UNDANG-UNDANG
BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
NOMOR 02/UU/BPM FEB UI/X/2015
TENTANG:
KEUANGAN LEMBAGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BADAN PERWAKILAN MAHASISWA,
Menimbang:
a. bahwa keuangan merupakan salah satu unsur pokok dalam penyelenggaraan kegiatan
kemahasiswaan dan mempunyai manfaat yang sangat penting guna melaksanakan
AD/ART Majelis Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia;
b. bahwa untuk tercapainya amanat ART Majelis Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a, pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan lembaga kemahasiswaan memerlukan suatu lembaga
pemeriksa yang bebas, mandiri, dan profesional untuk menciptakan lingkungan
kegiatan kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang
akuntabel, dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme;
c. bahwa Undang-Undang No. 1 Tahun 2015 tentang Badan Audit Kemahasiswaan
Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
mengamanatkan pembuatan peraturan yang mengatur tentang pemerikasaan,
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan
huruf c, maka perlu dibentuk Undang-Undang Keuangan Lembaga Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Indonesia.
Mengingat : Pasal 10 poin 4, Pasal 37 poin 2, Pasal 43 poin 3, Pasal 54, dan Pasal 55 AD /
ART MM FEB UI.
MEMUTUSKAN
Menetapkan: UNDANG-UNDANG KEUANGAN LEMBAGA FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA.
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Majelis Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, yang
selanjutnya disebut MM FEB UI, adalah Majelis Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Indonesia sebagaimana dimaksud dalam AD/ART MM FEB UI.
2. Musyawarah Mahasiswa, yang selanjutnya disingkat Musma, adalah Musyawarah
Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam AD/ART MM FEB UI.
3. Lembaga kemahasiswaan, yang selanjutnya disebut lembaga, adalah lembaga
kemahasiswaan yang berada di bawah naungan AD/ART MM FEB UI.
4. Keuangan lembaga adalah semua hak dan kewajiban lembaga yang diakui oleh MM
FEB UI yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun barang yang dapat dijadikan milik lembaga sesuai dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban tersebut.
5. Pengelolaan keuangan MM FEB UI adalah keseluruhan kegiatan pengelola keuangan
lembaga yang diakui oleh MM FEB UI sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban.
6. Tanggung jawab keuangan kemahasiswaan adalah kewajiban lembaga yang diakui
MM FEB UI untuk melaksanakan pengelolaan keuangan secara tertib, taat pada
peraturan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan dengan memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
7. Badan Perwakilan Mahasiswa, yang selanjutnya disingkat BPM FEB UI, adalah
Badan Perwakilan Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam AD/ART MM FEB UI.
8. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia,
yang selanjutnya disebut BEM FEB UI, adalah lembaga eksekutif tertinggi dalam
struktur MM FEB UI.
9. Badan Audit Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia,
yang selanjutnya disingkat BAK FEB UI, adalah lembaga yang bertugas untuk
memeriksa dan mengawasi pengelolaan dan tanggung jawab keuangan lembaga
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2015 tentang Badan
Audit Kemahasiswaan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia.
10. Badan Otonom, yang selanjutnya disebut BO, merupakan lembaga otonom di dalam
struktur kelembagaan mahasiswa FEB UI.
11. Badan Semi Otonom, yang selanjutnya disebut BSO, merupakan lembaga semi
otonom di dalam struktur kelembagaan mahasiswa FEB UI.
12. Periode kepengurusan adalah periode kerja yang ditetapkan masing-masing lembaga
dalam AD/ART lembaga.
13. Anggaran adalah rencana keuangan tahunan lembaga.
14. Bendahara adalah setiap orang yang diberi tugas untuk dan atas nama lembaga agar
menerima, menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga milik
lembaga.
15. Sistem pengendalian internal adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pengurus dan seluruh anggota untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan lembaga melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
16. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan
secara independen, objektif, dan professional.
17. Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,
pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta
penginterpretasian atas hasilnya.
18. Standar pelaporan adalah standar akuntansi yang berlaku umum dan/atau khusus
untuk diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan lembaga yang
ditetapkan oleh BAK FEB UI.
19. Laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban keuangan lembaga yang
disusun berdasarkan standar pelaporan yang berlaku.
20. Hasil pemeriksaan adalah hasil akhir dari proses penilaian kebenaran, kepatuhan,
kecermatan, kredibilitas, dan keandalan data/informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan lembaga yang dikeluarkan oleh BAK FEB UI.
21. Opini adalah pernyataan profesional yang dikeluarkan oleh BAK FEB UI sebagai
kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi dalam laporan
keuangan, aspek kontrol internal, dan kepatuhan.
22. Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya, yang
ditujukan kepada orang dan/atau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan
dan/atau perbaikan.
23. Kerugian adalah kekurangan uang dan aset yang nyata dan pasti jumlahnya akibat
perbuatan melawan hukum, baik sengaja maupun lalai.
Pasal 2
(1) Ketua lembaga memiliki tanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan lembaga.
(2) Tanggung jawab sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dapat dialihkan oleh ketua
lembaga kepada bendahara.
Pasal 3
Setiap lembaga wajib melakukan tata kelola keuangan lembaga yang baik dan sesuai dengan
standar prosedur yang berlaku di MM FEB UI.
Pasal 4
Tata kelola keuangan lembaga sebagaimana yang dimaksud dalam pasal meliputi, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban.
BAB II
PERENCANAAN
Pasal 5
(1) Setiap lembaga wajib menyusun rancangan anggaran.
(2) Rancangan anggaran terdiri dari rencana pendapatan dan rencana belanja untuk satu
periode kepengurusan lembaga.
Pasal 6
(1) Rancangan anggaran lembaga sebagaimana yang disebut dalam pasal 5 (lima) dibuat
dengan mempertimbangkan kinerja keuangan lembaga pada periode kepengurusan
sebelumnya.
(2) Rancangan anggaran lembaga sebagaimana yang disebut dalam pasal 5 (lima) dibuat
dengan mempertimbangkan rencana kerja kepengurusan lembaga yang sedang berjalan.
Pasal 7
Rancangan anggaran disahkan oleh ketua lembaga.
Pasal 8
Rancangan anggaran yang sudah disahkan wajib diserahkan kepada BPM FEB UI pada awal
periode kepengurusan lembaga paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode kepengurusan
lembaga sebelumnya berakhir.
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 9
Dalam melaksanakan tata kelola keuangan, lembaga harus membagi tugas keuangan ke lebih
dari satu orang atau bagian lembaga.
Pasal 10
(1) Berkaitan bahwa tanggung jawab keuangan dimiliki oleh ketua lembaga, maka bendahara
bertanggung jawab kepada ketua lembaga.
(2) Pengguna anggaran dalam hal ini adalah bagian dari lembaga bertanggung jawab kepada
bendahara.
Pasal 11
Bendahara lembaga berwenang:
a. Menyusun anggaran;
b. Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran;
c. Menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas;
d. Membuat rekening lembaga di bank dalam rangka pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran;
e. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran;
f. Menyimpan uang;
g. Menempatkan uang dan mengelola/menatausahakan uang tersebut untuk keperluan
lembaga;
h. Melakukan pengelolaan utang dan piutang;
i. Melakukan penagihan piutang;
j. Melakukan pencatatan keuangan secara rutin;
k. Menyusun laporan keuangan sesuai standar pelaporan.
Pasal 12
(1) Lembaga harus melakukan pembukuan secara rutin.
(2) Setiap lembaga wajib menyimpan laporan keuangan dan bukti pendukungnya
minimal selama 5 (lima) tahun.
Pasal 13
Pendanaan lembaga dapat berasal dari:
a. Dana kemahasiswaan yang diperoleh dari pihak birokrat fakultas maupun universitas;
b. Iuran anggota organisasi sesuai dengan peraturan organisasi yang bersangkutan;
c. Usaha yang dilakukan lembaga yang tidak mengikat dan berasal dari sumber yang sah
dan halal;
d. Sumbangan dari semua pihak yang tidak mengikat dan berasal dari sumber yang sah
dan halal;
e. Sumber lain yang tidak bertentangan dengan AD/ART MM FEB UI dan peraturan
birokrat kampus.
Pasal 14
(1) Dalam melakukan pendanaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf c sampai e,
setiap lembaga harus melaksanakannya dengan usaha yang maksimal sesuai dengan
anggaran pendanaan lembaga.
(2) Sumber pendanaan lembaga sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf b harus diatur
dalam peraturan dalam lembaga.
(3) Peraturan yang dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) di atas harus memperhatikan
kemampuan finansial anggota.
Pasal 15
(1) Setiap lembaga harus memiliki rekening bank atas nama lembaga.
(2) Pemilihan bank diserahkan kepada masing-masing lembaga.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 16
Untuk mencapai pengelolaan keuangan lembaga yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel, ketua lembaga wajib melakukan pengawasan atas penyelenggaraan kegiatan
lembaga.
