Download - Tugas Bioetika

Transcript

KASUS BENEFICENCESumber : Buku Harian Manna Sorgawi, edisi April 2007.Sakit penyakit yang lama diderita bukan hanya melelahkan fisik si sakit, tetapi juga jiwanya. Ituah sebabnya kita sering menjumpai orang sakit yang sampai pada titik putus asa. Suasana yang penuh keputuasaan ditemui sepasang dokter yang juga misionaris, Dutch Sheets dan istrinya ketika mereka mengunjungi bangsal para penderita TBC, di Guatemala. Rumah sakit itu memang didirikan untuk menampung orang-orang miskin, sehingga satu bangsal bisa dihuni sampai empat puluh orang. Dutch Sheets dan istrinya pergi ke rumah sakit itu untuk melayani seorang ibu dari jemat yang mereka layani. Ibu itu mengalami hal menyedihkan karena tim dokter rumah sakit tersebut tanpa sengaja telah memotong saraf tulang belakangnya. Kesalahaan itu fatal dan dokter tidak bisa berbuat apa-apa untuk memulihkan kondisinya. Akhirnya Dr. Dutch Sheets pun berusaha menolong ibu tersebut, dengan meminta bantuan dari rekan dokter lainnya yang dikenalnya. Tetapi usahanya tidak berhasil, karena masalah tersebut bukan dianggap sepele. Karena pemotongan saraf tulang belakang, sangat berisiko tinggi. Akhirnya, Dr. Dutch pun tidak dapat berbuat apa-apa. Tetapi sebagai dokter yang merangkap menjadi misionaris, ia terus memberikan kekuatan rohani bagi ibu tersebut.

PEMBAHASANSebagai seorang dokter, Dutch Sheets tentunya merasa menyesal dengan apa yang telah dilakukan oleh rekan sejawat kedokteran. Memang kesalahan itu dilakukan secara tidak sengaja, tetapi sungguh kesalahan tersebut sangat membawa dampak yang besar bagi si ibu. Selain itu juga,Dr. Dutch juga sudah turut membantu ibu tersebut dengan mengusahakan untuk dioperasi perbaikan. Tetapi karena risiko yang sangat tinggi, ia pun tidak dapat berbuat apa-apa, selain memberikan dukungan moril bagi ibu tersebut. Dan dari kasus ini, dapat dilihat bahwa Dr. Dutch Sheets adalah seorang yang murah hati, yang menolong orang tanpa pamrih, dan melakukan pasien dengan sebaik mungkin. Walaupun ia sendiri tidak dapat berbuat sesuatu kepada ibu tersebut, tetapi dengan dukungan moril yang diberikan, dapat meneguhkan hati si ibu tersebut untuk tetap bersyukur atas hidupnya.

KASUS NON-MALEFICENCE

Ada seorang ibu muda, baru 30an tahun umurnya, yang tiba-tiba dilarikan ke sebuah Rumah Sakit. Entah apa penyebabnya, sebagian besar jaringan ototnya tiba-tiba lumpuh total. Termasuk otot-otot yang diperlukannya untuk bernafas, menelan, membuang kotoran, dan sebagainya. Tapi syaraf-syarafnya hidup. Karena itu ia cuma bisa tergolek, namun sadar sepenuhnya. Dokter pun dengan segera mengambil beberapa tindakan medis dengan cepat dan berusaha melakukan yang terbaik untuk menolong ibu tersebut. Tetapi, karena masalah ini cukup serius, tindakan dokter pun sepertinya tidak berpengaruh pada perkembangan kondisi ibu tersebut. Karena penyakit yang diderita ibu ini tentu amat menyiksa. Sebab, ia tetap saja merasakan rasa sakit luar biasa yang mengiringi penyakitnya, serta yang tanpa henti menderanya. Setelah berbulan-bulan dilakukan perawatan khusus oleh dokter, hasilnya tetap saja tidak berdampak apa-apa. Dengan 1001 macam jarum selang tertanam di tubuhnya. Sebab lantaran alat-alat itu sajalah, ia masih bisa bertahan hidup. Tentu saja ia hidup dalam tanda kutip. Sebelum ini, suaminya banyak melakukan perjalanan, mengurus usahanya yang lumayan maju. Kini tentu tak bisa lagi. Seluruh usahanya berhenti total. Sebaliknya, lebih dari semilyar rupiah harus dikeluarkan, untuk membiayai pengobatan. Satu per satu miliknya yang berharga terpaksa dijual. Anak-anak pun berhenti sekolah. Suatu hari dokter berkata dengan berat hati, bahwa usaha yang dilakukan para dokter sudah maksimal, tapi kemungkinan istrinya untuk sembuh nyaris tiada. Bahwa ia masih bisa bertahan, itu semata-mata adalah karena alat-alat penunjang yang mahal biaya pemakaiannya. Sementara itu, banyak pasien lain membutuhkan alat-alat tersebut. Karena itu, dokter meminta agar keluarga mempertimbangkan, apakah tidak sebaiknya alat-alat itu dicabut saja. Dengan demikian, sang istri tercinta bisa meninggal secara alamiah, bahkan terbebas dari penderitaannya. Sebab, di

samping itu, keluarga akan dapat mengonsentrasikan semua sumber daya dan dana yang masih ada untuk keperluan masa depan, -- khususnya masa depan anak-anak mereka. Lagi pula pasien-pasien lain yang membutuhkan, segera dapat ditolong dengan alat-alat langka tersebut. Dan,kalaupun Tuhan berkenan melakukan mujizat, Ia toh tidak bergantung pada menempel atau tidaknya alat-alat itu.

