UJI EFEK PENGHAMBATAN ENZIM XANTIN OKSIDASE KOMBINASI
INFUSA UMBI SARANG SEMUT (Myrmecodia armata DC.) DENGAN
INFUSA DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Avila Carolina Iju Ragha
NIM: 148114157
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI EFEK PENGHAMBATAN ENZIM XANTIN OKSIDASE KOMBINASI
INFUSA UMBI SARANG SEMUT (Myrmecodia armata DC.) DENGAN
INFUSA DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Avila Carolina Iju Ragha
NIM: 148114157
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi jika kita mengharapkan apa
yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun”.
(Roma 8: 24-25)
Karya ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus bersama
Bunda Maria yang menjadi penguatan dan harapan dalam suka
duka kehidupan saya
Kedua orang tua tersayang yang tak pernah henti mendoakan,
selalu percaya dan selalu ada dalam suka dan duka
kakak dan kedua adik saya yang tak pernah henti menghibur dan
mendukung saya
Teman-teman yang selalu ada untuk membantu
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “UJI EFEK PENGHAMBATAN ENZIM XANTIN OKSIDASE
KOMBINASI INFUSA UMBI SARANG SEMUT (Myrmecodia armata DC.)
DENGAN INFUSA DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)”. Penelitian ini
merupakan bagian dari penelitian Dr. Erna Tri Wulandari, Apt. berjudul “Efek
Penghambatan Enzim Xantin Oksidase Ekstrak Daun Sidaguri (Sida rhombifolia L.)
dan daun salam (Eugenia polyantha Wight.) dengan nomor SK
025/LPPM/USD/IV/2017.
Proses penyusunan naskah skripsi ini tidak terlepas dari berkat bantuan, peran
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, kepada:
1. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Ketua Program Studi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing akademik yang
memberikan kemudahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Erna Tri Wulandari, Apt., selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen
pembimbing akademik yang selalu sabar dalam membimbing, mendukung
serta memberikan saran dan motivasi selama penyusunan skripsi maupun
dalam perkuliahan penulis.
4. Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., dan Dr. Yustina Sri Hartini, Apt.,
selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang bermanfaat dalam pengerjaan
skripsi ini.
5. Damiana Sapta Candrasari, M.Sc., selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi yang telah memberi kemudahan dalam perijinan penggunaan fasilitas
laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Bapak Yohanes Wagiran selaku Laboran Laboratorium Farmakognosi
Fitokimia yang selalu memberikan arahan dan bantuan selama proses
penelitan berlangsung.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Anselmus Ragha dan Mama Heltrudis
Suryani Kubi, kakak Fabiola Sajul, kedua adik tercinta Alexandro Ragha dan
Maria Wona yang senantiasa mendoakan serta mendukung penulis baik dalam
moril maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga
dapat menyusun naskah skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan skripsi: Agnes Puspitasari, Sheela Apriana, Dany
Kristianto, Axel Kevin, Wisnu Adji, Christofel Adijaya dan Martin Vincentius
atas kerjasama, bantuan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Teman-teman FSM D 2014 khususnya Wandy Antolis, Agnes Puspitasari,
Putu Eka Asih, Resti Rona, Tini Wea, Angelina Rosari Hane atas
kebersamaan dan bantuan yang diberikan selama perkuliahan.
10. Sahabat-sahabat penulis: Agnes Puspitasari, Sheela Apriana, Yovita Mella,
Fransisca, Adven Meo yang selalu memberi semangat dan dukungan yang
sangat membantu penulis dalam menyusun naskah ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga tugas
akhir ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam naskah skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi semua pihak
serta untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v
PERNYATAAN PUBLIKASI ............................................................................... vi
PRAKATA ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii
ABSTRAK ............................................................................................................. xiii
ABSTRACT ............................................................................................................. xiv
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ....................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 9
Hasil Determinasi Tanaman ........................................................................ 9
Pengumpulan Simplisia Umbi Sarang Semut dan Daun Sidaguri ............... 9
Pengujian Kandungan Kimia Flavonoid Menggunakan KLT ..................... 10
Pengujian Panjang Gelombang Maksimum ................................................ 12
Uji Aktivitas Penghambatan Enzim Xantin Oksidase ................................. 12
KESIMPULAN ...................................................................................................... 15
SARAN .................................................................................................................. 15
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15
LAMPIRAN ........................................................................................................... 19
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai Rf Hasil Uji KLT pada Infusa Umbi Sarang Semut (B), Infusa Daun
Sidaguri (C) dan Kombinasi Infusa (D) pada UV 366 nm........................... 11
Tabel 2. Perbandingan Nilai IC50 Standar Allopurinol, Sampel Uji Infusa Umbi
Sarang Semut tunggal, Kombinasi Infusa Umbi Sarang Semut dan Daun
Sidaguri (1:1) ............................................................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hasil elusi KLT senyawa flavonoid pada UV 366 nm............................ 10
Gambar 2. Struktur Senyawa Kuersetin .................................................................... 14
Gambar 3. Kurva Persen Inhibisi Pembanding Allopurinol Replikasi 1 .................. 28
Gambar 4. Kurva Persen Inhibisi Pembanding Allopurinol Replikasi 2 .................. 29
Gambar 5. Kurva Persen Inhibisi Pembanding Allopurinol Replikasi 3 .................. 29
Gambar 6. Kurva Persen Inhibisi Infusa Umbi Sarang Semut Replikasi 1 .............. 30
Gambar 7. Kurva Persen Inhibisi Infusa Umbi Sarang Semut Replikasi 2 ............. 31
Gambar 8. Kurva Persen Inhibisi Infusa Umbi Sarang Semut Replikasi 3 ............. 31
Gambar 9. Kurva Persen Inhibisi Kombinasi Infusa Umbi Sarang Semut : Daun
sidaguri replikasi 1................................................................................... 32
Gambar 10. Kurva Persen Inhibisi Kombinasi Infusa Umbi Sarang Semut : Daun
Sidaguri Replikasi 2 ................................................................................ 33
Gambar 11. Kurva Persen Inhibisi Kombinasi Infusa Umbi Sarang Semut : Daun
Sidaguri Replikasi 3................................................................................. 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Keterangan Determinasi Tanaman Sarang Semut dan Tanaman
Sidaguri ................................................................................................ 19
Lampiran 2. Certificate of Analysis Xanthine Oxidase .............................................. 21
Lampiran 3. Certificate of Analysis Xanthine ............................................................ 22
Lampiran 4. Simplisia Daun Sidaguri ........................................................................ 23
Lampiran 5. Simplisia Umbi Sarang Semut ............................................................... 23
Lampiran 6. Pembuatan Seri Konsentrasi Xantin 0,15 mM ...................................... 23
Lampiran 7. Pembuatan Dapar Fosfat pH 7,5 ............................................................ 23
Lampiran 8. Pembuatan Larutan Induk Substrat Xantin 1mM .................................. 24
Lampiran 9. Perhitungan Unit Enzim Xantin Oksidase ............................................. 24
Lampiran 10. Pembuatan Larutan Enzim Xantin Oksidase 0,1 unit/mL ..................... 25
Lampiran 11. Perhitungan Pembuatan Seri Konsentrasi Larutan Uji Infusa Sarang
Semut, Kombinasi Infusa Sarang Semut dengan Sidaguri Serta
Pembanding Allopurinol........................................................................ 25
Lampiran 12. Data Absorbansi Efek Penghambatan Enzim Xantin Oksidase ............ 27
Lampiran 13. Hasil pengolahan statistik data IC50 Pembanding Allopurinol, Infusa
Umbi Sarang Semut dan Infusa Kombinasi .......................................... 34
Lampiran 14. Surat Keterangan Uji Statistik ............................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
Gout merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh meningkatnya asam
urat dalam darah. Pengobatan gout biasanya menggunakan allopurinol yang masih
menimbulkan beberapa efek samping. Pengobatan tradisional yang dapat digunakan
sebagai alternatif allopurinol adalah tanaman sarang semut dan sidaguri. Kedua
tanaman ini memiliki kandungan flavonoid yang berperan dalam penghambatan
xantin oksidase sehingga dapat digunakan untuk mengobati asam urat. Dengan
adanya kesamaan aktivitas dan kandungan senyawa, maka dalam penggunaan yang
bersamaan dapat memberikan efek yang lebih baik. Berdasarkan aktivitas tersebut,
maka dilakukan pengujian penghambatan enzim xantin oksidase oleh kombinasi
infusa umbi sarang semut (Myrmecodia armata DC.) dan infusa daun sidaguri (Sida
rhombifolia L.). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa efek
penghambatan xantin oksidase oleh kombinasi infusa lebih baik dari aktivitas infusa
tunggal. Tahapan penelitian dimulai dari pengumpulan bahan, determinasi tanaman,
pengujian kandungan senyawa flavonoid menggunakan KLT, dan pengujian aktivitas
penghambatan enzim xantin oksidase dengan allopurinol sebagai pembanding. Hasil
skrining KLT sampel mengandung senyawa flavonoid. Berdasarkan hasil uji
penghambatan xantin oksidase, allopurinol memiliki aktivitas penghambatan enzim
xantin oksidase yang lebih kuat dari infusa kombinasi maupun infusa tunggal dengan
nilai IC50 sebesar 0,166 ± 0,384 ppm. Sedangkan pada kombinasi infusa diperoleh
nilai IC50 sebesar 3,958 ± 0,086 % lebih kecil dari infusa tunggal sarang semut yaitu
6,772 ± 0,433 % yang menunjukan bahwa aktivitas penghambatan kombinasi infusa
lebih kuat dari infusa tunggal sarang semut. Berdasarkan perolehan hasil uji statistik
One Way ANOVA, terdapat perbedaan signifikan antara kelompok data dengan nilai
sifnifikansi (p < 0,05).
