Download - Upload Sementara

Transcript
Page 1: Upload Sementara

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pelatihan Pembuatan Biosorben Berbahan Dasar Sampah Kulit

Pisang Kepok (Musa acuminate) Yang Dikemas Seperti Teh Celup

Untuk Mengurangi Pencemaran Air Dari Logam Berat Di Daerah

Jetis Kulon Kecamatan Wonokromo Surabaya

Diusulkan oleh:

Tiara Puspa Buanarinda (103194218/2010)

Nur Rahmawati T.P. (103194220/2010)

Iqbal Ainun A. (103194206/2010)

Arysta Ningtyas (113194002/2011)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

SURABAYA

2014

Page 2: Upload Sementara

Rp. 8.000.000,00

Surabaya, 09 Mei 2014

Page 3: Upload Sementara

RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk Memberikan motivasi dan pengetahuan

untuk mengolah sampah kulit pisang agar berdaya guna tinggi kepada peserta

pelatihan dan membentuk kelompok usaha yang berkecimpung dalam usaha

pembuatan biosorben berbahan dasar sampah kulit pisang untuk mengurangi

pencemaran air dari logam berat di daerah Jetis Kulon Kecamatan Wonokromo

Surabaya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengabdian masyarakat.

Penelitian ini akan dilakukan di Daerah Jetis Kulon Kelurahan Wonokromo

Kecamatan Wonokromo Surabaya. Dari hasil studi literratur di daerah Surabaya

banyak terjadi pencemaran air oleh logam berat yang sangat berbahaya untuk

kelangsungan hidup masyarakat yang tinggal disekitar sungai. Oleh karena itu

dikembangkannya penelitian untuk melatihkan pembuatan biosorben yang

berguna untuk mengi kat logam dalam air sehingga air dapat terbebas dari logam

berat. Dipilihnya kulit pisang sebagai bahan dasar pembuatan biosorben karena

sampai sekarang limbah kulit pisang belum banyak dimanfaatkan karena

masyarakat masih beranggapan bahwa kulit pisang hanyalah limbah yang bisa

menyebabkan pencemaran lingkungan, walaupun beberapa kalangan telah

menggunakannya sebagai pakan ternak domestik. Padahal faktanya kulit pisang

memiliki zat yang efektif mengikat logam-logam berat dalam air.

Kata Kunci : Pencemaran Air, Biosorben, Kulit Pisang

Page 4: Upload Sementara

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

RINGKASAN .................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4

BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................... 7

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI ................................................................... 10

BAB 5. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA .......................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

LAMPIRAN ..................................................................................................... 13

- Penggunaan dana .................................................................................. 13

- Bukti-bukti pendukung kegiatan .......................................................... 15

Page 5: Upload Sementara

BAB I

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota

digunakan untuk berbagai keperluan. Seperti untuk air minum, memasak, mencuci

dan sebagainya yang harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui

karena semakin banyak air yang tercemar limbah umah tangga maupun limbah

industri (Samia, 1981). Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 mengenai

pengelolaan kualitas air dan pencemaran air menyatakan bahwa, pencemaran air

adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen

lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas perairan turun sampai

pada tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan

peruntukannya. Peraturan ini menyatakan bahwa pencemaran harus ditanggulangi

dan penanggulangannya adalah merupakan kewajiban semua pihak. Permasalahan

ekologis yang menjadi perhatian utama pada saat ini adalah menurunnya kualitas

perairan oleh masuknya bahan pencemar yang berasal dari berbagai kegiatan

manusia seperti sampah pemukiman, sedimentasi dan siltrasi, industri,

pemupukan serta pestisida (Marganof, 2007).

Logam adalah unsur alam yang dapat diperoleh dari laut, erosi batuan,

tambang vulkanik dan lain-lain. Logam berat termasuk dalam kelompok

pencemar, hal itu dikarenakan adanya sifat-sifat logam berat yang tidak terurai

dan mudah diabsorbsi serta memiliki sifat yang membahayakan. Beberapa logam

berat yang beracun tersebut adalah As, Cd, Cr, Pb, Hg, Ni dan Zn. Logam akan

berbahaya jika sejumlah logam mencemari lingkungan. Logam-logam tertentu

akan berbahaya apabila ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam lingkungan.

Hal itu dikarenakan logam tersebut mempunyai sifat merusak tubuh makhluk

hidup (Sony, 2009).

Menurut Marganof (2007), kekeruhan perairan umumnya disebabkan oleh

adanya partikel-partikel suspensi seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik

terlarut, bakteri, plankton dan organisme lainnya. Tingginya nilai kekeruhan juga

dapat menyulitkan usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada

proses penjernihan air.

