Download - Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Transcript
Page 1: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Laporan Kasus Ujian

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

(F25.0)

Oleh

Alvina Ulfah Rusmayuni, S.Ked

I1A009064

Pembimbing

dr. H. Yulizar Darwis, Sp. KJ, MM

UPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa

FK Unlam-RSUD ULIN

Banjarmasin

Agustus 2013

Page 2: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.F

Usia : 24 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Penanggung Jawab : Ny. Sitawati

Hubungan dengan Pasien : Ibu Kandung Pasien

Alamat : Jl. Astambul Kota RT 007

RW 002 No.7 Martapura

Pendidikan : MTs (tamat)

Pekerjaan : Dekorator janur kuning dan

Gabus acara pernikahan

Agama : Islam

Suku : Banjar

Bangsa : Indonesia

Tanggal kunjungan ke poli : 31 Juli 2013

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Diperoleh dari alloanamnesa dengan ibu kandung pasien (Ny.Sitawati),

sepupu pasien (Nn.Mawaddah), dan paman pasien (Tn.Bambang) pada

tanggal 31 Juli 2013 pukul 10.10 WITA di Poliklinik RSJ Sambang Lihum

dan dengan ibu pasien pada tanggal 3 Agustus 2013 pukul 15.00 WITA di

Rumah pasien. Autoanamnesa dengan pasien pada tanggal 31 Juli 2013

1

Page 3: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

pukul 11.15 WITA di Poliklinik RSJ Sambang Lihum dan tanggal 3 Agustus

2013 pukul 15.45 WITA di rumah pasien.

A. KELUHAN UTAMA

Bicara kacau

B. KELUHAN TAMBAHAN

Tertawa sendiri, mengaku mendapat wahyu, marah-marah, curiga

dengan orang lain, keluyuran, dan susah tidur.

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Alloanamnesa

Tahun 2009, pasien pernah keluyuran keluar rumah. Pasien

berbohong dengan keluarganya, ia mengatakan hendak tadarusan

ke mushola di kampungnya. Ternyata pasien pergi ke mushola di

kampung lain, dan pasien ternyata tidak melakukan tadarus,

melainkan hanya ngobrol-ngobrol saja dengan temannya di sekitar

mushola. Pasien masih bisa makan dan mandi sendiri tanpa perlu

diingatkan. Namun pasien lebih memilih mandi di sungai

dibandingkan mandi di kamar mandi rumah. Sungai berada tak

jauh dari tempat tinggal pasien, sehingga tidak ada kendala bagi

pasien untuk mandi di sungai setiap hari. Pasien juga pernah

melihat bayangan berwarna hitam besar kepada keluarganya saat

berada dirumah, padahal keluarga tidak melihat adanya bayangan

yang dimaksud. Akhir tahun 2009, pasien mulai menunjukkan

2

Page 4: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

gejala-gejala aneh, seperti sering tertawa sendiri tanpa ada alasan

yang jelas.

Pada pertengahan tahun 2010, pasien memberikan beberapa

pakaiannya dengan tetangganya. Alasannya tidak diketahui oleh

keluarganya. Pasien juga pernah membagi-bagikan uang kepada

tetangganya. Uang yang dibagi-bagikan tersebut adalah uang yang

diberikan orangtuanya kepadanya, namun pasien membagi-bagikan

dengan tetangganya walaupun tidak sampai habis. Keluarga tidak

mengetahui alasan pasien melakukan hal tersebut. Selain itu, di

tahun yang sama, pasien juga pernah membakar bajunya yang

bergambarkan tengkorak. Alasan pasien melakukan hal tersebut

adalah karena pakaian atau segala sesuatu yang bergambar

tengkorak tidak diperkenankan dalam agama Islam. Apabila

keadaan tersebut dibantah oleh keluarga pasien, maka pasien akan

marah. Keadaan tersebut masih pernah berlanjut hingga kini.

Tahun 2011, pasien pernah mendatangi polisi yang sedang

melakukan razia dijalan. Pasien marah kepada polisi-polisi tersebut

karena pasien menganggap bahwa mereka memakan uang rakyat

kecil dengan cara razia tersebut.

Pada awal bulan Maret 2012, pasien mulai bicara kacau.

Pasien berbicara mengenai candi-candi dan putri junjung buih.

Pasien mengatakan bahwa di sekitarnya banyak candi-candi yang

berdiri tegak dan kokoh sampai sekarang dan banyak makhluk

3

Page 5: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

yang memuja candi tersebut. Ketika keluarga menanyakan nama

candi yang diceritakan pasien, pasien hanya tertawa dan

meneruskan ceritanya. Pasien juga pernah mengatakan kepada

keluarga bahwa dirinya dirasuki oleh putri junjung buih. Ia

mengatakan bahwa dirinya memiliki kekuatan sakti yang dapat

menghancurkan candi-candi tersebut apabila ada orang yang

berusaha melawan dirinya.

Satu minggu setelah itu, pasien mulai berjalan keluyuran

hendak ke kampung lain tanpa ada tujuan yang jelas. Pasien

hendak ke kampung sebelah dengan berjalan kaki. Apabila pasien

dicegah oleh keluarganya, maka pasien akan marah.

Pertengahan bulan Maret 2012, pasien memukuli

kerumunan warga yang sedang menyaksikan sebuah konser musik.

Lalu ayah yang ikut dengannya segera membawa pasien ke rumah

paman pasien yang berada di luar kampung tempat tinggal pasien.

Setelah itu, pasien kemudian diobati oleh pamannya (yang

dikatakan keluarga dapat mengobati masalah kejiwaan pasien).

Pasien diobati oleh pamannya dengan cara kepala pasien dipijat-

pijat hingga pasien merasa lebih tenang. Namun setelah beberapa

hari, pasien marah-marah tanpa sebab lagi kepada orang lain.

