BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan
sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Menurut Hendrik L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku manusia,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan
beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan
mental, system budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan
mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan
sosio kultural.
Menurut pasal 22 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan menyebutkan antara lain :
1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat.
2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya.
3. Kesehatan lingkungan meliputi:
a) Penyehatan air, tanah dan udara
b) Pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan
c) Pengendalian vektor penyakit
d) Penyehatan atau pengamanan lainnya
4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan
Permasalahan sampai saat ini diketahui bahwa penyakit terbanyak yang
terdapat di wilayah kerja puskesmas didominasi oleh penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan.
Peranan Puskesmas sangat strategis, karena puskesmas berada pada tingkat
terdekat dengan tempat di mana masalah yang menyangkut kesehatan itu terjadi.
Sehingga kemampuan untuk mendeteksi adanya masalah serta kemampuan untuk
menganalisa besarnya masalah akan menentukan keberhasilan upaya
pemecahannya. Masalah pada derajat yang tidak terlalu besar dimana masih dalam
lingkup jangkauan kemampuan puskesmas maka masalah tersebut dapat cepat
ditangani.
I.2 Tujuan Umum
Menggambarkan tentang situasi dan program kegiatan kesehatan
lingkungan yang dilaksanakan Puskesmas Karang Mekar.
2
I.3 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan sektor lain
yang berkaitan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan
pelestarian lingkungan hidup.
c. Terlaksananya peraturan perundang-undangan tentang penyehatan
lingkungan dan pemukiman yang berlaku.
d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam
peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan,
kelompok masyarakat, tempat pembuatan/ penjualan makanan,
perusahaan dan tempat-tempat umum.
3
BAB II
UPAYA POKOK PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSKESMAS KARANG MEKAR
II.1 Batasan
Kesehatan Lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimum pula.
a. Kesehatan lingkungan
Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup yang sehat sejahtera dan bahagia.
b. Hygiene
Kesehatan masyarakat yang khusus untuk melindungi, memelihara
dan mempertinggi derajat kesehatan badan dan jiwa baik untuk umum
maupun perorangan dengan tujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan
hidup sehat serta mempertinggi kesejahteraan dan daya perikehidupan
manusia.
c. Sanitasi
Pengawasan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan fisik, kesehatan dan ketahanan hidup manusia.
4
II.2 Kegiatan
Secara umum, Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus
dilakukan oleh Puskesmas meliputi:
a. Penyehatan air
b. Penyehatan makanan dan minuman
c. Pengawasan pembuangan kotoran manusia
d. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
e. Penyehatan pemukiman
f. Pengawasan sanitasi tempat umum
g. Pengamanan polusi industri
h. Pengamanan pestisida
i. Klinik sanitasi
II.3 Kegiatan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Kegiatan pokok unit kesehatan lingkungan Puskesmas Karang Mekar tahun
2010 meliputi:
1. Penyehatan perumahan
2. Pengawasan dan pemeliharaan air bersih
3. Pengawasan dan pemeliharaan Jamban Keluarga
4. Pengawasan dan pemeriksaan Sanitasi TTU
5. Pengawasan dan pemeriksaan TPM
6. Pengawasan dan pemeriksaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
7. Klinik Sanitasi
5
Dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan Puskesmas Karang
Mekar ditangani oleh 2 orang tenaga sanitarian dan dibantu 2 orang kader.
Menurut DEPKES (2005), rasio ideal jumlah tenaga sanitarian di suatu
daerah adalah 40: 100.000 jiwa penduduk. Berdasarkan hal tersebut
setidaknya jumlah tenaga sanitarian di wilayah kerja Puskesmas Karang
Mekar sebanyak 6 orang. Dengan demikian, jumlah tenaga sanitarian di
wilayah tersebut masih kurang.
II.4 Keadaan Geografis Puskesmas Karang Mekar
II.4.1 Luas dan Letak Wilayah Puskemas Karang Mekar
Wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar dengan luas wilayah 0,73 Km2
terdiri dari 1 (satu) kelurahan yaitu kelurahan Karang Mekar.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar :
- Utara : berbatasan dengan Kelurahan Sungai Baru
- Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Pemurus Baru
- Timur : berbatasan dengan Kelurahan Kebun Bunga
- Barat : berbatasan dengan Kelurahan Pekapuran Raya
6
Gambar 2.1. Peta wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar
II.4.2 Distribusi Penduduk
Wilayah Kelurahan Karang Mekar mempunyai luas 0,73 km2, dengan
kepadatan penduduk 20.878 jiwa/Km2. Jumlah penduduk seluruhnya adalah
15.241 jiwa (Data tahun 2009) dengan jumlah Kepala Keluarga (KK)
seluruhnya sebanyak 4.319 KK.
