Download - Tugas Geologi Indonesia PPT

Transcript
Page 1: Tugas Geologi Indonesia PPT

Tugas Geologi Indonesia

Vini ArianiNurrahman SaputraRustianiAlan Afandi

Perbedaan Keadaan Tatana Statigrafi Daerah Jawa Tengah Dan

Jawa Timur

Muh.Rizky Suma Fitra Aldillah Muh. TaslimWiwitWa Ode Sulistya Idlan

Page 2: Tugas Geologi Indonesia PPT

Stratigrafi Daerah jawa Timur

Secara regional, stratigrafi pada daerah Cepu dan sekitarnya tersusun atas sepuluh formasi (Pringgoprawiro, 1983), yaitu Formasi Kujung, Prupuh, Tuban, Tawun, Ngrayong, Bulu, Wonocolo, Ledok, Mundu dan Lidah. Urutan stratigrafi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. 3. Deskripsi dari masing-masing formasi dari urutan tua ke muda adalah sebagai berikut :

Page 3: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Kujung

Formasi Kujung mempunyai lokasi tipe di Kali Secang, Desa Kujung, Tuban, tersingkap susunan napal abu-abu kehijauan dan lempung napalan kuning kecoklatan dengan sisipan batugamping bioklastik (Pringgoprawiro, 1983). Umur Formasi Kujung adalah Oligosen Atas atau Zonasi Blow P19 – N1 (Pringgoprawiro, 1983). Formasi Kujung memiliki rasio planktonik bentonik berkisar 60% - 70%, diendapkan pada lingkungan laut terbuka pada kedalaman berkisar antara 200 – 500 meter atau bathyal atas, hal tersebut dikuatkan dengan ditemukannya fosil-fosil Cibicides floridanus, Nonion pompilioides, Spirillina vivipora, Robulus cf, Loculosis, Nodosaria sublineata, Uvigerina auberiana, Cyclammina cancellata dan Pullenia quinqueloba (Pringgoprawiro, 1983). Formasi Kujung ditutupi oleh Formasi Prupuh secara selaras.

Page 4: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Prupuh

Formasi Prupuh memiliki lokasi tipe di Desa Prupuh, Paceng, Paciran Gresik, dengan panjang lintasan ± 300 m. Formasi Prupuh disusun oleh perselingan antara batugamping berwarna putih kotor dengan batugamping bioklastik putih abu-abu muda (Pringgoprawiro, 1983). Pada bagian bawah formasi ini ditemukan Globigerina ciperoensis, Globigerina tripartita, Globorotalia kugleri dan Globigerinita dissimilis,sedangkan pada bagian atas muncul Globigerinoides immaturus. Pada batugamping bioklastik ditemukan Spiroclypeus orbitoides, Lepidocyclina verucoca dan Lepidocyclina sumatrensis. Umur dari Formasi Prupuh ini adalah Oligosen Atas – Miosen Bawah atau Zonasi Blow N3 – N5 (Pringgoprawiro, 1983). Formasi Prupuh memiliki rasio planktonik bentonik berkisar 50% - 60%, diendapkan pada lingkungan neritik luar, hal tersebut dikuatkan dengan ditemukannya fosil-fosil Uvigerina. auberiana, Cibicides io, Eponides hannai, Nodosaria insecta dan Lagena spiralis (Pringgoprawiro, 1983). Adanya fosil golongan orbitoid yang berasal dari laut dangkal disimpulkan sebagai fosil-fosil ex-situ karena terjadi longsoran, terdapatnya fosil-fosil golongan plankton dengan golongan ini menyokong pendapat ini.

