Download - Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

Transcript
Page 1: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

MAKALAH SISTEM TRANSPORTASI

TRANSPORTASI MASSAL

DI SUSUN OLEH

VIVI WIDIA ZAHRA

1207136498

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL

PEKANBARU

Page 2: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, penulis memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.

Terima kasih kepada dosen pembimbing bapak Leo Sentosa ST MT yang telah

membimbing penulis pada mata kuliah sistem transportasi serta teman-teman yang

turut membantu dalam pengerjaan tugas sitem transportasi ini.

Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin Namun

tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik

dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang

dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin

memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat memperbaiki

makalah ini.

Penulis mengharapkan semoga dari makalah mengenai sistem antrian ini

dapatmanfaatnya sehingga dapat memberikan tambahan ilmu kepada pembaca.

Pekanbaru,12 Mei 2015

Penulis

Page 3: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................

1.2 Tujuan.......................................................................................................................

1.3 Batasan Masalah.......................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Transportasi Massal...................................................................................

2.2 Permasalahan Transportasi Massal ........................................................................

2.3 Solusi Permasalahan Transportasi Massal..............................................................

BAB III PENGOLAHAN DATA SURVEI

3.1 Pengolahan Hasil Survei ...............................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi massal yang tertib, lancar, aman, dan nyaman merupakan pilihan yang

ditetapkan dalam mengembangkan sistem transportasi perkotaan. Pengembangan

transportasi perkotaan juga mengemban misi bahwa angkutan perkotaan haruslah mampu

mengurangi kemacetan, mampu mengurangi gangguan lalu lintas, mampu mempertahankan

kualitas lingkungan, serta terjangkau oleh semua lapisan pemakai jasa transportasi. Oleh

karena itu sistem jaringan jalan dalam kota harus terintegrasi dengan sistem jaringan jalan

antar kota sehingga transportasi dalam kota dapat berfungsi dengan baik dalam melayani

aktifitas lokal maupun daerah sekitarnya. Agar transportasi perkotaan dapat berfungsi

dengan baik maka harus dilakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan transportasi kota

secara terpadu, meningkatkan peran swasta dalam investasi dan pengelolaan transportasi

kota, serta melakukan upaya konservasi dan diversifikasi energi dalam transportasi

perkotaan.

Angkutan kota sebagai bagian dari sistem transportasi perkotaan memiliki peran

menunjang mobilisasi masyarakat kota dalam melakukan aktifitas sehari – hari. Angkutan

kota juga memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan dan

pembangunan kota baik pada sektor ekonomi, sektor sosial budaya, maupun sektor

pendidikan. Oleh karena itu keberadaan angkutan kota harus ditangani dengan baik dan

benar sehingga tidak menimbulkan masalah bagi kehidupan kota.

Transportasi secara sederhana adalah sarana memindahkan barang secara fisik dari

suatu tempat ke tempat lain, Sedangkan transportasi massal yang menjadi obyek utama

adalah sekelompok orang dalam jumlah yang banyak. Kegiatan transportasi berawal dari

sejarah ditemukannya mesin uap oleh james watt pada tahun 1769 dan telah membuktikan

diri sebagai penemuan yang paling penting sehingga mampu merubah dunia pada masa itu.

Sedangkan pengertian secara umum dari Transportasi massal adalah sebuah sarana

berkendara bagi banyak orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan

dianggap mampu untuk memberikan efisiensi waktu, tempat dan biaya di berbagai wilayah

Page 5: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

semakin diperbaiki dari waktu ke waktu seiring perkembangan zaman dan terciptanya

berbagai konsep alat transportasi modern yang lebih ramah terhadap lingkungan dan mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat ini.

Berbagai sarana Transportasi yang terdapat di Indonesia dimulai ketika masa

penjajahan kolonialisme Belanda, yang secara bertahap membangun insfrastruktur guna

memenuhi kebutuhan pemerintahan hindia belanda dalam hal distribusi perdagangan di

wilayah Indonesia. Kemudian berlanjut hingga bangsa ini memperoleh kemerdekaan sampai

dengan saat ini negara Indonesia telah berkembang untuk meningkatkan sarana transportasi

di berbagai wilayah negara Indonesia.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk lebih memahami masalah sebagai berikut.

Apa definisi transportasi massal?

Bagaimana permasalahan transportasi massal?

