Download - Tugas Manajemen Jarkom

Transcript
Page 1: Tugas Manajemen Jarkom

Tugas Manajemen Jarkom

Nama Kelompok B :

1. Fadilah Andhy Z. (095623254) 2. Ahmad Zainul Khoiriri (115623033) 3. Beni Bayu S (115623037) 4. Ricky Setiawan (115623297) 5. Arian Darmawan (115623301) 6. Annas Hadi F. (115623305) 7. Dedi Surya L. (115623309) 8. Nugroho F (115623313) 9. M. Syaiful Rizal (115623317) 10. Noviagati Pramudia (115623321) 11. Ditha Triyani E. (115623325) 12. Fitro Kurniadi (115623330)

Page 2: Tugas Manajemen Jarkom

MATERI TENTANG SUBNETTING

Subnetting : membagi network yang besar ke network yang kecil

Keuntungan :

1. menyederhanakan administrasi 2. perubahan stuktur jaringan tidak tampak dari luar 3. keamanan jaringan lebih baik 4. pembatasan lalu lintas jaringan

Subnetmask default

Kelas A : 255.0.0.0

Kelas B : 255.255.0.0

Kelas C : 255.255.255.0

Pembagian Kelas

Kelas A : 0-126 .0.0.0

Kelas B :128-191.0.0.0

Kelas C :197-223.0.0.0

Kelas D :224-239.0.0.0 (MultiCast)

Kelas E :239-255.0.0.0 (Pengembangan)

Page 3: Tugas Manajemen Jarkom

Perhitungan Subnet

Kelas A

IP yang diberikan 10.0.0.0 dan kita harus mensubnet sebanyak 50 subnet

Langkah – langkahnya adalah:

1. Tentukan nilai dalam octet IP yang sama dengan Jumlah kebutuhan Subnet (50) atau yang melebihi dari itu

128 64 32 16 8 4 2 1

2. Hitung dari kanan sesuai dengan jumlah bit diatas lalu jumlhkan . Hasilnya merupakan bilangan Subnet mask . 128+64+32+16+8+4 = 252 maka Subnet mask yang dipakai adalah 255.252.0.0

128 64 32 16 8 4 2 1

3. Ambil Nilai terkecil dalam perhitungan nomor 2 dan hasilnya merupakan range IP per subnet (nilai 4 adalah nilai terkecil maka range IP adalah 4 IP) Maka Hasil dari subnetnya adalah

10.0.0.0 ------------------------------------- Subnet Zero

10.4.0.0

10.8.0.0

-----

-----

10.252.0.0 ------------------------------- Broadcast Zero

6 BIT

Page 4: Tugas Manajemen Jarkom

Kelas B

IP yang diberikan 160.0.0.0 dan kita harus mensubnet sebanyak 80 subnet

Langkah – langkahnya adalah:

4. Tentukan nilai dalam octet IP yang sama dengan Jumlah kebutuhan Subnet (80) atau yang melebihi dari itu

128 64 32 16 8 4 2 1

5. Hitung dari kanan sesuai dengan jumlah bit diatas lalu jumlhkan . Hasilnya merupakan bilangan Subnet mask . 128+64+32+16+8+4+2 = 254 maka Subnet mask yang dipakai adalah 255.255.254.0

128 64 32 16 8 4 2 1

6. Ambil Nilai terkecil dalam perhitungan nomor 2 dan hasilnya merupakan range IP per subnet (nilai 2 adalah nilai terkecil maka range IP adalah 2 IP) Maka Hasil dari subnetnya adalah

160.0.0.0 ------------------------------------- Subnet Zero

160.0.2.0

160.0.4.0

-----

-----

160.0.254.0 ------------------------------- Broadcast Zero

7 BIT

Page 5: Tugas Manajemen Jarkom

KELAS C

IP yang diberikan 192.168.0.0 dan kita harus mensubnet sebanyak 5 subnet

Langkah – langkahnya adalah:

1. Tentukan nilai dalam octet IP yang sama dengan Jumlah kebutuhan Subnet (50) atau yang melebihi dari itu

128 64 32 16 8 4 2 1

2. Hitung dari kanan sesuai dengan jumlah bit diatas lalu jumlhkan . Hasilnya merupakan bilangan Subnet mask . 128+64+32+= 224 maka Subnet mask yang dipakai adalah 255.255.255.224

128 64 32 16 8 4 2 1

3. Ambil Nilai terkecil dalam perhitungan nomor 2 dan hasilnya merupakan range IP per subnet (nilai 32 adalah nilai terkecil maka range IP adalah 32 IP) Maka Hasil dari subnetnya adalah