Pada Bulan April tahun 2012, pasien dibawa ke IGD RSJ

Sambang Lihum dengan keluhan utama keluyuran. Ayah pasien

yang membawanya, menceritakan mengenai keadaan pasien yang

4

Page 6: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

keluyuran, bicara kacau, dan memukuli kerumunan orang-orang

yang sedang menonton konser. Ayah pasien mengatakan bahwa

pasien sering tertawa sendiri tanpa alasan yang jelas. Kemudian

pasien diberikan 3 jenis obat oleh dokter yang sedang bertugas.

Menurut keluarga pasien, obat yang diberikan tersebut adalah

tablet yang berwarna oren besar, oren kecil, dan kuning.

Satu bulan sejak awal pemberian obat, pasien masih mau

minum obat secara rutin. Namun setelah itu, pasien sudah tidak

mau lagi minum obat secara rutin, hingga ia menghentikan obat

tersebut sama sekali. Pasien beralasan, bila ia minum obat tersebut,

itu sama seperti memasukkan racun dalam tubuh. Hal tersebut

dilarang oleh Islam, karena hukumnya sama dengan bunuh diri.

Apabila dilakukan, maka yang meminum obat menjadi kafir karena

berusaha membunuh dirinya sendiri. Ia juga marah apabila ada

keluarganya yang mengingatkan bahkan memaksanya minum obat.

Ia menganggap bahwa keluarganya tersebut ingin membunuhnya.

Setelah beberapa bulan putus obat, menurut pengakuan keluarga

pasien, pasien sudah jarang marah-marah dan keluyuran lagi.

Walaupun terkadang masih bicara kacau. Pasien juga mudah

menaruh curiga dengan orang lain. Apabila ada beberapa orang

yang sedang berbicara di dekatnya, pasien merasa bahwa mereka

sedang membicarakannya.

5

Page 7: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Bulan Mei 2013, pasien hendak membeli pulsa di kios

ponsel dekat rumahnya, namun ia tiba-tiba menampar pembeli

yang tidak dikenalnya sebelumnya yang berada di sebelahnya

dengan alasan ia melihat aura buruk yang ada pada pembeli

tersebut. Namun pembeli yang ditampar pasien tidak melawan.

Sesampainya dirumah, pasien bercerita mengenai kejadian tersebut

dengan keluarganya. Pasien mengatakan bahwa ia melihat pembeli

tersebut seperti seekor monyet yang memiliki aura buruk. Pasien

juga mengatakan “Hati orang itu kotor, rigat, makanya aku muar”.

Keluarga pasien datang lagi ke RSJ Sambang Lihum pada akhir

bulan Mei 2013 dengan alasan ingin meminta obat lagi oleh dokter

dengan keluhan-keluhan tersebut.

Awal bulan Juli 2013 (awal bulan Puasa), pasien

mengalami kesulitan tidur. Pasien sulit saat memulai tidur. Apabila

pasien sulit tidur, ia sering mendengarkan lagu sambil bernyanyi-

nyanyi. Ketika ditanyakan oleh keluarganya mengapa ia tidak

tidur, pasien mengatakan karena kepalanya pusing. Pasien sering

diterapi pijat oleh pamannya apabila kepala pasien sakit dan pusing

karena sulit tidur. Apabila kepala pasien dipijat-pijat oleh

pamannya, pasien menjadi lebih tenang dan malam harinya dapat

tidur, walaupun beberapa saat setelah itu pasien kambuh lagi.

Pasien juga mengatakan kepada keluarga bahwa ada “Jin Iprit”

yang merasuki tubuhnya dan mengendalikan segala perbuatannya.

6

Page 8: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Sehingga segala perbuatannya yang tidak tepat, selalu dikatakan

bahwa hal tersebut yang melakukan adalah Jin Iprit, bukan dirinya.

Pertengahan bulan Juli tahun 2013 (2 minggu sebelum

masuk Rumah Sakit), pasien bicara kacau lagi. Kali ini pasien

berbicara tentang keTuhanan dan ilmu keagamaan. Pasien

menjelaskan tentang tasawuf dan ilmu agama lainnya. Pasien juga

sering bicara sendiri dan tertawa sendiri tanpa alasan yang jelas.

Ketika ditanya oleh keluarga apa yang dibicarakan atau

ditertawakan, pasien menjawab tidak apa-apa. Pasien sering marah-

marah dengan keluarganya apabila ada orang yang tidak setuju

dengan pembicaraan dan pemikirannya. Satu minggu sebelum

masuk rumah sakit, pasien pernah marah-marah dengan adik

kandungnya yang masih berusia 8 tahun. Ketika adiknya

mengajaknya bermain dengan sebuah mainan, pasien tiba-tiba saja

marah dan mengatakan “Kalo pina ku hampas mainannya nih.

Untung jua mun ku hampas. Mun ku bunuh ikam pang.” Pasien

seringkali lupa menaruh barang pribadi miliknya, dan sering

bertanya dimana barang tersebut sambil marah-marah dengan

anggota keluarga lainnya. Tak jarang pasien menuduh bahwa

keluarganya yang menyimpan barang pribadi miliknya tersebut,

padahal keluarga tidak ada menyentuh barang-barang pasien sama

sekali. Pasien juga mengaku jika ia mendapat bisikan dari Tuhan

bahwa ia mendapat wahyu secara langsung dari Tuhan. Pasien kini

7

Page 9: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

mengubah model rambutnya, yang dinamakannya “Model Rambut

Datuk Badak”. Menurut ibu pasien, pasien pernah mengatakan

bahwa apabila ada seseorang yang mengganggunya, maka akan

diseruduknya.

Autoanamnesa

Pasien mengaku bahwa dahulu ia memiliki pacar yang

bernama Kurniawati Azizah, sekitar 7 tahun yang lalu (tahun

2006). Mereka berpacaran selama 1 tahun, namun kemudian

Kurniawati memutuskan dirinya karena Kurniawati suka dengan

pria lain. Ia mengelak bahwa ia sedih ditinggal pacarnya.

