TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI JAKARTA
(Survei Deskriptif: Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT.
Transjakarta)
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh :
ARI MAHARANI
4123143797
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Agustus
2017
ii
ARI MAHARANI (4123143797) OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI JAKARTA (Survey Deskriptif : Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta) ; 93 Halaman; 17 Lampiran; 21 Buku, 1990 – 2016 ; 6 Situs; 3 Wawancara; Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017.
ABSTAK
PT. Transjakarta memberlakukan sistem tap out pada tanggal 17 Agustus 2016. Sistem tap out yaitu pengguna Transjakarta diharuskan melakukan proses tapping (proses menempelkan kartu pada mesin saat keluar dari halte Transjakarta) dan dilakukan PT. Transjakarta untuk mengetahui data pengguna Transjakarta, agar PT. Transjakarta dapat membuat rute baru sehingga pengguna Transjakarta tidak menunggu lama di halte Transjakarta. Namun penggunaan sistem ini dirasa belum baik dikarenakan berbagai permasalahan pada sistem tap out yakni mesin barrier gate yang rusak, mesin yang lama membaca kartu elektronik yang dikeluhkan para pengguna Transjakarta.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori komunikasi dan opini publik dengan variabel opini publik. Opini publik merupakan suatu pengumpulan citra yang diciptakan melalui proses komunikasi yang dijumpai diantara publik, atau kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama. Variabel ini memiliki lima dimensi. Adapun dimensinya yaitu arah, intensitas, stabilitas, dukungan informasi, dan dukungan sosial.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juni 2017. Penulis menggunakan data primer kuesioner dan data sekunder wawancara, dengan menggunakan skala pengukuran interval. Sampel dari penelitian ini ialah 98 pengguna Transjakarta. Teknik penarikan sampel aksidental. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan tendensi sentral mean.
Pada penelitian ini terdapat dimensi dukungan informasi menjadi yang terbaik, artinya pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta, dan juga dapat dengan mudah menggunakan sistem tersebut. Namun terdapat dimensi arah yang tidak baik, artinya pengguna Transjakarta kurang menyetujui sistem tap out dikarenakan berbagai faktor yaitu di beberapa halte mesin barrier gate terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlahnya yang sedikit menyebabkan antrian yang panjang pengguna Transjakarta terutama pada saat jam – jam sibuk.
iii
Kesimpulan pada penelitian ini ialah arah opini publik cenderung negatif dikarenakan permasalahan teknis yang ada pada sistem tap out, namun dukungan informasi yang baik membuat pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan sistem tersebut dengan baik. Dengan dukungan informasi yang baik, diharapkan PT. Transjakarta dapat melakukan perbaikan kualitas terutama pada alat untuk melakukan proses tap out.
Kata Kunci : Opini Publik, Arah, Dukungan Informasi
iv
ARI MAHARANI (4123143797) PUBLIC OPINION RELATED TO POLICY TRANSPORTATION JAKARTA COMPANY (Descriptive Survey: About Entry System Tap Out By PT. Transjakarta); 93 Pages; 17 Appendix; 21 Books, 1990 - 2016; 6 Sites; 3 Interviews; Final Project of Scientific Work, August 2017.
ABSTRACT
Transjakarta company currently operate systems tap out on August 17, 2016. The system is user tap out Transjakarta required to perform tapping process (the process of gluing the card in the machine out of the Transjakarta shelter) and was conducted by Transjakarta company to know the data of Transjakarta users, so that Transjakarta company can create a new route so that Transjakarta users do not wait long at the Transjakarta shelter. However, use of this system is felt not good due to various problems in the system tap out the damaged barrier gate machines, old machines to read electronic cards complained of Transjakarta users.
In this research the authors use the theory of communication and public opinion with public opinion variables. Public opinion is a collection of images created through a process of communication that were found among the public, or a group of people who communicate who have similar interests. This variable has five dimensions. The dimensions are direction, intensity, stability, information support, and social support.
The research approach used is quantitative, using descriptive method. This research was conducted in March - June 2017. The author uses primary data of questioner and secondary data of interview, by using interval scale measurement. The sample of this research is 98 Transjakarta users. Accidental sampling technique. The data analysis technique used is descriptive statistics using mean central tendency.
In this research, there are dimensions to be the best information support, meaning users determine the application of the system Transjakarta tap out by Transjakarta company, and also can easily use the system. But there are dimensional direction that is not good, meaning users Transjakarta less approved the system tap out due to various factors, in some stop machines barrier gate is too long to read electronic cards, as well as small numbers cause long queues users Transjakarta especially during the hours - peak hours.
The conclusion of this research is that the direction of public opinion tends to be negative due to technical problems on the system tap out, but support good information make Transjakarta users know how to use the
v
system properly. With the support of good information, expected. Transjakarta company can make the quality improvements, especially on the tools to make the process tap out.
Keywords: Public Opinion, Direction, Support Information
LEMBAR ORiS:NALiTAS
PROGRAtt STUDi DIII HUBUNGAN MASYARAKATFAKULTAS iLMU SOSiAL
UNiVERSITAS NECERIJAKARTA
Dengan ini penuiis rnettyatakan bahwa Tugas Akhir Karya lilη iah yang
bettudu1 0PINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT、 TRANSPORTASIJAKARTA (Survey Desk百 ptif i Mengenai Pembettakukan Sistern Taρ Oυ r
Oleh PT,Transiakarta)adalah benar― benar karya penulis dan sudaいrnengikuti ketentuan pentllisan yang ada, Apabila kemudian hari ditemukanTugas Akhi「 Karya llrlliah ini rrlertlpakan hasil plagiat, penulis bersedia
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, Agustus 2417
VI
ARI MAHARANlN:M.41231
Nama
NIM
Judul
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKH:R KARYA:LM:AH
: ARI MAHARANl
: 4123148797
: OPiNI PUBLiK TERKAIT KEB:JAKAN PT.TRANSPORTAS:
JAKARTA(SuⅣei Deskriptif:Mengenai pemberiakuan Sistem
rap o″ro:eh PT.Transiakarta)
TIM PENGUJI
2.
No Nama
1. Marisa-Puspita Sary, M.Si
Ketua Sidang
Maulina Larasati P, M.l.Kom
PengujiAhli
Vera WUavanti Sutjipto, M.Si
Dosen Pembimbing
Asep Soegiarto, M.Si
Sekretaris Sidang
Lulus Sidang: Juli 2017
Tanggal
lqハ
`u∫"ら
201千
13勺ぃ1拒 Sス。け
1ら ハguゝ口Sわ 1ヽ
f{ Arlurtur eott
3.
4.
Tanda Tangan
V‖
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Karya Ilmiah sebagai persyaratan mutlak untuk kelulusan pendidikan Diploma
III Program Studi DIII Hubungan Masyarakat.
Dalam menyelesaikan menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini
penulis tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada
orang tua, ayah saya Alm. Syafril, ibu saya Fatimah, serta kakak – kakak
saya yaitu Harpita S.Si, Apriyanti S.H, Ika Meidawati S.T, Irda Syarif A.Md,
Rini Ulfirasari S.E, Ade Agustian, dan Susan Sri Apriyani S.I.Kom atas
dukungan secara moril maupun secara finansial, serta berbagai pihak yaitu:
1. Prof. Djaali sebagai Rektor Universitas Negeri Jakarta.
2. Dr, Muhammad Zid, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Dr. Kinkin Yuliaty S.P, M.Si sebagai Ketua Program Studi DIII Hubungan
Masyarakat Universitas Negeri Jakarta.
4. Maulina Larasati P., M.I.Kom dan Wina Puspita Sari, M.Si dan sebagai
Koordinator Tugas Akhir Karya Ilmiah Semester 106
vii
5. Vera Wijayanti M. Si, sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir Karya
Ilmiah Semester 106.
6. Teman-teman seperjuangan Tugas Akhir Karya Ilmiah Semester 106.
7. Anis, Hafshah, Ditri, Ayu, Nova, Shofi, Thank you for amazing 3 years
we spent together tanpa kalian, semua engga mungkin jadi seindah ini.
8. Ditrimuliana yang udah kasih support dan motivasi disaat lagi down
supaya bisa up lagi, Ditri dan Ayu semangat untuk TAKI semester 107,
Amin ya Allah.
Atas segala bantuan selama menyusun tugas akhir karya ilmiah ini,
maka penulis ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir Karya
Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati
penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis berharap tugas akhir karya ilmiah, ini bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi para dosen dan mahasiswa UNJ.
Jakarta, Agustus 2017
Penulis,
Ari Maharani
x
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...................................................................................................... i ABSTRAK ................................................................................................. ii ABSTRACT ............................................................................................... iv LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................ vi LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 1 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis ..................................................... 7 1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis ......................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Konsep......................................................................... 9 2.1.1. Effective Public Relations ............................................................. 9 2.2. Variabel ....................................................................................... 11 2.2.1. Opini Publik ................................................................................. 11 2.2.1.1. Arah ............................................................................................ 12 2.2.1.2. Intensitas ..................................................................................... 13 2.2.1.3. Stabilitas ..................................................................................... 14 2.2.1.4. Dukungan Informasi .................................................................... 15 2.2.1.5. Dukungan Sosial ......................................................................... 16 2.3. Keterkaitan Antar Konsep ........................................................... 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................ 21 3.2. Jenis Penelitian ............................................................................ 22 3.3. Metode Penelitian ........................................................................ 23 3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 25
x
xi
3.5. Populasi, Sampel, Ukuran Sampel dan Teknik Penarikan
Sampel ........................................................................................ 26
3.5.1. Populasi ........................................................................................ 26
3.5.2. Sampel ......................................................................................... 27
3.5.3. Ukuran Sampel ............................................................................. 27
3.5.4. Teknik Penarikan Sampel ............................................................. 29
3.6. Unit Analisis dan Unit Observasi .................................................. 30
3.6.1. Unit Analisis .................................................................................. 30
3.6.2. Unit Observasi .............................................................................. 30
3.7. Uji Instrumen ................................................................................ 31
3.7.1. Validitas ........................................................................................ 31
3.7.2. Reliabilitas .................................................................................... 37
3.8. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 40
3.8.1. Data Primer .................................................................................. 41
3.8.2. Data Sekunder.............................................................................. 41
3.9. Skala Pengukuran ........................................................................ 41
3.10. Analisis Data................................................................................. 42
3.11. Definisi Konsep............................................................................. 45
3.12. Operasionalisasi Konsep .............................................................. 46
3.13. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ..................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT. Transportasi Jakarta ................................ 49
4.1.1. Profil PT. Transportasi Jakarta .................................................... 49
4.1.2. Visi ............................................................................................... 50
4.1.3. Misi .............................................................................................. 50
4.2. Objek Penelitian .......................................................................... 51
4.3. Hasil Penelitian ............................................................................ 52
4.3.1. Arah Opini ................................................................................... 52
4.3.1.1. Indikator : Kualitas Evaluatif dari Predisposisi ............................. 52
4.3.1.2. Indikator : Arah Opini Jelas ......................................................... 55
4.3.2. Dimensi : Intensitas ..................................................................... 58
4.3.2.1. Indikator : Perasaan Orang Terhadap Opini Mereka ................... 58
4.3.2.2. Indikator : Kekuatan Evaluatif Predisposisi .................................. 61
4.3.3. Dimensi : Stabilitas ..................................................................... 64
4.3.3.1. Indikator : Pengukuran Stabilitas ................................................. 64
4.3.4. Dimensi : Dukungan Informasi ..................................................... 67
xii
4.3.4.1. Indikator : Pengetahuan Publik Tentang Objek Opini.................. 67
4.3.4.2. Indikator : Kampanye Informasi .................................................. 70
4.3.5. Dimensi : Dukungan Sosial ......................................................... 73
4.3.5.1. Indikator : Kesan Terhadap Apa Yang Orang Lain Pikirkan
Tentang Isu ................................................................................. 73
4.3.5.2. Indikator : Efek Orang Ketiga ...................................................... 76
4.4. Analisa Penelitian........................................................................ 79
4.5. Pembahasan Penelitian .............................................................. 83
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan.................................................................................. 89
5.2. Saran ........................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 91
LAMPIRAN ............................................................................................. xvii
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kriteria penafsiran koefisien validitas .................................... 34
Tabel 3.2. Analisis faktor ....................................................................... 35
Tabel 3.3. KMO opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi
Jakartamengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT.
Transjakarta.......................................................................... 36
Tabel 3.4. Klasifikasi reliabilitas ............................................................. 38
Tabel 3.5. Case processing summary opini publik terkait kebijakan PT.
Transportasi Jakarta mengenai pemberlakuan sistem
Tap out oleh PT. Transjakarta .............................................. 39
Tabel 3.6. Reliability statistic summary opini publik terkait kebijakan PT.
Transportasi Jakarta mengenai pemberlakuan sistem
Tap out oleh PT. Transjakarta .............................................. 40
Tabel 4.1. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta ............ 52
Tabel 4.2. Sistem tap out PT. Transjakarta memudahkan pengguna
Transjakarta.......................................................................... 53
Tabel 4.3. Sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan
Transjakarta.......................................................................... 54
Tabel 4.4. Mesin barrier gate tap out berjalan dengan Baik .................. 55
Tabel 4.5. Sistem tap out dapat dipahami dengan baik ......................... 56
Tabel 4.6. Penjelasan petugas sangat baik ........................................... 57
Tabel 4.7. Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu terhadap PT.
Transjakarta.......................................................................... 58
Tabel 4.8. Sistem tap out membuat pengguna ingin berkomentar ........ 59
Tabel 4.9. Sistem tap out memunculkan rasa perhatian terhadap PT.
Transjakarta.......................................................................... 60
Tabel 4.10. Sistem tap out membuat reputasi Transjakarta lebih baik .... 61
Tabel 4.11. Sistem tap out meningkatkan pelayanan Transjakarta ......... 62
Tabel 4.12. Sistem tap out meningkatkan respon positif Transjakarta .... 63
Tabel 4.13. Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu ....................... 64
Tabel 4.14. Sistem tap out membuat pengguna ingin mencoba sistem
Tersebut ............................................................................... 65
Tabel 4.15. Sistem tap out membuat transjakarta lebih nyaman ............. 66
Tabel 4.16. Pemberlakuan sistem tap out diketahui khalayak luas ......... 67
xiv
Tabel 4.17. Pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan
Sistem tap out ....................................................................... 68
Tabel 4.18. Pengguna Transjakarta menyetujui sistem tap out
Memudahkan mereka ketika menggunakan transjakarta ...... 69
Tabel 4.19. Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem
Tap out melalui media massa ............................................... 70
Tabel 4.20. Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem
Tap out melalui teman .......................................................... 71
Tabel 4.21. Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem
Tap out melalui internet......................................................... 72
Tabel 4.22. Pemberlakuan sistem tap out memunculkan pendapat
Pengguna yang didukung individu lain .................................. 73
Tabel 4.23. Sistem tap out memunculkan pendapat suatu kelompok
terhadap PT. Transjakarta .................................................... 74
Tabel 4.24. Sistem tap out memunculkan diskusi antar individu .............. 75
Tabel 4.25. Pemberitaan sistem tap out di media massa
Mempengaruhi pengguna Transjakarta ............................... 76
Tabel 4.26. Sistem tap out mempengaruhi pengguna Transjakarta untuk
Memberikan pandapat di media sosial .................................. 77
Tabel 4.27. Pemberlakuan Sistem Tap Out mempengaruhi terjadinya
pendapat positif dan negatif setiap individu terhadap PT.
Transjakarta di media sosial ................................................. 78
Tabel 4.28. Mean Per Dimensi Opini Publik Terkait Kebijakan PT.
Transportasi Jakarta ............................................................. 79
Tabel 4.29. Mean Per Indikator Opini Publik Terkait Kebijakan PT.
Transportasi Jakarta ............................................................. 81
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Persuasi Sosiokultural ............................................. 17
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1. Mean Per Dimensi Opini Publik Terkait Kebijakan PT.
Transportasi Jakarta ......................................................... 80
Diagram 4.2. Mean Per Indikator Opini Publik Terkait Kebijakan PT.
Transportasi Jakarta ......................................................... 82
xvi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner ...................................................................... xviii
Lampiran 2. Data Responden ............................................................ xxiii
Lampiran 3. Codding Sheet ............................................................... xxvi
Lampiran 4. Berita Online ................................................................. xxxiv
Lampiran 5. Media Sosial ................................................................... xlv
Lampiran 6. Transkrip Wawancara ..................................................... xlix
Lampiran 7. Data Pengguna Transjakarta ........................................... liii
Lampiran 8. Formulir Bimbingan .......................................................... liv
Lampiran 9. Surat Izin Observasi ........................................................ lvi
Lampiran 10. Curriculum Vitae ............................................................. lvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Transjakarta merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT)
pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur lintas terpanjang di dunia
(208 km). Sistem BRT ini dirancang berdasarkan sistem TransMilenio di
Bogota, Kolombia.1 Transjakarta telah mengalami transformasi mulai dari
Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway berdasarkan Keputusan
Gubernur No 110/2003, kemudian pada tanggal 4 Mei 2006 berubah menjadi
Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta yang adalah Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta,
hingga pada tanggal 27 Maret 2014, Transjakarta telah berubah status
menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan resmi berganti nama
menjadi PT. Transportasi Jakarta.2
Terhitung sejak awal beroperasi yaitu pada tanggal 1 Febuari 2004,
Transjakarta saat ini telah memiliki 12 dari 15 koridor utama yang
1Beranda Tentang Transjakarta Sejarah http://Transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 Pukul 09:28 WIB 2 Ibid
2
direncanakan dan saling terintegrasi tiap koridornya dan tersebar di seluruh
wilayah Jakarta.3
Berbagai inovasi dilakukan demi kenyamanan pengguna Transjakarta
salah satu kebijakan tersebut ialah penggunaan kartu elektronik (e-ticketing)
menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan oleh bank.
