Download - Usm 3cefpdf81 90

Transcript
Page 1: Usm 3cefpdf81 90

81

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI DAN KEPEMIMPINANTERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN KEPERAWATAN PADA RS

BERSALIN BUNDA SEMARANG

Oleh :Saozi

Teguh AriefiantoroFakultas Ekonomi Universitas Semarang

ABSTRAK

Layanan kesehatan yang terbaik tersebut tidak hanya tanggung jawabpemerintah saja namun demikian peran lembaga swasta di bidang kesehatan perlujuga ikut berperan aktif di dalamnya Penelitian ini dilakukan pada Rumah SakitBersalin Bunda. Permasalahan yang terjadi dalam Rumah Sakit Bersalin Bundaadalah terjadinya penurunan kinerja karyawannya yang terindikasi dari penurunandisiplin. Penelitian ini menggunakan budaya organisasi, motivasi dan kepemimpinansebagai variabel independen dan kinerja karyawan sebagai variabel dependen. Tujuanpenelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi, motivasi kerjadan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

Sampel yang digunakan adalah karyawan Rumah Sakit Bersalin Bunda dimanajumlah populasi dan sampel yang ditetapkan pada penelitian ini sebanyak 82responden yaitu seluruh karyawan Rumah Sakit Bersalin Bunda. Analisis yangdigunakan meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji regresi linierberganda, pengujian hipotesis, dan koefisien determinasi (R2).

Berdasarkan uji-t yang dilakukan dan hasil analisis regresi linier berganda diatas dapat diketahui bahwa budaya organisasi dan kepemimpinan tidak berpengaruhterhadap kinerja karyawan, sedangkan motivasi berpengaruh positif dan signifikanterhadap kinerja karyawan.

Kata kunci : Budaya Organisasi, Motivasi, Kepemimpinan, Kinerja.

Page 2: Usm 3cefpdf81 90

82

THE EFFECT OF CULTURAL ORGANIZATION, MOTIVATION ANDLEADERSHIP ON EMPLOYEES PERFORMANCE IN THE NURSING

DEPARTMENT IN BERSALIN BUNDA HOSPITAL SEMARANG

By :Saozi

Teguh AriefiantoroFaculty of Economics Semarang University

ABSTRACT

The best health care is not only the responsibility of government alone butnevertheless the role of private institutions in the health sector should alsoparticipate actively in it research was conducted at the Maternity Hospital Mother.The problems that occurred in the Maternity Hospital Mother is a decrease inemployee performance is indicated by the decline in discipline. This study usesorganizational culture, motivation and leadership as the independent variables andemployee performance as the dependent variable. The purpose of this study was toanalyze the influence of organizational culture, motivation and leadership toemployee performance.

The sample used is an employee of the Mother Maternity Hospital where thenumber of populations and samples specified in this study as many as 82 respondentsthat all employees Mother Maternity Hospital. The analysis used include test validity,test reliability, test classic assumptions, test the multiple linear regression, hypothesistesting, and the coefficient of determination (R2).

Based on the t-test is performed and the results of multiple linear regressionanalysis above can be seen that the organizational culture and leadership does notaffect the performance of employees, while the motivation has positive and significantimpact on employee performance.

Key words: Organizational Culture, Motivation, Leadership, Performance.

I. PendahuluanPergeseran paradigma dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan di bidang

pelayanan kesehatan ditandai dengan lahirnya Undang-undang No.23 Tahun 1992tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah: keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial danekonomi. Tentang kesehatan, membawa dampak yang mendasar tentang keberadaan,tugas dan fungsi serta tanggung jawab lembaga kesehatan (Rumah Sakit,Pukesmasdan Poliklinik) baik yang dikelola lembaga pemerintah maupun lembaga swasta.

Dengan adanya UU Kesehatan tersebut sekarang ini peran pemerintah danlembaga swasta dalam penyelenggaran kesehatan bagi masyarakat dituntut untukdapat menyelenggarakan fungsi penyediaan pelayanan kesehatan secara lebihterbuka dan bertanggung jawab, seiring dengan tuntutan perkembangan kehidupanmasyarakat yang semakin kritis untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik(layanan prima).Layanan kesehatan yang terbaik tersebut tidak hanya tanggung jawabpemerintah saja namun demikian peran lembaga swasta di bidang kesehatan perlujuga ikut berperan aktif di dalamnya dengan dasar pemikiran itulah pada tahun 1984didirikan RS Bersalin Bunda.