Pasien mengatakan bahwa dirinya sedang “garing hati”,

namun pasien mengatakannya sambil tertawa, seolah hal tersebut

merupakan hal yang lucu. Pasien juga mengatakan bahwa ia

sedang galau. Ketika ditanya apa masalah yang menyebabkan

dirinya galau, pasien enggan menjawabnya, pasien hanya tertawa

kecil. Pasien menyangkal pernah melihat bayangan-bayangan

seperti candi-candi, dan lain-lain. Pasien mengelak bahwa sulit

tidur. Ia mengatakan bahwa setiap hari ia dapat tidur dengan

nyenyak. Pasien mengaku sering ke kampung lain untuk

menghibur hati dan ia sering singgah ke warung-warung makan

yang ada disana. Pasien mengatakan bahwa ia berkeinginan untuk

melamar pekerjaan menjadi guru seni budaya, namun hingga saat

ini pasien belum mencoba melamar pekerjaan tersebut. Pasien

8

Page 10: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

mengatakan bahwa ia sering memberikan barang-barang miliknya

maupun uang untuk Mushola dan tetangganya dengan alasan

bahwa yang pertama manusia harus cinta kepada Allah, yang

kedua cinta kepada Rasulullah, dan yang ketiga cinta kepada

sesama. Jadi pasien mengutamakan orang lain dahulu baru dirinya

sendiri.

Pasien mengaku sering tertawa sendiri, ketika ditanya

mengapa, pasien mengatakan memang ada hal yang lucu, maka

dari itu ia tertawa. Namun untuk hal pastinya, ia tidak mau

mengatakannya. Pasien juga mengiyakan bahwa ia pernah

menampar orang lain. Namun ia tidak mengatakan alasannya.

Pasien mengatakan bahwa ia mendengar bisikan yang mengatakan

ia mendapatkan wahyu dari Allah, tapi ia enggan menjelaskan

secara rinci. Dan ia juga mengaku mampu melihat mata batin

seseorang. Dimana apabila hati orang yang dilihatnya buruk, maka

ia akan melihat orang tersebut seperti monyet.

Pasien mengaku sedang dirasuki oleh “Jin Iprit”, sehingga

ia tidak berpuasa. Dikatakan olehnya bahwa Jin Iprit tersebut

sedang lapar dan ingin merokok, sehingga ia makan dan merokok.

Pasien juga mengaku malas untuk shalat. Pasien mengakui bahwa

ia pernah marah-marah dirumahnya karena tidak memiliki uang.

Pasien tidak mengakui bahwa sedang mengalami gangguan

jiwa, dan pasien mengaku tidak lagi minum obat yang diberikan

9

Page 11: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

karena ia menganggap obat yang diberikan oleh dokter Sp.KJ

tersebut salah obat, karena menyebabkan ia tidur dengan nyenyak

dan ketika bangun ia malah marah-marah.

Diagram longitudinal history

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien tidak pernah dirawat inap di Rumah Sakit Umum

maupun Rumah Sakit Jiwa sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat

kejang demam dan trauma kepala. Pasien tidak pernah minum

minuman beralkohol dan mengkonsumsi zat terlarang.

E. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal & Antenatal

Selama pasien dalam kandungan, ibu pasien tidak pernah

mengalami masalah kesehatan yang serius, ibu pasien merasa

sehat, tidak ada mengeluh sakit ataupun mual-mual berlebihan.

10

Lahir 2007-2008 2009-2012 2013

Page 12: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Lahir cukup bulan 9 bulan 10 hari, spontan, tidak ada kesulitan saat

dilahirkan dengan bantuan bidan di kampungnya. Lahir langsung

menangis dan bayi dalam keadaan sehat.

2. Riwayat Masa Bayi dan Kanak-kanak

Denver II

Riwayat tumbuh kembang baik, sesuai dengan anak seusianya,

anak sudah dapat mengucapkan “papa/mama” di usia 9 bulan, dan

berjalan di usia 12 bulan. Anak tidak pernah kejang, panas tinggi

atau sakit berat. Riwayat imunisasi lengkap hingga campak di usia

9 bulan.

Basic Trust Vs Mistrust (0-1,5 tahun)

Riwayat tumbuh kembang baik seperti anak seusianya, tidak

pernah kejang atau panas tinggi dan sakit berat. Menurut keluarga,

pasien tidak ada keterlambatan tumbuh kembang. Pasien mendapat

ASI hanya sampai usia 18 bulan. Ibu menghentikan memberikan

ASI kepada pasien karena ibu pasien merasa sudah cukup

memberikan ASI kepada pasien sampai dengan usia 18 bulan.

Autonomy Vs Shame & Doubt (Usia 1,5-3 tahun)

Pasien dibiarkan bermain sesukanya tetapi diawasi. Orang tua

pasien jarang melarang dan membatasi pasien dalam bermain,

tetapi pernah memarahi pasien bila pasien merusak mainan

miliknya.

11

Page 13: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Initiative Vs Guilt (Usia 3-6 tahun)

Pasien sempat meniru pekerjaan orang tuanya seperti ingin ikut

membersihkan lantai di masa kecilnya, oleh ibu anak kadang

dibiarkan ikut berpartisipasi, kadang dibantu bila pekerjaan belum

selesai. Pasien juga dekat dengan ayahnya. Satu minggu sekali

pasien diajak bermain bola oleh ayahnya di lapangan luas di daerah

kampungnya.

3. Riwayat Pendidikan

Pasien mulai bersekolah di usia 5 tahun (Bulan Juni 1994) masuk

Taman Kanak-Kanak selama 1 tahun. Pasien termasuk anak yang

senang bermain bersama teman-temannya. Pasien memiliki banyak

teman.

School age (6-12 tahun) Industry vs inferiority

Saat usia 6 tahun pasien masuk sekolah dasar di daerah Astambul.