PEMBAHASAN Menolong pasien emergensiAda : Karena, telah dikatakan dengan jelas, ada seorang ibu yang tiba-tiba dibawa ke Rumah Sakit karena jaringan ototnya tiba-tiba lumpuh total. Akhirnya dokter pun dengan segera mengambil tindakan medis dengan cepat untuk menolong si ibu. -Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)Ada : Karena, tiba-tiba saja jaringan otot si ibu lumpuh total. Otomatis, si ibu tidak dapat melakukan apa-apa. Apalagi, termasuk otot-otot yang diperlukan untuk bernafas, menelan, dan sebagainya lumpuh total. Tentu saja, keadaan si ibu ini sangat berbahaya / darurat jika tidak ditolong.-Dokter sanggup mencegah bahayaTidak ada : Karena,toh usaha dokter tetap tidak berdampak apa-apa pada perkembangan kesehatannya, walaupun dokter telah berusaha melakukan yang terbaik. Tetap saja, hal tersebut tidak mencegah sakit yang diderita si ibu.-Tindakan kedokteran tadi terbukti efektifTidak ada : Karena, usaha dokter yang dilakukan secara maksimal pun tidak menghasilkan apa-apa. Karena setelah dilakukan tindakan medis pun, si ibu tetap merasakan sakit yang luar biasa sakitnya.-Manfaat bagi pasien lebih banyak daripada kerugian dokterTidak ada : Karena, penyakit pasien tetap saja tak kunjung sembuh, walaupun dokter telah berusaha semaksimal mungkin. Dan juga dokter tidak mengalami kerugian dari kejadian yang dialami si ibu.

Mengobati pasien yang lukaTidak ada : Sebab, yang diderita si ibu adalah kelumpuhan jaringan otot dan tidak mengalami luka pada sekitar kulitnya. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)Ada : Karena dokter telah berusaha melakukan tindakan medis, yang walaupun tidak berdampak apa-apa. Dan dokter pun hanya menggunakan peralatan medis yang dapat membuat si ibu tetap bertahan hidup, tanpa melakukan euthanasia pada si ibu. Tidak menghina / mencaci maki / memanfaatkan pasienAda : Karena dokter tidak mengambil kesempatan untuk memanfaatkan si ibu. Melainkan dokter berusaha sekuat tenaga untuk menolong si ibu tersebut. Mengobati secara tidak proporsionalTidak ada : Karena dokter telah melakukan tindakan medis semaksimal mungkin, sehingga biaya yang dikeluarkan pun cukup banyak. Walaupun memang usaha dokter tidak berdampak apa-apa. Tidak mencegah pasien dari bahayaTidak ada : Karena, ketika si ibu dilarikan ke Rumah Sakit, dokter dengan segera memberikan tindakan medis dengan cepat. Sehingga dokter dapat mencegah si ibu dari bahaya yang mungkin lebih parah lagi. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaianAda : Karena dokter telah berusaha dengan maksimal tanpa melakukan suatu kelalaian yang nantinya akan berakibat buruk bagi si ibu tersebut.

