Download - Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Transcript
Page 1: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

TUGAS SKILLS LAB

PEMERIKSAAN KULIT

OLEH

ARDHINA MAHADICA NUGROHO 122010101013

IZZATUL MUFIDAH MAHAYUN 122010101015

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEEBER

2013

Page 2: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

TEKNIK PEMERIKSAAN

Perhatikan kulit dan struktur terkait pada saat melakukan pemeriksaan keadaan umum dan sepanjang pemeriksaan Anda. Keseluruhan permukaan kulit harus diinspeksi dengan penerangan yang baik, lebih baik dengan cahaya alami (matahari) atau cahaya buatan yang menyerupai (cahaya buatan sering mengubah warna dan menutupi gejala ikterus). Hubungkan hasil pemeriksaan Anda dengan hasil observasi membrane mukosa. Manifestasi penyakit dapat terlihat pada kedua daerah ini, dan pemeriksaan kulit maupun membran mukosa diperlukan untuk menilai warna kulit. Untuk pemeriksaan kulit, lakukan inspeksi dan palpasi kulit dengan memperhatikan ciri-ciri berikut:

Warna. Pasien mungkin melihat perubahan pada warna kulit mereka sebelum dokter menemukannya. Tanyakan tentang hal ini. Cari peningkatan pigmentasi / hiperpigmentasi (berwarna cokelat), kehilangan pigmentasi / hipopigmentasi, kemerahan, pucat, sianosis, dan gejala kuning pada kulit.

Warna merah (ditimbulkan oleh oksihemoglobin) dan warna pucat (kekurangan pigmen) sebaiknya diperiksa di daerah yang lapisan tanduk epidermisnya paling tipis dan paling sedikit menimbulkan penghamburan cahaya yaitu kuku jari tangan, bibir, dan membrane mukosa, khususnya pada mulut serta konjungtiva palpebra. Pada orang yang berkulit gelap, inspeksi telapak tangan dan telapak kaki mungkin bermanfaat. Pucat akibat berkurangnya warna kemerahan kulit terlihat pada anemia dan penurunan aliran darah seperti saat pingsan atau pada insufiensi arteri.

Sianosis pada kuku tangan dan kaki dapat berasal dari sianosis sentral atau perifer. Sianosis perifer dapat disebabkan oleh kecemasan atau ruang periksa yang dingin. Penyebab sianosis sentral meliputi penyakit paru yang lanjut, panyakit jantung congenital, dan hemoglobin yang abnormal.

Cari warna kuning atau gejala ikterus pada sklera. Ikterus dapat pula terlihat pada konjungtiva palpebra, bibir, palatum durum, permukaan bawah lidah, membrane timpani, dan kulit. Untuk melihat gejala ikterus dengan lebih mudah pada bibir, hilangkan warna merah pada bibir dengan menekannya hingga pucat dengan kaca objek. Ikterus menunjukkan penyakit hati atau hemolisis sel darah merah yang berlebihan. Untuk melihat warna kuning yang diisebabkan oleh kadar karoten darah yang tinggi, lihatlah telapak tangan, telapak kaki, dan wajah pasien.

Kelembaban. Contohnya adalah kulit kering (pada hipotiroidisme), berkeringat, dan berminyak (pada akne).

Suhu. Gunakan punggung jari-jari tangan Anda untuk memeriksa suhu. Disamping mengenali rasa hangat yang menyeluruh (terjadi pada keadaan demam, hipertiroidisme) atau dingin yang menyeluruh (pada hipotiroidisme) pada kulit, perhatikan pula suhu pada setiap bagian tubuh yang berwarna merah (panas lokal menunjukkan inflamasi atau selulitis).

Tekstur. Contohnya adalah kulit yang kasar (pada hipotiroidisme) dan halus.

Mobilitas dan Turgor. Cubit kulit dan angkat. Perhatikan kemudahan mengangkat kulit tersebut (mobilitas kulit) dan kecepatan kulit untuk kembali ke keadaan semula (turgor kulit). Penurunan mobilitas kulit terjadi pada edema, skleroder,a. penurunan turgor kulit terjadi pada dehidrasi.

Lesi. Perhatikan setiap lesi pada kulit dengan mencatat ciri-cirinya.

