Download - Tugas Ppk Posyandu

Transcript

BLOK KESEHATAN ANAKPENUGASAN PPKINFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK USIA 34 BULAN

DIKERJAKAN OLEHKELOMPOK TUTORIAL 5.1TUTOR : dr. Eka Rosmarini Sari W

Khairul Arsyad:09711314Anggita Widya N P:10711091Fella Oktaria D:10711163

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA2013

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang MasalahInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara berkembang. Infeksi saluran pernapasan akut menyerang saluran pernapasan, yaitu mulai dari hidung ke alveoli beserta adneksa. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merpakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan. Sebanyak 40%-60% kunjungan kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA. ISPA yang tersering dialami oleh anak adalah common cold dan influenza. Sedangkan untuk penyebab ISPA paling berat disebabkan oleh infeksi Streptococus atau Haemophillus Influenza.Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan kejadian ISPA antara lain status nutrisi, riwayat kontak dengan penderita sebelumnya, umur, dan alergi. Misalnya, pada satu keluarga terdapat satu virus yang menginfeksi salah satu anggota keluarga tersebut, maka secara simultan dapat menyebabkan penularan pada anggota lain di keluarga tersebut. Status nutrisi pada anak juga mempengaruhi, dikarenakan asupan nutrisi yang kurang dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh saat melawan patogen. (Behrman, et. al., 2000)Penilaian status gizi pada anak berdasarkan pada pemeriksaan fisik rutin yang biasanya dilakukan di posyandu terdekat. Pemeriksaan fisik rutin tersebut meliputi pemeriksaan tinggi badan dan berat badan. Tinggi badan dan berat badan dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan, yaitu dengan mengukur tinggi badan dan berat badan secara periodik kemudian dihubungkan dengan sebuah kurva tertentu, yang biasa digunakan di Indonesia adalah kurva NCHS.Dalam laporan kasus ini diambil salah satu data balita yang melakukan penimbangan rutin di Posyandu Cempaka di daerah Puskesmas Mertoyudan II, Magelang. Balita ini sedang mengalami ISPA pada saat datang dan melakukan penimbangan rutin. Karena angka kejadian ISPA pada balita yang masih cukup tinggi, maka kami mengambil kasus ini sebagai laporan kasus untuk penugasan blok Kesehatan Anak angkatan 2010.

BAB IILANDASAN TEORI

1. PosyanduPosyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. 1. Tujuan Umum: Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.2. Tujuan Khusus: Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:1. Bayi2. Anak balita3. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui4. Pasangan Usia Subur (PUS)Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan / pilihan. Kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut :A. Kegiatan Utama1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Ibu hamil Ibu nifas dan menyusui Bayi dan anak balita2. Keluarga Berencana (KB)Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.3. Imunisasi Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.4. GiziPelayanan gizi dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Bila ditemukan kelainan pada balita, kader wajib melakukan rujukan ke Puskesmas.5. Pencegahan dan penanggulangan diarePencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.B. Kegiatan Pengembangan / TambahanDalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi.

2. Klinis PenyakitCommon Cold adalah suatu reaksi inflamasi saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus. Berbagai virus yang berbeda menyebabkan terjadinya common cold: Rhinovirus Virus influenza A, B, C Virus Parainfluenza Virus sinsisial pernafasan.Semuanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita. Common cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan sendirinya. Gejala dan tanda common cold adalah sesak nafas dengan / tanpa sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal, hidung meler, batuk, suara serak, lemas, sakit kepala, demam (biasanya ringan). Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4 -10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua. Untuk pemeriksaan penunjang yang di lakukan pada common cold biasanya pemeriksaan darah, tetapi pemeriksaan darah ini dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih dari 10 hari atau dengan demam > 37,8 C.Penatalaksanaan common cold bisa dilakukan : Beristirahat dengan keadaan nyaman dan hangat, serta diusahakan untuk tidak menularkan penyakitnya ke orang lain. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus tirah baring. Untuk meringankan demam bisa diberikan asetaminofen, pada penderita riwayat alergi bisa diberikan anti histamin. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko tertular atau mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang penderita.

