Puji syukur kehadirat Allah SWT, pada akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk menambah wawasan kita
tentang butir-butir pancasila khususnya sila kelima Pancasila.
Penjelasan sila kelima dalam Pancasila sepatutnya diketahui seluas-luasnya oleh
setiap warga negara Indonesia. Karena dengan mengetahui isi dari pancasila tersebut maka
setiap warga negara Indonesia mengetahui pula akan hak dan kewajibannya terhadap negara,
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Akhirnya diatas segala upaya penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran demi
perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.
1
Cover…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 2
Bab I
Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………………………………………. 3
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………………………………… 5
1.4 Metode Penulisan…………………………………………………………………………………………………………. 5
Bab II
Pembahasan…………………………………………………………………………………………………………………………………….. 6
Bab III
Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………………………………………………………………… 19
Bab IV
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………………………………….. 21
2
1.1 LATARBELAKANG
Seiring dengan derasnya arus globalisasi dewasa ini yang mana setiap individu
sering melupakan bahkan mempertanyakan nilai-nilai yang ada dalam pancasila maka
dirasakan makin kuat pula desakan untuk terus menerus mengkaji nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang
berlaku di negara Republik Indonesia ini.
Berbicara tentang nilai, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila memiliki arti
yang mendalam baik itu secara historis maupun pengamalannya dalam kehidupan
bermasyarakat. Nilai-nilai pancasila ini bagi bangsa Indonesia merupakan landasan
atau dasar, cita-cita dalam melakukan sesuatu, juga sebagai motivasi dalam
perbuatannya, baik dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat maupun dalam
kehidupan kenegaraan.
Bila kita lihat babak pergantian pemerintahan di Indonesia, tanpa disadari,
pancasila sedikit mengalami perubahan dalam hal penghayatannya. Setidaknya
penghayatan yang berbeda ini telah berdampak bagi reformasi hukum di indonesia.
Pancasila telah menjiwai anak-anaknya untuk terus mempertahankan cita-cita yang
ada hingga masa reformasi kini. Akan tetapi perubahan yang terjadi selalu membawa 3
dampak, baik itu yang positif maupun negatif. Akan tetapi kita patut bersyukur
semenjak pergerakan G30-S yang didalangi oleh PKI, usaha untuk menjatuhkan
pancasila tidak pernah terjadi lagi.
Dalam kehidupan bermasyarakat saat ini, nilai-nilai kepancasilaan yang kita
pertahankan tersebut yang ada, seakan dikesampingkan dan itu menjadi sebuah
permasalahan baru dewasa ini. Pertanyaan yang paling dikedepankan adalah
bagaimana bentuk nyata penerapan yang cocok terhadap nilai-nilai pancasila tersebut
di dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini, berbangsa dan bernegara seiring
dengan derasnya arus globalisasi.
Apalagi, sekarang ini masalah keadilan yang terjadi di masyarakat kita. Betapa
sangat menyedihkannya peradilan di Negara kita ini. Padahal sangat jelas tertera pada
Pancasila sila kelima, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, kita sebagai
bangsa Indonesia seharusnya mempedomani sila ini. Karena jika kita perhatikan lebih
detail lagi, peradilan di Indonesia ini sangatlah memprihatinkan. Untuk lebih jelasnya,
nanti akan kami jelaskan pada bab selanjutnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam paper ini adalah :
Nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalam sila kelima Pancasila sebagai dasar
Negara di Indonesia ?
Bagaimana penerapan secara nyata nilai-nilai sila kelima Pancasila di Indonesia ?
Contoh kasus yang berkaitan dengan sila kelima Pancasila.
Mengapa kasus itu bisa terjadi ?
4
Kesimpulan dan Saran.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan paper ini adalah :
Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen Pembimbing.
Untuk mengetahui lebih jelas dan mendalam mengenai nilai-nilai yang terkandung
dalam sila kelima Pancasila dan bagaimana penerapannya secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.4 METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah metode
kepustakaan. Di mana metode kepustakaan dilaksanakan dengan mencari bahan dari
sumber-sumber yang menunjang dan berkaitan dengan materi dari paper ini.
5
NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA SILA KELIMA
PANCASILA SILA KELIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Melakukan perbuatan saling membantu dan gotong royong
Kegiatan antar manusia tidak saling pilih kasih atau diskriminasi
Menghormati hak-hak orang lain
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
Sikap suka menolong dan tegas
Menghindari sikap pemerasan terhadap orang lain
Bersikap hemat dan tidak bergaya glamor
Melakukan perbuatan menjaga kepentingan umum
Suka bekerja keras dan tidak mudah putus asa
Menghargai karya orang lain
6
Nilai-nilai Pancasila sebagaimana dinyatakan dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 pada hakikatnya adalah pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum serta
cita-cita moral hukum yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa indonesia.
