Download - Unsur Ruang Bagian Wilayah Ik

Transcript

UNSUR RUANG DAN BAGIAN WILAYAHIr. Iwan Kustiwan, MT Diklat FP Pertama/2006

POKOK BAHASANPengertian Dasar : Ruang, Tata Ruang Wilayah, Kawasan Konsepsi & Pendekatan Wilayah Unsur Pembentuk Tata Ruang Wilayah Kebutuhan Perencanaan Tata Ruang Wilayah

Ruang dan Tata Ruang

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara; termasuk di dalamnya tanah, air, udara dan benda lainnya serta daya dan keadaan, sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dan melakukan kegiatan memelihara kelangsungan hidupnya; Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak, yang menunjukkan adanya hirarki dan keterkaitan pemanfaatan ruang

Pengertian tata ruang yang dipakai dalam UUPR : wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang mungkin sulit dimengerti oleh awam wujud struktural pemanfaatan ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk kawasan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan satu dengan lainnya membentuk tata ruang kota. Wujud struktural secara sederhana dapat diartikan sebagai 'bentuk' atau 'gambar' dari pola pemanfaatan ruang seperti yang terlihat sudah terjadi, apakah bentuk itu merupakan hasil perencanaan atau tidak.

Dalam konteks kota/kawasan perkotaan :

Wujud struktural pemanfaatan ruang kota : hirarki pusat pelayanan kegiatan perkotaan, seperti pusat kota, pusat bagian wilayah kota, dan pusat lingkungan; yang ditunjang dengan sistem prasarana jalan seperti jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. Pola pemanfaatan ruang kota adalah bentuk yang menggambarkan ukuran, fungsi, dan karakteristik kegiatan perkotaan.

Wilayah dan Kawasan

Wilayah : ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek fungsional. Kawasan : ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri tertentu/spesifik/khusus

Contoh-contoh wilayah : Wilayah

Timur Indonesia (geografis); Wilayah Pesisir (geografis, fungsional); Wilayah Provinsi, Kabupaten, atau Kota (administrasi); Wilayah Perkotaan (fungsional).

Untuk pengertian wilayah yang batasannya bersifat fungsional sering dipergunakan terminologi lain yang lebih spesifik, yakni kawasan.

Konsepsi & Pendekatan Wilayah

Secara konseptual, wilayah dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu : wilayah

homogen; wilayah nodal; wilayah administratif wilayah perencanaan.

Wilayah homogen

wilayah yang dipandang dari satu aspek/kriteria mem-punyai sifatsifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat dan ciri-ciri homogenitas itu misalnya dalam hal ekonomi (seperti wilayah dengan struktur produksi dan konsumsi yang homogen, tingkat pendapatan rendah/ miskin, dll), geografi (seperti wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama), agama, suku dan sebagainya. Wilayah homogen dibatasi berdasarkan keseragamannya se-cara internal (internal uniformity). Contoh wilayah homogen : Pantura Jawa Barat, merupakan wilayah yang homogen dari segi produksi padi. Implikasi pada wilayah homogen adalah apabila ada suatu perubahan yang terjadi pada bagian wilayah akan mempengaruhi seluruh bagian wilayah tersebut dengan proses yang sama. Apa yang berlaku di suatu bagian akan berlaku pula pada bagian wilayah lainnya.

Wilayah nodal (nodal region)

Wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan wilayah belakangnya (hinterland). Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi. Pengertian wilayah nodal paling ideal untuk digunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. Batas wilayah nodal ditentukan sejauh mana pengaruh dari suatu pusat kegiat-an ekonomi bila digantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi lainnya. Struktur dari wilayah nodal dapat digambarkan sebagai suatu sel hidup atau suatu atom, dimana terdapat inti dan plasma (periferi) yang saling melengkapi. Pada struktur yang demikian, integrasi fungsional akan lebih merupakan dasar hubungan ketergantungan atau dasar kepentingan masyarakat di dalam wilayah itu, daripada merupakan homogenitas semata-mata. Contoh wilayah nodal : DKI Jakarta dan Bodetabek (Jakarta merupakan inti dan Bodetabek sebagai wilayah belakangnya).

