Download - Trading bagi Pemula.docx

Transcript

85

TRADER SAHAM PEMULASelamat pagiAlhamdulillah akhirnya program Wakaf Ilmu yang saya lakukan selama bulan Ramadhan 1434 H ini selesai juga. Biasa.. karena saya bukan siapa-siapa, dan saya juga bukan seorang hartawan yang bisa bagi-bagi duit untuk amal selama bulan Ramadhan ini, di awal bulan Ramadhan kemarin, saya memutuskan untuk membuat suatu Kelompok Tulisan yang saya beri judul: Trading Saham untuk Pemula (Trading for Newbies). Trading Saham untuk Pemula ini adalah suatu rangkaian tulisan yang tujuannya adalah memberikan gambaran mengenaiapakah trading saham itu?jika dilihatdari sudut pandang seorang Satrio Utomo, atau bisa juga dari sudut pandang http://www.rencanatrading.com. Harapan saya, rangkaian tulisan ini bisa menjadi starting point, titik awal bagi siapa saja yang ingin belajar cara untuk trading berbasis prediksi, trading berbasis trading plan.Rangkaian Tulisan ini, sebenarnya lebih mirip sebuah buku. Tapi, karena dalam prosesnya saya menuliskannya secara terpisah-pisah serta pada waktu yang berlainan dan tidak berurutan, maka untuk mendapatkan sebuah buku yang utuh, maka anda sebaiknya membaca dulu tulisanPendahuluanpada halaman dibawah ini.Sebelumnya, saya ingin mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Alloh SWT yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat. Semoga Ilmu ini bisa memberikan barokah kepada saya dan keluarga, serta bagi anda semua yang membaca dan memanfaatkannya. Semoga bisa membantu anda dalam memperoleh keuntungan dalam bertransaksi saham, di belantara Bursa Efek Indonesia yang ganas ini.Terima kasih.PendahuluanKeindahan itu terkadang hanya akan bisa anda dapatkan atau anda lihat, apabila anda bisa melihatnya dari sudut pandang yang tepatItu yang saya dapat ketika saya mempelajari cara untuk memperoleh keuntungan, memenangkan pertarungan dari lantai Bursa Efek Indonesia. Mencari profit di Bursa Efek, itu memang sangat sulit. Banyak orang yang mencoba, lebih banyak lagi yang gagal. Karena saya memulai karir saya sebagai broker, kemudian floor trader, dan belakangan (hampir 10 tahun terakhir) saya menekuni riset, saya sudah benar-benar melihat di grass root, bagaimana rasanya menjadi orang yang rugi. Kalau cuman kehilangan hampir seluruh investasi awalnya, itu adalah sebuah hal yang lumrah. Yang sering membuat hati saya sesak, adalah ketika melihat orang yang kehilangan seluruh aset, kehilangan kebahagiaan keluarga (harus berpisah dari anak dan istrinya karena keluarganya goncang atau bahkan terpecah), dan bahkan dibenci oleh anak, istri, dan seluruh keluarganya, sebagai akibat dari kerugian yang dilakukannya di Pasar Modal.Saya juga memulai karir di pasar modal ini bukan dari sebuah cerita yang enak. Kalau anda sudah membaca Kata Pengantar di buku yang saya tulis, anda pasti juga sudah tahu bahwa saya memulainya dari posisi cut loss sebesar Rp 2 miliar (duit nasabah siy.. bukan duit saya sendiri), ketika saat itu gaji pokok saya masih sebesar Rp 200 ribu. Lecutan semangat dari kerugian yang tidak akan terbayar ini, yang membuat saya giat untuk belajar, mencari cara untuk memperoleh profit di bursa saham ini.Memang.. saya harus mengakui bahwa apa yang saya dapat, memang belum tentu juga merupakan cara yang paling menguntungkan. Akan tetapi, bisa mendapatkan keuntungan yang cukup dan stabil, meski dalam kondisi market yang bearish, saya kira adalah apa yang saya cari, ketika saya pertama kali memutuskan untuk mencari jalan untuk memperoleh keuntungan.Menjadi seorang Pemula di pasar modal kita ini, tidaklah mudah. Selain resiko pasar, minimnya perlindungan dari otoritas terhadap pemodal pemula, ditambah banyaknya orang yang berusaha dengan sangat keras dan menggunakan segala macam cara untuk mengambil uang dari para pemodal, telah menjadikan banyak pemula terpaksa gulung tikar hanya setelah beberapa bulan mencoba untuk melakukan investasi atau trading saham. Selain itu, tidak adanya batas standar pengetahuan yang layak bagi seorang pemodal pemula, disamping juga pemodalnya males untuk belajar atau melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi juga merupakan sumber dari kekalahan, awal dari kerugian yang akan mereka dapatkan.Oleh sebab itu, ketika salah satu sepupu saya menanyakan kepada saya mengenai bagaimana cara seorang pemula bisa mempelajari prediksi dan trading saham, saya kemudian terpikir, untuk membuat sebuah sumber pengetahuan dasar bagi seorang pemodal pemula dengan menggabungkan tulisan-tulisan yang sudah ada sebelumnya pada blog saya ini.Dalam benak saya, dari pada membuat buku yang sepertinya butuh sebuah effort yang sangat besar, merangkai potongan-potongan pengetahuan yang telah saya share pada blog ini semenjak 9-9-9 (9 September 2009), menjadi sebuah bangunan fondasi bagi seorang pemodal pemula, adalah sesuatu yang lebih feasible, mudah, dan cepat untuk dilakukan. Disini kemudian saya memulai program Wakaf Ilmu Trading bagi Pemula yang tidak lain adalah usaha saya untuk membuat sebuah rangkaian panduan trading to win, bagi seorang newbies. Well.. beberapa orang kemudian berkata.. bahwa produktifitas saya kali ini.. adalah pelarian saya untuk tidak mengerjakan thesis (hihihi).Tapi.. terserah deh saya berharap agar teman-teman yang merasa bahwa apa yang saya sharing ini berguna, mau mendoakan agar saya diberi kemudahan dalam mengerjakan Thesis. Hehehe.Pengetahuan Dasar Trading Saham bagi Seorang Pemodal PemulaSekarang.. marilah kita berbicara tentang isi dari Pengetahuan Dasar Trading Saham bagi Seorang Pemodal Pemula. Pada prinsipnya, apa yang sudah saya sharing semenjak awal bulan Ramadhan yang lalu, sebenarnya sudah sangat mencukupi. Akan tetapi, saya kemudian memutuskan untuk membuat dua buah tulisan lagi, tentang definisi saya mengenai bagaimana cara memperoleh profit dan apa itu pergerakan harga saham yang tidak lain adalah nyawa dari pengetahuan dasar pasar modal bagi pemula. Dari sini, kita bisa mempersiapkan pengetahuan awal bagi seorang pemodal pemula ketika dia pertama kali mencoba untuk memperoleh keuntungan di bursa saham.1. Persiapan diri: Mencari Sudut PandangBerisikan mengenai pengetahuan tentang definisi-definisi dasar yang diperlukan bagi seorang Pemodal Pemula. Disini saya mempersiapkan sudut pandang yang sebaiknya diambil oleh seorang pemodal pemula. Sudut pandang menjadi sangat penting, karena akan menentukan keberhasilan dari trader pemula itu untuk bisa memperoleh profit yang konsisten. Kegagalan untuk memahami perbedaan antara trading dan investasi misalnya, sering kali menjadi penyebab utama dari kegagalan seorang pemodal untuk memperoleh profit.Bagian ini terdiri dari 10 tulisan: #01: Ketika Trading Berbeda dengan Investasi #02: Nasib Trader dengan Ilmu Ala Kadarnya #03: Trader Apa yang Engkau Cari? #04: Memahami Makna Profit yang sebenarnya #05: Keputusan Awal Bagi Seorang Pemodal Pemula #06: Manfaat sebuah Rencana Trading #07: Pentingnya sebuah Rencana Trading #08: Trader harus mampu Berpikir Secara Obyektif #09: Manfaat dari Berpikir ObyektifBagian ini diawali dari falsafah dasar dari seorang trader, dimana trader harus bisa membedakan diri dari investasi. Trader tidak bisa melakukan keduanya secara bersamaan karena2. Persiapan pengetahuanPada dasarnya, seorang trader harus memiliki pengetahuan mengenai analisis harga saham. Analisis harga saham baik dari sisi nilai (harga) dari perusahaan itu (secara fundamental) maupun analisis pergerakan harga (secara teknikal). Itu sebabnya, saya memulai bagian ini dengan membahas mengenai sudut pandang saya tentang bagaimana harga bisa bergerak, dengan melihat dari model-model pergerakan harga yang menurut saya perlu dipahami oleh seorang pemodal pemula. Ini untuk membuat pemodal pemula sadar, bahwa untuk memprediksi, untuk membaca pergerakan harga saham, kita harus mengetahui apa dan siapa yang menggerakkan pasar. Sehingga kita bisa memperoleh pola pikir yang benar dalam melihat pergerakan harga. #10: Mengenal Beberapa Model Pergerakan Harga Setelah itu, baru saya masuk ke bahasan mengenai cara untuk menganalisis, baik secara fundamental atau teknikal. Bagusnya kalau trader tersebut mau melihat sendiri, menganalisis sendiri kondisi fundamental perseroan. Tapi, karena (biasanya) trader tidak memiliki waktu untuk belajar yang mendalam tentang fundamental perseroan (hehehe saya sendiri juga males untuk belajar FA terlalu dalam karena pasti kalah pintar sama analis-analis fundamental yang diluar sono..), maka disini saya mencoba untuk mengajarkan tentang cara read between the line atas analisis fundamental yang dibuat oleh orang (konsensus analisis), maupun terhadap variabel-variabel atau event-event fundamental (seperti pengumuman deviden, pengumuman kinerja emiten). #11: Membedakan Saham Fundamental vs Saham Gorengan #12: Memahami Valuasi dari kaca mata seorang Trader #13: Mengenal Konsensus Analis #14: Mencari Data Konsensus Analis Fundamental #15: Mensikapi Pengumuman Kinerja Emiten #16: Memahami Arti Deviden #17: Timing Beli Jual dalam InvestasiSetelah analisis fundamental, kita masuk ke dalam bahasan tentang analisis teknikal. Saya memulainya dengan struktur pembelajaran analisis teknikal yang sebaiknya ditempuh oleh seorang pemodal pemula. Ini karena saya sedikitconcern tentang perilaku dari pemodal pemula yang maunya instan. Jangan dipikir bahwa dengan membayar kursus sekali yang berharga mahal, anda lantas bisa memperoleh alat teknikal untuk memenangkan pertarungan. Meski bukannya tidak mungkin, tapi.. alangkah baiknya jika kita mau mempelajari semua sudut pandang yang ada sebelum kita menentukan sudut pandang yang baik, yang sesuai dengan kebutuhan kita. #18: Struktur Pembelajaran Analisis Teknikal #19: Mengenal konsep Market Action Discounts Everything #20: Memahami Harga Open, High, Low, dan Close pada Analisis Teknikal #21: Mengenal Definisi dari Naik, Turun. Flat, atau Mixed #22: Ketika pergerakan harga saham sekedar berarti Ya atau Tidak #23: Harga Saham: Sebuah Fungsi Komunikasi #24: Pengulangan Pada Pergerakan Harga #25: Memahami Suport dan Resisten (dan aplikasinya untuk trading) #26: Charting Skills: Rule Of Three dalam Penentuan Suport atau Resisten #27: Memahami Konsep Dasar dari Trend #28: Charting Skills: Mengenal Jangka Waktu dari Trend #29: Memahami Pentingnya Trend Jangka Menengah #30: Posisi Beli dan Posisi Jual berdasarkan TrendSaya percaya, bahwa untuk memenangkan pertarungan, kita harus memiliki pengetahuan mengenai teknik dasar secara paripurna. Itu yang membuat dalam mempelajari analisis teknikal ini, saya lebih berkutat pada suport, resisten, dan trend, plus bagaimana cara kita melakukan posisi beli atau posisi jual dengan memanfaatkan suport, resisten, dan trend tersebut. Sisanya nanti bisa anda pelajari sendiri lah.. baik dari buku-buku analisis teknikal yang ada, maupun pada bagian charting skills yang merupakan bagian lain yang ada pada weblog ini.3. Membaca market (Regional Lokal)Pada dasarnya, anda tidak boleh lupa bahwa basic saya adalah seorang analis pasar. Seorang analis yang kemudian berusaha untuk mengaplikasikan pengetahuannya untuk memperoleh profit. Itu sebabnya, saya membaca pasar sering kali dengan cara top to bottom. Dari regional, IHSG, baru setelah itu saya mencari saham yang kemungkinan akan bergerak. Itu sebabnya, dalam bagian dimana saya menjelaskan mengenai bagaimana kita membaca pasar ini, anda akan menemukan bagaimana kita bisa menterjemahkan prediksi kita terhadap pasar (dari Indeks Dow Jones, Hang Seng, hingga IHSG) , menjadi sebuah posisi trading, melalui Teori Gerbong (sector rotation). #31: Menggunakan Indeks Hang Seng sebagai Prediktor Indeks DJI #32: Trading Mengikuti Pergerakan IHSG #33: Trading Strategy: Memanfaatkan Teori Gerbong #34: Memahami Aliran Dana Asing #35: Memahami dan Mensikapi Aliran Dana Aseng4. Persiapan menghadapi psikologi pasarTrading itu teori hanya menentukan 10 persen dari kemenangan. Yang 90 persen, berasal dari pemahaman kita mengenai psikologi trading. Ini yang membuat penentuan sudut pandang akan segala permasalahan yang terkait dengan pemenangan trading, memperoleh profit sebaiknya lebih terfokus pada masalah pemahaman kita terhadap psikologi trading. Benarkah begitu? HeheheWell Psikologi trading itu membuat kita memiliki sudut padang yang benar terhadap pemenangan trading. Tapi.. psikologi terpenting adalah bagaimana kita bisa disiplin dalam trading, disiplin terhadap rencana trading yang telah kita susun. Jadi.. saya menyusun bagian ini dari yang terpenting, yaitu disiplin, disiplin dalam positioning dan juga cut loss. Setelah itu, saya kemudian membahas sudut pandang terhadap macam-macam hal, sebelum akhirnya kembali ke dalam kesimpulan, bahwa menjadi trader itu.. harus disiplin.. dan tidak boleh sombong. #36 Trading Strategy: Mengapa Trader harus DISIPLIN ? #37: Memahami Cut Loss #38: Trading Strategy: Mengenal IPO Trading atau Investasi? #39: Mengenal Perilaku Saham Lapis Ketiga Keempat #40: Trading Strategy: Jangan jadi Trader Pengejar Rumor #41: Sebagian rumor, memang tujuannya untuk menipu #42: Tidak ada saham yang Kebal Koreksi #43: Jadi Trader itu, Tidak Boleh SombongSo Setiap orang adalah individu yang berbeda. Dalam menempuh jalan trading, setiap orang juga akan menempuh jalan yang berbeda, pendekatan yang berbeda. Apa yang saya berikan, atau wakafkan disini sebenarnya hanya setetes air ditengah samudra yang luas. Akan tetapi, saya berharap agar hal yang kecil ini, bisa menjadi dasarbagi pemahaman anda terhadap ilmu persahaman, dunia persahaman yang benar-benar ganas ini.Semoga ilmu ini menjadi bermanfaat untuk anda, dan bisa memberikan barokah kepada saya dan anda juga. Semoga setiap kerugian bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.Barakallahu fikumHappy trading semoga barokah!!!Satrio Utomo*bacalah halaman disclaimer sebelum anda melakukan posisi beli atau posisi jual setelah anda membaca ulasan ini. Terima kasih.PS: Tulisan saya yang ada disini, sebagian besar sebenarnya adalah tulisan yang nantinya akan muncul pada buku saya berikutnya. Harapan saya, anda tidak melakukan copas tanpa ijin. Dan.. kalau ada orang yang melakukan copas tanpa ijin.. ada baiknya anda memberitahukannya kepada saya. Terima kasih.Ketika Trading berbeda denganInvestasiPosted by Satrio Utomo on March 25, 2010 19 Comments Satu fakta yang harus kita perhatikan ketika kita mulai melakukan transaksi beli dan jual saham adalah bahwa Trading berbeda dengan investasi. Perbedaannya terutama terletak pada jangka waktu investasinya (investment time horizon),sumber dari keuntungan, alat analisis yang digunakan untuk melakukan prediksi,dan bagaimana seorang pemodal akan mencapai keuntungan.