Page 3: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

PENYEBARAN KHAS PENYAKIT KULIT UMUM

MACAM LESI PADA KULIT

Lesi Primer (Dapat Timbul pada Kulit yang Sebelumnya Normal)

Gambar Keterangan

Perubahan Warna Kulit yang Sirkumskripta, Rata, dan Tidak teraba

1. MakulaBercak kecil yang rata dengan ukuran sampai 1,0 cm.Contohnya: bintik-bointik (freckle), ptekie.

2. Bercak (patch)Bercak rata berukuran 1.0 cm atau lebih

Page 4: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Massa Padat Menonjol yang Teraba 1. PapulaBerukuran hingga 1,0 cm.Contohnya: nervus yang menonjol.

2. PlaqueLesi superficial yang menonjol dan berukuran 1.0 cm atau lebih; lesi ini sering kali dibentuk oleh penyatuan (koalesensi) sejumlah papula.

3. NodulLesi mirip marmer yang berukuran lebis besar dari 0.5 cm dan sering terletak lebih dalam serta lebih kokoh daripada papula.

4. Urtika (bilur, wheal)Edema local kulit dengan daerah lesi yang sedikit tidak teratur, relative bersifat sementara (transien) dan superficial.Contohnya: gigitan nyamuk, klaligate (urtikaria).

5. TumorSebuah lesi padat besar bergaris tengah melebihi 2 cm

6. PlakSebuah lesi teraba yang memiliki daerah permukaan luas, disbanding tingginya

Tonjolan Sirkumskripta yang Superfisial pada Kulit, yang Dibentuk oleh Cairan Bebas pada Rongga di Dalam Lapisan Kulit

1. VesikelBerukuran sampai 1.0 cm; berisi cairan serosa.Contohnya: herpes simplek.

2. Bula (lepuh)Berukuran 1.0 cm atau lebih; berisi cairan serosa.Contohnya: luka bakar derajat 2.

Page 5: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

3. PustulaBerisi pus.Contohnya: akne, impetigo

Lesi Sekunder (Terjadi Karena Perubahan pada Lesi Primer)

Gambar Keterangan

Kehilangan Permukaan Kulit 1. ErosiKehilangan lapisan superficial epidermis; permukaan lesi tampak basah tetapi tidak berdarah.Contoh: daerah lesi yang basah sesudah pecahnya vesikel seperti tampak pada penyakit cacar air.

2. UlkusKehilangan epidermis dan dermis yang lebioh dalam; dapat mengalami perdarahan dan pembentukan jaringan parut.Contoh: ulkus stasis karena insufisiensi venosa, syanker sifilitika(syphilitic chancre)

3. FisuraRetakan linier pada kulit.Contoh: tinea pedis (athlete’s foot, kutu air)

Page 6: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Material pada Permukaan Kulit 1. KrustaEndapan serum, pus atau darah yang mongering.Contoh: impetigo.

2. Skuama (sisik, scale)Serpihan tipis jaringan epidermis yang mengalami eksfoliasi.Contoh: ketombe, kulit yang kering, psoriasis.

Lesi Lainnya

Gambar Keterangan

LikenifikasiKulit yang menebal dan kasar dengan peningkatan visibilitas guratan kulit yang normal.Contohnya dermatitis atopic.

AtrofiPenipisan kulit disertai hilangnya guratan kulit yang normal; kulit tampak lebih mengkilap dan lebih translusen daripada keadaan normalnya.Contohnya insufisiensi arteri.

Page 7: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

SikatrikPenggantian jaringan rusak oleh jaringan fibrosa. Jaringan parut ini bias tebal dan merah muda (hipertrofik) atau tipis dan putih (atrofik), tetapi tidak meluas melewati daerah yang cedera.

EkskoriasiAbrasi atau lesi karena digaruk. Lesi ini bias linier seperti yang diilustrasikan atau bulat, seperti pada gigitan serangga yang digaruk.

Skabies (kudis)Pasien scabies akan merasakan gatal yang sangat. Lesi kulitnya meliputi papula-papula kecil, pustule, bagian yang mengalami likenifikasi dan ekskoriasi. Dengan menggunakan kaca pembesar, carilah terowongan pada kulit yang dibentuk oleh kutu skabies. Terowongan tersebut berukuran sangat halus dan sedikit menonjol di lapisan epidermis; umumnya lesi ini ditemukan pada sela-sela jari tangan dan sisi jari-jari tangan. Lesi scabies terlihat sebagai garis kelabu yang pendek (5-15 mm), linier atau melengkung dan dapat berakhir dalam bentuk vesikel yang kecil.

Lesi Tambahan

Nama Keterangan

KomedoJerawat berbintik hita yang lazim dijumpai dan ditandai oleh muaraKelenjar sebasea yang tersumbat; komedo sering terlihat bersamaakne.