192.168.0.0 ------------------------------------- Subnet Zero

192.168.0.32

192.168.0.64

10.252.1.0 ---------------------------------Broadcast Zero

3 BIT

Page 6: Tugas Manajemen Jarkom

Classless Inter Domain Routing (CIDR)

Subnetmask diidentifikasi dengan tanda slash (/)

Contoh 192.168.0.1/24

Kelas A : Mulai dari /8

Kelas B : Mulai dari /16

Kelas C : Mulai dari /24

128 192 224 240 248 252 254 255 128 64 23 16 8 4 2 1 Diatas adalah table yang dapat mempermudah perhitungan Subnet

Contoh :

IP 198.0.0.1/26 dibuat sebanyak 16 Subnet

Maka karena 198.0.0.1 merupakan kelas C maka dihitung mulai 24 sebanyak Bilangan CIDR nya

128 192 224 240 248 252 254 255 128 64 32 16 8 4 2 1

Table berwarna biru menunjukkan range IPnya yaitu 32 range IP

Sedangkan yang diatas merupakan Subnet mask yang dipakai yaitu 255.255.255.224

24 25 26

Page 7: Tugas Manajemen Jarkom

Subnetting version 4

a. Pengertian ALAMAT IP VERSI 4 (IPV4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia. Jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host

b. REPRESENTASI ALAMAT IP VERSI 4 Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit, dimana format bentuknya w.x.y.z. nilainya berkisar antara 0 hingga 255 . Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.

Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan.

c. JENIS-JENIS ALAMAT Alamat Unicast

Alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP.

Alamat Broadcast Alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama.

Alamat Multicast

Page 8: Tugas Manajemen Jarkom

alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda.

KELAS-KELAS ALAMAT

KELAS

ALAMAT IP

OKTET

PERTAMA

(DESIMAL)

OKTET

PERTAMA

(BINER)

DIGUNAKAN OLEH

Kelas A 1–126 0xxxxxxx Alamat unicast untuk jaringan skala besar

Kelas B 128–191 10xxxxxx Alamat unicast untuk jaringan skala menengah

hingga skala besar

Kelas C 192–223 110xxxxx Alamat unicast untuk jaringan skala kecil

Kelas D 224–239 1110xxxx Alamat multicast (bukan alamat unicast)

Kelas E 240–255 1111xxxx

Direservasikan;umumnya digunakan sebagai

alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat

unicast)

Page 9: Tugas Manajemen Jarkom

D. REPRESENTASI SUBNET MASK

Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.

Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.

Metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yaitu:

Notasi Desimal Bertitik Notasi Panjang Prefiks Jaringan Untuk menentukan network

identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison).

E. SUBNETTING adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork). Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Konsep Subnetting

Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa

Page 10: Tugas Manajemen Jarkom

ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1..

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

Page 11: Tugas Manajemen Jarkom

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

Page 12: Tugas Manajemen Jarkom

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

CLASS OKTET PERTAMA SUBNET MAS DEFAULT PRIVATE ADDRESS

A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255

B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255

C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255

Setelah anda membaca dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet Mask Nilai CIDR

255.128.0.0 /9

255.192.0.0 /10

255.224.0.0 /11

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.240.0 /20

255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22

Page 13: Tugas Manajemen Jarkom

255.240.0.0 /12

255.248.0.0 /13

255.252.0.0 /14

255.254.0.0 /15

255.255.0.0 /16

255.255.128.0 /17

255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19

255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host

3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Page 14: Tugas Manajemen Jarkom

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host Pertama

192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host Terakhir

192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30

Page 15: Tugas Manajemen Jarkom

(kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.128.0 /17

255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19

255.255.240.0 /20

255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22

255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host

3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0

Host 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1

Page 16: Tugas Manajemen Jarkom

Pertama

Host Terakhir

172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254

Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host 3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128) 4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128

Host Pertama

172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129

Host Terakhir

172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254

Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet

Page 17: Tugas Manajemen Jarkom

terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet 2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host 3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc. 4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0

Host Pertama

10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1

Host Terakhir

10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254

Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2

Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.