II.4.3 Keadaan Tanah dan Iklim
Sebagian besar wilayah Karang Mekar merupakan daerah rawa
sehingga pada waktu pasang hampir seluruh wilayah digenangi air. Pada
7
wilayah kelurahan Karang Mekar bagian Barat yang berbatasan dengan
Kelurahan Pekapuran Raya terdapat sungai yang mengalir. Wilayah kerja
Puskesmas Karang Mekar sebagian besar dapat dijangkau dengan
menggunakan alat transportasi darat.
II.5 Program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan Puskesmas Karang
Mekar
II.5.1 Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau, meliputi jamban keluarga (Jaga),
saluran pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah
(TPS).
1. Perumahan
Tabel 2.1 Data Perumahan di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Mekar Tahun 2010
Rincian kegiatan SatuanTerdaftar/
jumlahTarget 1 tahun
RealisasiSatuan Persentase
Pemeriksaan Rumah Permanen Semi permanen Non-permanen
Buah 2337 1752
547667
1.023Diperiksa Memenuhi Syarat Tidak memenuhi
syarat
BuahBuahBuah
1175993182
84,51%15,49%
(Sumber : Laporan bagian kesehatan lingkungan puskesmas Karang Mekar, Januari-Desember 2010)
8
84.51%
15.49%
Persentase rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar Tahun 2010
rumah sehatrumah tidak sehat
Gambar 2.2 Persentase rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas
Karang Mekar Tahun 2010
Persyaratan Rumah Sehat menurut Winslow yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain penataan ruang cukup baik,
aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni, kemudahan komunikasi,
ruang duduk dapat dipakai ruang makan keluarga, penataan meubel,
kebutuhan air bersih berkisar 100 l/orang/hari, ada WC dan kamar mandi
bersih, rumah harus ditanami tanaman yang bersih dan rapih.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antara lain tersedia
air minum yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan, tidak memberi
kesempatan serangga bersarang didalam/sekitar rumah, sistem pembuatan
air limbah/tinja memenuhi syarat kesehatan, pembuangan sampah pada
tempat yang baik dan sehat, luas kamar tidur/orang sesuai standar, tempat
9
masak/menyimpan makanan bebas dari pencemaran dan gangguan
binatang, fasilitas mandi
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan antara lain
bangunan yang kokoh (tidak curam dan licin), cukup ventilasi dan cahaya
(mencegah tersandung, teriris, dll), jarak ujung atap dengan atap tetangga
minimal 3 m, jauh dari pohon-pohon yang besar, jarak rumah kejalan
sesuai peraturan, lantai selalu basah jangan sampai terlalu licin, didepan
pintu utama ditambah lantai tambahan, bagian bangunan yang dekat
api/listrik harus terbuat dari bahan tahan api
Berdasarkan data diatas, dinyatakan bahwa presentase rumah sehat di
wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar mencapai 80%. Hal ini sesuai target
yang ingin dicapai. Namun, indikator rumah sehat yang digunakan
Puskesmas Karang Mekar hanya berdasarkan permanen, semi permanen dan
non-permanen, sedangkan indikator lain seperti persyaratan rumah sehat
menurut Winslow tidak termasuk didalamnya sehingga definisi rumah sehat
yang digunakan masih kurang tepat. Meskipun rumah sehat di wilayah kerja
Puskesmas Karang Mekar sudah mencapai 80%, namun hal ini belum tentu
menyatakan jumlah rumah sehat yang sebenarnya karena indikator yang
digunakan terlalu luas.