Kata kunci: asam urat, umbi sarang semut (Myrmecodia armata DC.), daun sidaguri
(Sida rhombifolia L.), IC50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Gout is a disease caused by increased uric acid in the blood. The Treatment of
gout usually uses allopurinol which still causes some side effects. Traditional
medicine that can be used as an alternative to allopurinol is an ant nest tuber and
sidaguri leaf. Both of these plants contain flavonoids which play a role in inhibiting
xanthine oxidase so that it can be used to treat gout. With the similarity of activity
and content of compounds, the same use can give a better effect. Based on these
activities, the inhibition test of the xanthine oxidase enzyme was carried out by a
combination of infusa of ant nests (Myrmecodia armata DC.) and infusa of sidaguri
leaves (Sida rhombifolia L.). This study aims to prove that the inhibitory effect of
xanthine oxidase by combination of infusa is better than single infusa activity. The
stages of the study began from material collection, plant determination, testing the
content of flavonoid compounds using TLC, and testing the inhibitory activity of the
xanthine oxidase enzyme with allopurinol as a comparison. The results of screening
TLC samples contain flavonoids. Based on the results of the xanthine oxidase
inhibition test, allopurinol has a stronger xanthine oxidase inhibitory activity than
combination of infusa and single infusa with an IC50 value of 0,166 ± 0,384 ppm.
Whereas in the combination of infusa IC50 values obtained were 3,958 ± 0,086 %
smaller than the single infusa of ant nests which was 6,772 ± 0,433 % which showed
that the inhibitory activity of the combination of infusa was stronger than a single
infusa of ant nests. Based on the results of the One Way ANOVA statistical test, there
were significant differences between groups of data with a significance value (p <
0.05)
Keywords: gout, Myrmecodia armata DC., Sida rhombifolia L., IC50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Hiperurisemia merupakan suatu keadaaan dimana terjadi peningkatan kadar
asam urat di dalam darah. Akibat peningkatan kadar asam urat maka akan terjadi
penumpukan kristal monosodium urat pada jaringan yang disebut gout. Asam urat
adalah hasil akhir senyawa kimia yang didapat dari metabolisme asam nukleat atau
purin. Keadaan hiperurisemia ini dapat disebabkan antara lain gangguan metabolisme
purin, gangguan gen, gaya hidup dan efek dari penyakit seperti leukemia serta
kemoterapi dan radioterapi (Rina et al., 2016).
Pengobatan gout biasanya menggunakan terapi medikamentosa atau dengan
obat-obatan modern seperti kortikosteroid, NSAID, dan xantine oksidase inhibitor
(allopurinol). Sebagian besar terapi gout biasanya menggunakan allopurinol. Obat ini
bekerja dengan menghambat sintesis asam urat, yaitu mengganggu aktivitas xantin
oksidase. Enzim xantin oksidase akan mengoksidasi hipoxantine dan xantine menjadi
asam urat (Sholihah, 2014).
Permasalahan yang ditemui dalam terapi obat modern adalah adanya efek
samping seperti gangguan pencernaan dan timbulnya ruam di kulit (Dubchak &
Falasca, 2010). Efek samping lainnya adalah reaksi alergi berupa demam dan
menggigil (Rina et al., 2016). Menghindari efek samping tersebut, maka perlu dicari
altenatif pengobatan yang lebih aman yaitu dengan menggunakan tanaman obat.
Pengobatan herbal secara umum lebih aman dan tidak menyebabkan efek samping
(Karimi et al., 2015).
Sarang semut merupakan tanaman epifit suku Rubiaceae yang menempel pada
batang besar. Tanaman ini berasal dari Papua dan dilaporkan secara turun temurun
digunakan oleh masyarakat setempat khususnya daerah pedalaman suku-suku
Bogondini dan Tolikara sebagai obat rematik dan asam urat (Dirgantara et al., 2015).
Penelitian sebelumnya juga sudah dilakukan pengaruh pemberian infusa umbi sarang
semut terhadap kadar asam urat pada kelinci. Hasilnya menunjukan bahwa
konsentrasi infusa umbi sarang semut 5-20% b/v dapat menurunkan kadar asam urat
kelinci dibandingkan dengan kontrol negatif (Tayeb & Amelia, 2012). Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
lainnya Ernawati & Susanti (2014) menunjukan ekstrak etanol umbi sarang semut
secara tunggal mampu menghambat enzim xantin oksidase lebih lemah dari
allopurinol.
Pada penelitian Simarmata et al., (2012) dilakukan uji efek anti hiperurisemia
ekstrak etanol daun sidaguri pada mencit jantan, hasil menunjukan bahwa ekstrak
etanol daun sidaguri dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit dengan dosis
terbaik 50 mg/kg BB. Penelitian terdahulu juga membuktikan ekstrak metanol air
tanaman sidaguri mengandung flavonoid yang dapat menghambat xantin oksidase
dengan persen penghambatan yang baik (Iswantini et al., 2009).
Tanaman sidaguri mengandung senyawa flavonoid yang dapat menghambat
aktivitas xantin oksidase, selain itu sidaguri juga memiliki efek diuretik sehingga
tanaman ini dapat menjadi alternatif pengobatan asam urat (Simarmata et al., 2012).
Beberapa penelitian juga telah diteliti, sarang semut memiliki kandungan senyawa
flavonoid sebagai antidiabetes Rina et al. (2016), dan aktivitas antiinflamasi
(Muslichah, 2012). Flavonoid memiliki aktivitas penghambat xantin oksidase,
sehingga dapat digunakan dalam pengobatan asam urat (Iio et al., 1985).
Penelitan kombinasi ekstrak umbi sarang semut dengan teh hitam
perbandingan 1:1 terhadap aktivitas antioksidan memperoleh nilai EC50 yaitu
sebesar 2,3925 μg/ml. Hasil ini menunjukan bahwa aktivitas antioksidan kombinasi
kedua ekstrak tersebut lebih besar dari aktivitas antioksidan masing-masing ekstrak
tunggal (Utomo et al., 2008). Penelitian sebelumnya menunjukan hasil uji inhibisi
enzim xantin oksidase secara in vitro menunjukkan ekstrak etanol tunggal sidaguri
400 ppm sebesar 56,46 %. Ketika dikombinasi ekstrak etanol sidaguri, seledri, dan
tempuyung dengan perbandingan 4:14:4 memiliki persen inhibisi sebesar 88,68 %
lebih besar dari persen penghambatan secara tunggal (Izzah, 2010).
Dalam penggunaan terapi kombinasi efek-efek terapi yang dapat terjadi
adalah efek sinergi, antagonis atau aditif. Efek sinergi terjadi ketika pemberian dua
atau lebih senyawa dapat memberikan efek terapi yang lebih besar dari efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tunggalnya. Sedangkan antagonis adalah efek terapi kombinasi dua atau lebih
senyawa lebih kecil dari efek tunggalnya (Bulusu et al., 2016). Oleh karena itu,
berdasarkan pertimbangan tersebut pada penelitian ini akan dilakukan uji
penghambatan xantin oksidase kombinasi infusa umbi sarang semut dengan infusa
daun sidaguri sehingga diharapkan dapat diperoleh efek penghambatan yang lebih
besar dibandingkan infusa tunggal umbi sarang semut.
.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yaitu menguji
efek penghambatan kombinasi infusa umbi sarang semut dan daun sidaguri terhadap
enzim xantin oksidase. Hasil penghambatan enzim oleh kombinasi umbi sarang
semut dengan daun sidaguri kemudian akan dibandingkan dengan penghambatan
infusa tunggal umbi sarang semut.
