Download - Typhoid Word

Transcript
Page 1: Typhoid Word

Presentasi Kasus

SEORANG ANAK 7 TAHUN 1 BULAN DENGAN DEMAM THYPOID

Oleh :

Ayu Indrasari G9911112028/I-10-2012

Dewi Ayu Astari P. G9911112048/I-9-2012

Pembimbing :

H. Rustam Siregar, dr., Sp.A.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2012

Page 2: Typhoid Word

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasikasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan

Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

Presentasi kasus dengan judul :

“SEORANG ANAK 7 TAHUN 1 BULAN DENGAN DEMAM THYPOID”

Hari/tanggal : 18 September 2012

Oleh :

Ayu Indrasari G9911112028/I-10-12

Dewi Ayu Astari P. G9911112048/I-09-12

Mengetahui dan menyetujui,

Pembimbing Presentasi Kasus

H. Rustam Siregar, dr.,Sp.A

1

Page 3: Typhoid Word

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. AL

Umur : 7 tahun 1bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Tn. J

Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

Nama Ibu : Ny. W

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Alamat : Banyuagung RT 1/2 Kadipiro, Surakarta

Tanggal MRS : 10 September 2012

Tanggal Pemeriksaan : 11 September 2012

No. CM : 01149226

II. ANAMNESIS

Alloanamnesis diperoleh dari ibu penderita tanggal 11 September 2012.

A. Keluhan Utama : demam

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

17.00

selasa rabu kamis jumat sabtu minggu senin 10/9/12

Penderita datang sendiri ke RSUD Dr.Moewardi dengan keluhan demam.

Penderita mengalami demam yang semakin lama semakin tinggi kurang lebih sejak 7

hari yang lalu. Batuk (-), pilek (-), nyeri menelan (-), muntah (-), keluar cairan dari

telinga (-), BAK nyeri (-), BAB cair (-). Penderita kemudian dibawa ke bidan, di sana

pasien mendapat 3 macam obat yang tidak diketahui apa jenis obatnya. Setelah

minum obat, demam turun sebentar kemudian naik lagi.

Sejak 2 hari SMRS, pasien tidak BAB, demam masih dirasakan terutama pada

malam hari, mual (-), muntah (-). Nafsu makan dan minum dirasakn berkurang.

Kemudian pasien dibawa ke RSDM.

2

Page 4: Typhoid Word

C. Riwayat Penyakit Dahulu :

1. Riwayat penyakit serupa : disangkal

2. Riwayat mondok : disangkal

3. Riwayat kejang : disangkal

4. Riwayat alergi : disangkal

5. Riwayat batuk lama : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga

1. Riwayat sakit serupa : disangkal

2. Riwayat alergi : disangkal

E. Riwayat Lingkungan

Riwayat sakit serupa : disangkal

F. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Batuk pilek : (+) pada usia 5 tahun

Diare : (+) 1x pada waktu usia 2 tahun.

G. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ayah : baik

Ibu : baik

Saudara : baik

H. Pemeliharaan Kehamilan dan Prenatal

Pemeriksaan di : Bidan

Frekuensi : Trimester I : 1x/ 1 bulan

Trimester II : 1x/ 1 bulan

Trimester III : 2x/ 1 bulan

Keluhan selama kehamilan : Tidak didapatkan keluhan

Obat-obatan yang diminum selama kehamilan : vitamin dan tablet penambah darah.

3

Page 5: Typhoid Word

I. Riwayat Kelahiran :

Pasien lahir di RS. Dr. Moewardidengan berat badan lahir 3300 gram dan panjang

48cm, lahir spontan, langsung menangis, menangis kuat, usia kehamilan 40 minggu,

persalinan ditolong dokter.

Kesan : kehamilan dan persalinan tidak ada kelainan

H. Riwayat Postnatal

Pemeliharaan post natal dilakukan di bidan sejak pasien berumur 3 hari, dilakukan

penimbangan dan pemantauan kesehatan di posyandu setiap bulannya.

I. Status Imunisasi

BCG 2x, usia 2 bulan, 3 bulan, di Puskesmas.

Hepatitis 3x, saat usia satu hari di RSDM, 1 bulan, 6 bulan.

DPT 3x, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan.

Polio 4x, saat usia satu hari di RSDM, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan.

Campak 1x, 9 bulan.

Kesan : imunisasi tidak lengkap.

J. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pasien rutin ke puskesmas tiap bulan untuk penimbangan berat badan dan imunisasi,

pasien juga memiliki KMS dan dikatakan oleh bidan tidak pernah berada di bawah

garis merah. Saat ini pasien sudah bersekolah kelas 1 SD di sekolah dasar dengan

prestasi yang rata-rata.

Kesan : pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia

K. Riwayat Nutrisi dan Kebiasaan Makan Anak

- ASI diberikan sejak lahir.

- Susu formula mulai usia 6 bulan sampai usia 2 tahun.

- Bubur susu diberikan sejak usia 6 hingga 8 bulan

- Nasi tim diberikan sejak umur 9 bulan sampai 1 tahun.

- Nasi dengan lauk dan sayur yang bervariasi. diberikan mulai usia 1 tahun sampai

sekarang, porsi 1 piring, 3kali/hari, setiap kali makan selalu habis habis hanya jika

ada lauk yang disuka. Jarang makan sayur.

- Pasien punya kebiasaan jajan sembarangan saat di sekolah.

4

Page 6: Typhoid Word

- Saat perawatan : makan nasi lauk pauk dari RS 3x/hari habis setengah piring, buah

dimakan meskipun sedikit-sedikit, dengan cemilan berupa roti dan gorengan di

sela-sela jam makan, minum air putih sebanyak 5-6 gelas setiap hari.

L. Riwayat Keluarga Berencana :

Ibu penderita tidak mengikuti program KB.

M. Pohon Keluarga

II

III

An. A

7 tahun 1 bulan

Penderita merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Riwayat anak lahir

meninggal tidak ada, riwayat keguguran tidak ada. Ayah dan ibu menikah satu

kali.

III. PERAWATAN DI RUMAH SAKIT

Anamnesis :

Demam (+) 7 hari SMRS, kemudian turun saat minum obat dari bidan. Batuk (-), pilek

(-), nyeri menelan (-), muntah (-), mual (-), nafsu makan/minum (↓)

Pemeriksaan Fisik :

KU : lemah, CM

VS : HR : 100x/menit

RR : 30x/menit

t : 39,00C

Kepala : Mesocephal

Mata : CA (-/-) SI (-/-)

5

I

Page 7: Typhoid Word

Hidung : NCH (-/-), sekret (-/-)

Mulut : sianosis (-), MB (+), lidah putih kotor pinggir hiperemis (+), T1-T1

hiperemis (+), faring hiperemis (+), kripte melebar (-)

Leher : KGB tidak membesar

Thorax : retraksi (-)

Pulmo : SDV (+/+), ST (+/-)

Cor : BJ I-II intensitas normal, reguler. Bising (-)

Abdomen : supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak

teraba

Ekstremitas : akral dingin oedem

CRT< 2”

ADP teraba kuat

Pemeriksaan Status Gizi

Secara Antropometris

BB : 15 kg

Umur : 7 tahun 1 bulan

TB : 120 cm

BB : 15x 100% = 65,2 %BB/U< p3

U 23

TB : 120x 100% = 98 %p25<TB/U < p50

U 122

BB : 15x 100% = 71,4 %BB/TB <p3

TB 21

Status gizi secara antropometri : gizi kurang (menurut CDC 2000)

Pemeriksaan penunjang :

Tanggal 10/9/12

Hb 12.0

Hct 36

AL 5.9

AT 178

AE 4.61

6

- -

- -

- -

- -

Page 8: Typhoid Word

INDEX ERITROSIT

MCV 77.7

MCH 26.0

MCHC 33.5

RDW 12.3

MPV 9.2

PDW 17

HITUNG JENIS

Eosinofil 1.50

Basofil 0.10

Netrofil 68.40

Limfosit 25.70

Monosit 4.30

Gol. Darah O

Diagnosis :

1. Tersangka demam thypoid dd ISK.

2. Gizi kurang secara antropometri

Terapi :

1. Die nasi lauk pauk 1200 kkal/hari.

2. Injeksi kloramfenikol 400mg/6 jam IV

3. Paracetamol sirup 150 mg (p.r.n)

Monitoring :

KUVS per 4 jam

Plan :

Cek urin feses rutin

Cek IgM Salmonella

IV. PEMERIKSAAN FISIK (Saat dijadikan kasus, 11 September 2012)

A. Keadaan Umum

Keadaan umum : tampak lemah

Derajat kesadaran : kompos mentis

Status gizi : kesan gizi kurang

7

Page 9: Typhoid Word

B. Tanda vital

Nadi : 120 x/menit, reguler, isi tegangan cukup, simetris

Pernafasan : 24 x/menit

Suhu : 38.3o C(per axiler)