RS Bersalin Bunda adalah Rumah Sakit yang bergerak dibidang pelayanan,kesehatan, Kebidanan dan Penyakit Kandungan dengan misi dasar berperan aktifdalam peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia. Dikarenakan kualitas manusiayang sesungguhnya ditentukan oleh bayi sejak dalam kandungan, oleh karena itukesehatan sang Ibu harus dijaga agar sang bayi lahir dengan sehat dan selamat, tentusaja sehat lahir dan batin.

Page 3: Usm 3cefpdf81 90

83

Permasalahan yang terjadi pada RS Bersalin Bunda Semarang adalah belumoptimalnya kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dari masih rendahnya tingkatdisiplin karyawan seperti yang ditunjukkan tingkat absensi.

II.Telaah PustakaTujuan seorang manajer dalam setiap organisasi secara logis menghendaki

peningkatan kinerja organisasional organisasi.Namun demikian banyak problemorganisasional dan ketidakpastian (uncertainty) baik internal maupun eksternal yangseringkali mengganggu pencapaian kinerja organisasional.Bahkan banyak penelitianmenunjukkan kegagalan organisasi lebih sering disebabkan oleh permasalahanmanajerial organisasi secara internal (Koontz, 1991).Permasalahan tersebutmendorong Peters dan Waterman (1982) menggagas pentingnya kebudayaanorganisasional untuk meningkatkan keefektifan dan kinerja organisasional. MenurutPeters dan Waterman, setiap organisasi mempunyai kebudayaannya masing-masing.Tiap kebudayaan tersebut dapat menjadi kekuatan positif dan negatif dalam mencapaikinerja organisasionalonal.Dalam berbagai penelitian dan kajian manajemenorganisasi banyak para ahli telah meyakini keeratan hubungan antara budayaorganisasional (organizational culture) dan keefektifan organisasional.PenelitianO’Reilly (1989) menunjukkan dukungan penting bagi proposisi di atas bahwa budayaperusahaan mempunyai pengaruh terhadap keefektifan suatu perusahaan terutamapada perusahaan yang mempunyai budaya yang sesuai dengan strategi dan dapatmeningkatkan komitmen karyawan terhadap perusahaan. Kemudian Lusch danHarvey (1994) mengatakan bahwa peningkatan kinerja organisasional juga ditentukanoleh aktiva tidak berwujud, antara lain: budaya organisasional, hubungan denganpelanggan (customer elationship) dan citra perusahaan (brand equity). Pandangantersebut sejalan dengan kajian sebelumnya yang dilakukan Kotter dan Heskett (1992)bahwa budaya organisasional diyakini sebagai salah satu faktor kunci penentu (keyvariable factors) kesuksesan kinerja organisasional namun berbeda dengan penelitianSuharto dan Budi Cahyono (2005) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antarabudaya organisasi dengan kinerja. Jadi dapat ditarik hipotesis sebagai berikut Budayaorganisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

Motivasi merupakan sebuah keahlian dalam mengarahkan karyawan padatujuanorganisasi agar mau bekerja dan berusaha sehingga keinginan para karyawandantujuan organisasi dapat tercapai.Motivasi seseorang melakukan suatupekerjaankarena adanya suatu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.Kebutuhan inidapatberupa kebutuhan ekonomis yaitu untuk memperoleh uang, sedangkankebutuhannonekonomis dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk memperolehpenghargaan dankeinginan lebih maju.Dengan segala kebutuhan tersebut, seseorangdituntut untuklebih giat dan aktif dalam bekerja, untuk mencapai hal ini diperlukanadanya motivasidalam melakukan pekerjaan, karena dapat mendorong seseorangbekerja dan selaluberkeinginan untuk melanjutkan usahanya.Oleh karena itu jikapegawai yangmempunyai motivasi kerja yang tinggi biasanya mempunyai kinerjayang tinggi pula.Suharto dan Cahyono (2005) dan Hakim (2006) menyebutkan adasalah satu factor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor motivasi, dimana motivasimerupakankondisi yang menggerakan seseorang berusaha untuk mencapai tujuanatau mencapaihasil yang diinginkan. Rivai (2004) menunjukan bahwa semakin kuatmotivasi kerja,kinerja pegawai akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa setiappeningkatanmotivasi kerja pegawai akan memberikan peningkatan yang sangatberarti bagipeningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Jadihipotesis yang diambil adalah Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerjakaryawan RS Bersalin Bunda Semarang.Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompokdalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yangterdapat dalam organisasi yang bersangkutan.Bahkan kiranya dapat dikatakan bahwamutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yangsangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakanberbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Purnomo,2008). Kepemimpinan pada dasarnya menekankan untuk menghargai tujuan