“Penggunaan kartu elektronik tersebut dilakukan sebagai pengganti uang tunai yang diberlakukan pada tahun 2013, Bank tersebut yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI), Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (Tapcash, Kartu Aku, dan Rail Card), Bank Mandiri (E-Money, E-Toll Card, Indomaret Card, dan GazCard), Bank DKI (JakCard), dan Bank Mega (MegaCash).”4
Awalnya pengguna Transjakarta hanya melakukan transaksi dengan
cara tap in di barrier gate saat masuk ke dalam halte, namun pada tanggal 17
Agustus 2016, pengguna Transjakarta juga harus melakukan tap out saat
keluar dari halte. Saldo uang elektronik hanya akan terpotong pada saat tap
in (masuk ke halte).5
Hal ini menimbulkan pendapat positif dan negatif di kalangan
pengguna Transjakarta, sebab bukannya mempermudah, para penumpang
justru disulitkan dengan antrian yang panjang terlebih pada saat jam – jam
3 Beranda Produk dan Layanan Infrastruktur Koridor http://transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:09 WIB 4 Beranda Produk dan Layanan Info Tiket http://transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:28 WIB 5 Ibid
3
sibuk dikarenakan permasalahan teknis yakni di beberapa halte barrier gate
yang disediakan untuk tap out hanya terdapat satu buah.
Pendapat negatif muncul dari koran online detik.com, seorang
pengguna Transjakarta halte monas, mengeluhkan padatnya penumpang
yang hendak keluar dari halte tersebut, petugas Transjakarta berusaha
mengatur kondisi. Tampak ratusan orang berdesak-desakan saat ingin
keluar, mereka terlihat keluar pintu gerbang tanpa melalui proses tap out,
meski berdesakan, mereka keluar dengan tertib. 6
Hal tersebut juga terjadi di halte UNJ, salah satu pengguna
Transjakarta Jhon Miduk Sitorus berpendapat di Kompasiana mengeluhkan
sistem tap out yang ada di halte tersebut :
“Sebelum perberlakuan sistem tap out ini, butuh waktu satu detik saja untuk keluar dari jalurnya, kini membutuhkan waktu minimal tiga detik untuk keluar dari halte, itu pun jika mesin tap out-nya dalam kondisi bagus, di halte UNJ butuh waktu 10 detik untuk tap out mulai dari menempelkan kartu, proses, hingga penghalangnya berputar.”7
Pemberlakuan sistem tap out merupakan inovasi yang baik karena
dapat membantu Transjakarta mendapatkan data mengenai lokasi tujuan dari
pengguna Transjakarta yang kemudian digunakan untuk memperbaiki rute
6 Halte Monas Penuh Sesak, Pengguna TransJ Keluar Tanpa Tap out https://news.detik.com Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:40 WIB 7 Bukannya Mempermudah, Tap out Transjakarta Malah Merepotkan Penumpang http://www.kompasiana.com Diakses Pada Tanggal 7 Maret 2017 Pukul 21:17 WIB
4
dan pelayanan agar lebih maksimal sesuai dengan kebutuhan pengguna
Transjakarta, tetapi sayangnya mengorbankan waktu dan emosi para
pengguna Transjakarta. Hal ini diungkapkan Jhon Miduk Sitorus:
“Saya terpancing emosi ketika akan keluar dari halte busway UNJ karena menghabiskan waktu 10 menit, bayangkan 10 menit menunggu keluar karena mesin tap out-nya yang super lelet, hal itu ditambah juga dengan panjangnya antrian untuk keluar.”8
Pemberlakuan sistem tap out di halte UNJ oleh PT. Transjakarta
belum sejalan dengan perbaikan barrier gate (mesin untuk tap out),
sehingga pengguna Transjakarta mengeluhkan mesin tap out yang ada di
halte UNJ dikarenakan untuk keluar dari halte tersebut membutuhkan
waktu yang lebih lama dari sebelum pemberlakuan sistem tap out, hal ini
tentu menjadi masalah karena pengguna Transjakarta memiliki target
waktu masing-masing, terutama bagi mereka yang bekerja, kuliah,dan
sekolah.
Demikian pula pendapat Nazar Ardiansyah seorang pengguna
Transjakarta koridor satu Blok M – Kota:
“Di beberapa halte, hanya menyediakan satu mesin untuk tap in sekaligus tap out, bahkan di halte Blok M sekarang, jarang sekali ada penumpang yg melewati gate tap out saking "loading lama" nya mesin dan kebanyakan penumpang ingin buru – buru pulang, dan keadaan ini didukung dengan keberadaan petugas yang hanya satu
8 Ibid
5
orang untuk menjaga satu halte tentu kesulitan untuk melayani kesulitan penumpang dalam waktu yang sama.”9
Kurangnya penyedian mesin tap in dan tap out yang ada pada
beberapa halte di Transjakarta sangat disayangkan, hal itu dapat menjadi
masalah yang serius dikarenakan pada jam tertentu seperti jam
keberangkatan dan jam pulang kerja, sekolah atau kuliah, jumlah
pengguna Transjakarta dapat membludak menyebabkan antrian yang
panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk
atau keluar halte di Transjakarta.
Pemberlakuan sistem tap out dilakukan untuk mengetahui dimana
tujuan pengguna Transjakarta sehingga PT. Transjakarta dapat membuat
rute yang tepat bagi pengguna Transjakarta. Hal ini seperti yang dikatakan
oleh Direktur Operasional PT. Transjakarta, Daud Joseph :
“Menurut saya itu kebijakan super. Supernya gini, dulu hanya tap masuk. Dengan adanya tap out ketauan rumah (penumpang) dimana dan kantor dimana. Jadi saya bisa tahu persis custumize orang perorang. Dipasang di seluruh pintu keluar halte Transjakarta. Dengan adanya sistem ini diyakini dapat mengukut kepadatan penumpang, sehingga tidak ada lagi cerita penumpang menunggu lama di halte Transjakarta”10
PT. Transjakarta memberlakukan sistem tap out agar dapat
mengetahui dimana pengguna Transjakarta melakukan tap in (melakukan
9 Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Pengguna Transjakarta Sabtu, 8 April 2016 Pukul 14:00 WIB. 10 Ini Alasan Transjakarta Berlakukan Sistem "Tap Out" http://megapolitan.kompas.com
Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:31
6
tapping untuk menggunakan Transjakarta) dan tap out (tapping pada saat
keluar halte tujuan) sehingga PT. Transjakarta dapat mengetahui dimana
tempat kepadatan penumpang.
Beberapa penumpang seperti Erna Merlinda Putri juga menyambut
positif kebijakan tersebut, menurutnya semenjak ada kebijakan tersebut
muncul rute – rute baru dari Transjakarta :
“Saya tinggal di daerah rawamangun dan bekerja dikawasan Senayan, biasanya untuk ke Senayan, saya harus transit di halte dukuh atas terlebih dahulu kemudian menyambung koridor satu Blok M – Kota. Namun sekarang saya tidak perlu lagi melakukan itu karena saat ini telah tersedia Transjakarta jurusan Tugas – Bundaran Senayan jadi lebih memudahkan menurut saya” 11
Dengan adanya sistem tap out oleh PT. Transjakarta, sejauh ini
terdapat 17 rute baru12 dengan harapan agar pengguna Transjakarta dapat
lebih cepat untuk sampai ke tempat tujuan dan memotong antrian yang
panjang di halte – halte transit seperti halte Dukuh Atas maupun halte
Harmoni.
Hal tersebut senanda disampaikan oleh sejumlah penumpang lainnya
yang meyambut positif adanya sistem tap out tersebut, salah satu pengguna
media sosial facebook Flow Purwadi menyambut baik adanya sistem tap out
11 Hasil Wawancara Dengan Karyawan Pengguna Transjakarta Jumat, 7 April 2016 Pukul 19:00 WIB. 12 Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta http://megapolitan.kompas.com Diakses Pada Tanggal 22 April 2017 Pukul 21:00 WIB
7
tersebut, pengguna facebook Uwie Komala Dewie juga menyambut baik
kebijakan tersebut menurutnya kebijakan tersebut kebijakan tersebut sama
seperti yang dilakukan oleh PT. KAI (Kereta Api). Keduanya berharap PT
Transjakarta dapat memperbanyak jumlah barrier gate tap out sehingga
penumpang tidak terlalu lama mengantri untuk keluar dari halte tujuan. 13
Berdasarkan fakta tersebut, penulis tertarik meneliti masalah ini untuk
menjadi tugas akhir karya ilmiah dan mengetahui pendapat pengguna
Transjakarta, yang kemudian dapat dijadikan acuan bagi PT Transjakarta
dalam pembuatan kebijakan yang lebih baik kedepannya. Dengan judul tugas
akhir karya ilmiah penulis ialah “Opini publik terkait kebijakan PT.
Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta,
mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta?
13 FAQ Sistem Uji Coba Tap out Transjakarta https://www.facebook.com Diakses Pada Tanggal 7 Maret 2017 Pukul 23:03 WIB
8
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan
dari penelian ini adalah untuk mengetahui opini publik terkait kebijakan PT.
Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memambah wawasan di bidang
ilmu komunikasi khususnya bidang public relations tentang contoh kasus
mengenai opini publik bagi mahasiswa, dosen serta akademisi di bidang
public relations.
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi praktisi public relations dan menjadi masukan bagi PT
Transjakarta mengenai opini publik, agar kedepannya dapat membuat
pelayanan yang lebih baik.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Konsep
2.1.1 Effective Public Relations
Public relations adalah fungsi managemen yang melakukan evaluasi
terhadap sikap – sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur
seseorang / perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana, serta
menjalankan program – program komunikasi untuk memperoleh pemahaman
dan penerimaan publik.14 Humas adalah suatu yang merangkum keseluruhan
komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan yang
spesifik yang berlandaskan saling pengertian.15
Public relations sesungguhnya merupakan alat manajemen modern
yang merupakan bagian integral dari suatu organisasi, artinya bahwa public
relations bukan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi organisasi dan
sifatnya melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menunjukan
public relations dapat menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara
14 Kadar Nurjaman, Khaerul Umam, Komunikasi & Public Relation, Bandung : CV Pustaka Setia, 2012. hlm. 105 15 Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta : Erlangga, 1997. hlm. 9
9
10
organisasi yang diwakilinya dengan publik.16 Public relations melayani
berbagi macam institusi didalam masyarakat, seperti institusi bisnis, serikat
perdagangan, asosiasi sukarela, yayasan, rumah sakit, perguruan tinggi, dan
institusi religious.17
Fungsi atau peranan adalah harapan public terhadap apa yang
seharusnya dilakukan oleh public relations sesuai dengan kedudukannya
sebagai seorang public relations. Jadi, public relations dikatakan berfungsi
apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik,
berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin
kepentingan publik. Secara garis besar fungsi public relations adalah :
a. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan
publiknya (maintain good communication)
b. Melayani kepentingan publik degan baik (serve public’s interest)
c. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain
good morals & manners).18
16 Ibid. hlm. 24 17 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom , Effective Public Relations Edisi Kesembilan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group , 2011. hlm.7 18 Rahmat Kriyantono, Public Relations Writing, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008. hlm. 21
11
2.2 Variabel
2.2.1 Opini Publik
Menurut Dra. Djoenaesih S. Sunarjo, SU dalam bukunya Opini Publik,
terbitan Liberty Yogyakarta, 1997, bahwa ciri – ciri opini itu adalah :
a. Selalu diketahui dari pernyataan – pernyataannya
b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat
c. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar19
Opini publik merupakan suatu pengumpulan citra diciptakan proses
komunikasi. Gambaran tentang sesuatu, apakah bentuk abstrak atau konkret
selalu bermuka banyak atau berdimensi jamak, karena berbagi perbedaan
penafsiran (persepsi) yang terjadi diantara peserta komunikasi. 20
Opini publik dijumpai diantara publik, atau kelompok orang yang
berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama. Mereka secara kolektif
menganut pandangan tentang suatu isu, mengapa isu tersebut menjadi
perhatian, dan mengapa harus dilakukan dalam situasi itu. Proses ini jelas
berlangsung terus – menerus. 21
19 Rosady Ruslan, Managemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001. hlm. 59 – 60. 20 Helena Olii, Opini Publik, Indonesia: PT Macan Jaya Cemerlang, 2007. hlm. 46. 21 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 239.
12
Untuk memahami opini seseorang dan publik tersebut, menurut R.P
Abelson bukanlah hal yang mudah, karena mempunyai kaitan erat dengan :
1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief)
2. Apa yang sebenarnya dirasakan untuk menjadi sikapnya (attitude)
3. Persepsi (perception), yaitu proses memberikan makna, yang
berakar dari berbagai faktor, yakni:
a. Latar belakang budaya, kabiasaan dan adat istiadat yang dianut
seseorang atau masyarakat
b. Pengalaman masa lalu seseorang atau kelompok tertentu
menjadi landasan atas pendapat atau pandangannya
c. Nilai – nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang
dianut atau nilai – nilai yang berlaku di masyarakat
d. Berita – berita, dan pendapat – pendapat yang berkembang
yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan
seseorang. Bisa diartikan berita – berita yang dipublikasikan itu
dapat sebagai pembentuk opini masyarakat.22
2.2.1.1 Arah
Arah opini mengindikasikan kualitas evaliatif dari predisposisi, yang
memberitahu kita evaluasi “positif – negatif – netral” evaluasi yang
22 Rosady Ruslan. Op Cit., hlm. 60 – 61.
13
“mendukung – menentang – netral”, atau evaluasi “pro – kontra – tergantung”
yang dilakukan oleh publik. Dalam bentuknya yang paling sederhana, arah
opini publik adalah jawaban ya – tidak untuk pertanyaan survei. Media sering
melaporkan melaporkan hasil survei opini publik sebagai sekedar persentase
dari dukungan atau penolakan terhadap beberapa isu, proposisi, atau calon.
Misalnya, berita laporan jejak pendapat, popularitas margin dan indikator lain
dari arah opini publik tentang kandidat mendominasi liputan kampanye
presiden AS 1996, yang presentasenya sebanyak 38 persen dari seluruh
laporan23 (Berita karakter berada di urutan kedua dengan 18 persen). Arah
opini yang jelas merepresentasikan pengukuran opini public yang paling
dasar dan yang paling sering digunakan. 24
2.2.1.2 Intensitas
Pengukuran intensitas menunjukan seberapa kuatkah perasaan orang
terhadap opini mereka, apapun arahnya. Misalnya, penyelenggara poling
meminta pemilih untuk menunjukan seberapa kuatkah perasaan mereka
tentang berbagi isu yang berhubungan dengan pemilihan dalam “skala 1
sampai 10”. Survei juga sering meminta responden untuk menunjukan
23 David Domke, David P. Fan, Michael Fibison, Dhavan V. Shah, Steven S. Smith, Mrk D. Watts, News Media, Candidates and Issues, and Public Opinion in the 1996 Presidential Campaign, Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No.4 Winter ,1997. hlm. 733. 24 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 239 - 240.
14
apakah mereka “sangat tidak setuju/tidak setuju/netral/setuju/sangat setuju”
terhadap suatu pernyataan.25
Format pernyataan ini adalah alat yang lazim untuk mengukur arah
dan intensitas perasaan. Ukuran intensitas memberikan perkiraan awal
tentang kekuatan relatif dari predisposisi. Intesitas dan arah sering kali
dilaporkan untuk menunjukan bukan hanya bagaimana orang merasakan
suatu isu, tetapi juga seberapa mendalam perasaan mereka itu. Misalnya, isu
aborsi biasanya memecah publik menjadi dua kubu berdasarkan intensitas
keyanikan mereka. 26
2.2.1.3 Stabilitas
Stabilitas mengacu pada berapa lama responden menganut arah dan
intensitas perasaan yang sama. Pengukuran stabilitas memerlukan observasi
pada waktu yang sama. Pengukuran stabilitas memerlukan observasi pada
dua atau lebih titik pada waktu yang sama. Bayangkan dimensi ini sebagai
semacam diagram yang menunjukan harga saham atau pola cuaca dari
waktu ke waktu. Pengukuran stabilitas akan memberikan bukti tentang
25 Ibid hlm. 240 26 Ibid hlm. 240
15
seberapa reaktifkah opini publik terhadap suatu kejadian atau informasi
lainnya. 27
2.2.1.4 Dukungan Informasi
Dukungan informasional mengacu pada seberapa banyak
pengetahuan publik terhadap objek opini. Misalnya, para pemilik yang tidak
punya banyak informasi tentang seorang calon cenderung focus pada apa –
apa yang mereka lihat sebagai sesuatu yang berhubungan dengan atau
kandidat dan bagaimana cara pikir akan mempengaruhi kepentingan pribadi
mereka. Sebaliknya, pemilih yang punya informasi yang lebih baik “akan lebih
mungkin untuk mengabaikan pertimbangan dari kelompok tertentu dan lebih
mendukung interpretasi yang lebih umum terhadap suatu isu.”28
Periset lain yang meneliti pemilihan wali kota menemukan bahwa
mereka yang punya informasi lebih banyak tentang isu akan punya informasi
lebih banyak tentang isu dan akan punya opini yang lebih kuat terhadap isu
tersebut, tetapi arah dari opini publik itu tidak mudah untuk diprediksi. Lebih
27 Ibid hlm. 240 28 Dennis Chong. Creating Common Frames of Reference on Political Issues, Bab 8 dalam Political Persuasion and Attitude Change, ed. Diana C. Mutz, Paul M. Sniderman, dan Richard A. Brody, Ann Arbor : University of Michigan Press,1996, hlm. 199
16
jauh, mereka yang punya lebih banyak pengetahuan dan opini yang lebih
kuat lebih mungkin untuk memilih dan mengontak pejabat lokal.29
Ketiadaan “massa informasi” di balik opini tentang isu yang relatif
netral mungkin mengindikasikan bahwa arah dan intensitasnya mudah
berubah. Misalnya, jika Monsanto menentukan bahwa publik yang
menentang pengujian lapangan untuk tanaman yang direkayasa secara
genetik tidak dibekali pengetahuan yang memadai, perusahaan dapat
melakukan kampanye informasi publik yang dirancang untuk mendidik
anggota komunitas tentang bahaya dan manfaat dari pengujian itu, dan
menyusun kerangka pesan dalam konteks siapa yang dipengaruhi dan
terlibat (termasuk pandangan consensus tokoh masyarakat), dan bagimana
pengujian lapangan itu akan memengaruhi pihak – pihak di dalam komunitas
tersebut – pengaruh risiko (jika ada) dan manfaatnya. 30
2.2.1.5 Dukungan Sosial
Pengukuran dukungan sosial memberikan bukti tentang sejauh mana
orang menganggap opini mereka juga didukung oleh orang lain dalam
29 Dan Drew dan David Weaver, Media Attention, Media Exposure, and Media Effects, Journalism Quarterly 67 No.4 Winter, 1990, hlm. 740 – 48. 30 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 241.
