UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI SEKARAN 2 PADA
MATERI POKOK KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)
DAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) BERCIRIKAN
PENDAYAGUNAAN ALAT PERAGA DAN PENDAMPINGAN TAHUN
PELAJARAN 2006/2007
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
Nama : Noor Istiqomah
NIM : 4101403005
Prodi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii
ABSTRAK
Noor Istiqomah. 2007. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas IV SDN Sekaran 2 pada Materi Pokok Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Pecahan dengan Menggunakan Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Bercirikan Pendayagunaan Alat Peraga dan Pendampingan Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Jurusan Matematika. FMIPA. UNNES. Kata Kunci : Komunikasi Matematika, KBK, Alat Peraga, Pendampingan.
Dalam pandangan siswa SD secara umum, matematika merupakan mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Siswa merasa kurang senang, kurang berminat dan siswa tidak aktif selama pembelajaran. Hal itu disebabkan karena selama proses kegiatan belajar mengajar, guru tidak menggunakan alat peraga dan pembelajaran belum sesuai dengan KBK. Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah pembelajaran KBK yang bercirikan pendayagunaan alat peraga dan pendampingan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah melalui pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga dan pendampingan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 2 pada materi pokok KPK dan Pecahan tahun pelajaran 2006/2007?, (2) apakah melalui pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga dan pendampingan dapat meningkatkan sikap siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 2 untuk gemar matematika pada materi pokok KPK dan Pecahan tahun pelajaran 2006/2007?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga dan pendampingan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan sikap siswa kelas IV SDN Sekaran 2 pada materi pokok KPK dan Pecahan tahun pelajaran 2006/2007.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sekaran 2 kelas IV yang berjumlah 9 siswa yang terdiri dari 3 laki-laki dan 6 perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Tiap siklus meliputi empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) implementasi, (3) pengamatan, (4) refleksi. Indikator keberhasilan ini adalah (1) apabila nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa ≥ 70 dengan ketuntasan belajar klasikal 75 % dari jumlah siswa, (2) sikap siswa terhadap pembelajaran matematika ≥ 75 % adalah positif. Dari penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh hasil pada siklus 1, siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 ada 4 dan presentase ketuntasan belajar siswa 44 % dengan nilai rata-rata kemampuan komunikasi siswa kelas 66,67. Skor total angket sikap siswa adalah 78 dari skor maksimal 90 dan presentasenya 86,67 %. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 ada 8 dan presentase ketuntasan belajar siswa 88,88 % dengan nilai rata-rata kemampuan komunikasi siswa kelas 85. Skor total angket sikap siswa adalah 87 dari skor maksimal 90 dan presentasenya mencapai 96,67 %. Simpulan dalam penelitian ini adalah pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga dan pendampingan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
iii
matematika siswa dan sikap siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 2 pada materi pokok KPK dan Pecahan tahun pelajaran 2006/2007. Saran dalam penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga sebaiknya dikembangkan pada pokok bahasan yang lain untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa, guru hendaknya menggunakan alat peraga klasikal dan alat peraga kelompok dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih mudah memahami materi secara konkret dan guru hendaknya terus mengadakan penelitian selanjutnya agar kemampuan komunikasi matematika siswa dapat lebih baik lagi.
iv
PENGESAHAN
SKRIPSI
Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas IV
SD Negeri Sekaran 2 Pada Materi Pokok Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) dan Pecahan dengan Menggunakan Pembelajaran Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Bercirikan Pendayagunaan Alat Peraga dan
Pendampingan Tahun Pelajaran 2006/2007
Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
pada: Hari : Senin
Tanggal : 13 Agustus 2007
PANITIA UJIAN
Ketua Sekretaris
Drs. Kasmadi Imam S., M.S. Drs. Supriyono, M.Si. NIP.130781011 NIP. 130815345 Pembimbing Utama Penguji I
Drs. H. Sugiarto Drs. Mashuri, M.Si. NIP.130686732 NIP.131993875 Pembimbing Pendamping Penguji II
Dra. Kusni, M.Si. Drs. H. Sugiarto NIP.130515748 NIP.130686732
Penguji III
Dra. Kusni, M.Si. NIP.130515748
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Orang yang bahagia bukanlah orang yang berlimpah harta maupun
berpangkat tinggi melainkan orang yang mampu dan selalu mensyukuri
nikmat-Nya sekecil apapun.
Dengan ilmu hidup itu menjadi mudah, dengan dzikir hidup itu menjadi
indah, dengan agama hidup itu menjadi terarah, dengan tali silaturahmi
hidup itu menjadi bermakna.
Sebaik-baik manusia diantaramu adalah orang yang paling banyak
manfaatnya bagi orang lain.
(H.R. Bukhari dan Muslim)
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan buat:
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan dan memberi
motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
Kakak dan Adekku tersayang.
Saudaraku yang ada di Kudus, Jakarta dan Malaysia.
Teman-teman Pendidikan Matematika 2003.
Team Research Grant 2006 Subhan, Maya, Nandar, Rini
yang selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Warga Kos “Trio-R” dan “Amanah Kos”
Teman-teman PPL SMP 4 Semarang dan teman-teman KKN
di Desa Klumpit Pati.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
Kelas IV SD Negeri Sekaran 2 pada Materi Pokok Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dan Pecahan dengan Menggunakan Pembelajaran Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Bercirikan Pendayagunaan Alat Peraga dan
Pendampingan Tahun Pelajaran 2006/2007”.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ucapkan rasa terimakasih yang
setulus-setulusnya kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Kasmadi Imam S, M.S. selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Supriyono, M.Si. selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Negeri Semarang.
4. Drs. H. Sugiarto selaku pembimbing utama yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Dra. Kusni, M.Si. selaku pembimbing pendamping yang telah memberi
petunjuk dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberi bekal kepada
penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak Isman, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Sekaran 2 yang telah
memberikan fasilitas untuk mengadakan penelitian skripsi ini.
8. Ibu Sulastri selaku Guru Kelas IV SDN Sekaran 2 yang telah membantu
pelaksanaan dalam penelitian ini.
9. Team Research Grant (RG) 2006 Jurusan Matematika FMIPA UNNES yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
vii
10. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materiil yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal dan jasa baik dari semua pihak mendapat balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Amin.
Penulis menyadari atas kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang
dimiliki sehingga skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak.
Semarang, Agustus 2007
Penulis
Noor Istiqomah
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
F. Sistematika Skripsi...................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Belajar ................................................................................... 10
2. Pembelajaran ......................................................................... 12
3. Media Pembelajaran.............................................................. 15
4. KBK ...................................................................................... 19
5. Komunikasi Matematika ....................................................... 29
6. Pendampingan....................................................................... 32
7. Sikap...................................................................................... 35
8. Uraian Materi yang Terkait dengan Penelitian ..................... 37
B. Kerangka Berpikir....................................................................... 41
C. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian......................................................................... 44
ix
B. Subjek Penelitian......................................................................... 44
C. Prosedur Kerja dalam Penelitian................................................. 44
D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data .................................. 52
E. Indikator Keberhasilan ................................................................ 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 54
B. Pembahasan................................................................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 84
B. Saran............................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 86
LAMPIRAN........................................................................................................ 88
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN Sekaran 2............................... 88
Lampiran 2 Soal Uji Coba Instrumen Siklus 1 ................................................. 89
Lampiran 3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Siklus 1........................ 90
Lampiran 4 Pedoman Penilaian Soal Uji Coba Instrumen Siklus 1.................. 91
Lampiran 5 Data Nilai Tes Uji Coba Soal Instrumen Siklus 1 ......................... 92
Lampiran 6 Soal Uji Coba Instrumen Siklus 2 ................................................. 94
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Siklus 2........................ 95
Lampiran 8 Pedoman Penskoran Soal Uji Coba Instrumen Siklus 2................ 96
Lampiran 9 Data Nilai Tes Uji Coba Soal Instrumen Siklus 2 ......................... 97
Lampiran 10 Tabel Analisis Butir Soal Uraian Materi KPK .............................. 99
Lampiran 11 Tabel Analisis Butir Soal Uraian Materi Pecahan......................... 111
Lampiran 12 Rencana Pembelajaran 01............................................................. 114
Lampiran 13 Charta 1......................................................................................... 120
Lampiran 14 LKS 01.......................................................................................... 121
Lampiran 15 Kunci Jawaban LKS 01 ................................................................ 122
Lampiran 16 Daftar Nama Kelompok Siklus 1.................................................. 123
Lampiran 17 Soal Evaluasi 01 Siklus 1 ............................................................. 124
Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 01 Siklus 1.................................... 125
Lampiran 19 Tugas Rumah 01 Siklus 1............................................................. 126
Lampiran 20 Kunci Jawaban Tugas Rumah 01 Siklus 1 ................................... 127
Lampiran 21 Rencana Pembelajaran 02............................................................. 128
Lampiran 22 LKS 02.......................................................................................... 134
Lampiran 23 Kunci Jawaban LKS 02 ................................................................ 135
Lampiran 24 Daftar Nama Kelompok Siklus 2.................................................. 136
Lampiran 25 Soal Evaluasi 02 Siklus 2 ............................................................. 137
Lampiran 26 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 02 Siklus 2.................................... 138
Lampiran 27 Tugas Rumah 02 Siklus 2............................................................. 139
Lampiran 28 Kunci Jawaban Tugas Rumah 02 Siklus 2 ................................... 140
Lampiran 29 Kisi-kisi Soal Evaluasi 01 Siklus 1 .............................................. 141
xi
Lampiran 30 Kisi-Kisi Soal Evaluasi 02 Siklus 2............................................... 142
Lampiran 31 Pedoman Penilaian Soal Evaluasi 01 Siklus 1.............................. 143
Lampiran 32 Pedoman Penilaian Soal Evaluasi 02 Siklus 2.............................. 144
Lampiran 33 Hasil Tes Evaluasi 01 Siklus 1 ...................................................... 145
Lampiran 34 Hasil Tes Evaluasi 02 Siklus 2 ...................................................... 146
Lampiran 35 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ............................................ 147
Lampiran 36 Lembar Pengamatan Guru ............................................................. 149
Lampiran 37 Angket Sikap Siswa....................................................................... 151
Lampiran 38 Angket Sikap Guru Terhadap Pendampingan ............................... 153
Lampiran 39 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1..................... 155
Lampiran 40 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 2..................... 157
Lampiran 41 Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 1...................................... 159
Lampiran 42 Hasil Lembar Pengamatan Guru Siklus 2...................................... 161
Lampiran 43 Hasil Analisis Angket Sikap Siswa Siklus 1 ................................. 164
Lampiran 44 Hasil Analisis Angket Sikap Siswa Siklus 2 ................................. 165
Lampiran 45 Hasil Angket Sikap Guru Terhadap Pendampingan Siklus 1........ 166
Lampiran 46 Hasil Angket Sikap Guru Terhadap Pendampingan Siklus 2........ 168
Lampiran 47 Surat Usulan Dosen Pembimbing.................................................. 170
Lampiran 48 Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 171
Lampiran 49 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 172
Lampiran 50 Dokumentasi Penelitian................................................................. 173
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir.
Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari
maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu
dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK
(Hudoyo, 2005:35).
Dalam pandangan siswa SD secara umum, mata pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasi yang
paling mudah ditemukan adalah hasil belajar siswa yang cenderung kurang
memuaskan. Terutama pada perolehan nilai yang rata-rata dibawah mata
pelajaran lain. Hal tersebut dirasakan oleh guru, orang tua dan oleh siswa itu
sendiri.
Kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan untuk
menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis atau
mendemonstrasikan. Menurut Baroody (1993), pada pembelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan tradisional, komunikasi
masih merupakan largerly a one – way affair. Komunikasi siswa masih
sangat terbatas hanya pada jawaban verbal yang pendek atas berbagai
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2
Sebagian besar siswa dan orang tua siswa memandang bahwa pelajaran
matematika merupakan pelajaran yang sulit bahkan menakutkan. Dan
sebagian orang tua yang lain merasa bangga jika anak mereka pandai dalam
hal matematika, sehingga memaksa mereka untuk rajin belajar melalui les
privat, bimbingan belajar maupun membimbing sendiri anak mereka tanpa
memperhatikan keinginan mereka. Hal itulah yang menyebabkan siswa
tidak merasa senang belajar matematika bahkan siswa merasa terpaksa
apabila belajar matematika.
Rasa senang dan gemar matematika sebaiknya ditanamkan sejak dini,
yaitu pada masa usia anak-anak. Bahkan untuk menanamkan konsep
matematika dapat dilakukan sejak anak baru lahir. Untuk itulah diperlukan
strategi baru dan media yang menyenangkan dalam pembelajaran
matematika.
Kepentingan alat peraga disebabkan karena cara berfikir siswa SD
yang masih konkret. Dengan alat peraga, siswa dapat langsung berhadapan
dengan masalah yang nyata, lalu dengan menggunakan kemampuan dan
ketrampilannya, siswa mengolah informasi dan menemukan pemecahannya.
KBK merupakan suatu kurikulum yang bercirikan pendayagunaaan
alat peraga. Dalam kurikulum berbasis kompetensi dituntut tercapainya
ketiga ranah tujuan pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Walaupun kurikulum berbasis kompetensi telah lahir, namun
implementasinya di lapangan masih banyak guru yang belum siap
melaksanakan pembelajaran berdasarkan KBK. Guru masih memerlukan
3
bantuan untuk dapat menemukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai
dengan KBK serta pembelajaran yang menyenangkan baik bagi guru
maupun siswa.
Pendampingan yang dimaksud adalah bahwa dalam waktu tertentu
guru dan peneliti bersama-sama dalam merancang pembelajaran,
melaksanakan hingga melakukan refleksi di sekolah dimana guru bertugas.
Dengan pendampingan saat guru menerapkan pembelajaran di kelas, guru
mendapat feed back setiap usai pembelajaran matematika dari pendamping
(peneliti) dan guru dapat melakukan kolaborasi dengan pendamping.
Menurut informasi yang diperoleh peneliti dari guru kelas IV SD
Negeri Sekaran 2, proses kegiatan belajar mengajar terutama matematika
belum menggunakan alat peraga yang sesuai. Minat siswa untuk belajar
matematika sangat kurang. Persentase siswa yang mempunyai sikap gemar
matematika hanya 33,33%. Siswa terpancang oleh penjelasan dan sejumlah
tugas yang diberikan guru. Akibatnya kemampuan komunikasi matematika
siswa rendah dan siswa tidak menyukai pelajaran matematika.
Pada tahun pelajaran 2005/2006 kemampuan komunikasi matematika
terutama materi pokok KPK dan Pecahan masih rendah yaitu 6,0 dan 5,9.
Melihat kenyataan diatas, sebagai guru kelas merasa sangat prihatin karena
pembelajaran matematika di SD merupakan dasar untuk jenjang berikutnya.
Sehingga perlu dilakukan suatu cara agar kemampuan komunikasi
matematika siswa dapat meningkat dan siswa dapat menyukai pelajaran
matematika.
4
Dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Sekaran 2 pada materi pokok KPK
dan Pecahan dengan menggunakan pembelajaran KBK bercirikan
pendayagunaan alat peraga dan pendampingan tahun pelajaran 2006/2007”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apakah melalui pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat
peraga dan pendampingan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematika siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 2 pada materi pokok
KPK dan Pecahan tahun pelajaran 2006/2007?
2. Apakah melalui pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat
peraga dan pendampingan dapat meningkatkan sikap siswa kelas IV SD
Negeri Sekaran 2 untuk gemar matematika pada materi pokok KPK dan
Pecahan tahun pelajaran 2006/2007?
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar tidak
terjadi penyimpangan terhadap apa yang menjadi tujuan dilaksanakannya
penelitian, yaitu sebagai berikut.
5
1. Pendampingan
Pendampingan dalam penelitian ini berarti guru dan peneliti bersama-
sama dalam merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
hingga melakukan refleksi di sekolah dimana guru bertugas. Dalam
penelitian ini, peneliti sebagai pendamping dan guru sebagai pihak yang
didampingi.
2. Alat Peraga
Mengingat banyaknya alat peraga, maka alat peraga yang digunakan
dalam penelitian ini adalah alat peraga KPK dan Pecahan.
3. Kemampuan Komunikasi Matematika
Kata ”kemampuan” berasal dari kata mampu yang berarti kuasa
(sanggup melakukan sesuatu),dapat. Kemudian mendapat imbuhan ke-an
menjadi kemampuan yang berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan
(KUBI, 1999:628). Menurut Asikin (Makhmudah, 2006:7) bahwa
komunikasi dapat diartikan sebagai suatu peristiwa saling
hubungan/dialog yang terjadi dalam suatu lingkungan kelas, dimana
terjadi pengalihan pesan-pesan yang dialihkan berisi tentang materi
matematika yang dipelajari di kelas. Pihak yang terlibat komunikasi di
kelas adalah guru dan siswa. Jadi, kemampuan komunikasi matematika
dalam penelitian ini adalah kecakapan siswa dalam mengalihkan pesan
yang berupa materi matematika baik secara tertulis maupun lisan kepada
siswa atau guru.
6
4. Sikap
Dalam penelitian ini, sikap yang dimaksud adalah bagaimana perasaan
siswa setelah mendapat pembelajaran KBK dengan pendampingan.
Apakah siswa merasa senang, jelas, menarik, dan tidak sulit terhadap
pembelajaran matematika tersebut atau malah merasa sebaliknya. Dalam
penelitian ini juga dibahas bagaimana sikap guru terhadap
pendampingan.
5. Materi
Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah KPK dan pengenalan
pecahan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran KBK bercirikan
pendayagunaan alat peraga dan pendampingan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika siswa kelas IV SDN Sekaran 2
pada materi pokok KPK dan Pecahan tahun pelajaran 2006/2007.
2. Untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran KBK bercirikan
pendayagunaan alat peraga dan pendampingan dapat meningkatkan
sikap siswa kelas IV SDN Sekaran 2 untuk gemar matematika pada
materi pokok KPK dan Pecahan tahun pelajaran 2006/2007.
7
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga
keterampilan untuk berbuat sesuatu berdasarkan materi yang
diberikan.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan
masing-masing terutama kemampuan komunikasi matematika.
c. Melatih siswa agar berani untuk mengemukakan pendapat atau
mengajukan pertanyaan.
d. Meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok dan meningkatkan
kemampuan bersosialisasi siswa.
2. Bagi guru
a. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman langsung tentang
pembelajaran matematika kurikulum berbasis kompetensi yang
bercirikan pendayagunaan alat peraga.
b. Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas
dengan baik.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa di sekolah khususnya dalam bidang matematika.
8
4. Bagi peneliti
a. Memperoleh pengalaman langsung dalam praktek pembelajaran
matematika kurikulum berbasis kompetensi bercirikan
pendayagunaan alat peraga.
b. Memperoleh bekal tambahan sebagai calon guru matematika
sehingga diharapkan dapat bermanfaat kelak ketika terjun di
lapangan.
c. Peneliti dapat mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan
yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam suatu pembelajaran
matematika.
F. Sistematika Skripsi
Skripsi ini terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing diuraikan
sebagai berikut.
1. Bagian awal skripsi, yang terdiri dari: halaman judul, abstrak, halaman
pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi,
dan daftar lampiran.
2. Bagian isi skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu:
Bab I : Pendahuluan berisi tentang alasan pemilihan judul, rumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika skripsi.
9
Bab II : Landasan teori dan hipotesis tindakan berisi tentang teori-teori
yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian, kerangka
berpikir dan hipotesis tindakan.
Bab III : Metode penelitian yang berisi tentang lokasi penelitian,
subyek penelitian, prosedur kerja dalam penelitian, sumber
data dan cara pengambilan data serta indikator keberhasilan.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang hasil
penelitian yang telah dilakukan disertai dengan
pembahasannya.
Bab V : Penutup yang berisi simpulan dan saran.
3. Bagian akhir skripsi, berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena
adanya interaksi antara seseorang dan lingkungannya (Arsyad, 2002:1).
Menurut Herman Hudoyo, belajar adalah suatu proses untuk
mendapatkan pengetahuan/pengalaman sehingga mampu mengubah
tingkah laku manusia dan tingkah laku tersebut sukar berubah dengan
modifikasi yang sama. Sumber lain mengatakan, belajar adalah usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
tersebut dalam interaksi dengan lingkungannya (Suhito, 1986:5).
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa
adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses
belajar itu terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di
lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa
keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau
hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal
tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.
11
Jerome bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar
matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada
konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan
yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait dengan konsep-konsep
dan struktur-struktur (Suherman, 2003:43).
Bruner, melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses
belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-
benda (alat peraga). Melalui alat peraga yang ditelitinya itu, anak akan
melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat
dalam benda yang sedang diperhatikannya itu. Keteraturan tersebut
kemudian oleh anak dihubungkan dengan keterangan intuitif yang telah
melekat pada dirinya.
Bruner mengemukakan bahwa dalam proses belajarnya anak
melewati 3 tahap.
a. Tahap enaktif
Dalam tahap ini anak secara langsung terlihat dalam memanipulasi
(mengotak-atik) objek.
b. Tahap ikonik
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan anak berhubungan dengan
mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang
dimanipulasinya. Anak tidak langsung memanipulasi objek seperti
yang dilakukan siswa dalam tahap enaktif.
c. Tahap simbolik
12
Dalam tahap ini, anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-
lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat dengan objek-objek
pada tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu
menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil
(Suherman, 2003:43-44).
Menurut Skinner (Dimyati dan Mudjiono,2002:9) bahwa belajar
adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya
menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut.
a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons
pebelajar.
b. Respons si pebelajar.
c. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004:2).
