Download - Tugas Rangkuman Materi

Transcript
Page 1: Tugas Rangkuman Materi

Dosen Pengampu :

Dr. Ayi Syaeful Bahri, S.Si, M.T

Disusun Oleh :

Dara Felisia Ardhityasari

3713100054

Page 2: Tugas Rangkuman Materi

1

A. Etimologi

Manajemen Eksplorasi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan eksplorasi. Pada

dasarnya manajemen merupakan kata yang berasal dari Bahasa perancis kuno yang memiliki

arti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan eksplorasi adalah penjelahan atau

pencarian dengan tujuan untuk menemukan sesuatu sesuai dengan targetnya. Seperti astronot

yang berada di antariksa untuk melakuka penjelajahan angkasa dan eksplorasi minyak bumi

ataupun pencarian informasi-informasi. Beberapa definisi dari manajemen adalah sebagai

berikut :

Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas

mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk

mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan

dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas

yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Pemikiran awal adanya sejarah manajemen bisa diketahui dari piramida yang ada di Mesir.

Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun, proyek tersebut tidak

akan berhasil jika tidak ada sorang mandor atau manajemen yang mengatur jalannya proyek.

Lalu, juga ada peristiwa pe,bangunan candi Borobudur di Indonesia. Banyak mitos yang

mengatakan bahwa candi tersebut dibangun oleh bantuan para makhluk halus, namun menurut

sejarah pada masa itu pembangunan candi ini dilakukan pada masa pemerintahan raja

Samaratungga. Kita bisa mengetahui bahwa raja yang memimpin pada saat itu memiliki sifat

leadership dan manajemen yang baik sehingga candi Borobudur ini selesai dibangun dengan

hasil yang baik dan fenomenal.

B. Perkembangan Ilmu Manajemen

Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen ke dalam empat fase yaitu pemikiran

awal, era manajemen sains, era manusia sosial dan era modern.

Pemikiran Awal

Page 3: Tugas Rangkuman Materi

2

Sebelum abad ke-20 terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.

Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah

doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan

keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division

of labor). Keunggulan itu adalah perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang

spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh,

Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan

khusus yang bekerja pada perusahaan peniti maka dapat menghasilkan kurang lebih

48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri

menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu

menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja

dapat meningkatkan produktivitas dengan

1. Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,

2. Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas

3. Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen

adalah Revolusi Inggris di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya

penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya

kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik.

Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang

dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan

bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari,

dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Era Manajemen Sains

Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari

kalangan engineer seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A.

Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah yang istilah bahasa Inggris

disebut scientific management dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam

bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam

bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah penggunaan metode

ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Page 4: Tugas Rangkuman Materi

3

Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini

sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.

Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company

menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan

kepada karyawannya untuk bersifat rajin dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah

grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan

untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Manajemen ilmiah kemudian

dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank danLillian Gilbreth.

Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap

gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk

melakukan setiap gerakan tersebut.

Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa

yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik

manajemen yang baik.[9]Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis

bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen:

merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.

Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu

manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.

Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-

dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.

Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber

menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk

organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan

jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal.

Namun, Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam

realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya

sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam

kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak

organisasi besar sekarang ini.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett

melahirkan ilmuriset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan

Page 5: Tugas Rangkuman Materi

4

teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”,

mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen,

khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering

disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal

tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation). Buku

ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan

penelitian tentang organisasi.

Era Manusia Sosial

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school)

dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak

mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran

mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen

Hawthrone.

Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik

Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini

awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu

terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif

seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit

pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok,

penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan

bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku

kerja individu.

Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang

mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah

menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan

suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi

konflik tanpa kompromi ataudominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang

pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya

dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa

organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan

Page 6: Tugas Rangkuman Materi

5

demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra,

bukan lawan.

Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The

Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam

rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat

perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi

“efektif-efisien”.

Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi

adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang

organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan

komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal,

komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan.

Barnard juga mengembangkan teori “penerimaan otoritas” didasarkan pada gagasan

bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.

Era Modern

Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total

quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru

manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming pada tahun 1900–

1993 dan Joseph Juran yang lahir pada tahun 1904. Deming adalah orang Amerika

yang dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat

bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan

pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas

dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas

dapat ditingkatkan maka

1. Biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya

kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas

waktu dan material.

2. Produktivitas meningkat

3. Market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga

4. Profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis

5. Jumlah pekerjaan meningkat.

Page 7: Tugas Rangkuman Materi

6

Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat

disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia

merujuk pada “prinsip pareto.” Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen

yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran

mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas

yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi, dan

diimplementasikan.

C. Fungsi Dasar dari Manajer (Proses Manajeman)

Perencanaan (Planning)

Rencana-rencana dibutuhkan untuk memebrika kepada organisasi tujuan-

tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan itu.

Disamping itu, rencana memungkinkan organisasi bisa memperoleh dan mengikat

sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan, para anggota organisasi

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konstisten dengan berbagai tujuan

terpilih, dan kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif

dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.

