TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP
PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN
YOGYAKARTA DAN USULAN PROGRAM LAYANAN
BIMBINGAN YANG SESUAI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Maulita Eka Santi
031114012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP
PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN
YOGYAKARTA DAN USULAN PROGRAM LAYANAN
BIMBINGAN YANG SESUAI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Maulita Eka Santi
031114012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“LIFE IS NEVERBEEN EASY,
WHENEVER YOU FEEL SAD OR WEARY,
OR YOU FEEL ANGGRY AND MAD,
JUST SMILE…AND THE WORLD WILL SMILE WITH YOU”
“BERSYUKURLAH UNTUK SEMUA HAL YANG BAIK YANG
TERTINGGAL DAN YANG TIDAK BAIK YANG TELAH BERLALU”
“KITA TIDAK BISA MELIHAT WARNA PUTIH YANG
SESUNGGUHNYA KALAU KITA BERADA DI DALAMNYA,
TERKADANG KITA HARUS MENJADI HITAM UNTUK MELIHAT
WARNA PUTIH YANG BERARTI BAGI KEHIDUPAN KITA”
(DANANG PAMUNGKAS)
PERSEMBAHAN :
SKRIPSI INI DIPERSEMBAHKAN UNTUK :
BAPAK, IBU, ADEK AGUNG DAN ADEK ARIEF -KU TERCINTA
YANG TELAH MEMBERIKAN SEGALANYA UNTUKKU
PENGASUH DAN PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH
HARAPAN YOGYAKARTA
SAHABAT-SAHABAT TERBAIKKU, THANKS A LOT UNTUK
KEBERSAMAAN & KEBAHAGIAANNYA SELAMA INI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Maret 2008
Penulis
Maulita Eka Santi
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya, mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta :
Nama : MAULITA EKA SANTI
Nomor Mahasiswa : 031114012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang
berjudul : “TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK
ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA DAN USULAN
PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI” berserta perangkat
yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta.
Pada tanggal : 17 Maret 2008
Yang menyatakan,
Maulita Eka Santi
vii
ABSTRAK
TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA DAN USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN YANG SESUAI
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi tentang tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta dan usulan program layanan bimbingan yang sesuai. Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta? (2) Usulan program layanan bimbingan mana yang perlu diberikan di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta?
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh yang disusun peneliti berdasarkan hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Analisis data dilakukan dengan menggolongkan skor-skor pemenuhan kebutuhan hidup anak asuh dalam dua kategori yaitu kategori rendah (R) dan kategori tinggi (T). Anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya termasuk dalam kategori rendah (R) adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya di bawah Mean (skor<M). Sedangkan anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya termasuk dalam kategori tinggi (T) adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan hidup sama dengan atau di atas Mean (skor > M).
Hasil penelitian ini adalah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup kategori tinggi berjumlah 17 orang (57%) dan anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup kategori rendah berjumlah 13 orang (43%). Berdasarkan hasil penelitian ini, diusulkan program layanan bimbingan belajar/akademik untuk meningkatkan pemenuhan hidup pada aspek pengetahuan bagi anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.
viii
ABSTRACT
THE LEVEL OF LIFE NEEDS FULFILLMENT OF THE ORPHAN CHILDREN IN “PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA” AND
THE PROPOSAL OF APPROPIATE GUIDANCE PROGRAM
This research aimed to describe the level of life needs fulfillment of the orphan children in Pondok Asuh Harapan Yogyakarta and the proposal of appropiate guidance program. The problems to be answered in this research were (1) How was the level of life needs fulfillment of the orphan children in Pondok Asuh Harapan Yogyakarta? (2) What was the appropiate guidance program that need to be held in Pondok Asuh Harapan Yogyakarta?
This research was a descriptive research using survey method. The population of this reseach were 30 children. This research instruments’ was the questionnaire of the level of life needs on the orphan children based on the needs’ hierarchi of Abraham Maslow. The data of this research analized by categoriesing the score of the level of life needs fulfillment of the orphan children in the Pondok Asuh Harapan Yogyakarta into two categories : low (L) and high (T). The orphan children who had the level of needs fulfillment on low qualification were the children who had the total score on the level of needs fulfillment questionnaire below the Mean (Score < M). The orphan children who had the total score on the level of needs fulfillment questionnaire above or equal the Mean of this research (Score > M).
The result of this reseach were the level of life needs fulfillment of the orphan children in Pondok Asuh Harapan Yogyakarta on high qualification were 17 children (57%) and the level of life needs fulfillment of the orphan children in Pondok Asuh Harapan Yogyakarta on low qualification were 13 children (43%). Based on the result of this research, the researcher promote an academic guidance programme in order to increase the fulfillment level on the knowledge aspect of the orphan children in Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala hal yang begitu
luar biasa yang telah dianugerahkan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat berjalan dengan lancar berkat
bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, juga kasih sayang dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas semua hal yang telah
membuat penulis menjadi semakin lebih baik. Secara khusus ucapan terima kasih
ini penulis haturkan kepada :
1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, dukungan, bimbingan, dan arahan serta inspirasi
dalam membantu penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi.
3. Dra. C.L. Milburga, CB, M.Ed., Dosen Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan yang begitu berharga.
4. Drs. Wens Tanlain, M.Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan
bimbingan, dukungan dan pengalaman yang membantu penulis dalam
menyelesaikan skirpsi.
x
5. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, yang telah berbagi
ilmu dan pengalaman serta membantu penulis selama kuliah di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Para staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah
membantu dan memberikan banyak pertolongan penulis dari awal hingga
akhir masa kuliah.
7. Bapak Cecep Budi Utomo, S.E., Kepala Pondok Asuh Harapan
Yogyakarta yang telah menerima dan mengijinkan penulis melakukan
penelitian di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.
8. Ibu Sri Tanmiyati, S. Pd., kepala Panti Asuhan Wira Karya Tama
Purworejo yang telah bersedia menerima dan memberikan ijin penulis
untuk melakukan uj i coba alat penelitian di Panti Asuhan Wira Karya
Tama Purworejo.
9. Para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta yang telah banyak
memberikan pengalaman yang begitu berharga.
10. Para anak asuh di Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo yang telah
membantu penulis dalam melakukan uji coba penelitian.
11. Bapak Samidi, S.P. dan Ibu Mujiyati, S.P. yang tersayang, semuanya
begitu agung dan mulia yang tidak akan tergantikan oleh siapa pun.
12. Adek Agung, Adek Arief, Bulik Asih, Bulik Maniez, dan Simbah yang
telah memberikan semuanya dalam kebersamaan dan kebahagiaan ini.
xi
13. Mamah Margaretha Suryatmi yang selalu memberi dukungan, bantuan,
waktu, kebersamaan, bimbingan, inspirasi, dan terima kasih atas
kebijaksanaan dan segala hal yang begitu berharga yang telah dibagi untuk
penulis.
14. Sahabat-sahabatku, Tutus, Bertha, Erna, dan Om Gugun yang telah banyak
berbagi, memberikan support, inspirasi keceriaan, dan kebahagiaan.
15. Teman-teman Program Studi BK angkatan 2003 terima kasih atas
kebersamaan, persahabatan, dan pesaudaraan selama masa studi. Ciayoo
semuanya yach - ^-^ -!!
16. Antonius Saputra Santoso yang tersayang, untuk doa, kesabaran,
kebahagiaan, cinta, kasih sayang, perhatian, pengertian, support dan
segalanya. Semuanya begitu berarti karena kamu telah memberikan
sesuatu yang selama ini tidak bisa aku berikan padamu...Loph u so much.
17. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu dalam lembaran ini. Semoga Tuhan senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya pada semua pihak yang telah
membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna dari berbagai
pihak. Kiranya skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis, tetapi juga
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca skripsi ini.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………... iii
HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN……………………………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM………………………… vi
ABSTRAK……………………………………………………………… vii
ABSTRACT……………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………... xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xvii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...... 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 4
C. Definisi Operasional Variabel……………………………………...... 4
D. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 6
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 6
xiii
BAB II KAJIAN TEORITIS……………………………………………….. 7
A. Kebutuhan Hidup…………………………………………………….. 7
1. Kebutuhan Hidup Manusia……………………………………….. 7
2. Kebutuhan Anak Asuh…………………………………………... 11
B. Panti Asuhan………………………………………………………… 12
1. Pengertian Panti Asuhan…………………………………………12
2. Tugas Pokok Panti Asuhan………………………………………13
3. Pondok Asuh Harapan Yogyakara……………………………….13
4. Anak Asuh di Pondok Asuh Harapan …………………………...18
C. Program Bimbingan…………………………………………………..18
1. Pengertian Program Bimbingan………………………………….18
2. Syarat-syarat Program Bimbingan………………………….........19
3. Langkah- langkah Penyusunan
Program Bimbingan………………………………………...........20
4. Pentingnya Penyusunan Program Bimbingan……………………21
D. Layanan Bimbingan di Panti Asuhan…………………………………22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………… 24
A. Jenis Penelitian…………………………………………………. 24
B. Alat Pengumpul Data…………………………………………… 24
xiv
1. Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup………… 24
2. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner……………………….. 26
C. Populasi Penelitian……………………………………………… 28
D. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………… 28
1. Uji Coba Kuesioner Tingkat Pemenuhan
Kebutuhan Hidup………………………………………… 28
2. Pengumpulan Data Penelitian…………………………….. 28
E. Teknik Analisis Data…………………………………………... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………. 32
A. Hasil Penelitian…………………………………………………. 32
B. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………… 36
BAB VI PENUTUP………………………………………………….. 38
A. Kesimpulan…………………………………………………… 38
1. Tujuan Penelitian………………………………………… 38
2. Hasil Penelitian…………………………………………… 38
3. Aspek Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh Yang
Memerlukan Perhatian……………………………………. 39
B. Saran-Saran…………………………………………………..... 39
xv
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 45
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 47
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Aspek Kuesioner Tingkat Pemenuhan
Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh………………………………… 25
Tabel 2. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Uji Coba dan
Penelitian Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup
Para Anak Asuh……………………………………………………. 27
Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Suatu Alat……….. 27
Tabel 4. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh
Di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta……………………………. 33
Tabel 5. Jumlah Para Anak Asuh dan Tingkat Pemenuhan
Kebutuhan Hidup………………………………………………….. 35
Tabel 6. Usulan Program Layanan Bimbingan untuk Meningkatkan
Pemenuhan Kebutuhan akan Pengetahuan Para Anak Asuh
Pondok Asuh Harapan Yogyakarta……………………………….. 43
Tabel 7. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk
Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Uji Coba Penelitian
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup……………………………… 58
Tabel 8. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk Perhitungan
Reliabilitas dan Validitas Penelitian Tingkat Pemenuhan
Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh
di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta………………………………. 61
Tabel 9. Perhitungan Skor-skor Jenis Kebutuhan Tingkat
Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh
di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta………………………………. 64
Tabel 10. Skor-skor Kuesioner Tinggi-Rendah Tingkat
Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh
di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta……………………………… 65
Tabel 11. Skor-skor Tinggi-Rendah Tiap Jenis Kebutuhan Hidup
Para Anak Asuh Di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta………….. 68
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup
Para Anak Asuh di Pondok Asuh
Harapan Yogyakarta ……………………………………………….47
Lampiran 2. Surat Ijin Uji Coba Penelitian dari Prodi BK………………………55
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Prodi BK…………………………………56
Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian dari Pondok Asuh
Harapan Yogyakarta………………………………………………..57
Lampiran 5. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk Perhitungan
Reliabilitas dan Validitas Uji Coba Penelitian
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh
P.A. Wira Karya Tama Purworejo………………………………...58
Lampiran 6. Distribusi Skor-skor Gasal Genap untuk Perhitungan
Reliabilitas dan Validitas Penelitian Tingkat Pemenuhan
Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh
di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta……………………………. 61
Lampiran 7. Perhitungan Skor-skor Jenis Kebutuhan Tingkat
Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh
di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta…………………………….. 64
Lampiran 8. Skor-skor Kuesioner Tinggi-Rendah Tingkat
Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh
di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta……………………………. 65
Lampiran 9. Perhitungan untuk Melihat Jenis-Jenis Kebutuhan
Yang Diperoleh Tiap Anak Asuh P.A. Harapan
Yogyakarta………………………………………………………….66
xviii
Lampiran10. Skor-skor Tinggi-Rendah Tiap Jenis Kebutuhan Hidup
Para Anak Asuh Di Pondok Asuh Harapan
Yogyakarta………………………………………………………… 68
Lampiran11. Urutan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh
Pondok Asuh Harapan Yogyakarta Per-Jenis Kebutuhan
Yang Termasuk Kategori Rendah………………………………... 69
Lampiran12. Urutan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh
Pondok Asuh Harapan Yogyakarta Per-Jenis Kebutuhan
Yang Termasuk Kategori Tinggi……………………………….... 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
devinisi operasional variabel, tujuan dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup yang pada umumnya sama.
Kebutuhan-kebutuhan hidup inilah yang diperjuangkan tiap individu melalui
perbuatan/tingkah lakunya. Setiap individu perlu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya agar mencapai kehidupan yang baik.
Kebutuhan-kebutuhan hidup umat manusia terdiri dari kebutuhan yang
bersifat fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual. Kebutuhan yang bersifat
fisiologis meliputi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan yang
bersifat psikologis, sosial dan spiritual antara lain, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, aktualisasi diri,
pengetahuan dan keindahan.
Setiap anak akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya agar mampu
berkembang menjadi pribadi yang dewasa dan tetap hidup. Anak-anak hidup
dalam keluarga dan lingkungan kehidupan sosialnya. Tiap anak akan berusaha
menemukan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dan mencapai kepuasan diri
dalam pemenuhan kebutuhan tersebut melalui lingkungan keluarga dan
2
lingkungan sosialnya tersebut. Anak-anak dalam lingkungan keluarga akan
berusaha memenuhi kebutuhan fisiknya, seperti makan, minum, dan istirahat.
Selain itu anak-anak juga mengharapkan pemenuhan akan rasa aman,
kasih sayang, mencintai dan dicintai, penghargaan dari orang lain, aktualisasi
diri, pengetahuan serta keindahan. Apabila kebutuhan hidup seorang anak
dalam keluarga sudah terpenuhi maka anak akan terdorong untuk mencari
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi di lingkungan sosialnya.
Setiap anak akan terdorong untuk mengembangkan bakat dan potensinya
dengan berusaha mengenali dan mengerti serta mengoptimalkan semua bakat
dan potensi yang ada pada dirinya.
Setiap individu baik dalam masa kanak-kanak maupun masa remaja
mengalami masa peralihan. Pada masa ini umumnya terjadi banyak konflik,
baik dalam diri sendiri maupun lingkungan sosialnya. Konflik yang terjadi dan
dialami tersebut juga merupakan usaha dalam pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan dirinya. Pada masa kanak-kanak dan masa remaja akan menghadapi
tugas-tugas perkembangannya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
membutuhkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari orang dewasa dalam
pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya.
Demikian pula dengan para anak asuh di Panti Asuhan yang tinggal
bersama dalam sebuah keluarga. Mereka memerlukan pendampingan dalam
pemenuhan kebutuhan. Mereka memiliki hak-hak yang sama dengan anak-
anak yang lainnya untuk hidup yang lebih baik meskipun mereka tinggal di
3
Panti Asuhan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak Bab I pasal 1 “Perlindungan anak adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.” Oleh karena itu para anak asuh tersebut perlu
mendapatkan perlindungan agar apa yang menjadi haknya dapat diterima tanpa
membedakan latar belakang dan pengalaman hidupnya. Pondok Asuh Harapan
Yogyakarta merupakan salah satu Panti Asuhan di Yogyakarta yang berada
tepat di Jalan Beo No.18 Papringan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta
ini memberikan pengasuhan pada anak-anak yang memiliki latar belakang
hidup kurang beruntung dan tidak mampu, agar anak-anak tersebut dapat
berkembang secara optimal. Anak asuh hidup bersama dalam sebuah keluarga,
layaknya keluarga lain pada umumnya. Mereka bersama menjadi satu keluarga
tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
Ada anak asuh yang senang dan betah di Panti Asuhan. Mereka dapat
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pengasuhan di Panti Asuhan
tersebut serta melaksanakan kegiatan-kegiatan harian dengan tulus dan senang.
Namun ada pula anak asuh yang kurang betah di Panti Asuhan dan terpaksa
mengikuti kegiatan-kegiatan harian.
4
Berkaitan dengan ini muncul pertanyaan : Apakah kebutuhan para anak
asuh terpenuhi secara baik dengan pengasuhan yang diterapkan di Panti
Asuhan tersebut? Pertanyaan inilah yang mendorong penulis untuk meneliti
tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan
Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok
Asuh Harapan Yogyakarta?
2. Usulan program layanan bimbingan mana yang perlu diberikan di Pondok
Asuh Harapan Yogyakarta?
C. Definisi Operasional Variabel
a. Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh adalah sejauh mana
para anak asuh dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan memiliki-dimiliki/kasih
sayang, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri,
kebutuhan pengetahuan dan kebutuhan keindahan/estetik. Pemenuhan
5
kebutuhan hidup ini diukur dengan kuesioner tingkat pemenuhan
kebutuhan hidup dan ditunjukkan oleh skor-skor yang diperoleh tiap anak.
Ada dua kategori tingkat pemenuhan kebutuhan hidup yaitu rendah dan
tinggi.
b. Kebutuhan hidup adalah keadaan yang ditandai perasaan kekurangan atau
keinginan untuk memperoleh sesuatu atau keinginan untuk mewujudkan
tindakan tertentu dalam hidupnya (Thantawy, 2005:49).
c. Anak Asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk
diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan
kesehatan, karena orangtuanya atau salah satu orangtuanya tidak mampu
menjamin tumbuh kembang anak secara wajar (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak).
d. Pondok Asuh Harapan adalah sebuah rumah yang menampung anak-anak
yatim dan atau piatu serta anak dari keluarga miskin dari berbagai latar
belakang.
e. Program layanan bimbingan adalah rangkaian kegiatan-kegiatan
bimbingan yang dilaksanakan secara terencana (terprogram) oleh
pembimbing.
6
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memperoleh gambaran tentang tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para
anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.
2. Memberikan usulan program layanan bimbingan yang sesuai untuk
meningkatkankan pemenuhan kebutuhan hidup di Pondok Asuh Harapan
Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak :
1. Bagi lembaga atau pengasuh Pondok Asuh Harapan Yogyakarta : hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pemenuhan
kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.
2. Bagi Peneliti : hasil penelitian ini dapat digunakan sebaga i bekal dalam
berkarya di kehidupan masyarakat.
3. Bagi Peneliti Lain : hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
inspirasi atau bahan pembanding apabila ingin mengembangkan penelitian
di sekitar topik yang sama.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kebutuhan Hidup
1. Kebutuhan Hidup Manusia
Kebutuhan hidup manusia pada umumnya merupakan sesuatu yang
diperlukan manusia untuk mempertahankan dan melangsungkan kehidupan.
Kebutuhan oleh Schultz (1991) diartikan sebagai suatu keadaan atau kondisi
dari individu yang bilamana tidak direalisasikan atau ditampilkan akan
menghasilkan akibat yang tidak meyenangkan bagi individu. Kebutuhan
adalah setiap kekurangan yang dialami individu dan membutuhkan
pemenuhan. Apabila kebutuhan akan sesuatu dihayati, maka timbul dorongan
sebagai daya pengaruh untuk melakukan sesua tu yang dapat memenuhi
kebutuhan itu. Winkel (1997:155) mengartikan kebutuhan sebagai suatu
kekosongan dalam kehidupan manusia atau tidak terdapatnya sesuatu pada
seseorang yang diperlukan bagi kesejahteraannya.