Pasien merupakan anak yang mandiri. Pasien pergi ke sekolah

dengan berjalan kaki tanpa diantar orangtuanya. Kadang pasien

sendirian ke sekolah, kadang bersama teman-temannya. Pasien

merupakan anak yang bisa menerima pelajaran di sekolah. Pasien

tidak pernah tinggal kelas, walaupun pasien tidak pernah mendapat

peringkat kelas. Pasien memiliki kecenderungan unggul di bidang

seni rupa ataupun seni lukis. Pasien sering dibelikan mainan yang

berbentuk mobil, kapal, dan robot. Pasien tidak dimarahi oleh

12

Page 14: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

orangtuanya ketika membongkar kemudian menyusun kembali

mainannya tersebut.

Adolescence (12-20 tahun) Identity vs Role diffusion

Pada saat usia ini, pasien memang tidak pernah berkelahi dengan

teman-temannya. Pasien merupakan anak yang pendiam. Pada saat

berusia 14 tahun, pasien tamat MTs dengan nilai yang cukup baik,

namun pasien tidak melanjutkan ke jenjang MAN. Hal ini

disebabkan karena orangtua pasien tidak mampu, sehingga

menyuruh pasien untuk langsung bekerja saja tanpa harus

melanjutkan sekolah MAN.

Pada tahun 2006, saat pasien berusia 17 tahun, pasien memiliki

seorang pacar yang merupakan adik kelasnya ketika MTs dahulu.

Pasien pacaran selama 1 tahun. Pacar pasien bernama Kurniawati.

Keluarga hanya pernah melihat pacar pasien satu kali, ketika

dibawa berkunjung ke rumah pasien. Pasien terlihat sangat

menyayangi pacarnya tersebut. Setelah 1 tahun berpacaran dengan

Kurniawati (Tahun 2007), pasien bercerita kepada pamannya

bahwa ia baru saja diputuskan oleh pacarnya. Alasannya karena

pasien diduakan olehnya. Kurniawati lebih memilih pria lain

dibanding dirinya. Pasien tidak mengetahui siapa pria yang dipilih

Kurniawati tersebut. Setelah diputuskan oleh sang pacar, pasien

terlihat mengurung diri dikamarnya, dan terkadang terlihat

menangis. Keadaan tersebut berlangsung selama 2 bulan. Namun

13

Page 15: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

keluarga pasien tidak berani menanyakan lebih jauh kepada pasien

karena takut hal tersebut akan membuat pasien semakin merasa

terganggu. Pasien memang sedari kecil merupakan sosok yang

pendiam, ketika putus dengan pacarnya, pasien semakin

menyendiri dan menutup diri dari lingkungan luarnya.

4. Riwayat Pekerjaan

Pada tahun 2008, pasien bekerja sebagai pembuat janur kuning

untuk pernikahan warga kampungnya saat berusia 19 tahun. Selain

itu pasien juga pandai melukis gabus yang dapat diukir dengan

berbagai macam tulisan. Hal tersebut dijadikan mata pencaharian

oleh pasien, dimana gabus yang sudah dihias tersebut dapat dijual

maupun disewakan. Pasien dikenal memiliki cita rasa seni rupa

yang baik oleh keluarganya. Penghasilan yang didapatkannya

ditabung olehnya. Awal meniti karir dengan modal Rp.50.000,-

untuk membuat hiasan dari gabus. Kemudian gabus tersebut dijual

dengan harga Rp 150.000,-. Untuk biaya pembuatan janur kuning,

pasien mengatakan seikhlasnya saja berapapun yang diberi oleh

konsumen.

Pada tahun 2008 pasien juga mulai rajin mengikuti pengajian yang

diadakan di mushola kampungnya. Pasien mengatakan ingin

mempelajari ajaran tasawuf dan ilmu tauhid. Sehingga setiap

seminggu sekali pasien rutin mengunjungi mushola di dekat

14

Page 16: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

rumahnya untuk menimba ilmu agama, atau bahkan sekedar

mengobrol dengan teman-temannya.

F. RIWAYAT KELUARGA

Genogram:

Herediter (-)

Keterangan :

Laki-laki : Pasien :

Perempuan : Meninggal :

Pasien merupakan anak kedua dari 5 bersaudara, dari

perkawinan ayah dan ibunya. Dari riwayat keluarga ayah maupun

ibunya, tidak ada yang menderita hal serupa.

G. RIWAYAT SITUASI SEKARANG

Pasien sekarang tinggal bersama kedua orang tua beserta adik

perempuan nomer 4 dan adik laki-laki bungsunya dalam sebuah rumah

beton milik sendiri yang terletak di daerah perumahan yang padat

penduduk. Hubungan pasien dengan kedua adiknya baik, dan juga

15

Page 17: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

terhadap kedua orangtuanya, pasien banyak bicara dan kadang

mengamuk bila kehendaknya tidak dituruti. Pasien mendapatkan kasih

sayang dan perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya. Tempat

tinggal pasien merupakan lingkungan padat penduduk dan dengan

keadaan ekonomi terbatas.

Kini pasien mengaku sering curiga dengan orang- orang

disekitarnya. Pasien juga mengaku mengalami kesulitan untuk tidur.

Pasien mengaku marah apabila ada sesuatu hal yang tidak sesuai

dengan keinginannya.

H. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

Pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit.

III. STATUS MENTAL

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Pada saat datang ke Poli Jiwa RS ULIN pada tanggal 31 Juli 2013

Saat pasien datang, terlihat bahwa postur tubuh pasien

gemuk, berlemak, dan muka yang kemerah-merahan. Pasien datang

dengan menggunakan baju kaos berwarna biru tua yang ditutupi

dengan jaket berwarna hitam, pasien menggunakan celana jeans

berwarna hitam dan mengenakan alas kaki berupa sendal.