Page 8: Tugas Rangkuman Materi

7

Perencanaan (Planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi

dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem,

anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapi tujuan. Pembuatan keputusan

banyak terlibat dalam fungsi ini.

Dimulai oleh karya Frederick W. Taylor pada akhir taun 1800-an, ada

kecenderungan untuk mengalihkan fungsi perencanaan dari karyawan operasi kepara

manajer. Walaupun perencanaan tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari kegiatan-

kegiatan para karyawan, hal ini merupakan suatu bagian yang terpadu (integral) dari

jabatan manajer. Pada dasarnya perencanaan kreatif merupakan pekerjaan penentuan

faktor-faktor, kekuatan, pengaruh dan hubungan-hubungan dalam pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan. Semua fungsi lainya sangat trgantung pada fungsi ini, dimana

fungsi lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang

tepat, cermat dan kontinu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung

pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.

Fungsi Perencanaan antara lain :

1. Penetapan tujuan dan standar

2. Penetapan aturan dan prosedur

3. Penyusunan rencana serta perkiraan, prediksi, atau proyeksi kemungkinan

pada masa mendatang

Page 9: Tugas Rangkuman Materi

8

Pengorganisasian (Organizing)

Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana

atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang dan

mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai program

tersebut secara sukses.

Pengorganisasian (Organizing) adalah penentuan sumberdaya dan kegiatan-

kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perancangan dan

pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja. Manajer perlu mempunyai

kemampuan untuk mengembangkan(dan kemudian memimpin) tipe organisasi yang

seuai dengan tujuan, rencana dan program yang telah ditetapkan. Perbedaan tujuan

akan membutuhkan jenis organisasi yang berbeda pula. Fungsi Pengorganisasian

antara lain :

1. Penugasan pelaksanaan pekerjaan tertentu bagi tiap pegawai

2. Pembentukan departemen

3. Pendelegasian wewenang kepada bawahan

Page 10: Tugas Rangkuman Materi

9

4. Penetapan jalur wewenang dan komunikasi

5. Pengkoordinasian pekerjaan yang dilaksanakan bawahan

Pengawasan (Controlling)

Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pngawasan (controlling),

atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian. Pengawasan (controlling)

adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana

telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat positif maupun

negatife. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi

dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negatife mencoba untuk menjamin

bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi

kembali. Fungi dari Pengawasan antara lain :

1. Penyusunan standar, contohnya kuota penjualan, standar kualitas, atau level

produksi

2. Pemeriksaan untuk mengkaji prestasi kerja aktual dibandingkan dengan

standar yang telah ditetapkan

3. Mengadakan tindakan korektif yang diperlukan

Page 11: Tugas Rangkuman Materi

10

Fungsi Pengarahan (Leading)

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personaliannya, langkah

berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menujun tujuan yang telah

ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat

atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka

lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta

kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motifasi dan disiplin. Fungsi

leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading, directing,

motifating, actuating atau lainnya. Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian

lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan

pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi. Fungsi dari

Pengarahan antara lain :

1. Menggerakkan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan

2. Membina moral

3. Memotivasi bawahan

Page 12: Tugas Rangkuman Materi

11

Fungsi Pengisian Staff (Staff)

Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment) latihan dan

pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalama

lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Dalam pelaksanaan fungsi ini

manajemen menentukan persyaratan-persyaratan mental, phisik, dan emosioanal

untuk posisi jabatan yang ada melalui analisa jabatan, deskripsi jabatan dan

spesifikasi jabatan dan kemudian menarik karyawan yang diperlukan dngan

karakteristik personalia tertentu. Seperti keahlian, pendidikan, umur, latihan, dan

pengalaman. Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti pembuatan sistem

penggajian untuk pelaksanaan yang efektif; penilaian karyawan untuk promosi,

transfer, atau bahkan demosi dan pemecatan; serta latihan dan pengembangan

karyawan.

Beberapa literatur manajemen memasukan fungsi stafings sebagai sebagian dari

fungsi organizing. Ada juga yang menempatkan stafing sebagai hal yang terpisah dari

fungsi manajemen dan memperlakukan sebagai sebagian dari fungsi kepemimpinan

(leadership). Dalam pembahasan disini, fungsi stafing diuraikan terpisah sebagai

salah satu fungsi manajemen, karena penulis memandang bahwa perkembangan dunia

bisnis (dimana sumberdaya manusia merupakan kunci sukses perusahaan)

menyebabkan fungsi tersebut menjadi semakin penting. Tetapi dalam pembahasan

selajutnya, fungsi ini ditetapka pada satu bagian dengan fungsi pengorganisasian

Page 13: Tugas Rangkuman Materi

12

untuk menekankan bahwa sebenarnya kedua fungsi tersebut saling berkaitan erat-

pengorganisasian merancang ”wadahnya”, dan fungsi stafing memberi ”isinya”.