Nilai-nilai pancasila memiliki sifat yang objektif dan subjektif, objektif berarti sesuai dengan
objeknya.
Selain pancasila memiliki nilai-nilai yang bersifat objektif, pancasila juga memiliki
sifat-sifat yang subjektif, dalam arti keberadaan nilai-nilai itu bergantung pada bangsa
Indonesia itu sendiri yaitu :
Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sebagai hasil penilaian dan
pemikiran filsafat bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila merupakan Filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia yang
paling sesuai yang diyakini oleh bangsa Indonesia sebagai petunjuk yang paling baik,
benar, adil, dan bijaksana dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai pancasila mengandung keempat macam nilai kerohanian, yang
manifestasinya sesuai dengan sifat budi nurani bangsa Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila (Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia) ini antara lain meliputi: nilai keselarasan, keseimbangan, dan
keserasian yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh rakyat Indonesia, tanpa
membedakan asal suku, agama yang dianut, keyakinan politik, serta tingkat ekonominya.
Didalam sila inipun terkandung nilai kedermawanan kepada sesama, memberi tempat kepada
sesama, sikap hidup hemat, sederhana, dan kerja keras serta golongan kemasyarakatan harus
disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada golongan yang menekan golongan lain dan
7
mendapat perlakuan yang adil dalam bekerja, hidup tertib, tentram dan layak.
Sila kelima ini juga mengembangkan nilai untuk menghargai karya, dan norma yang
menolak adanya kesewenang-wenangan, serta pemerasan kepada sesama. Juga mengandung
nilai vital yaitu keniscayaan secarabersama mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial, dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Nilai-nilai yang tercakup dalam sila ini memberi jaminan untuk mencapai taraf kehidupan
yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya, dan menempatkan nilai demokrasi dalam
bidang ekonomi dan sosial.
Bila kita bangga sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai jatidiri sebagai bangsa
maka kita harus berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila. Terlebih lagi pada saat ini kita
hidup di zaman reformasi yang seharusnya justru kita mengembalikan nilai – nilai dasar
negara kita. Nilai-nilai Pancasila itu bagi bangsa Indonesia menjadi landasan atau dasar serta
motivasi segala perbuatannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
kenegaraan. Dengan kata lain nilai-nilai pancasila menjadi landasan yang diwujudkan
menjadi kenyataan.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memperjuangkan terwujudnya nilai-nilai
pancasila itu dengan berbagai macam cara dan tahap yang akhirnya mencapai titik kulminasi
yaitu proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Proklamasi dengan demikian merupakan
perwujudan pula dari nilai-nilai pancasila itu.
Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.
8
Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama
menurut potensi masing-masing.
Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai
dengan bidangnya.
Adanya sikap saling toleransi antar sesama, dalam hal menghormati hak-hak antar
sesama manusia, sikap menghargai karya orang lain.
Semangat bangsa yang tidak mudah luntur (tidak mudah putus asa).
Sikap adil terhadap sesama diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DALAM BIDANG
HUKUM DAN HAM DI INDONESIA
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan pandangan hidup bernegara.
Berbicara tentang pancasila dalam tataran nilai berarti berbicara tentang pancasila dalam
wujud yang sangat abstrak yakni sebagai nilai-nilai dasar. Disinilah nilai-nilai dasar itu
terbebas dari ruang dan waktu sehingga dapat berlaku sepanjang masa , sementara itu pada
tataran yang paling konkret manusia senantiasa melakukan perubahan-perubahan, disinilah
timbul pertanyaan bagaimana cara menjembatani nilai-nilai pancasila dengan situasi konkret
yang terus berubah.
Nilai-nilai yang abstrak dalam ideologi pancasila tersebut apabila ingin dijadikan pedoman
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara perlu dirumuskan kedalam bentuk
yang lebih konkret berupa norma-norma. Salah satu wujud norma yang paling relevan adalah
9
norma hukum.