BB : 15 kg

TB : 120 cm

C. Kulit

Warna sawo matang, kelembaban baik, ujud kelainan kulit (-)

D. Kepala

Bentuk mesosefal, rambut hitam sukar dicabut

E. Mata

CA (-/-) SI (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), refleks cahaya (+/+), air mata (+/+)

F. Hidung

Bentuk normal, nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)

G. Mulut

Sianosis (-), MB (+), lidah putih kotor pinggir hiperemis (+), T1-T1 hiperemis (+),

faring hiperemis (+), kripte melebar (-)

H. Telinga

Bentuk normal, tragus pain (-), mastoid pain (-), discharge (-/-)

I. Tenggorok

Uvula ditengah, tonsil T1-T1, mukosa faring hiperemis (+), kripte melebar (-)

J. Leher

Bentuk normocolli, trakea di tengah, kelenjar getah bening tidak membesar, JVP tidak

meningkat.

K. Lymphonodi

Pre aurikuler : tidak membesar

Retroaurikuler : tidak membesar

Submandibuler : tidak membesar

Submental : tidak membesar

Servicalis : tidak membesar

Supraclavicular : tidak membesar

L. Thorax

Bentuk : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri

Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri

8

Page 10: Typhoid Word

Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : Sonor / sonor

Auskultasi : SDV (+/+), ST (+/-)

Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi : batas jantung kesan normal

Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas nomal, regular,

bising (-)

M. Abdomen

Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, spasme (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Perkusi : pekak alih (-), undulasi (-)

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba.

N. Anorektal : dalam batas normal

O. Ekstremitas

Akral dingin -- edema - -

-- - -

Capillary Refill Time< 2”

Arteri dorsalis pedis teraba kuat

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 11/9/12

IgM salmonella Positif

Sekresi

Makroskopis

Warna Yellow

Kejernihan Sl.Cloudy

Kimia Urin

Berat jenis 1.025

pH 6.5

Leukosit Negatif

Nitrit Negatif

Protein 75

Glukosa Normal

9

Page 11: Typhoid Word

Keton 15

Urobilinogen Normal

Bilirubin Negatif

Eritrosit Negatif

Mikroskopis

Epitel

Epitel squamous 0-1/LPB

Epitel transisional -

Epitel bulat 0-1/LPB

Silinder

Hyline 0

Granulated 0-1/LPK

Leukosit -

Bakteri 20.4

Kristal 0.2

Yeast Like Cell 0.0

Mukus 6.32

Sperma 0.0

Eritrosit 15-20/LPB

Leukosit 10-12/LPB

Makrofag (+)

Kristal amorf (+)

Benang mukus (+)

V. RESUME

Penderita datang sendiri ke RSUD Dr.Moewardi dengan keluhan demam.

Penderita mengalami demam yang semakin lama semakin tinggi kurang lebih sejak 7

hari yang lalu. Batuk (-), pilek (-), nyeri menelan (-), muntah (-), keluar cairan dari

telinga (-), BAK nyeri (-), BAB cair (-). Penderita kemudian dibawa ke bidan, di sana

pasien mendapat 3 macam obat yang tidak diketahui apa jenis obatnya. Setelah

minum obat, demam turun sebentar kemudian naik lagi.

Sejak 2 hari SMRS, pasien tidak BAB, demam masih dirasakan terutama pada

malam hari, mual (-), muntah (-). Nafsu makan dan minum dirasakan berkurang.

Kemudian pasien dibawa ke RSDM.

10

Page 12: Typhoid Word

Riwayat pemeliharaan prenatal baik. Riwayat kelahiran, lahir spontan dengan

usia kehamilan 40 minggu ditolong dokter, pemeliharaan postnatal baik. Riwayat

imunisasi lengkap sesuai umur. Riwayat perkembangan dan pertumbuhan baik.

Pada pemeriksaan fisik diperoleh keadaan umum lemah, compos mentis, gizi

kesan kurang. Tanda vital: HR= 120x/menit, RR= 24x/menit, T = 38.3 oC. Mata : CA

(-/-), SI (-/-). Pulmo : SDV (+/+), ST (-/-). Mulut : MB (+), lidah putih kotor tepi

hiperemis. Leher : tonsil T1-T1, mukosa faring hiperemis (+/+). Abdomen dalam batas

normal. Status gizi secara antropometri : gizi kurang. Pemeriksaan laboratorium

didapatkan HB 12.0 g/dl, Hct 36%, AT 178 ribu/ul, AE 4.61. 106/ul, IgM salmonella

positif.