Page 18: Tugas Manajemen Jarkom

Pola Pengerjakan soal subntting:

Pada saat mengajar dan memahamkan materi subnetting di kelas networking atau CCNA, saya biasanya menggunakan metode seperti yang saya tulis di dua artikel sebelumnya:

1. Memahami Konsep Subnetting 2. Penghitungan Subnetting

Selama ini lancar-lancar saja dan tingkat pemahaman siswa cukup bagus. Kebetulan kemarin (6 Mei 2007) saya berkesempatan mencoba metode yang sama untuk ngajar adik-adik SMKN 1 Rangkasbitung. Pemahaman bisa masuk, hanya ada sedikit permasalahan pada saat mengerjakan soal karena variasi soal yang beragam. Supaya lebih tajam lagi, saya perlu sajikan satu topik khusus teknik mengerjakan soal-soal subnetting dengan berbagai pola yang ada. Anggap saja ini adalah materi berikutnya dari dua materi sebelumnya. Contoh-contoh soal :

1. SOAL MENANYAKAN SUBNETMASK DENGAN PERSYARATAN JUMLAH HOST ATAU SUBNET

Soal yang menanyakan subnetmask apa yang sebaiknya digunakan dengan batasan jumlah host atau subnet yang ditentukan dalam soal. Untuk menjawab soal seperti ini kita gunakan rumus menghitung jumlah host per subnet, yaitu 2y - 2, dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask. Dan apabila yang ditentukan adalah jumlah subnet, kita menggunakan rumus 2x (cara setelah 2005) atau 2x - 2 (cara sebelum 2005), dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask.

Soal : Sebuah perusahaan merencanakan untuk subnet jaringan dengan jumlah maksimum 27 host. Mana subnetmask yang akan menyediakan host yang dibutuhkan dan meninggalkan alamat yang tidak terpakai paling sedikit di subnet masing-masing? Jawab: Karena kebutuhan host adalah 27, kita tinggal masukkan ke rumus 2y - 2, dimana jawabannya tidak boleh kurang dari (atau sama dengan) 27. Jadi 2y - 2 >= 27, sehingga nilai y yang tepat adalah 5 (30 host). Sekali lagi karena y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask, maka kalau kita susun subnetmasknya menjadi 11111111.11111111.11111111.11100000 atau kalau kita desimalkan menjadi 255.255.255.224.

Soal: Anda memiliki ID Kelas B jaringan dan membutuhkan sekitar 450 alamat IP per subnet. Apa the best mask untuk jaringan ini? Jawab: 2y - 2 >= 450. Nilai y yang tepat adalah 9 (510 host). Jadi subnetmasknya adalah: 11111111.11111111.11111110.00000000 atau kalau didesimalkan menjadi 255.255.254.0

Page 19: Tugas Manajemen Jarkom

Soal: Lihat ke pameran. Jaringan antar dalam pameran telah ditetapkan alamat IP 172.20.0.0. Berapakah subnet mask yang sesuai untuk memaksimalkan jumlah jaringan yang tersedia untuk pertumbuhan ke depan?

Jawab: Cari jumlah host per subnet yang paling besar, jadikan itu rujukan karena kalau kita ambil terkecil ada kemungkinan kebutuhan host yang lebih besar tidak tercukupi. Jadi untuk soal ini 2y - 2 >= 850. Nilai y yang paling tepat adalah 10 (1022 host). Jadi subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111100.00000000 atau 255.255.252.0

2. SOAL MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAMAT IP

Soal mengidentifikasi jenis alamat IP bisa kita jawab dengan menghitung blok subnet dan mencari kelipatannya blok subnet yang paling dekat dengan alamat IP yang ditanyakan.

Soal: Mana jenis alamat yang memiliki 223.168.17.167/29? Jawab: Subnetmask dengan CIDR /29 artinya 255.255.255. 248. Blok subnet= 256-248 = 8, alias urutan subnetnya adalah kelipatan 8 yaitu 0, 8, 16, 24, 32, …, 248. Tidak perlu mencari semu subnet (kelipatan blok subnet), yang penting kita cek kelipatan 8 yang paling dekat dengan 167 (sesuai soal), yaitu 160 dan 168. Kalau kita susun seperti yang dulu kita lakukan di penghitungan subnetting adalah seperti di bawah. Dari situ ketahuan bahwa 223.168.17.167 adalah alamat broadcast.