Matematika merupakan mata pelajaran yang cukup mendasar,
hampir di setiap jenjang pendidikan diajarkan. Beberapa sifat atau
karakteristik pembelajaran matematika adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap).
b. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.
13
c. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif.
d. Pembelajaran matematika mengikuti kebenaran konsistensi.
(Suherman dkk, 2003:68).
Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori behavioristik yaitu
pembelajaran dapat menimbulkan proses belajar dengan baik bila (1) si
belajar berpartisipasi secara aktif, (2) materi disusun dalam bentuk unit-
unit kecil dan diorganisir secara sistematis dan logis, dan (3) tiap respon
si pebelajar diberi balikan dan disertai penguatan (Sugandi, 2004:10).
Menurut Mandigers agar anak mudah dan berhasil dalam belajar,
dalam mengajar guru perlu memperhatikan, (1) prinsip aktivitas mental,
(2) prinsip menarik perhatian, (3) prinsip penyesuaian perkembangan
siswa, (4) prinsip appersepsi, (5) prinsip peragaan, dan (6) prinsip
aktivitas motorik (Sugandi, 2004:12).
Piaget mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran, yaitu (1)
belajar aktif, (2) belajar lewat interaksi sosial, dan (3) belajar lewat
pengalaman sendiri. Belajar aktif merupakan proses pembelajaran yang
aktif karena pengetahuan terbentuk dari dalam subjek belajar. Belajar
lewat interaksi sosial yaitu proses pembelajaran perlu diciptakan suasana
yang memungkinkan terjadinya terjadinya interaksi di antara subjek
belajar. Sedangkan belajar lewat pengalaman sendiri berarti dalam
proses pembelajaran dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa
(Sugandi, 2004:36).
14
Pengembangan model pembelajaran dilakukan dengan
pengembangan panduan pembelajaran yang selanjutnya diimplikasikan.
Dengan tersusunnya paket panduan pelaksanaan pembelajaran
matematika bercirikan pendayagunaan alat peraga, lengkap dengan
prototipe alat peraganya; diharapkan guru mampu menciptakan
pembelajaran aktif yang kondusif sehingga akan : (1) memberi
kesempatan kepada siswa SD lebih banyak memperoleh pengalaman
belajar secara langsung; yaitu belajar dengan cara mencoba-coba dan
mengalami sendiri; (2) mempermudah siswa memahami matematika.
Sesuai dengan sifat matematika yang abstrak, pembelajaran matematika
dengan pendayagunaan alat peraga akan menyajikan pembelajaran dari
konkret (dengan bantuan alat peraga) – semi abstrak (dengan model
gambar) – abstrak (konsep); (3) menyeragamkan gambaran atau persepsi
siswa tentang sesuatu (konsep) yang dipelajari; (4) memberikan
motivasi siswa untuk selalu belajar matematika. Pembelajaran
matematika dengan pendayagunaan alat peraga dapat dilaksanakan
dengan variasi/pendekatan/teknik. Pembelajaran tidak hanya dapat
dilakukan dengan demonstrasi oleh guru, tetapi juga oleh siswa. Dengan
bimbingan guru, siswa menemukan sendiri konsep/prinsip, siswa diberi
kesempatan bekerja dengan kelompoknya. Dengan bernyanyi atau
bermain siswa belajar/menerapkan konsep/prinsip matematika, siswa
tidak merasa bosan, tetapi termotivasi (Hidayah dkk, 2000:26-27).
15
3. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim atau penerima pesan.
(Arsyad, 2002: 91-92).
Media diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk
proses komunikasi dengan siswa agar siswa belajar. Komunikasi dan
siswa yang belajar (learners) merupakan dua aspek yang pokok. Segala
sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong proses-proses
belajar dapat dikategorikan sebagai media (Andreas, 2002.:3).
Tujuan pemanfaatan media adalah untuk menciptakan komunikasi
yang baik diantara guru dan siswa. Prinsip pemanfaatan media adalah
“the right aid at the right time in the right place in the right manner” ,
merupakan kunci pemanfaatan media yang dapat meningkatkan kualitas
komunikasi guru-siswa yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas
pembelajaran. Sebaliknya pemanfaatan yang kurang tepat sering kali
mengganggu komunikasi dan mengurangi efektivitas pembelajaran.
Pemanfaatan media di kelas untuk meningkatkan mutu komunikasi
guru-siswa sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai yang
diharapkan (efektif). Semakin banyak indera yang dimanfaatkan oleh
siswa, semakin baik retensi (daya ingat) siswa sebagai kerucut
pengalaman E.Dale berikut (Arnie, 2002:75).
16
Kerucut Pengalaman Belajar
Yang kita ingat
Modus
10 % …………………….. Verbal
20 % ………………….
30 % ……………… Visual
40 % ……………
70 % ………
90 % …. Berbuat
Selain E.Dale, Emilia (1998) menekankan pentingnya pemanfaatan
multimedia bagi peningkatan proses pembelajaran eksakta.
Manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses
belajar mengajar sebagai berikut.
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
baca
dengar
lihat
lihat dan dengar
katakan
katakan dan lakukan
17
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.
1) Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung
di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita,
film, radio atau model.
2) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh
indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide
atau gambar.
3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali
dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video,
film, foto, slide disamping secara verbal.
4) Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara kongkret melalui film, gambar, slide atau
simulasi komputer.
5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan.
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba (dalam Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain,1995:54) alat adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala
sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat
mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai
pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai
tujuan.
18
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang
bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan
alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat
memerlukan alat bantu berupa media pengajaran seperti globe, grafik,
gambar dan sebagainya.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut
membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam
bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi
sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu
benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan anak
didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan
penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai
sumber belajar.
Menurut Sugiarto dan Hidayah (2005:4-5), media pembelajaran
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a) media obyek fisik (model, alat peraga);
b) media grafis/visual (poster, chart, kartu dll);
c) media proyeksi;
d) media audio;
e) media audio-visual.
Nilai praktis media pembelajaran antara lain sebagai berikut.
(1) Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi
siswa.
19
(2) Mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas.
(3) Mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda.
(4) Mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda.
(5) Mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa.
(6) Mampu mempengaruhi daya abstraksi siswa.
(7) Memungkinkan pembelajaran yang lebih bervariasi.
4. KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
a. Kurikulum
Kata “kurikulum” berasal dari satu kata bahasa Latin yang berarti
“jalur pacu”, dan secara tradisional, kurikulum sekolah disajikan seperti
itu (ibarat jalan) bagi kebanyakan orang (Dimyati dan Mudjiono,
2002:64).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Suyitno, 2007:1).
b. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga
hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa,2002:27).
20
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada
pendidikan kejuruan, kompetensi yang terkait dengan tugas-tugas
lulusan di tempat kerja, ditetapkan berdasarkan standar kompetensi yang
berlaku di dunia kerja sesuai dengan keahliannya (Suyitno, 2007:2).
Implementasi KBK dalam pembelajaran adalah pembelajaran
konstektual. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
Dirjen Dikdasmen (2002:10) menyebutkan pendekatan CTL
memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme
(Constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning),
masyarakat belajar (Learning Community), permodelan (Modelling),
refleksi (reflekstion) dan penilaian sebenarnya (Authentic Assesment).
1) Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivisme (Constructivism) merupakan landasan berfikir
(filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat kata-kata, konsep, atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat.
21
Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses
‘mengkontruksi’ bukan menerima pengetahuan. Dalam proses
pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka
melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa
menjadi pusat kegiatan bukan guru.
Landasan berpikir kontruktivisme agak berbeda dengan
pandangan kaum objektivis, yang lebih menekankan pada hasil
pembelajaran. Dalam pandangan kontruktivis, strategi memperoleh
lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh
dan mengingat pengetahuan, untuk itu tugas guru adalah
memfasilitasi proses tersebut dengan:
a) menjadikan pengetahuan yang relevan dan bermakna bagi siswa;
b) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya
sendiri, dan;
c) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri
dalam belajar.
2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis CTL. Model pengajaran inquiry merupakan pengajaran yang
mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam model inquiry
siswa dirancang untuk melakukan kegiatan inquiry sehingga kegiatan
pengajaran berpusat pada siswa. Guru harus selalu merancang
kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi
22
yang diajarkan. Dimyati dan Mudjiono (2002:173) menyatakan
“tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan
intelektual, berpikir kritis, dan mampu menyelesaikan masalah”.
Langkah–langkah kegiatan menemukan (inquiry).
a) Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun).
b) Mengamati atau melakukan observasi.
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,
laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru atau audien yang lain.
3) Bertanya (Questioning)
Questioning (bertanya) merupakan strategi utama pembelajaran
yang berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai
kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai
kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya
merupakan bagian penting dalam melaksanakana pembelajaran yang
berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa
yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang
belum diketahuinya.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna untuk:
a) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis;
b) mengecek pemahaman siswa;
c) membangkitkan respon kepada siswa;
23
d) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;
e) mengetahui hal–hal yang sudah diketahui siswa;
f) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki
guru;
g) untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;
h) untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
Questioning dapat diterapkan: antara siswa dengan siswa,
antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa
dengan orang lain yang didatangkan ke kelas, dan sebagainya.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep learning Community menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil
belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok, dan
antara yang tahu dengan yang belum tahu, yang cepat menangkap
mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera
memberi usul, dan seterusnya. Kelompok siswa bisa sangat
bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, jumlah, bahkan bisa
melibatkan siswa dikelas atasnya, atau guru melakukan kolaborasi
dengan mendatangkan seorang ahli ke kelas.
Masyarakat belajar terjadi apabila ada proses komunikasi dua
arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar
memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan
sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman
belajarnya.
24
Metode pembelajaran dengan teknik learning community ini
sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Prakteknya dalam
pembelajaran terwujud dalam.
a) Pembentukan kelompok kecil.
b) Pembentukan kelompok besar.
c) Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh, olah ragawan, dokter,
perawat, petani, pengurus organisasi, polisi, dsb).
d) Bekerja dengan kelas sederajat.
e) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya.
f) Bekerja dengan masyarakat.
Siswa di dalam kelompok kecil adalah kelompok belajar untuk
memecahkan masalah kelompok. Dimyati dan Mudjiono (2002: 166)
menyatakan “ ciri-ciri kelompok kecil yang menonjol sebagai
berikut: (i) tiap siswa merasa sadar diri sebagai anggota kelompok,
(ii) tiap siswa merasa diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan
kelompok, (iii) memiliki rasa saling membutuhkan dan saling
tergantung, (iv) ada interaksi dan komunikasi antar anggota, serta (v)
ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab
kelompok”.
5) Pemodelan (modelling)
Dalam pendekatan CTL guru bukan satu–satunya model.
Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang siswa bisa
ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara menggunakan alat
25
peraga. Siswa yang memberi contoh tersebut dikatakan sebagai
model.
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi dalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari
atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di
masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,
aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses.
Pengetahuan dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran,
yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Guru atau orang
dewasa membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang
baru.
7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan siswa. Apabila data yang
dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa mengalami
kemacetan belajar, maka guru segera mengambil tindakan yang tepat
agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena gambaran
tentang kemajuan belajar itu diperlukan disepanjang proses
pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan di akhir periode
pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar
(Ebta/Ebtanas), tetapi dilakukan bersama secara integral tidak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Data yang dikumpulkan
26
melalui kegiatan penilaian bukanlah untuk mencari informasi tentang
belajar siswa.
Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada
upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to
learn), bukan ditekankan pada diperolehnya pada sebanyak mungkin
informasi di akhir periode pembelajaran. Karena assessment
menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan
harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan proses pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses
bukan melulu hasil. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan
keterampilan (performansi) yang diperoleh siswa. Dengan demikian
sebagai penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman atau orang
lain.
Tujuan utama KBK adalah memandirikan atau memberdayakan
sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan
kepada siswa, sesuai dengan kondisi lingkungan. Pemberian wewenang
(otonomi) kepada sekolah diharapkan dapat mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis
kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal.
27
2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman.
3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi.
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yang memenuhi unsur edukatif.
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Mulyasa,2002:42).
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus
memungkinkan seseorang (siswa) menjadi kompeten, dalam arti
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk
melakukan sesuatu. Mulai tahun pelajaran 2004/2005, sekolah-sekolah
di Indonesia akan secara bertahap diberlakukan Kurikulum berbasis
kompetensi yang juga dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Dasar pelaksanaanya adalah PP No.25 Th.2000 bidang Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan perangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus
dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. KBK
ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul
28
pada diri siswa melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna,
(2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan
kebutuhannya.
Landasan kurikulum berbasis kompetensi ini pada prinsipnya ingin
menggali dan memberdayakan potensi dan bakat siswa yang meliputi 4
pilar, yaitu (1) learning to be, (2) learning to know, (3) learning to do,
dan (4) learning to live together (Suyitno, 2004:59-60).
Hal berikut yang perlu pencermatan adalah standar kompetensi
bahan kajian matematika. Kecakapan atau kemahiran matematika yang
diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai dari SD dan
MI sampai SMA dan MA, adalah sebagai berikut.
(1) Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah.
(2) Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau
masalah.
(3) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
29
(4) Menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat
(merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika
dalam pemecahan masalah.
(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan ( Depdiknas, 2003:2-3).
5. Komunikasi Matematika
Komunikasi (secara konseptual) yaitu memberitahukan (dan
menyebarkan) berita, pengetahuan, pikiran-pikiran dan nilai-nilai
dengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang
diberitahukan menjadi milik bersama. (Sardiman, 2001:8)
Kata komunikasi ( bahasa Inggris : Communication ) berasal dari
kata kerja Latin ”communicare”, yang berarti ”berbicara bersama,
berunding, berdiskusi dan berkonsultasi, satu sama lain”. Kata ini erat
hubungannya dengan kata Latin ”communitas”, yang tidak hanya berarti
komunitas/masyarakat sebagai satu kesatuan, tetapi juga berarti ikatan
berteman dan rasa keadilan dalam hubungan antara orang-orang satu
sama lain ( Suwito,1989:1).
Komunikasi dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Kita dapat
membagi komunikasi ke dalam:
a. Komunikasi verbal (komunikasi dengan menggunakan kata-kata)
Komunikasi verbal dibagi 2 yaitu komunikasi verbal lisan dan
komunikasi verbal tulisan.
30
b. Komunikasi nonverbal (komunikasi tanpa menggunakan kata-kata
atau pesan-pesan yang dinyatakan lewat sarana yang bukan sarana
linguistik).
Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar
untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang,
diagram, persamaan matematik dan demonstrasi visual sama baiknya
dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semuanya adalah cara-
cara komunikasi yang seringkali digunakan dalam ilmu pengetahuan.
Komunikasi efektif yang jelas, tepat dan tidak samar-samar
menggunakan keterampilan-keterampilan yang perlu dalam komunikasi,
hendaknya dilatih dan dikembangkan pada diri siswa. Hal ini didasarkan
pada kenyataan bahwa semua orang mempunyai kebutuhan untuk
mengemukakan ide, perasaan dan kebutuhan lain pada diri kita.
Menurut Asikin (2001:1) komunikasi matematika dapat diartikan
sebagai suatu peristiwa saling hubungan/dialog yang terjadi dalam suatu
lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan ynag
dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari di kelas.
Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di lingkungan kelas
adalah guru dan siswa. Sedangkan cara pengalihan pesan dapat secara
tertulis maupun lesan.
Menurut Tim PPPG Mat (Makhmudah, 2006:15), komunikasi
matematika adalah proses menyatakan dan menafsirkan gagasan
matematika secara lisan, tertulis atau mendemonstrasikannya. Jadi siswa
31
dikatakan mampu berkomunikasi dalam matematika jika mampu
menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis
atau mendemonstrasikannya.
Menurut Utari (2004:8), indikator yang menunjukkan kemampuan
komunikasi matematika adalah:
1) menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide
matematika;
2) menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik, secara lisan atau
tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar;
3) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematik;
4) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika;
5) membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
Menurut Asikin (2001:3), uraian tentang peran penting komunikasi
dalam pembelajaran matematika dideskripsikan sebagai berikut:
a) komunikasi dimana ide matematika dieksploitasi dalam berbagai
perspektif, membantu mempertajam cara berpikir siswa dan
mempertajam kemampuan siswa dalam melihat berbagai keterkaitan
materi matematika;
b) komunikasi merupakan alat untuk “mengukur” pertumbuhan
pemahaman; dan merefleksikan pemahaman matematika para siswa;
c) melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasikan dan
mengkonsolidasikan pemikiran matematika mereka;
32
d) komunikasi antar siswa dalam pembelajaran matematika sangat
penting untuk pengkonstruksian pengetahuan matematika,
pengembangan pemecahan masalah, dan peningkatan penalaran,
menumbuhkan rasa percaya diri, serta peningkatan ketrampilan
sosial;
e) ‘writing’ and ‘talking’ dapat menjadi alat yang sangat bermakna
(powerful) untuk membentuk komunitas matematika yang inklusif.
6. Pendampingan
Menurut Muzaqi (2007:20), pendampingan merupakan suatu
aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran,
pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai,
mengendalikan dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna
pada kebersamaan, kesejajaran, samping menyamping, dan karenanya
kedudukan antara keduanya (pendamping dan yang didampingi)
sederajat sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan. Hal
ini membawa implikasi bahwa peran pendamping hanya sebatas pada
memberikan alternatif, saran, dan bantuan konsultatif dan tidak pada
pengambilan keputusan.
Pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan
maupun kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dan pemecahan permasalahan kelompok.
Pendampingan diupayakan untuk menumbuhkan keberdayaan dan
33
keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup secara
mandiri.
Menurut Muzaqi (2007:22), peran yang dapat dimainkan oleh
pendamping dalam melaksanakan fungsi pendampingan adalah:
a. Peran Motivator. Upaya yang dilakukan pendamping adalah
menyadarkan dan mendorong kelompok untuk mengenali potensi
dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya untuk
memecahkan permasalahan itu.
b. Peran Fasilitator. Pendamping mempunyai tanggung jawab untuk
menciptakan, mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis, serta
memfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.
c. Peran Katalisator. Pendamping dalam hal ini dapat melakukan
aktivitas sebagai penghubung antara kelompok pendampingan
dengan lembaga di luar kelompok maupun lembaga teknis lainnya,
baik lembaga teknis pelayanan permodalan maupun pelayanan
keterampilan berusaha dalam rangka pengembangan jaringan.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, paling tidak seorang
pendamping diharapkan mempunyai sifat sebagai berikut.
1) Jujur dan terbuka
Pendamping haruslah jujur dalam memberikan pembinaan kepada
komponen-komponen pelaksana, harus berani mengatakan bahwa
kelompok tersebut salah dalam menyelesaikan pekerjaan, malas
dalam mengembangkan/meningkatkan proses belajar dan lainnya.
34
Teguran tersebut perlu diberikan demi kemajuan kelompok dan
perkembangan kelompok. Pendamping juga harus terbuka menerima
kritik dan saran dari anggota kelompok serta bersikap adil dalam
memberikan pembinaan.
2) Memiliki Dedikasi
Pendamping harus memiliki semangat pengabdian yang tinggi dalam
melaksanakan tugasnya, mau mendengarkan keluhan yang dialami
oleh kelompok dengan penuh kesabaran, mampu menumbuhkan
motivasi antar kelompok untuk berprestasi sebaik mungkin, dengan
kata lain pendamping mampu mendorong dan menumbuhkan
semangat untuk berkarya.
3) Komunikatif
Pendamping hendaknya pandai berkomunikasi dengan anggota
kelompok dalam rangka menjalin kerja sama antar kelompok. Dalam
hal ini pendamping harus pandai membuat suasana yang kondusif
untuk terciptanya peluang kerja sama dalam menyelesaikan tugas,
mengingat masing-masing kelompok, kemampuan dan
ketrampilannya masih terbatas. Dengan terciptanya komunikasi ini
keberadaan kelompok akan mudah terpantau perkembangannya dan
masing-masing anggota kelompok akan semakin akrab. Dengan
kemampuan berkomunikasi yang baik, diharapkan pendamping bisa
lebih tahu perasaan/isi hati dan kemauan/harapan dari anggota
kelompok dan bisa menumbuhkan sikap partisipatif, sehingga
35
pendamping bisa menentukan bantuan apa yang diperlukan oleh
anggota kelompok.
4) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan
Dalam melakukan pembinaan, tentunya akan dijumpai bermacam
permasalahan yang masing-masing kelompok tidaklah sama. Untuk
itu, pendamping hendaknya bisa membantu mengatasi permasalahan
yang ada, melalui saran dan alternatif pemecahan.
5) Akrab dan Santai
Dalam melakukan tugas pembinaan, pendamping harus fleksibel dan
tidak memaksakan diri, agar aktivitas pembelajaran tidak terganggu.
Pendampingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahwa
dalam waktu tertentu guru dan peneliti bersama-sama dalam merancang
pembelajaran, melaksanakan hingga melakukan refleksi di sekolah
dimana guru bertugas. Dengan pendampingan saat guru menerapkan
pembelajaran di kelas, selain guru mendapat feed back setiap usai
pembelajaran matematika dari pendamping (peneliti), guru dapat
melakukan kolaborasi dengan pendamping.