10
2. Jamban Keluarga
Tabel 2.2 Jumlah Jamban Keluarga (JAGA) dan Jamban Umum (JAMBU) di wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar Tahun 2010
Puskesmas CakupanJenis Sarana
JAGA JAMBUKarang mekar
9.335 jiwa 1.867 buah 0
(Sumber : Laporan bagian kesehatan lingkungan puskesmas Karang Mekar, Januari-Desember 2010)
Keterangan:1 buah jamban keluarga digunakan oleh 5 jiwa1 buah jamban Umum digunakan oleh 200 jiwa
Persyaratan penyediaan sarana jamban antara lain :
1. Jenis jamban yang harus disediakan dan memenuhi syarat kesehatan,
minimal jamban cemplung yang dilengkapi dengan penutup dan
bilamana tersedia air cukup banyak dapat digunakan jamban tipe
leher angsa
2. Jumlah jamban yang diperlukan untuk tempat pengungsian adalah 1
buah dipakai untuk sekitar 20 orang
3. Diupayakan mempergunakan bahan lokal
4. Tempat atau lokasi jamban harus mempertimbangkan beberapa hal
antara lain
a. Letak cubluk harus lebih rendah dari lantai jamban sehingga air
penyiraman dapat mengalir dengan lancar (kemiringan saluran
minimal l2%)
11
b. Agar cubluk tidak cepat penuh, jangan ditempatkan pada tempat
yang memungkinkan masuknya air hujan, comberan dan lainl-lain.
c. Tidak mencemari sumber air bersih (sumur gali/SPT) dan air
tanah.
d. Jarak cubluk dengan sumur gali/SPT
Jenis tanah pasir 15 meter
Jenis tanah liat 10 meter
Jarak dasar cubluk dengan permukaan air tanah paling sedikit 2
meter.
3. Tempat Pembuangan Sampah
Tabel 2.3. Data Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar Tahun 2010
Puskesmas Jenis SaranaTPA TPS Spal
Karang mekar 0 2 0(Sumber : Laporan bagian kesehatan lingkungan puskesmas Karang Mekar, januari-
Desember 2010)
Keterangan :TPA : tempat pembuangan akhirTPS : tempat pembuangan sementaraSpal: sarana pembuangan air limbah
Puskesmas Karang mekar, memiliki 2 (dua) buah TPS dan tidak
memiliki TPA (Tempat Pembuangan Akhir). TPS ini diperiksa secara berkala
selama 1 tahun sekali sesuai dengan jadwal pemeriksaan yang telah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Banjarmasin, dan menurut hasil
12
pemeriksaan TPS pada bulan Februari 2010, kedua TPS pada kelurahan
Karang Mekar telah memenuhi syarat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan sampah
antara lain:
1. Tersedia tempat sampah yang berupa kantong plastik, keranjang, kardus
yang berfungsi sebagai tempat pembuangan awal
2. Dari tempat pembuangan awal sampah dibuang ke tempat pembuangan
sementara.
3. Jaga tempat perindukan vektor atau binatang penyebab penyakit.
4. Sampah jangan sampai menimbulkan gangguan bau dan mengganggu
estetika.
5. Jarak ke tempat pembuangan sampah sementara dengan rumah terdekat
maksimum 15 meter, jarak tempat pembuangan sementara dengan sumber
air minum minimum 10 meter.
6. Dari tempat pembuangan sampah sementara sampah dibuang ke tempat
pembuangan akhir harus diangkut setiap hari maksimum 3 hari sekali.
7. Apabila sampah dibakar pada tempat pembuangan sementara, dalam skala
kecil, tidak menimbulkan gangguan pernafasan.
II.5.2 Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)
Kegiatan upaya penyehatan air yang harus dilakukan oleh puskesmas
meliputi : Surveilans kualitas air, Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih,
Pemeriksaan kualitas air, Pembinaan kelompok pemakai air.
13
a. Sarana Air Bersih
Tabel 2.4. Data Sarana Air Bersih yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar Tahun 2010
PuskesmasPenduduk
(KK)
Cakupan
air bersih
Jenis Sarana
Penduduk
dgn air
bersih
%
SG SP Hidran PDAM
Air
yang
dijual
Karang
Mekar4.319
12.860
jiwa0 0 0
1547
KK
25
buah
12.735
jiwa83,56
(Sumber : Laporan bagian kesehatan lingkungan puskesmas Karang Mekar, Januari-
Desember 2010)
Keterangan :
SP : Sumur Pompa
SG : Sumur Gali
b. Pemeriksaan Kualitas Air bersih
Untuk pemeriksaan kualitas Air Bersih, puskesmas karang Mekar
melakukan survey berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Dinas kesehatan
Banjarmasin, yaitu;
Tabel 2.5 Daftar kegiatan Puskesmas Karang Mekar Proyek APBD tahun 2010
No.