Pasal 17
(1) Pengawasan atas penyelenggaraan kegiatan lembaga sebagaimana dimaksud pada pasal 2,
dilaksanakan dengan mengadakan sistem pengendalian internal.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan lembaga, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset lembaga,
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Pasal 18
(1) Ketua lembaga bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian
internal di lingkungan lembaga masing-masing.
(2) Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas pengendalian internal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), lembaga melakukan pembinaan penyelenggaraan sistem
pengendalian internal.
BAB V
PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 19
(1) Setiap lembaga wajib membuat laporan keuangan dalam setiap periode kepengurusan.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dibuat sesuai dengan standar
pelaporan yang berlaku di MM FEB UI.
(3) Setiap lembaga membuat laporan keuangannya untuk periode satu tahun yang dimulai 1
Januari dan berakhir 31 Desember.
Pasal 20
(1) Bendahara wajib menyusun laporan keuangan lembaga dalam rangka memenuhi
pertanggungjawaban pelaksanaan keuangan lembaga.
(2) Dalam penyusunan laporan keuangan, bendahara menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan yang meliputi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan.
Pasal 21
Ketua lembaga dan bendahara memberikan pernyataan bahwa:
a. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan;
b. Akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
kemahasiswaan;
c. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal yang memadai.
Pasal 22
(1) Laporan keuangan untuk periode 1 (satu) tahun yang berakhir 31 Desember diserahkan
kepada BPM FEB UI paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal 31 Desember tahun
berjalan.
(2) Dalam hal laporan keuangan yang dimaksud pada ayat (1) akan diperiksa oleh BAK,
maka laporan keuangan lembaga diserahkan kepada BAK FEB UI paling lambat 2 (dua)
minggu setelah tanggal 31 Desember tahun berjalan.
Pasal 23
Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada pasal 22 ayat (1) dipublikasikan paling
lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal 31 Desember tahun berjalan.
Pasal 24
Satuan hitung dalam penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah.
BAB VI
PEMERIKSAAN
Pasal 25
(1) Lembaga wajib dilakukan pemeriksaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
(2) Penetapan yang dimaksud dalam ayat (1) adalah untuk BEM FEB UI setiap periode
kepengurusan dan untuk BSO setiap 3 (tiga) tahun sekali.
(3) Penetapan waktu pergiliran pemeriksaan dilakukan oleh BPM FEB UI melalui Ketetapan
BPM FEB UI.
(4) Pemeriksaan bersifat opsional untuk BO.
Pasal 26
(1) Pemeriksaan keuangan lembaga meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan
lembaga dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan lembaga.
(2) Pemeriksaan yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh BAK FEB UI.
(3) Pemeriksaan yang dimaksud pada ayat (1) terdiri dari pemeriksaan laporan keuangan,
pemeriksaan kontrol internal, dan pemeriksaan kepatuhan.
Pasal 27
(1) Pemeriksaan laporan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan.
(2) Pemeriksaan kontrol internal adalah pemeriksaan sistem pengendalian internal lembaga
yang terdiri atas pemeriksaan deskripsi, desain, dan implementasi sistem pengendalian
internal.
(3) Pemeriksaan kepatuhan adalah pemeriksaan kepatuhan lembaga atas peraturan dan
perundangan yang berlaku.
Pasal 28
(1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dilaksanakan berdasarkan standar
pemeriksaan.
(2) Standar pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh BAK FEB UI.
Pasal 29
(1) Dalam merencanakan dan melaksanakan tugas pemeriksaan, BAK FEB UI dapat
berkonsultasi dengan staf pengajar FEB UI.
(2) Staff pengajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus terikat dengan kode etik
profesi akuntan.
Pasal 30
Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, BAK FEB UI dapat:
a. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan lembaga yang wajib disampaikan kepada lembaga yang diperiksa;
b. Menentukan obyek pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan,
penentuan waktu dan metode pemeriksaan, serta penyusunan dan penyajian laporan
pemeriksaan dilakukan secara bebas dan mandiri oleh BAK FEB UI;
c. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang
dan/atau unit yang mengelola keuangan lembaga;
d. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik lembaga, di
tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan lembaga, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
lembaga;
e. Menerima laporan keuangan dari lembaga.
Pasal 31
Dalam rangka meminta keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf b, BAK
FEB UI dapat melakukan pemanggilan kepada seseorang.
Pasal 32
BAK FEB UI dapat melaksanakan pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya
indikasi kerugian lembaga dan/atau unsur pidana.
Pasal 33
(1) Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur penyimpangan dan/atau unsur pidana,
BAK FEB UI segera melaporkan hal tersebut kepada BPM FEB UI sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur bersama oleh
BAK FEB UI dan BPM FEB UI.