7. Sikap
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek
berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut ( Dimyati dan Mudjiono,
2002:18). Sikap siswa, seperti halnya motif menimbulkan dan
mengarahkan aktivitasnya. Siswa yang menyukai matematika akan
merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih
36
giat, demikian pula sebaliknya. Karenanya adalah kewajiban bagi guru
untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap
merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang
khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap
merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar,
positif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu
institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan
Kendler, 1974; Gerungan,2000). Gagne (1974) mengatakan bahwa sikap
merupakan suatu keadaan internal (internal state) yang mempengaruhi
pilihan tindakan individu terhadap beberapa obyek, pribadi dan
peristiwa. Masih banyak lagi definisi sikap yang lain, sebenarnya agak
berlainan, akan tetapi keberagaman pengertian tersebut disebabkan oleh
sudut pandang dari penulis yang berbeda. Namun demikian, jika
dicermati hampir semua batasan sikap memiliki kesamaan pandang,
bahwa sikap merupakan suatu keadaan internal atau keadaan yang masih
ada dalam diri manusia. Keadaan internal tersebut berupa keyakinan
yang diperoleh dari proses akomodasi dan asimilasi pengetahuan yang
mereka dapatkan, sebagaimana Piaget’s tentang proses perkembangan
kognitif manusia (Wadworth, 1971).
Secara umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3
komponen yakni: kognitif, afektif, dan kecenderungan tindakan.
37
Komponen kognitif merupakan aspek sikap yang berkenaan dengan
penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk
ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis dan evaluasi
akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau
diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak
manusia. Nilai-nilai baru yang diyakini benar, baik, indah dan
sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen
afektif dari sikap individu. Oleh karena itu, komponen afektif dapat
dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau
subyek, yang sejalan dengan hasil penilaiannya. Sedang komponen
kecenderungan bertindak berkenaan dengan keinginan individu untuk
melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinan dan keinginannya. Sikap
seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau negatif.
Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia
menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau
subyek.
8. Uraian Materi yang Terkait dengan Penelitian
a. KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)
1) Bentuk Alat Peraga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
38
2) Contoh Penggunaan Alat Peraga
a) Menentukan Kelipatan Suatu Bilangan
Kelipatan dari 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18.
Kelipatan dari 5 adalah 5, 10, 15.
b) Menentukan Kelipatan Persekutuan Dua Bilangan
Kelipatan dari 2 yang kurang dari 20 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12,
14, 16, 18.
Kelipatan dari 3 yang kurang dari 20 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18.
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6, 12 dan 18
c) Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil Dua Bilangan
Kelipatan dari 2 adalah 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18
Kelipatan dari 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18.
Kelipatan persekutuan terkecil dari 2 dan 3 adalah 6.
Contoh soal konstektual:
Sebagai warga yang baik Pak Andi dan Pak Rusli rajin untuk
melaksanakan ronda (berjaga malam). Pak Andi bertugas setiap 3
hari sekali dan Pak Rusli bertugas setiap 4 hari sekali. Pada tanggal 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
39
Agustus mereka ronda bersama-sama yang pertama, pada tanggal
berapa mereka ronda bersama-sama lagi untuk yang kedua dan
ketiga?
Penyelesaiannya:
Kelipatan dari 3 adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, …
Kelipatan dari 4 adalah 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, …
Kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 adalah 12, 24, ….
Mereka ronda bersama-sama lagi untuk yang kedua pada tanggal
5+12 = 17 Agustus, sedangkan ronda bersama-sama untuk yang
ketiga pada tanggal 5+24 = 29 Agustus.
b. Pecahan dan Operasinya
a. Menyatakan beberapa bagian dari keseluruhan ke bentuk pecahan
1. Daerah yang berwarna merah=....bagian
Seluruhnya = ...bagian
Jadi daerah yang berwarna merah
menyatakan pecahan .....
2. Daerah yang tidak berwarna = .....bagian
Seluruhnya = .....bagian
Pecahannya = .....bagian
b. Menyatakan bilangan pecah dengan lambang bilangan.
1. Daerah yang berwarna merah menyatakan
pecahan berapa?
40
2. Siswa diminta untuk menulis di papan tulis, salah
seorang siswa menulis 31 dibaca ......
1 letaknya di ................disebut ...............
3 letaknya di ................disebut ...............
3. Daerah yang berwarna kuning menyatakan
pecahan berapa?Berapakah pembilangnya?
Berapakah penyebutnya?
Berapakah pembilang dan penyebut dari pecahan berikut
1) 32 , Pembilangnya ............
Penyebutnya ..............
2) 72 , Pembilangnya ............
Penyebutnya ..............
3) 54 , Pembilangnya ............
Penyebutnya ..............
c. Menyatakan pecahan melalui gambar
1. Daerah yang berwarna hijau menyatakan
pecahan berapa?
2. Daerah yang tidak berwarna menyatakan
pecahan berapa?
41
B. Kerangka Berpikir
Pada hakekatnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara
guru dan siswa. Seorang guru perlu menyadari bahwa proses komunikasi
tidak selalu dapat berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat
menimbulkan kebingungan, salah pengertian atau bahkan salah konsep.
Kesalahan komunikasi seorang guru akan dirasakan siswanya sebagai
penghambat pembelajaran.
Pendampingan dimaksudkan bahwa dalam waktu tertentu guru dan
peneliti bersama-sama dalam merancang pembelajaran, melaksanakan
hingga melakukan refleksi di sekolah dimana guru bertugas. Dalam hal ini,
pendamping lebih ahli dalam membuat RP yang sesuai dengan tuntutan
KBK, pemanfaatan alat peraga dan pembuatan LKS. Dengan pendampingan
saat guru menerapkan pembelajaran di kelas, selain guru mendapat feed
back setiap usai pembelajaran matematika dari pendamping (peneliti), guru
dapat melakukan kolaborasi dengan pendamping.
Dengan alat peraga, siswa dapat memahami konsep matematika
dengan benar. Proses komunikasi selama pembelajaran akan berjalan lancar
sehingga siswa tidak merasa bingung. Selain itu dapat menciptakan kondisi
kelas dengan kadar aktivitas siswa, motivasi siswa dan motivasi guru yang
cukup tinggi. Siswa akan merasa senang dan tidak bosan karena dalam
pembelajarannya guru tidak menggunakan metode ekspositori. Siswa juga
merasa menikmati pelajaran matematika dan tidak merasa takut.
42
Implementasi KBK, yaitu dengan pembelajaran konstekstual yang
terdiri konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya
(questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modelling), refleksi (reflection), penilaian yang sebenarnya (authentic
assessment). Guru mengajarkan konsep KPK dan pecahan dengan
menggunakan alat peraga sebagai model matematika yang abstrak agar
siswa lebih mudah untuk memahami materi. Selain itu, guru juga
menggunakan LKS yang berisi serentetan pertanyaan untuk menemukan
(inquiry) konsep. Dalam pembelajaran, siswa bekerja kelompok (learning
community) untuk mengerjakan LKS dengan menggunakan alat peraga.
Apabila siswa merasa kesulitan, siswa bisa bertanya (questioning) kepada
temannya atau kepada gurunya.
Siswa berdiskusi dalam kelompok dan mempresentasikan LKS dengan
menggunakan alat peraga sehingga terjadi komunikasi antar siswa serta
komunikasi antara siswa dan guru. Akibatnya pembelajaran kurikulum
berbasis kompetensi dengan pendampingan dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika dan memberikan pengaruh positif
terhadap sikap siswa dan guru.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dan kerangka berpikir diatas dapat dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut.
43
1. Pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga dan
pendampingan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika
siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 2 pada materi pokok KPK dan
Pecahan tahun pelajaran 2006/2007.
2. Pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga dan
pendampingan dapat meningkatkan sikap siswa kelas IV SD Negeri
Sekaran 2 untuk gemar matematika pada materi pokok KPK dan
Pecahan tahun pelajaran 2006/2007.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah SD
Negeri Sekaran 02 yang terletak di Jalan Raya Sekaran Kecamatan Gunung
Pati Kota Semarang.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 9
siswa yang terdiri dari 3 laki-laki dan 6 perempuan serta guru kelas IV SD N
Sekaran 2.
C. Prosedur Kerja Dalam Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. Secara garis besar,
masing-masing tahap akan dijelaskan sebagai berikut.
Tahap I
Sebelum mengadakan penelitian, maka diadakan identifikasi masalah
yang berhubungan dengan materi KPK dan Pecahan di SD. Setelah itu,
peneliti menyusun perangkat pembelajaran materi KPK dan Pecahan yang
disesuaikan dengan KBK dengan memanfaatkan alat peraga. Guru dan
peneliti bersama-sama dalam merancang pembelajaran, melaksanakan
hingga melakukan refleksi di sekolah dimana guru bertugas. Dengan
pendampingan saat guru menerapkan pembelajaran di kelas, selain guru
45
mendapat feed back setiap usai pembelajaran matematika dari pendamping
(peneliti), guru dapat melakukan kolaborasi dengan pendamping.
Dalam penelitian ini, pendamping (peneliti) lebih ahli dalam:
a. membuat RP yang sesuai dengan tuntutan KBK dengan skenario
pembelajaran yang operasional disertai tanya jawab antara guru dan
siswa.
b. memanfaatkan alat peraga dan LKS dalam pembelajaran.
c. membantu guru untuk mengenali potensi dan permasalahan selama
proses pembelajaran sehingga apabila ditinggalkan/tidak didampingi
bisa mengembangkan pembelajaran matematika dengan KBK.
Tahap II
Pada tahap II, melaksanakan pembelajaran berdasar pembuatan
perangkat pembelajaran pada tahap I. Implementasi perangkat pembelajaran
ini di desain melalui Action Research. Implementasi pengajaran dengan
mengambil satu kelas di SD yakni kelas IV. Yang mengajar adalah guru
kelas itu sendiri. Mahasiswa peneliti dan dosen hanya mengamati dan
mendampingi guru saat melaksanakan pembelajaran. Panduan
diselenggarakan secara kolaboratif-partisipatif antara dosen, mahasiswa, dan
guru kelas.
Penelitian ini dirancang dalam dua siklus. Setiap siklus ada empat
tahapan yaitu perencanaan, implementasi, pengamatan dan refleksi terhadap
pelaksanaan.
46
Siklus 1
a. Perencanaan
1. Membuat RP 1 untuk satu kali pertemuan (2 x 40 menit) dengan
menggunakan alat peraga KPK. Metode yang digunakan antara lain
ceramah, peragaan (demonstrasi), tanya jawab dan pemberian tugas
kelompok yang dilanjutkan dengan diskusi.
2. Menyiapkan alat peraga KPK klasikal dan kelompok serta sedotan
yang akan digunakan untuk menjelaskan materi prasyarat. Selain itu,
peneliti juga mempersiapkan LKS 1 dan Charta 1.
3. Membuat lembar pengamatan untuk melihat kegiatan belajar
mengajar guru dan siswa.
a. Lembar pengamatan aktivitas siswa.
b. Lembar pengamatan guru.
4. Membuat angket untuk siswa terhadap pembelajaran dan angket guru
terhadap pendampingan.
5. Membuat soal evaluasi 1.
6. Membuat kunci jawaban soal evaluasi 1.
7. Menyiapkan tugas rumah 1.
b. Implementasi
Implementasi dalam siklus 1 ini antara lain.
1. Menyiapkan alat peraga KPK, LKS 1, Charta 1, soal evaluasi 1 dan
tugas rumah 1.
2. Melaksanakan RP 1.
47
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyiapkan kondisi fisik kelas.
2. Guru menyampaikan materi pokok dan indikator/tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran ini.
3. Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan kembali
pengetahuan prasyarat bagi siswa dengan metode tanya
jawab dengan menggunakan peraga sedotan.
4. Guru mengajukan masalah kontekstual.
b. Kegiatan Inti
1. Guru melakukan tanya jawab untuk menentukan kelipatan
dari suatu bilangan.
2. Guru meletakkan alat peraga KPK (klasikal) di depan kelas.
3. Guru melakukan tanya jawab untuk menentukan kelipatan
persekutuan dari dua bilangan.
4. Guru mendemonstrasikan penggunaan alat peraga KPK.
5. Guru meminta siswa untuk memperagakan alat peraga di
depan kelas.
6. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan setiap
kelompok mendapat alat peraga dan LKS 1 tentang kelipatan
persekutuan dua bilangan.
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan LKS 1, kemudian menawarkan kepada salah
satu wakil kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
48
8. Guru melakukan tanya jawab untuk menentukan kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan.
9. Guru membahas masalah konstekstual yang diketengahkan
pada awal pembelajaran.
10. Guru memberikan beberapa soal latihan.
c. Penutup
1. Guru membimbing siswa untuk mengetengahkan ringkasan
materi yang telah disampaikan secara verbal.
2. Guru melakukan evaluasi.
3. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa sebagai tugas
rumah 1.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan saat proses belajar mengajar berlangsung.
Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Untuk
mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa dapat diukur
dengan LKS 1 (kelompok), tes evaluasi 1 dan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran. Setelah siswa mengerjakan tes evaluasi 1, peneliti
membagikan angket terhadap siswa dan guru.
d. Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan hasil tes. Refleksi
pada siklus 1 dilaksanakan segera setelah tahap pengamatan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes pada siklus 1, jika sudah
49
memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan maka penelitian
dihentikan dan jika belum memenuhi indikator penelitian dilanjutkan ke
siklus 2.
Siklus 2
a. Perencanaan
Setelah merefleksikan dari hasil siklus 1 didapatkan kekurangan. Untuk
memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus 1 maka ditindaklanjuti
perencanaan siklus 2 sebagai berikut:
1. Membuat RP 2 untuk satu kali pertemuan (2 x 40 menit) dengan
menggunakan alat peraga Pecahan. Metode yang digunakan antara
lain ceramah, peragaan (demonstrasi), tanya jawab dan pemberian
tugas kelompok yang dilanjutkan dengan diskusi.
2. Menyiapkan alat peraga pecahan klasikal dan kelompok. Selain itu,
peneliti juga mempersiapkan LKS 2.
3. Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru yang sama
dengan siklus 1.
4. Menyiapkan angket untuk siswa terhadap pembelajaran dan angket
guru terhadap pendampingan yang sama dengan siklus 1.
5. Membuat soal evaluasi 2.
6. Membuat kunci jawaban soal evaluasi 2.
7. Menyiapkan tugas rumah 2.
50
b. Implementasi
Implementasi dalam siklus 2 ini antara lain.
1. Menyiapkan papan gabus, push pins, alat peraga pecahan, LKS 2,
soal evaluasi 2 dan tugas rumah 2.
2. Melaksanakan RP 2
a. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru menyiapkan kondisi fisik kelas.
2. Guru menyampaikan materi pokok dan indikator/tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran ini.
3. Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan kembali
materi prasyarat bagi siswa dengan metode tanya jawab
4. Guru memperkenalkan tentang pecahan dengan
memperlihatkan apel.
b. Kegiatan Inti
1. Guru membagikan beberapa lembar kertas dan gunting
kepada siswa kemudian meminta siswa untuk menempel di
papan gabus.
2. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang hasil
tempelannya di papan gabus.
3. Guru menjelaskan bagaimana cara menulis dan membaca
pecahan.
4. Guru meminta siswa untuk memperagakan alat peraga di
depan kelas.
51
5. Guru mendemonstrasikan peraga pecahan dengan metode
tanya jawab.
6. Guru mengenalkan unsur-unsur pecahan.
7. Guru memberikan soal latihan untuk mengembangkan
pemahaman tentang lambang pecahan dan unsur-unsurnya.
8. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok
mendapat LKS 2 untuk dikerjakan bersama-sama.
9. Guru memotivasi, memberi pembelajaran individual atau
kelompok, bila ada yang membutuhkannya.
10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan LKS 2, kemudian menawarkan kepada salah
satu wakil kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
c. Penutup
1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi.
2. Guru melakukan evaluasi.
3. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa sebagai tugas
rumah 2.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan saat proses belajar mengajar berlangsung.
Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Untuk
mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa dapat diukur
dengan LKS (kelompok), tes evaluasi dan aktivitas siswa selama proses
52
pembelajaran. Setelah siswa mengerjakan tes evaluasi, peneliti
membagikan angket terhadap siswa dan guru.
d. Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan hasil tes. Pada siklus
2 ini diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang telah
ditetapkan sehingga kemampuan komunikasi matematika siswa kelas IV
SD Negeri Sekaran 2 dapat meningkat.
D. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru.
b. Hasil tes tertulis siswa kelas IV pada setiap akhir siklus.
c. Hasil angket siswa dan angket guru.
2. Cara Pengambilan Data
a. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Lembar pengamatan ini untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
b. Lembar Pengamatan Guru
Lembar pengamatan ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
pembelajaran matematika KBK yang dilakukan oleh guru.
53
c. Tes Tertulis
Tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar
kemampuan komunikasi matematika siswa, mengukur keberhasilan
siswa dan dan daya serap terhadap materi pelajaran yang telah
disampaikan. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus dan dibuat
dalam bentuk essay dengan pertimbangan akan lebih mudah melihat
perkembangan kemampuan komunikasi matematika siswa lewat
hasil ujiannya.
d. Angket
Angket diberikan kepada siswa dan guru. Angket siswa diberikan
untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika
KBK. Sedangkan angket guru untuk mengetahui bagaimana sikap
guru terhadap adanya pendampingan oleh peneliti.
E. Indikator Keberhasilan
Tolok ukur keberhasilan PTK ini adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematika siswa ≥ 70
dengan ketuntasan belajar klasikal ≥ 75 % dari jumlah siswa.
2. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika ≥ 75 % adalah positif.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Siklus 1
Penelitian tindakan kelas pada siklus 1 dilaksanakan hari kamis,
tanggal 12 Oktober 2006 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran dengan
materi pokok Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Pembelajaran
matematika pada siklus 1 memberikan hasil sebagai berikut.
1) Pengamatan Aktivitas Siswa
No. Aktivitas/Indikator Muncul Tidak Skor
1 Melakukan pengamatan terhadap beberapa contoh √ 3
2 Memberikan contoh lain √ 2 3 Memberikan non contoh √ 1 4 Melakukan, misalnya menggunting,
memotong, menjiplak, membalik dan membuat bangun-bangun geometri.
√ 2
5 Melakukan perhitungan sederhana atau secara algoritmik √ 3
6 Menerapkan prinsip/aturan secara rutin √ 2
7 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
√ 2
8 Mendengarkan dan menulis tentang matematika √ 3
9 Berdiskusi/kerja kelompok √ 4 10 Berpendapat atau bahkan
menyanggah kawannya, juga bisa menyanggah gurunya
√ 2
55
11 Memanipulasi matematika dalam membuat generalisasi √ 3
12 Menyusun bukti √ 1 13 Menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika √ 2
14 Mengidentifikasi fakta atau informasi yang diberikan (apa yang diketahui), apa yang ditanyakan atau dibuktikan
√ 2
15 Menyusun model matematik dan menyelesaikannya untuk masalah nyata.
√ 1
16 Menjelaskan/menginterpretasikan hasil sesuai masalah √ 1
17 Gembira dan merasakan kesenangannya √ 4
18 Memiliki perhatian dan minat dalam mempelajari matematika √ 4
19 Memiliki rasa ingin tahu √ 3 20 Memiliki sikap ulet dan percaya diri
dalam memecahkan masalah √ 3
Skor Total 48 Skor Maksimal 80
Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 39.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total aktivitas siswa
adalah 48 dari skor maksimal 80 sehingga presentasenya 60 %.
2) Pengamatan Guru
Muncul No Aktivitas guru Ya Tidak Skor
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan materi yang akan
dikembangkan √ 2
2. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran √ 2
3. Guru melakukan apersepsi/ mengungkap materi prasyarat √ 2
4. Guru menggunakan alat peraga yang sesuai. √ 1
5. Guru menyajikan/mengenalkan masalah yang konstektual kepada √ 0
56
siswa 6. Guru memotivasi siswa √ 1 Kegiatan Inti
7. Guru memanfaatkan LKS √ 2 8. Guru meminta siswa bekerja
kelompok √ 2
9. Guru memberi petunjuk dengan jelas kegiatan yang harus dilakukan siswa √ 1
10. Guru memanfaatkan alat peraga yang sesuai √ 2
11. Guru memanfaatkan alat peraga yang benar √ 2
12. Guru menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun √ 1
13. Guru memotivasi siswa √ 1 14. Guru memberi umpan balik terhadap
respon siswa √ 2
15. Guru antusias dalam melaksanakan pembelajaran √ 2
16. Guru memberi penguatan kepada siswa √ 1
17. Guru menyajikan kegiatan yang mengejutkan siswa. √ 1
18. Guru menyajikan/mengembangkan kemampuan memecahkan masalah/soal-soal.
√ 0
19. Dengan pertanyaan-pertanyaan guru menuntun siswa menemukan konsep/prinsip
√ 2
20. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya/menyampaikan pendapat/menanggapi pendapat siswa lain.
√ 1
Penutup 21 Guru bersama siswa membuat
simpulan √ 2
22 Guru melakukan evaluasi √ 2 23 Guru memberikan tugas rumah (PR) √ 2 24 Guru memotivasi siswa √ 2 Skor Total 36 Skor Maksimal 48
Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 41.
57
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total aktivitas guru
adalah 36 dari skor maksimal 48 sehingga presentasenya 75 %.
3) Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
NO NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mohammad Hasan Qulakil Wahab
Teguh Nugroho
Evi Wulandari
Evita Kurniawati
Nana Indriyani
Siti Nurjanah
Trias Nilam Prabandani
Viny Yuyun W.
Arief Raka Wahyu Aditya
79
84
58
58
58
63
74
68
58
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
JUMLAH 600
Banyaknya siswa yang tuntas 4 orang
Banyaknya siswa yang tidak tuntas 5 orang
Persentase ketuntasan belajar 44 %
Rata – rata kelas 66,67
Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 33.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematika siswa pada siklus 1 adalah 66,67 dengan
ketuntasan belajar klasikal adalah 44 %.