Maslow (Goble,1987 : 69-92) mengelompokkan kebutuhan hidup
manusia secara hirarkis, sebagai berikut :
8
a. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan-kebutuhan
yang paling dasar dan langsung berhubungan dengan kelangsungan
hidup manusia, seperti makan, minum, tempat tinggal, dan oksigen.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi manusia
sebelum memenuhi kebutuhan lain. Hal inilah menyebabkan kebutuhan
fisiologis sebagai kebutuhan yang paling kuat.
b. Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi secukupnya, muncullah
kebutuhan akan rasa aman, yang mencakup kebutuhan akan jaminan,
stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan,
dan lain- lain. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka seseorang
akan merasa tidak aman.
c. Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang
Setiap manusia memerlukan rasa cinta, kasih sayang, dan perasaan
memiliki-dimiliki. Perwujudan dari perasaan ini nampak pada kebutuhan
akan teman, kelompok tertentu, sahabat, kekasih, dan sebagainya. Setiap
orang akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan ini, karena
apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka orang tersebut akan merasa
terkucilkan, ditolak, tidak mendapat keramahan dan kesepian merupakan
hal yang bisa dirasakan sangat menyakitkan. Maslow mengemukakan
bahwa tanpa cinta pertumbuhan dan perkembangan kemampuan orang
akan terhambat yang dapat mengakibatkan salah penyesuaian.
9
d. Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan secara teoritis akan menjadi penting
apabila kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan
akan cinta dan memiliki-dimiliki sudah dipenuhi. Kebutuhan akan harga
diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan,
kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan dan kebebasan. Sedangkan
kebutuhan akan penghargaan dari orang lain meliputi prestise,
pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik dan semua
sifat dari bagaimana orang-orang lain berpikir dan bereaksi terhadap diri
kita. Seseorang yang memiliki harga diri yang stabil akan lebih percaya
diri dan lebih mampu serta lebih produktif.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk makin
menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut
kemampuannya dengan mengekspresikan atau membagikan segala
kemampuan yang ada di dirinya kepada orang lain. Kebutuhan ini
muncul sesudah kebutuhan pada tingkat sebelumnya sudah terpenuhi
secara memadai.
f. Kebutuhan untuk tahu dan memahami/kognitif
Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan untuk mengembangkan diri
secara intelektual yang berkaitan dengan ide dan pandangan terhadap
sesuatu dalam kehidupan. Salah satu ciri mental yang sehat adalah
adanya rasa ingin tahu. Manusia memiliki hasrat untuk memahami,
10
menyusun, mengatur, menganalisis, menemukan hubungan-hubungan
dan makna-makna. Terpenuhinya hasrat akan keinginan untuk
mengetahui dan memahami dapat menimbulkan perasaan puas dan
bahagia dengan memiliki kemampuan berpikir secara luas, kemampuan
untuk memahami sesuatu dengan pikiran jernih dan sehat, kemampuan
untuk merencanakan masa depan, kemampuan untuk mengatasi segala
masalah yang terjadi pada dirinya dan orang lain serta kemampuan untuk
menentukan suatu pilihan hidup.
g. Kebutuhan estetik/keindahan
Kebutuhan akan keindahan pada individu bersifat naluriah. Tiap
orang memiliki kebutuhan akan keindahan yang membuat orang lebih
sehat. Keindahan dapat membuat individu lebih bersemangat.
Maslow berpendapat bahwa pada prinsipnya manusia memiliki dua
kebutuhan, yaitu kebutuhan dasar (deficiency/basic needs) dan kebutuhan
lanjutan (being needs). Kebutuhan dasar (deficiency/basic needs) tersebut
meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan
memiliki-dimiliki/mencintai-dicintai dan kebutuhan akan penghargaan.
Sedangkan kebutuhan lanjutan (being needs) meliputi kebutuhan akan
aktualisasi diri, kebutuhan untuk tahu dan memahami dan kebutuhan
estetik/keindahan. Kebutuhan dasar maupun kebutuhan lanjutan yang telah
disebutkan di atas merupakan kebutuhan hidup manusia yang diperlukan
dalam kelangsungan kehidupannya.
11
2. Kebutuhan Hidup Anak Asuh
Anak-anak asuh juga manusia yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan
hidup seperti halnya dimiliki oleh manusia-manusia lainnya. Anak asuh pada
dasarnya mempunyai hak yang sama dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Panti asuhan merupakan keluarga bagi anak-anak asuh. Anak-anak asuh
dipelihara dan dirawat oleh pengasuh. Fungsi keluarga ditunjukkan melalui
pola interaksi dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yang diperoleh tiap
anak asuh. Anak asuh memperoleh pemenuhan kebutuhan akan makan-
minum, istirahat, perlindungan, disayangi dan dicintai serta mendapatkan
perhatian dan penghargaan dari sesama teman dan pengasuh. Anak-anak asuh
memperoleh pemenuhan kebutuhan dasarnya masing-masing di Panti Asuhan.
Pengasuhan yang dilakukan di Pondok Asuh Harapan dengan metode
“pengorangtuaan kembali” merupakan wujud pemenuhan kebutuhan hidup
untuk para anak asuh. Metode ini bertujuan agar anak mampu menerima
pengasuh sebagai orangtua mereka. Panti Asuhan ini bukan sekedar tempat
untuk menampung para anak asuh, tapi merupakan sebuah keluarga.
Sebagaimana layaknya keluarga yang lain, pengasuh memiliki peran sebagai
orangtua bagi anak asuh.
Pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh tersebut merupakan
proses terpenuhinya kebutuhan dalam diri anak asuh melalui usaha-usahanya
dalam kehidupan, baik atas usahanya sendiri maupun bantuan dari orang lain.
Tiap anak yang dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara memuaskan akan
12
melanjutkan pemenuhan kebutuhan lanjutannya dan berusaha memenuhi
kebutuhan dasarnya dengan cara yang lebih memuaskan.
Kepuasan individu atas terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup
mempengaruhi pula cara individu memandang dirinya sendiri. Jika kebutuhan-
kebutuhan terpenuhi secara ajeg, maka citra diri yang tinggi akan berkembang.
Sebaliknya jika kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi, dapat timbul perasaan
frustasi dan selanjutnya dapat mempengaruhi munculnya citra diri yang
rendah (Mappaire,1992:155).
B. Panti Asuhan
1. Pengertian Panti Asuhan
Panti Asuhan adalah tempat/rumah pelayanan sosial untuk
memelihara dan merawat anak yatim dan atau piatu, serta anak-anak yang
berasal dari keluarga yang kurang beruntung/kurang mampu dan dari keluarga
yang mengalami konflik. Anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan
mendapatkan perawatan, pendidikan dan bimbingan untuk masa depan
mereka agar menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang dengan optimal.
Menurut Sumarto (1976:2) panti asuhan merupakan suatu tempat
untuk mengasuh anak-anak yatim, piatu, yatim-piatu, termasuk anak-anak
terlantar untuk dibina menjadi anak yang mandiri, bertanggungjawab, patuh,
dan berguna bagi masyarakat, nusa serta bangsa.
13
2. Tugas Pokok Panti Asuhan
Anak-anak perlu untuk mendapatkan perlindungan supaya apa yang
menjadi hak anak-anak tersebut dapat mereka terima. Panti Asuhan dalam hal
ini memiliki tugas pokok dalam pengasuhan anak-anak asuh. Tugas pokok
Pondok Asuh Harapan Yogyakarta adalah memberikan perlindungan,
pendampingan, pembinaan, dan bimbingan dalam memenuhi kebutuhan baik
kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, spiritual dan keterampilan agar para
anak asuh dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Profil Yayasan
Pelita Bangsa, 2005).
3. Pondok Asuh Harapan Yogyakarta
Pondok Asuh Harapan adalah sebuah lembaga pengasuhan anak di
bawah naungan Yayasan Pelita Bangsa Yogyakarta. Pondok Asuh Harapan
terletak di Jalan Beo 18 Papringan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta.
Metode yang diterapkan dalam pengasuhan di Pondok Asuh Harapan ini
adalah metode pengorangtuaan kembali. Berdasarkan kebutuhan anak akan
figur orangtua maka Pondok Asuh Harapan sebagai lembaga sosial yang
memberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan dan pendidikan pada anak
diharapkan dapat menjadi keluarga yang menghadirkan figur orangtua bagi
para anak asuh. Sekalipun seorang anak asuh tinggal di Panti Asuhan tapi
kebutuhan akan figur orangtua tetap dapat terpenuhi. Oleh karena itulah
pengorangtuaan kembali sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan anak
akan figur orangtua secara utuh.
14
Pondok Asuh Harapan ini mempunyai misi yaitu membawa generasi
penerus bangsa menuju ke kehidupan yang lebih baik. Sedangkan visi yang
dimiliki oleh lembaga ini adalah menjadi pondok asuh yang mengembangkan
anak secara holistik dengan :
1. Memunculkan karakter Kristus dalam setiap pribadi anak.
2. Menjadi keluarga untuk memulihkan figur orangtua (pengorangtuaan kembali).
3. Mengembangkan potensi anak secara optimal melalui pendidikan formal dan non formal. (Profil Yayasan Pelita Bangsa, 2005).
Kegiatan pengasuhan yang dilakukan di Pondok Asuh Harapan
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeliharaan
1) Memberi makan-minum
Kebutuhan pokok yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik para
anak asuh yang utama adalah makan-minum. Kegiatan ini bertujuan
membantu penghuni untuk dapat bertumbuh dengan baik. Peraturan
makan tiga kali sehari yakni pagi, siang dan malam diterapkan di Panti
Asuhan tersebut. Selain itu, penghuni panti mendapat makanan
kecil/snack setiap sore hari. Selain makan, juga disediakan minum
susu setiap pagi dan air putih selalu tersedia.