Jangka waktu investasi & Sumber Keuntungan Jangka waktu investasi adalah perbedaan terbesar antara investasi dengan trading. Perbedaan dari jangka waktu investasi ini, nantinya juga akan memunculkan perbedaan lainnya. Ketika seorang investor melakukan pembelian saham dengan motif untuk melakukan investasi, maka ia berharap akan prospek atau bisa juga nilai (value) dari perusahaan untuk jangka panjang. Pada prinsipnya, seorang investor hanya melakukan posisi beli jika melihat sebuah perusahaan dengan prospek yang bagus. Saham ini kemudian akan ditahan selama investor tersebut tidak melihat adanya perubahan fundamental yang mendasar terjadi pada perseroan. Oleh karena perubahan fundamental yang mendasar ini sering kali tidak bisa berlangsung cepat (ingat, fakta yang mendasari selalu berasal dari laporan keuangan perseoran yang hanya dipublikasikan setiap 3 bulan sekali), maka holding periods (masa simpan) dari saham ini bisa berlangsung dalam waktu yang lama. Bisa satu tahun, tiga tahun, lima tahun, bahkan lebih dari sepuluh tahun. Oleh karena itu, seorang investor memang memperoleh keuntungan dari apresiasi pergerakan harga untuk jangka panjang.Disisi lain, seorang trader, melakukan pembelian saham dengan waktu simpan yang pendek. Entry (beli) Untung Exit (jual). Keuntungan besar dan cepat. Itulah yang diinginkan oleh seorang trader. Pendeknya jangka investasi ini karena seorang trader bereaksi terhadap perubahan pergerakan harga, lebih dari sekedar perubahan kondisi fundamental dari perseorang. Ini yang menyebabkan holding periodsnya menjadi cenderung pendek. Bisa dalam hitungan bulan, minggu, hari, jam, bahkan menit.Alat analisisPerbedaan sumber informasi ini (investasi dari fakta fundamental, sedangkan trader dari pergerakan harga) inilah yang kemudian membuat alat analisisnya menjadi berbeda. Seorang investor sudah dipastikan akan menggunakan analisis fundamental. Disisi lain, seorang trader lebih bereaksi terhadap perubahan pergerakan harga. Jadi alat analisisnya bisa macem-macem. Pake fundamental juga bisa. Tapi lebih sering menggunakan alat analisis yang lain, seperti analisis teknikal, analisis perilaku, atau alat-alat analisis yang lain, selama masih dalam batasan aturan pasar modal tentu saja.Tujuan Investasi dan bagaimana cara seorang pemodal mencapainyaSeorang investor akan mengedepankan rasio. Semua harus ada landasan pemikirannya. Semua harus masuk akal. Semua harus sesuai dengan teori yang diterima secara umum (terutama di jalur pendidikan resmi/sekolah). Untung ya untung, tapi harus rasional. Itulah prinsip dari seorang investor. Disisi lain, seorang trader meletakkan keuntungan diatas segala-galanya. Pertimbangan apakah cara yang ditempuh harus rasional, tidaklah penting. Yang penting untung. Untung sesuai dengan aturan pasar modal yang ada.Strategi transaksi: Investor vs TraderPerbedaan tersebut diatas membuat strategi transaksi antara seorang investor dan seorang investor menjadi berbeda. Seorang investor akan memilih saham dan kemudian melakukan posisi beli, dan kemudian akan menahannya (hold) selama mungkin. Selama tidak ada perubahan fundamental yang mendasar, buat apa melakukan posisi jual? BELI KETIKA MURAH, DAN TAHAN SELAMA MUNGKIN SELAMA TIDAK ADA PERUBAHAN PROSPEK.Disisi lain, seorang trader selalu melihat arah pergerakan harga. Ketika harga akan bergerak naik, dia akan melakukan posisi beli, sedangkan ketika harga akan bergerak turun, dia akan melakukan posisi jual. BELI KETIKA AKAN NAIK, DAN JUAL KETIKA AKAN TURUN. Itu adalah strategi umum yang sering dilakukan oleh seorang trader.TRADING BUKANLAH SPEKULASISaya tidak tahu bagaimana sikap anda. Tapi, buat saya: Trading itu berbeda dengan spekulasi. Perbedaannya terletak pada kedalaman analisis yang dilakukan ketika kita melakukan posisi. Spekulasi identik dengan melakukan posisi yang untung-untungan, analisisnya hanya dangkal, atau sering kali tidak jelas landasan teorinya. Disisi lain, ketika seorang pemodal melakukan posisi trading, maka semua sudah dilakukan berdasarkan kalkulasi yang matang. Serta analisis dengan presisi prediksi dengan probabilitas yang terkontrol. Dengan kata lain: Jika seseorang pemodal melakukan posisi beli/jual dengan probabilitas 60% 80% untuk memperoleh keuntungan, itu disebut sebagai trading. Sedangkan jika seseorang pemodal melakukan posisi beli/jual dengan probabilitas keuntungan yang tidak jelas atau tidak terkalkukasi, itu yang disebut sebagai spekulasi.PenutupKurangnya pemahaman mengenai perbedaan antara trading dan investasi inilah yang kemudian membuat banyak pemodal yang berguguran (rugi habis-habisan) selama koreksi market yang terjadi selama 2008 lalu. Pemodal sering kali terjebak untuk menjadi seorang trader dadakan (rencananya investasi, tapi kemudian melakukan posisi trading dengan menggunakan account margin), atau menjadi investor dadakan (rencana awalnya menjadi seorang trader, tapi karena tidak disiplin dalam melakukan posisi cut loss, maka posisi tradingnya berubah menjadi posisi investasi). Fakta ini juga yang membuat saya tergugah untuk memulai weblog www.rencanatrading.com, weblog yang saya fokuskan untuk membantu para trader dalam memahami pasar, terutama melalui kaca mata analisis teknikal. Harapan saya, semoga pasar modal kita bisa semakin kuat, dengan kualitas pemodal lokal yang semakin tangguh. Agar pasar modal kita, tidak melulu dalam penguasaan pemodal asing.Perencana TradingSaya masih ingat benar masa-masa itu. Saat itu di sekitar tahun 1990 1995. Trek-trekan Bonek (balapan jalan raya) adalah hiburan rakyat yang cukup digemari di daerah tempat saya tinggal. Lihat saja ilustrasi disamping.. seorang yang tinggi kurus, pake Astrea Prima 100 cc, tiduran diatas motor, ngebut, tangan kanan pegang gas.. tangan kiri pegang pemindah gigi (waduuhh.. gue bangeet niy.. ehehe). Terus ngebut.Masalah kemudian timbul.. ketika aparat Kepolisian mulai mendatangi lokasi. Biasanya sih.. yang datang duluan adalah petugas PJR (Patroli Jalan Raya). Satu atau dua petugas.. langsung ikut masuk ke arena. Saya masih ingat perkataan teman saya yang barusan masuk selokan: Rek.. mosok pas banter-bantere aku nancap sampek turu-turu, iku PJR moro-moro mecungul neng sebelahku.. ngomonge ngene: Wis Banter tah dik? Terus.. DUARR!!! PJR-e nendang sepeda motorku Lha sepeda motore dekke gedhe.. menter ae.. sepedaku cilik.. yo langsung ae nyungsep neng got (terjemahan: Pren, ketika saya ngebut dalam kecepatan maksimal, PJR itu tiba-tiba muncul di sebelah saya.. kemudian bilang: Cuman bisa segitu kecepatan anda dik? Kemudian.. DUARR!!! PJR itu menendang motor saya. Motor dia tidak bergerak sedikitpun karena besar. Motor saya langsung masuk selokan karena kecil).Anda bisa bayangkan deh.. sebuah Astrea Prima.. yang didesain sebagai alat transportasi jalan raya, dioprek oleh anak-anak SMA/STM, kemudian harus melawan sebuah sepeda motor dengan tenaga yang jauh lebih besar, yang memang didesain untuk kecepatan oleh engineer-engineer kenamaan (meskipun kualitas yang ngoprek motor ini juga saya gak tau.. hehehe).Kondisi ini sebenarnya serupa dengan apa yang sering kita temui belakangan ini. Market memang lagi naik. Mau bilang (rekomendasi) beli saham apa aja.. (kemungkinan besar) harga akan naik. Nah, sekarang kalau ada orang niy belajar teknikal seadanya (sekedar hanya untuk bisa menunjukkan gambar yang punya technical looks) kemudian dia melakukan modifikasi seenaknya (seperti apa yang dilakukan oleh para engineer jalanan pada sebuah Astrea Prima pada cerita diatas) pada techical tools tersebut, agar hasil prediksinya bisa sesuai dengan kemauan dia. Kemudian dia mengumpulkan dan berbicara didepan massa yang terdiri dari trader newbies (yang kurang begitu paham akan teori teknikal). Bilang beli ini.. beli itu.. beli anu. Karena marketnya naik.. yah.. dia pasti betul lah.. Apalagi jika dia beroperasi pada saham-saham small cap atau mid cap (terutama yang tidak ada player asingnya) wih.. pasti harganya melejit.Akan tetapi.. kondisinya bisa berbeda ketika kita harus memprediksi dengan presisi tinggi atas saham-saham big caps, IHSG, indeks-indeks dari bursa di berbagai belahan dunia, pergerakan kurs, atau bahkan harga komoditas. Disini kita harus bersaing dengan mereka yang terbaik diseluruh belahan dunia. Bayangin aja deh Valentino Rossi lawan Road Racer Jalanan berlomba di Sirkuit kelas dunia? Bagaimana sih sebenarnya probabilitas dari Pembalap Jalan itu untuk memperoleh kemenangan?Ini negara bebas.. terserah deh mau bilang apa. Ini market masih akan naik.. siapapun juga yang bilang Beli.. pasti akan betul. Tapi ketika anda memperkosa analisis teknikal untuk kepentingan atau apapun agenda anda. Aduuuh kok sayang sekali ya? Hati saya jadi teriris-iris dibuatnya.Happy trading semoga untung!!!elamat pagiKembali ke artikel awal: Trading untuk PemulaDalam melakukan segala sesuatu.. kita pasti punya tujuan. Ada memanf yang namanya tujuan hidup. Tapi saya tidak mau bahas itu disini. Saya kepingin kita bertanya kepada diri kita masing-masing: Apa sih tujuan kita melakukan beli-jual saham? Apa sih tujuan kita setiap hari melototin running trade, cari berita dan data di internet, mengatur strategi, telpon kesana-kesini cari info?Kalau jawaban Anda adalah profit, peningkatan aset, mencari uang, atau yang sejenisnya berarti anda sudah menempuh jalam yang benar. Akan tetapi.. selain arti finansial.. apa lagi sih yang anda cari?Kalau Saya menanyakan hal itu pada diri Saya sendiri.. maka jawaban Saya sudah pasti: ketenangan jiwaketenangan bathin.Mungkin Anda akan mentertawakan Saya. Maklum Anda pasti juga sering melihat kalau Saya suka memberikan teguran yang sangat keras pada mereka-mereka yang konsepnya tidak sejalan dengan Saya. Kalau dengan itu kemudian Anda memandang Saya sebagai orang yang sukanya berantem.. Saya juga tidak menyalahkan Anda. Maklum saja.. dengan ilmu dan jam terbang yang Saya miliki, Saya sering kali berpersepsi mengenai kemana arah semua akan pergi. Atau semacam ah.. kalau caranya begini.. biasanya hasilnya gak akan jauh dari sono deh. Dari gelagatnya saja, Saya sudah berprasangka tentang hasilnya. Dan.. kalau kemungkinan hasilnya atau arahnya Saya tidak suka.. maka hanya ada satu kata: LAWAN!!! atau BONGKAR!!! Perlawanan itu yang membuat hati saya tenang. Meski perlawanan itu juga yang membuat orang sering kali tidak nyaman kalau berhubungan dengan Saya.Kembali ke masalah awal kita deh: tujuan dari seorang trader.. selain keuntungan.. adalah ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa yang didapat dari melakukan apa yang kita anggap benar. Karena Keuntungan adalah tujuan utamanya.. maka Saya akan berusaha agar Untung itu Benar, Benar itu Untung. Artinya: kalau kita untung, untung yang konsisten loh ya.. bukan sekedar untung-untungan, maka sudah barang tentu kita benar. Tapi disisi lain, kalau cara yang kita lakukan sudah Benar.. harusnya kita juga pasti untung Bisakah begitu?Disini, ukuran yang gunakan hanya satu: PROFIT! Supaya hati Saya tenang.. Saya harus PROFIT.Profit disini.. tentu saja bukan berarti setiap posisi beli yang Saya lakukan, hasilnya pasti untung. Tapi.. secara keseluruhan.. net aset saya harus terus meningkat. Percuma saja kalau setiap posisi beli-jual yang kita lakukan.. rata-rata keuntungannya adalah 200%, tapi secara keseluruhan net aset kita semakin hari semakin menurun karena 90% dari porto kita, adalah posisi nyangkut. Posisi kita bukan plug and play or buy and cuan or trade and be happy.. tapi lebih kepada buy and pray, buy and hold+stress, buy and deny.. atau apalah itu.Saya itu adalah pemodal yang rasional.Saya itu orang yang gak mau rugi. Karena saya gak mau rugi, maka saya gak suka lihat ada rapot merah (angka minus) di porto saya. Minus yang dalam trading plan.. yang memang terjadi karena stoploss saya belum kena.. mungkin masih bisa ditolerir. Tapi.. kalau sudah minus yang gak jelas solusinya.. itu saya tidak mau gak boleh itu terjadi.Itu sebabnya Saya selalu menekankan pada diri Saya sendiri:Untuk prediksi.. Saya tidak boleh keliru untuk trend jangka menengah Prediksi jangka menengah ini nantinya menentukan: apakah harga turun ini untuk beli, atau harga turun ini untuk jualan (take profit atau cut loss). Vice versa. Tapi untuk posisi trading Saya harus mengikuti trend jangka pendek. Trend jangka paling pendek (intraday trend) kalau perlu!! Karena Saya benar-benar gak mau rugi!!!So Demi ketenangan jiwa.. sesuaikanlah strategi beli-jual Anda dengan arah dari trend jangka pendek!Hehehe.. tapi ada resikonya juga siy.. kalau anda melakukan ini.. transaksi anda akan sangat massive.. beli-jual Anda akan menjadi sangat sering. Fee yang Anda bayar.. bakal sangat besar. Apakah itu jumlah sesuai untuk ketenangan jiwa yang bisa Anda peroleh?Happy trading semoga barokah!!!Satrio UtomoKembali ke artikel awal: Trading untuk Pemula*penulis adalah seorang pekerja pasar modal yang akan sangat diuntungkan apabila Anda selaku pemodal, melakukan transaksi secara massive. Hehehehe. Mohon maaf untuk keterusterangan Saya.Selamat pagiPak Tommy Bagaimana sih caranya agar saya bisa profit? Kembali ke artikel awal: Trading untuk PemulaPertanyaan tersebut adalah pertanyaan mendasar yang sering kali harus saya hadapi, ketika saya berhadapan dengan pemodal (pelaku pasar modal). Baik trader maupun Investor. Untuk menjelaskannya, sering kali saya melakukannya dengan menggunakan sebuah model yang saya sebut sebagai profit model atau profit probability model.Profit probability model ini bentuknya adalah sebagai berikut:

Profit adalah tujuan dari pemodal ketika melakukan komitmen dana di pasar modal, baik dalam kerangka investasi atau trading saham. Profit ini adalah the ultimate goal(tujuan utama) bagi setiap pemodal. Untuk memperoleh profit, seorang pemodal harus melakukan transaksi. Transaksi beli dan/atau transaksi jual. Di pasar modal Indonesia, kita hanya mengenal satu arah transaksi untuk memperoleh profit: Beli harga naik Jual. Kalau Beli harga turun.. Jual, itu namanya rugi atau loss. Bukan profit. Transaksi ini juga yang membedakan antara seorang trader atau investor, dengan seorang omdo-ers (tukang omong doang). Kalau kita transaksi, kita merasakan untung rugi. Kalau tanpa transaksi (atau mungkin transaksi tapi hanya 1 lot per stock pick) kita tidak bisa merasakan untung rugi jadi bagaimana kita bisa merasakan profit dan strategi trading yang sebenarnya? Terutama yang transaksi 1 lot-an itu. Dia transaksi 1 lot sedangkan orang yang mengikutinya transaksi 100 lot. Dia nyaris tanpa resiko. Orang yang mengikuti dengan beli 100 lot.. itu seberapa dodolnya? Hehehe.Transaksi beli atau jual.. itu harus ada alasan yang mendasarinya. Kalau transaksi tanpa alasan, itu sama saja anda untung-untungan.. judi. Bisa untung siy.. tapi apa ya bisa konsisten? Untuk memperoleh keuntungan yang konsisten, seorang trader atau investor harus melakukan transaksi berdasarkan sebuah prediksi. Mau prediksi teknikal, fundamental, ekonomi, behavioral finance, hitung bulan, hitung kancing, atau hitung menstruasi semuanya bebas. Yang penting ada prediksi yang mendasari transaksi tersebut.Prediksi dan transaksi ini, nantinya disebut sebagai sebuah system trading. System trading yang di buat atau didesain untuk memperoleh profit.Mengapa kita harus disiplin?Profit hanya bisa didapat kalau seorang pemodal disiplin dalam melakukan transaksi.Anda mungkin sudah membaca mengenai hal itu pada tulisan saya yang lain. Tapi, pada tulisan saya ini, saya mencoba menjelaskannya dengan model tersebut diatas dengan sebuah contoh.

