Kata Pengantar
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkans ke hadirat Allah SWT, atas ‘nayah
dan hidayah-Nya yang telah deberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul“ analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi” . Shalawat dan salam
penulis kirimkan buat baginda rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya sekalian .
Makalah ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi tugas Pendidikan
kewarganegaraan SMAN 7 KEDIRI
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyalurkan ide dan pikiran demi terwujudnya makalah ini.
Akhir kata Penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk mewujudkan
kesempurnaan makalah ini.
Kediri ,29 januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..............................................................................................3
B. Identifikasi masalah.....................................................................................5
C. Batasan masalah ..........................................................................................6
D. Rumusan masalah.........................................................................................6
E. Tujuan ..........................................................................................................6
F. Manfaat penulisan.........................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori...............................................................................................8
BAB III METODOLOGI PENULISAN
A. Metode penulisan..........................................................................................11
B. Metode pengumpulan data............................................................................11
C. Sistematika penulisan....................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi.......................12
B. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di era
globalisasi.............................................................................................................13
C. Upaya upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikirdan tingkah laku
di era globalisasi...................................................................................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................17
B. Saran ..............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Generasi muda berperan penting dalam perjuangan dan pembangunan bangsa Indonesia.
Berbagai bentuk perjuangan baik fisik ataupun fikiran. Generasi muda memiliki poros yang
penting bagi suatu negara. Punah atau tidaknya, mundur atau majunya suatu negara bergantung
pada generasi mudanya. Dikutip dari buku Benjamin Fine yang berjudul 1.000.000 Deliquents,
mengatakan bahwa “ a generation who will one day become our national leader”. Generasi
muda adalah pelurus dan penerus bangsa.
Generasi muda yang hidup dalam masa kemerdekaan dan perjuangan akan cenderung
memiliki kreativitas tinggi,rajin, mempunyai semangat belajar yang tinggi , bijaksana dalam
mengambil keputusan, berjiwa kepemimpinan untuk melakukan perubahan dan mempertahankan
budaya serta harkat dan martabat Indonesia
Pada saat ini, generasi muda yang hidup dalam kondisi nyaman, aman, tentram
cenderung apatis, tidak banyak berbuat hanya mempertahankan apa yang telah di capai tanpa
keinginan dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang lebih baik lagi. Bahkan generasi muda
saat ini cenderung tidak produktif malah sebaliknya bersikap konsumtif, seharusnya melalui
generasi muda terlahir inspirasi dan ide-ide kreatif untuk mengatasi persoalan atau masalah.
Generasi muda khususnya dikalangan pelajar saat ini mulai kehilangan nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia itu sendiri. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang sangat pesat.
Menurut Achmad Suparman globalisasi merupakan suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau
perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Di era
globalisasi seperti saat ini telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang signifikan,
akibatnya terdapat dampak positif dan negatif dari perubahan ini. Masa-masa remaja dapat
dikatakan masa yang paling menyenangkan. Sebagian besar remaja khususnya pelajar masih
memiliki sifat labil atau mengikuti perkembangan sekitarnya. Banyak remaja beranggapan
bahwa mereka dapat dengan bebas melakukan apa yang mereka suka dan dianggap tidak
modern atau ketinggalan zaman jika tidak mengikuti perkembangan zaman.
Dengan sifat seperti itu, akan lebih banyak dampak globalisasi yang mereka dapatkan
secara tidak sadar. Baik itu dampak positif maupun negatif. Sumber dari dampak-dampak bagi
para remaja umumnya mudah didapatkan dari perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan,
perkembangan dalam media komunikasi, elektronik, termasuk internet, dan juga dalam
perkembangan moral dan budaya. Di lihat dari sisi negatifnya, sangat banyak dampak dari
globalisasi di kalangan masyarakat pelajar. Degradasi moral dan sosial budaya yang cenderung
kepada pola-pola perilaku menyimpang. Hal ini sebagai dampak pengabdopsian budaya luar
secara berlebihan dan tak terkendali oleh sebagian pelajar. Persepsi budaya luar ditelan mentah-
mentah tanpa memfilterisasi terlebih dahulu.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia
secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi
global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari
berbagai sudut pandang. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker
(2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik
yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam
kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah
proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat
membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang
lain.(A.G. Mc.Grew, 1992).