Alat dan Bahan
Bahan-bahan utama yang digunakan adalah umbi sarang semut yang diperoleh
dari Fak-fak Papua, dan daun sidaguri yang didapat dari CV Merapi Farma
Yogyakarta. Bahan kimia yang dibutuhkan adalah KH2PO4 1 M, HCl 1 N, dapar
fosfat 0,05 M, NaOH 1 M, substrat xantin (Sigma Aldrich), allopurinol (Sigma
Aldrich), enzim xantin oksidase (Sigma Aldrich) dan aquades bebas CO2.
Adapun alat-alat yang digunakan adalah Oven (Memmert), timbangan
analitik, panci infusa (alluminium), penangas air (Akebono), plat KLT (TLC silica gel
60 F 254), spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu), alat-alat gelas yang layak
digunakan dalam penelitian (Pyrex), pH meter, pipet mikro (Socorex), micro tube
(effendorf).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pengumpulan Bahan
Umbi sarang semut diambil dari Papua, tepatnya di Kecamatan Bomberay,
Fakfak, Papua Barat. Umbi sarang semut diambil dari pohon induk yaitu pohon
mangga. Umbi Sarang semut dipanen dari ujung pangkal umbinya, kemudian
dibersihkan dengan air bersih untuk menghilangkan semut yang masih bersarang, lalu
dipotong ukuran sedang kira-kira 2-3 cm, dibersihkan lagi dari pengotor. Setelah itu
dikeringkan kembali selama 1-2 minggu di bawah sinar matahari.
Daun Sidaguri didapatkan dari CV Merapi Farma dengan kriteria pemilihan
meliputi daun segar, berwarna hijau, utuh tidak berlobang, bersih, daun keempat dari
pucuk dan keempat dari pangkal batang. Sidaguri yang didapatkan telah dalam
bentuk simplisia. Simplisia daun sidaguri yang sudah diperoleh serta umbi sarang
semut dikeringkan lagi menggunakan oven dengan suhu 40°C, setelah itu dihaluskan
dan diayak.
Determinasi Tanaman
Determinasi dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas
Biologi Universitas Gajah Mada. Bagian tanaman yang digunakan untuk determinasi
adalah keseluruhan bagian tanaman meliputi akar, batang dan daun.
Pembuatan Infusa
Masing-masing serbuk kering sarang semut dan sidaguri ditimbang kurang
lebih 10 g dimasukan ke dalam panci infusa. Tiap-tiap serbuk ditambahkan 100 mL
aquades lalu dipanaskan pada hotplate selama 15 menit terhitung ketika suhu
mencapai 90oC. Infusa selanjutnya disaring menggunakan kain flannel. Ampas infusa
disaring lagi dengan air panas secukupnya untuk mendapatkan konsentrasi infusa
100% (Depkes RI,1985).
Pembuatan Kombinasi Infusa
Pembuatan kombinasi infusa dibuat dengan mencampurkan hasil infusa umbi
sarang semut dengan infusa daun sidaguri. Infusa dikombinasikan dengan
perbandingan 1:1 dengan mengambil 20 mL dari setiap hasil infusa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Skrining Kandungan Flavonid Secara KLT
Sampel uji infusa umbi sarang semut dan infusa daun sidaguri, serta
kombinasi infusa masing-masing diambil 10-15 mL dari infusa yang sudah
didapatkan. Infusa lalu dipekatkan lagi di waterbath pada suhu 40-50°C. Pengujian
dilakukan dengan cara menotolkan sampel uji ke plat KLT silika gel 60 GF254 sebagai
fase diam menggunakan mikropipet. Fase gerak yang digunakan adalah n-
butanol:asam asetat:air (4:1:5) dengan senyawa pembanding adalah kuersetin
golongan flavonoid. Hasil elusi akan diamati di bawah sinar UV pada panjang
gelombang 366 nm. Jarak bercak dari totolan dihitung untuk mendapatkan nilai Rf.
Nilai Rf yang diperoleh oleh setiap sampel akan dibandingkan dengan Rf kuersetin.
Rf = jarak yang ditempuh solut
jarak yang ditempuh fase gerak
Uji Efek Inhibisi Xantin Oksidase
Uji efek penghambatan xantin oksidase dilakukan pada pembanding
allopurinol, sampel uji kombinasi infusa umbi sarang semut dengan infusa daun
sidaguri, sampel uji infusa tunggal umbi sarang semut, pengujian kontrol sampel,
pengujian blanko dan kontrol blanko. Aktivitas penghambatan enzim diukur
menggunakan spektrofotometer dalam kondisi anaerob. Pengujian dimulai dengan
penyiapan larutan antara lain: dapar fosfat 0,05 M pH 7,5, larutan Induk Substrat
Xantin 1 mM, substrat xantin konsentrasi 0,15 mM, larutan enzim xantin oksidase 0,1
unit/mL dan larutanasam klorida 0,1 N. Prosedur penelitian merujuk pada Iswantini
et al., (2014) dan (Umamaheswari et al., 2009).
Pembuatan Dapar Fosfat pH 7,5
Larutan dibuat dengan melarutkan 6,805 g kalium ortofosfat ke dalam 600 mL
aquades bebas CO2 lalu ditambahkan natrium hidroksida 2 N sebanyak 18 mL.
Larutan ditambahkan pelarut aquades bebas CO2 sampai 1000 mL. Penyesuaian pH
7,5 menggunakan NaOH 0,2 N atau HCl 0,2 N.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pembuatan Larutan Substrat Xantin
Sebanyak 15,21 g substrat xantin ditimbang kemudian dilarutkan dengan
beberapa tetes NaOH 0,2 N hingga larut. Larutan lalu ditambahkan akuades bebas
CO2 hingga batas tanda 100 mL. Larutan substrat xantin 0,15 mM dibuat dengan
mengencerkan larutan induk sebanyak 1,5 mL ke dalam labu ukur 10 mL.
Ditambahkan aquades bebas CO2 hingga batas tanda.
Pembuatan Larutan Enzim Xantin Oksidase 0,1 unit/mL
Pada label kemasan enzim xantin oksidase, terdapat keterangan 0,7 unit/mg
protein. Total mg protein adalah 4,862 unit/6,95 mg protein. Larutan enzim dengan
konsentrasi 0,1 unit/mL dibuat dengan melarutkan 9,0875 mg enzim xantin oksidase
kemudian dilarutkan dengan pelarut dapar fosfat pH 7,5 sampai batas tanda 10 mL.
Pembuatan Larutan Pembanding Allopurinol
Sebanyak 10 mg allopurinol ditimbang dan dilarutkan dengan beberapa tetes
NaOH 1 N. kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, lalu ditambahkan
dengan aquades bebas CO2 hingga batas tanda. Larutan pembanding dibuat dalam
lima seri konsentrasi yaitu: 0,5; 1,0; 2,5; 5,0; dan 10,0 ppm dengan mengencerkan
larutan induk masing-masing 5, 10, 25, 50, dan 100 μL dimasukan kedalam masing-
masing labu ukur 10 mL. Kemudian diencerkan dengan aquades bebas CO2 hingga
batas tanda.
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Sebelum dilakukan pengukuran sampel, terlebih dahulu ditentukan panjang
gelombang maksimum untuk mengetahui panjang gelombang yang dapat
memberikan serapan yang maksimum. Pengujian dilakukan dengan mengambil
larutan dapar fosfat 0,05 M sebanyak 3,9 mL ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan 2 mL larutan substrat dan setelah itu diinkubasi selama 15 menit.
Setelah diinkubasi, ditambahkan 0,1 mL larutan xantin oksidase dan diinkubasi
selama 30 menit. Larutan digojok hingga homogen kemudian ditambahkan 1 mL
HCL 1 N untuk menghentikan reaksi. Serapan diukur menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang UV 200-400 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Pengujian Blanko
Larutan dapar fosfat 0,05 M sebanyak 3,9 mL dimasukan ke dalam tabung
reaksi lalu ditambahkan 2 mL larutan subtrat diprainkubasi selama 15 menit.
Kemudian ditambahkan 0,1 mL larutan xantin oksidase digojok hingga homogen dan
diinkubasi selama 30 menit suhu 30°C. Setelah diinkubasi larutan ditambahkan 1 mL
HCL 1 N untuk menghentikan reaksi. Serapan diukur pada panjang gelombang
maksimum menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Pengujian dilakukan sebanyak 3
kali.
Pengujian Kontrol Blanko
Larutan dapar fosfat 0,05 M sebanyak 3,9 mL dimasukan ke dalam tabung
reaksi lalu ditambahkan 2 mL larutan substrat diprainkubasi selama 15 menit.
