Tugas Kelompok 7
Farmakologi
(HORMON dan MEDIKAMEN)
Oleh :
Swastika Maharani 12/327831/SV/00007
Rina Triwigati 12/332205/SV/00921
Nanda Wawan Nugroho 12/332320/SV/01036
PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
Hormon
A. Definisi
Obat hormonal adalah obat yang bekerja pada sistem hormon.
B. Penggolongan
Obat hormon dapat digolongkan dalam beberapa golongan yaitu :
Antidiabetik, Hormon kelamin dan obat yang mempengaruhi fertilitas,
Hormon tiroid dan antitiroid, Hormon kortikosteroid dan kortikotropin,
Hormon lain, Obat anti obesitas, dan Obat mempengaruhi tulang. Berikut
urainnya :
1. Antidiabetik.
1.1 Definisi
Obat antidiabetes adalah obat yang digunakan untuk mengatur
diabetes mellitus, suatu penyakit dimana terdapat kerusakan sebagian
atau keseluruhan dari sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin
yang cukup, salah satu hormon yang diperlukan untuk mengatur kadar
glukosa.
1.2 Penggolongan
1. Antidiabetes Parenteral/Insulin
2. Antidiabetes Oral :
-Sulfonilurea : Tolbutamid
-Biguanid : Metformin
-Meglitinid : Repaglinide
-Penghambat a- glikosidase : Miglitol
-Tiazolidinedion : Rosiglitazon
1.3 Mekanisme Kerja Obat
Mekanisme kerjanya adalah merangsang pelepasan insulin dari sel b,
sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin. Di dalam tubuh
sulfonilurea akan terikat pada reseptor spesifik sulfonilurea pada sel
beta pankreas. Ikatan tersebut menyebabkan berkurangnya asupan
kalsium dan terjadi depolarisasi membran. Kemudian kanal Ca+
terbuka dan memungkinkan ion-ion Ca2+ masuk sehingga terjadi
peningkatan kadar Ca2+ di dalam sel. Peningkatan tersebut
menyebabkan translokasi sekresi insulin ke permukaan sel. Insulin
yang telah terbentuk akan diangkut dari pankreas melalui pembuluh
vena untuk beredar ke seluruh tubuh.
1.4 Interaksi Obat
Penggunaan Insulin dengan Captopril : Meningkatkan efek
hipoglikemia dengan meningkatkan kerja insulin
Penggunaan Tolbutamid dengan Dikumarol : Meningkatkan efek
hipoglikemia dengan menurunkan metabolisme tolbutamid
Penggunaan Metformin dengan Gliburid : Metformin meningkatkan
AUC dan Cmax gliburid
1.5 Contoh Obat
Danoil , Adecco, Glimexal, Paride, Trodeb.
Brand : Sanofi Aventis
Product Code : G
Komposisi : Glibenclamide
Indikasi : DM tipe 2 (NIDDM)
Dosis : Dosis awal 2,5 mg/hari, ditingkatkan s/d 2,5 mg dengan
interval 3-5 hari sesudah kontrol metabolik tercapai.
Pemberian Obat : Diberikan setelah makan.
Kontra Indikasi : DM tipe 1, koma diabetikum, dekompensasi
metabolik diabetik; kerusakan ginjal yang parah dan disfungsi hati.
Perhatian : Sensitivitas silang dengan sulfonamid dan derivatnya.
Hamil dan laktasi.
Efek Samping : Hipoglikemia/gangguan gastrointestinal (saluran
cerna), berkeringat, kulit lembab, cemas, takikardi, hipertensi,
palpitasi, angina pektoris, aritmia jantung; gangguan daya penglihatan
sementara. Reaksi hipersensitivitas.
Interaksi Obat : Efek penurunan kadar gula darah bertambah jika
diberikan dengan insulin dan antidiabetik oral. Efek penurunan gula
darah, berkurang oleh asetazolamid, barbiturat, kortikosteroid,
diazoksid, diuretik, epinefrin, obat simpatomimetik lain, glukagon,
laksatif (sesudah penggunaan jangka panjang). Asam nikotinat dosis
tinggi, estrogen dan progestogen, fenotiazin, fenitoin, rifampisin,
hormon tiroid, antagonis H2, klonidin, dan reserpin dapat
mengakibatkan penurunan atau peningkatan efek penurunan kadar
gula darah. Konsumsi alkohol secara kronik dan akut dapat
meningkatkan atau mengurangi efek penurunan kadar gula darah dari
glibenklamid yang tidak dapat diperkirakan. Glibenklamid dapat
meningkatkan atau menurunkan efek dari dervat kumarin.