4) Angket Sikap Siswa
No. Nama Siswa Skor
1 Hasan 9 2 Viny Yuyun W. 9 3 Evi Wulandari 7 4 Eva Kurniawati 8 5 Nana Indriyani 10
58
No. Pernyataan Persentase
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pembelajaran matematika, adalah pembelajaran yang ditunggu-tunggu. Pembelajaran matematika kali ini menarik Pembelajaran matematika kali ini mudah dipahami (jelas) Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga membosankan Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga menakutkan Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga oleh guru saja sudah mengasyikkan Pembelajaran matematika tidaklah sulit Pembelajaran matematika kali ini menjadikan banyak teman Pembelajaran matematika dengan alat peraga dan bekerja bersama-sama (kelompok) menyenangkan Kesempatan bisa menggunakan alat peraga sendiri dalam pelajaran matematika menyenangkan10
100,00%
88,89% 88,89%
77,78%
88,89%
100,00%
77,78% 77,78%
100,00%
66,67%
Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 43.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total angket sikap siswa
adalah 78 dari skor maksimal 90 sehingga presentasenya 86,67 %.
5) Angket Sikap Guru terhadap Pendampingan
No. Pernyataan SS S TS STS Skor
1 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan manfaat dalam mengembangkan rencana pembelajaran.
√ 4
2 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan tambahan wawasan
√ 3
6 Siti Nurjanah 9 7 Nilam 7 8 Nugroho 10 9 Raka 9
Total 78 Skor Maksimal 90 Persentase 86,67 %
59
dalam merancang pembelajaran inovatif sesuai tuntutan Kurikulum.
3 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi menyita waktu
√ 3
4 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi perlu dilanjutkan sebagai kegiatan rutin dalam pertemuan bulanan.
√ 3
5 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi membantu memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru.
√ 4
6 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi menghambat implementasi pembelajaran di Sekolah.
√ 4
7 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi tidak efektif.
√ 3
8 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memperjelas materi pembelajaran (konsep,prinsip) bagi guru.
√ 4
9 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memotivasi guru lain untuk bergabung.
√ 3
10 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi mengganggu program kegiatan sekolah.
√ 3
11 Umpan balik dari pendamping setelah pembelajaran tidak perlu. √ 4
12 Kehadiran pendamping dalam kelas mengganggu pembelajaran bagi guru dan siswa.
√ 3
Total Skor 41 Skor Maksimal 48
Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 45.
60
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total angket sikap guru
terhadap pendampingan adalah 41 dari skor maksimal 48 sehingga
presentasenya 85,42 %.
b. Siklus 2
Penelitian tindakan kelas pada siklus 2 dilaksanakan hari Selasa,
tanggal 13 Februari 2007 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran dengan
materi pokok Pecahan. Pembelajaran matematika pada siklus 2
memberikan hasil sebagai berikut.
1) Pengamatan Aktivitas Siswa
No. Aktivitas/Indikator Muncul Tidak Skor
1 Melakukan pengamatan terhadap beberapa contoh
√ 4
2 Memberikan contoh lain √ 3
3 Memberikan non contoh √ 2
4 Melakukan, misalnya menggunting, memotong, menjiplak, membalik dan membuat bangun-bangun geometri.
√ 4
5 Melakukan perhitungan sederhana atau secara algoritmik √ 3
6 Menerapkan prinsip/aturan secara rutin √ 3
7 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
√ 4
8 Mendengarkan dan menulis tentang matematika √ 3
9 Berdiskusi/kerja kelompok √ 4
10 Berpendapat atau bahkan menyanggah kawannya, juga bisa menyanggah gurunya
√ 3
61
11 Memanipulasi matematika dalam membuat generalisasi √ 4
12 Menyusun bukti √ 1
13 Menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika √ 2
14 Mengidentifikasi fakta atau informasi yang diberikan (apa yang diketahui), apa yang ditanyakan atau dibuktikan
√ 3
15 Menyusun model matematik dan menyelesaikannya untuk masalah nyata.
√ 1
16 Menjelaskan/menginterpretasikan hasil sesuai masalah
√ 3
17 Gembira dan merasakan kesenangannya √ 4
18 Memiliki perhatian dan minat dalam mempelajari matematika √ 4
19 Memiliki rasa ingin tahu √ 4
20 Memiliki sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah √ 4
Skor Total 63
Skor Maksimal 80 Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 40.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total aktivitas siswa
adalah 63 dari skor maksimal 80 sehingga presentasenya 78,75 %.
2) Pengamatan Guru
Muncul No Aktivitas guru Ya Tidak Skor
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan materi yang akan dikembangkan
√ 2
2. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran
√ 2
3. Guru melakukan apersepsi/ mengungkap materi prasyarat
√ 2
4. Guru menggunakan alat peraga yang sesuai.
√ 2
5. Guru menyajikan/mengenalkan √ 2
62
masalah yang konstektual kepada siswa
6. Guru memotivasi siswa √ 2
Kegiatan Inti
7. Guru memanfaatkan LKS √ 2
8. Guru meminta siswa bekerja kelompok
√ 2
9. Guru memberi petunjuk dengan jelas kegiatan yang harus dilakukan siswa
√ 2
10. Guru memanfaatkan alat peraga yang sesuai
√ 2
11. Guru memanfaatkan alat peraga yang benar
√ 2
12. Guru menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun
√ 2
13. Guru memotivasi siswa √ 2
14. Guru memberi umpan balik terhadap respon siswa √ 2
15. Guru antusias dalam melaksanakan pembelajaran √ 2
16. Guru memberi penguatan kepada siswa √ 1
17. Guru menyajikan kegiatan yang mengejutkan siswa. √ 1
18. Guru menyajikan/mengembangkan kemampuan memecahkan masalah/soal-soal.
√ 2
19. Dengan pertanyaan-pertanyaan guru menuntun siswa menemukan konsep/prinsip
√ 2
20. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya/menyampaikan pendapat/menanggapi pendapat siswa lain.
√ 2
Penutup
21 Guru bersama siswa membuat simpulan √ 2
22 Guru melakukan evaluasi √ 2
23 Guru memberikan tugas rumah (PR) √ 2
24 Guru memotivasi siswa √ 2
Skor Total 46
63
Skor Maksimal 48 Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 42.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total aktivitas guru
adalah 46 dari skor maksimal 48 sehingga presentasenya 95,83 %.
3) Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
NO NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mohammad Hasan Qulakil Wahab
Teguh Nugroho
Evi Wulandari
Evita Kurniawati
Nana Indriyani
Siti Nurjanah
Trias Nilam Prabandani
Viny Yuyun W.
Arief Raka Wahyu Aditya
70
100
94
94
70
85
94
100
58
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
JUMLAH 765
Banyaknya siswa yang tuntas 8 orang
Banyaknya siswa yang tidak tuntas 1 orang
Persentase ketuntasan belajar 88,89 %
Rata – rata kelas 85
Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 34.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematika siswa pada siklus 1 adalah 85 dengan
ketuntasan belajar klasikal adalah 88,89 %.
4) Angket Sikap Siswa
No. Nama Siswa Skor
1 Hasan 10 2 Viny Yuyun W. 10
64
3 Evi Wulandari 10 4 Eva Kurniawati 9 5 Nana Indriyani 9 6 Siti Nurjanah 9 7 Nilam 10 8 Nugroho 10 9 Raka 10
Total 87 Skor Maksimal 90 Persentase 96,67 %
No. Pernyataan Persentase
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pembelajaran matematika, adalah pembelajaran yang ditunggu-tunggu. Pembelajaran matematika kali ini menarik Pembelajaran matematika kali ini mudah dipahami (jelas) Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga membosankan Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga menakutkan Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga oleh guru saja sudah mengasyikkan Pembelajaran matematika tidaklah sulit Pembelajaran matematika kali ini menjadikan banyak teman Pembelajaran matematika dengan alat peraga dan bekerja bersama-sama (kelompok) menyenangkan Kesempatan bisa menggunakan alat peraga sendiri dalam pelajaran matematika menyenangkan
100,00%
88,89% 100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
77,78% 100,00%
100,00%
100,00%
Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 44.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total angket sikap siswa
adalah 87 dari skor maksimal 90 sehingga persentasenya 96,67 %.
5) Angket Sikap Guru terhadap Pendampingan
No. Pernyataan SS S TS STS Skor
1 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan manfaat dalam mengembangkan rencana
√ 3
65
pembelajaran. 2 Kegiatan Pendampingan bersama
tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan tambahan wawasan dalam merancang pembelajaran inovatif sesuai tuntutan Kurikulum.
√ 4
3 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi menyita waktu
√ 3
4 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi perlu dilanjutkan sebagai kegiatan rutin dalam pertemuan bulanan.
√ 4
5 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi membantu memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru.
√ 4
6 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi menghambat implementasi pembelajaran di Sekolah.
√ 4
7 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi tidak efektif.
√ 3
8 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memperjelas materi pembelajaran (konsep,prinsip) bagi guru.
√ 4
9 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memotivasi guru lain untuk bergabung.
√ 3
10 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi mengganggu program kegiatan sekolah.
√ 3
11 Umpan balik dari pendamping setelah pembelajaran tidak perlu.
√ 4
12 Kehadiran pendamping dalam kelas mengganggu pembelajaran bagi guru dan siswa.
√ 3
Total Skor 42
66
Skor Maksimal 48 Data lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 46.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa skor total angket sikap guru
terhadap pendampingan adalah 42 dari skor maksimal 48 sehingga
presentasenya 87,5 %.
Berdasarkan pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran baik siklus 1
maupun siklus 2, diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Hasil Pengamatan Siswa
Setelah diamati dan dicatat oleh guru pengamat/peneliti mengenai
keaktifan siswa diperoleh data seperti tampak pada gambar dibawah ini
(Lamp. 39 dan 40).
DIAGRAM 1 Hasil Pengamatan Siswa
0
1
2
3
4
5
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
Aktivitas Siswa
Sko
r Siklus 1Siklus 2
Kriteria : Kurang (skor 1) : 0 - 25 % siswa melakukan aktivitas
Cukup (skor 2) : 26 – 50 % siswa melakukan aktivitas
Baik (skor 3) : 51 - 75 % siswa melakukan aktivitas
67
Sangat Baik (skor 4) : 76 – 100 % siswa melakukan aktivitas
Keaktifan siswa pada siklus 1 mencapai 60 % (Lamp.39).
Keaktifan siswa pada siklus 2 mencapai 78,75 % (Lamp.40).
2. Hasil Pengamatan Guru
Setelah diamati dan dicatat oleh guru pengamat/peneliti tentang guru yang
diamati diperoleh data seperti tampak pada gambar dibawah ini (data dapat
dilihat pada Lamp.41 dan 42).
Kriteria : - Baik : 76 – 100 % guru melakukan aktivitas
- Cukup : 31 – 75 % guru melakukan aktivitas
- Kurang : 0 – 30 % guru melakukan aktivitas
0
20
40
60
80
100
Kurang Cukup Baik
DIAGRAM 2 Hasil Pengamatan Guru
Siklus 1Siklus 2
68
3. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Hasil tes kemampuan komunikasi matematika siklus 1 dan siklus 2
terhadap 9 siswa seperti tampak pada diagram 3 (Lamp.33 dan 34).
0
20
40
60
80
100
Tuntas Tidak Tuntas Nilai Rata-Rata
DIAGRAM 3 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Siklus 1Siklus 2
Kriteria: - Tuntas : nilai ≥ 70
- Tidak Tuntas : nilai < 70
4. Hasil Angket Sikap Siswa
DIAGRAM 4 Hasil Angket Sikap Siswa
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pernyataan ke-
Siklus 1Siklus 2
69
Hasil angket sikap siswa terhadap pembelajaran pada siklus 1 dan 2
tampak pada gambar diatas (Lamp.43 dan 44).
Kriteria : - Baik : 76 – 100 % siswa senang terhadap pembelajaran
- Cukup : 31 – 75 % siswa cukup senang terhadap pembelajaran
- Kurang : 0 – 30 % siswa kurang senang terhadap pembelajaran
5. Hasil Angket Sikap Guru Terhadap Pendampingan
Hasil angket sikap guru terhadap pendampingan pada siklus 1 dan 2
tampak pada gambar dibawah ini (Lamp.45 dan 46).
DIAGRAM 5Hasil Angket Sikap Guru Terhadap
Pendampingan
8484.5
8585.5
8686.5
8787.5
88
Siklus 1 Siklus 2
Kriteria : - Baik : 76 – 100 % guru senang terhadap pendampingan
- Cukup : 31 – 75 % guru cukup senang terhadap pendampingan
- Kurang : 0 – 30 % guru kurang senang terhadap pendampingan
70
B. Pembahasan
1. Siklus 1
Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan
pendekatan konstekstual yang terdiri konstruktivisme (constructivism),
menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection),
penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Pembelajaran dalam
penelitian ini menggunakan alat peraga sebagai ciri pembelajarannya.
Guru mengajarkan konsep KPK dengan menggunakan alat peraga
sebagai model matematika yang abstrak agar siswa lebih mudah untuk
memahami materi secara konkret. Hal ini sesuai dengan teori pemodelan
(modelling). Selain itu, guru juga menggunakan LKS. Dalam
pembelajaran, siswa bekerja kelompok (learning community) untuk
mengerjakan LKS dengan menggunakan alat peraga. Apabila siswa
merasa kesulitan, siswa bisa bertanya (questioning) kepada temannya atau
gurunya. Siswa juga bisa mencocokkan jawaban LKS dengan teman
sekelasnya ketika dibahas bersama (reflection).
Dalam penelitian ini juga ada pendampingan. Pendampingan dalam
penelitian ini berarti guru dan peneliti bersama-sama dalam merancang
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran hingga melakukan refleksi di
sekolah dimana guru bertugas. Mahasiswa sebagai pendamping dan yang
didampingi adalah guru kelas IV SDN Sekaran 2. Pendampingan
71
diupayakan untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar guru
yang didampingi dapat mengembangkan pembelajaran matematika dengan
KBK.
Pendamping berperan sebagai motivator. Dalam hal ini, pendamping
memberikan motivasi kepada guru untuk mengenali potensi dan
permasalahan sehingga dapat mengembangkan potensi tersebut untuk
memecahkan masalah. Selain itu, pendamping berperan sebagai fasilitator.
Dalam hal ini, pendamping membuat RP 1 yang sesuai dengan tuntutan
KBK dengan skenario pembelajaran yang operasional disertai tanya jawab
antara guru dan siswa, menyediakan alat peraga KPK dan LKS 1 yang
dikerjakan secara kelompok. Pendamping juga berperan sebagai
katalisator. Dalam hal ini, pendamping sebagai penghubung antara guru
dengan instansi yaitu jurusan matematika FMIPA UNNES.
Untuk hasil-hasil yang dapat diukur adalah sebagai berikut.
a. Aktivitas Siswa
Dari hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh presentasenya
60%. Hal ini berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
matematika cukup baik. Selama proses pembelajaran berlangsung,
siswa mengikuti dan memperhatikan pembelajaran dengan baik tetapi
masih ada beberapa siswa yang tidak paham dengan materi tersebut
sehingga ketika guru bertanya secara lesan masih ada siswa yang tidak
bisa menjawab.
72
Keberanian siswa dalam mempraktekkan alat peraga juga masih
kurang. Hal ini dapat dilihat ketika guru meminta siswa untuk maju ke
depan kelas mempraktekkan alat peraga KPK dalam memberikan
contoh kelipatan 2 dan 3. Hanya ada 3 orang siswa yang berani
mempraktekkan alat peraga di depan kelas.
Dari pengamatan peneliti, tidak semua siswa aktif berdiskusi dan
bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan soal dalam LKS.
Pengerjaan LKS didominasi oleh siswa yang pandai. Hanya ada 2
orang siswa yang belum aktif dalam berdiskusi.
Keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru
masih kurang. Hal ini dapat dilihat hanya ada 4 orang yang berani
bertanya ketika mengalami kesulitan dan ketidakpahaman materi
selama pembelajaran. Ketika guru mengajukan pertanyaan lesan,
hanya ada 4 siswa yang berani tunjuk jari untuk menjawab pertanyaan
guru.
Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya masih
kurang. Hal ini dapat dilihat dari pengerjaan latihan soal. Siswa diam
saja meskipun sudah selesai mengerjakan, hanya 3 orang siswa yang
berani tunjuk jari untuk mengerjakan latihan soal di depan kelas.
Pada siklus 1, guru tidak memberikan waktu yang jelas selama
pengerjaan LKS 1. Selain itu, guru tidak memberi kesempatan siswa
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok (LKS 1) di depan kelas.
LKS 1 dibahas bersama-sama dengan guru yang menjawab dan siswa
73
hanya mencocokkan. Hal itu dikarenakan waktu pembelajaran tinggal
sedikit sehingga tidak cukup jika siswa harus presentasi di depan kelas.
b. Aktivitas Guru
Dari hasil pengamatan guru diperoleh presentasenya 75 %. Hal
ini berarti aktivitas guru selama pembelajaran sudah baik. Hanya ada
beberapa kelemahan dan kekurangan guru selama pembelajaran.
Pada kegiatan pendahuluan, guru menyiapkan kondisi fisik kelas
dan menyampaikan tujuan/ indikator pembelajaran seperti dalam RP 1.
Selain itu, guru juga memberikan materi prasyarat sebagai apersepsi
dengan metode tanya jawab dan menggunakan peraga sedotan.
Kekurangan guru pada kegiatan ini adalah guru tidak mengajukan
masalah konstekstual.dan guru belum memanfaatkan alat peraga secara
maksimal.
Pada kegiatan inti, guru sudah memanfaatkan LKS dan bekerja
kelompok. Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari 3 siswa. Setiap kelompok mendapat alat peraga
KPK (kelompok) dan LKS 1. Guru berkeliling untuk memberikan
bantuan jika ada siswa/kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah
kelompok selesai mengerjakan LKS 1, guru membahas bersama
jawaban LKS 1 setiap kelompok. Guru tidak memberi kesempatan
kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kelompoknya ke depan
kelas. Guru juga belum memberi waktu yang cukup jelas untuk
pengerjaan LKS.
74
Pada kegiatan penutup, guru membuat kesimpulan, melakukan
evaluasi, memberikan tugas rumah dan memotivasi siswa. Dalam hal
ini, kegiatan penutup sudah dilakukan cukup baik oleh guru.
c. Kemampuan Komunikasi Matematika
Hasil tes siklus 1 yang terdapat di lampiran 33, nilai rata-rata
kemampuan komunikasi matematika kelas pada siklus 1 adalah 66,67
dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 44 %. Hal ini belum
mencapai indikator keberhasilan yaitu nilai rata-rata kemampuan
komunikasi matematika kelas ≥ 70 dengan ketuntasan belajar klasikal
75 % dari jumlah siswa. Karena nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematika dan persentase ketuntasan belajar kelas pada siklus 1
belum mencapai indikator keberhasilan maka perlu dilakukan siklus 2.
Nilai tertinggi untuk kemampuan komunikasi adalah 84 dan nilai
terendahnya adalah 58. Hal ini berarti kemampuan siswa tidak merata.
Dari pengamatan yang peneliti lakukan, ada beberapa siswa yang
memang belum paham tentang materi yang diajarkan guru dan siswa
tersebut tidak berani bertanya sehingga nilai kemampuan
komunikasinya masih rendah. Dari hasil pembelajaran, dalam
mengerjakan LKS sudah cukup baik. Namun kelemahannya adalah
pembagian kerja dalam mengerjakan LKS kurang merata. Pengerjaan
LKS masih didominasi oleh siswa yang pandai dalam kelompoknya.
Masih ada beberapa siswa yang pasif dalam kelompoknya. Pada
75
umumnya, kesalahan mengerjakan LKS terdapat pada pertanyaan
nomor 3 b.
Ada 2 kelompok yang tidak dapat menjawab dengan tepat karena
siswa kesulitan menggunakan alat peraga dengan kelipatan angka yang
besar. Usaha yang dilakukan guru adalah mengulang kembali
penjelasan dengan menggunakan alat peraga kemudian menghitung
kelipatan angka tanpa menggunakan alat peraga. Dalam hal ini siswa
masih sulit membuat generalisasi. Namun secara keseluruhan
kemampuan komunikasi siswa terhadap materi KPK sudah cukup baik.
Hal ini karena penggunaan alat peraga dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika. Selain tes dan LKS, kemampuan
komunikasi matematika siswa dapat dilihat pada aktivitas siswa.
d. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran
Dari hasil angket diperoleh presentasenya 86,67 %. Hasil ini
sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu sikap siswa terhadap
pembelajaran matematika ≥ 75 % adalah positif. Karena sikap siswa
86,67 % > 75 % maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa
mempunyai sikap positif terhadap pembelajaran matematika ini. Dari
3. Gunakan kertas lain untuk corat-coret kemudian jawablah pertanyaan berikut Jawab : a. Kelipatan persekutuan dari 5 dan 8 adalah ...., ....
b. Kelipatan persekutuan dari 6 dan 9 adalah ...., ....
76
10 pernyataan pada angket siswa, pernyataan ke-10 yang paling rendah
presentasenya (66,67%) yaitu kesempatan bisa menggunakan alat
peraga sendiri dalam pelajaran matematika menyenangkan. Hal itu
berarti hanya 6 siswa yang setuju kalau kesempatan menggunakan alat
peraga sendiri menyenangkan, sedangkan 3 siswa yang lain tidak
setuju. Pernyataan tersebut menjadi presentase yang paling rendah
dikarenakan siswa tidak terbiasa menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran matematika sehingga ketika ada kesempatan
menggunakan alat peraga maka ada beberapa siswa tidak senang.