3. Tumbuh Kembang AnakPertumbuhan adalah bertambahnya ukuran-ukuran fisik anak, terutama tinggi (panjang) badan. Berat badan lebih erat kaitannya dengan status gizi dan keseimbangan cairan (dehidrasi, retensi cairan), namun dapat digunakan sebagai data tambahan untuk menilai pertumbuhan anak. Pertambahan lingkar kepala juga perlu dipantau, karena dapat berkaitan dengan perkembangan anak. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan fungsi-fungsi individu antara lain: kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi- sosial, kemandirian, intelegensia 2-8 bahkan perkembangan moral. Faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah potensi genetik-heredo konstituinal (intrinsik) dan peran lingkungan (ekstrinsik). Gangguan tumbuh kembang terjadi bila ada faktor genetik dan atau karena faktor lingkungan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Peran lingkungan sangat penting untuk mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak yaitu kebutuhan bio-psikosial terdiri dari kebutuhan biomedis/asuh (nutrisi, imunisasi, higiene, pengobatan, pakaian, tempat tinggal, sanitasi lingkungan dan lain-lain) dan kebutuhan psikososial/asih dan asah (kasih sayang, peng- hargaan, komunikasi, stimulasi bicara, gerak, sosial, moral, intelegensi dan lain-lain) sejak masa konsepsi sampai akhir remaja. Ibu (atau pengganti ibu) merupakan lingkungan pertama dan paling erat sejak janin di dalam kandungan (bahkan sampai remaja) oleh karena itu disebut lingkungan mikro, Ayah, kakak, adik, nenek-kakek, pengasuh, status sosial ekonomi berupa sarana di dalam rumah, sanitasi, sarana bermain, nilai-nilai, aturan-aturan, dan lain-lain merupakan lingkungan berikutnya dan dinamakan lingkungan mini. Hal-hal di luar rumah, sanitasi lingkungan, polusi, tetangga, teman bermain, sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan formal dan non formal, sarana bermain, adat-budaya, dan lain-lain merupakan lingkungan meso yang secara langsung atau tak langsung dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Program pemerintah, organisasi profesi, perguruan tinggi, LSM, kebijakan internasional WHO, Unicef dan lain-lain merupakan lingkungan makro yang secara tidak langsung dapat berperan pada tumbuh kembang anak. Bayi dan balita terutama sangat dipengaruhi oleh lingkungan mikro (ibu) dan mini (keluarga), walaupun lingkungan meso dan makro juga berpengaruh. Semakin tua umur anak maka semakin luas dan semakin kompleks pengaruh bio-psikososial dari lingkungan terhadap tumbuh kembangnya. (Soedjatmiko. 2001)

BAB IIIPEMBAHASAN3.1IdentitasANAK

NAMAVino

TANGGAL LAHIR23 Agustus 2010

USIA34 bulan

JENIS KELAMINLaki-laki

ORANG TUA

AYAH/USIABp. Adi/30 tahun

PEKERJAANSwasta

IBU/USIAIbu Sujilah/29 tahun

PEKERJAANSwasta

ALAMATPondok Asri II Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang

3.2Anamnesis1.Keluhan UtamaAnak tampak berat badannya turun sejak batuk dan pilek 3 hari yang lalu.

