercantum dalam peta topografi dan peta rancangan petak-petak
sawah.
Luas pemilikan lahan setiap petani.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 35
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Jumlah dan luas petak–petak sawah yang dirancang setiap petani.
Rincian jenis vegetasi per pemilikan lahan.
Identifikasi dilakukan satu tahun sebelum DIPA (T-1) untuk
kegiatan perluasan sawah dikeluarkan. Sehingga untuk
mendapatkan penganggaran calon petani pada tahun berikutnya,
proses identifikasi telah dilakukan pada tahun sebelumnya.
Identifikasi dilakukan berdasarkan data, informasi dan
pengamatan lapangan yang bertujuan untuk menentukan calon
petani yang secara umum peruntukannya sesuai dengan RUTRW,
standar teknis dan kriteria yang telah ditetapkan. Identifikasi di
lakukan oleh petugas Dinas Pertanian daerah (propinsi dan
kabupaten/kota) dengan dibantu oleh masyarakat/ aparat
setempat.
Identifikasi dilakukan juga terhadap petani. Petani penerima
kegiatan perluasan sawah sedapat mungkin petani yang memang
membutuhkan lahan sawah sebagai sumber pendapatan utama
keluarga.
Penetapan petani dilakukan oleh aparat setempat (Kepala
Desa/Camat) bersama dengan petugas Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota berdasarkan hasil identifikasi lokasi perluasan
sawah.
f. Analisis Harga Satuan dan Perhitungan Biaya Konstruksi
Perluasan Sawah.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 36
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah dilakukan
berdasarkan hasil pengukuran dan pembuatan desain dengan
mengacu pada harga satuan setempat.
Hal–hal yang harus diperhitungkan dalam rencana biaya konstruksi
yaitu:
1)Biaya land clearing yang disesuaikan dengan jenis vegetasi lahan.
2)Biaya land leveling, antara lain terdiri dari biaya penyisihan dan
pengembalian top soil, galian timbunan, pemadatan dan perataan
tanah yang disesuaikan dengan topografi lahan.
3)Pembuatan Galengan.
4)Pembuatan jalan usaha tani di dalam hamparan perluasan sawah.
5)Pembuatan jaringan irigasi/ drainase/ tata air mikro di dalam
hamparan perluasan sawah.
6)Biaya pembuatan pematang batas pemilikan.
7)Biaya untuk pekerjaan penunjang lainnya
g. Asistensi Hasil Desain
Merupakan salah satu unsur pelaksanaan kegiatan yang
memberikan gambaran mengenai hasil Survei Investigasi dan
Desain Cetak Sawah yang bersifat sementara. Bersifat sementara
karena perlu dikonsultasikan guna mendapatkan masukan ke arah
perbaikan Laporan Pekerjaan Survei Investigasi dan Desain Cetak
Sawah.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 37
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
h. Pelaporan dan Pencetakan Output Pekerjaan
Keluaran (output) dihasilkan dalam bentuk hardcopy dan softcopy
(CD) dengan rincian sebagai berikut
Buku data dan analisis survei dan investigasi, dicetak sebanyak 5
rangkap
Peta digital yang meliputi peta dasar teknis, peta situasi lokasi
skala 1 : 10000, peta rupa bumi skala 1 : 25000 dan peta
rancangan/desain skala 1 : 10000 dalam format vektor.
Pencetakan peta meliputi peta situasi lokasi, peta topografi, dan
peta rancangan/desain, dicetak sebanyak 5 rangkap pada kertas
ukuran A3 dengan skala peta menyesuaikan dengan ukuran
kertas
Tabel daftar petani pemilik/penggarap, dicetak sebanyak 5
rangkap.
Tabel analisis dan perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah,
dicetak sebanyak 5 rangkap
Laporan kegiatan meliputi laporan awal, laporan pertengahan dan
laporan akhir, dicetak sebanyak 5 rangkap.
E.4. Organisasi Personil
Keberadaan organisasi pelaksana dalam kegiatan Survei Investigasi dan
Desain (SID) Perluasan Sawah di Kabupaten Tolitoli seluas 400 Ha agar :
Terjadi kesinambungan pekerjaan antara tenaga ahli dengan koordinator tim
(Manajer Proyek);
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 38
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Terjadi suatu kegiatan yang sistematis dan teratur, sehingga hasil yang
didapatkan dapat efektif, efisien dan tepat waktu sesuai tenggat waktu yang
diberikan;
Biaya finansial pelaksanaan kegiatan dapat terkoordinir dengan baik dan
efektif dalam penggunaannya.
