UJI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK-
NPK TERHADAP TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum
annum L.) VARIETAS Hot Beauty
Oleh:
Didrian Prasatwi
A34304003
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
UJI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK-
NPK TERHADAP TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum
annum L.) VARIETAS Hot Beauty
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Didrian Prasatwi
A34304003
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN
Didrian Prasatwi. Uji Efektivitas Penggunaan Pupuk Organik-NPKterhadap Tanaman Cabai Besar(Capsicum annum L.) Varietas Hot Beauty.Dibimbing oleh Adiwirman dan Ni Made Armini Wiendi.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pupuk Organik-
NPK yang diproduksi oleh PT Novelvar terhadap tanaman cabai besar varietas
Hot Beauty dan mencari dosis yang paling efektif, dengan cara
membandingkannya dengan tanaman yang diberi perlakuan pupuk rekomendasi
Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dan Deptan (Departemen Pertanian).
Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas,
dari bulan Maret 2008 sampai September 2008.
Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor,
yaitu dosis pemupukan, dengan delapan perlakuan yaitu pupuk rekomendasi
Balitsa (P1), pupuk rekomendasi Deptan (P2), pupuk Organik-NPK 1150 kg/ha
(P3), pupuk Organik-NPK 2300 kg/ha (P4), pupuk Organik-NPK 3450 kg/ha
(P5), pupuk Organik-NPK 4600 kg/ha (P6), pupuk Organik-NPK 5750 kg/ha
(P7), dan pupuk Organik-NPK 6900 kg/ha (P8). Percobaan ini diulang tiga kali
sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan menggunakan
petak seluas 9 m2. Kapur dan pupuk kandang yang terdapat pada perlakuan
Balitsa dan Deptan diaplikasikan tiga minggu sebelum tanam. Bibit cabai ditanam
saat berumur 30 hari dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm. Pupuk Organik-NPK,
Urea, SP-36, KCl, dan Za diberikan tiga tahap, 1/3 dosis pertama saat penanaman,
1/3 dosis kedua saat umur 4 MST dan 1/3 dosis ketiga saat umur 8 MST.
Pemupukan dilakukan dengan ditaburkan melingkari tanaman di bawah mulsa
plastik.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa rendahnya hasil yang diberikan oleh
tanaman yang diberi perlakuan pupuk Organik-NPK dikarenakan sedikitnya
kandungan N, P, K. Peningkatan jumlah dosis pupuk Organik-NPK tidak
meningkatkan hasil pada semua parameter pengamatan karena adanya unsur pada
pupuk tersebut yang menghambat penyerapan NPK oleh tanaman.
Dari percobaan disimpulkan bahwa Pupuk Organik-NPK cukup efisien
untuk mendukung pertumbuhan dan produksi cabai besar Hot Beauty tanaman.
Judul : UJI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK
ORGANIK-NPK TERHADAP TANAMAN CABAI
BESAR (Capsicum annum L.)
Nama : Didrian Prasatwi
NRP : A34304003
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Adiwirman, M.S. Dr. Ni Made Armini Wiendi, M.S.
NIP : 19620416.198703.1.001 NIP : 19610412.198703.2.003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian,
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP : 19571222.198203.1.002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13
Februari 1986. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Ngadimin Aliboy dan Ibu
Badriyatun.
Tahun 1998 penulis lulus SD Muhammadiyah 12
Pamulang, kemudian pada tahun 2001 penulis
menyelesaikan studi di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang,
Tangerang. Selanjutnya penulis lulus dari SMUN 47 Jakarta pada tahun 2004.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura, Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB pada tahun 2004 melalui jalur
USMI.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kepanitiaan dan
organisasi. Tahun 2004-2005 penulis menjadi anggota Badan Eksekutif
Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM TPB) dan pengurus musholla
asrama putri A-1. Tahun 2005-2007 menjadi bendahara Lembaga Pengajaran
Quran (LPQ) Al-Hurriyyah, selanjutnya menjadi pengajar tahsin Quran pada
tahun 2007-2009. Penulis menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam
pada tahun 2006-2007 dan menjadi asisten praktikum Dasar Hortikultura pada
tahun 2008.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian uji efektifitas pupuk Organik-NPK terhadap tanaman cabai
besar (Capsicum annum L. ) ini dilaksanakan karena adanya keinginan untuk
menyediakan pupuk organik siap pakai dan mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman, dan juga untuk meningkatkan produktivitas cabai besar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan, bimbingan, dan bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis menyatakan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Adiwirman, M.S. dan Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi, M.S. selaku
komisi pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.
2. Dr. Ir. Heni Purnamawati, M. Agr. Sc, selaku dosen penguji, yang telah
menguji penulis dan memberikan saran yang membangun kepada penulis
3. Keluargaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang tak terbatas, doa
dan dukungannya.
4. PT Novelvar yang telah membiayai kegiatan penelitian ini.
5. Dr. Ir. Darda Efendi, selaku pembimbing akademik.
6. Bapak Nana Juhana dan keluarga dan seluruh pegawai Kebun Percobaan
Pasir Sarongge, atas tenaga dan waktu untuk membantu Penelitian.
7. Putri, Purna, Ida, Mely, Restu, Aji, Dimas, Yunita, dan Mega yang
bersedia menemani penulis melakukan pengamatan di Pasir Sarongge dan
memberikan semangat dan saran.
8. Horti’ers 41, LPQ Al-Hurriyyah dan teman yang lainnya yang selalu
memberikan semangat bagi penulis.
Semoga hasil penelitian ini berguna bagi yang memerlukan.
Bogor, Mei 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .................................................................................. 1Latar belakang................................................................................ 1Tujuan ........................................................................................... 2Hipotesis ........................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3Cabai Besar (Capsicum annum L.) ................................................ 3Cabai Besar Varietas Hot Beauty................................................... 4Bahan Organik Tanah .................................................................... 5Pupuk Rekomendasi Balai Penelitian Tanaman Sayuran .............. 6Pupuk Rekomendasi Departemen Pertanian.................................. 7Pupuk Organik Novelgro ............................................................... 8
BAHAN DAN METODE....................................................................... 10Tempat dan Waktu......................................................................... 10Bahan dan Alat............................................................................... 10Metode Percobaan.......................................................................... 10Pelaksanaan Percobaan .................................................................. 11Pengamatan .................................................................................... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 15Kondisi Umum............................................................................... 15Analisis Tanah ............................................................................... 18Tinggi Tanaman ............................................................................. 19Jumlah Daun .................................................................................. 21Diameter Batang ............................................................................ 22Jumlah Cabang............................................................................... 23Jumlah Bunga................................................................................. 24Produktivitas .................................................................................. 26Ukuran Buah .................................................................................. 27Jumlah Buah................................................................................... 27Bobot Kering Akhir ....................................................................... 29Kandungan N, P, K ........................................................................ 31Kondisi Tanaman Pupuk Organik-NPK ........................................ 35
ANALISIS USAHA TANI ..................................................................... 37
PEMBAHASAN ..................................................................................... 39
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 43Kesimpulan .................................................................................... 43Saran .............................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 44
LAMPIRAN............................................................................................ 46
DAFTAR TABEL
Nomor HalamanTeks
1. Kandungan Unsur Hara Pada Pupuk Kandang ................................... 6
2. Kandungan Pupuk Organik-NPK ....................................................... 9
3. Rekapitulasi Uji F Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Cabai Besar .......................................................................................... 17
4. Hasil Analisis Tanah Sebelum dan Sesudah Perlakuan...................... 18
5. Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan ......................................... 20
6. Jumlah Daun pada Berbagai Perlakuan .............................................. 21
7. Diameter Batang pada Berbagai Perlakuan ........................................ 23
8. Jumlah Cabang pada Berbagai Perlakuan........................................... 24
9. Jumlah Bunga pada Berbagai Perlakuan............................................. 25
10. Pengaruh Pemupukan terhadap Berbagai Tingkat Produktivitas...... 26
11. Pengaruh Pemupukan terhadap Ukuran Buah .................................. 28
12. Jumlah Buah pada Berbagai Perlakuan............................................. 28
13. Bobot Akhir Tajuk dan Akar ............................................................ 30
14. Jumlah Nitrogen, Fosfor dan Kalium yang diberikan per Hektar..... 31
15. Total Biaya Produksi, Pendapatan, dan B/C Ratio dalam Waktu
Satu Musim Tanam........................................................................... 41
Lampiran
1. Tabel Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah........................................ 47
2. Jumlah Produktivitas per Petak pada Setiap Panen ............................ 48
3. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Tinggi Tanaman ................ 52
4. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Daun...................... 53
5. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Diameter Batang................ 54
6. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Cabang .................. 55
7. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Bunga.................... 56
8. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Produktivitas...................... 57
9 . Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Produktivitas per Petak
Setiap Panen...................................................................................... 58
10. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Ukuran Buah .................. 59
11. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Buah saar Panen.. 60
12. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Bobot Akhir Tajuk dan
Akar................................................................................................... 61
13. Analisis Usahatani Perlakuan Balitsa per Hektar ............................. 62
14. Analisis Usahatani Perlakuan Deptan per Hektar ............................ 63
15. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 1150 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 64
16. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 2300 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 65
17. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 3450 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 66
18. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 4600 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 67
19. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 5750 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 68
20. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 6900 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 69
DAFTAR GAMBAR
Nomor HalamanTeks
1. Pupuk Organik-NPK........................................................................... 8
2. Penyakit di Tanaman Cabai ................................................................ 16
3. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman ................................................ 19
4. Grafik Pertumbuhan Diameter Batang................................................ 22
5. Tanaman Setelah Dibongkar Umur 20 MST ...................................... 30
6. Grafik Efisiensi Produktivitas terhadap Penggunaan N yang Diberikan 33
7. Grafik Efisiensi Produktivitas terhadap Penggunaan P yang Diberikan 33
8. Grafik Efisiensi Produktivitas terhadap Penggunaan K yang Diberikan 34
9. Kondisi Tanaman dengan Perlakuan Pupuk Organik-NPK................ 35
Lampiran
1. Perbandingan Produktivitas per Petak ................................................ 49
2. Perbandingan Ukuran Buah ................................................................ 50
3. Perbandingan Kondisi Tanaman pada Umur 13 MST........................ 51
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman dapat tumbuh dengan baik bila kebutuhan dasarnya terpenuhi.
Salah satunya adalah pupuk. Pemupukan merupakan upaya untuk menambah
kebutuhan unsur hara tanaman yang tidak dapat disediakan oleh alam. Tanah yang
terjaga kesuburannya dapat dicapai dengan pemberian bahan organik tanah.
Soepardi (1983) menyatakan bahwa bahan organik yang ditambahkan ke dalam
tanah memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga kesuburan tanah.
Bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan air dan unsur hara bagi tanaman.
Ketersediaan air dan hara yang cukup bagi tanaman dapat menyuburkan tanaman
sehingga produktivitas dapat meningkat. Asiah (2006) menyatakan bahwa pupuk
organik dapat menurunkan intensitas hama. Rachmawati (2005) menambahkan
bahwa pupuk organik dapat meningkatkan bobot panen pertanaman pada tomat.
Bahan organik yang diberikan sebagai pupuk adalah yang sudah memiliki
rasio C/N yang rendah atau sudah terdekomposisi atau membusuk. Penggunaan
bahan organik yang masih memiliki rasio C/N tinggi atau masih segar akan
menyebabkan persaingan penggunaan nitrogen oleh mikroba tanah dan tanaman
(Cooperband, 2002).
Pupuk organik perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum dipasarkan kepada
para petani untuk melihat keefektivitasannya. Pengujian ini sebaiknya
dibandingkan dengan rekomendasi pupuk yang telah disetujui oleh Departemen
Pertanian dan Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Penggunaan rekomendasi
Deptan karena pupuk yang disarankan merupakan pupuk yang sesuai untuk
berbagai ketinggian tempat penanaman, sedangkan penggunaan rekomendasi
Balitsa karena lokasi penanaman pengujian pupuk organik ini sesuai dengan
kondisi rekomendasi Balitsa yaitu di daerah dataran tinggi.
Pupuk organik yang diuji pada percobaan ini adalah pupuk Organik-NPK
Novelgro. Pengujian pupuk Organik-NPK ini dilakukan pada tanaman cabai besar
(Capsicum annum) varietas hibrida Hot Beauty. Tanaman cabai besar dipilih
karena tanaman ini merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki
UJI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK-
NPK TERHADAP TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum
annum L.) VARIETAS Hot Beauty
Oleh:
Didrian Prasatwi
A34304003
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
UJI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK-
NPK TERHADAP TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum
annum L.) VARIETAS Hot Beauty
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Didrian Prasatwi
A34304003
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN
Didrian Prasatwi. Uji Efektivitas Penggunaan Pupuk Organik-NPKterhadap Tanaman Cabai Besar(Capsicum annum L.) Varietas Hot Beauty.Dibimbing oleh Adiwirman dan Ni Made Armini Wiendi.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pupuk Organik-
NPK yang diproduksi oleh PT Novelvar terhadap tanaman cabai besar varietas
Hot Beauty dan mencari dosis yang paling efektif, dengan cara
membandingkannya dengan tanaman yang diberi perlakuan pupuk rekomendasi
Balitsa (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dan Deptan (Departemen Pertanian).
Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas,
dari bulan Maret 2008 sampai September 2008.
Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor,
yaitu dosis pemupukan, dengan delapan perlakuan yaitu pupuk rekomendasi
Balitsa (P1), pupuk rekomendasi Deptan (P2), pupuk Organik-NPK 1150 kg/ha
(P3), pupuk Organik-NPK 2300 kg/ha (P4), pupuk Organik-NPK 3450 kg/ha
(P5), pupuk Organik-NPK 4600 kg/ha (P6), pupuk Organik-NPK 5750 kg/ha
(P7), dan pupuk Organik-NPK 6900 kg/ha (P8). Percobaan ini diulang tiga kali
sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan menggunakan
petak seluas 9 m2. Kapur dan pupuk kandang yang terdapat pada perlakuan
Balitsa dan Deptan diaplikasikan tiga minggu sebelum tanam. Bibit cabai ditanam
saat berumur 30 hari dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm. Pupuk Organik-NPK,
Urea, SP-36, KCl, dan Za diberikan tiga tahap, 1/3 dosis pertama saat penanaman,
1/3 dosis kedua saat umur 4 MST dan 1/3 dosis ketiga saat umur 8 MST.
Pemupukan dilakukan dengan ditaburkan melingkari tanaman di bawah mulsa
plastik.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa rendahnya hasil yang diberikan oleh
tanaman yang diberi perlakuan pupuk Organik-NPK dikarenakan sedikitnya
kandungan N, P, K. Peningkatan jumlah dosis pupuk Organik-NPK tidak
meningkatkan hasil pada semua parameter pengamatan karena adanya unsur pada
pupuk tersebut yang menghambat penyerapan NPK oleh tanaman.
Dari percobaan disimpulkan bahwa Pupuk Organik-NPK cukup efisien
untuk mendukung pertumbuhan dan produksi cabai besar Hot Beauty tanaman.
Judul : UJI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PUPUK
ORGANIK-NPK TERHADAP TANAMAN CABAI
BESAR (Capsicum annum L.)
Nama : Didrian Prasatwi
NRP : A34304003
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Adiwirman, M.S. Dr. Ni Made Armini Wiendi, M.S.
NIP : 19620416.198703.1.001 NIP : 19610412.198703.2.003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian,
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP : 19571222.198203.1.002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13
Februari 1986. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Ngadimin Aliboy dan Ibu
Badriyatun.
Tahun 1998 penulis lulus SD Muhammadiyah 12
Pamulang, kemudian pada tahun 2001 penulis
menyelesaikan studi di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang,
Tangerang. Selanjutnya penulis lulus dari SMUN 47 Jakarta pada tahun 2004.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura, Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB pada tahun 2004 melalui jalur
USMI.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kepanitiaan dan
organisasi. Tahun 2004-2005 penulis menjadi anggota Badan Eksekutif
Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM TPB) dan pengurus musholla
asrama putri A-1. Tahun 2005-2007 menjadi bendahara Lembaga Pengajaran
Quran (LPQ) Al-Hurriyyah, selanjutnya menjadi pengajar tahsin Quran pada
tahun 2007-2009. Penulis menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam
pada tahun 2006-2007 dan menjadi asisten praktikum Dasar Hortikultura pada
tahun 2008.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian uji efektifitas pupuk Organik-NPK terhadap tanaman cabai
besar (Capsicum annum L. ) ini dilaksanakan karena adanya keinginan untuk
menyediakan pupuk organik siap pakai dan mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman, dan juga untuk meningkatkan produktivitas cabai besar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik tanpa adanya dorongan, bimbingan, dan bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis menyatakan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Adiwirman, M.S. dan Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi, M.S. selaku
komisi pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.
2. Dr. Ir. Heni Purnamawati, M. Agr. Sc, selaku dosen penguji, yang telah
menguji penulis dan memberikan saran yang membangun kepada penulis
3. Keluargaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang tak terbatas, doa
dan dukungannya.