2.Riwayat Penyakit SekarangAnak datang ke Posyandu Cempaka diantar neneknya untuk memeriksa berat badan rutin, karena sejak anak sakit neneknya mengatakan bahwa anak tampak lebih kurus, berat badan dirasakan turun. Sejak 3 hari yang lalu anak mengalami batuk, pilek, disertai panas. Panas yang dirasakan tidak tinggi, hanya nglemeng. Neneknya mengatakan pilek dengan cairan bening, tidak berwarna kekuningan maupun kuning kehijauan. Saat anak batuk bisa sampai muntah. Nafsu makan anak sedikit berkurang meski masih mau makan rutin sehari 3 kali. Saat anak sakit tetap masih bermain dengan teman sebayanya seperti biasa. Anak tidak terlihat lemas. Anak sudah dibawa ke puskesmas dan diberi obat, namun saat ini obat sudah habis. Saat datang ke posyandu anak sudah tidak panas lagi tetapi anak masih batuk pilek.

3.Riwayat Penyakit DahuluNenek An. Vino mengatakan dahulu memang sering batuk pilek, apalagi saat anak kelelahan setelah seharian bermain dengan teman-temannya. Anak belum pernah mengalami demam yang tinggi, hanya nglemeng-nglemeng saja dan disertai batuk pilek. Anak belum pernah sakit yang lebih berat dari batuk pilek biasa dan belum pernah mondok. Tidak ada riwayat alergi pada anak.Berat badan anak sebelum anak batuk, pilek dan demam yaitu 18,4 kilogram, sekarang sudah turun menjadi 17,3 kilogram.

4.Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat di keluarga tidak ada keluhan serupa. Saat ini anak tinggal bersama kakek dan neneknya karena ibu dan ayahnya bekerja. Kondisi kesehatan kakek dan neneknya baik, tidak dalam keadaan sakit. Di keluarga tidak ada yang mepunyai riwayat batuk lama, riwayat alergi dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan neurologis.

5.Riwayat Kehamilan dan PersalinanAnak Vino adalah anak kedua. Jarak dengan anak pertama 6 tahun. Riwayat persalinan normal ditolong oleh bidan desa di polindes dengan berat badan 4100 gram dan panjang 50 cm. Ibu tidak pernah sakit selama kehamilan.

6.Riwayat Pemberian MakananAnak Vino termasuk anak yang mudah dalam makan sehari-hari karena nafsu makannya cukup tinggi, makan rutin sehari tiga kali bahkan bisa lebih tergantung keinginannya. Nasi, lauk tempe, daging maupun telur ia suka. Karena ditinggal ibu bekerja, maka makanan sehari-hari yang mengatur adalah neneknya dan selalu lengkap sayur dengan lauknya. Untuk pemberian ASI sampai usia satu tahun, dengan diselingi pemberian susu formula karena jika pagi sampai sore ibunya bekerja. Anak vino juga diberikan MP-ASI setelah usia 6 bulan berupa bubur susu dan bubur tim.

7.Riwayat Tumbuh KembangAnak tumbuh sesuai dengan usianya, bahkan bisa dibilang gemuk diantara teman sebayanya. Berat badan dan tinggi badan selalu berada di warna hijau di kms. Saat ini berat badan anak 17,3 kg dengan tinggi 94 cm. Jika diukur secara antropometris maka untuk BB/U anak termasuk dalam rentang -2 SD sampai 2 SD interpretasinya gizi baik. Untuk TB/U anak berada diatara rentang -1 SD sampai 1 SD interpretasinya normal. Sedangkan untuk BB/TB anak hasilnya diatas 2 SD, interpretasinya gemuk.Untuk perkembangan anak juga baik, anak tidak menutup diri dengan teman dan lingkungan sekitarnya, aktif bermain, dan juga dalam hal kemandirian. Anak sudah bisa untuk melepas sendal kemudian memakainya lagi, melepas bajunya, makan sendiri sudah terbiasa. Anak bisa menunjuk dan menyebutkan dengan benar bagian tubuhnya. Untuk menulis dan sekedar menggambar diatas kertas dan mengenal gambar hewan juga sudah mampu.