Nevus

Tahi lalat (mola) yang sering ditemukan; tampak rata atau sedikit menonjol dan mengandung pigmen dengan distribusi yang merata; namun beberapa jenis nevus dapat terlihat berbeda, seperti pada nevus berpigmen pada melanoma.

Telangiektasia Pembuluh darah kecil yang melebar (dapat berupa venula, arteriola, termasuk spider angioma, atau pembuluh kapiler) yang dapat

Page 8: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

berwarna merah atau kebiruan. Dapat terlihat sendirian atau sebagai bagian dari lesi lainnya, seperti pada karsinoma sel basal atau radiodermatitis (cedera kulit akibat radiasi ionisasi).

Warna Kulit

Gambar Keterangan

Ikterus (jaundice)Ikterus membuat kulit berwarna kuning yang difus. Perhatikan warna kulit pasien dan bandingkan dengan warna kulit tangan pemeriksa. Warna ikterus dapat dilihat dengan lebih mudah dan lebih pasti pada sclera seperti pada gambar disini. Gejala ini dapat pula dilihat pada membrane mukosa. Penyebabnya meliputi penyakit hati dan hemolisis sel darah merah.KarotenemiaTelapak tangan berwarna kekuningan pada karotemia, yang terlihat dalam gambar di sebelah kiri ini, dibandingkan dengan telapak tangan normal yang berwarna merah muda—teknik pemeriksaan ini sangat berguna untuk hasil pemeriksaan yang kadang kala tidak jelas. Berbeda dengan ikterus, karotenemia tidak mengenai sclera yang tetap berwarna putih. Penyebabnya adalah makanan yang banyak mengandung wortel dan sayuran atau buah berwarna kuning lainnya. Karotenemia bukan keadaan yang berbahaya tetapi menunjukkan perlunya pemeriksaan asupan makanan.SianosisSianosis merupakan warna kebiruan yang terlihat pada kuku jari tangan dan jari kaki. Bandingkan warna ini dengan warna kuku dan jari tangan pasien yang berwarna merah muda. Pada pasien yang sama gangguan aliran balik vena dalam tungkai menyebabkan sianosis perifer seperti contoh ini. Sianosis, khususnya yang ringan, mungkin sulit dibedakan dengan warna kulit yang normal.

Page 9: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Bercak café-Au-LaitBercak café-au-lait yang lazim dijupai ini erupakan macula atau bercak (patch) dengan pigmentasi yang ringan, tetapi merata, dan meiliki batas-batas yang agak ireguler. Sebagian besar bercak ini berdiameter 0.5-1.5 cm dan tidak menyebabkan konsekuensi apapun. Namun, enam bercak atau lebih yang setiap diameternya >1.5 cm menunjukkan kemungkinan neurofibromatosis. (Makula yang kecil dan berwarna lebih gelap pada gambar, tidak berhubungan dengan bercak ini).Tinea versikolorLesi yang lebih sering ditemukan dibandingkanvitiligo ini merupakan infeksi superficial oleh jamur (fungus) pada kulit. Infeksi ini menimbulkan macula dengan hipopigmentasi yang sedikit bersisik pada batang tubuh, leher, dan lengan bagian atas. Lesi akibat tinea vesikolor lebih mudah dilihat pada kulit berwarna gelap dan dapat menjadi lebih nyata setelah kulit yang cerah menjadi cokelat karena terjemur sinar matahari. Pada kulit yang cerah, macula tersebut dapat lebih terlihat kemerahan atau kuning kecokelatan daripada pucat. Macula akibat tinea versikolor bisa terdapat dengan jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan pada contoh ini.Vitiligo Pada vitiligo, macula yang engalami depigmentasi ini terlihat di daerah wajah, tangan, kaki, serta daerah lainnya dan dapat menyatu menjadi satu daerah yang luas yang kekurangan pigmen melanin. Pigmen berwarna cokelat pada kedua tungkai wanita ini merupakan warna kulitnya yang normal; daerah yang berwarna pucat disebabkan oleh vitiligo. Keadaan ini dapat bersifat herediter. Perubahan kulit pada keadaan vitiligo dapat menibulkan distress dala diri pasiennya.