Page 6: Upload Sementara

Di sisi lain Indonesia adalah negara agrikultur yang sangat kaya akan

sumber alam khususnya dari sektor pertanian dan perkebunan. Tak heran jika

Indonesia memproduksi macam macam dari sisa pembuangan seperti ampas padi,

jerami, serbuk gergaji dari sektor pertanian, tempurung kelapa sawit, biji alpukat

dan kulit pisang dari sektor perkebunan.

Limbah kulit pisang merupakan biomassa yang awalnya derivatif dari

pisang yang telah di ambil dari kulit pisang. Bahan ini sangat memungkinkan

untuk didapat dalam jumlah besar di Indonesia, karena Indonesia adalah salah satu

negara terbesar dalam memproduksi buah pisang. Di Indonesia, buah pisang

adalah ketiga terbesar dari hasil produksi pertanian setelah padi dan singkong.

Produksi buah pisang di Indonesia sekitar 6.7 juta matrik ton yang dihasilkan

selama setahun. (www.wikipedia.com/pisang)

Sekarang ini, limbah kulit pisang belum banyak dimanfaatkan karena

masyarakat masih beranggapan bahwa kulit pisang hanyalah limbah yang bisa

menyebabkan pencemaran lingkungan, walaupun beberapa kalangan telah

menggunakannya sebagai pakan ternak domestik. Limbah biasa seperti ini

umumnya dibakar begitu saja tanpa diolah ulang oleh masyarakat. Ketika dibakar,

kulit pisang ini pun bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Penyebab negatif

yang bisa terjadi jika limbah kulit pisang tidak diproses, adalah kulit pisang bisa

mengganggu kesehatan ketika kulit pisang dibakar. Kelembapan dari kulit pisang

akan mempengaruhi partikel partikel yang tidak terbakar. Partikel – partikel dari

kulit pisang yang tidak terbakar tersebut terbang ke udara. Hal tersebut dapat

menyebabkan hidrokarbon yang berbahaya. Pada faktanya, kulit pisang

mengandung zat pektin yang terdiri dari asam galakturonik. Asam galakturonik

dapat mengikat ion logam. Muatan negatif pada asam galakturonik, mengikat ion

positif logam yang terdapat di dalam air, sehingga unsur pencemar dalam air dapat

hilang. Di dalam kulit pisang juga terkandung selulosa yang memiliki kemampuan

mengikat logam, dengan menggunakan metode absorpsik Selulosa memiliki dua

gugus yaitu gugus fungsi karboksil dan gugus fungsi hidroksil. Selulosa adalah

gugus polimer yang bersifat selektif terhadap senyawa polar. Air adalah senyawa

Page 7: Upload Sementara

polar sehingga air dapat melewati pori-pori selulosa namun senyawa polutan

tertahan.

Oleh karena itu, masyarakat Jetis Kulon perlu diberi pelatihan untuk

mengelola limbah kulit pisang agar berdaya guna. Selain itu, desa di daerah Jetis

Kulon Kecamatan Wonokromo Surabaya berpeluang untuk mengurangi

pencemaran air dari logam berat. Dengan usaha ini diharapkan mampu menekan

proses pencemaran air yang terjadi di Surabaya.

Page 8: Upload Sementara

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Logam Berat

Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih

besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik,

mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor

atom 22 sampai 92 dari periode 4 sampai 7, hal ini berdasarkan

penjelasan dari Miettinen dalam Kusuma dkk (2010). Sebagian logam

berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) merupakan

zat pencemar yang berbahaya. Afinitas yang tinggi terhadap unsur S

menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam enzim,

sehingga enzim bersangkutan menjadi tidak aktif. Gugus karboksilat

(-COOH) dan amina (-NH2) juga bereaksi dengan logam berat.

Kadmium, timbal, dan tembaga terikat pada selsel membran yang

menghambat proses transformasi melalui dinding sel. Menurut

Manahan dalam Kusuma dkk (2010), logam berat juga mengendapkan

senyawa fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya. Logam berat

masih termasuk golongan logam-logam dengan kriteriakriteria yang

sama dengan logam-logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh

yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke

dalam tubuh organisme hidup. Dan unsur logam berat baik itu

logam berat beracun yang dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila masuk

ke dalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh-

pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh.

B. Adsorben

Menurut Kusuma dkk (2010), Adsorben atau kebanyakan zat

pengadsorpsi adalah bahan-bahan yang sangat berpori, dan adsorpsi

berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau pada daerah

tertentu di dalam partikel itu. Karena pori-pori adsorben biasanya

sangat kecil maka luas permukaan dalamnya menjadi beberapa kali

lebih besar dari permukaan luarnya. Adsorben yang telah jenuh dapat

diregenerasi agar dapat digunakan kembali untuk proses adsorpsi.