Fungsi dari Pengisian Staff antara lain :

1. Penetapan jenis pegawai yang perlu diangkat

2. Perekrutan calon pegawai

3. Seleksi pegawai

4. Penyusunan standar prestasi kerja

5. Penyuluhan pegawai

6. Training dan pengembangan pegawai

D. Team Work

Fungsi team work adalah sebagai alat utama dalam mencapai efisiensi dalam kegiatan

produksi, meningkatkan keuntungan finansial dan menurunkan tingkat kecelakaan kerja

(Resiko). Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan kerja tim yang solid. Pemimpin yang bagus

dibutuhkan untuk membuat team work yang solid dan hal tersebut berdampak besar bagi

kemajuan perusahaan. Ketika hal tersebut menyangkut keselamatan, kerja sama tim

memberikan kontribusi terbesar mengenai apakah seseorang mengalami cedera di tempat

Page 14: Tugas Rangkuman Materi

13

kerja. Fakta bahwa kerja tim mengurangiLost Time Accident Rates (LTA's) dan bahwa orang

lebih cenderung merasa bekerja lebih aman dalam sebuah tim, daripada independen.

Sebuah studi (Hechanova, Alampay & Beehr, 2002) meneliti hubungan antara kerja tim

dengan kinerja keselamatan, dan menemukan hubungan antara tingkat manajemen diri

dengan perilaku tidak aman yang mengakibatkan cedera. Dengan kata lain, Jika sebuah tim

mampu memanage diri (yang berarti mereka memiliki keterampilan, pengetahuan dan

kemampuan untuk membuat keputusan), maka semakin aman tim tersebut saat bekerja.

Dalam literature tersebut dijelaskan bahwa Kerjasama Meningkatkan Kesehatan dan

Keselamatan karena alasan berikut :

1. Peningkatan keterlibatan dalam kegiatan keselamatan

2. Safety Ownership

3. Otonomi Tugas

4. Proses Kelompok (Misalnya kerjasama, perencanaan dan koordinasi, kesediaan untuk

mendekati anggota lain)

5. Meningkatkan komunikasi kelompok mengenai keselamatan

6. Peningkatan interaksi tatap muka (mengakui prestasi orang lain)

7. Kerjasama antara tim dan pengawas

Di Indonesia ada beberapa undang-undang keselamatan kerja yang biasa diterapkan salah

satunya adalah UU Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 yang berisi petunjuk teknis mengenai

apa yang harus dilakukan oleh dan kepada pekerja untuk menjamin keselamatan pekeja itu

sendiri, keselamatan umum dan produk yang dihasilkan karena begitu banyak proses yang

dilakukan dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

menyebabkan perubahan resiko pekerjaan yang dihadapi pekerja di tempat kerjanya.

Kegagalan untuk mempersiapkan adalah mempersiapkan kegagalan. Persiapan dan

perencanaan tak bisa dipandang sebelah mata. Di saat Anda sukses dalam melakukan persiapan

dan perencanaan, sebenarnya Anda sudah memenangkan separuh pertandingan. Sisanya

tergantung bagaimana Anda melakukan segala sesuatu yang sudah dipersiapkan itu dengan baik.

Untuk meraih kesuksesan, kerja tim yang solid mutlak diperlukan. Jika tak ada kerjasama yang

bagus, ini akan sangat memperlambat kinerja keseluruhan. Menjadi tugas seorang pemimpin

Page 15: Tugas Rangkuman Materi

14

untuk membuat sebuah tim kerja yang solid, ini akan berdampak besar bagi kemajuan

perusahaan.

Salah satunya adalah perkataan Michael Jordan sebagai perumpamaan terhadapnya

pentingnya team work yaitu “Ada banyak tim dalam setiap olahraga yang memiliki pemain-

pemain hebat tetapi tidak pernah memenangkan pertandingan. Seringkali, pemain-pemain

tersebut tidak mau berkorban untu kebesaran tim yang lebih baik. Hal yang menggelikan adalah,

pada akhirnya keengganan mereka untuk berkorban hanya membuat tujuan-tujuan pribadi lebih

sulit dicapai. Satu hal yang saya percaya ia adalah jika Anda berpikir dan mencapai sesuatu

sebagai sebuah tim, penghormatan pribadi akan datang dengan sendirinya”.

Salah satu kegiatan yang berkaitan dengan pilar lingkungan hidup adalah melaksanakan

kegiatan Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atau Environmental Impact

Assessment (EIA). Pada saat suatu perusahaan ingin melakukan sebuah proyek maka tidak hanya

team work yang dibutuhkan namun kegiatan evaluasi AMDAL. Manfaat dari AMDAL antara

lain untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan agar layak secara lingkungan.

Dengan AMDAL, suatu rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan diharapkan dapat

meminimalkan kemungkinan dampak negatif terhadap lingkungan hidup, dan mengembangkan

dampak positif sehingga sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Salah satu

contoh adalah di Indonesia, banyak perusahaan yang nekat tidak melakukan pengelolaan limbah

denga baik dan tidak memiliki dokumen AMDAL. Sebagai contoh adalah kasus di Pulau Batam.

