TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM
MENENTUKAN SINYAL JUAL DAN SINYAL BELI SAHAM
PADA PERUSAHAAAN SUB SEKTOR KONSTRUKSI
BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2013 – 2017
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
CYNTHIA DEWI
NIM : 11140810000097
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018
i
TINGKAT AKURASI INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL DALAM
MENENTUKAN SINYAL JUAL DAN SINYAL BELI SAHAM
PADA PERUSAHAAAN SUB SEKTOR KONSTRUKSI
BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2013 – 2017
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
CYNTHIA DEWI
NIM : 11140810000097
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Dr. Pudji Astutiy, SE.,MM
NIDN: 0311065804
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2018 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Senin, 9 April 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Cynthia Dewi
2. NIM : 11140810000097
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Tingkat Akurasi Indikator Analisis Teknikal Dalam
Menentukan Sinyal Jual dan Sinyal Beli Saham pada
Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan yang
Terdaftar di BEI Periode 2013 – 2017.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 April 2018
1. Amalia, M.S.M (_______________________)
NIP. 1974082120091012005 Penguji I
2. Deni Pandu Nugraha, M.Sc (_______________________)
NIDN. 2012108503 Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Pada hari Jumat, 30 November 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama
mahasiswa:
1. Nama : Cynthia Dewi
2. NIM : 11140810000097
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : Tingkat Akurasi Indikator Analisis Teknikal Dalam
Menentukan Sinyal Jual dan Sinyal Beli Saham pada
Perusahaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan yang
Terdaftar di BEI Periode 2013 – 2017.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 30 November 2018
1. Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )
NIP. 197312212005012002 Ketua
2. Dr. Hj. Pudji Astutiy, SE., MM ( )
NIDN. 0311065804 Sekertaris
3. Dr. Indoyama Nasaruddin, SE., MAB ( )
NIP. 197411272001121002 Penguji Ahli
4. Dr. Hj. Pudji Astutiy, SE., MM ( )
NIDN. 0311065804 Pembimbing I
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Cynthia Dewi
NIM : 11140810000097
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, tenyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 01 November 2018
Yang menyatakan,
Cynthia Dewi
11140810000097
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Cynthia Dewi
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 September 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jalan Semanggi 2 No. 51 RT.003/ RW. 03
Cempaka Putih Ciputat Tangerang Selatan,
15412.
5. No. Telepon : 0878-8788-9718
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. 2001 – 2001 : TK Aisyiyah 56 Nurul Huda Ciputat
2. 2002 – 2008 : SDN 1 Kampung Utan Cempaka Putih
3. 2008 – 2011 : SMPN 3 Kota Tangerang Selatan
4. 2011 – 2014 : SMAN 1 Kota Tangerang Selatan
5. 2014 – 2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. 2003-2008 : TPA AS-Salam
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Rohis SMAN 1 Kota Tangerang Selatan 2011-2014
2. Anggota Futsal Putri SONIC SMAN 1 Kota Tangerang
Selatan 2011-2014
3. Anggota Tari Saman Seisdance Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Jakarta periode 2014-2016
vi
V. LATAR BELAKANG ORANGTUA
1. Ayah : Ahmadi
2. Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 11 Febuari 1966
3. Ibu : Rahmawati
4. Tempat, Tgl Lahir : Tangerang, 24 Oktober 1972
5. Alamat : Jalan Semanggi 2 No. 51 RT.003/ RW. 03
Cempaka Putih Ciputat Tangerang Selatan,
15412.
6. Telepon : 081220832880
7. Anak Ke Dari : 1 dari 3 bersaudara
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung tingkat akurasi dari beberapa indikator analisis
teknikal, yaitu Simple Moving Average, Relative Strenght Index (RSI), dan Bollinger Bands.
Penelitian ini menggunakan data harga penutupan harian saham ketujuh perusahaan sub sektor
konstruksi bangunan mulai dari Januari 2013 sampai Desember 2017. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat akurasi indikator analisis teknikal berdasarkan indikator Simple
Moving Average mendapatkan hasil akurasi terbesar sebesar 60.87% pada perusahaan Adhi Karya
(Persero) Tbk (ADHI), 58.62% pada perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP),
dan 57.14% pada perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Sedangkan berdasarkan
indikator Bollinger Bands ditemukan hasil akurasi terbesar sebesar 57.33% pada perusahaan Nusa
Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), 62.92% pada perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata
(JKON), 58.62% pada perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan 50.00% pada
perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Kata kunci:
Analisis teknikal, simple moving average, relative strenght index, bollinger bands.
viii
ABSTRACT
This study aims to calculate the level of accuracy of several indicators of
technical analysis, those are Simple Moving Average, Relative Strength Index
(RSI), and Bollinger Bands. This study uses the daily closing price data of the
seven companies of the construction sub-sector from January 2013 to December
2017. The results of the study show that the accuracy of technical analysis
indicators based on the Simple Moving Average indicator gets the highest
accuracy of 60.87% in Adhi Karya Persero) Tbk (ADHI), 58.62% in the
Pembangunan Perumahan company (PTPP), and 57.14% at the company Surya
Semesta Internusa Tbk (SSIA). Whereas based on the Bollinger Bands indicator,
the highest accuracy results were found at 57.33% in Nusa Konstruksi Enjiniring
Tbk (DGIK), 62.92% in Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON), 58.62% for
Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) and 50.00 % on Waskita Karya (Persero)
Tbk (WSKT).
Keywords:
Technical analysis, simple moving average, relative strenght index, bollinger
bands.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan nikmat-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat
Akurasi Indikator Analisis Teknikal Dalam Menentukan Sinyal Jual Dan
Sinyal Beli Saham Pada Perusahaaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan
Yang Terdaftar Di BEI Periode 2013 – 2017” dengan sebaik-baiknya. Skripsi
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan
yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan
dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari
bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak
yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk
itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada:
1. Sang Maha Kuasa, Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya selama
ini sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan
skripsi ini
2. Kedua orang tua, Bapak Ahmadi dan Ibu Rahmawati yang selalu
memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih
sayang, cinta, dan doa yang tak akan terputus dengan penuh rasa ikhlas,
dan sabar. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera
menyelesaikan skripsi ini.
x
3. Kedua kakek dan nenek, Bapak H. Misanturin dan Ibu Hj. Sinah serta
Alm. Siddiq dan Munaroh yang memberikan dukungan baik moril maupun
materil dan mendoakan dengan penuh rasa ikhlas.
4. Keluarga tercinta, H. Arief Gunawan, S.Pd M.Pdi, Tante Sri Hidayati, Gea
Cameliasari Akbar, S.Sos., M. Luthfi As-shiddiqi, Wildan Noor Rohman, dan
Mario Nuriman untuk dukungan dan doa yang diberikan selama ini.
5. Ibu Dr. Pudji Astuti, SE.,MM selaku dosen pembimbing, yang senantiasa
ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyusun skripsi ini serta kasih sayang yang diberikan begitu besar
pada penulis.
6. Bapak Deni Pandu Nugraha, M.Sc selaku Pembimbing Akademik. Dan
yang senantiasa ikhlas meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
bukan hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuannya, wawasannya,
pengalamannya dan mengajarkan etika kepada penulis tetapi juga diiringi
dengan memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus selama penulis
menuntut ilmu sebagai Mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Jakarta.
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja
kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus
kebutuhan administrasi, keuangan dan lain-lainnya.
9. Teman-teman seperjuangan Manajemen angkatan 2014. Terimakasih atas
rasa kekeluargaan yang telah diberikan, dukungannya dan selalu ada
dalam suka maupun duka serta memberikan motivasi selama masa
perkuliahan.
10. Teman-teman Finance 2014, terimakasih atas segala bantuan dan
kenangan yang kalian berikan untuk penulis.
11. Sahabat Seperjuangan yaitu Ayu Laras, Tsizy Aqila Primadina, Vivi
Nafilah Chairni Hasan, Intan Rachmasari Rahardja, Avianti Paramitha,
Shinta Sri Rahmawati, Mariah Ulfah, dan Nurcholis Bayan yang selalu
xi
membantu, mendukung, mendoakan, memotivasi dan menghibur selama
proses menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat penghibur, Ika, Rani, Vinda, Farah, Diana, Citra, Humai, Riska
yang selalu menghibur dan memovitasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman KKN Native 2017.
14. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian
telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih
banyak atas motivasi yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan
maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik manajer
investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis sendiri
sebagai proses pengembangan diri.
Jakarta, 01 November 2018
Penulis
(Cynthia Dewi)
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 12
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ..................................................................... 14
1. Investasi ....................................................................... 14
2. Pasar Modal .................................................................. 15
3. Saham dan Harga Saham ............................................. 16
4. Efisiensi Pasar .............................................................. 17
5. Hipoesis Pasar Efisien .................................................. 19
6. Tingkatan Efisiensi Pasar ............................................. 21
7. Analisis Teknikal ......................................................... 23
8. Identifikasi Pergerakan Trend Dasar ............................. 27
xiii
9. Moving Average (MA) ................................................ 28
10. Relative Strenght Index (RSI) ...................................... 29
11. Bollinger Bands............................................................. 29
12. Jenis Grafik ................................................................... 30
B. Penelitian Terdahulu ........................................................... 33
C. Kerangka Berpikir ............................................................... 45
D. Hipotesis .............................................................................. 45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 46
B. Metode Penentuan Sampel .................................................. 46
1. Populasi ........................................................................ 46
2. Sampel .......................................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data ................................................. 48
D. Metode Analisis Data .......................................................... 48
1. Analisis Teknikal .......................................................... 49
2. Tingkat Akurasi ............................................................ 52
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................... 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 54
B. Analisis dan Pembahasan ..................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 90
B. Saran ..................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data rata-rata tahunan perdagangan saham.......................... 2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................ 37
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ................................................................. 47
Tabel 4.1 Hasil Akurasi Indikator ........................................................ 86
Tabel 4.2 Hasil Akurasi Terbesar ......................................................... 86
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penyebaran Proyek strategis nasional .................................. 9
Gambar 2.1 Line Chart............................................................................. 31
Gambar 2.2 Bar Chart .............................................................................. 31
Gambar 2.3 Keterangan Badan Bar Chart ............................................... 32
Gambar 2.4 Candlestick Chart ................................................................. 32
Gambar 2.5 Keterangan Candlestick Chart.............................................. 33
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran ............................................................. 45
Gambar 4.1 Simple Moving Average ADHI ........................................... 63
Gambar 4.2 Simple Moving Average DGIK ........................................... 64
Gambar 4.3 Simple Moving Average JKON ........................................... 65
Gambar 4.4 Simple Moving Average PTPP ............................................ 66
Gambar 4.5 Simple Moving Average SSIA ............................................ 67
Gambar 4.6 Simple Moving Average WIKA .......................................... 68
Gambar 4.7 Simple Moving Average WSKT .......................................... 69
Gambar 4.8 Relative Strenght Index ADHI ............................................. 71
Gambar 4.9 Relative Strenght Index DGIK ............................................. 72
Gambar 4.10 Relative Strenght Index JKON ............................................ 73
Gambar 4.11 Relative Strenght Index PTPP .............................................. 74
Gambar 4.12 Relative Strenght Index SSIA .............................................. 75
xvi
Gambar 4.13 Relative Strenght Index WIKA ............................................ 76
Gambar 4.14 Relative Strenght Index WSKT ........................................... 77
Gambar 4.15 Bollinger Bands ADHI ......................................................... 79
Gambar 4.16 Bollinger Bands DGIK ......................................................... 80
Gambar 4.17 Bollinger Bands JKON ........................................................ 81
Gambar 4.18 Bollinger Bands PTPP ......................................................... 82
Gambar 4.19 Bollinger Bands SSIA .......................................................... 83
Gambar 4.20 Bollinger Bands WIKA ........................................................ 84
Bambar 4.21 Bollinger Bands WSKT ....................................................... 85
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Simple Moving Average ...................................................... 97
Lampiran 2 Relative Strenght Index ........................................................ 105
Lampiran 3 Bollinger Bands .................................................................... 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi, hampir semua negara menaruh perhatian besar
terhadap pasar modal, karena pasar modal memiliki peran penting dalam
pembangunan ekonomi. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan
ekonomi yaitu sebagai salah satu pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan
juga sebagai salah satu wadah investasi masyarakat.
Pasar Modal adalah pelengkap disektor keuangan terhadap dua
lembaga lainya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal
memberikan jasanya yaitu menyembatani hubungan antara pemilik modal
dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana
dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public)
(Anoraga, 2008).
Kehadiran Pasar Modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan,
dalam melaksanakan fungsi ekonominya yakni menyediakan dana dari pihak
mempunyai kelebihan dana (lender) dan bagi pihak yang memerlukan dana
(borrower), sedangkan dalam arti keuangan bagi para investor, Pasar Modal
merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan
dananya (dalam aset finansial).
Perkembangan pasar modal di Indonesia cukup pesat, hal ini dapat
dilihat berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik terlihat nilai dari volume
2
perdagangan saham dari tahun 2013 sampai 2017 cenderung mengalami
peningkatan.
Tabel 1.1
Data Rata-Rata Tahunan Perdagangan Saham Bursa Efek Indonesia.
Bura Efek Jakarta Transaksi dan Indeks Saham di Bursa Efek Jakarta
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Perusahaan 483 506 521 537 556
Volume (Juta Saham) 1.342.655 1.327.014 1.446.314 1.925.419 2.079.809
Indeks Harga Saham
Komposit 4.274,18 5.226,95 4.593,01 5.296,71 5.900,85
Sumber : www.bps.go.id
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah volume transaksi
saham sempat menurun pada tahun 2014 kemudian terus menaik hingga
2017. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia sudah sadar akan
pentingnya berinvestasi. Investasi itu sendiri menjadi penting bahkan sudah
menjadi kebutuhan karena setiap individu tidak tahu apa yang akan terjadi
dengan kondisi keuangan di masa yang akan datang, salah satu cara untuk
meminimalisir risiko yang dapat ditimbulkan dari ketidakpastian tersebut
adalah salah satunya dengan cara berinvestasi.
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa depan (Tandelilin, 2001). Banyak pilihan bidang investasi
yang telah ada saat ini salah satunya adalah saham. Saham merupakan salah
satu bidang investasi yang cukup menarik namun beresiko tinggi
(Hermuningsih, 2012). Investor dapat berinvestasi saham menggunakan
3
strategi jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan namun ada cara lain
yang bisa digunakan untuk mengembangkan dana dari investasi saham yaitu
kegiatan perdagangan saham (trading) (Pribadi, 2016).
Dalam setiap transaksi perdagangan saham, investor atau manajer
investasi dihadapkan pada pilihan untuk membeli atau menjual saham. Setiap
kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi akan menimbulkan
kerugian bagi investor itu sendiri, atau mengakibatkan nilai aktiva bersih dari
reksadana saham yang dikelola manajer investasi tersebut menurun. Maka
diperlukan analisis dan peramalan yang kuat, akurat dan dapat diandalkan
untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi.
Peramalan adalah salah satu input penting bagi para manajer dalam
proses pengambilan keputusan investasi. Dalam proses peramalan dapat
disadari bahwa sering terjadi ketidakakuratan hasil peramalan, tetapi
peramalan masih penting dilakukan karena semua organisasi beroperasi
dalam suatu lingkungan yang mengandung unsur ketidakpastian, tetapi
keputusan harus tetap diambil yang nantinya akan mempengaruhi masa depan
organisasi tersebut. Suatu pendugaan secara ilmiah terhadap masa depan akan
jauh lebih berarti dari pada pendugaan hanya berdasarkan intuisi saja
(Muchlisin, 2011).
Investor berkeinginan untuk memperoleh keuntungan semaksimal
mungkin dalam berinvestasi. Para investor harus teliti dalam memilih saham
yang layak dan melihat momen di mana harus posisi sell, buy, atau hold.
Walaupun pertumbuhan dari perolehan saham diinginkan, tetapi fluktuasi
4
tajam yang memunculkan resiko tinggi selalu diupayakan ditekan. Dengan
keuntungan maksimal berarti resiko yang harus diambil lebih tinggi. Situasi
dan kondisi pasar yang kurang menentu menyebabkan resiko yang lebih
tinggi. Pembuatan kerangka keputusan investasi sangat menentukan
keberhasilan seorang investor dalam mengoptimalkan tingkat imbal hasil
(return) investasi dan mengurangi sekecil mungkin resiko yang dihadapi.
Berinvestasi pada saham, forex, atau komoditas memang sangat
menggiurkan, karena kita bisa mendapatkan untung yang cukup besar.
Puluhan, bahkan ratusan persen dalam waktu yang singkat (sehari, seminggu,
sebulan, tergantung kondisi). Keuntungan yang diperoleh juga bisa berkali
lipat dari marjin deposito. Namun, apabila salah perhitungan, mampu
membangkrutkan orang dalam waktu singkat pula (Desmond, 2010).
Hal utama yang harus dilakukan investor dalam berinvestasi pada
saham adalah memilih saham terlebih dahulu, tujuannya adalah untuk
mengetahui kualitas dari saham itu sendiri, dalam memilih saham investor
harus melakukan analisis terlebih dahulu.
Ada dua macam analisis dalam dunia saham, yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah suatu metoda
peramalan pergerakan instrumen finansial di waktu mendatang berdasarkan
terkait dengan informasi mengenai laporan keuangan dan kesehatan
perusahaan, pesaing, manajemen dan situasi pasar dari produk tersebut (May,
2011). Analisis fundamental mengidentifikasi dan mengukur faktor-faktor
yang menentukan nilai intrinsik suatu instrumen finansial. Apabila penawaran
5
meningkat tetapi permintaan tetap, maka harga pasar akan meningkat, begitu
sebaliknya. Salah satu kesulitan analisis fundamental adalah mengukur secara
akurat hubungan antara variabel - variabel, sehingga para analis harus
membuat estimasi berdasarkan pengalaman mereka. Sedangkan analisis
teknikal adalah suatu metoda meramalkan pergerakan harga saham dan
meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang dengan cara
mempelajari grafik harga saham, volume perdagangan dan indeks harga
saham gabungan.
Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di
pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Para analis teknikal tidak terlalu
peduli terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pasar, sebagaimana para
analis fundamental, tetapi lebih berkonsentrasi pada instrumen pasarnya
(Susanto, 2010: 29).
Sehubungan dengan pengumpulan data perusahaan yang
membutuhkan waktu cukup lama, maka analisis fundamental lebih cocok
digunakan untuk investasi jangka panjang, sedangkan untuk investasi jangka
pendek, analisis fundamental dibutuhkan untuk memilih saham-saham yang
berkualitas tinggi. Hal ini berbeda dengan analisis teknikal dimana analisis ini
sangat cocok untuk memprediksi suatu pergerakan harga saham dalam jangka
waktu pendek, jangka sedang, maupun jangka panjang (May, 2010).
Analisis teknikal adalah teknik yang menganalisa fluktuasi harga
dalam rentang waktu tertentu atau dalam hubungannya dengan faktor lain,
misalnya volume transaksi (Desmond, 2010). Analisis teknikal juga
6
merupakan studi tentang perilaku pasar yang digambarkan melalui grafik,
untuk memprediksi kecenderungan harga dimasa yang akan datang (Murphy,
1999). Dari grafik tersebut akan terlihat pola tertentu yang dapat dipakai
sebagai dasar untuk melakukan pembelian atau penjualan.
Pada dasarnya analisis teknikal digunakan untuk menentukan apakah
suatu harga saham/ mata uang sudah overbought (jenuh beli) atau oversold
(jenuh jual) (Desmond, 2010). Atau, analisis teknikal bisa didefinisikan
sebagai suatu pemanfaatan data historis (harga dan volume perdagangan
saham) yang tersedia di pasar (Fardiansyah, 2003: 90).
Agar dapat mengetahui pola pergerakan harga dengan mudah, maka
data harga pada analisis teknikal digambarkan dalam bentuk grafik, antara
lain Line chart (garis), Bar chart (batang), Candle chart atau candlestick chart
(lilin). Grafik line chart hanya memuat data harga penutupan, namun data ini
paling mudah dibaca. Bar chart dan Candlestick chart hampir mirip
dikarenakan memuat harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi dan
terendah. Namun, grafik Candlestick lebih mudah dibaca, karena bisa
menggunakan warna, juga mampu menampilkan psikologi pasar dengan lebih
mudah (Desmond, 2010).
Analisa teknikal secara umum dapat digolongkan menjadi 2 kelas
utama, yaitu analisa teknikal klasik dan analisa teknikal modern. Pengguna
analisa teknikal klasik, atau yang biasa disebut sebagai chartist percaya
bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh berdasarkan
bentuk dan pola tertentu dari grafik harga saham. Dasar pengambilan
7
keputusan transaksi dalam analisa ini biasanya ditentukan berdasarkan
judgement dan interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik sehingga
menjadi sangat subjektif. Lain halnya dengan analisa teknikal klasik, analisa
teknikal modern melihat tren dan sinyal aksi pasar suatu saham berdasar pola
grafik yang diindikasikan dari perhitungan kuantitatif sehingga hasilnya
objektif (Ardani, 2012).
Secara umum indikator – indikator analisis teknikal modern terbagi
menjadi: (1) Indikator Trend Following, yaitu Moving Average, Parabolic
SAR, MACD, Ichimoku Kinko Hyo dsb. (2) Indikator Momentum, yaitu
Commodity Channel Index (CCI), Stochastic, William%R, Relative Strenght
Index dll. (3) Indikator Volume atau Market Strenght, yaitu Chaikin
Oscillator, On Balance Volume (OBV), Volume Oscillator (OSCV),
Accumulation/Distribution, Money Flow Index (MFI) dll. (4) Indikator
Volatility, yaitu Bollinger Band, Keltner Band, Everage True Range (ATR),
Envelope dll. (Frento, 2013).
Tetapi analisis teknikal bertentangan dengan efisiensi pasar bentuk
lemah dimana pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga – harga
saham saat ini telah mencerminkan secara penuh semua informasi harga
saham di masa lalu. Jones (1993) menyatakan bahwa hipotesis efisiensi pasar
bentuk lemah berkaitan namun tidak identik dengan hipotesis langkah acak
(random-walk hypothesis). Jika harga mengikuti langkah acak, perubahan
harga sepanjang waktu bersifat acak (independent). Perubahan harga hari ini
tidak berkaitan dengan perubahan harga kemarin atau hari – hari lainnya.
Dengan kata lain, harga masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang
dan tidak dapat dipergunakan untuk memprediksi pergerakan harga.
8
Namun terdapat beberapa penelitian yang meneliti efisiensi pasar
bentuk lemah terhadap pasar modal Indonesia yaitu antara lain penelitian
yang dilakukan oleh Nurliani (2016) dengan judul ” Pengujian Efisiensi Pasar
Modal di Asean (Studi Empiris Pada Index Saham Indonesia/JKSE,
Malaysia/KLSE, Singapura/STI, Filipina/PSI, Thailand/SETI, dan
Vietnam/VNI Periode 2011-2015)”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
efisiensi pasar modal di ASEAN. Penelitian ini telah meneliti hipotesis pasar
efisien bentuk lemah di keenam bursa saham utama ASEAN termasuk
Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Temuan
menunjukkan bahwa tidak satupun dari keenam pasar saham utama di
ASEAN yang mengikuti random walk dan karenanya semua pasar ini
merupakan pasar yang tidak efisien dalam bentuk lemah.
Penelitian yang dilakukan oleh Guidi dan Gupta (2011) dengan judul
“Are ASEAN stock market efficient? Evidence from univariate and
multivariate variance ratio tests”. Penelitian ini menguji efisiensi pasar di
ASEAN. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di pasar Indonesia,
Malaysia, Filipina, dan Vietnam menolak efisiensi pasar, sedangkan pada
pasar Singapura dan Thailand ditemukan efisiensi bentuk lemah.
Penelitian yang dilakukan oleh Kasihif Hamid, et. al (2010) dengan
judul “Testing the Weak form of Efficient Market Hypothesis: Empirical
Evidence from Asia-Pasific Markets”. Penelitian ini menguji efisiensi pasar
bentuk lemah di Pakistan, India, Sri Langka, China, Korea, Hong Kong,
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Taiwan, Japan, dan
Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return bulanan pada pasar
modal di Asia Pasifik tidak mengikuti pola random walk.
9
Beberapa penelitian tersebut memperlihatkan bahwa pasar modal
Indonesia tidak efisien dalam bentuk lemah sehingga analisis teknikal dapat
diterapkan dan harga saham masa lalu digunakan untuk memprediksi
pergerakan harga saham mendatang.
Pemerintah sekarang tengah mendorong pembangunan infrastruktur di
seluruh Indonesia agar dapat memberikan keseimbangan perekonomian di
tiap daerah. Seperti yang diungkapkan Presiden Jokowi tanggal 29 April 2015
pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas)
2015, di Jakarta. Presiden mengungkapkan: "Konsentrasi anggaran kita pada
kecepatan pembangunan. Fokus kita jelas sekarang ini infrastruktur. Baik
berupa infrastruktur pertanian seperti irigasi dan bendungan, infrastruktur
jalan baik jalan tol, jalan nasional, jalan provinsi dan kabupaten/ kota. Baik
berupa pelabuhan untuk konektivitas antar pulau. Baik berupa air port. Itulah
fokus kita," (Setiawan, 2015).
Menurut Laporan 3 Tahun pada masa kepemimpinan Jokowidodo
telah banyak melakukan pembangunan infrastruktur konektivitas dan
infrastruktur lainnya yang membutuhkan perusahaan jasa konstruksi dalam
pembangunannya.
10
Gambar 1.1
Penyebaran Proyek Strategis Nasional (PSN)
Sumber: www.presidenri.go.id
Dari gambar diatas kita bisa lihat banyak bahwa pemerintah secara
bertahap mengarahkan dan menambah komposisi proyek dan investasi
infrastruktur dikawasan timur Indonesia pada pemerintahan Jokowi dalam 3
tahun masa kepemimpinannya di Indonesia. Yaitu dalam rangka penyebaran
Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berisi 61 proyek di Sumatera, 24
proyek di Kalimantan, 27 proyek di Sulawesi, 13 Proyek di Maluku dan
Papua, 15 proyek di Bali dan Nusa Tenggara, dan 93 proyek di Jawa dimana
Proyek Strategis Nasional itu berisi antara lain pembangunan jalan, bandara,
pelabuhan dan bendungan. Selain itu, terdapat banyak kelanjutan
pembangunan yang akan dilakukan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam
lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2017
Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang berisi 248
proyek pembangunan Indonesia.
11
Langkah ini tentu saja menguntungkan para emiten yang bergerak di
bidang konstruksi. Karena seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia
selama ini, infrastruktur menjadi sangat penting karena Indonesia sangat
tertinggal di sektor ini. Untuk mendorong berkembangnya infrastruktur di
Indonesia, pemerintah mulai menyerahkan proyek infrastruktur kepada sektor
swasta (Setiawan, 2015). Dengan adanya privatisasi infrastruktur, perusahaan
yang bergerak dibidang konstruksi mempunyai peluang yang sangat besar
ditambah tingkat persaingan yang relatif masih longgar.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin melakukan
penelitian mengenai “Tingkat Akurasi Indikator Analisis Teknikal dalam
Menentukan Sinyal Jual dan Sinyal Beli Saham (Studi pada
Perusahaaan Sub Sektor Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di BEI
periode 2013 - 2017)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut,
maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat akurasi masing-masing saham pada perusahaan sub
sektor kontruksi bangunan yang terdaftar di BEI dengan indikator Simple
Moving Average pada periode 2013-2017?
2. Bagaimana tingkat akurasi masing-masing saham pada perusahaan sub
sektor kontruksi bangunan yang terdaftar di BEI dengan indikator
Relative Strenght Index pada periode 2013-2017?
12
3. Bagaimana tingkat akurasi masing-masing saham pada perusahaan sub
sektor kontruksi bangunan yang terdaftar di BEI dengan indikator
Bollinger Bands pada periode 2013-2017?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, adapun tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis tingkat akurasi indikator Simple Moving Average masing-
masing saham pada perusahaan sub sektor kontruksi bangunan yang
terdaftar di BEI pada periode 2013-2017.
2. Menganalisis tingkat akurasi indikator Relative Strenght Index masing-
masing saham pada perusahaan sub sektor kontruksi bangunan yang
terdaftar di BEI pada periode 2013-2017.
3. Menganalisis tingkat akurasi indikator Bollinger Bands masing-masing
saham pada perusahaan sub sektor kontruksi bangunan yang terdaftar di
BEI pada periode 2013-2017.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari dilakukannya penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat antara lain adalah:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
terhadap analisis teknikal saham secara teoritis maupun dalam dunia
nyata, serta pengaplikasian pengetahuan yang selama ini didapat selama
masa perkuliahan.
13
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Hasil penelitian yang disajikan dalam penelitian ini diharapkan
mampu memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan bagi investor
dalam menentukan pilihannya berinvestasi.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah, sehingga dapat dijadikan
bahan referensi bagi penelitian selanjutnya serta diharapkan penelitian ini
dapat melengkapi penelitian terdahulu.
4. Bagi Umum
Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya
manajemen konsentrasi keuangan dan bagi mahasiswa yang mempunyai
minat yang sama dengan penulis.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
a. Pengertian Investasi
Menurut Bodie et.al (2009:1) “an investment is the current
commitment of money or other resources in the expectation of
reaping future benefits.”. Menurut Tandelilin (2010), investasi
adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di
masa datang. Alasan utama seseorang melakukan investasi adalah
untuk mempersiapkan masa depan sedini mungkin dengan
perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan
keuangan saat ini. Sedangkan di dalam kamus Pasar Modal
disebutkan bahwa investasi adalah penggunaan modal untuk
memperoleh tambahan penghasilan baik melalui kegiatan pembelian
surat berharga untuk memperoleh capital gain.
b. Jenis Investasi
Bodie et.al (2009:2) membagi investasi menjadi dua kelompok
yaitu:
1) Real Assets, yaitu tanah, bangunan, pengetahuan, peralatan atau
mesin yang digunakan untuk memproduksi barang, dan para
15
pekerja yang keahliannya digunakan untuk mengelola sumber
daya tersebut.
2) Financial Assets, seperti saham atau obligasi yang memberi
kontribusi pada produktivitas kapasitas ekonomi secara tidak
langsung melalui pemisahan kepemilikan dan memfasilitasi
transfer dana dalam peluang investasi.
2. Pasar Modal
Pasar Modal (capital market) pada prinsipnya merupakan pasar
sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas serta
berbagai produk turunannya. Dimana jenis sekuritas di pasar modal
Indonesia di kelompokkan ke dalam bentuk berikut, yaitu : sekuritas di
pasar ekuitas, sekuritas di pasar obligasi, sekuritas di pasar derivatif dan
reksa dana (Tandelilin, 2010).
Pasar modal adalah pasar yang memperjual-belikan berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri (Nasarudin dan Surya, 2004: 13). Pasar modal
dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan
(atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitksn oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan,
2005: 3).
Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber
pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen
16
keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas) (Nasarudin dan
Surya, 2004: 14). Melakukan investasi di pasar modal setidaknya harus
memperhatikan dua hal, yaitu: keuntungan yang akan diperoleh dan
risiko yang mungkin terjadi.
3. Saham dan Harga Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2008) yang dimaksud dengan
saham adalah: Sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseorangan terbatas. Wujud saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut. Saham merupakan tanda bukti
kepemilikan perusahaan, dengan jangka waktu tidak terbatas.
Pemegang saham memperoleh penghasilan yang disebut dividen
dengan frekuensi tidak menentu. Dividen dibayar dari laba perusahaan,
dengan potensi laba perusahaan yang sulit ditaksir. Dari sisi perpajakan,
dividen merupakan bagian laba perusahaan setelah dikenai pajak.
Harga saham sangat fluktuatif dan sangat sensitif terhadap kondisi
makro dan mikro. Pemegang saham memiliki hak suara pada perusahaan
(RUPS). Jika terjadi likuidasi (pembubaran perusahaan) maka pemegang
saham memiliki klaim yang inferior (kebagian sisa-sisa hasil
pembubaran).
17
Pengertian harga saham menurut Martono (2007:13) didefinisikan
sebagai Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan
investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset.
Sawidji Widioatmodjo (2005:102) mendefinisikan harga saham sebagai
Harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang satu kepada
investor yang lain setelah saham tersebut di cantumkan di bursa, baik
bursa utama maupun OTC (Over the counter market).
4. Efisiensi Pasar
Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan oleh Fama (1970).
Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal
(capital market) dan pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila
tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi akan
mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return) setelah
disesuaikan dengan resiko, dengan strategi perdagangan yang ada.
Artinya, harga – harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari
informasi yang ada atau ”stock prices reflect all available information”
Definisi dari Fama ini menekannkan pada dua aspek, yaitu fully
reflect dan information available. Pengertian dari fully reflect
menunjukkan bahwa harga dari sekuritas secara akurat mencerminkan
informasi yang tersedia. Dalam hal ini, informasi yang tersedia dapat
meliputi semua informasi, baik informasi di masa lalu (misalnya, laba
emiten di masa lalu), informasi saat ini (misalnya, rencana kenaikan
deviden tahun ini) maupun informasi yang bersifat pendapat atau opini
18
rasional yang beredar di bursa yang dapat mempengaruhi perubahan
harga (misalnya, banyak pemodal yang berpendapat bahwa harga saham
akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan tercermin pada
perubahan harga saham yang cenderung naik). Dengan demikian pasar
dikatakan efisien menurut Fama.
Sedangkan dengan informasi yang tersedia (information available)
maka para pemodal secara akurat dapat mengekspektasikan harga dari
sekuritas yang bersangkutan. Karena informasi yang mempengaruhi
harga sekuritas tersebut terjadi secara acak, maka perubahan harga yang
terjadi akan bersifat independen satu dengan lainnya dan bergerak secara
acak pula. Artinya, perubahan harga yang terjadi hari ini tidak tergantung
pada perubahan harga yang terjadi di waktu lalu, karena harga baru
tersebut terbentuk berdasarkan reaksi pemodal terhadap informasi baru
yang terjadi secara acak.
Menurut Blake (1990) istilah pasar modal yang efisien memiliki
beberapa konsep yang berbeda yaitu:
1. Efisiensi secara alokasi (allocatively efficient)
2. Efisiensi secara operasional (operationally efficient), dan
3. Efisiensi secara informasi (informationally efficient)
Walaupun terdapat beberapa konsep pasar efisien, istilah pasar
efisien pada umumnya hanya dikaitkan dengan salah satu dari ketiga
konsep tersebut, yaitu efisiensi secara informasi (informationally
efficient), yaitu suatu pasar dikatakan efisien secara informasi jika harga
19
pasar saat ini segera dan sepenuhnya merefleksikan semua informasi
yang tersedia.
Dalam hal ini, Haugen (2001) membagi kelompok informasi
menjadi tiga, yaitu :
1. Informasi harga saham masa lalu (information in past stock prices),
2. Semua informasi public (all public information), dan
3. Semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all
available information including inside or private information).
Konsep pasar efisien ini memang sangat menarik untuk dibahas
atau diteliti, karena merupakan konsep dasar yang dapat membantu
memahami mekanisme harga yang terjadi di pasar.