Page 5: Tugas Geologi Indonesia PPT

 Formasi Tuban

Formasi Tuban tersingkap di Desa Drajat, Paciran, Tuban. Formasi Tuban tersusun atas napal pasiran berwarna putih abu-abu, semakin ke atas berubah menjadi endapan batulempung biru kehijauan dengan sisipan batugamping berwarna abu-abu kecoklatan yang kaya akan foraminifera orbitoid, koral dan algae. Semakin ke atas lagi berubah menjadi batugamping pasiran berwarna putih kekuningan hingga coklat kekuningan (Pringgoprawiro, 1983). Pada formasi ini dijumpai Clyclocly peus, Myogypsina, Lepidocyclina. Umur dari Formasi Tuban ini adalah Miosen Awal bagian tengah atau Zonasi Blow N5 – N6 (Pringgoprawiro, 1983). Pada formasi ini sering dijumpai fosil foraminifera Globigerinoides primordius, Globorotalia opimanana, Globigerina tripartita dissimilis, dan Globigerinoides alttiaperture. Formasi Tuban memiliki rasio planktonik bentonik berkisar 20% - 30%, diendapkan pada lingkungan sublitoral luar (50 – 150 meter), hal tersebut dikuatkan dengan ditemukannya fosil-fosil Cibides concentricus, Eponoides antilarum, Epinoides umbonatus dan Uvigerina cf

auberiana pada bagian bawah dan Lagenodosaria scalaris, Cassidulina sp., Cibicides sp., Uvigerina sp. dan Ammonia beccarii. Adanya Ammonia becarii menunjukkan bahwa lingkungan tempat diendapkannya formasi ini tidak jauh dari pantai (Pringgoprawiro, 1983).

Page 6: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Tawun

Formasi Tawun tersusun atas serpih pasiran berwarna abu-abu hingga coklat abu-abu, kemudian disusul dengan perselingan antara batupasir coklat kemerahan, serpih pasiran dan batugamping kekuningan hingga kecoklatan, dimana makin ke atas batugamping menjadi lebih dominan dan mengandung fosil orbitoid yang besar-besar (Pringgoprawiro, 1983). Umur dari Formasi Tawun adalah Miosen Awal bagian tengah – Miosen Tengah atau Zonasi Blow N8 – N12. Pada formasi ini sering dijumpai fosil foraminifera planktonik seperti Globorotalia praemenardii, Globorotalia siakensis, Globorotalia obesa, Globorotalia subquadratus, Globigerinoides alttiapertu (Pringgoprawiro, 1983). Pada lempung pasirannya mengandung gastropoda, semakin ke atas, yaitu pada batugamping bioklastik, kaya akan fosil orbitoid seperti Lepidocyclina atuberculata, Lepidocyclina ephippioides, Lepidocyclina sumatrensis, Lepidocyclina nipponica, Myogypsina bantamensis dan Clyclocypeus spp. yang mengindikasi umur Miosen Tengah, (Pringgoprawiro, 1983). Berdasarkan fosil-fosil foraminifera bentonik yang ditemukan yaitu Elphidium sp., Pyrgo bradyi, Triloculina sp., Proteonina sp. dan Nonionella sp., Formasi Tawun diendapkan pada lingkungan paparan dangkal antara kedalaman 0 – 50 meter. Terdapatnya kelimpahan dari foram besar menunjukkan adanya kondisis terumbu, dengan lautan yang dangkal, air hangat dan jernih (Pringgoprawiro, 1983).

Page 7: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Ngrayong

Pada umur Miosen Tengah, juga dijumpai adanya batupasir kuarsa yang berukuran halus pada bagian bawah dan cenderung mengkasar pada bagian atas dan terkadang gampingan (Pringgoprawiro, 1983). Batupasir ini sebelumnya disebut sebagai Ngrayong. Lokasi tipe Formasi Ngrayong adalah desa Ngrayong yang terletak kurang lebih 30 km di sebelah utara kota Cepu. Pada umumnya, satuan batuan ini dicirikan oleh pasir kuarsa lepas-lepas, disuatu tempat berselingan dengan serpih karbonan, serpih dan batulempung. Ke arah atas dijumpai sisipan batugamping bioklastik yang mengandung fosil Orbitoid (Poedjoprajitno dan Djuhaeni, 2006). Pasir Ngrayong diendapkan dalam fase regresif dari lingkungan laut dangkal zona neritik pinggir hingga rawa-rawa pada waktu Miosen Tengah (Poedjoprajitno dan Djuhaeni, 2006). Ketebalan keseluruhan Pasir Ngrayong adalah sangat beragam, di sebelah utara mencapai 800 – 1000 meter, sedangkan di sebelah selatan mencapai 400 meter (Poedjoprajitno dan Djuhaeni, 2006). Formasi Ngrayong kontak dengan batugamping Formasi Tawun pada bagian bawah dan dibagian atas ditutupi oleh batugamping Formasi Bulu (Poedjoprajitno dan Djuhaeni, 2006).

Page 8: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Bulu

Formasi Bulu mempunyai lokasi tipe di Desa Bulu, Rembang, terdiri dari batugamping putih kekuningan dan batugamping pasiran berwarna putih kelabu hingga kuning keabuan, terdapat sisipan napal berwarna abu-abu, kaya akan foram besar dan kecil, koral, ganggang (Pringgoprawiro, 1983). Ketebalan satuan ini 54 m – 248 m. Umur Formasi Bulu adalah Miosen Akhir bagian bawah atau Zonasi Blow N14 – N15 (Pringgoprawiro, 1983). Formasi Bulu diendapkan pada lingkungan neritik luar – batial atas (Pringgoprawiro, 1983). Berdasarkan fosil foraminifera besar yang ditemukan, yaitu Lepidocyclina angulosa, Lepidocyclina sumatrensis, Cycloclypeus annulatus, Cycloclypeus indofasificus dan Lepidocycclina sp., Formasi Bulu dikelompokkan ke Anggota Ngrayong dari Formasi Tawun, namun kemudian disebut sebagai Formasi 40 %, diendapkan pada lingkungan batimetri Neritik Tengah dengan kedalaman 50 – 100 meter, didasarkan pada fosil foraminifera bentonik yang ditemukan, yaitu Amphistegina lesonii, Cibicides io, Eponides antillarium dan Nonionela atlantica (Pringgoprawiro, 1983). Formasi Bulu ditutupi oleh Formasi Wonocolo secara selaras.

Page 9: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Wonocolo

Formasi Wonocolo memiliki lokasi tipe di sekitar Wonocolo, Cepu. Satuan ini tersusun oleh napal, napal lempungan, hingga napal pasiran, yang kaya akan foram plankton, terdapat sisipan kalkarenit dengan tebal lapisan 5 – 20 cm (Pringgoprawiro, 1983). Formasi Wonocolo memiliki tebal 89 – 600 meter, diendapkan pada Miosen Akhir bagian bawah - Miosen Akhir bagian tengah atau pada Zonasi Blow N15 – N16 (Pringgoprawiro, 1983). Formasi Wonocolo memiliki rasio planktonik bentonik 60 – 80%, diendapkan pada lingkungan laut terbuka dengan kedalaman 100 – 500 meter atau pada zona batimetri neritik luar – batial atas. Formasi Wonocolo ditutupi oleh Formasi Ledok di atasnya secara selaras (Pringgoprawiro, 1983).

Page 10: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Ledok

Formasi Ledok memiliki lokasi tipenya di Desa Ledok, Cepu. Formasi Ledok tersusun atas perulangan napal pasiran dan kalkarenit, dengan napal dan batupasir. Bagian atas dari satuan ini dicirikan batupasir dengan konsentrasi glaukonit. Kalakarenitnya sering memperlihatkan perlapisan silang-siur (Pringgoprawiro, 1983). Berdasarkan fosil foram planktonik Globorotalia pleistumida yang ditemukan, umur Formasi Ledok adalah Miosen Akhir bagian atas atau pada Zonasi Blow N17 – N18 dalam zona Tf bawah – Tf atas. Formasi Bulu memiliki rasio planktonik – bentonik 30 - diendapkan pada lingkungan neritik luar dengan kedalaman 100 - 200 meter (Pringgo-prawiro, 1983).

Page 11: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Mundu

Formasi Mundu memiliki lokasi tipe di Kali Kalen, Desa Mundu, Cepu. Formasi Mundu terdiri dari napal yang kaya foraminifera planktonik, tidak berlapis. Bagian paling atas dari satuan ini ditempati oleh batugamping pasiran yang kaya foraminifera planktonik. Bagian atas dari Formasi Mundu ini disebut Anggota Selorejo, terdiri dari perselingan batugamping pasiran dan napal pasiran (Pringgoprawiro, 1983). Penyebarannya cukup luas, dengan ketebalan 75m – 342m. Berdasarkan fosil foraminifera planktonik yang ditemukan, umur Anggota Selorejo adalah Pliosen atau pada Zonasi Blow N18 – N20 (Pringgoprawiro, 1983). Bagian bawah Formasi Mundu memiliki rasio planktonik bentonik 75 – 80 %, diendapkan pada lingkungan batimetri bathyal tengah dengan kedalaman 700 – 1100 meter, sedangkan bagian atas Formasi Mundu memiliki rasio planktonik bentonik 30 – 47 %, diendapkan pada lingkungan batimetri neritik luar dengan kedalaman100 – 600 meter (Pringgoprawiro, 1983).

Page 12: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Lidah

Formasi Lidah terdiri atas satuan batulempung biru tua, masiv, tidak berlapis. Satuan ini dapat dipisahkan menjadi bagian atas, tengah, bawah. Pada bagian bawah Formasi Lidah merupakan satuan batulempung berwarna biru (Anggota Tambakromo). Bagian atasnya terdiri batulempung dengan sisipan napal dan batupasir kuarsa mengandung glaukonit (Anggota Turi). (Pringgoprawiro, 1983). Formasi Ledok memiliki rasio planktonik bentonik 30 – 47%, cangkang moluska (Anggota Malo). Umur formasi ini Pliosen Atas – Pleistosin Bawah, diendapkan di lingkungan laut tertutup, dan berangsur-angsur menjadi semakin dangkal (Pringgoprawiro, 1983). Hubungan dengan Formasi Mundu adalah selaras, dan di atas Formasi Lidah ditutup secara tidak selaras oleh endapan alluvial dan endapan teras sungai (Pringgoprawiro, 1983).

Page 13: Tugas Geologi Indonesia PPT

Gambar Susunan StatigrafiStratigrafi Daerah jawa

Timur

Page 14: Tugas Geologi Indonesia PPT

SEDANGKAN

Page 15: Tugas Geologi Indonesia PPT

Stratigrafi Daerah jawa Tengah

Stratigrafi daerah penelitian telah banyak ditulis oleh peneliti terdahulu (Djuri dkk.,  1996). Stratigrafi daerah ini tersusun oleh batuan yang berumur dari Tersier hingga Kuarter, yang terdiri atas Formasi Rambatan; Formasi Halang; batuan terobosan; Formasi Kumbang; Formasi Tapak; Formasi Kalibiuk; Anggota Atas dan Bawah; Formasi Ligung; Satuan Tuff; Satuan Lava Andesit; Satuan Klastika Gunungapi, Satuan Batuan Hasil Gunungapi Tak Terpisahkan, dan satuan yang dianggap sebagai satuan paling muda adalah Endapam Danau dan Satuan aluvial

Page 16: Tugas Geologi Indonesia PPT

Batuan Terobosan

Batuan ini terdiri profir mikrodiorit yang berwarna ciklat berbintik coklat tua dan hitam, pejal, lapuk, bertekstur holokristalin subdiabas porfirit dengan fenokris feldspar dan mineral-mineral femis yang sebagian telah lapuk sehingga terbentuk rongga-rongga. Batuan terobosan ini juga terdiri dari diorit yang berbutir sedang-kasar. Menurut Djuri dkk. (1996), batuan terobosan ini berumur Miosen Akhir.

Page 17: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Rambatan

Formasi Rambatan ini terdiri dari serpih, napal dan batupasir gampingan. Napal berselang-seling dengan batu pasir gampingan berwarna kelabu muda. Banyak dijumpai lapisan tipis klasit yang tegak lurus dengan kemiringan lapisan. Banyak mengandung foraminifera kecil. Tebal lapisan sekiar 300 meter. Menurut Djuri dkk. (1996), Formasi Rambatan ini berumur Miosen Tengah dandiendapkan pada lingkungan dengan mekanisme arus turbidit sistem kipas bawah laut (Kertanegara dkk., 1987). Diatasnya diendapkan secara selaras Formasi Halang, tetapi setempat menjemari (Kertanegara dkk., 1987).

Page 18: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Halang

Formasi ini terdiri dari batupasir, andesit, konglomerat tufan dan napal yang bersisipan batupasir andesit. Terdapat bekas jejak cacing pada bagian atas lapisan batupasir. Formasi ini mengandung foraminifera kecil yang menunjukan umur Miosen Atas (Condon dkk., 1975 op.cit. Santoso dan Murtolo, 1994). Formasi ini memiliki umur Miosen Tengah –Miosen Akhir (Djuri dkk., 1996). Formasi ini memiliki ketebalan 300-500m dan diendapkan dalam mekanisme arus turbidit pada sistem kipas bawah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan volkanisme (Kertanegara dkk., 1987). Diatasnya diendapkan secara tidak selaras Formasi Kumbang.

Page 19: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Kumbang

Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari breksi dengan komponen yang menyudut, ditemukan lapisan lava andesit, sedangkan diatasnya terdiri dari tuf yang berselang-seling dengan breksi dan batupasir tufan. Formasi ini berumur Miosen Tengah (Djuri dkk., 1996) dan memiliki ketebalan mencapai 750 m.

Page 20: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Tapak

Batuan penyusun formasi ini berupa batupasir kasar berwarna kehijauan dan konglomerat, setempat dijumpai breksi. Dibagain atasnya terdiri atas batupasir gampingan dan napal berwarna hijau yang mengandung pecahan moluska. Formasi Tapak mengandung dua anggota, yaitu Anggota Breksi dan Anggota Batugamping. Anggota Breksi terdiri dari breksi gunungapi dengan massadasar batupasir tufan, di beberapa tempat terdapat kalsit yang mengisi celah-celah. Anggota Batugamping terdiri atas lensa-lensa berwarna kelabu kekuningan, tidak berlapis. Formasi ini memiliki ketebalan 500 m, memiliki umur Miosen Tengah-Pliosen Awal (Djuri dkk., 1996), diendapkan secara tidak selaras diatas Foramsi Kumbang dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal-laut dalam (Kertanegara dkk., 1987). Diatasnya diendapkan selaras Formasi Kalibiuk.

Page 21: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Kalibiuk

Formasi ini tersusun oleh napal lempungan bersisipan batupasir, kaya akan moluska. Formasi Tapak dan Kalibiuk setara denganBodas Series (Neritic Molasse Facies) terdiri dari batugamping napalan dengan komposisi batugamping terdiri dari koral dan moluska. Bagian atas dari batugamping terdiri dari napal kelabu yang mengandung moluska dan menjadi sisipan pada lapisan batupasir, tuf kasar, dan pada bagian bawah terdapat sisipan breksi andesit. Umur dari formasi ini diperkirakan Pliosen Akhir dengan tebal sekitar 175 meter (Djuri dkk., 1996).

Page 22: Tugas Geologi Indonesia PPT

Formasi Ligung

Formasi Ligung terdiri dari Anggota Atas dan Anggota Bawah. Anggota bawah Formasi Ligung terdiri dari lempung tufan, batupasir tufan berlapis silang-siur, konglomerat dan lignit; mengandung sisa tumbuhan. Anggota Atas Formasi Ligung terdiri dari aglomerat andesit, breksi dan tuff kelabu. Formasi Ligung terbentuk dalam peralihan darat ketika terjadi pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Umur dari Formasi ini Pliosen Akhir-Plistosen Awal (Djuri dkk., 1996).

Page 23: Tugas Geologi Indonesia PPT

Gambar Susunan StatigrafiStratigrafi Daerah jawa Tengah