Page 10: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Nevus Benigna dan Maligna

Gambar Keterangan

Nevus BenignaBiasanya nevus yang benigna atau mola (tahi lalat) yang lazim dijumpai ini terdapat pada beberapa decade pertama kehidupan. Beberapa nevus dapat muncul pada saat yang sama, tetapi biasanya penampakan nevus tersebut tetap tidak berubah. Perhatikan cirri-ciri tipikal berikut ini dan bandingkan degan nevus yang atipikal dan melanoma:

- Berbentuk oval atau bulat- Bagia tepinya berbatas

tegas- Berwarna seragam,

khususnya kuning kecokelatan atau cokelat

- Berdiameter <6 mm- Memiliki permukaan

yang rata atau menonjolPerubahan pada ciri-ciri ini akan meningkatkan kemungkinan terjadinya nevus yang atipikal (displastik) atau melanoma. Nevus yang atipikal memiliki warna yang bervariasi tetapi sering kali terlihat lebih gelap dan berukuran lebih dari 6 mm dengan bagian tepi yang tidak teratur dan warnanya berangsur memudar hingga menyamai warna kulit di sekitarnya. Nevus yang atipikal terutama terdapat pada batang tubuh. Jumlahnya dapat melebihi 50 hingga 100 buah.

Page 11: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Melanoma MalignaPelajari “ABCDEs” melanoma dari foto-foto acuan yang standar dari the “American Cancer Society” di samping.

- Asymmetry (Gambar A)- Irregular Borders (bagian

tepi yang tidak teratur), khususnya pembentukan takik (Gambar B)

- Variation in Color (variasi warna), khususnya campuran warna hitam, biru, dan merah (Gambar B, C)

- Diameter >6 m (Gambar C)

- Elevation (elevasi, penonjolan) walaupun dapat pula rata (Gambar C)

Tinjau pula faktor risiko melanoma, seperti pajanan sinar matahari yang intensif sepanjang tahun, riwayat luka bakar dengan pembentukan bula karena serangan matahari pada usia kanak-kanak, kulit yang berwarna cerah dan mudah mengalami pembentukan freckles atau luka bakar (khususnya jika memiliki rambut yang pirang atau merah), riwayat melanoma dalam keluarga dan nevus yang berubah atau yang atipikal, khususnya dengan jumlah yang melebihi 50 buah. Nevus yang berubah dapat memperlihatkan pembengkakan atau warna kemeraha yang baru di luar garis batasnya, pembentukan skuama, perembesan, atau perdarahan ataupu rasa tertentu seperti rasa gatal, terbakar, atau nyeri.Pada kulit yang berwarna lebih gelap, carilah melanoma pada daerah di balik kuku, pada tangan atau telapak kaki.

Lesi Vaskuler

Page 12: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Keterangan

Spider Angioma Spider Vein Cherry Angioma

Gambar

Warna

Merah membara Kebiruan

Merah cerah atau merah rubi; dapat menjadi kocekelatan seiring bertambahnya usia

Ukuran Dari ukuran yang sangat kecil hingga 2 cm

Bervariasi dari ukuran yang sangat kecil hingga beberpa inci

1-3 mm

Bentuk Bagian tengah lesi terkadang menonjol, dikelilingi oleh eritema dan kaki-kaki yang menyebar

Bervariasi. Dapat enyerupai laba-laba (spider) atau berbentuk linier, ireguler, dan bertangkai

Bulat, rata atau terkadang menonjol; dapat dikelilingi oleh daerah halo yag pucat

Pulsatilitas Sering tampak berdenyut pada badan lesi yang berbentuk laba-laba ini ketika dilakukan penekan dengan kaca objek

Tidak ada Tidak ada

Efek Penekanan

Penekanan pada badan lesi menyebabkan spider angioma menjadi pucat atau hilang

Penekanan pada bagian tengah lesi tidak menyebabkan pemucatan tetapi penekanan yang difus akan menghentikan aliran darah vena

Dapat memperlihatkan pemucatan parsial, khususnya jika penekanan dilakukan pada tepi lesi yang berupa bintik (pinpoint)

Distribusi Wajah, leher, kedua lengan, dan badan bagian atas; hamper tidak pernah dijumpai di bawah pinggang

Paling sering terdapat pada kedua tungkai, di dekat pembuluh vea; juga ditemukan pada dada sebelah anterior

Batang tubuh; juga ekstremitas

Makna Penyakit hati, kehailan, defisiensi vitamin B, juga terdapat secara normal pada sebagia orang

Sering menyertai peningkatan tekanan dalam vena-vena superficial, seperti pada vena varikosa

Tidak ada; peingkatan ukuran dan jumlah cherry angioma terjadi seiring bertambahnya usia