Sebanyak 575 dari 719 perusahaan modal asing (PMA) dan perusahaan modal dalam negeri

(PMDN) tak mengantungi analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) seperti yang

digariskan. Dari 274 industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), hanya 54

perusahaan yang melakukan pengelolaan pembuangan limbahnya secara baik. Sisanya

membuang limbahnya ke laut lepas atau dialirkan ke sejumlah danau penghasil air bersih.

Jumlah limbah B3 yang terbuang adalah 3 juta ton/tahun.

Pembuangan limbah secara lansung atau tanpa melalui proses pengolahan akan memilik

berbagai macam dampak. Limbah B3 yang mengandung air raksa akan akan menyebabkan cacat

bawaan terhadap bayi, penyakitnya biasa disebut penyakit nimamata. Ketika limbah B3 yang

beraada di laut termakan oleh ikan dan limbah terssebut mengandung mercuri, maka orang yang

memakan ikan tersebut akan mengalami keracunan merkuri. Gejala yang timbul akibat

Page 16: Tugas Rangkuman Materi

15

keracunan merkuri antara lain Gejala biasanya mencakup gangguan sensorik (penglihatan,

pendengaran, kemampuan bicara), sensasi terganggu dan kurangnya koordinasi. Sesuai Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan

Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal),

maka pengelolaan sebuah kawasan industri tanpa mengindahkan aspek lingkungan, jelas

melanggar hukum. Begitu juga dengan perusahaan industri yang tidak memiliki dokumen

AMDAL itu jelas sangat salah, karena dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi

dengan AMDAL. Perusahaan-perusahaan yang memiliki dampak besar wajib memiliki

AMDAL, apalagi perusahaan yang mmenghasilkan Limbah B3 harus memilik AMDAL dan

pengolahan limbah yang baik.

Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

(Amdal), maka pengelolaan sebuah kawasan industri tanpa mengindahkan aspek lingkungan,

jelas melanggar hukum. Begitu juga dengan perusahaan industri yang tidak memiliki dokumen

AMDAL itu jelas sangat salah, karena dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi

dengan AMDAL. Perusahaan-perusahaan yang memiliki dampak besar wajib memiliki

AMDAL, apalagi perusahaan yang mmenghasilkan Limbah B3 harus memilik AMDAL dan

pengolahan limbah yang baik.

E. Manajemen Personalia

Manajemen personalia adalah perencanaan, pengembangan, pembagian kmpensasi.

Penginterpretasian, dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai

tujuan perusahaan, individu dan masyarakat. Manajemen personalia merujuk pada konsep dan

teknik yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas manajemen dalam aspek “manusia” atau

pegawai.

Cakupan dari manajemen personalia antara lain :

1. Analisis Pekerjaan yaitu menetapkan hakikat pekerjaan pegawai

2. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja dan pendaftaran calon pegawai

3. Seleksi calon pegawai

Page 17: Tugas Rangkuman Materi

16

4. Orientasi dan training pegawai baru

5. Manajemen upah dan gaji yaitu cara mengkompensasi pegawai

6. Penyediaan insentif dan kesejahteraan

7. Penilaian prestasi kerja

8. Komunikasi tatap muka (interview, penyuluhan, dan penertiban)

9. Pengembangan manajer

Produktivitas adalah masalah dan pegawai jelas sekali merupakan bagian dari

penyelesaiannya. Investasi dalam teknik-teknik manajemen personalia akan kembali dalam

waktu relatif singkat dan ditambah dengan keuntungan yang diperoleh dari meningkatnya

produktivitas. Teknik-teknik manajemen personalia bisa mempengaruhi lini dasar perusahaan.

Contoh-contoh Teknik Manajemen Personalia antara lain :

1. Tes seleksi untuk pegawai berpotensi tinggi

2. Pemeliharaan kesehatan organisasi (PKO) menurunkan jumlah pegawai yang sakit

3. Insentif produktivitas untuk prestasi kerja

4. Pelatihan (training) untuk efisiensi pegawai

5. Teknik daur kualitas, di mana pegawai diminta mengidentifikasi hambatan lalu

mengajukan saran penanggulangan

Manajemen personalia menjalankan 3 fungsi utama yaitu manajer meggunakan wewenang

lini dalam unit dan mengimplikasikan wewenang dimana saja dalam organisasi, manajer

menggunakan fungsi koordinasi untuk memastikan bahwa sasaran dan kebijakan SDM

organisasi dikoordinasi dan diimplementasikan srta manajer memberi berbagai layanan staf

kepada manajemen lini. Fungsi-fungsi manajer personalia yang lain yaitu :

Fungsi Lini

1. Mengarahkan aktivitas pegawai dalam departemen yang dikelolanya dan di

tempat-tempat pelayanan seperti kafetaria kantor

2. Kemungkinan besar juga melaksanakan wewenang penuh (implied authority), di

mana “saran” dari direktur personalia sering dipandang sebagai “perintah dari

atas”

Fungsi Koordinatif

Page 18: Tugas Rangkuman Materi

17

1. Sebagai koordinator aktivitas personalia, tugasnya sering dirujuk sebagai

pengendalian fungsional

2. Bertindak sebagai “alat eksekutif teras yang tepat untuk menjamin bahwa tujuan,

kebijaksanaan, dan prosedur personalia dilaksanakan secara konsisten oleh para

manajer lini”