8.Riwayat ImunisasiImunisasi wajib telah diberikan lengkap pada Anak Vino yang lahir pada tanggal 23 Agustus 2010. Pertama kali diberikan imunisasi Hb I pada tanggal 24 Agustus 2010. Untuk Imunisasi BCG diberikan pada tanggal 23 September 2010, DPT I dan Polio I diberikan pada tanggal juga diberikan bersamaan pada tanggal 23 September 2010. Polio II diberikan tanggal 30 November 2010. DPT II dan Polio III diberikan pada tanggal 15 Desember 2010. Kemudian untuk imunisasi DPT III, Polio IV, dan Hb III&IV diberikan tanggal 31 Januari 2011 serta imunisasi terakhir yaitu campak diberikan pada tangaal 23 Mei 2011. BCGDPTPolioHepatitis BCampak

23-09-1023-09-1023-09-1024-08-1023-05-11

15-12-1030-11-1031-01-11

31-01-1115-12-1031-01-11

31-01-11

9.Sosial, Ekonomi, dan LingkunganAnak Vino tinggal satu rumah dengan orangtua, kakek dan neneknya. Kedua orangtuanya bekerja dari pagi sampai sore. Pekerjaan kedua orangtuanya adalah swasta. Kebutuhan Anak sehari-hari berupa makanan lengkap berpa sayur, lauk, buah dan susu terpenuhi.Untuk kondisi tempat tinggal saat ini berada di lingkungan yang padat penduduknya, kebersihan sekitar tempat tinggal baik, dan tidak berada di wilayah endemik penyakit tertentu. Hubungan dengan tetangga sekitar terjalin baik dan Anak Vino sering bermain ke rumah tetangga di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

10.Anamnesis SistemKeadaan umum: compos mentisKepala: demam (-)Kulit: tampak kering (-), keriput (-),Mata: tidak tampak sayu, anemis (-), sklera ikterik (-)THT: telinga dan hidung tidak ada keluhan, tenggorokan: faring hiperemis (+) Thorax: batuk (-), sesak (+), pilek cairan bening (+)Gastrointestinal: mual (-), muntah (-), diare (-)Genitourinaria: tidak ada keluhanMuskuloskeletal: letih, lesu (-)

3.3Pemeriksaan Fisik1.Kesan Umum: compos mentis2.Vital Signa.Nadi: 80x/menitb.Suhu: afebrisc.Pernafasan: 25x/menit3.Status Gizia.Klinis: tidak edemab.Antropometri Berat badan:17,3 kilogram Tinggi badan:94 cm Lingkar kepala:52 cm Lingkar dada:57 cm Lingkar lengan atas:19 cm4.Kepala:rambut hitam, tidak mudah dicabut, tampak sehat, pertumbuhan tidak sedikit5.Leher:tidak ada pembesaran limfonodi6.Thoraks :sesak (-), batuk(+), pilek(+)7.Abdomen :hepatosplenomegali (-), perut membuncit (-), kulit ?8.Anogenital :BAB, BAK tidak ada keluhan9.Ekstremitas :hipotrofi otot (-),

3.4 Penilaian Tumbuh KembangNo.

1.Dapatkah anak melepaskan pakaiannya, misalnya: baju, rok, atau celananya? (Topi dan kaos kaki ikut dinilai)Sosialisasi KemandirianYA TIDAK

2.Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawablah TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak memperbolehkan naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang.Gerak KasarYA TIDAK

3.Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkan anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang ain)?Bicara & BahasaYA TIDAK

4.Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah?Sosialisasi KemandirianYA TIDAK

5.Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta?Bicara & BahasaYA TIDAK

6.Tanpa berpegangan pada apapun, dapatkah anak anda menendang bola kecil (seperti bola tenis) ke depan? Mendorong tidak ikut di nilai.Gerak KasarYA TIDAK

7.Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan / petunjuk?Gerak HalusYA TIDAK

8.Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu diatas yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Kubus yang digunakan berukuran sekitar 2,5 5 cm.Gerak HalusYA TIDAK

9.Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti minta minum, mau tidur? (Terimakasih dan dadah tidak ikut di nilai)Bicara & BahasaYA TIDAK

