TINGKAT PENGETAHUAN PETANI TERHADAP DAMPAKNEGATIF PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP
PRODUKSI PADI DI DESA KALUKUANG KECAMATANGALESONG KABUPATEN TAKALAR
FADLI MANSYUR105960104511
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016
i
TINGKAT PENGETAHUAN PETANI TERHADAP DAMPAKNEGATIF PEMAKAIAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP
PRODUKSI PADI DI DESA KALUKUANG KECAMATANGALESONG KABUPATEN TAKALAR
FADLI MANSYUR105960104511
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana PertanianSrata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap DampakNegatif Pemakaian Pupuk Anorganik TerhadapProduksi Padi di Desa Kalukuang KecamatanGalesomg Kabupaten Takalar
Nama Mahasiswa : Fadli Mansyur
Nomor Induk Mahasiswa : 105960104511
Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Kasifah MP Sitti Arwati SP., M.Si
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
Ir.H.M. Saleh Molla, M.M Amruddin, S.Pt., M.Pd., M.Si
iii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul Skripsi : Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap DampakNegatif Pemakaian Pupuk Anorganik TerhadapProduksi Padi di Desa Kalukuang KecamatanGalesomg Kabupaten Takalar
Nama : Fadli Mansyur
Stambuk : 105960104511
Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
SUSUNAN PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Dr. Ir. Kasifah MPKetua Sidang
2. Sitti Arwati SP., M.SiSekretaris
3. Ir, Muh. Arifin Fattah M.SiAnggota
4. Isnam Junais S.TP., M.SiAnggota
Tanggal Lulus : ……………………………………
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
TINGKAT PENGETAHUAN PETANI TERHADAP DAMPAK NEGATIFPEMAKAIAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI DIDESA KALUKUANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
skripsi ini.
Makassar, 26 September 2015
FADLI MANSYUR
105960104511
v
ABSTRAK
FADLY MANSYUR. Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Dampak PemakaianPupuk Anorganik Secara Terus Menerus Terhadap Produksi Padi di DesaKalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Dibimbing oleh KASIFAHdan SITTI ARWATI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi petani terhadapdampak pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus terhadap produksi padidi Desa Kalukuang Kec. Galesong Kab. Takalar.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongKabupaten Takalar selama kurang lebih dua bulan yaitu bulan Mei sampai denganJuli 2015.
Populasi di Desa Kalukuang sebanyak 250 orang, yang penentuan sampelpada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dalampenelitian ini diambil sebesar 10% jumlah sampel atau sebanyak 25 orang.
Hasil penelitian yang dilakukan tentang tingkat pengetahuan petaniterhadap dampak negatif pemakaian pupuk anorganik, Maka dapat disimpulkanbahwa tingkat pengetahuan petani terhadap dampak pemakaian pupuk anorganikdalam meningkatkan jumlah poroduksi di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongKabupaten Takalar termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan nilai persentasesebesar 85,733%. Hal ini di sebabkan petani sudah mengetahui dampak daripemakaian pupuk anorganik namun pemakaiannya masih terus di lakukan, disebabkan petani takut untuk mengalami gagal panen
Kata Kunci : pupuk anorganik, produksi padi.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Khadirat Allah SWT berkat Rahmat dan
Hidayahnya-Lah sehingga skripsi yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Petani
Terhadap Dampak Negatif Pemakaian Pupuk Anorganik Terhadap Produksi Padi
di Desa Kalukuang Kecamatan Galesomg Kabupaten Takalar” Dapat diselesaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Ir.H.M. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. Ir. Kasifah MP, dan Sitti Arwati SP., M.Si selaku pembimbing yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi dapat diselesaikan.
3. Amruddin, S.Pt., M.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar dan seluruh dosen
jurusan agribisnis Fakultas Pertanian.
vii
4. Kedua orang tua ayahanda Mansyur Syam S.HUT dan ibunda Radia, kakak
dan adik tercinta, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan,
baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Takalar khususnya Kepala Desa
Kalukuang Kelurahan Galesong beserta jajarannya yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian di desa tersebut.
6. Sahabat-sahabat saya tercinta yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan dalam pengerjaan skripsi.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Sebagai manusia biasa yang penuh dengan kekurangan serta tidak lupuk
dari kesalahan dan kelemahan penulis menyadari bahwa karya tulis yang sangat
sederhana ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya sangat mengharapkan
segala saran, kritik yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penilisan skripsi ini, semoga karya
tulis ini bemanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak
yang membutuhkan.
Makassar, 26 September 2015
FADLI MANSYUR
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ....................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii
I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusn Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4
2.1 Pengertian Pengetahuan ............................................................... 4
2.2 Pengertian Petani.......................................................................... 7
2.3 Pupuk Anorganik (Kimia) ............................................................ 9
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Anorganik............................. 12
2.5 Dampak Negatif Pupuk Anorganik .............................................. 17
2.6 Dampak Pupuk Anorganik Pada Tanah ....................................... 26
ix
2.5 Kerangka Fikir.............................................................................. 28
III. METODE PENELITIAN................................................................... 30
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian....................................................... 30
3.2 Teknik Penentuan Sampel ............................................................ 30
3.3 Jenis Dan Sumber Data ................................................................ 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 30
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................... 31
3.6 Defenisi Oprasional ..................................................................... 32
IV. GAMBARAN UMUM LOKASO PENELITIAN ............................. 33
4.1 Letak Geografis ............................................................................ 33
4.2 Keadaan Penduduk....................................................................... 33
V. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 38
5.1 Identitas Responden ..................................................................... 38
5.2 Persepsi Petani Terhadap Keberadaan Irigasi .............................. 40
VI. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 45
6.1. Kesimpulan.................................................................................. 45
6.2. Saran............................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Jumlah Penduduk di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongKabupaten Takalar 2015 ......................................................................... 34
2. Mata Pencaharian di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongKabupaten Takalar 2015 ......................................................................... 35
3. Tingkat pendidikan di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongKabupaten Takalar 2015 ......................................................................... 36
4. Umur Responden di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongKabupaten Takalar 2015 ......................................................................... 38
5. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Kalukuang KecamatanGalesong Kabupaten Takalar 2015 ......................................................... 39
6. Luas Lahan Responden di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongKabupaten Takalar 2015 ......................................................................... 40
7. Tingkar Pengetahuan Petani Terhadap Dampak NegatifPenggunaan Pupuk Anorganik di Desa Kalukuang KecamatanPallangga Kabupaten Gowa.................................................................... 41
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka Pemikiran Tingkat Pengetahuan Petani TerhadapPenggunaan Pupuk Anorganik Secara Terus Menerus di DesaKalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015 ................... 29
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Dampak NegatifPemakaian Pupuk Anorganik Terhadap Produksi Padi di DesaKalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar ......................... 47
2. Identitas Petani di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongKabupaten Takalar 2015 ..................................................................... 52
3. Rekapitulasi Data Penelitian Persepsi Petani Terhadap DampakPemakaian Pupuk Anorganik Terhadap Produksi Padi ....................... 53
4. Foto Dokumentasi ............................................................................... 56
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan pupuk kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah
proyek pada masa pemerintahan Orde Baru untuk mendorong produktivitas
pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang diadakan sejak tahun
1990-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada decade 1980-
an. Waktu itu, pemerintah mengkomando penanaman, padi pemaksaan pemakaian
bibit impor, pupuk kimia, dll. Indonesia yang Berjaya saat itu sempat mengalami
swasembada beras. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Berbagai dampak
negatife yang ditimbulkan oleh pemakaian pupuk anorganik yaitu 1). Berbagai
organisme penyubur tanah musnah karena pupuk anorganik, 2).Kesuburan tanah
yang merosot / tandus, 3).Keseimbangan ekosistem tanah yang rusak dan,
4).Terjadi peledakan dan serangan jumlah hama.