Fungsi Pelayanan Staf

1. Membantu pengangkatan, training, evaluasi, penghargaan, penyuluhan, promosi,

dan pemberhentian pegawai pada semua level

2. Membantu para manajer lini dalam upaya menerapkan undang-undang tentang

persamaan hak memperoleh kesempatan kerja dan tentang keselamatan kerja

3. Menyelenggarakan berbagai program kesejahteraan pegawai

4. Menangani keluhan pegawai dan hubungan perburuhan

5. Melaksanakan peranan pembaharu (inovator), dengan menyediakan “informasi

mutakhir tentang kecenderungan yang terjadi dan metode-metode baru dalam

penyelesaian masalah”

Situasi Pengupahan di Indonesia

Dalam situasi perburuhan yang sifat dan dinamikanya semakin kompleks, upah

masih tetap menjadi persoalan utama di negara berkembang seperti Indonesia.

Keadaan pasar kerja yang dualistic dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan

Page 19: Tugas Rangkuman Materi

18

mutu angkatan kerja yang rendah di satu sisi menyebabkan upah menjadi issu central

dalam bidang ketenagakerjaan.Kebijakan pengupahan yang ada masih bertumpu pada

upah minimum yang berlandaskan pada kebutuhan hidup layak buruh/pekerja lajang

dengan masa kerja di bawah satu tahun. Belum mencangkup mereka yang sudah

bekerja di atas 1 (satu) tahun dan berkeluarga. Sehingga praktis upah minimum

menjadi upah efektif yang berlaku pada pasar kerja formal terutama sekali di sector

industri padat karya.

Peraturan pelaksana terkait upah minimum diatur dalam Permenakertrans No. 01

Tahun 1999 tentang Upah minimum Juncto Kepmenakertrans No. 226/MEN/2000

tentang perubahan beberapa pasal dalam Permenaketrans No 01 tahun 1999. Dalam

peraturan ini. upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah

pokok termasuk tunjangan tetap,9 berlaku bagi pekerja yang mempunyai masa kerja

kurang dari 1(satu) tahun. Penetapan upah minimum dilakukan di tingkat propinsi

atau di tingkat kabupaten/kotamadya, dimana Gubernur menetapkan besaran upah

minimum propinsi (UMP) atau upah minimum Kabupaten/Kotamadyar (UMK),11

berdasarkan usulan dari Komisi Penelitian Pengupahan dan Jaminan Sosial Dewan

Ketenagakerjaan Daerah12 (sekarang Dewan Pengupahan Provinsi atau Kab/Kota)

dengan mempertimbangkan; kebutuhan hidup pekerja, indeks harga konsumen,

pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar kerja dsbnya.

Usulan besaran upah minimum yang disampaikan oleh dewan pengupahan

merupakan hasil survey kebutuhan hidup seorang pekerja lajang yang diatur tersendiri

dalam peraturan menteri tenaga kerja tentang Komponen kebutuhan hidup pekerja

lajang (lihat sub bab sejarah). Dalam ketentuan yang terbaru kebutuhan hidup seorang

pekerja lajang diatur dalam permenakertrans No, 13 Tahun 2012 tentang komponen

dan pentahapan kebutuhan hidup layak, Dalam peraturan ini, pemerintah

menetapkan 7 Kelompok buruh/pekerja lajang yang menjadi dasar dalam

melakukan survey harga dan menentukan besaran nilai upah minimum.

Tingkat upah antar perusahan sangat beragam. Untuk sesuatu jenis keterampilan,

jenis jabatan, lapangan usaha tertentu terkait dalam suatu struktur tertentu antara lain :

a. Sektoral

Page 20: Tugas Rangkuman Materi

19

Struktural upah sektoral mendasarkan diri pada kenyataan bahwa kemampuan

satu sektor dengan sektor lain. Misalnya saja di sektor pertanian, pada umumnya

orang yang mempunyai keterampilan/kemampuan lebih akan ditawarkan tingkat upah

lebih tinggi daripada yang tidak mempunyai keterampilan khusus. Selain itu juga,

bank swasta cenderung memberikan tingkat upah yang lebih tinggi daripada bank

milik negara/emerintah yang bergerak disektor pertanian rakyat.

b. Jenis Jabatan

Upah juga berbeda karena perbedaan jenis jabatan. Dalam batas-batas tertentu

jenis-jenis jabatan sudah mencerminkan jenjang organisatoris atau keterampilan.

Misalnya, sama-sama berlatar belakang pendidikan teknik, yang satu menjabat

sebagai kepala bagian operasi di lapangan dan kepala bagian perawatan mesin. Hal

ini akan mempengaruhi struktur upah antar yang satu dengan yang lain. Dalam hal

ini, jenis jabatan hanyalah merupakan simbol dari berbagai faktor, seperti isi jabatan,

jenis keterampilan, dan sebagainya. Jadi, perbedaan upah karena jenis jabatan

merupakan perbedaan formal.

c. Geografis

Perbedaan lainnya mungkin disebabkan karena letak geografis pekerjaan. Sama-

sama pengetik yang mempunyai kemampuan sama seringkali menerima upah

berbeda. Misalnya, dokota besar cenderung memberikan upah yang lebih tinggi

daripada kota kecil atau pedesaan.

d. Seks

Hanya karena perbedaan seks, seringkali upah golongan wanita lebih rendah

daripada upah yang diterima laki-laki.