4. PT Novelvar yang telah membiayai kegiatan penelitian ini.
5. Dr. Ir. Darda Efendi, selaku pembimbing akademik.
6. Bapak Nana Juhana dan keluarga dan seluruh pegawai Kebun Percobaan
Pasir Sarongge, atas tenaga dan waktu untuk membantu Penelitian.
7. Putri, Purna, Ida, Mely, Restu, Aji, Dimas, Yunita, dan Mega yang
bersedia menemani penulis melakukan pengamatan di Pasir Sarongge dan
memberikan semangat dan saran.
8. Horti’ers 41, LPQ Al-Hurriyyah dan teman yang lainnya yang selalu
memberikan semangat bagi penulis.
Semoga hasil penelitian ini berguna bagi yang memerlukan.
Bogor, Mei 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .................................................................................. 1Latar belakang................................................................................ 1Tujuan ........................................................................................... 2Hipotesis ........................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3Cabai Besar (Capsicum annum L.) ................................................ 3Cabai Besar Varietas Hot Beauty................................................... 4Bahan Organik Tanah .................................................................... 5Pupuk Rekomendasi Balai Penelitian Tanaman Sayuran .............. 6Pupuk Rekomendasi Departemen Pertanian.................................. 7Pupuk Organik Novelgro ............................................................... 8
BAHAN DAN METODE....................................................................... 10Tempat dan Waktu......................................................................... 10Bahan dan Alat............................................................................... 10Metode Percobaan.......................................................................... 10Pelaksanaan Percobaan .................................................................. 11Pengamatan .................................................................................... 13
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 15Kondisi Umum............................................................................... 15Analisis Tanah ............................................................................... 18Tinggi Tanaman ............................................................................. 19Jumlah Daun .................................................................................. 21Diameter Batang ............................................................................ 22Jumlah Cabang............................................................................... 23Jumlah Bunga................................................................................. 24Produktivitas .................................................................................. 26Ukuran Buah .................................................................................. 27Jumlah Buah................................................................................... 27Bobot Kering Akhir ....................................................................... 29Kandungan N, P, K ........................................................................ 31Kondisi Tanaman Pupuk Organik-NPK ........................................ 35
ANALISIS USAHA TANI ..................................................................... 37
PEMBAHASAN ..................................................................................... 39
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 43Kesimpulan .................................................................................... 43Saran .............................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 44
LAMPIRAN............................................................................................ 46
DAFTAR TABEL
Nomor HalamanTeks
1. Kandungan Unsur Hara Pada Pupuk Kandang ................................... 6
2. Kandungan Pupuk Organik-NPK ....................................................... 9
3. Rekapitulasi Uji F Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Cabai Besar .......................................................................................... 17
4. Hasil Analisis Tanah Sebelum dan Sesudah Perlakuan...................... 18
5. Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan ......................................... 20
6. Jumlah Daun pada Berbagai Perlakuan .............................................. 21
7. Diameter Batang pada Berbagai Perlakuan ........................................ 23
8. Jumlah Cabang pada Berbagai Perlakuan........................................... 24
9. Jumlah Bunga pada Berbagai Perlakuan............................................. 25
10. Pengaruh Pemupukan terhadap Berbagai Tingkat Produktivitas...... 26
11. Pengaruh Pemupukan terhadap Ukuran Buah .................................. 28
12. Jumlah Buah pada Berbagai Perlakuan............................................. 28
13. Bobot Akhir Tajuk dan Akar ............................................................ 30
14. Jumlah Nitrogen, Fosfor dan Kalium yang diberikan per Hektar..... 31
15. Total Biaya Produksi, Pendapatan, dan B/C Ratio dalam Waktu
Satu Musim Tanam........................................................................... 41
Lampiran
1. Tabel Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah........................................ 47
2. Jumlah Produktivitas per Petak pada Setiap Panen ............................ 48
3. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Tinggi Tanaman ................ 52
4. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Daun...................... 53
5. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Diameter Batang................ 54
6. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Cabang .................. 55
7. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Bunga.................... 56
8. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Produktivitas...................... 57
9 . Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Produktivitas per Petak
Setiap Panen...................................................................................... 58
10. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Ukuran Buah .................. 59
11. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Buah saar Panen.. 60
12. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Bobot Akhir Tajuk dan
Akar................................................................................................... 61
13. Analisis Usahatani Perlakuan Balitsa per Hektar ............................. 62
14. Analisis Usahatani Perlakuan Deptan per Hektar ............................ 63
15. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 1150 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 64
16. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 2300 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 65
17. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 3450 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 66
18. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 4600 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 67
19. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 5750 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 68
20. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 6900 kg/ha
per Hektar ......................................................................................... 69
DAFTAR GAMBAR
Nomor HalamanTeks
1. Pupuk Organik-NPK........................................................................... 8
2. Penyakit di Tanaman Cabai ................................................................ 16
3. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman ................................................ 19
4. Grafik Pertumbuhan Diameter Batang................................................ 22
5. Tanaman Setelah Dibongkar Umur 20 MST ...................................... 30
6. Grafik Efisiensi Produktivitas terhadap Penggunaan N yang Diberikan 33
7. Grafik Efisiensi Produktivitas terhadap Penggunaan P yang Diberikan 33
8. Grafik Efisiensi Produktivitas terhadap Penggunaan K yang Diberikan 34
9. Kondisi Tanaman dengan Perlakuan Pupuk Organik-NPK................ 35
Lampiran
1. Perbandingan Produktivitas per Petak ................................................ 49
2. Perbandingan Ukuran Buah ................................................................ 50
3. Perbandingan Kondisi Tanaman pada Umur 13 MST........................ 51
2
nilai produksi terbesar ke-4 setelah kubis, kentang dan bawang merah (BPS dan
Dirjen Bina Produksi Hortikultura, 2008). Varietas Hot Beauty dipilih karena
cukup tahan serangan penyakit, cukup pedas dan pembentukan buahnya terus-
menerus sehingga masa panen lebih lama (Prajnanta, 1999).
Setiap tanaman memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda terhadap unsur
hara sehingga memiliki dosis pupuk yang berbeda pula. Perlu diadakan penelitian
mengenai keefektifan dan dosis pupuk Organik-NPK yang tepat terhadap tanaman
cabai merah besar.
Tujuan
Mempelajari efektivitas dan efisiensi pengaruh dosis pupuk Organik-NPK
terhadap pertumbuhan dan produksi cabai besar (Capsicum annum L.) varietas
Hot Beauty.
Hipotesis
Terdapat dosis pupuk Organik-NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan
dan produksi cabai besar (Capsicum annum L.) varietas Hot Beauty.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Cabai Besar (Capsicum annuum L.)
Tanaman cabai termasuk ke dalam famili Solanaceae. Tanaman lain yang
masih termasuk ke dalam famili Solanaceae antara lain kentang (Solanum
tuberosum), terung (Solanum melongena), leunca (Solanum ningrum), dan tomat
(Lycopersicon esculentum). Tanaman cabai terdiri atas akar utama berupa akar
tunggang yang mampu menembus ke dalam tanah hingga kedalaman 50 cm dan
akar lateral yang dapat menyebar ke samping hingga 45 cm. Cabai tumbuh
optimal di tanah regosol dan andosol. Kadar keasaman (pH) tanah yang cocok
untuk penanaman cabai secara intensif adalah 6-7., Penyakit yang menyerang di
daerah dataran tinggi biasanya disebabkan oleh cendawan atau jamur, sedangkan
penyakit di dataran rendah biasanya dipicu oleh bakteri (Agromedia, 2008).
Pada umumnya tanaman cabai dapat ditanam pada ketinggian antara 500-
1200 m di atas permukaan laut di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun lahan
yang cocok untuk penanaman cabai sangat luas, tetapi penanaman cabai merah
lebih diarahkan ke wilayah pengembangan dengan ketinggian sedikit di bawah
800 m di atas permukaan laut, terutama pada lokasi yang air irigasinya terjamin
sepanjang tahun (Syukur, 2006).
Suhu udara yang optimum untuk pertumbuhan dan pembungaan cabai
besar adalah antara 21o-27º C, dan untuk pembuahannya antara 15.5º-21º C.
Tanaman cabai besar tidak menghendaki curah hujan yang tinggi dan iklim yang
basah karena tanaman akan mudah terserang penyakit (Sumarni, 1996). Curah
hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai besar 600-1250 mm per tahun.
Budidaya cabai besar umumnya dilakukan pada awal musim kemarau atau
akhir musim penghujan dan produksi akan menurun selama musim penghujan.
Kondisi lain yang baik untuk tanaman cabai adalah tanah yang gembur, remah,
tidak terlalu liat, tidak terlalu porous, kaya bahan organik, pH tanah 5,5-6,8
(Deptan, 2001).
Penyakit yang seringkali menyerang cabai antara lain: bercak daun cabai
(Cercospora capsici), rebah semai (Rhizoctonia solani), antraknosa cabai
4
(Gloeosporium piperatum / Colletotrichum capsici), busuk buah (Phytophthora
sp.), layu fusarium (Fusarium oxysporum), penyakit tepung (Leveilulla taurica),
layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), busuk leher akar (Sclerotium rolfsii),
dan penyakit mosaik. Gejala mosaik dapat disebabkan oleh beberapa macam
virus, antara lain yang terutama adalah cucumber mosaik virus (CMV), tobacco
etch virus (TEV), tobacco ritel virus, potato virus A (PV A) (Semangun, 2004).
Beberapa serangga yang merupakan vektor virus pada cabai antara lain:
kutu kebul (Bemisia tabaci), kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.), trips
(Thrips parvispinus Karny.) (Ditlin Tanaman Hortikultura, 2008). Langkah
pencegahan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) antara lain:
1. Pemupukan yang berimbang.
2. Menanam varietas yang agak tahan OPT.
3. Menggunakan bibit tanaman yang sehat.
4. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang virus (bukan
famili Solanaceae dan famili Cucurbitaceae).
5. Melakukan sanitasi lingkungan terutama mengendalikan gulma.
6. Penggunaan mulsa perak di dataran tinggi, dan jerami di dataran rendah
mengurangi infestasi serangga pengisap daun.
7. Eradikasi tanaman sakit, yaitu tanaman yang menunjukkan gejala segera
dicabut dan dimusnahkan supaya tidak menular ke tanaman lain yang
masih sehat.
Cabai Besar Varietas Hot Beauty
Pertumbuhan tanaman cabai varietas Hot Beauty subur, ukuran daunnya
sedang. Panjang buah rata-rata 13 cm, diameter buah rata-rata 1,4 cm, berat buah
rata-rata 7,5 gram. Cabai Hot Beauty mulai dipanen pada umur 75 hari setelah
tanam untuk daerah dataran rendah, dan 90-100 hari setelah tanam untuk di
dataran tinggi (Prajnanta, 1999).
Agromedia (2008) menyatakan hal yang sedikit berbeda dengan Prajnanta
tentang karakteristik varietas Hot Beauty. Varietas ini memiliki ukuran buah
dengan panjang 11,5 cm-14,1 cm dan diameter 0,78 cm-0.85cm. Tanaman cabai
5
varietas Hot Beauty mulai berbunga pada umur 44-50 hari setelah tanam dan
mulai dapat dipanen pada umur 87-90 hari setelah tanam. Tinggi varietas ini dapat
mencapai 87-95 cm. Bobot per buah 17-18 g, total produksi pertanaman 1,05-1,2
Kg, dan hasil per hektar dapat mencapai 16-18 ton.
Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan
binatang. Kadar bahan organik tanah mineral tidak melebihi tiga atau lima persen
dari bobot tanah. Walaupun jumlahnya sedikit, pengaruh bahan organik terhadap
sifat-sifat tanah dan selanjutnya terhadap pertumbuhan tanaman sangat erat.
Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen,
fosfor dan belerang (Soepardi, 1983).
Fungsi bahan organik dalam tanah antara lain:
a. Fungsi nutrisi, yaitu sebagai penyedia nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Bahan organik selain sebagai sumber N,P,S melalui proses mineralisasi,
juga menyediakan nutrisi dari sumber lain, contohnya adalah bahan
organik diperlukan sebagai sumber energi bagi bakteri pemfiksasi
nitrogen.
b. Fungsi fisik. Bahan organik memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap struktur tanah. Tanpa bahan organik, tanah menjadi berat, padat,
dan berbongkah. Bahan organik juga memperbaiki aerasi, kapasitas
pegang air, dan permeabilitas tanah, serta meningkatkan kemampuan tanah
bertahan terhadap erosi.
c. Fungsi biologi. Bahan organik merupakan sumber energi bagi organisme
tanah. Suplai bahan organik yang berlimpah merupakan kondisi yang baik
bagi pertumbuhan organisme yang menjadi musuh (saprofit) beberapa
penyakit dan hama tumbuhan dan selanjutnya dapat mengurangi jumlah
populasi penyakit dan hama tersebut.1
1 Function of Organic Matter in Soil.<http://www.ar.wroc.pl/~weber/rola2.htm>. ( 20 Februari 2008).
6
Partikel bahan organik mengandung banyak muatan negatif. Muatan ini
akan menarik ion-ion bermuatan positif yang penting bagi pertumbuhan tanaman.
Koloid bahan organik-tanah bertindak sebagai gudang untuk ion-ion esensial
seperti kalsium, magnesium, kalium, ammonium, dan lainnya (Harjadi, 1989).
Bahan organik tanah juga mengikat unsur hara mikro tanaman seperti besi,
aluminum, zinc, tembaga, dan mangan menggunakan kelat, suatu senyawa kimia
yang dapat menjaga unsur hara mikro dalam bentuk tersedia bagi tanaman. Bahan
organik menjaga nilai pH tanah dengan cara mengikat atau melepaskan ion H+,
mengakibatkan konsentrasi H+ lebih konstan, nilai pH mendekati netral, dan
sesuai untuk pertumbuhan tumbuhan tertentu (Cooperband, 2002).
Pupuk organik yang biasa digunakan dalam penanaman cabai adalah
pupuk kandang sapi dan ayam (Agromedia, 2008). Berikut adalah kandungan
unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang (Tabel 1).
Tabel 1. Kandungan Unsur Hara Pupuk Kandang
N P K Ca Mg Mn Zn B
(%) (%) (%) (%) (%) (Mg/Kg) (Mg/Kg) (Mg/Kg)
Sapi 2,33 0,61 1,58 1,040 0,38 1792,0 70,5 3,69
Kuda 1,57 0,68 0,77 1,640 0,49 2478,5 109,5 3,60
Domba 2,46 0,76 2,03 1,990 0,70 3773,0 111,0 8,67
Ayam 3,21 3,21 1,57 9,625 1,44 2506,0 315,0 11,43
Jenis Pupuk
Kandang
Sumber : Agromedia, 2008.
Pupuk Rekomendasi Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Sumarni (1996) menyarankan budidaya tanaman cabai besar sebagai
berikut : Benih sebaiknya direndam dalam air hangat 50 oC dan laritan fungisida
Previcur N (1 cc/lt) selama satu jam. Benih ditanam dalam media persemaian
berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 (v/v).
Tempat persemaian perlu diberi atap plastik sebagai naungan. Bibit disiram tiap
hari. Bibit cabai besar yang baik untuk ditanam di lapang adalah yang berumur
enam minggu, atau mempunyai tinggi 10 cm dan sudah membentuk daun 2-4
helai. Sebelum bibit dipindah ke lapang perlu dilakukan penguatan bibit berupa
membuka naungan dan mengurangi penyiraman secara bertahap.
7
Bedengan pada lahan kering dibuat dengan ukuran lebar 100-120 cm,
tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Jika akan diberikan nematisida,
harus dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam. Pupuk kandang 30 ton/ha dan TSP
200 kg/ha diberikan seminggu sebelum tanam, kemudian pupuk susulan terdiri
atas Urea 150 kg/ha, KCl 200 kg/ha dan ZA 450 kg/ha yang diberikan pada umur
3, 6, dan 9 minggu setelah tanam, masing-masing 1/3 dosis. Pupuk Urea, ZA dan
KCl sebaiknya ditempatkan di antara tanaman, sedangkan pupuk TSP dapat
ditempatkan pada lubang tanaman.
Penanaman tanaman cabai besar pada lahan kering sebaiknya dilakukan
pada awal musim hujan. Bedengan sebaiknya disiram agar lembab sebelum bibit
ditanam. Jarak tanam yang baik adalah 50-60 cm antar barisan dan 40-50 cm
dalam barisan.
Penyiangan gulma yang dilakukan pada umur 30-60 hari setelah tanam
dapat meningkatkan hasil cabai merah. Selain dengan penyiangan, gulma dapat
dikendalikan dengan pemasangan mulsa dan penyemprotan herbisida seperti Ala-
chlor atau Sethoxydin.
Pupuk Rekomendasi Departemen Pertanian
Berdasarkan budidaya cabe merah di luar musim, Departemen Pertanian
(2001) menyarankan budidaya tanaman cabai besar sebagai berikut: Benih
direndam dalam air hangat 45 oC -50 oC selama 4-6 jam kemudian dibungkus
dengan kertas koran hingga berkecambah. Benih yang telah berkecambah ditanam
di media pembibitan berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 (v/v). Wadah pembibitan diletakkan di bawah naungan. Bibit
disiram tiap hari. Umur 25-30 hari bibit siap tanam di lapang.
Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 120 cm, tinggi 40-50 cm dan jarak
antar bedengan 50 cm. Dolomit sebanyak 2 ton/ha dan pupuk kandang 20 ton/ha
diberikan saat pengolahan tanah tahap akhir. Pupuk dasar berupa Urea 300 kg/ha,
SP36 250-300 kg/ha, dan KCl 250 kg/ha diaduk rata lalu ditaburkan di permukaan
bedengan. Bedengan ditutup dengan mulsa plastik.
Mulsa plastik dilubangi sesuai dengan jarak tanam tanaman cabai besar,
8
yaitu 60 cm dalam barisan dan 70-80 cm antar barisan. Bibit yang ditanam adalah
yang sehat dan kuat. Penanaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari.
Pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, pengairan, pengajiran dan
pemangkasan tunas air. Penyulaman dilakukan paling lambat 1-2 minggu setelah
tanam untuk mengganti bibit yang mati. Pengairan dilakukan dengan cara dileb
atau disiram per lubang. Pengajiran dilakukan dengan mengikat tanaman pada
kayu setinggi 125 cm untuk menopang tanaman. Tunas-tunas air yang tumbuh di
bawah cabang utama dipangkas.
Pupuk Organik-NPK
Pupuk Organik-NPK ini merupakan salah satu pupuk organik yang
diproduksi oleh PT. Novelvar. Jenis pupuk ini berupa pupuk serbuk (powder)
(Gambar 1).
Gambar 1. Pupuk Organik-NPK
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanah
(2007), pupuk organik ini mengandung N, P, dan K yang rendah, namun memiliki
kandungan Fe yang tinggi (Tabel 2).
9
Tabel 2. Kandungan Pupuk Organik-NPK
Kandungan Jumlah SatuanN 1.91 %P2O5 0.36 %K2O 0.03 %Ca 5.09 %Mg 0.14 %C-org 26.39 %Kadar air 8.97 %Fe 3039 ppmMn 4.58 ppmCu 12 ppmZn 40 ppmB 47 ppmMo Tidak terdeteksiCo 3.0 ppmPb 9.2 ppmCd 0.1 ppmAs Tidak terdeteksiHg 0.39 ppmpH 1:5 7.7C/N 14KTK pH 7 20.48 Cmol +/kgB 47 ppm
10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan waktu
Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan IPB di Pasir Sarongge, Cianjur,
Jawa Barat. Percobaan ini dilakukan mulai Maret 2008 sampai September 2008.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah pupuk Organik-NPK, selain itu digunakan
pula pupuk kandang ayam, Urea, SP 36, KCl, ZA, dolomit, fumigan Basamid G,
fungisida Antracol 70 WP (3 g/liter) dan Dithane M-45 (3 g/liter), insektisida
Dursban 200 EC (2 ml/liter) dan Curacron 500 EC (2 ml/liter). Bahan tanaman
yang digunakan adalah cabai besar hibrida varietas Hot Beauty. Alat yang
digunakan adalah tray semai, tong sterilisasi, cangkul, rumah plastik, pembolong
mulsa, mulsa plastik hitam perak, sprayer pestisida, label, ajir, tali rafia,
meteran/penggaris, kantong plastik, jangka sorong, timbangan, dan kamera.
Metode Percobaan
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok
(RAK) dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut:
P1: Dosis pupuk rekomendasi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (pupuk kandang
30 ton/ha, Urea 150 kg/ha,TSP 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha, ZA 450 kg/ha).
Penggunaan TSP 200 kg/ha dikonversi menjadi SP-36 250 kg/ha karena
sulitnya mencari TSP saat ini dan yang tersedia di pasar adalah SP-36.
P2: Dosis pupuk rekomendasi Departemen Pertanian (dolomit 2 ton/ha, pupuk
kandang 20 ton/ha, Urea 300 kg/ha, SP-36 275 kg/ha, KCl 250 kg/ha).
P3: Organik-NPK dosis 1150kg/ha.
P4: Organik-NPK dosis 2300 kg/ha.
P5: Organik-NPK dosis 3450 kg/ha.
P6: Organik-NPK dosis 4600 kg/ha. Dosis ini merupakan dosis rekomendasi yang
diberikan oleh perusahaan pembuat pupuk.
P7: Organik-NPK dosis 5750 kg/ha.
P8: Organik-NPK dosis 6900 kg/ha.
11
Terdapat 24 satuan percobaan dan masing-masing satuan percobaan terdiri
dari 43 tanaman sehingga total keseluruhan adalah 1032 tanaman. Tanaman
sampel yang diamati berjumlah tiga tanaman.
Rancangan percobaan ini dapat ditulis dengan model statistika sebagai
berikut:
Yik = µ + αi + βk + εik
Keterangan: Yik = Respon pengamatan dosis pupuk ke-i, kelompok ke-k.
µ = Nilai rataan umum
αi = Pengaruh dosis pupuk ke-i, (i = 1,2,3,...8)
βk = Pengaruh kelompok ke-k, (j = 1,2,3)
εik = Pengaruh galat percobaan dari dosis pupuk ke-i dan
kelompok ke-k.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, data yang diperoleh dianalisis
dengan uji F. Jika hasil sidik ragam menunjukan perbedaan yang nyata maka
dilakukan uji lanjut dengan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.
Pelaksanaan Percobaan
1. Pembibitan
Benih direndam air hangat kuku (45-50oC) selama 4-6 jam lalu ditiriskan.
Benih dibungkus dengan kertas koran yang telah dibasahi selama tiga hari hingga
berkecambah. Benih yang telah berkecambah ditanam dalam tray semai dengan
media tanam yang sudah disterilisasi berupa tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 (v/v). Tray semai bibit ini diletakkan di dalam rumah plastik.
Selama pembibitan dilakukan penyiraman setiap pagi. Bibit dipindah tanam ke
lapangan saat berumur 30 hari.
2. Persiapan lahan
Persiapan lahan dilakukan empat minggu sebelum penanaman yaitu
dengan pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan ukuran 5 m x 1 m dengan
ketinggian bedengan 30 cm. Jarak antar bedengan sebesar 40 cm. Bedengan yang
telah terbentuk ditaburi pupuk kandang (perlakuan P1 dan P2), kapur (perlakuan
P2) dan Basamid G dosis 400 kg/ha (semua perlakuan) secara merata kemudian
12
diaduk dengan tanah. Pemberian Basamid G sebaiknya ditambah dengan
menyiram air pada bedengan agar bedengan lembab sebelum ditutup, namun hal
ini tidak dilakukan karena malam hari sebelum pemberian Basamid G ini
dilakukan terjadi hujan yang cukup lebat. Bedengan yang telah diberi Basamid G,
pupuk kandang (perlakuan rekomendasi Balitsa dan Deptan) dan kapur (perlakuan
rekomendasi Deptan) tersebut kemudian ditutup mulsa plastik selama tiga minggu
untuk mencegah uap fumigan Basamid G keluar. Bedengan kemudian dibuka
selama satu minggu agar uap fumigan keluar dan ditutup kembali untuk
penanaman. Mulsa plastik yang digunakan untuk penanaman dilubangi sesuai
dengan jarak tanam.
3. Penanaman
Benih ditanam di lapang setelah berumur 30 hari di pembibitan. Sebelum
bibit ditanam di lapang, bibit disiram air untuk mencegah bibit layu dan disemprot
fungisida untuk mencegah penyakit yang mungkin timbul di lapang. Bibit ditanam
saat pagi hari antara pukul 07.00- 09.00 WIB dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm.
Setiap lubang tanam ditanam satu bibit.
4. Perlakuan
Pemupukan Organik NPK, Urea, SP-36, KCl, dan ZA dilakukan dalam
tiga tahap, yaitu 1/3 dosis saat tanam, 1/3 dosis saat umur 4 MST dan 1/3 dosis
saat berumur 8 MST. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditaburkan di
bawah mulsa melingkari tanaman. Pemberian perlakuan ini dilakukan pada pagi
hari.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi kegiatan penyulaman, pengajiran, pembuangan
tunas air, penyiraman, pembuangan gulma, dan pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT). Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam
dengan mengganti tanaman yang kering dan mati pucuk. Pembuangan tunas air
dilakukan pada tunas yang tumbuh sepanjang batang utama sebelum percabangan
pertama, dengan tujuan untuk merapikan tanaman, memudahkan pengajiran, dan
memusatkan pertumbuhan di atas batang utama. Pengajiran dilakukan pada umur
5 MST untuk menopang berdirinya tanaman, dengan cara mengikatkan batang
utama tanaman pada ajir berupa bambu yang panjangnya 100 cm. Penyiraman
13
dilakukan dengan cara mengairi lahan percobaan dan membasahi bedengan.
Pengandalian OPT dilakukan dengan menyemprotkan Dithane M-45 dan Dursban
200 EC dengan dosis masing-masing 300 liter/ha sebanyak dua kali saat tanaman
masih di persemaian untuk mencegah penyakit rebah kecambah dan dilanjutkan
sebanyak 4 kali setelah ditanam di lapang masing-masing dengan dosis 400
liter/ha. Penyemprotan Curacron 500EC (dosis 600 liter/ha) dilakukan setiap
pekan mulai umur 5 MST untuk menekan serangan trips dan kutu daun.
Penyemprotan Antracol 70WP (dosis 600 liter/ha) dilakukan setiap pekan sejak
buah terbentuk untuk mengatasi penyakit antraknosa dan busuk buah.
Penyemprotan pestisida dihentikan seminggu sebelum panen pertama.
6. Pemanenan
Panen dilakukan saat tanaman berumur 95-105 hari setelah tanam.
Pemanenan dilakukan setiap minggu sekali pada pagi dan sore hari saat cuaca
cerah dan dilakukan dengan cara memetik buah yang telah dominan berwarna
merah (90 %).
Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap pekan mulai 1 MST hingga 21 MST.
Parameter yang diamati meliputi:
1. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah hingga pucuk tanaman
yang tertinggi.
2. Jumlah daun,
Daun yang dihitung adalah daun yang sudah membuka sempurna.
3. Diameter batang
Pengukuran diameter tanaman dilakukan pada ketinggian 10 cm dari
permukaan tanah.
4. Jumlah cabang
Penghitungan jumlah cabang dilakukan pada seluruh bagian tanaman tanpa
membedakan jenis cabang primer, sekunder, tersier dan kuarter.
5. Jumlah bunga
Bunga yang dihitung adalah bunga yang sudah terlihat mahkotanya walaupun
14
masih kuncup. Penghitungan bunga dilakukan di seluruh bagian tanaman.
6. Bobot buah
Buah yang dipanen dihitung bobot buahnya, baik per tanaman maupun per
petak. Penimbangan bobot buah dilakukan tiap kali panen.
7. Diameter buah
Pengukuran diameter buah yang dipanen menggunakan jangka sorong pada
bagian tengah buah.
8. Panjang buah
Pengukuran panjang buah yang dipanen diukur mulai pangkal buah hingga
ujung buah tanpa tangkai buah.
9. Jumlah buah
Buah yang telah dipanen dihitung jumlahnya per tanaman saat panen.
10. Bobot kering tanaman
Penimbangan bobot kering tanaman dilaksanakan pada umur 20 MST setelah
panen terakhir, meliputi tajuk dan akar. Tanaman sampel dicabut dari lapang,
diberi label, ditimbang bobot buahnya, kemudian tanaman dikeringanginkan
di dalam plastic house selama 2 hari. Tanaman yang telah kering tersebut
ditimbang bobot tajuk dan akarnya.
11. Analisis tanah
Analisis tanah dilakukan sebelum dan sesudah percobaan. Pengambilan tanah
untuk analisis sebelum perlakuan dilakukan dengan cara mengambil lima titik
sampel tanah secara acak hingga kedalaman 20 cm, kemudian tanah ini
digabung menjadi satu. Tanah yang sudah tercampur aduk ini diambil
sebanyak kurang-lebih 500 gram untuk dianalisis. Pengambilan tanah untuk
analisis sesudah perlakuan dilakukan dengan cara mengambil tiga titik sampel
tanah acak dari tiap ulangan setiap perlakuan, sehingga untuk tiap perlakuan
yang dianalisis terdiri dari sembilan titik sampel. Perlakuan yang tanahnya
dianalisis sesudah perlakuan yaitu perlakuan pupuk rekomendasi Balitsa,
pupuk rekomendasi Deptan dan pupuk Organik-NPK 4600 kg/ha. Analisis
tanah untuk perlakuan pupuk Organik-NPK menggunakan tanah perlakuan
Organik-NPK 4600 kg/ha karena dosis tersebut dianggap dapat mewakili
kondisi tanah dosis pupuk yang lain.
15
HASIL
Kondisi Umum
Kebun Percobaan Pasir Sarongge terletak di kawasan Cipanas, Cianjur
yang terletak di ketinggian 1100 m dari permukaan laut. Kondisi suhu di kebun
percobaan ini berkisar antara 21-25 oC pada siang hari dan antara 17-20 oC pada
malam hari2. Musim kemarau terjadi mulai akhir Mei sampai awal September.
Tanah di kebun percobaan ini Andosol dengan sifat fisik lempung berpasir
karena kandungan pasirnya memiliki persentase terbesar (49,58%) diikuti oleh
debu (40,94%) dan liat (9,5%). Pemupukan yang dilakukan pada jenis tanah
seperti ini harus berkala karena tanah mudah sekali melepaskan air dan larutan
hara yang terdapat di dalamnya.
Hasil analisis tanah awal tempat penelitian yang dilakukan di
Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan (2008). Tanah ini
memiliki pH 5,2 (masam) dengan nisbah C/N 11.132 (sedang). Kandungan
nitrogen pada tanah ini yaitu 0,38% (sedang), kandungan fosfor sebesar 12,2 ppm
(rendah), kalium 0,12 me/100g (rendah), Mg 0,75 me/100g (rendah), Ca 5,70
me/100g (sedang), Al 0,72 me/100g, KTK 21,52 me/100g (sedang) (Lampiran 1).
Lahan yang digunakan untuk percobaan ini sebelumnya merupakan lahan
bera selama lebih dari dua bulan. Lahan di sekitar lahan percobaan ini ditanami
tanaman sayuran seperti caisim, wortel, selada, horinsaw, brokoli dan pakchoy.
Adapun lahan yang ditanami Solanaceae seperti tomat berada pada jarak lima
petak lebih rendah dari lahan percobaan dan terdapat lahan cabai pada jarak empat
petak lebih tinggi dari lahan percobaan.
Hama yang menyerang tanaman saat di persemaian hingga berusia 4 MST
adalah kutu daun (Myzus persicae). Hama ini umumnya bersembunyi di bawah
daun. Sejak tanaman berusia 3 MST mulai terlihat gejala serangan trips (Thrips
parvispinus) yang berwarna kuning kecoklatan. Hama yang satu ini menyerang
tunas mengakibatkan daun menjadi keriting. Saat tanaman sudah mulai berbunga,
serangan trips makin berat mengakibatkan bunga berlubang sehingga mudah
2 Pengamatan penulis
16
gugur. Saat tanaman sudah berbuah, terjadi serangan lalat buah (Bactrocera
dorsalis). Serangan lalat buah ini ditandai dengan adanya bekas tusukan pada
pangkal buah, buah menjadi busuk dan akhirnya gugur. Buah yang terserang lalat
buah mengandung larva (belatung).
Penyakit yang menyerang tanaman terjadi saat buah mulai masak,
diantaranya Antraknosa (Gloeosporium piperatum), dan busuk basah.
Gambar 2. Penyakit di Tanaman Cabai : (a) Keriting karena serangan trips. (b)Busuk lalat buah. (c) Buah terserang Antraknosa. (d) Busuk basah.
Data pengamatan yang dilakukan pada tanaman sampel dicari nilai
tengahnya untuk setiap satuan percobaan. Nilai tengah yang telah didapat
dianalisis dengan uji F dan disajikan pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 jenis pupuk tidak berpengaruh terhadap banyaknya
bibit yang mati, artinya tidak ada perlakuan yang dapat menyebabkan kematian
bibit yang lebih banyak setelah ditanam di lapang.
a b
c d
17
Tabel 3. Rekapitulasi Uji F Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Cabai Besar
Minggu Setelah Tanam (MST)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tinggi Tanaman tn * ** ** ** ** ** ** ** ** ** **
Jumlah Daun tn tn * ** ** ** ** **
Diameter Batang ** ** ** ** ** ** **
Jumlah Cabang ** ** ** ** ** ** ** ** **
Jumlah Bunga ** ** tn ** ** ** ** ** **
Bobot Panen Per tanaman ** ** ** ** ** ** **
Bobot Panen Per hektar ** ** ** ** ** ** **
Bobot Kering Akar **
Bobot Kering Tajuk **
Diameter Buah tn
Panjang Buah tn
Jumlah Buah Panen ** ** ** ** ** ** **
Keterangan : tn = Tidak nyata dari hasil uji F pada taraf 5%* = Berbeda nyata dari hasil uji F pada taraf 5%
** = Berbeda nyata dari hasil uji F pada taraf 1%
Pengaruh pemupukan menampakan perbedaan yang nyata pada taraf 5%
terhadap pertumbuhan tanaman sejak 2 MST (Tabel 3). Perbedaan yang nyata ini
menjelaskan bahwa terdapat minimal satu perlakuan yang menyebabkan
pertumbuhan tanaman lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Jumlah tunas dan jumlah bunga sudah menunjukkan perbedaan yang nyata
pada taraf 1% sejak munculnya bunga dan cabang tersebut (Tabel 3). Perbedaan
yang nyata ini menunjukkan bahwa terdapat minimal satu perlakuan yang lebih
banyak menghasilkan cabang dan bunga dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Pada sebagian besar tanaman, bunga dan cabang muncul bersamaan saat 4 MST
karena bunga pertama muncul di percabangan pertama dan selanjutnya bunga
selalu terdapat di setiap percabangan.