Puskesmas Sampel air bersih Sampel air Damiu
1. Karang Mekar Juni Juli Mei Agustus4 6 2 2
(Sumber : Laporan bagian kesehatan lingkungan puskesmas Karang Mekar, Januari-Desember 2010)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002 tentang persyaratan Kualitas Air
Bersih yang meliputi :
14
Persyaratan Kualitas Air Bersih
1. Bakteriologis
Parameter Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
1 2 3 4a. Air MinumE. Coli atau fecal coli Jumlah per
100 ml sampel0
b. Air yang masuksistem distribusiE. Coli atau fecal coli Total Bakteri Coliform
Jumlah per100 ml sample
Jumlah per100 ml sampel
0
0
c. Air pada systemdistribusiE.Coli atau fecal coli Total Bakteri Coliform
Jumlah per100 ml sample
Jumlah per100 ml sampel
0
0
2. Kimia
Parameter Satuan Kadar Maksimumyang
diperbolehkan
Keterangan
1 2 3 4Antimony (mg /liter) 0.005Air raksa (mg /liter) 0,001Arsenic (mg /liter) 0.01Barium (mg /liter) 0.7Boron (mg /liter) 0.3Cadmium (mg /liter) 0.003Kromium (mg /liter) 0.05Tembaga (mg /liter) 2Sianida (mg /liter) 0,07Fluoride (mg /liter) 1.5
15
Timah (mg /liter) 0.01Molybdenum (mg /liter) 0.07Nikel (mg /liter) 0.02nitrat (sebagai NO3-)
(mg /liter) 50
Nitrit (sebagai NO2-)
(mg /liter) 3
Selenium (mg /liter) 0.01
3. Fisik
Parameter Satuan Kadar Maksimumyang
diperbolehkan
Keterangan
1 2 3 4Warna TCU 15Rasa dan bau - - Tdk berbau dan
berasaTemperatur 0C Suhu udara + 3 0CKekeruhan NTU 5
Untuk pemeriksaan air isi ulang, Puskesmas Karang Mekar mengacu pada
Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum,
Dirjen P2PL Depkes RI Tahun 2008), yang menyatakan bahwa Depot air minum
adalah badan usaha yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam
bentuk curah dan tidak dikemas Kualitas air produksi Depot Air Minum akhir-
akhir ini ditengarai semakin menurun, dengan permasalahan secara umum antara
lain pada peralatan DAM yang tidak dilengkapi alat sterilisasi, atau mempunyai
daya bunuh rendah terhadap bakteri, atau pengusaha belum mengetahui peralatan
DAM yang baik dan cara pemeliharaannnya.
Dasar pelaksanaan penyehatan Depot Air Minum ini adalah Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002
Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
16
Sedangkan Air baku yang dipergunakan pada depot air minum ini harus
memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Gambar 2.3 Skema pembuatan air isi ulang sesuai standar air baku berdasarkan PERMENKES No.416/MENKES/PER/IX/1990
II.5.3 Penyehatan Tempat-tempat Umum (TTU)
Penyehatan Tempat-Tempat Umum meliputi hotel dan tempat penginapan
lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana
angkutan umum, salon kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Dilakukan
17
upaya pembinaan institusi Rumah Sakit dan sarana kesehatan lain, sarana
pendidikan, dan perkantoran.
Tabel 2.6 Pemeriksaan Tempat - Tempat Umum di wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar Tahun 2010
No Rincian kegiatan SatuanTerdaftar/
jumlah
Target
1 tahun
Realisasi
Satuan Presentase
1. Tempat Ibadah 25
Diperiksa 2kali/tahun MS Tidak memenuhi
syarat
BuahBuahbuah
25250
100%100%0%
2. Salon Kecantikan 5
Diperiksa MS Tidak memenuhi
syarat
BuahBuahBuah
550
100%100%0%
3. Pasar 1Diperiksa MS Tidak memenuhi
syarat
BuahBuahBuah
110
100%100%0%
(Sumber : Laporan bagian kesehatan lingkungan puskesmas Karang Mekar, Januari-Desember
2010)
18
tempat ibadah salon kecantikan pasar0
20
40
60
80
100
120
memenuhi syarattidak memenuhi syarat
Gambar 2.4 Perbandingan Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat
dan tidak memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar
Tabel 2.7 Pemeriksaan institusi dan sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar Tahun 2010
No Rincian kegiatan Satuan
Terdaftar
/
jumlah
Target
1 tahun
Realisasi
Satuan Presentase
1. Sekolah 14
Diperiksa MS Tidak memenuhi
syarat
BuahBuahbuah
14140
100%100%0%
2. Kantor 1
Diperiksa MS Tidak memenuhi
syarat
BuahBuahBuah
--0
0%0%0%
3. Sarana kesehatan 1Diperiksa MS Tidak memenuhi
syarat
BuahBuahBuah
10
100
100%0%
100%
19
(Sumber : Laporan bagian kesehatan lingkungan puskesmas Karang Mekar, Januari-Desember
2010)
sekolah
kantor
saran
a kese
hatan
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
memenuhi syarattidak memenuhi syarat
Gambar 2.5 Perbandingan institusi dan sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar Tahun 2010
II.5.4. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan
teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman,
kesiap-siagaan dan penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta
penyakit bawaan makanan.