5. Hipotesis Pasar Efisien
Hipotesis pasar efisien menurut Blake (1991) adalah: ”...that
market price instanteously and fully reflect all relevant available
information is known as efficient markets hypothesis”. Dari definisi
tersebut terdapat tiga hal yang penting untuk dipahami, yaitu:
1. Fully Reflect
Investor akan mengolah semua informasi yang relevan ke
dalam harga saham pada saat akan membuat keputusan akan menjual
atau membeli saham. Harga sekarang yang terjadi mencerminkan
semua informasi yang tersedia.
20
2. All Relevant Available Information/ All Known Information
Informasi yang direfleksikan dalam harga saham berasal dari
informasi perubahan harga saham di masa lalu (historical price
information), informasi yang terasedia di publik (public information)
dan semua informasi dan informasi yang tidak tersedia di publik
(inside information).
3. Instanteously/ Quickly and Accurately
Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar modal tidak akan
berubah selama tidak ada informasi baru yang dapat merubah
kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat suatu informasi baru
yang relevan masuk ke pasar modal, kekuatan permintaan dan
penawaran atas satu atau beberapa saham akan bereaksi, sehingga
akan terbentuk harga keseimbangan yang baru. Semakin cepat
informasi diserap oleh pasar, maka pasar modal tersebut akan
semakin efisien.
Jika hipotesis pasar efisien tersebut terbukti, maka pasar dalam
keadaan continous stochastic equilibrium, yang berarti harga pasar
saham akan sama dengan nilai fundamental saham tersebut. Nilai
fundamental suatu saham tidak akan berubah selama tidak ada
informasi baru mengenai saham tersebut. Informasi baru atau berita
umumnya tidak dapat diprediksi, implikasinya adalah harga saham
masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga saham di
masa yang akan datang. Dengan kata lain menurut hipotesis pasar
efisien, harga pasar suatu asset akan mengikuti langkah acak/
random-walk.
21
6. Tingkatan Efisiensi Pasar
Haugen (1993) menyatakan bahwa ”The market is neither strictly
efficient nor strictly inefficient. The question is one of degree. Just how
efficient is the market?”. Bowman dan Buckanan (1995) juga
menyatakan “Market are not simply either efficient or inefficient. Market
efficiency can be viewed as a continnum running from the perfect market
to the grossly inefficient market where excess earning opportunities
abound”. Berdasarkan kedua pernyataan tersebut diperoleh suatu
kesimpulan bahwa pada dasarnya pasar tidak ada yang secara sempurna
efisien atau sepenuhnya tidak efisien. Semuanya adalah efisien dengan
tingkat atau derajat tertentu. Kunci utama untuk mengukur pasar yang
efisien adalah hubungan antara sekuritas dengan informasi.
Tiga bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam
bentuk informasi (Hendrawaty, 2007 dalam Retno Kumala; 2009, 27)
yaitu:
1. Efisiensi Bentuk Lemah (Weak Form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga – harga
saham saat ini telah mencerminkan secara penuh semua informasi
harga saham di masa lalu. Jones (1993) menyatakan bahwa hipotesis
efisiensi pasar bentuk lemah berkaitan namun tidak identik dengan
hipotesis langkah acak (random-walk hypothesis). Jika harga
mengikuti langkah acak, perubahan harga sepanjang waktu bersifat
acak (independent). Perubahan harga hari ini tidak berkaitan dengan
22
perubahan harga kemarin atau hari – hari lainnya. Dengan kata lain,
harga masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang dan tidak
dapat dipergunakan untuk memprediksi pergerakan harga.
2. Efisiensi Bentuk Setengah Kuat (Semi-Strong Form).
Pasar diakatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika
harga-harga saham mencerminkan secara penuh semua
informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di
laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Jika pasar efisien
dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau group dari
investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan
untuk mendapat keuntungan abnormal dalam jangka waktu yang
lama.
Pengujian efisiensi bentuk setengah kuat menggunakan event
study test. Event study merupakan metode yang mempelajari reaksi
pasar terhadap suatu peristiwa. Studi ini melakukan pengamatan
terhadap perilaku harga saham secara
cermat untuk megetahui bagaimana saham bereaksi. Jika
terdapat penundaan dalam penyesuaian harga dan investor dapat
memanfaatkan penundaan ini untuk memperoleh keuntungan
abnormal, maka pasar modal tersebut tidak efisien dalam bentuk
setengah kuat.
23
3. Efisiensi Bentuk Kuat (Strong Form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga – harga
sekuritas secara paenuh mencarminkan semua informasi yang
tersedia, termasuk informasi private. Jika pasar efisien dalam bentuk
kuat, maka tidak ada individual investor atau institutional investor
yang dapat memperoleh keuntungan abnormal sekalipun mereka
memiliki informasi private.
Cara untuk menguji efisiensi bentuk kuat adalah meneliti
kinerja kelompok yang diperkirakan memiliki akses informasi yang
tidak dipublikasikan, yaitu para corporate insiders dan para portfolio
managers. Jika kelompok ini terbukti memperoleh tingkat
pendapatan di atas rata-rata, maka pasar dikatakan tidak efisien
dalam bentuk kuat.
7. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data
atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran
suatu saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik individual
maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis (Husnan,
2003). Menurut Ang (1997) analisis teknikal adalah analisis yang
menggunakan grafik atau gambar yang menghasilkan pola-pola tertentu
dan pola-pola yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan
membandingkan dengan hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga
pola-pola tersebut memberikan suatu indikasi terhadap pergerakan harga
24
saham. Model analisis teknikal lebih menekankan pada perilaku pasar
modal dimasa yang akan datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu.
Harga saham masa lalu mempengaruhi harga saham sekarang yang
mempunyai pola tertentu dan berulang sehingga berpengaruh secara
psikologis terhadap investor dalam melakukan transaksi perdagangan
(Husnan, 2003). Analisis teknikal berupaya untuk memperkirakan harga
saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham
tersebut (kondisi pasar) diwaktu lalu. Para penganut analisis ini
menyatakan bahwa:
a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.
b. Informasi tersebut ditunjukan oleh perubahan harga saham di waktu
lalu.
c. Karena perubahan harga saham mempunyai pola tertentu, maka pola
tersebut akan berulang.
Menurut Ahmad (2004) terdapat beberapa asumsi dasar tentang
analisis teknikal yang mempengaruhi harga saham:
a. Harga pasar ditentukan oleh penawaran dan permintaan.
b. Permintaan dan penawaran ditentukan oleh faktor yang rasional
maupun irasional.
c. Harga saham bergerak dalam tren terus menerus dan berlangsung
cukup lama, meskipun terdapat fluktuasi kecil yang terjadi.
d. Tren yang berubah disebabkan oleh penawaran dan permintaan.
25
e. Pergeseran permintaan dan penawaran dapat dideteksi secara cepat
maupun lambat dengan menggunakan chart transaksi.
f. Beberapa pola chart transaksi dapat berulang dengan sendirinya.
Sasaran yang ingin dicapai dari analisis adalah ketepatan waktu
dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh
karena itu informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting
bagi pemodal untuk menentukan kapan suatu saham harus dibeli atau
dijual.
Dalam prakteknya, mungkin seorang analis teknikal
mengesampingkan fundamental pasar dengan kesibukan dalam melihat
grafik dan tabel data. Bagaimanapun, ini tergantung dari tipikal dari
analis tersebut. Analisis teknikal atau analisis pasar atau sekuritas yang
memusatkan perhatian pada indeks saham, harga atau statistik pasar
lainnya dalam menemukan pola yang mungkin dapat memprediksikan
dari gambaran yang telah dibuat.
Dibawah ini adalah beberapa tipe indikator yang digunakan dalam
analisa teknikal:
1) Indikator Tren.
Tren adalah sebuah kata yang menggambarkan beberapa waktu
ke depan. Tren bergerak dalam 3 arah: naik, turun, dan menyamping.
Indikator tren menghaluskan data harga yang bervariasi untuk
menciptakan komposisi arah pasar. Dow menyebutkan tentang tiga
buah tren yang terjadi pada harga sebuah saham, tren bergerak dalam
26
3 arah: naik, turun, dan menyamping (Veter 2010, 153). (contoh:
Moving Average)
2) Indikator Kekuatan.
Kekuatan pasar menggambarkan intensitas dari harga dengan
melihat posisi pasar yang diambil oleh beragam pelaku pasar.
Volume atau open interest adalah bahan dasar untuk indikator ini.
Sinyal yang diberikan sifatnya coincident atau leading. (contoh:
Volume).
3) Indikator Volatilitas.
Indikator volatilitas adalah istilah umum yang digunakan
pergerakan, atau ukuran, dari fluktuasi harga harian terpisah dari
arahnya. Umumnya, perubahan pada volatilitas cenderung
mempengaruhi perubahan harga. (contoh: Bollinger Band)
4) Indikator Siklus.
Siklus digunakan untuk mengindikasikan adanya peristiwa
berulang seperti musim, pemilihan umum, dan lainnya. Banyak pasar
memiliki kecenderungan bergerak dalam pola siklus. Indikator siklus
berguna untuk menentukan timing pola pasar tertentu. (contoh: Elliot
Wave).
5) Indikator Support/Resistance.
Support resistance menggambarkan level dan kemudian
berbalik arah. (contoh: Trend Lines).
27
6) Indikator Momentum.
Momentum adalah istilah umum untuk menggambarkan
tertentu. Indikator momentum menentukan kekuatan atau kelemahan
dari sebuah tren. Momentum berada tertinggi ketika mulainya
sebuah trend dan terendah pada saat perubahan arah. Divergence
arah apapun dari harga dan momentum mengindikasikan pergerakan
telah melemah. Jika terjadi pergerakan harga ekstrim dengan
momentum yang lemah, hal itu merupakan sinyal dari akhir
pergerakan di arah tersebut. Jika momentum bergerak tren dengan
kuat dan harga bergerak datar, hal itu memberikan sinyal adanya
potensi perubahan arah harga. (contoh: RSI, Stochastic, MACD).
8. Identifikasi Pergerakan Trend Dasar
Trend berarti suatu kecenderungan atau kondisi dimana terdapat
satu jenis pergerakan yang mendominasi chart dan cenderung berlanjut.
Terdapat dua jenis trend menurut arah pergerakannya yaitu trend bearish
dan trend bullish.
a) Trend Bullish adalah trend yang menunjukkan pergerakan harga
saham yang secara menyeluruh mengidentifikasikan kenaikan.
b) Trend bearish adalah trend yang menunjukkan pergerakan saham
yang secara menyeluruh mengidentifikasikan penurunan.
Untuk menentukan arah dari suatu trend biasanya digunakan
trendlines. Ada tiga tipe trend yang terbentuk di pasar yaitu up trend,
downtrend, dan sideaways.
28
a. Uptrend adalah garis pergerakan harga saham yang terbentuk dari
dua titik atau lebih dengan kecenderungan meningkat.
b. Downtrend adalah garis trend yang terbentuk dari dua titik atau lebih
dengan kecenderungan menurun.
c. Sideaways adalah garis trend yang terbentuk secara menyamping
atau horizontal pada posisi harga tertinggi dan harga terendah.
9. Moving Average (MA)
Moving average sering digunakan untuk menunjukkan tren yan
sedang berlangsung. Moving average menunjuk nilai rata-rata dari harga
pada kurun waktu tertentu. Untuk menunjukkan sebuah tren yang sedang
berlangsung, maka moving average memiliki keterlambatan atau lag. Ini
dikarenakan moving average berdasarkan atau dibentuk dari harga-harga
yang telah terjadi sebelumnya (Mangkulo, 2011).
Di dalam penggunaan Moving Average, kita bisa menggunakan
satu MA, dua MA, atau bahkan tiga MA atau lebih. Periode yang umum
dipakai adalah 200, 100, 50, 20, dan 5. Bila dipakai pada chart harian,
periode 200 dipakai untuk mengetahui trend tahunan. Periode 100 untuk
mengetahui trend selama setengah tahun. Periode 50 untuk mengetahui
trend selama 3 bulanan. Periode 20 untuk mengetahui trend dalam waktu
mingguan. Sedangkan periode 5 baik digunakan untuk mengetahui trend
harian (Djoko, 2010)
29
Ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan, yaitu golden cross
dan death cross. Golden cross merupakan sinyal kenaikan harga (bullish),
sedangkan death cross adalah sinyal penurunan harga (bearish).
Golden cross (bullish) terjadi apabila MA yang lebih kecil dari
arah bawah memotong MA yang lebih besar. Sedangkan death cross
apabila MA yang lebih kecil dari atas memotong MA yang lebih besar
(Situmorang, 2010:45).
10. Relative Strenght Index (RSI)
Relative Streght Index (RSI) dikembangkan oleh Welles Wilder
yang merupakan indikator momentum oscilator yang mengukur
kecepatan dan perubahan pergerakan harga. RSI berosilasi diantara 0
sampai dengan 100. Salah satu kegunaan RSI yang populer adalah
menentukan jenuh jual dan jenuh beli. Secara tradisional, RSI dianggap
jenuh jual bila dibawah 30 dan jenuh beli bila diatas 70.
Bila RSI dilevel 70 overbought atau jenuh beli yaitu kondisi ketika
harga dinilai terlalu tinggi dan sebaiknya investor yang telah memiliki
saham dibawah harga ini dapat merealisasikan keuntungannya. Pada
level 45-50 dapat dijadikan range trading untuk jangka pendek
(Gumilang, 2012: 242).
11. Bollinger Bands
Bollinger Bands (BB) dikembangkan oleh John Bollinger pada
tahun 1980-an. Indikator ini terdiri atas 3 bands, yaitu middle band
(Simple Moving Average dari harga saham penutupan), upper band
30
(Simple Moving Average plus 2 kali deviasi standar), dan lower band
(Simple Moving Average minus 2 kali deviasi standar). Bollinger
menganjurkan perhitungan Bollinger Bands (BB) menggunakan Simple
Moving Average 20 (SMA 20) periode, dan 2 deviasi standar.
Indiaktor Bollinger Bands (BB) berguna untuk mengidentifikasi
apakah harga saham relative tinggi atau rendah. Harga saham dianggap
tinggi ketika menyentuh upper Band, dan rendah disaat menyentuh lower
band. Penentuan tinggi atau rendahnya harga saham ini bermanfaat untuk
strategi masuk dan keluar pasar (Purnomo, 2012:35).
12. Jenis Grafik.
Jenis grafik, agar dapat mengetahui pola pergerakan harga dengan
mudah, maka data harga digambarkan dalam bentuk grafik. Menurut
Muchlisin (2011) ada beberapa jenis grafik yang biasa dipakai, antara
lain:
1. Line Chart
Grafik line chart hanya memuat data harga penutupan, namun
data ini paling mudah dibaca. Berikut adalah contoh grafik line
chart:
31
Gambar 2.1
Line Chart
2. Bar Chart
Bar chart memuat harga pembukaan, harga penutupan, harga
tertinggi (high) dan harga terendah (low). Berikut adalah contoh
grafik bar chart:
Gambar 2.2
Bar Chart
32
Gambar 2.3
Keterangan badan bar chart:
Garis horisontal pendek pada bar yang mengarah ke kiri
menunjukkan harga pembukaan, sedangkan yang mengarah ke kanan
menunjukkan harga penutupan. Bagian bawah bar menunjukkan
harga terendah yang pernah muncul pada periode tersebut,
sedangkan bagian atas bar menunjukkan harga tertinggi.
3. Candle Chart atau Candlestick Chart
Candlestick chart memiliki fungsi yang sama dengan bar chart,
namun dengan penampilan yang lebih baik. Berikut adalah contoh
grafik candle chart atau candlestick chart.
Gambar 2.4
Candlestick Chart
33
Gambar 2.5
Keterangan candlestick chart
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun
ruang lingkup hampir sama, tetapi karena beberapa variabel, objek, periode
waktu yang digunakan dan penentuan sampel berbeda maka terdapat banyak
hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling
melengkapi. Berikut ringkasan beberapa penelitian:
Penelitian yang dilakukan oleh Pribadi pada tahun 2016 dengan judul
“Analisis Teknikal Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Dalam Transaksi
Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Jakarta Islamic Index Januari
2016-Juni 2016)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengambil keputusan saat
yang tepat untuk jual dan beli saham pada Jakarta Islamic Index. Oleh karena
itu investor harus mengetahui analisis yang digunakan dalam pengambilan
keputusan, salah satunya ialah analisis teknikal. Dalam analisis teknikal
indikator yang digunakan antara lain Candlestick, Moving Average,
34
Stochastic Oscillator. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan pola
pergerakan saham dengan menggunakan indikator grafik candlestick pada
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index dengan
menunjukan pola support, resistance, gap up, gap down, triple tops, triple
down. Trend harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index dengan menggunakan indikator moving average mengalami
trend naik atau bullish, trend turun atau bearish, trend kesamping atau
sideways. Momen yang tepat saat membelisaham manufaktur di Jakarta
Islamic Index dengan indikator stochastic oscillator yaitu pada saat garis telah
berpotongan golden cross, dan menjual pada saat garis telah berpotongan
death cross.
Penelitian yang dilakukan oleh Roy dan Hermuningsih pada tahun
2016 dengan judul “Analisis Teknikal Saham Menggunakan Indikator
Bollinger Bands Dan Relative Strength Index Untuk Pengambilan Keputusan
Investasi”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi
membeli dan menjual saham dalam analisis teknis. Objek penelitian ini
adalah harga BBCA dan BBTN selama tahun 2015. Data dianalisis
menggunakan Bollinger Bands dan RSI. Temuan dalam penelitian ini adalah
kondisi beli terjadi ketika saham menyentuh atau berada di luar band yang
lebih rendah dan pada saat yang sama RSI dalam oversold. Sementara kondisi
penjualan terjadi ketika saham menyentuh atau berada di luar upper band dan
saat bersamaan juga RSI di overbought.