Dalam kaitannya dengan sistem hukum dan sistem norma hukum ini oleh para pendiri
negara ini, pancasila ditempatkan pada posisi yang sangat strategis, disatu sisi pancasila
dijadikan sebagai sumber dari semua sumber hukum atau sumber tertib hukum atau sumber
dari sistem hukum Indonesia dan di sisi yang lain pancasila berkedudukan sebagai ideologi
bangsa, ideologi negara, cita negara, dan cita hukum.
Cita hukum merupakan sumber dari segala sumber hukum atau sumber segala tertib hukum
bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sumber
dari segala sumber hukum ini diartikan sama dengan sumber dari sistem hukum. Cita hukum
(pancasila dalam perwujudan nilai) itu tidak berada dalam sistem norma hukum akan tetapi
tetap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem hukum Indonesia. Pembukaan
UUD 1945 kemudian merumuskan nilai-nilai pancasila itu dalam wujud norma hukum.
Bentuk dari konkretisasi nilai adalah norma, dan bentuk konkretisasi nilai-nilai dalam
pancasila diwujudkan dalam norma-norma khususnya norma hukum. Dalam konteks
penjabaran nilai-nilai disinggung sedikitnya terkandung tiga jenis norma yaitu :
- Pertama, norma yang terkandung dalam Ketetapan MPR No. II /MPR/ 1987 yang sekarang
dicabut dengan ketetapan MPR No. XVIII/ MPR /1998, sebagai ketetapan lembaga tertinggi
negara, ketetapan di atas (sebelum dicabut) merupakan bagian dari sistem norma hukum,
namun jika ditinjau dari kandungannya substansi norma tersebut merupakan norma moral
bagi bangsa Indonesia, melihat kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dewasa ini sesungguhnya norma moral demikian tetap diperlukan sebagai kode etik warga
negara.
- Kedua, Norma yang terkandung dalam UUD 1945, peraturan perundang-undangan, bahkan
peraturan kebijakan, yang secara khusus dapat disebut sebagai norma hukum (Positif) dan
sistem hukum kita.
10
- Ketiga, norma yang terkandung dalam Ketetapan MPR tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN). Kandungan GBHN ini secara substantif merupakan norma pembangunan
bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Norma pembangunan dalam GBHN
ini dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan, seperti dulu dalam bentuk
keputusan Presiden tentang Repelita (rencana pembangunan lima tahun).
Mengingat semua norma di atas bersifat mengikat dan dituangkan dalam format tertentu,
maka pada hakikatnya baik norma moral maupun norma pembangunan diatas merupakan
norma hukum juga. Norma-norma hukum tersebut kemudian membentuk suatu tatanan yang
harmonis dalam suatu sistem hukum, yang berfungsi sebagai sistem kontrol sosial, sarana,
penyelesaian konflik, dan sarana pembaruan masyarakat.
Penegakan Hukum Yang Lemah Menyebabkan Semakin Berkurangnya Rasa
Keadilan Bagi Masyarakat
Tanpa penegakan hukum yang kuat maka peraturan perundang-undangan tidak memiliki arti
apapun. Permasalahan ini biasanya bersumber dari kualitas sumber daya manusia yang
memadai. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya sumber daya manusia yang menduduki posisi
sebagai aparatur yang ahli dan tidak rentan terhadap KKN.
Di samping itu, penegakan hukum tidak berjalan karena kerap mendapat intervensi uang dan
kekuasaan. Oleh karena itu selama negara ini mengabaikan masalah keadilan maka selama itu
pula masalah penegakan hukum tidak akan bisa diterapkan dengan baik.
11
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna antara lain sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur secara lahiriah maupun batiniah.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan
normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional
dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental.
Nilai Pancasila pada Sila Kelima dalam Norma Hukum
Upaya mewujudkan Pancasila sebagai sumber nilai adalah dijadikannya nilai-nilai
dasar menjadi sumber bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Operasionalisasi
dari nilai dasar pancasila itu adalah dijadikannya pancasila sebagai norma dasar
bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Negara Indonesia memiliki hukum
nasional yang merupakan satu kesatuan sistem hukum. Sistem hukum Indonesia itu
bersumber dan berdasar pada pancasila sebagai norma dasar bernegara. Pancasila
berkedudukan sebagai grundnorm (norma dasar) atau staatfundamentalnorm (norma
fundamental negara) dalam jenjang norma hukum di Indonesia. Dan juga harus diperhatikan
dengan jelas bahwa KEADILAN SOSIAL merupakan salah satu dasar yang kuat
terbentuknya norma hukum di Negara kita ini. Karena norma hukum sangat berkaitan erat
dengan keadilan. Seperti yang sudah dikatakan diatas, bahwa tanpa adanya penegakan hukum
maupun norma hukum yang tegas, tidak akan ada penerapan keadilan yang benar-benar adil
di Indonesia ini.