Tabel 2.8 Pemeriksaan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
No Rincian kegiatan Satuan Terdaftar/
jumlah
Target
1 tahun
Realisasi
Satuan Presentase
1. Restoran/ Rumah Makan
1/10
20
Diperiksa MS Tidak
memenuhi
syarat
BuahBuahbuah
1/101/10
0
100%100%0%
2. Makanan Jajanan 2
Diperiksa MS Tidak
memenuhi syarat
BuahBuahBuah
220
100%100%0%
3. Warung 9Diperiksa MS Tidak
memenuhi syarat
BuahBuahBuah
990
100%100%0%
4. Industri makanan rakyat
1
Diperiksa MS Tidak
memenuhi syarat
BuahBuahBuah
110
100%100%0%
(Sumber : Laporan bagian kesehatan lingkungan puskesmas Karang Mekar, Januari-Desember 2010)
21
restoran
/rumah
mak
an
warung
makan
an ja
janan
industri m
akan
an ra
kyat
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
tidak memenuhi syaratmemenuhi syarat
Gambar 2.6 Perbandingan tempat Pengelola Makanan (TPM) yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat
Kegiatan Pengawasan Tempat Pengelola Makanan (TPM) puskesmas
Karang Mekar memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah makanan yang
memenuhi persyaratan kesehatan serta untuk menurunkan frekuensi penyakit
bawaan makanan dan keracunan makanan. Pada tahun 2010, kegiatan pengawasan
TPM dilaksanakan pada bulan Agustus dengan hasil kegiatan berupa usaha untuk
menghindarkan makanan agar tidak kontak langsung dengan vektor seperti lalat
dan serangga lain, perlunya penekanan dan pemahaman kepada masyarakat
tentang arti kebersihan, dan perlunya pemahaman penggunaan air bersih pada
proses pengolahan makanan. Pada tahun 2010 juga diadakan pemeriksaan
formalin dan borak pada sampel makanan jajanan. Dari pemeriksaan tersebut
tidak ditemukan adanya sampel makanan yang mengandung formalin atau borak.
Bila dalam pemeriksaan sampel dinyatakan positif, maka petugas kesehatan akan
22
melakukan tindak lanjut berupa pendekatan dan arahan kepada TPM yang
bersangkutan.
Selain itu, Puskesmas Karang Mekar memfasilitasi TPM yang berada di
wilayah Kelurahan Karang Mekar untuk diadakan pembinaan (kursus) mengenai
pengelolaan makanan yang sesuai standar kesehatan. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara swadana.
II.5.5 Pemeriksaan Jentik Nyamuk
Bersama kader juru pengamatan jentik (jumantik), petugas sanitasi
puskesmas, melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang mungkin
menjadi perindukan nyamuk dan tumbuhnya jentik. Kemudian dihitung, berapa
rumah penduduk yang mengalami bebas jentik.
Pada puskesmas Karang Mekar, Pelaksanaan pemeriksaan jumantik
mempunyai rincian bahwa dasar pelaksanaannya adalah Program Pengembangan
Lingkungan sehat dan Lembar Kerja Program Pengembangan Lingkungan Sehat /
APBD Kota Banjarmasin. Dengan tujuan Pemantauan Jentik dilaksanakan untuk
memberantas jentik dan nyamuk penularan penyakit DBD, juga guna mencegah
dan membatasi penyebaran penyebaran tersebut. Bentuk Kegiatan berupa
Pemantauan Kegiatan Jumantik, Waktu Pelaksanaan pada bulan triwulan kedua
dan triwulan ketiga tahun 2010.