17
lingkungan sosial mereka. Model persuasi dalam gambar 8.3 menunjukan
kekuatan persepsi penerimaan sosial atau penolakan sosial.31
Sumber : Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach, Theories of Mass
Communication, 4th ed. (New York, 1982) Hal. 255.
Penyelenggara polling yang menyurvei dimensi ini akan meminta
responden untuk melaporkan kesan mereka terhadap apa yang orang lain
pikirkan tentang isu atau memperkirakan distribusi opini publik terhadap isu
yang diteliti. Pengukuran dukungan sosial ini akan menunjkan bagaiman
orang mendefinisikan sifat dari konsensus tentang isu. 32
Konteks sosial dari opini publik mungkin hanya berupa tendensi untuk
menganggap bahwa orang lain lebih dipengaruh oleh media atau kejadian
ketimbang oleh diri mereka sendiri. Para peneliti telah menemukan “efek
orang ketiga” – orang yang cenderung meremehkan dampak media terhadap
mereka sendiri dan membesar – besarkan dampak media pada orang lain.
Efek ini mempengaruhi cara kebijakan publik ditentukan (melindungi mereka
31 Ibid hlm. 241 32 Ibid hlm. 241
Pesan
Persuasif
Mengidentifikasikan
(atau
meredentifikasikan)
proses sosiokultural
kelompok
Membentuk atau
mengubah perilaku
anggota kelompok
yang diterima secara
sosial
Melakukan
perubahan
dalam arah
perilaku
18
yang dianggap lemah), atau bagaimana kampanye politik dilakukan
(memengaruhi pemilih yang mudah dibujuk). “Jadi, efek pihak ketiga punya
sejumlah implikasi behavioral, meskipun pada dasarnya ini adalah fenomena
persepsi.”33
Bayangkan dukungan sosial dan informasional sebagai pemberian
bobot atau inersia terhadap suatu disposisi atau pandangan. Jika, misalnya,
orang yang punya opini kuat tentang suatu isu punya banyak informasi – pro
kontra – tentang isu itu dan melihat pandangan mereka juga banyak dianut
orang, maka arah dan ekspresi opini itu kemungkinan tidak akan berubah.
Sebagaimana arah bowling tidak banyak dipengaruhi oleh hembusan nagin
yang keluar dari mesin AC opini yang punya dukungan sosial dan
informasional yang kuat juga punya bobot yang besar dan tidak mudah atau
tidak cepat untuk berubah. Di lain pihak, bahkan opini yang paling kuat
sekalipun akan mudah atau cepat berubah jika tidak ditopang oleh dukungan
sosial dan informasi yang cukup. Opini itu bisa berubah sesering dan secepat
badai. 34
Mendeskripsikan dan memahami opini publik membutuhkan
pengukuran sensitivitas dan kedalaman yang lebih luas dan bukan sekedar
33 Vincent Prince, Li – Ning Huang, dan Tewksbury, Third – Person Effects of News Coverage : Orientations Towards Media, Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No. 3 Autumn, 1997. hlm. 525. 34 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 241.
19
menggunakan pertanyaan ya – tidak seperti yang dipakai dalam polling lewat
telelepon. Opini publik merefleksikan proses dinamis dari komunikasi
interpersonal dan media tentang isu – isu di kalangan kelompok orang yang
punya kapasitas untuk bertindak dengan cara yang sama. “Berpikir bersama”
seringkali menghasilkan “tindakan bersama” dan inilah alasan riil dari
pentingnya memahami opini publik.35
2.3 Keterkaitan Antar Konsep
Dalam menjalankan tugas seorang humas, penting untuk memberikan
citra yang positif kepada khalayaknya, dan juga dalam menjalin hubungan
dengan khalayaknya, humas juga harus melakukan komunikasi dua arah
agar kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan dapat diterima
oleh khalayak dari perudahaan tersebut.
Ketika melakukan sebuah kebijakan terutama yang berkaitan dengan
publik dari suatu perusahaan, humas biasanya membantu manajemen agar
kebijakan tersebut dapat sesuai dengan kepentingan perusahaan dan juga
berdampingan dengan keinginan khalayak. Untuk itu diperlukan penelitian
tentang keinginan atau opini dari khalayak suatu perusahaan agar kebijakan
yang diambil perusahaan tersebut tidak menjadi bumerang bagi perusahaan
di kemudian hari.
35 Ibid hlm. 241.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini
sudah cukup digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk
penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah
atau scientifik karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit
atau empiris, objektif terukur, rasional dan sistematis. Metode ini metode
kualitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis
menggunakan statistik.36
Pendekatan kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab
masalah. Proses penelitiannya bersifat linier, dengan langkah – langkah yang
jelas, mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atau
landasan teoritis, hipotesis, metode penelitian yang dipergunakan, teknik
mengumpulkan data, analisis data, serta menarik kesimpulan, dan saran –
saranyangdiajukanpeneliti.37
36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta CV, 2016, hlm. 7 37 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi , Jakarta : Rajawali Pers, 2010, hlm. 253.
22
Pendekatan penelitian yang dilakukan penulis ialah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab opini publik
program PT. Transportasi Jakarta terkalit pemberlakukan sistem tap out oleh
PT. Transjakarta dengan langkah – langkah yang jelas mulai dari perumusan
masalah, tujuan penelitian, konsep atau landasan teoritis, hipotesis, metode
penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data, serta menarik
kesimpulan, dan saran – saran yang diajukan oleh penulis.
3.2 Jenis Penelitian
Dalam penelitian deskriptif, untuk untuk menggambarkan tentang
karakteristik (ciri – ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu. Penelitian ini
relative sederhana yang tidak memerlukan landasan teoritis rumit atau
pengajuan hipotesis tertentu. Dapat meneliti hanya satu variabel, dan
termasuk penelitian mengenai gejala atau hubungan antara dua gejala atau
lebih.38
Prosedur pemecahan masalah pada metode ini adalah dengan cara
menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan
fakta – fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan,
bentuknya berupa survei dan studi perkembangan.39 Ciri dari metode ini ialah
titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti
38 Ibid Hlm. 12 39 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Manual & SPSS Jakarta : Kencana Prenada Media Group ,2013, hlm. 8
23
bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati
gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan suasana alamiah
dimaksudkan bahwa peneliti terjun ke lapangan. Ia tidak berusaha untuk
memanipulasikan variabel. Karena kehadirannya mungkin mempengaruhi
perilaku gejala (reactive measures), peneliti berusaha memperkecil pengaruh
ini. Penelitian sosial telah menghasilkan beberapa pengukuhan yang tidak
terlalu banyak “merusak” kenormalan (unobstrusive measures).40
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif
karena penulis hanya meneliti satu variabel mengenai opini publik terkait
kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai pemberlakukan sistem tap out
oleh PT. Transjakarta. Prosedur pemecahan masalah pada penelitian ini
adalah dengan cara menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta –
fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
Penulis bertindak sebagai pengamat dengan membuat kategori pelaku,
mengamati gejala, dan mencatatnya ke dalam buku observasi penulis.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah.
Proses penelitiannya bersifat linier, dengan langkah – langkah yang jelas,
mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atau landasan
40 Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007, hlm.25
24
teoretis, hipotesis, metode penelitian yang dipergunakan, teknik
pengumpulan data, analisis data, serta menarik kesimpulan, dan saran –
saran yang diajukan peneliti. 41
Berdasarkan metodelogi kuantitatif dalam penelitian bidang ilmu
lainnya, termasuk riset public relations dikenal berbagai metode yaitu metode
survei, metode analisis isi, dan metode eksperimen. Dalam metode survei
sering digunakan instrumen kuesioner sebagai upaya untuk pengumpulan
data atau memperoleh informasi mengenai jumlah responden yang dianggap
sebagai sampel yang mewakili populasi tertentu. 42
Pelaksanaan survei dilakukan melalui proses pengumpulan informasi,
fakta, dan analisis data sosial yang bersifat terstruktur serta mendetail melalui
instrumen kuesioner atau daftar pertanyaan tertentu secara tersusun.
Penggunaan teknik sampling tersebut dilakukan secara tepat untuk
menentukan kualitas riset public relations. 43
Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis yaitu survei deskriptif
dan eksplanatif. Survei deskriptif dipergunakan dalam riset untuk
mendeskripsikan (menggambarkan) suatu populasi tertentu yang sedang
41 Rosady Ruslan. Op Cit., hlm. 253 42 Ibid hlm. 253 43 Ibid hlm. 253
25
diteliti. Fokus penelitiannya adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri
satu variabel.44
Pada penelitian tentang opini publik program PT. Transportasi Jakarta,
terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta, penulis
menggunakan metode survei deskriptif, yaitu dengan menggambarkan suatu
populasi tertentu yang sedang diteliti, populasi dari penelitian tersebut ialah
pengguna Transjakarta yang menggunakan koridor satu (Blok M – Kota),
Fokus penelitian ini adalah perilaku yang sedang terjadi dan terdiri dari satu
variabel, variabel dalam penelitian ini ialah opini publik.
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam melakukan penelitian, terdapat kelompok data menurut waktu
pengumpulannya yang terbagi dua data yaitu data time series dan data cross
section. Data Cross Section adalah data yang dikumpulkan pada satu periode
tertentu pada beberapa objek dengan tujuan untuk menggambarkan
keadaan.45
Penulis menggunakan metode Cross Section pada penelitian yang
berjudul opini publik program PT. Transportasi Jakarta, terkait pemberlakuan
sistem tap out oleh PT. Transjakarta, penelitian tersebut dilakukan kepada
penumpang Transjakarta di koridor satu (Blok M – Kota). Penulis melakukan
44 Ibid hlm. 254 45 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 16
26
pengumpulan data dalam satu waktu berupa kuesioner yang dibagikan
kepada pengguna Transjakarta di koridor satu (Blok M – Kota).
3.5 Populasi, Sample, Ukuran Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau
objek itu.46
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan oleh penulis mengenai
opini publik program PT. Transportasi Jakarta, terkait pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta ialah pengguna Transjakarta koridor satu (Blok
M – Kota) dikarenakan di koridor tersebut merupakan jumlah penumpang
terbanyak, jumlah penumpang pada koridor satu yaitu 6.525 pengguna
Transjakarta menaiki bus Transjakarta per harinya.47
46 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta 2016) hlm.80 47 Data responden, PT. Transjakarta pada bulan Januari 2017
27
3.5.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri – ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau sampel dapat diidentifikasikan
sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur
tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.48 Sampel diperoleh
berdasarkan data pada bulan Januari 2017, dengan menggunakan rumus
slovin diperoleh 98 orang pengguna Transjakarta koridor satu Blok M – Kota.
3.5.3 Ukuran Sampel
Menetapkan besar sampel atau ukuran sampel, dalam bahasa inggris
disebut sample size, yaitu berkaitan dengan banyak individu, subjek atau
elemen – elemen dari suatu populasi yang diteliti untuk diambil sampelnya.49
Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya,
maka digunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:
n = N
1+Ne2
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
48 Nanang Martono. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Edisi Revisi 2 (Depok : PT. Raja Grafindo Persada 2014) hlm. 76 - 77 49 Rosady Ruslan. Op Cit., hlm. 145 - 146
28
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalah pengambilan sampel
yang dapat ditoleransi. Konstanta ( 0,1 atau 10%). Batas kesalahan
yang ditolerir bagi setiap populasi tidak sama. Ada yang 1%, 2%, 3%,
4%, 5% atau 10%.50
Rumus Slovin :
n = N
1+Ne2
n = 6525
1 + 6525 x (10%)²
n = 6525
1 + 6525 x 0.01
n = 6525
1 + 65.25
n = 6525
1 + 65.25
n = 6525
66.25
n = 98, 49
Setelah perhitungan diatas menggunakan rumus solvin dengan hasil
98, 49 yang kemudian dibulatkan menjadi 98. Maka dapat diartikan populasi
yang didapat untuk menjadi sampel yaitu 98 orang pengguna Transjakarta.
50 Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2012, hlm. 136
29
3.5.4 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar –
benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya.51
Ada dua macam teknik pengambilan sampling dalam penelitian, salah
satunya ialah nonprobability sampling. Non – probability sampling ialah teknik
sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) pada setiap anggota
populasi untuk dijadikan sampel.52
Dalam teknik ini terdapat teknik sampling aksidental yaitu teknik
berdasarkan spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja
bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang
tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).53 Penulis
menggunakan teknik ini karena penulis mengambil sampel secara kebetulan
kepada siapa saja pengguna Transjakarta koridor satu (Blok M – Kota) yang
bertemu dengan penulis sebagai responden.
51 Riduwan, Dasar – Dasar Statistika, Bandung : Alfabeta, 2013, hlm. 11 52 Ibid hlm. 16 53 Ibid hlm. 19
30
3.6 Unit Analisis dan Unit Observasi
3.6.1 Unit Analisis
Unit Analisis adalah merupakan keseluruhan satuan atau unit yang
akan diteliti. Unit analisis berupa individu, kelompok, organisasi, dan
keluarga.54
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan unit analisis individu.
Individu yang dimaksud ialah pengguna Transjakarta koridor satu (Blok M –
Kota) untuk mengetahui opini pengguna Transjakarta tersebut mengenai
pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta.
3.6.2 Unit Observasi
Unit observasi adalah sumber informasi tempat kita mendapatkan
informasi.55 Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan
pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi
lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga
didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.56
Dalam penelitian ini, unit observasi yang digunakan oleh penulis
adalah overt observations atau observasi terbuka dengan melakukan
penelitian dalam suatu lembaga pemerintahan untuk mengamati objek
54 Nanang Martono. Op Cit., hlm. 76 55 Ibid Hlm. 76 56 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 19
31
penelitian secara langsung. Alasan penulis melakukan penelitian di PT.
Transjakarta untuk mengetahui tentang pemberlakuan sistem tap out oleh
PT. Transjakarta.
3.7 Uji Instrumen
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial atau alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat
kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun
demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatan
sebagai bentuk penelitian.57
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrument –
intrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah
banyak tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya.58
57 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung :Alfabeta CV, 2011, hlm. 102 58 Ibid hlm. 102
32
3.7.1 Validitas
Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur (a valid measure if it successfully measure
the phenomenon).59 Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana
instrumen (misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur.60
Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.
Validitas internal instrumen yang berupa test yang harus memenuhi content
validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruk).61 Validitas isi
berkaitan dengan kemampuan suatu instrument mengukur isi (konsep) yang
harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap suatu isi
konsep atau variabel yang hendak diukur.62
Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah
validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam
mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Setelah membuat
kuesioner (instrument penelitian) langkah selanjutnya menguji apakah
kuesioner yang dibuat tersebut valid atau tidak.63
59 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 46 60 Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan Aplikasi), Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 143 61 Sugiyono Op. Cit, 2016 hlm. 122 – 123 62 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 46 63 Ibid hlm. 47 – 48
33
Coefficient alpha atau cronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil
pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal
penting mengenai cronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan
meningkat dengan meningkatnya nomor pada skala64. Pengukuran level
interval membiarkan kita untuk menentukan jumlah jarak antar kategorinya65.
Barlett’s test sphericity menggunakan ukuran statistik approximate
chi-square dan degree freedom (df) dengan nilai signifikansi di atas 0.566.
memiliki nilai signifikansi 0,000-0,005 bahwa instrument telah memenuhi
syarat valid, dengan memakai software SPSS untuk mendapatkan hasil yang
valid.67
Untuk mengetahui apakah pernyataan kuesioner valid atau tidak
caranya dilihat dari KMO dan barlett test. Bila dalam variabel itu anda dapat
melihat KMO MSA adalah 0.5, 5 artinya 0.505 > 0,5 maka proses analisis
faktor dapat dilanjutkan.68
64 Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 287 65 W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Seventh Edition, Boston: Pearson Education, 2011, hlm. 219 66 Naresh K. Malhotra, Op. Cit.hlm. 607 67 Husen Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm. 175 68 Riduwan, Adun Rusyana, Enas, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik , Penelitian, Bandung : Alfabeta, 2011, Hlm. 174
34
Tabel 3.1
Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas
Koefisien Validitas Tafsiran
0,8 < rxy ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi (Sangat Baik)
0,6 < rxy ≤ 0,8 Validitas Tinggi (Baik)
0,4 < rxy ≤ 0,6 Validitas Sedang
0,2 < rxy ≤ 0,4 Validitas Rendah (Kurang)
0,0 < rxy ≤ 0,2 Validitas Sangat Rendah
rxy ≤ 0,0 Tidak Valid
Sumber: Surashimi Arikunto, 2007, Hlm. 23069
Pada tabel di atas, dapat menunjukan bahwa untuk mengatur nilai
koefisien dari validitasnya tinggi atau rendahnya, diatas 0,8 berarti sangat
tinggi (sangat baik) sedangkan 0,2 berarti sangat rendah.70
Dalam proses menentukan analisis faktor, hal pertama yang dilakukan
adalah menentukan permasalahan yang terdiri dari beberapa tahap. Pertama,
tujuan dan analisis faktor harus diidentifikasi. Sangat penting bahwa variabel
dapat diukur dalam skala interval atau rasio. Nilai tinggi (dari 0.5 – 1.0)
menandakan bahwa analisis fakor sudah sesuai, sedangkan nilai dibawah 0.5
menandakan bahwa analisis faktor tidak sesuai.71
69 Surashimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rhineka Cipta, 2007, hlm. 230 70 Ibid hlm. 230. 71 Naresh K. Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education 2010, hlm. 67
35
Tabel Faktor 3.2
Analisis Faktor
No. Ukuran Validitas Nilai yang Disyaratkan
1. Kaiser mayer olkin – measure of sampling adquency KMO MSA adalah statistik yang mengidentifikasikan proporsi variasi dalam variabel yang merupakan variasi umum (common variance), yakni variasi yang disebabkan oleh faktor – faktor dalam penelitian
Nilai KMO diatas 500 menunjukan bahwa faktor analisis dapat digunakan
2. Barlett’s test of sphericity, merupakan uji statistik untuk melihat adanya korelasi antar variabel
Nilai signifikasi adalah hasil uji. Nilai yang kurang dari 0,5 menunjukan hubungan signifikan antara variabel, merupakan nilai yang diharapkan.