Page 9: Upload Sementara

Suatu adsorben dipandang sebagai suatu adsorben yang baik untuk

adsorpsi dilihat dari sisi waktu. Lama operasi terbagi menjadi dua,

yaitu waktu penyerapan hingga komposisi yang diinginkan dan waktu

regenerasi atau pengeringan adsorben. Makin cepat dua variabel

tersebut, berarti makin baik juga kerja adsorben tersebut. Adapun

kriteria adsorben yang baik adalah sebagai berikut:

a. Adsorben-adsorben yang digunakan biasanya dalam wujud butir

berbentuk bola, belakang dan depan, papan hias tembok, atau

monolit-monolit dengan garis tengah yang hidrodiamik antara 5 dan 10

juta.

b. Harus mempunyai hambatan abrasi tinggi.

c. Kemantapan thermal tinggi.

d. Diameter pori kecil, yang mengakibatkan luas permukaan yang

diunjukkan lebih tinggi dan kapasitas permukaan tinggi karenanya

untuk adsorbsi.

e. Adsorben-adsorben itu harus pula mempunyai suatu struktur pori

yang terpisah jelas yang memungkinkan dengan cepat pengangkutan

dari uap air yang berupa gas.

C. Kulit Pisang sebagai Biosorben

Tanaman Pisang (Musaceaea sp) merupakan tanaman penghasil buah

yang banyak terdapat di Indonesia. Buahnya banyak disukai untuk

dikonsumsi secara langsung sebagai buah atau diolah menjadi produk

konsumsi lain seperti sale pisang, kripik pisang, selai pisang, dan lain

sebagainya. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengolahan limbah dari

kulit pisang yang sangat banyak jumlahnya. Limbah ini banyak terdapat di

daerah-daerah yang memproduksi keripik dan sale pisang. Limbah ini

masih tidak bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar, melainkan hanya

sebagai limbah tak berguna.

Menurut hasil penelitian dari Ahda (2008), tanaman pisang

mengandung berbagai macam senyawa seperti air, gula pereduksi, sukrosa,

pati, protein kasar, pektin, protopektin, lemak kasar, serat kasar, dan abu.

Page 10: Upload Sementara

Sedangkan di dalam kulit pisang terkandung senyawa pektin yang cukup

besar.

Pektin merupakan polimer dari asam D-galakturonat yang

dihubungkan oleh ikatan -1,4 glikosidik. Pektin diperoleh dari dinding sel

tumbuhan daratan. Wujud pectin yang diekstrak adalah bubuk putih hingga

coklat terang. Sebagian gugus karboksil pada polimer pectin mengalami

esterifikasi dengan metil (metilasi) menjadi gugus metoksil. Senyawa ini

disebut sebagai asam pektinat atau pektin. Asam pektinat ini bersama gula

dan asam pada suhu tinggi akan membentuk gel seperti yang terjadi pada

pembuatan selai. Derajat metilasi atau jumlah gugus karboksil yang

teresterifikasi dengan metil menentukan suhu pembentukan gel. Semakin

tinggi derajat metilasi semakin tinggi suhu pembentukan gel.

Page 11: Upload Sementara

BAB III

METODE PENELITIAN

Berikut ini adalah blok diagram tentang pelaksanaan program;

Gambar 1. Blok Diagram Metodologi Pelaksanaan Program

Pra Pengiriman Proposal

Pasca Persetujuan Proposal

1. Tahap Pra Pengiriman Proposal

Sebelum melaksanaan progrm ini, telah dilaksanakan :

a. Pengumpulan Fakta dan Informasi pada :

- Kepala RT dan Kepala RW Jetis Kulon

Dalam hal ini kami ingin mencari informasi mengenai kondisi

masyarkat tempat yang akan kami jadikan target kegiatan PKM

kami dan kondisi lingkungan sekitar serta membuat kesepakatan

antara kami dengan pihak warga bahwa kami akan melakukan

pelatihan pembuatan biosorben dari sampah kulit pisang.