Media massa atau media informasi berperan penting terhadap proses globalisasi .
Kemajuan iptek melahirkan berbagai media yang mutakhir seperti televisi handphone, dan lain-
lain. Media massa dalam hal ini seharusnya memberi asupan-asupan positif bagi pelajar,
khususnya media massa yang menjadi konsumsi sehari-hari seperti surat kabar dan televisi.
Banyaknya informasi yang bisa diperoleh dari media tersebut menyebabkan para pelajar
menyalahgunakan media tersebut. Tanyangan atau berita yang mereka lihat dijadikan suatu
kebudayaan baru sesuai dengan kemajuan zaman.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya
adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu
ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan
anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena
tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal
generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
Dalam hal ini peran serta orang tua dan pihak sekolah diperlukan untuk mengatasi .
Banyak cara yang dapat ditempuh, diantaranya : pembekalan agama yang diberikan orang tua
sejak dini kepada para pelajar, pendidikan aqidah akhlak setiap minggu kepada pelajar oleh
pihak sekolah, gerakan iqra (membaca), menanamkan aqidah shahih (tauhid) akhlak atau
perilaku, dan istiqamah pada agama yang dianaut, pembentukan organisasi-organisasi untuk
menyalurkan minat dan bakat siswa diluar jam belajar, melakukan gerakan budaya perlawanan
(counter culture) terhadap budaya populer yang boros dan hedonis di media, khususnya televisi..
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk mendeskripsikan tentang “ analisis
pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi” dengan tujuan memberikan informasi
tentang dampak negatif perkembangan pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi serta
upaya penanggulangannya.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperoleh beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Perbedaan pola pikir dan tingkah laku pelajar pada masa sebelum dan sesudah era
globalisasi.
2. Hilangnya nilai-nilai luhur budaya Indonesia di kalangan pelajar di era globalisasi.
3. Kurangnya filterisasi terhadap budaya luar yang masuk dan berkembang di era
globalisasi.
4. Rendahnya moral dan etika pelajar di era globalisasi .
C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah “ analisis
pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi.”
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan batasan masalah di atas,maka rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi ?
2. Apa dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di era
globalisasi?
3. Apa upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan tingkah laku pelajar di
era globalisasi?
E. TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:
1. Analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi
2. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi
3. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan tingkah laku pelajar di era
globalisasi.
F. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Orang Tua
Menjelaskan dan memberitahukan tentang dampak globalisasi bagi pola pikir dan
tingkah laku putra-putri mereka. Sehingga orang tua dapat memberikan upaya-upaya
pencegahan sedini mungkin kepada putra-putrinya sebelum mereka terpengaruh dalam
era globalisasi.
2. Bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada sekolah untuk membuat atau membentuk
organisasi-organisasi yang sesuai minat dan bakat siswa/siswi diluar jam belajar. Agar
siswa dapat melakukan kegiatan positif setelah pulang sekolah. Menjadi bahan
pertimbangan untuk memberikan sosialisai pembenaran kepada siswa, dalam rangka
pembentukan akhlak atau perilaku siswa.
3. Bagi Pelajar
Meningkatkan kesadaran pelajar untuk berpikir kritis dan bertingkah laku sesuai
dengan norma-norma yang berlaku.
4. Bagi Penulis
Dapat mengetahui pengaruh globalisasi terhadap pola pikir dan tingkah laku.
5. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan pembaca tentang pola pikir dan tingkah laku pelajar di era
globalisasi. sebagai bahan informasi mengenai dampak negative dan positifnya
Globalisasi dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengukur
keberhasilan yang dicapai oleh suatu lembaga pendidikan dalam mensosialisasikan
dampak negatifnya globalisasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pola Pikir dan Tingkah Laku
Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk
bertindak. Pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang. Pengalaman yang direkam
dalam pikiran bawah sadar membentuk pola pikir. Pengalaman yang dimiliki seseorang dapat
bersifat positif maupun negatif . Tanpa disadari lingkunga sekitar kita dapat membentuk pola
pikir negatif yang dapat merusak diri sendiri.
Pola pikir akan terbentuk melalui “ IMPRINT “ yaitu proses pembiasaan diri atau
pengalaman yang direkam sejak masa kecil pada seseorang. Sedangkan imprinting adalah suatu
proses reaksi tingkah laku yang diperoleh orang selama masih sangat muda dalam kehidupan.