Apa solusi untuk permasalahan transportasi massal?

1.3. Batasan Masalah

Mengetahui definisi transportasi massal.

Mengetahui apa saja permasalahan transportasi massal

Mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan transportasi massal

Page 6: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Transportasi Massal

Transportasi secara sederhana adalah sarana memindahkan barang secara fisik dari

suatu tempat ke tempat lain, Sedangkan transportasi massal yang menjadi obyek utama

adalah sekelompok orang dalam jumlah yang banyak. Kegiatan transportasi berawal dari

sejarah ditemukannya mesin uap oleh james watt pada tahun 1769 dan telah membuktikan

diri sebagai penemuan yang paling penting sehingga mampu merubah dunia pada masa itu.

Sedangkan pengertian secara umum dari Transportasi massal adalah sebuah sarana

berkendara bagi banyak orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan

dianggap mampu untuk memberikan efisiensi waktu, tempat dan biaya di berbagai wilayah

semakin diperbaiki dari waktu ke waktu seiring perkembangan zaman dan terciptanya

berbagai konsep alat transportasi modern yang lebih ramah terhadap lingkungan dan mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat ini.

2.2 Permasalahan Transportasi Massal

Transportasi massal yang ada di Indonesia belum dapat dikatakan baik. Sarana

transportasi massal yang ada belum dapat sepenuhnya mengatasi persoalan lain yang

berkaitan dengan permasalahan transportasi di suatu wilayah. Transportasi massal yang ada

saat ini masih belum dapat menjadi sarana angkut yang tepat, nyaman, dan cepat untuk

keperluan mobiltas masyarakat. Hal inilah yang mungkin menjadikan transportasi massal

belum banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Mereka lebih memilih untuk

menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi massal.

Umumnya upaya penataan sistem transportasi yang diterapkan lebih banyak bertujuan

memecahkan masalah yang timbul sekarang dan berjangka pendek, tanpa integrasi yang

sesuai dengan perencanaan kotanya. Padahal tanpa perbaikan mendasar pada aspek

perencanaan sistem transportasi secara menyeluruh, masalah-masalah yang timbul beserta

implikasi dampaknya tak akan dapat terpecahkan dengan tuntas. Akibatnya bisa

menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya kemacetan dan tingginya kadar polusi

udara akibat berbagai pencemaran dari asap kendaraan bermotor. Sehinnga dengan adanya

permasalahan tersebut, pemerintah harus lebih sikap dalam mengatasinya serta harus

mempunyai kebijakan atau aturan-aturan mengenai transportasi yang tidak menumbulkan

polusi. Masalah yang terjadi tidak hanya masalah polusi udara saja tetapi juga banyak sekali

Page 7: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

masalah kecelakaan serta kemacetan yang terjadi di Indonesia. Banyak sekali kecelakaan

yang terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan karena kelalaian para kendaraan bermotor serta

kondisi jalan yang rusak. Terutama, kecelakaan yang sering terjadi adalah kecelakaan

angkutan umum di darat. Berikut ini adalah permasalahan-permasalahan berkaitan dengan

transportasi di Indonesia.

Ketidakterpaduan antara tata guna lahan dan transportasi

Mobilitas orang dan barang muncul karena adanya kegiatan. Kegiatan ini

membutuhkan ruang yang harus dihubungkan dengan suatu jaringan transportasi dalam

suatu wilayah. Ketidakterpaduan antara tataguna lahan dan transportasi terjadi akibat tidak

mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan wilayah yang ada juga tidak mematuhi

dokumen tata ruang yang ada.

Pendanaan infrastruktur angkutan massal

Pembiayaan infrastruktur angkutan massal adalah sebuah masalah klasik. Contoh

terbaru adalah tersendatnya pembangunan monorel di Jakarta karena calon investor

mengalami kesulitan dalam hal pendanaan. Dengan banyak rencana pengembangan

angkutan umum massal di kota Jakarta semacam busway, monorail, MRT, kereta bandara

dsb, hal ini pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak dapat dipungkiri bahwa

dari aspek finansial pengembangan transportasi massal tidak menguntungkan, namun dari

aspek ekonomi memberikan manfaat yang sangat besar kepada masyarakat secara

keseluruhan.