Purpurik pada Kulit

Keterangan Petekie/Purpura Ekimosis

Page 13: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Gambar

Warna

Merah gelap atau ungu kemerahan yang akan memudar perlahan seiring berjalannya waktu

Ungu atau biru keunguan yang memudar menjadi hijau, kuning, dan cokelat seiring berjalannya waktu

UkuranPetekie, 1-3 mm; purpura, berukuran lebih besar

Bervariasi, berukuran lebih besar daripada petekie

Bentuk

Bulat, terkadang ireguler; rata Bulat, oval, atau ireguler; dapat memiliki nodulus subkutan yang rata di bagian tengah lesi (hematoma)

Pulsatilitas Tidak ada Tidak adaEfek Penekanan Tidak ada Tidak ada

Distribusi Bervariasi Bervariasi

Makna

Darah di luar pembuluh darah; dapat menunjukkan kelainan perdarahan atau bila lesinya berupa petekie, emboli pada kulit

Darah di luar pembuluh darah; sering terjadi sekunder karea memar atau trauma; juga terlihat pada kelainan perdarahan

Lesi Kulit dalam Konteks

Gambar Keterangan

Makula pada permukaan dorsal tangan, pergelangan tangan, lengan bawah (lentiginus aktinosa).

Page 14: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Papula pada lutut (pada lichen planus).

Pustule pada telapak tangan (pada psoriasis pustularis)

Vesikel pada dagu (pada pemfigus)

Page 15: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

(A)Bulla(B) Lesi target (atau iris) (pada

eritema multiforme)

(A)Telangiektasia(B) Nodul(C) Ulkus (pada karsinoma sel

skuamosa)

Urtikaria (bilur, wheal) pada erupsi obat yang dialami seorang bayi.

Page 16: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

(A)Patch (bercak)(B) Nodul—kombinasi tipikal

pada neurofibromatosis. Bercak ini merupakan café-au-lait spot.

(A)Vesikel(B) Pustula(C) Erosi(D)Krusta pada permukaan

posterior sendi lutut (pada dermatitis atopic yang terinfeksi)

Page 17: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Plak dengan skuama (sisik) pada permukaan anterior sendi lutut (pada psoriasis).

(A)Ekskorasi(B) Likenifikasi pada tungkai

(pada dermatitis atopik)

TES KULIT

Page 18: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Tes kulit sebagai sarana penunjang diagnosis penyakit alergi, telah dilakukan sejak lebih 100 tahun yang lalu, karena cara pelaksanaannya cukup sederhana dan terbukti mempunyai korelasi yang baik dengan kadar IgE spesifik atau dengan tes provokasi. Tujuannya adalah untuk menentukan antibodi IgE spesifik dalam kulit pasien, yang secara tidak langsung menggambarkan adanya antibody yang serupa pada organ yang sakit. Tes kulit hanya dilakukan terhadap allergen atau allergen-alergen lain yang dicurigai merupakan penyebab keluhan pasien dan terhadap allergen-alergen yang ada pada lingkungan pasien. Di bidang alergi, cara-cara tes kulit yang dilakukan adalah prick test, scratch test, friction test, patch test, dan intradermal test. Di antara berbagai tes ini yang lebih disukai adalah cara prick test, karena mudah melakukannya, murah, spesifik, dan aman. Menurut laporan yang ada di Indonesia, prick test ini hampir tidak pernah menimbulkan efek samping. Patch test biasanya dilakukan pada pasien dermatitis kontak.

1. Tes Tempel (Patch Test)Dilakukan dengan cara menempelkan suatu bahan yang dicurigai sebagai penyebab dermatitis alergi kontak. Jika pada penempelan bahan, kulit menunjukkan reaksi, mungkin pasien alergi terhadap bahan tersebut, atau bahan maupun benda lain yang mengandung unsur tersebut.Bahan dan konsentrasi yang sering digunakan pada tes temple adalah benzokain 5%, merkapto benzotiazol 1%, kolofoni 20%, p.fenilendiamin 1%, imidazolidinil urea 2%, sinamik aldehid 1%, lanolin alkohol 30%, karbamiks 3%, neomisin sulfat 20%, tiuran miks 1%, etilendiamin dihidrokloris 1%, epoksi resin 1%, quatemium 15,2%, p.tert butifenol formaldehid resin 1%, merkapton mix 1%, black rubber mix 0,6%, potassium dikronat 0,25%, balsam of Peru 25%, nikel sulfat 2,5%. Cara melakukan tes temple yaitu bahan-bahan yang akan dites ditaruh pada kertas saring, yang diletakkan di atas lembaran impermeable. Kemudian ditempelkan pada kulit dengan plester. Tempat pemasangan bisa di punggung.Pembacaan dilakukan setelah 48 jam. Sesudah plester dilepas, pasien diminta menunggu

selama 12

- 1 jam dengan maksud menghilangkan adanya faktor tekanan pada kulit.

