Ekonomi moneter(Hubungan Inflasi dengan Uang Beredar)
Disusun oleh
UmrahA31110019
Fakultas ekonomi dan bisnisUniversitas hasanuddin
Makassar2011
Created By U M R A H
”HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN JUMLAH
UANG BEREDAR”
Tabel 1. Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M1, M2, M3)
Tahun Inflasi M1 M2 M31990 9,53% 23819 84630 1084491991 9,52% 26342 99059 1254011992 4,94% 28779 119053 1478321993 9,77% 37036 145599 1826351994 9,24% 45374 174512 2198861995 8,64% 53339 223300 2766931996 6,47% 64089 288632 3527211997 11,03% 78343 335643 4139861998 77,63% 101197 577381 6785781999 2,01% 124633 646205 7708382000 9,35% 162186 747028 9092142001 12,55% 177731 844053 10217842002 10,03% 191939 883908 10758472003 5,16% 223799 955692 11794912004 6,40% 24546 1033877 12798232005 17,11% 271140 1202762 14739022006 6,60% 347013 1382493 17295062007 6,59% 450055 1649662 20997172008 11,06% 456787 1895839 23526262009 2,78% 515824 2141384 26572082010 6,96% 605411 2471206 30766172011 4,61% 662806 2621346 3284152
Data jumlah uang beredar yang digunakan adalah M2, jumlah total M1 (uang kartal dan
uang giral) dan jumlah uang kuasi (deposito berjangka dan tabungan, dalam rupiah dan valuta
asing serta giro valuta asing milik penduduk) dalam miliyaran rupiah. Data inflasi merupakan
data inflasi menurut tahu kalender.
Created By U M R A H
Grafik yang menujukkan besarya uang yang beredar di Indoesia.
19901992
19941996
19982000
20022004
20062008
20100
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
money suplay
M1M2M3
TAHUN
Mon
ey S
uple
y (M
illia
r Rp)
Grafik yang menujukkan laju inflasi di Indonesia
19901992
19941996
19982000
20022004
20062008
20100
102030405060708090
LAJU INFLASI (%)
Inflasi
TAHUN
INFL
ASI (
%)
Seperti ditujukkan dalam grafik, perputaran jumlah uang beredar di Indonesia hamper
secepat pertambahan GDP nominal. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa selama periode 1990-
2011, perubahan yang proporsional terhadap GDP nominal. Hal ini sejalan dengan teori yang
menyatakan bawa, jika perptaran uang tetap, maka kuantitas yang menentukan nilai dari output
perekonomian. Dengan kata lain perubahan output pada tingkat ominal yang dicerminkan pada
tingkat harga cukup banyak dipengaruhi oleh jumlah uang beredar. Lebih jauh dapat diartikan
bahwa perubahan tingkat inflasi di Indonesia sebagai akibat perubahan harga dalam periode
tersebut cukup banyak dipengaruhi oleh jumlah uang beredar.
Created By U M R A H
HUBUNGAN ANTARA INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR
A. Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money)
Nilai uang ditentukan oleh supply dan demand terhadap uang. Jumlah uang
beredar ditentukan oleh Bank Sentral, sementara jumlah uang yang diminta (money
demand)ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat harga rata-rata dalam perekonomian
atau inflasi. Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukantransaksi bergantung
pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakintinggi tingkat harga, semakin besar
jumlah uang yang diminta.
Grafik 1. Hubungan antara Supply dan Demand terhadap Uang dengan Tingkat Harga(Sumber: Mankiw,
Principles of Macroeconomics edisi 3: 343)
Gambar di atas menggambarkan hubungan antara supply dan demand terhadap uang.Sumbu
horizontal menggambarkan jumlah uang beredar, sumbu vertikal kirimenggambarkan nilai
uang, 1/P, dan sumbu vertikal kanan menggambarkan tingkatharga, P. Sumbu-sumbu vertikal
menggambarkan bahwa saat nilai uang tinggi, maka tingkat harga akan rendah, dan sebaliknya
pada tingkat harga yang tinggi maka nilaiuang akan rendah.Kedua kurva menggambarkan
supply dan demand terhadap uang. Kurva supply berbentuk vertikal karena jumlah uang beredar
ditetapkan oleh Bank Sentral. Kurvademand memiliki slope negatif, mengindikasikan bahwa
saat nilai uang rendah dantingkat harga tinggi, maka permintaan terhadap uang akan tinggi.
Pada titik equilibrium, A, jumlah uang yang diedarkan dan jumlah uang yang
dimintamasyarakat berada dalam keseimbangan. Ekuilibrium antara supply dan
demandterhadap uang menentukan nilai uang dan tingkat harga barang dan jasa.Jika Bank
Sentral mengubah jumlah uang yang beredar, misalnya dengan mencetak lebih banyak uang,
ekuilibrium supply dan demand terhadap uang akan berubahseperti ditunjukkan pada gambar
berikut.
Created By U M R A H
Grafik 2. Pergeseran Equilibrium Harga akibat Peningkatan Jumlah Uang Beredar (Sumber: Mankiw, Principles of
Macroeconomics edisi 3: 344)
Bertambahnya jumlah uang beredar menggeser kurva supply dari MS1 ke MS2,sehingga
titik equilibrium ikut bergeser dari A ke B. Akibatnya, nilai uang turun dari½ ke ¼, dan tingkat
harga equilibrium naik dari 2 ke 4. Dengan kata lain,meningkatnya jumlah uang beredar
mendorong terjadinya kenaikan harga yangmenyebabkan nilai uang menjadi turun.Lebih lanjut
dapat dijelaskan bahwa dampak langsung dari injeksi moneter yangdilakukan Bank Sentral
adalah meningkatnya supply uang. Sebelum injeksi, perekonomian berada pada titik equilibrium
A. Pada titik ini, tingkat harga seimbangdengan jumlah uang yang diminta masyarakat. Saat
jumlah uang beredar meningkat, pada tingkat harga yang sama masyarakat memiliki lebih
banyak uang dari yangmereka minta. Meningkatnya jumlah uang menyebabkan naiknya
permintaanterhadap barang dan jasa. Jika jumlah barang dan jasa yang diminta tidak
seimbangdengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi, maka akan terjadi peningkatanharga.