KASUS AUTONOMYDr. Stephen Edmondson adalah seorang dokter spesialis kandungan, yang membuka praktek pribadi selama 19 tahun di Atlanta, USA. Menuntut ilmu di Medical College of Georgia, Augusta, USA dan kuliah kerja nyata di Piedmont Hospital, praktek kerjanya dilaksanakan di University Hospital, Baltimore, USA. Dua tahun terakhir praktek kerjanya dilaksanakan di Emory University Hospital, lalu bergabung sebagai US Navy Medical Officer. Dalam tahun-tahun praktek pribadinya, Dr. Stephen telah banyak menangani masalah Aborsi. Dan salah satu masalah yang pernah ditangani Dr. Stephen adalah seperti berikut ini: Ada seorang wanita muda berusia sekitar 17 tahun yang ingin melakukan aborsi. Hal ini dikarenakan, ia telah hamil di luar nikah. Dan menurutnya, aborsi adalah satu-satunya jalan keluar baginya agar nantinya, masalah ini tidak menimbulkan aib bagi keluarganya. Saat itu, usia janin di kandungannya telah berusia 1 bulan. Pertama-tama, Dr. Stephen pun menolak permintaan wanita tersebut dan juga memberikan anjuran, dengan alasan bahwa usianya masih terlalu muda untuk melakukan aborsi. Dan juga, dampaknya akan berisiko sangat tinggi. Selain itu juga, nantinya akan timbul dampak-dampak pada perubahan perkembangan kejiwaan wanita tersebut. Tetapi, wanita tersebut tetap bersikeras untuk melakukan aborsi. Karena, ia tidak ingin keluarganya tahu akan masalah ini, dan tidak ingin keluarganya mendapat cemooh akibat aib yang ditimbulkannya. Akhirnya aborsi pun berhasil dilakukan. Karena, di lain sisi, Dr. Stephen juga merasa itu adalah hak dari seorang pasien. Selain itu, tanpa mengurangi hak-hak pasien, ia pun bersedia menyetujuinya. Memang, janin di dalam kandungan berhasil dikeluarkan, tetapi ada satu masalah lagi yang Dr. Stephen beritahukan kepada wanita tersebut. Bahwa pada saat dioperasi, ternyata ada benjolan kecil yang menempel dan bertumbuh bersamaan dengan janin. Dan ia mendiagnosa bahwa benjolan tersebut adalah tumor. Akhirnya, Dr. Stephen pun mengangkat tumor tersebut bersamaan dengan janin. Selain itu juga, ia mengatakan bahwa, si wanita juga harus melakukan operasi pengangkatan rahimnya yang telah rusak akibat tumor tersebut. Sehingga, kemungkinan besar wanita tersebut tidak dapat hamil lagi. Singkat cerita, 6 bulan kemudian setelah melakukan aborsi dan operasi pengangkatan rahim, wanita tersebut mengalami perubahan tekanan kejiwaan, yang ternyata setelah diteliti, ia mengalami Sindrom Paska-Aborsi pada kejiwaannya (Sindrom Paska-Aborsi masuk dalam kategori kelainan paska-trauma berat).Dan Dr. Stephen menyarankan bahwa pasien penderita Sindrom Paska-Aborsi, harus mencari bantuan pada orang-orang yang pro-kehidupan, tim konseling atau konsultan yang menentang aborsi dan dapat membantu memulihkan perasaan penderita akan arti kehidupan. Pengguguran kandungan membawa dampak buruk bagi arti kehidupan. Karena, sekali kita melakukan aborsi, maka nilai hidup seorang anak akan turun lebih rendah lagi.

PEMBAHASAN1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasienAda : Karena pada kasus ini, terlihat jelas bahwa Dr. Stephen pun menyetujui tindakan aborsi tersebut, walaupun awalnya ia juga menolak permintaan tersebut, tanpa mengurangi hak-hak pasien atau wanita tersebut.2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)Tidak ada : Karena di sini, Dr. Stephen secara tidak langsung menolak permintaan pasien (si wanita) serta memberikan anjuran-anjuran, agar supaya wanita tersebut dapat mempertimbangkan keputusannya sesuai alasan yang diberikan oleh Dr. Stephen.3. Berterus terangAda : Karena, sebelum aborsi dilakukan, Dr. Stephen telah memberitahukan efek-efek yang nantinya akan dialami si wanita setelah melakukan aborsi. Selain itu, Dr. Stephen memberitahukan kejadian sebenarnya yang terjadi pada saat melakukan aborsi, yang mungkin saja secara tidak langsung membuat shock si wanita.4. Menghargai privasiAda : Karena, tadi dikatakan bahwa Dr. Stephen pun akhirnya menyetujui tindakan aborsi tersebut. Dengan alasan dari si wanita bahwa, ia tidak ingin menimbulkan aib bagi keluarganya terutama bagi dirinya sendiri yang tentunya juga akan merasa malu.5. Menjaga rahasia pasienAda : Karena, pada kasus ini, tidak terlihat bahwa Dr. Stephen membocorkan masalah ini kepada orang lain, terutama kepada keluarga si wanita itu sendiri.

6. Menghargai rasionalitas pasienAda : Sebab, telah dijelaskan bahwa akhirnya Dr. Stephen menyetujui tindakan aborsi itu, dengan alasan dari si wanita yang menurutnya rasional dan logis.7. Melaksanakan informed consentAda : Karena pada kasus ini, tidak dikatakan bahwa si wanita memperbolehkan / mengijinkan Dr. Stephen memberitahu orang lain tentang keadaannya, terlebih keluarganya. Dan Dr. Stephen juga meminta persetujuan dari si wanita untuk melakukan operasi pengangkatan rahim.8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiriAda : Karena Dr. Stephen, tanpa mengurangi hak seorang pasien dengan mempertimbangkan alasan keputusan si wanita, pun menyetujui tindakan aborsi tersebut.9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasienTidak ada : Karena Dr. Stephen secara tidak langsung menolak permintaan si wanita dengan beberapa alasan agar si wanita dapat mempertimbangkan keputusannya itu, yang akhirnya juga ia pun mrnyetujui tindakan aborsi tersebut.10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiriTidak ada : Karena, di sini tidak dijelaskan bahwa keluarga si wanita mengintervensi masalah aborsi tersebut, karena memang keluarga si wanita tidak tahu menahu akan masalah ini dan si wanita pun tidak ingin keluarganya tahu akan masalah ini.11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