Menurut Altieri (2000), pupuk anorganik secara temporer telah
meningkatkan hasil pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang
banyak dengan adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul
akibat adanya degradasi (pencemaran) lingkungan pada lahan pertanian. Alasan
utama kenapa pupuk anorganik menimbulakan pencemaran pada tanah adalah
karena dalam prakteknya banyak kandungan yang terbuang. Disamping itu, fraksi
tanah yang halus lebih mudah tererosi sehingga unsur hara terutama pospor
sebagian besar diserap butir-butir tanah tersebut maka banyak unsur pospor yang
hilang karena erosi. Sebagian besar pospor dalam tanah sukar larut sehingga
2
pospor diangkut ke tempat lain bersama dengan aliran permukaan atau air
infiltrasi Akibat pencemaran dari limbah industri dan pemakaian pupuk anorganik
yang terlalu banyak secara terus menerus menyebabkan unsur hara yang ada di
dalam tanah menurun..
Penggunaan pupuk kimia di kalangan petani khususnya di Desa
Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar masih marak dilakukan
karena petani hanya memikirkan tingat produksi padi yang tinggi. Adanya
persepsi petani yang berbeda-beda membuat petani tetap menggunakan pupuk
kimia secara terus-menerus dan tidak beralih ke pupuk organik. Petani tidak
memikirkan dampak pemakaian pupuk kimia yang berdampak ke lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan ialah bagaimana tingkat pengetahuan petani terhadap dampak
pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus terhadap produksi padi yang
adadi Desa Kalukuang Kec. Galesong Kab. Takalar?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan
Mendasari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai
tujuan yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani terhadap dampak
pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus terhadap produksi padi di
Desa Kalukuang Kec. Galesong Kab. Takalar
3
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Dari penelitian yang dilaksanakan di Desa Kalukuang Kec. Galesong
Kab. Takalar, di harapkan mempunyai kegunaan yaitu memberikan
sumbangan pemikiran bagi petani pada umumnya dan petani padi agar bisa
mengetahui dampak pemakaian pupuk kimia secara terus-menerus
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan
ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman rasa, dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan panca indera. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunkan indera atau akal budinya utuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007).
Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali
kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi
setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Mubarak, 2007)
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat
yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan,
yaitu :
1. Tahu (Know)
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur
bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan.
5
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui
tersebut pada situasi yang lain .
4. Analisa (analisys)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen- komponen
pengetahuan yang dimiliki.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui beberapa faktor yang dapat
digolongkan menjadi dua bagian yaitu cara tradisional dan cara modern
(Notoatmodjo, 2003).
6
1. Cara Tradisional
a. Cara coba–coba (Trial and error). Cara coba coba ini dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecakan masalah, apabila
kemungkinan itu tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain
b. Cara kekuasaan atau otoritas. Prinsip ini adalah orang lain menerima
pendapat yang disampaikan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
menguji atau membuktikan kebenarannya terlebih dahulu baik secara
empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi dapat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
pemecahan permasalahan yang dihadapi pada masa–masa yang lalu.
d. Melalui Jalan Pikiran. Seiring dengan perkembangan kebudayaan
umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini
manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan, baik melalui cara berpikir deduksi ataupun induksi.
2. Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian. Melalui metode
ini selanjutnya menggabungkan cara berpikir deduktif, induktif, dan verifikatif
yang selanjutnya dikenal dengan metode penelitian ilmiah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo
(2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:
7
1. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
2. Media masa / sumber informasi sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-
lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang.
3. Sosial budaya dan ekonomi adalah kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh
orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
buruk.
4. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
5. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu
2.2 Pengertian Petani
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi
sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas
yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil
laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan
dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui petani merupakan
orang yang menjalankan usahatani mempunyai peran yang jamak (multiple roles)
yaitu sebagai manajer, sebagai juru tani dan sebagai kepala keluarga.
8
Petani adalah sebagian dari kelompok masyarakat yang menjalankan
kegiatan usahatani, yakni memanfaatkan permukaan bumi dengan dukungan
energi matahari, suhu dan air untuk tumbuhan dan perkembangan tanaman dan
ternak (Bahrin, 2005).
Peranan pertama dari tiap petani memelihara tanaman dan hewan guna
mendapatkan hasil-hasil yang bermanfaat. Dalam pertumbuhan tanaman ini
mencakup persiapan persemaian, penyebaran benih, penanaman dan
pemeliharaan, sedangkan dalam pertumbuhan hewan mencakup pengaturan
pembiatan ternak.
Di negara-negara maju, seorang petani (sebagai profesi) biasanya
didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki minat kepemilikan tanaman atau
ternak, dan yang menyediakan lahan atau manajemen dalam produksi mereka.
Mereka yang hanya menyediakan tenaga kerja yang paling sering disebut
farmhands. Atau, petani yang mengelola tanah pertanian untuk hadir pemilik
tanah, berbagi panen (atau keuntungan) yang dikenal sebagai petani bagi hasil
atau sharefarmers. Dalam konteks agribisnis, seorang petani dapat hampir semua
orang - dan dapat memenuhi syarat secara legal dibawah kebijakan pertanian
untuk berbagai subsidi, insentif, dan keringanan pajak.
2.3 Pupuk Anorganik (Kimia)
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman
untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun
non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan
9
baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara
suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme.
Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat
ditambahkan sejumlah material suplemen.Pupuk adalah bahan bahan yang
memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat makanan ( hara ) tersebut berupa
unsur kimia yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan
mempertahankan pertumbuhannya Anne Ahira,(2004)
(Lingga, 2000) Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-
pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.
Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara
nitrogen). Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk
tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya
mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan
sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu
unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya.
Penggunaan pupuk anorganik (N,P,K) secara terus-menerus dan berlebihan,
tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk organik menyebabkan tanah menjadi
keras dan produktivitasnya menurun. Pemupukan dengan pupuk anorganik secara
terus-menerus akan menurunkan tingkat kesuburan tanah, misalnya unsur
kaliumdalam pupuk anorganik (N,P,K) merupakan salah satu unsur hara yang
mudah tercuci, sehingga tanah akan kekurangan unsur kalium yang dapat
menurunkan kesuburan tanah (Dinata, 2012).
10
Sejak tahun 1984 pemakaian pupuk buatan (anorganik) oleh petani di
Indonesia nampak sangat dominan untuk meningkatkan hasil pertanian secara
nyata dan cepat. Sebaliknya petani hampir melupakan peranan pupuk organik
karena responnya yang lambat dalam meningkatkan hasil. Salah satu cara yang
dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menerapkan
pertanian organik untuk mencegah semakin merosotnya kesuburan tanah. Faktor
pendukung penting dalam pertanian organik adalah pupuk organik. Pupuk organik
padat lebih banyak dimanfaatkan pada usahatani, sedangkan limbah cair (urine)
masih belum banyak dimanfaatkan
Dalam meningkatkan produksi padi petani harus menggunakan pupuk
sebagai sumber hara yang mencukupi bagi produksi tanaman yang di
budidayakan. Ada dua macam pupuk yang ada yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adalah
pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsur
hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi
kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup
secara wajar. Puuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan
dalam proses fotosintesis. Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk
anorganik digolongkan sebagai berikut :
1. Pupuk Tunggal
Pupuk tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsure
hara sebagai penambah kesuburan. Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P,
dan K.
11
a. Pupuk Nitrogen pupuk yang paling banyak mengandung unsur nitrogen
adalah pupuk urea. Fungsi nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:
Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan
merangsang pertunasan.
Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasad renik)
b. Pupuk Fosforus, unsur fosfor diperlukan dalam jumlah lebih sedikit dari
pada unsur nitrogen. Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit
kalsium fosfat, FePO4, dan AIPO4. Fosforus (P) bagi tanaman berperan
dalam proses:
respirasi dan fotosintesis
penyusunan asam nukleat
pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.
Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan
terhadap kekeringan, dan,
Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko
keterlambatan waktu panen.
c. Pupuk Kalium, Fungsi kalium bagi tanaman adalah:
Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam
tanaman.
Mempercepat metabolisme unsure nitrogen.
Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.
12
2. Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure
hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk
majemuk
yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan
adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3),
ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl).
Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari
jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan
perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis
pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam. Anonim, 2012
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia,
atau biologis. pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan bahan
dalam pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung kandungan yang
diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsure hara
nitrogen terbuat dari urea. Pupuk anorganik sebagian besar bersifat hidroskopis.
Hidroskopis adalah kemampuan menyerap air diudara, sehingga semakin tinggi
higroskopis semakin cepat pupuk mencair.Pupuk anorganik sering digunakan
oleh petani sejak penerapan system revolusi hijau pada jaman Soeharto. Akibat
dari sistem tersebut, ketergantungan pada pupuk anorganik sampai saat ini pada
13
petani. Kelebihan dan kekurangan dalam pemberian pupuk anorganik (Lingga dan
Mansono, 2000) :
a. Kelebihan
Pemberiannya dapat terukur dengan tepat
Hasil cepat terlihat pada tanaman
Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan
yang tepat
Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah banyak
Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit
dibandingkan dengan pupuk organik
b. Kekurangan
Selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat
sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro
Meninggalkan residu ke dalam tanah
Dalam jangka panjang akan merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah
Degradasi unsur hara
Kelebihan kelebihan pupuk anorganik tersebut sudah di ketahui petani di
Indonesia, tetapi kekurangan pada penggunaan pupuk anorganik hambir semua
petani di Indonesia belum mengetahui, karena mereka sampai saat ini juga masih
menggunakan pupuk anorganik secara besar besaran dampak tanah-tanah di
Indonesia rusak dan ketergantungan pupuk anorganik pada petani.
2.4.1. Adapun kekurangan dan kelebihan pupuk urea serta jumlah pupuk yang
digunakan adalah sebagai berikut :
14
a. Kelebihan
Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir
hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam
proses fotosintesa
Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang
dan lain-lain)
Menambah kandungan protein tanaman
Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha
perikanan
b. Kekurangan
Penggunaan urea yang berlebihan akan mengakibatkan pemborosan
biaya usaha tani kita.
Akan merusak tanah
Mengancam kelangsungan hidup mikroorgansme yang berada dalam
tanah
Menjadikan ketergantungan petani terhadap pupuk urea.
Jika pemupukan urea terlalu banyak akan menjadikan tanaman sukulen
sehingga tanaman akan menjadi mudah terserang hama maupun
penyakit.
Tanah bersifat agak asam.
15
Penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang berdekatan akan
mengurangi proses pertumbuhan kecambahdari suatu bibit dan
mengurangi daya serap akar.
c. Jumlah pupuk yang digunakan urea
Tahap pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berusia 7-15 hari
setelah tanam dengan jumlah dosis sebesar 100 kg/ha
Tahap pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berusia 25-30 hari
dengan jumlah dosis 50 kg/ha
Tahap pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berusia 40-45 hari
dengan jumlah dosis 50 kg/ha
2.4.2. Adapun kekurangan dan kelebihan pupuk KCL adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
Memperkuat tumbuh tegak tanaman.
Memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit, hama,
dan kekeringan.
Memperbanyak pertumbuhan pati.
Meningkatkan hasil panen biji-bijian.
Memperkuat ketahanan hasil panen terhadap kemungkinan kerusakan
saat pengangkutan dan penyimpanan.
b. Kekurangan
Karena cepat terurai di alam, sehingga untuk mendapatkan efisiensi
pemupukan yang optimal harus dengan dosis yang tepat
16
Waktu pemupukan harus sering karena pupuk tidak tersimpan lama
dalam media tanah.
Harga relatif tinggi
Dapat menyebabkan ketidak seimbangan unsur hara dalam tanah karena
pemupukan yang tidak berimbang
Dalam pemakaian jangka panjang dapat menurunkan PH tanah
c. Jumlah pupuk yang digunakan KCL
Tahap pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berusia 7-15 hari
setelah tanam dengan jumlah dosis sebesar 50 kg/ha
Tahap pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berusia 25-30 hari
dengan jumlah dosis 50 kg/ha
Tahap pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berusia 40-45 hari
dengan jumlah dosis 50 kg/ha
2.5 Dampak Negatif Pupuk Anorganik
2.5.1. Pupuk Urea
Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.
Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2
CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat
mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat
kering dan tertutup rapat.
17
Kegunaan pupuk urea unsur hara nitrogen yang dikandung dalam pupuk
Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangan, antara lain:
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir
hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam
proses fotosintesa
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan
lain-lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan
Secara umum, manfaat dan fungsi pupuk urea adalah sebagai nutrisi dalam
proses pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, akar, batang, tunas, dan lain
sebagainya. Sedangkan secara praktis, pupuk urea berfungsi sebagai berikut:
1. Membuat daun lebih rimbun, segar, dan hijau.
2. Mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman.
3. Memperbanyak jumlah anakan.
4. Mempercepat pertumbuhan serabut akar.
5. Mempercepat pertumbuhan panjang akar.
6. Meningkatkan pertumbuhan lilit batang.
7. Meningkatkan pertumbuhan tunas baru.
8. Memacu adaptasi perumbuhan tanaman pada kondisi aklimatisasi.
9. Mempercepat sintesis protein dalam tanaman
18
10. Meningkatkan laju fotosintesis.
11. Memperbaiki sifat kimia tanah yang terkait dengan ketersediaan nitrogen
dalam menunjang pertumbuhan tanaman.
kandungan pupuk urea secara global terdiri dari 46% nitrogen dan 54% zat
pembawa (carrier). Hal ini berarti, di dalam 100 kg urea terdapat sebanyak-
banyaknya 46 kg nitrogen tersedia dan 56 kg zat pembawa yang tidak
memberikan efek positif bagi tanaman. Itupun dari 46% nitrogen tersedia yang
terkandung dalam pupuk urea, biasanya hanya separuhnya saja yang dapat
dikonsumsi tanaman, selebihnya nitrogen tersebut hilang karena pencucian
(leaching) oleh air tanah mapun karena penguapan (evaporasi).
Dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pupuk urea adalah
sebagai berikut:
1. Penggunaan urea yang berlebihan akan mengakibatkan pemborosan biaya
usaha tani kita.
2. Akan merusak tanah, dengan pemberian bahan kimia yang berlebih dan
terus menerus akan sangat merusak kesuburan tanah kita. Jika urea
diberikan ke tanah akan mengakibatkan tanah menjadi masam. Tanah yang
masam mengakibatkan penyerapan unsur hara tertentu menjadi terhambat.
3. Akan mengancam kelangsungan hidup mikroorgansme yang berada dalam
tanah
4. Menjadikan ketergantungan petani terhadap pupuk urea. Seperti kondisi
sekarang ini sebagian besar petani seperti kecanduan urea.
19
5. Jika pemupukan urea terlalu banyak akan menjadikan tanaman sukulen
sehingga tanaman akan menjadi mudah terserang hama maupun penyakit.
6. Tanah bersifat agak asam.
7. Penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang berdekatan akan
mengurangi proses pertumbuhan kecambahdari suatu bibit dan mengurangi
daya serap akar.
2.5.2. Pupuk KCl
KCl adalah pupuk yang sangat berguna untuk meningkatkan hasil tanaman
melalui fungsinya yang mampu membantu pertumbuhan organ-organ generatif
seperti biji, buah, dan bunga. Fungsi pupuk KCl tersebut diperoleh dari senyawa
K2O yang terkandung di dalamnya. Berikut ini kami paparkan mengenai
kandungan, manfaat, dan fungsi pupuk KCl bagi tanaman.
Kandungan pupuk KCl terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat pembawa.
Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis, maka perbandingan
antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-beda. Namun secara umum, saat
ini yang ramai ditemui adalah pupuk KCl 80 yang memiliki kandungan zat hara
sebesar 60% dan zat pembawa sebesar 40%. Hal ini berarti dalam 100 kg KCl
terdapat 60 kg zat hara (K2O) dan 40 kg zat pembawa.
Hara yang terkandung dalam pupuk KCl adalah hara kalium yang dapat
diserap tanaman dalam bentuk senyawa K2O. Sebelum dapat diserap, pupuk KCl
pada tanah akan terlebih dahulu terurai menjadi senyawa K2O dan ion Cl++. K2O
bermanfaat untuk pertumbuhan dan penguat daya tahan tanaman terhadap
penyakit, sedangkan ion Cl++ justru merugikan tanaman jika diberikan dalam
jumlah berlebih.
20
Manfaat dan fungsi pupuk KCl , berdasarkan zat hara yang terkandung di
dalam pupuk KCl yaitu K2O, kita dapat mengetahui apa saja manfaat dan fungsi
pupuk KCl. Manfaat dan fungsi pupuk KCl tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperkuat tumbuh tegak tanaman.
2. Memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit, hama, dan
kekeringan.
3. Memperbanyak pertumbuhan pati.
4. Meningkatkan hasil panen biji-bijian.
5. Memperkuat ketahanan hasil panen terhadap kemungkinan kerusakan saat
pengangkutan dan penyimpanan.
Adapun dampak yang diakibatkan dari penggunaan KCl adalah sebagai
berikut:
Karena cepat terurai di alam, sehingga untuk mendapatkan efisiensi
pemupukan yang optimal harus dengan dosis yang tepat
Waktu pemupukan harus sering karena pupuk tidak tersimpan lama dalam
media tanah.
Harga relatif tinggi
Dapat menyebabkan ketidak seimbangan unsur hara dalam tanah karena
pemupukan yang tidak berimbang
Dalam pemakaian jangka panjang dapat menurunkan PH tanah
Dalam arti luas pupuk ialah suatu bahan yang di gunakan untuk mengubah
sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
tanaman. Dalam arti sempit pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau
21
lebih hara tanaman. Pupuk ialah material yang di tambahkan pada media tanam
atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang di perlukan tanaman
sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan
organik ataupun non organic (mineral). (Parman, 2007)
Pemakaian pupuk buatan yang tidak rasional dan secara terus menerus
dapat menyebabkan ketidak seimbangan hara tanah, kerusakan struktur tanah,
penurunan populasi dan keanekaragaman hayati tanah, serta penurunan efisiensi
pemupukan. Keadaan ini tentu saja dapat mengancang keberlangsungan fungsi
tanah sebagai media tumbuh tanaman, dengan kata lain terjadi penurunan
produktifitas tanah. Pupuk memiliki fungsi yaitu sebagai salah satu sumber zat
hara buatan yang di perlukan untuk memenuhi salah satu nutrisi terutama unsure
unsure nitrogen, fosfor, dan kalium, sedangkan sulfur, kalsium, magnesium, besi,
tembaga, seng, dan boron merupakan unsure unsure yang di butuhkan dalam
jumlah yang sedikit.
Dampak dari penggunaan pupuk anorganik menghasilkan peningkatan
produktivitas tanaman yang cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk anorganik
dalam jangka yang relatif lama umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah.
Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadi
asam yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tanaman (Parman,
2007)
Berikut merupakan dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari
penggunaan pupuk anorganik, diantaranya adalah:
22
1. Polusi Air
Nutrisi pada pupuk anorganik, terutama nitrat, dapat mencemari lingkungan
alam dan mengganggu kehidupan manusia jika terbilas oleh air hujan dan
mengalir dari lahan pertanian hingga ke perairan setempat dan air tanah.
Jumlah pupuk anorganik yang masuk ke perairan cenderung sulit untuk
dihitung dan diperkirakan dampaknya secara kuantitatif.
2. Kontaminasi Zat Pengotor
Setiap pupuk anorganik berbahan dasar mineral dapat mengandung zat
pengotor berupa fluorida dan logam berat seperti kadimum dan uranium
tergantung dari di mana dan bagaimana bahan mineral ditambang. Bahan
pengotor tersebut dapat dihilangkan, namun akan meningkatkan biaya
prduksi secara signifikan sehingga tidak dilakukan oleh sebagian besar
industri pupuk. Senyawa pengotor ini dapat mempengaruhi kualitas tanah
hingga meracuni tanaman.
3. Ketergantungan Terhadap Pupuk Anorganik
Petani secara tidak sadar menjadi "kecanduan" pupuk anorganik karena
penggunaan pupuk anorganik secara jangka panjang mematikan organisme
tanah yang bermanfaat sehingga penyediaan nutrisi secara organik tidak
akan secepat tanah biasa. Organisme tanah seperti mikoriza, fungi, dan
berbagai bakteri mampu menguraikan senyawa organik. Ketidakseimbangan
nutrisi tanah akibat pupuk anorganik mematikan sebagian besar organisme
tanah dan menyebabkan peningkatan keasaman tanah.
23
4. Hiangnya Unsur Mikro
Berbagai pupuk anorganik tidak mengandung unsur hara mikro karena
dibuat dalam bentuk murni. Unsur hara mikro ini dapat secara bertahap
menghilang dari tanah karena diserap oleh tumbuhan. Hilangnya unsur
mikro telah dikaitkan dengan studi turunnya kandungan mineral pada buah
dan sayur yang dihasilkan suatu usaha tani. Di Australia, defisiensi seng,
tembaga, mangan, besi, dan molibden menjadi pembatas jumlah hasil
pertanian dan peternakan yang dihasilkan pada tahun 1940 sampai 1950an.
Sejak kejadian ini, nutrisi hara mikro mulai ditambahkan pada produksi
pupuk anorganik. Berbagai tanah di seluruh dunia yang kekurangan nutrisi
seng terkait pula dengan defisiensi seng pada asupan nutrisi manusia yang
hidup di sekitarnya.
5. Pemupukan Berlebih
Pemupukan berlebih dapat berakibat sama buruknya dengan kekurangan
nutrisi. Gejala seperti fertilizer burn terjadi karena pupuk diberikan terlalu
banyak, sehingga menyebabkan daun mengering hingga menyebabkan
kematian tanaman. Tingkat gejala memar terkait dengan indeks kadar garam
pada pupuk dan tanah.
6. Konsumsi Energi Tinggi
Di Amerika Serikat, 317 miliar kaki kubik gas alam dikonsumsi untuk
memproduksi amonia setiap tahunnya. Secara keseluruhan di seluruh dunia,
konsumsi gas alam untuk produksi amonia diperkirakan mencapai 5% dari
total gas alam yang dikonsumsi, yang kurang lebih setara dengan 2% total
24
kebutuhan energi dunia. Amonia diproduksi dengan memanfaatkan gas alam
dalam jumlah besar dengan kebutuhan energi yang tinggi pula untuk
meningkatkan tekanan dan temperatur dalam prosesnya. Biaya pembelian
gas alam memakan biaya produksi amonia sebesar 90%. Peningkatan harga
gas alam tidak terlepas dari peningkatan permintaan komoditas ini untuk
memproduksi pupuk sehingga ikut meningkatkan harga pupuk.
7. Kontribusi Terhadap Perubahan Iklim
Gas rumah kaca (GRK) berupa karbon dioksida, metana, dan nitro oksida
ketiganya dihasilkan dari industri pupuk, baik disengaja maupun tidak.