12
PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Didalam Pancasila sila kelima, terkandung nilai keadilan yang diperuntukkan untuk setiap
warga Negara Indonesia. Tapi pada kenyataanya, nilai keadilan sangat jarang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti peristiwa yang sering kali terjadi di sekitar kita, maupun yang sering kita liat di
televisi:
Pembagian BLT yang tidak merata atau tidak tersalurkan secara baik. Ada warga
yang sebenarnya cukup mampu malah menerima BLT, sedangkan warga yang benar-
benar membutuhkan tidak kebagian jatah BLT. Kasus semacam ini bisa kita lihat
secara nyata seperti yang terjadi di Jakarta dan di daerah sekitar kita. Sebenarnya
untuk masalah ini kita sudah terbiasa mendengarnya, tapi apakah hanya sebatas
mendengar saja? Seharusnya pemerintah mengawasi langsung peredaran BLT di
masyarakat. Meskipun kita sama-sama tahu, kalau pengawasan terhadap peredaran
seperti UANG, cukup susah atau rumit jika ingin diawasi peredarannya. Tapi tetap
saja, pemerintah harus mengontrol itu semua agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang tidak diinginkan sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.
Kasus penyuapan yang dilakukan oleh Arthalita Suryani yang menyedot banyak
perhatian masyarakat Indonesia. Karena pada kasus ini, mata kita benar-benar
dibukakan sehingga kita dapat melihat jeleknya peradilan hukum di Negara kita ini
Indonesia. Seorang Arthalita bisa mendapatkan fasilitas yang melebihi hotel bintang
lima didalam bui (penjara). Sedangkan tahanan-tahanan lainnya harus tinggal didalam 13
suatu ruangan kecil yang mengharuskan mereka untuk tidur berhimpitan satu sama
lain. Ini benar-benar menyedihkan. Karena penegakan hukum peradilan di Negara kita
ini bisa dikendalikan oleh UANG. Padahal seharusnya para aparat penegak hukum
haruslah lebih peka terhadap masalah yang berkaitan dengan hukum.
Pemahaman terhadap makna-makna yang terkandung dalam Pancasila sangat kurang
sehingga semakin hari semakin banyak pelanggaran-pelanggaran atau kejahatan yang terjadi
baik itu karena terpaksa ataupun dipaksa. Untuk mengatasi, melenyapkan dan memberantas
hal-hal yang berhubungan dengan pelanggaran atau kejahatan itu, di Indonesia maupun di
negara lain, terdapat polisi yang dikepalai oleh Kapolri yang dalam pelaksanaan tugasnya
bertanggung jawab kepada Presiden sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Adanya
aparat kepolisian bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang juga bertugas
memelihara keamanan, menjaga ketertiban, memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan bagi masyarakat Indonesia dan tentu saja polisi tersebut haruslah mengerti dan
memahami arti dan juga makna Pancasila secara mendalam dan perlu menanamkan makna
luhur Pancasila sebagai pedoman didalam dirinya ketika menangani kasus-kasus yang ada.
Pelayanan yang diberikan oleh aparat kepolisian dinilai sudah cukup baik jika dilihat dari
garis besarnya, tapi pada kenyataannya, zaman sekarang ini banyak aparat kepolisian yang
telah berubah fungsi yang pada dasarnya memberi ketenangan bagi masyarakat, sekarang
justru sebaliknya, memberi keresahan dan perubahan pandangan bagi masyarakat itu sendiri
mengenai aparat kepolisian.
Faktanya, bisa dilihat pada saat ini, citra seorang polisi sudah hancur dimata
masyarakat, mereka melakukan pelanggaran yang seharusnya mereka tindas. Banyak
kejadian-kejadian yang telah terungkap yang ternyata pelakunya adalah aparat kepolisian,
salah satu contohnya adalah aparat kepolisian yang menjalankan tindakan korupsi yang
14
berskala kecil. Dapat kami berikan contoh yang sangat akurat dan berhubungan langsung
dengan kehidupan masyarakat, adalah pada saat kita ditilang, kita akan dikenakan sanksi
yang telah ditetapkan sesuai peraturan. Jika kita bertemu dengan polisi yang tidak jujur, maka
akan terjadi negosiasi antara pengendara dengan polisi. Itu udah termasuk KKN dalam skala
yang kecil.