15
2) Perawatan kesehatan
Anak-anak hidup bersama dalam satu lingkungan yakni Panti
Asuhan walaupun mereka berasal dari bebagai latar belakang yang
beraneka ragam. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan
timbulnya gangguan kesehatan, maka perlu adanya pencegahan yakni
perawatan kesehatan. Kegiatan yang biasa dilaksanakan adalah
kebersihan badan (mandi), tidur (istirahat) secara teratur, kebersihan
kamar mandi dan wc, kebersihan serta kerapian kamar tidur.
Kegiatan ini memberi kesempatan bagi penghuni panti untuk
mengembangkan hidup teratur dan bersih.
b. Pendidikan dan Bimbingan
1) Kegiatan pengembangan bakat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan bakat anak-anak
asuh seperti bermain musik, ketrampilan tangan, dan membaca buku-
buku ilmu pengetahuan maupun hiburan.
2) Kegiatan belajar
Kegiatan belajar ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan
belajar yang baik bagi anak-anak asuh. Kegiatan belajar dilaksanakan
pada malam hari pukul 18.30 sampai dengan 21.00 WIB. Dalam
kegiatan belajar, penghuni panti dibantu oleh relawan dari berbagai
perguruan tinggi dalam pendampingan belajar.
16
3) Kegiatan kebersihan diri dan lingkungan
Kebersihan diri dan lingkungan dilaksanakan setiap hari sesuai
jadwal piket tiap penghuni panti. Kegiatan kebersihan diri meliputi
mandi, gosok gigi, dan mencuci pakaian. Sedangkan kegiatan
kebersihan lingkungan adalah membersihkan rumah dan lingkungan
sekitar. Tempat-tempat yang dibersihkan seperti ruang tamu, ruang
makan, kamar tidur, kamar mandi dan wc serta halaman rumah.
4) Kegiatan memasak
Kegiatan di dapur dilakukan sesuai dengan jadwal. Anak putri
bertugas untuk memasak sayur dan lauk-pauk serta menghidangkan di
meja makan. Sedangkan anak putra bertugas untuk memasak air
minum dan memasak nasi. Kegiatan membersihan lingkungan dapur
dan mencuci peralatan dapur dilakukan bersama-sama anak putra dan
putri.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk memberi
kesempatan bagi penghuni panti asuhan untuk mengembangkan
kebiasaan yang pernah dilakukan pada saat di rumah dalam membantu
orang tuanya.
17
c. Pembiasaan
Penghuni panti asuhan diperkenalkan dalam tatanan hidup
bersama. Penghuni panti asuhan juga diperkena lkan dengan aturan.
Selain itu penghuni panti diajak untuk memahami dan bertanggung
jawab dengan tugasnya. Aturan yang dibuat adalah aturan yang telah
disepakati bersama sehingga dalam melakukannya anak tidak merasa
tertekan, karena anak ikut serta dalam membuat peraturan.
d. Kegiatan rohani
Kegiatan rohani bertujuan untuk membangun iman/ketaqwaan
penghuni Panti Asuhan. Kegiatan rohani yang dilakukan seperti doa
pribadi, doa bersama setiap malam hari dan kelompok pendalaman
Alkitab.
e. Kegiatan Keluarga
Kegiatan ini bertujuan unuk memberikan rasa aman, perhatian dan
pengalaman baru bagi anak-anak asuh. Kegiatan yang dilakukan
seperti rekreasi, acara ulang tahun dan diskusi. Acara ulang tahun
dilaksanakan satu bulan satu kali untuk merayakan anak-anak panti
yang berulang tahun pada bulan yang bersangkutan.
Di Panti Asuhan kegiatan ini dilakukan dengan pendampingan
pengasuh agar para anak asuh berkembang dengan baik.
18
4. Anak Asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak disebutkan istilah anak asuh adalah
Anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orangtuanya atau salah satu orangtuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar.
Para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta adalah anak-anak
yang terdiri dari anak yatim, anak piatu, anak yatim piatu, anak yang kondisi
ekonomi keluarga miskin, anak dari keluarga yang retak, dan anak yang
mengalami konflik keluarga/broken home.
C. Program Bimbingan
1. Pengertian Program Bimbingan
Pelaksanaan pelayanan bimbingan merupakan suatu realisasi suatu
program yang telah direncanakan dan disepakati oleh pihak-pihak terkait.
Program bimbingan adalah “Rangkaian kegiatan bimbingan terencana,
terorganisir, dan terkoordinasi dalam periode waktu tertentu, misalnya satu
tahun ajaran” (Winkel, 1997: 143).
Program kegiatan bimbingan yang telah disusun dalam periode waktu
tertentu menjadi pegangan bagi pembimbing untuk memberikan layanan
bimbingan. Program yang telah ditulis dengan jelas akan memudahkan
pembimbing untuk selalu mengadakan penelitian atau evaluasi terhadap
pencapaian tujuan pelayanan bimbingan di Panti Asuhan.
19
2. Syarat-syarat Program Bimbingan
Sebuah program bimbingan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
permasalahan yang dia lami oleh orang-orang yang akan dilayani. Syarat-
syarat dalam menyusun suatu program bimbingan juga harus dipahami agar
program dapat terlaksana dengan baik.
Menurut Prayitno, dkk (1997: 53-54) sebuah program bimbingan
hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Berdasarkan kebutuhan, program bimbingan harus disusun berdasarkan
kebutuhan dan sesuai dengan kondisi pribadi anak serta tugas-tugas
perkembangannya.
b. Lengkap dan menyeluruh, program bimbingan memuat segenap fungsi
bimbingan, yaitu meliputi jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta
menjamin dipenuhinya prinsip dan asas-asas bimbingan dan konseling.
c. Sistematis, dalam arti program disusun menurut urutan logis,
tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.
d. Terbuka dan luwes, sehingga dapat memudahkan untuk pengembangan
dan penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara
menyeluruh.
e. Memungkinkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait.
f. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk
penyempurnaan program.
20
Program bimbingan yang disusun memungkinkan adanya perubahan
dan penyempurnaan dari waktu ke waktu. Apabila program yang telah disusun
ternyata memiliki kelemahan-kelemahan maka program tersebut dapat diubah
dalam periode waktu selanjutnya.
3. Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan
Penyusunan program bimbingan yang serba baru karena dalam
lembaga yang bersangkutan belum ada program bimbingan, haruslah lebih
dahulu memperluas wawasannya mengenai bidang bimbingan dan
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan lembaga yang akan
mempergunakan program tersebut.
Menurut Aryatmi Siswohardjo (Slameto, 1990), langkah-langkah yang
dapat diambil dalam menyusun sebuah program bimbingan adalah sebagai
berikut :
a. Meneliti permasalahan yang banyak dialami oleh binimbing.
b. Menentukan prioritas dari permasalahan atau kebutuhan yang perlu segera
ditangani dan dimasukkan dalam program bimbingan.
c. Menginventarisasi fasilitas yang ada.
d. Menyusun program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan dan
mengadakan pembagian tugas dan tanggung jawab di antara petugas yang
ada.
21
e. Memberikan bekal yang cukup kepada petugas-petugas bimbingan, seperti
penataran yang diperlukan petugas bimbingan dalam melaksanakan
tugasnya.
f. Memikirkan kemungkinan masalah-masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan program yang disusun.
Langkah- langkah tersebut di atas tidak harus diterapkan berurutan
secara kaku tetapi bersifat fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada. Dalam penyusunan program bimbingan, harus diperhatikan jenis layanan
bimbingan mana yang akan menjadi prioritas dalam pelaksanaan pelayanan
bimbingan sesuai dengan masalah dan kebutuhan binimbing, situasi dan
kondisi lembaga yang bersangkutan.
4. Pentingnya Penyusunan Program Bimbingan
Perencanaan program bimbingan sangat penting agar dalam
pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan dapat dipertanggung
jawabkan. Keuntungan yang diperoleh pembimbing apabila melaksanakan
pelayanan bimbingan berdasarkan program yang jelas adalah sebagai berikut
(Slameto, 1990) :
a. Ruang lingkup pelayanan jauh lebih luas, terutama melalui bimbingan
kelompok yang terencana secara matang berdasarkan masalah binimbing.
b. Kerjasama dalam tim bimbingan dapat lebih optimal dengan pembagian
tugas yang telah disepakati bersama.
22
c. Sifat bimbingan yang lebih menonjol ialah sifat preventif dan perseveratif.
d. Lebih memungkinkan diadakan evaluasi oleh pihak-pihak terkait.
e. Lebih disadari oleh pihak lembaga bahwa untuk melakukan kegiatan-
kegiatan bimbingan dibutuhkan orang yang telah mendapatkan pendidikan
prajabatan yang memadai.
D. Layanan Bimbingan di Panti Asuhan
Kegiatan mengasuh dan mendidik di Panti Asuhan digolongkan
menjadi kegiatan pemeliharaan, kegiatan pendidikan, kegiatan bimbingan,
kegiatan pembiasaan, rohani dan kegiatan keluarga. Kegiatan pengasuhan
yang dilakukan agar dapat membantu anak asuh dalam pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Kegiatan pengasuhan tersebut sudah mengandung kegiatan
bimbingan walaupun masih ditangani secara sederhana.
Kegiatan mengasuh di Panti Asuhan mempunyai harapan dapat
melaksanakan kegiatan layanan bimbingan secara professional seperti yang
telah diungkapkan oleh Thantawy (2005:82) bahwa layanan bimbingan
merupakan upaya pemberian bantuan kepada individu baik secara perorangan
maupun kelompok agar menjadi mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bidang pribadi-sosial, belajar dan karier melalui jenis layanan dan
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling oleh tenaga ahli bimbingan dan
konseling berdasarkan norma-norma yang berlaku.