Sebaiknya pembacaan diulangi 96 jam sesudah pemasangan tes karena reaksi alergi muncul lebih jelas sesudah 96 jam.

0 = tidak ada reaksi+/- = eritema ringan, meragukan1+ = reaksi ringan (eritema dengan edema ringan)2+ = reaksi kuat (popular eritema dengan edema)3+ = reaksi sangat kuat (vesikel atau bula)

Tes kulit sebagai sarana penunjang diagnosis penyakit alergi, telah dilakukan sejak lebih 100 tahun yang lalu, karena cara pelaksanaannya cukup sederhana dan terbukti mempunyai korelasi yang baik dengan kadar IgE spesifik atau dengan tes provokasi. Tujuannya adalah untuk menentukan antibodi IgE spesifik dalam kulit pasien, yang secara tidak langsung menggambarkan adanya antibody yang serupa pada organ yang sakit. Tes kulit hanya dilakukan terhadap allergen atau allergen-alergen lain yang dicurigai merupakan penyebab keluhan pasien dan terhadap allergen-alergen yang ada pada lingkungan pasien. Di bidang alergi, cara-cara tes kulit yang dilakukan adalah prick test, scratch test, friction test, patch test, dan intradermal test. Di antara berbagai tes ini yang lebih disukai adalah cara prick test, karena mudah melakukannya, murah, spesifik, dan aman. Menurut laporan yang ada di Indonesia, prick test ini hampir tidak pernah menimbulkan efek samping. Patch test biasanya dilakukan pada pasien dermatitis kontak.

Page 19: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

2. Tes Tusuk (Prick Test)Mula-mula kulit bagian volar dari lenga bawah dibersihkan dengan alcohol, biarkan hingga kering. Tempat penetesan allergen ditandai secara berbaris dengan jarak 2-3 cm di atas kulit tersebut. Teteskan setetes allergen pada tepat yang disediakan, juga control positif (larutan histamine fosfat 0.1%) dan control negative (larutan phospatebuffered saline dengan fenol 0.4%). Dengan jarum dispobel ukuran 26, dilakukan tusukan dangkal melalui masing-masing ekstrak yang telah diteteskan. Jarum yang digunakan harus baru pada tiap-tiap tusukan pada masing-masing tetesan untuk menjaga supaya allergen jangan tercampur. Tusukan dijaga jangan sampai menimbulkan perdarahan.

Pembacaan dilakukan setelah 15-20 menit dengan mengukur diameter bentol dan eritema yang timbul, juga pseudopodia yang terjadi. Hasil yang negative, didapatkan bila hasil tes sama dengan control negative. Hasil tes positif dinilai berdasarkan bentol atau eritema dengan penilaian sebagai berikut.Hasil negative = sama dengan control negatifHasil+1 = 25% dari control positifHasil+2 = 50% dari control positifHasil+3 = 100% dari control positifHasil+4 = 200 dari control positif

Harus diingat sebelum melakukan tes kulit pasien diminta menghentikan konsumsi beberapa obat. Sebagaian besar antihistamin generasi pertaa harus dihindari minimal 72 jam sebelum tes, sedangkan untuk antihistamin generasi kedua harus dihentikan minimal satu minggu sebelumnya. Pemakaian kortikosteroid singkat dosis rendah (>20 mg prednisone) dihentikan 3 hari, dosis tinggi harus dihentikan 1 minggu. Sedangkan peakaian kortikosteroid jangka lama perlu dihentikan minimal 3 minggu sebelum dilakukan tes. Untuk kortikosteroid topical cukup dihentikan 1 hari menjelang tes. Obat lain yang juga harus dihindari adalah antidepresan trisiklik (1-2 minggu sebelu tes) dan beta adrenergic (1 hari sebelumnya). Teofilin, obat-obat sipatomimetik, dan sodium kromoglikat karena tidak menghalangi reaksi tes kulit, tidak perlu dilarang.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Tugas Skills Lab Pemeriksaan Kulit.docx

Bickley. 2009. Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sudoyo dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.