VI. DAFTAR MASALAH

A. Demam :

- Demam 7 hari, semakin lama semakin tinggi terutama malam hari.

- Belum BAB sejak 2 hari SMRS.

- Lidah putih kotor (+) pinggir hiperemis (+)

- Faring hiperemis (+), T1-T1 hiperemis (+)

- IgM salmonella positif.

- Nafsu makan minum menurun.

B. Gizi kurang :

- Usia 7 tahun 1 bulan dengan BB 15 kg dan TB 120 cm

- Tidak didapatkan wasting otot maupun baggypant.

VII. DIAGNOSIS BANDING

A. Demam

- Demam Thypoid

- Tonsilitis

B. Gizi Kurang

C. DIAGNOSIS KERJA

A. Demam thypoid

B. Gizi kurang

IX. PENATALAKSANAAN

11

Page 13: Typhoid Word

A. Diet nasi lauk 1200 kkal/hari

B. Injeksi kloramfenikol 400mg/6 jam IV

C. Paracetamol sirup 150 mg (p.r.n)

D. Betadin gargle 2xsehari

I. PLANNING

A. KUVS per 6 jam

B. Konsul THT & Gilut

XI. EDUKASI

A. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, kondisi pasien saat ini dan

terapinya.

B. Pertahankan intake makanan minuman.

C. Jaga higienitas.

XII. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

PROGRESS REPORT

Tanggal 12 September 2012 13 September 2012

S Demam (+), mual (-), nyeri perut (-), BAB

(+), BAK (+) warna kuning jumlah banyak,

batuk (-), pilek (-), makan minum (+).

Demam (+), mual (-), nyeri perut (-), BAB

(+), BAK (+) warna kuning jumlah banyak,

batuk (-), pilek (-), makan minum (+).

12

Page 14: Typhoid Word

O

KU Baik, CM, gizi kurang Baik, CM, gizi kurang

VS HR: 100x/menit ; RR: 24x/menit ; t: 37,50C HR: 110x/menit ; RR: 22x/menit ; t: 37,10C

Pemeriksaan

Fisik

Mata : CA (-/-) SI (-/-)

Mulut : MB (+)

Pulmo : SDV (+/+), ST (-/-)

Abdomen : supel, nyeri tekan (-)

Ekstremitas :

Akral dingin

Oedem

CRT <2”, ADP teraba kuat

Mata : CA (-/-) SI (-/-)

Mulut : MB (+)

Pulmo : SDV (+/+), ST (-/-)

Abdomen : supel, nyeri tekan (-)

Ekstremitas :

Akral dingin

Oedem

CRT <2”, ADP teraba kuat

Ass 1. Demam thypoid

2. Tonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut

3. Gizi kurang

1. Demam thypoid

2. Tonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut

3. Gizi kurang

Terapi 1. Diet nasi lauk 1200 kkal/hari

2. Injeksi kloramfenikol 400mg/6 jam IV

3. Paracetamol sirup 150 mg (p.r.n)

4. Betadin gargle 2xsehari

1. Diet nasi lauk 1200 kkal/hari

2. Injeksi kloramfenikol 400mg/6 jam IV

3. Paracetamol sirup 150 mg (p.r.n)

4. Betadin gargle 2xsehari

Plan Dx : Konsul THT & Gilut.

Mx :

KUVS/TD/6 jam

BC/D/8jam

Mx :

KUVS/TD/6 jam

BC/D/8jam

BAB II

ANALISIS KASUS

13

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

Page 15: Typhoid Word

Demam tifoid didefinisikan sebagai penyakit sistemik yang bersifat akut. Penyebab dari

demam tifoid yaitu Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai dengan panas berkepanjangan.

Salmonella typhi dapat hidup didalam tubuh manusia (manusia sebagai natural reservoir).

Manusia yang terinfeksi Salmonella typhi dapat mengekspresikannya melalui secret saluran

nafas, urin dan tinja dalam waktu yang sangat bervariasi. Salmonella typhi yang berada di

luar tubuh manusia dapat bertahan hidup untuk beberapa minggu bila berada di dalam air, es,

debu, atau kotoran yang kering maupun pada pakaian.

Pada kasus ini diagnosis demam thypoid ditegakkan berdasarkan anamnesis

didapatkan demam semakin lama semakin tinggi selama 7 hari, suhu tertinggi pada akhir

minggu pertama serta adanya gangguan gastrointestinal berupa keluhan tidak BAB selama 2

hari SMRS. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien yang tampak lemah

dengan kesan gizi kurang. Tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik yang dapat

mengarah ke diagnosis adalah didapatkan lidah putih kotor dengan pinggir hiperemis yang

khas untuk diagnosis demam thypoid. Dari pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan

IgM salmonella positif.