Kemasan : Tablet daonil 5 mg x 100.
2. Hormon kelamin dan obat yang mempengaruhi fertilitas.
2.2 Definisi
Obat yang bekerja pada sistem hormon kelamin dan fertilitas..
2.3 Penggolongan
1. GNRG analog/fsh/lh
2. Estrogen
3. Progesterone
4. Kontraseptik
5. Induktor
2.4 Mekanisme Kerja Obat
Menghambat kerja hormon dengan cara mempengaruhi jalan
masuknya menuju tempat reseptor. Obat ini bekerja sebagai
antagonis kompetitif.
2.5 Interaksi Obat
Obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas
terhadap ginjal.
Probenesid menghambat sekresi sehingga memperpanjang dan
meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh.
2.6 Contoh Obat
Premaston, Adriol, Renodiol, Exluton, Ovidrel.
Brand : Kalbe Farma
Product Code : G
Komposisi : Allylestrenol
Indikasi : Persalinan yang terancam prematur, abortus habitulasi,
abortus mengancam
Dosis : Persalinan yang terancam prematur : dosis tergantung tiap
indivindu. Maksimal : 40 mg/hari. Abortus mengancam : 3 kali sehari
5 mg selama hari. Terapi dapat diperpanjang bila perlu. Abortus
habitual : 5 - 10 mg/hari segera setelah kehamilan terdiagnosa, terapi
dilanjutkan sampai dengan sampai dengan minimal 1 bulan setelah
akhir masa kritis
Pemberian Obat : Berikan bersama makanan
Kontra Indikasi : Fungsi hati abnormal
Perhatian : DM
Efek Samping : Mual dan muntah
Kemasan : Tablet 5 mg x 3 x 10
3. Hormon tiroid dan antitiroid.
3.1 Definisi
Obat tiroid dan antitiroid adalah obat yang digunakan untuk mengatur
jumlah produksi hormone tiroid.
3.2 Penggolongan
1. Antihipertiroidisme
2. Antihipotirioidisme
3.3 Mekanisme Kerja Obat
Obat antitiroid bekerja dengan cara menghambat pengikatan
(inkorporasi) yodium pada TBG (thyroxine binding globulin) sehingga
akan menghambat sekresi TSH (Thyreoid Stimulating Hormone)
sehingga mengakibatkan berkurang produksi atau sekresi hormon
tiroid.
3.4 Interaksi Obat
Penggunaan bersama – sama yodium dapat meningkatkan atau
menurunkan respon kelenjar tiroid. Antikoagulan.
Penggunaan bersama – sama furosemide membuat dosis menjadi
tinggi.
3.5 Contoh Obat
Thyrozol, Euthyrox, Levothyroxin, Thyrax Duotab.
Brand : Merck
Product Code : G
Komposisi : Thiamazole
Indikasi : Terapi konservatif hipertiroid, persiapan operasi untuk
segala jenis hipertiroid, terapi sebelum terapi radiodine.
Dosis : Dewasa, untuk terapi konservatif hipertiroid: untuk
menghambat produksi hormon tiroid secara komplit 25-40 mg/hari.
Dosis harian maksimal : 40 mg dalam maksimal 20 mg dosis tunggal.
Kasus ringan : 10 mg 2 x/hari. Kasus berat: 20 mg 2 x/hari.
Pemeliharaan : kurangi dosis hingga 5020 mg/hari (biasanya perlu
penambahan hormon tiroid). Dosis rejimen kedua: monoterapi
biasanya 2,5-10 mg/hari.
Pemberian Obat : Berikan sesudah makan.
Kontra Indikasi : Granulositopenia, kolestasis sebelum mulai terapi,
sebelumnya sudah terjadi kerusakan sumsum tulang setelah terapi
dengan karbimazol atau tiomazol. Laktasi.
Perhatian : Gejala-gejala agranulositosis seperti demam atau nyeri
tenggorokan. Agranulositosis, anemia aplastik, hepatitis atau
dermatitis eksfoliatif (hentikan pemberian obat ini). Lebih awal, reaksi
hipersensitivitas yang kurang serius. Pembesaran kelenjar tiroid
dengan konstriksi trakhea.