Kenyataan yang dapat disaksikan adalah bahwa terdapat perbedaan tingkat upah.

Perbedaan tingkat upah tersebut terjadi karena:

Pertama, perbedaan tingkat pendidikan, latihan dan/ pengalaman kerja.

Kedua, tingkat upah di tiap perusahaan berbeda menurut persentase biaya pekerja

terhadap seluruh biaya produksi. Semakin kecil proporsi biaya pekerja terhadap biaya

keseluruhan, semakin tinggi tingkat upah.

Page 21: Tugas Rangkuman Materi

20

Ketiga, perbedaan proporsi keuntungan perusahaan terhadap penjualannya.

Semakin besar proporsi keuntungan terhadap penjualan dan semakin besar jumlah

absolut keuntungan, semakin tinggi tingkat upah.

Keempat, perbedaan tingkat upah dapat juga berbeda karena perbedaan peranan

pengusaha yang bersangkutan dalam menentuka harga. Misal, tingkat upah dalam

perusahaan-perusahaan monopoli dan oligopoli cenderung untuk lebih tinggi daipada

tingkat upah perusahaan yang sifatnya kompetisi bebas

Kelima, tingkat upah dapat berbeda menurut besar kecilnya perusahaan.

Perusahaan besar cenderung lebih mampu memberikan tingkat upah yang lebih tinggi

daripada perusahaan kecil.

Keenam, tingkat upah yang dapat berbeda menurut tingkat efisiensi dan

manajemen perusahaan. Semakin efektif manajemen perusahaan, semakin efisien

cara-cara penggunaan faktor produksi, dan semakin besar upah yang dapat

dibayarkan kepada para pekerja.

Ketujuh, perbedaan kemampuan atau kekuatan serikat pekerja juga dapat

mengakibatkan perbedaan tingkat upah. Dengan kata lain, tingkat upah di

perusahaan-perusahaan yang serikat pekerjanya kuat, biasanya lebih tinggi daripada

tingkat upah diperusahaan-perusahaan yang serikat pekerjanya lemah.

Kedelapan, tingkat upah dapat pula berbeda karena faktor kelangkaan. Semakin

langka tenaga kerja dengan keterampilan tertentu, semakin tinggi upah yang

ditawarkan pengusaha.

Kesembilan, tingkat upah dapat berbeda sehubungan dengan besar kecilnya risiko

atau kemungkinan mendapat kecelakaan di lingkungan pekerjaan. Semakin tinggi

kemungkinan mendapat risiko, semakin tinggi tingkat upah.

Perbedaan tingkat upah terdapat juga dari satu sektor ke sektor industri yang lain.

Perbedaan ini pada dasarnya disebabkan oleh satu atau lebih dari sembilan alasan

tersebut diatas. Pada akhirnya perbedaan tingkat upah itu dapat terjadi karena

pemerintah campur tangan seperti dalam menentukan harga minimum yang berbeda.

Menurut Kusnadi tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tiga macam apabila

dilihat dari tingkat keahliannya, yaitu:

Page 22: Tugas Rangkuman Materi

21

1. Tenaga Kerja tidak ahli adalah tenaga kerja yang tidak mempunyai keahlian dan

hanya mengandalkan kekuatan fisik saja.

2. Tenaga Kerja semi adalah tenaga kerja yang tidak hanya mengandalkan keahlian,

biasanya tenaga kerja ini berada pada posisi manajemen tingkat bawah.

3. Tenaga Kerja ahli adalah tenaga kerja yang mengandalkan keahlian dan

kemampuannya, biasanya tenaga kerja seperti ini berada pada posisi manajemen

tingkat atas.

Contoh klasifikasi pengupahan berdasarkan pengalaman kerja pada perusahaan :

Contoh klasifikasi pengupahan berdasarkan pengalaman kerja untuk profesi guru di

North Carolina

Page 23: Tugas Rangkuman Materi

22

Contoh klasifikasi pengupahan berdasarkan pengalaman kerja untuk pegawai Bank

No.