Metana dan nitro oksida merupakan senyawa gas rumah kaca yang lebih
berbahaya dibandingkan gas karbon dioksida, dan dampak keduanya dapat
disetarakan dengan karbon dioksida. Diperkirakan setiap kilogram amonium
nitrat yang dihasilkan, dua kilogram GRK setara karbon dioksia dilepaskan
oleh industri. Selain itu, pupuk nitrogen yang sudah terlarut ke dalam tanah
mampu dilepaskan oleh bakteri menjadi nitro oksida melalui proses
denitrifikasi. Semakin banyak nitrogen di dalam tanah yang tersedia, laju
proses denitrifikasi menjadi lebih cepat sesuai dengan kesetimbangan kimia.
8. Dampak Terhadap Mikoriza
Tumbuhan tidak lagi bergantung pada mikoriza dalam pemecahan senyawa
organik dan penyerapan nutrisi karena ketersediaan nutrisi lebih banyak
didapatkan dari pupuk anorganik. Hubungan simbiosis ini dapat terlepas dan
mempengaruhi ekosistem tanah secara keseluruhan.
25
9. Eutrofikasi
Pupuk secara umum mengandung senyawa yang mampu mempercepat
pertumbuhan tumbuhan. Eutrofikasi adalah gejala peningkatan laju
pertumbuhan tumbuhan air. Pupuk yang terbilas aliran air permukaan
mampu diserap oleh tumbuhan air dan menyebabkan eutrofikasi. Hal ini
membahayakan perairan karena ketika tumbuhan mati, proses dekomposisi
oleh bakteri yang terjadi di bawah air mampu menyebabkan hilangnya
oksigen dan menyebabkan kebinasaan ikan dan hewan air lainnya. Dan air
mampu berubah menjadi keruh dan berwarna kehijauan (atau merah, coklat,
kuning, tergantung jenis alga yang mengalami eutrofikasi di perairan).
10. Peningkatan Keasaman Tanah
Pupuk organik dan anorganik yang kaya nitrogen dapat menyebabkan
peningkatan keasaman tanah ketika diberikan. Keasaman tanah yang
meningkat mampu mengikat beberapa senyawa nutrisi mikro sehingga
menjadi tidak tersedia bagi tumbuhan untuk diserap. Pengapuran tanah
dapat menurunkan tingkat keasaman tanah.
11. Pencemaran Udara
Konsentrasi emisi metana dunia di dekat permukaan tanah dan di atmosfer
tahun 2005. Perhatikan warna merah pada peta bagian atas menunjukan
lokasi dengan emisi metana terbesar. Emisi metana dari lahan pertanian,
terutama sawah penanaman padi meningkat dengan bertambahnya
penerapan pupuk berbasis amonia. Emisi ini dapat berkontribusi secara
signifikan pada perubahan iklim karena metana merupakan gas rumah kaca
26
yang kuat. Selain metana, nitro oksida telah menjadi gas rumah kaca dengan
kontribusi pemanasan global ketiga di dunia karena meningkatnya
penggunaan pupuk berbasis nitrogen.
2.6 Dampak Pupuk Anorganik Pada Tanah
Alasan utama kenapa pupuk kimia dapat menimbulkan pencemaran pada
tanah karena dalam prakteknya, banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan
pupuk buatan (an-organik) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya zat-
zat organik, merusak keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah, sehingga
menimbulkan berbagai penyakit tanaman.
Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi dan menekan
populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanah yang sangat
bermanfaat bagi tanaman. Lapisan tanah yang saat ini ada sudah parah kondisi
kerusakannya oleh karena pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dan
berlangsung lama, sehingga mengakibatkan:
a. Kondisi tanah menjadi keras
b. Tanah semakin lapar dan haus pupuk
c. Banyak residu pestisida dan insektisida yang tertinggal dalam tanah
d. Mikroorganisme tanah semakin menipis
e. Banyak Mikroorganisme yang merugikan berkembang biak dengan baik
f. Tanah semakin miskin unsur hara baik makro maupun mikro
g. Tidak semua pupuk dapat diserap oleh tanaman.
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk
hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena
27
proseserosi oleh air yang mengalir sehingga kesuburannya akan berkurang. Selain
itu, menurunnya kualitas tanah juga dapat disebabkan limbah padat yang
mencemari tanah. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan
kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan kecelakaan kendaraan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan
sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau
masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.
2.7 Kerangka Pikir
penggunaan pupuk anorganik sudah di lakukan sejak dulu khususnya pada
masa pemerintahan orde baru untuk mendorong produktivitas pertanian yang ada
di Indonesia. Para petani di Desa Kalukuang juga ikut menggunakan pupuk
anorganik tersebut hingga saat ini, pemilihan penggunaan pupuk anorganik karena
pengaplikasiannya sangat mudah dan dapat dengan cepat meningkatkan hasil
produksi pertanian mereka khususnya tanaman padi. Mereka tidak memmikirkan
dampak yang di timbulkan dari pemakaian pupuk anorganik secara terus-menerus,
selain dampak terhadap tubuh manusia yang tidak baik dampak terhadap
28
TingkatPengetahuan Petani
Dampak Negatif PenggunaanPupuk Anorganik
Berdampak PadaTanah
lingkungan juga perlu diketahui karena jika penggunaan pupuk anorganik di
lakukan secara terus-
menerus maka akan berdampak pada tanah dan sedikt demi sedikitaakan
menurunkan hasil produksi padi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema
kerangka fikir di bawah ini.
Skema kerangka pemikiran
Gambar 1. Skema kerangka fikir penelitian Tingkat Pengetahuan petani terhadapdampak pemakaian pupuk secara terus menerus terhadap produksipadi di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar
Berdampak PadaProduksi
29
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Mei
sampai bulan Juni 2015 di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten
Takalar dengan pertimbangan di desa ini para petani menggunakan pupuk
anorganik sebagai peningkatan hasil pertanian.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi di Desa Kalukuang sebanyak 250 orang, yang penentuan sampel
pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dalam
penelitian ini diambil sebesar 10% jumlah sampel atau sebanyak 25 orang.
3.3 Jenis dan Sumber Data
a) Data primer merupakan data yang diperoleh secara wawancara langsung
kepada petani padi sebagai responden
b) Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau lembaga
yang ada kaitannya dengan penelitian ini yaitu monografi daerah tempat
penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid dan mampu menggambarkan populasi
maka digunakan teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
30
a. Observasi adalah tehnik pengambilan data yang dilakukan dengan melihat
secara lansung kondisi di lapangan yang ada kaitannya dengan informasi
penelitian.
b. Wawancara, tehnik wawancara dilakukan dengan menggunakan kuisioner
penelitian secara langsung dengan petani responden yang berhubungan
dengan penelitian ini.
c. Dokumentasi adalah dengan cara penulis melakukan penelitian terhadap
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui persepsi petani
terhadap pennggunaan pupuk anorganik adalah analisis ditentukan berdasarkan
indikator skala likert dengan memberi nilai jawaban pada setiap item pertanyaan
yakni nilai 3 untuk jawaban (a), nilai 2 untuk jawaban (b), nilai 1 untuk jawaban
(c).
Kemudian data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan rumus persentase
nilai (Padmowiharjo,2004):
Dengan skala pengukuran likers yang dikemukakan oleh Arikunto (2002) yaitu:
a. 68% - 100% dinilai tinggi
b. 34% - 67% dinilai cukup
c. 0% - 33% dinilai kurang
Total nilai yang diperoleh
Nilai maksimum yang dapat dicapaix 100%Tingkat Pengetahuan =
31
3.6 Definisi Oprasional
a. Pengetahua adalah sesuatu yang diperoleh manusia melalui pengamatan panca
indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunkan indera atau akal
budinya utuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya
b. Petani adalah orang yang melakukan usahatani padi
c. Pupuk adalah unsur hara yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman
sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa
bahan organik ataupun non-organik (mineral), misalnya untuk pupuk
organik meliputi kompos dan pupuk kandang, dan untuk pupuk anorganik
meliputi Urea, KCl, NPK, Za, dan lain sebagainya.
d. Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik yang telah
dikomposkan, pupuk anorganik disebut juga sebagai pupuk pabrik, antara
lain adalah Urea, KCl, NPK, Za dan lain sebagainya.
e. Dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia umumnya berakibat buruk
pada kondisi tanah. Baik secara fisik, kimia, maupun biologi.