Ada : Karena pada kasus ini, tidak terlihat bahwa Dr. Stephen segera memaksa si wanita untuk mengambil keputusan melakukan aborsi. Sehingga wanita itu pun dapat mengungkapkan alasan, ia melakukan aborsi tersebut.12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasienAda : Karena, di sini Dr. Stephen secara berterus terang kepada si wanita memberitahukan dampak-dampak yang nantinya akan dialami setelah aborsi. Selain itu, ia juga memberitahukan kejadian yang terjadi pada saat aborsi, yang memang mungkin saja dapat membuat si wanita merasa shock dan stress.13. Menjaga hubungan (kontrak)Ada : Karena, pada kasus ini, Dr. Stephen tetap menjaga hubungan yang baik dengan si wanita, dengan tidak mengatakan / memberitahukan masalah ini kepada siapa pun juga, termasuk keluarga si wanita tersebut.

KASUS JUSTICEAda seorang dokter muda, berusia sekitar 34 tahun, namanya Dr. Sony. Dr. Sony adalah seorang dokter spesialis anak, yang bekerja pada sebuah Puskesmas di desa yang terpencil. Dia menjabat sebagai kepala Puskesmas pada tempat tersebut. Di sana, ia terkenal sebagai seorang dokter yang baik dan ramah terhadap setiap orang maupun pasiennya.Pada suatu hari, seorang ibu mengantarkan anaknya yang berusia sekitar 10 tahun, yang terbaring sakit karena kecelakaan lalu lintas dengan pakaian yang compang camping dan lusuh. Kepalanya yang terbentur di jalan raya pun bersimbah darah. Sehingga harus melakukan pengobatan dengan cepat dan intensif. Dr. Sony pun dengan segera mengambil tindakan medis. Ia segera membersihkan dan membalut lukanya, sehingga darah yang bercucuran pun sedikit berkurang. Saat Dr. Sony sedang mengobati anak tersebut. Datang sepasang suami istri ysang membawa anak mereka. Dan Dr. Sony mengenal mereka sebagai seorang Lurah pada desa tersebut. Mereka dengan segera, meminta Dr. Sony memeriksa keadaan anak mereka. Sedangkan, Dr. Sony sedang menjahit kepala anak tersebut, karena luka yang dideritanya cukup besar dan serius. Akhirnya, dengan sikap yang bijak dan ramah sebagai seorang dokter, ia meminta bantuan kepada dokter lain, untuk memeriksa keadaan anak Pak Lurah. Dan dengan senang hati, dokter lain pun membantunya untuk segera memeriksa keadaan anak Pak Lurah tersebut.

PEMBAHASAN Memberika segala sesuatu secara universal.Ada : Karena, pada kasus ini terlihat jelasa bahwa Dr. Sony melakukan sikap yang sama rata atau seimbang terhadap setiap pasien yang memerlukan bantuannya dengan baik dan ramah. Menghargai hak hukum pasien.Ada : Karena, Dr. Sony juga tentunya menghargai hak pasiennya, untuk mendapat perawatan medis dari seorang dokter yang untuk sembuh. Menghargai hak orang lain.Ada : Karena, pada kasus ini terlihat bahwa Dr. Sony menghargai hak setiap orang untuk mendapat perlakuan yang adil dan seimbang dalam segala sesuatu. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll.Ada : Karena, Dr. Sony dengan segera menolong pasiennya tanpa melihat latar belakang sosialnya. Dan dengan bijak dan adil bersikap terhadap setiap pasien yang membutuhkan pertolongannya.