Sistem Kota-kota BANDUNG RAYA

Wilayah administratif

Wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi, ka-bupaten, kecamatan, desa/kelurahan. Khusus untuk wilayah administratif propinsi dan kabupaten/kota, dalam peraturan perundang-undangan di negara kita disebut sebaga daerah Otonom. Dalam praktek, apabila membahas mengenai pembangunan wilayah/daerah, maka pengertian wilayah administrasi merupakan pengertian yang paling banyak digunakan. Penggunaan pengertian wilayah administratif disebabkan dua faktor, yakni:

berdasarkan pada satuan wilayah adminsitrasi tersebut. dalam melaksanakan kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan tindakan-tindakan dari berbagai badan pemerintah. wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan atas satuan administrasi pemerintahan lebih mudah dianalisis, karena sejak lama pe-ngumpulan data di berbagai bagian wilayah

Wilayah Perencanaan

Wilayah yang batasannya didasarkan secara fungsional dalam kaitannya dengan maksud perencanaan. Wilayah perencanaan dapat dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam pengembangannya, cukup kecil untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaannya dapat dipandang sebagai suatu kesatuan.

Wilayah sebagai suatu SistemKeseluruhan unsur pembentuk wilayah yang meliputi : SDA,

SDM, dan SD buatan Kegiatannya (sosial-ekonomi, budaya & politik) yang berinteraksi membentuk wujud lingkungan fisik.

Tata Ruang dan Wilayah

Nilai ruang, ditentukan oleh :

Lokasi & jarak Manfaat dan nilai barang

Nilai ruang 1 : akses Nilai ruang 2 : hukum supply-demand

Keterkaitan antar-ruang dapat terjadi karena :

Manfaat fungsionalnya Kandungan nilai unsur hara di dalamnya Kandungan materi bahan galian/tambang Nilai nominal harga lahan; Nilai relatif lokasi Nilai aksesibilitas Nilai kultural-simbolis

Makin besar nilai suatu ruang akan semakin kompleks pemanfaatan ruangnya (berbagai kepentingan, berbagai fungsi, berbagai konflik ruang) Karenanya, perlu PENATAAN RUANG Pemanfaatan ruang yang tidak diikuti dengan aturan cenderung menimbulkan konflik antar berbagai pihak Jadi, Penataan ruang diperlukan, karena : Ketersediaan

ruang, besaran, jumlah, dan karakteristiknya terbatas Pemanfaatan ruang harus optimal : ruang sebagai entitas mempunyai potensi pemanfaatan yang bersifat majemuk dan kompleks ( highest & best use)

Wilayah dalam Penataan Ruang

Berdasarkan Fungsi Utama Kawasan Kawasan

Lindung Budidaya

Berdasarkan Aspek Administrasi Wilayah

nasional Wilayah provinsi Wilayah kab/kota

Berdasarkan Fungsi Kegiatan Kawasan

Perkotaan Kawasan Perdesaan Kawasan Tertentu

Kawasan

Wilayah dalam pengertian fungsional sering disebut sebagai kawasan, yakni suatu wilayah yg teritorial didasarkan pada pengertian, batasan dan perwatakan fungsional tertentu. UU No. 24/1992 mendefinisikannya sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri tertentu/spesifik/khusus. Contoh kawasan

Kawasan Lindung Kawasan Budidaya dalam suatu wilayah Provinsi; Kawasan Perkotaan Kawasan Perdesaan dalam suatu wilayah Kabupaten; Kawasan Perumahan, Kawasan Pusat Kota, dan Kawasan Industri dalam suatu Kota.