32
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Desa Kalukuang merupakan salah satu dari 14 Desa di wilayah Kecamatan
Galesong yang terletak 1 km dari Kota Kecamatan. Desa Kalukuang mempunyai
Luas wilayah seluas + 2.500 Hektar dan secara administrative memiliki 5 Dusun ,
yaitu :
- Dusun Kalukuang
- Dusun Salewatang
- Dusun Bontojai
- Dusun Panrannuanta
- Dusun Jempang
Memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Bontosunggu
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Parasangan Beru
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Galesong Baru
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Palalakkang
4.2 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya suatu
wilayah dan sekaligus sebagai aset atau modal bagi suksesnya pembangunan di
segala bidang kehidupan. Olehnya itu kehadiran dan peranan sangat menentukan
bagi perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun dalam skala
33
besar. Untuk mengetahui keadaan penduduk Desa Kalukuang dapat dilihat dari
segi umur, jenis kelamin, dan pendidikan dan mata pencaharian.
4.2.1. Penduduk Berdasarkan Kelafikasi Umur dan Jenis Kelamin
Desa Kalukuang mempunyai luas wilayah + 2.500 Ha dan terdiri dari 5
(lima) Dusun dengan mayoritas penduduknya adalah bermata pencaharian petani,
dengan jumlah penyebaran penduduk sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Jenis Kelamin di Desa KalukuangKecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.
No Nama Dusun LuasWilayah
(Ha)
Laki-Laki Perempuan JumlahJiwa
1. Jempang 525 433 430 8632. Panrannuanta 475 310 320 6303. Bontojai 678 197 188 3854. Salewatang 502 197 221 4185. Kalukuang 320 185 197 382
Jumlah 2.500 1.322 1.356 2.678Sumber: Kantor Desa Kalukuang, 2015
Jumlah penduduk di Desa Kalukuang sebanyak 2.678 jiwa dengan jumlah
693 kepala keluarga.
4.2.2. Mata Pencaharian
Desa Kalukuang sesuai potensinya sebagai Desa yang berbasis pertanian
mengalami perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun semakin membaikBerikut
perbandingan persentase jenis mata pencaharian penduduk.
34
Tabel 2. Mata Pencarian Masyarakat di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongSelatan Kabupaten Takalar
Mata Pencaharian Juumlah (Orang) Presentas (%)Petani 1.193 50Nelayan 367 13,4Peternak 15 0,5Wiraswast 295 10PNS 121 5TNI/POLRI 6 0,2Karyawan swasta 35 1,1Pedagang Keliling 85 3Bidan Swasta 2 0,1Pensiunan PNS 7 0,2Pengusaha Kecil/Menengah 45 1,3Dukun Terlatih 2 0,1Pengusaha Besar 3 0,1Tukang Kayu 18 0,8Tukang batu 79 2Tukang Ojek 10 0,2Tidak bekerja 395 12
Jumlah 2.678 100
Sumber: Kantor Desa Kalukuang, 2015
Mata pencaharian masyarakat di Desa Kalukuang ummnya adalah seorang
petani dengan jumlah 1.193 orang, setengah dari masyarakat di desa tersebut
berprofesi sebagai petani yang sangat membantu disektor pertanian khususnya di
Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.
4.2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Kalukuang cukup bervariasi, mulai dari
taman kanak-kanak samoai dengan sarjana dapat dilihat pada tabel berikut:
35
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongSelatan Kabupaten Takalar
No Nama Dusun PraSekolah SD/MI SMP/MTs SMA/SMK Sarjana TK
1 Jempang 131 110 287 102 21 252 Panrannuanta 106 102 253 48 15 113 Bontojai 97 91 223 62 16 94 Salewatang 104 97 231 58 9 45 Kalukuang 99 85 217 54 6 5
Jumlah 537 485 1.211 324 67 54Sumber: Kantor Desa Kalukuang, 2015
Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar cukup baik karena rata-rata penduduk berpendidikan, dapat
dilihat pada tabel diatas, dengan masyarakat dapat melulusi SMP sampai dengan
Sarjana
36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Identitas petani responden yang diuraikan berikut mengambarkan
keragaman petani responden dari beberapa aspek yaitu umur, tingkat pendidikan,
pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah luas lahan.
Identitas seorang responden akan sangat membantu dalam proses penelitian
karena dapat memberikan informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam
peningkatan usahataninya. Petani merupakan orang yang melakukan usaha dalam
pemenuhan kebutuhannya di bidang pertanian. Untuk memperoleh informasi
tentang usahatani yang diusahakannya, maka identitas petani responden
merupakan salah satu hal penting yang dapat membantu kelancaran proses
penelitian.
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai identitas petani responden
yang meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah
tanggungan keluarga dan luas lahan.
5.1.1 Umur
Umur sangat mempengaruhi pendapatan seseorang petani karena dikaitkan
langsung dengan kekuatan fisik, sehingga berhubungan dengan pengambilan
keputusan. Responden yang berumurmudah relatif cenderung mempunyai
kemampuan fisik yang lebh baik, dibandingkan dengan responden yang berumur
37
tua. Petani responden dalam mengelolah usahataninya memiliki tingkat umur
yang berbeda-beda unuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Umur Responden di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong KabupaenTakalar.
Kelompok Umur(tahun)
Jumlah Responden(orang)
Persentase(%)
23-2627-3031-3435-3839-4243-45
325546
12820201624
Jumlah 25 100sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa umur responden terbanyak
berdasarkan umur adalah 43-45 tahun yaitu sebanyak 6 orang sedangkan yang
paling sedikit adalah tingkat umur 27-30 tahun yaitu sebanyak 2 orang.
5.1.2 Pendidikan Petani
Tingkat pendidikan responden juga ikut mempengaruhi pola pengolaan
usaha tani. Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan pola pikir petani dalam
berusahatani. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang pernah diperoleh
responden, semakin tinggi pula tingkat pengetahuan responden terhadap
teknologi. Untuk lebih jelasnya mengenai rincian petani responden berdasarkan
tingkat pendidikan formal dapat dapat di lihat pada Tabel 5.
38
Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Kalukuang KecamatanGalesong Kabupaten Takalar.
Tingkat PendidikanJumlah Responden
(orang)Persentase
(%)SDSMPSMA
1573
602812
Jumlah 25 100sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal
petani responden di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar
tergolong rendah yakni terdapat 17 orang sekolah dasar, 7 orang telah
menamatkan pendidikan formalnya di sekolah lanjutan pertama. Sedangkan yang
telah mengecap pendidikan lanjutan atas sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan petani responden di Desa Kalukuang Kecmatan
Galesong Kabupaten Takalar masih tergolong rendah.
5.1.3 Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani dapat dilihat dari lamanya seorang petani dalam
mengelolah usahanya. Semakin lama petani menggelolah usahanya, maka akan
semakin banyak pengalaman yang mereka miliki. Pada umunnya, petani yang
memiliki pengalaman berusahatani yang cukup lama cenderung memiliki
kemampuan berusahatani yang lebih baik. Pengalaman dalam berusahatani erat
kaitannya dengan tingkat keterampilan seorang dalam berusaha. Karena umunnya
petani yang berpengalaman kemudian ditunjang dengan pendidikan yang cukup.
Maka petani tersebut akan lebih terampil dalam mengelolah usahataninya.