Trader DugemAlkisah ada 3 orang trader. Trader pertama adalah Trader Dugem. Trader Dugem ini adalah seorang trader yang pemalas, galau, dan tidak disiplin dalam melakukan transaksi. Tapi trader ini adalah trader yang berduit dan hobbynya dugem. Dia baru saja mengikuti sebuah kursus saham (kursus? emang kursus menjahit? hehehe) dan memperoleh sebuah indikator teknikal yang katanya bakal memberikan profit yang luar biasa besar. Dia memberikan mahar (kaya dukun ye? hehehe) sebesar Rp 50 juta untuk indikator tersebut. Kita sebut pengajarnya sebagai Dosen Saham (semoga belum ada yang pake nick name itu deh. hehehe). Menurut Dosen ini.. indikator itu bakal memberikan signal dengan akurasi prediksi sebesar 40%. Artinya.. dari 10 signal yang diberikan, 4 signal adalah signal yang benar dan menghasilkan profit. Sisanya yang 6 signal, akan berakhir dengan kerugian.Problemnya Karena ada keperluan dia langsung cabut sebelum Dosen Saham itu menyampaikan petuahnya secara lengkap. Yang penting kan sudah dapat indikatornya.. begitu pikir si Trader DugemTernyata Trader Dugem ini bukanlah seorang yang disiplin. Dia itu orang yang plin-plan angot-angotan galau. Maklum kalau malem hang out sampai pagi. Setiap indikator tersebut memberikan signal beli, Trader Dugem tidak selalu mengikuti signal yang diberikan. Kadang iya.. kadang enggak. Kalau orang bilang.. 50:50 (fifty-fifty) dehNah.. dengan kelakuan seperti itu (indikator dengan kualitas 40% dan kemampuan untuk mengikuti signal yang hanya 50:50), hasilnya sudah jelas: Probabilitas dari Trader Dugem untuk memperoleh posisi yang menguntungkan.. hanya menjadi 20%. Artinya.. dari 10 posisi trading.. hanya 2 posisi yang akan memperoleh keuntungan.Trader ABRITrader yang kedua adalah Trader ABRI. Namanya juga ABRI.. (mungkin ini adalah polisi cantik yang habis desersi kemarin itu.. hehehe).. mereka kan terbiasa untuk disiplin. Tapi.. duitnya agak cepak. Maklum.. namanya juga pegawai negeri. Trader ABRI ini kemudian juga membeli indikator dari Dosen Saham. Indikator yang lebih murah. Maharnya adalah sebesar Rp 25 juta. Trader ABRI ini memperoleh indikator yang katanya memiliki akurasi sebesar 30 persen. Artinya: dari 10 signal yang muncul.. hanya 3 yang bakal memperoleh profit.Nah.. dalam aplikasinya Trader ABRI disiplin dalam melakukan transaksi. Dari 10 Signal yang muncul dia bisa mengeksekusi atau mengkonversikan 9 signal menjadi posisi beli. Hanya 1 yang terlewat karena dia harus ke kamar mandi untuk buang air.Indikator dengan kualitas yang lebih jelek, tapi disiplin. Hasil yang diperoleh adalah sebuah probabilitas keuntungan yang lebih tinggi, 27 persen. Hampir 3 kali posisi menang, dari 10 kali transaksi. Probabilitas seorang trader untuk memperoleh keuntungan bisa meningkat, selama trader tersebut disiplin.Trader YeahWell.. namanya saya Trader Yeah Metal Man.. gitu katanya. Trader Yeah ini adalah seorang mahasiswa yang rajin ke toko buku. Dari sebuah buku berwarna hijau yang dibacanya di toko itu (boro-boro beli baca doang gak perlu beli.. hehehe). Tapi dalam buku itu, ada sesuatu yang menarik. Katanya, dengan menggunakan Fibonacci retracment 50%, seorang trader bisa memperoleh akurasi prediksi hingga 70% atau lebih. Trader Yeah mencoba cara ini.Trader Yeah ini adalah seorang yang disiplin dan organized. Maklum.. calon mantu tentara.Hasilnya ternyata jauh lebih baik. Dengan kedisiplinannya, Trader Yeah mengeksekusi 90% dari setiap reversal yang muncul, dan melakukan posisi jual ketika harga mencapai Retracment 50%. Hasilnya ternyata menakjubkan. Dari 10 kali posisi trading yang dilakukan, sekitar 6-7 posisi trading ternyata bisa menghasilkan keuntungan.Probabilitas keuntungan memang bisa meningkat pesat ketika seorang trader memiliki cara prediksi dengan akurasi tinggi, plus kemampuan melakukan eksekusi secara disiplin.So Kalau anda ingin untung anda memang harus memiliki prediksi yang bagus. Anda juga harus disiplin dalam mengeksekusi transaksi.Mampukah kita melakukan hal itu?*bacalah halaman disclaimer sebelum anda melakukan posisi beli atau posisi jualKetika acara Market Outlook Bulanan di Universal Broker hari Sabtu lalu, seorang peserta mendatangi saya dan bertanya:Pak saya seorang newbies (pemodal pemula) yang baru saja melakukan transaksi (beli/jual) saham dalam beberapa bulan terakhir. Karena tidak tahu dimana harus memulai, saya hanya melihat running trade, mencari saham yang menarik, terus masuk (beli) berdasarkan dengan feeling. Ada yang untung sih pak tapi lebih banyak yang nyangkut. Sebenarnya apa sih yang harus dilakukan oleh pemodal pemula seperti saya?Bullish market selalu mengundang pemodal-pemodal baru untuk ikut berpesta didalamnya. Ketika bullish market, kabar-kabar mengenai mudahnya mencari duit di pasar modal memang membuat semua orang ingin nimbrung didalamnya. Mau yang pedagang, karyawan, ibu rumah tangga, bahkan pelajar, semua mencoba untuk meraih kentungan dengan bertransaksi saham. Sebagian memang cukup beruntung untuk bisa meraup keuntungan. Sebagian pulang dengan impas atau hanya rugi sedikit, sebagian lagi pulang dengan kerugian habis-habisan. Sudah rugi, ada hutang pula. Itu kondisi terburuk yang bisa terjadi pada seorang pemodal.Kembali ke pertanyaan yang tadi deh. Setelah memutuskan untuk melakukan keputusan untuk transaksi saham, setelah kita memutuskan untuk transaksi online atau melalui broker, setelah kita memutuskan untuk melakukan transaksi melalui broker yang mana. Keputusan penting apa lagi yang harus dilakukan oleh seorang pemodal pemula agar bisa selamat dari hingar bingar bursa saham ini? Menurut saya, ada tiga buah keputusan penting yang harus diambil oleh seorang pemodal pemula: Pertama: Anda harus memutuskan untuk Trading atau InvestasiTrading itu berbeda dengan investasi. Investasi itu berbeda dengan trading. Maafkan saya karena saya mungkin terlalu sering mengingatkan anda mengenai hal ini. Tapi bener kokkesalahan dasar karena tidak tahu perbedaan antara trading dengan investasi ini adalah predator atau pembunuh pemodal pemula yang paling banyak memakan korban.Contoh klasiknya adalah masalah investasi emas yang beberapa waktu lalu sempat marak dibicarakan orang. Bagi anda yang tertarik dan kemudian langsung membeli emas lantakan, mungkin anda tidak banyak mengalami masalah. Akan tetapi, jika anda kemudian melakukan investasi dengan membeli emas di bursa berjangka. Bisa jadi anda sempat mengalami masalah. Membeli emas di bursa berjangka adalah sebuah posisi margin. Kalau anda membeli emas ketika harga berada di titik tertinggi dan kemudian harga emas kemudian turun hingga titik terendahnya beberapa minggu lalu. Anda mungkin bisa merasakan debaran jantung karena melakukan posisi yang sebenarnya diluar kemampuan anda. Kondisi serupa juga akan anda alami jika anda membeli saham dengan posisi margin (dana yang dipinjamkan oleh perusahaan sekuritas). Bukannya saya melarang, tapi anda harus selalu ingat:Setiap posisi margin adalah posisi tradingkecuali jika anda memang memiliki dana yang cukup untuk menebus (membayar penuh) atas posisi beli yang sudah anda buat.Anda juga bisa menemukan dalam tulisan saya tadi, bahwa dengan mengetahui perbedaan antara trading dengan investasi, maka anda sudah memiliki perbedaan dalam hal: Jangka waktu investasi Sumber dari keuntungan Alat analisis (analisis fundamental, analisis teknikal, atau analisis-analisis lainnya) Tujuan dalam melakukan transaksi, dan masih banyak lagi.Anda bahkan sudah mengetahui bagaimana perlakuan yang harus dilakukan atas posisi nyangkut (apakah harus di cut loss, average down, atau harus diapakan). bagaimana sudut pandang anda mengenai IPO, dan masih banyak lagi.Intinya:kalau anda sudah mengerti aturan dasar dalam bertransaksi, yang pertama kali anda harus ketahui adalah perbedaan antara trading dan investasi.It will saves a lot of life. I tell you lah (pake logat Indihe.. hehehe) Kedua: Mengetahui perbedaan antara Saham Fundamental dengan Saham Non-FundamentalPengetahuan mengenai kondisi dari medan peperangan adalah salah satu kunci dari kemenangan. Dalam melakukan investasi atau trading di pasar modal, saham-saham yang ada di bursa adalah medan peperangannya.Mengetahui bahwa saham itu adalah saham yang berfundamental, ataukah saham itu adalah saham non- fundamental, adalah salah satu kunci dalam memperoleh keuntungan.Mengetahui hal ini, akan membedakan strategi dasar yang akan anda lakukan: apakah anda akan trading, apakah anda akan investasi, apakah anda mau menggunakan margin, apakah anda perlu cut loss, dan lain sebagainya.It solves a lot of things I tell you lah. Ketiga: Keputusan untuk melakukan posisi beli atau posisi jual berdasarkan pendapat sendiri atau pendapat orang lainTake my good advice:ketika anda berkeinginan untuk melakukan posisi investasi/trading berdasarkan pendapat orang lain, BELILAH REKSADANA!!!Ketika melakukan transaksi beli dan jual saham, semua resiko ada ditangan anda. Tidak ada satu orang lainpun yang bersedia menanggung kerugian atas keputusan transaksi yang anda lakukan. Itulah sebabnya, setiap keputusan bertransaksi harus dibuat berdasarkan prediksi dan pertimbangan anda sendiri. ketika anda melakukan positioning berdasarkan prediksi orang lain, anda terekspos terhadap resiko-resiko yang tidak anda inginkan, seperti misalnya, resiko subyektifitas pemberi rekomendasi dan masih banyak lagi yang lainnya.Intinya: Bertransaksilah dengan menggunakan pendapat dan prediksi anda sendiri. Gunakan pendapat / prediksi orang lain sabagai pertimbangan.Its less complicated I tell you laah..Bursa itu seperti sebuah api unggun yang sangat besar, yang menyala ditengah kegelapan malam. Api unggun yang selalu membutuhkan kayu bakar untuk tetap menyala. Api unggun yang selalu memancing minat dari semua yang melihatnya untuk mendekat. Manusia, serangga, binatang pemangsa, untuk selalu mendekat. Apakah anda adalah sepotong kayu bakar yang menjadi bara didalamnya? Apakah anda adalah serangga yang terbakar oleh nyala api ketika anda mendekat? Apakah anda adalah binatang kecil mendekat dan kemudian dimangsa oleh binatang pemangsa yang tengah menunggu kedatangan anda di sekitar api unggun tersebut? Apakah anda adalah seorang manusia ceroboh yang kemudian juga ikut dimangsa oleh binatang pemangsa yang tengah menunggu? Apakah anda adalah seorang manusia rasional yang mendekati api unggun tersebut dengan kewaspadaan? Semua adalah pilihan yang tersedia untuk anda. Yang tidak boleh anda lupa adalah: The name of the game is survival. Menjadi seorang pemenang dengan menjadi predator yang berada di tingkat teratas dari rantai makanan, yang bisa menikmati keuntungan luar biasa dari bertransaksi saham, memang sangat nikmat. Akan tetapi, menjadi seorang, survivor yang bisa keluar dari pertarungan dalam kondisi hidup, menjadi seorang pemodal yang bisa memperoleh keuntungan dari bertransaksi saham, sebenarnya juga sudah cukup. Karena jumlah mereka yang hangus, keluar dari bursa dalam kondisi rugi, jumlahnya jauh lebih banyak.Trading itu, sebaiknya memang dilakukan berdasarkan sebuah trading plan yang jelas. Sehingga semua potensi keuntungan dan kerugian, bisa terlihat jelas sebelum posisi tersebut diambil. Keberadaan dari sebuah trading plan juga membuat proses evaluasi kita menjadi lebih mudah. Kita bisa melihat, apakah sebuah keuntungan (kerugian) itu berasal dari prediksi yang benar (salah), bukan sekedar karena untung-untungan. Selain itu, yang paling penting, kita juga bisa melihat kualitas eksekusi dari prediksi tersebut.Misalnya nih.. Kalau seorang trader melihat resisten di 14.700 di sebuah saham X. Jika resisten tersebut ditembus, maka akan terbuka potensi kenaikan menuju ke level 16.000.Planning: beli ketika resisten tersebut ditembus dengan harapan untuk take profit di harga 16.000.Kenyataannya: trader tersebut melakukan posisi beli ketika harga sudah berada di level 15.300, dan take profit ketika harga sudah berada di level 15.800. Pergerakan harganya ternyata hanya mencapai titik tertinggi di level 15.900, sebelum akhirnya harga turun lagi, kembali ke level 15.500.Dari contoh tersebut dapat kita lihat bahwa: Eksekusinya jelek banget. Dengan resisten di 14.700, posisi Beli ketika resisten tembus yang baik adalah ketika harga masih berada di kisaran 14750 14800, atau maksimal 14900. Jika trader tersebut mau menunggu hingga resisten di level psikologis 15000 ditembus, seharusnya positioning tersebut sudah dilakukan ketika harga berada di kisaran 15050 15150. Posisi beli di 15300, jelas terlalu jauh, meski dari Plan B dadakan ini. Prediksinya tidak bagus. Target ke resisten di 16.000? mengapa harga hanya mencapai level tertinggi di 15900 terus turun? Level 16.000 tidak tersentuh kan? Bagaimana bisa dibilang bahwa prediksinya bagus? Kalau prediksinya bagus, harusnya level 16.000 minimal disentuh dulu dong.. Malah, harusnya, 16.050 harus kejadian dulu. Just to make sure bahwa posisi jual di resisten level 16.000 benar-benar kemakan oleh market.Seorang trader sering kali bilang: Tjoan is Tjoan. Profit is Profit. Bagaimanapun juga itu caranya. Evenlucky shot seperti itu, adalah hal yang normal-normal saja. Gimana tidak, beli di 15.300, jual di 15.800. Gopek tun (Rp500) bo masa nggak bisa dibilang ini adalah cara yang benar?Mungkin iya menurut anda. Tapi kalau saya, saya selalu ingin agar setiap keuntungan yang saya dapat adalah berdasarkan prediksi yang benar dan eksekusi yang tepat juga. Sebagai seorang trader, saya berusaha agar tidak ada kata untung-untungan dalam kamus saya. Karena untung-untungan adalah Judi, dan Judi adalah haram.A good trade is not only rely on good prediction, but also rely on good execution. And a good trading plan can help you make sure that every trade is a good trade.Keputusan yang harus diambil oleh seorang Pemodal Pemula(Newbies)Ketika acara Market Outlook Bulanan di Universal Broker hari Sabtu lalu, seorang peserta mendatangi saya dan bertanya:Pak saya seorang newbies (pemodal pemula) yang baru saja melakukan transaksi (beli/jual) saham dalam beberapa bulan terakhir. Karena tidak tahu dimana harus memulai, saya hanya melihat running trade, mencari saham yang menarik, terus masuk (beli) berdasarkan dengan feeling. Ada yang untung sih pak tapi lebih banyak yang nyangkut. Sebenarnya apa sih yang harus dilakukan oleh pemodal pemula seperti saya?Bullish market selalu mengundang pemodal-pemodal baru untuk ikut berpesta didalamnya. Ketika bullish market, kabar-kabar mengenai mudahnya mencari duit di pasar modal memang membuat semua orang ingin nimbrung didalamnya. Mau yang pedagang, karyawan, ibu rumah tangga, bahkan pelajar, semua mencoba untuk meraih kentungan dengan bertransaksi saham. Sebagian memang cukup beruntung untuk bisa meraup keuntungan. Sebagian pulang dengan impas atau hanya rugi sedikit, sebagian lagi pulang dengan kerugian habis-habisan. Sudah rugi, ada hutang pula. Itu kondisi terburuk yang bisa terjadi pada seorang pemodal.Kembali ke pertanyaan yang tadi deh. Setelah memutuskan untuk melakukan keputusan untuk transaksi saham, setelah kita memutuskan untuk transaksi online atau melalui broker, setelah kita memutuskan untuk melakukan transaksi melalui broker yang mana. Keputusan penting apa lagi yang harus dilakukan oleh seorang pemodal pemula agar bisa selamat dari hingar bingar bursa saham ini? Menurut saya, ada tiga buah keputusan penting yang harus diambil oleh seorang pemodal pemula: Pertama: Anda harus memutuskan untuk Trading atau InvestasiTrading itu berbeda dengan investasi. Investasi itu berbeda dengan trading. Maafkan saya karena saya mungkin terlalu sering mengingatkan anda mengenai hal ini. Tapi bener kokkesalahan dasar karena tidak tahu perbedaan antara trading dengan investasi ini adalah predator atau pembunuh pemodal pemula yang paling banyak memakan korban.Contoh klasiknya adalah masalah investasi emas yang beberapa waktu lalu sempat marak dibicarakan orang. Bagi anda yang tertarik dan kemudian langsung membeli emas lantakan, mungkin anda tidak banyak mengalami masalah. Akan tetapi, jika anda kemudian melakukan investasi dengan membeli emas di bursa berjangka. Bisa jadi anda sempat mengalami masalah. Membeli emas di bursa berjangka adalah sebuah posisi margin. Kalau anda membeli emas ketika harga berada di titik tertinggi dan kemudian harga emas kemudian turun hingga titik terendahnya beberapa minggu lalu. Anda mungkin bisa merasakan debaran jantung karena melakukan posisi yang sebenarnya diluar kemampuan anda. Kondisi serupa juga akan anda alami jika anda membeli saham dengan posisi margin (dana yang dipinjamkan oleh perusahaan sekuritas). Bukannya saya melarang, tapi anda harus selalu ingat:Setiap posisi margin adalah posisi tradingkecuali jika anda memang memiliki dana yang cukup untuk menebus (membayar penuh) atas posisi beli yang sudah anda buat.Anda juga bisa menemukan dalam tulisan saya tadi, bahwa dengan mengetahui perbedaan antara trading dengan investasi, maka anda sudah memiliki perbedaan dalam hal: Jangka waktu investasi Sumber dari keuntungan Alat analisis (analisis fundamental, analisis teknikal, atau analisis-analisis lainnya) Tujuan dalam melakukan transaksi, dan masih banyak lagi.Anda bahkan sudah mengetahui bagaimana perlakuan yang harus dilakukan atas posisi nyangkut (apakah harus di cut loss, average down, atau harus diapakan). bagaimana sudut pandang anda mengenai IPO, dan masih banyak lagi.Intinya:kalau anda sudah mengerti aturan dasar dalam bertransaksi, yang pertama kali anda harus ketahui adalah perbedaan antara trading dan investasi.It will saves a lot of life. I tell you lah (pake logat Indihe.. hehehe) Kedua: Mengetahui perbedaan antara Saham Fundamental dengan Saham Non-FundamentalPengetahuan mengenai kondisi dari medan peperangan adalah salah satu kunci dari kemenangan. Dalam melakukan investasi atau trading di pasar modal, saham-saham yang ada di bursa adalah medan peperangannya.Mengetahui bahwa saham itu adalah saham yang berfundamental, ataukah saham itu adalah saham non- fundamental, adalah salah satu kunci dalam memperoleh keuntungan.Mengetahui hal ini, akan membedakan strategi dasar yang akan anda lakukan: apakah anda akan trading, apakah anda akan investasi, apakah anda mau menggunakan margin, apakah anda perlu cut loss, dan lain sebagainya.It solves a lot of things I tell you lah. Ketiga: Keputusan untuk melakukan posisi beli atau posisi jual berdasarkan pendapat sendiri atau pendapat orang lainTake my good advice:ketika anda berkeinginan untuk melakukan posisi investasi/trading berdasarkan pendapat orang lain, BELILAH REKSADANA!!!Ketika melakukan transaksi beli dan jual saham, semua resiko ada ditangan anda. Tidak ada satu orang lainpun yang bersedia menanggung kerugian atas keputusan transaksi yang anda lakukan. Itulah sebabnya, setiap keputusan bertransaksi harus dibuat berdasarkan prediksi dan pertimbangan anda sendiri. ketika anda melakukan positioning berdasarkan prediksi orang lain, anda terekspos terhadap resiko-resiko yang tidak anda inginkan, seperti misalnya, resiko subyektifitas pemberi rekomendasi dan masih banyak lagi yang lainnya.Intinya: Bertransaksilah dengan menggunakan pendapat dan prediksi anda sendiri. Gunakan pendapat / prediksi orang lain sabagai pertimbangan.Its less complicated I tell you laah..Bursa itu seperti sebuah api unggun yang sangat besar, yang menyala ditengah kegelapan malam. Api unggun yang selalu membutuhkan kayu bakar untuk tetap menyala. Api unggun yang selalu memancing minat dari semua yang melihatnya untuk mendekat. Manusia, serangga, binatang pemangsa, untuk selalu mendekat. Apakah anda adalah sepotong kayu bakar yang menjadi bara didalamnya? Apakah anda adalah serangga yang terbakar oleh nyala api ketika anda mendekat? Apakah anda adalah binatang kecil mendekat dan kemudian dimangsa oleh binatang pemangsa yang tengah menunggu kedatangan anda di sekitar api unggun tersebut? Apakah anda adalah seorang manusia ceroboh yang kemudian juga ikut dimangsa oleh binatang pemangsa yang tengah menunggu? Apakah anda adalah seorang manusia rasional yang mendekati api unggun tersebut dengan kewaspadaan? Semua adalah pilihan yang tersedia untuk anda. Yang tidak boleh anda lupa adalah: The name of the game is survival. Menjadi seorang pemenang dengan menjadi predator yang berada di tingkat teratas dari rantai makanan, yang bisa menikmati keuntungan luar biasa dari bertransaksi saham, memang sangat nikmat. Akan tetapi, menjadi seorang, survivor yang bisa keluar dari pertarungan dalam kondisi hidup, menjadi seorang pemodal yang bisa memperoleh keuntungan dari bertransaksi saham, sebenarnya juga sudah cukup. Karena jumlah mereka yang hangus, keluar dari bursa dalam kondisi rugi, jumlahnya jauh lebih banyak.Happy trading. semoga untung!!!Obyektif dalam mensikapi suatu event(informasi)*Dalam bukunya,Investor Psychology Explained, Martin Pring mengemukakan bahwa berpikir obyektif adalah salah satu syarat yang menentukan keberhasilan dari seorang trader. Begitu pentingnya obyektifitas ini, membuat Martin Pring bahkan mendedikasikan satu bab penuh dalam bukunya tentang betapa pentingnya kita berpikir obyektif. Dengan berpikir obyektif, kita bisa mensikapi permasalahan dengan kepala yang dingin, hati yang tenang. Berpikir obyektif akan membuat kita semakin mudah untuk memperoleh keuntungan.Berpikir obyektif ini membuat kita bisa memberikan reaksi dengan benar terhadap suatu event atau informasi. Sebagai contoh: aksi pemboman oleh teroris yang terjadi di tanah air. Dulu pada awalnya, ketika aksi pemboman pertama kali terjadi di Gedung Bursa Efek Indonesia (dulu Gedung BEJ), IHSG baru kembali ke level sebelum pemboman, sekitar 3 4 bulan setelah aksi pembomban tersebut di lakukan. Ketika bom Bali yang pertama (tahun 2002), IHSG butuh kurang dari sebulan untuk kembali ke posisi sebelum pemboman terjadi. Reaksi dari IHSG untuk kembali ke level sebelum terjadinya kejadian (aksi teroris berupa peledakan bom), semakin hari semakin ringan. Beberapa aksi bom yang terjadi belakangan, koreksi yang terjadi sering kali adalah koreksi yang sifatnya intraday (dalam satu hari perdagangan) dan IHSG hanya ditutup dalam posisi turun tipis, atau bahkan naik. Melihat realita seperti ini, kita boleh bilang seperti ini: aksi teroris beruba peledakan bom, adalah suatu kejadian yang memiliki pengaruh negatif. Tapi, respon pasar tidaklah selamanya negatif. Karena sudah berulang kali terjadi, pasar bisa jadi malah menjadi immune terhadap kejadian-kejadian seperti itu. Pasar kemudian bereaksi secara obyektif melihat kejadian yang terjadi. Jika kejadian tersebut ternyata pengaruhnya kecil, maka pasar tidak akan merespon berlebihan. Pasar tidak lagi panik.Gempa yang terjadi di Jepang, memang sangat mengejutkan. Kalau anda lihat kejadiannya di CNN atau BBC-News pada Jumat siang kemarin, kita bisa melihat bagaimana hebatnya tsunami yang terjadi. Korban sudah pasti berjatuhan. Kita semua larut dalam kesedihan. Akan tetapi, apakah itu harus berarti IHSG bergerak turun? ASII memang menjual produk Jepang. Tapi, apakah ASII 100% import produknya secara jadi dari Jepang? Tidak juga. Apa yang saya baca tadi pagi di sebuah media, untuk Kijang Innova yang terdiri dari ribuan atau bahkan puluhan ribu komponen, hanya 1 komponen yang masih diimpor langsung dari Jepang. IHSG sendiri malah bergerak naik karena pelaku pasar berspekulasi bahwa bencana nuklir di Jepang akan meningkatkan permintaan akan batubara. Tapi, benarkah Jepang memiliki cukup pembangkit listrik bertenaga batubara? Itu yang masih harus kita cari tahu (saya juga belum dapat datanya hingga sore hari ini).Akan tetapi, apa yang terjadi hari ini adalah bukti dari pentingnya berpikir obyektif dalam melakukan trading. Hati kita memang masih penuh dengan perasaan duka. Akan tetapi, pergerakan IHSG (dan juga pergerakan harga) akan tetap mengikuti fakta-fakta yang rasional. Reaksi pasar terhadap suatu event, bisa saja bervariasi, tergantung kondisi dan situasi. Arah IHSG memang masih belum jelas. Arah regional juga masih belum jelas karena indeks Dow Jones Industrial masih belum lepas dari konsolidasi. Tapi semoga saja suport di 3520 3530 tetap bertahan agar potensi kenaikan IHSG ke 3700 3750 masih tetap terbuka.Ketika kita sudah 'Obyektif'...In "Headline"Suport FundamentalSelamat siang.... Bagi rekan-rekan yang ingin mengetahui terlebih dahulu tulisan yang saya kirim ke harian Kontan (untuk dimuat Senin), anda bisa melihatnya pada member area atau dengan mengikuti link berikutIn "Knowledge from The Street"Tembus atau tidak tembus.. that is the question!*Zelamat PaGee dari PT Universal Broker Indonesia, 26 Mei 2014. Selamat pagi.... Hingga akhir minggu lalu, sentimen dari pemilu tetap mengangkat IHSG hingga ditutup tipis dibawah resisten 4975. IHSG kembaliPada tulisan sebelumnya, saya sudah menyampaikan mengenai pentingnya obyektifitas dalam mencerna semua informasi yang datang. Berpikir obyektif ini membuat kita bereaksi yang benar terhadap suatu event atau informasi. Berpikir obyektif ini membuat kita memberikan reaksi yang benar terhadap pergerakan harga.Manfaat lain dari berpikir obyektif adalah:kita bisa melihat subyektifitas dari orang-orang yang ada di sekitar kita.Dalam teknikal analisis, memang terdapat banyak sekali teori yang bisa diterapkan untuk melihat pergerakan harga saham. Akan tetapi, terdapat teori-teori dasar yang digunakan oleh sebagian besar dari pelaku analisis teknikal, orang-orang yang menggunakan analisis teknikal sebagai alat prediksinya. Alat-alat prediksi yang standar ini diantaranya: Trend Suport dan Resisten Pola pergerakan harga Indikator-indikator standar (Stochastics, RSI, MACD) Candlestick ChartingDengan alat prediksi yang standar ini, kita kemudian melihat prediksi atau rekomendasi dari orang-orang yang ada di sekitar kita (saya sebut sebagai Sang Analis sekedar untuk memudahkan): Sang Analis prediksinya apa? Rekomen beli atau jual saham apa? Arah (target price)-nya ke berapa? Apa teori yang digunakan untuk melakukan prediksi tersebut? Rekomendasinya kuat (diulang-ulang) atau biasa saja?Kemudian, kita melihat realitanya pada pergerakan harga setelah Sang Analis tersebut memberikan rekomendasi Apakan harga benar naik setelah Sang Analis itu memberikan rekomendasi beli, atau turun setelah Sang Analis itu memberikan rekomendasi jual? Ataukah harga bergerak sebaliknya?Saya adalah orang yang selalu menekankan (menganjurkan) agar trading (atau juga investasi) sebaiknya dilakukan dengan berdasarkan suatu sistem. Saya melakukan hal ini karena dalam 10 tahun lebih pengalaman saya berkecimpung di pasar modal, saya sudah terlalu banyak melihat orang yang tersapu habis, hanya karena masalah-masalah yang sepele, seperti: tidak tahu perbedaan antara trading dan investasi, tidak tahu perbedaan antara pintar dengan beruntung, tidak disiplin, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, saya selalu menekankan betapa pentingnya sebuah landasan teori yang kuat dalam melakukan rekomendasi. Hasil dari rekomendasi tersebut sebenarnya ada 4 macam: Teori benar, rekomendasi benar (harga bergerak searah dengan rekomendasi)> Bagus Teori salah, rekomendasi benar > Lucky Teori benar, rekomendasi salah (harga bergerak berlawanan dengan rekomendasi)> Unlucky Teori salah, rekomendasi salah > Subyektif (?)Saya tidak pernah kuatir dengan tiga golongan yang pertama. Saya sangat perduli dengan golongan yang terakhir. Rekomendasi yang salah, yang dihasilkan dari teori yang salah, sebenarnya adalah hal yang wajar. Bagaimana kebenaran bisa diperoleh kalau pendekatannya salah? Akan tetapi, kalau orang sengaja memberikan rekomendasi yang salah untuk menyesatkan orang lain, itu sebenarnya yang merupakan permasalahan terbesar. Saya kemudian sering kali melihat: sebenarnya maunya Sang Analis ini apa? Kalau semua itu karena pengetahuan dia yang terbatas, mungkin tidak menjadi masalah. Akan tetapi, kalau itu karena agenda-agenda tersembunyi yang ada di kepala Sang Analis itu? heheheSaya sih yakin, kalau saya ngomong, sebagian kecil orang akan menelan bulat-bulat apa yang saya omongkan. Tapi, sebagian besar yang lain, pasti juga berpikir: ini Pak Tommy maunya apa sih? Mengapa Pak Tommy rekomendasi itu? Jangan-jangan karena dia dan teman-temannya ada posisi? Pikiran-pikiran seperti itu adalah hal yang wajar. Saya juga sering berhati-hati pada orang yang tengah memberikan rekomendasi pada saham yang penggeraknya bukanlah pasar murni (baca tulisan saya sebelumnya mengenai Saham yang penggeraknya pasar). Benarkah rekomendasi itu benar-benar dibuat karena pertimbangan yang obyektif? Atau karena subyektifitas dari analis tersebut? Kalau benar sih tidak masalah. Tapi kalau ternyata salah?Saya juga suka iseng dalam memilih sudut pandang dari suatu permasalahan. Contohnya: Semalam Warren Buffet bilang kalau koreksi yang terjadi di Jepang, adalah kesempatan untuk melakukan posisi beli. Nggak ada yang salah sih dari pernyataan ini. Dia sebagai seorang investor, memang harus melihat untuk jangka waktu yang lebih panjang. Akan tetapi, kalau kita melihatnya dalam kacamata seorang trader: kalau dia ngomong beberapa hari setelah gempa ketika Indeks Nikkei masih dibawah 8000, itu masih bisa dibilang bagus. Kalau kita melihat dalam sudut pandang bahwa seorang Warren Buffet baru saja membeli Lubrizol (sebuah perusahaan pelumas yang hampir 30% pasarnya ada di Asia)?Saya sih percaya akan obyektifitas dari seorang Warren Buffet. Saya juga percaya bahwa trend jangka panjang dari bursa Amerika dan juga Bursa Efek Indonesia memang masih tetap bullish. Akan tetapi, dengan trend jangka menengah dari indeks regional (terutama indeks Dow Jones Industrial), saya memutusan untuk tetap berhati-hati. Kalau nanti ada koreksi lagi, saya percaya bahwa itu adalah kesempatan untuk beli. Akan tetapi, kalau Warren Buffet bilang beli, saya akan bilang: yah saya juga beli tapi nanti kalau harga sudah lebih murah.Jika kita obyektif dalam melihat suatu permasalahan, maka kita bisa melihat subyektifitas dari orang-orang di sekitar kita.Happy trading semoga untung!!!Mengenal Beberapa Model Pergerakan HargaSaham*Posted by Satrio Utomo on August 3, 2013 12 Comments Bagaimana sih cara harga bisa bergerak? Ada orang yang bilang.. bahwa pergerakan harga tergantung dari supply and demand. Ada yang bilang kalau bandar yang gerakin. Ada yang bilang bahwa big player, asing, aseng atau banyak lagi yang lainnya.