Banyaknya siswa yang setuju lebih banyak daripada siswa yang tidak
setuju sehingga rata-rata siswa di kelas tersebut merasakan
kesenangannya bisa menggunakaan alat peraga dalam pelajaran
matematika. Untuk pernyataan yang lain hasil presentasenya sudah
baik.
e. Sikap Guru terhadap Pendampingan
Dari hasil angket diperoleh presentasenya 85,42 %. Dari hasil
tersebut berarti guru merespon cukup baik dengan adanya
pendampingan. Meskipun pada awalnya guru tidak senang, merasa
dianggap tidak bisa karena harus dibimbing peneliti yang dalam hal ini
adalah mahasiswa. Awalnya guru tidak mau mengajar justru peneliti
yang disuruh mengajar tapi karena telah diberi pengertian peneliti
tentang arti pendampingan, akhirnya guru pun setuju dan mau
mengajar sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah dibuat
77
peneliti (pendamping). Selama pelaksanaan pembelajaran KBK, guru
berusaha sebaik mungkin melaksanakan pembelajaran seperti dalam
RP 1.
2. Siklus 2
a. Aktivitas Siswa
Dari hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh presentasenya
78,75%. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus 2 ini lebih
meningkat dibandingkan siklus 1, hal inilah yang diharapkan oleh
peneliti. Kekurangan – kekurangan yang muncul pada siklus 1 sebisa
mungkin diperbaiki pada siklus 2. Guru berusaha memunculkan
aktivitas siswa yang belum muncul. Guru juga berusaha meningkatkan
aktivitas siswa yang sudah muncul pada siklus 1. Hampir semua
aktivitas siswa yang terdapat pada lembar aktivitas siswa muncul
dalam proses pembelajaran pada siklus 2. Ada 2 aktivitas yang belum
muncul, yaitu kegiatan menyusun bukti serta menyusun model
matematik dan menyelesaikannya untuk masalah nyata. Dalam
pembelajaran matematika pada siklus 2 ini, guru memang tidak
meminta siswa untuk menyusun bukti maupun menyusun model
matematik dan menyelesaikannya untuk masalah nyata. Hal itu terjadi
karena pada siklus 2 ini guru hanya menjelaskan dan mengenalkan
tentang konsep pecahan sehingga siswa tidak harus menyusun bukti.
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mengikuti dan
78
memperhatikan pembelajaran ini dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari
keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Pada siklus 2 ini,
hampir semua siswa berani tunjuk jari untuk menjawab pertanyaaan
guru secara langsung. Sedangkan untuk aktivitas siswa dalam
pengerjaan LKS 2, semua siswa aktif berdiskusi dan bekerja sama
dalam kelompok untuk menyelesaikan soal dalam LKS 2. Guru juga
memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil
kelompoknya di depan kelas.
b. Aktivitas Guru
Dari hasil pengamatan aktivitas guru diperoleh presentasenya
95,83 %. Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus 2 ini lebih
meningkat dibandingkan siklus 1. Guru berusaha memperbaiki dan
menambahkan aktivitas-aktivitas yang belum muncul pada siklus 1.
Semua indikator aktivitas guru muncul pada pembelajaran di siklus 2
ini. Hanya ada 2 aktivitas guru yang muncul dengan nilai cukup.
Aktivitas tersebut adalah guru memberi penguatan kepada siswa dan
guru menyajikan kegiatan yang mengejutkan siswa. Untuk kegiatan
yang mengejutkan siswa, guru hanya terpancang dalam LKS 2. Selain
itu, guru juga kurang memberi penguatan misalnya siswa menjawab
pertanyaan dengan benar. Guru cenderung sering memberi penguatan
kepada siswa yang pandai. Pada awal kegiatan inti, guru tidak
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RP yaitu pada saat guru
memotong kertas menjadi 2 bagian yang sama besar dan tidak
79
kemudian ditempel di papan gabus. Dalam RP 2, seharusnya yang
memotong kertas itu adalah siswa. Untuk indikator aktivitas guru yang
lain, guru sudah melakukan dengan baik mulai dari kegiatan
pendahuluan sampai kegiatan penutup. Ini merupakan hasil dari
adanya pendampingan. Dengan adanya pendampingan, guru dapat
termotivasi untuk melakukan pembelajaran matematika KBK dengan
bercirikan pendayagunaan alat peraga sehingga hasilnya pun sangat
baik. Hal ini sesuai dengan peran pendamping sebagai motivator.
c. Kemampuan Komunikasi Matematika
Hasil tes siklus 2 yang terdapat di lampiran 34, nilai rata-rata
kemampuan komunikasi matematika kelas pada siklus 2 adalah 85
dengan ketuntasan belajar klasikal adalah 88,89 %. Nilai rata-rata
kemampuan komunikasi matematika siswa mengalami peningkatan
dari siklus 1 ke siklus 2. Karena nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematika siswa adalah 85 > 70 dan ketuntasan belajar klasikal
88,89% > 75% sehingga dapat dikatakan bahwa pada siklus 2 sudah
mencapai indikator keberhasilan. Nilai tertinggi untuk kemampuan
komunikasi matematika adalah 100, sedangkan nilai terendahnya
adalah 58. Ternyata jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah
cukup besar tetapi hanya ada satu siswa yang nilainya kurang dari 70.
Siswa tersebut adalah Arief Raka Wahyu Aditya dengan nilai 58.
Siswa tersebut memang mempunyai kemampuan yang rendah. Hal itu
dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus 1. Nilainya tidak
80
mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Ini berarti secara
umum nilai siswa sudah baik, yang mendapat nilai diatas 70 ada 8
siswa dari 9 siswa sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa merata.
Dari hasil penelitian diatas menyatakan bahwa kemampuan
komunikasi matematika pada siklus 2 meningkat. Hal ini sesuai
dengan teori Piaget yang mengemukakan tiga prinsip utama
pembelajaran, yaitu (1) belajar aktif, (2) belajar lewat interaksi sosial,
dan (3) belajar lewat pengalaman sendiri. Dalam penelitian ini, siswa
belajar aktif dengan LKS dan alat peraga. Selain itu, siswa juga belajar
bekerja kelompok dengan siswa yang lain yang kelompoknya sudah
dibagi oleh gurunya. Dengan menggunakan alat peraga, siswa belajar
dengan pengalaman sendiri karena langsung menggunakan alat peraga
dengan cara mencoba-coba. Selain itu, ada teori Mandigers yang
menyatakan bahwa salah satu prinsip yang harus diperhatikan guru
agar anak mudah dan berhasil dalam belajar adalah prinsip peragaan.
Ada juga teori prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori
behavioristik yaitu pembelajaran dapat menimbulkan proses belajar
dengan baik bila (1) si belajar berpartisipasi secara aktif, (2) materi
disusun dalam bentuk unit-unit kecil dan diorganisir secara sistematis
dan logis, dan (3) tiap respon si pebelajar diberi balikan dan disertai
penguatan. Dalam penelitian ini, keaktifan siswa merupakan hal yang
paling utama (siswa berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran).
81
Guru juga menjelaskan materi yang diberikan kepada siswa secara
sistematis dan logis. Selain itu, guru juga memberi penguatan berupa
ucapan kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan
benar. Guru juga memberi umpan balik apabila siswa tidak bisa
menjawab dengan benar. Umpan balik tersebut adalah guru tidak
langsung menyalahkan jawaban siswa tetapi memberi kesempatan
kepada siswa lain untuk menjawab kemudian baru dibahas bersama-
sama. Jika siswa mendapat nilai tes tertinggi maka guru memberikan
hadiah. Hal itu juga sesuai dengan teori kerucut pengalaman belajar
yang menyatakan bahwa proses belajar akan mencapai hasil 90 %
apabila sudah mencapai tahap katakan dan lakukan. Dalam penelitian
ini, siswa aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru serta
melakukan peragaan dengan menggunakan alat peraga sehingga proses
belajar berhasil dan akibatnya nilai kemampuan komunikasi
matematika meningkat.
d. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran
Dari hasil angket diperoleh presentasenya 96,67 %. Hasil ini
sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu sikap siswa terhadap
pembelajaran matematika ≥ 75 % adalah positif. Sikap siswa terhadap
pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Karena
sikap siswa 96,67 % > 75 % maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata
siswa mempunyai sikap positif terhadap pembelajaran matematika ini.
82
Dari 10 pernyataan pada angket siswa, hampir semua persentasenya
tinggi. Pada siklus 2 ini, persentase yang paling rendah adalah 77,78%.
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek
berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Karena persentase
pernyataan yang paling rendah adalah 77,78 % > 75 % maka sesuai
dengan definisi sikap maka siswa menerima semua pernyataan yang
ada pada lembar angket sikap siswa. Artinya sikap siswa terhadap
pembelajaran matematika yang bercirikan pendayagunaan alat peraga
ini positif.
e. Sikap Guru terhadap Pendampingan
Dari hasil angket diperoleh presentasenya 87,5 %. Hasil ini
mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Sesuai dengan hasil
tersebut, berarti guru merespon baik dengan adanya pendampingan.
Guru berusaha sebaik mungkin melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan RP 2. Selain itu, guru juga menerima saran dan kritik
dari pendamping. Hal itu karena pendamping sudah melaksanakan
perannya yaitu sebagai motivator, fasilitator dan katalisator.
Pendamping berperan sebagai motivator. Dalam hal ini,
pendamping memberikan motivasi kepada guru untuk mengenali
potensi dan permasalahan sehingga dapat mengembangkan potensi
tersebut untuk memecahkan masalah. Selain itu, pendamping berperan
sebagai fasilitator. Dalam hal ini, pendamping membuat RP 2 yang
sesuai dengan tuntutan KBK dengan skenario pembelajaran yang
83
operasional disertai tanya jawab antara guru dan siswa, menyediakan
alat peraga Pecahan dan LKS 2 yang dikerjakan secara kelompok.
Pendamping juga berperan sebagai katalisator. Dalam hal ini,
pendamping sebagai penghubung antara guru dengan instansi yaitu
jurusan matematika FMIPA UNNES.
Secara umum dapat dikatakan bahwa dari siklus 1 ke siklus 2 ada
peningkatan yang cukup baik. Ini berarti bahwa pembelajaran matematika
KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga yang diterapkan dengan
pendampingan memberikan hasil sesuai yang diharapkan oleh peneliti.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari seluruh pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas IV SD
Negeri Sekaran 2, Kec.Gunungpati, Semarang dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga dan
pendampingan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika
siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 2 pada materi pokok KPK dan Pecahan
tahun pelajaran 2006/2007. Peningkatan kemampuan komunikasi
matematika ini terlihat dari adanya peningkatan hasil tes akhir pada setiap
siklus. Hasil tes akhir siklus 1, nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematika siswa 66,67 dengan ketuntasan belajar klasikal 44 %.
Sedangkan pada tes akhir siklus 2, nilai rata-rata kemampuan komunikasi
matematika siswa 85 dengan ketuntasan belajar klasikal 88,89 %.
2. Pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga dan
pendampingan dapat meningkatkan sikap siswa, sikap guru terhadap
pendampingan, aktivitas siswa dan aktivitas guru.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas
di kelas IV SD Negeri Sekaran 2 Kec.Gunungpati Semarang, peneliti
menyarankan :
85
1. Penggunaan pembelajaran KBK bercirikan pendayagunaan alat peraga
sebaiknya dikembangkan pada pokok bahasan yang lain untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.
2. Guru hendaknya menggunakan alat peraga klasikal dan alat peraga
kelompok dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih mudah
memahami materi secara konkret.
3. Meskipun penelitian tindakan kelas ini hanya sampai 2 siklus namun guru
hendaknya terus mengadakan penelitian selanjutnya agar kemampuan
komunikasi matematika siswa dapat lebih baik lagi.
86
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Asikin, M. 2001. Komunikasi Matematika dalam RME. Makalah Seminar.
Disajikan dalam Seminar Nasional RME di Universitas Sanata Darma Yogyakarta., 14-15 Nopember 2001.
Depdikas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dirjen Dikdasmen. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning). Jakarta :Depdiknas. Hidayah, Isti dkk. 2000. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika
Bercirikan Pendayagunaan Alat Peraga di SD. Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan Lembaga Penelitian UNNES.
_______________. 2006. Strategi Pelatihan Guru SD untuk Melaksanakan
Pembelajaran Matematika Kurikulum 2004 dengan Pemodelan VCD dan Pendampingan. Dalam Usulan Research Grant Program Due-Like Batch III Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang. Makhmudah, Siti. 2006. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa SMP Kelas VII semester II pada pokok bahasan Segiempat melalui model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw di SMPN 1 Demak.Skripsi.
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Muzaqi. 2007. Peran Pendampingan dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat. Laporan. http://www.damandiri.or.id/file/muzaqiunair.pdf
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang : UNM.
87
Poerwadarminta, W.J.S. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Sugiarto dan Isti Hidayah. 2005. Workshop Pendidikan Matematika 1. Semarang:
UNNES. _____________________. 2007. Pemanfaatan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika di SD/MI. Semarang: UNNES. Sugeng dkk. 2004. Matematika Sekolah Dasar Kelas IV. Semarang: Pemerintah
Kota Semarang. Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA UPI. Suhito. 1986. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remidial.
Semarang:UNNES. Suyati dan M. Khafid Kasri. 2003. Matematika SD Penekanan pada Berhitung
Jilid 4B. Jakarta: Erlangga. Suyitno, Amin. 2004.Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.
Semarang: UNNES. _____________. 2007. Hand-Out Pendidikan Matematika I. Semarang : UNNES. _____________. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian TIndakan Kelas untuk
Penyusunan Skripsi. Semarang : UNNES. Suwito, Uwar. 1989. Komunikasi Untuk Pembangunan. Yogyakarta: IKIP. Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 1995. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta. Utari-Sumarmo. 2004. Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah disajikan pada Pelatihan Guru Matematika di Jurusan Matematika ITB. April 2004.
www.ekofeum.or.id/artikel.php?cid=51
88
DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV SDN SEKARAN 02
NO NAMA SISWA JENIS KELAMIN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mohammad Hasan Qulakil Wahab
Teguh Nugroho
Evi Wulandari
Evita Kurniawati
Nana Indriyani
Siti Nurjanah
Trias Nilam Prabandani
Viny Yuyun W.
Arief Raka Wahyu Aditya
L
L
P
P
P
P
P
P
L
Lampiran 1
89
SOAL UJI COBA INSTRUMEN
SIKLUS 1
Nama : ……………
No.Absen : ……………
Kerjakan soal-soal dibawah ini!
1. Bilangan kelipatan 4 adalah .....
Bilangan kelipatan 5 adalah ....
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 5 adalah ....
2. Bilangan kelipatan 5 adalah....
Bilangan kelipatan 6 adalah ....
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 6 adalah ....
3. KPK dari 12 dan 18 adalah ....
4. Ani sedang sakit flu. Setiap hari ia harus minum obat setiap 6 jam
sekali. Selain itu, ia juga harus minum vitamin setiap 8 jam sekali. Jika
ia minum obat dan vitamin itu sekarang, maka berapa jam lagikah ia
kembali minum obat dan vitamin itu bersamaan?
Lampiran 2
90
KUNCI JAWABAN UJI COBA INSTRUMEN
SIKLUS 1
1. Bilangan kelipatan 4 adalah 4,8,12,16,20,24,28,32,36,40
Bilangan kelipatan 5 adalah 5,10,15,20,25,30,35,40
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 5 adalah 20,40
2. Bilangan kelipatan 5 adalah 5,10,15,20,25,30,35,40,45,50,55,60
Bilangan kelipatan 6 adalah 6,12,18,24,30,36,42,48,54,60
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 6 adalah 30,60
3. Bilangan kelipatan 12 adalah 12,24,36,48,60,72
Bilangan kelipatan 18 adalah 18,36,54,72
KPK dari 12 dan 18 adalah 36.
4. Bilangan kelipatan 8 adalah 8,16,24,32,40,48,56
Bilangan kelipatan 6 adalah 6,12,18,24,30,36,42,48,54
KPK dari 8 dan 6 adalah 24.
Jadi Ani minum obat dan vitamin itu bersamaan lagi setelah 24 jam
dari sekarang.
Lampiran 3
91
PEDOMAN PENILAIAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN
SIKLUS 1
A. Skor
a. Nomor 1 dan 2
1. Tidak dikerjakan/dikerjakan, jawaban salah skor 0
2. Dikerjakan setiap bagian tidak lengkap, jawaban benar skor 1
3. Dikerjakan setiap bagian, jawaban benar skor 2
4. Dikerjakan semua jawaban benar skor 6
b. Nomor 3
1. Tidak dikerjakan/dikerjakan, jawaban salah skor 0
2. Dikerjakan tidak menggunakan cara, jawaban benar skor 2
3. Dikerjakan dengan menggunakan cara, jawaban benar skor 3
c. Nomor 4
1. Tidak dikerjakan/dikerjakan, jawaban salah skor 0
2. Dikerjakan tidak menggunakan cara, jawaban benar skor 2
3. Dikerjakan dengan menggunakan cara, jawaban benar skor 4
Total Skor = 6 + 6 + 3 + 4 = 19
B. Nilai
Nilai = X 100
Contoh: Jumlah skor Eka = 17
Lampiran 4
Jumlah Skor Siswa
Total Skor
Jumlah Skor Eka
92
Nilai Hasan = X 100 = 1917 X 100 = 89.
DATA NILAI TES UJI COBA SOAL INSTRUMEN SIKLUS 1
NO. NAMA SISWA KODE NILAI TES UJI COBA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Eka Ristiyani
Wahyu Candra Pamsudi
Lina Dewi L.
Yusuf Duhriyanto
Boby Putra Pratama
Arif Pratama
Putri Sekarwati
Dizki Riski A.
Samsul Muarif
Mega Karisma
Supriatin A.S.
Istikomah
Nuryanti
Bayu Tandio
Randi Pratama
Sarifudin Fatur
Lisa Dwi Putrianti
Belinda M.H.
Kansa Azizah
Siti Isni Anisa
Umi Maghfiroh
Dwi Arum Kusuma
Bimo Adi S.
KPK-1
KPK-2
KPK-3
KPK-4
KPK-5
KPK-6
KPK-7
KPK-8
KPK-9
KPK-10
KPK-11
KPK-12
KPK-13
KPK-14
KPK-15
KPK-16
KPK-17
KPK-18
KPK-19
KPK-20
KPK-21
KPK-22
KPK-23
89
74
89
89
53
95
79
74
79
79
74
95
95
79
89
74
89
89
84
89
84
84
58
Lampiran 5 Total Skor
93
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Arnik Wijayanti
Arif Widodo
Candra Adi
Soni Darmawan
Frindi Kumiawati
Musid Tsami Ali
Adi Yuda Hanindra
Rizkia Nada SP
Adi Nugro
Nur Isna Sri
Gita Hindrawati
P.Diah Ningrum
Ratri Nur Arifah
Silvyana Putri Ilma Ilham
Eka Meia Putri
M. Musa Ibrahim
Pra Andhika
Rizky R.
KPK-24
KPK-25
KPK-26
KPK-27
KPK-28
KPK-29
KPK-31
KPK-32
KPK-33
KPK-34
KPK-35
KPK-36
KPK-37
KPK-38
KPK-39
KPK-41
KPK-42
KPK-43
79
89
89
79
89
63
79
100
74
79
89
68
68
84
95
89
100
89
94
SOAL UJI COBA INSTRUMEN
SIKLUS 2
Nama : ………………
No.absen : ………………
1. Perhatikan gambar dibawah ini!
(i) (ii) (iii)
a. Daerah yang berwarna kuning menyatakan pecahan berapa?
(i) …… (ii) …… (iii) …..
b. Daerah yang tidak berwarna menyatakan pecahan berapa?
(i) …… (ii) …… (iii) …..
2. Perhatikan gambar dibawah ini!
a. Apakah bagian merah menyatakan pecahan 21 ?
b. Apakah bagian kuning menyatakan pecahan21 ? .
c. Apakah bagian hijau menyatakan pecahan21 ?
3. Arsirlah gambar dibawah ini sehingga menyatakan pecahan
a. 41 b.
62
Lampiran 6
95
4. Nina mengundang 8 orang teman untuk menghadiri pesta ulang tahunnya. Kue
ulang tahun Nina berbentuk persegi panjang. Kue tersebut dibagi menjadi 8
bagian sama besar. Ternyata yang datang pada pesta ulang tahun Nina ada 6
orang.
a. Berapa bagian kue ulang tahun Nina yang tersisa setelah setiap temannya
mendapat 1 bagian kue?
b. Coba gambarkan kue ulang tahun Nina dan arsirlah sisa kue!
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN
SIKLUS 2
1. a. (i) (ii) (iii)
b. (i) (ii) (iii)
2. a. Ya
b. Tidak
c. Ya
3. a. b.
4. a. Diketahui : 1 kue dibagi menjadi 8 bagian sama besar
Yang datang ke pesta ulang tahun Nina ada 6 orang
Ditanya : Berapa bagian kue ulang tahun Nina yang tersisa setelah
setiap temannya mendapat 1 bagian kue?
42
41
43
43
42
41
41
62
Lampiran 7
96
Jawab : Kue ulang tahun Nina yang diberikan kepada temannya
sebanyak 6 bagian kue. Sisa kue ulang tahun Nina = 8
bagian – 6 bagian = 2 bagian kue.
b.