Berdasarkan anamnesis, gejala klinis, dan hasil pemeriksaan penunjang diatas, maka

pada penderita ini memenuhi kriteria untuk demam thypoid. Panas biasanya naik secara

bertahap setiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama. Pada 7 hari SMRS,

pasien sudah mendapat obat dari bidan yang tidak diketahui isinya.

Pasien ini dimondokkan atas indikasi demam tinggi dan nafsu makan minum menurun.

Antipiretik diberikan bila demam lebih dari 39,0oC kecuali pada pasien dengan riwayat

kejang demam dapat diberikan leih awal. Setelah demam reda dapat segera diberikan

makanan yang lebih padat dengan kalori menyesuaikan status gizi anak.

Gizi kurang adalah keadaan dimana berat badan realita dibandingkan dengan berat

badan ideal sesuai tinggi badan berada diantara persentil 70-90%. Pada pasien ini didapatkan

perhitungan BB/TB = 71,4%, sehingga dapat ditarik kesimpulan : gizi kurang. Pada kasus ini

diberikan diet nasi lauk 1200 kalori/hari. Penentuan kalori pada penderita ini berdasarkan

berat badan ideal menurut tinggi badan dari penderita yaitu 21 kg, konstanta menurut umur

adalah 57, dan hasil perkaliannya adalah 1200kkal/hari.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

14

Page 16: Typhoid Word

A. DEFINISI

Demam tifoid didefinisikan sebagai penyakit sistemik yang bersifat akut. Penyebab

dari demam tifoid yaitu Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai dengan panas

berkepanjangan (Darmowandoyo, W. 2002).

B. EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian demam tifoid di Amerika Selatan diperkirakan 150 / 100.000 / tahun.

Di Asia sendiri angka kejadian demam tifoid mencapai 900 / 100.000 / pertahun. Usia

penderita demam tidoid di Indonesia (daerah endemis) dilaporkan antara 3-19 tahun

mencapai 91% kasus.

Salmonella typhi dapat hidup didalam tubuh manusia (manusia sebagai natural

reservoir). Manusia yang terinfeksi Salmonella typhi dapat mengekspresikannya melalui

secret saluran nafas, urin dan tinja dalam waktu yang sangat bervariasi. Salmonella typhi

yang berada di luar tubuh manusia dapat bertahan hidup untuk beberapa minggu bila

berada di dalam air, es, debu, atau kotoran yang kering maupun pada pakaian. Akan

tetapi, Salmonella typhi mudah dimatikan dengan klorinisasai dan pasteurisasasi (temp

63°C) (Darmowandoyo, W. 2002).

C. ETIOLOGI

Penyebab demam tifoid yaitu Salmonella typhi. Salmonella typhi sama dengan

Salmonella yang lain, merupakan bakteri gram negative, mempunyai flagella, tidak

berkapsul tidak membentuk spora fakultatif anaerob. Mempunyai antigen somatik (O)

yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen(H) yang terdiri dari protein dan

envelopeantigen (K)yang terdiri dari polisakarida.mempunyai makromolekuler

lipopolisakarida kompleks yang membentuk lapis luar ari dinding sel dan dinamakan

endotoksin (Darmowandoyo, W. 2002).

D. PATOGENESIS

Jalur masuknya bakteri ke dalam tubuh

15

Page 17: Typhoid Word

Bakteri Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh melalui mulut bersama dengan

makanan atau minuman. Saat melalui lambung dengan suasana asam (pH <2) banyak

bakteri yang mati. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus (ileum dan

yeyenum) dan menembus dinding usus. Bakteri mencapai folikel limfe usus halus, ikut

aliran ke kelenjar linfe mesenterika bahkan ada yang melewati sirkulasi sistemik sampai

ke jaringan RESdi organ hati dan limpa. Salmonella typhi mengalami multiplikasi di

dalam sel fagosit mononuclear, di dalam folikel limfe, kelenjar limfe mesenterika, hati

dan limfe.

Setelah melewati periode inkubasi maka Salmonella typhiakan keluar dari

habitatnya dan melalui duktus torasikus akan masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Dengan

cara ini Salmonella typhi dapat masuk ke dalam organ manapun, akan tetapi tempat yang

disukai Salmonella typhi adalah hati, limpa, sumsum tulang, kandung empedu dan

Peyer’s patchdari ileum terminal (Darmowandoyo, W. 2002).

