TUGAS PARASITOLOGI TREMATODADisusun Oleh : Annisa Anggraeni Agung Rival Dwi Amarilli Galih H.K Neneng D Sidik Nurcahyo Kelas 3D Kelompok 2
TREMATODA
TREMATODA MEMIIKI 3 ORDOOrdo Monogenea / Heterocotylea.Contoh : Polystomuun sp, Octobotarium sp. Alat hisap bagian mulut lemah / tidak ada. Akhir bagian posterior berakhir dengan cakram mudah merekat, biasanya memiliki kait. Terdapat 2 lubang eksresi yg terletak sebelah anterior dari dorsal. Jumlah telur sedikit,larva bersilia,tdk memiliki horpes intermedian. Ektoparasit pd vertebrata berdarah dingin,terutama pd Cephalopoda dan Crustaceae.
Ordo 2: Aspidocotylae (Apidogastrae)contoh :Aspidogaster. Tdk memiliki alat hisap oral / alat untuk melekat. Pada daerah ventral terdpt alt hisap besar/bahan utk alt hisap. Lubang eksresi 1 terletak pd bagian poeterior,endosparasit pd suatu horpes.
Ordo 3 :Diginea .Contoh : Fasciola Hepatica, Schistosoma mansoni, Australobis antiguenis. Mempunyai alat hisap 2 buah sekitar mulut. Tidak memiliki kait. Lubang eksresi satu didaerah posterior. Uterus panjang,telur banyak. Memiliki 1 fase larva yg dihasilkan intermedien,sebelum mengalami
metamorfosis menjadi dewasa.
ANATOMI TREMATODAy
MORFOLOGIBentuknya pipih,tidak memiliki rongga badan. Ukuran panjang cacing dewasa 1 mm 75 mm. tanda khasnya adalah terdapat 2 batil isap, yaitu batil isap mulut dan batil isap perut.
y
ORGAN REPRODUKSIOrgana Genitalia jantan terdiri atas testes,vasa deffereatia ialah penyalur sperma dari testis dan vas deferens,kantung vesiculum seminalis. Bentuk : Globuler,oval,tubuler/dendritik tergantung spesies. Organa Genitalia terdidi atas ovarium,oviduct,receptaculum seminalis, 2 buah glandula mehlis,uterus dan terdapat canalis laurer. Bentuk ovarium bulat,atau dendritik yg terletak disebelah anterior testis.
HOSPESy
Berbagai macam hewan dapat berperan sebagai hospes definitif, antara lain kucing, anjing, kambing, sapi, babi, tikus, burung, luak, harimau dan manusia.
y
Menurut tempat hidupnya, trematoda yang bersifat parasit terbagi dalam : Trematoda Hati Trematoda Usus Trematoda Paru Trematoda Darah
Daur hidup trematodaPembiakan seksual terjadi dalam inang definitif y Pembiakan aseksual terjadi dalam inang intermediate ( siput )y
Pembiakan seksual terjadi dalam inang definitif y Pembiakan aseksual terjadi dalam inang intermediate ( siput )y
y u.TREMATODA PARUu..
PARAGONIMUS WESTERMANIHOSPES DAN NAMA PENYAKIT
Hospes pemakan
: Manusia dan binatang ketam/udang
batu(kucing,luak,anjing,harimau serigala)
Nama penyakit :Paragonimiasis DG:RRC,Thailand,Korea,Jepang,Fillipina,vietnam,Malaysi a,India,Afrika,dan Amerika latin
Indonesia : Binatang =autokton Manusia =impor
MORFOLOGI CACING DEWASA
Bentuk :bundar,lonjong,tebal Warna :Coklat tua Ukuran :8 12 x 4-6 mm Ada batil isap mulut=batil isap perut Caecum :berkelok kelok Jantan :2 testis berlobus,berdampingan, letak antara B.I.P dan ekor
Betina :craniolateral dan testis Keluarga vitteline disepanjang daerah lateral
MORFOLOGI TELUR
Bentuk :lonjong Ukuran : 80-118 X 40-60 Dinding tebal, warna kuning tengguli
Terdapat penebalan pada
ujung kutub
Py operkulum yang agak tertekan kedalam Isi :sel ovum yang belum membelah Matang dalam waktu 16 hari
Siklus hidupTelur menetas mengeluarkan mirasidium Mirasidium hinggap pd HP 1 Serkaria hinggap pd HP 2 Sekaria menjadi metasekaria HD memakan HP 2 yg mengandung metasekaria
Mirasidium menjadi sporokista
Metasekaria tumbuh menjadi cacing dewasa dalam duodenum
Redia Serkaria keluar dari HP 1 ke air
Masuk ke rongga perut - diagfragma -paru-paru
serkaria
INFORMASI UMUM
Habitat :dalam kista paru Bentuk infektif :metaserkaria Cara infeksi :makan ketam/udang batu yang mengandung metaserkaria
Hp 1 :keong air(m-sp-R1-R2-Rk) Hp 11:ketam/udang batu
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
CC dewasa dewasa dalam kista diparu:batuk kering batuk darah(=endemic hemoptysis)
Migrasi ke alat alat dalam abses(a.l dihati,limpa,otak,usus,ddg usus)
DIAGNOSIS
Menemukan telur dalam sputum/atau cairan pleura & tinja Rx serologis
PENGOBATAN
D.O.C :praziquantel dan bitionol Berkaitan dengan kebiasaan makan ketam/udang batu,yg dimasak kurang matang Penyuluhan: cara masak ketam yang matang dan pemakaian jamban
y u.TREMATODA HATIu..