Kemudian ditambahkan 0,1 mL dapar fosfat digojok hingga homogen dan diinkubasi
selama 30 menit pada suhu 30°C. Setelah diinkubasi larutan ditambahkan 1 mL HCL
1 N untuk menghentikan reaksi. Serapan diukur pada panjang gelombang 291,5 nm
menggunakan spektrofotometer UV. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali.
Pengujian Sampel dan Allopurinol
Sebanyak 1,0 mL larutan uji dimasukan ke dalam tabung reaksi ditambahkan
2,9 mL dapar fosfat 0,05 M pH 7,5 dan larutan substrat xantin 0,15 mM 2,0 mL
kemudian diprainkubasi selama 15 menit. Setelah itu ditambahkan 0,1 mL larutan
enzim xantin oksidase. Larutan digojok homogen dan setelah itu diinkubasi pada
suhu 30°C selama 30 menit. Setelah diinkubasi, reaksi dihentikan dengan
penambahan 1 mL HCl 1 N, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang
291,5 nm menggunakan spektrofotometer. Pengujan dilakukan sebanyak 3 kali.
Pengujian Kontrol Sampel dan Kontrol Allopurinol
Sebanyak 1,0 mL larutan uji dimasukan ke dalam tabung reaksi ditambahkan
2,9 mL dapar fosfat 0,05 M pH 7,5 dan larutan substrat xantin 2,0 mL kemudian
diprainkubasi selama 15 menit. Setelah itu ditambahkan 0,1 mL dapar fosfat digojok
homogen dan setelah itu diinkubasi pada suhu 30°C selama 30 menit. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
diinkubasi, reaksi dihentikan dengan penambahan 1 mL HCl 1 N, kemudian diukur
serapannya pada panjang gelombang 291,5 nm menggunakan spektrofotometer.
Pengujan dilakukan sebanyak 3 kali.
Analisis Hasil
Perhitungan Penghambatan Aktivitas Xantin Oksidase (IC50)
Penentuan nilai aktivitas inhibitor xantin oksidase dapat dihitung dengan
rumus :
% Inhibisi = (1-B/A) x 100%
(Owen & Johns, 1999).
dimana :
A = absorbansi blanko (selisih absorbansi blanko dan kontrol blanko)
B = absorbansi sampel uji (selisih antara absorbansi sampel dan absorbansi kontrol
sampel)
Persen inhibisi yang didapatkan digunakan untuk memperoleh persamaan
regresi linear yang selanjutnya digunakan untuk mendapatkan nilai IC50. Inhibition
Concentration 50% (IC50) yaitu konsentrasi sampel yang dapat menghambat kerja
enzim xantin oksidase sebanyak 50%. Nilai IC50 dihitung menggunakan persamaan
regresi y = bx + a dengan memplotkan nilai y = 50, untuk mendapatkan nilai x
sebagai IC50.
Analisis Statistik
Hasil IC50 allopurinol, infusa umbi sarang semut tunggal maupun infusa
kombinasi umbi sarang semut dengan daun sidaguri diolah secara statistik
menggunakan program “IBM SSPS Statistic 22 Lisensi UGM”. Analisis yang
dilakukan adalah melihat distribusi data menggunakan Shapiro-Wilk dan Levene
untuk menguji homegenitas data. Jika data terdistribusi normal dan homogen maka
dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA untuk mengetahui adanya perbedaan yang
signifikan antar kelompok data. Data dikatakan berbeda signifikan apabila nilai
signifikansi < 0,05. Jika diketahui terdapat perbedaan bermakna selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dilakukan analisis Post Hoc Tests sehingga dapat diketahui kelompok mana yang
berbeda. Apabila data tidak terdistribusi normal atau tidak homogen maka solusinya
akan dilakukan uji Kruskal-Walls dan Mann-Whitney. Uji Kruskal-Walls digunakan
untuk melihat apakah ada perbedaan bermakna pada kelompok data. Sedangkan
pengujian Mann-Whitney bertujuan untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda
(Priyatno, D., 2012).
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil Determinasi tanaman
Determinasi umbi sarang semut dan tanaman sidaguri dilakukan di
laboratorium Sistematika Fakultas Biologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Tujuan determinasi adalah untuk memastikan kebenaran identitas suatu tanaman.
Hasil determinasi menunjukan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar sarang
semut (Myrmecodia armata DC.) dan tanaman sidaguri (Sida rhombifolia L). Hasil
determinasi dapat dilihat pada surat keterangan determinasi (lampiran 1).
Pengumpulan tanaman sarang semut dan sidaguri
Tanaman sidaguri diambil dari CV Merapi Farma Yogyakarta pada bulan Mei
2017. Bagian tanaman yang diambil adalah daun keempat dari pucuk dan keempat
dari pangkal batang. Pada bagian tersebut, daun sudah cukup tua dan tekena cahaya
matahari sehingga terjadi proses asimilasi yang sempurna. Daun yang dipanen adalah
daun segar hijau dan utuh serta tidak berlobang.
Tanaman sarang semut dipanen pada bulan Mei 2017 di Kecamatan
Bomberay, Fakfak, Papua Barat dari pohon inangnya yaitu pohon mangga.
Pemanenan dilakukan pada umbi sarang semut yang sudah tua ditandai dengan
ukurannya yang lebih besar, kira-kira panjang umbi sebesar 35-40 cm dan memiliki
diameter 15 cm. Hal ini diharapkan kandungan zat aktif pada sarang semut juga lebih
banyak.
Pembuatan simplisia umbi sarang semut dan daun sidaguri melalui tahap
pengumpulan bahan, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kering, penyimpanan dan pemastian mutu (Depkes RI, 1985). Pengeringan ini
membutuhkan waktu satu minggu sampai rajangan sarang semut berwarna kecoklatan
dan mudah dipatahkan. Setelah dikeringkan secara manual, simplisa umbi sarang
semut dikeringkan lagi menggunakan oven pada suhu 40°C untuk memastikan
seluruh permukaan simplisia telah kering (Depkes RI, 1985). Simplisia yang telah
kering kemudian dihaluskan menggunakan blender, lalu diayak menggunakan
pengayak nomor 40 mesh untuk mendapatkan serbuk simplisia yang halus. Ukuran
partikel serbuk simplisia dapat berpengaruh terhadap proses ekstraksi. Semakin kecil
ukuran serbuk, maka semakin luas permukaan serbuk sehingga proses penyarian
dapat berjalan dengan baik (Sapri et al., 2014).
Pengujian kandungan kimia flavonoid menggunakan Kromatografi Lapis Tipis
Teknik kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk mengidentifikasi
senyawa fitokimia. Teknik ini juga dapat digunakan untuk mendukung identitas
senyawa dalam campuran dengan membandingkan Rf senyawa yang diuji dengan Rf
senyawa pembanding (Sasidharan et al., 2011). Pengujian kandungan flavonoid
dilakukan pada infusa tunggal umbi sarang semut, infusa tunggal daun sidaguri dan
kombinasi infusa yang sebelumnya telah dipekatkan pada waterbath. Hasil elusi
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Hasil uji pola kromatogram senyawa flavonoid di bawah sinar UV 366
nm. Fase gerak: n-butanol:asam asetat:air (4:1:5). Pembanding : kuersetin
Ket. Kuersetin (A); infusa umbi sarang semut (B); infusa daun sidaguri (C); kombinasi infusa umbi sarang
semut dengan daun sidaguri (D)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Fase gerak yang digunakan adalah n-butanol:asam asetat:air (4:1:5) dengan
pembanding kuersetin. Kuersetin digunakan sebagai pembanding nilai Rf dari sampel
uji. Hasil elusi menunjukan plat KLT berpendar pada UV 366 dengan Rf kuersetin
0,933. Bercak yang muncul pada pengamatan UV 366 nm kemudian dihitung nilai Rf
yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel I. Nilai Rf hasil uji KLT pada UV 366 nm. Fase gerak: n-butanol:asam asetat:air
(4:1:5). Pembanding : kuersetin
Sampel Bercak Rf
(A)
(B)
(C)
(D)
1
1
2
1
2
3
1
2
3
0,93
0,34
0,93
0,40
0,82
0,93
0,40
0,82
0,93
Ket. Kuersetin (A); infusa umbi sarang semut (B); infusa daun sidaguri (C); kombinasi infusa umbi sarang semut dengan daun sidaguri (D)
Dari nilai Rf masing-masing infusa tunggal maupun kombinasi diperoleh Rf
yang sama dengan pembanding kuersetin yaitu 0,933. Hal ini menunjukan bahwa
pada tanaman sarang semut dan sidaguri keduanya mengandung senyawa flavonoid.