PEMBAHASANDefinisi BioetikaIstilah Bioetika pertama kali muncul pada tahun 1974, dan diperkenalkan oleh Van Rensselaer Potter dalam bukunya Bioethics: Bridge to the Future (1971). Ia mendifinisikan bioetika sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkombinasikan pengetahuan biologi dengan pengetahuan sistim nilai manusiawi . Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa istilah ini berasal dari praktek masa lampau, seperti etika kedokteran . Jauh sebelum lahir bioetika, di kebudayaan barat, dikenal Sumpah Hipocrates (abad III dan IV SM) yang berisi implikasi etika kedokteran: kewajiban etika dokter berhadapan dengan guru dan keluarga serta hubungan antara dokter dengan pasien . Sumpah ini merupakan bagian dari Corpus Hippocraticum, kumpulan tulisan yang dikalifikasikan para Bapak Kedokteran. Di lain budaya, dapat ditemukan juga Sumpah Inisiasi, Caraka Samhita dari India abad I, Sumpah Asaph abad III-IV dan Nasihat kepada seorang dokter abad X yang datang dari dunia arab. Ada juga Lima perintah dan sepuluh tuntutan dari Chen Shih Kung, tabib cina pada abad XVII . Sintesis dari pedoman etika itu dirangkum dalam konsep latin primum non nocere yang artinya dari semua, tidak membuat sakit. Menjelang pada abad XIX, Thomas Percival, Bapak Etika Kedokteran membuat semacam etika dasar untuk praktek kedokteran . Pada abad XIX bermunculan di berbagai negara banyak Asosiasi o Perserikatan Para Dokter. Dan setelah perang dunia ke II, muncul Hukum Keperawatan dan Hukum Nuremburg (1946), Deklarasi Genewa (1948) dalam 2 pertemuan pentingnya th. 1948 dan 1949 dengan mengembangkan Hukum Internasional Etika Kedokteran. Dengan pengetahuannya Potter menggunakan istilah bioetika untuk pertama kalinya. -1-Tokoh lain yang menggunakan istilah ini adalah Andr Helleger, bidan belanda yang bekerja di Universitas Georgetown. Enam bulan setelah Potter, Helleger memberikan nama sebuah pusat studi bioetika pertama di USA: Joseph and Rose Kennedy Institute for Human Study of Human Reproduction and Bioethics di Universitas Washington DC pada 1 juli 1971. W.T Reich menegaskan bahwa bioetika lahir di dua tempat, di Madison Wisconsin dan Universitas Georgetown . Istilah bioetika menunjuk pada 2 hal: ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai kemanusiaan. Selain WT Reich, secara khusus, bioetika di USA mempunyai sejarah tersendiri, sebagaimana dikemukakan oleh Alberth R. Jonsen . Ia memberikan beberapa tahap perkembangan bioetika: Adminission and Policy th 1962 di Pusat Kedokteran Universitas Seattle, New England Journal of Medicine (1966), Komisi Nasional Alabama, Informe Belmont, Havard Medical School, Kasus Karen A Quinlan 1975, dan yang paling berpengaruh kemudian adalah Hasting Center (1969). Dalam sejarah awal ini, bioetika berkutat hanya pada masalah kesehatan dan kedokteran. Sejarah kedua bioetika disebut sebagai sejarah konsolodasi. Itu tercermin dari difinisi yang diberikan. Ensiklopedi Bioetika menerjemahkan bioetika sebagai studi sistimatis perilaku dan tindakan yang berhubungan dengan biologi dan kesehatan yang memikirkan nilai-nilai dan prinsip moral. Asosiasi internacional Bioetika mengungkapkan bahwa bioetika adalah studi etika, sosial, hukum, filsafat dll yang berkaitan dengan perawatan kesehatan dan ilmu biologi. L. Feito mengatakan bahwa bioetika adalah ilmu baru yang mempelajari tindakan manusia dan ilmu yang berkaitan dengan hidup. Bidang bioetika yang dipikirkan pada tahap ini adalah: Etika Biomedika, Etika Gen Manusia, Etika Binatang dan etika lingkungan hidup. Yang terakhir adalah Francesc Abel yang memahami bioetika sebagai studi interdisipliner, yang berorientasi pada pengambilan keputusan etika berdasarkan dari-2-berbagai sistem etika atas kemajuan ilmu kesehatan dan biologi, dalam skala mikro dan makrososial, mikro dan makro ekonomi dan pengaruhnya dalam masyakarat dan sistim nilai, baik untuk masa kini maupun masa mendatang . Bioetika dimenerti secara lebih luas dan tidak dipahami hanya sekedar bioteknologi saja . Dan definisi ini berkisar secara kuat kepada pengertian dan isi dari martabat manusia . Tema-tema yang dibahas oleh bioetika menjadi sangat beragam. Beberapa di antaranya adalah: asistensi kesehatan, aborsi, teknologi prokreasi, cloning, eutanasia, bunuh diri, hukuman mati, studi klinis manusia, transplantasi organ, manipulasi gen manusia, AIDS, obat-obatan terlarang dan ekologi. Dari masing-masing bidang ini, masih ada beberapa kajian khusus seperti pengawetan sperma dan ovum serta embrio. Keluasan tema ini . Dari sejarah singkat kelahiran bioetika ini, ada dua perubahan besar dalam etika: yang pertama, etika dibahas dalam kerangka secular bukan dalam kerangka agama; yang kedua, yang menjadi pemeran utama adalah pasien bukan dokter. Kecenderungan ini kemudian menempatkan etika dalam tataran martabat, autonomi dan kebebasan dasarnya atau menyempitkan pengertian etika dalam kerangka hukum, berkaitan dengan masalah hak, kewajiban dan kebebasan pasien.Bioetika adalah biologi dan ilmu kedokteran yang menyangkut masalah di bidang kehidupan, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan kemungkinan timbulnya pada masa yang akan datang. Di dalam uraian mengenai bio-etika dibedakannya Etika dalam 3 pengertian, yaitu: 1. Etika sebagai nilai-nilai dan asa-asas moral yang dipakai seseorang atau suatu keloompok sebagai pegangan bagi tingkah lakunya. 2. Etika sebagai kumpulan asas dan nilai yang berkenaan dengan moralitas ( apa yang dianggap baik atau buruk) Misalnya: Kode Etik Kedokteran, Kode Etik Rumah Sakit. 3. Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dari -3-sudut norma dan nilai-nilai moral. Fransese Abel merumuskan definisi tentang bio-etika yang diterjemahkan Bertens sebagai berikut: BioEtika adalah studi interdisipliner tentang problem-problem yang ditimbulkan oleh perkembanagn di bidang niologi dan ilmu kedokteran baik pada skala mikro maupun pada skala makro, lagipula tentang dampaknya atas masyarakat luas serta sistim nilainya kini dan masa mendatang.Kaidah Dasar Bioetik (KDB)Dokter dalam bekerja selalu membuat pertimbangan dalam mengambil keputusan. Landasan pertimbangan itu disebut dengan Kaidah Dasar Bioetik (KDB). Sebenarnya KDB ada banyak namun sekarang digunakan 4 untuk penyeragaman. KDB itu antara lain :1. Beneficence (berdasarkan kebaikan)Ciri : Alturisme (tanpa pamrih, rela berkotban) Memandang sesuau atau seseorang tak hanya sejauh menguntungkan dokter Manfaat > kerugian Menghargai hak pasien Golden Rule Principle2. Autonomy (kemandirian)Ciri : Mengharga hak menentukan nasib sendiri Berterus terang Menghargai privasi pasien-4- Menjaga rahasia Melaksanakan informed consent3. Non Maleficence (darurat)Ciri : Menolong pasien emergensi Mencegah pasien dari bahaya lebih lanjut Manfaat pasien > kerugian dokter4. Justice (legal)Ciri : Memberlakukan secara universal. Menghargai hak sehat pasien Tidak membedakan pelayanan kesehatan yang diberikan.Kaidah Dasar Etika/Bioetika (Kedokteran Barat) Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus spesifik. Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan prima facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah dasar moral (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika), juga prima facie dalam penerapan praktiknya secara skematis dalam gambar berikut : -5-Empat kaidah dasar etika dalam praktik kedokteran, dengan prima facie sebagai judge; penentu kaidah dasar mana yang dipilih ketika berada dalam konteks tertentu (ilat) yang relevan. a. Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Menghormati martabat manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan. Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari manusia. Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi. Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk bermartabat). Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi. Kaidah ikutannya ialah : Tell the truth, hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri pasien; bila ditanya, bantulah membuat keputusan penting.-6- Erat terkait dengan doktrin informed-consent, kompetensi (termasuk untuk kepentingan peradilan), penggunaan teknologi baru, dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak tak laik-bayang (foreseen effects), letting die.b. Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare). Pengertian berbuat baik diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.Tindakan berbuat baik (beneficence) General beneficence : melindungi & mempertahankan hak yang lain mencegah terjadi kerugian pada yang lain, menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain, Specific beneficence : menolong orang cacat, menyelamatkan orang dari bahaya. Mengutamakan kepentingan pasien Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter / rumah sakit/pihak lain Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk) Menjamin nilai pokok : apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik -7-terhadapnya (apalagi ada yg hidup).c. Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Pernyataan kuno: first, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien, seperti : Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien Minimalisasi akibat buruk Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal : - Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting- Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut- Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif - Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal). Norma tunggal, isinya larangan.d. Keadilan (justice). Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter. -8- Treat similar cases in a similar way = justice within morality. Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni : a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan/membahagiakannya)b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien). Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi (bermartabat), khususnya : yang-hak dan yang-baik Jenis keadilan : a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)b. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada : Setiap orang andil yang sama Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya Setiap orang sesuai upayanya. Setiap orang sesuai kontribusinya-9- Setiap orang sesuai jasanya Setiap orang sesuai bursa pasar bebasc. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama : Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien. Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil). Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhan dan kesamaan).d. Hukum (umum) : Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada yang berhak. pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum.Prima Facie : dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan -10-pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-absah sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah (dalam bahasa fiqh ilat yang sesuai). Inilah yang disebut pemilihan berdasarkan asas prima facie.Norma dalam etika kedokteran (EK) : Merupakan norma moral yang hirarkinya lebih tinggi dari norma hukum dan norma sopan santun (pergaulan) Fakta fundamental hidup bersusila : Etika mewajibkan dokter secara mutlak, namun sekaligus tidak memaksa. Jadi dokter tetap bebas,. Bisa menaati atau masa bodoh. Bila melanggar : insan kamil (kesadaran moral = suara hati)nya akan menegur sehingga timbul rasa bersalah, menyesal, tidak tenang.Sifat Etika Kedokteran :1. Etika khusus (tidak sepenuhnya sama dengan etika umum)2. Etika sosial (kewajiban terhadap manusia lain / pasien).3. Etika individual (kewajiban terhadap diri sendiri = selfimposed, zelfoplegging)4. Etika normatif (mengacu ke deontologis, kewajiban ke arah norma-norma yang seringkali mendasar dan mengandung 4 sisi kewajiban = gesinnung yakni diri sendiri, umum, teman sejawat dan pasien/klien & masyarakat khusus lainnya)5. Etika profesi (biasa): bagian etika sosial tentang kewajiban & tanggungjawab profesi-11- bagian etika khusus yang mempertanyakan nilai-nilai, norma-norma/kewajiban-kewajiban dan keutamaan-keutamaan moral Sebagian isinya dilindungi hukum, misal hak kebebasan untuk menyimpan rahasia pasien/rahasia jabatan (verschoningsrecht) Hanya bisa dirumuskan berdasarkan pengetahuan & pengalaman profesi kedokteran. Untuk menjawab masalah yang dihadapi (bukan etika apriori); karena telah berabad-abad, yang-baik & yang-buruk tadi dituangkan dalam kode etik (sebagai kumpulan norma atau moralitas profesi) Isi : 2 norma pokok : sikap bertanggungjawab atas hasil pekerjaan dan dampak praktek profesi bagi orang lain; bersikap adil dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM).6. Etika profesi luhur/mulia : Isi : 2 norma etika profesi biasa ditambah dengan : Bebas pamrih (kepentingan pribadi dokter < style=""> Ada idealisme : tekad untuk mempertahankan cita-cita luhur/etos profesi = lesprit de corpse pour officium nobile7. Ruang lingkup kesadaran etis : prihatin terhadap krisis moral akibat pengaruh teknologisasi dan komersialisasi dunia kedokteran.8. -12-Daftar Pustaka http://indonesiamasadepan.net/2004/07index.php?option=com_content&task=view&id=56&Itemid=31 http://id.wikipedia.org/2005/11/wiki/Bioetika http://muel-muel.blogspot.com/2007/10/dokter-dalam-bekerja-selalu-membuat.html http://raspati.blogspot.com/2008/05/kaidah-dasar-etikabioetika-kedokteran.html Blok I Modul 1Who Am I ?Bioetika, Humaniora dan Profesionalisme dalam Profesi DokterOleh : -Prof.DR.dr.Agus Purwadianto, SpF,SH,MSi -Dr. Yuli Budiningsih, SpF -Dr. Dedi Affandi, SpF