PEDOMAN PENSKORAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN
SIKLUS 2
A. Skor
a. Nomor 1.a, 1.b dan 2
1. Tidak dikerjakan sama sekali skor 0
2. Dikerjakan setiap bagian, jawaban salah skor 1
3. Dikerjakan setiap bagian, jawaban benar skor 3
4. Dikerjakan semua, jawaban benar skor 9
b. Nomor 3 dan 4
1. Tidak dikerjakan sama sekali skor 0
2. Dikerjakan setiap bagian, jawaban salah skor 1
3. Dikerjakan setiap bagian, jawaban benar skor 3
4. Dikerjakan semua, jawaban benar skor 6
Total skor = 9 + 9 + 9 + 6 + 6 = 39.
B. Nilai
Nilai = X 100
Lampiran 8
Jumlah Skor Siswa
Total Skor
97
Contoh: Jumlah skor Eka = 34
Nilai Hasan = X 100 = 3934 X 100 = 87.
DATA NILAI TES UJI COBA SOAL INSTRUMEN SIKLUS 2
NO. NAMA SISWA KODE NILAI TES UJI COBA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Eka Ristiyani
Wahyu Candra Pamsudi
Lina Dewi L.
Yusuf Duhriyanto
Boby Putra Pratama
Arif Pratama
Putri Sekarwati
Dizki Riski A.
Samsul Muarif
Mega Karisma
Supriatin A.S.
Istikomah
Nuryanti
Bayu Tandio
Randi Pratama
Sarifudin Fatur
Lisa Dwi Putrianti
Belinda M.H.
Kansa Azizah
Siti Isni Anisa
PEC-1
PEC-2
PEC-3
PEC-4
PEC-5
PEC-6
PEC-7
PEC-8
PEC-9
PEC-10
PEC-11
PEC-12
PEC-13
PEC-14
PEC-15
PEC-16
PEC-17
PEC-18
PEC-19
PEC-20
87
74
100
67
90
90
90
95
90
82
100
74
79
74
100
56
90
100
90
64
Lampiran 9 Jumlah Skor Hasan
Total Skor
98
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Umi Maghfiroh
Dwi Arum Kusuma
Bimo Adi S.
Arnik Wijayanti
Arif Widodo
Candra Adi
Soni Darmawan
Frindi Kumiawati
Musid Tsami Ali
Adi Yuda Hanindra
Rizkia Nada SP
Adi Nugro
Nur Isna Sri
Gita Hindrawati
P.Diah Ningrum
Ratri Nur Arifah
Silvyana Putri Ilma Ilham
Eka Meia Putri
M. Musa Ibrahim
Pra Andhika
Rizky R.
PEC-21
PEC-22
PEC-23
PEC-24
PEC-25
PEC-26
PEC-27
PEC-28
PEC-29
PEC-31
PEC-32
PEC-33
PEC-34
PEC-35
PEC-36
PEC-37
PEC-38
PEC-39
PEC-41
PEC-42
PEC-43
82
100
97
87
100
97
82
77
85
28
100
87
95
100
46
28
69
85
64
95
82
99
Lampiran 10 99
Skor1 2 3 4 Total (Y)
6 6 3 41 KPK-1 6 6 1 4 17 289 36 36 1 16 102 102 17 682 KPK-2 6 6 1 1 14 196 36 36 1 1 84 84 14 143 KPK-3 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 514 KPK-4 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 515 KPK-5 4 4 1 1 10 100 16 16 1 1 40 40 10 106 KPK-6 6 6 2 4 18 324 36 36 4 16 108 108 36 727 KPK-7 6 6 2 1 15 225 36 36 4 1 90 90 30 158 KPK-8 6 6 1 1 14 196 36 36 1 1 84 84 14 149 KPK-9 6 6 2 1 15 225 36 36 4 1 90 90 30 15
10 KPK-10 6 6 2 1 15 225 36 36 4 1 90 90 30 1511 KPK-11 6 6 1 1 14 196 36 36 1 1 84 84 14 1412 KPK-12 6 6 2 4 18 324 36 36 4 16 108 108 36 7213 KPK-13 6 6 3 3 18 324 36 36 9 9 108 108 54 5414 KPK-14 6 6 2 1 15 225 36 36 4 1 90 90 30 1515 KPK-15 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 5116 KPK-16 6 6 1 1 14 196 36 36 1 1 84 84 14 1417 KPK-17 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 5118 KPK-18 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 5119 KPK-19 6 6 3 1 16 256 36 36 9 1 96 96 48 1620 KPK-20 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 5121 KPK-21 6 6 1 3 16 256 36 36 1 9 96 96 16 4822 KPK-22 6 6 1 3 16 256 36 36 1 9 96 96 16 4823 KPK-23 6 3 1 1 11 121 36 9 1 1 66 33 11 1124 KPK-24 6 6 2 1 15 225 36 36 4 1 90 90 30 1525 KPK-25 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 5126 KPK-26 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 5127 KPK-27 6 6 2 1 15 225 36 36 4 1 90 90 30 1528 KPK-28 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 5129 KPK-29 6 4 1 1 12 144 36 16 1 1 72 48 12 1230 KPK-31 6 6 2 1 15 225 36 36 4 1 90 90 30 1531 KPK-32 6 6 3 4 19 361 36 36 9 16 114 114 57 7632 KPK-33 6 6 1 1 14 196 36 36 1 1 84 84 14 1433 KPK-34 6 6 2 1 15 225 36 36 4 1 90 90 30 1534 KPK-35 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 5135 KPK-36 3 6 3 1 13 169 9 36 9 1 39 78 39 1336 KPK-37 3 6 3 1 13 169 9 36 9 1 39 78 39 1337 KPK-38 6 6 1 3 16 256 36 36 1 9 96 96 16 4838 KPK-39 6 6 3 3 18 324 36 36 9 9 108 108 54 5439 KPK-41 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 5140 KPK-42 6 6 3 4 19 361 36 36 9 16 114 114 57 7641 KPK-43 6 6 2 3 17 289 36 36 4 9 102 102 34 51
Jumlah 238 239 77 90 644 10282 1402 1409 163 252 3766 3787 1236 149356644 57121 5929 8100
rxy 0,4741 0,642 0,48 0,833
No. Nama No. Soal
valid
Y2
TABEL ANALISIS BUTIR SOAL URAIAN MATERI KPK
Skor Maksimal
Val
idita
s
Kriteria valid valid valid
21X 2
2X 23X 2
4X
( )2∑ X
YX 1 YX 2 YX3 YX 4
100
N gagal 2 1 12 19TK(%) 4,878 2,439 29,27 46,34Kriteria Mudah Mudah Sedang SedangMH 6 6 2,273 3,455ML 5,8182 5,364 1,364 1
0 0 4,182 2,72716,182 12,55 2,545 0
t 1,8962 1,884 3,676 15,59Kriteria sign sign sign signvarians 0,4985 0,385 0,449 1,328 2,6603var total 4,0607r11 0,4598rtabel 0,308Kriteria reliabel
TK
Day
a Pe
mbe
daR
elia
bilit
as
21x22x
111
Skor1.a 1.b 2 3 4 Total
(Y)9 9 9 6 6
1 PEC-1 9 9 9 3 4 34 1156 81 81 81 9 16 306 306 306 102 1362 PEC-2 9 3 9 6 2 29 841 81 9 81 36 4 261 87 261 174 583 PEC-3 9 9 9 6 6 39 1521 81 81 81 36 36 351 351 351 234 2344 PEC-4 7 3 9 6 1 26 676 49 9 81 36 1 182 78 234 156 265 PEC-5 9 9 9 6 2 35 1225 81 81 81 36 4 315 315 315 210 706 PEC-6 9 9 9 6 2 35 1225 81 81 81 36 4 315 315 315 210 707 PEC-7 9 9 9 6 2 35 1225 81 81 81 36 4 315 315 315 210 708 PEC-8 9 9 9 6 4 37 1369 81 81 81 36 16 333 333 333 222 1489 PEC-9 9 9 9 6 2 35 1225 81 81 81 36 4 315 315 315 210 70
10 PEC-10 9 7 6 6 4 32 1024 81 49 36 36 16 288 224 192 192 12811 PEC-11 9 9 9 6 6 39 1521 81 81 81 36 36 351 351 351 234 23412 PEC-12 4 4 9 6 6 29 841 16 16 81 36 36 116 116 261 174 17413 PEC-14 9 3 9 6 4 31 961 81 9 81 36 16 279 93 279 186 12414 PEC-15 7 3 9 6 4 29 841 49 9 81 36 16 203 87 261 174 11615 PEC-16 9 9 9 6 6 39 1521 81 81 81 36 36 351 351 351 234 23416 PEC-17 1 1 9 6 5 22 484 1 1 81 36 25 22 22 198 132 11017 PEC-18 9 6 9 6 5 35 1225 81 36 81 36 25 315 210 315 210 17518 PEC-19 9 9 9 6 6 39 1521 81 81 81 36 36 351 351 351 234 23419 PEC-20 9 9 6 6 5 35 1225 81 81 36 36 25 315 315 210 210 17520 PEC-21 3 3 9 6 4 25 625 9 9 81 36 16 75 75 225 150 10021 PEC-22 9 3 9 6 5 32 1024 81 9 81 36 25 288 96 288 192 16022 PEC-23 9 9 9 6 6 39 1521 81 81 81 36 36 351 351 351 234 23423 PEC-24 9 9 9 6 5 38 1444 81 81 81 36 25 342 342 342 228 19024 PEC-25 9 9 9 6 1 34 1156 81 81 81 36 1 306 306 306 204 3425 PEC-26 9 9 9 6 6 39 1521 81 81 81 36 36 351 351 351 234 23426 PEC-27 9 9 9 6 5 38 1444 81 81 81 36 25 342 342 342 228 19027 PEC-28 9 9 9 3 2 32 1024 81 81 81 9 4 288 288 288 96 6428 PEC-29 9 4 9 6 2 30 900 81 16 81 36 4 270 120 270 180 6029 PEC-30 9 9 6 6 3 33 1089 81 81 36 36 9 297 297 198 198 9930 PEC-31 2 2 3 2 2 11 121 4 4 9 4 4 22 22 33 22 2231 PEC-32 9 9 9 6 6 39 1521 81 81 81 36 36 351 351 351 234 23432 PEC-33 9 9 9 6 1 34 1156 81 81 81 36 1 306 306 306 204 3433 PEC-34 9 9 9 6 4 37 1369 81 81 81 36 16 333 333 333 222 14834 PEC-35 9 9 9 6 6 39 1521 81 81 81 36 36 351 351 351 234 23435 PEC-36 2 2 4 4 6 18 324 4 4 16 16 36 36 36 72 72 10836 PEC-37 2 2 2 0 5 11 121 4 4 4 0 25 22 22 22 0 5537 PEC-38 9 2 9 6 1 27 729 81 4 81 36 1 243 54 243 162 2738 PEC-39 9 9 6 6 3 33 1089 81 81 36 36 9 297 297 198 198 9940 PEC-41 2 2 9 6 6 25 625 4 4 81 36 36 50 50 225 150 15041 PEC-42 9 9 9 6 4 37 1369 81 81 81 36 16 333 333 333 222 14842 PEC-43 9 2 9 6 6 32 1024 81 4 81 36 36 288 64 288 192 192
318 268 339 228 165 1318 44344 2732 2140 2927 1334 789 10826 9322 11230 7564 5402
1E+05 71824 1E+05 51984 27225rxy 0,833 0,8072 0,672 0,6494 0,19696
tidak validKriteria
Lampiran 11
valid valid
No Nama Y2No. Soal
Skor Maksimal
validvalidVal
idita
s
TABEL ANALISIS BUTIR SOAL URAIAN MATERI PECAHAN
21X 2
2X 23X 2
4X
( )2∑ X
YX 1 YX2 YX 3 YX 425X YX 5
112
N gagal 7 14 3 4 14TK(%) 17,07 34,146 7,317 9,7561 34,1463Kriteria Mudah Sedang Mudah Mudah SedangMH 9 9 9 6 5,63636ML 4,364 2,4545 7,364 4,9091 3,8182
0 0 0 0 4,5454592,55 6,7273 80,55 42,909 39,6364
t 5,055 26,468 1,912 1,7467 2,86888Kriteria sign sign sign sign signvarians 6,477 9,4682 3,026 1,6121 3,04819 20,583var total 48,17r11 0,716rtabel 0,308Kriteria reliabel
Rel
iabi
litas
TK
Day
a Pe
mbe
da
21x22x
113
HASIL ANALISIS UJICOBA SOAL URAIAN MATERI PECAHAN
No.Soal Validitas Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda Reliabilitas Keterangan
1.a
1.b
2
3
4
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
114
RENCANA PEMBELAJARAN 01
Nama Sekolah : SD Negeri Sekaran 2
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/I
Standar Kompetensi : Menentukan sifat-sifat operasi hitung,
faktor, kelipatan bilangan bulat dan pecahan,
serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
Materi Pokok : Kelipatan dan faktor bilangan
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Kompetensi Dasar
Menggunakan faktor dan kelipatan bilangan dalam pemecahan masalah.
B. Hasil Belajar
1. Mengenal kelipatan dan faktor bilangan.
2. Menyelesaikan masalah Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB).
C. Indikator
1. Siswa dapat menentukan kelipatan suatu bilangan.
2. Siswa dapat menentukan kelipatan persekutuan dua bilangan.
3. Siswa dapat menentukan KPK dari dua buah bilangan.
D. Sarana Pembelajaran
Sumber Materi
1. Buku Pelajaran Matematika kelas IV SD terbitan PEMKOT Semarang
2. Buku Pelajaran Matematika 4 terbitan Tiga Serangkai.
Alat dan Bahan
1. Alat peraga KPK (untuk klasikal)
2. Alat peraga KPK ( untuk kelompok )
3. Sedotan
4. Charta 1
Lampiran 12
115
E. Langkah-langkah Pembelajaran
Wkt BKP Tahapan Pembelajaran Alat
Bantu
10’
Klasikal,
tanya jawab
dan
pemberian
tugas
Kegiatan Awal
1. Guru menyiapkan kondisi fisik kelas.
2. Guru menyampaikan materi pokok dan
indikator/tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pembelajaran ini.
3. Guru melakukan apersepsi untuk
mengingatkan kembali pengetahuan
prasyarat bagi siswa dengan metode tanya
jawab dengan menggunakan peraga
sedotan.
Guru memegang beberapa bendel sedotan.
Setiap bendel terdiri dari lima sedotan,
kemudian guru bertanya pada salah
seorang siswa “ Satu bendel terdiri dari 5
sedotan, bagaimana jika dua bendel ?”
(10)
“Jika 3 bendel ?”
(15)
“Bagus”, (bagi siswa yang menjawab
dengan benar segera diberi penguatan).
Selanjutnya guru bertanya “ Bagaimana
cara menghitungnya ?” (guru kemudian
menunjuk salah satu siswa untuk
menjawab)
(10 = 5 + 5)
“Bagaimana dengan 15 ? (guru kemudian
menunjuk siswa lain untuk menjawab)
(15 = 5 + 5 + 5)
“Ya, bagus sekali”. Kemudian guru
Peraga
Sedotan
116
10’
bertanya, “Sekarang, kalau kita
menghitung banyaknya sedotan dalam satu
bendel, dua bendel, tiga bendel, empat
bendel, dan seterusnya, bilangan berapa
saja yang kalian peroleh?”
(5,10,15,20,…..)
“Nah, apa yang kalian dapat simpulkan
dari bilangan-bilangan itu?”
(bilangan tersebut merupakan kelipatan 5)
“Bagus”, guru kembali memberi penguatan
kepada siswa yang berhasil menjawab
dengan benar.
4. Guru mengajukan masalah kontekstual
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memikirkan penyelesaiannya,
tetapi penyelesaian akhir dibahas pada
akhir kegiatan ini.
Kegiatan Inti
Menentukan kelipatan dari suatu bilangan
dengan serangkaian pertanyaan sbb:
1) ... x 5 = 5, dan 5 disebut ........... dari 5
... x 5 = .... , dan... disebut ........... dari 5
2) Berapa sajakah kelipatan dari 5?
Jawab ................
Charta 1
Papan
tulis,
kapur
Sebagai warga yang baik Pak Andi dan Pak Rusli rajin untuk melaksanakan ronda (berjaga malam). Pak Andi bertugas setiap 4 hari sekali dan Pak Rusli setiap 3 hari sekali. Pada tanggal 5 Agustus mereka ronda bersama-sama yang pertama, pada tanggal berapa mereka ronda bersama- sama lagi untuk yang kedua dan ketiga?
117
20’
Guru
melakukan
tanya jawab
Guru
mendemon-
strasikan
alat peraga
Apakah 30 kelipatan dari 6? Mengapa?
Apakah 21 kelipatan dari 4? Mengapa?
Menentukan kelipatan persekutuan dari
dua bilangan, dengan serangkaian
pertanyaan sbb:
1. Guru meletakkan alat peraga KPK.
Usahakan alat peraga tersebut dapat dilihat
oleh seluruh siswa
2. Guru membagikan alat peraga KPK (untuk
kelompok).
3. Guru bertanya berapakah kelipatan dari 3
yang kurang dari 20?
Siswa menjawab, sambil meletakkan
manik-manik yang berwarna merah pada
tempat yang sesuai (jawab 3, 6, 9, 12, 15,
18)
4. Guru kembali bertanya berapakah kelipatan
dari 2 yang kurang dari 20?
Siswa menjawab, sambil meletakkan
manik-manik yang berwarna biru pada
tempat yang sesuai (jawab 2, 4, 6, 8, 10,
12, 14, 16, 18)
5. Perhatikanlah bahwa pada lidi nomor 6
memuat manik-manik, apa artinya?
(6 kelipatan 3 dan juga kelipatan 2). Apa
nama lain dari kalimat tersebut? (6
kelipatan 3 dan juga kelipatan 2). Apa
nama lain dari kalimat tersebut? (6
kelipatan persekutuan dari 3 dan 2)
6. Apa sajakah kelipatan persekutuan dari 3
dan 2? (jawab 6, 18 dan seterusnya).
7. Guru meminta salah satu siswa untuk
Alat
peraga
KPK
118
20’
Guru
melakukan
tanya jawab,
peragaan
dan membe-
ri kesempa-
tan pada
siswa untuk
mengerja-
kan LKS
menulis di papan tulis
Kelipatan 2 = .............
Kelipatan 3 = .............
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 = .....
8. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan latihan tentang
menentukan kelipatan persekutuan dua
bilangan secara berkelompok (Gunakan
LKS), kemudian menawarkan kepada salah
satu wakil kelompok untuk
mempresentasikan hasilnya.
Menentukan Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dua buah bilangan
1. Dengan menggunakan metode tanya jawab,
siswa diarahkan untuk memahami tentang
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dua
bilangan.
Contoh 1
Tentukan KPK dari 2 dan 3?
Penyelesaian:
Sambil meletakkan manik-manik pada lidi
yang sesuai, siswa dibimbing untuk
menjawab pertanyaan berikut:
Kelipatan 2 = .........................................
(Jawab : 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, ....)
Kelipatan 3 =..........................................
(Jawab : 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, ..........)
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah..
(Jawab 6, 12, 18, ...)
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari
2 dan 3 adalah 6
Papan
tulis,
kapur
LKS
Papan
tulis,
kapur
119
F. Evaluasi (terlampir)
Semarang, 11 Oktober 2006
Guru Kelas IV Peneliti
Sulastri Noor Istiqomah
NIP.500109066 NIM.4101403005
2. Guru membahas masalah konstekstual
yang diketengahkan pada awal
pembelajaran.
3. Guru memberikan beberapa soal latihan,
dapat diambil dari buku siswa dengan
nomor item yang sudah dipersiapkan atau
dari soal yang telah dipersiapkan oleh guru
sebelumnya (semua soal yang akan
disajikan hendaknya telah diketahui
jawabannya oleh guru) sekaligus dapat
sebagai evaluasi.
20’
Diskusi
antara guru
dan siswa
Kegiatan Penutup
1. Guru membimbing siswa untuk
mengetengahkan ringkasan materi yang
telah disampaikan secara verbal.
2. Guru memberikan evaluasi.
3. Guru memberikan beberapa soal kepada
siswa sebagai tugas rumah.
120
CHARTA 1
Lampiran 13
Sebagai warga yang baik, Pak Andi dan Pak Rusli
rajin untuk melaksanakan ronda (berjaga
malam). Pak Andi bertugas setiap 3 hari sekali
dan Pak Rusli bertugas setiap 4 hari sekali. Pada
tanggal 5 Agustus mereka ronda bersama-sama
yang pertama, pada tanggal berapa mereka
ronda bersama-sama lagi untuk yang kedua dan
ketiga?
121
Kerjakan soal-soal di bawah ini secara kelompok dalam waktu 15 menit
Lampiran 14
NAMA KELOMPOK: Ketua : ................................. Anggota : 1. ............................. 2. ............................. 3. .............................
1. Tulislah kelipatan persekutuan dari 4 dan 6?
Jawab : Kelipatan dari 4 : .............................................................................. Kelipatan dari 6 : .............................................................................. Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6: ..., ..., ....
2. Tulislah kelipatan persekutuan dari 5 dan 10?
Jawab : Kelipatan dari 5 : .............................................................................. Kelipatan dari 10 : ............................................................................ Kelipatan persekutuan dari 5 dan 10: ..., ..., ....
3. Gunakan kertas lain untuk corat-coret kemudian jawablah pertanyaan berikut Jawab : a. Kelipatan persekutuan dari 5 dan 8 adalah ...., ....
b. Kelipatan persekutuan dari 6 dan 9 adalah ...., ....