Efek Samping : Reaksi alergi kulit sering terjadi. Mual, muntah, rasa
tidak nyaman pada epigastrium, artralgia, parestesis, kehilangan daya
pengecapan, alopesia, mialgia, sakit kepala, pruritus, mengantuk,
neuritis, edema, vertigo, pigmentasi kulit, ikterus, sialadenopati dan
limfadenopati.
Interaksi Obat : Defisiensi yodium akan meningkatkan dan sebaliknya
kelebihan yodium akan menurunkan respon kelenjar tiroid.
Antikoagulan.
Kemasan : Tablet 10 mg x 10 x 10
4 Hormon Kortikosteroid dan Kortikotropin.
4.1 Definisi
Obat kortikosteroid dan kortikotropin adalah obat yang digunakan
untuk mempengaruhi jumlah produksi hormone kortikosteroid dan
kortikotropin, selain itu glukokortikoid (contohnya kortisol) berperan
mengendalikan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, juga
bersifat anti inflamasi dengan cara menghambat pelepasan fosfolipid,
serta dapat pula menurunkan kinerja eosinofil.
4.2 Penggolongan
Tidak ada penggolongan untuk obat ini.
4.3 Mekanisme Kerja Obat
Berinteraksi dengan protein reseptor spesifik pd jaringan menjadi
target untuk mengatur perilaku den terhadap kortikosteroid, dan
mengubah kadar susunan protein yang disintesis oleh jaringan yg
menjadi target tersebut. Adanya proses pengubahan yang dilakukan
sehingga terjadi penundaan sebelum khasiat dari kortikosteroid
muncul, dan akan terlihat akan terlihat beberapa jam setelah
penggunaan. Cepat lambatya reaksi kortikosteroid juga dipengaruhi
oleh kemampuan menghantarkan khasiat oleh reseptor yang terikat
pd membrane sel yang menjadi target.
4.4 Interaksi Obat
Penggunaan bersama – sama antiinflamasi non-steroid atau
antireumatik lain dapat mengakibatkan risiko gastrointestinal,
perdarahan gastrointestinal.
Penggunaan bersama – sama dengan antidibetes harus dilakukan
penyesuaian dosis.
4.5 Contoh Obat
Benoson, Cortesa, Dexaton, Flason.
Brand : Bernofarm
Product Code : G
Komposisi : Betamethasone valerate 0.1%, gentamicin sulfate 0.1%
Indikasi : Inflamasi dermatosis dengan komplikasi infeksi sekunder
yang responsif terhadap terapi kortikosteroid dan peka terhadap
gentamisin
Dosis : Oleskan 2-3 kali sehari
Kontra Indikasi : Vaccinia, varisela, TB kulit, infeksi jamur dan virus.
Anak < 2 tahun
Perhatian : Hindari penggunaan dengan balutan ketat dan
penggunaan jangka lama yang intensif;
Efek Samping : Rasa terbakar, gatal, iritasi, kering, folikulitis,
hipertrikosis, erupsi akneiformis, hipo pigmentasi, dermatitis perioral,
dermatitis kontak alergi, infeksi sekunder, atrofi kulit, strie, miliaria
Kemasan : Cream 10 g x 1
5 Hormon lain.
5.1 Definisi
Obat hormon lain adalah obat yang berpengaruh dan berkaitan
tentang menopause dan disfungsi ereksi.
5.2 Penggolongan
Tidak ada penggolongan untuk obat ini.
5.3 Mekanisme Kerja Obat
Estrogen Receptor Modulator yang memiliki efek menurunkan
estrogen pada tulang dan metabolisme lemak.
5.4 Interaksi Obat
Zat-zat yang menginduksi enzim mempercepat metabolisme
5.5 Contoh Obat
Livial, Caverject.
Brand : Schering-Plough
Product Code : G
Komposisi : Steroid tibolone
Indikasi : Mengobati gejala defisiensi estrogen sesudah menstruasi
terakhir dan terapi lini kedua untuk pencegahan osteoporosis pada
wanita pasca menopause
Dosis : 1 tablet/hari
Pemberian obat : Berikan bersama makanan, telan utuh tanpa
dikunyah
Kontra Indikasi : Hamil, laktasi. Diketahui atau diduga ada tumor
tergantung hormon. Gangguan KV atau serebrovaskular, perdarahan
vag yang tidak diketahui etiologinya; gangguan hati berat, porfiria
Perhatian : Bukan untuk kontrasepsi. Hindari penggunaan pada 1 - 2
bulan pertama setelah menstruasi terakhir. Hentikan terapi jika timbul
proses tromboemboli, tes fungsi hati abnormal atau ikterus koleststik.