-13-

Materi rangkuman sesuai hasil Sasaran Pembelajaran1. Apakah yang dimaksud dengan Bioetika ?Jawaban : Van Rensselaer Potter dalam bukunya Bioethics: Bridge to the Future (1971). Ia mendifinisikan bioetika sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkombinasikan pengetahuan biologi dengan pengetahuan sistim nilai manusiawi . Andr Helleger, bidan belanda yang bekerja di Universitas Georgetown, istilah bioetika menunjuk pada 2 hal: ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai kemanusiaan. Asosiasi internacional Bioetika mengungkapkan bahwa bioetika adalah studi etika, sosial, hukum, filsafat dll yang berkaitan dengan perawatan kesehatan dan ilmu biologi. L. Feito mengatakan bahwa bioetika adalah ilmu baru yang mempelajari tindakan manusia dan ilmu yang berkaitan dengan hidup. Francesc Abel yang memahami bioetika sebagai studi interdisipliner, yang berorientasi pada pengambilan keputusan etika berdasarkan dari berbagai sistem etika atas kemajuan ilmu kesehatan dan biologi, dalam skala mikro dan makrososial, mikro dan makro ekonomi dan pengaruhnya dalam masyakarat dan sistim nilai, baik untuk masa kini maupun masa mendatang .http://indonesiamasadepan.net/2004/07index.php?option=com_content&task=view&id=56&Itemid=31 Bioetika adalah biologi dan ilmu kedokteran yang menyangkut masalah di bidang kehidupan, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan kemungkinan timbulnya pada masa yang akan datang.http://id.wikipedia.org/2005/11/wiki/Bioetika2. Apa saja yang termasuk Kaidah Dasar Bioetik (KDB) ?Jawaban :KDB anatar lain : Beneficence Autonomy Non Maleficence Justicehttp://muel-muel.blogspot.com/2007/10/dokter-dalam-bekerja-selalu-membuat.html Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Berbuat baik (beneficence). Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Keadilan (justice). http://raspati.blogspot.com/2008/05/kaidah-dasar-etikabioetika-kedokteran.html3. Penjelasan dari setiap Kaidah Dasar Bioetika (KDB).Jawaban :KDB itu antara lain :1. Beneficence (berdasarkan kebaikan)Ciri : Alturisme (tanpa pamrih, rela berkotban) Memandang sesuau atau seseorang tak hanya sejauh menguntungkan dokter Manfaat > kerugian Menghargai hak pasien Golden Rule Principle2. Autonomy (kemandirian)Ciri : Mengharga hak menentukan nasib sendiri Berterus terang Menghargai privasi pasien Menjaga rahasia Melaksanakan informed consent3. Non Maleficence (darurat)Ciri : Menolong pasien emergensi Mencegah pasien dari bahaya lebih lanjut Manfaat pasien > kerugian dokter4. Justice (legal)Ciri : Memberlakukan secara universal. Menghargai hak sehat pasien