Ada juga polisi yang mempersulit masyarakat untuk membuat Surat Izin Mengemudi,
dengan kesulitan ini, polisi akan meminta uang untuk kelancaran pembuatan Surat Izin
Mengemudi ini. Pelanggaran ini baru dalam skala kecil saja tapi bisa melanggar salah satu
UU REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 tentang KEPOLISIAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA I UMUM pasal 35 ayat 1, yakni melanggar kode
etik kepolisian dalam menjalankan tugas. Pelanggaran yang dilakukan aparat kepolisian ini
jelas tidak bersikap adil. Karena sebagai seorang aparatur Negara, polisi seharusnya
mengayomi masyarakat yang kurang pengetahuannya akan hukum menjadi masyarakat yang
mengerti dan sadar akan hukum, bukannya malah mengambil keuntungan dari kesalahan
yang dilakukan oleh masyarakat.
Di tahun 2007 Kepolisian daerah Sulawesi Tengah mencatat telah menangkap
beberapa pelaku kekerasan di Poso dan telah diproses di pengadilan, namun demikian dibalik
operasi tersebut terdapat sejumlah kekerasan terhadap sejumlah masyarakat sipil yang bukan
menjadi target operasi dan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kekerasan di Poso.
Bahkan terdapat beberapa warga sipil yang tidak masuk dalam Daftar Pencarian Orang
(DPO) juga menjadi korban (meninggal dunia). Kekerasan lainnya juga terjadi sekitar bulan
Januari, Fandi (18) warga Kelurahan Buol Kecamatan Lipunoto Kabupaten Buol, dianiaya
oleh dua (2) anggota Polres Buol. Tindak kejam lainnya (penyiksaan) terhadap tahanan juga
dialami oleh tersangka Jamal Poneke, Hasan, Sabran dan Lely yang ditangkap oleh
15
Kepolisian Sektor (Polsek) Ampibabo dan kemudian disiksa oleh Anggota Polsek Ampibabo
dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan tersangka, yang kemudian oleh Pengadilan
Negeri Palu membebaskan para terdakwa karena tidak cukup bukti, namun penyelesaian atas
penyiksaan tersebut belum memberikan rasa keadilan bagi korban.
Dari segi positifnya, aparat kepolisian memang menjalankan tugas dengan sangat baik
karena menangkap pelaku kekerasan. Namun, aparat kepolisian telah melanggar kode etiknya
sebagai seorang polisi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dengan melakukan
penyiksaan dan penganiayaan terhadap tersangka terlebih lagi pada masyarakat yang tidak
ada hubungan dengan kasus. Hal ini melanggar UNDANG-UNDANG TENTANG
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB III pasal 16 ( I ) a.melakukan
penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan; Tidak ada dicantumkan bahwa
pihak yang berwenang mempunyai izin untuk bertindak lebih lanjut kecuali tersangka
melakukan pemberontakan, perlawanan ataupun pelarian. Di samping itu, polisi harus
memberi peringatan terlebih dahulu. Kasus ini juga melanggar pasal 16 ( 2 ) Tindakan lain
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf l adalah tindakan penyelidikan dan penyidikan
yang dilaksanakan jika memenuhi syarat sebagai berikut :
a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum
b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan
c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya
d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa
e. menghormati hak asasi manusia.
16
Hal ini jelas terlihat pelanggarannya, bertentangan dengan hukum, tidak patut, dan
tanpa pertimbangan yang layak, dan penganiayaan kepada orang lain walaupun orang
tersebut adalah seorang tahanan sekalipun. Bisa tergambar jelas hal ini melanggar Pancasila
sila pertama, kedua, keempat dan juga sila kelima. Walaupun tidak semua polisi yang
bersikap demikian, tetapi itulah kecenderungan pandangan masyarakat terhadap aparat
kepolisian.
Semua yang terjadi jelas karena kurangnya pemahaman aparat kepolisian terhadap
nilai-nilai Pancasila sehingga cenderung sangat kurang dalam penerapannya. Sangatlah
penting bagi seorang polisi untuk memahami nilai-nilai Pancasila dan mengamalkannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara agar dalam menjalankan tugas
tidak menyimpang dari kode etik dan Undang-Undang tentang kepolisian.
Dari contoh kasus di atas, perlu dibentuk Undang-Undang pemberhentian aparat kepolisian
yang tegas dan bukan hanya sekedar pajangan. Jadi polisi berpikr dua kali jika akan
melanggar peraturan, dengan resiko, mereka akan kehilangan jabatan atau dengan kata lain
dipecat tanpa dispensasi.