Struktur organisasi kegiatan Survei Investigasi dan Desain (SID) Perluasan
Sawah di Kabupaten Tolitoli seluas 400 Ha adalah :
Tenaga Ahli :
1. Manajer Proyek, Perencanaan Wilayah dan Kota : Muh. Iksan, ST
2. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi Pertanian : Adriany, SE
3. Tenaga Ahli Pemetaan dan Konstruksi Lahan : Haeruddin, ST
Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Survei Investigasi dan Desain (SID)
Perluasan Sawah di Kabupaten Tolitoli seluas 400 Ha ini akan melibatkan
beberapa organisasi atau instansi. Gambaran organisasi tersebut dapat dilihat
dalam gambar di bawah ini:
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 39
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 40
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
TIM TEKNIS
PEMERINTAH KAB. / KOTADinas Instansi Terkait
DIREKTURPERUSAHAANN
MANAGER PROJECTAhli Planologi/
Perencanaan Wil. Dan Kota
EKSTERNA
INTERNAL
TEAM TENAGA AHLI
Ahli Sosial Ekonomi PertanianAhli Pemetaan dan Konstruksi Lahan
Tenaga AhliTenaga Ahli
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli :
1. Manajer Proyek :
Melakukan Koordinasi bersama tenaga ahli lain kepada tim teknis
mengenai keadaan yang terjadi dilapangan dan kelayakan calon areal
cetak sawah.
Bersama tim tenaga ahli membuat suatu diskusi partisipatif dengan
mengundang pihak stakeholder untuk membahas dan memberikan
masukkan.
Mengarahkan dan memberikan masukkan kepada tenaga ahli dan
tenaga penunjang menyangkut pekerjaan penyusunan Survei
Investigasi dan Desain Cetak Sawah.
Bersama tenaga ahli lain menyusun laporan Survei Investigasi dan
Desain Cetak Sawah
2. Ahli Sosial Ekonomi Pertanian :
Mendampingi manajer proyek dalam melakukan koordinasi kepada tim
teknis mengenai keadaan yang terjadi dilapangan dan kelayakan calon
areal cetak sawah.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 41
TENAGA PENDUKUNG
SurveyorDrafterTenaga Administrasi
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Mendampingi manajer proyek dalam membuat suatu diskusi partisipatif
dengan mengundang pihak stakeholder untuk membahas dan
memberikan masukkan.
Melakukan studi kelayakan menyangkut sosial ekonomi pertanian pada
pekerjaan penyusunan Survei Investigasi dan Desain Cetak Sawah.
Menyusun laporan Survei Investigasi dan Desain Cetak Sawah
3. Ahli Pemetaan dan Konstruksi Lahan :
Mendampingi manajer proyek dalam melakukan koordinasi kepada tim
teknis mengenai keadaan yang terjadi dilapangan dan kelayakan calon
areal cetak sawah.
Mendampingi manajer proyek dalam membuat suatu diskusi partisipatif
dengan mengundang pihak stakeholder untuk membahas dan
memberikan masukkan.
Melakukan pemetaan lokasi pada pekerjaan penyusunan Survei
Investigasi dan Desain Cetak Sawah.
Menyusun laporan Survei Investigasi dan Desain Cetak Sawah
E.5. Program Kerja
Konsultan Perencanaan harus segera mmenyusun program kerja minimal
meliputi :
1. Jadwal Kegiatan Secara Detail.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan Keahliannya).
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 42
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Tenaga-tenaga yang diusulkan Konsultan Perencanaan harus
mendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran.
3. Konsep Penanganan pekerjaan perencanaan.
4. Program kerja keseluruhan harus mendapat persetujuan dari Kuasa
Pengguna Anggaran, setelah sebelumnya dipersentasikan oleh Konsultan
Perencanaan dan mendapatkan pendapat teknis dari Tim Teknis
Kegiatan.