Clonorchis sinensisHospes : Manusia, kucing, anjing y Penyakit : klonorkiasis y Penyebaran Geografik : Timur Jauh y Morfologi dan Daur hidupy
Ukuran 11-20 x 3-4 mm. Batil isap mulut > batil isap perut Testis bercabang-cabang, tandem cranio-caudal
HOSPES & NAMA PENYAKITy y
Habitat : saluran empedu hati dan sal. pankreas Hospes perantara I : keong Bulimus, Alocinma, Parafossarulus
y y y
Hospes perantara II : ikan Cyprinoid Nama penyakit : klonorkiasis Cara infeksi : makan ikan yang mengandung metaserkaria yang tidak dimasak dengan baik.
y
Seluruh siklus hidup berlangsung selama 3 bulan.
MORFOLOGI
Siklus Hidup ClonorchisZygot Larva Myrasidium Sporokis Redia Sercaria Metacercaria Cacing Dewasa 1. 2. Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari penderita Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium dan masuk ke inang perantara 1, biasanya adalah siput Di tubuh siput, larva myrasidium akan bermetamorfosis menjadi sporosit Sporosit ini mengandung banyak kantung embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang akan berkembang menjadi Sercaria Sercaria yang dihasilkan akan berpindah inang ke inang perantara 2, biasanya ikan Pada tubuh ikan, metaserkaria akan membentuk kista. Ikan yang terinfeksi di makan oleh manusia, maka kista akan berkembang menjadi cacing hati dewasa.
3. 4.
5.
6.
7. 8.
Lokasi dari Clonorchis sinensis
Patologi dan Gejala Klinisy y y
Iritasi saluran empedu dan penebalan dinding saluran. Luasnya kerusakan bergantung pada jumlah cacing, dan lamanya infeksi. Adanya Clonorchis ataupun Opithorchis dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan perubahan metaplastik pada epitel saluran empedu yang beresiko menjadi cholangiocarcinoma
y
Gejala
3 stadium:
Stadium ringan : tanpa gejala klinis Stadium progressif : nafsu makan menurun, perut rasa penuh, diare, edema dan hepatomegali Stadium lanjut : sindroma hipertensi portal (hepatomegali, ikterus, asites, sirosis hepatis). Kadang-kadang timbul keganasan dalam hati.
DIAGNOSIS & PENGOBATANDiagnosis : Menemukan telur dalam tinja atau cairan duodenum. Tes serologi : Western blot dan ELISA
Pengobatan dan Epidemiologiy y y
Prazikuantel merupakan obat pilihan. Kebiasaan makan ikan yang diolah kurang matang Cara pemeliharaan ikan dan pembuangan tinja di kolam ikan penting dalam penyebar-an penyakit.
Opisthorchis felineus dan O. viverriniy y y y
Hospes : manusia Reservoir : kucing dan anjing. Penyakit : opistorkiasis Penyebaran geografis : O. felineus :Eropa Tengah, Selatan dan Timur Asia (India dan Vietnam) O. viverrini : Endemi di Thailand.
Morfologi dan Siklus Hidupy y y y
Habitat : sal. empedu dan sal. pankreas. Ukuran 7 12 mm Batil isap mulut > batil isap perut Telur : mirip telur C. sinensis, tapi lebih langsing
y
Cara infeksi: makan ikan yang mengandung metaserkaria yg dimasak kurang matang.
Patologi dan gejala Klinis/Diagnosis/Pengobatan Klinis/Diagnosis/Pengobatany y
Sama dengan Clonorchis sinensis. Di utara Thailand banyak ditemukan pen-derita cholangocarcinoma dan hepatoma pada penderita opistorkiasis.