Kawasan Lindung Budidaya

Kawasan Lindung kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan; (Contoh : KHL, KSA, KPS, KRBA, KCB) Kawasan Budidaya kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan; (Contoh : hutan produksi, pertanian, perkebunan, pertambangan, permukiman, pariwisata, industri)

Kawasan Perkotaan - Perdesaan

Kawasan Perkotaan Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan Perdesaan Kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

UNSUR RUANG

Dasar : Persepsi

tata ruang/spasial Lingkup tata ruang Proses penataan ruang

Unsur ruang Permukiman (Settlement) Doxiadis Patric

Geddes

Persepsi Spasial/Tata Ruang

Sejalan dengan perkembangan manusia serta peradaban, iptek maka persepsi terhadap keruangan di bumi ini telah menimbulkan berbagai permasalahan sehubungan dengan perkembangan yang terjadi di permukaan bumi sendiri, di ruang angkasa maupun di bagian dalam bumi. Menghadapi perkembangan ini berkembang pula persepsi terhadap keruangan (spasial) ini dengan berkembangnya suatu wawasan tata ruang melihat bagian-bagian jagad raya sebagai suatu ruang relatif (relative space) yang secara integral meliputi bagian dalam bumi, bagian permukaan dan bagian angkasa sebagai suatu kesatuan yang saling terkait satu sama lain.

Tata Ruang (1)

Tata ruang terkait dengan suatu penataan segala sesuatu yang berada di dalam ruang sebagai wadah penyelenggara kehidupan. Tata ruang pada hakekatnya merupakan lingkungan fisik yang mempunyai hubungan organisatoris/fungsional antara berbagai macam obyek dan rnanusia yang terpisah dalam ruang-ruang tertentu (Rapoport, 1980).

Tata Ruang (2)

Di dalam tata ruang terdapat suatu distribusi dari tindakan manusia dan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang dirumuskan sebelumnya. Tata ruang, menurut Wetzling (1978), merupakan jabaran dari suatu produk perencanaan fisik. Ini berarti, tinjauan pengertian struktur tata ruang harus tetap mengacu kepada suatu wawasan yang lebih luas.

Tata Ruang (3)

Konsepsi tata ruang ini, menurut Foley (1964), tidak hanya menyangkut suatu wawasan yang disebut sebagai wawasan spasial tetapi menyangkut pula aspek-aspek non-spasial atau a-spasial. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa struktur fisik sangat ditentukan dan dipengaruhi pula oleh faktorfaktor non-fisik seperti organisasi fungsional, pola sosial-budaya dan nilai kehidupan komunitas (Wheaton, 1967 dan Porteous, 1977). Struktur tata ruang pada hakekatnya merupakan hasil dari suatu proses yang mengalokasikan obyek-obyek fisik dan aktivitas ke suatu kawasan di suatu wilayah.

Proses Penataan Ruang

Proses yang mengalokasikan aktivitas pada suatu kawasan sesuai dengan hubungan fungsional tertentu. Proses pengadaan atau ketersediaan fisik yang menjawab kebutuhan akan ruang bagi aktivitas seperti untuk tempat bekerja, tempat tinggal, transportasi dari komunikasi. Dalam proses pengadaan dan pengalokasian tatanan ruang, kaitan antara bagian-bagian permukaan bumi, tempat berbagai aktivitas dilakukan dengan bagian atas ruang (angkasa) serta ke bagian dalam yang mengandung berbagai sumber daya perlu dilihat dalam wawasan yang integratif.

Kaitan antara aspek spatial) dan aspatial (Paradigma Foley, 1964)

Aspek normatif yang bersifat aspatial nilai sosial budaya, institusi, peraturan dan perundangan, teknologi dan spatial, termasuk distribusi tata ruang dan pola budaya, nilai yang berkaitan dengan pola tata ruang aktivitas, dan lingkungan lisik Aspek fungsional yang bersifat aspatial pembagian dan agihan fungsi-fungsi, sistem aktivitas termasuk manusia dan kegiatan usaha di dalam peranan fungsionalnya dan spatial seperti distribusi tata ruang fungsi fungsi, kaitan tata ruang, pola tata ruang kegiatan berdasarkan macam macam fungsi. Aspek fisik yang bersifat aspatial obyek-obyek fisik, lingkungan geofisik, lingkungan angkasa, kualitas lingkungan (permukaan, dalam bumi dan angkasa) manusia sebagai wujud fisik, kualitas sumber daya alam dan yang bersifat spatial seperti distribusi tata ruang bentuk fisik, lahan, bangunan, jaringan jalan, jaringan utilitas, pola tata guna lahan sesuai dengan kualitas lahannya.