Page 4: Usm 3cefpdf81 90

84

karyawan sehingga nantinya para karyawan akan memiliki keyakinan bahwa kinerjaaktual akan melampaui harapan kinerja mereka. Seorang pemimpin harus dapatmengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhikeberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Ariyanti dan Rusdyanto, 2006).Dari hasil pada penelitian terdahulu oleh Anak Agung Wiranata (2011), dapatdisimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat dan pengaruh antara faktorkepemimpinan dan faktor kinerja karyawan. Jadi dapat ditarik hipotesis sebagaiberikut Terdapat pengaruh positif antara kepemimpinan terhadap kinerjakaryawan RS. Bersalin Bunda Semarang.

Dari uraian pemikiran tersebut diatas dapat diperjelas melalui variabelpengaruh budaya organisasi, motivasi, kepemimpinan terhadap kinerja karyawanmelalui komitmen sebagai variable intervening, secara skematis digambarkan sepertipada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran Teoritis

III. Metode PenelitianDefinisi Operasional Variabel Dan Indikator Pengukuran

Tabel 3.1Definisi Operasional Variabel dan Indikator Pengukuran

No Nama Variabel Indikator Sumber1 Budaya Organisasi

Budaya organisasimerupakan sistemmakna bersama yangdianut oleh anggota-anggota yangmembedakan suatuorganisasi dariorganisasi lain

Inisiatif individual Toleransi terhadap

tindakan beresiko Arah (direction) Dukungan dari

manajemen

Robbins,2006:305

2 MotivasiMotivasi merupakanfaktor yangmempengaruhisemangat dankegairahan kerjakaryawan untukberperan serta secaraaktif dalam proses kerja.

Tingkat kompensasi Kondisi kerja yang baik, Pemberian penghargaan Cara pendisiplinan yang

manusiawi

Tjahjono danGunarsih, 2006

3 KepemimpinanKepemimpinanmerupakan bentukhubungan sekelompokorang, hubungan antarayang memimpin danyang dipimpin, dimanahubungan itumencerminkanseseorang ataukelompok orang

Kejelasan pimpinandalam memberikanperintah

Pandai membaca situasidan peka terhadap saran/masukan

Pemberian penghargaan,teguran maupun pujian

Kesediaan pihak atasdalam memberikanbimbingan, pengarahan

Parlinda danWahyuddin, 2008

Budaya Organisasi(X1)

Motivasi (X2)

Kepemimpinan (X3)

Kinerja karyawan (Y)

H1

H2

H3

Page 5: Usm 3cefpdf81 90

85

berperilaku karenaakibat adanyakewibawaan ataukekuasaan yang adapada orang yangmemimpin(Wahjusimidjo,2003:23).

maupun contoh–contohkepada bawahan

4 KinerjaKinerja karyawanadalah perbandinganhasil kerja nyatakaryawan denganstandar kerja yang telahditetapkan olehperusahaan.

Kemampuan dalammenyusun rencana kerja

Kemampuanmerealisasikan rencanakerja

Kemampuanmelaksanakan perintah/instruksi atasan

Kemampuan pegawaidalam mencapai targetkerja atau hasil kerja yangdiinginkan

Parlinda danWahyuddin(2008)

Populasi dan SampelPopulasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan / individu-

individu) yang karakteristiknya hendak diduga. (Djarwanto Ps, dkk, 1986 : 95).Adapun populasi dan sampel dari penelitian ini adalah seluruh karyawan RSBersalin Bunda Semarang, yang jumlahnya pada saat dilakukan penelitiansebanyak 82 orang.

Metode Pengumpulan DataTeknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. KuesionerYaitu memperoleh data dengan cara memberikan daftar pertanyaan yang akandiisi atau dijawab oleh para responden.

2. ObservasiDalam hal ini penulis melakukan pengamatan dan pencatatan langsungmengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Studi PustakaYaitu memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari buku-bukuliteratur yang ada hubungannya dengan penelitian.