Terkait masalah pendanaan infrastruktur angkutan umum massal, ada baiknya selain

mengoptimalkan skema pendanaan yang sudah ada, pemerintah pusat juga berani

mengambil kebijakan seperti yang telah diterapkan di Kementerian Pendidikan Nasional.

Dimana misalkan 20% anggaran pemerintah difokuskan untuk pengembangan angkutan

umum massal di Jakarta dan kota aglomerasi Indonesia lainnya. Tanpa adanya revolusi

skema pendanaan transportasi massal, akan sangat sulit melihat Jakarta, Surabaya, Medan

dan kota aglomerasi lainnya mempunyai jaringan transportasi massal seperti di Paris,

Singapura ataupun Tokyo.

Otonomi daerah

Otonomi daerah telah memberikan kewenangan yang lebih kepada daerah

dibandingkan era sebelumnya. Tidak terkecuali disektor perhubungan. Kewenangan

Departemen Perhubungan telah banyak dilimpahkan ke daerah tingkat satu maupun tingkat

Page 8: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

dua. Tugas pokok dan fungsi Departemen Perhubungan khususnya bidang Perhubungan

Darat lebih banyak menyiapkan peraturan-peraturan bidang transportasi yang menjadi

acuan peraturan-peraturan daerah tingkat satu maupun tingkat dua. Namun seringkali dalam

proses pelaksanaannya, peraturan pemerintah daerah tingkat satu maupun tingkat dua tidak

selaras dengan peraturan pemerintah pusat. Hal ini menandakan perlunya reformulasi ulang

tugas dan kewenangan pemerintah pusat dan daerah sehingga pelayanan jasa transportasi

menjadi lebih baik.

Sumber Daya Manusia (SDM) sektor transportasi yang minim

Sejak otonomi daerah bergulir, tidak ada lagi kantor-kantor perwakilan Departemen

Perhubungan di daerah. Hilangnya kantor perwakilan ini menyebabkan lemahnya

koordinasi antara pusat dan daerah dalam penyelenggaraan transportasi di suatu wilayah.

Begitupun dengan kewenangan pembinaan SDM bidang transportasi. Setiap daerah diberi

hak penuh dalam melakukan pembinaan SDM bidang perhubungan.

Realita dilapangan berkata lain. Walaupun diberi keleluasaan dalam melakukan

pembinaan, kualitas SDM bidang perhubungan jauh dari harapan. Berdasarkan hasil

penelitian dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan Darat tahun 2004, hanya

sekitar 20% SDM pehubungan darat di daerah yang benar-benar berkompeten. Dengan

kondisi tersebut, dapat dipastikan pelayanan jasa disektor transportasi akan jauh dari

harapan.

2.3 Solusi permasalahan transportasi massal

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan transportasi

di Indonesia antara lain :

Meningkatkan dan melakukan pembenahan terhadap infrastruktur transportasi

massal baik itu jalan maupun angkutannya, seperti penambahan armada bus trans dan

koridor bus tersebut. Selain itu juga melakukan pembenahan terhadap sistem transportasi

massal tersebut, seperti adanya informasi kapan bus akan masuk ke areal bus stop.

Menggencarkan himbauan kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran

kepada masyarakat agar menggunakan transportasi massal, hal ini dapat dilakukan dengan

sosialisasi ataupun iklan kepada masyarakat.

Menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan transportasi massal asing

apakah dari RRC, Korsel dan lainnya untuk sungguh-sungguh membangun sistem

transportasi sangat penting dan vital tersebut. Indonesia memiliki pulau-pulau utama sangat

Page 9: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

panjang dan luas seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa dll yang samasekali tidak memiliki

jaringan transportasi massal. Mobil dan sepeda motor sangat naif akhirnya menjadi

angkutan pilihan satu-satunya.

Upaya penataan sistem transportasi yang diterapkan haruslah bertujuan

memecahkan masalah yang timbul sekarang dan jangka panjang, oleh karenanya harus ada

integrasi yang sesuai dengan perencanaan kotanya.