35
Penelitian yang dilakukan oleh Mafula pada tahun 2015 dengan judul
“Analisis Teknikal Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan dalam Trading
Saham Pada Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Indeks IDX30 Periode
Agustus 2016 – Januari 2015)”. Ia menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil
analisis pada indikator MACD, indikator tersebut terbukti menunjukkan
pembentukan dan perubahan trend yang dapat digunakan sebagai sinyal beli
atau sinyal jual, hasil analisis pada indikator Stochastic, indikator tersebut
terbukti menunjukkan level overbought dan level oversold yang digunakan
sebagai dasar untuk menjual dan membeli serta menunjukkan adanya
pembentukan trend yang kuat (strong uptrend dan strong downtrend),
Berdasarkan hasil analisis pada indikator RSI, indikator tersebut
menunjukkan level overbought dan level oversold yang digunakan sebagai
dasar untuk menjual dan membeli, Berdasarkan hasil analisis pada indikator
Bollinger Bands, indikator tersebut menunjukkan volatilitas, pembentukan
dan perubahan trend pergerakan harga saham yang digunakan oleh investor
sebagai sinyal jual dan beli yang tepat.
Penelitian yang dilakukan oleh Frankandinata dan Cahyadi pada tahun
2014 dengan judul “Analisis Keakuratan Indikator Bollinger Bands Terhadap
Pergerakan Harga Saham. Studi Kasus pada Saham PT. Astra Agro Lestari
Tbk”. Penelitian merupakan studi kepustakaan dan telaah software dengan
menganalisis grafik harga saham menggunakan software ChartNexus.
Penelitian saham yang menjadi studi kasus adalah Astra Agro Lestari (AALI)
selama kurun waktu 1 Juli 2010 sampai dengan 31 Mei 2013. Hasil penelitian
36
menunjukkan bahwa indikator Bolinger Bands selama periode tersebut
memberikan sinyal sebanyak 45 kali dengan persentase keakuratan sebesar
75,56%.
Penelitian yang dilakukan oleh Danesty pada tahun 2013 dengan judul
“Penerapan Analisis Teknikal dengan Metode Bollinger Sebagai Salah Satu
Indikator dalam Transaksi Short Time Perdagangan Saham”. Ia
menyimpulkan bahwa merupakan salah satu volatility indikator yang dapat
digunakan sebagai indikator action dan digunakan bersama indikator lain
untuk mengambil suatu keputusan investasi.Terdapat 3 macam sinyal yang
dapat diindikasikan dari pergerakan Bollinger Band, yakni trend yang akan
terjadi terhadap pergerakan harga saham, volatilitas pergerakan harga saham,
dan momentum.
Penelitian yang dilakukan oleh Muchlisin pada tahun 2011 dengan
judul “Prediksi Harga Saham dalam Prespektif Analisis Teknikal (Studi Pada
Jakarta Islamic Index Tahun 2007-2011)”. Ia menyimpulkan bahwa
Penggunaan analisis teknikal dengan metode moving averge dapat berguna
untuk melihat tren pergerakan harga saham. Panduannya yaitu ketika MA
periode pendek memotong MA periode panjang dari bawah ke atas, hal
tersebut menujukkan sinyal buy karena harga saham berpeluang untuk
menguat. Sebaliknya, ketika MA periode pendek memotong MA periode
panjang dari atas ke bawah, hal tersebut sebagai sinyal jual karena
menunjukkan peluang penurunan. Sedangkan MA periode panjang berguna
untuk melihat tren harga saham secara jangka panjang.
37
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti /
Tahun
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian Perbedaan
Hasil
Penelitian
1. Sidik Aji
Pribadi, 2016
Analisis
Teknikal
Sebagai Dasar
Pengambilan
Keputusan
Dalam
Transaksi
Saham (Studi
Pada
Perusahaan
Manufaktur di
Jakarta Islamic
Index Januari
2016-Juni 2016)
Candlestick,
Moving
Average, dan
Stochastic
Oscillator
Penulis
menggunakan
indikator
Simple
Moving
Average,
Relative
Strenght
Index dan
Bollinger
Bands. Selain
itu perbedaan
pada objek
penelitian
dan periode
penelitian.
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
pola
pergerakan
saham dengan
menggunakan
indikator
grafik
candlestick
menunjukan
pola support,
resistance, gap
up, gap down,
triple tops,
triple down.
Trend harga
saham dengan
menggunakan
indikator
moving
average
mengalami
trend naik atau
bullish, trend
turun atau
38
No. Peneliti /
Tahun
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian Perbedaan
Hasil
Penelitian
bearish, trend
kesamping
atau sideways.
Momen yang
tepat saat
membeli
saham
indikator
stochastic
oscillator yaitu
pada saat garis
telah
berpotongan
golden cross,
dan menjual
pada saat garis
telah
berpotongan
death cross.
2. Gidion Willy
Roy, Sri
Hermuningsih.
2016
Analisis
Teknikal Saham
Menggunakan
Indikator
Bollinger Bands
Dan Relative
Strength Index
Untuk
Pengambilan
Bollinger
Bands dan
Relative
Strenght
Index
Penulis
menggunakan
indikator
tambahan
yaitu Simple
Moving
Average.
Selain itu
perbedaan
Hasil
penelitian ini
ditemukan
bahwa kondisi
beli terjadi
saat saham
menyentuh
atau berada di
luar lower
39
No. Peneliti /
Tahun
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian Perbedaan
Hasil
Penelitian
Keputusan
Investasi.
pada objek
penelitian
dan periode
penelitian.
band dan pada
saat yang
sama RSI
dalam
oversold.
Sementara
kondisi jual
terjadi saat
saham
menyentuh
atau berada di
luar band atas
dan saat
bersamaan
juga RSI
overbougt.
3. Lilik Choirotul
Mafula,
2015
Analisis
Teknikal
Sebagai Dasar
Pengambilan
Keputusan
dalam Trading
Saham Pada
Bursa Efek
Indonesia (Studi
Pada Indeks
IDX30 Periode
Agustus 2016 –
Bollinger
Bands dan
Relative
Strenght
Index
Penulis
menggunakan
indikator
tambahan
yaitu Simple
Moving
Average dan
juga
menggunakan
objek
penelitian
yang berbeda
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
berdasarkan
hasil analisis
pada indikator
RSI, indikator
tersebut
menunjukkan
level
overbought
40
No. Peneliti /
Tahun
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian Perbedaan
Hasil
Penelitian
Januari 2015). yaitu pada
perusahaan
sub sektor
konstruksi
bangunan
yang terdaftar
di BEI
periode 2013-
2017
dan level
oversold yang
digunakan
sebagai dasar
untuk menjual
dan membeli,
berdasarkan
hasil analisis
pada indikator
Bollinger
Bands,
indikator
tersebut
menunjukkan
volatilitas,
pembentukan
dan perubahan
trend
pergerakan
harga saham
yang
digunakan
oleh investor
sebagai sinyal
jual dan beli
yang tepat.
4. Frankandinata
dan Yoyo
Analisis
Keakuratan
Bollinger
Bands
Penulis
menggunakan
Hasil
penelitian
41
No. Peneliti /
Tahun
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian Perbedaan
Hasil
Penelitian
Cahyadi, 2014 Indikator
Bollinger
Bands
Terhadap
Pergerakan
Harga Saham.
Studi Kasus
pada Saham
PT. Astra Agro
Lestari Tbk.
indikator
tambahan
yaitu Simple
Moving
Average, dan
Relative
Strenght
Index. Selain
itu perbedaan
pada objek
penelitian
dan periode
penelitian.
menunjukkan
bahwa
indikator
Bollinger
Bands selama
periode
tersebut
memberikan
sinyal
sebanyak 45
kali dengan
presentase
keakuratan
75,56%.
5. Dwi Danesty,
2013
Penerapan
Analisis
Teknikal
dengan Metode
Bollinger
Sebagai Salah
Satu Indikator
dalam Transaksi
Short
Time
Perdagangan
Saham.
Bollinger
Bands
Penulis
menggunakan
indikator
tambahan
yaitu Simple
Moving
Average, dan
Relative
Strenght
Index. Selain
itu perbedaan
pada objek
penelitian
dan periode
Hasil
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
Bollinger
Bands
merupakan
salah satu
volatility
indikator yang
dapat
digunakan
sebagai
indikator
42
No. Peneliti /
Tahun
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian Perbedaan
Hasil
Penelitian
penelitian. action dan
digunakan
bersama
indikator lain
untuk
mengambil
suatu
keputusan
investasi.
Terdapat 3
macam sinyal
yang dapat
diindikasikan
dari
pergerakan
Bollinger
Band, yakni
trend yang
akan terjadi
terhadap
pergerakan
harga saham,
volatilitas
pergerakan
harga saham,
dan
momentum.
6. Ilham Syaiful Prediksi Harga Moving Penulis Hasil
43
No. Peneliti /
Tahun
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian Perbedaan
Hasil
Penelitian
Muchlisin,
2011
Saham dalam
Prespektif
Analisis
Teknikal (Studi
Pada Jakarta
Islamic Index
Tahun 2007-
2011).
Average menggunakan
indikator
tambahan
yaitu Relative
Strenght
Index dan
Bollinger
Bands. Selain
itu perbedaan
pada objek
penelitian
dan periode
penelitian.
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
penggunaan
analisis
teknikal
dengan
metode
moving averge
dapat berguna
untuk melihat
tren
pergerakan
harga saham.
Panduannya
yaitu ketika
MA periode
pendek
memotong
MA periode
panjang dari
bawah ke atas,
hal tersebut
menujukkan
sinyal buy
karena harga
saham
berpeluang
44
No. Peneliti /
Tahun
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian Perbedaan
Hasil
Penelitian
untuk
menguat.
Sebaliknya,
ketika MA
periode
pendek
memotong
MA periode
panjang dari
atas ke bawah,
hal tersebut
sebagai sinyal
jual karena
menunjukkan
peluang
penurunan.
45
C. Kerangka Berpikir
Secara sistematis alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini
sebagai berikut.
Gambar 2.6
Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban masalah atau pertanyaan penelitian
yang dikembangan berdasarkan teori-teori yang perlu diuji melalui proses
pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Adapun penelitian ini tidak
menggunakan hipotesis.
Simple Moving
Average
Relative
Streght Index
Bollinger
Bands
BEI
Sub Sektor Konstruksi Bangunan
Tingkat Akurasi Analisis Teknikal
Kesimpulan
Analisis Pokok Bahasan
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia
dengan menggunakan harga saham harian dari perusahaan – perusahaan sub
sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode 2013 – 2017.
Perusahaan sub sektor konstruksi bangunan akan dianalisis pergerakan harga
sahamnya apakah bergerak secara acak atau tidak dan selanjutnya akan
dianalisis secara teknikal.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan harga saham
harian dari perusahaan sub sektor konstruksi bangunan selama periode
penelitian yakni Januari 2013 sampai Desember 2017.
Data-data yang digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari yahoo finance. Adapun pemilihan periode
penelitian dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2017.
B. Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diharapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan sub sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI.
47
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh suatu populasi (Sugiyono, 2008). Teknik yang dilakukan dalam
pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu teknik pemilihan
sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2011). Oleh
karena saham perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI
memiliki tanggal IPO yang berbeda-beda maka sampel penelitian ini
diambil dengan kriteria:
1. Seluruh saham sub sektor konstruksi bangungan yang terdaftar di
BEI dengan tanggal Initial Public Offering (IPO) kurang dari 2
Januari 2013.
2. Perusahaan memiliki jumlah dan kelengkapan yang sama pada data-
data yang diperlukan selama periode 2013 – 2017 untuk penelitian.
Sampel penelitian ini adalah saham perusahan subsektor kosntruksi
bangunan yang terdaftar di BEI selama periode 2013 – 2017 yaitu:
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No. Kode Saham Nama Emiten
1. ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk
2. DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
3. JKON Jaya Konstruksi Manggala Prata
4. PTPP Pembangunan Perumahan (persero) Tbk
5. SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
6. WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
7. WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
48
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yaitu data yang bukan diusahaan sendiri oleh peneliti, akan tetapi
data diambil dari pihak lain. Data sekunder yang dimaksud adalah:
1. Data histori harga saham perusahaan sub sektor konstruksi bangunan
yang terdaftar di BEI selama periode penelitian diperoleh dari
www.finance.yahoo.com.
2. Dalam tinjauan pustaka dan metode penelitian, peneliti melakukan studi
pustaka pada jurnal, buku, artikel, skripsi dan thesis yang berhubungan
dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Pengujian hiotesis penelitian ini dilakukan dengan menguji data
harian harga saham pada perusahaan – perusahaan sub sektor konstruksi
bangunan yang terdaftar di BEI yang telah dipilih beturut-turut sejak 2
Januari 2013 – 29 Desember 2017.
Penelitian ini menggunakan alat bantu dalam melakukan analisis data
yaitu dengan Microsoft Excel 2010 dan D’one Trade Pro Next G.
Langkah-langkah selanjutnya yang dilakukan untuk melakukan
analisis data adalah sebagai berikut:
49
1. Analisis Teknikal
Melakukan analisis teknikal saham dengan langkah :
a. Input data
Langkah awal dalam teknik analisis data adalah melakukan
input data. Data yang diinput merupakan grafik pergerakan harga
saham sub sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI periode
Januari 2013 - Desember 2017. Pergerakan harga saham yang
diambil sebagai sampel meliputi pergerakan harga selama periode 2
Januari 2013 - 29 Desember 2017. Proses input data dilakukan
dengan bantuan D‟One Trade Pro Next G. Proses input data
dilakukan secara online.
b. Menentukan indikator analisis teknikal
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 yaitu
Simple Moving Average, Relative Strenght Index, dan Bollinger
Bands. Semua indikator tersebut sudah tersedia di aplikasi software
D’one Trade Pro Next G.
c. Penggunaan Jenis Grafik
Data yang diinput berupa grafik pergerakan harga saham. Grafik
yang digunakan dalam menganalisis digunakan grafik garis (Line)
untuk Simple Moving Average dan Relative Strenght Index dan
grafik Candlestick untuk Bollinger Bands. Grafik dipilih sesuai
dengan kebutuhan penelitian masing-masing indikator.
50
d. Penggunaan Simple Moving Average
Moving average sering digunakan untuk menunjukkan tren yang
sedang berlangsung. Moving average menunjuk nilai rata-rata dari
harga pada kurun waktu tertentu. Untuk menunjukkan sebuah tren
yang sedang berlangsung, maka moving average memiliki
keterlambatan atau lag. Ini dikarenakan moving average berdasarkan
atau dibentuk dari harga-harga yang telah terjadi sebelumnya
(Mangkulo, 2011).
Setelah grafik line saham sudah muncul maka langkah
selanjutnya yaitu menggunakan indikator simple moving average.
Pada penelitian ini indikator Simple Moving Average menggunakan
2 garis SMA yaitu SMA 20 dan SMA 50 dan menggunakan jenis line
chart agar mudah dibaca untuk kenaikan dan penurunannya. Analisis
dapat dinyatakan sukses apabila harga pada hari setelahnya dimulai
dari terbentuknya perpotongan golden cross (beli) mengalami
kenaikan dan tidak menurun kembali atau death cross (jual)
mengalami penurunan dan tidak menaik kembali. Analisis dapat
dinyatakan gagal apabila harga pada hari setelahnya dimulai dari
terbentuknya perpotongan golden cross (beli) tidak mengalami
kenaikan (mengalami sedikit kenaikan kemudian menurun kembali)
atau death cross (jual) tidak mengalami penurunan (mengalami
sedikit penurunan kemudian menaik kembali).
51
e. Penggunaan Relative Strenght Index
Relative Streght Index (RSI) dikembangkan oleh Welles Wilder
yang merupakan indikator momentum oscilator yang mengukur
kecepatan dan perubahan pergerakan harga. RSI berosilasi diantara 0
sampai dengan 100. Salah satu kegunaan RSI yang populer adalah
menentukan jenuh jual dan jenuh beli. Secara tradisional, RSI
dianggap jenuh jual bila dibawah 30 dan jenuh beli bila diatas 70.
Indikator Relative Strenght Index (RSI) pada penelitian ini
menggunakan jenis line chart dengan time periode sebesar 14. Pada
indikator ini dijelaskan juga selama periode tertentu saham termasuk
jenuh jual (ovorsold) atau termasuk jenuh beli (overbought)
menggunakan batas garis 70 untuk overbought (sinyal jual) dan 30
untuk oversold (sinyal beli). Analisis dapat dinyatakan sukses
apabila pada indikator Relative Strenght Index (RSI) yang telah
menyentuh atau melewati garis 70 mengalami penurunan dan yang
telah menyentuh atau melewati garis 30 mengalami kenaikan pada
chart harga saham aktualnya. Analisis dapat dinyatakan gagal
apabila pada indikator Relative Strenght Index (RSI) yang telah
menyentuh atau melewati garis 70 tidak mengalami penurunan
ataupun mengalami penurunan tetapi hanya sedikit dan kembali naik
dan yang telah menyentuh atau melewati garis 30 tidak mengalami
kenaikann ataupun mengalami kenaikan tetapi hanya sedikit dan
kembali turun pada chart harga saham aktualnya.
52
f. Penggunaan Bollinger Bands
Indikator Bollinger Bands (BB) berguna untuk mengidentifikasi
apakah harga saham relative tinggi atau rendah. Harga saham
dianggap tinggi ketika menyentuh upper Band, dan rendah disaat
menyentuh lower band. Penentuan tinggi atau rendahnya harga
saham ini bermanfaat untuk strategi masuk dan keluar pasar
(Purnomo, 2012).
Indikator Bollinger Bands pada penelitian ini menggunakan
parameter 20 SMA dan menggunakan jenin candlestick chart.
Analisis dapat dinyatakan sukses apabila pada indikator Bollinger
Bands, chart yang telah menyentuh garis batas atas mengalami
penurunan hingga ke garis tengah ataupun garis batas bawah,
begitupun sebaliknya. Analisis dapat dinyatakan gagal jika pada
indikator Bollinger Bands, chart yang telah menyentuh garis batas
atas tidak mengalami penurunan ataupun mengalami penurunan
tetapi hanya sedikit dan kembali naik, begitu pun sebaliknya.