Menurut literatur (Spangenberg et al., 2010) range Rf yang baik adalah 0,05-0,9.
Nilai Rf yang didapatkan kurang bagus, sehingga perlu ditentukan lagi komposisi dari
fase gerak yang digunakan. Nilai Rf berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00
menunjukan kepolaran senyawa (Sherma & Fried, 2013). Pada infusa sarang semut
dan sidaguri terdapat Rf lebih dari satu. Hal ini dikarenakan dalam kedua tanaman
tersebut mengandung lebih dari satu senyawa selain kandungan flavonoid. Selain
mengandung flavonoid (Sudding et al., 2010), pada tanaman sarang semut spesies
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Myrmecodia armata DC. juga terdapat kandungan senyawa terpenoid, dan fenol
(Hertiani, 2010). Pada penelitian Sivapalan (2015), tanaman sidaguri mengandung
senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, dan lignin.
Pengujian Panjang Gelombang maksimum
Pada pengujian panjang gelombang maksimal dipilih panjang gelombang
yang dapat memberikan penyerapan yang maksimal. Pada kondisi ini pengukuran
dapat memberikan kepekaan yang maksimal selain itu dapat mengurangi kesalahan
pada pengukuran secara berulang (Gandjar & Rohman, 2006).
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh panjang gelombang maksimal pada
291,5 nm. Hasil yang didapat sedikit berbeda dengan panjang gelombang maksimal
pada penelitian Umamaheswari (2009) yaitu 290 nm. Panjang gelombang maksimum
yang diperoleh ini masih dapat diterima, karena hanya berbeda 1,5 nm. Batas
penerimaaan perbedaan panjang gelombang maksimum adalah tidak lebih dari 2 nm
(Depkes R1, 1995).
Uji aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase
Prinsip pengujian ini adalah mengukur serapan dari asam urat yang dihasilkan
dari reaksi katalis xantin oksidase terhadap substrat xantin (Umamaheswari et al.,
2009). Larutan yang diukur adalah pembanding allopurinol, kontrol allopurinol,
larutan blanko, kontrol blanko, sampel dan kontrol sampel. Semua larutan uji diukur
dalam kondisi anaerob menggunakan spektofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 291,5 nm. Pengujian efek penghambatan enzim xantin oksidase merujuk
pada penelitian Iswantini (2014), dengan menggunakan dapar fosfat pH 7,5;
konsentrasi substrat 0,15 mM; suhu 30°C; waktu prainkubasi 15 menit dan inkubasi
30 menit.
Larutan sampel infusa dibuat dalam lima tingkatan konsentrasi yaitu 0,1; 2,5;
5,0; 7,5 dan 10 %. Tujuan dilakukan kombinasi diharapkan untuk mendapatkan efek
penghambatan yang lebih besar dibandingkan efek penghambatan infusa umbi sarang
semut secara tunggal. Dari hasil penelitian, sampel infusa umbi sarang semut tunggal
maupun kombinasi infusa umbi sarang semut dan daun sidaguri memiliki nilai persen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
inhibisi yang lebih kecil dari pembanding allopurinol. Seiring dengan meningkatnya
konsentrasi, persen inhibisi yang didapatkan juga semakin besar. Semakin besar
persen inhibisi maka efek penghambatan terbentuknya asam urat juga semakin tinggi.
Data keseluruhan persen inhibisi dapat dilihat pada Tabel pada bagian lampiran.
Data persen inhibisi pembanding allopurinol dan sampel infusa digunakan
untuk menghitung nilai IC50 masing-masing larutan tersebut. Persen inhibisi yang
besar memiliki kemampuan penghambatan yang lebih baik sehingga IC50 yang
diperoleh akan lebih rendah. Rata-rata perolehan nilai IC50 masing-masing sampel
infusa tunggal, kombinasi maupun allopurinol dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Nilai IC50 Sampel Uji Infusa umbi Sarang Semut Tunggal,
Kombinasi Infusa umbi Sarang Semut dan daun Sidaguri (1:1) dan Standar Allopurinol
Sampel IC50
Allopurinol
Umbi sarang semut
Kombinasi umbi sarang semut:daun
sidaguri
0,166 ppm
6,772 % (v/v)
3,958 % (v/v)
Dari gambar di atas dapat dilihat rata-rata nilai IC50 terkecil secara berurutan
adalah allopurinol, kombinasi infusa, infusa tunggal umbi sarang semut yaitu 0,166
ppm; 3,958 % dan 6,772 %. Hasil pengujian menunjukan bahwa sampel uji baik
infusa umbi sarang semut maupun infusa kombinasi memiliki aktivitas penghambatan
enzim xantin oksidase yang lebih lemah dari pembanding allopurinol. Efek
penghambatan xantin oksidase diduga dipengaruhi oleh adanya kandungan senyawa
flavonoid baik dalam umbi sarang semut maupun daun sidaguri. Flavonoid berperan
sebagai kompetitif inhibitor, dengan menempel pada sisi aktif xantin oksidase.
Aktivitas penghambatan xantin oksidase oleh flavonoid disebabkan oleh adanya
gugus hidroksil pada C5 dan C7 (Lin, 2002). Selain itu pada struktur flavonoid juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terdapat ikatan rangkap antara C2 dan C3 yang dapat mempertahankan struktur planar
pada flavonoid (Lin et al., 2015).
(Harizon et al., 2016)
Gambar 2. Struktur senyawa kuersetin
Berdasarkan hasil pengujian, semua sampel memiliki aktivitas penghambatan
enzim xantin oksidase. Perolehan IC50 dari yang terkecil adalah allopurinol,
kombinasi infusa, infusa tunggal sebesar 0,166 ppm, 3,958 % dan 6,772 % berturut-
turut. Hasil uji statistik menunjukan bahwa kelompok data terdistribusi normal dan
homogen sehingga dapat dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA. Pada uji One
Way ANOVA terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok data dengan nilai
signikan (p < 0,05). Allopurinol memiliki aktivitas penghambatan enzim xantin
oksidase yang lebih besar dari infusa kombinasi maupun infusa tunggal dengan rata-
rata IC50 0,166 ± 0,384 ppm. Kombinasi infusa lebih bermakna dalam menghambat
enzim xantin oksidase dibandingkan dengan efek penghambatan oleh infusa tunggal.
Hal ini menunjukan bahwa dengan konsentrasi terkecil infusa kombinasi 3,958 ±
0,086 % sudah dapat menghambat pembentukan asam urat, jika dibandingkan dengan
IC50 infusa tunggal yaitu 6,772 ± 0,433 %. Perolehan nilai IC50 kombinasi infusa
yang lebih kecil dari infusa tunggal sarang semut mungkin saja disebabkan oleh
adanya efek sinergis kandungan senyawa dalam umbi sarang semut dan daun
sidaguri. Hasil ini dapat menjawab hipotesis penelitian bahwa kombinasi infusa umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sarang semut dengan infusa daun sidaguri dalam menurunkan kadar asam urat lebih
baik dari infusa tunggal umbi sarang semut.
KESIMPULAN
Penghambatan enzim xantin oksidase dari kombinasi infusa umbi sarang
semut dengan daun sidaguri (1:1) dapat secara bermakna menghambat asam urat
lebih kuat dari infusa tunggal umbi sarang semut.
SARAN
Penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan pada infusa umbi
sarang semut, infusa daun sidaguri dan kombinasi infusa mengenai kadar senyawa
kuersetin yang berperan dalam penghambatan enzim xantin oksidase.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini dilaksanakan dengan pembiayaan dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sanata Dharma dengan nomor kontrak
070/Penelitian/LPPM-USD/IV/2017.
DAFTAR PUSTAKA
Bulusu K.C., Guha R., Mason D.J., Lewis R.P.I., Muratov E., Motamedi Y.K., Cokol
M., dan Bender A., 2016. Modelling Of Compound Combination Effects and
Applications To Efficacy and Toxicity: State-Of-The-Art, Challenges and
Perspectives. Drug Discovery Today, Volume 21.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi Ke-4, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, hal. 9, 1065-1066.
Dirgantara, S., Dewi, K., Raya, J. N., & Simanjuntak, T. L., 2015. Studi Botani dan
Fitokimia Tiga Spesies Tanaman Sarang Semut Asal Kabupaten Merauke,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Provinsi Papua. Jurnal Farmasi Sains dan Terapan, volume 2.
Dubchak, N., & Falasca, G. F., 2010. New and improved strategies for the treatment
of gout. International Journal of Nephrology and Renovascular Disease, 3, 145–
166.