Ada dua jenis pola pikir ( mindset), yaitu :
1. Pola Pikir Tetap ( fixed mindset ), yaitu pola pikir yang tidak dapat ditingkatkan. Ini
adalah pola pikir yang negatif, pesimis , tidak percaya diri , puas dengan keadaan yg
sekarang.
2. Pola Pikir Berkembang ( growth mindset ), yaitu pola pikir (pandangan) yang dapat
dikembangkan melalui praktik, pelatihan, cara/metode yang tepat. Ini adalah pola pikir
yang positif dan optimis, selalu ingin berusaha, berjuang terus, percaya bahwa bisa lebih
maju.
Dari dua jenis jenis pola pikir diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa intinya adalah
agar kita sadar bahwa pola pikir manusia itu bisa dirubah dan dikembangkan , oleh karena itu
terus kembangkan kemampuan dan potensi diri Anda untuk lebih baik dan sukses. Tidak perlu
menyembunyikan kekurangan atau kegagalan Anda, tapi carilah jalan keluarnya. Anda
mempunyai peluang berkembang secara tidak terbatas , tergantung pada usaha , perjuangan dan
doa Anda. “Penemuan terbesar dari generasi kita adalah bahwa manusia dapat mengubah
kehidupan mereka dengan mengubah cara berpikir mereka (William James )”.
Pola pikir pelajar dapat berubah dan di rubah. Merubah pola pikir/mindset seseorang hendaknya
dengan cara lebih dahulu merubah kepercayaan atau keyakinannya ( belief ). Menurut Bill Gould
Pakar Transformational Thingking bahwa :
Manusia terdiri atas 3 sistem :
1.Sistem Perilaku ( behavior system )
Sistem Prilaku / Behavior System adalah cara kita berinteraksi dengan dunia luar, juga
interaksi kita dengan realitas sebagaimana kita mengerti realitas itu. Prilaku mempengaruhi
pengalaman dan sebaliknya, kemudian pengalaman mempengaruhi sistem berpikir kita. Itulah
sebabnya apabila ada usaha seseorng utk merubah sistem prilaku kita, biasanya kita akan
menolak & marah.
2.Sistem Berpikir ( Thingking system )
Sistem Berpikir ( Thingking System ) berlaku sebagai filter dua arah yang
menerjemahkan berbagai kejadian atau pengalaman yang kita alami menjadi suatu kepercayaan.
Selanjutnya kepercayaan ini akan mempengaruhi tindakan kita, sehingga menciptakan realitas
bagi diri kita. Dengan mempelajari ketrampilan berpikir yang baru, kita dapat merubah sistem
kepercayaan dan sistem prilaku kita.
3.Sistem Kepercayaan ( Belief system ).
Sistem Kepercayaan atau Belief System adalah inti dari segala sesuatu yg kita yakini
sebagai realitas, kebenaran, nilai hidup dan segala sesuatu yang kita tahu mengenai dunia ini.
Merubah kepercayaan ( belief ) merupakan hal yang sangat sulit. Belief ( kepercayaan) adalah
sesuatu yang kita yakini benar, sehingga begitu kita meyakini sesuatu sebagai hal yang benar,
maka kita akan sulit mengubah keyakinan kita itu
Tahapan dari pola pikir selanjutnya adalah pola sikap atau tingkah laku yang merupakan
cara atau upaya yang dilakukan seseorang untuk melaksanakan pola pikir yang diyakininya.
Dari pola sikap yang tergambar secara sosial dan individu itulah kita bisa melakukan analisa
bagaimana pola pikir seseorang. Perilaku atau akhlak merupakan tingkah laku atau tanggapan
seorang terhadap lingkungan, sifat-sifaat kejiawaan,akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri
khas seorang. secara etimologi akhlak berasal dari kata khalaqa yang berarti mencipta, membuat,
atau menjadikan. Akhlak adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya adalah khuluqun, yang
berarti tabiat, adat atau khalakun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi akhlak (perilaku)
adalah tabiat atau sistem perilaku yang dibuat manusia, bisa baik atau buruk tergantung kepada
tata nilai yang dipakai sebagai landasan. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003) dalam Skinner
merumuskan bahwa “perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar”. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-
O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon.