E.5.1 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
UMUM
Desain adalah rancangan petak sawah yang di buat untuk dipergunakan sebagai
dasar dalam pelaksanaan konstruksi perluasan areal cetak sawah. Desain atau
perencanaan teknis perluasan areal cetak sawah meliputi beberapa kegiatan
sebagai berikut :
A. Perencanaan teknis pembukaan lahan
B. Perencanaan teknis pencetakan lahan
C. Perencanaan teknis jaringan tersier
A. Perencanaan Teknis Pembukaan lahan
Maksud kegiatan pembukan lahan adalah menyiapkan lahan bervegetasi menjadi
lahan terbuka yang siap untuk menerima pekerjaan perluasan areal cetak sawah.
Sedangkan maksud dari perencanaan teknis pembukaan lahan adalah untuk
melakukan (1) pengecekan kategori vegetasi , (2) pengukuran luasan tiap
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 43
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
kategori vegetasi, dan (3) perhitungan kuantitas dan rencana anggaran biaya
(RAB) pada tiap petak tersier rencana (berdasarkan peta petak skala 1 : 5000 )
dari suatu daerah irigasi atau jaringan yang diprogramkan perluasan areal cetak
sawahnya. Kegiatan perencanaan teknis pembukaan lahan terdiri dari :
1) Pengecekan jenis / kategori vegetasi dalam setiap petak tersier rencana
yang diusulkan
2) Pengukuran luas dan batas masing – masing kategori
3) Pembuatan perencanaan teknis detail pembukaan lahan (land clearing).
Termasuk spesifikasi teknisnya.
4) Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) konstruksi pembukaan lahan
LINGKUP PEKERJAAN PEMBUKAAN LAHAN
Maksud dan tujuan kegiatan pembuatan lahan adalah tersusunya data lokasi,
dan batas – batas luas kategori vegetasi dan akan dimuat dalam lembaran
rekapitulasi untuk setiap tersier. Pembukaan lahan terdiri dari pekerjaan (1)
penebasan, (2) penebangan dan penumbangan, (3) pemotongan ,(4)
pengumpulan & penumpukan, (5) pencabutan tunggul/ akar, (6) pembakaran
dan (7) pembersihan lahan.
Penebasan :
Pekerjaan penebasan adalah pekerjaan pemangkasan rata permukaan tanah
dari semua tumbuhan bawah (undergrowth) termasuk didalamnya pohon –
pohon kecil berdiameter pada setinggi 1M < 10 cm, termasuk juga tanaman
merambat.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 44
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Penebangan dan penumbangan :
Pekerjaan penebangan adalah pekerjaan memotong rata permukaan tanah
dari pohon – pohon berdiameter pada setinggi 1 M 10 – 25 cm dengan masih
menyisakan tunggul. Sedangkan pekerjaan penumbangan adalah
pengrobohan pohon - pohon berdimeter pada setinggi 1 M > 30 cm, berikut
tunggul dan akarnya.
Pemotongan :
Pekerjaan pemotongan adalah pemotongan batang, dahan dan ranting hasil
penebangan /penumbangan. Batang dipotong sepanjang 4 meter untuk kayu
bernilai komersial / pertukangan.
Pengumpulan & penumpukan :
Pekerjaan pengumpulan adalah memindahkan kayu – kayu hasil pemotongan
ketempat yang tidak digunakan dan menumpuknya pada jalur sejajar garis
kontur. Potongan kayu komersil ditumpuk tersendiri sesuai dengan petunjuk
pengawas dengan memperhatikan definitiv perkayuan (logging supervision).
Pencabutan tunggul / akar :
Pekerjaan pencabutan tunggul / akar adalah pembongkaran tunggul pohon
berdiameter lebih keil dari 60 cm setinggi 1M yang tersisa dari pekerjaan
penebangan, berikut akar-akarnya yang berdiameter > 2,5 cm sehingga lahan
lahan sampai kedalaman 30 cm menjadi bebas dari tunggul dan akar pohon.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 45
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Tunggul berdiameter > 60 cm setinggi 1m tidak di bongka, tetapi dibiarkan
melapoh secara alami.
Pembakaran:
Pekerjaan pembakaran adalah pembakaran semua hasil pekerjaan
tebas,pemotongan dan pencabutan tunggul kecuali batang-batang kayu
komersial/bernilai ekonomis.Potongan batang,dahan,ranting dsb.Yang tidak
dapat dimamfaatkan untuk kayu olahan,semuanya dibakar habis ditempat
penumpukannya.