Saya menjelaskan model pergerakan harga ini, melalui beberapa model. Dalam setiap model, harga saham digerakkan oleh pihak-pihak, orang-orang, atau faktor-faktor yang berbeda-beda. IHSG movers Model atau Big Caps ModelPada model yang pertama ini, harga bergerak sebagai akibat dari minat dari pelaku pasar terhadap prospek perekonomian Indonesia ditengah percaturan ekonomi dunia dan/atau ekonomi regional Asia. Mereka kemudian masuk ke pasar (baca: beli saham di Indonesia) dengan menggunakan IHSG sebagai benchmark. Karena IHSG adalah sebuah angka indeks yang dihitung dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang, maka saham dengan kapitalisasi yang besar akan berpengaruh lebih besar terhadap pergerakan IHSG. Itu sebabnya, mereka melakukan posisi beli, semata-mata hanya melihat kapitalisasi. Sebagai contoh, bisa dilihat apa yang terjadi dalam bulan Juli 2013 kemarin: BI Rate naik, Inflasi tinggi, tapi asing malah beli saham perbankan (BMRI dan BBRI). Mereka beli saham perbankan bukan karena prospeknya bagus, tapi karena saham-saham itu adalah saham-saham dengan kapitalisasi terbesar.Pelaku pasar: Lebih sering pemodal asing, bisa hedge fund, fund manager reksadana atau dana pensiun, meski pemodal lokal juga bisa dan ada yang melakukan strategi yang serupa.Prediksi pergerakan harga: Relatif mudah karena kita bisa menggunakan prediksi indeks regional sebagai panduan.Event penting yang perlu diperhatikan: release data ekonomi, berita-berita ekonomi (lokal, regional, global).Contoh saham: BMRI, BBRI, ASII, BBCA, UNVR