Fasciola hepaticay y y
Hospes : kambing dan sapi, kadang-kadang manusia. Penyakit : fasioliasis Penyebaran geografik : Amerika Latin, Perancis, negara-negara sekitar Laut Tengah.
y
Hospes perantara I : keong air Lymnea truncatula. Perkembangan larva dalam keong : x M-S-R1-R2-C
y
Hospes perantara II : tumbuh-tumbuhan air (slada air, watercress, water chestnut)
y
Cara infeksi : makan tumbuhan air mentah yang mengandung metaserkaria.
Morfologiy
Cacing dewasa :Pipih seperti daun, bagian anterior seperti kerucut Batil isap mulut pada puncak kerucut Batil isap perut pada dasar kerucut Ukuran 30 x 13 mm Saluran pencernaan bercabangcabang
y
Telur :Ukuran 140 x 90 , dikeluarkan melalui sal. empedu ke dalam tinja dalam keadaan belum matang. Bentuk oval dengan kutubnya membulat Kulitnya tipis dan halus Menetas dalam air setelah 9 15 hari.
Siklus Hidup Fasciola HepaticaZygot Larva Myrasidium Sporosit Redia Sercaria Metacercaria Cacing Dewasa 1. 2. Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari penderita Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium dan masuk ke inang perantara 1, biasanya adalah siput Di tubuh siput, larva myrasidium akan bermetamorfosis menjadi sporosit Sporosit ini mengandung banyak kantung embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang akan berkembang menjadi Sercaria Sercaria yang dihasilkan akan berpindah menempel pada tumbuhan air membentuk kista metasercaria Tumbuhan yang mengandung kista di makan oleh domba, maka kista akan berkembang menjadi cacing hati dewasa.
3. 4.
5.
6.
7.
Patologi &Gejala KlinisMigrasi cacing muda ke sal. empedu menimbulkan kerusakan parenkim hati y Peradangan dan penebalan saluran empedu mengakibatan sumbatan sehingga terjadi sirosis periportal.y
Diagnosis & PengobatanDiagnosisy y y
Menemukan telur dalam tinja, cairan duodenum atau cairan empedu. Reraksi serologis : ELISA. Bila infeksi ektopik : CT scans, ultrasonografi
PENGOBATANy y
Bithionol 50g selama 20hari Emetine HCl, 30mg/hari selama 17-18 hari atau 40mg sampai total dosis 5mg/kg BB tercapai
y
Praziquantel, dosis oral 20mg/kg/hari selama 3 hari.
TREMATODA TREMATODA DARAH
TREMATODA DARAH SCHISTOSOMA
Schistosoma japonicum y Schistosoma mansoni y Schistosoma haematobiumy
SCHISTOSOMA JAPONICUMy
Hospes : Manusia, kucing, anjing,rusa, tikus sawah (rattus), sapi, babi rusa dll.
y
Penyakit : Oriental schistosomiasis, skistosomiasis japonika, penyakit Katayama atau penyakit demam keong.
y
Penyebaran geografis : Di Indonesia hanya di Sulteng daerah D. Lindu dan lembah Napu.
Patologi dan Gejala Klinisy
Satdioum I : Gatal-gatal (urtikaria) Gejala intoksikasi : demam hepatomegali dan eosinofilia tinggi
y
Stadium II : Sindroma disentri
y
Stadium III : Sirosis hepatis dan splenomegali serta emasiasis
DiagnosisMenemukan telur dalam tinja atau jaringan biopsi y Reaksi serologi :y
COPT (circumoral precipitin test) IHT (Indirect haemagglutinination test) CFT (complement fixation test) FAT (Fluorescense antibody test) ELISA(Enzyme linked immunosorbent assay)
Morfologi S. japonicum
Daur S. mansoni
SCHISTOSOMA MANSONIHospes : Manusia dan kera babon di Afrika sbg hospes reservoir. y Penyakit : skistomiasis usus y Patologi dan gejala Klinis :y
Seperti pada S. japonicum, tetapi lebih ringan. Splenomegali dapat jadi berat sekali.
Morfologi S. mansoni
Daur S. mansoni
SCHISTOSOMA HAEMATOBIUMy
Hospes : Manusia. Babon dan kera lain sbg hospes reservoir.
y y y y
Hospes perantara : keong air tawar Penyakit : skistosmiasis vesika urinaria Tidak ditemukan di Indonesia. Patologi dan Gejala Klinis: Hematuria dan disuria bila terjadi sistitis Sindroma disentri bila terjadi kelainan di rektum. Diagnosis : Menemukan telur di dalam urin.