23
Menurut Prayitno, dkk (1997:65-68) menyebutkan empat bidang
bimbingan yakni bidang pribadi, sosial, belajar dan karier. Pokok-pokok dari
keempat bidang bimbingan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Bimbingan pribadi a) Pemantapan kebiasaan dan pengembangan hidup beriman
kepada Tuhan. b) Pemahaman kekuatan diri dan arah pengembangannya melalui
kegiatan yang kreatif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari.
c) Pemahaman bakat dan minat pribadi, serta penyaluran dan penegmbangan melalui kegiatan yang kreatif dan produktif.
d) Pengenalan kelemahan diri dan upaya penanggulangannya. 2) Bidang sosial
a) Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
b) Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial.
c) Pengembangan hubungan yang harmonis dengan teman sebaya. 3) Bidang belajar/Akademik
a) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. b) Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,
sosial, dan budaya lingkungan belajar untuk pengembangan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan diri.
c) Orientasi belajar di sekolah atas baik menengah maupun kejuruan.
4) Bimbingan karier a) Pengenalan konsep diri. b) Pengenalan bimbingan kerja/karier. c) Pengenalan berbagai lapangan kerja. d) Orientasi dan informasi pendidikan menengah baik umum
maupun kejuruan.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat penjelasan mengenai jenis penelitian, alat ukur, populasi
dan prosedur pengumpulan data, serta teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode survei. Tujuan survei adalah mengumpulkan informasi tentang
variabel dan bukan informasi tentang individu (Furchan, 2005 : 450). Variabel
penelitian ini adalah tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di
Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.
B. Alat Pengumpul Data
1. Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup
Penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat pemenuhan kebutuhan
hidup para anak asuh sebagai alat pengumpul data. Kuesioner disusun oleh
peneliti mengenai masalah tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak
asuh di Panti Asuhan. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu data identitas
anak asuh dan petunjuk pengisian serta bagian pertanyaan tentang tingkat
pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Panti Asuhan. Pertanyaan
terdiri dari 72 butir. Scoring item kuesioner adalah 1 sampai 4.
25
Adapun scoring untuk item tersebut yaitu 4 untuk selalu; 3 untuk
banyak kali; 2 untuk kadang-kadang; dan 1 untuk tidak pernah. Kisi-kisi dari
item-item kuesioner disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1 Aspek Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup
Para Anak Asuh di Panti Asuhan Pondok Asuh Harapan Yogyakarta
No Tingkat Pemenuhan
Kebutuhan Hidup
Nomor Item Jumlah
1. Kebutuhan fisiologis No.1 s/d 12 12
2. Kebutuhan akan rasa aman No. 13 s/d 20 8
3. Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang
No. 21 s/d 32 12
4. Kebutuhan akan penghargaan No. 33 s/d 40 8
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
No. 41 s/d 52 12
6. Kebutuhan untuk tahu dan memahami
No. 53 s/d 60 8
7. Kebutuhan estetik No. 61 s/d 72 12
Jumlah Total 72
26
2. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner
a. Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas suatu instrumen adalah taraf sampai di mana
suatu instrument mampu menunjukkan konsisten hasil
pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan
ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209).
b. Validitas Kuesioner
Validitas alat ukur adalah taraf sampai dimana suatu alat
atau tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,
1995:242). Validitas suatu instrumen selalu bergantung pada
suatu situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen yang
bersangkutan. Suatu instrumen yang valid untuk satu situasi
mungkin tidak valid untuk situasi yang lain (Furchan, 2005: 294).
c. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner
Uji coba tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak
asuh di Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo Jawa Tengah
dan penelitian tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak
asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta disajikan dalam tabel
2, berikut ini:
27
Tabel 2 Koefisien reliabilitas dan validitas uji coba dan penelitian tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di
Panti Asuhan
Koefisien Uji Coba Penelitian
Reliabilitas 0.959 0.911
Validitas 0.979 0.954
Penafsiran tentang tinggi atau rendah validitas dan
reliabilitas kuesioner didasarkan pada pandangan Garret. Garret,
(1967:176) mengemukakan suatu deskripsi tentang penafsiran
koefisien korelasi sebagai berikut :
Tabel 3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Tes
Koefisien Korelasi Klasifikasi
+0.70 - +1.00 Tinggi-Sangat Tinggi
+0.40 - +0.70 Cukup
+0.20 - +0.40 Rendah
+0.00 - +0.20 Tidak ada atau Sangat Rendah
Berdasarkan tabel kualifikasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa reliabilitas dan validitas uji coba kuesioner tingkat
pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Panti Asuhan Wira
Karya Tama Purworejo Jawa Tengah dan penelitian kuesioner
tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok
Asuh Harapan Yogyakarta termasuk klasifikasi sangat tinggi.
28
C. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh anak asuh di Pondok Asuh Harapan
Yogyakarta pada tahun 2008. Jumlah anak asuh sebanyak 30 orang.
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Uji Coba Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para
Anak Asuh di Panti Asuhan
Uji coba Kuesioner Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para
Anak Asuh dilakukan pada anak asuh di Panti Asuhan Wira Karya
Tama Purworejo pada tanggal 30 November 2007. Hasil uji coba ini
diolah untuk mengetahui reliabilitas dan validitas kuesioner Tingkat
Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh.
2. Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada anak asuh di Pondok
Asuh Harapan Yogyakarta pada hari Kamis, 24 Januari 2008.
E. Teknik Analisis Data
Proses analisis data penelitian dilakukan dengan langkah- langkah sebagai
berikut :
1. Membuat tabulasi analisis item.
2. Membuat skor item ganjil-genap.
29
3. Membuat distribusi skor-skor ganjil-genap untuk perhitungan reliabilitas
dan validitas.
4. Perhitungan koefisien korelasi skor-skor item gasal-genap dengan rumus
perhitungan taraf reliabilitas kuesioner ini dengan menggunakan metode
belah dua (Split-half Method Spearman and Brown).
rgg =
Keterangan : rgg : Skor-skor belahan ganjil genap
N : Banyaknya subjek
X : Skor belahan gasal
Y : Skor belahan ganjil
XY : Hasil perkalian antara nilai X dan Y
5. Perhitungan koefisien reliabilitas dan koefisien kuesioner dengan metode
belah dua (gasal-genap) dan rumus Spearman-Brown (Garret, 1967:339):
= 2 x rgg
1 + rgg
30
Keterangan :
: koefisien reliabilitas alat ukur
rgg : Koefisien korelasi item-item gasal dan genap
6. Perhitungan koefisien validitas dengan rumus (Garret, 1967:349) :
=
Keterangan :
: Koefisien validitas alat ukur
: Koefisien reliabilitas alat ukur
7. Mean atau rata-rata hitung digunakan untuk mengetahui nilai rata-
rata yang diperoleh setiap kelompok subjek. Menurut Donal Ary
dkk, mean adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi
dengan jumlah kasus (Furchan, 2005:158). Rumus mencari Mean
adalah sebagai berikut :
M =
31
Keterangan :
M : Rata-rata hitung skor-skor anak
∑Skor : Jumlah skor-skor anak
N : Jumlah anak
Skor >M termasuk kategori tinggi dan skor < M termasuk kategori
rendah.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan jawaban atas permasalahan dalam penelitian
yang telah dilakukan. Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana
tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan
Yogyakarta? (2) Usulan program layanan bimbingan mana yang perlu
diberikan di Pondok Asuh Harapan, Yogyakarta?
Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup anak asuh digolongkan dalam dua
kategori yaitu kategori rendah (R) dan kategori tinggi (T). Para anak asuh
yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya termasuk kategori rendah (R)
adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat
pemenuhan kebutuhan hidup di bawah Mean (skor < M). Sedangkan para anak
asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya termasuk kategori tinggi
(T) adalah anak asuh yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat
pemenuhan kebutuhan hidup sama atau di atas Mean ( skor >M ).
Berdasarkan analisis data penelitian yang telah dilakukan dapat
dikemukakan hasil analisis data dalam tabel berikut ini :
33
1. Hasil Analisis Data Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak
Asuh Di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta Berdasarkan Aspek-Aspek
Kebutuhan Hidup
Tabel 4
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup
Para Anak Asuh Di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta
Aspek Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh
Kategori Tinggi
Kategori Rendah
1. Fisiologis 16 orang 14 orang
2. Rasa Aman 16 orang 14 orang
3. Rasa Memiliki-dimiliki dan kasih sayang
16 orang 14 orang
4. Penghargaan 16 orang 14 orang
5. Aktualisasi Diri 16 orang 14 orang
6. Pengetahuan 12 orang 18 orang
7. Keindahan/Estetik 17 orang 13 orang
Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah anak asuh
yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek fisiologis
dalam kategori tinggi ada 16 orang. Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat
pemenuhan kebutuhan pada aspek fisiologis dalam kategori rendah ada 14
orang.
34
Anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek
rasa aman dalam kategori tinggi ada 16 orang. Jumlah anak asuh yang
memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek rasa aman dalam
kategori rendah ada 14 orang.
Anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek
rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang dalam kategori tinggi ada 16 orang.
Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada
aspek rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang dalam kategori rendah ada 14
orang.
Anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek
penghargaan dalam kategori tinggi ada 16 orang. Jumlah anak asuh yang
memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek penghargaan dalam
kategori rendah ada 14 orang.
Anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek
aktualisasi diri dalam kategori tinggi ada 16 orang. Jumlah anak asuh yang
memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek aktualisasi diri
dalam kategori rendah ada 14 orang.
Anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek
pengetahuan dalam kategori tinggi ada 12 orang. Jumlah anak asuh yang
memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek pengetahuan dalam
kategori rendah ada 18 orang.
35
Sedangkan anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup
pada aspek estetik/keindahan dalam kategori tinggi ada 17 orang. Jumlah anak
asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup pada aspek
estetik/keindahan dalam kategori rendah ada 13 orang.
2. Hasil Analisis Data Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Para Anak
Asuh Di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta Secara Keseluruhan
Tabel 5
Jumlah Anak Asuh dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Hidup Jumlah Anak
Tinggi 17
Rendah 13
Total (N) 30
Berdasarkan data pada tabel di atas disimpulkan bahwa secara keseluruhan
(dalam seluruh aspek) jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan
kebutuhan hidup pada kategori tinggi ada 17 orang. Jumlah anak asuh yang
memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup dalam kategori rendah ada 13
orang.