10.Dapatkah anak dapat menyebutkan 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan? (menyebut dengan suara binatang tidak di nilai)Bicara & BahasaYA TIDAK

3.5 Diagnosis/Daftar Masalah1. Common coldCommon Cold adalah suatu reaksi inflamasi saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus, yang biasanya disebabkan oleh Rhinovirus. Virus ini mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita. Common cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh dengan sendirinya (self limitting disease). Gejala dan tanda common cold adalah gangguan nafas dengan / tanpasumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal, hidung meler, batuk, suara serak, lemas, sakit kepala, demam (biasanya ringan). Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4 -10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua. Untuk pemeriksaan penunjang yang di lakukan pada common cold biasanya pemeriksaan darah, tetapi pemeriksaan darah ini dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih dari 10 hari atau dengan demam > 37,8 C.Angka kejadian common cold tinggi pada anak, dan sering mirip dengan kejadian influenza. Meski gejalanya mirip, tetapi common cold berbeda dengan influenza. Influenza lebih berat dibandingkan dengan common cold. Beberapa perbedaan gejala influenza dengan common cold antara lain :GejalaCommon coldInfluenza

DemamRinganMendadak & tingggi

Sakit kepalaJarangSering

Nyeri dan pegalRinganSering berat

PilekSeringKadang-kadang

Bersin-bersinBiasa, tidak seringKadang-kadang

Sakit tenggorokanSeringKadang-kadang

BatukTidak seringBisa sampai parah

Komplikasi yang seringSinus atau infeksi telingaPneumonia, gagal ginjal dll

Sumber :www.publichealthgreybruce.on.ca/communicable/influenzaJadi, jika dilihat dari anamnesis dan manifstasi klinis yang terdapat Anak Vino yang terdapat : demam ringan, batuk, dan pilek, sementara untuk aktifitasnya sehari-hari tidak terganggu tetap bermain dengan teman-temannya menunjukkan tidak adanya kelemahan (malaise) dan tidak ada keluhan nyeri maupun pegal maka kemungkinan diagnosis kerjanya adalah common cold. Manifestasi klinis yang muncul sifatnya tidak berat dan self limitting disease. 2. Status Gizi : Baik BB/U : berada dalam rentang -2 SD sampai 2 SDInterpretasi : Gizi Baik TB/U : berada dalam rentang -2 SD sampai 2 SDInterpretasi : Normal BB/TB : >2 SDInterpretasi : Gemuk