Metode Analisis Data

Analisa Regresi Linear BergandaAnalisa ini menggunakan persamaan untuk menganalisis pengaruh antara variabelindependen (X) terhadap variabel dependen (Y). Model penelitian yang digunakanadalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :Y = Kinerjaa = Konstantab1 ,b2 ,b3 = Koefisien regresi bergandaX1, X2, X3 = Budaya Organisasi, Motivasi, Kepemimpinan = Variabel lain yang tidak terindikasi

Page 6: Usm 3cefpdf81 90

86

Pengujian HipotesisAdapun alat pengujian hipotesis yang digunakan adalah :1) Uji t – test (Uji Parsial)

Pengujian ini digunakan untuk menguji atau menganalisis pengaruh variabelindependen (X) terhadap variabel dependen (Y).Kriteria pengujian :

a. Ho : β = 0 Artinya tidak ada pengaruh yang positip dansignifikan antara variabel independen (X) terhadapvariabel dependen (Y).

Ha : β ≠ 0 Artinya tidak ada pengaruh yang positip dansignifikan antara variabel independen (X)terhadap variabel dependen (Y).

b. Level of signifikan = 0,05c. - Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

3. Koefisien Determinasi ( R2 )Digunakan untuk mengetahui besar sumbangan variabel independen (X)terhadap variabel dependen (Y).

IV. PembahasanUji Asumsi Klasika. Uji Heterokedastisitas

Tujuan dilakukannya uji heterokedastisitas adalah agar model regresi terjadiketidaksamaan varian dari residul satu pengamatan ke pengamatan yang lain,sehingga dapat dilakukan ke uji selanjutnya. Berikut hasil pengujianheterokedastisitas :

Gambar 4.1Uji Heterokedastisitas dari Regresi

b. Uji NormalitasUji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat

dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak (Ghozali,2001:83). Model regresi yang tinggi adalah memiliki distribusi normal ataumendekati normal. Untuk mengetahui secara detail apakah data tersebut berdistribusinormal, maka dapat dilihat pada analisis grafik, yaitu dengan melihat normalprobability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.Kaidah pengambilan kesimpulan jika penyebaran data mengikuti garis normal, makadata berdistribusi normal.

Berikut hasil uji normalitas pengaruh variabel bebas terhadap variabeldependen dengan dibantu program SPSS sebagai berikut :

Page 7: Usm 3cefpdf81 90

87

Gambar 4.3Uji Normalitas Regresi

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa dari grafik plot normal untukpengujian normalitas antara kompensasi terhadap komitmen menunjukkanpenyebaran plot berada di sepanjang garis 450, artinya bahwa sebaran data dikatakantersebar disekeliling garis lurus (tidak terpencar jauh dari garis lurus), sehingga dapatdisimpulkan bahwa persyaratan normalitas bisa dipenuhi.

Analisis Regresi Linier BergandaDengan dibantu program SPSS dalam proses perhitungannya regresi linier

berganda dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1Persamaan Regresi Linier Berganda 1

Model

StandardizedCoefficients

t Sig.Beta

1 (Constant)

BudayaOrganisasi

.104 .760 .450

Motivasi .675 4.926 .000

SalDistribusi .130 1.730 .088

Persamaan Y = 0,104X1+0,675X2+0,130X3Dari persamaan regresi linier berganda tersebut di atas menunjukkan bahwa :

a. b1 (nilai koefisien regresi X1) sebesar 0,104 mempunyai arti jika Budayaorganisasi lebih ditingkatkan 1 poin, sedangkan variabel yang lain adalahtetap (konstan), maka kinerja akan meningkat sebesar 0,104.

b. b2 (nilai koefisien regresi X2) sebesar 0,675 mempunyai arti jika Motivasilebih ditingkatkan 1 poin, sedangkan variabel yang lain adalah tetap(konstan), maka Kinerja akan meningkat sebesar 0,675.

c. b3 (nilai koefisien regresi X3) sebesar 0,130 mempunyai arti jikaKepemimpinan lebih ditingkatkan sebesar 1 poin, sedangkan variabel lainadalah tetap (konstan) maka Kinerja akan juga meningkat sebesar 0,130.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesisi digunakan untuk menguji hipotesis tentang koefisienregresi, yaitu untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh tersebutdapat dipertanggungjawabkan atau tidak.