36
B. Pembahasan
Jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup
secara keseluruhan dalam kategori tinggi ada 17 orang (57%). Jumlah anak
asuh yang memiliki tingkat pemenuhan kebutuhan hidup secara keseluruhan
dalam kategori rendah ada 13 orang (43%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anak asuh yang tingkat
pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam kategori tinggi lebih besar daripada
jumlah anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam
kategori rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya pertumbuhan dan
perkembangan anak asuh yang rata-rata berada dalam tahap remaja awal,
sekitar usia 11–16 tahun yang dalam hal ini kebutuhan-kebutuhan dasar, baik
kebutuhan fisik, seperti kebutuhan makan, minum, pakaian, tempat tinggal,
kebutuhan psikologis maupun kebutuhan sosial seperti kebutuhan akan rasa
aman, memiliki-dimiliki/kasih sayang, dan penghargaan berada dalam
intensitas yang cukup tinggi. Pemenuhan kebutuhan dasar menjadi pendorong
bagi pemenuhan kebutuhan selanjutnya dan bila pemenuhan kebutuhan
lanjutan ini sudah dicapai maka akan ditemukan cara yang lebih baik dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya tinggi mampu
mengaktualisasikan diri dengan baik, memiliki pengetahuan yang luas dan
mampu mengapresiasikan keindahannya sehingga menjadi lebih bersemangat
dalam kehidupannya. Sebaliknya anak asuh yang tingkat pemenuhan
37
kebutuhan hidupnya rendah, mengalami suatu kendala dalam proses
pengembangan dirinya.
Pengasuhan di Pondok Asuh Harapan menerapkan sistem keluarga,
dengan metode pengorangtuaan kembali, di mana pengasuh berperan langsung
sebagai pengganti orang tua. Ada anak asuh yang puas dengan pemenuhan
kebutuhan yang diberikan oleh pengasuh dan dapat menyesuaikan diri dengan
baik tetapi juga ada pula anak asuh yang belum merasa puas sehingga belum
dapat menyesuaikan diri dengan baik di Panti Asuhan.
Hal ini dipengaruhi oleh penilaian anak asuh yang bersifat subjektif terhadap
tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya dan latar belakang kehidupan
keluarga tiap anak asuh yang berbeda-beda pula.
Ada anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya tinggi dan
ada pula yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya rendah. Banyak anak
asuh yang belum menggunakan dengan maksimal kesempatan dan fasilitas
yang disediakan oleh pengasuh. Anak asuh juga masih kurang memiliki niat
dan motivasi untuk berusaha dengan sungguh-sungguh karena kesadaran
dirinya yang masih rendah dalam lingkungan Panti Asuhan. Namun anak asuh
dapat merasakan tingkat pemenuhan kebutuhan hidup mereka terpenuhi lebih
baik selama di Panti Asuhan, apabila dibandingkan dengan kehidupan mereka
sebelum tinggal di Panti Asuhan.
38
BAB V
PENUTUP
Bab ini akan disajikan kesimpulan penelitian dan saran-saran.
A. KESIMPULAN
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh di Pondok Asuh
Harapan Yogyakarta dan dapat memberikan usulan program layanan
bimbingan yang sesuai untuk meningkatkankan pemenuhan kebutuhan
hidup para anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.
2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak
asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta secara keseluruhan adalah
jumlah anak asuh yang tingkat pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam
kategori tinggi ada 17 orang (57%) dan jumlah anak asuh yang tingkat
pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam kategori rendah ada 13 orang
(43%).
39
3. Aspek Kebutuhan Hidup Para Anak Asuh Yang Memerlukan
Perhatian
Hasil penelitian ditinjau per-aspek kebutuhan hidup para anak
asuh, kebutuhan hidup pada aspek pengetahuan perlu mendapatkan
perhatian lebih. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil penelitian yang
menyatakan bahwa jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan
kebutuhan hidup pada aspek pengetahuan dalam kategori tinggi ada 12
orang (40%) dan jumlah anak asuh yang memiliki tingkat pemenuhan
kebutuhan hidup pada aspek pengetahuan dalam kategori rendah ada 18
orang (60%).
B. SARAN-SARAN
Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup anak asuh berbeda antara satu anak
dengan anak yang lainnya. Masing-masing anak memiliki penilaian sendiri
mengenai pemenuhan kebutuhan hidupnya di Panti Asuhan karena setiap anak
memiliki pendapat dan pengalaman yang subjektif.
Panti Asuhan merupakan rumah sekaligus keluarga bagi anak asuh, sangat
mengharapkan pengasuh yang berperan sebagai pengganti orangtua mereka.
Pengasuh bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup anak asuh,
baik kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan memiliki-
dimiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan akan
aktualisasi diri, kebutuhan akan pengetahuan, maupun kebutuhan
40
estetik/keindahan. Contohnya : memberikan kasih sayang, bersikap adil dan
menghargai masing-masing pribadi anak asuhnya, menumbuhkan rasa saling
memiliki dan mendukung satu sama lain serta menumbuhkan ketaqwaan diri.
Kegiatan bimbingan, baik bimbingan kelompok maupun bimbingan
individual dilakukan sebagai wujud nyata pendampingan pengasuh terhadap
anak asuh agar berkembang secara optimal.
Berdasarkan perhitungan Mean untuk setiap jenis kebutuhan, diperoleh
tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh dalam kategori rendah
adalah : a) jenis kebutuhan akan pengetahuan 18 orang, b) jenis kebutuhan
fisiologis 14 orang, c) kebutuhan akan rasa aman 14 orang, d) kebutuhan akan
memiliki-dimiliki dan kasih sayang 14 orang, e) kebutuhan penghargaan 14
orang, f) kebutuhan akan aktualisasi diri 14 orang, g) kebutuhan estetik 13
orang.
Para anak asuh yang memperoleh tingkat pemenuhan kebutuhan hidup
kategori rendah ini perlu mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
Berkaitan dengan hal tersebut terdapat dua saran yaitu :
1. Kegiatan Bimbingan Pribadi-Sosial
Kegiatan bimbingan ini dilakukan baik secara individual maupun
kelompok. Kegiatan bimbingan kelompok yang dilakukan untuk anak asuh
agar berkembang secara optimal diantaranya dengan adanya retret,
weekend, dan pendampingan rohani. Kegiatan bimbingan individual
dilakukan dengan disediakannya waktu khusus untuk melakukan
41
pendampingan pribadi secara rutin agar setiap anak dapat terkontrol
dengan baik.
Kegiatan bimbingan yang dilakukan tersebut, baik itu bimbingan
kelompok maupun individual bertujuan untuk membantu anak asuh dalam
menghadapi dan mengatasi permasalahan-permasalahan hidupnya.
Contohnya : menumbuhkan ketaqwaan diri dalam kehidupan kerohanian,
perawatan diri, pengisan waktu luang yang bermanfaat, serta bimbingan
dalam membina hubungan anak asuh dengan pengasuh, teman sebaya,
teman sejenis maupun berlainan jenis, guru-guru di sekolah dan
lingkungan sekitar Panti Asuhan.
2. Usulan Program Layanan Bimbingan Yang Sesuai Untuk
Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh Di Pondok
Asuh Harapan Yogyakarta
Usulan program layanan bimbingan yang perlu diberikan untuk para
anak asuh di Pondok Asuh Harapan Yogyakarta berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan adalah bimbingan belajar/akademik.
Bimbingan belajar sangat dibutuhkan untuk anak asuh karena berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, tingkat pemenuhan kebutuhan hidup
pada aspek pengetahuan anak asuh dalam kategori rendah ada 18 orang
(60%).
Kegiatan bimbingan belajar/akademik dapat dilakukan dengan
pendampingan belajar lebih intensif oleh pengasuh, akan lebih baik lagi
42
apabila pengasuh menambahkan beberapa staf khusus yang membantu
pengasuh dalam pendampingan belajar dan penyediaan fasilitas penunjang
belajar, seperti: buku-buku penunjang, ruang belajar yang kondusif untuk
belajar dan pemberian jam tambahan pelajaran. Pengawasan dan
pengontrolan anak asuh di sekolah dapat bekerja sama dengan pihak
sekolah masing-masih anak asuh sehingga apabila ada anak asuh yang
memiliki permasalahan di sekolah dapat segera diketahui dan ditangani
dengan tepat.
Selain itu peningkatan budaya membaca sangat penting dalam
mengembangkan pengetahuan anak asuh. Karena dengan gemar membaca
maka pengetahuan yang diperoleh anak semakin luas. Namun dengan
catatan pengasuh perlu selektif dalam memberikan buku-buku/sumber
bacaan yang sesuai untuk para anak asuh. Pendampingan dan kegiatan
bimbingan yang dilakukan oleh pengasuh dilakukan secara
berkesinambungan dan dilaksanakan sungguh-sungguh agar kebutuhan
hidup anak asuh terpenuhi dengan baik sehingga dapat berkembang secara
optimal.
Usulan program ini terbuka untuk penyempurnaan dan perubahan
sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Diharapkan usulan program
ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan
pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan para anak asuh di Pondok Asuh
Harapan Yogyakarta. Usulan program layanan bimbingan tersebut
disajikan dalam tabel 6.
43
44
45
DAFTAR PUSTAKA
Furchan, H. Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidkan. Terj :
Introduction to Research in Education, karya : Donald Ary, Luchy
Cheser JACOBS, Asghar Razavich. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Goble, Frank.G. 1987. Mazhab Ketiga:Psikologi Humanistik Abraham
Maslow. Terjemahan oleh Supratiknya, A. Yogyakarta: Kanisius.
Henakin, Tekla Nogo. 2007. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Para Anak Asuh
Siswa SMP dan SM Panti Asuhan Kumuda Putra Putri Magelang Tahun
Ajaran 2006/2007. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Henry E, Garret. 1967. Statistics in Psichology and Education. London :
Longmans, Green & Co.