Page 10: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

BAB III

PENGOLAHAN DATA SURVEI

3.1 Pengolahan Hasil Survei

A. Metode Pengumpulan Data

Data karakteristik operasi angkutan bus Transmetro Pekanbaru dikumpulkan

melalui survey. Informasi umum survey adalah:

1. Lokasi

a. Halte Bus Transmetro Tri Bakti, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru (di

depan Giant Nangka)

b. Di dalam Bus Transmetro

2. Waktu : 08.45 – 13.00 WIB

3. Hari / Tanggal : Rabu / 06 Mei 2015

4. Jumlah surveyor : 6 orang

B. Tabulasi Data Hasil Survey

Data hasil survey dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 – Hasil survey terhadap tingkat kedatangan (λ) penumpang Bus Transmetro

Jam Jumlah

Kedatangan

8:50 - 9.00 4

9:00 - 9:10 0

9:10 - 9:20 0

9:20 - 9:30 2

9:30 - 9:40 0

9:40 - 9:50 4

9:50 - 10:00 1

10:00 - 10:10 5

10:10 - 10:20 0

10:20 - 10:30 6

10:30 - 10:40 0

10:40 - 10:50 7

10:50 - 11:00 0

Jam Jumlah

Kedatangan

11:00 - 11:10 1

11:10 - 11:20 1

11:20 - 11:30 2

11:30 - 11:40 0

11:40 - 11:50 0

11:50 - 12:00 1

12:00 - 12:10 2

12:10 - 12:20 4

12:20 - 12:30 1

12:30 - 12:40 2

12:40 - 12:50 0

12:50 - 13:00 0

Page 11: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

Tabel 2 – Hasil survey terhadap waktu kedatangan dan keberangkatan antar Bus Transmetro

No. Nomor Bus/

Pelat Polisi

Waktu

Datang/Pergi

1 64 In 08 : 51

Out 08 : 52

2 57 In 09 : 03

Out 09 : 08

3 7B In 09 : 30

Out 09 : 35

4 7B In 09 : 43

Out 09 : 51

5 64 In 10 : 18

Out 10 : 20

6 57 In 10 : 45

Out 10 : 50

7 64 In 11 : 05

Out 11 : 10

8 7B In 11 : 30

Out 11 : 32

9 57 In 11 : 45

Out 11 : 45

10 7B In 11 : 58

Out 12 : 05

11 64 In 12 : 15

Out 12 : 21

12 57 In 12 : 43

Out 12 : 51

Page 12: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

Tabel 3 – Hasil survey terhadap waktu perjalanan Bus Transmetro

No. Event Waktu

Jumlah

Kursi

Terisi

1 Jalan 8 : 52 : 0

8 Berhenti 9 : 5 : 0

2 Jalan 9 : 5 : 0

7 Berhenti 9 : 27 : 0

3 Jalan 9 : 35 : 0

5 Berhenti 10 : 6 : 0

4 Jalan 10 : 10 : 0

10 Berhenti 10 : 20 : 0

5 Jalan 10 : 20 : 0

11 Berhenti 10 : 27 : 0

6 Jalan 10 : 27 : 0

12 Berhenti 10 : 40 : 0

7 Jalan 10 : 45 : 0

6 Berhenti 10 : 52 : 0

8 Jalan 10 : 52 : 0

5 Berhenti 11 : 5 : 0

9 Jalan 11 : 5 : 0

7 Berhenti 11 : 21 : 0

10 Jalan 11 : 28 : 0

8 Berhenti 11 : 59 : 0

11 Jalan 12 : 5 : 0

6 Berhenti 12 : 38 : 0

12 Jalan 12 : 49 : 0

C. Perhitungan dan Analisis

1. Waktu menunggu rata-rata kendaraan dan penumpang

Menghitung tingkat kedatangan rata-rata (λ):

Tabel 4 – Perhitungan tingkat kedatangan rata-rata (λ)

Range λ Frekuensi

(fi) xi fi*xi

0 - 2 15 1 15

2 - 4 4 3 12

4 - 6 4 5 20

6 - 8 2 7 14

8 - 10 0 9 0

Jumlah 25 25 61

Contoh perhitungan:

- xi untuk range 0 - 2:

xi = (0+2)/2 = 1

- fi*xi untuk range 0 - 2:

fi*xi = 15*1 = 15

Page 13: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

Tingkat kedatangan rata-rata, λ = ∑fixi / ∑fi = 61/25= 2,44 orang/(5 menit)

λ = 0,49 orang/menit

Menghitung waktu menunggu rata-rata penumpang (�̅�𝑝):

�̅�𝑝 = ∑1

2𝜆(𝑡𝑖 − 𝑡(𝑖−1))2

𝑁

𝑖=1

=1

2(0,49)(5488) = 1339,07 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Tabel 5 – Perhitungan parameter waktu menunggu rata-rata penumpang

No.