3.6 Pembahasan/Interpretasi

1. Pembahasan AnamnesisAnak Vino, 34 bulan, datang ke posyandu diantar neneknya untuk mengontrol pengukuran berat badannya secara rutin. Dari keluhan yang disampaikan diketahui bahwa sejak 3 hari yang lalu anak demam, batuk dan pilek. Demam yang dirasakan tidak tinggi, hanya nglemeng. Neneknya mengatakan pilek dengan cairan bening, tidak berwarna kekuningan maupun kuning kehijauan. Saat anak batuk bisa sampai muntah. Nafsu makan anak sedikit berkurang meski masih mau makan rutin sehari 3 kali. Saat anak sakit tetap masih bermain dengan teman sebayanya seperti biasa. Anak tidak terlihat lemas. Anak sudah dibawa ke puskesmas dan diberi obat, namun saat ini obat sudah habis. Saat datang ke posyandu anak sudah tidak panas lagi tetapi anak masih batuk pilek.Dilihat dari riwayat penyakit dahulu, anak tidak pernah sakit yang berat. Hanya pernah mengalami beberapa kali batuk dan pilek dengan demam tidak tinggi seperti ini terutama jika anak setelah seharian bermain dengan teman-temannya di lingkungan sekitar tempat tinggal. Di lingkungan keluarga satu rumah tidak ada yang mengalami sakit serupa, ini mengindikasikan anak tidak tertular oleh anggota keluarganya. Bisa disimpulkan bahwa jika anak dalam kondisi yang terlalu lelah, kurang istirahat dan bermain bebas diluar rumah akan menyebabkan kondisi pertahanan tubuhnya berkurang sehingga mudah terpajan penyakit, salah satu contohnya mudah terserang virus Rhinovirus yang menyebabkan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berupa common cold dengan gejala demam ringan, batuk dan pilek sekarang sedang dialaminya.Riwayat tumbuh kembang pada Anak Vino baik jika dilihat dari data pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar lengan atas serta dibuktikan dengan skrinig KPSP.Riwayat kehamilan ibu tidak pernah mengalami infeksi, hipertensi, maupun diabetes melitus. Anak Vino lahir cukup bulan dengan persalinan normal ditolong oleh bidan di polindes daerah rumahnya. Anak Vino lahir dengan berat badan cukup besar yaitu 4100 gram dan panjang 50 cm.Riwayat pemberian ASI sampai dengan usia 1 tahun dan diberikan juga susu formula karena ibunya bekerja sehingga ia harus diasuh neneknya. Saat usia 6 bulan, Anak Vino sudah diberikan bubur susu dan juga dibuatkan bubur tim oleh neneknya. Nafsu anak sangat baik, tidak ada kesulitan dengan pemberian makannya. Neneknya mengatakan tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan makan dan susu sehari-hari karena sudah disiapkan oleh ibunya. Anak Vino juga sudah bisa untuk makan sendiri dan bisa lebih dari 3 kali dalam sehari untuk porsi makannya, tergantung permintaannya.Riwayat imunisasi sudah diberikan lengkap dan sesuai jadwal seperti yang tertulis pada tabel jadwal imunisasi diatas. Pada usia 1 hari sudah diberikan Hepatitis B, usia 1 bulan diberikan BCG, DPT I, dan Polio I. Usia 3 bulan diberi imunisasi DPT II dan Polio II. Usia 4 bulan diberikan imunisasi Polio III. DPT III dan Polio ke-IV serta Hepatitis B diberikan pada usia 5 bulan. Untuk imunisasi campak diberikan tepat pada usia 9 bulan.Keadaan sosial, ekonomi, dan lingkungan baik. Anak Vino tinggal satu rumah dengan orangtua, kakek dan neneknya. Kedua orangtuanya bekerja sebagai pegawai swasta. Kebutuhan Anak Vino sehari-hari berupa makanan lengkap berpa sayur, lauk, buah dan susu terpenuhi.Untuk kondisi tempat tinggal saat ini berada di lingkungan yang tidak terlalu padat penduduknya, kebersihan sekitar tempat tinggal baik, dan tidak berada di wilayah endemik penyakit tertentu. Hubungan dengan tetangga sekitar terjalin baik dan Anak Vino sering bermain ke rumah tetangga di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

2. Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan fisik Anak Vino tampak sadar penuh, sudah tidak demam, dan masih sedikit batuk dan pilek dengan cairan bening. Hampir semua gejala yang tampak ini memang mirip dengan gejala yang timbul pada influenza Tiga hari yang lalu saat Anak Vino demam, demamnya tidak tinggi hanya nglemeng saja. Dari sifat demamnya sudah terlihat perbedaannya dengan demam yang mendadak tinggi pada influenza. Dari cairan pileknya bisa terlihat bahwa penyebabnya adalah virus bukan bakteri. Karena cairan akan tampak kuning atau kuning kehijauan apabila disebabkan oleh bakteri. Sifat dari gejala yang ditimbulkan oleh virus juga akan sembuh dengan sendirinya. Pada tenggorokan tampak faring yang hiperemis, menunjukkan masih terjadinya reaksi inflamasi dari virus penyebab common cold itu sendiri. Keluhan batuk dan pilek sering. Anak Vino juga pernah sampai muntah karena tidak bisa mengeluarkan dahaknya. Gejala muntah pada saat batuk pada anak disebabkan karena anak tidak bisa mengeluarkan dahaknya, bukan karena gangguan pada sistem gastrointestinal. Jika dilihat tidak adanya keluhan lemah maupun nyeri, itu berarti bahwa gejala yang timbul tidak berat, sehingga menyingkirkan diagnosis banding influenza yang gejalanya lebih berat dan sering disertai dengan nyeri sendi dan kelemahan atau malaise. Untuk status gizi dari Anak Vino dapat dilihat dari berat badan dan tinggi badannya sesuai usia.Berat badan : 17,3 kg dan tinggi badan 94 cmIndeksSIMPANG BAKU