Pasal 34
(1) BAK FEB UI menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah pemeriksaan selesai
dilakukan.
(2) Jika diperlukan, BAK FEB UI dapat menyusun laporan interim pemeriksaan.
Pasal 35
Laporan hasil pemeriksaan BAK FEB UI memuat opini dan rekomendasi.
Pasal 36
(1) Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan lembaga disampaikan oleh BAK FEB
UI kepada seluruh sivitas akademika FEB UI selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
tanggal 31 Desember tahun berjalan.
(2) Laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Musma.
Pasal 37
Laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan dalam Musma, dinyatakan terbuka untuk
umum.
Pasal 38
(1) Lembaga berhak menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
(2) Lembaga wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BAK FEB UI tentang
tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.
(3) Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada BAK
FEB UI selambat lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan
diterima.
(4) BAK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
BAB VII
SANKSI
Pasal 39
Penyerahan rancangan anggaran dari BSO kepada BPM FEB UI yang melebihi waktu yang
sudah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 (delapan) akan mendapatkan
penundaan penerimaan blockgrant pada 2 (dua) bulan pertama periode kepengurusan.
Pasal 40
(1) Penyerahan laporan keuangan dari BSO kepada BPM FEB UI atau BAK FEB UI yang
melebihi waktu yang sudah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 (dua puluh
dua) akan mendapatkan pengurangan blockgrant sebesar 10% (sepuluh persen) dari yang
ditetapkan untuk 1 (satu) tahun periode kepengurusan berikutnya.
(2) Penyerahan laporan keuangan dari BO kepada BPM FEB UI atau BAK FEB UI yang
melebihi waktu yang sudah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 (dua puluh
dua) akan mendapatkan denda sebesar Rp. 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per
bulan keterlambatan.
Pasal 41
(1) Keterlambatan dalam mempublikasikan laporan keuangan lembaga sebagaimana
dimaksud dalam pasal 23 (dua puluh tiga) dikarenakan kesalahan dari lembaga, maka
lembaga yang bersangkutan mendapatkan pengurangan blockgrant sebesar 10% (sepuluh
persen) dari yang ditetapkan untuk 1 (satu) tahun periode kepengurusan berikutnya.
(2) Keterlambatan dalam mempublikasikan laporan keuangan lembaga disebabkan oleh
kesalahan atau keterlambatan BAK FEB UI, maka lembaga yang bersangkutan tidak akan
menerima sanksi apapun terkait opini yang dikeluarkan oleh BAK FEB UI dan BAK FEB
UI wajib memberikan keterangan terkait kesalahan atau keterlambatan publikasi hasil
pemeriksaan laporan keuangan lembaga.
Pasal 42
(1) Opini BAK FEB UI terkait hasil pemeriksaan laporan keuangan lembaga akan menjadi
dasar dalam penetapan blockgrant di periode kepengurusan berikutnya.
(2) Penetapan blockgrant sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) akan diatur dalam
Undang-Undang Blockgrant.
(3) Lembaga yang mendapatkan opini Tidak Wajar atau Tidak Memberikan Pendapat dari
BAK FEB UI terkait hasil pemeriksaan laporan keuangan akan kehilangan hak suara
dalam bidding Orientasi Pengenalan Kampus dan Sosial Act dalam 1 (satu) tahun
periode kepengurusan.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 43
Segala sesuatu yang belum diatur dalam undang-undang ini akan diatur kemudian.
Pasal 44
Undang-undang ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkannya kecuali untuk ketentuan
BAB VII mengenai sanksi mulai berlaku untuk kepengurusan lembaga yang dimulai tanggal
1 Januari 2016.
Lampiran UU BPM No 2 Tahun 2015
Dicetak dalam kop lembaga
SURAT PERNYATAAN
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XX
(NAMA BO/BSO)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
1. Nama :
Jurusan :
NPM :
Jabatan : Ketua (Nama BO/BSO)
2. Nama :
Jurusan :
NPM :
Jabatan : Bendahara (Nama BO/BSO)
Menyatakan bahwa:
1. Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan lembaga;
2. Laporan keuangan lembaga untuk periode yang berakhir 31 desember 20XX telah disusun dan disajikan
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Kemahasiswaan;
3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan telah dimuat secara lengkap dan benar;
b. Laporan keuangan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan
informasi atau fakta material;
4. Kami bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal lembaga.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Depok, …….
Ketua (Nama BO/BSO) Bendahara (Nama BO/BSO)
Nama Nama
NPM NPM
Top Related