Waktu

kedatangan

bus (ti)

Headway

hi = (ti - t(i-

1))

(menit)

hi2

1 8:51:0

2 9:3:0 12,00 144,00

3 9:30:0 27,00 729,00

4 9:43:0 13,00 169,00

5 10:18:0 35,00 1225,00

6 10:45:0 27,00 729,00

7 11:5:0 20,00 400,00

8 11:30:0 25,00 625,00

9 11:45:0 15,00 225,00

10 11:58:0 13,00 169,00

11 12:15:0 17,00 289,00

12 12:43:0 28,00 784,00

Jumlah 232,00 5488,00

Menghitung waktu menunggu rata-rata kendaraan/bus (�̅�𝑘):

�̅�𝑘 =1

2(𝑡𝑛 − 𝑡0)∑(𝑡𝑖 − 𝑡(𝑖−1))2

𝑁

𝑖=1

=1

2(232)(5488) = 11,83 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Page 14: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

2. Waktu perjalanan untuk 1 siklus (tp)

𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛, 𝑡𝑝 = 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Tabel 6 – Perhitungan waktu perjalanan, waktu berhenti, dan faktor beban

No. Event Waktu

Jumlah

Kursi

Terisi

Faktor

Beban

Waktu

Perjalanan

(detik)

Waktu

Berhenti

(detik))

1 Jalan 8 : 52 : 0

8 20,0% 780

Berhenti 9 : 5 : 0 0

2 Jalan 9 : 5 : 0

7 17,5% 1320 Berhenti 9 : 27 : 0

480

3 Jalan 9 : 35 : 0

5 12,5% 1860 Berhenti 10 : 6 : 0

240

4 Jalan 10 : 10 : 0

10 25,0% 600 Berhenti 10 : 20 : 0

0

5 Jalan 10 : 20 : 0

11 27,5% 420 Berhenti 10 : 27 : 0

0

6 Jalan 10 : 27 : 0

12 30,0% 780 Berhenti 10 : 40 : 0

300

7 Jalan 10 : 45 : 0

6 15,0% 420 Berhenti 10 : 52 : 0

0

8 Jalan 10 : 52 : 0

5 12,5% 780 Berhenti 11 : 5 : 0

0

9 Jalan 11 : 5 : 0

7 17,5% 960 Berhenti 11 : 21 : 0

420

10 Jalan 11 : 28 : 0

8 20,0% 1860 Berhenti 11 : 59 : 0

360

11 Jalan 12 : 5 : 0

6 15,0% 1980 Berhenti 12 : 38 : 0

660

12 Jalan 12 : 49 : 0

Jumlah 85 212,5% 11760 2460

3. Menghitung headway rata-rata (ht)

ℎ𝑡 =∑ ℎ𝑖

𝑁=

232

12= 21,09 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

4. Menghitung faktor beban

Contoh perhitungan untuk data no.1 (Tabel 6):

𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑟𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑠× 100% =

8

40× 100% = 20%

Page 15: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

Menghitung faktor beban rata-rata:

𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 =∑ 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛

𝑁=

212,5%

11= 19,32%

5. Menghitung kapasitas rute (Cr)

Frekuensi kedatangan kendaraan, fk = 1/ht = 1/21,09 = 0,047 kend/menit

fk = 2,84 kend/jam

Jumlah penumpang max dalam bus, Ck = 40 orang/kend

Kapasitas rute, Cr = fk*Ck = 2,84*40 = 113,6 orang/jam

Page 16: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data survey, maka diperoleh karakteristik operasi angkutan Bus

Transmetro sebagai berikut:

1. Waktu menunggu rata-rata penumpang = 1339,07 menit

2. Waktu menunggu rata-rata kendaraan = 11,83 menit

3. Waktu perjalanan untuk 1 siklus = 60 menit

4. Headway rata-rata = 21,09 menit

5. Faktor beban rata-rata = 19,32%

6. Kapasitas rute = 113,6 orang/jam

Page 17: Tugas 5 Vivi Widia Zahra (1207136498)

DAFTAR PUSTAKA

http://renmarsyukrilla.blogspot.com

http://TransportasiMassalErasadhy.blogspot.com