16

Page 18: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Penampilan pasien sesuai umur, cukup rapi, sesuai gender,

dan nampak sehat. Penampilan Psikis pasien selalu terlihat gembira

saat pemeriksaan, sesekali pasien bersenda gurau dan tertawa

menceritakan tentang dirinya.

Pasien mengatakan bahwa ia sedang “garing hati”, namun

pasien mengatakan hal tersebut sambil tertawa seolah itu adalah hal

yang lucu (maniacal). Pasien mengaku sering membagi-bagikan

uangnya kepada tetangga. Pasien mengaku terkadang suka marah

apabila tidak memiliki uang. Pasien mengaku mendapat wahyu

langsung dari Tuhan (waham kebesaran). Pasien mengatakan

bahwa dirinya sedang dirasuki oleh “Jin Iprit” dan dikendalikan

oleh Jin Iprit (delusion of control). Pasien mengatakan tidak mau

minum obat karena ia yakin obat yang diberikan untuknya itu

malah membuatnya menjadi marah-marah. (waham curiga).

2. Kesadaran

Jernih

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Hiperaktif

4. Pembicaraan

Spontan, logore, irama nyaring.

Perbendaharaan kata baik.

17

Page 19: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

5. Sikap terhadap Pemeriksa

Kooperatif.

6. Kontak Psikis

Kontak ada dan wajar, namun sulit dipertahankan karena pasien

sering melihat ke keluarga di sekitarnya.

B. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF

KESERASIAN SERTA EMPATI

1. Afek (mood) : Hyperthym (Maniacal)

2. Ekspresi afektif : Sangat gembira

3. Keserasian : Appopriate

4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

H. FUNGSI KOGNITIF

1. Kesadaran : Jernih

2. Orientasi

- Waktu : Baik

- Tempat : Baik

- Orang : Baik

- Situasi : Baik

Saat ditanya tadi datang ke Poliklinik Jiwa dengan siapa,

pasien menjawab dengan ibu, sepupu, dan pamannya; Dan

pasien dapat menyebutkan nama ibu, sepupu, dan pamannya

18

Page 20: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

dengan benar; Saat ditanya tempat pasien sekarang berada di

mana pasien menjawab di RS jiwa Sambang Lihum;

provinsinya apa, pasien menjawab Kalimantan Selatan. Saat

ditanya ini hari apa, pasien menjawab hari Rabu, ditanya 3 hari

sebelum hari Minggu hari apa, pasien mengatakan Kamis; saat

ditanyakan hari ini tanggal berapa, pasien mengatakan tanggal

31 Juli 2013; saat ditanyakan di Pasar itu ramai apa sepi,

pasien menjawab ramai.

3. Konsentrasi : Baik

Pasien diminta menyebutkan hasil 100 di kurang 7 sampai 5 kali

pengurangan pasien bisa menjawab walaupun agak lambat.

Jawaban pasien adalah 93, 86, 79, 72, dan 65.

4. Daya Ingat

- Segera : Baik

- Jangka pendek : Baik

- Jangka panjang : Baik

Saat disuruh untuk menghapal 3 benda (pulpen, buku, dan

stetoskop) lalu dialihkan perhatiannya, pasien dapat menyebutkan

kembali ke 3 benda tersebut dengan tepat dan cepat. Dan pasien

dapat meletakkan kembali ketiga benda tersebut dengan benar. Saat

pasien di tanya tadi pagi makan apa pasien menjawab dengan cepat

dan tanpa ragu; Ditanyakan nama temannya saat SD, pasien

menjawab Anto.

19

Page 21: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

5. Intelektual, Intelegensia dan Pengetahuan Umum :

Sesuai dengan taraf pendidikan dan usia.

Saat ditanyakan siapa nama Gubernur Kalimantan Selatan, pasien

menjawab Rudy Arifin; Saat ditanyakan menara Eiffel berada

dimana, pasien menjawab berada di kota Paris dan di Negara

Prancis.

6. Pikiran abstrak : Baik

Pasien diminta untuk menjelaskan makna Tong kosong nyaring

bunyinya, pasien menjawab banyak bicara tapi tak ada isinya.

I.GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi :

- Auditorik : (+) karena pasien mendengar

bisikan dari Tuhan bahwa ia

mendapatkan wahyu.

- Visual : (+) pernah melihat bayangan

hitam besar di dalam rumahnya

- Ilusi : (+) visual, karena pasien pernah

melihat seseorang seperti

monyet.

2. Depersonalisasi dan derealisasi : (- / +), karena pasien pernah

melihat di sekelilingnya banyak candi-candi, padahal yang ada di

sekelilingnya hanyalah rumah-rumah warga.

20

Page 22: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

J. PROSES PIKIR

1. Arus pikir

a. Produktivitas : Overabundance

b. Kontinuitas : Irrelevan, Rambling, Logore

c.p berbahasa : Flight of ideas

2. Isi Pikir

a. Preocupasi : Ingin mempelajari ilmu tasawuf

dan tauhid.

b. Waham : Kebesaran (pasien meyakini

bahwa ia mendapatkan wahyu secara langsung dari Tuhan, dan

ia pernah mengaku sebagai Putri Junjung Buih yang dapat

mengendalikan sekitarnya, serta ia dapat membaca pikiran atau

mata batin orang lain), dan waham Curiga (pasien curiga

apabila disuruh keluarga minum obat, pasien mengatakan

bahwa keluarganya ingin membunuhnya, dan pasien mudah

merasa dibicarakan oleh orang lain yang berada di sekitarnya).

3. Bentuk pikir

Autistik, dimana cara berpikir pasien hanya berdasarkan

halusinasi/waham pasien saja, yang ia yakini secara benar.

K. PENGENDALIAN IMPULS

Terkendali.

21

Page 23: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

L. DAYA NILAI

1. Daya nilai sosial : Baik.

Saat ditanya mencuri itu baik

tidak, pasien menjawab tidak

baik. Saat ditanyakan zina itu

boleh apa tidak, pasien

mengatakan bahwa hal tersebut

haram dilakukan.