122
KUNCI JAWABAN LKS 01
1. Kelipatan dari 4 adalah 4,8,12,16,20,24,28,32,36,40,44,48
Kelipatan dari 6 adalah 6,12,18,24,30,36,42,48,54,60
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 6 adalah 12,24,36,48
2. Kelipatan dari 5 adalah 5,10,15,20,25,30,35,40,45
Kelipatan dari 10 adalah 10,20,30,40,50,60
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 10 adalah 10,20,30,40
3 a. Kelipatan dari 5 adalah 5,10,15,20,25,30,35,40,45,50,55,60,65,70,75,80
Kelipatan dari 8 adalah 8,16,24,32,40,48,56,64,72,80
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 8 adalah 40,80
b. Kelipatan dari 6 adalah 6,12,18,24,30,36,42,48,54,60,66,72,78,84,90,96,
102,108.
Kelipatan dari 9 adalah 9,18,27,36,45,54,63,72,81,90,99,108.
Kelipatan persekutuan dari 6 dan 9 adalah 54,72,90,108.
Lampiran 15
123
DAFTAR NAMA KELOMPOK SIKLUS 1
KELOMPOK 1
Ketua : Viny Yuyun W.
Anggota:
1. Arief Raka Wahyu
2. Nana Indriyani
KELOMPOK 2
Ketua : Teguh Nugroho
Anggota:
1. Mohammad Hasan
2. Siti Nurjanah
KELOMPOK 3
Ketua : Trias Nilam P.
Anggota:
1. Evi Wulandari
2. Evita Kurniawati
Lampiran 16
124
SOAL EVALUASI 01
SIKLUS 1
Nama : ……………
No.Absen : ……………
Kerjakan soal-soal dibawah ini!
1. Bilangan kelipatan 4 adalah .....
Bilangan kelipatan 5 adalah ....
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 5 adalah ....
2. Bilangan kelipatan 5 adalah....
Bilangan kelipatan 6 adalah ....
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 6 adalah ....
3. KPK dari 12 dan 18 adalah ....
4. Ani sedang sakit flu. Setiap hari ia harus minum obat setiap 6
jam sekali. Selain itu, ia juga harus minum vitamin setiap 8
jam sekali. Jika ia minum obat dan vitamin itu sekarang, maka
berapa jam lagikah ia kembali minum obat dan vitamin itu
bersamaan?
Lampiran 17
125
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI 01
SIKLUS 1
1. Bilangan kelipatan 4 adalah 4,8,12,16,20,24,28,32,36,40
Bilangan kelipatan 5 adalah 5,10,15,20,25,30,35,40
Kelipatan persekutuan dari 4 dan 5 adalah 20,40
2. Bilangan kelipatan 5 adalah
5,10,15,20,25,30,35,40,45,50,55,60
Bilangan kelipatan 6 adalah 6,12,18,24,30,36,42,48,54,60
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 6 adalah 30,60
3. Bilangan kelipatan 12 adalah 12,24,36,48,60,72
Bilangan kelipatan 18 adalah 18,36,54,72
KPK dari 12 dan 18 adalah 36
4. Bilangan kelipatan 8 adalah 8,16,24,32,40,48,56
Bilangan kelipatan 6 adalah 6,12,18,24,30,36,42,48,54
KPKdari 8 dan 6 adalah 24
Jadi Ani minum obat dan vitamin itu bersamaan lagi setelah
24 jam dari sekarang
Lampiran 18
126
TUGAS RUMAH 01
SIKLUS 1
Kerjakan soal-soal dibawah ini!
1. Bilangan kelipatan 2 adalah .....
Bilangan kelipatan 3 adalah ....
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah ....
2. Bilangan kelipatan 5 adalah ....
Bilangan kelipatan 7 adalah ....
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 7 adalah ....
3. KPK dari 7 dan 21 adalah ....
4. Sinta sedang sakit panas. Setiap hari ia minum obat setiap 5
jam sekali. Selain itu, ia juga harus minum vitamin dan setiap
3 jam sekali. Jika ia minum vitamin dan obat itu sekarang,
maka berapa jam lagikah ia kembali minum obat dan vitamin
itu secara bersamaan.
Lampiran 19
127
KUNCI JAWABAN TUGAS RUMAH 01
SIKLUS 1
1. Bilangan kelipatan 2 adalah 2,4,6,8,10,12,14,16,18
Bilangan kelipatan 3 adalah 3,6,9,12,15,18,21
Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah 6,12,18
2. Bilangan kelipatan 5 adalah 5,10,15,20,25,30,35
Bilangan kelipatan 7 adalah 7,14,21,28,35,42
Kelipatan persekutuan dari 5 dan 7 adalah 35
3. Bilangan kelipatan 7 adalah 7,14,21,28,35
Bilangan kelipatan 21 adalah 21,42,63
KPK dari bilangan 7 dan 21 adalah 21
4. Bilangan kelipatan 5 adalah 5,10,15,20,25,30,35
Bilangan kelipatan 3 adalah 3,6,9,12,15,18,21
KPK dari bilangan 5 dan 3 adalah 15
Lampiran 20
128
Jadi Sinta minum obat dan vitamin itu secara bersamaan
setelah 15 jam dari sekarang.
128
RENCANA PEMBELAJARAN 02
Nama Sekolah : SD Negeri Sekaran 2 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV/2 Standar Kompetensi : Menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah Materi Pokok : Pecahan dan Operasinya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya.
B. Hasil Belajar
Memahami pengertian pecahan, menyederhanakan pecahan dan operasi
pecahan.
C. Indikator
1. Menyatakan beberapa bagian dari keseluruhan dalam berbentuk pecahan.
2. Menyajikan nilai pecah dengan menggunakan gambar.
3. Menyatakan bilangan pecah dengan lambang bilangan.
D. Sarana Pembelajaran
Sumber Materi :
1. Buku Matematika Kelas IV SD terbitan PEMKOT Semarang.
2. Buku Pelajaran Matematika 4 Mari Berhitung.
Alat dan Bahan:
1. Untuk guru
a. Alat peraga pecahan sebagai alat peraga klasikal.
b. Steoroform.
c. Push pen.
d. Apel
e. Pisau
2. Untuk siswa (kelompok)
a. Penggaris dan bolpoin/pensil
b. LKS (terlampir)
Lampiran 21
129
c. Kertas berbentuk persegi panjang dengan warna yang berbeda.
d. Gunting
E. Persiapan
1. Sebelum memulai pembelajaran, guru mempersiapkan semua alat dan
bahan yang diperlukan dalam pembelajaran yang akan berlangsung.
2. LKS disiapkan sebanyak kelompok.
F. Rencana Pembelajaran
Waktu
(menit)
BKP Tahapan Pembelajaran Alat Bantu
Pengajaran
10’
Memperagakan
dan bertanya
tentang besar
apel (pecahan
yang dikenal
dalam
kehidupan
sehari-hari)
Kegiatan Awal
1. Guru menyiapkan kondisi fisik kelas.
2. Guru menyampaikan materi pokok dan
indikator yang akan dicapai pada pembelajaran
ini.
3. Guru mengingatkan kembali materi prasyarat:
a. Apakah anak-anak mengenal bilangan bulat?
Ada berapa macam?
b. Sebutkan contoh bilangan bulat positif?
c. Sebutkan contoh bilangan bulat negatif?
4. Guru memperkenalkan tentang pecahan dengan
memperlihatkan apel, apel yang dibagi dua
sama besar dan apel yang dibagi empat sama
besar, sambil menunjukkan apel yang utuh,
guru bertanya, ”Ini apa anak-anak?” (apel).
Jika kita bagi apel ini menjadi dua bagian yang
sama besar (guru menunjukkan apel yang
sudah dibagi dua sama besar), berapakah
besarnya? (21 ). Guru menyuruh siswa maju ke
depan kelas. Kemudian guru menyuruh siswa
Apel
130
10’
Guru
mengenalkan
pecahan dan
lambangnya
dengan model
pecahan dari
karton dengan
pemberian tugas
dan tanggung
jawab
.
untuk memegang apel dan 21 apel. Guru
bertanya kalau ini 1 apel berapa besar apel
yang ini? (21 ). Dengan cara yang sama untuk
apel yang dibagi menjadi 4 bagian yang sama
besar.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan beberapa lembar kertas
dan gunting kepada siswa, kemudian
meminta siswa untuk memotong kertas
tersebut menjadi dua bagian, selanjutnya
meminta beberapa siswa untuk menempelkan
di papan gabus hasil kerja mereka baik yang
hasilnya menjadi 2 sama besar dan yang
tidak, hasil tempelannya adalah:
(i) (ii) (iii)
a. Guru meminta siswa memperhatikan
tempelan pada gb (i) kertas ini dibagi
menjadi berapa?Apakah sama besar?
Mengapa? Maka 1 bagian ini menyatakan
pecahan berapa?
b. Guru menulis 21 , ajaklah siswa untuk
membaca satu per dua atau setengah.
Dengan cara yang sama untuk gb (ii).
c. Guru meminta siswa untuk
memperhatikan tempelan pada gb (iii).
Kertas ini dibagi menjadi berapa? Apakah
Beberapa
lembar kertas
dan gunting.
131
10’
Guru
mengembangkan
pemahaman
siswa tentang
pecahan dan
unsur-unsurnya
dengan tanya
sama besar? Mengapa? Apakah masing-
masing bagian menyatakan pecahan 21 ?
Mengapa?
2. Guru menempel karton di papan gabus,
kemudian guru bertanya kepada siswa.
1) Kegiatan 1
a. daerah yang berwarna merah=....bagian
seluruhnya = ...bagian
jadi daerah yang berwarna merah
menyatakan pecahan .....
b. daerah yang tidak berwarna = .....bagian
seluruhnya = .....bagian
pecahannya = .....bagian
2) Kegiatan 2
a. daerah yang berwarna hijau
menyatakan pecahan berapa?
b. daerah yang tidak berwarna
menyatakan pecahan berapa?
3. Guru mengenalkan unsur-unsur pecahan.
Guru menempel model pecahan dan bertanya
sbb
a. Daerah yang berwarna merah menyatakan
pecahan berapa?
b. Siswa diminta untuk menulis di papan
Model
pecahan 62
Model
pecahan83
132
10’
20’
jawab..
Guru memberi
latihan soal.
Guru membagi
siswa menjadi
beberapa
kelompok untuk
mengerjakan
LKS.
tulis, salah seorang siswa menulis 31
dibaca ......
1 letaknya di ................disebut ...............
3 letaknya di ................disebut ...............
c. Daerah yang berwarna kuning menyatakan
pecahan berapa?Berapakah pembilangnya?
Berapakah penyebutnya?
4. Guru menulis soal latihan di papan tulis
untuk mengembangkan pemahaman tentang
lambang pecahan dan unsur-unsurnya.
Berapakah pembilang dan penyebut dari
pecahan berikut
1) 32 , pembilangnya .............
Penyebutnya ..............
2) 72 , pembilangnya .............
Penyebutnya ..............
3) 54 , pembilangnya .............
Penyebutnya ..............
5. Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok.
Setiap kelompok diberi LKS.
6. Guru menginformasikan waktu yang
diberikan untuk menyelesaikan LKS.
7. Pada saat masing-masing kelompok
mengerjakan LKS, guru berkeliling
melakukan pengamatan terhadap masing-
masing kelompok, bahkan anggota
kelompok.
8. Guru memotivasi, memberi pembelajaran
Model
Pecahan31
LKS dan
alat peraga
133
20’
individual atau kelompok, bila ada yang
membutuhkannya. Bila ditemukan rata-rata
semua kelompok membutuhkan petunjuk
tertentu, maka guru dapat memberi petunjuk
secara klasikal. Selanjutnya masing-masing
kelompok melanjutkan aktivitas
kelompoknya.
9. Setelah waktu yang diberikan habis, guru
menunjuk atau menawarkan kepada setiap
kelompok untuk menyajikan hasil pekerjaan
(satu atau dua kelompok).
Kegiatan Penutup
1. Guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan tentang:
a. Menyatakan beberapa bagian dari
keseluruhan dalam bentuk pecahan.
b. Menyajikan nilai pecah dengan
menggunakan gambar.
c. Menyatakan bilangan pecah dengan
lambang bilangan.
2. Evaluasi (terlampir).
3. Memberikan tugas rumah (terlampir).
G. Evaluasi (Terlampir)
Semarang, 11 Februari 2007
Guru Kelas IV Peneliti
Sulastri Noor Istiqomah
NIP. 500109066 NIM.4101403005
134
135
KUNCI JAWABAN LKS 02
SIKLUS 2
A. 1. 3.
2.
B. Menentukan Pecahan
No Bentuk Bagian Pecahan Pembilang Penyebut
1.
a. Berwarna b. tidak
berwarna
73
74
3
4
7 7
2.
a. Berwarna b. tidak
berwarna
- -
- -
- -
C. Menentukan arsiran yang menyatakan pecahan yang diketahui
1. 2.
43
63
Lampiran 23
136
DAFTAR NAMA KELOMPOK SIKLUS 2
KELOMPOK 1
Ketua : Viny Yuyun W.
Anggota:
1. Arief Raka Wahyu
2. Nana Indriyani
KELOMPOK 2
Ketua : Teguh Nugroho
Anggota:
1. Mohammad Hasan
2. Siti Nurjanah
KELOMPOK 3
Ketua : Trias Nilam P.
Anggota:
1. Evi Wulandari
2. Evita Kurniawati
Lampiran 24
137
SOAL EVALUASI 02
SIKLUS 2
Nama : ………………
No.absen : ………………
1. Perhatikan gambar dibawah ini!
(i) (ii) (iii)
a. Daerah yang berwarna kuning menyatakan pecahan berapa?
(i) …… (ii) …… (iii) …..
b. Daerah yang tidak berwarna menyatakan pecahan berapa?
(i) …… (ii) …… (iii) …..
2. Perhatikan gambar dibawah ini!
a. Apakah bagian merah menyatakan pecahan 21 ?
b. Apakah bagian kuning menyatakan pecahan21 ? .
c. Apakah bagian hijau menyatakan pecahan21 ?
3. Arsirlah gambar dibawah ini sehingga menyatakan pecahan
Lampiran 25
138
a. 41 b.
62
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI 02
SIKLUS 2
1. a. (i) (ii) (iii)
b. (i) (ii) (iii)
2. a. Ya
b. Tidak
c. Ya
3. a. b.
42
41
43
43
42
41
41
62
Lampiran 26
139
TUGAS RUMAH 02
SIKLUS 2
1. Perhatikan gambar dibawah ini!
Daerah yang berwarna hijau menyatakan pecahan berapa?...
Daerah yang tidak berwarna menyatakan pecahan berapa?...
2. Perhatikan gambar dibawah ini!
a. Apakah bagian merah menyatakan pecahan 31 ?
b. Apakah bagian biru menyatakan pecahan 31 ?
c. Apakah bagian ungu menyatakan pecahan31 ?
3. Arsirlah gambar dibawah ini sehingga menyatakan pecahan
Lampiran 27
140
a. 43 b.
85
KUNCI JAWABAN TUGAS RUMAH 02
SIKLUS 2
1. Daerah yang berwarna hijau menyatakan pecahan 103
Daerah yang tidak berwarna menyatakan pecahan 107
2. a. Ya
b. Tidak
c. Ya
3. a. b.
43
85
Lampiran 28
141
136
KISI- KISI SOAL EVALUASI 01 SIKLUS 1
Nama Sekolah : SDN Sekaran 02
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/Semester : IV/1
Bentuk Soal : Uraian
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Indikator Bentuk Soal Nomor Soal
1. Menentukan sifat – sifat
operasi hitung, faktor,
kelipatan bilangan bulat dan
pecahan, serta
menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
Menggunakan
faktor dan kelipatan
bilangan dalam
pemecahan masalah
KPK 1. Siswa dapat menentukan
kelipatan suatu bilangan.
2. Siswa dapat menentukan
kelipatan persekutuan dua
bilangan.
3. Siswa dapat menentukan
kelipatan persekutuan dua
bilangan
Uraian 1
2
3 dan 4
Lampiran 29
137
KISI- KISI SOAL EVALUASI 02 SIKLUS 2
Nama Sekolah : SDN Sekaran 02
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/Semester : IV/2
Bentuk Soal : Uraian
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran Indikator Bentuk Soal Nomor Soal
1. Menggunakan pecahan
dalam pemecahan masalah.
Menjelaskan arti
pecahan dan
urutannya.
Pecahan dan
Operasinya
1. Menyatakan beberapa
bagian dari keseluruhan
dalam berbentuk
pecahan.
2. Menyajikan nilai pecah
dengan menggunakan
gambar.
3. Menyatakan bilangan
pecah dengan lambang
bilangan.
Uraian 1.a dan 2
3
1.b
Lampiran 30
143
PEDOMAN PENILAIAN SOAL EVALUASI 01
SIKLUS 1
A. Skor
a. Nomor 1 dan 2
1. Tidak dikerjakan/dikerjakan, jawaban salah skor 0
2. Dikerjakan setiap bagian tidak lengkap, jawaban benar skor 1
3. Dikerjakan setiap bagian, jawaban benar skor 2
4. Dikerjakan semua jawaban benar skor 6
b. Nomor 3
1. Tidak dikerjakan/dikerjakan, jawaban salah skor 0
2. Dikerjakan tidak menggunakan cara, jawaban benar skor 2
3. Dikerjakan dengan menggunakan cara, jawaban benar skor 3
c. Nomor 4
1. Tidak dikerjakan/dikerjakan, jawaban salah skor 0
2. Dikerjakan tidak menggunakan cara, jawaban benar skor 2
3. Dikerjakan dengan menggunakan cara, jawaban benar skor 4
Total Skor = 6 + 6 + 3 + 4 = 19
B. Nilai
Nilai = X 100
Contoh: Jumlah skor Hasan = 15
Nilai Hasan = X 100 = 1915 X 100 = 79.
Jumlah Skor Siswa
Total Skor
Jumlah Skor Hasan
Total Skor
Lampiran 31
144
PEDOMAN PENILAIAN SOAL EVALUASI 02
SIKLUS 2
A. Skor
a. Nomor 1.a, 1.b dan 2
1. Tidak dikerjakan sama sekali skor 0
2. Dikerjakan setiap bagian, jawaban salah skor 1
3. Dikerjakan setiap bagian, jawaban benar skor 3
4. Dikerjakan semua, jawaban benar skor 9
b. Nomor 3
1. Tidak dikerjakan sama sekali skor 0
2. Dikerjakan setiap bagian, jawaban salah skor 1
3. Dikerjakan setiap bagian, jawaban benar skor 3
4. Dikerjakan semua, jawaban benar skor 6
Total skor = 9 + 9 + 9 + 6 = 33.
B. Nilai
Nilai = X 100
Contoh: Jumlah skor Hasan = 23
Nilai Hasan = X 100 = 3323 X 100 = 70.
Jumlah Skor Siswa
Total Skor
Jumlah Skor Hasan
Total Skor
Lampiran 32
145
HASIL TES EVALUASI 01 SIKLUS 1
NO NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mohammad Hasan Qulakil Wahab
Teguh Nugroho
Evi Wulandari
Evita Kurniawati
Nana Indriyani
Siti Nurjanah
Trias Nilam Prabandani
Viny Yuyun W.
Arief Raka Wahyu Aditya
79
84
58
58
58
63
74
68
58
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
JUMLAH 600
Rata – rata kelas = 600 : 9 = 66,67
Jumlah siswa yang tuntas belajar = 4
Persentase siswa yang tuntas belajar = 44 %
Persentase siswa yang tidak tuntas belajar = 56 %
Lampiran 33
146
HASIL TES EVALUASI 02 SIKLUS 2
NO NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Mohammad Hasan Qulakil Wahab
Teguh Nugroho
Evi Wulandari
Evita Kurniawati
Nana Indriyani
Siti Nurjanah
Trias Nilam Prabandani
Viny Yuyun W.
Arief Raka Wahyu Aditya
70
100
94
94
70
85
94
100
58
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
JUMLAH 765
Rata – rata kelas = 765 : 9 = 85
Jumlah siswa yang tuntas belajar = 8
Persentase siswa yang tuntas belajar = 88,89 %
Persentase siswa yang tidak tuntas belajar = 11,11 %
Lampiran 34
147
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
Mata Pelajaran : Matematika Nama Guru : Ibu Sulastri
Topik : Hari/Tanggal :
Petunjuk: Beri tanda cek (√) pada kolom Muncul atau Tidak pada setiap indikator aktivitas
siswa,bila ada catatan yang diperlukan tuliskan pada kolom keterangan.
No. Aktivitas/Indikator Muncul Tidak Keterangan
1 Melakukan pengamatan terhadap beberapa
contoh
2 Memberikan contoh lain
3 Memberikan noncontoh
4 Melakukan, misalnya menggunting,
memotong, menjiplak, membalik dan
membuat bangun-bangun geometri.
5 Melakukan perhitungan sederhana atau
secara algoritmik
6 Menerapkan prinsip/aturan secara rutin
7 Mengkomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
8 Mendengarkan dan menulis tentang
matematika
9 Berdiskusi/kerja kelompok
10 Berpendapat atau bahkan menyanggah
kawannya, juga bisa menyanggah gurunya
11 Memanipulasi matematika dalam membuat
generalisasi
12 Menyusun bukti
13 Menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika
14 Mengidentifikasi fakta atau informasi yang
Lampiran 35
148
diberikan (apa yang diketahui), apa yang
ditanyakan atau dibuktikan
15 Menyusun model matematik dan
menyelesaikannya untuk masalah nyata.