BAB IIIMETODOLOGI PENULISAN
A. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif.
Penulis mencoba mendeskripsikan tentang analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era
globalisasi.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan teknik (library research ). Penulis
mengkaji bebagai sumber yang berasal dari buku, artikel, dan internet.
C. Sistematika Penulisan
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi gambaran umum tentang arti dari pola pikir dan tingkah laku
pelajar. Kemudian diakhiri dengan tujuan penulisan ini, yaitu menjelaskan tentang
“analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi”.
2. Tinjauan Pustaka
Merupakan basis untuk dapat menganalisis permasalahan dan diperoleh dari
berbagai referensi.
3. Metodologi Penulisan
Merupakan tentang metode yang digunakan dalam menyusun makalah ini dan
sistematika penulisan.
4. Pembahasan
Merupakan inti dari penulisan makalah ini, dimana dasar teori yang diperoleh
dianalisa dan dikaitkan satu sama lain.
5. Penutup
Merupakan bab yang memuat simpulan dan saran dari keseluruhan isi penulisan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi
Era globalisasi telah membawa dampak perubahan besar bagi pola pikir tiap
individu Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi
informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan
bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan
televisi, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang
lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya
akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada Pelajar dalam kehidupan sehari-hari,
seperti keadaan tersebut mempengaruhi cara berpikir dan berprilaku pelajar sehingga dapat
menumbuhkan sifat pelajar yang mengarah pada sebagai berikut:
1. Individualistis, yaitu mementingkan diri sendiri.
2. Materialisme, yaitu aliran yang mementingkan kebendaan sebagai sumber hidup.
3. Hidonisme, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan
adalah tujuan utama dalam hidup.
Di zaman yang serba modern ini, pelajar semakin lupa terhadap apa yang harus
dilakukan sebagai penerus bangsa, kewajiban seorang murid untuk belajar, patuh kepada guru
terlebih lagi kepada kedua orang tua kurang diperhatikan. pelajar di zaman sekarang lebih
mendahulukan berhura-hura daripada menjalankan kewajiban. Mereka tidak lagi
mempertimbangkan apa yang akan terjadi setelah apa yang mereka lakukan. Padahal selain
merugikan diri mereka sendiri juga dapat merugikan bangsa tempat dimana mereka tinggali.
Hal inilah yang paling ditakuti, dimana moral bangsa terabaikan. Banyak orang
tua kurang memperhatikan kehidupan buah hatinya. Mereka cenderung memenuhi kebutuhan
fisik saja, sedangkan rohani mereka terabaikan. Para orang tua sering sibuk dengan profesi
mereka masing-masing. Sementara sang anak dipercayakan kepada orang yang kurang
berwenang terhadap dirinya. Dan itulah yang menyebabkan sang anak hidup dengan jalan
mereka sendiri dengan tanpa arah. Mereka tidak menyadari yang mereka lakukan adalah awal
dari mulai hancurnya bangsa ini. Yang mereka tahu hanyalah mencari kesenangan untuk
menghibur hati dengan tidak mempedulikan halal haramnya. Sedangkan orang tua mereka tidak
mengetehui sama sekali. Jika kebanyakan orang tua demikian, maka nasib bangsa menjadi
taruhannya. Jika moral bangsa telah tercemar maka tiadalah damai untuk ditempati sebagai
sarana kelangsungan hidup warganya.
B. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi.
Globalisasi adalah sebuah fakta kehidupan yang tidak dapat kita hindari lagi.
Surat kabar dan media elektronik setiap hari memberikan tentang berbagai hal, seperti sinetron
yang ditonton, berita atau informasi, filem, entertaiment, cerita dan lain sebagainya. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi ini, tidak diragukan lagi, telah menimbulkan revolusi dalam
kehidupan manusia pada abad modern ini. Hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang
luput dari jangkauan kemajuan tersebut. Dalam bidang komunikasi massa-baik media massa,
media cetak maupun elektronik. Namun media-media tersebut sangatlah berdampak pada pola
pikir dan tingkah laku pelajar, jika tidak difilterisasi dengan baik ada beberapa media yang dapat
berdampak buruk pada pola pikir dan perilaku Pelajar :
1. Media Monster Bermata Satu atau Televisi
2. Didalam televisi banyak hal yang di tampilkan baik hal yang berupa informasi, hiburan,
infotaitment dan lain-lain. Tapi sebenarnya, tanpa disadari kita telah terjebak dalam suatu
bahaya yang ditimbulkannya. Berita yang disajikan terkadang belum saatnya di tonton
oleh remaja atau film-film yang menggambarkan suasana atau gaya hidup pelajar di kota
besar yang cenderung menyimpang dari hakikat pelajar itu sendiri. Contohnya memakai
rok pendek dan dandan berlebihan kesekolah. Pelajar yang menonton film-film seperti
ini beranggapan bahwa ini adalah kebudayaan baru yang sesuai dengan perkembangan
zaman dan mengimplementasikan ini di kehidupan sehari-hari. Padahal di kehidupan
nyata tidak ada sekolah yang membiarkan muridnya untuk berpakaian minim dan dandan
berlebihan ke sekolah.