Page 8: Usm 3cefpdf81 90

88

1. Uji Hipotesis t Testa. Uji hipotesis Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai thitung untuk Budaya Organisasi adalah 0,760 dengan hasil signifikansisebesar 0,450 > 0,05, sedangkan level of significance (taraf signifikansi)sebesar 0,05 dan df sebesar = 80 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9906sehingga nilai t hitung = 0,760 < nilai t tabel = 1,9906. Hal ini menunjukkanBudaya Organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja.

b. Uji hipotesis Motivasi terhadap KinerjaBerdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai thitung untuk Motivasi adalah 4,926 dengan hasil signifikansi sebesar 0,000 <0,05, sedangkan level of significance (taraf signifikansi) sebesar 0,05 dan dfsebesar = 82 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9906 sehingga nilai t hitung =4,926 > nilai t tabel = 1,9906. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yangpositif signifikan antara Motivasi terhadap Kinerja. Signifikansi sebesar 0,000< 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

c. Uji hipotesis Kepemimpinan Terhadap KinerjaHasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung untukKepemimpinan adalah 1,730 dengan hasil signifikansi sebesar 0,000 < 0,05,sedangkan melalui level of significance (taraf signifikansi) sebesar 0,05 dan dfsebesar = 82 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,9906 sehingga nilai t hitung =1,730 < nilai t tabel = 1,9906. Signifikansi sebesar 0,088 > 0,05 menunjukkanbahwa Ho diterima dan Ha dapat ditolak. Dengan hasil tersebut dapatdisimpulkan bahwa pengujian tersebut menunjukkan Kepemimpinankepemimpinan tidak berpengaruh terhadap Kinerja.

2. Uji Hipotesis t TestDari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung sebesar 34,299dengan hasil signifikasinya sebesar 0,000, sedangkan degree of freedom pada angka 3dan 81 dalam tabel, F tabel diperoleh nilai sebesar 2,72 sehingga F hitung sebesar34,229 > nilai F tabel = 2,72 (signifikan) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yangmenunjukkan Ho ditolak dan Ha dapat diterima. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa Ha diterima sehingga hipotesis yang menyatakan dugaan adanya pengaruhsignifikan secara bersama-sama antara Budaya Organisasi, Motivasi, danKepemimpinan terhadap Kinerja dapat diterima.Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besarvariabel Budaya Organisasi, Motivasi, dan Kepemimpinan mampu menjelaskanterhadap kinerja karyawan, dimana ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square.Untuk mengetahui seberapa besar kinerja karyawan mampu dijelaskan oleh ketigavariabel yaitu Budaya Organisasi, Motivasi, dan Kepemimpinan, maka berikut hasilpengujian yang dibantu dengan program SPSS adalah :

Tabel 4.3Koefisien Determinasi Regresi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the

Estimate

1 .754a .569 .552 1.51245a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Motivasi, Kepemimpinan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai koefisiendeterminasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,198, hal iniberarti bahwa variasi komitmen mampu dijelaskan oleh variabel independenkompensasi, sebesar 19,8% sedangkan sisanya sebesar 80,2% (100% - 19,8%)dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 9: Usm 3cefpdf81 90

89

PembahasanBerdasarkan dari hasil pengujian regresi linier berganda, menunjukkan bahwa

secara simultan atau bersama – sama, Budaya Organisasi, Motivasi, danKepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja, artinya bahwa Kinerja tersebut akanmeningkat jika Budaya Organisasi, Motivasi, dan Kepemimpinan ditingkatkan. Hasillini sesuai dengan penelitian Suharto dan Cahyono (2005).

Hasil penelitian terbukti bahwa peningkatan Budaya Organisasi tidakmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja. Peranan pimpinan dipandangtidak penting terhadap kemajuan perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkanKinerja. Budaya Organisasi seseorang akan sangat mempengaruhi cara pengambilankeputusan dan kinerja dari suatu perusahaan yang dipimpinnya. Hal ini sesuai denganpenelitian Abdullah dan Arisanti (2010) tetapi bertentangan dengan penelitianTjahjono dan Gunarsih (2006) yang menyebutkan bahwa Budaya Organisasiberpengaruh terhadap kinerja.

Hasil penelitian terbukti bahwa Motivasi berpengaruh positif dan signifikanterhadap kinerja. Hal ini dapat diartikan jika motivasi karyawan dapat ditingkatkanmaka kinerja karyawan juga akan meningkat. Perhatian terhadap gaji dapatditunjukkan dengan kesesuaian antara gaji yang diterima denga standar mutu hidupsaat ini serta kesesuaian gaji yang diterima dengan hasil kerja yang dilakukan.Adanya pemberian penghargaan sewaktu-waktu karena usaha kerja keras yangdilakukan para karyawan juga dapat mendorong karyawan untuk dapat meningkatkankinerjanya. Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan Tjahjono dan Gunarsih(2006) menyebutkan ada salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktormotivasi, dimana secara tegas disebutkan bahwa motivasi merupakan kondisi yangmenggerakkan seseorang berusaha untuk mencapai tujuan atau mencapai hasil yangdiinginkanHasil penelitian terbukti bahwa peningkatan kepemimpinan tidak mempunyaipengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Peranan pimpinan dipandangtidak penting terhadap kemajuan perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkankinerja karyawan. Kepemimpinan seseorang seharusnya akan sangat mempengaruhicara pengambilan keputusan dan kinerja dari suatu perusahaan yang dipimpinnyaakan tetapi dalam hal ini tidak berpengaruh. Hal ini sesuai dengan penelitian Parlindadan Wahyuddin (2008) tetapi bertentangan dengan penelitian Wiranata (2011) yangmenyebutkan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja.

V. PenutupKesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulansebagai berikut :1. Pengaruh variabel Budaya Organisasi terhadap Kinerja setelah dilakukan

pengujian hipotesis tidak menunjukkan hasil signifikan, artinya bahwa BudayaOrganisasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja. Hasil ini sesuai dengan penelitianAbdullah dan Arisanti (2010)..

2. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja, artinya bahwaapabila Motivasi ditingkatkan maka Kinerja akan meningkat. Hasil inisependapat dengan yang dikemukakan penelitian Tjahjono dan Gunarsih (2006)menyebutkan ada salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktormotivasi, dimana secara tegas disebutkan bahwa motivasi merupakan kondisiyang menggerakkan seseorang berusaha untuk mencapai tujuan atau mencapaihasil yang diinginkan.

3. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS menunjukkan bahwa variabelKepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja. Artinya bahwaKepemimpinan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja.Hasil ini sesuai dengan penelitian Parlinda dan Wahyuddin (2008).

Page 10: Usm 3cefpdf81 90

90

SaranAtas dasar kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat diberikan

beberapa saran dan diharapkan dapat berguna bagi kemajuan perusahaan. Adapunsaran tersebut adalah :1. Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa kepemimpinan dan budaya

organisasi tidak mempengaruhi kinerja karyawan, dapat disarankan kepadaperusahaan agar dapat lebih melakukan pelatihan kepemimpinan terhadap stafdan karyawan dan juga perbaikan terhadap budaya organisasi agar dapatmembantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja.

2. Dalam usaha meningkatkan kinerja, untuk itu sebaiknya pimpinan perlumemahami dan mendalami kebutuhan karyawan, mengambil sikap apabila terjadikonflik dan berusaha untuk menyamakan persepsi untuk menjalankan visi danmisi serta memberikan keterangan yang benar dalam melakukan instruksi kepadakaryawan.

3. Sebagian besar karyawan RS. Bersalin Bunda adalah perempuan. Hal ini dapatdimengerti karena dalam kapasitasnya sebagai RS. Bersalin, untuk penangananpersalinan, perawatan bayi, penanganan ibu hamil, memerlukan tenaga baikperawat maupun bidan perempuan. Sedangkan sebagain besar karyawan laki-lakiberprofesi sebagai dokter. Perlu diusahakan juga peningkatan peran laki – lakisebagai perawat.

4. Dari hasil regresi, nilai regresi terbesar adalah variable motivasi, hal ini harusmenjadi perhatian perusahaan. Karena motivasi sangat mempengaruhi kinerjakaryawan.

VI. Daftar Pustaka

Ghozali, Imam, 2011. Analisis Multivariate dengan menggunakan Aplikasi IBMSPSS 19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hasibuan, Malayu SP, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN,Yogyakarta

Handoko, T. Hani, 2003. “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia :Jilid 2”. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta

Martoyo, Susilo, 1994. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. BPFE Yogyakarta,Yogyakarta

Massarik, Fred, 1996. “Budaya Organisasi”. Seminar Lembaga Manajemen FEUniversitas Indonesia, Jakarta

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia,Rineka Cipta, Jakarta

Simamora, Henry, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YPKN,Yogyakarta

Suharto, Budi Cahyono, 2005. Pengaruh Budaya Organisasi, Budaya Organisasidan Kepemimpinan terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia diSekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah

Sunarto, 1997. “Manajemen Karyawan”. Aditya Media, BandungTannumbaun, Robert, 1996. “Budaya Organisasi (Leadership)”. Seminar

Manajemen Lembaga Manajemen FE Universitas Indonesia, JakartaWinardi, J, 2004. “Manajemen Prilaku Organisasi”. Prenada Media, Jakarta