Blue Chip ModelDalam Blue Chip model ini, penggerak utama pasar adalah rekomendasi analis perusahaan sekuritas. Rekomendasi analis sekuritas ini (terutama dari sekuritas besar, bisa lokal maupun asing), kemudian didengarkan oleh klien dari sekuritas tersebut yang tidak lain adalah dana pensiun, fund manager, investor institusi, big retail, dan juga retail klien mereka. Rekomendasi ini kemudian menggerakkan harga saham sesuai dengan arah rekomendasi. Kalau rekomendasi beli, harga akan naik, rekomendasi jual, harga akan turun. Dalam blue chip model ini, faktor kapitalisasi pasar memang masih memiliki peran yang sangat signifikan karena buat analis sekuritas, mereka harus memperhatikan masalah likuiditas saham serta kapitalisasi yang sering kali menjadi syarat investasi dari klien mereka.Analis-analis tersebut hampir seluruhnya adalah analis yang berintegritas tinggi. Sehingga, pendapat mereka secara umum adalah netral. Benturan kepentingan terkadang bisa saja terjadi (seperti akibat pesanan dari perusahaan, atasan atau kolega), tapi relatif jarang. Analisis sering dibuat dengan niatan terbaik. Meskipun hasilnya (pergerakan harga setelah report tersebut di publish) sering kali tetap saja kedodoran (keluar report beli, malah harga turun, vice versa).Pendorong Utama: Rekomendasi Analis Sekuritas, FundamentalPelaku pasar utama: Fund manager reksadana, dana pensiun, investor institusi.Prediksi pergerakan harga: relatif mudah karena pelakunya adalah pemodal yang rasional.Sifat: Rekomendasi dibuat oleh orang yang tidak punya posisi, sehingga lebih obyektif. Exotic StockExotic stock ini adalah saham dengan kapitalisasi kecil hingga menengah, sering kali berasal dari industri yang kurang begitu mendapatkan perhatian pasar, tapi memiliki model bisnis dan/atau prospek fundamental yang bagus. Saya sebut sebagai Exotic karena dengan fundamental yang bagus, saham ini sering kali harus ditemukan oleh para investor/trader fundamental yang retail, sebelum akhirnya pemodal institusi tertarik untuk turun nyebur, membeli saham ini. Daya tarik utamanya adalah cerita/story yang menarik, sehingga menjadikan para fund manager tertarik untuk memburu saham ini. Yang disebut story disini, bisa saja model bisnisnya yang baru, kinerjanya, rasio-rasio yang menarik (PE atau PBV yang rendah), atau bisa juga saham dengan fundamental kecil, tapi dari industri yang sedang on play (menjadi daya tarik utama pasar).Satu hal yang perlu dicermati disini adalah: karena rekomendasinya berasal dari sesama trader atau investor, mereka ini juga memiliki posisi. Mereka bisa saja sudah beli dulu di harga yang lebih murah, kemudian memberikan rekomendasi kepada anda untuk melakukan posisi beli, diatas harga mereka melakukan posisi beli. Rekomendasi pada saham-saham seperti ini, biasanya subyektif. Bisa berlebihan.. bisa juga tidak tapi tetap saja: subyektif. Jadi.. bisa saja anda masuk ke dalam perangkap mereka: anda beli, ketika mereka jualan. Bisa saja anda masuk ke dalam perangkap mereka.

Pelaku Utama: Investor/Trader fundamental kakap yang rasional dan/atau Private Fund Ekuitas sebagai pelaku awal, kemudian diikuti oleh fund manager reksadana dan institusi.Sumber rekomendasi: Investor/Trader Fundamental, sebelum di ikuti oleh analis sekuritas.Prediksi pergerakan harga: ketika masih dalam fase awal, prediksi teknikalnya relatif sulit. Tapi, ketika volume sudah mulai masuk ke pasar, trend mulai terbentuk, suport resisten mulai bisa terbaca, disitu baru prediksi mulai terasa mudah.Contoh dari saham-saham yang termasuk golongan ini yang pada tahun 2012-2013 ini menjadi sorotan dari pemodal adalah: ULTJ (perusahaan kapitalisasi kecil dengan strong brand), ADES (mendapatkan job untuk membuat air mineral dari Nestley), PNLF (PE rendah), ASRI (peningkatan nilai landbank sebagai akibat dari pembuatan jembatan layang masuk ke kawasan tersebut), dan masih banyak lagi. Model Saham GorenganYang mengalami model pergerakan seperti ini, biasanya adalah saham dengan fundamental seadanya atau bahkan cenderung jelek, atau bisa saja saham dengan fundamental bagus, tapi dengan pemilik yang kuper (kurang pergaulan dan pendidikan). Yang sering, memang saham dengan fundamental jelek, terus dimasukin aset atau dibuat seakan-akan mau ada aksi korporasi, dibuatin rumornya, terus mulai dimain-mainkan harganya. Ketika signal teknikal mulai muncul, trader teknikal mulai masuk. Pada saham ini, peran dari kompor bandar, sangatlah penting. Kompor bandar ini adalah orang-orang yang bekerja sama dengan pelaku utama. Tugasnya adalah memastikan pemodal-pemodal retail yang berpengetahuan rendah, untuk membeli saham itu. Running trade adalah display utama papan dari saham ini. Dengan pergerakan harga yang atraktif mereka memikat minat pada laron-laron pasar modal yang berkeliaran. Terus, setelah pemodal retail ini melakukan posisi beli, mereka juga bertugas agar para pemodal retail ini nyangkut, tetap bertahan pada saham tersebut, ketika bandar atau trader besar yang menjadi penggerak harga.Perilaku kompor bandar ini, sering kali terlihat sangat jelas sehingga saya sering merasa risi. Beberapa trick standar yang sering dilakukan diantaranya adalah:1. memberikan rekomendasi beli dengan alasan fundamental ketika trend harga jangka menengah sudah mulai patah2. berteriak oversold ketika orang mulai berpikir untuk cut loss3. awalnya ngomong teknikal, tapi ketika trend harga mulai berubah menjadi turun, mereka ngomong alasan-alasan fundamental agar para pemodal pemula mau menahan posisi beli dan tidak melakukan cut loss.Kompor bandar akan terus membantu bandar utama agar volume terus masuk ke pasar. Kalau perlu, mereka akan turut mendesain rumor-rumor akan cerita semakin panas. Emiten terkadang juga membantu dengan mengeluarkan bantahan atas rumor tersebut hanya setelah harganya bergerak cukup. Demikian hot-nya cerita ini, terkadang sampai berasa bahwa harga saham ini mulai memasuki pergerakan harga saham tipe kedua. Benar.. beberapa analis fundamental yang tolol, terkadang juga termakan akan skenario ini, dan berpikir bahwa oh.. ada value di saham tersebut, dimana mereka kemudian membuat research report. Padahal.. semuanya sering kali adalah pepesan kosong. Seperti tragedi perusahaan batubara yang baru saja backdoor listing kemarin itu.