Paradigma FoleyAspek Bukan Keruangan (Aspatial) Normatif (aspek sosial budaya) -Nilai-nilai sosial -Perangkat kepranataan -Peraturan perundangan -Teknologi -Pembagian dan agihan fungsifungsi -Sistem aktivitas (manusia dan kegiatan usaha dalam peran fungsionalnya) -Pertimbangan efisiensi -Objek-objek fisik -Lingkungan geofisis -Manusia sebagai wujud fisik -Kualitas sumber daya alam Aspek Keruangan (Spatial) -Distribusi tata ruang pola kultural -Nilai yang berkaitan langsung dengan pola aktivitas dan lingkungan fisik -Distribusi tata ruang fungsi-fungsi -Hubungan ketataruangan -Pola tata ruang kegiatan usaha berdasar fungsinya

Fungsional (aspek organisasi dan ekonomis)

Fisik (aspek wadah fisik)

-Distribusi bentuk fisik, bangunan, lahan, jaringan jalan, jaringan utilitas dan lainnya -Tata guna lahan berdasarkan kualitas dan kesesuaian sumber daya alam

Permukiman (Settlement)Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, yang berupa :

kawasan perkotaan kawasan perdesaan,

yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Kawasan perkotaan (KP) : KP

berstatus administratif Daerah Kota KP yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten KP Baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan perdesaan menjadi KP KP yang mempunyai bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan

Karakteristik Perkotaan (>< Perdesaan) Fisik, Sosial, Ekonomi Urban >< Rural Kota berdasarkan Ukurannya Kota Raya > 1.000.000 Kota Besar 500.000 - 1.000.000 Kota Sedang 100.000 - 500.0000 Kota Kecil < 100.000

Unsur pembentuk struktur tata ruang permukinan(1) Doxiadis

:

Permukiman merupakan totalitas lingkungan : Alam (Nature) Individu manusia (Antropos) Masyarakat (Society) Ruang kehidupan (Shells) Jaringan (Network)

Nature (alami) permukiman akan sangat ditentukan oleh adanya alam baik sebagai lingkungan hidup maupun sebagai sumber daya seperti unsur fisik dasar (iklim, topografi, geologi, hidrologi, vegetasi dan fauna; Anthropos (individu manusia) permukiman akan sangat dipengaruhi dan mempengaruhi dinamika serta perkembangan kinerja manusia sebagai individu; Society (masyarakat) permukiman pada hakikatnya dibentuk karena adanya manusia sebagai keiompok masyarakat; Shells (ruang kehidupan) suatu ruang kehidupan yang selengkapnya yang menyangkut berbagai unsur di mana manusia sebagai individu maupun kelompok melaksanakan kehidupannya Network (jaringan) unsur permukiman yang dapat menunjang saling tindak antar berbagai fungsi kegiatan masyarakat, sehingga akan terjadi suatu komunikasi serta jaringan yang berfungsi sebagai penunjang kebutuhan kehidupan lainnya seperti jaringan air bersih, pembuangan, telekomunikasi, listrik.

(2) Patrick Geddes :

Karakteristik permukiman sbg suatu kawasan memiliki unsur : Place : Tempat tinggal Work : Tempat kerja Folk : Tempat bermasyarakat

Kus Hadinoto (1970-an) :Permukiman kota mempunyai 5 unsur pokok :

Wisma : tempat tinggal (perumahan) Karya : tempat bekerja (kegiatan usaha) Marga : jaringan pergerakan, jalan Suka : tempat rekreasi/hiburan Penyempurna : prasarana - sarana

Unsur Ruang Kawasan Perkotaan (1)

Dalam konteks spasial, kota pada dasarnya dapat ditinjau baik sebagai nodal maupun sebagai area. Tinjauan

kota sebagai nodal menempatkan kota dalam konstelasi regional, yang menggambarkan keterkaitan kota dalam sistem kota-kota baik secara spaial maupun fungsional. Tinjauan kota sebagai area menempatkan kota sebagai dalam wujud struktural dan pola pemanfaatan ruangnya secara internal. yang menjadi fokus adalah unsur-unsur pembentuk ruang kota/kawasan perkotaan, yang terdiri dari pusat kegiatan/pelayanan, kawasan fungsional perkotaan, dan jaringan jalan.