-3 SD-2 SD-1 SDMedian+1 SD+2 SD+3 SD

BB/U9,811,012,414,015,817,820,2

TB/U83,987,591,194,898,4102105,6

BB/TB11,011,812,813,815,016,317,8

Nilai Z Score nya adalah :Untuk BB/U : 17,3 14,0 = 1,83 SD15,8 - 14,0TB/U : 94,0 94,8 = -0,21 SD94,8 91,1BB/TB : 17,3 13,8 = 2,9 SD 15,0 13,8Jadi untuk inteerpretasi dengan nilai Z Score Anak Vino dalam gizi baik karena hasil BB/U : - 2 SD sampai 2 SD adalah gizi baik, TB/U : -2 SD sampai +2 SD adalah normal, dan nilai BB/TB 2 SD adalah gemuk.

3. Hasil Pengukuran KPSPHasil pengukuran dengan KPSP usia 30 bulan yang meliputi penilaian sosialisasi kemandirian, gerak kasar, bicara dan bahasa, serta gerak halus dapat dilakukan semua dan terpenuhi 10 jawaban YA pada Anak Vino. Hal ini berarti perkembangan anak sudah sesuai dengan tahap perkemmbangannya (S).

3.7Rencana Pengelolaan/Edukasi1. Penatalaksanaan Klinis : Common coldAnak sudah diberikan obat simptomatik yang didapat saat periksa ke puskesmas 3 hari yang lalu dan sekarang sudah habis, meski anak masih sedikit batuk dan pilek. Hal yang perlu disampaikan adalah terapi supportif, yaitu : Penjelasan mengenai penyakit yang diderita bisa sembuh sendiri dalam rentang waktu 4 sampai 10 hari. Harus rajin cuci tangan dengan sabun sebelum makan. Bermain di lingkungan yang bersih, menghindari daerah dekat selokan maupun tempat yang kumuh. Makan-makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus. Kurangi waktu bermain diluar untuk istirahat yang cukup serta dan untuk mengurangi resiko penularan terhadap bayi ataupun anak lain yang sehat. Usahakan berikan asupan cairan yang cukup untuk membantu mengeluarkan dahak dan mengganti cairan yang banyak hilang. Tidak perlu dikhawatirkan apabila gejala tidak memberat dan demam sudah turun. Apabila terjadi pemberatan gejala segera periksa ke puskesmas terdekat.2.Edukasi untuk gizi anakStatus gizi pada Anak Vino baik. Tetapi masih perlu edukasi untuk mengontrol pola makan dan kesukaan anak yang dilihat dari interpretasi BB/TB yang hasilnya adalah gemuk.Jangan menyuruh anak untuk diet, karena jika anak-anak melakukan diet maka setelah jadwal dietnya selesai, mereka akan melampiaskan keinginan makannya lagu untuk kembali gemuk. Yang perlu dilakukan adalah mengubah pola makan. Mengubah pola makan yang di maksud yaitu tetap boleh makan banyak namun di disiplinkan untuk makan 3 kali sehari, tidak boleh lebih. Junk food dan minuman ringan harus dihindari. Anak-anak harus memperbanyak makan sayur, buah-buahan dan air putih. Namun yang paling penting, kontrol dari orangtua dan keinginan anak sendiri untuk mengatasi kegemukannya adalah faktor paling penting.