2. Uji daya nilai : Baik.

Saat ditanyakan apa bedanya

bohong dan khilaf, pasien

menjawab bahwa berbohong

adalah sesuatu perkataan tidak

benar yang disengaja, sedangkan

khilaf adalah sesuatu hal yang

tidak disengaja.

3. Penilaian realita : Terganggu, karena terdapat

waham kebesaran dan curiga,

serta berprilaku aneh.

M. TILIKAN

T1 : Pasien tidak sadat bahwa dirinya sakit.

22

Page 24: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

N. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Alloanamnesis : Dapat dipercaya

Autoanamnesis : Tidak dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

1. STATUS INTERNUS

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda vital :

TD = 140/90 mmHg

N = 112 x/menit

RR = 24 x/menit

T = 36,6oC

Bentuk Badan : Gemuk

Kulit : Sawo matang

Kepala :

Rambut : Rambut dengan model Tattooing.

Bentuk : Kepala normal

Wajah : Simetris

Mata : Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik.

Pupil : Diameter 3 mm/3 mm, isokor, refleks cahaya +/+

normal.

23

Page 25: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Telinga : Bentuk normal, sekret tidak ada, serumen minimal

Hidung : Bentuk normal, tidak ada epistaksis, sekret tidak ada

Mulut : Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir tidak

kering, pembengkakan gusi tidak ada dan tidak

berdarah, lidah tidak tremor.

Leher : Vena jugularis : pulsasi tidak terlihat, tekanan tidak

meningkat, tidak ada pembesaran KGB, tidak kaku

kuduk, tidak ada massa dan tortikolis.

Thoraks :

Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris

Palpasi : Fremitus vokal simetris normal

Perkusi :

- Pulmo : Sonor/Sonor

- Cor : Batas jantung normal

Auskultasi:

- Pulmo : Suara napas vesikuler

- Cor : S1=S2 tunggal, bising jantung (-)

Abdomen :

Inspeksi : Simetris, tampak cembung

Palpasi : Tidak nyeri tekan; hepar, lien,

massa tidak teraba

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

24

Page 26: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Ekstremitas :

Atas : tidak ada edema dan sianosis , parese (-)

Bawah : tidak ada edema dan sianosis , parese (-)

STATUS NEUROLOGIKUS

Nervus I-XII : tidak ada kelainan

Gejala rangsang meningeal : tidak ada

Gejala TIK meningkat : tidak ada

Refleks fisiologis : normal

Refleks patologis : tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Alloanamnesa:

Tahun 2006, pasien ditinggalkan pacarnya dan nampak depresif.

Tahun 2009, pasien mengalami halusinasi visual (+) dengan melihat

bayangan hitam besar.

Tahun 2010, pasien memberikan uang dan pakaiannya kepada

tetangganya.

Tahun 2011, pasien pernah marah dengan polisi yang sedang

melakukan razia dijalanan.

Bulan Maret tahun 2012, pasien mengalami derealisasi (+) berupa

melihat candi-candi berada di sekitar rumahnya dan pasien mengaku

25

Page 27: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

dirasuki putri junjung buih. Satu minggu setelah itu, pasien mulai

keluyuran ke kampung sebelah tanpa ada tujuan yang jelas.

Pertengahan bulan Maret 2012, pasien memukul kerumunan orang

yang sedang menonton konser musik tanpa ada penyebabnya.

Bulan Juni 2012, pasien menunjukkan waham curiganya, dengan sudah

tidak mau lagi minum obat dan mengatakan bahwa obat itu tidak pantas

diberikan olehnya. Pasien juga mengatakan apabila ia dipaksa minum

obat oleh keluarganya, apabila ia meminum obat tersebut, hukumnya

sama dengan bunuh diri. Pasien menganggap obat itu seperti racun.

Pada bulan Mei tahun 2013, pasien mengalami ilusi (+) menampar

orang yang berada di sebelahnya karena ia dapat melihat aura buruk dari

orang tersebut dan melihatnya seperti seekor monyet.

Awal bulan Juli 2013, pasien mengalami delusion of control (+)

mengatakan bahwa ada “Jin Iprit” yang merasuki tubuhnya.

Pertengahan bulan Juli 2013, pasien logore (+) mulai bicara kacau

mengenai ilmu tauhid dan tasawuf. Pasien juga marah-marah dengan

adiknya dan mengatakan akan membunuh adiknya yang masih berusia 8

tahun kepada ibunya.

Akhir Juli 2013, pasien mengalami waham kebesaran (+) mengaku

mendapat wahyu dari Tuhan yang dibisiki langsung oleh Tuhan

(halusinasi auditorik).

26

Page 28: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Status psikiatri

- Perilaku dan aktifitas psikomotor : Hiperaktif

- Pembicaraan : kecepatan normal, irama nyaring

- Afek : Hyperthym

- Ekspresi afektif

Stabilitas : stabil

Pengendalian : terkendali

Sungguh-sungguh : (+)

Empati : tidak dapat dirabarasakan

Kedalaman : dangkal

Arus emosi : cepat

- Keserasian : Appropriate

- Konsentrasi : tidak terganggu

- Daya ingat : baik

* segera : tidak terganggu

* jangka pendek : tidak terganggu

* jangka panjang : tidak terganggu

- Intelegensi : sesuai tingkat pendidikan dan usia

- Halusinasi : auditorik (+), visual (+).

- Depersonalisasi derealisasi : (-/+)

- Daya nilai : Baik

- Waham : Kebesaran dan waham curiga

- Tilikan : derajat 1

27

Page 29: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

1. Aksis I : Gangguan Skizoafektif tipe Manik (F.25.0)

DD. Skizofrenia Paranoid (F.20.0)

2. Aksis II : Ciri kepribadian siklotimik

3. Aksis III : Tidak ada (none)

4. Aksis IV : Masalah berkaitan dengan keluarga tidak mampu

menyekolahkan ke tingkat MAN.