Unsur Ruang Kawasan Perkotaan (2)

Kawasan perkotaan sebagai suatu sistem spasial, secara internal mempunyai unsur-unsur yang menjadi pembentuknya serta keterkaitannya satu sama lain. Kawasan perkotaan sebagai suatu sistem spasial menunjukkan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak, yang mencirikan kawasan dengan kegiatan utama bukan-pertanian.

Unsur Ruang Kawasan Perkotaan (3)

Kawasan terbangun ruang dalam kawasan permukiman perkotaan yang mempunyai ciri dominasi penggunaan lahan secara terbangun (built up area) atau lingkungan binaan untuk mewadahi kegiatan perkotaan Kawasan atau Ruang Terbuka Hijau ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Pusat Pelayanan Kegiatan (Pusat Kota, Pusat BWK, Pusat Lingkungan) bagian wilayah kota yang merupakan tempat terkonsentrasinya berbagai aktivitas (sosial, ekonomi, dan budaya) yang melayani penduduk kota itu sendiri (skala lokal) serta penduduk dari wilayah yang lebih luas (skala regional). Prasarana perkotaan kelengkapan dasar fisik yang memungkinkan kawasan permukiman perkotaan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Unsur Ruang Kawasan Perkotaan (4) Kawasan fungsional

Jenis-jenis pemanfaatan ruang kawasan terbangun kota : kawasan kawasan kawasan

perumahan pemerintahan perdagangan dan jasa kawasan industri (KI, ZI, peruntukan ind, kawasan pemerintahan

Keragaman jenis pemanfaatan ruang kota bergantung pada fungsi kota tersebut dalam lingkup wilayah yang lebih luas.

Unsur Ruang Kawasan Perkotaan (5) Prasarana Perkotaan

Prasarana yang paling berpengaruh terhadap struktur tata ruang kota adalah prasarana transportasi, yakni jaringan jalan. Dalam perencanaan tata ruang kota, pengembangan jaringan jalan tidak dapat dilepaskan dari pola pemanfaatan ruang yang ada atau ingin diwujudkan. Jaringan jalan dapat menjadi faktor yang mendorong perkembangan kegiatan, dan sebaliknya pengembangan suatu kegiatan memerlukan dukungan pengembangan jaringan jalan. Pengembangan jaringan prasarana : perlu kesinambungan antara sistem lokal / lingkungan dengan sistem wilayah yg lebih luas; Hubungan struktural yang menerus dan compatible antara sistem lingkungan dengan lingkungan lain; Jika belum memungkinkan, sistem dalam lingkungan harus memenuhi kebutuhan sendiri (self contained), tanpa mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar.

KEBUTUHAN PERENCANAAN SPASIAL/ TATA RUANG

Kecenderungan perkembangan/pertumbuhan W/K menimbulkan berbagai persoalan (vs. keterbatasan ruang, kebutuhan sarana/prasarana) Perlunya intervensi thd kecenderungan perkembangan w/k Tujuan pembangunan w/k yang pencapaiannya membutuhkan ruang utk mengakomodasikannya.

Kebutuhan perencanaan tata ruang kota (1)

Meningkatnya berbagai permasalahan sosial, ekonomi dan fisik berkaitan dengan pertumbuhan yang pesat dari wilayah perkotaan bersamaan dengan semakin memburuknya kemiskinan di perdesaan perlunya pendekatan baru untuk penataan ruang :

pengembangan kota-kota baru mengarahkan industri berlokasi di kawasan industri dsb

terwujud suatu tata ruang yang sekaligus mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan