1. Klasifikasi Pembesaran Kelenjar Thyroid
Normalnya kelenjar tiroid tidak dapat diraba. Kelenjar yg membesar dan paling tidak dapat
diraba disebut goiter. Pembesaran kelenjar tiroid adalah salah satu manifestasi klinis yang
tercepat dan paling sensitive dari kelainan jumlah iodine(defisiensi ). Pemeriksa melakukan
palpasi leher kemudian menilainya dengan kategori ukuran tiroid. Klasifikasi ukuran
pembesaran kelenjar tiroid (WHO Goiter Grading System) menurut WHO adalah:
0 = goiter tidak teraba dengan palpasi atau inspeksi meskipun leher diekstensikan
(tidak ada goiter)
1 = pembesaran dapat dinilai dengan palpasi ( grade 1, palpable goiter)
1A = Goiter dapat dinilai dengan palpasi saat posisi leher diekstensikan tetapi tidak
dengan posisi normal
1B = Goiter dapat dideteksi dengan palpasi, dan inspeksi ketika leher diekstensikan
2 = pembesaran dapat dinilai melalui inspeksi dengan posisi leher normal (grade 2,
visible goiter)
3 = goiter dapat dilihat dengan jelas
Prevalensi Gondok Endemik dari grade 1 s.d. grade 2 dinamakan Total Goiter Rate (TGR),
sedangkan grade 2 s.d. grade 3 dinamakan Visible Goiter Rate (VGR)
----------------------------------------------------------Disease of the Thyroid, 2003
2. Dosis Ranitidin pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal adalah:
3. Indikasi Hemodialisis pada pasien Gagal Ginjal Kronis
CKD (menurut National Kidney Foundation 2002): Kerusakan ginjal selama ≥ 3 bl, yg
ditunjukkan dg adanya abnormalitas struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan
GFR, yg mempunyai manifestasi:
- Abnormalitas komposisi darah atau urin
- Abnormalitas dalam imaging test
GFR <60 ml/menit selama ≥ 3 bl.
Dialisis merupakan terapi gagal ginjal terminal dengan memperbaiki faal ekskresi. Pada
GGT, hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke dalam suatu tabung ginjal buatan
(dialiser) yang terdiri dari dua kompartemen yang terpisah. Pada umumnya indikasi dialysis
pada GGK adalah bila laju filtrasi glomerulus (GFR) <5ml/menit. Keadaan pasien yang
hanya mempunyai GFR<5ml/menit tidak selalu sama, sehingga dialysis dianggap baru perlu
dimulai bila dijumpai salah satu dari hal berikut:
- Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata
- K serum > 6 mEq/L
- Ureum darah > 200 mg/dl
- Ph darah <7,1
- Anuria berkepanjangan (>5 hari)
- Fluid overloaded
Indikasi Hemodialisis adalah (artikel bebas pdf.):
a. Indikasi absolute
- Perikarditis
- Ensefalopati
- Neuropati perifer
- Hiperkalemia
- Asidosis metabolic
- Hipertensi maligna
- Edema paru
- Oliguri berat atau anuria
- Bendungan paru
- kelebihan cairan yang tidak
responsive dengan diuretic
- Hipertensi refrakter
- Muntah persisten
- Blood Uremic Nitrogen (BUN) >
120 mg% dan kreatinin > 10 mg%
b. Indikasi elektif
- Laju filtrasi Glomerulus (LFG) antara 5-8 ml/menit/1,73m2, mual, anoreksia, muntah,
sindroma uremia, gangguan pertumbuhan, penyakit tulang, asthenia berat.
--------------------------------------------------------------IPD Jilid 1
4. Tanda-tanda atropinisasi:
- Muka merah
- Sekresi saliva dan keringat berhenti
- Midriasis
- Takikardia
5. Indikasi pemberian Sulfas Atropin & cara pemberian Sulfas Atropin pada pasien sadar dan
tidak sadar
Atropin Antagonis Muskarinik
Hambatan oleh atropine bersifat reversible dan dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin
dalam jumlah berlebihan atau pemberian asetilkolinesterase.
Indikasi pemberian pada saluran cerna:
Antikolinergik digunakan untuk menghambat motilitas lambung dan usus. Pada kondisi
intoksikasi insektisida organofosfat, bila diagnosis sudah pasti pemberian atropine harus
segera dilakukan sebanyak 2 mg IV atau IM sehingga dibutuhkan 8 ampul sediaan atropine
berisi 0,25 mg/ml. Dosis besar diulang tiap 7-10 menit sampai peristaltic dan
bronkokonstriksi dihambat danpasien dapat bernafas sendiritanpa bantuan alat. Selanjutnya
pasien harus dipertahankan dalam konsisi atropinisasi.
--------------------------------------------Farmakologi dan Terapi FKUI
Qonitatun Nahdliyyah/08711075/FKUII 2008
Dokter Muda Penyakit Dalam RSUD Caruban
Top Related