Pada saham gorengan ini, korban sudah banyak berjatuhan. Cerita-cerita seperti: tetangga atau teman yang jatuh miskin gara-gara rekomendasi saham di pertemuan di tempat ibadah, trader yang dikerjain teman di sebelahnya padahal setiap hari ketemu dan trading sama-sama, investor yang disedot terus duitnya untuk melakukan posisi beli sedangkan posisi jualnya adalah sang bandar sendiri, rekomendasi ahli saham diatas panggung yang kemudian membatai orang satu ruangan, orang yang pamer kekayaan sana sini ngaku sebagai trader ulung tapi ternyata adalah pembantai berdarah dingin, adalah beberapa lagu lama yang sering kali terjadi secara berulang-ulang. Otoritas bursa bertindak? Well.. selama lebih dari 10 tahun lebih saya di pasar modal, yang sering dijerat adalah orang yang gagal bayar, atau pihak yang tidak lain adalah korban dari proses ini. Aktornya tetap saja melengang dan menjadi orang yang disegani dikalangan pelaku pasar. Aneh.. Tapi.. bukankah penegakan hukum di negara kita juga aneh?So Saham apa yang akan anda mainkan? Sudahkah anda bisa menggolongkan saham tersebut termasuk tipe pergerakan harga yang mana?Saya sih.. sering kali hanya bermain pada saham dengan model pergerakan harga yang pertama atau kedua. Kalaupun kemudian ada sector rotation, saya biasanya hanya berkutat pada saham-saham dengan kapitalisasi terbesar atau setidaknya nomor dua yang ada pada sektor tersebut. Seperti misalnya: kalau yang bergerak adalah cerita properti, saya hanya berani beli di BSDE atau ASRI, kalau konstruksi hanya di ADHI atau WIKA, kalau pakan ternak hanya CPIN, dll. Kalaupun saya tertarik pada saham jenis ketiga, saya hanya akan main dalam volume kecil. Itupun.. saya akan diam-diam saja waktu beli. Tapi ketika jual, saya juga tidak mau bilang terlalu keras atau tulis di blog. Saya takut kalau ada pemodal menganggap bahwa itu adalah rekomendasi dan kemudian mereka masuk. Resikonya terlalu tinggi buat seorang pemodal pemula. Saham tipe pergerakan jenis keempat? Saya sudah memandangnya seperti saham yang haram: saya gak mau menyebutkan namanya, apalagi memainkannya (meskipun terkadang saya juga masih berteman dengan bandar-bandar, kompor bandar, bahkan emitennya hehehe).Jika anda adalah pemodal pemula yang nyangkut..Terus kalau anda sekarang adalah pemodal pemula yang sudah nyangkut. Cobalah anda periksa deh portfolio anda. Isinya cenderung saham yang mana? Kalau saham dengan pergerakan harga tipe pertama atau kedua, mungkin anda masih ada harapan bahwa harga dari saham tersebut, akan kembali ke harga beli anda.. pada suatu hari nanti.. meski itu mungkin waktu yang agak lumayan lama. Kalau posisi nyangkut anda ada pada saham dengan tipe pergerakan harga yang ketiga, anda harus cek dulu ceritanya. Apakah cerita tersebut masih tetap sama, atau sudah berubah? atau malah ada cerita baru? Kalau cerita sudah berubah atau ada cerita lagi yang baru, bisa saja kondisinya berbeda: bisa kembali lebih cepat (kalau cerita barunya lebih bagus), atau malah jadi gak bakal balik ke harga lama karena ceritanya sudah hilang. Kalau saham nyangkut anda termasuk tipe keempat.. well.. anda cek dulu orang-orang yang berkepentingan terhadap saham ini: bandarnya, emitennya, dan juga kompornya masih hidup atau sudah mati?? Kalau ternyata masih hidup.. terus terang.. karena mereka sebenarnya telah berbuat jahat kepada orang banyak.. kita sebaiknya membaca doa embah seperti berikut ini:

Hehehehe.Prinsipnya sebenarnya begini:Pergerakan harga saham itu, pada prinsipnya hanya terdiri dari dua golongan: bisa diprediksi, atau tidak bisa diprediksi. Tradinglah hanya pada saham yang pergerakan harga sahamnya bisa anda prediksi, karena itu akan mempermudah anda untuk mencapai kemenangan, memperoleh profit.Saham Fundamental vs SahamNon-FundamentalPosted by Satrio Utomo on June 14, 2011 9 Comments Dalam beberapa tulisan saya sebelumnya anda mungkin sudah sering membaca dikotomi ini: saham fundamental dan saham non-fundamental. Kok kayanya serem ya: Non-Fundamental Stocks.. saham tanpa fundamental kok kesannya seperti PT yang ada isinya vs PT yang tidak ada isinya atau yang satu PT yang jelas sedang satunya PT yang gak jelas (hehehe sadis banget yak?).. tapi sebenarnya bukan seperti itu.Beberapa waktu yang lalu, saya sudah menjelaskan mengenai betapa pentingnya kita melihat pendapat konsensus dari analis. Konsensus analis ini sebenarnya adalah rata-rata pendapat dari analis fundamental yang melakukan analis atas saham tersebut. Karena itu adalah sebuah angka rata-rata, maka perlu adanya suatu jumlah minimal dari analis agar pendapat yang disampaikan bisa bebas dari subjektifitias. Seperti misalnya, kalau anda sudah membaca buku yang saya tulis, disitu saya menyebutkan bahwa saham yang penggeraknya adalah murni pasar, harus dianalisis oleh minimal 15 orang analis fundamental. Atau anda bisa menggunakan jumlah yang lain. Tapi tetap saja tidak bisa terlalu sedikit. Ini karena sebuah saham yang hanya dianalisis oleh kurang dari 5 orang analis misalnya, sering kali unsur subjektifitas bisa jadi bisa terlihat.Jadi disini sebenarnya asal mula dari istilah saham fundamental dan saham non-fundamental yang sering saya sebutkan.Saham fundamental adalah saham yang dianalisis oleh sejumlah analis fundamental sehingga pergerakan harga sahamnya lebih merupakan pencerminan rekomendasi-rekomendasi yang dilakukan oleh analis fundamental tersebut.Sebuah saham fundamental yang bagus, biasanya dianalisis oleh minimal 15 orang analis fundamental. Akan tetapi, jika kita mempertimbangkan unsur masuknya saham-saham berkapitalisasi besar (terutama GGRM sebagai saham big caps yang paling sedikit menarik analis fundamental), saham yang dianalisis oleh 9 10 orang analis sebenarnya sudah cukup untuk bisa dimasukkan dalam kategori saham fundamental.

Definisi dari saham non-fundamental? Sederhana sih saham yang tidak tergabung dalam saham fundamental, langsung kita masukkan kepada saham non-fundamental.Keuntungan untuk fokus pada saham-saham FundamentalSeorang analis fundamental melakukan rekomendasi berdasarkan perubahan-perubahan fundamental yang terdapat pada emiten. Oleh karena itu, keuntungan yang paling utama untuk fokus pada saham-saham ini adalah: pergerakan harganya bergerak sesuai dengan kondisi fundamental dari perseroan. Artinya: kalau kondisi fundamentalnya bagus, maka harga akan bergerak naik, vice versa.Keuntungan kedua adalah: pergerakan harga sahamnya selalu terlihat rasional. Ini karena setiap pergerakan harga selalu terdapat alasan yang mendasari pergerakan. Dan alasan tersebut, bisa ditemukan pada research report yang dipublikasikan oleh analis tersebut.Keuntungan ketiga: Volume transaksi dari saham-saham tersebut akan selalu ada. Dalam kondisi market seperti apapun, saham-saham ini tidak pernah diam. Selalu ada volume pasar yang mencukupi sehingga kita bisa terhindar dari resiko likuiditas.Selain itu, pergerakan harganya juga mengikuti pergeraan pasar secara keseluruhan. Jadi, jika anda trading dengan strategi Bermain IHSG, maka saham-saham tersebut bakal lebih sering naik turun sesuai dengan pergerakan IHSG.KelemahanAkan tetapi, pemisahan seperti ini bukannya tanpa kelemahan. Beberapa kelemahan yang umumnya terjadi adalah: Analis fundamental lebih mudah memberikan rekomendasi beli dibandingkan dengan rekomendasi jual Analis fundamental lebih mengutamakan saham dengan kapitalisasi besar dibandingkan dengan kapitalisasi kecil Analis fundamental sering harus menunggu fakta fundamental terbaru. Saya masih ingat betul ketika Crash 2008. Saham BUMI bisa meluncur turun dari level 7000-an hingga dibawah level 1000 tanpa adanya rekomendasi fundamental terbaru. Itu karena tidak ada perubahan fakta fundamental terbaru yang terjadi.PenutupSetiap saham sebenarnya memerlukan pendekatan yang berbeda dalam memahami pergerakan harga sahamnya. Ketika kita sudah memisahkan antara saham fundamental dan saham non-fundamental, minimal kita bisa mengetahui apa yang kita hadapi. Bagaimana kita harus bereaksi terhadap laporan keuangan, bagaimana kita harus bereaksi terhadap data konsensus, bagaimana kita harus bereaksi terhadap berita. Atau. apakah kita bisa menggunakan cara-cara normal untuk bereaksi terhadap pergerakan harga(seperti melakukan posisi beli dan jual berdasarkan suport atau resisten), ataukah kita harus menggunakan cara-cara kontrarian.Selain itu, bagi anda yang masih dalam taraf pemula, transaksi sebaiknya memang lebih difokuskan pada saham-saham fundamental karena pergerakan harganya lebih mudah untuk diprediksi dibandingkan dengan pergerakan dari saham-saham non-fundamental.Happy trading semoga untung!!!Valuasi: sebuah sudut pandang dari sisi stick andcarrotPosted by Satrio Utomo on May 31, 2012 6 Comments

Perhatikanlah gambar ini baik-baik. Gambar ini adalah sebuah permainan yang disebut sebagai stick and carrot. Keledai katanya niy, adalah sebuah mahluk yang paling bodoh. Paling sulit untuk dimotivasi. Jika seorang penunggang (Sang Sutradara) ingin membuat seekor keledai bergerak maju,

maka penunggang ini harus mengikatkan wortel (carrot) kepada sebuah tongkat (stick), dan kemudian melambaikannya di depan keledai tersebut. Keledai tersebut akan bergerak maju, karena berpikir dia bisa mencapai carrot. Sang Sutradara tinggal menjaga agar carrot terus berada didepan keledai dan tidak termakan oleh keledai tersebut.Saya jadi teringat, hubungan antara rata-rata valuasi, dengan pergerakan harga saham. Yang pertama adalah saham yang baik. Yang berfundamental bagus, yang pergerakan harganya normal. Penggeraknnya adalah pasar murni. Kondisi valuasi vs harga saham bakal seperti yang ada di gambar dibawah ini:

Anda bisa lihat kan harga saham bergerak naik atau turun. Ketika harga saham bergerak naik, harga saham akan menyentuh valuasinya. Ketika saham fully valued (tervaluasi penuh) harga kemudian turun dibawah valuasinya. Ketika harga sudah turun cukup signifikan, orang yang berminat untuk beli, kembali melakukan posisi beli. Harga kemudian bergerak naik lagi, menuju valuasinya. Kondisi ini terjadi terus menerus dan berulang-ulang. Anda lihat gambar di bawahnya, dimana itu adalah spread (selisih) antara harga saham, dengan rata-rata valuasinya. Anda bisa melihat bahwa harga saham kadang undervalue (berada dibawah titik nol) dan terkadang juga over value (diatas titik nol). Harga terus bergerak dinamis, seiring dengan pergerakan pasar.Problem kemudian muncul kepada saham yang sering saya sebut sebagai non-fundamental stocks. Saya menyebutnya dengan saham yang jahat. Saham dimana pemiliknya lebih menggunakan saham sebagai alat untuk mengeruk likuiditas dari pasar. Pemilik ini kemudian menggunakan angka-angka perusahaan, menggunakan alat-alat fundamental, menggunakan valuasi sebagai carrotnya. Anda bisa lihat kejadiannya di bawah ini:

Harga saham akan selalu terjaga, untuk bergerak dibawah rata-rata valuasinya. Tidak ada minat pemodal rasional untuk melakukan posisi beli. Pemodal yang masuk hanya pemodal yang emosional, yang memandang berita-berita yang mengalir, dan juga valuasinya, sebagai alasan untuk melakukan posisi beli. Pemodal seakan dibuat selalu memandang ke langit. Memandang ke atas. Valuasi serasa seperti sebuah carrot yang tidak pernah tercapai. Yang selalu diayun-ayun ke atas oleh Sang Aktor, yang tidak berharap pemodal itu tidak melakukan posisi jual.. sampai.