Komposisi petani responden yang didasarkan pada pengalaman dalam
berusahatani, dapat dilihat pada Tabel 6
39
Tabel 6. Pengalaman Petani Responden di Desa Kalukuang KecamatanGalesong Kabupaten Takalar
Pengalaman Berusahatani(tahun)
Jumlah (orang) Persentase (%)
2-56-9
10-1314-1718-2122-26
359224
1220368816
Total 25 100sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani antara 14 –
17, 18 – 21 tahun terdapat masing-masing 2 orang atau dengan persentase masing
8%. Responden yang memiliki pengalaman berusaha tani 2 – 5 berjumlah 3 orang
atau 12%. dan 6 – 9 tahun berjumlah 5 orang atau 20%, pengalaman 10 – 13 tahun
berjumlah 9 orang atau 36%, pengalaman 22 – 26 tahun berjumlah 4 orang atau
16 %.
5.2 Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Dampak Penggunaan Pupuk
Anorganik
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan panca indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunkan indera atau
akal budinya utuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya.
40
Tabel 7. Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Dampak Pupuk Anorganik diDesa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015
No Persepsi PetaniNilai
Observasi
Nilai
Harapan
Persentase
(%)Kategori
1
Rutin menggunakan pupukanorganik Penggunaan pupukanorganik membantu dalamusahatani
75 75 100 Tinggi
2Lama menggunakan pupukanorganik
69 75 92 Tinggi
3Sumber air dilingkungantercemar
50 75 66,67 Cukup
4Pengetahuan petani tentang zatpengotor yang terkandum dalampupuk anorganik
57 75 76 Tinggi
5Ketergantungan terhadappupuk anorganik
75 75 100 Tinggi
6 Unsur mikro 75 75 100 Tinggi7 Pemupukan secara berlebihan 60 75 80 Tinggi8 Melakukan pengapuran tanah 44 75 58,67 Cukup
9Dampak negatif pupukanorganik
70 75 93,33 Tinggi
10 Dampak pada tanah 75 75 100 TinggiJumlah 650 750 866,67 Tinggi
Rata-Rata 65 75 86,667 Tinggisumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015
Tabel 7 menunjukkan persepsi petani terhadap dampak penggunaan pupuk
anorganik di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, berikut
penjelasan tabel diatas
Rutin menggunakaan pupuk anorganik termasuk dalam kategori tinggi yaitu
dengan nilai presentase sebesar 100% karena hampir setiap musim tanam, petani
didesa Kalukuang menggunakan pupuk kimia dengan alasan lebih mudah dan
murah dalam mengaplikasikannya.
Lama menggunakan pupuk anorganik termasuk dalam kategori tinggi yaitu
dengan nilai presentase sebesar 92% karena sebagian besar petani di Desa
41
Kalukuang sudah rata-rata 26 tahun menggunakan pupuk anorganik bahkan
mereka sudah tergantung dengan penggunaan pupuk anorganik yang dapat
meningkatkan hasil produks padi yang bisa menguntungkan petani.
Sumber air dilingkungan tercemar termasuk dalam kategori cukup yaitu
dengan nilai presentase sebesar 66,67% dapat dilihat dari sumber air yang terdapat
disekitar persawahan yang fisik air tersebut terlihat keruh dan berbau, dimana air
tersebut tidak layak untuk digunakan.
Pengetahuan petani tentang zat pengotor yang terkandum dalam pupuk
anorganik termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai presentase sebesar
76% dimana beberapa petani sudah banyak yang mengetahui tentang zat pengotor
yang terkandung dalam pupuk anorganik, karena petani sering mengikuti
penyuluhan tentang dampak pupuk anorganik.
Ketergantungan terhadap pupuk anorganik termasuk dalam kategori tinggi
yaitu dengan nilai presentase sebesar 100% karena pupuk anorganik sudah sejak
lama digunakan dan dikenal petani di Desa Kalukuang sehingga mereka sudah
tergantung dengan pupuk anorganik, selain itu pupuk anorganik murah dan mudah
diaplikasikan serta pertumbuhan tanaman jauh lebih cepat tumbuh jika
dibandingkan dengan pupuk organik.
Unsur mikro termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai presentase
sebesar 100% karena kebutuhan tanaman akan hara mikro sangat penting dan jika
hanya hara mikro dari dalam tanah tidak cukup untuk hara yang dibutuhkan oleh
padi sehingga pupuk yang digunakan harus mengandung unsur mikro.
42
Pemupukan secara berlebihan termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan
nilai presentase sebesar 80%. Petani sudah cukup paham tentang dampak apa saja
jika pemupukan dilakukan secara berlebihan. Karena seringnya petani mengikuti
penyuluhan tentang dampak penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan
Melakukan pengapuran tanah termasuk dalam kategori cukup yaitu dengan
nilai presentase sebesar 58,67% dimana masih ada beberapa petani yang tidak
melakukan pengapuran pada tanah padahal perlakuan tersebut sangat penting
untuk mengurangi keasaman tanah akibat penggunan pupuk anorganik.
Dampak negatif pupuk anorganik termasuk dalam kategori tinggi yaitu
dengan nilai presentase sebesar 93,33% dimana petani sudah sadar akan dampak
negatif yang akan ditimbulkan oleh pupuk anorganik, tetapi petani tetap
menggunakannya karena petani hanya melihat ke dampak positifnya saja
sedangkan tidak memperhatikan dampak negatifnya.
Dampak pada tanah termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai
presentaase sebesar 100% karena persawahan petani jika tidak dilakukan
pengelolaan lahan ,tanah akan mengeras dan retak-retak jika dilihat dari segi
fisiknya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata persentase
tentang persepsi terhadap penggunaan pupuk anorganik pada petani responden di
Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar termasuk dalam
kategori tinggi dengan nilai observasi rata-rata sebesar 65 dengan persentase rata-
rata sebesar 86,667%.
43
VI. KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpukan
bahwa persepsi petani terhadap pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus
dalam meningkatkan jumlah produksi di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai persentase
sebesar 86,667%. Hal ini di sebabkan petani sudah mengetahui dampak dari
pemakaian pupuk anorganik namun pemakaiannya masih terus di lakukan, di
sebabkan petani takut untuk mengalami gagal panen.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitan yang di lakukan di Desa Kalukuang Kecamatan
Galesong Kabupaten Takalar maka adapun saran-saran sebagai berikut :
a. Mulai beralih menggunakan pupuk organik untuk mendapatkan hasil
produksi yang lebih sehat dan dapat menjadikan pertanian berkelanjutan.
b. Diperlukan dukungan serta bantuan penyuluh untuk memberikan
penyuluhan tentang dampak penggunaan pupuk anorganik secara terus
menerus agar petani mulai beralih sedikit demi sedikit menggunakan
pupuk organik.
DAFTAR PUSTAKA
Anne,A, 2004. Pertanian dan Perkebunan Mengenal dan Merawat. Kanisius:Yogyakarta
Alteri, 2000. Pemakaian pupuk buatan https://ilmuwan muda.wordpress.com/pencemaran-tanah-oleh-pupuk. Diakses pada tanggal 30 April 2015
Anonim, 2012. Pupuk Tunggal dan Majemuk. http://penerapan-pupuk-praktisDiakses pada tanggal 30 April 2015
Arikunto, 2002. Skala Liker. https://fathirphoto.wordpress.com/2013/09/24/cara-menghitung-skala-likert Diakses pada tanggal 30 April 2015
Bahrin, 2005. Pengertian Petani. https://tanahmenangis.com/2013/10/07/pengertian-petani-dalam-perspektif-sosiologis.html Diakses pada tanggal 30April 2015
Dinata, 2012. Dampak Penggunaan Pupuk. http://www.wedaran.com/6183/dampak-pupuk-sintetis-terhadap-lingkungan. Diakses pada tanggal 30April 2015
Lingga dan Marsono.2000. Kelebihan dan Kekurangan Pupuk Anorganik.https://jonnikerinci.wordpress.com/keuntungan-dan-kerugian-penggunaan-pupuk-organik-kompos di akses pada tanggal 30April 2015
Meliono. 2007. MPKT modul 1. Jakarta: Lembang penerbitan FEUI.