Gangguan ginjal, epilepsi atau migrain, hiperkolestrolemia, gangguan
metabolisme karbohidrat. meningkatkan sensitivitas terhadap
antikoagualan
Efek Samping : Perubahan BB, pusing, dermatosis seboroik,
perdarahan vagina, sakit kepala, gangguan Gl, Perubahan parameter
hat, perubahan bulu muka meningkat, edema pretibial
Interaksi obat : Zat perangsang enzim mengakselerasi metabolisme
tibolon
Kemasan : Tablet 2.5 mg x 1 x 28
6 Obat anti obesitas.
6.1 Definisi
Obat anti obesitas adalah obat-obat yang dapat menurunkan atau
mengontrol berat badan.
6.2 Penggolongan
Tidak ada penggolongan untuk obat ini.
6.3 Mekanisme Kerja Obat
Obat-obat ini bekerja dengan mengubah proses fundamental dalam
tubuh dan regulasi berat badan, dengan cara menekan nafsu makan,
mempengaruhi metabolisme, atau mengurangi absorpsi
makanan/kalori.
6.4 Interaksi Obat
Jika diberikan per oral menghambat absorpsi nutrisi yang larut dalam
lemak.
6.5 Contoh Obat
Apisate, Isomerid, Reductil, Teronac.
Kandungan : Dietilpropion HCl 75 mg, Tiamina HCl 5 mg, Nikotinamida
30 mg, Piridoksina HCl 2 mg, Ribotlavina 4 mg
Indikasi : Untuk mengontrol obesitas karena sebab-sebab eksogen,
sebagai tambahan singkat (beberapa minggu) dalam penurunan berat
badan berdasarkan pembatasan kalori. Penggunaan terbatas dari
obat-obat golongan ini harus dipertimbangkan terhadap faktor-faktor
risiko yang berhubungan pada penggunaannya
Kontra Indikasi : Dalam kasus-kasus arteriosklerosis lanjut,
hiperthiroidisme, hipersensitivitas atau idiosinkrasi yang diketahui
terhadap amina simpatomimetika atau Iain-Iain zat aktif (vitamin B
komplek), glaukoma, keadaan agitasi, pasien yang mempunyai riwayat
penyalahgunaan obat selama atau dalam waktu 14 hari setelah
penggunaan penghambat monoamin oksidase (dapat terjadi krisis
hipertensi)
Efek samping : Palpitasi, takikardia, naiknyatekanan darah, nyeri
prekardial Aritmia. Mulut kering, rasa tak enak, nausea, muntah rasa
tidak enak di abdomen, diarea, konstipasi. urtikaria, kulit merah,
ekimosis, eritema. mpotensi, perubahan libido, ginekomastia,
kekacauan haid. Depresi sumsum tulang, agranulositosis, leukopenia.
ispnea, rambut rontok nyeri otot disuna, bertambahnya keringat dan
polyuria
Perhatian : Harus diperhatikan dalam pemberian Apisate pada pasien
hipertensi atau penyakit kardiovaskular simptomatik, termasuk
aritmia, Apisate tidak boleh diberikan kepada pasien dengan
hipertensi berat. Kebutuhan insulin pada diabetes meilitus dapat
diubah sehubungan dengan penggunaan Apisate dan program diet
yang bersamaan Apisate dapat mengurangi efek hipotensif dari
guanethidine . Jumlah terkecil yang dapat diberikan harus ditulis atau
pada suatusaat untuk mengurangi kemungkinan dosis berlebih,
Laporan-laporan menyatakan bahwa Apisate dapat menambah
kejang-kejang (konvulsi) pada beberapa penderita epilepsi. Karenanya
penderita epilepsi yang mendapat Apisate harus diawasi dengan hati-
hati. Penggunaan dosis atau penghentian Apisate mungkin diperlukan
Dosis : Tablet: 1x/hr ditelan utuh pada waktu pagi . Kasus-kasus yang
resisten, dapat menelan 1 Tab sebelum makan pagi dan satu pada
awal sore. Apisate tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak <12
tahun
Kemasan : Dos 5 x 6 tablet
7 Obat mempengaruhi tulang.
7.1 Definisi
Obat mempengaruhi tulang adalah obat yang berpengaruh terhadap
kadar kalsium dan kepadatan tulang.
7.2 Penggolongan
Tidak ada penggolongan untuk obat ini.