Dan tentu saja tugas penegakan hukum di Negara kita ini tidak bisa hanya dibebankan
kepada aparat penegak hukum saja. Karena masyarakat juga memegang peranan penting
dalam penegakan hukum di Indonesia ini. Apabila antara masyarakat dengan aparat penegak
hukum bisa sama-sama saling menghormati dan menghargai satu sama lain, maka
pelanggaran akan hukum bisa dihindari. Dan tentu saja keadilan sosial seperti yang
terkandung dalam Pancasila sila kelima yang merupakan landasan Negara kita ini bisa
diwujudkan dengan baik.
17
Betapa menyenangkannya bila itu semua bisa terwujud dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara kita ini. Setiap orang akan mendapatkan keadilan, mendapatkan hidup yang layak
sebagaimana yang seharusnya mereka dapatkan, kehidupan yang selaras dan seimbang, dan
kerukunan antar sesama manusia. Sehingga tindakan penyimpangan bisa dihindari.
PENYEBAB KASUS-KASUS SEPERTI DIATAS DAPAT TERJADI
Seperti yang kita ketahui, keadilan sangat sulit kita temukan belakangan ini. Mengapa
bisa demikian?? Padahal kita sama-sama mengetahui bahwa di dalam Pancasila sila kelima,
terkandung makna yang sangat jelas bahwa Negara kita ini merupakan Negara yang sangat
memperhatikan keadilan pada setiap warga negaranya. Tapi mengapa penyimpangan-
penyimpangan itu masih terjadi??
Jawabannya cukup simple. Itu semua karena kurangnya kepedulian atau kurang pekanya
setiap warga Negara terhadap pemahaman Pancasila itu sebenarnya. Bahkan nilai-nilai
Pancasila sekarang ini dirasakan semakin lama semakin memudar. Rasa nasionalisme setiap
warga sudah mulai luntur sehingga penyimpangan-penyimpangan itu sering terjadi di
masyarakat sekarang ini. Kebanyakan orang yang melakukan tindakan criminal mengaku
bahwa mereka melakukan tindakan yang menyimpang itu secara terpaksa. Itu semua karena
tuntutan hidup yang menurut mereka sangat tidak adil bagi mereka. Bila saja keadilan itu bisa
ditegakkan dengan baik dan benar di Negara kita ini, maka hal-hal seperti itu tidak akan
terjadi.
18
KESIMPULAN
Setiap negara harus mempunyai dasar negara. Dasar negara merupakan fundamen atau
pondasi dari bangunan negara. Kuatnya fundamen negara akan menguatkan berdirinya negara
itu. Kerapuhan fundamen suatu negara, beraikbat lemahnya negara tersebut. Sebagai dasar
negara Indonesia, Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (filosofische gronslag
dari negara), Staats fundamentele norm, weltanschauung dan juga diartikan sebagai ideologi
negara (staatsidee).
Negara kita Indonesia. Dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegara ini
dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan
19
kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideology berarti
mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat
atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.
Maka setelah apa yang diuraikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, Pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa dan pandangan hidup bernegara serta nilai-nilai pancasila yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 adalah sumber hukum dasar nasional. Nilai-nilai Pancasila
itu bagi bangsa Indonesia menjadi landasan atau dasar serta motivasi segala perbuatannya baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan kenegaraan.
Nilai-nilai yang abstrak dalam ideologi pancasila tersebut apabila ingin dijadikan pedoman dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernagara perlu dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih
konkret berupa norma-norma. Salah satu wujud norma yang paling relevan adalah norma hukum.
SARAN
Untuk itu, kita sebagai warga Negara yang baik, marilah kita secara bersama-sama
menumbuhkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam diri kita masing-masing. Sehingga rasa
persaudaraan itu bisa terus terjaga dalam benak masing-masing warga Negara.
Adanya pembinaan hubungan yang baik antara warga Negara dengan aparatur Negara,
sehingga adanya sinkronisasi antara warga Negara dengan aparatur Negara maupun
pemerintahnya.
20
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafah-negara-
indonesia/
http://lemahnya-pemahaman-nilai-nilai.html
http://crazy%20me%E2%80%A6%E2%80%A6%20%C2%BB%20Blog%20Archive
%20%C2%BB%20PENERAPAN%20NILAI-NILAI%20PANCASILA.htm
file://2008_11_01_archive.html
www.kompas.com
21