2. Tingkat Akurasi
Tingkat akurasi dihitung dengan rumus :
( )
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah harga saham dari tujuh
perusahaan sub sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI. Dimana
tujuh perusahaan tersebut yaitu Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Nusa
53
Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON),
Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP), Surya Semesta Internusa
Tbk (SSIA), Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), Waskita Karya (Persero)
Tbk (WSKT).
Data tersebut diperoleh dari website www.finance.yahoo.com, data
diperoleh berupa harga saham harian masing-masing perusahaan. Untuk
menghitung akurasi indikator data harga saham dan indikator analisis teknikal
telah terdapat di software D’One Trade Pro Next G.
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Perusahaan konstruksi bangunan adalah perusahaan yang
merancang dan membangun sarana maupun prasarana tersebut. Contoh dari
pembangunan tersebut (proyek) antara lain pembangunan jalan raya,
konstruksi jembatan, rumah, gedung, dan lainnya. Secara umum, perusahaan
konstruksi bangunan melakukan proyek yang diperoleh berdasarkan tender
atau pelelangan. Proyek tersebut bisa berasal dari proyek yang digagas
pemerintah untuk pembangunan nasional maupun dari pihak swasta atau
asing.
Bursa Efek Indonesia (BEI) membagi indeks sektoral menjadi
sembilan sektor, yaitu :
1) Sektor Pertanian
2) Sektor Pertambangan
3) Sektor Industri Dasar dan Kimia
4) Sektor Aneka Industri
5) Sektor Industri Barang Konsumsi
6) Sektor Properti dan Real Estate
7) Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
8) Sektor Keuangan
9) Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi
55
Salah satu daftar sektor yang ada didalam BEI adalah sektor industri
properti dan real estate, yang didalamnya ada sub sektor perusahaan
konstruksi bangunan. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan pada sub
sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di dalam BEI. Perusahaan yang
menjadi sampel pada penelitian ini yakni ada 7 perusahaan yang meliputi
Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK),
Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON), Pembangunan Perumahan (persero)
Tbk (PTPP), Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), Wijaya Karya (Persero)
Tbk (WIKA), Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
1. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) didirikan tanggal 1 Juni
1974 dan memulai usaha secara komersial pada tahun 1960. Kantor pusat
ADHI berkedudukan di Jl. Raya Pasar Minggu KM.18, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Ruang lingkup bidang usaha
ADHI meliputi Konstruksi, Konsultasi manajemen dan rekayasa industri
(Engineering Procurement and Construction/EPC), Perdagangan umum,
jasa pengadaan barang, industri pabrikasi, jasa dalam bidang teknologi
informasi, real estat dan agro industri. Saat ini kegiatan utama ADHI
dalam bidang konstruksi, engineering, Procurement and Construction
(EPC), perkeretaapian, pariwisata, perdagangan, properti, real sstate dan
investasi infrastruktur.
Pada 2004, ADHI menjadi perusahaan konstruksi pertama yang
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 18 Maret 2004
56
dengan komposisi kepemilikan oleh Pemerintah sebesar 51%, Employee
Management Buy Out atau yang lebih dikenal dengan EMBO sebesar
24,5% dan Publik sebesar 24,5%.
2. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK)
PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (dahulu PT Duta Graha Indah
Tbk) (DGIK) didirikan tanggal 11 Januari 1982 dan memulai usaha
komersialnya pada tahun 1982. Akta Pendirian Perseroan disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 28 Juli 1982. Perseroan
berkedudukan di Jakarta Selatan. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DGIK adalah bergerak dalam jasa
konstruksi, industri, perdagangan, agen/perwakilan, real estate,
pertambangan, investasi dan jasa lain. Kegiatan utama DGIK adalah
menjalankan usaha-usaha di bidang jasa konstruksi gedung dan
konstruksi pekerjaan sipil termasuk jalan, bandara, irigasi, waduk,
pembangkit tenaga listrik, rel kereta api dan pelabuhan.
Pada tanggal 13 Desember 2007, Perseroan telah memperoleh
Surat Pemberitahuan Efektif Penyataan Penawaran dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DGIK (IPO) kepada
masyarakat melalui pasar modal sejumlah 1.662.345.000 saham dengan
nilai nominal Rp 100 per saham pada harga penawaran Rp 225 per
saham. Kemudian pada tanggal 19 Desember 2007, seluruh saham
Perseroan telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.
57
3. PT Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON)
Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) didirikan tanggal
23 Desember 1982 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun
1982. Kantor pusat Jaya Konstruksi berlokasi di Taman Bintaro Jaya
Gedung B, Jalan Bintaro Raya, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JKON adalah berusaha dalam bidang
pembangunan, perdagangan, perindustrian dan jasa. Kegiatan utama Jaya
Konstruksi adalah bertindak sebagai pengembang; pemborong pada
umumnya (general contractor); pemasangan komponen bangunan
(berat/heavy-lifting); pembangunan konstruksi segala bangunan;
pemasangan instalasi; pengembangan wilayah pemukiman; pemborongan
bidang pertambangan minyak, gas dan panas bumi; pemborong bidang
pertambangan umum; pemborong bidang petrokimia; pembangunan
sarana dan prasarana jaringan telekomunikasi; konstruksi besi dan baja;
pembangunan lapangan golf; penyelenggaraan proyek jalan tol;
konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api; usaha penunjang
ketenagalistrikan.
Pada tanggal 26 November 2007, JKON memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham JKON (IPO) kepada masyarakat sebanyak 300.00.000 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp615,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 04 Desember 2007.
58
4. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau dikenal dengan
nama PT PP (Persero) Tbk (PTPP) didirikan pada 26 Agustus 1953
dengan nama NV Pembangunan Perumahan, yang merupakan hasil
peleburan suatu Perusahaan Bangunan bekas milik Bank Industri Negara
kedalam Bank Pembangunan Indonesia, dan selanjutnya dilebur ke dalam
P.N.Pembangunan Perumahan, suatu Perusahaan Negara yang didirikan
tanggal 29 Maret 1961. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 39 Tahun 1971, bentuk Perusahaan Negara Pembangunan
Perumahan diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan didirikan
dengan Akta Perseroan Terbatas PT Pembangunan Perumahan No. 78
tanggal 15 Maret 1973 serta Akta Perubahan No.247 tanggal 21 Maret
1974. Akta Perseroan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia tanggal 30 Maret 1974. Kantor pusat
PTPP beralamat di Jl. Letjend. TB Simatupang No. 57, Pasar Rebo -
Jakarta Timur.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan PTPP
adalah turut serta melakukan usaha di bidang industri konstruksi, industri
pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri,
Engineering Procurement dan Construction (EPC) perdagangan,
pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan di bidang
konstruksi, teknologi informasi, kepariwisataan, perhotelan, jasa
engineering dan perencanaan, pengembang untuk menghasilkan barang
59
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Kegiatan
usaha yang saat ini dilakukan adalah Jasa Konstruksi, Realti
(Pengembang), Properti dan Investasi di bidang Infrastruktur dan Energi.
Pada tanggal 29 Januari 2010, PTPP telah menerima pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran perdana (IPO)
kepada masyarakat atas 1.038.976.500 lembar saham Seri B dengan nilai
nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 560 per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia tanggal 9
Februari 2010. Selanjutnya, seluruh saham perusahaan sebanyak
4.842.436.500 lembar saham pada tahun 2010 telah dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia.
5. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Berawal dari PT Multi Investments Limited yang didirikan pada
tanggal 15 Juni 1971, SSIA bertransformasi menjadi PT Surya Semesta
Internusa pada tahun 1995. Kantor SSIA berlokasi di Tempo Scan Tower
Lantai 20, Jalan H.R. Rasuna Said Kavling 3-4, Kuningan, Jakarta
Selatan. Kegiatan utama SSIA adalah bergerak dalam bidang jasa
konstruksi, pengembang kawasan industri, properti komersial, dan
perhotelan melalui penyertaan pada entitas anak.
Pada tanggal 5 Maret 1997, SSIA memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham
SSIA (IPO) sebanyak 135.000.000 saham kepada masyarakat, dengan
nilai nominal Rp500 per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp975
60
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 27 Maret 1997.
6. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) didirikan tanggal 29
Maret 1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" dan
mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1961. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.64, perusahaan bangunan bekas milik Belanda
yang bernama Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatschappij
en Bouwbedrijf Vis en Co. yang telah dikenakan nasionalisasi, dilebur ke
dalam PN Widjaja Karja. Kemudian tanggal 22 Juli 1971, PN. Widjaja
Karja dinyatakan bubar dan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan
Perseroan. Selanjutnya pada tanggal 20 Desember 1972 Perusahaan ini
dinamakan PT Wijaya Karya. Kantor WIKA beralamat di Jl. D.I
Panjaitan Kav.9, Jakarta Timur.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan
WIKA adalah berusaha dalam bidang industri konstruksi, industri
pabrikasi, industri konversi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi,
agro industri, energi terbarukan dan energi konversi, perdagangan,
engineering procurement, construction, pengelolaan kawasan, layanan
peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi
jasa engineering dan perencanaan.
Pada tanggal 11 Oktober 2007, WIKA memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran perdana kepada
61
masyarakat atas 1.846.154.000 lembar saham seri B baru, dengan nilai
nominal Rp 100 per saham dan harga penawaran Rp 420 per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal
29 Oktober 2007.
7. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) didirikan dengan nama
Perusahaan Negara Waskita Karya tanggal 01 Januari 1961 dari
perusahaan asing bernama “Volker Aanemings Maatschappij NV” yang
dinasionalisasi Pemerintah. Kantor pusat WSKT beralamat di Gedung
Waskita Jln. M.T. Haryono Kav. No. 10 Cawang, Jakarta.
Pada tanggal 10 Desember 2012, WSKT memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham WSKT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.082.315.000 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan harga penawaran
Rp380,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Desember 2012.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Simple Moving Average
Moving average sering digunakan untuk menunjukkan tren yan
sedang berlangsung. Simple moving average menunjuk nilai rata-
rata dari harga pada kurun waktu tertentu. Untuk menunjukkan
sebuah tren yang sedang berlangsung, maka moving average
memiliki keterlambatan atau lag. Ini dikarenakan moving average
62
berdasarkan atau dibentuk dari harga-harga yang telah terjadi
sebelumnya (Mangkulo, 2011).
Batasan – batasan digunakan dalam menganalisis keakuratan
dari indikator Simple Moving Average. Pertama, simple moving
average pada penelitian ini menggunakan SMA 20 dan SMA 50 dan
menggunakan jenis line chart agar mudah dibaca untuk kenaikan dan
penurunannya. Kedua, analisis dapat dinyatakan sukses apabila
harga pada hari setelahnya dimulai dari terbentuknya perpotongan
golden cross (beli) mengalami kenaikan dan tidak menurun kembali
atau death cross (jual) mengalami penurunan dan tidak menaik
kembali. Ketiga, analisis dapat dinyatakan gagal apabila harga pada
hari setelahnya dimulai dari terbentuknya perpotongan golden cross
(beli) tidak mengalami kenaikan (mengalami sedikit kenaikan
kemudian menurun kembali) atau death cross (jual) tidak mengalami
penurunan (mengalami sedikit penurunan kemudian menaik
kembali).
Terdapat keterangan pada gambar indikator Simple Moving
Average, yaitu:
a. Garis berwarna ungu : garis SMA 20
b. Garis berwarna hijau : garis SMA 50
c. Garis berwarna hijau – merah : grafik harga saham
d. Golden cross (sinyal beli) : garis SMA 20 memotong
keatas garis SMA50.
63
e. Death cross (sinyal jual) : garis SMA 20 memotong
kebawah garis SMA 50.
a) Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
Gambar 4.1
Simple Moving Average ADHI
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –
2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan
Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 60.87% dengan 14 sinyal sukses dari 23 total
sinyal.
64
b) Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK)
Gambar 4.2
Simple Moving Average DGIK
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –
2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan
Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menunjukkan tingkat
akurasi indikator sebesar 55.56% dengan 15 sinyal sukses dari 27
total sinyal.
65
c) Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON)
Gambar 4.3
Simple Moving Average JKON
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –
2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan
Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) menunjukkan tingkat
akurasi indikator sebesar 27.50% dengan 11 sinyal sukses dari 40
total sinyal.
66
d) Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP)
Gambar 4.4
Simple Moving Average PTPP
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –
2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan
Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP) menunjukkan
tingkat akurasi indikator sebesar 58.62% dengan 17 sinyal sukses
dari 29 total sinyal.
67
e) Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Gambar 4.5
Simple Moving Average SSIA
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –
2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan
Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 57.14% dengan 16 sinyal sukses dari 28 total
sinyal.
68
f) Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
Gambar 4.6
Simple Moving Average WIKA
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –
2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan
Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 50.00% dengan 15 sinyal sukses dari 30 total
sinyal.
69
g) Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Gambar 4.7
Simple Moving Average WSKT
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –
2017 dengan menggunakan Simple Moving Average perusahaan
Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 44.00% dengan 11 sinyal sukses dari 25 total
sinyal.
2. Relative Strenght Index (RSI)
Relative Streght Index (RSI) dikembangkan oleh Welles
Wilder yang merupakan indikator momentum oscilator yang
mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. RSI berosilasi
70
diantara 0 sampai dengan 100. Salah satu kegunaan RSI yang
populer adalah menentukan jenuh jual dan jenuh beli. Secara
tradisional, RSI dianggap jenuh jual bila dibawah 30 dan jenuh beli
bila diatas 70.
Batasan – batasan digunakan dalam menganalisis keakuratan
dari indikator Relative Strenght Index (RSI). Pertama, indikator
Relative Strenght Index (RSI) pada penelitian ini menggunakan jenis
line chart dengan time periode sebesar 14 dan grafik yang dianggap
sebagai sinyal adalah grafik yang menyentuh atau melewati batas
garis 70 untuk overbought (jual) dan 30 untuk oversold (beli).
Kedua, analisis dapat dinyatakan sukses apabila pada indikator
Relative Strenght Index (RSI) yang telah menyentuh atau melewati
garis 70 mengalami penurunan dan yang telah menyentuh atau
melewati garis 30 mengalami kenaikan pada chart harga saham
aktualnya. Ketiga, analisis dapat dinyatakan gagal apabila pada
indikator Relative Strenght Index (RSI) yang telah menyentuh atau
melewati garis 70 tidak mengalami penurunan ataupun mengalami
penurunan tetapi hanya sedikit dan kembali naik dan yang telah
menyentuh atau melewati garis 30 tidak mengalami kenaikan
ataupun mengalami kenaikan tetapi hanya sedikit dan kembali turun
pada chart harga saham aktualnya.
Terdapat keterangan pada gambar indikator Relative Strenght
Index, yaitu:
71
a. Garis berwarna ungu : garis RSI batas atas (70) dan
batas bawah (30).
b. Garis berwarna kuning : garis indikator RSI
c. Garis berwarna hijau – merah : grafik harga saham
d. Oversold (sinyal beli) : garis berwarna kuning
menyentuh atau melewati
batas bawah (30).
e. Overbought (sinyal jual) : garis berwarna kuning
menyentuh atau melewati
batas atas (70).
a) Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
Gambar 4.8
Relative Strenght Index ADHI
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 –
2017 dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI)
72
perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menunjukkan tingkat
akurasi indikator sebesar 43.40% dengan 23 sinyal sukses dari 53
total sinyal.
b) Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK)
Gambar 4.9
Relative Strenght Index DGIK
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan
Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 30.19% dengan 16 sinyal sukses dari 53 total sinyal.
73
c) Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON)
Gambar 4.10
Relative Strenght Index JKON
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan
Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 20.69% dengan 6 sinyal sukses dari 29 total sinyal.
74
d) Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP)
Gambar 4.11
Relative Strenght Index PTPP
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan
Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP) menunjukkan tingkat
akurasi indikator sebesar 35.42% dengan 17 sinyal sukses dari 48 total
sinyal.
75
e) Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Gambar 4.12
Relative Strenght Index SSIA
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan
Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 36.36% dengan 20 sinyal sukses dari 55 total sinyal.
76
f) Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
Gambar 4.13
Relative Strenght Index WIKA
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan
Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 25.45% dengan 14 sinyal sukses dari 55 total sinyal.
77
g) Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Gambar 4.14
Relative Strenght Index WSKT
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Relative Strenght Index (RSI) perusahaan
Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 27.40% dengan 20 sinyal sukses dari 73 total sinyal.
3. Bollinger Bands
Indikator Bollinger Bands (BB) berguna untuk
mengidentifikasi apakah harga saham relative tinggi atau rendah.
Harga saham dianggap tinggi ketika menyentuh upper Band, dan
rendah disaat menyentuh lower band. Penentuan tinggi atau
78
rendahnya harga saham ini bermanfaat untuk strategi masuk dan
keluar pasar (Purnomo, 2012).
Batasan – batasan digunakan dalam menganalisis keakuratan
dari indikator Bollinger Bands. Pertama, analisis pergerakan harga
saham ini menggunakan candlestick chart dan menggunakan
parameter 20 SMA. Dengan menggunakan candlestick chart,
pergerakan lebih mudah dibaca. Grafik yang dianggap menyentuh
Bollinger Bands dapat saja merupakan body atau tail dari candlestick
chart. Kedua, analisis dapat dinyatakan sukses apabila pada indikator
Bollinger Bands, chart yang telah menyentuh garis batas atas
mengalami penurunan hingga ke garis tengah ataupun garis batas
bawah, begitupun sebaliknya. Ketiga, analisis dapat dinyatakan
gagal jika pada indikator Bollinger Bands, chart yang telah
menyentuh garis batas atas tidak mengalami penurunan ataupun
mengalami penurunan tetapi hanya sedikit dan kembali naik, begitu
pun sebaliknya.