5. Aksis V : GAF scale 80-71 (Gejala sementara dan dapat diatasi,

disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, dan lain-lain)

VII. DAFTAR MASALAH

1. ORGANOBIOLOGIK

Tidak ada faktor keturunan

2. PSIKOLOGIK

Pasien sulit percaya dengan orang lain. Pasien sangat ingin mendalami

ilmu tasawuf dan tauhid, namun tidak pernah kesampaian. Terdapat

waham kebesaran, waham curiga, ilusi, halusinasi auditorik dan visual,

derealisasi, dan gangguan kepribadian.

3. SOSIAL/KELUARGA

Pasien sering marah-marah dengan keluarganya, namun dengan

tetangganya pasien sering memberikan uang dan pakaian miliknya.

28

Page 30: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

VIII.PROGNOSIS

Diagnosa penyakit : dubia ad malam

Perjalanan penyakit : dubia ad malam

Ciri kepribadian : dubia ad malam

Stressor psikososial : dubia ad malam

Riwayat herediter : ad bonam

Usia saat menderita : dubia ad malam

Pola keluarga : dubia

Pendidikan : dubia ad malam

Ekonomi : dubia ad malam

Lingkungan sosial : dubia ad bonam

Organobiologik : tidak ada riwayat keluarga

Kesimpulan : dubia ad malam

IX. RENCANA TERAPI

Psikofarmaka: Po. Haloperidol 5 mg 3x1

Tryhexyphenidyl 2 mg 3x1

Frimania 400 mg 3x1

Psikoterapi : Dukungan terhadap penderita dan keluarga. Dukungan

terhadap keluarga terutama dalam bentuk dukungan moril agar tidak

meninggalkan pasien sendirian bersama penyakitnya. Yakinkan pasien

bahwa dia tidak sendirian menghadapi kelainan tersebut. Terus ajak pasien

agar beraktivitas teratur dan bersosialisasi seperti biasa.

29

Page 31: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Religius : Bimbingan dan ceramah agama, shalat berjamaah, serta

pengajian.

X. DISKUSI

Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang

ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan

gejala gangguan afektif. Penyebab gangguan skizoafektif tidak diketahui,

tetapi empat model konseptual telah dikembangkan, yaitu (1) :

1. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau

suatu tipe gangguan mood.

2. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama-sama

dari skizofrenia dan gangguan mood.

3. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga

yang berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun

suatu gangguan mood.

4. Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah

kelompok gangguan yang heterogen yang meliputi semua tiga kemungkinan

yang pertama.

Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik

gejala gangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam

episode penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian

dalam beberapa hari (2). Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada

episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe

30

Page 32: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

manik. Dan pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang

menonjol. Gejala khas pada pasien skizofrenia berupa waham, halusinasi,

perubahan dalam berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala

gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif (2).

Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-IV-TR (3):

a) Periode penyakit tidak terputus berupa, pada suatu waktu, episode

depresif mayor, episode manik, atau episode campuran yang terjadi

bersamaan dengan gejala yang memenuhi kriteria A skizofrenia.

b) Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi

selama sekurang-kurangnya 2 minggu tanpa gejala mood yang menonjol.

c) Gejala yang memenuhi criteria episode mood timbul dalam jumlah

yang bermakna pada durasi total periode aktif dan residual penyakit

d) Gangguan tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat atau

keadaan kesehatan umum.

Pada pasien ini terdapat waham kebesaran dan waham curiga. Selain

itu didapatkan pula halusinasi berupa auditorik maupun visual. Juga

didapatkan ilusi visual, dan derealisasi. Tak jarang pasien tertawa sendiri,

banyak bicara dan bicara kacau, serta selama wawancara pasien selalu

terlihat gembira. Pada pasien ini terdapat afek yang hipertim dan maniakal,

sehingga memenuhi kriteria diagnosis Gangguan Skizoafektif tipe manik,

yaitu adanya gejala khas skizofrenia ditambah dengan gangguan afektif

(manik) yang sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan.

31

Page 33: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Menurut PPDGJ-III (4):

1. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala

definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol

pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah

yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana,

sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria

baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.

2. Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala

skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang

berbeda.

3. Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah

mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (depresi

pasca-skizofrenia).

Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik

berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F 25.1) atau campuran dari

keduanya (F 25.5). Pasien lain mengalami satu atau dua episode

skizoafektif terselip diantara episode manik atau depresif (F30-33).

4. Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)

Pedoman diagnostik:

a. Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik

yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian

besar episode skizoafektif tipe manik.

32

Page 34: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

b. Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek

yang tak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau

kegelisahan yang memuncak.

Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih

baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk

skizofrenia).

Berdasarkan pemeriksaan psikiatrik didapatkan penampilan pasien

cukup terawat dan cukup rapi. Kontak positif wajar namun agak sulit

dipertahankan, karena setiap pembicaraan, pasien melihat ke arah

keluarganya sambil tertawa. Perilaku dan aktifitas psikomotor hiperaktif,

pembicaraan logore atau banyak bicara, empati tidak dapat dirabarasakan,

halusinasi audio (+) mendapat bisikan wahyu langsung dari Tuhan,

halusinasi visual (+) melihat bayangan hitam di rumahnya, ilusi (+) pernah

melihat seseorang berwujud seperti monyet, Derealisasi (+) pernah melihat

candi-candi berada di sekeliling rumahnya. Dari fungsi kognitif didapatkan

daya konsentrasi masih baik. Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa

dengan jawaban singkat dan sesekali bersenda gurau dengan pemeriksa,

namun terkadang pembicaraan tidak relevan dengan kenyataan.