Produktivitas tanaman (bobot dan jumlah buah) juga menunjukkan bahwa
terdapat perlakuan yang memberikan hasil lebih baik dibandingkan perlakuan
lainnya. Peubah yang tidak menunjukkan perbedaan adalah diameter dan panjang
buah, artinya semua perlakuan memberikan nilai diameter dan panjang buah yang
hampir sama (Tabel 3).
18
Analisis Tanah
Analisis tanah dilakukan sebelum perlakuan yaitu saat pengolahan lahan
dan setelah perlakuan yaitu saat umur tanaman 21 MST.
Tabel 4. Hasil Analisis Tanah Sebelum dan Sesudah Perlakuan (LaboratoriumDepartemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, 2008)
SesudahPara-
meterSebelum Balitsa Deptan Organik-NPK
4600 kg/ha
pH 5,2 5,9 6,2 6,00
N 0,38% 0,62% 0,51% 0,49%
P 12,2 ppm 2,1 ppm 7,0 ppm 9,0 ppm
K 0,12 me/100g 0,79 me/100g 0,39 me/100g 0,17 me/100g
Ca 5,7 me/100g 21,7 me/100g 24,3 me/100g 18,55 me/100g
Mg 0,75 me/100g 3,80 me/100g 2,67 me/100g 2,04 me/100g
Na 0,23 me/100g 0,83 me/100g 0,48 me/100g 0,28 me/100g
Al 0,72 me/100g Tr Tr Tr
H 0,26 me/100g 0,16 me/100g 0,16 me/100g 0,12 me/100g
KB 31,60% 100% 100% 87,89%
Fe 1,44 ppm 0,80 ppm 0,76 ppm 7,80 ppm
Cu 3,72 ppm 2,08 ppm 1,20 ppm 1,76 ppm
Zn 5,04 ppm 3,52 ppm 2,00 ppm 7,84 ppm
Mn 5,24 ppm 23,24 ppm 15,48 ppm 34,20 ppm
Pasir 49,56% 53,69% 46,22% 44,65%
Debu 40,94% 35,13% 38,59% 38,30%
Liat 9,50% 11,18% 15,19% 17,05%
Keterangan : Tr = Tidak terdeteksi
Berdasarkan Tabel 4, perlakuan pupuk rekomendasi Balitsa, Deptan dan
pupuk Organik-NPK 4600 kg/ha mampu meningkatkan pH tanah (Tabel 4).
Peningkatan pH tanah disertai dengan meningkatnya kandungan kalsium, kalium,
mangan, dan magnesium tanah, serta menurunnya ketersediaan Al dan H.
19
Koefisien Basa (KB) juga meningkat menjadi 100% pada pupuk Balitsa dan
Deptan, dan 87,89% pada pupuk Organik-NPK 4600 kg/ha.
Kandungan nitrogen tanah antara sebelum dan sesudah perlakuan pada
ketiga jenis pupuk meningkat, hal ini menunjukkan bahwa tanah masih
menyimpan N dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan sebelum perlakuan.
Kandungan fosfornya berkurang, terutama pada pemupukan Balitsa. Kandungan
Mn sesudah perlakuan pada perlakuan pupuk Organik-NPK lebih banyak daripada
rekomendasi Balitsa dan Deptan. Kandungan Fe pada tanah dengan perlakuan
pupuk Organik-NPK 4600 kg/ha meningkat sebesar 6,36 ppm, sedangkan pada
perlakuan Balitsa dan Deptan nilai Fe-nya justru berkurang, masing-masing 0,64
ppm dan 0,68.
Tinggi Tanaman
Seperti yang telah ditunjukkan pada Tabel 3, tinggi tanaman sudah mulai
berbeda nyata pada umur 2 Minggu Setelah Tanam (MST). Pada Gambar 3 juga
ditunjukkan bahwa perlakuan pupuk rekomendasi Balitsa memberi pengaruh
paling baik terhadap tinggi tanaman dan dilanjutkan oleh pupuk Deptan sejak
umur 2 MST.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Umur (MST)
Tin
ggiT
ana
ma
n(c
m)
Balitsa
Deptan
Org-NPK 1150 kg/ha
Org-NPK 2300 kg/ha
Org-NPK 3450 kg/ha
Org-NPK 4600 kg/ha
Org-NPK 5750 kg/ha
Org-NPK 6900 kg/ha
Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman
20
Pada umur 11 MST, seluruh perlakuan dosis pupuk Organik-NPK
mencapai tinggi maksimal (Gambar 3). Setelah umur 11 MST, tanaman yang
diberi perlakuan pupuk Organik-NPK mengalami penurunan tinggi tanaman.
Penurunan tinggi tanaman dikarenakan pertumbuhan vegetatif tumbuhan
mencapai titik maksimal dan pucuk tertarik ke bawah karena makin beratnya
buah. Perlakuan Balitsa yang masih mengalami penambahan tinggi tanaman
setelah umur 11 MST.
Tanaman cabai besar mengalami peningkatan tinggi tanaman paling baik
pada rentang waktu umur 4-9 MST (Gambar 3). Pada rentang waktu ini, tinggi
tanaman tumbuh lebih baik daripada rentang waktu sebelum umur 4 MST dan
sesudah 9 MST. Berdasarkan Tabel 5, peningkatan tinggi tanaman pada rentang
waktu 9-12 MST hanya berkisar 1-7 cm pada semua perlakuan, sedangkan pada
rentang waktu 6-9 MST tinggi tanaman dapat bertambah antara 15-35 cm.
Tabel 5. Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)Perlakuan Pemupukan
3 MST 6 MST 9 MST 12 MST
Rekomendasi Balitsa 13.96a 41.72a 76.41a 83.58 a
Rekomendasi Deptan 12.01ab 32.27ab 61.14ab 67.05 ab
Organik-NPK 1150 kg/ha 10.95b 25.83b 44.09c 51.08 bc
Organik-NPK 2300 kg/ha 10.99b 25.35b 43.48c 46.10 c
Organik-NPK 3450 kg/ha 11.57b 27.31b 44.59c 45.59 c
Organik-NPK 4600 kg/ha 11.61b 29.67b 45.07c 46.08 c
Organik-NPK 5750 kg/ha 10.53b 24.07b 39.94c 42.99 c
Organik-NPK 6900 kg/ha 11.83b 28.23b 49.19bc 52.37 bc
Koefisien Keragaman (kk) 5.91 % 12.02 % 10.53 % 13.11 %
Keterangan: MST = Minggu Setelah TanamAngka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yangsama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkanuji BNJ.
Perlakuan pemupukan yang menghasilkan tanaman tertinggi adalah pupuk
rekomendasi Balitsa sejak umur 2 MST, diikuti oleh pupuk rekomendasi Deptan
21
(Tabel 5). Pada umumnya semua perlakuan pemupukan dosis pupuk Organik-
NPK menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap peubah tinggi tanaman
sampai dengan 12 MST. Perlakuan pupuk Organik-NPK yang memiliki tinggi
tanaman terendah sejak 3 MST adalah pupuk Organik-NPK 5750 kg/ha,
sedangkan perlakuan pupuk Organik-NPK yang memberi tinggi tanaman terbaik
adalah dosis 6900 kg/ha. Peningkatan dosis pupuk Organik-NPK tidak
meningkatkan tinggi tanaman.
Jumlah Daun
Parameter jumlah daun mulai memberikan hasil berbeda nyata sejak umur
tanaman 4 MST. Perlakuan dengan jumlah daun terbanyak sejak 4 MST adalah
perlakuan pupuk rekomendasi Balitsa yang diikuti oleh pupuk rekomendasi
Deptan. Banyaknya daun pada 13 MST dapat dilihat pada Gambar Lampiran 3.
Tabel 6. Jumlah Daun pada Berbagai Perlakuan
Jumlah Daun (Helai)Perlakuan Pemupukan
2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
Rekomendasi Balitsa 10.77a 18.90a 72.77a 274.00 a
Rekomendasi Deptan 10.37a 17.00ab 56.80ab 185.50 b
Organik-NPK 1150 kg/ha 9.47a 14.83b 36.90b 115.80 c
Organik-NPK 2300 kg/ha 10.13a 16.10b 41.10b 106.40 c
Organik-NPK 3450 kg/ha 10.10a 16.57ab 47.30b 118.90 bc
Organik-NPK 4600 kg/ha 10.00a 15.57b 46.33b 120.80 bc
Organik-NPK 5750 kg/ha 9.77a 14.77b 37.50b 104.40 c
Organik-NPK 6900 kg/ha 10.20a 16.83ab 46.47b 137.90 bc
Koefisien Keragaman (kk) 5.49 % 5.91 % 15.54 % 16.59 %
Keterangan: MST = Minggu Setelah TanamAngka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yangsama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkanuji BNJ.
22
Di antara perlakuan pupuk Organik-NPK, yang memiliki jumlah daun
lebih banyak adalah perlakuan pupuk Organik-NPK 6900 kg/ha, sedangkan
perlakuan dosis 5750 memberikan jumlah daun yang paling sedikit (Tabel 6). Hal
ini menjelaskan bahwa semakin banyak dosis pupuk Organik-NPK tidak
meningkatkan jumlah daun.
Tanaman cabai menghasilkan jumlah daun yang cukup besar setelah
tanaman berumur 6 MST (Tabel 6). Peningkatan jumlah daun setelah umur 6
MST sangat pesat. Hal ini dikarenakan daun terbentuk pada tunas yang berasal
dari percabangan. Setiap percabangan menghasilkan dua atau tiga tunas dan dari
masing-masing tunas muncul daun.
Diameter Batang
Seperti pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun, perlakuan pupuk
rekomendasi Balitsa dan Deptan memiliki diameter batang yang lebih besar
daripada pada perlakuan pupuk Organik-NPK, bahkan sejak dilakukan
pengukuran pertama kali pada umur 6 MST (Gambar 4).
0.400
0.500
0.600
0.700
0.800
0.900
1.000
1.100
1.200
1.300
1.400
6 7 8 9 10 11 12
Umur (MST)
Dia
met
erB
ata
ng
(cm
)
Balitsa
Deptan
Org-NPK 1150 kg/ha
Org-NPK 2300 kg/ha
Org-NPK 3450 kg/ha
Org-NPK 4600 kg/ha
Org-NPK 5750 kg/ha
Org-NPK 6900 kg/ha
Gambar 4. Grafik Pertumbuhan Diameter Batang
Diameter batang terus mengalami peningkatan yang lebih baik
dibandingkan perlakuan pupuk Organik-NPK setelah 9 MST. Peningkatan
23
diameter batang setelah 9 MST pada perlakuan pemupukan Organik-NPK tidak
sebaik pada umur 8-9 MST, kecuali dosis 5750 kg/ha yang justru meningkat
cukup pesat antara 10-11 MST (Gambar 4).
Peningkatan dosis pupuk Organik-NPK tidak meningkatkan besar
diameter batang. Berdasarkan Tabel 7, pupuk Organik-NPK 6900 kg/ha memiliki
diameter batang lebih besar daripada pemupukan Organik-NPK dosis lainnya,
diikuti oleh dosis 1150 kg/ha pada umur 12 MST. Perlakuan Organik-NPK yang
memberikan diameter batang paling kecil adalah dosis 5750 kg/ha sejak umur 6
MST kecuali saat umur 12 MST yang berdiameter batang terkecil adalah 2300
kg/ha.
Tabel 7. Diameter Batang pada Berbagai Perlakuan
Diameter Batang (cm)
Perlakuan Pemupukan6 MST 8 MST 10 MST 12 MST
Rekomendasi Balitsa 0.760a 0.966a 1.217a 1.298 a
Rekomendasi Deptan 0.675ab 0.846ab 1.071a 1.158 a
Organik-NPK 1150 kg/ha 0.509c 0.631c 0.787b 0.845 b
Organik-NPK 2300 kg/ha 0.513c 0.661c 0.755b 0.776 b
Organik-NPK 3450 kg/ha 0.556bc 0.665c 0.780b 0.817 b
Organik-NPK 4600 kg/ha 0.528c 0.660c 0.788b 0.813 b
Organik-NPK 5750 kg/ha 0.490c 0.624c 0.716b 0.786 b
Organik-NPK 6900 kg/ha 0.568bc 0.702bc 0.855b 0.852 b
Koefisien Keragaman (kk) 8.53 % 7.99 % 8.06 % 9.70 %
Keterangan: MST = Minggu Setelah TanamAngka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yangsama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkanuji BNJ.
Jumlah Cabang
Jumlah cabang pada perlakuan pupuk Organik-NPK terlihat lebih sedikit
dibandingkan dengan pupuk rekomendasi Balitsa sejak 4 MST (Tabel 8).
24
Penambahan jumlah cabang paling pesat berada dalam rentang waktu antara 8-10
MST. Penambahan jumlah cabang pada perlakuan pupuk Organik-NPK selama
rentang waktu ini tidak sebaik perlakuan rekomendasi Balitsa dan Deptan.
Berdasarkan Tabel 8, pada umur 12 MST perlakuan pupuk Organik-NPK
6900 kg/ha memberikan jumlah cabang terbanyak diantara perlakuan pupuk
Organik-NPK lainnya. Dosis pupuk Organik-NPK yang memberikan jumlah
cabang paling sedikit adalah pupuk Organik-NPK 5750 kg/ha. Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan dosis pupuk Organik-NPK tidak memberikan
jumlah cabang yang lebih baik.
Tabel 8. Jumlah Cabang pada Berbagai Perlakuan
Jumlah CabangPerlakuan
6 MST 8 MST 10 MST 12 MST
Rekomendasi Balitsa 21.5 a 79.1 a 189.5 a 223.2 a
Rekomendasi Deptan 17.9 ab 76.3 a 149.5 ab 167.3 ab
Organik-NPK 1150 kg/ha 10.1 bc 30.6 b 71.6 c 90.2 c
Organik-NPK 2300 kg/ha 10.1 bc 36.0 b 77.7 c 93.0 c
Organik-NPK 3450 kg/ha 13.6 abc 39.1 b 80.1 c 87.9 c
Organik-NPK 4600 kg/ha 10.6 bc 36.7 b 70.2 c 80.1 c
Organik-NPK 5750 kg/ha 8.8 c 36.0 b 64.2 c 72.3 c
Organik-NPK 6900 kg/ha 13.1 bc 50.4 b 93.2 bc 106.9 bc
Koefisien Keragaman (kk) 21.85 % 17.68 % 21.11 % 19.68 %
Keterangan: MST = Minggu Setelah TanamAngka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yangsama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkanuji BNJ.
Jumlah Bunga
Jumlah bunga yang diamati adalah bunga yang terdapat di tanaman saat
dilakukan pengamatan. Parameter pengamatan ini tidak meliputi penjumlahan dari
seluruh bunga yang terdapat di tanaman sejak awal tanaman berbunga. Misalnya
pada 11 MST, jumlah bunga yang tertera pada Tabel 9 adalah bunga yang terdapat
25
di tanaman pada umur 11 MST, bukan penjumlahan bunga sejak awal hingga 11
MST. Kelemahan dari pengamatan seperti ini adalah tidak dapat diketahui berapa
jumlah bunga total per tanaman dan berapa jumlah bunga yang gugur, sehingga
tidak dapat diperkirakan berapa jumlah buah yang dapat dipanen.
Pada semua perlakuan, jumlah bunga per minggu meningkat paling
banyak pada rentang waktu umur 7-9 MST dilanjutkan umur 9-11 MST. Jumlah
bunga per minggu mencapai maksimal pada 11 MST. Pada 12 MST, jumlah
bunga menurun karena banyaknya bunga yang gugur (Tabel 9).
Tabel 9. Jumlah Bunga pada Berbagai Perlakuan
Jumlah BungaPerlakuan
5 MST 7 MST 9 MST 11 MST
Rekomendasi Balitsa 6.33a 44.27 182.00a 287.47a
Rekomendasi Deptan 4.00ab 31.67 150.00a 206.57ab
Organik-NPK 1150 kg/ha 1.83b 16.53 63.67b 103.90bc
Organik-NPK 2300 kg/ha 2.63b 20.00 80.90b 88.33c
Organik-NPK 3450 kg/ha 2.67b 18.47 81.80b 104.77bc
Organik-NPK 4600 kg/ha 2.87b 20.73 82.67b 110.53bc
Organik-NPK 5750 kg/ha 1.27b 14.40 70.67b 84.43c
Organik-NPK 6900 kg/ha 2.67b 24.80 94.33b 136.20bc
Koefisien Keragaman (kk) 35.89 % 23.93 % 17.81 % 28.91 %
Keterangan: MST = Minggu Setelah TanamAngka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yangsama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkanuji BNJ.