Pekerjaan Jenjang Pendidikan

Lama Kerja

Jumlah Gaji

1 Bank Teller 1-3 Tahun S1 2,000,000-2,800,0002 Customer Service 2-3 Tahun S1 3,000,000-6,000,0003 Bank Auditor 2-3 Tahun S1 3,500,000-6,250,000

4Collection/Debt Recovery Officer 1-3 Tahun S1 1,750,000-3,750,000

5 Compilance Officer 2-3 Tahun S1 3,500,000-5,900,0006 Securities/Equities 3-5 Tahun S1 3,500,000-6,000,000

7Personal Financial

Consultant 2-3 Tahun S1 3,000,000-5,500,0008 Loans Clerk 1-2 Tahun S1 1,750,000-3,500,000

Page 24: Tugas Rangkuman Materi

23

9Bank Operations

Officer 0-1 Tahun S1 1,750,000-3,500,000

10Trade Finance

Officer 1-2 Tahun S1 2,750,000-4,500,000

11Trade Finance

Clerk 2-3 Tahun S1 2,500,000-3,500,000

12Finance

Director/CFO 12 Tahun S180,000,000-150,000,000

13Financial

Controller 10-12 Tahun S150,000,000-80,000,000

14Senior Finance

Manager 8-10 Tahun S130,000,000-40,000,000

15 Finance Manager 6-8 Tahun S118,000,000-30,000,000

16Head Product

Control 10 Tahun S150,000,000-70,000,000

17Senior Product

Controller 5-10 Tahun S130,000,000-45,000,000

18Senior Treasury

Manager > 10 Tahun S135,000,000-50,000,000

19 Treasury Manager 7-10 Tahun S130,000,000-40,000,000

20 Head of Tax > 10 Tahun S130,000,000-45,000,000

21Head of Internal

Audit > 10 Tahun S145,000,000-75,000,000

22Senior Audit

Manager 7-10 Tahun S125,000,000-40,000,000

23 Head of Credit >12 Tahun S145,000,000-70,000,000

24Senior Vice President >10 Tahun S1

40,000,000-45,000,000

25 Vice President >7 Tahun S130,000,000-40,000,000

26Associate Vice

President 4-7 Tahun S125,000,000-30,000,000

Page 25: Tugas Rangkuman Materi

24

F. Manajemen Bencana

Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan di

masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktormanusia.

Sehingga, timbulnya korban manusia, kerusakan lingjungan, kerugian harta benda dan dampak

psikologis. Untuk menanggulangi dampak yang terjadi setelah bencana maka diperlukan proses

penanggulangan dan manajemen yang baik atas bencana. Manajemen bencana sendiri adalah

sebuah ilmu pengetahuan terapan yang berupaya meningkatkan tindakan-tindakan yang

berkaitan dengan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan

menggunakan pengamatan dan analisa yang sistematis atas bencana.

Besarnya setiap bencana yang terjadi dapat diukur dari jumlah kematian, kerusakan atau

biaya-biaya yang dikeluargan dari satu negara yang sedang berkembang meningkat dengan

meningkatnya marjinalisasi populasi. Berikut adalah faktor-faktor sebab akibat dari bencana

beserta studi kasusnya :

1. Kemiskinan

Semua kajian mengenai bencana menunjukkan bahwa populasi yang paling kaya bisa

bertahan hidup terhadap bencana tanpa terkena akibatnya atau dapat pulih kembali secara

cepat. Kemiskinan bisa terjadi di masyarakat melalui 2 hal yaitu tidak memiliki

brainware dan secara social tidak ada kesempatan dan keinginan untuk maju. Kmeiskinan

sangat berpengaruh terhadap lingkungan contohnya penduduk miskin yang tersedak akan

mencari lahan di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai tempat pemukiman.

Lahan-lahan yang seharusnya berfungsi sebagai penyangga atau mempunyai fungsi

konservasi tersebut akan kehilangan fungsi jika dimanfaatkan untuk kawasan

pemukiman. Akibatnya, terjadinya ketidakseimbangan lingkungan dengan kawasan

tersebut kehilangan kemampuan daya resap air. Sehingga mengancam keselamatan

masyarakat yang tinggal di daerah jika terjadi banjir pada saat musim penghujan karena

tidak ada lagi yang menampung air hujan tersebut akibat lahan-lahan yang menjadi

daerah pemukiman.

2. Pertumbuhan Penduduk

Bertambahnya jumlah penduduk akan menimbulkan perebutan jumlah sumber data yang

terbatas seperti kesempatan kerja dan lahan yang dapat menyebabkan konflik. Karena

Page 26: Tugas Rangkuman Materi

25

populasi penduduk tersebut angkanya semakin besar maka menjadikan luas wilayah

semakin sempit sehingga terjadi perubahan dimasyarakat. Masyarakat akan berkompetisi

untuk mencari lahan tinggal dan akhirnya terjadi bentrokan yang merupakan bencana

sosial bagi negara tersebut. Pemerintah bisa menanggulanginya dengan membangun

rumah susun bagi masyarakat pendatang baru yang ada di kota sehingga tidak terjadi

konflik atas perebutan lahan tempat tinggal.