Ernawati, & Susanti, H., 2014. Penghambatan Aktivitas Xanthine Oxidase oleh
Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia Tuberosa (Non Jack) Bl.) Secara In
Vitro, Pharmaçiana, Vol. 4, No. 1, 15-22.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Harizon, Pujiastuti, B., Kurnia, D., Sumiarsa, D., Supratman, U., Shiono, Y., 2016.
Kuersetin dan Kuersetin-3-O-Glukosida dari Kulit Batang Sonneratia alba
(Lythraceae), Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1(1), 33–38.
Hertiani, 2010. Preliminary Study on Immunomodulatory Effect of Sarang-Semut
Tubers Myrmecodia tuberosa and Myrmecodia pendens. OnLine Journal of
biological sciences, https://www.researchgate.net/profile/Sasmito_Ediati accesed
15 October 2018
Iio, M., Moriyama, A., Matsumoto, Y., & Takaki, N., 1985. Inhibition of Xanthine
Oxidase by Flavonoids. Agricultural and Biological Chemistry, 49:7.
Iswantini, D., Darusman, L. K., dan Hidayat, R., 2009. Indonesian Sidaguri (Sida
rhombiflia) as Antigout and Inhibition Kinetics of Flavonoid Crude Extract on
the Activity of Xanthine Oxidase. Journal Of Biological Sciences, 9(5): 504-
508.
Iswantini, D., Yulian, M., Mulijani, S., Trivadila, 2014. Inhibition Kinetics of Sida
rhombifolia L. Extract Toward Xanthine Oxidase by Electrochemical Method.
Indonesian Journal Chemistry, 14 (1), 71 – 77.
Izzah, D. I., 2010. Antihiperurisemia Ekstrak Sidaguri, Seledri, dan Tempuyung
Secara In Vitro dan In Vivo. Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Karimi, A., Majlesi, M., Rafieian-kopaei, M., 2015. Herbal Versus Synthetic Drugs;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Beliefs and Facts. Journal of Nephropharmacology, 4(1), 27–30.
Lin, C. M., Chen, C. S., Chen, C.T., Liang, Y. C., and Lin, J. K., 2002. Molecular
Modeling of Flavonoids that Inhibits Xanthine Oxidase. Biochemical and
Biophysical Research Communications, 167–172
Lin, S., Zhang, G.,Liao, Y., Pan, J., and Gong D., 2015. Dietary Flavonoids as
Xanthine Oxidase Inhibitors: Structure Affinity and Structure Activity
Relationships. Journal of Agricultural and Food Chemistry.
Muslichah, S., 2012. Efek Anti inflamasi Ekstrak Sarang Semut (Myrmecodia
Pendens Merr & Perry) dan Fraksi-Fraksinya terhadap Edema Kaki Tikus
Terinduksi Karagenin. Prosiding Seminar Nasional Current Challenges In The
Drug News And Development.
Owen P.L., Johns T., 1999. Xanthine Oxidase Inhibitory Activity of Northeastern
North American Plant Remedies Used for Gout. Journal of Ethnopharmacology,
149–160.
Priyatno, D., 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS, C.V Andi Offset,
Yogyakarta.
Rina, A., Eff, Y., Rahayu, S. T., & Syachfitri, R. D., 2016. Uji Aktivitas
Penghambatan Xantin Oksidase secara In-Vitro oleh Isolat 6,4’-Dihidroksi-4-
Metoksibenzofenon-2-O-β-D Glukopiranosida (C20H22O10) yang Diisolasi dari
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl). Pharm Sci Res, Volume
3(1).
Sapri, Fitriani A., Narulita R., 2014. Pengaruh Ukuran Serbuk Simplisia terhadap
Rendemen Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) dengan Metode
Maserasi. Prosiding Seminar Nasional Kimia 2014, ISBN: 978-602-19421-0-9
HKI-Kaltim.
Sasidharan S., Chen Y., Saravanan D., Sundram K.M., Latha L.Y., 2011. Extraction,
Isolation and Characterization of Bioactive Compounds From Plants’ Extracts.
Afr J Tradit Complement Altern Medi, 8(1):1-10.
Sherma, J., dan Fried, B., 2003. Handbook of Thin-Layer Chromatography. 3th
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Edition. Marcell Dekker, INC. New York.
Sholihah, F. M., 2014. Diagnosis and Treatment Gout Arthritis. Journal Majority,
3(7), 39–45.
Simarmata Y.B., Saragih A., dan Bahri S., 2012. Efek Hipourikemia Ekstrak Daun
Sidaguri (Sida rhombifolia L.) pada Mencit Jantan. Journal of Pharmaceutics
and Pharmacology, Vol. 1 (1): 21-28.
Sivapalan, S., R., 2015. Phytochemical Study on Medicinal Plant Sidacordifolia Linn.
International Journal of Multidisciplinary Research and Development, 2 (1),
216-220.
Spangenberg, B., Poole, C.F., Weins, C., 2010. Quantitative Thin-Layer
Chromatography: A Practical Survey, Springer-Verlag Berlin Heidelberg New
York, Springer Science + Business Media, Germany.
Sudding, Alimin, dan Muhaedah, 2010. Studi Pendahuluan Adanya Senyawa
Flavonoid pada Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa). Bionature,
Volume 11 (2): 95-99.
Tayeb, R., Amelia, V., dan Usmar, 2012. Pengaruh Pemberian Infus Sarang Semut
(Myrmecodia pendens) terhadap Kadar Asam Urat Darah pada Kelinci
(Oryctolagus cuniculus). Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No. 1.
Umamaheswari, M., Asokkumar, K., Sivashanmugam, A. T., Remyaraju, A.,
Subhadradevi, V., & Ravi, T. K., 2009. In VitroXanthine Oxidase Inhibitory
Activity Of The Fractions of Erythrina stricta Roxb. Journal of
Ethnopharmacology 124, 646–648.
Utomo, A. B., Suprijono, A., & Risdianto, A., 2008. Uji Aktivitas Antioksidan
Kombinasi Ekstrak Sarang Semut (Myrmecodia pendans) dan Ekstrak Teh
Hitam (Camellia sinensis O.K.var.assamica (mast.)) dengan Metode DPPH (1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil), 1–9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Sarang Semut dan
Tanaman Sidaguri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 2. Certificate of Analysis Xanthine Oxidase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 3. Certificate of Analysis Xanthine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 4. Simplisia Daun Sidaguri
Lampiran 5.Simplisia Umbi Sarang Semut
Lampiran 6.Pembuatan Seri Konsentrasi Xantin 0,15 mM
Sebanyak 1,5 mL larutan induk xantin dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL
Ditambahkan aquades bebas CO2 hingga batas tanda.
Lampiran 7.Pembuatan Dapar Fosfat pH 7,5
Larutan dibuat dengan melarutkan 6,805 g kalium ortofosfat ke dalam 600 mL
aquades bebas CO2 lalu ditambahkan natrium hidroksida 2 N sebanyak 18 mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Larutan ditambahkan pelarut aquades bebas CO2 sampai 1000 mL. Penyesuaian pH
7,5 menggunakan NaOH 0,2 N atau HCl 0,2 N.
Lampiran 8.Pembuatan Larutan Induk Substrat Xantin1mM
Berat molekul xantin : 152,11 g/mol , sehingga berat substrat xantin yang ditimbang
adalah:
M = 𝑛
𝑉 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟) =
𝑔/𝑀𝑟
𝑉
1 mM =
𝑥
152,1 𝑔/𝑚𝑜𝑙
0,1 𝐿 = 15,21 g
Dilarutkan dengan beberapa tetes NaOH 0,2 N hingga larut, lalu ditambahkan
akuades bebas CO2 hingga 100 mL.
Lampiran 9.Perhitungan Larutan Enzim Xantin Oksidase
a. Perhitungan unit xantin oksidase
Jumlah total unit enzim dapat dihitung sebagai berikut:
44,2 mg solid x 0,11 unit/mg solid = 4,862 unit
b. Perhitungan total mg protein dalam satu kemasan
4,862 𝑢𝑛𝑖𝑡
0,7𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑚𝑔𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛
= 6,95 mg protein
c. Perhitungan total enzim dalam satu kemasan
42,2 𝑚𝑔𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑
6,95 𝑚𝑔𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = 6,36 solid/mg protein
Pada label kemasan tertera informasi:
44,2 mg solid 0,11 unit/mg solid
0,7 unit mg protein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 10.Pembuatan Larutan Enzim Xantin Oksidase 0,1 unit/mL
Dari perhitungan total unit enzim diperoleh : 1 mg protein ≈ 6,36 solid ≈ 0,7 unit
sehingga untuk konsentrasi 0,1 unit/mL dalam labu ukur 10 mL adalah:
0,1 𝑢𝑛𝑖𝑡
0,7 𝑢𝑛𝑖𝑡𝑥 6,36
𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑
𝑚𝑔𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = 0,90857 𝑚𝑔
Dibuat dalam labu ukur 10 mL sehingga: 0,90857 mg/mL x 10 mL = 9,0875 mg.