Berdasarkan Tabel 9, jumlah bunga pada perlakuan pupuk Organik-NPK
lebih sedikit daripada pupuk rekomendasi Balitsa dan Deptan sejak umur 5 MST,
dan pada umur 9 MST jumlahnya jauh dibawah perlakuan Deptan. Pada 11 MST,
jumlah bunga hasil pemupukan Organik-NPK 6900 kg/ha, 4600 kg/ha, 3450
kg/ha, dan 1150 kg/ha tidak berbeda dengan perlakuan pupuk rekomendasi
Deptan. Perlakuan pupuk Organik-NPK yang paling sedikit menghasilkan bunga
26
adalah dosis 5750 kg/ha. Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan dosis pupuk
Organik-NPK tidak meningkatkan jumlah bunga.
Produktivitas
Perlakuan pemupukan Balitsa menempati posisi produktivitas tertinggi
baik per tanaman maupun per petak, disusul oleh pupuk rekomendasi Deptan.
Perlakuan Deptan memberikan produksi per tanaman yang tidak berbeda dengan
Balitsa, namun lebih sedikit pada parameter produktivitas per petak. Pupuk
Organik-NPK menghasilkan produktivitas per tanaman dan produktivitas per
petak yang lebih sedikit dibanding pupuk rekomendasi (Tabel 10).
Tabel 10. Pengaruh Pemupukan terhadap Berbagai Tingkat Produktivitas
Produktivitas
Perlakuan Pemupukan Per Tanaman
(gram)
Per Petak 9 m2
(gram)
Per Hektar
(ton)
Rekomendasi Balitsa 553.56a 20603a 22.89a
Rekomendasi Deptan 403.95a 14873ab 16.53ab
Organik-NPK 1150 kg/ha 144.78b 5899c 6.55c
Organik-NPK 2300 kg/ha 83.01b 4120c 4.58c
Organik-NPK 3450 kg/ha 132.51b 6011c 6.68c
Organik-NPK 4600 kg/ha 105.89b 4385c 4.87c
Organik-NPK 5750 kg/ha 113.34b 3354c 3.73c
Organik-NPK 6900 kg/ha 131.00b 6813bc 7.57bc
Koefisien Keragaman (kk) 33.04 % 35.47 % 35.46 %
Keterangan: Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yangsama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkanuji BNJ.
Di antara perlakuan pupuk Organik-NPK, yang memberikan produktivitas
per tanaman tertinggi adalah pemupukan Organik-NPK 150 kg/ha, diikuti oleh
dosis 3450 kg/ha dan 6900 kg/ha. Adapun yang menghasilkan produktivitas per
tanaman terendah adalah pupuk Organik-NPK 2300 kg/ha (Tabel 10).
27
Produktivitas per tanaman tidak mencerminkan produktivitas per petak.
Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa di antara perlakuan pupuk Organik-NPK ,
yang memberikan produktivitas tertinggi per petak adalah pupuk Organik-NPK
6900 kg/ha, selanjutnya adalah 3450 kg/ha dan yang terendah adalah pupuk
Organik-NPK 5750 kg/ha. Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan dosis pupuk
Organik-NPK tidak meningkatkan produktivitas baik per tanaman maupun per
petak.
Perlakuan pupuk rekomendasi Balitsa dan Deptan telah menghasilkan
produktivitas per petak lebih tinggi daripada pupuk Organik-NPK sejak panen
pertama (Tabel Lampiran 2). Produktivitas per petak yang dihasilkan pada semua
perlakuan meningkat seiring dengan umur panen. Panen ke-6 memberikan nilai
produktivitas tertinggi diantara waktu panen lainnya kecuali untuk perlakuan
pupuk Organik-NPK 5750 kg/ha. Pada perlakuan pupuk Organik-NPK 5750
kg/ha, produksi pada panen ke-6 lebih sedikit dibandingkan dengan waktu panen
ke-5. Saat panen ke-7, produksi buah pada seluruh perlakuan menurun.
Ukuran Buah
Perlakuan pemupukan tidak memberikan pengaruh terhadap ukuran buah,
baik diameter maupun panjang buah. Pemupukan rekomendasi Balitsa dan Deptan
memberikan ukuran buah yang tidak berbeda dengan pupuk Organik-NPK pada
berbagai dosis (Tabel 11). Ukuran buah yang tidak berbeda menunjukkan bahwa
bobot buah satuan di antara berbagai perlakuan juga tidak berbeda.
Jumlah Buah
Pengamatan jumlah buah hanya meliputi jumlah buah yang dipanen, yang
baik maupun yang buruk. Jumlah buah yang baik adalah buah yang saat dipanen
tidak busuk, tidak terkena penyakit, tidak kering dan memiliki kulit buah yang
halus. Buah yang buruk meliputi buah yang kering, busuk, terserang penyakit dan
pecah kulit buah. Buah yang rontok sebelum dipanen tidak dihitung karena buah
dari perlakuan satu dengan perlakuan lainnya tercampur. Tercampurnya buah
gugur di lahan percobaan disebabkan oleh terlalu dekatnya jarak bedengan antar
28
perlakuan dan kondisi angin di tempat penelitian yang berhembus cukup kencang.
Jumlah buah yang disajikan pada Tabel 12 merupakan penjumlahan dari buah
yang dihasilkan sejak panen pertama hingga panen ke-7.
Tabel 11. Pengaruh Pemupukan terhadap Ukuran Buah
Perlakuan Pemupukan Diameter (cm) Panjang (cm)
Rekomendasi Balitsa 1.172 12.48
Rekomendasi Deptan 1.166 12.27
Organik-NPK 1150 kg/ha 1.134 11.42
Organik-NPK 2300 kg/ha 1.087 10.86
Organik-NPK 3450 kg/ha 1.124 10.75
Organik-NPK 4600 kg/ha 1.138 10.85
Organik-NPK 5750 kg/ha 1.130 11.52
Organik-NPK 6900 kg/ha 1.111 11.25
Koefisien Keragaman (kk) 3.82 % 5.25 %
Tabel 12. Jumlah Buah pada Berbagai Perlakuan
Jumlah Buah Saat PanenBuah Baik Buah Buruk
Perlakuan PemupukanPer Petak
(9 m2)Per Tanaman
Per Petak(9 m2)
Per Tanaman
Rekomendasi Balitsa 2634.7a 61.27a 45.7ab 1.06ab
Rekomendasi Deptan 1794.7a 41.74a 49.3a 1.15a
Organik-NPK 1150 kg/ha 768.0b 17.86b 36.0ab 0.84ab
Organik-NPK 2300 kg/ha 554.0b 12.88b 19.3b 0.45b
Organik-NPK 3450 kg/ha 784.7b 18.25b 22.3ab 0.52ab
Organik-NPK 4600 kg/ha 637.3b 14.82b 16.3b 0.38b
Organik-NPK 5750 kg/ha 461.3b 10.73b 26.7ab 0.62ab
Organik-NPK 6900 kg/ha 812.3b 18.89b 39.3ab 0.92ab
Koefisien Keragaman (kk) 31.91 % 31.91% 32.45% 32.57%
Keterangan: Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yangsama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkanuji BNJ.
29
Perlakuan dengan jumlah buah baik terbanyak belum tentu memberikan
jumlah buah buruk terbanyak. Pada perlakuan rekomendasi Balitsa, jumlah buah
baik yang dihasilkan lebih banyak daripada perlakuan pupuk Deptan, namun
jumlah buah buruknya saat panen yang lebih sedikit daripada pupuk Deptan. Pada
perlakuan pupuk Organik-NPK, perlakuan dosis 6900 kg/ha memberikan jumlah
buah baik dan buruk lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan pupuk
Organik-NPK lainnya, namun perlakuan pupuk Organik-NPK yang menghasilkan
jumlah buah baik paling sedikit adalah dosis 5750 kg/ha sedangkan yang jumlah
buah buruknya paling sedikit adalah dosis 2300 kg/ha (Tabel 12).
Jumlah buah baik yang dihasilkan pada semua perlakuan pupuk Organik-
NPK dibawah 20 buah/tanaman. Jumlah ini hanya setengah dari yang dihasilkan
pupuk rekomendasi Deptan dan sepertiga dari yang dihasilkan Balitsa.
Bobot Kering Akhir
Bobot akhir tajuk dan akar pada pemupukan Balitsa tidak berbeda dengan
Deptan, namun lebih berat nilainya dibanding perlakuan pupuk Organik-NPK
(Tabel 13). Bobot akar pemupukan Deptan tidak berbeda nyata dengan pupuk
Organik-NPK, sementara untuk bobot tajuk perlakuan Deptan tidak berbeda
dengan pupuk Organik-NPK 1150 kg/ha, 3450 kg/ha dan 6900 kg/ha.
Di antara perlakuan pupuk Organik-NPK dosis 6900 kg/ha memiliki bobot
akhir tajuk dan akar yang terbesar (Tabel 13). Walaupun dosis 6900 kg/ha
memberikan bobot terbesar, peningkatan dosis pupuk Organik-NPK tidak
berpengaruh dalam menambah bobot akhir tersebut, karena bobot akhir tajuk dan
akar yang paling ringan adalah yang diberi perlakuan dosis 5750 kg/ha.
Perlakuan pupuk Organik-NPK pada berbagai dosis (P3, P4, P5, P6, P7,
dan P8) secara umum memiliki bobot akhir tajuk dan akar rendah. Akar yang
diberi perlakuan pupuk Organik-NPK tidak berkembang dengan baik, sehingga
jumlah akarnya sedikir dan pendek-pendek, kecuali perlakuan pupuk Organik-
NPK dosis 6900 kg/ha. Perlakuan pupuk rekomendasi Balitsa (P1) dan Deptan
(P2) masih bagus kondisi tajuknya hingga setelah panen ke-7. Kedua perlakuan
tersebut juga banyak memiliki banyak akar serabut (Gambar 5).
30
Tabel 13. Bobot Akhir Tajuk dan Akar
Bobot Akhir (gram)Perlakuan Pemupukan
Tajuk Akar
Rekomendasi Balitsa 131,00 a 19,67 a
Rekomendasi Deptan 87,67 ab 12,67 ab
Organik-NPK 1150 kg/ha 27,67 bc 6,00 b
Organik-NPK 2300 kg/ha 17,00 c 6.00 b
Organik-NPK 3450 kg/ha 24,33 bc 5.67 b
Organik-NPK 4600 kg/ha 20,67 c 5,67 b
Organik-NPK 5750 kg/ha 16,00 c 4,33 b
Organik-NPK 6900 kg/ha 31,67 bc 7,33 b
Koefisien Keragaman (kk) 50.03 % 45.34 %
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yangsama menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji BNJ.
Gambar 5. Tanaman Setelah Dibongkar Usia 20 MST
31
Gambar 5 memperlihatkan bahwa tanaman dengan perlakuan pupuk
Organik-NPK mengalami kekeringan. Kekeringan dicirikan dengan tidak adanya
daun pada batang karena daun dan bunga sudah gugur sejak tanaman belum
dicabut, selain itu ujung-ujung ranting tanaman dengan perlakuan pupuk Organik-
NPK ini juga kering kecoklatan dan keriput.
Gambar 5 merupakan tanaman sampel yang dianggap mewakili kondisi
per petak dalam ulangan 3. Pengambilan gambar pada Ulangan 3 karena ulangan
ini memiliki nilai yang paling dekat dengan nilai rata-rata dari berbagai parameter.
Kandungan N, P, K
Persentase unsur hara N, P, dan K pada pupuk Organik-NPK masing-
masing yaitu 1,91%, 0,36% dan 0,03% (Balai Penelitian Tanah, 2007). Jumlah ini
lebih sedikit dibanding kandungan N,P,K pupuk kandang, yaitu 3,21%, 3,21%,
dan 1,57% (Agromedia, 2008). Pada perlakuan pupuk Organik-NPK, tanaman
tidak mendapatkan suplai N, P, dan K dari pupuk lain, sedangkan perlakuan
Balitsa dan Deptan mendapat tambahan N, P, dan K dari pupuk kandang, Urea
(N=45%), KCl (K2O= 60%), SP-36 (P2O5=36%), dan ZA (N=20%) (IKAPI,
1983).
Tabel 14. Jumlah Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang Diberikan per Hektar
N P KPerlakuan Pemupukan
------------------Kg---------------
Rekomendasi Balitsa 1122.00 1035.00 591.00
Rekomendasi Deptan 780.00 741.00 464.00
Organik-NPK 1150 kg/ha 21.97 4.14 0.35
Organik-NPK 2300 kg/ha 43.93 8.28 0.69
Organik-NPK 3450 kg/ha 65.90 12.42 1.04
Organik-NPK 4600 kg/ha 87.86 16.56 1.38
Organik-NPK 5750 kg/ha 109.83 20.70 1.73
Organik-NPK 6900 kg/ha 131.79 24.84 2.07
32
Perlakuan pupuk rekomendasi Balitsa dan Deptan memiliki kandungan N,
P, dan K yang sangat banyak jika dibandingkan dengan perlakuan pupuk Organik-
NPK. Suplai N, P, dan K yang paling rendah terdapat pada perlakuan pupuk
Organik-NPK dosis 1150 kg/ha.
Untuk mengetahui seberapa besarnya nilai efisiensi produktivitas terhadap
jumlah unsur hara yang diberikan dapat dirumuskan dengan membagi jumlah
produktivitas yang dihasilkan dalam luasan per hektar dengan jumlah unsur hara
yang diberikan dalam bentuk pupuk, seperti berikut:
EPN = Produktivitas per hektar (Kg)Jumlah Nitrogen (Kg)
EPP = Produktivitas per hektar (Kg)Jumlah Fosfor (Kg)
EPK = Produktivitas per hektar (Kg)Jumlah Kalium (Kg)
Keterangan:
EPN = Efisiensi Produktivitas terhadap Nitrogen
EPP = Efisiensi Produktivitas terhadap Fosfor
EPK = Efisiensi Produktivitas terhadap Kalium
Kg = Satuan Massa (Kilogram)
Nilai efisiensi penggunaan unsur hara pada parameter yang lain memiliki
tren yang sama dengan parameter produktivitas, seperti pada Gambar 6, 7, dan 8.
Penggunaan produktivitas dalam perhitungan mencari nilai efisiensi penggunaan
pupuk hanya merupakan contoh. Parameter lain juga dapat digunakan untuk
mengetahui nilai efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman untuk pertumbuhan
dan perkembangannya.
Pupuk yang paling efisien adalah yang memberikan hasil perbandingan
yang terbesar. Artinya, penggunaan pupuk tersebut paling hemat dan cukup baik
untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk yang memiliki
nilai yang rendah menunjukkan terjadi pemborosan dalam pemberian pupuk.
33
0
50
100
150
200
250
300
350
Balitsa
Deptan
Org-NPK 1150 kg/ha
Orh-NPK 2300 kg/ha
Org-NPK 3450 kg/ha
Org-NPK 4600 kg/ha
Org-NPK 5750 kg/ha
Org-NPK 6900 kg/ha
Efi
sien
siP
rod
uk
tiv
itas
terh
ad
ap
N
Gambar 6. Grafik Efisiensi Produktivitas terhadap Penggunaan N yang Diberikan.
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Balitsa
Deptan
Org-NPK 1150 kg/ha
Orh-NPK 2300 kg/ha
Org-NPK 3450 kg/ha
Org-NPK 4600 kg/ha
Org-NPK 5750 kg/ha
Org-NPK 6900 kg/ha
Efi
sien
siP
rod
uk
tiv
ita
ste
rha
da
pP
Gambar 7. Grafik Efisiensi Produktivitas terhadap Penggunaan P yang Diberikan.
34
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
Balitsa
Deptan
Org-NPK 1150 kg/ha
Orh-NPK 2300 kg/ha
Org-NPK 3450 kg/ha
Org-NPK 4600 kg/ha
Org-NPK 5750 kg/ha
Org-NPK 6900 kg/ha
Efi
sien
siP
rod
uk
tiv
ita
ste
rha
da
pK
Gambar 8. Grafik Efisiensi Produktivitas terhadap Penggunaan K yang Diberikan.
Efisiensi produktivitas terhadap nitrogen (Gambar 6), fosfor (Gambar 7),
dan kalium (Gambar 8) pada perlakuan Balitsa dan Deptan ternyata memiliki nilai
lebih rendah dibandingkan dengan semua perlakuan pupuk Organik-NPK.