Pesiapan Pelaksanaan Pelatihan

Perencanaan Teknis Pelatihan

Pembuatan Modul Pelatihan

Pelaksanaan Pelatihan

Evaluasi Kegiatan

Pengumpulan Fakta dan Informasi

Identifikasi dan Perumusan masalah

Studi Literatur

Page 12: Upload Sementara

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Menghimpun fakta dan informasi yang didapat setelah survei

kemudian menentukan ide untuk membuat program pelatihan yang

bertujuan untuk meningkatkan kreativitas warga dalam pemanfaatan

sampah kulit pisang sehingga dapat dijadikan biosorben untuk

mengurangi pencemaran air dari logam berat.

c. Studi literatur

Untuk memperkuat ide, maka dilakukan studi literatur melalui internet

tentang metode pemanfaatan sampah kulit pisang sebagai biosorben

untuk menghilangkan logam berat pada pencemara air.

2. Tahap Pasca Persetujuan Proposal

Setelah disetujuinya proposal program ini, maka akan dilaksanakan :

a. Pembuatan Modul Pelatihan

Sebelum kami melaksanakan pelatihan, kami membuat sebuah modul

mengenai teknis pelatihan termasuk cara-cara pembuatan biosorben

dari sampah kulit pisang dalam hal pembuatan biosorben.

b. Perencanaan Teknis Pelatihan

Menyusun rencana dari teknis pelatihan pembuatan biosorben dari

sampah kulit pisang agar kami lebih siap untuk melaksanakan

pelatihan.

c. Persiapan Pelaksanaan Pelatihan

Permohonan izin kepada pihak RT dan RW dari Jetis Kulon untuk

melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat

(PKMM).

d. Pelaksanaan Pelatihan

Berupa pemberian materi oleh pelatih yakni cara-cara pembuatan

biosorben dari sampah kulit pisang sehingga dapat dimanfaatkan oleh

penduduk sekitar untuk mengurangi pencemaran air dari logam berat.

Page 13: Upload Sementara

e. Evaluasi program

Melaksanakan review dan evaluasi terhadap setiap kegiatan yang telah

dilakukan serta mengevaluasi apakah para penduduk benar-benar bisa

menerima materi yang kita berikan serta pemberian KPP (Kegiatan

Pasca Pelatihan) berupa pembuatan biosorben dari sampah kulit

pisang.

Page 14: Upload Sementara

BAB IV

HASIL YANG DICAPAI

Ketercapaian target luaran yang diharapkan peneliti dalam pelaksnaan

telah sesuai dengan indikator keberhasilan jangka pendek. Daftar kegiatan yang

dilaksanakan telah terlampir pada LogBook.

Page 15: Upload Sementara

BAB V

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Setelah tahap pelaksanaan pelatihan dilakukan, untuk tahap berikutnya

yaitu menghimbau kepada warga yang sedah mengikuti pelatihan agar

membimbing warga di Rukun Tetangga (RT) lainnya untuk mempraktekkan cara

penanggulangi pencemaran air dengan menggunakan sampah pisang kapok agar

cemaran limbah logam berat di lingkungan Jetis Kulon bisa berkurang dan dapat

mengoptimalkan penggunaan sampah kulit pisang agar menjadi barang yang

berguna.

Pada pelatihan tahap 1 ada 7 orang warga yang sudah berhasil dilatihkan

cara membuat biosorben dari kulit pisang dan pada pelatihan tahap 2 ada 20 orang

warga yang sudah berhasil dilatihkan cara membuat biosorben dari kulit pisang.

Warga-warga inilah yang nanti akan diterjunkan langsung ke dalam pelatihan

tahapan selanjutnya dengan beberapa perwakilan tertentu tergantung kepada

kesepakatan bersama.

7

10 10

20

10 10

Pelatihan Tahap 1 Pelatihan Tahap 2

Page 16: Upload Sementara

DAFTAR PUSTAKA

Ahda, Yusuf. 2008. Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Pektin Dengan

Metode Ekstraksi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro,Semarang

Castro, R. S. D., Caetano, L., Ferreira, G., Padilha, P. M., Saeki, M. J., Zara, L. F.,

Martines, M. A. U., & Castro, G. R. (2011). Banana peel applied to the

solid phase extraction of copper and lead from river water:

Preconcentration of metal ions with a fruit waste. Industrial &

Engineering Chemistry Research, 50(6), 3446-3451. Retrieved from

pubs.acs.org/IECR

Firmansyah, Irfan. 2012. Penentuan ukuran dan teknik penyimpanan Benih

pisang kepok (Musa sp. Abb group) dari bonggol. Institut Pertanian Bogor

Hewett, Emma., Stem A and Mrs. Wildfong. 2011. Banana Peel Heavy Metal

Water Filter.http://users.wpi.edu

Kusuma dkk. 2010. Inovasi Pemanfaatan Kulit Pisang Raja Sebagai Biosorben

Untuk Menyerap Logam Berat. Jurusan Kimia FSAINTEK Universitas

Airlangga Surabaya

Lubis, Z. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja (Musa

paradisiaca) Terhadap Daya Terima Kue Donat. Universitas Sumatera

Utara

Marganof. 2007. Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja (Musa

paradisiaca) Terhadap Daya Terima Kue Donat. Sekolah Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor

Mashur, 2011. Manfaat Kulit Pisang. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI.