Pembersihan Lahan:
Pekerjaan pembersihan adalah pembersihan lahan dari potongan batang dan
tunggul yang tidak terbakar habis untuk dibakar ulang atau ditempatkan
disuatu tempat yang tidak digunakan sehingga lahan menjadi bersih dan siap
untuk diperluasan menjadi sawah.
Tabel Cara pelaksanaan Pembukaan Lahan
Jenis Kegiatan
Peralatan yang digunakan
Mekanis
Penuh
Kombinasi
M – SM - Mn
Kombinasi
SM Mn
Pembabatan/
Penebasan
Buldozzer 165
HP
Dilengkapi K/G
Buldozzer 165
HP
Dilengkapi K/G
Manusia
dengan alat
parang dan
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 46
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Shering Blade Shering Blade kampak
Penebangan
dan
Penumbangan
Buldozzer 165
HP
Dilengkapi K/G
Shering Blade
Buldozzer 165
HP
Dilengkapi K/G
Shering Blade
Manusia
dengan alat
parang,
kampak dan
Chain Shaw
Jenis Kegiatan
Peralatan yang digunakan
Mekanis
Penuh
Kombinasi
M – SM - Mn
Kombinasi
SM Mn
Pencabutan
tunggul dan
akar
Buldozzer 165
HP
Dilengkapi K/G
Shering Blade
Excavator 79 -
129 HP atau
Buldozer 165
HP
Pemotongan
batang, cabang
dan ranting
Manusia
dengan alat
parang, kampak
dan chain shaw
Manusia
dengan alat
parang,
kampak dan
Chain Shaw
Pengumpulan
dan
penumpukan
Buldozzer 165
HP
Dilengkapi K/G
Shering Blade
Buldozzer 165
HP
Dilengkapi K/G
Shering Blade &
Rake
Manusia
Pembakaran
dan
pembersihan
Buldozzer 165
HP
Dilengkapi K/G
Shering Blade &
Rake di bantu
tenaga manusia
untuk
Manusia
dengan
bantuan minyak
tanah
Manusia
dengan
bantuan minyak
tanah
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 47
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
pembakaran
Karena dalam hal ini pencetakan sawah di lakukan dengan pola BANSOS maka
di rekomendasikan cara pelaksanaan pembukaan lahan adalah dengan kombinasi
Semi Mekanis – Manusia (Kombinasi SM – Mn).
B. Perencanaan Teknis Percetakan Lahan
Lingkup pekerjaan desain atau perencanaan teknis perluasan areal cetak sawah
mencakup kegiatan sbb:
B.1. Pembuatan peta perencanaan teknis pencetakan lahan.
B.2. Perencanaan pekerjaan perataan tanah (land leveling)
B.3. Perencanaan pelestarian top soil
B.4. Pembuatan daftar nama pemilik lahan cetak sawah.
B.1. Pembuatan peta perencanaan teknis pencetakan lahan
(1). Dasar perencanaan teknis pencetakan lahan adalah “peta perencanaan
teknis Perluasan Areal Cetak Sawah “berskala 1:1000 dengan ukuran kertas
A1.
(2). Tata letak petak –petak lahan sedapat mungkin sejajar dengan garis kontur,
sesuai dengan batas pemilikan lahan dan memperhatikan keinginan petani.
(3). Tata letak jaringan tersier dan kuarter yang ada di letakkan lengkap dengan
saluran pembawa, pintu bagi dan drainase sedangkan apabila tata letak
jaringan tersier dan kuarter belum ada ,harus di buat rancangan tata
letaknya lengkap dengan saluran pembawa ,pintu bagi dan saluran drainase.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 48
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
(4). Tata letak jalan usaha tani :
“ penempatan harus memperhitungkan kemudahan pengangkutan sarana
dan produksi pertanian
“ ruas jalan tipe A (lebar 1m ) di harapkan sepanjang 200 m,sedangkan tipe
B(lebar 3 m)sebaiknya 1 km/unit tersier.
(5). Nomor petak tersiar ,nomor urut tani ,pemilik sawah ,nomor petak lahan
pertanian dan luas petak lahan sesudah didesain.