Rendahnya nilai efisiensi produktivitas ini menunjukkan bahwa banyak unsur
hara yang tidak terpakai oleh tanaman. Penggunaan pupuk Organik-NPK lebih
efisien dibandingkan pemupukan rekomendasi Balitsa dan Deptan, terutama
pupuk Organik-NPK 1150 Kg/ha
Peningkatan dosis pupuk Organik-NPK tidak meningkatkan efisiensi
penggunaan pupuk terhadap produksi yang dihasilkan. Berdasarkan Gambar 6, 7,
dan 8, nilai efisiensi penggunaan pupuk cenderung berkurang seiring dengan
penambahan dosis pupuk Organik-NPK. Perlakuan pupuk Organik-NPK dosis
1150 kg/ha memiliki nilai efisiensi produktivitas terbaik sedangkan pupuk
Organik-NPK 5750 kg/ha memiliki nilai efisiensi produktivitas lebih buruk
dibandingkan dengan perlakuan pupuk Organik-NPK lainnya.
35
KONDISI TANAMAN PUPUK ORGANIK-NPK
Gambar 9 merupakan kondisi tanaman saat berusia 17-19 MST.
Gambar 9. Kondisi Tanaman dengan Perlakuan Pupuk Organik-NPK : (a) Warna
daun kuning dan nekrosis. (b) Daun berguguran. (c) Bunga yang akan
gugur. (d) Buah muda rontok. (e) Batang kering. (f) Buah keriput.
a
e
dc
b
f
36
Pada perlakuan pupuk Organik-NPK, setelah buah terbentuk terjadi
kerontokan pada daun, bunga dan buah muda. Daun yang gugur adalah daun yang
lebih tua. Sebelum daun gugur, daun berubah warna menjadi kuning disertai
dengan bercak-bercak nekrosis dimulai dari ujung dan pinggiran daun. Selain
daun, bunga juga gugur dengan diawali perubahan warna bunga menjadi coklat
kehitaman dan kering. Batang terlihat kering saat musim panen. Buah yang masih
muda menjadi coklat dan keriput dan akhirnya gugur juga, sedangkan buah yang
dapat dipanen memiliki mutu yang kurang baik seperti keriput dan tangkainya
kering (Gambar 9).
37
ANALISIS USAHA TANI
Asumsi-asumsi yang digunakan adalah:
Penggunaan lahan efektif sebesar 80%. Sisa lahan yang 20% digunakan untuk
jalan dan jarak antar bedengan. Panjang bedeng adalah 50 meter.
Populasi tanaman sebanyak 40.000 tanaman didapat dari perhitungan,
Populasi = Jumlah lahan efektif
Jarak tanam (40 cm x 50 cm)
1 gulung mulsa plastik terdiri dari 250 m2
Jumlah benih yang akan disemai = Populasi + (20% x Populasi)
Penjumlahan 20% dari populasi bertujuan untuk mengantisipasi benih mati
dan untuk penyulaman.
Penggunaan pestisida :
Antracol 70 WP konsentrasi 3 g/liter, dosis 600 liter/ha, 7 kali semprot.
Dithane M-45 konsentrasi 3 g/liter, dosis 400 liter/ha, 6 kali semprot.
Dursban 200 EC konsentrasi 2 ml/liter, dosis 400 liter/ha, 7 kali semprot.
Curacron 500 EC konsentrasi 2 ml/liter, dosis 600 liter/ha, 10 kali semprot.
Tenaga kerja:
1 HOK (Hari Orang Kerja) = 7 jam.
1 HKW (Hari Kerja tenaga Wanita) untuk penyemaian = 1500 benih.
1 HKP (Hari Kerja tenaga Pria) untuk pengolahan lahan = 70 m2
1 HKP untuk pemasangan mulsa = 77 m2
1 HKW untuk penanaman = 350 tanaman
14 kali penyemprotan pestisida @HKP = 330 m2
3 kali penyiraman @HKP = 400 m2
1 HKP untuk pengajiran = 800 tanaman
3 kali pembuangan gulma @HKW = 65 m2
3 kali pemangkasan tunas air @HKW = 2000 tanaman
7 kali pemanenan @HKW = 1700 tanaman
Harga jual cabai besar di tingkat petani = Rp 11.000,-
38
Layak atau tidaknya suatu usaha adalah dengan menghitung nilai B/C
ratio. Nilai B/C Ratio adalah indikator kelayakan usaha yaitu membandingkan
keuntungan dengan total biaya yang digunakan (Hernanto, 1989). Nilai B/C Ratio
dirumuskan sebagai berikut:
Benefit Pendapatan – BiayaB/C = ------------ atau B/C = ----------------------------
Cost Biaya
Keterangan :
Benefit = Keuntungan
Cost = Biaya
Berdasarkan hasil analisis usaha tani (Tabel Lampiran 13-20), besarnya
biaya produksi, pendapatan dan nilai B/C Ratio dengan berbagai perlakuan
tersebut dapat dikumpulkan seperti pada Tabel 15.
Tabel 15. Total Biaya Produksi, Pendapatan, dan B/C Ratio dalam waktu SatuMusim Tanam (6 Bulan)
PerlakuanTotal Biaya
Produksi (Rp)Pendapatan
(Rp)Keuntungan
(Rp)B/C
Ratio
Rekomendasi Balitsa 102,690,200 251,790,000 149,099,800 1.45
Rekomendasi Deptan 99,890,200 181,830,000 81,939,800 0.82
Novelgro 1150 kg/ha 94,840,200 72,050,000 -22,790,200 -0.24
Novelgro 2300 kg/ha 99,440,200 50,380,000 -49,060,200 -0.49
Novelgro 3450 kg/ha 104,040,200 73,480,000 -30,560,200 -0.29
Novelgro 4600 kg/ha 108,640,200 53,570,000 -55,070,200 -0.51
Novelgro 5750 kg/ha 113,240,200 41,030,000 -72,210,200 -0.64
Novelgro 6900 kg/ha 117,840,200 83,270,000 -34,570,200 -0.29
39
PEMBAHASAN
Jumlah daun pada perlakuan pupuk Organik-NPK lebih sedikit
dibandingkan dengan perlakuan Balitsa dan Deptan. Salah satu penyebab kondisi
ini adalah daun pada perlakuan pupuk Organik-NPK lebih cepat mengalami
penuaan (Gambar 9) yang ditandai dengan daun lebih cepat menguning. Gardner,
et al (1991) menyatakan bahwa proses penuaan menyebabkan kelambanan proses
fotosintesis dan faktor utama yang mempengaruhi laju penuaan adalah kandungan
nutrisi mineral daun, sedangkan nutrisi yang terbatas lebih sering didistribusikan
ke daun yang lebih muda sehingga mengurangi kemampuan fotosintesis pada
daun yang lebih tua.
Kemampuan fotosintesis yang lebih rendah pada perlakuan pupuk
Organik-NPK mengakibatkan jumlah hasil fotosintesis berupa karbohidrat yang
dihasilkan tanaman ini lebih rendah. Rendahnya jumlah karbohidrat pada
perlakuan pupuk Organik-NPK menyebabkan pertumbuhan tanaman ini
terhambat. Karbohidrat diperlukan pada proses respirasi untuk diubah menjadi
bahan struktural, cadangan makanan, dan metabolik yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Gardner et al, 1991).
Sedikitnya jumlah cabang yang muncul pada tanaman dengan perlakuan
pupuk Organik-NPK (Tabel 8) menyebabkan sedikitnya jumlah bunga yang
terbentuk (Tabel 9), sedangkan bunga yang sedikit menyebabkan jumlah buah
menjadi lebih sedikit dan akhirnya dapat menurunkan produktivitas. Fahrurrozi et
al. (2006) menyatakan bahwa semakin banyak cabang akan meningkatkan jumlah
dan bobot buah.
Jumlah buah baik total pada saat panen pada semua perlakuan pupuk
Organik-NPK kurang dari 20 buah per tanaman. Jumlah buah buruk per tanaman
pada perlakuan pupuk Organik-NPK juga lebih sedikit daripada perlakuan
rekomendasi Balitsa dan Deptan (Tabel 12). Hal ini menunjukkan bahwa semua
perlakuan pupuk Organik-NPK menghasilkan jumlah buah yang lebih sedikit.
Jumlah buah yang sedikit pada perlakuan pupuk Organik-NPK disebabkan oleh
sedikitnya jumlah bunga (Tabel 9), lalu sedikit pula bunga yang menjadi buah,
dan banyaknya buah yang gugur sebelum siap dipanen (Gambar 9). Sedikitnya
40
jumlah buah pada perlakuan pupuk Organik-NPK menurunkan produktivitas
(Tabel 10).
Akar serabut pada perlakuan pupuk Organik-NPK lebih sedikit
dibandingan perlakuan rekomendasi Balitsa dan Deptan (Gambar 5). Sedikitnya
akar serabut menyebabkan kemampuan akar menyerap air dan unsur hara dalam
tanah menjadi lebih rendah. Harjadi (1989) menyatakan bahwa keberadaan akar
serabut memungkinkan kecukupan air dan memberikan kapasitas absorpsi unsur
hara pada lapisan atas tanah yang subur.
Peningkatan nilai pH dan persentase KB pada ketiga hasil analisis tanah
akhir (Tabel 4) menunjukkan adanya dugaan bahwa setelah diberi perlakuan,
koloid tanah melepas kation Al3+ dan H+ kemudian menukarnya dengan kation
mineral seperti Ca2+, Mg2+, K+, dan lainnya. Jumlah kation Al3+ dan H+ pada
tanah setelah perlakuan berkurang, sedangkan kation Ca2+, Mg2+, K+ dan Mn
meningkat (Tabel 4). Lepasnya ion Al3+ dan H+ dari koloid tanah dapat
menurunkan tingkat keasaman tanah sehingga dapat menikkan nilai pH dan
meningkatkan ketersediaan kation yang dapat dipertukarkan (IKAPI, 1983).
Besarnya jumlah kation yang dapat dipertukarkan dapat meningkatkan persentase
kejenuhan basa (KB) dan menaikkan nilai pH (Soepardi, 1983).
Semua parameter pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk
rekomendasi Balitsa dan Deptan dapat memberikan pertumbuhan dan hasil panen
yang lebih baik daripada perlakuan dengan pupuk Organik-NPK (Tabel 5, 6, 7, 8,
9, 10, 12, dan 13). Kondisi tanaman pada perlakuan rekomendasi lebih baik
daripada perlakuan pupuk Organik-NPK disebabkan karena jumlah unsur hara
yang ditambahkan melalui pemupukan, terutama unsur nitrogen, fosfor dan
kalium, lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan pupuk Organik-NPK (Tabel
14). Jumlah NPK yang besar pada perlakuan Balitsa dan Deptan jelas dapat
memberikan produktivitas per hektar yang lebih baik daripada produktivitas cabai
dengan perlakuan pupuk Organik-NPK (Tabel 10). Jumlah nitrogen sebanyak 80
kg/ha telah mampu menopang produksi tanaman cabai yang menggunakan mulsa
plastik hitam perak (Fahrurrozi et al., 2006).
Jumlah unsur N, P, dan K yang besar pada perlakuan pupuk rekomendasi
Balitsa dan Deptan ternyata kurang efisien. Perlakuan dengan pupuk Organik-
41
NPK memberikan nilai efisiensi penggunaan hara yang lebih baik daripada
perlakuan pupuk rekomendasi Balitsa dan Deptan (Gambar 6,7 dan 8). Rendahnya
nilai efisiensi penggunaan hara pada perlakuan pupuk Balitsa dan Deptan diduga
karena terlampau banyak unsur hara yang diberikan dibandingkan dengan
perlakuan pupuk Organik-NPK sehingga ada banyak hara yang tidak terpakai oleh
tanaman dan akhirnya terbuang, atau unsur hara tersebut terikat dengan unsur lain
sehingga tidak tersedia untuk diserap tanaman. Nitrogen dan kalium merupakan
unsur hara yang mudah sekali tercuci atau menguap dari tanah (IKAPI, 1983),
sedangkan fosfor mudah sekali terikat oleh unsur lain sehingga tidak tersedia bagi
tanaman (Soepardi, 1983).
Jumlah unsur hara yang sangat sedikit pada perlakuan pupuk Organik
NPK bila dibandingkan dengan perlakuan Balitsa dan Deptan diduga menjadi
penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman cabai (Tabel 14). Fisher dan
Dunham (1996) menyatakan bahwa kurangnya persediaan unsur hara
menyebabkan pertumbuhan akar dan tunas menjadi terbatas.
Gejala tanaman seperti Gambar 9 diperkirakan karena kekurangan
nitrogen, fosfor dan kalium. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Pracaya (2008)
bahwa tanaman yang kekurangan nitrogen ditandai dengan tanaman kerdil, daun
menguning dan mati sebelum waktunya dimulai dari daun tua, sedangkan
kekurangan P ditandai dengan bentuk buah jelek dan jumlah yang sedikit, dan
kekurangan K ditandai dengan batang mengering.
Penambahan unsur NPK pada perlakuan pupuk Organik-NPK tidak dapat
dilakukan dengan menambah dosisnya. Semakin banyak dosis pupuk Organik-
NPK yang diberikan, dapat mengurangi nilai efisiensi penggunaan hara (Gambar
6, 7 dan 8). Kondisi ini diduga karena adanya unsur pada pupuk Organik-NPK
yang dapat mengurangi nilai efisiensi penggunaan hara jika diberikan dalam
jumlah yang besar. Peningkatan unsur NPK pada perlakuan pupuk Organik-NPK
dapat diberikan dari sumber pupuk lain, seperti dengan cara menambahkan urea,
SP-36, dan KCl atau dengan pemberian pupuk organik lainnya seperti pupuk
kandang, kompos, pupuk hijau, dll.
Berdasarkan hasil analisis usahatani pada Tabel 15, terlihat bahwa
budidaya cabai besar menggunakan pupuk Organik-NPK menghasilkan
42
pendapatan yang lebih rendah daripada menggunakan pupuk rekomendasi Balitsa
dan Deptan. Nilai B/C pada budidaya dengan pupuk Organik-NPK kurang dari
nol, artinya budidaya seperti ini tidak layak untuk diusahakan, karena akan
mendapatkan kerugian. Hernanto (1989) menyatakan bahwa usaha yang layak
adalah yang memiliki nilai B/C lebih dari satu.
Perlakuan yang menghasilkan nilai B/C lebih dari satu adalah Balitsa, hal
ini dikarenakan jumlah produktivitas yang dihasilkan besar (Tabel 15). Perlakuan
pupuk Organik-NPK menghasilkan nilai B/C kurang dari satu dikarenakan
produktivitasnya yang sangat rendah terutama pada perlakuan pupuk Organik-
NPK 5750 Kg/ha (Tabel 10).
Semakin besar dosis pupuk Organik-NPK yang diberikan tidak
meningkatkan pendapatan, bahkan cenderung mengurangi keuntungan dan nilai
B/C ratio (Tabel 15). Semakin banyak dosis pupuk Organik-NPK, semakin
banyak biaya yang digunakan. Setiap penambahan dosis pupuk Organik-NPK
sebanyak 1150 Kg/ha memerlukan biaya sebesar Rp 4.600.000,- (Tabel Lampiran
15-20).
43
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Penggunaan pupuk Organik-NPK untuk budidaya cabai besar menghasilkan
produktivitas lebih rendah daripada pupuk rekomendasi Balitsa dan Deptan.
2. Nilai efisiensi penggunaan hara oleh tanaman dalam menghasilkan
produktivitas lebih baik pada perlakuan pupuk Organik-NPK.
3. Budidaya cabai besar dengan menggunakan pupuk Organik-NPK
menghasilkan nilai B/C ratio kurang dari nol.
Saran
Dilakukan percobaan pupuk Organik-NPK dengan dosis antara 1150 -
3450 kg/ha dan ditambah pupuk lain untuk menambah kebutuhan Nitrogen,
Fosfor dan Kalium.
44
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. 2008. Panduan Lengkap Budi Daya dan Bisnis Cabai. PT AgromediaPustaka. Jakarta. 185 hal.
Asiah, A. 2006. Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan danProduksi Kedelai (Glycine max L.) Panen Muda dengan BudidayaOrganik. Skripsi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian. InstitutPertanian Bogor. 52 hal.
Balai Penelitian Tanah. 2007. Hasil Analisis Contoh Pupuk PT. Novelvar. Leaflet.Badan Litbang Pertanian. Bogor.
BPS dan Dirjen Bina Produksi Hortikultura. 2008. Produksi Sayuran di Indonesia,2002-2006.http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/horti/EIS07/Prod.Sayuran4.htm
Cooperband, L. 2002. Building Soil Organic Matter with Organic Amendements.Report. Center for Integrated Agricultural Systems (CIAS). College ofAgricultural and Life Sciences. University of Wisconsin. Madison. 13 p.http://www.wisc.edu/cias/ (20 Februari 2008).
Departemen Pertanian. 2001. Budidaya Cabe Merah di Luar Musim. Leaflet.Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. Direktorat Sayuran, danAneka Tanaman Hias. <http://ditsayur.hortikultura.go.id/index.php>(13 Februari 2008)
Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura. 2008. Pedoman Pengenalan danPengendalian Penyakit Virus pada Cabai. Ditlin Tanaman Hortikultura.<http://ditlin.hortikultura.go.id/buku_sayur06/buku%20virus%20kuning/pedoman_cabe.htm> (11 Februari 2008).
Fahrurrozi, N., Setyowati, dan Sarjono. 2006. Efektivitas Penggunaan UlangMulsa Plastik Hitam Perak dengan Pemberian Pupuk Nitrogen terhadapPertumbuhan dan Hasil Cabai. Jurnal Bionatura 8(1): 94-101.