Tidak membedakan pelayanan kesehatan yang diberikan.http://muel-muel.blogspot.com/2007/10/dokter-dalam-bekerja-selalu-membuat.htmla. Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Menghormati martabat manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan. Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari manusia. Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi. Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk bermartabat). Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi. Kaidah ikutannya ialah : Tell the truth, hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri pasien; bila ditanya, bantulah membuat keputusan penting. Erat terkait dengan doktrin informed-consent, kompetensi (termasuk untuk kepentingan peradilan), penggunaan teknologi baru, dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak tak laik-bayang (foreseen effects), letting die.b. Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare). Pengertian berbuat baik diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.Tindakan berbuat baik (beneficence) General beneficence : melindungi & mempertahankan hak yang lain mencegah terjadi kerugian pada yang lain, menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain, Specific beneficence : menolong orang cacat, menyelamatkan orang dari bahaya. Mengutamakan kepentingan pasien Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk) Menjamin nilai pokok : apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya (apalagi ada yg hidup).c. Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Pernyataan kuno: first, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien, seperti : Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien Minimalisasi akibat buruk Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal : - Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting- Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut- Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif - Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal). Norma tunggal, isinya larangan.d. Keadilan (justice). Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.

Treat similar cases in a similar way = justice within morality. Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni : a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan/membahagiakannya)b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien). Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi (bermartabat), khususnya : yang-hak dan yang-baik Jenis keadilan : a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)b. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada : Setiap orang andil yang sama Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya Setiap orang sesuai upayanya. Setiap orang sesuai kontribusinya

Setiap orang sesuai jasanya Setiap orang sesuai bursa pasar bebasc. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama : Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien. Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil). Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhan dan kesamaan).d. Hukum (umum) : Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada yang berhak. pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum.http://raspati.blogspot.com/2008/05/kaidah-dasar-etikabioetika-kedokteran.html

4. Penjelasan akan pentingnya penerapan Kaidah Dasar Bioetika (KDB) dalam setiap tindakan dokter.Jawaban :Prima Facie : dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-absah sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah (dalam bahasa fiqh ilat yang sesuai). Inilah yang disebut pemilihan berdasarkan asas prima facie.Norma dalam etika kedokteran (EK) : Merupakan norma moral yang hirarkinya lebih tinggi dari norma hukum dan norma sopan santun (pergaulan) Fakta fundamental hidup bersusila : Etika mewajibkan dokter secara mutlak, namun sekaligus tidak memaksa. Jadi dokter tetap bebas,. Bisa menaati atau masa bodoh. Bila melanggar : insan kamil (kesadaran moral = suara hati)nya akan menegur sehingga timbul rasa bersalah, menyesal, tidak tenang.Sifat Etika Kedokteran : 1. Etika khusus (tidak sepenuhnya sama dengan etika umum) 2. Etika sosial (kewajiban terhadap manusia lain / pasien).1. Etika individual (kewajiban terhadap diri sendiri = selfimposed, zelfoplegging)2. Etika normatif (mengacu ke deontologis, kewajiban ke arah norma-norma yang seringkali mendasar dan mengandung 4 sisi kewajiban = gesinnung yakni diri sendiri, umum, teman sejawat dan pasien/klien & masyarakat khusus lainnya)3. Etika profesi (biasa): bagian etika sosial tentang kewajiban & tanggungjawab profesi bagian etika khusus yang mempertanyakan nilai-nilai, norma-norma/kewajiban-kewajiban dan keutamaan-keutamaan moral Sebagian isinya dilindungi hukum, misal hak kebebasan untuk menyimpan rahasia pasien/rahasia jabatan (verschoningsrecht) Hanya bisa dirumuskan berdasarkan pengetahuan & pengalaman profesi kedokteran. Untuk menjawab masalah yang dihadapi (bukan etika apriori); karena telah berabad-abad, yang-baik & yang-buruk tadi dituangkan dalam kode etik (sebagai kumpulan norma atau moralitas profesi) Isi : 2 norma pokok : sikap bertanggungjawab atas hasil pekerjaan dan dampak praktek profesi bagi orang lain; bersikap adil dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM).4. Etika profesi luhur/mulia : Isi : 2 norma etika profesi biasa ditambah dengan : Bebas pamrih (kepentingan pribadi dokter < style=""> Ada idealisme : tekad untuk mempertahankan cita-cita luhur/etos profesi = lesprit de corpse pour officium nobile5. Ruang lingkup kesadaran etis : prihatin terhadap krisis moral akibat pengaruh teknologisasi dan komersialisasi dunia kedokteran.http://raspati.blogspot.com/2008/05/kaidah-dasar-etikabioetika-kedokteran.html