Jadi, larutan enzim dengan konsentrasi 0,1 unit/mL dibuat dengan melarutkan 9,0875
mg enzim dengan pelarut dapar fosfat pH 7,5 sampai batas tanda 10 mL.
Lampiran 11. Perhitungan dan Pembuatan Seri Konsentrasi Allopurinol, Seri
Konsentrasi Larutan Uji Infusa Sarang Semut dan Kombinasi Infusa Sarang
Semut dengan Sidaguri (1:1)
1. Pembuatan larutan infusa tunggal sarang semut
Larutan dibuat dengan melarutkan 10 g ke dalam 100 mL akuades sehingga
didapat konsentrasi 100% infusa. Infusa dibuat dalam seri konsentrasi 1; 2,5;
5,0; 7,5; dan 10 %
- 1 % → 100 % . x = 1 % . 10 mL
= 0,1 mL = 100 µL
- 2,5 % → 100 % . x = 2,5 % . 10 mL
= 0,25 mL = 250 µL
- 5,0 % → 100 % . x = 5,0 % . 10 mL
= 0,50 mL = 500 µL
- 7,5 % → 100 % . x = 7,5 % . 10 mL
= 0,75 mL = 750 µL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
- 10 % → 100 % . x = 10 % . 10 mL
= 1,00 mL = 1000µL
Masing-masing labu ukur 10 mL dimasukan 1,0 mL; 2,5 mL; 5,0 mL; 7,5 mL dan
10,0 mL larutan induk infusa, kemudian ditambahkan aquades bebas CO2.
2. Pembuatan kombinasi infusa sarang semut dengan infusa sidaguri (1:1)
Masing-masing infusa dibuat terlebih dahulu. Setelah itu diambil 25 mL
setiap infusa ke dalam labu ukur 100,0 mL (100 % infusa). Infusa kombinasi
dibuat dalam seri konsentrasi 1; 2,5; 5,0; 7,5; dan 10 %
- 1 % → 100 % . x = 1 % . 10 mL
= 0,1 mL = 100 µL
- 2,5 % → 100 % . x = 2,5 % . 10 mL
= 0,25 mL = 250 µL
- 5,0 % → 100 % . x = 5,0 % . 10 mL
= 0,50 mL = 500 µL
- 7,5 % → 100 % . x = 7,5 % . 10 mL
= 0,75 mL = 750 µL
- 10 % → 100 % . x = 10 % . 10 mL
= 1,00 mL = 1000µL
3. Pembuatan seri konsentrasi Allopurinol (0,5; 1,0; 2,5; 5,0; dan 10,0 ppm)
10 mg ke dalam labu ukur 10,0 mL (1000 ppm)
0,5 ppm → 1000 ppm. x = 0,5 ppm. 10 mL
= 5 µL
1,0 ppm → 1000 ppm. x = 1,0 ppm. 10 mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
= 10 µL
2,5 ppm → 1000 ppm. x = 2,5 ppm. 10 mL
= 25 µL
5,0 ppm → 1000 ppm. x = 5,0 ppm. 10 mL
= 50 µL
10,0 ppm→ 1000 ppm. x = 10,0 ppm. 10 mL
= 100 µL
Lampiran 12. Data Absorbansi Efek Penghambatan Enzim Xantin Oksidase
a. Blanko (Enzim dan Substrat)
Replikasi
Absorbansi
BR-KR Blanko
Blangko
rata-rata
(BR)
Kontrol
Kontrol
rata-rata
(KR)
1 0,616
0,638
0,151
0,152 0,486 2 0,664 0,152
3 0,634 0,152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Pembanding (Allopurinol)
Replikasi Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi %
Inhibisi
(%) IC50(ppm) Sampel
(s)
Kontrol
sampel (KS)
S-KS
1
0,5 0,306 0,060 0,246 49,383
0,201
1 0,289 0,054 0,235 51,646
2,5 0,274 0,059 0,215 55,761
5 0,259 0,069 0,190 60,905
10 0,243 0,096 0,147 69,753
2
0,5 0,305 0,061 0,244 49,794
0,125
1 0,289 0,055 0,234 51,852
2,5 0,275 0,059 0,216 55,556
5 0,259 0,068 0,191 60,699
10 0,243 0,096 0,147 69,753
3
0,5 0,305 0,059 0,246 49,383
0,173
1 0,289 0,056 0,233 52,058
2,5 0,274 0,058 0,216 55,556
5 0,259 0,069 0,190 60,905
10 0,243 0,097 0,146 69,959
Kontrol Blanko 0,152 Blanko 0,638
Rata-rata IC50 = 0,166
ppm
Gambar 3. Kurva Persen Inhibisi Pembanding Allopurinol Replikasi 1
y = 2,081x + 49,581r = 0,993
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
0 2 4 6 8 10 12
% i
nh
ibis
i
konsentrasi (ppm)
Konsentrasi vs % Inhibisi Allopurinol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 4. Kurva Persen Inhibisi Pembanding Allopurinol Replikasi 2
Gambar 5.Kurva Persen Inhibisi Pembanding Allopurinol Replikasi 3
y = 2,049x + 49,743r = 0,996
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
0 1 2 3 4 5 6
% i
nh
ibis
i
konsentrasi (ppm)
Konsentrasi vs % Inhibisi Allopurinol
y = 2,087x + 49,639r = 0,994
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
0 2 4 6 8 10 12
% i
nh
ibis
i
konsentrasi (ppm)
Konsentrasi vs % Inhibisi Allopurinol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
c. IC50 Infusa Umbi sarang semut
R Blanko
(B)
Kontrol
Blanko
(KB)
Konsentrasi
(%)
Absorbansi %inhibisi
(%)
IC50
(%) Sampel Kontrol
Sampel
B - KB S - KS
1 0,638 0,152 1 0,509 0,159 0,486 0,350 27,984 6,806
2,5 0,490 0,173 0,486 0,317 34,774
5,0 0,477 0,187 0,486 0,290 40,329
7,5 0,463 0,235 0,486 0,228 53,086
10 0,442 0,262 0,486 0,180 62,963
2 0,638 0,152 1 0,509 0,157 0,486 0,352 27,572 6,786
2,5 0,489 0,174 0,486 0,315 35,185
5,0 0,478 0,192 0,486 0,286 41,152
7,5 0,459 0,228 0,486 0,231 52,469
10 0,442 0,263 0,486 0,179 63,169
3 0,638 0,152 1 0,509 0,155 0,486 0,354 27,160 6,723
2,5 0,489 0,174 0,486 0,315 35,185
5,0 0,477 0,195 0,486 0,282 41,975
7,5 0,459 0,230 0,486 0,229 52,881
10 0,443 0,264 0,486 0,179 63,169
Gambar 6. Kurva Persen Inhibisi Infusa Umbi Sarang Semut Replikasi 1
y = 3,843x + 23,844r = 0,994
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
0 2 4 6 8 10 12
% I
nh
ibis
i
Konsentrasi (%)
Konsentrasi vs % Inhibisi Infusa Sarang
Semut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 7.Kurva Persen Inhibisi Infusa Umbi Sarang Semut Replikasi 2
Gambar 8.KurvaPersen Inhibisi Infusa Umbi Sarang Semut Replikasi 3
y = 3,843x + 23,923r = 0,995
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
0 2 4 6 8 10 12
% I
nh
ibis
i
Konsentrasi (%)
Konsentrasi vs % Inhibisi Infusa Sarang
Semut
y = 3,891x + 23,842r= 0,997
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
0 2 4 6 8 10 12
% I
nh
ibis
i
Konsentrasi (%)
Konsentrasi vs % Inhibisi Infusa Sarang
Semut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. IC50 Kombinasi Infusa Umbi Sarang Semut dan Infusa Daun sidaguri
(1:1)
R Blanko
(B)
Kotrol
Blanko
(KB)
Konsentrasi
(%)
Absorbansi %inhibisi
(%) IC50
(%) Sampel Kontrol
Sampel
B - KB S - KS
1 0,638 0,152 1 0,485 0,184 0,486 0,301 38,066 4,056
2,5 0,452 0,191 0,486 0,261 46,296
5,0 0,437 0,215 0,486 0,222 54,321
7,5 0,419 0,236 0,486 0,183 62,346
10 0,409 0,250 0,486 0,159 67,284
2 0,638 0,152 1 0,480 0,182 0,486 0,298 38,683 3,926
2,5 0,459 0,196 0,486 0,263 45,885
5,0 0,431 0,217 0,486 0,214 55,967
7,5 0,426 0,239 0,486 0,187 61,523
10 0,415 0,263 0,486 0,152 68,724
3 0,638 0,152 1 0,476 0,186 0,486 0,290 40,329 3,892
2,5 0,463 0,196 0,486 0,267 45,062
5,0 0,431 0,213 0,486 0,218 55,144
7,5 0,420 0,237 0,486 0,183 62,346
10 0,415 0,256 0,486 0,159 67,284
Gambar 9.Persen Inhibisi Kombinasi Infusa Umbi Sarang Semut:Daun Sidaguri Replikasi 1
y = 3,201x + 37,016 r = 0,988
0.000%
10.000%
20.000%
30.000%
40.000%
50.000%
60.000%
70.000%
80.000%
0 2 4 6 8 10 12
% I
nh
ibis
i
Konsentrasi (%)
Konsentrasi vs % Inhibisi Infusa
Kombinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 10.Persen Inhibisi Kombinasi Infusa Umbi Sarang Semut : Daun Sidaguri
Replikasi 2
Gambar 11.Persen Inhibisi Kombinasi Infusa Umbi Sarang Semut : Daun Sidaguri Replikasi 3
y = 3,261x + 37,198r = 0,991
0.000%
10.000%
20.000%
30.000%
40.000%
50.000%
60.000%
70.000%
80.000%
0 2 4 6 8 10 12
% I
nh
ibis
i
Konsentrasi (%)
Konsentrasi vs % Inhibisi Infusa
Kombinasi
y = 3,082x + 38,005r = 0,992
0.000%
10.000%
20.000%
30.000%
40.000%
50.000%
60.000%
70.000%
80.000%
0 2 4 6 8 10 12
% I
nh
ibis
i
Konsentrasi (%)
Konsentrasi vs % Inhibisi Infusa
Kombinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 13. Hasil Pengolahan Statistik Data IC50 Pembanding Allopurinol,
Infusa Umbi Sarang Semut dan Infusa Kombinasi
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
IC50 Pembanding (Allopurinol) Mean .16633 .022191
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound .07085
Upper Bound .26181
5% Trimmed Mean .