Morfologi S. haematobium
Daur S. haematobium
S. haematobium
S. mansoni
S. japonicum
Cacing jantanUkuran Kutikula Testis 10-15 x 1 mm Tuberkula halus 4-5, berkelompok 10 x 1 mm Tuberkula kasar 8-9, deret zig-zag 12-20 x 0.5 mm Tidak bertuberkel 6-7, berderet
Cacing betinaUkuran Ovarium 20 X 0.25 mm Posterior pertengahan badan 14 x 0.25 mm Anterior pertengahan badan 26 x 0.3 mm. Pertengahan badan
Telur dalam uterus Sekum yang menyatu
20-30 butir Panjang (menyatu di pertengahan badan)
1-3 butir Terpanjang(menyatu di anterior pertengahan badan)
50 butir atau lebih Pendek(menyatu di posterior pertengahan badan)
Hospes perantara
Bulinus (Physopsis dan Planorbarius)
Biomphalaria dan Australorbis
Oncomelania hupensis
Hospes Definitif
Manusia Babon
Manusia Babon Afrika dan Amerika Selatan
Manusia & hewan domestik
Penyebaran Geografis
Afrika, Timur Tengahd & Timur Dekat
Timur Jauh (Oriental)
Habitat
Pleksus vena vesikalis dan prostatika
Plexus mesenterikus daerah sigmoidorektal (v. mesenterika inferior dan cabangcabangnya
Plexus mesenterikus daerah ileocaecalis (v. mesenterika superior dan cabang-cabangnya)
Telur
Duri terminal
Duri lateral
Bejolan lateral
TREMATODA USUS
ECHINOSTOMA SPy y y y y
Hospes : manusia, tikus, anjing, burung Hospes perantara 1 : keong air Hospes perantara 2 : keong air tawar, remis Penyakit : Ekinostomiasis Patologi klinis : kerusakan ringan pada usus, diare, sakit perut, anemia.
y y
Diagnosis : terdapat telur pada tinja Pengobatan : Tetrakloroetilen, prazikuantel
MORFOLOGIy
TELUR: berukuran 115 x 60 micron, operkulum kecil, bentuk ovoid, berisi morula
y
CACING DEWASA :
Terdapat duri leher sebanyak 37 51 buah, letaknya dalam 2 baris berupa tapal kuda. Cacing berbentuk lonjong, dengan panjang 2,5 mm 15 mm, lebar 0,4 mm 3,5 mm
FASCIOLOPSIS BUSKIy y y y y
Hospes : manusia, babi, anjing, Hospes perantara 1 : keong air Hospes perantara 2 : tanaman air ( trapa, zizania ) Penyakit : fasiolopsiasis Patologi klinis : sakit perut, diare, abses, tukak, perdarahan
y y
Diagnosis : terdapat telur pada tinja Pengobatan : diklorofen, niklosamid, prazikuantel
MORFOLOGIy
TELUR: agak lonjong, berdinding tipis transparan, berukuran panjang 130 140 micron,lebar 80 85 micron.
y
CACING DEWASA :
Memiliki panjang 3- 5 cm, bentuknya lonjong & tebal, terdapat batil isap kepala dan batil isap perut, 2 sekum yang tdk bercabang.
HETEROPHYIDAEy y y y
Hospes : manusia, kucing, anjing, Hospes perantara : ikan Penyakit : heterofiiasis Patologi klinis : iritasi ringan pada usus, payah jantung, mulas mulas, diare
y y
Diagnosis : terdapat telur pada tinja Pengobatan : Tetrakloroetilen, prazikuantel
MORFOLOGIy
Merupakan cacing trematoda krdil & berukuran sangat kecil. Panjangnya 1 1,77 mm, lebar 0,3 0,75 mm.
y
Memiliki batil isap perut dan batil isap kelamin.
Siklus hidupTelur menetas mengeluarkan mirasidium Serkaria hinggap pd HP 2 Sekaria menjadi metasekaria
Mirasidium hinggap pd HP 1 Serkaria lepas / keluar dari HP 1 ke air
HD memakan HP 2 yg mengandung metasekaria
Mirasidium menjadi sporokista
Redia
serkaria
Metasekaria tumbuh menjadi cacing dewasa dalam HD
PencegahanTidak membuang kotoran sembarangan (jamban) Membudidayakan tumbuhan air (terhindar dr pencemaran o/ kotoran) Tidak menggunakan pupuk dari fesesy
Top Related