3. Anti image matrix, setiap nilai pada kolom diagonal matrix korelasi anti image menunjukan measure of sampling adquency dari masing – masing indikator.
Nilai diagonal anti image correlation matrix diatas 500 menunjukan variabel cocok atau sesuai dengan struktur veriabel lainnya dalam faktor tersebut.
4. Total varians explained, nilai pada “Cummulative %” menunjukan presentasi variasi yang disebabkan oleh keseluruhan faktor.
Nilai pada “Cummulative %” harus lebih besar dari 60 %
5. Component matrix, nilai faktor loading dari variabel – variabel komponen faktor.
Nilai faktor lebih besar atau sama dengan 700.
Sumber : Imam Ghozali 2005 : 4572
Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat beberapa nilai yang disyaratkan
untuk masing – masing ukuran validitas. Untuk kaiser mayer olkin – measure
of sampling adquency nilai yang disyaratkan diatas 500 sehingga faktor
analisis dapat digunakan. Barlett’s test of sphericity harus memiliki signifikasi
72 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang :
Universitas Dipenogoro, 2005) hlm. 45
36
kurang dari 0.5 yang menunjukan hubungan signifikan antara variabel,
merupakan nilai yang diharapkan.
Tabel Faktor 3.3
KMO opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta
N = 98
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.939
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 4630.000
df 351
Sig. .000
Sumber : Hasil output SPSS
Pada penelitian ini penulis menggunakan validitas untuk mengukur
keadaan sebenarnya saat melakukan penelitian. Dari hasil analisis yang
diperoleh KMO (Kaiser Mayer Olkin – measure of sampling adquency)
sebesar 0.939 melebihi 0.5 maka data pada penelitian opini publik terkait
kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out
oleh PT. Transjakarta dapat dinyatakan valid. Disamping itu barlett’s test of
sphericity dari penelitian ini menunjukan nilai signifikan 0.000 < 0.050 bahwa
instrumen ini telah memenuhi syarat valid sehubungan dengan masalah opini
publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai pemberlakuan
sistem tap out oleh PT. Transjakarta.
37
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
terhadap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama menggunakan alat pengukur yang sama pula.73
Metode perhitungan reliabilitas terdapat internal consistency yaitu dilakukan
dengan cara mencoba alat ukur cukup hanya sekali saja, kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.74
Teknik tersebut antara lain teknik alpha cronbach. Metode alpha
cronbach (skala likert) digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang
tidak mempunyai pilihan ‘benar’ atau ‘salah’ maupun ‘ya’ atau ‘tidak’,
melainkan digunakan untuk menghitung reliabititas sutu tes yang mengukur
sikap atau perilaku. Alpha cronbach sangat umum digunakan, sehingga
merupakan koefisien yang umum untuk mengevaluasi internal consistency.75
Coefficient alpha atau chronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil
pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal
penting mengenai chronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung akan
meningkat dengan meningkatnya nomer pada skala.76 Pengukuran level
73 Syofian Siregar. Op Cit., hlm. 55 74 Ibid hlm. 56 75 Ibid hlm. 56 76 Naresh K Malhotra, Op.cit., hlm. 287
38
interval membiarkan kita untuk menspesifikasikan jumlah jarak antar
kategorinya.77
Berikut adalah klasifikasi yang digunakan :
Tabel 3.4
Klasifikasi Reliabilitas
Reliabilitas (r) Kriteria
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Sedang
0,2 – 0,39 Rendah
<0/2 Sangat Rendah
Sumber : Surashimi Arikunto, 2007, Hlm. 24578
Teknik alpha cronbach (skala likert) dapat digunakan untuk menetukan
suatu instrument penelitian reabel atau tidak, bila jawaban yang diberikan
responden berbentuk skala seperti 1 – 3, dan 1 – 5, serta 1 – 7 atau jawaban
responden yang menginterpretasikan penilaian sikap.
Misalnya responden memberikan jawaban sebagai berikut :
a. Sangat memuaskan (SM) = 5
b. Memuaskan (M) = 4
c. Netral (N) = 3
d. Tidak Memuaskan (TM) = 2
e. Sangat Tidak Memuaskan (STM) = 1
77 W. Laurence Neuman, Op.cit., hlm.219 78 Surashimi Arikunto, Op Cit, hlm. 245
39
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan
menggunakan teknik ini, bila memenuhi koefisien (r11) > 0,6.79
Pada penelitian tentang opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi
Jakarta, mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta,
penulis menguji reliabilitas dengan variabel opini publik sesuai dengan data
hasil kuesioner yang telah disebarkan oleh penulis. Untuk menguji reliabilitas
data penulis menggunakan software SPPS 20.0, alat ukur tersebut memiliki
kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.
Tabel 3.5
Case Processing Summary opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta mengenai Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta
N = 98
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 98 100.0
Excludeda 0 .0
Total 98 100.0
Sumber : Hasil output SPSS
79 Ibid hlm. 57
40
Tabel 3.6
Reliability Statistic Summary opini publik terkait kebijakan PT. transportasi jakarta mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta
N = 98
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
.943 .946 27
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan keterangan hasil tabel Reliability Statistic di atas, penulis
melihat bahwa reliabilitas dari 27 pernyataan yang diajukan oleh penulis
kepada 98 responden mempunyai nilai Cronbach's Alpha = 0.943 dan
cronbach's alpha based on standardized Items = 946. Maka data pada
penelitian opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta, mengenai
pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dapat dinyatakan reliabel.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Data dapat dibedakan dengan cara memperolehnya. Ada dua jenis
data dalam kelompok ini.
41
3.8.1 Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.80
Dalam penelitian ini, data primer penulis ialah penulis memberikan kuesioner
kepada pengguna Transjakarta terkait pemberlakukan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta.
3.8.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengolahannya.81 Dalam penelitian ini, data sekunder
ialah wawancara dengan petugas PT. Transjakarta, dan sejumlah pengguna
Transjakarta dan mencari sumber melalui transjakarta.co.id, detik.com,
kompasiana.com, dan media sosial facebook.com.
3.9 Skala Pengukuran
Dalam skala pengukuran data, data kuantitatif dikelompokan ke dalam
empat jenis yang memiliki sifat yang berbeda. Salah satu jenis tersebut ialah
skala interval yaitu skala dimana objek atau kategori dapat diurutkan
berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak atau interval antara tiap
objek atau kategori sama. Pada skala ini yang dijumlahkan bukanlah
80 Ibid hlm. 16 81 Ibid hlm. 16
42
kuantitas atau besaran, melainkan interval dan tidak dapat nilai nol.
Pengukuran instrument penelitian dilakukan setelah alternatif jawabannya di
beri skala yang setara dengan data interval dalam banyak kekegiatan
penelitaian data maka sering kali diperoleh melalui kuesioner untuk menilai
sikap atau perilaku yang kerap kali dinyatakan dengan data interval.82
Dalam penelitian ini, penulis menguji opini publik program PT.
Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta menggunakan skala interval 1 – 5.
Skala 1 = Sangat Tidak Setuju
Skala 2 = Tidak Setuju
Skala 3 = Netral
Skala 4 = Setuju
Skala 5 = Sangat Setuju
3.10 Analisis Data
Analisis data merupakan analisis terhadap data yang berhasil
dikumpulkan oleh periset melalui perangkat metodelogi tertentu untuk jenis
eksplanatif, yang bertolak dari suatu hipotesis, maka analisis data merupakan
tahap dimana periset melakukan pengujian terhadap hipotesis riset tanpa
82 Ibid hlm. 23 – 24
43
memberikan interpretasi berdasarkan hal – hal atau teori – teori lain diluar
data yang diperoleh.83
Analisis data berada ini berada pada level empiris, maksudnya yang
dihitung, diolah atau dianalisis adalah data empiris. Makannya hasil analisis
belum bisa secara langsung di gunakan untuk menjawab permasalahan riset
yang sifatnya konseptual. Supaya bisa menjawab dan memberikan
rekomendasi dibituhkan interpretasi data.84
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Analisis
univariat adalah analisis terhadap satu variabel. Jenis analisis ini dilakukan
untuk riset deskriptif, dan menggunakan statistik deskriptif.85 Dalam penelitian
ini, analisis yang digunakan adalah teknik analisis univariat karena peneliti
hanya meneliti satu variabel saja menggunakan metode kuantitatif mengenai
opini publik program PT. Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta.
Tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu
dalam bentuk sebuah nilai bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan
83 Rachmat Kriyantono. Op. Cit., hlm. 86 84 Ibid hlm. 87 85 Ibid hlm. 168
44
tersebut. Ada tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan yaitu,
mean, median dan modus.86
Pada penelitian ini penulis menggunakan tendensi sentral dan hanya
menggunakan mean dalam teknik analisis data opini publik program PT.
Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta, jika dalam suatu penelitian menggunakan skala interval atau
rasio maka ukuran tendensi pusat yang digunakan mean.
Mean (nilai rata-rata) merupakan nilai tengah dari total bilangan. Mean
dapat diperoleh dari rumus: 87
∑ fX
N = N
Keterangan:
f = Frekuensi
X = Nilai pengukuran
N = Banyaknya pengamatan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala interval dengan jarak
sama yaitu satu, 1 (sangat setuju), 2 (setuju), 3 (netral), 4 (tidak setuju), 5
86 Ibid, Hal. 170 87 Rachmat Kriyantono, Op. Cit, Hal. 171
45
(sangat tidak setuju). Penulis menggunakan skala interval karena pilihan
jawaban pada kuesioner memiliki jarak yang sama yaitu satu.
3.11 Definisi Konsep
Konsep adalah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang
dibentuk dengan mengeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang
diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi
dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk
menggambarkan fenomena yang sama.88
Dalam penelitian ini, penulis memakai konsep effective public relations
konsep tersebut dapat diturunkan menjadi variabel. Variabel dalam penelitian
ini adalah opini publik program PT. Transportasi Jakarta terkait pemberlakuan
sistem tap out oleh PT. Transjakarta, dari variabel tersebut dapat diturunkan
menjadi lima dimensi yaitu arah, intensitas, stabilitas, dukungan informasi,
dan dukungan sosial.
88 Ibid hlm. 17
46
3.12 Operasionalisasi Konsep
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSPORTASI JAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT.
Transjakarta)
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Effective
Public
Relations
(Scott M.
Cutlip,
Allen H.
Center,
Glen M.
Broom)
Opini
Publik
(Scott M.
Cutlip,
Allen H.
Center,
Glen M.
Broom)
1. Arah 1. Kualitas Evaluatif
dari Predisposisi
2. Arah Opini yang
Jelas
Skala
Interval:
5 : Sangat
Setuju
4 : Setuju
3: Netral
2 : Tidak
Setuju
1 : Sangat
Tidak
Setuju
2. Intensitas 1. Perasaan orang
terhadap opini
mereka
2. Kekuatan relatif
dari predisposisi
3. Stabilitas 1. Pengukuran
stabilitas
4. Dukungan
Informasi
1. Pengetahuan
publik tentang
objek opini
47
Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala
Komunikasi
dan Opini
Publik
(Scott M.
Cutlip,
Allen H.
Center,
Glen M.
Broom)
Opini
Publik
(Scott M.
Cutlip,
Allen H.
Center,
Glen M.
Broom)
2. Kampanye
Informasi
Skala
Interval:
5 : Sangat
Setuju
4 : Setuju
3: Netral
2 : Tidak
Setuju
1 : Sangat
Tidak Setuju
5. Dukungan
Sosial
1. Kesan mereka
terhadap apa
yang orang lain
pikirkan tentang
isu
2. Efek orang
ketiga
3.11 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
Keterbatasan dan kelemahan penelitian ialah pada penelitian ini
proses pengumpulan data, penulis mengumpulkan data lebih lama di
karenakan proses pengambilan data di PT. Transjakarta berjalan cukup lama.
49
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum PT. Transportasi Jakarta
4.1.1. Profil PT. Transportasi Jakarta
Transjakarta merupakan sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT)
pertama di Asia Tenggara dan Selatan dengan jalur lintas terpanjang di dunia
(208 km). Sistem BRT ini dirancang berdasarkan sistem TransMilenio di
Bogota, Kolombia. Transjakarta telah mengalami transformasi mulai dari
Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway berdasarkan Keputusan
Gubernur No 110/2003, kemudian pada tanggal 4 Mei 2006 berubah menjadi
Badan Laya nan Umum (BLU) Transjakarta yang adalah Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta,
hingga pada tanggal 27 Maret 2014, Transjakarta telah berubah status
menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan resmi berganti nama
menjadi PT. Transportasi Jakarta.85
85 Beranda Tentang Transjakarta Sejarah http://Transjakarta.co.id Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 Pukul 09:28 WIB
50
4.1.2. Visi
Busway sebagai angkutan umum yang mampu memberikan pelayanan
publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya dan
bertaraf internasional
4.1.3. Misi
1. Meningkatkan kualitas hidup pengguna jasa layanan Sistem
Transjakarta dan masyarakat DKI Jakarta pada umumnya;
2. Menyediakan layanan transportasi publik yang aman, nyaman dan
terjangkau di DKI Jakarta;
3. Mengoptimalisasikan layanan transportasi publik yang efisien dari sisi
biaya dan investasi, sehingga dapat berlangsung secara terus-
menerus dan berkesinambungan dalam jangka panjang;
4. Mengefisiensikan waktu dari pengguna jasa layanan dan masyarakat
pada umumnya, dengan berkurangnya waktu tempuh perjalanan;
5. Mengurangi pencemaran udara dan menjaga kesehatan lingkungan di
DKI Jakarta; Memberikan kualitas pelayanan yang baik, dengan
memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengguna jasa layanan;
6. Mengusahakan tarif yang terjangkau bagi pengguna jasa layanan;
7. Meningkatkan penggunaan Sistem Transjakarta Busway seluas-
luasnya bagi masyarakat;
51
8. Menjadikan BLUD Transjakarta Busway sebagai pengelola Sistem
Transjakarta Busway yang profesional, kompeten, dan mandiri dari segi
ekonomi;
9. Mendorong penciptaan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi
masyarakat melalui berbagai instansi dan perusahaan yang terkait
dengan Sistem Transjakarta Busway; dan
10. Mendorong perubahan budaya transportasi di masyarakat yang
menghargai kualitas hidup, efisiensi waktu dan kesetaraan.
4.2. Objek Penelitian
PT. Transjakarta memberlakukan sistem tap out yakni pengguna
Transjakarta harus melakukan tap out saat keluar dari halte. Saldo uang
elektronik hanya akan terpotong pada saat tap in (masuk ke halte).86
Pemberlakuan sistem tap out merupakan inovasi yang baik karena dapat
membantu Transjakarta mendapatkan data mengenai lokasi tujuan dari
pengguna Transjakarta yang kemudian digunakan untuk memperbaiki rute
dan pelayanan agar lebih maksimal sesuai dengan kebutuhan pengguna
Transjakarta, tetapi sayangnya mengorbankan waktu dan emosi para
pengguna Transjakarta, dikarenakan di beberapa halte terdapat mesin yang
rusak, terlalu lama membaca kartu elektronik, dan jumlahnya yang sedikit
membuat antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk.
86 Ibid
52
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Dimensi : Arah
4.3.1.1. Indikator : Kualitas evaluatif dari predisposisi
Tabel 4.1
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 1 1.0% 4 = (Setuju) 3 3.1% 2.07
3 = (Netral) 22 22.4% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 48 49.0% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 24 24.5%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda menyetujui
pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean
atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas
terlihat bahwa nilai mean = 2.07 yang artinya rata – rata responden tidak
setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh
PT. Transjakarta, pada frekuensi pernyataan tersebut jumlah responden yang
tidak setuju yakni 48 responden menjadi yang terbanyak. Hal ini dikarenakan
banyaknya pengguna Transjakarta yang mengeluh mengenai penggunaan
sistem tap out, yakni di beberapa mesinnya yang terlalu lama membaca kartu
elektronik dari pengguna Transjakarta, dan jumlah mesin yang sedikit
53
menyebabkan antrian yang panjang terutama di jam – jam sibuk. Sementara
itu, jumlah penumpang yang sangat setuju dengan pemberlakuan sistem
tersebut satu orang.
Tabel 4.2
Sistem tap out PT. Transjakarta memudahkan Pengguna Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 12 12.2% 4 = (Setuju) 12 12.2% 2.54
3 = (Netral) 18 18.4% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 31 31.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 25 25.5%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda menyetujui
pemberlakuan sistem tap out dapat mempermudah pengguna Transjakarta.
Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju.
Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.54 yang artinya rata – rata
responden tidak setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan
sistem tap out mempermudah pengguna Transjakarta. Banyaknya jumlah
responden yang tidak setuju yakni 31 orang, responden cenderung tidak
setuju karena pada pemberlakuan sistem tap out ini dianggap belum baik,
mesin barrier gate yang digunakan untuk tap out terlalu lama membaca kartu
elektronik, serta jumlah mesin yang tidak sebanding dengan banyaknya
54
pengguna Transjakarta, hal ini menyebabkan antrian yang panjang terutama
pada jam – jam sibuk. Sementara penumpang yang setuju dengan
pernyataan tersebut dikarenakan dengan adanya sistem tap out, terdapat
rute cepat yang memudahkan pengguna Transjakarta.
Tabel 4.3.
Sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 19 19.4% 4 = (Setuju) 18 18.4% 3.01
3 = (Netral) 22 22.4% Netral
2 = (Tidak Setuju) 23 23.5% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 16 16.3%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda menyetujui
pemberlakuan sistem tap out membawa dampak positif bagi pelayanan
Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini
adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.01 yang artinya
rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out
membawa dampak positif bagi pelayanan Transjakarta. Hal ini dikarenakan
dengan adanya pemberlakuan sistem tap out ini memunculkan rute – rute
baru yang lebih memudahkan pengguna Transjakarta agar sampai di tempat
tujuan dengan dengan lebih cepat namun disisi lain pemberlakuan sistem tap
55
out ini dinilai merugikan dikarenakan mesin yang belum memadai di
beberapa halte sehingga menyulitkan pengguna Transjakarta.
4.3.1.2. Indikator : Arah opini jelas
Tabel 4.4
Mesin barrier gate tap out berjalan dengan baik
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 13 13.3% 4 = (Setuju) 11 11.2% 2.50
3 = (Netral) 13 13.3% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 36 36.7% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 25 25.5%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan mesin barrier gate tap
out pada halte Transjakarta berjalan dengan baik. Diperoleh nilai mean atau
rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat
bahwa nilai mean = 2.50 yang artinya rata – rata responden tidak setuju
mengenai mesin barrier gate tap out pada halte Transjakarta berjalan dengan
baik dengan frekuensi sebanyak 36 orang. Banyaknya pengguna
Transjakarta yang tidak setuju dikarenakan mesin barrier gate yang
digunakan untuk tap out terlalu lama membaca kartu elektronik, kadang
rusak, serta jumlah mesin yang tidak sebanding dengan banyaknya
56
pengguna Transjakarta, hal ini menyebabkan antrian yang panjang terutama
pada jam – jam sibuk.
Tabel 4.5
Sistem tap out dapat dipahami dengan baik
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 48 49.0% 4 = (Setuju) 19 19.4% 3.95
3 = (Netral) 14 14.3% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 12 12.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 5 5.1%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda dapat memahami
penggunaan sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta.
Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada
tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.95 yang artinya rata – rata
responden setuju mengenai pemahaman mengenai penggunaan sistem tap
out yang diberlakukan oleh PT.Transjakarta dengan frekuensi terbanyak 48
responden. Hal ini dikarenakan sistem tap out tersebut bukan hal yang asing
bagi para pengguna Transjakarta karena sistem tersebut telah digunakan
pada transportasi kereta api commuter line Jabodetabek.
57
Tabel 4.6
Penjelasan petugas sangat baik
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 26 26.5% 4 = (Setuju) 17 17.3% 3.33
3 = (Netral) 28 28.6% Netral
2 = (Tidak Setuju) 17 17.3% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 10.2%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan petugas menjelaskan
penggunaan sistem tap out pada halte Transjakarta dengan baik. Diperoleh
nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel
diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.33 yang artinya rata – rata responden
netral mengenai penjelasan petugas mengenai penggunaan sistem tap out
pada halte Transjakarta dengan frekuensi terbanyak pengguna Transjakarta
yang netral 28 responden. Hal ini dikarenakan tidak semua halte memiliki
cukup banyak petugas untuk menanggapi keluhan pengguna Transjakarta,
sehingga ada halte yang sudah terlayani dengan baik dan ada juga halte
yang petugasnya hanya satu orang sehingga pelayanan penumpang belum
maksimal dikarenakan keterbatasan waktu dari petugas halte tersebut.
58
4.3.2. Dimensi : Intensitas
4.3.2.1. Indikator : Perasaan orang terhadap opini mereka
Tabel 4.7.
Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu terhadap PT. Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 18 18.4% 4 = (Setuju) 15 15.3% 2.81
3 = (Netral) 15 15.3% Netral
2 = (Tidak Setuju) 30 30.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 20 20.4%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap
PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini
adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.81 yang artinya
rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu terhadap PT. Transjakarta. Hal ini
menunjukan bahwa pengguna Transjakarta yang tertarik dan tidak tertarik
terhadap PT. Transjakarta sama besarnya.
59
Tabel 4.8.
Sistem tap out membuat pengguna ingin berkomentar
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 43 43.9% 4 = (Setuju) 26 26.5% 3.96
3 = (Netral) 15 15.3% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 10 10.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan keinginan anda untuk
menuliskan pendapat terkait sistem tersebut. Diperoleh nilai mean atau rata –
rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai
mean = 3.96 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai
pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan keinginan
pengguna Transjakarta untuk menuliskan pendapat mengenai sistem
tersebut, dengan frekuensi terbanyak 43 responden sangat setuju mengenai
hal tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna Transjakarta yang
kurang puas mengenai sistem tersebut dan berharap PT. Transjakarta dapat
memperbaiki hal tersebut.
60
Tabel 4.9
Sistem tap out memunculkan rasa perhatian terhadap PT. Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 19 19.4% 4 = (Setuju) 23 23.5% 3.22
3 = (Netral) 27 27.6% Netral
2 = (Tidak Setuju) 19 19.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 10.2%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa perhatian anda terhadap
PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini
adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.22 yang artinya
rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan rasa perhatian pengguna Transjakarta terhadap
PT. Transjakarta dengan frekuensi terbanyak 27 responden yang netral. Hal
ini dikarenakan yang perhatian dan yang tidak perhatian terhadap PT.
Transjakarta terkait sistem tersebut sama besarnya.
61
4.3.2.2. Indikator : Kekuatan evaluatif dari predisposisi
Tabel 4.10
Sistem tap out membuat reputasi PT.Transjakarta lebih baik
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 25 25.5% 4 = (Setuju) 25 25.5% 3.37
3 = (Netral) 21 21.4% Netral
2 = (Tidak Setuju) 15 15.3% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 12.2%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out meningkatkan reputasi Transjakarta menjadi lebih baik. Diperoleh nilai
mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas
terlihat bahwa nilai mean = 3.37 yang artinya rata – rata responden netral
mengenai pemberlakuan sistem tap out meningkatkan reputasi Transjakarta
menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan kubu positif / setuju dan kubu negatif
sama banyaknya. Bagi kubu positif pemberlakuan sistem tap out dirasa baik
karena dengan sistem tersebut memunculkan rute – rute cepat sehingga
pengguna Transjakarta tidak perlu transit untuk sampai ketujuan. Bagi kubu
negatif pemberlakuan sistem tap out dirasa kurang baik karena menyebabkan
antrian yang panjang terutama pada saat jam – jam sibuk menyebabkan
antrian yang panjang.
62
Tabel 4.11
Sistem tap out meningkatkan pelayanan Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 30 30.6% 4 = (Setuju) 40 40.8% 3.85
3 = (Netral) 15 15.3% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 9 9.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta merupakan hal yang tepat untuk meningkatkan
pelayanan bagi pengguna Transjakarta Diperoleh nilai mean atau rata – rata
pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai
mean = 3.85 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai
pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta merupakan hal yang
tepat untuk meningkatkan pelayanan bagi pengguna Transjakarta dengan
frekuensi terbanyak 40 responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
dikarenakan Transjakarta membuat inovasi baru yakni membuat rute cepat
agar pengguna Transjakarta lebih cepat sampai tujuan.
63
Tabel 4.12
Sistem tap out meningkatkan respon positif bagi PT. Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 26 26.5% 4 = (Setuju) 22 22.4% 3.26
3 = (Netral) 16 16.3% Netral
2 = (Tidak Setuju) 19 19.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 15 15.3%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta dapat meningkatkan respon positif mengenai
PT. Transjakarta di mata para pengguna Transjakarta. Diperoleh nilai mean
atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat
bahwa nilai mean = 3.22 yang artinya rata – rata responden netral mengenai
pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta dapat meningkatkan
respon positif mengenai PT. Transjakarta di mata para pengguna
Transjakarta. Hal ini dikarenakan kubu positif dan negatif terhadap PT.
Transjakarta terkait sistem tersebut sama besarnya.
64
4.3.3. Dimensi : Stabilitas
4.3.3.1. Indikator : Pengukuran stabilitas
Tabel 4.13
Sistem tap out memunculkan rasa ingin tahu terhadap sistem tersebut
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 49 50.0% 4 = (Setuju) 34 34.7% 4.20
3 = (Netral) 4 4.1% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 8 8.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 3 3.1%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap
sistem tersebut. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini
adalah sangat setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.20 yang
artinya rata – rata responden sangat setuju mengenai pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan rasa ingin tahu anda terhadap
sistem tersebut dengan frekuensi sangat setuju menjadi yang terbanyak
dengan 49 responden. Hal ini dikarenakan sistem tersebut merupan sistem
yang sama seperti yang dilakukan oleh PT. KAI.
65
Tabel 4.14
Sistem tap out membuat pengguna ingin mencoba sistem tersebut
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 10 10.2% 4 = (Setuju) 16 16.3% 2.42
3 = (Netral) 10 10.2% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 31 31.6% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 31 31.6%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda ingin mencoba sistem tersebut.
Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju.
Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 2.42 yang artinya rata – rata
responden tidak setuju atau berpendapat negatif mengenai pemberlakuan
sistem tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda ingin mencoba sistem
tersebut. Hal ini dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan untuk tap out
terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang tidak
sebanding dengan banyaknya pengguna Transjakarta, hal ini menyebabkan
antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk.
66
Tabel 4.15
Sistem tap out membuat Transjakarta lebih nyaman
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 10 10.2% 4 = (Setuju) 17 17.3% 2.54
3 = (Netral) 12 12.2% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 36 36.7% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 23 23.5%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta membuat anda lebih nyaman dalam
menggunakan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada
pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai
mean = 2.54 yang artinya rata – rata responden tidak setuju atau
berpendapat negatif mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta membuat anda lebih nyaman dalam menggunakan Transjakarta
dengan frekuensi terbanyak sekitar 36 responden tidak setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan
untuk tap out terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang
tidak sebanding dengan banyaknya pengguna Transjakarta, hal ini
menyebabkan antrian yang panjang terutama pada jam – jam sibuk.
67
4.3.4. Dimensi : Dukungan informasi
4.3.4.1. Indikator : Pengetahuan publik tentang objek opini
Tabel 4.16
Pemberlakuan sistem tap out diketahui khalayak luas
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 53 54.1% 4 = (Setuju) 37 37.8% 4.35
3 = (Netral) 1 1.0% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 3.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui
pemberlakuan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta. Diperoleh
nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada
tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.35 yang artinya rata – rata
responden sangat setuju mengenai anda mengetahui pemberlakuan sistem
tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta dengan sangat setuju menjadi
frekuensi terbanyak sekitar 53 responden. Hal ini dikarenakan sistem tersebut
merupan sistem yang sama seperti yang dilakukan oleh PT. KAI pada
commuterline Jabodetabek.
68
Tabel 4.17
Pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan sistem tap out
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 55 56.1% 4 = (Setuju) 24 24.5% 4.26
3 = (Netral) 10 10.2% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 7 7.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 2 2.0%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui cara
menggunakan sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta.
Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat
setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 4.35 yang artinya rata –
rata responden sangat setuju mengenai anda mengetahui cara menggunakan
sistem tap out yang di berlakukan oleh PT. Transjakarta dengan frekuensi
terbanyak 55 responden sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
dikarenakan sistem tersebut merupan sistem yang sama seperti yang
dilakukan oleh PT. KAI pada commuterline Jabodetabek.
69
Tabel 4.18
Pengguna Transjakarta menyetujui sistem tap out memudahkan mereka
ketika menggunakan Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 10 10.2% 4 = (Setuju) 22 22.4% 2.56
3 = (Netral) 7 7.1% Tidak Setuju
2 = (Tidak Setuju) 33 33.7% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 26 26.5%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan Anda menyetujui bahwa
pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta sangat memudahkan
Anda dalam menggunakan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata –
rata pada pernyataan ini adalah tidak setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa
nilai mean = 2.56 yang artinya rata – rata responden tidak setuju atau
berpendapat negatif mengenai Anda menyetujui bahwa pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta sangat memudahkan Anda dalam
menggunakan Transjakarta dengan frekuensi tidak setuju sekitar 33
responden. Hal ini dikarenakan mesin barrier gate yang digunakan untuk tap
out terlalu lama membaca kartu elektronik, serta jumlah mesin yang tidak
sebanding dengan banyaknya pengguna Transjakarta.
70
4.3.4.2. Indikator : Kampanye informasi
Tabel 4.19
Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out
melalui media massa
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 50 51.0% 4 = (Setuju) 29 29.6% 4.20
3 = (Netral) 12 12.2% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 3.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui
pemberlakuan sistem tap out melalui media massa. Diperoleh nilai mean atau
rata – rata pada pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada tabel diatas
terlihat bahwa nilai mean = 4.20 yang artinya rata – rata responden sangat
setuju mengenai Anda mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui
media massa dengan frekuensi sangat setuju menjadi yang terbayak dengan
58 responden. Hal ini dikarenakan banyaknya pemberitaan yang terdapat di
media masa.
71
Tabel 4.20
Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out
melalui teman
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 23 23.5% 4 = (Setuju) 24 24.5% 3.34
3 = (Netral) 24 24.5% Netral
2 = (Tidak Setuju) 17 17.3% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 10.2%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan anda mengetahui
pemberlakuan sistem tap out melalui teman. Diperoleh nilai mean atau rata –
rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai
mean = 3.34 yang artinya rata – rata responden netral mengenai anda
mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui teman. Hal ini dikarenakan
pengguna yang mengetahui sistem tersebut dari teman dan yang tidak sama
besarnya.
72
Tabel 4.21
Pengguna Transjakarta mengetahui pemberlakuan sistem tap out
melalui internet
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 28 28.6% 4 = (Setuju) 41 41.8% 3.72
3 = (Netral) 11 11.2% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 10 10.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 8 8.2%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel tersebut, dengan pernyataan anda mengetahui
pemberlakuan sistem tap out melalui internet. Diperoleh nilai mean atau rata
– rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa
nilai mean = 3.72 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai Anda
mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui internet dengan frekuensi
41 responden sejutu dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan
maraknya pemberitaan melalui media internet mengenai sistem tersebut.
73
4.3.5. Dimensi : Dukungan sosial
4.3.5.1. Indikator : Kesan mereka apa yang orang lain pikirkan tentang
isu
Tabel 4.22
Sistem tap out memunculkan pendapat pengguna yang didukung
individu lain
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 24 24.5% 4 = (Setuju) 43 43.9% 3.73
3 = (Netral) 16 16.3% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 11 11.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat anda terhadap PT.
Transjakarta yang didukung individu lain. Diperoleh nilai mean atau rata –
rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai
mean = 3.73 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai anda
mengetahui pemberlakuan sistem tap out melalui internet pemberlakuan
sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat anda terhadap
PT. Transjakarta yang didukung individu lain dengan frekuensi terbanyak 43
responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan terdapat
74
penumpang yang mengeluh tentang sistem tersebut dan di dukung oleh
orang lain teruama di media sosial.
Tabel 4.23
Sistem tap out memunculkan pendapat suatu kelompok terhadap PT.
Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 17 17.3% 4 = (Setuju) 32 32.7% 3.21
3 = (Netral) 16 16.3% Netral
2 = (Tidak Setuju) 21 21.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 12 12.2%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat suatu kelompok
terhadap PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada
pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean =
3.21 yang artinya rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan
sistem tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan pendapat suatu kelompok
terhadap PT. Transjakarta.
75
Tabel 4.24
Sistem Tap Out memunculkan diskusi antar individu terhadap PT.
Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 24 24.5% 4 = (Setuju) 25 25.5% 3.33
3 = (Netral) 19 19.4% Netral
2 = (Tidak Setuju) 19 19.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 11 11.2%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel di atas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta memunculkan diskusi antar individu terhadap
PT. Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada pernyataan ini
adalah netral. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai mean = 3.33 yang artinya
rata – rata responden netral mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan diskusi antar individu terhadap PT. Transjakarta.
76
4.3.5.2. Indikator : Efek orang ketiga
Tabel 4.25
Pemberitaan sistem tap out di media massa mempengaruhi pengguna
Transjakarta
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 49 50.0% 4 = (Setuju) 27 27.6% 4.22
3 = (Netral) 18 18.4% Sangat Setuju
2 = (Tidak Setuju) 3 3.1%
1 = (Sangat Tidak Setuju) 1 1.0%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel diatas, dengan pernyataan pemberitaan sistem tap
out oleh PT. Transjakarta di media massa mempengaruhi anda untuk
menggunakan Transjakarta. Diperoleh nilai mean atau rata – rata pada
pernyataan ini adalah sangat setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai
mean = 4.22 yang artinya rata – rata responden sangat setuju mengenai
pemberitaan sistem tap out oleh PT. Transjakarta di media massa
mempengaruhi Anda untuk menggunakan Transjakarta dengan frekuensi
sangat setuju sekitar 49 responden. Hal ini dikarenakan banyaknya
pemberitaan membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan Transjakarta.
77
Tabel 4.26
Sistem tap out mempengaruhi pengguna transjakarta untuk
memberikan pandapat di media sosial
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 21 21.4% 4 = (Setuju) 30 30.6% 3.34
3 = (Netral) 18 18.4% Netral
2 = (Tidak Setuju) 19 19.4% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 10 10.2%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel diatas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta mempengaruhi Anda untuk memberikan
pandapat terhadap PT. Transjakarta di media sosial. Diperoleh nilai mean
atau rata – rata pada pernyataan ini adalah netral. Pada tabel diatas terlihat
bahwa nilai mean = 3.34 yang artinya rata – rata responden netral mengenai
Pemberlakuan sistem tap out oleh PT. Transjakarta mempengaruhi Anda
untuk memberikan pandapat terhadap PT. Transjakarta di media sosial.
78
Tabel 4.27
Pemberlakuan sistem tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positif
dan negatif setiap individu di media sosial
n = 98
Pernyataan Frekuensi Presentase Mean
5 = (Sangat Setuju) 21 21.4% 4 = (Setuju) 46 46.9% 3.71
3 = (Netral) 17 17.3% Setuju
2 = (Tidak Setuju) 10 10.2% 1 = (Sangat Tidak Setuju) 4 4.1%
Total 98 100.0%
Berdasarkan tabel diatas, dengan pernyataan pemberlakuan sistem
tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positf dan negatif setiap individu
terhadap PT. Transjakarta di media sosial. Diperoleh nilai mean atau rata –
rata pada pernyataan ini adalah setuju. Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai
mean = 3.71 yang artinya rata – rata responden setuju mengenai
Pemberlakuan sistem tap out mempengaruhi terjadinya pendapat positf dan
negatif setiap individu terhadap PT. Transjakarta di media sosial dengan
frekuensi terbayak 49 setuju pada pernyataan tersebut. Hal ini dikarenakan
terdapat penumpang yang mengeluh tentang sistem tersebut dan di dukung
oleh orang lain tertuama di media sosial.