B.2. Perencanaan Pekerjaan Perataan Tanah(Land Levelling)
Pekerjaan perataan tanah (land leveling) akan tergantung pada kemiringan tanah
dan ketebalan lapisan atas tanah (top soil )dan di buat berdasarkan tabel di
bawah ini :
Tabel perataan tanah menurut kemiringan dan ketebalan top soil
Kemiringa
n tanah
asli (%)
Kemiringa
n petak
lahan
rencana
(%)
Lebar
min (m)
Lebar
maks
(m)
Kedalaman top
soil yang akan
disusun untuk di
pergunakan
kembali (m)
Maks
perbed
aan
antara
teras
(m)
0 - 1
1 - 3
3 - 5
5 - 8
> 8
0,1
0,2
0,4
0,5
0,5
-
27
18
11
3
-
54
27
18
11
-
0,10
0,10
0,10
0,25
-
0,4
0,4
0,4
0,4
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 49
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Volume untuk perataan tanah akan di hitung berdasarkan metode teras bangku
(level bench terrace) ,di mana untuk masing-masing ketinggian di empat segi
petak di ambil sebagai ketinggian yang mewakili .lapisan tanah di bawah lapisan
ats dapat dipindah kan antara teras-teras (galian dari teras bagian atas
dipindahkan menjadi timbunan untuk teras bagian bawah),atau lapisan tanah di
bawah lapisan atas dapat di pindah kan dalam satu teras apabila pemindahan
antara teras tidak mungkin.
B.3 Perencanaan pelestarian top soil
Dalam hal perhitungan tanah perlu di perhatikan bahwa apabila lereng rata-rata
lebih besar 5% .sebelum pekerjaan perataan akan di laksanakan tanah lapisan
atas di perlu dikikis ,disusun dan kemudian di kembalikan dan di ratakan pada
tempat asalnya.
B.4 Pembuatan daftar nama pemilik lahan yang di perluasan
Daftar nama pemilik lahan yang di perluasan sebagai berikut :
1) no .urut petani/petak tersier
2) luas pemilikan lahan/petani sebelum didesain
3) jumlah dan luas petak-petak sawah setiap petani yang didesain
4) perincian vegetasi lahan/petani
5) jumlah galian dan timbunan tanah setiap /petani dengan ketentuan sbb:
“ perhitungan volume galian & timbunan tanah di llakukan dengan
metode teras bangku (level bench terrace)
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 50
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
“perhitungan volume di lakukan pada tiap petakan untuk mendapatkan
jumlah volume per pemilikan.
LINGKUP PEKERJAAN PENCETAKAN LAHAN
Pekerjaan penyisihan /pengambilan tanah atas (top soil)
Penyisihan sementara top soil setebal sekurang-kurangnya 10(sepuluh) cm dan
mengembalikan ke tempat semula setelah perataan di laksanakan di lakukan
apabila lereng lahannya >5%,dan kalau pekerjaan perataan tidak mengganggu
lapisan tanah pada kedalaman 25 cm atau lebih.
Pekerjaan pembuatan teras
Meliputi pekerjaan gusur-timbun dalam rangka membuat lahan hamper
datar ,termasuk pembuatan teras sawah dan pemadatan talud teras bagi lahan
berkemiringan diatas 1%. Dirancang perataan lahan dengan :
Tabel type perataan lahan menurut kemiringan dan lebar teras
TypeKemiringan lahan
asliLebar teras
Kemiringan petak
lahan
1
2
3
4
0-1%
1-3%
3-5%
5-8%
>8%
-
27-54 m
18-27 m
11-18 m
3-11 m
0,1%
0,2%
0,4%
0,5%
0,5%
Cara pecetakan lahan
Pekerjaan pencetakan lahan dapat di lakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu dengan
cara mekanis penuh, dan gabungan mekanis manual .dari ketiga cara di atas alat
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 51
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
dan tenaga manusia yang digunakan untuk pencetakan lahan di golongkan
sebagai berikut:
1) mekanis penuh
pada cara ini pekerjaan pencetakan sawah di lakukan seperti pekerjaan
pelestarian top soil ,pembuatan teras dan pematangan di lakukan dengan
mesin/alat berat bulldozer D6D (165 HP)
2) kombinasi mekanis dan manual
pada cara ini pekerjaan pecetakan lahan di lakukan dengan alat bulldozer
D6D(165HP) dan manusia dengan alat cangkul ,skop ,garpu,dan timbris.
3) Manual Penuh
Pada cara manual penuh pekerjaan pecetakan lahan dilakukan oleh tenaga
manusia dengan dibantu peralatan alat cangkul, skop, garpu dan timbris.