Mappier, A.1992. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta : Kanisius.
Pondok Asuh Harapan Yogyakarta.
Prayitno, dkk. 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta : PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Profile Yayasan Pelita Bangsa Tahun 2005 Yogyakarta.
Purnomo, Cahyo. 2004. Skripsi: Tingkat Pmenuhan Kebutuhan Para Anak
Asuh Putra Sancta Maria Boro Kalibawang Tahun Ajaran 2003/2004.
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
46
Schultz, Duane.1999. Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian
Sehat. Yogyakarta : Kanisius.
Siswohardjono, Aryatmi. 1990. Perkembangan Pribadi Lewat Kehidupan
Dalam Asrama. Dalam Slameto (Penyunting). Persfektif Bimbingan dan
Konseling dan Penerapannya di Berbagai Institusi. Semarang : Satya
Wacana.
Slameto. 1990. Persfektif Bimbingan dan Konseling dan Penerapannya di
Berbagai Institusi. Semarang : Satya Wacana.
Sumarto, Kardoyo Karto. 1976. Pedoman Karya Penyelenggaraan Panti
Sosial. Jawa Tengah: Dinas Sosial.
Thantawy. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak .
Winkel, W.S.1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
PT.Grasindo.
47
Lampiran 1
TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP
PARA ANAK ASUH DI PONDOK ASUH HARAPAN
YOGYAKARTA
Oleh :
Maulita Eka Santi
031114012
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
48
KUESIONER TINGKAT PEMENUHAN
KEBUTUHAN HIDUP
PARA ANAK ASUH
DI PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA
Identitas Diri :
Jenis Kelamin :
Umur :
Tanggal Pengisian :
Pengantar :
Adik-adik yang tersayang, pada kesempatan ini saya meminta kesediaan
adik-adik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut yang ada di bawah ini
secara tertulis. Semua jawaban dari adik-adik akan dirahasiakan dan hanya
digunakan untuk kepentingan pelayanan terhadap adik-adik sebagai anggota
keluarga Panti Asuhan ini.
Mengingat pentingnya pendapat adik-adik, hendaknya adik-adik semua
menjawab pertanyaan secara jujur sesuai dengan isi hati adik-adik. Guna menjaga
kerahasiaan jawaban adik-adik, nama tidak perlu dituliskan.
Petunjuk :Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
Berilah tanda cek (√) sesuai dengan keadaan yang adik-adik alami di
Panti Asuhan ini pada salah satu kolom “Selalu”, “Banyak kali”,
“Kadang-kadang”, “Tidak Pernah” yang sudah tersedia sesuai dengan
keadaanmu.
49
Jawaban No Pernyataan Selalu Banyak
Kali Kadang-kadang
Tidak Pernah
1 Saya mendapatkan jatah makan dalam jumlah yang cukup setiap hari.
2 Saya mendapatkan makanan tambahan/snack setiap hari.
3 Saya makan dengan teratur setiap hari.
4 Saya makan snack/makanan tambahan yang telah disediakan setiap hari.
5 Saya mendapatkan jatah minum yang cukup setiap hari.
6 Saya memiliki pakaian dalam jumlah yang cukup.
7 Saya minum dalam jumlah yang cukup setiap harinya.
8 Saya memakai pakaian yang tersedia dengan bersih setiap harinya.
9 Saya mempunyai tempat tidur/perlengkapan tidur yang bersih.
10 Saya mendapatkan jam tidur siang dan malam yang diatur Panti Asuhan dengan cukup.
11 Saya menggunakan tempat tidur/peralatan tidur yang bersih.
12 Saya menggunakan jam tidur yang ada setiap hari secara teratur.
13 Saya dibiasakan menaati
peraturan/tata tertib yang ada di Panti Asuhan.
14 Saya memiliki kebebasan dalam mengutarakan masalah-masalah saya kepada pengasuh tanpa rasa takut.
50
15 Saya menaati peraturan/tata tertib yang berlaku di Panti Asuhan.
16 Saya menggunakan kesempatan untuk mengungkapkan masalah saya kepada pengasuh jika ada masalah tanpa rasa takut.
17 Saya mendapatkan kebebasan dalam bergaul dengan orang lain.
18 Saya mendapatkan jaminan perlindungan dari pengasuh.
19 Saya menggunakan kebebasan dalam bergaul yang telah diberikan oleh pengasuh dengan bertanggung jawab.
20 Saya merasa aman di Panti Asuhan ini.
21 Saya dibiasakan untuk peduli
dengan kesedihan yang dialami oleh teman.
22 Saya mendapatkan waktu luang untuk bermain bersama dengan teman.
23 Saya saling menghibur dengan teman ketika sedih.
24 Saya menggunakan waktu luang untuk bermain bersama dengan teman.
25 Saya mendapatkan kasih sayang dari pengasuh.
26 Saya dilatih untuk menyayangi tanpa pamrih.
27 Saya puas dengan kasih sayang yang telah diberikan pengasuh kepada saya.
28 Saya dan teman-teman saling menyayangi satu sama lain.
29 Saya dibiasakan bertegur sapa dengan pengasuh/teman
30 Saya bertegur sapa dengan pengasuh/teman
51
31 Saya dilatih untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh bila ada teman yang berbicara
32 Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh bila ada teman yang berbicara
33 Saya dilatih untuk dapat
menerima keadaan tubuh saya.
34 Saya mendapatkan kesempatan merayakan hari ulang tahun bersama-sama dengan teman.
35 Saya dapat menerima keadaan tubuh saya apa adanya.
36 Saya bahagia dapat merayakan hari ulang tahun bersama-sama teman.
37 Saya dilatih untuk percaya diri dengan berani tampil di depan umum.
38 Saya mendapatkan perlakuan adil di P.A.
39 Saya berani tampil di depan umum dengan percaya diri.
40 Saya bahagia mendapatkan perlakuan yang adil di P.A.
41 Saya dilatih untuk
mempraktekkan keterampilan , a.l: menjahit, membuat souvenir,hiasan-hiasan,dll.
42 Saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti lomba- lomba yang diadakan di sekolah, P.A.
43 Saya mempraktekkan keterampilan yang diajarkan pengasuh, a.l: menjahit, membuat souvenir,dll.
52
44 Saya mengikuti lomba- lomba yang diadakan di sekolah, P.A, maupun Gereja.
45 Saya didorong untuk dapat menjuarai lomba- lomba yang pernah saya ikuti.
46 Saya dilibatkan dalam kegiatan sosial/organisasi a.l: kepanitian HUT RI, kegiatan di panti, di gereja, di sekolah(OSIS,pengurus kelas,dll).
47 Saya menjuarai lomba- lomba yang pernah saya ikuti.
48 Saya aktif terlibat dalam kegiatan sosial/organisasi,a.l: kepanitian HUT RI, kegiatan di panti, di gereja, di sekolah(OSIS,pengurus kelas,dll).
49 Saya dilatih untuk meningkatkan keimanan diri dengan mengikuti kegiatan-kegiatan agama, a.l : persekutuan doa,kebaktian,pendalaman Alkitab,dll.
50 Saya diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat/kemampuan saya, seperti : bermain musik, melukis, menyanyi,dll.
51 Saya aktif mengikuti kegiatan keagamaan, a.l: persekutuan doa,kebaktian,pendalaman Alkitab,dll.
52 Saya menggunakan kesempatan untuk mengembangkan bakat/kemampuan saya, seperti : bermain musik, melukis, menyanyi,dll.
53
53 Saya dilatih untuk rajin membaca buku-buku bacaan/ilmu pengetahuan.
54 Saya mendapatkan fasilitas belajar yang memadai di P.A,a.l: ruang belajar, buku-buku,dll.
55 Saya rajin membaca buku-buku bacaan/ilmu pengetahuan.
56 Saya memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di P.A,a.l: ruang belajar, buku-buku,dll.
57 Saya mendapatkan pendampingan belajar dari pengasuh.
58 Saya mendapatkan tambahan pelajaran(les).
59 Saya memanfaatkan pendampingan belajar dari pengasuh.
60 Saya mengikuti tambahan pelajaran (les).
61 Saya dibiasakan untuk
merawat pakaian yang saya miliki agar rapi setiap hari.