Median .17300
Variance .001
Std. Deviation .038436
Minimum .125
Maximum .201
Range .076
Interquartile Range .
Skewness -.757 1.225
Kurtosis . .
IC50 Infusa tunggal sarang semut Mean 6.77167 .025009
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 6.66406
Upper Bound 6.87927
5% Trimmed Mean .
Median 6.78600
Variance .002
Std. Deviation .043317
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Minimum 6.723
Maximum 6.806
Range .083
Interquartile Range .
Skewness -1.326 1.225
Kurtosis . .
IC50 Kombinasi infusa sarang
semut dan infusa sidaguri (1:1)
Mean 3.95800 .049973
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 3.74298
Upper Bound 4.17302
5% Trimmed Mean .
Median 3.92600
Variance .007
Std. Deviation .086556
Minimum 3.892
Maximum 4.056
Range .164
Interquartile Range .
Skewness 1.436 1.225
Kurtosis . .
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
IC50 Pembanding (Allopurinol) .236 3 . .977 3
IC50 Infusa tunggal sarang semut .296 3 . .918 3
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) .311 3 . .897 3
Tests of Normality
Kelompok
Shapiro-Wilka
Sig.
IC50 Pembanding (Allopurinol) .712
IC50 Infusa tunggal sarang semut .445
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan infusa sidaguri (1:1) .378
a. Lilliefors Significance Correction
Oneway
Descriptives
IC50
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Pembanding (Allopurinol) 3 .16633 .038436 .022191 .07085
IC50 Infusa tunggal sarang semut 3 6.77167 .043317 .025009 6.66406
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) 3 3.95800 .086556 .049973 3.74298
Total 9 3.63200 2.871097 .957032 1.42508
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Descriptives
IC50
95% Confidence Interval
for Mean
Minimum Maximum Upper Bound
Pembanding (Allopurinol) .26181 .125 .201
IC50 Infusa tunggal sarang semut 6.87927 6.723 6.806
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan infusa sidaguri
(1:1) 4.17302 3.892 4.056
Total 5.83892 .125 6.806
Test of Homogeneity of Variances
IC50
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.202 2 6 .192
ANOVA
IC50
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 65.924 2 32.962 9117.543 .000
Within Groups .022 6 .004
Total 65.946 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: IC50
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean Difference
(I-J)
Tukey HSD Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut -6.605333*
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) -3.791667*
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) 6.605333*
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) 2.813667*
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) 3.791667*
IC50 Infusa tunggal sarang semut -2.813667*
LSD Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut -6.605333*
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) -3.791667*
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) 6.605333*
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) 2.813667*
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) 3.791667*
IC50 Infusa tunggal sarang semut -2.813667*
Tamhane Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut -6.605333*
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) -3.791667*
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) 6.605333*
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) 2.813667*
IC50 Kombinasi infusa sarang semut Pembanding (Allopurinol) 3.791667*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dan infusa sidaguri (1:1) IC50 Infusa tunggal sarang semut -2.813667*
Multiple Comparisons
Dependent Variable: IC50
(I) Kelompok (J) Kelompok Std. Error Sig.
Tukey HSD Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut .049093 .000
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) .049093 .000
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) .049093 .000
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) .049093 .000
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) .049093 .000
IC50 Infusa tunggal sarang semut .049093 .000
LSD Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut .049093 .000
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) .049093 .000
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) .049093 .000
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) .049093 .000
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) .049093 .000
IC50 Infusa tunggal sarang semut .049093 .000
Tamhane Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut .033435 .000
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) .054679 .000
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) .033435 .000
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1) .055882 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
IC50 Kombinasi infusa sarang semut
dan infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) .054679 .000
IC50 Infusa tunggal sarang semut .055882 .000
Multiple Comparisons
Dependent Variable: IC50
(I) Kelompok (J) Kelompok
95% Confidence
Interval
Lower Bound
Tukey HSD Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut -6.75596
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) -3.94230
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) 6.45470
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) 2.66304
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) 3.64104
IC50 Infusa tunggal sarang semut -2.96430
LSD Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut -6.72546
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) -3.91179
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) 6.48521
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) 2.69354
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) 3.67154
IC50 Infusa tunggal sarang semut -2.93379
Tamhane Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut -6.73818
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) -4.07602
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) 6.47249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) 2.53947
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) 3.50731
IC50 Infusa tunggal sarang semut -3.08787
Multiple Comparisons
Dependent Variable: IC50
(I) Kelompok (J) Kelompok
95% Confidence
Interval
Upper Bound
Tukey HSD Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut -6.45470
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) -3.64104
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) 6.75596
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) 2.96430
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) 3.94230
IC50 Infusa tunggal sarang semut -2.66304
LSD Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut -6.48521
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) -3.67154
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) 6.72546
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) 2.93379
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) 3.91179
IC50 Infusa tunggal sarang semut -2.69354
Tamhane Pembanding (Allopurinol) IC50 Infusa tunggal sarang semut -6.47249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) -3.50731
IC50 Infusa tunggal sarang semut Pembanding (Allopurinol) 6.73818
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1) 3.08787
IC50 Kombinasi infusa sarang semut dan
infusa sidaguri (1:1)
Pembanding (Allopurinol) 4.07602
IC50 Infusa tunggal sarang semut -2.53947
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lampiran 14. Surat Keterangan Uji Statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Uji Efek Penghambatan
Enzim Xantin Oksidase Kombinasi Infusa Sarang
Semut (Myrmecodia armata DC.) dengan Infusa
Sidaguri (Sida rhombifolia L.)” bernama lengkap
Avila Carolina Iju Ragha, lahir di Labuan Bajo, NTT
pada 26 Agustus 1995. Penulis merupakan anak ke-
dua dari empat bersaudara dari pasangan Anselmus
Ragha dan Heltrudis Suryani Kubi. Pendidikan formal
yang telah ditempuh oleh penulis yaitu sekolah dasar
di SDK Waemedu Labuan Bajo, pendidikan sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 1 Komodo Labuan
Bajo, pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Komodo Labuan Bajo.
Pada tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh perkuliahan penulis
terlibat akif dalam kepanitian fakultas dan UKM Universitas Cantus Firmus. Penulis
pernah menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia (2016)
dan Farmakognosi Fitokimia (2018). Kepanitian yang diikuti penulis selama
perkuliahan adalah Pharmacy Performance Road To School (2014 dan 2016), Lomba
Cerdas Kimia (2016), mengikuti Seminar Nasional dan Seminar Kesehatan
Reproduksi sebagai peserta, serta pernah menjadi Koordinator Seksi Latihan Alam
Paduan Suara Mahasiswa CF USD 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related