Peran endotoksin

Peran endotoksin dalam pathogenesis demam tifoid tidak jelas, terbukti dengan tidak

terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasi penderita melaui pemeriksaan limulus. Diduga

endotoksin Salmonella typhi menstimulasi makrofag di dalam hati, limpa, folikel

limfoma usus halus dan kelenjar limfe mesenterika untuk memproduksi sitokin dan zat-

zat lain. Produk dari makrofag inilah yang dapat menimbulkan nekrosis sel, sistem

vascular yang tidak stabil, demam, depresi sumsum tulang, kelainan pada darah dan juga

menstimulasi sistem imunologik (Darmowandoyo, W. 2002).

Respon imunologik

Terjadi respon humoram maupun selular baik di tingkat local (gastrointestinal)

maupun sistemik. Diperkirakan imunitas selular lebih berperan (Darmowandoyo, W.

2002).

E. MANIFESTASI KLINIS

Pada anak, periode inkubasi demam tifoid antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14

hari. Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi. Semua pasien demam tifoid selalu

menderita demam pada awal penyakit. Ada istilah khusus untuk demam pada tifoid step

ladder temperature chartyang ditandai dengan demam timbul insidious, kemudian naik

bertahap setiap harinya dan mencapai puncak di akhir minggu pertama, stetelah itu

demam akan bertahan tinggi dan pada akhir minggu ke-4 demam turun perlahan. Banyak

orang tua pasien melaporkan demam lebih tinggi pada sore dan malam hari dibandingkan

16

Page 18: Typhoid Word

pagi harinya. Saat demam sudah tinggi, dapat disertai gejala sistem saraf pusat seperti

kesadaran berkabut atau delirium, atau penurunan kesadaran mulai apati sampai koma.

Gejala sistemik lain yaitu malaise, nyeri kepala, anoreksia, nausea, mialgia, nyeri

perut dan radang tenggorokan. Dapat pula dijumpai pasien dengan syok hipovolemik

sebagai akibat masukan cairan dan makanan yang kurang. Gejala gastrointestinal

bervariasi, dapat mengeluh obstipasi kemudian disusul episode diare, sebagian lidah

tampak kotor dengan putih ditengah sedang tepi ujungnya kemerahan. Banyak dijumpai

gejala meteorismus dan lebih sering hepatomegali dari pada splenomegali. Bronchitis

banyak dijumpai pada demam tifoid. Bradikardi relatif jarang dijumpai pada anak.

F. PENATALAKSANAAN

1. Perawatan :

- Bed rest total sampai ± 3 hari bebas panas

- Mobilisasi wajar : boleh berganti-ganti posisi tidur tapi belum boleh duduk.

2. Diet :

- Makanan cair lunak rendah selulose

- Kebutuhan kalori, protein, lemak, elektrolit.

- Pemberian makanan padat dini.

3. Medikamentosa :

- Kloramfenikol (drug of choice) : 50-100mg/kgBB/hari oral atau IV terbadi dalam 4

dosis selama 10-14 hari.

- Amoksisilin 100mg/kgBB/hari oral atau IV selama 10 hari.

- Kotrimoksazol 6mg/kgBB/hari oral selama 10 hari.

- Ceftriaxon 80 mg/kgBB/hari IV atau IM 1x/hari selama 5 hari.

- Cefixim 10 mg/kgBB/hari oral terbagi dalam 2 dosis selama 10 hari.

- Kortikosteroid, diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran

Dexamethason 1-3mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 3 doss hingga kesadaran membaik

(Pudjiadi, A.H, Hegar, B.,dkk. 2010).

G. KOMPLIKASI

Komplikasi pada usus halus :

1. Perdarahan

2. Perforasi

3. Peritonitis

17

Page 19: Typhoid Word

Komplikasi di luar usus halus :

1. Bronkitis

2. Bronkopneumonia

3. Ensefalopati

4. Kolesistitis

5. Meningitis

6. Miokarditis

G. PROGNOSIS

Bila penderita tidak disertai komplikasi maka prognosis baik.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 20: Typhoid Word

Darmowandoyo, W. 2002. Demam tifoid dalam Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis edisi

I. Balai penerbit FKUI : Jakarta pp: 367-371

Pudjiadi, A.H, Hegar, B.,dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. IDAI : Jakarta.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak vol.2.

Penerbit FKUI : Jakarta.

19