3. Media Cetak
a. Media cetak adalah salah satu alat komunikasi massa yang diterbitkan dalam
bentuk cetakan seperti koran, majalah dll. Dewasa ini, penggunaan media sebagai
salah satu sarana dalam memberikan informasi kepada masyarakat luas semakin
meningkat. Perkembangan media cetak memberikan kesempatan yang sangat
luas besar bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai suatu produk
atau perusahaan. Dengan perkembangbiakan media yang sangat pesat sekarang
ini, sangat sulit untuk berkomunikasi dengan konsumen yang terpecah
(Alif,2008,Hal
42 ). Media cetak sangatlah berpengaruh dalam pola pikir dan pembentukan
karakter seorang pelajar, baik buruknya tergantung media cetak apa yang
dikonsumsi.
Dalam membaca media cetak akhlak atau perilaku soerang pelajar akan menjadi baik
jika media cetak yang dibaca adalah media cetak yang positif. Media positif yang dimaksud
adalah media cetak pembelajaran yang menambah wawasan dan memiliki manfaat seperti
menambah informasi, pengetahuan dll, dalam interaksi seorang pelajar terhadap lingkungan
sekitarnya. Namun dalam positifnya media cetak memiliki beberapa hal negatif, contohnya
media cetak porno yang dikemas halus dalam media cetak entertaintment yang sering di
konsumsi oleh para pelajar, hal ini sangat berpengarauh terhadap keperibadian pelajar, dan
penilaian karakter seorang pelajar. Sehingga dampak yang ditumbulkan bagi pelajar adalah
sebagai berikut :
a) Merubah kepribadian secara drastis,penantang, pemarah dan pelawan.
b) Masa bodoh terhadap dirinya, semangat belajar menurun, berperangai seperti orang
gila.
c) Maraknya kejahatan seksual terhadap anak-anak dibawah umur.
d) Hilangnya norma-norma hidup beradat, beragama, dan melecehkan norma hukum.
e) Berperilaku menjadi penyiksa, putus asa, pemalas.
f) Tidak mempunyai harapan masa depan.
g) Kesukaan mengambil (mencuri), milik orang lain.
h) Berbuat mesum.
i) Mengganggu ketertiban umum.
j) Tidak ada penyesalan berbuat kesalahan
Jika diperhatikan dan dicerna dengan baik, tampak bahwa media masa di era
globalisasi ini sangat merusak pola pikir dan tingkah laku para pelajar. Media televisi yang
membentuk karakteristik dan pola pikir seorang pelajar yang malas, media cetak membentuk
pola pikir dan sikap pelajar yang tidak berkharisma kepribadian.
C. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir dan tingkah laku pelajar di era globalisasi.
Berikut ini ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola
pikir dan tingkah laku pelajar :
1. Gerakan iqra (membaca).
Ini penting karena minat baca pelajar Indonesia sangat rendah untuk menananmkan budaya
membaca bagi pelajar terutama membaca buku pelajaran atau buku yang dapat menambah
wawasan. Gerakan ini dapat dioptimalkan pada kegiatan ektrakulikuler setiap akhir pekan
disetiap sekolah . Laporan terbaru dari Programmer for International Student Assessment
(PISA) pada 2003 menyatakan dari 40 negara, Indonesia berada pada tingkat terbawah dalam
kemampuan membaca.
2. Menanamkan aqidah shahih (tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada agama
yang dianaut . Menularkan ilmu pengetahuan yang segar dengan tradisi luhur. Apabila sains
dipisah dari aqidah syariah dan akhlaq akan melahirkan saintis tak bermoral agama,
konsekuensinya ilmu banyak dengan sedikit kepedulian.