Dari ketiga cara tersebut di atas kegiatan dari masing – masing pekerjaan
pencetakan lahan diuraikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Pecetakan Lahan dengan Cara Mekanis Penuh
(Cara CL- I )
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 52
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Pencetakan Lahan Dengan Cara Kombinasi Mekanis
dan Manual (Cara CL- II)
N
O
Jenis Kegiatan Peralatan
1. Penyisihan Topsoil Bulldozer (D6D – 165 HP)
2. Penggalian dan Penimbunan Tanah Bulldozer (D6D – 165 HP)
3. Perataan Tanah dan Pengembalian Bulldozer (D6D – 165 HP)
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 53
N
O
Jenis kegiatan Peralatan
1. PenyisihanToposilBulldozer (D6D – 165
HP)
2. Penggalian dan Penimbunan Tanah Bulldozer (D6D – 165
3. Perataan Tanah Pengembalian TopsoilBulldozer (D6D – 165
HP)
4. Pembentukan Pematang SawahBulldozer (D6D – 165
HP)
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Topsoil
4. Pembentukan Pematang Sawah
Manusia dengan bantuan
alat cangkul, garpu, dan
timris.
Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Pencetakan Lahan dengan Cara Manual Penuh
(Cara CL – III)
N
O
Jenis Kegiatan Peralatan
1. Penyisihan TopsoilManusia dengan bantuan alat
cangkul, skop, garpu, dan timbris.
2.Penggalian dan Penimbunan
tanah
Manusia dengan bantuan alat
cangkul, skop, garpu, dan timbris.
3.Perataan Tanah dan
Pengembalian Topsoil
Manusia dengan bantuan alat
cangkul, skop, garpu, dan timbris.
4.Pembentukan Pematang
Sawah
Manusia dengan bantuan alat
cangkul, skop, garpu,dan timbris.
Karena dalam hal ini pencetakan sawah di lakukan dengan pola BANSOS maka di
rekomendasikan cara pelaksanaan pencetakan lahan adalah dengan cara manual
penuh ( Cara CL-III).
C. Perencanaan Teknis Jaringan Tersier
Ketentuan Umum
Perencanaan Teknis jaringan tersier meliputi kegiatan: (i) Perencanaan tata letak
saluran dan lokasi bangunan, (ii) Perhitungan hidrolik secara mendetail,(iii)
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 54
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Melaksanakan perhitungan dan penjelaan rotasi pemberian air, (iv) Pembuatan
perencanaan detail saluran dan pembawa dan pembuang (tersier dan kwarter)
Pembuatan potongan memanjang saluran bangunan – bangunannya, (v)
Pembuatan potongan melintang, (vi) Perencanaan jalan usaha tani, (vii)
Pembuatan nota penjelasan, (viii) Pembuatan Rencana Anggaran Biaya.
Desain Saluran
Setelah didapat hasil pengukuran profil memanjang dan profil melintang
berdasarkan layout definitiF maka pembuatan desain saluran dan bangunan
dapat dilaksanakan. Untuk menentukan dimensi saluran dipakai rumus:
V = K . R 2/3 . I ½
dimana :
V = Kecepatan aliran dalam m/detik
K = Koefisien kekasaran dinding saluran
i = Kemiringan dasar saluran
R = F/O = Jari-jari hidrolis
F = Luas penampang basah saluran
O = Keliling basah saluran
Kecepatan aliran V diambil 0,20 – 0,60 m/detik. Khususnya untuk saluran
kwarter bila dapat diambil V minimum = 0,10 m/detik.
Dalam menentukan dimensi saluran agar diusahakan supaya I saluran = I
medan lapangan dengan mengingat kecepatan aliran v masih dalam batas –
batas seperti tersebut pada a.2, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya
bangunan – bangunan terjun dan sebagainya.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 55
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Apabila harus dibuat bangunan terjun.maka bangunan terjun yang
bersangkutan harus digambar (boleh memakai gambar standar).Khusus untuk
saluran kwarter bila terdapat terjunan < 0,30 m dapat dibuat bangunan terjun
dengan konstruksi sederhana.
Agar dihindari adanya saluran-saluran pembawa yang sejajar
berdampingan lebih dari dua.Diusahakan agar saluran pembuang terpisah dengan
saluran pembawa. Untuk tiap petak tersier dibuat skema saluran pembawa dan
saluran pembuang dilengkapi dengan ketinggian sumber air yang direncanakan
dan panjang masing-masing ruas saluran serta kemiringannya.