Terdapat keterangan pada gambar indikator Bollinger Bands,
yaitu:
a. Garis berwarna kuning (atas) : garis BB batas atas (upper
band).
b. Garis berwarna kuning (bawah) : garis BB batas bawah
(lower band).
c. Grafik candlestick : grafik harga saham.
79
d. Sinyal beli : body atau tail candlestick
yang menyentuh atau
melewati garis batas bawah
(lower band).
e. Sinyal jual : body atau tail candlestick
yang menyentuh atau
melewati garis batas atas
(upper band).
f.
a) Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
Gambar 4.15
Bollinger Bands ADHI
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Adhi Karya
(Persero) Tbk (ADHI) menunjukkan tingkat akurasi indikator sebesar
47.37% dengan 45 sinyal sukses dari 95 total sinyal.
80
b) Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK)
Gambar 4.16
Bollinger Bands DGIK
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Nusa
Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menunjukkan tingkat akurasi indikator
sebesar 57.33% dengan 43 sinyal sukses dari 75 total sinyal.
81
c) Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON)
Gambar 4.17
Bollinger Bands JKON
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Jaya
Konstruksi Manggala Prata (JKON) menunjukkan tingkat akurasi
indikator sebesar 62.92% dengan 56 sinyal sukses dari 105 total sinyal.
82
d) Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP)
Gambar 4.18
Bollinger Bands PTPP
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Pembangunan
Perumahan (persero) Tbk (PTPP) menunjukkan tingkat akurasi indikator
sebesar 49.00% dengan 49 sinyal sukses dari 100 total sinyal.
83
e) Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Gambar 4.19
Bollinger Bands SSIA
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Surya
Semesta Internusa Tbk (SSIA) menunjukkan tingkat akurasi indikator
sebesar 49.52% dengan 52 sinyal sukses dari 105 total sinyal.
84
f) Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
Gambar 4.20
Bollinger Bands WIKA
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Wijaya Karya
(Persero) Tbk (WIKA) menunjukkan tingkat akurasi indikator sebesar
58.62% dengan 51 sinyal sukses dari 87 total sinyal.
85
g) Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Gambar 4.21
Bollinger Bands WSKT
Berdasarkan analisis didapatkan bahwa pada periode 2013 – 2017
dengan menggunakan indikator Bollinger Bands perusahaan Waskita
Karya (Persero) Tbk (WSKT) menunjukkan tingkat akurasi indikator
sebesar 50.00% dengan 42 sinyal sukses dari 84 total sinya
86
1. Pembahasan
Dari analisis yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa:
Tabel 4.1
Hasil Akurasi Indikator
No. Nama Perusahaan Akurasi
SMA RSI BB
1 Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) 60.87% 43.40% 47.37%
2 Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) 55.56% 30.19% 57.33%
3 Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) 27.50% 20.69% 62.92%
4 Pembangunan Perumahan (persero) Tbk
(PTPP) 58.62% 35.42% 49.00%
5 Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) 57.14% 36.36% 36.36%
6 Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) 50.00% 25.45% 58.62%
7 Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) 44.00% 27.40% 50.00%
Rata-Rata Indikator 50.53% 31.27% 51.66%
Terbesar dari Indikator 60.87% 43.40% 62.92%
Tabel 4.2
Hasil Akurasi Terbesar
No. Nama Perusahaan Rata-Rata
Perusahaan
Terbesar di
Perusahaan Indikator
1 Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) 50.55% 60.87% SMA
2 Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) 47.69% 57.33% BB
3 Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) 37.04% 62.92% BB
4 Pembangunan Perumahan (persero) Tbk
(PTPP) 47.68% 58.62% SMA
5 Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) 43.29% 57.14% SMA
6 Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) 44.69% 58.62% BB
7 Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) 40.47% 50.00% BB
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa :
1) Berdasarkan indikator Simple Moving Average yang diteliti
menggunakan dua garis yaitu 20 SMA dan 50 SMA mendapatkan
hasil akurasi sebesar 60.87% pada perusahaan Adhi Karya (Persero)
87
Tbk (ADHI), 55.56% pada perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring
Tbk (DGIK), 27.50% pada perusahaan Jaya Konstruksi Manggala
Prata (JKON), 58.62% pada perusahaan Pembangunan Perumahan
(persero) Tbk (PTPP), 57.14% pada perusahaan Surya Semesta
Internusa Tbk (SSIA), 50.00% pada perusahaan Wijaya Karya
(Persero) Tbk (WIKA), 44.00% pada perusahaan Waskita Karya
(Persero) Tbk (WSKT). Dan dapat dilihat bahwa akurasi indikator
Simple Moving Average terbesar ditemukan sebesar 60.87% pada
Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dengan rata-rata akurasi sebesar
50.53%.
2) Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI) yang diteliti
menggunakan time periode sebesar 14 dan garis 70 untuk
overbought (jual) dan 30 untuk oversold (beli) mendapatkan hasil
akurasi sebesar 43.40% pada perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk
(ADHI), 30.19% pada perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
(DGIK), 20.69% pada perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata
(JKON), 35.42% pada perusahaan Pembangunan Perumahan
(persero) Tbk (PTPP), 36.36% pada perusahaan Surya Semesta
Internusa Tbk (SSIA), 25.45% pada perusahaan Wijaya Karya
(Persero) Tbk (WIKA), 27.40% pada perusahaan Waskita Karya
(Persero) Tbk (WSKT). Dan dapat dilihat bahwa akurasi indikator
Relative Strenght Index (RSI) terbesar ditemukan sebesar 43.40%
88
pada Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dengan rata-rata akurasi
sebesar 31.27%.
3) Berdasarkan indikator Bollinger Bands yang diteliti menggunakan
parameter 20 SMA mendapatkan hasil akurasi sebesar 47.37% pada
perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), 57.33% pada
perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), 62.92% pada
perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON), 49.00% pada
perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP), 36.36%
pada perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), 58.62% pada
perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), 50.00% pada
perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Dan dapat dilihat
bahwa akurasi indikator Bollinger Bands terbesar ditemukan sebesar
62.92% pada Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) dengan rata-
rata akurasi sebesar 51.66%.
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa :
1) Perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mendapatkan hasil
akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Simple Moving
Average yaitu sebesar 60.87% dan dengan rata-rata akurasi sebesar
50.55%.
2) Perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) mendapatkan
hasil akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Bollinger
89
Bands yaitu sebesar 57.33% dan dengan rata-rata akurasi sebesar
47.69%.
3) Perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON) mendapatkan
hasil akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Bollinger
Bands yaitu sebesar 62.92% dan dengan rata-rata akurasi sebesar
37.04%.
4) Perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP)
mendapatkan hasil akurasi terbesar dengan menggunakan indikator
Simple Moving Average yaitu sebesar 58.62% dan dengan rata-rata
akurasi sebesar 47.68%.
5) Perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mendapatkan hasil
akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Simple Moving
Average yaitu sebesar 57.14% dan dengan rata-rata akurasi sebesar
43.29%.
6) Perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mendapatkan hasil
akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Bollinger Bands
yaitu sebesar 58.62% dan dengan rata-rata akurasi sebesar 44.69%.
7) Perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mendapatkan
hasil akurasi terbesar dengan menggunakan indikator Bollinger
Bands yaitu sebesar 50.00% dan dengan rata-rata akurasi sebesar
40.47%.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai tingkat akurasi
indikator analisis teknikal dalam menentukan sinyal jual dan sinyal beli
saham pada perusahaaan sub sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di
BEI, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan indikator Simple Moving Average yang diteliti
menggunakan dua garis yaitu 20 SMA dan 50 SMA mendapatkan hasil
akurasi sebesar 60.87% pada perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk
(ADHI), 55.56% pada perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
(DGIK), 27.50% pada perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata
(JKON), 58.62% pada perusahaan Pembangunan Perumahan (persero)
Tbk (PTPP), 57.14% pada perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk
(SSIA), 50.00% pada perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA),
44.00% pada perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
2. Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI) yang diteliti
menggunakan time periode sebesar 14 dan garis 70 untuk overbought
(jual) dan 30 untuk oversold (beli) mendapatkan hasil akurasi sebesar
43.40% pada perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), 30.19%
pada perusahaan Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), 20.69% pada
perusahaan Jaya Konstruksi Manggala Prata (JKON), 35.42% pada
91
perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP), 36.36%
pada perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), 25.45% pada
perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), 27.40% pada
perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
3. Berdasarkan indikator Bollinger Bands yang diteliti menggunakan
parameter 20 SMA mendapatkan hasil akurasi sebesar 47.37% pada
perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), 57.33% pada perusahaan
Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK), 62.92% pada perusahaan Jaya
Konstruksi Manggala Prata (JKON), 49.00% pada perusahaan
Pembangunan Perumahan (persero) Tbk (PTPP), 36.36% pada
perusahaan Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), 58.62% pada
perusahaan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), 50.00% pada
perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
4. Ditemukan hasil akurasi terbesar menggunakan indikator Simple Moving
Average pada perusahaan Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) sebesar
60.87%, pada perusahaan Pembangunan Perumahan (persero) Tbk
(PTPP) sebesar 58.62%, dan pada perusahaan Surya Semesta Internusa
Tbk (SSIA) sebesar 57.14%. Sedangkan berdasarkan indikator Bollinger
Bands ditemukan hasil akurasi terbesar pada perusahaan Nusa Konstruksi
Enjiniring Tbk (DGIK) sebesar 57.33%, pada perusahaan Jaya
Konstruksi Manggala Prata (JKON) sebesar 62.92%, pada perusahaan
Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebesar 58.62%, dan pada
perusahaan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) sebesar 50.00%.
92
B. Saran
Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka penulis
memberikan beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya agar
hasil penelitian selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.
1. Penelitian yang dilakukan oleh penulis hanya menguji tentang masalah
akurasi analisis teknikal. Diharapkan pada peneliti selanjutnya bisa
menambahkan permasalahan-permasalahan yang lain untuk diteliti
bersamaan dengan masalah akurasi analisis teknikal. Sehingga hasil
penelitian menjadi lebih luas dan menambah wawasan bagi pembaca.
2. Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perusahaan sub
sektor konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI. Observasi penelitian
dilakukan selama 5 periode berturut-turut yaitu pada tahun 2013-2017.
Pada penelitian ini penulis menggunakan data harga saham harian dari ke
tujuh perusahaan sub sektor konstruksi bangunan. Diharapkan peneliti
selanjutnya dapat memperluas objek penelitian agar penelitian menjadi
lebih menambah wawasan dan pengetahuan mengenai analisis teknikal.
Observasi penelitian selanjutnya juga diharapkan dengan periode waktu
yang lebih lama dan panjang. Data untuk penelitian selanjutnya
diharapkan lebih beragam, misalnya harga saham harian, mingguan, dan
bulanan, agar didapatkan hasil yang lebih bervariatif lagi.
3. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode pengujian
indikator analisis teknikal dengan bantuan software Microsoft Excel
93
2010, Microsoft Word 2010, dan D’one Trade Pro Next G sebagai alat
bantu analisis penelitian. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat
dilakukan dengan metode serta alat bantu analisis yang lain sehingga
memberikan hasil penelitian yang berbeda dengan penelitian yang telah
dilakukan penulis.
94
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin. 2003. “Dasar-dasar Manajemen Investasi”. Jakarta: Rineka
Cipta
Ardiani, Natica. 2012. “Komparasi Strategi Buy And Hold Dengan Pendekatan
Teknikal”. Universitas Surabaya, Surabaya
Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”. Edisi Pertama.
Jakarta: Mediasoft Indonesia
Anoraga, Pandji dan Pidji Pakarti. 2008. “Pengantar Pasar Modal”. Cetakan
Kelima. Jakarta:Rineka Cipta
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, AJ. 2009. “Investment: eight edition”. New York:
The McGraw-Hill Companies., Inc
Danesti, Dwi. (2013). Penerapan Analisis Teknikal Dengan Metode Bollinger
Sebagai Salah Satu Indikator Dalam Transaksi Short Time Perdagangan
Saham, Jurnal Dinamika DotCom, vol. 5 No. 1:pp. 64-79.
Darmadji, Tjiptono & Hendy M. Fakhruddin. 2008. “Pasar Modal Indonesia”.
Jakarta: Salemba Empat
Desmond, Wira. 2010. “Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal”. Cetakan
Pertama. Jakarta: Exceed
Fardiansyah, Tedy. 2003. “Smart Investment For Ordinary People:
(Meningkatkan Kecerdasan Investasi dan Perencanaan Keuangan
Pribadi)”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Frento T, Suharto. 2013. “Invetasi Secara Benar Mengungkap Rahasia Forex”.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia
Frankdinata dan Yoyo Cahyadi. 2014. “Analisis Keakuratan Indikator Bolliger
Bands Terhadap Pergerakan Harga Saham Studi Kasus Pada Saha PT.
Astra Agro Lestari Tbk”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas
Ekonomi dan Komunikasi. BINUS University. Vol. 5 No. 1 Mei 2014.
Jakarta
Gumilang, Husni. 2012. “Amibroker Sebuah Pengantar dan Charting Tools”.
HGU Publishing: Bogor
Guidi, Francesco dan Gupta, Rakesh. 2011. “Are ASEAN stock market efficient?
Evidence from univariate and multivariate variance ratio tests”. Discussion
Papers Finance. Griffifth University. ISSN 1836-8123
95
Hamid, Kasihif, et.al. 2010. “Testing the Weak form of Efficient Market
Hypothesis: Empirical Evidence from Asia-Pasific Markets”. International
Research Journal of Finance and Economics, Issue 58, ISSN 1450-288
Hermuningsih, Sri. 2012. “Pengantar Pasar Modal Indonesia”. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN
Husnan, Suad. 2005. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan: Edisi Kelima”.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Husnan, Suad. 2003. “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Kumala Dewi, Retno. 2009. “Pengujian Efisiensi Pasar Modal melalui Evaluasi
Pergerakan Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Mangkulo A, Hengky. 2011. “Analsis Teknikal Saham dengan Chart Nexus”.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia
Martono dan Harjito. 2007, “Manajemen Keuangan”. Ekonisia Kampus Fakultas
Ekonomi UII:Yogjakarta
May, Ellen. 2011. “Smart Traders Rich Investors”. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
May, Ellen. 2010. “We Are Traders Not Gamblers”. Jakarta: Vibby Printing
Muchlisin, Ilham Syaiful. 2011. “Prediksi Harga Saham dalam Prespektif Analisis
Teknikal ( Studi pada Jakarta Islamic Index Tahun 2007-2011)”. Skripsi S1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Murphy, John J. 1999. “Technical Analysis of the Financial Markets”. New
York: New York Institute of Finance
Nasarudin, Irsan dan Surya, Indra. 2007. “Aspek Hukum Pasar Modal di
Indonesia”. Jakarta: Pranada Media
Nurliani, Dini. 2016. “ Pengujian Efisiensi Pasar Modal Studi Empiris Pada
Indeks Saham Indonesia/JKSE, Malaysia/KLSE, Singapura/STI,
Filipina/PSI, Thailand/SETI, dan Vietnam/VNI Periode 2011-2015”. Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ong, Edianto. 2016. “Technical Analysis for Mega Profit”. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Pribadi, A. Sidik. 2016. “Analisis Teknikal Sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan Dalam Transaksi Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur di
96
JII Januari – Juni 2016)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang
Purnomo, L. Bayu. 2012. “Rahasia di Balik Pergerakan Harga Saham”. Jakarta :
PT. Elex Media Komputindo
Rodoni, Ahmad. 2005. “Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal”.
Jakarta: CSESPress
Roy, Willy Gidion dan Sri Hermunungsih. 2016. “Analisis Teknikal Saham
Menggunakan Indikator Bollinger Bands dan relative Strenght Index Untuk
Pengambulan Keputusan Investasi”. Jurnal Manajemen, Untiversitas
Sarjanawiyata Tamansiswa. Vol. 6 No. 1. Yogyakarta
Setiawan, Her-Her. 2015. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan
Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di BEI Sub Sektor Konstruksi
Bangunan”. Jurnal Program Studi Magister Manajemen. Vol. 6 No.1
Situmorang, Parluhutan, dkk. 2010. “Jurus-Jurus Berinvestasi Saham Untuk
Pemula”. Jakarta:Transmedia
Sugiyono. 2008. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung :
Penerbit Alfabeta
Susanto, Djoko dan Agus Sabardi. 2010. “Analisis Teknikal di Bursa Efek”.
Yogyakarta: STIM-YKPN Press
Syamsir, Hendra. 2004. “Solusi Investasi di Bursa Saham Indonesia”. Jakarta:
PT. Elex Media Koputindo.