79
4.4 Analisa Penelitian
Tabel 4.28
Mean Per Dimensi
Opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta
Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta
n = 98
No Dimensi Mean
1 Arah 2.90
2 Intensitas 3.41
3 Stabilitas 3.05
4 Dukungan Informasi 3.74
5 Dukungan Sosial 3.59
Berdasarkan tabel mean per dimensi, terdapat lima dimensi. Pada
dimensi pertama arah terdapat dua indikator, dimensi kedua intensitas
terdapat dua indikator, dimensi ketiga stabilitas terdapat satu indikator,
dimensi keempat dukungan informasi terdapat dua inikator dan dimensi
kelima dukungan sosial terdapat dua indikator.
80
Diagram 4.1
Mean Per Dimensi
Opini publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta
Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta
n = 98
Diagram diatas merupakan hasil dari penyebaran kuesioner kepada 98
responden dengan 27 pernyataan. Terdapat satu dimensi yang memiliki
mean tertinggi yaitu dimensi dukungan informasi dengan mean 3.74. Dalam
dimensi dukungan informasi terdapat dua indikator yaitu pengetahuan publik
tentang objek opini dan kampanye informasi. Pada diagram tersebut, terdapat
satu dimensi dengan mean terendah arah dengan mean 2.91. Dalam dimensi
2.90
3.41
3.05
3.743.59
1
2
3
4
5
Arah Intensitas Stabilitas DukunganInformasi
Dukungan Sosial
81
arah terdapat dua indikator yaitu kualitas evaluatif dari predisposisi dan arah
opini yang jelas.
Tabel 4.29
Mean Per Indikator
Opini Publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta
Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta
n = 98
Dimensi Indikator Mean
1. Arah 1. Kualitas Evaluatif dari Predisposisi 2.54
2. Arah Opini yang Jelas 3.26
2. Intensitas 3. Perasaan orang terhadap opini mereka 3.33
4. Kekuatan relatif dari predisposisi 3.49
3. Stabilitas 5. Pengukuran Stabilitas 3.05
4. Dukungan Informasi
6. Pengetahuan publik tentang objek opini 3.78
7. Kampanye Informasi 3.76
5. Dukungan Sosial
8. Kesan mereka terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang isu
3.43
9. Efek Orang Ketiga 3.72
Tabel diatas merupakan hasil mean per indikator yang terdiri dari
sembilan indikator. Nilai mean tertinggi terdapat di pengetahuan publik
tentang objek opini dengan hasil mean 3.78. Nilai terendah terdapat di
kualitas evaluatif dari predisposisi dengan hasil mean 2.49.
82
Diagram 4.2
Mean Per Indikator
Opini Publik terkait kebijakan PT. Transportasi Jakarta
Survey deskriptif : mengenai pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta
n = 98
Diagram diatas merupakan hasil mean per indikator yang terdiri dari
sembilan indikator. Nilai mean tertinggi terdapat di pengetahuan publik
tentang objek opini dengan hasil mean 3.78. Nilai terendah terdapat di
kualitas evaluatif dari predisposisi dengan hasil mean 2.49.
2.54
3.26 3.33 3.493.05
3.78 3.763.43
3.72
1
2
3
4
5
Ku
alit
as E
valu
atif
dar
iP
red
isp
osi
si
Ara
h O
pin
i yan
g Je
las
Pe
rasa
an o
ran
g te
rhad
apo
pin
i me
reka
Ke
kuat
an r
elat
if d
ari
pre
dis
po
sisi
Pe
ngu
kura
n S
tab
ilita
s
Pe
nge
tah
uan
pu
blik
te
nta
ng
ob
jek
op
ini
Kam
pan
ye In
form
asi
Ke
san
me
reka
ter
had
ap a
pa
yan
g o
ran
g la
in p
ikir
kan
ten
tan
g is
u
Efe
k O
ran
g K
etig
a
83
4.5 Pembahasan Penelitian
Sub bab ini membahas hasil penelitian yang telah dilakukan
berdasarkan pada teori opini publik. Opini publik merupakan suatu
pengumpulan citra diciptakan proses komunikasi87 yang dijumpai diantara
publik, atau kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan
yang sama. Mereka secara kolektif menganut pandangan tentang suatu isu,
mengapa isu tersebut menjadi perhatian, dan mengapa harus dilakukan
dalam situasi itu.88
Opini publik dapat terjadi karena dukungan informasional yaitu
mengacu pada seberapa menarik objek opini tersebut, apakah objek opini
tersebut dekat dengan kehidupan sehari – hari mereka, dan apakah objek
opini tersebut dapat mengubah persepsi mereka terhadap suatu
permasalahan atau tidak. Hal lain yang dapat mengacu adanya opini publik
yakni banyaknya kampanye informasi yang dilakukan pihak terkait melalui
berbagai media massa sehingga membuat publik tertarik pada objek opini
tersebut.
Dengan adanya objek opini yang menjadi perbincangan publik tersebut
menimbulkan arah opini yang dapat terbagi menjadi positif – negatif – netral.
Publik yang positif cenderung mendukung segala sesuatu tentang objek opini
87 Helena Olii,Op. Cit., hlm. 46 88 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Op Cit., hlm. 239.
84
tersebut, sedangkan publik yang negatif cenderung menolak objek opini
tersebut, dan publik yang netral cenderung pasif terhadap objek opini
tersebut.
Public relations adalah fungsi managemen yang melakukan evaluasi
terhadap sikap – sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur
seseorang / perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana, serta
menjalankan program – program komunikasi untuk memperoleh pemahaman
dan penerimaan publik.89
Public relations sesungguhnya merupakan alat manajemen modern
yang merupakan bagian integral dari suatu organisasi, artinya bahwa public
relations bukan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi organisasi
sifatnya melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menunjukan
public relations dapat menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara
organisasi yang diwakilinya dengan publik.90
Dengan mengetahui opini publik yang ada di masyarakat, pihak humas
dapat mengambil kebijakan yang baik sesuai dengan keinginan masyarakat
namun tidak bertentangan dengan pihak manajemen. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Opini Publik Terkait Kebijakan PT. Transportasi Jakarta
Mengenai Pemberlakuan Sistem Tap Out Oleh PT. Transjakarta.
89 Kadar Nurjaman, Khaerul Umam, Op. Cit., hlm. 105 90 Frank Jefkins, Op. Cit., hlm. 24
85
Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai opini publik, terdapat
lima dimensi yang dapat dijadikan sebagai kesimpulan diantaranya dimensi
pertama yaitu dimensi arah yaitu mengindikasikan kualitas evaluatif dari
predisposisi, yang memberitahu kita evaluasi “positif – negatif – netral”91
dengan kesimpulan bahwa pengguna Transjakarta kurang menyetujui bahwa
pemberlakuan sistem tap out dapat mempermudah pengguna Transjakarta,
hal ini dikarenakan dibeberapa mesin barrier gate tap out terkadang terdapat
kerusakan, mesin yang lama membaca kartu elektronik pengguna
Transjakarta, jumlah mesin yang tidak sebanding dengan pengguna
Transjakarta menyebabkan antrian yang panjang terutama di jam – jam
sibuk.
Dimensi kedua ialah dimensi intensitas yaitu seberapa kuatkah
perasaan orang lain terhadap opini mereka, apapun arahnya92 dengan
kesimpulan bahwa dengan adanya pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta membuat para pengguna Transjakarta menjadi lebih tertarik
terhadap kebijakan – kebijakan yang ada di PT. Transjakarta. Hal ini
dikarenakan banyaknya masyarakat yang mulai menggunakan Transjakarta
sebagai moda transportasi sehari – hari karena Transjakarta dirasa lebih
murah, aman dan nyaman.
91 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op Cit., hlm. 239 92 Ibid hlm. 240
86
Dimensi ketiga yaitu dimensi stabilitas mengacu pada berapa lama
responden menganut arah dan intensitas perasaan yang sama dengan
kesimpulan bahwa dengan adanya pemberlakuan sistem tap out membuat
pengguna Transjakarta ingin mencoba menggunakan Transjakarta sebagai
moda transportasi sehari – hari. Hal ini dikarenakan dengan adanya sistem
tap out Transjakarta membuat rute – rute cepat yang memudahkan para
pengguna Transjakarta sehingga mereka tidak perlu lagi untuk transit di halte
– halte tertentu seperti halte dukuh atas dan harmoni untuk sampai ke tempat
tujuan.
Dimensi keempat yaitu dimensi dukungan informasi mengacu pada
seberapa banyak pengetahuan publik terhadap objek opini93 dengan
kesimpulan para pengguna Transjakarta mengetahui cara menggunakan
sistem tap out yang diberlakukan oleh PT. Transjakarta, banyaknya publik
yang mengetahui bagaimana cara menggunakan sistem tersebut karena
pemberlakuan sistem tap out telah lama dilakukan sebelumnya oleh PT. KAI
Indonesia pada commuterline Jabodetabek, selain itu juga banyaknya
pemberitaan di media massa terutama media online juga membuat pengguna
Transjakarta dapat dengan mudah untuk mengetahui pemberlakuan sistem
tersebut.
93 Ibid hlm. 240
87
Dimensi kelima yaitu dimensi dukungan sosial mengacu pada sejauh
mana orang menganggap opini mereka juga di dukung oleh orang lain dalam
lingkungan sosial mereka94 dengan kesimpulan bahwa pengguna
Transjakarta cenderung terpengaruh untuk menggunakan Transjakarta
dikarenakan pemberitaan yang ada di media massa dan juga para pengguna
Transjakarta cenderung menyampaikan pendapat mereka di media sosial
mengenai sistem tersebut .
94 Ibid hlm.241
89
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Dimensi dukungan informasi dengan indikator pengetahuan publik
tentang objek opini, dengan kesimpulan bahwa pengguna Transjakarta
mengetahui bagaimana cara penggunaan sistem tap out yang yang di
berlakukan oleh PT. Transjakarta, hal ini merupakan keputusan yang
tepat karena selain untuk mengetahui tujuan penumpang, sistem tersebut
sudah familiar dengan pengguna Transjakarta karena sistem tersebut
telah di lakukan oleh PT. KAI pada commuterline Jabodetabek.
2. Dimensi arah dengan indikator kualitas evaluatif dari predisposisi dengan
kesimpulan bahwa pengguna Transjakarta kurang menyetujui sistem
tersebut karena mesin barrier gate yang rusak di beberapa halte, mesin
yang lama membaca kartu elektronik, serta jumah mesih yang sedikit
berbanding terbalik dengan jumlah penumpang yang sangat banyak
sehingga menyebabkan antrian terutama pada saat jam – jam sibuk.
89
90
5.2 Saran
Dari kesimpulan tersebut saran yang penulis berikan kepada PT.
Tranjakarta :
1. Kebijakan sistem tap out yang dilakukan oleh PT. Transjakarta sangat
baik karena selain untuk mengetahui data keluar masuk penumpang,
sistem tersebut juga sangat familiar dengan pengguna Transjakarta,
dengan adanya sistem tersebut PT. Transjakarta juga dapat membuat 17
rute baru agar penumpang tidak bertumpuk di halte – halte tertentu
seperti halte dukuh atas dan halte harmoni agar sampai ke tempat tujuan.
2. PT. Transjakarta dapat melakukan perbaikan untuk mesin barrer gate tap
out, agar penumpang tidak menghabiskan waktu untuk melakukan proses
tapping dikarenakan mesin yang lama membaca kartu elektronik, dan
juga penandaan gate untuk tap in dan tap out agar pada saat jam – jam
sibuk penumpang tidak saling berebut di depan mesin untuk keluar dari
halte tersebut.
91
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto, Surashimi. (2007) Manajemen Penelitian. Jakarta : Rhineka Cipta
Chong , Dennis. Creating Common Frames of Reference on Political Issues, Bab 8 dalam Political Persuasion and Attitude Change, ed. Diana C. Mutz, Paul M. Sniderman, dan Richard A. Brody. (Ann Arbor : University of Michigan Press 1996)
Cutlip, Scott M,dkk. (2011) Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Kencana Prenada Media Group
Domke, David, dkk. (1997) News Media, Candidates and Issues, and Public Opinion in the 1996 Presidential Campaign Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No.4 Winter
Drew, Dan, dkk. (1990) Media Attention, Media Exposure, and Media Effects. Journalism Quarterly 67 No.4 Winter
Jefkins, Frank. (1997) Public Relations. Jakarta : Erlangga
Kriyantono, Rahmat. (2008) Public Relations Writing. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Kriyantono, Rachmat. (2012) Teknik Praktis Riset Komunikasi.Jakarta : Kencana Prenadamedia Group
Malhotra, Naresh K. (2010) Marketing Research : Sixth Edition. New Jersey:
Pearson Education Martono, Nanang. (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder Edisi Revisi 2. Depok : PT Raja Grafindo Persada
Nurjaman, Kadar, dkk. (2012) Komunikasi & Public Relation. Bandung : CV Pustaka Setia
Olii , Helena. (2007) Opini Publik. Indonesia: PT Macan Jaya Cemerlang
Prasetyo, Bambang, dkk. (2005) Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
92
Prince, Vincent, dkk. (1997) Third – Person Effects of News Coverage : Orientations Towards Media. Journalism & Mass Communication Quarterly 74 No. 3 Autumn
Rakhmat , Jalaluddin. (2007) Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik . Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Riduwan, dkk. (2011) Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik . Penelitian, Bandung : Alfabeta
Ruslan, Rosady. (2001) Managemen Humas dan Manajemen Komunikasi Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Ruslan, Rosady. (2010) Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi . Jakarta : Rajawali Pers
Siregar, Syofian. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Manual & SPSS. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Sugiyono. (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta CV
Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung : Alfabeta CV
Sumber Lain
Beranda Produk dan Layanan Info Tiket
http://transjakarta.co.id/produk-dan-layanan/info-tiket/ Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:28 WIB
Beranda Produk dan Layanan Infrastruktur Koridor
http://transjakarta.co.id/produk-dan-layanan/infrastruktur/koridor/ Diakses pada tanggal 3 April 2017 Pukul 21:09 WIB
Beranda Tentang Transjakarta Sejarah
http://Transjakarta.co.id/tentang-Transjakarta/sejarah/ Diakses pada tanggal 20 Maret 2017 Pukul 09:28 WIB
93
Bukannya Mempermudah, Tap out Transjakarta Malah Merepotkan Penumpang
http://www.kompasiana.com/jhonmiduk/bukannya-mempermudah-tap-out-Transjakarta-malah-merepotkan-penumpang_57da6d4c5f23bdbc47be9709
Diakses Pada Tanggal 7 Maret 2017 Pukul 21:17 WIB
Halte Monas Penuh Sesak, Pengguna TransJ Keluar Tanpa Tap out https://news.detik.com/berita/3385193/halte-monas-penuh-sesak-pengguna-transj-keluar-tanpa-tap-out
Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:40 WIB
Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta
http://megapolitan.kompas.com/amp/read/2016/04/20/05550691/Ini.17.Rute.yang.Dilalui.Bus.Baru.Transjakarta
Diakses pada tanggal 5 Maret 2017 Pukul 16:45 WIB
xviii
KUESIONER
Kepada Yth. Responden
Di Tempat
Saya Ari Maharani mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat Universitas
Negeri Jakarta Angkatan 2014 sedang melakukan penelitian untuk pengguna
Transjakarta koridor satu (Blok M – Kota). Penelitian ini dalam rangka untuk
menyusun tugas akhir karya ilmiah yang berjudul :
OPINI PUBLIK PROGRAM PT. TRANSPORTASI JAKARTA
(Survey Deskriptif : Terkait Pemberlakukan Sistem Tap Out oleh PT.
Transjakarta)
Sistem tap out ialah dimana penumpang harus melakukan tapping
(menempelkan kartu pada mesin barrier gate) ketika pengguna Transjakarta
hendak keluar di halte tujuan. Dengan ini saya memohon kepada Bapak / Ibu,
Saudara / Saudari untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda
seobjektif mungkin. Atas bantuannya saya ucapkan terimakasih.
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda () pada kolom pernyataan sesuai dengan pilihan anda
Keterangan :
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Netral (N)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS).
xvii
Dimensi 1 : Arah Opini
Indikator 1 : Kualitas Evaluatif dari Predisposisi
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. Anda menyetujui pemberlakuan sistem
tap out oleh PT. Transjakarta
2. Anda menyetujui pemberlakuan sistem
tap out dapat mempermudah pengguna
Transjakarta
3. Anda menyetujui pemberlakuan sistem
tap out membawa dampak positif bagi
pelayanan Transjakarta
Indikator 2 : Arah Opini yang Jelas
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. Mesin barrier gate tap out pada halte
Transjakarta berjalan dengan baik
2. Anda dapat memahami penggunaan
sistem tap out yang di berlakukan oleh
PT. Transjakarta
3. Petugas menjelaskan penggunaan
sistem tap out pada halte Transjakarta
xviii
dengan baik
Dimensi 2 : Intensitas
Indikator 3 : Perasaan orang terhadap opini mereka
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan rasa ingin
tahu anda terhadap PT. Transjakarta
2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan keinginan
anda untuk menuliskan pendapat terkait
sistem tersebut
3. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan rasa
perhatian anda terhadap PT.
Transjakarta
Indikator 4 : Kekuatan relatif dari predisposisi
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. Pemberlakuan sistem tap out
meningkatkan reputasi Transjakarta
menjadi lebih baik
xix
2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta merupakan hal yang tepat
untuk meningkatkan pelayanan bagi
pengguna Transjakarta
3. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta dapat meningkatkan
respon positif mengenai PT.