Saluran Tersier Dan Sub Tersier
Oleh karena saluran tersier dan sub tersier tidak boleh diambil airnya langsung ke
petak-petak sawah dikanan kirinya,maka idealnya ketinggian muka air disaluran
tersier dan sub tersier masih lebih rendah dari pada ketinggian muka tanah
sawah dikanan kirinya.
Tinggi jagaan W 0,30
Kemiringan tebing 1 V : 1 H
Lebar tanggul D0,40 m, sebaiknya salah satu
tanggul diperlebar salah satu
Tanggul diperlebar
menjadi
1,00 – 2,00m un.jln inspeksi farm
road
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 56
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Saluran Kwarter.
Oleh karena air dalam saluran kwarter akan diambil langsung kepetak sawah
disebelahnya, maka ketinggian muka airnya harus menjamin tinggi muka air
disawah minimum 0,10 m.
Tinggi jagaan W 0,20 m
Lebar tanggul d 0,30 m
Kemiring talud saluran 1 V : 1 H
D. Jalan Usaha Tani
Jalan usaha tani dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pengangkutan sarana dan hasil produksi dari areal sawah yang bersangkutan.
Jalan usaha tani dengan lebar jalan kurang lebih 2 m serta kemampuan
minimal 0,5 ton.
E.6 Pelaporan
Laporan yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen
perencanaan perluasan sawah dalam bentuk hardcopy dan softcopy (CD)
dengan rincian sebagai berikut :
1. Buku data dan analisis survei investigasi, dicetak sebanyak 5 rangkap
2. Peta digital yang meliputi peta dasar teknis, peta situasi lokasi skala 1 :
10.000, Peta Topografi, skala 1 : 10.000 dan peta rancangan/desain
skala 1 : 10.000.
3. Pencetakan kartografis peta meliputi peta situasi lokasi, dan peta
rancangan/desain, dicetak sebanyak 5 rangkap pada kertas ukuran A3
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 57
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
dengan skala peta menyesuaikan dengan ukuran kertas dan batas
wilayah administrasi
4. Tabel daftar petani pemilik/penggarap, dicetak sebanyak 5 rangkap.
5. Tabel analisis dan perhitungan biaya konstruksi perluasan sawah,
dicetak sebanyak 5 rangkap
6. Laporan kegiatan meliputi laporan awal dan laporan akhir, dicetak
sebanyak 5 rangkap
Dalam laporan akhir memuat rangkuman seluruh hasil kegiatan
termasuk perbaikan atau saran-saran penyempurnaan dari pengelola /
Pengarah teknis. Laporan akhir ini meliputi (dilampirkan secara terpisah):
- Daftar pemilik lahan, kemiringan lahan dan jenis vegetasi.
- penghitungan volume galian dan timbunan pemilik lahan.
- Analisa biaya kontruksi Cetak Sawah dirinci menurut jenis pekerjaan,
misalnya: land clearing, land leveling, pembuatan jalan usaha tani,
pembuatan galengan (pematang) dsb.
- Peta situasi lokasi yang dibuat diatas peta Present Land Use dengan
skala peta sesuai dengan peta Tata Guna Tanah.
- Peta topografi Cetak Sawah dibuat dengan skala 1:1000 (sesuai
kebutuhan) dengan ukuran kertas gambar A3.
- Peta rancangan Cetak Sawah dibuat dengan skala 1:1000 (sesuai
kebutuhan) dengan ukuran kertas gambar A3. serta Dokumentasi
pelaksaaan pekerjaan atau rekaman/foto-foto hasil pelaksanaan
pekerjaan serta bukti-bukti administrasi fisik dan keuangan selama
pelaksanaan kegiatan.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 58
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah Kabupaten Tolitoli
CV. ELEVASI CONSULTANTKompleks Perumahan Dosen UNTAD B1/11 PALU
Laporan akhir diserahkan kepada penanggung jawab kegiatan setelah
diperiksa dan disetujui oleh pengelola/pengarah teknis yang dibuktikan
dengan berita acara hasil pekerjaan. Laporan tersebut dibuat sebanyak 5
(lima) buku untuk diserahkan ke penanggung jawab kegiatan
PENDEKATAN DAN METODOLOGI 59