62 Saya dilatih untuk merawat tanaman yang ada di halaman P.A.
63 Saya merawat pakaian agar rapi setiap hari.
64 Saya merawat tanaman yang ada di halaman P.A dengan baik.
65 Saya diberi kesempatan untuk menghias lingkungan P.A pada acara-acara tertentu,a.l: HUT RI, Hari Raya Natal,dll.
66 Saya dibiasakan untuk menjaga kebersihan lingkungan P.A, seperti : dengan membuang sampah pada tempatnya.
54
67 Saya menghias lingkungan Panti Asuhan pada acara-acara tertentu,seperti: HUT RI, Hari Raya Natal,dll.
68 Saya menjaga kebersihan lingkungan Panti Asuhan.
69 Saya memperoleh kesempatan bermain musik bersama teman-teman.
70 Saya mendapatkan waktu untuk menonton acara hiburan di Televisi pada hari libur.
71 Saya bermain musik bersama teman-teman.
72 Saya menonton acara hiburan di Televisi pada hari libur dengan rasa senang.
ÃTHANKS A LOT YACHÃ
55
56
57
58
Lampiran 5
TABEL 7 DISTRIBUSI SKOR-SKOR GASAL GENAP UNTUK
PERHITUNGAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS UJI COBA PENELITIAN PADA PARA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN
WIRA KARYA TAMA PURWOREJO
N0 ANAK X (Gasal) Y (Genap) X2 Y2 XY
1 129 140 16641 19600 18060 2 113 113 12769 12769 12769 3 141 141 19881 19881 19881 4 136 144 18496 20736 19584 5 128 129 16384 16641 16512 6 125 124 15625 15376 15500 7 138 138 19044 19044 19044 8 124 125 15376 15625 15500 9 121 117 14641 13689 14157 10 144 144 20736 20736 20736 11 113 112 12769 12544 12656 12 148 162 21904 26244 23976 13 154 160 23716 25600 24640 14 132 148 17424 21904 19536 15 123 121 15129 14641 14883 16 149 152 22201 23104 22648 17 113 118 12769 13924 13334 18 137 135 18769 18225 18495 19 117 118 13689 13924 13806 20 123 128 15129 16384 15744 21 128 120 16384 14400 15360 22 129 136 16641 18496 17544 23 140 146 19600 21316 20440 24 134 137 17956 18769 18358 25 160 159 25600 25281 25440 26 140 142 19600 20164 19880 27 124 128 15376 16384 15872 28 129 122 16641 14884 15738 29 134 142 17956 20164 19028 30 127 135 16129 18225 17145
TOTAL 3953 4036 524975 548674 536266
59
60
61
Lampiran 6
TABEL 8 DISTRIBUSI SKOR-SKOR GASAL GENAP UNTUK
PERHITUNGAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS PENELITIAN PADA PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN
YOGYAKARTA
No Anak X (Gasal) Y (Genap) X 2 Y 2 XY
1 122 115 14884 13225 14030 2 114 109 12996 11881 12426 3 104 108 10816 11664 11232 4 99 98 9801 9604 9702 5 135 139 18225 19321 18765 6 105 103 11025 10609 10815 7 114 132 12996 17424 15048 8 132 139 17424 19321 18348 9 111 110 12321 12100 12210 10 95 113 9025 12769 10735 11 102 112 10404 12544 11424 12 93 95 8649 9025 8835 13 116 123 13456 15129 14268 14 130 133 16900 17689 17290 15 110 109 12100 11881 11990 16 125 130 15625 16900 16250 17 112 113 12544 12769 12656 18 95 113 9025 12769 10735 19 139 136 19321 18496 18904 20 114 126 12996 15876 14364 21 108 116 11664 13456 12528 22 116 123 13456 15129 14268 23 113 117 12769 13689 13221 24 134 136 17956 18496 18224 25 122 120 14884 14400 14640 26 134 138 17956 19044 18492 27 120 121 14400 14641 14520 28 124 124 15376 15376 15376 29 126 123 15876 15129 15498 30 115 113 13225 12995 12995
Jumlah Total 3479 3587 408095 433351 419789
62
63
64
Lampiran 7
TABEL 9 PERHITUNGAN SKOR-SKOR JENIS KEBUTUHAN PARA ANAK
ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA
Jenis Kebutuhan No Fisiologis Rasa
Aman Rasa Memiliki- Dimiliki/ Cinta
Peng- hargaan
Aktualisasi Diri
Penge-tahuan
Estetik
1 48 24 41 32 35 18 39 2 40 25 43 28 27 18 42 3 36 24 34 26 38 22 32 4 29 22 37 30 31 15 33 5 45 28 45 30 48 30 48 6 40 20 37 27 37 23 30 7 40 29 42 27 45 24 39 8 46 29 45 32 45 30 44 9 40 24 33 24 42 26 32 10 43 26 35 29 25 21 29 11 45 28 33 24 29 22 33 12 38 24 29 21 30 19 27 13 43 27 43 29 31 28 40 14 44 26 42 30 43 30 48 15 39 25 37 26 33 21 38 16 48 26 46 29 37 26 43 17 42 29 33 27 36 22 35 18 38 19 35 26 30 22 38 19 46 30 44 32 47 32 43 20 42 25 38 30 37 30 38 21 40 22 37 28 34 23 40 22 46 21 41 28 42 24 37 23 41 26 38 27 40 24 34 24 47 26 46 29 44 30 48 25 46 22 43 32 35 26 38 26 48 24 45 30 48 31 46 27 44 27 45 30 30 23 42 28 45 30 40 31 38 24 41 29 47 27 40 30 37 27 41 30 39 30 39 25 33 23 39 Total 1275 765 1186 850 1107 734 1157
65
Lampiran 8
TABEL 10 SKOR-SKOR KUESIONER TINGGI-RENDAH TINGKAT
PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA
No.Anak Skor Anak Kategori No.Anak Skor Anak Kategori 1 237 T 16 255 T 2 223 R 17 225 R 3 212 R 18 206 R 4 197 R 19 275 T 5 274 T 20 240 T 6 208 R 21 224 R 7 246 T 22 239 T 8 271 T 23 230 R 9 221 R 24 270 T 10 208 R 25 242 T 11 214 R 26 272 T 12 188 R 27 241 T 13 239 T 28 248 T 14 263 T 29 247 T 15 219 R 30 231 T
66
Lampiran 9
PERHITUNGAN MEAN UNTUK MELIHAT TINGGI RENDAH TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP TIAP JENIS
KEBUTUHAN PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA
Diketahui :
Rumus mencari Mean = ∑ Total Skor Tiap Jenis Kebutuhan N
1. Jenis Kebutuhan Fisiologis
Total skor kebutuhan fisiologis = 1275
M = 1275 = 42, 50 30 2. Jenis Kebutuhan akan Rasa Aman
Total skor kebutuhan akan rasa aman = 765
M = 765 = 25, 50 30 3. Jenis Kebutuhan akan Rasa Memiliki-dimiliki/Cinta-kasih sayang
Total skor kebutuhan akan Rasa
Memiliki-dimiliki/Cinta-kasih sayang = 1186
M = 1186 = 39, 53 30 4. Jenis Kebutuhan akan Rasa Penghargaan
Total skor kebutuhan akan Rasa Penghargaan = 850
M = 850 = 28, 33 30
67
5. Jenis Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Total skor kebutuhan akan Aktualisasi Diri = 1107
M = 1107 = 36, 90 30 6. Jenis Kebutuhan akan Pengetahuan
Total skor kebutuhan akan Pengetahuan = 734
M = 734 = 24, 47 30 7. Jenis Kebutuhan akan estetik
Total skor kebutuhan akan estetik = 1157
M = 1157 =38, 57 30
68
Lampiran 10
TABEL 11 SKOR-SKOR TINGGI RENDAH TIAP JENIS KEBUTUHAN PARA
ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA
Jenis Kebutuhan No I II III IV V VI VII
1 48 T 24 R 41 T 32 T 35 R 18 R 39 T 2 40 R 25 R 43 T 28 R 27 R 18 R 42 T 3 36 R 24 R 34 R 26 R 38 T 22 R 32 R 4 29 R 22 R 37 R 30 T 31 R 15 R 33 R 5 45 T 28 T 45 T 30 T 48 T 30 T 48 T 6 40 R 20 R 37 R 27 R 37 T 23 R 30 R 7 40 R 29 T 42 T 27 R 45 T 24 R 39 T 8 46 T 29 T 45 T 32 T 45 T 30 T 44 T 9 40 R 24 R 33 R 24 R 42 T 26 T 32 R 10 43 T 26 T 35 R 29 T 25 R 21 R 29 R 11 45 T 28 T 33 R 24 R 29 R 22 R 33 R 12 38 R 24 R 29 R 21 R 30 R 19 R 27 R 13 43 T 27 T 43 T 29 T 31 R 28 T 40 T 14 44 T 26 T 42 T 30 T 43 T 30 T 48 T 15 39 R 25 R 37 R 26 R 33 R 21 R 38 R 16 48 T 26 T 46 T 29 T 37 T 26 T 43 T 17 42 R 29 T 33 R 27 R 36 R 22 R 35 R 18 38 R 19 R 35 R 26 R 30 R 22 R 38 R 19 46 T 30 T 44 T 32 T 47 T 32 T 43 T 20 42 R 25 R 38 R 30 T 37 T 30 T 38 R 21 40 R 22 R 37 R 28 R 34 R 23 R 40 T 22 46 T 21 R 41 T 28 R 42 T 24 R 37 R 23 41 R 26 T 38 R 27 R 40 T 24 R 34 R 24 47 T 26 T 46 T 29 T 44 T 30 T 48 T 25 46 T 22 R 43 T 32 T 35 R 26 T 38 R 26 48 T 24 R 45 T 30 T 48 T 31 T 46 T 27 44 T 27 T 45 T 30 T 30 R 23 R 42 T 28 45 T 30 T 40 T 31 T 38 T 24 R 41 T 29 47 T 27 T 40 T 30 T 37 T 27 T 41 T 30 39 R 30 T 39 R 25 R 33 R 23 R 39 T
69
Lampiran 11
URUTAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA
PER-JENIS KEBUTUHAN YANG TERMASUK KATEGORI RENDAH
Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh yang termasuk kategori
rendah untuk tiap jenis kebutuhan adalah sebagai berikut :
1. Jenis kebutuhan pengetahuan : 18 anak.
2. Jenis kebutuhan fisiologis : 14 anak.
3. Jenis kebutuhan akan rasa aman : 14 anak.
4. Jenis kebutuhan akan cinta/kasih sayang : 14 anak.
5. Jenis kebutuhan akan penghargaan : 14 anak.
6. Jenis kebutuhan aktualisasi diri : 14 anak.
7. Jenis kebutuhan estetik : 13 anak.
70
Lampiran 12
URUTAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PARA ANAK ASUH PONDOK ASUH HARAPAN YOGYAKARTA PER-JENIS
KEBUTUHAN YANG TERMASUK KATEGORI TINGGI
Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup para anak asuh yang termasuk kategori
tinggi untuk tiap jenis kebutuhan adalah sebagai berikut :
1. Jenis kebutuhan estetik : 17 anak
2. Jenis kebutuhan fisiologis : 16 anak.
3. Jenis kebutuhan akan rasa aman : 16 anak.
4. Jenis kebutuhan akan cinta/kasih sayang : 16 anak.
5. Jenis kebutuhan akan penghargaan : 16 anak.
6. Jenis kebutuhan aktualisasi diri : 16 anak.
7. Jenis kebutuhan pengetahuan : 12 anak.
Top Related