Dari kegiatan tersebut, didapatkan hasil Kegiatan:
- Dari hasil pemantauan yang dilaksanakan di 33 RT Dengan jumlah Rumah 362
buah, 80 % sudah bebas jentik
23
- Hanya 20 % rumah yang terdapat jentiknya dan kepada masyarakat dianjurkan
untuk melakukan 3M Plus
- Dengan diadakannya pemantauan jentik ini diharapkan masyarakat lebih
meningkatkan perlunya gerakan 3M Plus untuk mencegah DBD.
Tabel.2.9 Kegiatan JUMANTIK Puskesmas Karang Mekar tahun 2010
No. Jumlah sampel (rumah) Bebas jentik
(rumah)
Terdapat jentik
(rumah)
1. 362 290
(80%)
72
(20%)
(Sumber : Laporan bagian kesehatan lingkungan puskesmas Karang Mekar, Januari-Desember 2010)
80%
20%Bebas jentik (rumah)Terdapat jentik (rumah)
Grafik Kegiatan Survei Jumantik Puskesmas Karang Mekar tahun 2010 di 362 sampel rumah
Gambar. 2.7 Hasil Survei JUMANTIK Puskesmas Karang Mekar tahun 2010
24
II.5.6 Klinik sanitasi
Klinik sanitasi adalah Ruang Pelayanan Informasi tentang upaya
pencegahan dan penanggulangan penyakit berbasis lingkungan. Disebut Penyakit
berbasis lingkungan, karena sumber penyakitnya berasal dari lingkungan yang
jelek (air, udara, tanah yang tercemar), yaitu Penyakit Diare, Kecacingan, ISPA,
Malaria, DBD, TB, Paru, Kulit/Gatal-Gatal, Keracunan
Makanan/minuman/Pestisida dan keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat
kerja. Klinik Sanitasi Berada di Puskesmas dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari program pelayanan Puskesmas.
Keuntungan yang diberikan dari Klinik sanitasi adalah:
Terhadap Pasien :
1. Dapat mengetahui penyebab sakitnya
2. Mampu melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit akibat lingkungan
Terhadap Petugas
1. Dapat Mengetahui secara tepat Gaya Hidup Pasien dan Kondisi Lingkungan
Pasien
2. Dapat memberikan saran yang tepat kepada pasien sesuai dengan masalah
yang dihadapinya
3. Dapat Menyusun Rencana Intervensi Perbaikan Lingkungan
Program klinik sanitasi di Puskesmas Karang Mekar selama tahun 2010
hanya memiliki data kunjungan konsultasi namun belum memiliki data hasil
tindak lanjut kepada masyarakat atas kunjungan-kunjungan tersebut.
25
Tabel. 2.10 Kegiatan Klinik Sanitasi di Puskesmas Karang Mekar tahun 2010
No Bulan
JUMLAH PASIEN JUMLAH KLIEN Keterangan
KunjunganDitindak lanjuti
Melaksanakan Jml dan jenis KunjunganDitindak lanjuti
Melaksanakan Prihal yang I D TB K PDS
T B F KC
Klinik Sanitasi
"KUSADES"
Saran Penyakit ygKlinik
Sanitasi"
KUSADES"Saran Dikonsultasikan
di
Konsultasikan
1 Januari 31 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 27 4 2 Februari 25 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 20 5 3 Maret 30 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 25 5 4 April 25 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 20 5 5 Mei 27 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 25 2 6 Juni 27 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 25 2 7 Juli 30 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 25 5 8 Agustus 29 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 26 3
9September
25 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 22 3
10 Oktober 22 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 21 1 11 Nopember 22 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 19 3 12 Desember 31 0 0 Diare, Ispa 0 0 0 0 27 4
JUMLAH 324 0 0 0 0 0 0 28242
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Permasalahan:
- Masih kurangnya tenaga yang menangani program kesehatan
lingkungan karena hanya terdapat 2 orang petugas dan dibantu 2 orang
kader, sedangkan jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Karang Mekar sebanyak 15.241 jiwa sehingga diperlukan setidaknya
6 orang tenaga sanitarian.
- Keadaan geografis yang didominasi rawa dan terdapat daerah sungai
menyebabkan rawannya penggunaan air sungai dan pembuangan
sampah di sekitar rawa yang dapat memicu timbulnya penyakit
berbasis lingkungan.