Mubarak, Wahid Iqbal,dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Metode PengantarProses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmojo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu PerilakuKesehatan. Yogyakarta: Andi offset.
Robbins, 2003. Mengenal Arti Persepsi. https://veeweee.wordpress.com/2012/02/02apa-itu-persepsi.html. Diakses pada tanggal 30 April 2015
Lampiran 1. Persepsi Petani Terhadap Dampak Negatif Pemakaian PupukAnorganik Terhadap Produksi Padi di Desa Kalukuang KecamatanGalesong Kabupaten Takalar
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Usia :
Pendidikan :
Lama Berusahatani :
Luas lahan :
B. PERSEPSI PETANI TENTANG PUPUK ANORGANIK
1. Apakah Bapak/Ibu rutin menggunakan pupuk anorganik dalam budidaya
padi?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
2. Apakah Bapak/Ibu sudah lama menggunakan pupuk anorganik dalam
budidaya padi ?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
3. Apakah air dilngkungan Bapak/Ibu tercemar akibat penggunaan pupuk
anorganik?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang zat pengotor yang terkandung dalam
pupuk anorganik?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
5. Apakah Bapak/Ibu mengalami ketergantungan terhadap pupuk anorganik ?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
6. Apakah pupuk pupuk anorganik yang digunakan Bapak/Ibu mengandung
unsur mikro?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
7. Apakah Bapak/Ibu mengetahui dampak pemberian pupuk secara berlebihan?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
8. Apakah Bapak/Ibu rutin melakukan pengapuran tanah untuk mengurangi
keasaman tanah?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
9. Apakah Bapak/Ibu mengetahui dampak negatif terhadap pemakaian pupuk
anorganik?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
10. Apakah Bapak/Ibu mengetahui dampak penggunaan pupuk anorganik
terhadap tanah?
a. Ya (3)
b. Cukup (2)
c. Tidak (1)
Alasannya:
Lampiran 2. Identitas Petani Responden di Desa Kalukuang Kecamatan GalesongKabupaten takalar
No Nama Umur Pendidikan JumahTanggunga
LuasLahan
1 Lasang Tiro 31 SD 4 0.502 Syahrir Timung 33 SLTA 4 0.503 Asdar 23 SLTA 3 0.454 A Dg Tutu 43 SLTP 5 0.405 N Dg Lotteng 45 SD 5 0.356 K. Awino 45 SD 6 0.257 Dg Tayang 44 SD 4 0.508 Kade 25 SLTA 5 0.449 G Dg Buang 33 SLTP 6 0.50
10 G. ewa 43 SD 5 0.4411 J. Sibali 34 SLTP 4 0.5012 S. Rowa 34 SD 5 0.4513 S. Ruppa 39 SLTP 6 0.3514 A. Situju 39 SD 3 0.2515 B. Imba 44 SLTP 4 0.3516 Dg Toto 40 SLTP 5 0.4017 Moddino 26 SD 4 0.4518 Dg Lala 42 SD 4 0.4419 Arifin Nuntung 27 SD 5 0.4420 Jufri Sigollo 35 SLTP 4 0.3521 Sattu 37 SD 4 0.3522 R. Rate 30 SD 6 0.3523 T. Erang 37 SD 6 0.4024 Kulle 35 SD 4 0.3525 Lengu 38 SD 6 0.35
Jumlah 902 117 10,11Rata-rata orang 36 4 0,4044
Lampiran 3. Rekapitulasi Data Penelitian Persepsi Petani Terhadap Dampak Pemakaian Pupuk Anorganik Terhadap Produksi Padi
NoResponden
Persepsi Petani Terhadap Dampak Pemakaian Pupuk Anorganik Terhadap Produksi Padi1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 32 3 3 2 2 3 3 2 2 3 33 3 3 2 2 3 3 2 2 3 34 3 3 2 2 3 3 3 2 3 35 3 3 2 2 3 3 3 2 3 36 3 3 2 3 3 3 3 2 3 37 3 2 2 2 3 3 3 2 3 38 3 3 2 2 3 3 3 1 2 39 3 2 2 3 3 3 2 2 3 310 3 3 2 3 3 3 3 2 3 311 3 2 2 3 3 3 2 1 3 312 3 2 2 2 3 3 2 1 2 313 3 3 2 2 3 3 2 1 2 314 3 3 2 2 3 3 2 2 2 315 3 3 2 2 3 3 3 2 3 316 3 3 2 2 3 3 3 1 3 317 3 3 2 2 3 3 2 2 3 318 3 3 2 2 3 3 3 1 3 319 3 2 2 2 3 3 3 2 3 320 3 2 2 3 3 3 2 2 3 321 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3
22 3 3 2 2 3 3 2 2 2 323 3 3 2 3 3 3 2 2 3 324 3 3 2 3 3 3 2 2 3 325 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3
Jumlah 75 69 50 57 75 75 60 44 70 75Rata-Rata 3 2,72 2 2,28 3 3 2,4 1,76 2,8 3Persentase 100% 92% 66,67% 76% 100% 100% 80% 58,67% 93,33% 100%
Keterangan :
1. Apakah Bapak/Ibu rutin menggunakan pupuk anorganik dalam budidaya padi?
2. Apakah Bapak/Ibu sudah lama menggunakan pupuk anorganik dalam budidaya padi ?
3. Apakah air dilngkungan Bapak/Ibu tercemar akibat penggunaan pupuk anorganik?
4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang zat pengotor yang terkandung dalam pupuk anorganik?
5. Apakah Bapak/Ibu mengalami ketergantungan terhada pupuk anorganik ?
6. Apakah pupuk pupuk anorganik yang digunakan Bapak/Ibu mengandung unsur mikro
7. Apakah Bapak/Ibu mengetahui dampak pemberian pupuk secara berlebihan?
8. Apakah Bapak/Ibu rutin melakukan pengapuran tanah untuk mengurangi keasaman tanah?
9. Apakah Bapak/Ibu mengetahui dampak negatif terhadap pemakaian pupuk anorganik?
10. Apakah Bapak/Ibu mengetahui dampak penggunaan pupuk anorganik terhadap tanah?
Keterangan :
a. 81% - 100% dinilai sangat tinggi
b. 61% - 80% dinilai tinggi
c. 41% - 60% dinilai cukup
d. 21% - 40% dinilai kurang
Lampiran 4. Dokumentasi
(a) (b)
(c) (d)
Gambar (a), (b), (c) dan (d) wawancara dengan responden
RIWAYAT HIDUP
RAHMAN , dilahirkan di Bantaeng 17 Juli 1987.
Penulis merupakan anak kedu dari dua bersaudara dari
pasangan Gulu dan Nursiah.
Pendidikan formal yang dilalui penulis dimulai dari
SD Negeri 31 Marowa pada tahun 1995 dan selesai pada
tahun 2001. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Bisappu pada tahun 2001
dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studinya
di SMA Negeri 1 Bantaeng dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2011 penulis
terdaftar menjadi mahasiswa pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dan pada tahun 2015 penulis berhasil
meraih gelar Sarjana Pertanian (SI) di Universitas Muhammadiyah Makassar.
RIWAYAT HIDUP
Fadly Mansyur, dilahirkan di Sungguminasa 04
Oktober 1993. Penulis merupakan anak keempat dari
lima bersaudara dari pasangan Mansyur Syam S.HUT
dan Radiah.
Pendidikan formal yang dilalui penulis dimulai
dari SD Inpres Borong Bilalang pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2005. Pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Pallangga
dan selesai pada tahun 2008. Setelah selesai, penulis melanjutkan studinya di
SMA YAPIP Makassar dan selesai tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis
juga lulus seleksi masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dan pada tahun 2015 penulis berhasil meraih gelar
Sarjana Pertanian (SI) di Universitas Muhammadiyah Makassar
Top Related