Subnet … 223.168.17.160 223.168.17.168 …

Host Pertama … 223.168.17.161 223.168.17.169 …

Host Terakhir … 223.168.17.166 223.168.17.174 …

Broadcast … 223.168.17.167 223.168.17.175 …

Page 20: Tugas Manajemen Jarkom

3. SOAL MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN SETTING JARINGAN

Teknik mengerjakan soal yang berhubungan dengan kesalahan setting jaringan adalah kita harus menganalisa alamat IP, gateway dan netmasknya apakah sudah bener. Sudah benar ini artinya:

1. Apakah subnetmask yang digunakan di host dan di router sudah sama 2. Apakah alamat IP tersebut masuk diantara host pertama dan terakhir. Perlu dicatat bahwa

alamat subnet dan broadcast tidak bisa digunakan untuk alamat IP host 3. Biasanya alamat host pertama digunakan untuk alamat IP

di router untuk subnet tersebut

Soal: Host A terhubung ke LAN, tetapi tidak dapat terhubung ke Internet. Konfigurasi host ditampilkan dalam pameran. Apakah dua masalah dengan konfigurasi ini?

Jawab: CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224. Dari sini kita tahu bahwa isian netmask di host adalah berbeda, jadi salah setting di netmask. Yang kedua blok subnet = 256-224 = 32, jadi subnetnya adalah kelipatan 32 (0, 32, 64, 86, 128, …, 224). Artinya di bawah Router 1, masuk di subnet 198.18.166.32. Alamat gateway sudah benar, karena biasa digunakan alamat host pertama. Hanya alamat IP hostnya salah karena 198.18.166.65 masuk di alamat subnet 198.18.166.64 dan bukan 198.18.166.32.

Perhitungan Subnetting

Perhitungan Subnetting

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis

dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet

mask 255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung

dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:

11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan

CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Page 21: Tugas Manajemen Jarkom

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan

subnetting? dengan tabel di bawah: Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0.0 /9

255.192.0.0 /10 255.224.0.0 /11 255.240.0.0 /12 255.248.0.0 /13 255.252.0.0 /14 255.254.0.0

/15 255.255.0.0 /16 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19

Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0

/23 255.255.255.0 /24 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26

?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti

11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang

valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu: Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah

banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet

terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet Jumlah Host per Subnet = 2y -

2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet.

Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 hostBlok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir

subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total

subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita

langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan

broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 Host Pertama 192.168.1.1

192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193 Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126

Page 22: Tugas Manajemen Jarkom

192.168.1.190 192.168.1.254 Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191

192.168.1.255

subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang

lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting

class C adalah: Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama,

subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah: Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21

255.255.252.0 /22 255.255.254.0 /23 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.255.0 /24

255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30

Soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti

11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan: Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir.

Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnetJumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah

adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per

subnet adalah 214 - 2 = 16.382 hostBlok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 +

64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.Alamat host dan

broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0 Host Pertama 172.16.0.1

172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1 Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254

Page 23: Tugas Manajemen Jarkom

172.16.191.254 172.16.255.254 Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255

172.16..255.255

Class B.Bagaimana dengan network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti

11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan: Jumlah Subnet = 29 = 512 subnetJumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 hostBlok

Subnet = 256 - 128 = 128.Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128 Host Pertama 172.16.0.1

172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129 Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254

172.16.1.126 … 172.16.255.254 Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127

… 172.16.255.255

Ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan SUBNETTING PADA IP ADDRESS

CLASS A Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja.

Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4

(terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet

terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua

subnet mask dari CIDR /8 sampai /30. Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti

11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan: Jumlah Subnet = 28 = 256 subnetJumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534

hostBlok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.Alamat host dan

broadcast yang valid?

Page 24: Tugas Manajemen Jarkom

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0 Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 …

10.254.0.1 10.255.0.1 Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254

10.255.255.254 Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami

penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini

pelan-pelan dari atas.

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif

lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang

subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok

Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. Penulisan IP address umumnya adalah dengan

192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa

IP ddress 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24

diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan

kata lain, subnet masknya adalah:

11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).

Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan

pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan

subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah: Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0.0 /9

255.192.0.0 /10 255.224.0.0 /11 255.240.0.0 /12 255.248.0.0 /13 255.252.0.0 /14 255.254.0.0

/15 255.255.0.0 /16 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19 Subnet Mask Nilai

CIDR 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0 /23 255.255.255.0

/24 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30

Page 25: Tugas Manajemen Jarkom

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting

seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ? Analisa:

192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti

11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting

akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan

broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2

oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 =

4 subnet

- Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya

binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host

- Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 +

64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

- Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya.

Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka

sebelum subnet berikutnya. Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193 Host Terakhir

192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254 Broadcast 192.168.1.63

192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255 Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address

Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik

yang sama.

Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan

anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya. Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30

Page 26: Tugas Manajemen Jarkom

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama,

subnet mask yang bias digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja

saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik

terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17

sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita

masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di

oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita

“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju

(coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst. Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18

255.255.224.0 /19 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0 /23

255.255.255.0 /24 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30

Dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan

subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti

11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah

Subnet adalah 22 = 4 subnet

- Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya

binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host

- Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi

subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

- Alamat host dan broadcast yang valid? Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0

172.16.192.0 Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1 Host Terakhir

Page 27: Tugas Manajemen Jarkom

172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254 Broadcast 172.16.63.255

172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask

CIDR /25 sampai /30.

Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti

11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

- Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

- Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host

- Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

- Alamat host dan broadcast yang valid? Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 …

172.16.255.128 Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129 Host

Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254 Broadcast

172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan SUBNETTING

PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja.

Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4

(terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet

terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua

subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Page 28: Tugas Manajemen Jarkom

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti

11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

- Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

- Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host

- Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.

- Alamat host dan broadcast yang valid? Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0

Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1 Host Terakhir 10.0.255.254

10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254 Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255

… 10.254.255.255 10.255.255.255 Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca

paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik.

Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik

hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya Catatan: Semua penghitungan

subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet- Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara

default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi

masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya

secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-

zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda

masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2

Page 29: Tugas Manajemen Jarkom

Cara Mudah Memahami Subnetting IP Address

Istilah IP Address mungkin sudah tidak asing lagi untuk Anda, karena setiap orang yang bekecimpung di dunia Jaringan Komputer akan selalu menggunakannya. Tapi apakah Anda pernah mendengar istilah Subnetting. Subnetting merupakan pembagian network address berdasarkan kebutuhan jaringan, misal :

Suatu perusahaan mendapatkan IP Address Public dari suatu ISP 160.100.0.0/16, perusahan tersebut mempunyai 30 Departemen secara keseluruhan, dan ingin semua Departemen dapat akses ke internet dengan IP Public. Tentukan network tiap departemen ?

Solusi ; 1. Tentukan berada dikelas mana IP Address tersebut ? B 2. Berapa jumlah network yang dibutuhkan ? Dengan rumus 2n > network yang dibutuhkan ( n = bit yang dibutuhkan ) 25 > 30 3. Ubah menjadi biner

network-portion host-portion 10100000 01100100 00000000 00000000 11111111 11111111 00000000 00000000

4. Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network, sehingga network-portion host-portion 10100000 01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000 11111111 11111111 1 1 1 1 1 000 00000000

perhatikan oktet ketiga _ _ _ _ _ 000 1 1 1 1 1 000

Cara 1 Dengan mengkombinasikan bit

00001 000 = 8 00010 000 = 16 00011 000 = 24 00100 000 = 32 00101 000 = 40 00110 000 = 48 …………… 11111 000 = 248

Page 30: Tugas Manajemen Jarkom

Cara 2 Mengurangi subnet mask dgn bilangan 256

11111 000 = 248

256 – 248 = 8 maka subnetwork adalah kelipatan 8

No Depertemen Subnetwork (255.255.248.0) 1 Pertama 160.100.8.0 2 Kedua 160.100.16.0 3 Ketiga 160.100.24.0 4 Keempat 160.100.32.0 5 Kelima 160.100.40.0 6 Keenam 160.100.48.0 7 Ketujuh 160.100.56.0 .. …………. 30 Ketigapuluh 160.100.248.0 Maka

Network Broadcast Range-Hoat 160.100.8.0 160.100.15.255 160.100.8.1 – 160.100.15.254 160.100.16.0 160.100.23.255 160.100.16.1 – 160.100.23.254 160.100.24.0 160.100.31.255 160.100.24.1 – 160.100.31.254 160.100.32.0 160.100.39.255 160.100.32.1 – 160.100.39.254 160.100.40.0 160.100.47.255 160.100.40.1 – 160.100.47.254 160.100.48.0 160.100.55.255 160.100.48.1 – 160.100.55.254 160.100.56.0 160.100.63.255 160.100.56.1 – 160.100.63.254 160.100.64.0 160.100.71.255 160.100.64.1 – 160.100.71.254 160.100.72.0 160.100.79.255 160.100.72.1 – 160.100.79.254 …….. ………. …………. 160.100.248.0 160.100.255.255 160.100.248.1 – 160.100.255.254

REFERENSI

1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005. 2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems. 3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.

Dikutip dari :http://romisatriawahono.net