Fisher, N.M., R.J. Dunham. 1996. Morfologi akar dan pengambilan zat hara, Hal111-155. Dalam P.R. Goldsworthy dan N.M. Fisher (Eds.). FisiologiTanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 428 hal.
Harjadi, S.S. 1989. Dasar-dasar Hortikultura. Departemen Budidaya Pertanian.Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 505 hal.
Harnani. 2008. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan BibitCabe Jawa (Piper retrofractum Vahl. ) Organik. Skripsi. Program StudiAgronomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 36 Hal.
45
Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. 309 hal.
IKAPI. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 218hal.
Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. 2008. AnalisisTanah Pasir Sarongge. Fakultas Pertanian. IPB
Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. 425 hal.
Prajnanta, F. 1999. Bertanam Cabai di Musim Hujan. Penebar Swadaya. Jakarta.64 hal.
Rachmawati, O. 2005. Pengaruh Jenis Pupuk Organik terhadap Produksi SayuranTumpang Gilir Tomat (Lycopersicon esculentum) dengan Pakchoy(Brassica rapa L.) dalam Sistem Pertanian Organik. Program StudiHortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 53 hal.
Semangun, H. 2004. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 850 hal.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB Press. Bogor. 591 hal.
Sumarni, N. 1996. Budidaya tanaman cabai merah, Hal. 36-47. Dalam A.S.Duriat,A.W.W. Hadisoeganta, T.A. Soetiarso, L. Prabaningrum (Eds.). TeknologiProduksi Cabai Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. PusatPenelitian dan Pengembangan Hortikultura. Lembang.
Syukur, M. 2006. Pelatihan Budidaya dan Agribisnis Cabai. Lembaga Penelitiandan Pemberdayaan Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 136 hal.
46
LAMPIRAN
47
Tabel Lampiran 1. Tabel Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah
Sifat Tanah SangatRendah
Rendah Sedang Tinggi SangatTinggi
C-Organik (%) < 1.00 1.00 – 2.00 2.01 – 3.00 3.01 – 5.00 > 5.00
N-Total (%) < 0.10 0.10 – 0.20 0.21 – 0.50 0.51 – 0.75 > 0.75
C/N < 5.00 5.00 – 10.00 11.00 – 15.00 16.00 – 25.00 > 25.00
P2O5 HCl 25%(Mg/100g)
< 10.00 10.00 – 20.00 21.00 – 40.00 41.00 – 60.00 > 60.00
P2O5 Bray I(ppm)
< 10.00 10.00 – 15.00 16.00 – 25.00 26.00 – 35.00 > 35.00
KTK (me/100g) < 5.00 5.00 – 16.00 17.00 – 24.00 25.00 – 40.00 > 40.00
K (me/100g) < 0.10 0.10 – 0.20 0.30 – 0.50 0.60 – 1.00 > 1.00
Na (me/100g) < 0.10 0.10 – 0.30 0.40 – 0.70 0.80 – 1.00 > 1.00
Mg (me/100g) < 0.40 0.40 – 1.00 1.10 – 2.00 2.10 – 8.00 > 8.00
Ca (me/100g) < 2.00 2.50 – 5.00 6.00 – 10.00 11.00 – 20.00 > 20.00
Kejenuhan Basa(%)
< 10.00 10.00 – 20.00 21.00 – 30.00 31.00 – 60.00 > 60.00
SangatMasam
Masam AgakMasam
Netral AgakAlkalis
Alkalis
pH H2O < 4.5 4.5 – 5.5 5.6 – 6.5 6.6 – 7.5 7.6 – 8.5 > 8.5
Sumber : Harnani, 2008.
48
Tabel Lampiran 2. Jumlah Produktivitas per Petak pada Setiap Panen
Produktivitas per Petak (9 m2)Perlakuan Pemupukan
Panen 1 Panen 2 Panen 3 Panen 4 Panen 5 Panen 6 Panen 7
Rekomendasi Balitsa 288.50a 784.00a 2180.3a 2760.0a 4609.0a 5022.0a 4959.3a
Rekomendasi Deptan 144.50ab 434.67b 1574.0ab 2094ab 3461.3ab 3921.7ab 3243.0ab
Novelgro 1150 kg/ha 22.83b 99.00bc 409.0bc 903.0bc 1349.0c 1815.0bc 1300.7b
Novelgro 2300 kg/ha 11.83b 96.33bc 385.7c 913.3bc 980.0c 1068.7c 664.0b
Novelgro 3450 kg/ha 8.33b 118.33bc 482.0bc 1055.3bc 1566.0bc 1575.3c 1206.0b
Novelgro 4600 kg/ha 21.00b 161.00bc 452.3bc 874.0bc 1099.7c 1159.7c 617.7b
Novelgro 5750 kg/ha 9.50b 65.00c 225.0c 475.3c 973.3c 952.0c 653.3b
Novelgro 6900 kg/ha 38.33b 160.00bc 673.3bc 1171.7bc 1593.3bc 1900.7bc 1276.0b
Koefisien Keragaman 90.45 % 50.36 % 51.21 % 36.50 % 34.16 % 36.16 % 55.84 %
Keterangan: Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%berdasarkan uji BNJ.
48
49
Gambar Lampiran 1. Perbandingan Produktivitas per Petak pada Panen ke-3 (dalam
tampah), Panen ke-5 (dalam box), dan Panen ke-7 (dalam plastik).
50
Gambar Lampiran 2. Perbandingan Ukuran Buah Panen ke-3 (atas), dan Panen ke-5
(bawah).
51
Gambar Lampiran 3. Perbandingan Kondisi Tanaman pada Umur 13 MST.
P1 P2 P3 P4
P5 P6 P7 P8
52
Tabel Lampiran 3. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Tinggi Tanaman
Waktu SK db JK KT F Hitung Pr > F
3 MST Perlakuan 7 23.0670 3.2953 6.91** 0.0011
Ulangan 2 1.9908 0.9954 2.09tn 0.1608
Galat 14 6.6717 0.4766
Total 23 31.7296
kk = 5.91 %
6 MST Perlakuan 7 669.6829 95.6690 7.71** 0.0006
Ulangan 2 5.2557 2.6278 0.21tn 0.8117
Galat 14 173.7160 12.4083
Total 23 848.6545
kk = 12.02 %
9 MST Perlakuan 7 3157.8944 451.1278 15.95** 0.0001
Ulangan 2 386.4245 193.2122 6.83** 0.0085
Galat 14 395.9036 28.2788
Total 23 3940.2225
kk = 10.53 %
12 MST Perlakuan 7 4117.1200 588.1586 11.58** 0.0001
Ulangan 2 666.4156 333.2078 6.56** 0.0098
Galat 14 711.0545
Total 23 4783.5256
kk = 13.11%
Keterangan:SK : Sumber Keragaman kk : Koefisien Keragamandb : Derajat Bebas * : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%JK : Jumlah Kuadrat ** : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 1%KT : Kuadrat Tengah tn : Tidak berbeda nyata
53
Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Daun
Waktu SK db JK KT F Hitung Pr > F
2 MST Perlakuan 7 3.1467 0.4495 1.46tn 0.2574
Ulangan 2 0.2325 0.1163 0.38tn 0.6917
Galat 14 4.3008 0.3072
Total 23 7.6800
kk = 5.49 %
4 MST Perlakuan 7 38.0463 5.4352 5.85** 0.0025
Ulangan 2 20.6658 10.3329 11.12** 0.0013
Galat 14 13.0075 0.9291
Total 23 71.7196
kk = 5.91 %
6 MST Perlakuan 7 2932.0396 418.8628 7.48** 0.0008
Ulangan 2 213.4658 106.7329 1.91tn 0.1852
Galat 14 783.6942 55.9782
Total 23 3929.1996
kk = 15.54 %
8 MST Perlakuan 7 70775.8296 10110.8328 17.36** 0.0001
Ulangan 2 2086.0825 1043.0413 1.79tn 0.2030
Galat 14 8153.8842
Total 23 81015.7963
kk = 16.59%
Keterangan:SK : Sumber Keragaman kk : Koefisien Keragamandb : Derajat Bebas * : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%JK : Jumlah Kuadrat ** : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 1%KT : Kuadrat Tengah tn : Tidak berbeda nyata
54
Tabel Lampiran 5. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Diameter Batang
SK db JK KT F Hitung Pr > F
6 MST Perlakuan 7 0.18665 0.02666 11.09** 0.0001
Ulangan 2 0.03621 0.01810 7.53** 0.0060
Galat 14 0.03366 0.00240
Total 23 0.25652
kk = 8.53 %
8 MST Perlakuan 7 0.31170 0.04453 13.46** 0.0001
Ulangan 2 0.08104 0.04052 12.25** 0.0008
Galat 14 0.04630 0.00331
Total 23 0.43905
kk = 7.99%
10 MST Perlakuan 7 0.65817 0.09402 19.06** 0.0001
Ulangan 2 0.09937 0.04968 10.07** 0.0019
Galat 14 0.06905 0.00493
Total 23 0.82658
kk = 8.06 %
12 MST Perlakuan 7 0.81032 0.11576 14.59** 0.0001
Ulangan 2 0.11461 0.05731 7.22** 0.0070
Galat 14 0.11108 0.00793
Total 23 1.03601
kk = 9.70%
Keterangan:SK : Sumber Keragaman kk : Koefisien Keragamandb : Derajat Bebas * : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%JK : Jumlah Kuadrat ** : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 1%KT : Kuadrat Tengah tn : Tidak berbeda nyata
55
Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Cabang
SK db JK KT F Hitung Pr > F
4 MST Perlakuan 7 11.065 1.581 5.00** 0.0051
Ulangan 2 1.891 0.945 2.99tn 0.0828
Galat 14 4.423 0.316
Total 23 17.378
kk = 33.89%
6 MST Perlakuan 7 408.666 58.381 7.03** 0.0010
Ulangan 2 92.628 46.314 5.58* 0.0165
Galat 14 116.213 8.301
Total 23 617.506
kk = 21.85 %
8 MST Perlakuan 7 7726.907 1103.844 15.30** 0.0001
Ulangan 2 205.843 102.922 1.43tn 0.2730
Galat 14 1010.023 72.145
Total 23 8942.773
kk = 17.68 %
10 MST Perlakuan 7 43132.480 6161.783 13.96** 0.0001
Ulangan 2 1956.490 978.245 2.22tn 0.1458
Galat 14 6178.450 441.318
Total 23 51267.420
kk = 21.11%
12 MST Perlakuan 7 58172.892 8310.4131 16.19** 0.0001
Ulangan 2 2520.408 1260.2036 2.46tn 0.1219
Galat 14 7186.186 513.299
Total 23 67879.485
kk = 19.68%
Keterangan:SK : Sumber Keragaman kk : Koefisien Keragamandb : Derajat Bebas * : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%JK : Jumlah Kuadrat ** : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 1%KT : Kuadrat Tengah tn : Tidak berbeda nyata
56
Tabel Lampiran 7. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah Bunga
SK db JK KT F Hitung Pr > F
5 MST Perlakuan 7 50.5267 7.2181 6.09** 0.0021
Ulangan 2 11.3308 5.6654 4.78* 0.0262
Galat 14 16.5958 1.1854
Total 23 78.4533
kk = 35.89 %
7 MST Perlakuan 7 2025.585 289.369 8.88** 0.0003
Ulangan 2 213.243 106.622 3.27tn 0.0683
Galat 14 456.410 32.601
Total 23 2695.238
kk = 23.93 %
9 MST Perlakuan 7 37285.8329 5326.5475 16.53** 0.0001
Ulangan 2 190.8508 95.4254 0.30tn 0.7482
Galat 14 4510.2358 322.1597
Total 23 41986.9196
kk = 17.81 %
11 MST Perlakuan 7 106084.0650 15154.8664 9.21** 0.0003
Ulangan 2 11615.8525 5807.9263 3.53tn 0.0573
Galat 14 23026.5075 1644.7505
Total 23 140726.4250
kk = 28,91%
Keterangan:SK : Sumber Keragaman kk : Koefisien Keragamandb : Derajat Bebas * : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%JK : Jumlah Kuadrat ** : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 1%KT : Kuadrat Tengah tn : Tidak berbeda nyata
57
Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Produktivitas
SK db JK KT F Hitung Pr > F
Perlakuan 7 625314.9468 89330.7067 18.83** 0.0001Per
Tanaman Ulangan 2 87209.1432 43604.5716 9.19** 0.0028
Galat 14 66423.5178
Total 23 778947.6078
kk = 33.06%
Perlakuan 7 795124409 113589201 13.24** 0.0001
Ulangan 2 126041141 63020570 7.35** 0.0066
Per
Petak
(9m2) Galat 14 120113884 8579563
Total 23 1041279434
kk = 35.47%
Perlakuan 7 982.0667 140.2952 13.25** 0.0001Per
Hektar Ulangan 2 155.5313 77.7656 7.35** 0.0066
Galat 14 148.2129 10.5866
Total 23 1285.8109
kk =
35.46 %
Keterangan:SK : Sumber Keragaman kk : Koefisien Keragamandb : Derajat Bebas * : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%JK : Jumlah Kuadrat ** : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 1%KT : Kuadrat Tengah tn : Tidak berbeda nyata
58
Tabel Lampiran 9. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Produktivitas perPetak Setiap Panen
SK db JK KT F Hitung Pr > F
Panen 1 Perlakuan 7 209215 29888 7.88** 0.0006
Ulangan 2 21402 10701 2.82tn 0.0935
Galat 14 53122 3794
Total 23 283739
kk = 90.45 %
Panen 2 Perlakuan 7 1297261 185323 12.71** 0.0001
Ulangan 2 110781 55390 3.8* 0.0481
Galat 14 204144 14582
Total 23 1612187
kk = 50.36 %
Panen 3 Perlakuan 7 10192718 1456103 8.73** 0.0003
Ulangan 2 2042316 1021158 6.12* 0.0123
Galat 14 2335982 166856
Total 23 14571016
kk = 51.21 %
Panen 4 Perlakuan 7 12012299 1716043 7.85** 0.0006
Ulangan 2 4239924 2119962 9.70** 0.0023
Galat 14 3059673 218548
Total 23 19311895
kk = 36.50 %
Panen 5 Perlakuan 7 37823990 5403427 12.13** 0.0001
Ulangan 2 5259503 2629751 5.90* 0.0138
Galat 14 6236158 445440
Total 23 49319651
kk = 34.16 %
59
Lanjutan Tabel Lampiran 9………
Panen 6 Perlakuan 7 46413865 6630552 10.70** 0.0001
Ulangan 2 9469668 4734834 7.64** 0.0057
Galat 14 8675517 619679
Total 23 64559050
kk = 35.16 %
Panen 7 Perlakuan 7 50744503 7249214 7.68** 0.0007
Ulangan 2 4031383 2015691 2.14tn 0.1551
Galat 14 13217441 944102
Total 23 67993328
kk = 55.84 %
Keterangan:SK : Sumber Keragaman kk : Koefisien Keragamandb : Derajat Bebas * : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%JK : Jumlah Kuadrat ** : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 1%KT : Kuadrat Tengah tn : Tidak berbeda nyata
Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Ukuran Buah
SK db JK KT F Hitung Pr > F
Perlakuan 7 8.8915 1.2702 3.53* 0.0212PanjangBuah
Ulangan 2 5.3824 2.6912 7.49** 0.0061
Galat 14 5.0306 0.2593
Total 23 19.3045
kk = 5.25 %
Perlakuan 7 0.0159 0.0023 1.22tn 0.3553DiameterBuah
Ulangan 2 0.0098 0.0049 2.63tn 0.1074
Galat 14 0.0262 0.0019
Total 23 0.0521
kk = 3.82 %
60
Tabel Lampiran 11. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Jumlah BuahSaat Panen
SK db JK KT F Hitung Pr > F
Perlakuan 7 12104010.625 1729144.375 15.24** 0.0001Buah
Baik per
Petak Ulangan 2
1664566.750 832283.375 7.33** 0.0066
Galat 14 1588809.250 113486.375
Total 23 15357386.625
kk = 31.91 %
Perlakuan 7 6546.225 935.175 15.23** 0.0001
Ulangan 2 900.323 450.161 7.33** 0.0066
Buah
Baik per
Tanaman Galat 14 859.498 61.393
Total 23 8306.046
kk = 31.91%
Perlakuan 7 3254.0 464.9 4.35** 0.0094
Ulangan 2 739.0 369.5 3.45tn 0.0604