7.3 Mekanisme Kerja Obat
Asam zoledronat menghambat aktivitas osteoklas yang berperan
dalam pengroposan tulang.
7.4 Interaksi Obat
Levodopa dan fenobarbital, neomisin, asam aminosalisilat, antagonis
reseptor H2, kolkisin, suplemen Zn, antibiotik, suplemen Fe lainnya,
kafein.
7.5 Contoh Obat
Actonel, Calos, Isocal, Ostine, Viopor.
Brand : Sanofi Aventis
Product Code : G
Komposisi : Risedronate Na
Indikasi : Terapi dan preventif: osteoporosis pada wanita pasca
menopause dan glukokortikoid yang menyebabkan osteoporosis pada
pria dan wanita.
Dosis : 35 mg 1 x/minggu.
Pemberian Obat : Berikan dengan segelas air sekurang-kurangnya 30
menit sebelum konsumsi makanan/minuman/obat pertama kali pada
hari yang sama dan tetap dalam posisi dudut/tegak selama sekurang-
kurangnya 30 menit. Telan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan.
Kontra Indikasi : Hipokalsemia, ketidakmampuan untuk berdiri/duduk
tegak selama min 30 menit.
Perhatian : Terapi hipokalsemia dan gangguan lain pada tulang dan
metabolisme mineral sebelum terapi. Pelihara pemasukan Ca dan vit
D yang adekuat. Gangguan ginjal berat, penyakit GI yang diderita.
Hamil dan laktasi.
Efek Samping : Gangguan GI, ulkus peptikum, esofagitis, nyeri
tulang-otot dan sakit kepala, ruam, eritema, mual, muntah.
Interaksi Obat : Digunakan bersama dengan Ca, antasida atau obat
oral yang mengandung kation divalensi akan menurunkan absorpsi.
Kemasan : Tablet 35 mg x 4. (HARGA UNTUK 4'S)
MEDIKAMEN
A. Definisi
Medikamen berasal dari bahasa latin medicamentum artinya Obat yang
menyembuhkan.
Medikamen Intrakanal : Obat yang diintegraskan pada perawatan saluran
akar dan dianggap dapat memberi efek antibakteri, antiinflamasi, dan anodin,
walaupun telah dilaporkan pula adanya efek toksik terhadap jaringan.
B. Penggolongan
Medikamen intrakanal dapat digolongkan dalam beberapa golongan yaitu :
1. Fenol : Eugenol, Kresol, Kreosot, Timol.
2. Aldehid : Tonnokresol, Glutaraldehid.
3. Halogen : Na-hipoklorit, Iodin kalsium.
4. Steroid
5. Antibiotik
6. Hidroksida Kalsium
C. Bahan Medikamen
1. ChKM ( Chlorophenol Kamfer Menthol )sebagai desinfektan , antibakteri
dengan spectrum luas.
2. Cresophene Cresatin Formokresol TKF ( Tri Kresol Formalin )
3. Eugenol sebagai sedative . digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang
dikombinasikan pada saat dilakukan devitalisasi .
4. Preparat poliantibiotik
5. Grossman :
Penisilinefektif terhadap gram (+)
Streptomysinefektif terhadap gram (–)
Sodium kapsilatefektif terhadap jamur
6. Kombinasi antibiotik kortikosteroid : Kortikosteroidmengurangi
keradangan periapikal . Antibiotik membunuh bakteri ex : septomixine
dan ledermix .
7. Bahan devitalisasi :
Arsen ( As2O3 ) digunakan pada gigi permanen.
Caustinerf Pedodontique / fortedigunakan pada gigi sulung.
TKF ( Tri Kresol Formalin )
DAFTAR PUSTAKA
http://emayamidwifery.blogspot.com/2012/03/obat-hormonal.html
(diakses pada tanggal 5 November 2013)
http://mimiwike.wordpress.com/2012/12/10/interaksi-obat-antidiabetes/
(diakses pada tanggal 6 November 2013)
http://books.google.co.id/books?
id=5prZgJnmizEC&pg=PA325&lpg=PA325&dq=medikamen+mekanisme&source=bl&ots=LAx
hBHHmyS&sig=rtgKCs1y8dw5Kzx2e_FeoakunLg&hl=id&sa=X&ei=PvyZUrGEG4SSrgfLyoCYAQ
&redir_esc=y#v=onepage& q=medikamen%20mekanisme&f=false
(diakses pada tanggal 10 November 2013)
http://www.apotikantar.com
(diakses pada tanggal 10 November 2013)