Transjakarta di mata para pengguna
Transjakarta
Dimensi 3 : Stabilitas
Indikator 5 : Pengukuran Stabilitas
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan rasa ingin
tahu anda terhadap sistem tersebut
2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta membuat anda ingin
mencoba sistem tersebut
3. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta membuat anda lebih
nyaman dalam menggunakan
Transjakarta
xx
Dimensi 4 : Dukungan Informasi
Indikator 6 : Pengetahuan publik tentang objek opini
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. Anda mengetahui pemberlakuan sistem
tap out yang dilakukan oleh PT.
Transjakarta
2. Anda mengetahui cara menggunakan
sistem tap out yang di berlakukan oleh
PT. Transjakarta
3. Anda menyetujui bahwa pemberlakuan
sistem tap out oleh PT. Transjakarta
sangat memudahkan Anda dalam
menggunakan Transjakarta
Indikator 7 : Kampanye Informasi
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. Anda mengetahui pemberlakuan sistem
tap out melalui media massa
2. Anda mengetahui pemberlakuan sistem
tap out melalui teman
3. Anda mengetahui pemberlakuan sistem
tap out melalui internet
xxi
Dimensi 5 : Dukungan Sosial
Indikator 8 : Kesan mereka terhadap apa yang orang lain pikirkan tentang
isu
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan pendapat
Anda terhadap PT. Transjakarta yang
didukung oleh orang lain
2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan pendapat
suatu kelompok terhadap PT.
Transjakarta
3. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta memunculkan diskusi antar
individu terhadap PT. Transjakarta
Indikator 9 : Efek Orang Ketiga
No.
Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
5 4 3 2 1
1. Pemberitaan sistem tap out oleh PT.
Transjakarta di media massa
mempengaruhi anda untuk
menggunakan Transjakarta
2. Pemberlakuan sistem tap out oleh PT.
xxii
Transjakarta mempengaruhi anda untuk
memberikan pandapat terhadap PT.
Transjakarta di media sosial
3. Pemberlakuan sistem tap out
mempengaruhi terjadinya pendapat
positf dan negatif setiap individu
terhadap PT. Transjakarta di media
sosial
xxiii
DATA RESPONDEN
NO. NAMA PEKERJAAN
1 Mega Dwi Putri Mahasiswa
2 Mala Ayu Mahasiswa
3 Fatimah Azzahra Mahasiswa
4 Romlah Mahasiswa
5 Sandryani Mahasiswa
6 Lela Mahasiswa
7 Anita Kurniawati Mahasiswa
8 Diah Auriawati Pelajar
9 Lita Rosita Pelajar
10 Filzah RA Pelajar
11 Chintia Dwi Apriyani Pelajar
12 Amzya Sabiya Nasira Pelajar
13 Dhesita Pelajar
14 Neng Disti Mahasiswa
15 Puji Mahasiswa
16 Anna Armala Mahasiswa
17 Sindi Mahasiswa
18 Yuzzam Mahasiswa
19 Fuzi Fauzia Mahasiswa
20 Fitri Mahasiswa
21 Imas Maspuah Karyawan
22 Rifki Karyawan
23 Babu Rahman Saleh Karyawan
24 Ade Karyawan
25 Amelia Dwi Utami Karyawan
26 Andre Piliang Karyawan
28 Andre Yuhardi Karyawan
29 Anisa Dianti Karyawan
30 Ayuningtyas Suciati Utari Karyawan
31 Chyntia Karyawan
32 Elsa Syafira Hafidz Pelajar
33 Della Arshita Pelajar
34 Deviana Melinda Pelajar
35 Dhea Pebrianti Pelajar
36 Dianty Hartanty Mahasiswa
37 Dika Meldiana Mahasiswa
38 Ditrimuliana Nurhidayati Mahasiswa
xxiv
39 Dwi Purnama Sari Mahasiswa
40 Denny Mahasiswa
41 Fahri Nugraha Mahasiswa
42 Fauziah Karyawan
43 Haditya Yuda Negara Mahasiswa
44 HerawatiPrastica Mahasiswa
45 Hanan Tsani Rofiani Pelajar
46 Ika Karyawan
47 Ikrimah Karyawan
48 Indra Karyawan
49 Sudirman Johnparis Mahasiswa
50 Irna Lestari Pelajar
51 Ita Mahasiswa
52 Ivana Febriana Karyawan
53 Kiki Karyawan
54 Yusuf Al Baihakki Karyawan
55 Listia Desika Mahasiswa
56 Luthfita Aziza Mahasiswa
57 M. Kandyas Hakim Mahasiswa
58 Marisa Asnia Mahasiswa
59 Meika Saputri Santika Mahasiswa
60 Meita Sulistia Karyawan
61 Michael Fernandez Karyawan
62 Muhammad Nurman Mahasiswa
63 Muji Pelajar
64 Nunung Pelajar
65 Nurul Ali Aulia Pelajar
66 Oka Pelajar
67 Putri Azzahra Karyawan
68 Putri Syahniva Mahasiswa
69 Ramzi Ramdhani Karyawan
70 Ravika Mahasiswa
71 Reni Maryani Karyawan
72 Resti Mahasiswa
73 Risa Maya Andari Karyawan
74 Rizkha Amalia Mahasiswa
75 Suci Budiarti Anggraeni Karyawan
76 Sena Prayogi Wibowo Karyawan
77 Serli Nurjanah Mahasiswa
78 Siti Zulfa Mahasiswa
79 Tanti Karyawan
xxv
80 Tri Amelia Mahasiswa
81 Uswah Hasanah Mahasiswa
82 Wahyu Fadilah Karyawan
83 Widya Dewi Agustina Karyawan
84 Yeni Gazella Mahasiswa
85 Yuli Dewi Febriani Mahasiswa
86 Yusliani Karyawan
87 Arni Azkiyah Mahasiswa
88 Desi Pelajar
89 Yenny Izzata Pelajar
90 Rihana Sania Pelajar
91 Irna Kusumadewi Pelajar
92 Resti Nuransila Karyawan
93 Ajeng Mahasiswa
94 Rahmawati Putri Karyawan
95 Kurnianingsih Karyawan
96 Siti Maspupah Karyawan
97 Siti Ayu Lestari Mahasiswa
98 Rahmat Prayoga Pelajar
xxvi
CODDING SHEET
TABEL DATA OPINI PUBLIK TERKAIT KEBIJAKAN PT. TRANSPORTASI
JAKARTA
Arah Opini Intensitas Stabilitas
Kualitas Evaluatif
dari Predisposisi
Arah Opini yang Jelas
Perasaan orang
terhadap opini
mereka
Kekuatan relatif dari
predisposisi
Pengukuran Stabilitas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
2 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 3 2 4 1 1
3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2
4 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2
5 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2
6 1 1 2 1 2 2 1 3 2 2 3 2 4 1 1
7 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2 4 1 1
8 2 2 2 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
10 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1
11 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1
12 3 3 4 3 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 2 2 3 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 4 2 2
17 2 1 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2 4 1 2
18 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1
20 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2
21 2 2 3 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2
22 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2
23 2 2 3 2 5 3 3 5 3 4 4 4 5 3 3
24 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2
25 2 2 3 2 5 3 2 5 3 3 4 3 5 2 3
xxvii
Arah Opini Intensitas Stabilitas
Kualitas Evaluatif
dari Predisposisi
Arah Opini yang Jelas
Perasaan orang
terhadap opini
mereka
Kekuatan relatif dari
predisposisi
Pengukuran Stabilitas
26 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 3 1 1
27 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2
28 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1
29 3 3 3 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5 3 4
30 2 2 3 2 5 3 2 5 3 3 4 3 5 2 3
31 3 3 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4
32 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2
33 2 3 3 2 5 3 3 5 3 4 4 4 5 3 3
34 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1
35 2 2 3 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2
36 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 3 1 4 1 1
37 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2
38 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1
39 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2
40 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 3 1 1
41 2 2 3 2 5 3 2 5 3 3 4 3 5 2 2
42 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 3 1 4 1 1
43 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2
44 2 3 3 3 5 3 3 5 4 4 4 4 5 3 3
45 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2
46 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2
47 2 3 3 2 5 3 3 5 4 4 4 4 5 3 3
48 2 2 3 2 5 3 2 5 3 4 4 4 5 2 3
49 2 2 3 2 5 3 2 5 3 3 4 3 5 2 3
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
51 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2
52 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2
53 2 1 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2
54 3 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
55 2 3 3 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5 3 3
56 1 2 4 5 4 3 1 5 1 4 4 4 5 2 3
57 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2
xxviii
Arah Opini Intensitas Stabilitas
Kualitas Evaluatif
dari Predisposisi
Arah Opini yang Jelas
Perasaan orang
terhadap opini
mereka
Kekuatan relatif dari
predisposisi
Pengukuran Stabilitas
58 3 3 3 3 5 4 3 5 4 4 5 5 5 3 4
59 2 2 3 2 5 3 2 5 3 4 4 4 5 2 3
60 3 3 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
61 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
62 3 3 4 3 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4
63 3 2 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 1 1
64 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
65 1 1 5 2 5 5 5 4 4 4 5 5 5 1 4
66 2 2 2 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 2
67 2 1 5 2 5 4 5 3 4 4 5 5 5 1 4
68 2 2 3 2 5 3 2 4 3 3 4 3 5 2 2
69 3 2 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 2 2
70 3 3 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4
71 2 2 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 4 2 2
72 2 3 3 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5 3 4
73 1 5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 5 1 4
74 2 4 5 1 4 4 4 5 5 5 4 4 5 2 1
75 3 4 5 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4
76 3 5 5 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 1 2
77 2 4 5 2 5 5 4 4 5 4 4 4 4 2 2
78 1 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 1 4
79 3 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
80 2 4 4 5 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4
81 2 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 2 1
82 3 3 3 3 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4
83 3 3 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5
84 1 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 2
85 3 3 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4
86 1 5 4 5 4 4 5 2 4 4 4 3 5 4 2
87 2 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 2
88 1 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 2
89 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
xxix
Arah Opini Intensitas Stabilitas
Kualitas Evaluatif
dari Predisposisi
Arah Opini yang Jelas
Perasaan orang
terhadap opini
mereka
Kekuatan relatif dari
predisposisi
Pengukuran Stabilitas
90 2 5 3 5 5 5 3 5 3 3 5 5 3 5 2
91 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
92 2 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
93 2 3 3 2 5 3 3 5 4 4 4 4 5 3 3
94 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 1
95 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
96 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 2
97 3 4 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 4 3 4
98 4 5 4 3 3 4 3 4 5 5 4 3 4 4 1
xxx
Dukungan Informasi Dukungan Sosial
Pengetahuan publik
tentang objek opini
Kampanye Informasi
Kesan mereka
terhadap apa yang orang lain pikirkan
tentang isu
Efek Orang Ketiga
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 4 4 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3
3 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3
4 4 4 2 4 3 4 3 2 3 4 3 4
5 4 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4
6 4 4 1 3 2 2 3 2 2 3 2 3
7 4 4 1 4 2 2 3 2 2 3 2 3
8 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4
9 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1
10 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2
11 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2
12 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
14 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4
15 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
16 4 4 2 4 3 4 3 2 2 4 2 3
17 4 4 1 4 2 3 3 2 2 3 2 3
18 3 3 1 3 1 1 2 1 1 3 1 2
19 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2
20 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 3 4
21 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4
22 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3
23 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4
24 4 4 2 4 3 4 3 2 2 4 2 4
25 5 5 3 5 3 4 4 3 3 5 4 4
26 4 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2
27 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3
28 4 3 1 3 1 2 2 1 1 3 1 2
29 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4
xxxi
Dukungan Informasi Dukungan Sosial
Pengetahuan publik
tentang objek opini
Kampanye Informasi
Kesan mereka
terhadap apa yang orang lain pikirkan
tentang isu
Efek Orang Ketiga
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
30 5 5 3 5 3 4 4 4 3 5 4 4
31 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4
32 4 4 1 4 2 3 3 2 2 4 2 3
33 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
34 4 3 1 3 1 2 2 1 1 3 1 2
35 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4
36 4 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2
37 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3
38 4 3 1 3 2 2 2 1 1 3 2 2
39 4 5 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4
40 4 3 1 3 2 2 2 1 2 3 2 2
41 5 5 3 5 3 4 4 3 3 5 3 4
42 4 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3
43 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 2 3
44 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
45 4 4 1 4 2 3 3 2 2 4 2 3
46 4 5 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4
47 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
48 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4
49 5 5 3 5 3 4 4 4 3 5 4 4
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
51 4 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4
52 4 4 2 4 3 4 3 2 2 4 3 4
53 4 4 1 4 2 3 3 2 2 4 2 3
54 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
55 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
56 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
57 4 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4
58 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4
xxxii
Dukungan Informasi Dukungan Sosial
Pengetahuan publik
tentang objek opini
Kampanye Informasi
Kesan mereka
terhadap apa yang orang lain pikirkan
tentang isu
Efek Orang Ketiga
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
59 5 5 3 5 3 4 4 4 4 5 4 4
60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
62 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4
63 4 5 1 5 4 4 5 5 5 5 4 4
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
65 5 5 2 5 4 4 5 5 4 5 5 5
66 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 3 4
67 5 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5
68 5 5 2 5 3 4 4 3 3 4 3 4
69 5 5 2 5 5 5 4 5 5 5 4 4
70 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
71 5 5 2 5 5 5 4 3 4 3 3 3
72 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4
73 4 5 2 4 5 5 4 4 3 5 4 4
74 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4
75 5 5 2 4 4 4 4 3 4 5 4 4
76 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5
77 5 4 1 5 4 4 4 4 4 5 4 4
78 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
79 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
80 5 2 2 5 5 5 4 3 4 2 3 3
81 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4
82 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4
83 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
84 5 4 1 5 5 5 4 3 3 5 3 3
85 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4
86 5 3 1 5 4 4 5 4 4 5 5 5
87 5 3 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4
xxxiii
Dukungan Informasi Dukungan Sosial
Pengetahuan publik
tentang objek opini
Kampanye Informasi
Kesan mereka
terhadap apa yang orang lain pikirkan
tentang isu
Efek Orang Ketiga
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
88 5 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5
89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
90 4 5 2 3 5 3 4 4 4 4 4 4
91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
92 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5
93 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
94 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
95 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
96 4 4 2 4 5 5 5 5 4 5 5 5
97 5 5 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4
98 4 2 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5
xxxiv
BERITA ONLINE
Halte Monas Penuh Sesak, Pengguna TransJ Keluar Tanpa Tap Out
Sabtu 31 Dec 2016, 20:36 WIB
Jakarta - Pengguna jasa Transjakarta tujuan Monas membludak. Mereka pun
keluar Halte Monas tanpa melalui proses tap-out.
Pantauan detikcom di Halte Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (31/12/2016),
banyak orang yang akan keluar halte untuk menuju Monas. Mereka terlihat
keluar pintu gerbang tanpa melalui proses tap out.
Tampak ratusan orang berdesak-desakan saat ingin keluar. Petugas
Transjakarta berusaha mengatur kondisi. Meski berdesakan, mereka keluar
dengan tertib.
"Ini enggak lurus keluarnya," keluh salah satu wanita di lokasi.
Ratusan orang tersebut datang ke Monas dari berbagai jurusan seperti Halte
Busway Harmoni Sentral. Di Halte Harmoni juga terpantau dipenuhi
penumpang. (GBR/imk)
xxxv
Bukannya Mempermudah, Tap Out Transjakarta Malah Merepotkan
Penumpang
15 September 2016 16:44:25 Diperbarui: 16 September 2016 01:49:21
Jhon Miduk Sitorus
Sejak Agustus kemarin, PT. Transjakarta membuat kebijakan baru yaitu
harus melakukan tempel kartu penumpang transjakarta atau disebut “tap out”
ketika akan keluar dari halte busway.
Kebijakan ini sama hal ketika kita naik KRL, melakukan tap in saat masuk ke
stasiun dan tap out pada saat keluar dari stasiun sesuai dengan tujuan
perjalanan yang kita pesan diloket stasiun kreta api. Awalnya, sosialisasi
sistem tap out terdengar menarik karena membayangkan adanya keteraturan
dari mulai memasuki halte busway transjakarta hingga keluar dari halte tujuan
masing-masing penumpang.
Sempat terbayangkan jika kondisi dan gambarannya akan sama seperti di
stasiun kreta api yang melakukan tap out. Tetapi, tak butuh waktu lama, ada
kejanggalan dari kebijakan ini. Jika biasanya penumpang bisa lewat begitu
saja tanpa tap out, sekarang penumpang harus mengantri dan panjang hanya
untuk keluar saja. Maklum, jalur tap out hanya 2 atau 3, bahkan mayoritas
halte hanya memiliki 1 jalur keluar, berbeda dengan jalur tap out kereta api
yang memiliki jalur lebih dari 5 per masing-masing stasiun.
Hal yang paling memprihatinkan adalah di beberapa halte busway misalnya
Blok M, GBK, UNJ, Sarinah, Grogol, dan lain-lain antrian penumpang
memanjang hanya untuk keluar saja.
Berdasarkan pengamatan saya, jika sebelumnya hanya butuh 1 detik saja
untuk keluar dari jalurnya, kini membutuhkan waktu minimal 3 detik untuk
xxxvi
keluar dari halte, itu pun jika mesin tap out-nya dalam kondisi bagus.
Pemandangan mengerikan saya temukan dengan mesin tap out di halte UNJ
yang butuh 10 detik untuk tap out (mulai dari menempelkan kartu, proses,
hingga penghalangnya berputar).
Berdasarkan pengalaman beberapa hari yang lalu, saya terpancing emosi
ketika akan keluar dari halte busway UNJ karena menghabiskan waktu 10
menit, bayangkan 10 menit menunggu keluar karena mesin tap out-nya yang
super lelet,hal itu ditambah juga dengan panjangnya antrian untuk keluar.
Berbeda dengan sebelumnya yang tanpa melakukan tap out,rata-rata
penumpang hanya butuh waktu 5 detik karena mesinnya sepertinya memiliki
kerusakan.
Kebijakan tap out di halte transjakarta memang ide yang bagus karena
melahirkan sistem untuk penghitungan dan statistic jumlah penumpang bagi
PT. Tranjakarta, tetapi sayangnya mengorbankan waktu dan emosi para
penumpang. Jika memang kebijakan tap out Transjakarta tetap dilanjutkan,
harusnya dilakukan penampahan jalur tap out, jangan hanya satu atau dua
saja.
Diperlukan kajian yang lebih matang karena masalah ini terlihat sepele, tetapi
di halte-halte transjakarta yang besar macam Blok M, Harmoni, UNJ, GBK,
Grogol, dan lain-lain ini adalah masalah yang besar dan teramat besar
karena rata-rata penumpang transjakarta memiliki target waktu masing-
masing, terutama bagi mereka yang kerja, kuliah,dan sekolah.
Untuk solusi lain, tap out Transjakarta mungkin harus diberhentikan dulu
karena untuk menambah jalur tap out-nya pun membutuhkan waktu yang
tidak singkat. Untuk masalah penghitungan untuk kepentingan data statistik,
pengukuran itu sebenarnya sudah cukup saja dilakukan pada saat
penumpang masuk (tap in)ke halte busway, sehingga tak perlu lagi
xxxvii
melakukan tap out yang berujung pada antrian panjang yang memakan waktu
berlebih para penumpang transjakarta.
Semoga Transjakarta lebih baik kedepannya karena ini adalah salah bagian
dari visi trasnportasi DKI Jakarta yang mengedepankan transportasi massal,
memanusiakan manusia, bukan merepotkan manusia.
Beranda Produk dan Layanan Info Tiket
Sistem tiket pada halte Transjakarta sejak 2013 menggunakan kartu
elektronik (e-ticketing), sebagai pengganti uang tunai. Operator koridor tidak
menerbitkan kartu tersebut, melainkan menggunakan kartu prabayar yang
dikeluarkan oleh bank. Bank tersebut yakni Bank Rakyat Indonesia (BRIZZI),
Bank Central Asia (Flazz), Bank Negara Indonesia (Tapcash, Kartu Aku, dan
Rail Card), Bank Mandiri (e-money, e-Toll Card, Indomaret Card, dan
GazCard), Bank DKI (JakCard), serta Bank Mega MegaCash.
Awalnya pelanggan hanya melakukan transaksi tiket dengan cara Tap
In di Barrier Gate saat masuk ke dalam halte. Berikutnya per 17 Agustus
2016, pelanggan juga harus melakukan Tap Out saat keluar dari halte. Saldo
uang elektronik hanya akan terpotong pada saat Tap In (masuk ke halte).
Tidak ada perubahan tarif terkait dengan pemberlakuan Tap Out. Dengan
melakukan Tap Out maka pelanggan sudah membantu Transjakarta
mendapatkan data mengenai lokasi tujuan pelanggan. Data ini akan
digunakan untuk memperbaiki rute dan pelayanan dengan lebih maksimal
sesuai dengan kebutuhan dari pengguna setia Transjakarta.
Prosedur Pembelian Tiket & Top Up
•Kartu dapat dibeli di bank penyedia kartu prabayar dan loket pada seluruh
halte Transjakarta
xxxviii
•Pengisian saldo dapat dilakukan di ATM, bank-bank terkait, dan loket halte.
Kartu tersebut, (kecuali untuk Bank DKI (JakCard) dan Bank Mega
MegaCash), dapat juga digunakan sebagai tiket Commuter Line.
Petunjuk Penggunaan Tiket
•Pengguna e-ticket tidak perlu mengantri di loket halte, cukup dengan tap-in
di pintu masuk halte (barrier) lalu masuk ke dalam halte
•Apabila saldo habis, maka saat tap-in pintu barrier tidak dapat diputar dan
pengguna kartu dapat mengisi ulang di loket halte ataupun atm dan merchant
yang bekerja sama dengan bank tersebut.
•Semua pengguna Transjakarta yang akan keluar halte melakukan tap out
sebelum keluar halte tujuan akhir. Pelanggan tidak perlu tap untuk transit, tap
out hanya dilakukan pada halte tujuan akhir.
Tarif TransJakarta & Transjabodetabek
•Pkl. 05.00 – Pkl. 07.00 WIB: Rp. 2.000
•Pkl. 07.00 – Pkl. 24.00 WIB: Rp. 3.500
•Pkl. 24.00 – Pkl. 05.00 WIB: Rp. 3.500
Beranda Produk dan Layanan Infrastruktur / Koridor
Sampai tahun 2013, Transjakarta memiliki 12 dari 15 koridor utama yang
direncanakan dan saling terintegrasi tiap koridornya dan tersebar di seluruh
wilayah Jakarta.
xxxix
Koridor Rute Jumlah Halte yang
Dilalui
Panjang Rute
Tipe Rute
Keterangan
1 Blok M – Kota 17 12.9 Km Reguler -
2 Harmoni – Pulogadung
32 24.2 Km Reguler -
3 Kalideres – Pasar Baru
16 19 Km Reguler -
4 Pulogadung – Dukuh Atas 2
17 11.85 Km Reguler -
5 Ancol – Kampung Melayu
18 13.5 Km Reguler -
6 Ragunan – Dukuh Atas 2
20 13.3 Km Reguler -
7 Kampung Rambutan – Kampung Melayu
14 12.8 Km Reguler -
8 Lebak Bulus -Harmoni
22 26 Km Reguler -
9 Pinang Ranti – Pluit
27 29.9 Km Reguler -
10 Tanjung Priok – PGC 2 (Cililitan)
22 19.4 Km Reguler -
11 Kampung Melayu – Pulo Gebang
16 15 Km Reguler -
12 Pluit – Tanjung Priok
25 23.75 Km Reguler -
13 Ciledug – Kapten Tendean
12 9.3 Km Layang (18 s.d. 23 m)
Sedang dibangun
14 Stasiun Manggarai – Universitas Indonesia
TBA TBA TBA -
15 Pondok Kelapa – Kapten Tendean
TBA TBA TBA -
xl
Koridor 13 ditukar menjadi koridor 15 (dan sebaliknya, berubah dari
perencanaan awal), mengingat kondisi jalur Ciledug-Blok M (15) lebih
siap untuk dibangun ketimbang jalur Kalimalang (13).
Mulai koridor 13, jalur TransJakarta akan dibangun elevated (layang).
Halte koridor 1 dikurangi menjadi 17 halte karena adanya proyek MRT.
Halte Pluit untuk koridor 12 DITUTUP. Sehingga koridor 12 hanya
melayani sampai halte Penjaringan kemudian langsung ke Halte
Landmark Pluit.
Ini 17 Rute yang Dilalui Bus Baru Transjakarta - Kompas.com
Wednesday, April, 20 2016
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta telah meluncurkan bus-bus baru
sejak Senin (18/4/2016). Armada yang berjumlah 600 bus single dari
Kementerian Perhubungan yang dioperasikan PPD dan 51 unit dari operator
Mayasari Bakti ini akan dioperasikan secara bertahap.
Dengan tambahan armada bus itu, jumlah seluruh bus yang beroperasi setiap
harinya menacapai 788 bus. Seluruh bus baru tersebut tersebar di 17 rute
transjakarta, baik rute langsung maupun rute feeder stasiun KRL.
Hingga kini, sudah ada empat stasiun KRL yang terintegrasi dengan
Transjakarta.
"Sudah empat stasiun, Tebet, Cawang sudah jalan, Palmerah sudah jalan,
Pesing sudah jalan," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono di
Kantor PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Senin (18/4/2016) lalu.
Pada tahap awal, 17 rute yang dulalui armada baru Transjakarta adalah
sebagai berikut:
xli
Grogol - TU Gas via Roxy: Halte Transjakarta Grogol melalui jalan Hasyim
Ashari - Kyai Tapa – Roxy - Hayam Wuruk – Majapahit - Merdeka Barat –
Thamrin - Imam Bonjol – Diponegoro – Salemba Raya – Pramuka – Pemuda
dan TU Gas/JIEP.
TU Gas - Lebak Bulus: melalui TU Gas/JIEP – Pramuka – Matraman Raya –
Salemba Raya – Diponegoro – Imam Bonjol – Sudirman – Hang Tuah –
Pakubuwono 6 – Bumi – Kyai Maja/Taman Puring – Kebayoran Baru – Sultan
Iskandar Muda – Metro Pondok Indah – Kartini – Lebak Bulus.
Grogol - Kampung Melayu: melalui Halte Transjakarta Grogol – S Parman –
Gatot Subroto – Semanggi – Sudirman – Imam Bonjol – Diponegoro –
Salemba Raya – Matraman Raya – Jatinegara Timur – Halte Terminal
Kampung Melayu.
Lebak Bulus – Kota: Halte Terminal Lebak Bulus – Raya Pondok Pinang –
TB Simatupang – Raya Pondok Indah – Raya Marga Guna – Radio Dalam
Raya – Ahmad Dahlan – Melawai Raya – Sisingamangaraja – Sudirman –
Thamrin – Medan Merdeka Barat – Majapahit – Gajah Mada – Halte
Transjakarta Kota.
Harapan Indah (Bekasi) - ASMI: Halte Transjakarta Harapan Indah – Raya
Bekasi – Perintis Kemerdekaan – ASMI.
Kebayoran - Tomang via Stasiun Kereta Palmerah: Halte Transjakarta
Kebayoran – Teuku Nyak Arief – Flyover Simpruk – Tentara Pelajar – Stasiun
Palmerah – S. Parman – Halte Transjakarta Slipi Kemanggisan – Halte
Transjakarta RS Harapan kita – putar balik Tomang.
Stasiun Kereta Kalibata - UKI: Stasiun Kereta Kalibata – Raya Kalibata –
Cililitan (PGC) – Sutoyo – MT Haryono – Dewi Sartika – Raya Kalibata –
Stasiun Kereta Kalibata.
xlii
Stasiun Kereta Kalibata – Kuningan Barat: Stasiun Kereta Kalibata – Raya
Kalibata – Raya Pasar Minggu – Gatot Subroto.
Pulogadung – Tanah Abang: Halte Terminal Pulogadung – Perintis
Kemerdekaan – Suprapto - Kramat Bunder – Kwini 1 – Abdul Rahman Saleh
– Kwitang Raya – R rais – Medan Merdeka Selatan – Agus Salim – Kebon
Sirih – Jati baru – Kebon Jati – KH Mas Mansyur – Fachrudin – Cideng Barat
– Pasar Thomas.
Pulo Gadung – Blok M: Halte Terminal Pulo Gadung – Raya Bekasi –
Pemuda – A Yani – DI Panjaitan – MT. Haryono – Pancoran Gatot Subroto –
Tegal Parang –Tendean – W. Mongonsidi – Trunojoyo – CSW – Halte
Transjakarta Terminal Blok M.
Kampung Rambutan – Kota: Halte Terminal Kampung Rambutan – TB.
Simatupang – Raya Bogor – Kramat Jati - Sutoyo – DI. Panjaitan – A Yani –
Suprapto – Senen Raya – Gunung Sahari – Mangga Dua Raya – Halte
Transjakarta Kota.
Kampung Rambutan – Pulo Gadung: Halte Terminal Kampung Rambutan –
TB Simatupang – Raya Bogor – Raya Pondok Gede – Tol Taman Mini –
Sutoyo – UKI – DI. Panjaiatan – Pemuda – Raya Bekasi – Terminal – Pulo
Gadung.
Tanjung Priok – Tanah Abang: Halte Transjakarta Terminal Tanjung Priok –
Enggano – Yos Sudarso – Ahmad Yani – Suprapto – Kramat Bunder – Senen
Raya – Kwini 1 – Kwitang Raya – Tugu Tani – Medan Merdeka Selatan –
Agus Salim – Kebon Sirih – Jatibaru – Kebon Jati KH Mas Mansyur –
Fachrudin – Tanah Abang.
xliii
Manggarai – Pasar Minggu: Manggarai – Saharjo – Supomo – Raya Pasar
Minggu – putar balik di depan Stasiun Kereta Pasar Minggu – Terminal Pasar
Minggu.
Kampung Rambutan – Lebak Bulus: Halte Transjakarta Terminal Kampung
Rambutan – TB Simatupang – masuk Tol JORR – keluar pintu Tol Pasar
Minggu – TB Simatupang – Simpang HR Harsono – Simpang Cilandak –
Simpang Fatmawati – Kartini – Halte Transjakarta Terminal Lebak Bulus.
Stasiun Kereta Pesing – Indosiar: Stasiun Kereta Pesing – Daan Mogot –
Halte Transjakarta Indosiar – putar balik putaran Indosiar – Stasiun Kereta
Pesing.
Stasiun Kereta Palmerah – Sudirman: Stasiun Kereta Palmerah –
Lapangan Tembak – Gerbang Pemuda – Gatot Subroto – Sudirman –
berputar di Bunderan Hotel Indonesia.
Selain ketujuh belas rute tersebut, sebelumnya PT Transjakarta juga telah
membuka rute di Stasiun Tebet yang terintegrasi KRL.
Rute feeder itu melayani Koridor V, VI, dan VII sebagai berikut.
Koridor VI, feeder akan melalui flyover Jalan Dr Saharjo, Jalan Casablanca,
Jalan HR Rasuna Said, Halte Kemenkes, Halte Kuningan Timur, Jalan Dr
Satrio, Mal Ambassador, dan putar balik ke stasiun melalui Jalan
Casablanca.
Koridor V, feeder masuk melalui Jalan Jatinegara Barat, putar balik di Kebon
Pala, masuk ke Jalan Jatinegara Timur, dan masuk ke Terminal Kampung
Melayu. Sementara itu,
Koridor VII akan melalui Jalan Otista, Bidara Cina, Kampung Melayu, dan
kembali ke Stasiun Tebet.
xlix
TRANSKRIP WAWANCARA
Transkrip wawancara dengan petugas Transjakarta
A : Penulis
B : Petugas Transjakarta
A : Selamat siang mas
B : Selamat siang mba
A : Mas bisa aku mau tanya – tanya soal Transjakarta boleh minta waktunya
sebentar?
B : Boleh mba, mau Tanya apa?
A : Mas mau tau kalau penumpang terbanyak itu di koridor mana ya?
B : Paling banyak di koridor satu mba Blok M – Kota
A : Kalau halte yang paling banyak penumpangnya itu dimana ya mas di
koridor satu?
B : Kalau halte yang paling banyak penumpangnya itu di Halte Blok M,
Harmoni, sama Kota mba
A : itu kira – kira jumlah penumpangnya berapa ya mas di halte tersebut?
B : Sekitar 6 ribu mba kalau di hari sibuk kalau sabtu – minggu atau hari libur
bisa kurang dari segitu
l
A : Mas kira – kira disini suka ada masalah ga tentang pelayanannya
terutama soal tap out ?
B : Masalah mah ada aja mba, namanya juga kerjaan apalagi soal tap out
kadang ada aja penumpang yang ngeluh karena antriannya panjang terutama
di jam – jam sibuk
A : Menurut mas efektif ga sih sistem tap out atau e – ticket ini?
B : Sebenernya gimana ya mba, kebijakannya bagus cuman ya gitu mba ada
kendalanya kadang kalau misalnya ada orang yang mau ngisi saldo e-
ticketing ini kadang suka error mesin atm nya, tapi kan ini udah perintah
atasan (harus pake e-ticket) jadi kita mah ikut aja
A : Baik mas terimakasih banyak ya untuk jawabannya
B : Sama – sama mba
li
Transkrip Wawancara dengan Pengguna Transjakarta
A : Penulis
B : Pengguna Transjakarta
A : Selamat siang mas
B : Siang mba
A : Mas ada waktu sebentar? Saya mau tanya – tanya soal transjakarta
B : Oh boleh, mba
A : Biasanya kaka suka menggunakan Transjakarta di halte mana?
B : Kalau halte yang sering digunakan, banyak sih, saya sering menggunakan
halte Blok M, Masjid Agung, Bundaran Senayan, Dukuh Atas 1, Dukuh Atas
2, UNJ, Sunan Giri, dan RS Permata Medika.
A : Apakah kaka mengetahui soal kebijakan tap out?
B : Alhamdulillah tau ketika mencari info terkini tentang transjak di akun
twitter nya
A: Apakah kaka setuju dengan kebijakan tap out? Alasannya kenapa?
B : Kalau dilihat dari latar belakang nya untuk mengetahui arus keluar masuk
penumpang dan juga untuk pemberlakuan sistem e-ticket seperti THB nya
KRL sih bagus, tapi memang perlu beberapa perbaikan, terutama di bagian
mesin yang suka "loading lama", dan suka error juga (biasanya kartu e-
money yang lama kebaca sama mesin nya) dan di beberapa halte, hanya
menyediakan satu mesin untuk tap in sekaligus tap out, jadi terhambat untuk
penumpang yg akan masuk dan penumpang yang akan keluar bahkan di
halte Blok M sekarang, jarang sekali ada penumpang yg melewati gate tap
out saking "loading lama" nya mesin dan kebanyakan penumpang buru² ingin
lii
pulang, dan keadaan ini "disupport" dengan keberadaan petugas yang hanya
1 petugas untuk "menjaga" 1 halte (berdasarkan pengamatan saya) tentu
akan kesulitan untuk melayani kendala - kendala penumpang seperti kartu
yang tidak terbaca oleh mesin, pengisian saldo, penumpang yang bingung
akan rute dalam satu waktu yang sama.
A : Apa harapan kaka untuk kebijakan tap out ini ke depan nya?
B : Agar menjadi lebih baik terutama di sistem tap outnya kalau bisa mesin
untuk tap out nya di tambah supaya orang ga ngantri lama
A : Terima kasih banyak ya mas
B : Sama – sama mba
lvii
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Ari Maharani
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 11 Januari 1996
Kewarganegaraan : WNI
Alamat : Jl. KH. Hasyim Ashari Gang Kini Kijan Perum
Pinang Village No. B6 Cipondoh – Tanggerang
No. HP : 087870956613
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1. 2002 – 2008 : SDN 02 Cibadak
2. 2008 – 2011 : SMP Taman Siswa Cibadak
3. 2011 – 2014 : SMAN 1 Parungkuda
4. 2014 – Sekarang : DIII Humas Universitas Negeri Jakarta
Top Related