Galat 14 1497.7 107.0
Buah
Buruk
per petak
Total 23 5490.6
kk = 32.45%
Perlakuan 7 1.762 0.252 4.32** 0.0096
Ulangan 2 0.398 0.199 3.42tn 0.0617
Galat 14 0.815 0.058
Buah
Buruk
per
Tanaman Total 23 2.975
kk = 32.57 %
Keterangan:SK : Sumber Keragaman kk : Koefisien Keragamandb : Derajat Bebas * : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%JK : Jumlah Kuadrat ** : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 1%KT : Kuadrat Tengah tn : Tidak berbeda nyata
61
Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Uji F Pemupukan terhadap Bobot AkhirTajuk dan Akar
SK db JK KT F Hitung Pr > F
Tajuk Perlakuan 7 37010.667 5287.238 10.67** 0.0001
Ulangan 2 918.750 459.375 0.93tn 0.4188
Galat 14 6938.583 495.613
Total 23 44868.000
kk = 50.03%
Akar Perlakuan 7 567.8333 81.1190 5.57** 0.0032
Ulangan 2 16.0833 8.0417 0.55tn 0.5878
Galat 14 203.9167 14.565
Total 23 787.833
kk = 45.34%
Keterangan:SK : Sumber Keragaman kk : Koefisien Keragamandb : Derajat Bebas * : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%JK : Jumlah Kuadrat ** : Berbeda nyata pada uji BNJ taraf 1%KT : Kuadrat Tengah tn : Tidak berbeda nyata
62
Tabel Lampiran 13. Analisis Usahatani Perlakuan Balitsa per Hektar
BalitsaHargaSatuan(Rp)
JumlahUnit
JumlahHarga (Rp)
Total Harga(Rp)
Penyewaan lahan 3,000,000
Peralatan 27,595,000
Mulsa plastik (250 m2) 225000 32.0 7,200,000Tray semai (50 lubang) 9000 800.0 7,200,000Knapsack pestisida (unit) 275000 3.0 825,000Ajir (unit) 300 40,000.0 12,000,000Tali rafia (gulung) 10000 2.0 20,000Penyangga mulsa (50 m) 750 200.0 150,000Cangkul (unit) 25000 5.0 125,000Kored (unit) 15000 5.0 75,000
Bahan-bahan 51,955,200Benih cabai Hot Beauty(10 gram) 70000 32.0 2,240,000Basamid G (500 gram) 52000 640.0 33,280,000Pupuk kandang (kg) 300 30,000.0 9,000,000Urea (kg) 1500 150.0 225,000TSP (kg) 3000 200.0 600,000KCl (kg) 7500 200.0 1,500,000ZA (kg) 2500 450.0 1,125,000Antracol (kg) 70000 12.6 882,000Dithane (kg) 66000 7.2 475,200Dursban (liter) 60000 4.8 288,000Curacron (liter) 195000 12.0 2,340,000
Tenaga kerja 20,140,000Penyemaian (HKW) 10000 32.0 320,000
Pengolahan tanah (HKP) 15000 143.0 2,145,000
Pemasangan mulsa (HKP) 15000 100.0 1,500,000Penanaman (HKW) 10000 113.0 1,130,000
Penyemprotan pestisida (HKP) 15000 420.0 6,300,000
Penyiraman (HKP) 15000 75.0 1,125,000Pengajiran (HKP) 15000 50.0 750,000
Pembuangan gulma (HKW) 10000 462.0 4,620,000Pemangkasan tunas air (HKW) 10000 60.0 600,000Pemanenan (HKW) 10000 165.0 1,650,000
Total Biaya Produksi 102,690,200
Panen (kg) 11000 22,890.0 251,790,000
Keuntungan 149,099,800
63
Tabel Lampiran 14. Analisis Usahatani Perlakuan Deptan per Hektar
DEPTANHargaSatuan(Rp)
JumlahUnit
JumlahHarga (Rp)
Total Harga(Rp)
Penyewaan lahan 3,000,000
Peralatan 27,595,000
Mulsa plastik (250 m2) 225000 32.0 7,200,000Tray semai (50 lubang) 9000 800.0 7,200,000Knapsack pestisida (unit) 275000 3.0 825,000Ajir (unit) 300 40,000.0 12,000,000Tali rafia (gulung) 10000 2.0 20,000Penyangga mulsa (50 m) 750 200.0 150,000Cangkul (unit) 25000 5.0 125,000Kored (unit) 15000 5.0 75,000
Bahan-bahan 49,155,200Benih cabai Hot Beauty(10 gram) 70000 32.0 2,240,000Basamid G (500 gram) 52000 640.0 33,280,000Dolomit (kg) 250 2,000.0 500,000Pupuk kandang (kg) 300 20,000.0 6,000,000Urea (kg) 1500 300.0 450,000TSP (kg) 3000 275.0 825,000KCl (kg) 7500 250.0 1,875,000Antracol (kg) 70000 12.6 882,000Dithane (kg) 66000 7.2 475,200Dursban (liter) 60000 4.8 288,000Curacron (liter) 195000 12.0 2,340,000
Tenaga Kerja 20,140,000Penyemaian (HKW) 10000 32.0 320,000
Pengolahan tanah (HKP) 15000 143.0 2,145,000
Pemasangan mulsa (HKP) 15000 100.0 1,500,000Penanaman (HKW) 10000 113.0 1,130,000
Penyemprotan pestisida (HKP) 15000 420.0 6,300,000
Penyiraman (HKP) 15000 75.0 1,125,000Pengajiran (HKP) 15000 50.0 750,000
Pembuangan gulma (HKW) 10000 462.0 4,620,000Pemangkasan tunas air (HKW) 10000 60.0 600,000Pemanenan (HKW) 10000 165.0 1,650,000
Total Biaya Produksi 99,890,200
Panen (kg) 11000 16,530.0 181,830,000
Keuntungan 81,939,800
64
Tabel Lampiran 15. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 1150kg/ha per Hektar
Pupuk Organik-NPK 1150 kg/haHargaSatuan(Rp)
JumlahUnit
JumlahHarga (Rp)
Total Harga(Rp)
Penyewaan lahan 3,000,000
Peralatan 27,595,000
Mulsa plastik (250 m2) 225000 32.0 7,200,000Tray semai (50 lubang) 9000 800.0 7,200,000Knapsack pestisida (unit) 275000 3.0 825,000Ajir (unit) 300 40,000.0 12,000,000Tali rafia (gulung) 10000 2.0 20,000Penyangga mulsa (50 m) 750 200.0 150,000Cangkul (unit) 25000 5.0 125,000Kored (unit) 15000 5.0 75,000
Bahan-bahan 44,105,200Benih cabai Hot Beauty (10gram) 70000 32.0 2,240,000Basamid G (500 gram) 52000 640.0 33,280,000Pupuk Organik-NPK (kg) 4000 1,150.0 4,600,000Antracol (kg) 70000 12.6 882,000Dithane (kg) 66000 7.2 475,200Dursban (liter) 60000 4.8 288,000Curacron (liter) 195000 12.0 2,340,000
Tenaga Kerja 20,140,000Penyemaian (HKW) 10000 32.0 320,000
Pengolahan tanah (HKP) 15000 143.0 2,145,000
Pemasangan mulsa (HKP) 15000 100.0 1,500,000Penanaman (HKW) 10000 113.0 1,130,000
Penyemprotan pestisida (HKP) 15000 420.0 6,300,000
Penyiraman (HKP) 15000 75.0 1,125,000Pengajiran (HKP) 15000 50.0 750,000
Pembuangan gulma (HKW) 10000 462.0 4,620,000Pemangkasan tunas air (HKW) 10000 60.0 600,000Pemanenan (HKW) 10000 165.0 1,650,000
Total Biaya Produksi 94,840,200
Panen (kg) 11000 6,550.0 72,050,000
Keuntungan -22,790,200
65
Tabel Lampiran 16. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 2300kg/ha per Hektar
Pupuk Organik-NPK 2300 kg/haHargaSatuan(Rp)
JumlahUnit
JumlahHarga (Rp)
Total Harga(Rp)
Penyewaan lahan 3,000,000
Peralatan 27,595,000
Mulsa plastik (250 m2) 225000 32.0 7,200,000Tray semai (50 lubang) 9000 800.0 7,200,000Knapsack pestisida (unit) 275000 3.0 825,000Ajir (unit) 300 40,000.0 12,000,000Tali rafia (gulung) 10000 2.0 20,000Penyangga mulsa (50 m) 750 200.0 150,000Cangkul (unit) 25000 5.0 125,000Kored (unit) 15000 5.0 75,000
Bahan-bahan 48,705,200Benih cabai Hot Beauty (10gram) 70000 32.0 2,240,000Basamid G (500 gram) 52000 640.0 33,280,000Pupuk Organik-NPK (kg) 4000 2,300.0 9,200,000Antracol (kg) 70000 12.6 882,000Dithane (kg) 66000 7.2 475,200Dursban (liter) 60000 4.8 288,000Curacron (liter) 195000 12.0 2,340,000
Tenaga Kerja 20,140,000Penyemaian (HKW) 10000 32.0 320,000
Pengolahan tanah (HKP) 15000 143.0 2,145,000
Pemasangan mulsa (HKP) 15000 100.0 1,500,000Penanaman (HKW) 10000 113.0 1,130,000
Penyemprotan pestisida (HKP) 15000 420.0 6,300,000
Penyiraman (HKP) 15000 75.0 1,125,000Pengajiran (HKP) 15000 50.0 750,000
Pembuangan gulma (HKW) 10000 462.0 4,620,000Pemangkasan tunas air (HKW) 10000 60.0 600,000Pemanenan (HKW) 10000 165.0 1,650,000
Total Biaya Produksi 99,440,200
Panen (kg) 11000 4,580.0 50,380,000
Keuntungan -49,060,200
66
Tabel Lampiran 17. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 3450kg/ha per Hektar
Pupuk Organik-NPK 3450 kg/haHargaSatuan(Rp)
JumlahUnit
JumlahHarga (Rp)
Total Harga(Rp)
Penyewaan lahan 3,000,000
Peralatan 27,595,000
Mulsa plastik (250 m2) 225000 32.0 7,200,000Tray semai (50 lubang) 9000 800.0 7,200,000Knapsack pestisida (unit) 275000 3.0 825,000Ajir (unit) 300 40,000.0 12,000,000Tali rafia (gulung) 10000 2.0 20,000Penyangga mulsa (50 m) 750 200.0 150,000Cangkul (unit) 25000 5.0 125,000Kored (unit) 15000 5.0 75,000
Bahan-bahan 53,305,200Benih cabai Hot Beauty (10gram) 70000 32.0 2,240,000Basamid G (500 gram) 52000 640.0 33,280,000Pupuk Organik-NPK (kg) 4000 3,450.0 13,800,000Antracol (kg) 70000 12.6 882,000Dithane (kg) 66000 7.2 475,200Dursban (liter) 60000 4.8 288,000Curacron (liter) 195000 12.0 2,340,000
Tenaga Kerja 20,140,000Penyemaian (HKW) 10000 32.0 320,000
Pengolahan tanah (HKP) 15000 143.0 2,145,000
Pemasangan mulsa (HKP) 15000 100.0 1,500,000Penanaman (HKW) 10000 113.0 1,130,000
Penyemprotan pestisida (HKP) 15000 420.0 6,300,000
Penyiraman (HKP) 15000 75.0 1,125,000Pengajiran (HKP) 15000 50.0 750,000
Pembuangan gulma (HKW) 10000 462.0 4,620,000Pemangkasan tunas air (HKW) 10000 60.0 600,000Pemanenan (HKW) 10000 165.0 1,650,000
Total Biaya Produksi 104,040,200
Panen (kg) 11000 6,680.0 73,480,000
Keuntungan -30,560,200
67
Tabel Lampiran 18. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 4600kg/ha per Hektar
Pupuk Organik-NPK 4600 kg/haHargaSatuan(Rp)
JumlahUnit
JumlahHarga (Rp)
Total Harga(Rp)
Penyewaan lahan 3,000,000
Peralatan 27,595,000
Mulsa plastik (250 m2) 225000 32.0 7,200,000Tray semai (50 lubang) 9000 800.0 7,200,000Knapsack pestisida (unit) 275000 3.0 825,000Ajir (unit) 300 40,000.0 12,000,000Tali rafia (gulung) 10000 2.0 20,000Penyangga mulsa (50 m) 750 200.0 150,000Cangkul (unit) 25000 5.0 125,000Kored (unit) 15000 5.0 75,000
Bahan-bahan 57,905,200Benih cabai Hot Beauty (10gram) 70000 32.0 2,240,000Basamid G (500 gram) 52000 640.0 33,280,000Pupuk Organik-NPK (kg) 4000 4,600.0 18,400,000Antracol (kg) 70000 12.6 882,000Dithane (kg) 66000 7.2 475,200Dursban (liter) 60000 4.8 288,000Curacron (liter) 195000 12.0 2,340,000
Tenaga Kerja 20,140,000Penyemaian (HKW) 10000 32.0 320,000
Pengolahan tanah (HKP) 15000 143.0 2,145,000
Pemasangan mulsa (HKP) 15000 100.0 1,500,000Penanaman (HKW) 10000 113.0 1,130,000
Penyemprotan pestisida (HKP) 15000 420.0 6,300,000
Penyiraman (HKP) 15000 75.0 1,125,000Pengajiran (HKP) 15000 50.0 750,000
Pembuangan gulma (HKW) 10000 462.0 4,620,000Pemangkasan tunas air (HKW) 10000 60.0 600,000Pemanenan (HKW) 10000 165.0 1,650,000
Total Biaya Produksi 108,640,200
Panen (kg) 11000 4,870.0 53,570,000
Keuntungan -55,070,200
68
Tabel Lampiran 19. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 5750kg/ha per Hektar
Pupuk Organik-NPK 5750 kg/haHargaSatuan(Rp)
JumlahUnit
JumlahHarga (Rp)
Total Harga(Rp)
Penyewaan lahan 3,000,000
Peralatan 27,595,000
Mulsa plastik (250 m2) 225000 32.0 7,200,000Tray semai (50 lubang) 9000 800.0 7,200,000Knapsack pestisida (unit) 275000 3.0 825,000Ajir (unit) 300 40,000.0 12,000,000Tali rafia (gulung) 10000 2.0 20,000Penyangga mulsa (50 m) 750 200.0 150,000Cangkul (unit) 25000 5.0 125,000Kored (unit) 15000 5.0 75,000
Bahan-bahan 62,505,200Benih cabai Hot Beauty (10gram) 70000 32.0 2,240,000Basamid G (500 gram) 52000 640.0 33,280,000Pupuk Organik-NPK (kg) 4000 5,750.0 23,000,000Antracol (kg) 70000 12.6 882,000Dithane (kg) 66000 7.2 475,200Dursban (liter) 60000 4.8 288,000Curacron (liter) 195000 12.0 2,340,000
Tenaga Kerja 20,140,000Penyemaian (HKW) 10000 32.0 320,000
Pengolahan tanah (HKP) 15000 143.0 2,145,000
Pemasangan mulsa (HKP) 15000 100.0 1,500,000Penanaman (HKW) 10000 113.0 1,130,000
Penyemprotan pestisida (HKP) 15000 420.0 6,300,000
Penyiraman (HKP) 15000 75.0 1,125,000Pengajiran (HKP) 15000 50.0 750,000
Pembuangan gulma (HKW) 10000 462.0 4,620,000Pemangkasan tunas air (HKW) 10000 60.0 600,000Pemanenan (HKW) 10000 165.0 1,650,000
Total Biaya Produksi 113,240,200
Panen (kg) 11000 3,730.0 41,030,000
Keuntungan -72,210,200
69
Tabel Lampiran 20. Analisis Usahatani Perlakuan Pupuk Organik-NPK 6900kg/ha per Hektar
Pupuk Organik-NPK 6900 kg/haHargaSatuan(Rp)
JumlahUnit
JumlahHarga (Rp)
Total Harga(Rp)
Penyewaan lahan 3,000,000
Peralatan 27,595,000
Mulsa plastik (250 m2) 225000 32.0 7,200,000Tray semai (50 lubang) 9000 800.0 7,200,000Knapsack pestisida (unit) 275000 3.0 825,000Ajir (unit) 300 40,000.0 12,000,000Tali rafia (gulung) 10000 2.0 20,000Penyangga mulsa (50 m) 750 200.0 150,000Cangkul (unit) 25000 5.0 125,000Kored (unit) 15000 5.0 75,000
Bahan-bahan 67,105,200Benih cabai Hot Beauty (10gram) 70000 32.0 2,240,000Basamid G (500 gram) 52000 640.0 33,280,000Pupuk Organik-NPK (kg) 4000 6,900.0 27,600,000Antracol (kg) 70000 12.6 882,000Dithane (kg) 66000 7.2 475,200Dursban (liter) 60000 4.8 288,000Curacron (liter) 195000 12.0 2,340,000
Tenaga Kerja 20,140,000Penyemaian (HKW) 10000 32.0 320,000
Pengolahan tanah (HKP) 15000 143.0 2,145,000
Pemasangan mulsa (HKP) 15000 100.0 1,500,000Penanaman (HKW) 10000 113.0 1,130,000
Penyemprotan pestisida (HKP) 15000 420.0 6,300,000
Penyiraman (HKP) 15000 75.0 1,125,000Pengajiran (HKP) 15000 50.0 750,000
Pembuangan gulma (HKW) 10000 462.0 4,620,000Pemangkasan tunas air (HKW) 10000 60.0 600,000Pemanenan (HKW) 10000 165.0 1,650,000
Total Biaya Produksi 117,840,200
Panen (kg) 11000 7,570.0 83,270,000
Keuntungan -34,570,200
Top Related