3. Urbanisasi yang cepat

Migrasi dan pertumbuhan penduduk yang cepat pada suatu negara merupakan dampak

dari urbanisasi yang cepat. Bencana-bencana yang terjadi akibat urbanisasi merupakan

bencana-bencan ayang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Salah satunya adalah merusak

tata kota. Pada negara berkembang, kota-kotanya tdiak siap dalam menyediakan

perumahan yang layak bagi seluruh populasinya. Apalagi para migran tersebut

kebanyakan adalah kaum miskin yang tidak mampu untuk membangun atau membeli

perumahan yang layak bagi mereka sendiri. Akibatnya timbul perkampungan kumuh dan

liar di tanah-tanah pemerintah. Tata kota suatu daerah tujuan urban bisa mengalami

perubahan dengan banyaknya urbanisasi. Urban yang mendirikan pemukiman liar di

pusat kota serta gelandangan-gelandangan di jalan-jalan bisa merusak sarana dan

prasarana yang telah ada, misalnya trotoar yang seharusnya digunakan oleh pedestrian

justru digunakan sebagai tempat tinggal oleh para urban. Hal ini menyebabkan trotoar

tersebut menjadi kotor dan rusak sehingga tidak berfungsi lagi. Lalu polusi di daerah

perkotaan akan meningkat. Masyarakat yang melakukan urbanisasi baik dengan tujuan

mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki

kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri

kota yang terus menerus, menimbulkan berbagai polusi atau pemcemaran seperti polusi

udara dan kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia. Ekologi di daerah kota tidak

lagi terdapat keseimbangan yang dapat menjaga keharmonisan lingkungan perkotaan.

4. Transisi-transisi di dalam praktek-praktek kultural

Peristiwa yang mewakili faktor ini adalah maraknya remaja di Indonesia yang menyukai

budaya barat mulai dari cara berpakaian hingga selera musik. Hal ini mengkhawatirkan

karena dengan minat mereka atas kesenian local yang semakin rendah maka bencana

yang dihasilkan adalah tidak adanya upaya untuk melestarikan budaya-budaya tersebut.

Page 27: Tugas Rangkuman Materi

26

Dengan banyaknya remaja yang menyukai musik barat maka semakin punahnya

eksistensi dari budaya local di telinga masyarakat sehingga akan membuat generasi di

masa datang tidak mengetahui budaya asal mereka.

5. Degradasi Lingkungan

Studi kasus dari faktor ini berhubungan dengan faktor nomor 1 dan nomor 2.

Pertambahan penduduk dan kemiskinan yang terjadi di masyarakat akan membuat

mereka melakukan segala cara untuk berhemat dalam hidup. Salah satunya adalah pada

saat mencari tempat tinggal maka mereka menuju ke daerah pegunungan yang masih

kosong dan membangun tempat tinggal di daerah tersebut. Akibatnya adalah semakin

banyak pembangunan yang dilakukan maka tanah yang ada di daerah tersebut akan

terkikis dan memicu terjadinya tanah longsor. Karena banyaknya masyarakat yang

membangun bukan hanya bencana alam yang terjadi maka angka kematian korban

longsor juga meningkat.

6. Kurangnya kesadaran dan informasi

Sebelum memangun kawasan industri di daerah yang berdekatan dengan pemukiman ada

baiknya jika pemerintah memberikan informasi kepada perusahaan-perusahaan tersebut

untuk mengurangi bahaya atau polusi yang dapat terjadi. Jika berdekatan dekat

pemukiman maka menimbulkan bahaya ketika warga di daerah sekitar kawasan industri

tersebut menghirup asap atau memakai sungai di dekat pabrik. Hal itu berbahaya karena

limbah tersebut bisa saja terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya hasil produksi dan asap

yang dihasilkan pada saat produksi tidak baik untuk kesehatan. Bencana yang dihasilkan

adalah meningkatnya polusi yang ada di bumi dan penduduk yang meninggal akibat

penyakit ISPA atau penyakit yang disebkan limbah pabrik seperti kanker kulit (dari

mercury).

7. Perang dan kerusuhan sipil

Salah satu studi kasus tentang faktor ini adalah peristiwa pengeboman kota Hiroshima

oleh Amerika Serikat. Dampaknya adalah meningkatnya angka kematian dan bencana

jangka panjang seperti manusia yang terlahir dengan kelainan cacat genetis akibat radiasi

dari bom tersebut. Pada saat pengeboman wanita-wanita hamil yang berada di sekitar

kawasan tersebut akan mengalami radiasi dan membahayakan janinnya dnegna potensi

kelahiran sebagai bayi yang cacat. Ketika banyaknya bayi dengan kelainan tersebut lahir

Page 28: Tugas Rangkuman Materi

27

maka terjadilah bencana moral yang akan terjadi. Bencana moral yang terjadi adalah bayi

tersebut ketika tumbuh dewasa akan ditindas karena fisiknya padahal mmepunyai bakat-

bakat yang lebih seperti ahli matematika, kriptografer maupun pemain musik. Karena

perusahaan banyak yang menilai fisik terlebih dahulu maka orang-orang tersebut bisa

tidak mendapatkan pekerjaan dan akhirnya membuat angka pengangguran di negara

Jepang meningkat.

G. Pembuatan Proposal

Proposal yang baik harus dapat menjadi ‘wakil’ peneliti untuk setidaknya dua tujuan

utama yaitu menginformasikan kepada pembaca perihal rencana peneliti secara efektif dan

terorganisir serta meyakinkan kepada pembaca bahwa rencana atau proyek riset tersebut dapat

dipercaya dan layak dibiayai.