Siska. 2009. Kandungan Logam tembaga (Cu) dalam Eceng Gondok (Eichhornia

crassipes Solms.), Perairan dan Sedimen Berdasarkan Tata Guna Lahan

di Sekitar Sungai Banger Pekalongan (Siska Setyowati, Nanik Heru

Suprapti dan Erry Wiryani ) Lab. Ekologi & Biosistematik, Jurusan

Biologi, F. MIPA. UNDIP.

Page 17: Upload Sementara

LAMPIRAN

A. PENGGUNAAN DANA

No Jenis Pengeluaran Biaya

1. Peralatan penunjang

1.1 Sewa Tempat Pelatihan 2 hari Rp 250.000,00 Rp 500.000,00

1.2 Sewa LCD+slide 2 hari Rp 300.000,00 Rp. 600.000,00

1.3 Sewa Sound System 2 hari Rp 200.000,00 Rp. 400.000,00

1.4 Biaya Kebersihan 2 hari Rp 100.000,00 Rp. 200.000,00

1.5 Oven 1 buah Rp 650.000,00 Rp. 650.000,00

1.6 Alat Pres-presan 1 buah Rp 300.000,00 Rp 300.000,00

2. Bahan Habis Pakai

2.1 Bahan baku biosorben

Pisang (Kulitnya saja yang

diambil, isinya dibuat

pisang goreng)

4 sisir Rp. 10.000,00 Rp. 40.000,00

Kassa 1 kotak Rp. 6.500,00 Rp. 6.500,00

Kain kapas 10 meter Rp. 20.000,00 Rp. 200.000,00

2.2 Peralatan

Gunting 20 buah Rp. 5.000,00 Rp. 100.000,00

Pisau 8 buah Rp. 10.000,00 Rp. 80.000,00

Jarum 3 kotak Rp. 5.000,00 Rp. 15.000,00

3. Perjalanan

Untuk ambil sampel air di

sungai rolak dan tempat

pemukiman warga

3 Rp. 20.000,00 Rp. 60.000,00

4. Lain-lain

4.1 Kesekretariatan

Kertas A4 (untuk

undangan, laporan dan

modul)

3 rim Rp 40.000,00 Rp 120.000,00

Page 18: Upload Sementara

No Jenis Pengeluaran Biaya

Tinta Komputer (hitam) 3 buah Rp 30.000,00 Rp 90.000,00

Tinta Komputer (warna) 3 buah Rp 30.000,00 Rp 90.000,00

Fotokopi laporan PKMM 6 buah Rp 3.000,00 Rp 18.000,00

Penjilidan Laporan PKMM 6 buah Rp 5.000,00 Rp 30.000,00

Fotokopi Modul 30 buah Rp 2.000,00 Rp. 60.000,00

Penjilidan Modul 30 buah Rp 5.000,00 Rp. 150.000,00

4.2 Konsumsi

Air minum 5 dus Rp 15.000,00 Rp. 75.000,00

Makan Siang

40 buah x

2 hari Rp 15.000,00 Rp. 1.200.000,00

Snack

40 buah x

2 hari Rp. 5.000,00 Rp. 400.000,00

4.3 Publikasi

Pamflet

100

lembar Rp 1.000,00 Rp 100.000,00

Spanduk 1 buah Rp 50.000,00 Rp 50.000,00

Undangan 40 lembar Rp. 1.000,00 Rp 40.000,00

4.4 Komunikasi

Pulsa 4 buah Rp 50.000,00 Rp 200.000,00

Total Biaya Pengeluaran Rp 5.355.500,00

Page 19: Upload Sementara

B. DOKUMENTASI KEGIATAN

Sampah Kulit

Pisang Kepok

Kulit Pisang

Kepok dicuci

sampai getahnya

hilang

Kulit Pisang yang

sudah bersih

dipotong kecil-

kecil

Page 20: Upload Sementara

Kulit Pisang

Kepok yang

sudah dipotong

kecil-kecil dioven

selama 2 x 24 jam

Kulit Pisang

Kepok yang

sudah kering

Pengemasan kulit

Pisang Kepok

yang sudah

kering

Page 21: Upload Sementara

Pelatihan Tahap 1

Pelatihan Tahap 2