3. Melakukan gerakan budaya perlawanan (counter culture) terhadap budaya populer
yang boros dan hedonis di media, khususnya televisi. Banyak tayangan televisi tidak mendidik
dan mencerahkan, tapi mengajarkan gaya hidup glamor, kekerasan, dan mistik yang
menumpulkan akal sehat. Pelan tapi pasti, sinetron-sinetron yang ada di televisi memberikan
pengaruh negatif bagi anak-anak muda, khususnya para pelajar. Imitasi pun banyak dilakukan,
mulai dari cara berpakaian, makan, minum, berbicara hingga bergaul. Terlebih dengan semakin
maraknya dunia maya (internet) dan jejaring sosial. Banyak sekali dampak negative dari internet
bagi para pelajar, namun juga sangat bermanfaat bagi para pelajar. Melihat hal tersebut, gerakan
pelajar harus mengambil inisiatif untuk melakukan perlawanan. Gerakan-gerakan populis untuk
menyadarkan masyarakat tentang tontonan yang tidak mendidik harus dilakukan. Misalnya,
dengan gerakan satu hari tanpa televisi, kampanye tontonan yang sehat, memboikot sinetron-
sinetron cabul, porno, horor, dan mistik yang dapat menumpulkan daya piker, memfilter situs -
situs porno. Membuat situs-situs pertemanan yang lebih terfilter dan mengarahkan untuk
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dengan memberi obrolan-obrolan dan informasi - informasi
yang menarik namun sarat ilmu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :
1. Era globalisasi merupakan suatu zaman yang yang sarat dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Apabila hal ini dimanfaatkan dalam hal positif, sungguh sangat besar manfaat
yang akan kita terima untuk perkembangan bangsa. Namun, sebagian orang tak bertanggung
jawab menyalah gunakan kemajuan teknologi dan informasi.
2. Kurang adanya filterisasi terhadap informasi yang masuk, membuat siapa saja dapat
mengaksesnya dengan mudah. Khususnya dikalangan pelajar yang sedang memasuki masa
pencarian jati dirinya. Tentulah apa yang mereka lihat atau baca akan mempengaruhi pola
pikir dan tingkah laku mereka. Apa yang mereka dapatkan, mereka anggap sebagai suatu
kebudayaan baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Pola pikir dan tingkah laku pelajar yang menyimpang dapat merugikan bangsa dan negara,
dan juga kepada diri pelajar itu sendiri . pelajar merupakan generasi muda penerus bangsa
dan negara. Bagaimana bangsa dan negara kedepannya jika generasi penerus bangsa malah
menghancurkan bangsanya sendiri. Mungkin bangsa kita sudah bebas dari penjajahan
beratus-ratus tahun yang lalu, namun tanpa kita sadari, kita masih terjajah oleh dampak
negatif pengaruh globalisasi yang menggerogoti generasi muda khsusnya pelajar.
4. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola pikir dan tingkah
laku pelajar di era globalisasi. Misalnya : meningkatkan peran orang tua dalam memberikan
pengarahan dan pengawasan terhadap anak mereka. Membentuk gerakan iqra (membaca).
Menanamkan aqidah shahih (tauhid) akhlak atau perilaku, dan istiqamah pada agama yang
dianaut. Melakukan gerakan budaya perlawanan (counter culture) terhadap budaya populer
yang boros dan hedonis di media, khususnya televisi.
B. Saran
Saatnya pelajar menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan.
Pelajar harus meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita cita perjuangannya. Pelajar
atau generasi muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan harus menjadi aset yang
potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa depan. Saatnya pelajar atau generasi muda
memimpin perubahan. Pelajar atau generasi muda yang tergabung dalam berbagai Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda memiliki prasyarat awal untuk memimpin perubahan. Pelajar atau
generasi muda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu
kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh
kekuatan generasi muda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan agar dapat memilih mana yang baik dan benar bagi pelajar .
Karena itu, tidak semua kebudayaan asing baik dan cocok untuk diterapkan pada masyarakat
Indonesia. Seharusnya generasi muda khususnya pelajar lebih memfilter lagi budaya asing dan
perkemangan teknologi di era globalisasi ini.