BAB IVKESIMPULAN

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara berkembang. Infeksi saluran pernapasan akut menyerang saluran pernapasan, yaitu mulai dari hidung ke alveoli beserta adneksa. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merpakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan. Jenis ISPA yang paling sering diderita adalah common cold dan influenza.Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan kejadian ISPA antara lain status nutrisi, riwayat kontak dengan penderita sebelumnya, umur, dan alergi. Misalnya, pada satu keluarga terdapat satu virus yang menginfeksi salah satu anggota keluarga tersebut, maka secara simultan dapat menyebabkan penularan pada anggota lain di keluarga tersebut. Status nutrisi pada anak juga mempengaruhi, dikarenakan asupan nutrisi yang kurang dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh saat melawan patogen.Common cold yang diderita oleh Anak Vino, 34 bulan, bisa diakibatkan dari lingkungan tempat tinggal yang padat dan anak suka bermain di luar rumah sehingga kebersihan kurang terjaga dengan baik dan bisa didapat karena penularan dari anak lain di lingkungan sekitar rumahnya yang menderita sebelumnya. Saat ini sudah dalam masa penyembuhan, sehingga hanya perlu terapi suportif untuk menjaga daya tahan tubuh dengan asupan makanan bergizi serta pemberian cairan yang cukup, kurangi waktu bermain di luar rumah untuk istirahat, menjaga kebersihan, serta periksa kembali ke dokter atau puskesmas apabila terjadi pemberatan dari gejala yang timbul.

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, R. E., Kliegman., Arvin., 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson II. Jakarta: EGCKementrian Kesehatan RI, 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kelompok Kerja Operasional Posyandu, JakartaRudolph, Abraham, M., et al., 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20. Samik Wahab., 2006. (Alih bahasa), EGC, JakartaRajnik, M., 2013. Rhinovirus Infection. http://emedicine.medscape.com/article/227820-overview#a0101. Diakses pada tanggal 5 Mei 2013.Soedjatmiko. 2001. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita: Sari Pediatri, 3: 3, 175-188

LAMPIRAN1.Laporan Posyandu1.1. Identitas posyandu Nama posyandu : Posyandu Cempaka Lokasi : Dusun Manggisan Jumlah Balita : 31 balita Cakupan yang hadir : 15 balita Jumlah Kader : 2 orang ( Ibu Puji Lestari dan Ibu Sri Mulyani)1.2 Kegiatan PosyanduKegiatan dilaksanakan setiap 1 bulan sekali di hari selasa minggu pertama, posyandu buka setiap jam 9 11 pagi. Kegiatan yang dilakukan adalah penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan imunisasi wajib yang dilakukan oleh petugas dari puskesmas Mertoyudan II.

2. Dokumentasi

3. Notulensi dengan DPL

Hari/ Tanggal : Selasa, 4 juni 2013Waktu: 12.00 WIBTempat: Puskesmas Mertoyudan IINarasumber : dr. Herlina N. R

Pada kasus ISPA dengan gejala batuk dan pilek pada balita, perlu digali adakah keluhan muntah atau tidak. Jika ya, itu menandakan jenis batuk yang dialami adalah batuk berdahak. Anak tidak bisa mengeluarkan dahaknya, maka saat ia batuk bisa terjadi muntah. Muntah yang terjadi bukan karena gangguan pada gastrointestinal, tetapi karena cara untuk mengeluarkan banyaknya dahak. Untuk mendiagnosis pada anak, tidak cukup dengan diagnosis klinisnya saja, tapi juga ditegakkan diagnosis status gizinya. Inilah perbedaan penegakkan diagnosis pada dewasa dan anak-anak. Status ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap pemberian nutrisi setiap harinya, jadi berkaitan erat antara ekonomi keluarga dengan status gizi. Untuk pemeriksaan fisik anak, jangan lupa lihat dan amati pertumbuhan rambut, apakah sehat atau tampak sedikit dan mudah dicabut.