Stresor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang

menjadi halangan dalam aktivitas sehari-hari sehingga menimbulkan

perubahan dalam kehidupan seseorang, melalui usaha penyesuaian diri

(adaptasi) untuk menanggulangi stressor (tekanan mental) yang timbul.

Usaha penyesuaian diri tersebut dapat disebut stres (5). Apabila seseorang

33

Page 35: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

tidak mampu melakukan adaptasi dan mampu menanggulanginya maka

keluhan-keluhan kejiwaan antara lain skizofrenia dapat muncul (5). Pada

umumnya jenis stresor psikososial dapat digolongkan menjadi : masalah

perkawinan / percintaan, masalah dengan orang tua, hubungan interpersonal,

pekerjaan, lingkungan hidup, keuangan, hukum, perkembangan, penyakit

fisik atau cedera, faktor keluarga dan lain-lain. Stresor psikososial yang

diduga turut berpengaruh terhadap kejiwaan pasien ini adalah faktor

keagamaan, dimana pasien sangat terobsesi untuk bisa menguasai ilmu

tasawuf dan ilmu tauhid.

Prognosis untuk penderita ini adalah dubia ad malam, karena dilihat

dari diagnosis penyakit, perjalanan penyakit, stressor psikososial, dan usia

pasien terkena penyakit yang relatif masih muda. Selain itu, pengobatan

psikiatri pasien yang sempat putus obat dan gejala mulai kambuh kembali

walaupun sebelumnya pasien telah menunjukkan kemajuan.

Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala,

mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang

berkaitan dengan kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk

mencapai taraf hidup terbaik. Obat psikotik, aktivitas rehabilitasi dan

komunitas pendukung dan psikoterapi adalah tiga komponen utama dalam

pengobatan (6).

34

Page 36: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat-

syarat antara lain sebagai berikut (7) :

1. Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relatif singkat

2. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relatif kecil

3. Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat gejala positif maupun

negatif skizofrenia.

4. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat)

5. Tidak menyebabkan kantuk

6. Memperbaiki pola tidur

7. Tidak menyebabkan habituasi, adiksi, dan dependensi

8. Tidak menyebabkan lemas otot

9. Kalau mungkin pemakaiannya dosis tunggal (single dose)

Adapun efek samping dari pemberian obat anti psikotik yaitu: (6)

1. Sedasi dan inhibisi psikomotor

2. Gangguan otonomik (hipotensi ortostatik, antikolenergik berupa mulut

kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, dan mata kabur).

3. Gangguan endokrin

4. Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia dan sindrom

Parkinson berupa : tremor, bradikinesia, rigiditas)

5. Hepatotoksik.

Haloperidol 3 x 5 mg sebagai obat antipsikotik yang digunakan untuk

menekan sindrom psikosis yang terjadi pada pasien. Titik tangkap kerjanya

memblokade dopamine pada reseptor post sinaptik di otak khususnya

35

Page 37: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

system limbik dan ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonist),

selain itu juga memiliki afinitas terhadap Serotonin 5 HT2 receptors

(serotonin-dopamine antagonist) sehingga juga efektif terhadap gejala

negative yang lebih menonjol pada kasus ini. Efek sekunder yang

menguntungkan berupa sedatif yang kuat untuk mengatasi gangguan tidur

dan kegelisahan. THP 3 x 2 mg/ hari (po) (Trihexilfenidiril) digunakan

untuk sindrom Parkinsonism yang biasanya muncul ketika anti psikosis

digunakan dalam jangka waktu panjang. Apabila sindrom parkinson sudah

terkendali diusahakan penurunan dosis secara bertahap, untuk menentukan

apakah masih dibutuhkan penggunaan obat antiparkinson (4).

Obat anti psikotik juga dikenal sebagai neuroleptik dan juga sebagai

transquilizer mayor. Obat anti-psikotik pada umumnya membuat tenang

dengan cara mengganggu kesadaran dan tanpa menyebabkan aksitasi

paradoksikal. Penggunaan jangka panjang obat-obat ini memerlukan juga

pemutusan obat secara hati-hati. Pasien dapat kembali apabila prosedur

pemutusan obatnya kurang memadai. Kambuhnya penyakit dapat terjadi

beberapa minggu kemudian sesudah pemutusan obat terjadi (4).

Pada pasien ini juga diberikan terapi psikofarmaka Frimania (Lithium

Carbonate) yang merupakan pilihan utama untuk meredakan gejala mania.

Efek anti-mania dari Lithium disebabkan kemampuannya mengurangi

“dopamine receptor supersensitivity”, dengan meningkatkan “cholinergic-

muscarinic activity”, dan menghambat “Cyclic AMP (Adenosine

monophosphate) & phosphoinositides”. Karena mania sendiri disebabkan

36

Page 38: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

oleh tingginya kadar serotonin dalam celah sinaps neuron, khususnya pada

sistem limbik, yang berdampak terhadap “dopamine receptor

supersensitivity” (4).

Psikoterapi, rehabilitasi, terapi religius dan perilaku juga perlu

diberikan pada pasien ini. Perlu pemeriksaan psikologi terlebih dahulu

untuk memilih metode yang cocok dengan minat dan bakat pasien. Semua

terapi diatas sangat menunjang kesembuhan pasien (7).

37

Page 39: Ujian Skizoafektif Tipe Manik Alvina

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara, 2003.

2. Hodgkinson CA, Goldman D, Jaeger J, et al. Disrupted in schizophrenia 1 (DISC1): association with schizophrenia, schizoaffective disorder, and bipolar disorder. Am J Hum Genet, 2004: 75:862–72.

3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fourth Edition Text Revision, DSM-IV-TR. Arlington, VA: American Psychiatric Association, 2000.

4. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkasan dari PPDGJ – III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, 2002.

5. Maramis WF dan Maramis AA. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, 2009.

6. Mansjoer Arief, et al. (editor). 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapis.

7. Hawari D. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa : Skizofrenia. Jakarta: FKUI, 2001.

38