16 Menjelaskan/menginterpretasikan hasil
sesuai masalah
17 Gembira dan merasakan kesenangannya
18 Memiliki perhatian dan minat dalam
mempelajari matematika
19 Memiliki rasa ingin tahu
20 Memiliki sikap ulet dan percaya diri dalam
memecahkan masalah
Semarang,
Pengamat
Noor Istiqomah
NIM.4101403005
149
LEMBAR PENGAMATAN GURU
Mata Pelajaran : Matematika Nama Guru : Ibu Sulastri
Topik : …………. Hari/Tanggal : …………..
Petunjuk: Beri tanda cek (√ ) pada kolom yang sesuai, tuliskan penjelasan bila diperlukan
pada kolom keterangan.
Muncul No Aktivitas guru
Ya Tidak Keterangan
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan materi yang akan
dikembangkan
2. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran
3. Guru melakukan apersepsi/ mengungkap materi
prasyarat
4. Guru menggunakan alat peraga yang sesuai.
5. Guru menyajikan/mengenalkan masalah yang
konstektual kepada siswa
6. Guru memotivasi siswa
Kegiatan Inti
7. Guru memanfaatkan LKS
8. Guru meminta siswa bekerja kelompok
9. Guru memberi petunjuk dengan jelas kegiatan yang
harus dilakukan siswa
10. Guru memanfaatkan alat peraga yang sesuai
11. Guru memanfaatkan alat peraga yang benar
12. Guru menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang
menuntun
13. Guru memotivasi siswa
14. Guru memberi umpan balik terhadap respon siswa
15. Guru antusias dalam melaksanakan pembelajaran
16. Guru memberi penguatan kepada siswa
Lampiran 36
150
17. Guru menyajikan kegiatan yang mengejutkan
siswa.
18. Guru menyajikan/mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah/soal-soal.
19. Dengan pertanyaan-pertanyaan guru menuntun
siswa menemukan konsep/prinsip
20. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya/menyampaikan pendapat/menanggapi
pendapat siswa lain.
Penutup
21 Guru bersama siswa membuat simpulan
22 Guru melakukan evaluasi
23 Guru memberikan tugas rumah (PR)
24 Guru memotivasi siswa
Beri penjelasan tentang kesesuaian pembelajaran dengan RP!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………
Semarang,
Pengamat,
Noor Istiqomah
NIM.4101403005
151
ANGKET SIKAP SISWA
Mata Pelajaran : Matematika Nama Guru : Ibu Sulastri
Topik : ………… Hari/Tanggal : ………….
Petunjuk : Lingkarilah (ya) atau (tidak) sesuai dengan jawaban kamu
1. Pembelajaran matematika, adalah pembelajaran yang ditunggu-tunggu.
Ya Tidak
2. Pembelajaran matematika kali ini menarik
Ya Tidak
3. Pembelajaran matematika kali ini mudah dipahami (jelas)
Ya Tidak
4. Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga membosankan
Ya Tidak
5. Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga menakutkan
Ya Tidak
6. Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga oleh guru saja sudah mengasyikkan
Ya Tidak
7. Pembelajaran matematika tidaklah sulit
Ya Tidak
Lampiran 37
152
8. Pembelajaran matematia kali ini menjadikan banyak teman
Ya Tidak
9. Pembelajaran matematika dengan alat peraga dan bekerja bersama-sama (kelompok)
menyenangkan
Ya Tidak
10. Kesempatan bisa menggunakan alat peraga sendiri dalam pelajaran matematika
menyenangkan
Ya Tidak
153
ANGKET SIKAP GURU TERHADAP PENDAMPINGAN
Berilah penilaian pada tiap pernyataan berikut dengan memberi tanda (v) pada kolom yang
sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu
Pilihan SS untuk Sangat Setuju
Pilihan S untuk Setuju
Pilihan TS untuk Tidak Setuju
Pilihan STS untuk Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan
manfaat dalam mengembangkan rencana
pembelajaran.
2 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan
tambahan wawasan dalam merancang pembelajaran
inovatif sesuai tuntutan Kurikulum.
3 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi menyita waktu
4 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi perlu dilanjutkan
sebagai kegiatan rutin dalam pertemuan bulanan.
5 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi membantu
memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi
guru.
6 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi menghambat
implementasi pembelajaran di Sekolah.
7 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi tidak efektif.
Lampiran 38
154
8 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi memperjelas
materi pembelajaran (konsep,prinsip) bagi guru.
9 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi memotivasi guru
lain untuk bergabung.
10 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi mengganggu
program kegiatan sekolah.
11 Umpan balik dari pendamping setelah pembelajaran
tidak perlu.
12 Kehadiran pendamping dalam kelas mengganggu
pembelajaran bagi guru dan siswa.
Semarang,
Guru Kelas IV
Sulastri
NIP.500109066
155
HASIL LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS 1
Mata Pelajaran : Matematika Nama Guru : Ibu Sulastri
Topik : KPK Hari/Tanggal : Kamis / 12 Oktober 2006
Petunjuk: Beri tanda cek (√) pada kolom Muncul atau Tidak pada setiap indikator aktivitas
siswa,bila ada catatan yang diperlukan tuliskan pada kolom keterangan.
No. Aktivitas/Indikator Muncul Tidak Keterangan Skor1 Melakukan pengamatan terhadap
beberapa contoh √ 3
2 Memberikan contoh lain √ Siswa menyebutkan
kelipatan 2 dan 3 2
3 Memberikan non contoh √ 1 4 Melakukan, misalnya menggunting,
memotong, menjiplak, membalik dan membuat bangun-bangun geometri.
√
Siswa menaruh manik-manik ke alat peraga klasikal 2
5 Melakukan perhitungan sederhana atau secara algoritmik √ Siswa mengerjakan
contoh soal 3
6 Menerapkan prinsip/aturan secara rutin √ Siswa menjawab
pertanyaan guru 2
7 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
√
Siswa mendemonstrasikan alat peraga KPK di depan kelas
2
8 Mendengarkan dan menulis tentang matematika √ Siswa mengerjakan
LKS 3
9 Berdiskusi/kerja kelompok √ Siswa mengerjakan
LKS 4
10 Berpendapat atau bahkan menyanggah kawannya, juga bisa menyanggah gurunya
√
2
11 Memanipulasi matematika dalam membuat generalisasi √ Siswa mengerjakan
soal 3
12 Menyusun bukti √ 1 13 Menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika √ 2
14 Mengidentifikasi fakta atau informasi yang diberikan (apa yang diketahui), apa yang ditanyakan atau dibuktikan
√
Siswa bertanya ketika menemui kesulitan 2
15 Menyusun model matematik dan menyelesaikannya untuk masalah nyata.
√
1
Lampiran 39
156
16 Menjelaskan/menginterpretasikan hasil sesuai masalah √ 1
17 Gembira dan merasakan kesenangannya √ 4
18 Memiliki perhatian dan minat dalam mempelajari matematika √ 4
19 Memiliki rasa ingin tahu √ 3 20 Memiliki sikap ulet dan percaya diri
dalam memecahkan masalah √ Mengerjakan soal dengan mandiri 3
Skor Total 48
Pedoman Penilaian
Skor 1 : banyaknya siswa yang melakukan aktivitas adalah 0-1 orang
Skor 2 : banyaknya siswa yang melakukan aktivitas adalah 2-4 orang
Skor 3 : banyaknya siswa yang melakukan aktivitas adalah 5-7 orang
Skor 4 : banyaknya siswa yang melakukan aktivitas adalah 8-9 orang
Persentase = X 100 % = X 100 % = 60 %
Semarang, 12 Oktober 2006
Pengamat,
Noor Istiqomah
NIM.4101403005
Skor Total
Skor Maksimum
48
80
157
HASIL LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Matematika Nama Guru : Ibu Sulastri
Topik : Pecahan dan Operasinya Hari/Tanggal : Selasa / 13 Februari 2007
Petunjuk: Beri tanda cek (√) pada kolom Muncul atau Tidak pada setiap indikator aktivitas
siswa,bila ada catatan yang diperlukan tuliskan pada kolom keterangan.
No. Aktivitas/Indikator Muncul Tidak Keterangan Skor1 Melakukan pengamatan terhadap
beberapa contoh √ Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan guru
4
2 Memberikan contoh lain
√
Siswa memberikan
bentuk pecahan 21
yang lain
3
3 Memberikan non contoh √
Siswa memberikan
contoh nilai tidak 21 2
4 Melakukan, misalnya menggunting, memotong, menjiplak, membalik dan membuat bangun-bangun geometri.
√
Siswa menggunting kertas yang dibagikan guru 4
5 Melakukan perhitungan sederhana atau secara algoritmik √
Siswa dapat mengerjakan contoh soal
3
6 Menerapkan prinsip/aturan secara rutin √ Siswa menjawab
pertanyaan guru 3
7 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
√
Mengerjakan LKS
4
8 Mendengarkan dan menulis tentang matematika √ Siswa dapat menulis
lambang bilangan 3
9 Berdiskusi/kerja kelompok √ Siswa mengerjakan
LKS 4
10 Berpendapat atau bahkan menyanggah kawannya, juga bisa menyanggah gurunya
√
3
11 Memanipulasi matematika dalam membuat generalisasi √ Siswa mengerjakan
soal 4
12 Menyusun bukti √ 1 13 Menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika √ 2
14 Mengidentifikasi fakta atau √ Siswa bertanya ketika 3
Lampiran 40
158
informasi yang diberikan (apa yang diketahui), apa yang ditanyakan atau dibuktikan
menemui kesulitan
15 Menyusun model matematik dan menyelesaikannya untuk masalah nyata.
√
1
16 Menjelaskan/menginterpretasikan hasil sesuai masalah √
Siswa mempresentasikan hasil LKS
3
17 Gembira dan merasakan kesenangannya √ 4
18 Memiliki perhatian dan minat dalam mempelajari matematika √
Siswa memberikan tanggapan terhadap pertanyaan guru
4
19 Memiliki rasa ingin tahu √ 4 20 Memiliki sikap ulet dan percaya diri
dalam memecahkan masalah √ Mengerjakan soal dengan mandiri 4
Skor Total 63
Pedoman Penilaian
Skor 1 : banyaknya siswa yang melakukan aktivitas adalah 0-1 orang
Skor 2 : banyaknya siswa yang melakukan aktivitas adalah 2-4 orang
Skor 3 : banyaknya siswa yang melakukan aktivitas adalah 5-7 orang
Skor 4 : banyaknya siswa yang melakukan aktivitas adalah 8-9 orang
Persentase = X 100 % = X 100 % = 78,75 %
Semarang, 13 Februari 2007
Pengamat,
Noor Istiqomah
NIM.4101403005
Skor Total
Skor Maksimum
63
80
159
HASIL LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS 1
Mata Pelajaran : Matematika Nama Guru : Ibu Sulastri
Topik : KPK Hari/Tanggal : Kamis / 12 Oktober 2006
Petunjuk: Beri tanda cek (√ ) pada kolom yang sesuai, tuliskan penjelasan bila diperlukan
pada kolom keterangan.
Muncul No Aktivitas guru Ya Tidak Keterangan Skor
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan materi yang akan
dikembangkan √ 2
2. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran √ 2
3. Guru melakukan apersepsi/ mengungkap materi prasyarat √
Apersepsi dilakukan dengan metode tanya jawab
2
4. Guru menggunakan alat peraga yang sesuai. √
Penggunaan alat peraga kurang maksimal
1
5. Guru menyajikan/mengenalkan masalah yang konstektual kepada siswa
√
0
6. Guru memotivasi siswa √ 1 Kegiatan Inti
7. Guru memanfaatkan LKS √ 2 8. Guru meminta siswa bekerja
kelompok √ 2
9. Guru memberi petunjuk dengan jelas kegiatan yang harus dilakukan siswa
√
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan LKS belum ditentukan.
1
10. Guru memanfaatkan alat peraga yang sesuai √ Menggunakan alat
peraga KPK 2
11. Guru memanfaatkan alat peraga yang benar √ 2
12. Guru menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun √ Memberikan soal 1
13. Guru memotivasi siswa √ 1 14. Guru memberi umpan balik terhadap
respon siswa √ 2
15. Guru antusias dalam melaksanakan pembelajaran √ 2
16. Guru memberi penguatan kepada siswa √ 1
17. Guru menyajikan kegiatan yang mengejutkan siswa. √ Menggunakan alat
peraga KPK 1
Lampiran 41
160
(klasikal). 18. Guru menyajikan/mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah/soal-soal.
√
0
19. Dengan pertanyaan-pertanyaan guru menuntun siswa menemukan konsep/prinsip
√ Guru melakukan tanya jawab kepada siswa
2
20. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya/menyampaikan pendapat/menanggapi pendapat siswa lain.
√
1
Penutup 21 Guru bersama siswa membuat
simpulan √ 2
22 Guru melakukan evaluasi √ 2 23 Guru memberikan tugas rumah (PR) √ 2 24 Guru memotivasi siswa √ 2 Skor Total 36
Beri penjelasan tentang kesesuaian pembelajaran dengan RP!
Dalam pendahuluan, guru tidak menyajikan masalah konstektual seperti yang ada dalam
Charta 1. Guru memberikan contoh soal yang berbeda dengan RP. Untuk kegiatan yang lain,
guru sudah memberikan penjelasan yang sesuai dengan RP.
Pedoman penilaian:
Skor 2 = aktivitas guru baik
Skor 1 = aktivitas guru cukup
Skor 0 = guru tidak melakukan aktivitas
Persentase = X 100 % = X 100 % = 75 %
Semarang, 12 Oktober 2006
Pengamat,
Noor Istiqomah
NIM.4101403005
Skor Total
Skor Maksimum 48
36
161
HASIL LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Matematika Nama Guru : Ibu Sulastri
Topik : Pecahan dan Operasinya Hari/Tanggal : Selasa / 13 Februari 2007
Petunjuk: Beri tanda cek (√ ) pada kolom yang sesuai, tuliskan penjelasan bila diperlukan
pada kolom keterangan.
Muncul No Aktivitas guru Ya Tidak Keterangan Skor
Pendahuluan 1. Guru menyampaikan materi yang akan
dikembangkan √ 2
2. Guru menyampaikan tujuan/indikator pembelajaran √ 2
3. Guru melakukan apersepsi/ mengungkap materi prasyarat
√
Apersepsi dilakukan dengan metode tanya jawab (mengingatkan bilangan bulat)
2
4. Guru menggunakan alat peraga yang sesuai. √
Penggunaan alat peraga sudah maksimal
2
5. Guru menyajikan/mengenalkan masalah yang konstektual kepada siswa
√ Guru menggunakan buah apel 2
6. Guru memotivasi siswa √ 2 Kegiatan Inti
7. Guru memanfaatkan LKS √ 2 8. Guru meminta siswa bekerja
kelompok √ 2
9. Guru memberi petunjuk dengan jelas kegiatan yang harus dilakukan siswa √
Waktu untuk mengerjakan LKS sangat jelas
2
10. Guru memanfaatkan alat peraga yang sesuai √ Menggunakan alat
peraga pecahan 2
11. Guru memanfaatkan alat peraga yang benar √ 2
12. Guru menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang menuntun √ Untuk menunjukkan
pecahan 2
13. Guru memotivasi siswa √
Jika siswa menjawab benar maka akan mendapat hadiah
2
14. Guru memberi umpan balik terhadap respon siswa √
Memberi umpan balik terhadap jawaban siswa
2
15. Guru antusias dalam melaksanakan pembelajaran √ 2
16. Guru memberi penguatan kepada √ 1
Lampiran 42
162
siswa 17. Guru menyajikan kegiatan yang
mengejutkan siswa. √ Dalam LKS 1
18. Guru menyajikan/mengembangkan kemampuan memecahkan masalah/soal-soal.
√ Siswa mengerjakan LKS 2
19. Dengan pertanyaan-pertanyaan guru menuntun siswa menemukan konsep/prinsip
√ Guru melakukan tanya jawab kepada siswa
2
20. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya/menyampaikan pendapat/menanggapi pendapat siswa lain.
√
2
Penutup 21 Guru bersama siswa membuat
simpulan √ Dengan menggunakan gambar
2
22 Guru melakukan evaluasi √ 2 23 Guru memberikan tugas rumah (PR) √ 2 24 Guru memotivasi siswa √ 2 Skor Total 46
Beri penjelasan tentang kesesuaian pembelajaran dengan RP!
Pembelajaran yang berlangsung ada yang tidak sesuai dengan RP yaitu pada kegiatan inti,
seharusnya siswa yang memotong kertas tetapi justru gurunya sendiri yang memotong kertas.
Untuk kegiatan yang lain, guru sudah memberikan penjelasan yang sesuai dengan RP.
Pedoman penilaian:
Skor 2 = aktivitas guru baik
Skor 1 = aktivitas guru cukup
Skor 0 = guru tidak melakukan aktivitas
Persentase = X 100 % = X 100 % = 95,83 %
Semarang, 13 Februari 2007
Pengamat,
Noor Istiqomah
NIM.4101403005
Skor Total
Skor Maksimum 48
46
163
TABEL PENILAIAN ANGKET SIKAP SISWA
Skor No. Pernyataan
Ya Tidak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pembelajaran matematika, adalah pembelajaran yang ditunggu-tunggu.
Pembelajaran matematika kali ini menarik
Pembelajaran matematika kali ini mudah dipahami (jelas)
Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga membosankan
Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga menakutkan
Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga oleh guru saja
sudah mengasyikkan
Pembelajaran matematika tidaklah sulit
Pembelajaran matematika kali ini menjadikan banyak teman
Pembelajaran matematika dengan alat peraga dan bekerja bersama-
sama (kelompok) menyenangkan
Kesempatan bisa menggunakan alat peraga sendiri dalam pelajaran
matematika menyenangkan
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
Lampiran 43
164
Lampiran 44
165
HASIL ANGKET SIKAP GURU TERHADAP PENDAMPINGAN SIKLUS 1
Berilah penilaian pada tiap pernyataan berikut dengan memberi tanda (√) pada kolom yang
sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu
Pilihan SS untuk Sangat Setuju
Pilihan S untuk Setuju
Pilihan TS untuk Tidak Setuju
Pilihan STS untuk Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S TS STS Skor1 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan manfaat dalam mengembangkan rencana pembelajaran.
√ 4
2 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan tambahan wawasan dalam merancang pembelajaran inovatif sesuai tuntutan Kurikulum.
√ 3
3 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi menyita waktu
√ 3
4 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi perlu dilanjutkan sebagai kegiatan rutin dalam pertemuan bulanan.
√ 3
5 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi membantu memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru.
√ 4
6 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi menghambat implementasi pembelajaran di Sekolah.
√ 4
7 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi tidak efektif.
√ 3
8 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memperjelas materi pembelajaran (konsep,prinsip) bagi guru.
√ 4
9 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga √ 3
Lampiran 45
166
kependidikan dari Perguruan Tinggi memotivasi guru lain untuk bergabung.
10 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi mengganggu program kegiatan sekolah.
√ 3
11 Umpan balik dari pendamping setelah pembelajaran tidak perlu. √ 4
12 Kehadiran pendamping dalam kelas mengganggu pembelajaran bagi guru dan siswa. √ 3
Total Skor 41
Pedoman Penilaian
1. Pernyataan ke- 1, 2, 4, 5, 8, 9
SS skornya 4, S skornya 3, TS skornya 2, STS skornya 1
2. Pernyataan ke- 3, 6, 7, 10, 11, 12
SS skornya 1, S skornya 2, TS skornya 3. STS skornya 4
Persentase = X 100 % = X 100 % = 85,42 %
Semarang, 12 Oktober 2006
Guru Kelas IV
Sulastri NIP.500109066
48
Skor Total
Skor Maksimum
41
167
HASIL ANGKET SIKAP GURU TERHADAP PENDAMPINGAN SIKLUS 2
Berilah penilaian pada tiap pernyataan berikut dengan memberi tanda (√) pada kolom yang
sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu
Pilihan SS untuk Sangat Setuju
Pilihan S untuk Setuju
Pilihan TS untuk Tidak Setuju
Pilihan STS untuk Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S TS STS Skor1 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga
kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan manfaat dalam mengembangkan rencana pembelajaran.
√ 3
2 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memberikan tambahan wawasan dalam merancang pembelajaran inovatif sesuai tuntutan Kurikulum.
√ 4
3 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi menyita waktu
√ 3
4 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi perlu dilanjutkan sebagai kegiatan rutin dalam pertemuan bulanan.
√ 4
5 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi membantu memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru.
√ 4
6 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi menghambat implementasi pembelajaran di Sekolah.
√ 4
7 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi tidak efektif.
√ 3
8 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memperjelas materi pembelajaran (konsep,prinsip) bagi guru.
√ 4
9 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi memotivasi guru lain untuk bergabung.
√ 3
Lampiran 46
168
10 Kegiatan Pendampingan bersama tenaga kependidikan dari Perguruan Tinggi mengganggu program kegiatan sekolah.
√ 3
11 Umpan balik dari pendamping setelah pembelajaran tidak perlu. √ 4
12 Kehadiran pendamping dalam kelas mengganggu pembelajaran bagi guru dan siswa. √ 3
Total Skor 42
Pedoman Penilaian
1. Pernyataan ke- 1, 2, 4, 5, 8, 9
SS skornya 4, S skornya 3, TS skornya 2, STS skornya 1
2. Pernyataan ke- 3, 6, 7, 10, 11, 12
SS skornya 1, S skornya 2, TS skornya 3. STS skornya 4
Persentase = X 100 % = X 100 % = 87,5 %
Semarang, 13 Februari 2007
Guru Kelas IV
Sulastri NIP.500109066
48
Skor Total
Skor Maksimum
42
Top Related