Sebuah mobil menabrak keledai tersebut. Pemodal terkena forced sell. Tragis.Hehehe saya jadi teringat beberapa bulan yang lalu. Ada seorang analis senior yang sok bisa fundamental padahal ekonom melakukan kampanye penghasutan mengenai jeleknya analis teknikal. Analis ini sebenarnya saya golongkan sebagai seorang yang sangat bego, sehingga pada dasarnya, pendapat dia selalu saya artikan sebagai sebaliknya. Ketika dia bilang beli, berarti itu saat saya untuk jualan. Ketika dia rekomen jual, berarti saya malah mengambil posisi beli. Ketika dia berpendapat bahwa seorang pemodal sebaiknya hanya mengandalkan 100% fundamental saya cuman berpikir: ooh berarti orang itu memang belum berubah. Masih tetap dalam kecerdasan yang sebelumnya.Ketika kondisi pasar seperti ini, saya jadi teringat oleh dia. Bagaimana bisa kita trading atau investasi dengan hanya mengandalkan 100% fundamental? Anda tanya deh sama orang-orang yang hari ini kena forced sell. Apakah benar saham yang anda pegang telah mengalami perubahan fundamental yang mendasar? Perubahan fundamental yang membuat seorang pemodal harus melakukan posisi jual? Dulu.. ketika BUMI turun dari 8000 ke 400. Apakah ada perubahan fundamental yang berarti?Valuasi itu, kelakuannya seperti model yang saya perlihatkan diatas: Ketika valuasi dilakukan pada saham yang baik, yang tidak hanya berfundamental bagus, tapi juga ada di bursa untuk meningkatkan value perusahaan dengan bersama-sama meningkatkan kesejahteraan pemegang sahamnya. Maka valuasi bisa digunakan sebagai alat untuk alasan dari orang untuk melakukan beli jual saham. Akan tetapi, pada saham yang jahat, dimana pemilik perusahaannya hanya perduli pada kesejahteraan dirinya, valuasi hanya berfungsi sebagai carrot fatamorgana yang tidak bisa disentuh dan dicapai. Pada saham yang jahat, valuasi adalah carrotnya, dan pemodal yang beli, adalah (maaf) keledainya.Anda mau jadi keledai?Saya tidak mau jadi keledai. Oleh sebab itu, saya tidak mau menggunakan 100% fundamental sebagai pertimbangan saya melakukan beli jual saham.Terakhir berikut ini adalah beberapa hal yang menurut saya harus dilakukan oleh seorang trader yang bertanggung jawab:1. Perhatikan arah pergerakan harga, prediksi arah pergerakan harga.2. Beli ketika mau naik, jual ketika mau turun3. Saham, dengan P/E Ratio sekecil apapun dan dengan berita sebagus apapun, bukanlah sesuatu yang menarik jika saham tersebut masih memiliki potensi koreksi yang signifikan.4. Transaksi dengan prediksi sendiri. Gunakan prediksi orang lain sebagai referensi. Jangan gunakan prediksi orang lain karena preferensi resiko dari setiap orang, bisa jadi memang berbeda.Kembali ke artikel awal: Trading untuk PemulaPertanyaan berikut adalah pertanyaan yang paling sering saya dengar belakangan ini:Pak. saya kemarin tertarik untuk membeli saham-saham perbankan karena laba bersihnya naik tinggi. Dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu, kenaikan rata-rata kenaikan laba bersihnya kan tinggi tuh lebih dari 30%. BMRI aja naiknya 88.7%. BBRI naik 51.6%. Beritanya juga lagi bagus. Kita lagi deflasi. Kalau deflasi begini, harga saham kan biasanya naik. Akan tetapi kenapa seminggu terakhir harga sahamnya malah cenderung turun ya? Apa orang Sell On News?Melakukan posisi beli karena berita bagus, adalah suatu hal yang wajar. Hal yang rutin bagi seorang investor retail. Terutama kalau sudah mendengar laba bersih yang naik luar biasa. Data yang dimiliki oleh pelaku pasar tersebut tidak sepenuhnya salah. Data yang saya miliki untuk saham-saham perbankan yang saya amati, bisa anda lihat pada tabel berikut ini:

Perkiraan Konsensus Analis adalah angka rata-rata perkiraan dari sekelompok analis fundamental yang menganalisis suatu perusahaan publik atas suatu data atau angka.Sebagai contoh: Konsensus inflasi adalah rata-rata prediksi inflasi yang dilakukan oleh sekelompok ekonom. Kalau di sisi analisis fundamental emiten, data yang paling penting biasanya adalah konsensus laba bersih, disamping juga konsensus valuasi (rata-rata valuasi atau target harga dari sekelompok analis fundamental).Suatu perusahaan dikatakan berkinerja bagus, apabila pencapaian kinerjanya bisa melampaui atau diatas angka konsensus analis. Suatu angka yang pencapaian yang diatas rata-rata, bisa membuat analis menaikkan prediksi kinerja emiten, dan ini artinya akan menaikkan rekomendasi (upgrade recomendation) dan juga valuasi dari emiten.Sebaliknya, jika kinerja suatu emiten dibawah rata-rata konsensus, maka para analis akan cenderung untuk menurunkan perkiraan kinerja perseoran. Ujung-ujungnya, dia akan menurunkan valusi perseroan. Rekomendasinya juga bisa mengalami penurunan peringkat (downgrade).Pada tabel diatas anda bisa melihat bahwa saham-saham perbankan memang mencatat laba bersih dengan kenaikan yang cukup spektakuler. Akan tetapi, jika anda bandingkan dengan angka rata-rata net income yang diharapkan oleh analis, ternyata kinerja dari emiten-emiten perbankan tersebut masih jauh dari harapan. BBCA, BBTN, BDMN, dan BBNI mencatatkan kinerja yang dibawah ekspektasi. BMRI mencatatkan laba bersih yang diatas ekspektasi. Tapi jangan lupa, kenaikan terbesar dari BMRI berasal dari penjualan saham GIAA (sekitar Rp 1.4 trilyun Rp 2 trilyun). Artinya, jika kita mengeluarkan pendapatan non operasional, kinerja dari BMRI sebenarnya juga dibawah ekspektasi pasar.Penggerak utama dari pergerakan harga, tetap saja rekomendasi dari analis fundamental (baik secara personal, maupun secara berkelompok). Pencapaian laba bersih yang spektakuler, tidak cukup untuk membuat harga bergerak naik. Laba bersih itu harus bisa melebihi ekspektasi untuk bisa membuat analis memberikan rekomendasi beli. Dan tanpa rekomendasi beli bagaimana harga mau bergerak naik?Mencari angka Konsensus LabaBersih*Tulisan saya mengenai bagaimana pengaruh angka konsensus analis terhadap pergerakan harga kemarin, ternyata memunculkan banyak tanggapan berupa pertanyaan: Bagaimana cara mencari angka konsensus tersebut?Paling enak dan paling cepet sih lihat di terminal Bloomberg. Sebagian besar sekuritas yang besar, memiliki fasilitas ini. Akan tetapi, buat investor retail, tentu akan susah untuk ikutan mendapatkannya karena tidak semua orang memiliki akses ke sebuah terminal Bloomberg. Lagian, kalau langganan sendiri, biaya langganan sebesar US$1700 per bulan jelas tidak ekonomis.Solusinya: anda bisa menggunakan data konsensus yang didapat dari http://www.reuters.com.Caranya begini:1. Kita masuk ke menupencarian saham yang ada pada website Reuters.2. Masukkan kode saham yang ingin kita cari ke kolom pencarian. Dalam contoh dibawah, saya mencoba mencari angka konsensus Net Income untuk BMRI. Ingat! Reuters menggunakan penandaan yang agak berbeda untuk kode saham di Bursa Saham Indonesia, yaitu dengan menambahkan kode .JK pada setiap saham. Jika kita ingin mencari saham BMRI, berarti kita memasukkan kode sahamnya sebagai BMRI.JK

3. Pencarian kita sudah menemukan halaman BMRI. Klik kode saham yang tadi anda cari untuk masuk ke halaman detail.

3. Kita kemudian masuk lebih dalam ke halaman Analyst

4. Halaman Analyst ini berisi analisis yang lebih dalam mengenai saham BMRI. Kita bisa scroll ke bawah sedikit, untuk menemukan angka EPS (earning per share/laba per saham).

5. Masalahnya: yang dipublikasikan ke media oleh emiten, sering kali adalah angka laba bersih. Untuk mendapatkan laba bersih, kita harus mengkalikan dengan jumlah saham beredar dari emiten itu. Masalahnya lagi: Data saham beredar itu berbeda disana-sini. Tadinya saya mencoba mencari melalui pencarian emiten yang ada pada website BEI. Akan tetapi, kalau anda merasa pencarian lewat website itu terlalu lama, anda bisa mencari pada jumlah saham beredar yang tersedia untuk asing (foreign available) yang ada pada link ini.Bagaimana kualitas hasilnya?Kualitas hasilnya sih cukup lumayan. Agak berbeda dengan angka yang ada di terminal Bloomberg sih, tapi perbedaanya tidak terlalu signifikan. Perbedaannya sepertinya karena jumlah rekomendasi analis yang dikumpulkan oleh Bloomberg lebih banyak dibandingkan yang dikumpulkan oleh Reuters. Maklum jumlah analisnya memang beda:

Untuk kualitas angkanya dibandingkan dengan yang ada di terminal Bloomberg, bedanya nggak terlalu jauh lah standar deviasinya cuman 2.68%. Artinya, perbedaan dengan angka yang ada di Bloomber sekitar plus atau minus 2.68%. Tidak terlalu besar.So tiada rotan, akarpun jadi. Kalau anda mau melihat angka dari Bloomberg, anda mungkin harus menunggu update dari saya (cuman biasanya edisi lengkapnya biasanya cuman bisa anda peroleh pada Member Area atau jika anda datang ke acara Market Outlook Bulanan di PT Universal Broker Indonesia), atau anda juga bisa membacanya dari report-report dari analis lain. Tapi kalau anda tidak sabar, anda bisa memperolehnya sendiri berdasarkan cara-cara diatas.Selamat mencoba.Arti Deviden bagi seorangPemodalPosted by Satrio Utomo on July 19, 2011 3 CommentsSeorang traders beberapa waktu yang lalu bertanya kepada saya:Pak saya beli saham XXXX karena sebentar lagi saham itu akan membagikan devidennya. Setelah cum dividen, ternyata harga saham turun, dan penurunannya ternyata lebih besar dari pada jumlah dividen yang saya peroleh (udah gitu masih dikurangi pajak lagi). Memang salah ya Pak kalau beli saham itu karena kita ngejar devidennya?Ketika musim pembagian deviden (dividen season) seperti sekarang ini, fenomena seperti ini adalah fenomena yang standar. Seorang traders, yang harusnya cenderung untuk mengambil untung berdasarkan pergerakan harga jangka pendek, mencoba peruntungan dengan melakukan posisi beli berdasarkan informasi dividen (sebuah informasi yang seharusnya lebih bermanfaat bagi seorang investor jangka panjang, yang sudah melakukan hold atas saham itu pada jangka waktu yang lama). Memang sih kalau dilihat dari dividen yield-nya, sering kali memang menarik 3% 5%, atah bahkan hampir 10%. Kalau dipikir memang menarik. Beli, simpan beberapa hari, terus kita bisa bisa mendapatkan return sebesar itu. Tapi ingat juga: kita cuman bisa untung sebesar itu JIKA BISA MELAKUKAN POSISI JUAL PADA HARGA YANG SAMA DENGAN KETIKA KITA MELAKUKAN POSISI BELI (psst.. inget juga.. kita harus bayar pajak dividen juga loh belum lagi ada biaya komisi beli dan komisi jualjadi dividen yield riilnya tentu saja tidak sebanyak itu). Dengan kata lain: kalau g