Peningkatan harga kemudian mendorong naiknya jumlah uang yang dimintamasyarakat. Pada
akhirnya, perekonomian akan mencapai equilibrium baru, yaitu titik B, saat jumlah uang yang
diminta kembali seimbang dengan jumlah uang yangdiedarkan.
Penjelasan yang menggambarkan bagaimana tingkat harga ditentukan dan berubah seiring
dengan perubahan jumlah uang beredar disebut teori kuantitas uang (quantity theory of
money). Berdasarkan teori ini, jumlah uang yang beredar dalamsuatu perekonomian
menentukan nilai uang, sementara pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan sebab utama
terjadinya inflasi.
Secara umum, teori kuantitas uang menggambarkan pengaruh jumlah uang beredar terhadap
perekonomian, dikaitkan dengan variabel harga dan output. Hubunganantara jumlah uang
beredar, output, dan harga dapat ditulis dalam persamaanmatematis sebagai berikut:
Created By U M R A H
M x V = P x Y
Dimana P adalah tingkat harga (GDP deflator), Y adalah jumlah output (real GDP),M
adalah jumlah uang beredar, PxY adalah nominal GDP, dan V adalah velocity of money
(perputaran uang). Persamaan ini disebut sebagai persamaan kuantitas(quantity equation).
Velocity of money (perputaran uang) mengukur tingkat dimana uang bersirkulasidalam
perekonomian (Mankiw, 2003). Atau dapat dikatakan mengukur kecepatan perpindahan uang
dari satu orang ke orang lainnya. Velocity of money dapat dihitungmelalui pembagian antara
GDP nominal dengan jumlah uang beredar. Secaramatematis, dapat ditulis sebagai berikut:
V = ( P x Y ) / M
Persamaan di atas dapat dianggap sebagai suatu definisi yang menunjukkan perputaran V
sebagai rasio GDP nominal, PY, terhadap kuantitas uang M. Persamaantersebut merupakan
suatu identitas. Jika satu atau lebih variabel itu berubah, makasatu atau lebih variabel lainnya
juga harus berubah untuk menjaga kesamaan.Misalnya, jika jumlah uang beredar meningkat,
maka akibatnya dapat dilihat dariketiga variabel lainnya: harga harus naik, kuantitas output
harus naik, atau kecepatan perputaran uang harus turun.
Dari berbagai kasus, dapat dilihat bahwa perputaran uang relatif stabil. Gambar berikut
menunjukkan hubungan antara GDP nominal, jumlah uang beredar (M2) danvelocity of money
di Amerika Serikat sejak tahun 1960
Analisis Makroekonomi
Grafik 3. Hubungan antara GDP Nominal, Jumlah Uang Beredar (M2) dan PerputaranUang di Amerika
(Sumber: Mankiw, Principles of Macroeconomics edisi 3: 348)
Dalam gambar dapat dilihat bahwa dalam periode 1960 – 2000, walaupun velocity
of money tidak konstan, namun tidak berubah banyak. Karenanya, velocity of moneysering
Created By U M R A H
diasumsikan sebagai konstan. Sebaliknya, jumlah uang beredar dan GDPnominal meningkat
lebih dari sepuluh kali lipat
.Jika diasumsikan bahwa V adalah konstan, maka persamaan kuantitas dapat
dilihatsebagai teori yang menentukan GDP nominal. Persamaan kuantitas dengan Vkonstan
dapat dituliskan sebagai beriku:
MV = PY
Persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: perubahan dalam
kuantitasuang (M) harus menyebabkan perubahan yang proporsional dalam GDP nominal(PY).
Yaitu, jika perputaran adalah tetap, maka kuantitas uang menentukan nilai darioutput
perekonomian.
Secara teoretis, hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat harga ekuilibrium
yangdigambarkan dalam quantity theory of money dapat dijelaskan sebagai berikut(Mankiw,
Principles of Macroeconomics edisi 3: 348; Mankiw (2003): 82):1.
1. Velocity of money relatif stabil dalam jangka panjang.
2. Karena velocity relatif stabil, saat Bank Sentral mengubah jumlah uang beredar (M), terjadi
perubahan proporsional dalam nilai output nominal (PY).
3. Besarnya output barang dan jasa (Y) ditentukan oleh supply faktor produksi danteknologi
produksi. Secara khusus, karena uang adalah netral, uang tidak memengaruhi besaran
output.
4. Dengan output (Y) ditentukan oleh supply faktor dan teknologi, saat Bank Sentral
mengubah jumlah uang beredar (M) dan menyebabkan perubahan proporsional terhadap
nilai output nominal (PY), perubahan tersebut akantercermin dalam tingkat harga (P). Jadi,
teori ini menunjukkan bahwa tingkatharga adalah proporsional terhadap jumlah uang
beredar.
5. Karena tingkat inflasi ditunjukkan oleh perubahan persentase dalam tingkat harga,maka
meningkatnya jumlah uang beredar akan menyebabkan inflasi.
Created By U M R A H
Top Related