- Terlalu luasnya indikator yang digunakan untuk mendefinisikan
rumah sehat sehingga tidak menyatakan jumlah rumah sehat yang
sesungguhnya.
- Kurang rincinya data tentang jumlah sarana air bersih, jamban
keluarga, serta target yang hendak dicapai sehingga kurang dapat
memperlihatkan gambaran jumlah sarana sanitasi yang memenuhi
syarat
- Pada kegiatan penyehatan sumber air bersih tidak dilakukan
pengawasan dan pemeriksaan kepada air sungai, padahal wilayah
kerja puskesmas Karang Mekar masih terdapat pemukiman yang
terletak di pinggir sungai.
- Pada unit klinik sanitasi belum ada tindak lanjut terhadap kasus-kasus
yang didapatkan.
28
III.2 Alternatif Pemecahan Masalah:
- Untuk mengatasi masalah kurangnya SDM diharapkan dapat
menambah jumlah sanitarian yang menangani masalah Kesling di
puskesmas karang Mekar, namun jika hal tersebut mendapat kendala
dapat di siasati dengan pendayagunaan masyarakat yaitu dengan
penambahan kader yang terlatih di bidang kesling.
- Untuk mengurangi masalah yang timbul akibat keadaan geografis
yang didominasi oleh rawa dan masih adanya sungai yang melalui
Kelurahan Karang Mekar diharapkan adanya kerjasama lintas
program dengan bagian PKM untuk memberikan penyuluhan dan
arahan kepada masyarakat di daerah tersebut tentang pemanfaatan air
sungai dan pengelolaan sampah yang benar.
- Penggunaan indikator rumah sehat harus lebih rinci sehingga
meskipun jumlah rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Karang
Mekar tidak sesuai dengan target yang diharapkan, namun benar-
benar menyatakan data rumah sehat yang sesungguhnya.
- Untuk mengatasi masalah pendataan dapat dilakukan perbaikan sistem
pendataan dengan penambahan SDM baik segi kualitas maupun
kuantitas.
- Bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan
dan pengawasan terhadap air sungai dan menindaklanjuti hasil dari
pemeriksaan tersebut dengan menyampaikannya kepada masyarakat.
29
- Mengoptimalkan pendataan yang rinci dan sistimatis untuk dapat
menggambarkan jumlah sarana sanitasi yang terdapat di wilayah
karang mekar, menjabarkan target serta realisasi sesuai dengan rincian
data yang ada. Pada unit klinik sanitasi belum ada tindak lanjut
terhadap kasus-kasus yang didapatkan.
- Melakukan kerjasama dengan dinas kesehatan untuk mengoptimalkan
peran sanitarian dalam bidang klinik sanitasi, tidak hanya dalam hal
pendataan untuk kasus yang ada namun juga untuk tindak lanjut dari
data yang ada.
30
BAB IV
PENUTUP
Puskesmas Karang Mekar membawahi satu kelurahan yaitu Kelurahan
Karang Mekar dengan jumlah penduduk 15.241 jiwa dan 4.319 KK. Luas
wilayah kerja Puskesmas Karang Mekar 0,73 Km2 dengan kepadatan penduduk
20.878 jiwa/km2. Salah satu programnya adalah kesehatan lingkungan yang terdiri
dari berbagai kegiatan yang bertujuan mewujudkan status kesehatan yang
optimum, seperti penyehatan perumahan, pengawasan dan pemeliharaan air
bersih, pengawasan dan pemeliharaan jamban keluarga, pengawasan dan
pemeriksaan sanitasi TTU, pengawasan dan pemeriksaan TPM, pengawasan dan
pemeriksaan tempat pembuangan sampah (TPS) dan klinik sanitasi. Dalam
pelaksanaannya, program ini ditangani oleh 2 orang sanitarian dan dibantu 2
orang kader dan jumlah tersebut sampai saat ini masih kurang. Hal inilah yang
diperkirakan menyebabkan kurang rincinya beberapa data, serta target yang
hendak dicapai sehingga kurang dapat memperlihatkan gambaran jumlah sarana
sanitasi yang memenuhi syarat. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dari
berbagai pihak untuk mendukung agar program ini dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
31
Daftar Pustaka
Setiyabudi R. 2007. Dasar Kesehatan Lingkungan. Available at http://www.ajago.blogspot.htm. Diakses tanggal 4 April 2011.
Laporan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Karang Mekar Januari-Desember 2010
32