Tandelilin, Etandeduardus. 2001. “Analisis Investasi Dan Manajemen
Portofolio”. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
Veter, Jhon. 2010. “Happy Investing”. Jakarta: Pustaka Delapan
Widioatmodjo, Sawidji. 2005. “Cara Sehat Investasi di Pasar Modal”. Jakarta:
PT. Elex Media Computindo
97
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Simple Moving Average
1. ADHI
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 10 Juli 2013 Jual Gagal
2. 30 Oktober 2013 Beli Gagal
3. 15 November 2013 Jual Sukses
4. 30 Januari 2014 Beli Sukses
5. 17 Juni 2014 Jual Sukses
6. 24 Juli 2014 Beli Gagal
7. 12 September 2014 Jual Sukses
8. 4 Desember 2014 Beli Sukses
9. 4 Maret 2015 Jual Gagal
10. 31 Juli 2015 Beli Gagal
11. 24 Agustus 2015 Jual Sukses
12. 5 Oktober 2015 Beli Sukses
13. 16 Desember 2015 Jual Sukses
14. 18 Januari 2016 Beli Sukses
15. 13 Mei 2016 Jual Sukses
16. 23 Juni 2016 Beli Sukses
17. 31 Agustus 2016 Jual Sukses
18. 6 Januari 2017 Beli Gagal
19. 23 Febuari 2017 Beli Sukses
20. 3 Mei 2017 Jual Sukses
21. 15 Juni 2017 Beli Gagal
22. 24 Oktober 2017 Beli Gagal
23. 16 Desember 2017 Jual Gagal
98
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
Jumlah Sinyal Sukses 14
Total Sinyal 23
Akurasi Indikator 60.87%
2. DGIK
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 21 Juni 2013 Jual Gagal
2. 31 Oktober 2013 Beli Sukses
3. 10 Desember 2013 Jual Sukses
4. 27 Febuari 2014 Beli Sukses
5. 25 April 2014 Jual Sukses
6. 05 Agustus 2014 Beli Sukses
7. 17 Oktober 2014 Jual Sukses
8. 04 Desember 2014 Beli Gagal
9. 29 Januari 2015 Jual Sukses
10. 21 Oktober 2015 Beli Gagal
11. 01 Desember 2015 Jual Sukses
12. 20 Januari 2016 Beli Gagal
13. 25 Januari 2016 Jual Gagal
14. 21 Maret 2016 Beli Gagal
15. 10 Mei 2016 Jual Gagal
16. 08 Juni 2016 Beli Gagal
17. 04 Agustus 2016 Jual Gagal
18. 10 November 2016 Beli Sukses
19. 13 Januari 2017 Jual Gagal
20. 16 Januari 2017 Beli Sukses
21. 13 April 2017 Jual Sukses
22. 11 Juli 2017 Beli Gagal
23. 20 Juli 2017 Jual Sukses
24. 22 September 2017 Beli Sukses
25. 03 Oktober 2017 Jual Sukses
26. 13 Oktober 2017 Beli Gagal
27. 21 November 2017 Jual Sukses
99
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
Jumlah Sinyal Sukses 15
Total Sinyal 27
Akurasi Indikator 55.56%
3. JKON
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1 04 Febuari 2013 Beli Gagal
2 14 Maret 2013 Jual Gagal
3 19 Maret 2013 Beli Gagal
4 20 Maret 2013 Jual Gagal
5 21 Maret 2013 Beli Gagal
6 26 Maret 2013 Jual Gagal
7 09 April 2013 Beli Sukses
8 04 Juli 2013 Jual Gagal
9 16 Juli 2013 Beli Sukses
10 06 Desember 2013 Jual Gagal
11 07 Febuari 2014 Beli Gagal
12 11 Maret 2014 Beli Gagal
13 02 Juli 2014 Jual Sukses
14 13 Agustus 2014 Beli Sukses
15 16 Oktober 2014 Jual Gagal
16 17 November 2014 Jual Gagal
17 03 Desember 2014 Beli Sukses
18 24 Maret 2015 Jual Sukses
19 05 Juni 2015 Beli Gagal
20 10 Agustus 2015 Jual Gagal
21 03 Desember 2015 Beli Gagal
22 13 Januari 2016 Jual Gagal
23 20 Januari 2016 Beli Gagal
100
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
24 02 Febuari 2016 Jual Gagal
25 11 Febuari 2016 Beli Gagal
26 16 Febuari 2016 Jual Sukses
27 14 April 2016 Beli Gagal
28 18 Mei 2016 Jual Sukses
29 03 November 2016 Beli Gagal
30 08 Desember 2016 Jual Sukses
31 13 Desember 2016 Beli Gagal
32 04 Januari 2017 Jual Sukses
33 25 April 2017 Beli Gagal
34 03 Mei 2017 Jual Gagal
35 04 Mei 2017 Jual Gagal
36 16 Mei 2017 Jual Gagal
37 16 Juni 2017 Beli Gagal
38 03 Agustus 2017 Jual Gagal
39 02 Oktober 2017 Beli Gagal
40 23 November 2017 Jual Sukses
Jumlah Sinyal Sukses 11
Total Sinyal 40
Akurasi Indikator 27.50%
4. PTPP
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 14 Januari 2013 Jual Gagal
2. 06 Febuari 2013 Beli Gagal
3. 01 Juli 2013 Jual Sukses
4. 04 Agustus 2013 Beli Gagal
5. 27 Agustus 2013 Jual Gagal
6. 23 Oktober 2013 Beli Sukses
101
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
7. 03 Desember 2013 Jual Sukses
8. 20 Januari 2014 Beli Gagal
9. 17 Juni 2014 Jual Sukses
10. 14 Juli 2014 Beli Sukses
11. 30 September 2014 Jual Gagal
12. 31 Oktober 2014 Beli Sukses
13. 26 Maret 2015 Jual Sukses
14. 27 April 2015 Beli Sukses
15. 15 Juni 2015 Jual Gagal
16. 28 Juli 2015 Beli Sukses
17. 27 Agustus 2015 Jual Gagal
18. 15 Oktober 2015 Beli Sukses
19. 18 Desember 2015 Jual Gagal
20. 07 Januari 2016 Beli Sukses
21. 01 Maret 2016 Jual Gagal
22. 06 April 2016 Beli Gagal
23. 15 April 2016 Jual Sukses
24. 17 Juni 2016 Beli Sukses
25. 06 Oktober 2016 Jual Sukses
26. 19 Juni 2017 Beli Sukses
27. 02 Agustus 2017 Jual Sukses
28. 26 Oktober 2017 Beli Gagal
29. 07 Desember 2017 Jual Gagal
Jumlah Sinyal Sukses 17
Total Sinyal 29
Akurasi Indikator 58.62%
5. SSIA
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 21 Januari 2013 Beli Sukses
2. 16 Mei 2013 Jual Gagal
3. 28 Oktober 2013 Beli Gagal
102
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
4. 26 November 2013 Jual Sukses
5. 06 Febuari 2014 Beli Sukses
6. 05 Mei 2014 Jual Sukses
7. 17 Juli 2014 Beli Gagal
8. 30 September 2014 Jual Sukses
9. 14 November 2014 Beli Sukses
10. 31 Maret 2015 Jual Gagal
11. 11 Mei 2015 Beli Sukses
12. 26 Mei 2015 Jual Sukses
13. 13 Oktober 2015 Beli Gagal
14. 09 November 2015 Jual Sukses
15. 05 Januari 2016 Beli Gagal
16. 12 Febuari 2016 Jual Sukses
17. 15 Maret 2016 Beli Gagal
18. 10 Mei 2016 Jual Gagal
19. 15 Juli 2016 Beli Sukses
20. 26 Juli 2016 Jual Gagal
21. 01 Agustus 2016 Beli Gagal
22. 05 September 2016 Jual Sukses
23. 25 Januari 2017 Beli Sukses
24. 14 Maret 2017 Jual Gagal
25. 03 April 2017 Beli Sukses
26. 05 Juni 2017 Jual Sukses
27. 31 Juli 2017 Beli Sukses
28. 14 September 2017 Jual Gagal
Jumlah Sinyal Sukses 16
Total Sinyal 28
Akurasi Indikator 57.14%
103
6. WIKA
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan Sinyal
1. 25 Juni 2013 Jual Gagal
2. 08 Oktober 2013 Beli Sukses
3. 18 November 2013 Jual Gagal
4. 21 Januari 2014 Beli Sukses
5. 06 Mei 2014 Jual Gagal
6. 03 Juni 2014 Beli Gagal
7. 18 Juni 2014 Jual Sukses
8. 17 Juli 2014 Beli Gagal
9. 3 Oktober 2014 Jual Gagal
10. 4 November 2014 Beli Sukses
11. 6 Maret 2015 Jual Sukses
12. 4 Agustus 2015 Beli Gagal
13. 14 Agustus 2015 Jual Sukses
14. 6 Oktober 2015 Beli Sukses
15. 25 November 2015 Jual Sukses
16. 25 Januari 2016 Beli Gagal
17. 22 Febuari 2016 Jual Sukses
18. 13 April 2016 Beli Sukses
19. 19 April 2016 Jual Gagal
20. 20 April 2016 Beli Gagal
21. 13 Mei 2016 Jual Sukses
22. 17 Juni 2016 Beli Sukses
23. 23 September 2016 Jual Gagal
24. 29 Desember 2016 Beli Gagal
25. 12 Januari 2017 Jual Gagal
26. 16 Januari 2017 Jual Sukses
27. 24 Januari 2017 Beli Gagal
28. 16 Maret 2017 Jual Gagal
29. 3 November 2017 Beli Sukses
30. 8 Desember 2017 Jual Sukses
Jumlah Sinyal Sukses 15
Total Sinyal 30
Akurasi Indikator 50.00%
104
7. WSKT
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 2 Juli 2013 Jual Gagal
2. 24 Oktober 2013 Beli Gagal
3. 15 November 2013 Jual Sukses
4. 24 Januari 2014 Beli Sukses
5. 26 Mei 2014 Jual Sukses
6. 21 Juli 2014 Beli Gagal
7. 2 Oktober 2014 Jual Gagal
8. 30 Oktober 2014 Beli Gagal
9. 31 Maret 2015 Jual Sukses
10. 13 Mei 2015 Beli Gagal
11. 22 Mei 2015 Jual Sukses
12. 3 Juni 2015 Beli Gagal
13. 9 Juni 2015 Jual Sukses
14. 22 Juli 2015 Beli Gagal
15. 3 September 2015 Jual Gagal
16. 27 Oktober 2015 Beli Sukses
17. 21 Desember 2015 Jual Gagal
18. 20 Januari 2016 Beli Sukses
19. 14 September 2016 Jual Gagal
20. 28 Desember 2016 Beli Gagal
21. 2 Maret 2017 Jual Sukses
22. 15 Agustus 2017 Beli Gagal
23. 5 September 2017 Jual Sukses
24. 2 November 2017 Beli Sukses
25. 15 Desember 2017 Jual Gagal
Jumlah Sinyal Sukses 11
Total Sinyal 25
Akurasi Indikator 44.00%
105
Lampiran 2 : Relative Strenght Index
1. ADHI
No. Tanggal, Bulan,
Tahun Jenis Sinyal
Keterangan
Sinyal
1. 17 Januari 2013 Overbought / Jual Gagal
2. 25 Febuari 2013 Overbought / Jual Gagal
3. 4 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
4. 11 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
5. 21 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
6. 28 Maret 2013 Overbought / Jual Sukses
7. 23 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal
8. 27 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal
9. 3 Juni 2013 Overbought / Jual Sukses
10. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses
11. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal
12. 9 September 2013 Oversold / Beli Sukses
13. 12 September 2013 Oversold / Beli Sukses
14. 24 Desember 2013 Oversold / Beli Gagal
15. 7 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal
16. 18 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal
17. 28 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal
18. 7 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal
19. 17 Maret 2014 Overbought / Jual Sukses
20. 8 April 2014 Overbought / Jual Sukses
21. 24 Juni 2014 Oversold / Beli Sukses
22. 1 Oktober 2014 Oversold / Beli Gagal
23. 8 Oktober 2014 Oversold / Beli Gagal
24. 14 Oktober 2014 Oversold / Beli Sukses
25. 8 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
26. 30 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
27. 5 Januari 2015 Overbought / Jual Gagal
28. 9 Januari 2015 Overbought / Jual Sukses
29. 4 Febuari 2015 Overbought / Jual Sukses
30. 12 Maret 2015 Oversold / Beli Sukses
31. 7 April 2015 Oversold / Beli Sukses
32. 28 April 2015 Oversold / Beli Gagal
106
No. Tanggal, Bulan,
Tahun Jenis Sinyal
Keterangan
Sinyal
33. 6 Mei 2015 Oversold / Beli Gagal
34. 16 Juni 2015 Oversold / Beli Sukses
35. 19 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal
36. 23 Juli 2015 Overbought / Jual Sukses
37. 26 Agustus 2015 Oversold / Beli Sukses
38. 26 Oktober 2015 Overbought / Jual Sukses
39. 13 Januari 2016 Overbought / Jual Gagal
40. 1 Febuari 2016 Overbought / Jual Gagal
41. 5 Febuari 2016 Overbought / Jual Gagal
42. 16 Febuari 2016 Overbought / Jual Sukses
43. 14 September 2016 Oversold / Beli Gagal
44. 27 September 2016 Oversold / Beli Sukses
45. 28 Oktober 2016 Oversold / Beli Gagal
46. 16 Novermber 2016 Oversold / Beli Gagal
47. 29 November 2016 Oversold / Beli Sukses
48. 10 Febuari 2017 Oversold / Beli Sukses
49. 19 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal
50. 26 Oktober 2017 Overbought / Jual Gagal
51. 07 November 2017 Overbought / Jual Sukses
52. 7 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
53. 14 Desember 2017 Oversold / Beli Sukses
Jumlah Sinyal Benar 23
Total Sinyal 53
Akurasi Indikator 43.40%
2. DGIK
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 8 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
2. 21 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
3. 28 Maret 2013 Overbought / Jual Sukses
4. 3 April 2013 Overbought / Jual Sukses
5. 5 Juli 2013 Oversold / Beli Gagal
6. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses
7. 30 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal
107
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
8. 6 September 2013 Oversold / Beli Sukses
9. 29 Oktober 2013 Overbought / Jual Sukses
10. 24 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal
11. 30 Juni 2014 Oversold / Beli Gagal
12. 4 Juli 2014 Oversold / Beli Sukses
13. 23 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal
14. 25 Agustus 2014 Overbought / Jual Gagal
15. 8 September 2014 Overbought / Jual Gagal
16. 5 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
17. 11 Maret 2015 Oversold / Beli Gagal
18. 18 Maret 2015 Oversold / Beli Gagal
19. 16 April 2015 Oversold / Beli Gagal
20. 28 April 2015 Oversold / Beli Gagal
21. 30 April 2015 Oversold / Beli Gagal
22. 06 Mei 2015 Oversold / Beli Gagal
23. 16 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal
24. 24 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal
25. 30 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal
26. 13 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal
27. 27 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal
28. 9 September 2015 Oversold / Beli Sukses
29. 13 Oktober 2015 Overbought / Jual Gagal
30. 22 Oktober 2015 Overbought / Jual Sukses
31. 26 Januari 2016 Oversold / Beli Gagal
32. 17 Febuari 2016 Oversold / Beli Gagal
33. 2 Maret 2016 Oversold / Beli Sukses
34. 8 Maret 2016 Overbought / Jual Gagal
35. 21 Maret 2016 Overbought / Jual Sukses
36. 24 Maret 2016 Overbought / Jual Sukses
37. 11 Mei 2016 Oversold / Beli Sukses
38. 10 Agustus 2016 Oversold / Beli Sukses
39. 1 Desember 2016 Overbought / Jual Gagal
40. 17 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal
41. 19 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal
42. 24 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal
43. 27 Januri 2017 Overbought / Jual Gagal
44. 6 Febuari 2017 Overbought / Jual Gagal
108
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
45. 16 Febuari 2017 Overbought / Jual Gagal
46. 28 Febuari 2017 Overbought / Jual Gagal
47. 5 Mei 2017 Oversold / Beli Gagal
48. 9 Mei 2017 Oversold / Beli Sukses
49. 18 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal
50. 11 Agustus 2017 Oversold / Beli Gagal
51. 23 Agustus 2017 Oversold / Beli Sukses
52. 30 November 2017 Oversold / Beli Sukses
53. 7 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
Jumlah Sinyal Sukses 16
Total Sinyal 53
Akurasi Indikator 30.19%
3. JKON
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1 25 Juli 2013 Overbought / Jual Gagal
2 30 Juli 2013 Overbought / Jual Gagal
3 16 Agustus 2013 Overbought / Jual Gagal
4 21 Agustus 2013 Overbought / Jual Sukses
5 17 September 2013 Overbought / Jual Gagal
6 20 September 2013 Overbought / Jual Gagal
7 03 Oktober 2013 Overbought / Jual Gagal
8 16 Oktober 2013 Overbought / Jual Gagal
9 14 Agustus 2014 Overbought / Jual Gagal
10 03 September 2014 Overbought / Jual Gagal
11 05 September 2014 Overbought / Jual Sukses
12 09 September 2014 Overbought / Jual Gagal
13 17 November 2014 Oversold / Beli Sukses
14 12 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
15 21 Januari 2015 Overbought / Jual Gagal
16 04 Febuari 2015 Overbought / Jual Sukses
109
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
17 29 September 2015 Oversold / Beli Gagal
18 01 Desember 2015 Oversold / Beli Gagal
19 29 Febuari 2016 Oversold / Beli Gagal
20 04 Maret 2016 Oversold / Beli Gagal
21 14 Juli 2016 Oversold / Beli Gagal
22 19 Juli 2016 Oversold / Beli Gagal
23 06 Oktober 2016 Oversold / Beli Sukses
24 04 April 2017 Oversold / Beli Gagal
25 04 Agustus 2017 Oversold / Beli Sukses
26 31 Agustus 2017 Oversold / Beli Gagal
27 12 Oktober 2017 Oversold / Beli Gagal
28 23 November 2017 Oversold / Beli Gagal
29 14 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
Jumlah Sinyal Sukses 6
Total Sinyal 29
Akurasi Indikator 20.69%
4. PTPP
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 22 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
2. 28 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
3. 03 April 2013 Overbought / Jual Sukses
4. 12 April 2013 Overbought / Jual Gagal
5. 18 April 2013 Overbought / Jual Sukses
6. 22 April 2013 Overbought / Jual Gagal
7. 02 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal
110
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
8. 08 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal
9. 16 Mei 2013 Overbought / Jual Sukses
10. 03 Juni 2013 Overbought / Jual Sukses
11. 09 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses
12. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal
13. 20 Januari 2014 Overbought / Jual Sukses
14. 07 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal
15. 17 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal
16. 24 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal
17. 26 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal
18. 03 April 2014 Overbought / Jual Sukses
19. 08 April 2014 Overbought / Jual Sukses
20. 11 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal
21. 22 Juli 2014 Overbought / Jual Sukses
22. 15 Agustus 2014 Overbought / Jual Gagal
23. 27 Agustus 2014 Overbought / Jual Gagal
24. 30 September 2014 Oversold / Beli Sukses
25. 03 November 2014 Overbought / Jual Gagal
26. 12 November 2014 Overbought / Jual Gagal
27. 25 November 2014 Overbought / Jual Gagal
28. 27 November 2014 Overbought / Jual Gagal
29. 03 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
30. 12 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
31. 30 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
32. 09 Januari 2015 Overbought / Jual Sukses
33. 03 Febuari 2015 Overbought / Jual Sukses
34. 16 Juni 2015 Oversold / Beli Sukses
35. 24 Juli 2015 Overbought / Jual Sukses
111
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
36. 26 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal
37. 20 Mei 2016 Oversold / Beli Sukses
38. 10 Agustus 2016 Overbought / Jual Gagal
39. 22 Maret 2017 Oversold / Beli Gagal
40. 11 April 2017 Oversold / Beli Gagal
41. 05 Mei 2017 Oversold / Beli Gagal
42. 25 Agustus 2017 Oversold / Beli Gagal
43. 30 Agustus 2017 Oversold / Beli Gagal
44. 11 September 2017 Oversold / Beli Gagal
45. 18 September 2017 Oversold / Beli Gagal
46. 29 September 2017 Oversold / Beli Sukses
47. 07 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
48. 12 Desember 2017 Oversold / Beli Sukses
Jumlah Sinyal Sukses 17
Total Sinyal 48
Akurasi Indikator 35.42%
5. SSIA
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 01 Febuari 2013 Overbought / Jual Gagal
2. 14 Febuari 2013 Overbought / Jual Sukses
3. 01 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
4. 21 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
5. 27 Maret 2013 Overbought / Jual Sukses
6. 14 Juni 2013 Oversold / Beli Gagal
7. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Gagal
112
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
8. 02 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal
9. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Sukses
10. 25 Oktober 2013 Overbought / Jual Sukses
11. 02 Januari 2014 Oversold / Beli Gagal
12. 08 Januari 2014 Oversold / Beli Sukses
13. 12 Febuari 2014 Overbought / Jual Gagal
14. 18 Febuari 2014 Overbought / Jual Sukses
15. 18 Maret 2014 Overbought / Jual Sukses
16. 24 Maret 2014 Overbought / Jual Sukses
17. 21 Mei 2014 Oversold / Beli Sukses
18. 11 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal
19. 17 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal
20. 08 Oktober 2014 Oversold / Beli Gagal
21. 14 Oktober 2014 Oversold / Beli Sukses
22. 16 Oktober 2014 Oversold / Beli Sukses
23. 24 November 2014 Overbought / Jual Gagal
24. 08 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
25. 15 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
26. 05 Januari 2015 Overbought / Jual Sukses
27. 10 Febuari 2015 Overbought / Jual Gagal
28. 20 Febuari 2015 Overbought / Jual Gagal
29. 13 Juli 2015 Oversold / Beli Gagal
30. 29 Juli 2015 Oversold / Beli Gagal
31. 03 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal
32. 13 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal
33. 26 Agustus 2015 Oversold / Beli Sukses
34. 29 September 2015 Oversold / Beli Gagal
35. 29 Desember 2015 Overbought / Jual Gagal
113
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
36. 11 Mei 2016 Oversold / Beli Gagal
37. 16 Mei 2016 Oversold / Beli Sukses
38. 15 September 2016 Oversold / Beli Gagal
39. 21 September 2016 Oversold / Beli Sukses
40. 20 Desember 2016 Oversold / Beli Gagal
41. 29 Desember 2016 Oversold / Beli Sukses
42. 03 Januari 2017 Oversold / Beli Sukses
43. 20 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal
44. 25 Januari 2017 Overbought / Jual Gagal
45. 01 Febuari 2017 Overbought / Jual Sukses
46. 31 Maret 2017 Overbought / Jual Gagal
47. 07 April 2017 Overbought / Jual Gagal
48. 12 April 2017 Overbought / Jual Sukses
49. 18 September 2017 Oversold / Beli Gagal
50. 02 Oktober 2017 Oversold / Beli Gagal
51. 23 November 2017 Oversold / Beli Gagal
52. 04 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
53. 08 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
54. 15 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
55. 22 Desember 2017 Oversold / Beli Sukses
Jumlah Sinyal Sukses 20
Total Sinyal 55
Akurasi Indikator 36.36%
114
6. WIKA
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 17 Januari 2013 Overbought / Jual Gagal
2. 01 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
3. 08 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
4. 21 Maret 2013 Overbought / Jual Gagal
5. 08 April 2013 Overbought / Jual Gagal
6. 30 April 2013 Overbought / Jual Gagal
7. 03 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal
8. 08 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal
9. 16 Mei 2013 Overbought / Jual Gagal
10. 31 Mei 2013 Overbought / Jual Sukses
11. 12 Juni 2013 Oversold / Beli Gagal
12. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses
13. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Sukses
14. 14 November 2013 Oversold / Beli Gagal
15. 15 Januari 2014 Overbought / Jual Gagal
16. 21 Januari 2014 Overbought / Jual Gagal
17. 07 Maret 2014 Overbought / Jual Gagal
18. 17 Maret 2014 Overbought / Jual Sukses
19. 03 April 2014 Overbought / Jual Gagal
20. 08 April 2014 Overbought / Jual Sukses
21. 11 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal
22. 16 Juli 2014 Overbought / Jual Gagal
23. 22 Juli 2014 Overbought / Jual Sukses
24. 22 Agustus 2014 Overbought / Jual Sukses
25. 08 Oktober 2014 Oversold / Beli Sukses
26. 19 November 2014 Overbought / Jual Gagal
115
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
27. 03 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
28. 12 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
29. 30 Desember 2014 Overbought / Jual Gagal
30. 09 Januari 2015 Overbought / Jual Gagal
31. 04 Febuari 2015 Overbought / Jual Sukses
32. 06 Mei 2015 Oversold / Beli Sukses
33. 16 Juni 2015 Oversold / Beli Gagal
34. 30 Juni 2015 Oversold / Beli Sukses
35. 12 Agustus 2015 Oversold / Beli Gagal
36. 04 Maret 2016 Oversold / Beli Sukses
37. 20 Mei 2016 Oversold / Beli Sukses
38. 22 Juni 2016 Overbought / Jual Gagal
39. 29 Juli 2016 Overbought / Jual Gagal
40. 08 Agustus 2016 Overbought / Jual Gagal
41. 12 Agustus 2016 Overbought / Jual Gagal
42. 15 September 2016 Oversold / Beli Gagal
43. 27 September 2016 Oversold / Beli Sukses
44. 04 November 2016 Oversold / Beli Gagal
45. 07 April 2017 Oversold / Beli Gagal
46. 12 April 2017 Oversold / Beli Gagal
47. 20 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal
48. 24 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal
49. 28 Juli 2017 Oversold / Beli Gagal
50. 07 September 2017 Oversold / Beli Gagal
51. 18 September 2017 Oversold / Beli Gagal
52. 26 Oktober 2017 Overbought / Jual Gagal
53. 07 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
54. 13 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
116
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
55. 29 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
Jumlah Sinyal Sukses 14
Total Sinyal 55
Akurasi Indikator 25.45%
7. WSKT
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 25 Febuari 2013 Overbought /Jual Gagal
2. 04 Maret 2013 Overbought /Jual Gagal
3. 07 Maret 2013 Overbought /Jual Gagal
4. 13 Maret 2013 Overbought /Jual Gagal
5. 21 Maret 2013 Overbought /Jual Gagal
6. 28 Maret 2013 Overbought /Jual Sukses
7. 03 April 2013 Overbought /Jual Sukses
8. 25 April 2013 Overbought /Jual Gagal
9. 02 Mei 2013 Overbought /Jual Gagal
10. 13 Mei 2013 Overbought /Jual Gagal
11. 17 Mei 2013 Overbought /Jual Gagal
12. 03 Juni 2013 Overbought /Jual Sukses
13. 10 Juli 2013 Oversold / Beli Sukses
14. 28 Agustus 2013 Oversold / Beli Gagal
15. 09 September 2013 Oversold / Beli Sukses
16. 14 November 2013 Oversold / Beli Gagal
17. 19 November 2013 Oversold / Beli Gagal
18. 21 November 2013 Oversold / Beli Gagal
19. 25 November 2013 Oversold / Beli Gagal
117
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
20. 23 Desember 2013 Oversold / Beli Sukses
21. 27 Desember 2013 Oversold / Beli Gagal
22. 02 Januari 2014 Oversold / Beli Gagal
23. 16 Januari 2014 Overbought /Jual Gagal
24. 22 Januari 2014 Overbought /Jual Sukses
25. 10 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal
26. 12 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal
27. 18 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal
28. 25 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal
29. 28 Febuari 2014 Overbought /Jual Gagal
30. 05 Maret 2014 Overbought /Jual Gagal
31. 07 Maret 2014 Overbought /Jual Gagal
32. 12 Maret 2014 Overbought /Jual Gagal
33. 18 Maret 2014 Overbought /Jual Sukses
34. 10 Juni 2014 Oversold / Beli Sukses
35. 10 Juli 2014 Overbought /Jual Gagal
36. 17 Juli 2014 Overbought /Jual Gagal
37. 23 Juli 2014 Overbought /Jual Sukses
38. 20 Agustus 2014 Overbought /Jual Gagal
39. 22 Agustus 2014 Overbought /Jual Sukses
40. 26 Agustus 2014 Overbought /Jual Gagal
41. 19 November 2014 Overbought /Jual Gagal
42. 25 November 2014 Overbought /Jual Gagal
43. 05 Desember 2014 Overbought /Jual Gagal
44. 12 Desember 2014 Overbought /Jual Gagal
45. 16 Desember 2014 Overbought /Jual Gagal
46. 30 Desember 2014 Overbought /Jual Sukses
47. 04 Febuari 2015 Overbought /Jual Gagal
118
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
48. 12 Febuari 2015 Overbought /Jual Gagal
49. 16 Febuari 2015 Overbought /Jual Gagal
50. 23 Febuari 2015 Overbought /Jual Gagal
51. 25 Febuari 2015 Overbought /Jual Sukses
52. 05 Mei 2015 Oversold / Beli Sukses
53. 14 Juli 2015 Overbought /Jual Sukses
54. 16 Febuari 2016 Overbought /Jual Gagal
55. 18 Febuari 2016 Overbought /Jual Sukses
56. 07 April 2016 Overbought /Jual Gagal
57. 08 April 2016 Overbought /Jual Gagal
58. 14 April 2016 Overbought /Jual Gagal
59. 25 April 2016 Overbought /Jual Gagal
60. 02 Mei 2016 Overbought /Jual Gagal
61. 09 Mei 2016 Overbought /Jual Gagal
62. 17 Mei 2016 Overbought /Jual Sukses
63. 15 Juli 2016 Overbought /Jual Gagal
64. 21 Juli 2016 Overbought /Jual Gagal
65. 14 September 2016 Oversold / Beli Sukses
66. 04 November 2016 Oversold / Beli Gagal
67. 16 November 2016 Oversold / Beli Gagal
68. 12 April 2017 Oversold / Beli Sukses
69. 06 September 2017 Oversold / Beli Gagal
70. 18 September 2017 Oversold / Beli Gagal
71. 02 Oktober 2017 Oversold / Beli Gagal
72. 27 Oktober 2017 Overbought /Jual Sukses
73. 07 Desember 2017 Oversold / Beli Gagal
Jumlah Sinyal Sukses 20
Total Sinyal 73
119
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
Akurasi Indikator 27.40%
Lampiran 3 : Bollinger Bands
1. ADHI
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 16 Januari 2013 Jual Gagal
2. 28 Januari 2013 Jual Gagal
3. 11 Febuari 2013 Jual Gagal
4. 25 Febuari 2013 Jual Gagal
5. 04 Maret 2013 Jual Gagal
6. 21 Maret 2013 Jual Gagal
7. 27 Maret 2013 Jual Sukses
8. 10 Mei 2013 Jual Gagal
9. 03 Juni 2013 Jual Sukses
10. 25 Juni 2013 Beli Gagal
11. 10 Juli 2013 Beli Sukses
12. 28 Agustus 2013 Beli Sukses
13. 24 September 2013 Jual Sukses
14. 14 November 3013 Beli Sukses
15. 16 Desember 2013 Beli Gagal
16. 24 Desember 2013 Beli Gagal
17. 13 Januari 2014 Jual Gagal
18. 22 Januari 2014 Jual Gagal
19. 14 Febuari 2014 Jual Gagal
20. 21 Febuari 2014 Jual Gagal
120
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
21. 18 Maret 2014 Jual Gagal
22. 07 April 2014 Jual Sukses
23. 11 April 2014 Beli Sukses
24. 08 Mei 2014 Jual Gagal
25. 19 Mei 2014 Jual Sukses
26. 11 Juni 2014 Beli Gagal
27. 24 Juni 2014 Beli Sukses
28. 10 Juli 2014 Jual Gagal
29. 16 Juli 2014 Jual Gagal
30. 21 Juli 2014 Jual Sukses
31. 27 Agustus 2014 Beli Sukses
32. 16 September 2014 Beli Gagal
33. 14 Oktober 2014 Beli Sukses
34. 08 Desember 2014 Jual Gagal
35. 11 Desember 2014 Jual Gagal
36. 05 Januari 2015 Jual Gagal
37. 08 Januari 2015 Jual Gagal
38. 04 Febuari 2015 Jual Sukses
39. 17 Febuari 2015 Beli Gagal
40. 16 Maret 2015 Beli Sukses
41. 27 Maret 2015 Beli Gagal
42. 06 April 2015 Beli Sukses
43. 04 Mei 2015 Beli Gagal
44. 15 Juni 2015 Beli Gagal
45. 07 Juli 2015 Jual Gagal
46. 23 Juli 2015 Jual Sukses
47. 12 Agustus 2015 Beli Gagal
48. 24 Agustus 2015 Beli Sukses
121
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
49. 09 September 2015 Jual Sukses
50. 02 Oktober 2015 Jual Gagal
51. 12 Oktober 2015 Jual Gagal
52. 26 Oktober 2015 Jual Sukses
53. 15 Desember 2015 Beli Sukses
54. 04 Januari 2016 Beli Sukses
55. 06 Januari 2016 Jual Gagal
56. 14 Januari 2016 Jual Gagal
57. 21 Januari 2016 Jual Gagal
58. 05 Febuari 2016 Jual Gagal
59. 15 Febuari 2016 Jual Sukses
60. 14 Maret 2016 Jual Gagal
61. 18 Maret 2016 Jual Sukses
62. 14 April 2016 Jual Gagal
63. 26 April 2016 Jual Sukses
64. 13 Mei 2016 Beli Sukses
65. 07 Juni 2016 Jual Gagal
66. 14 Juni 2016 Jual Gagal
67. 22 Juni 2016 Jual Sukses
68. 14 Juli 2016 Jual Sukses
69. 27 Juli 2016 Jual Sukses
70. 04 Agustus 2016 Beli Sukses
71. 12 Agutus 2016 Beli Sukses
72. 02 September 2016 Beli Gagal
73. 27 September 2016 Beli Gagal
74. 14 Oktober 2016 Beli Gagal
75. 27 Oktober 2016 Beli Gagal
76. 03 November 2016 Beli Sukses
122
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
77. 21 November 2016 Beli Gagal
78. 29 November 2016 Beli Sukses
79. 13 Desember 2016 Jual Sukses
80. 11 Januari 2017 Jual Sukses
81. 01 Febuari 2017 Beli Gagal
82. 13 Febuari 2017 Beli Sukses
83. 17 Febuari 2017 Jual Sukses
84. 07 Maret 2017 Jual Gagal
85. 14 Maret 2017 Jual Gagal
86. 22 Maret 2017 Jual Sukses
87. 11 April 2017 Beli Sukses
88. 03 Mei 2017 Beli Sukses
89. 24 Mei 2017 Jual Sukses
90. 03 Juni 2017 Beli Sukses
91. 30 Agustus 2017 Beli Gagal
92. 08 September 2017 Beli Sukses
93. 27 Oktober 2017 Jual Gagal
94. 02 November 2017 Jual Sukses
95. 08 Desember 2017 Beli Sukses
Jumlah Sinyal Benar 45
Total Sinyal 95
Akurasi Indikator 47.37%
123
2. DGIK
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 28 Januari 2013 Jual Sukses
2. 21 Febuari 2013 Jual Sukses
3. 14 Maret 2013 Jual Gagal
4. 20 Maret 2013 Jual Gagal
5. 28 Maret 2013 Jual Gagal
6. 2 May 2013 Jual Sukses
7. 23 May 2013 Jual Gagal
8. 3 Juni 2013 Jual Sukses
9. 13 Juni 2013 Beli Gagal
10. 21 Juni 2013 Beli Gagal
11. 10 Juli 2013 Beli Sukses
12. 30 Agustus 2013 Beli Gagal
13. 6 September Beli Sukses
14. 31 Oktober 2013 Jual Sukses
15. 28 November 2013 Beli Gagal
16. 27 Desember 2014 Beli Sukses
17. 09 Januari 2014 Beli Gagal
18. 24 Febuari 2014 Jual Gagal
19. 11 April 2014 Beli Gagal
20. 24 April 2014 Beli Gagal
21. 23 Mei 2014 Beli Sukses
22. 27 Juni 2014 Beli Sukses
23. 25 Juli 2014 Jual Gagal
24. 12 Agustus 2014 Jual Gagal
25. 26 Agustus 2014 Jual Sukses
26. 08 September 2014 Jual Sukses
27. 18 September 2014 Jual Sukses
28. 06 Oktober 2014 Beli Gagal
124
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
29. 08 Oktober 2014 Beli Sukses
30. 13 November 2014 Beli Sukses
31. 08 Desember 2014 Jual Gagal
32. 12 Desember 2014 Jual Sukses
33. 18 Febuari 2015 Beli Sukses
34. 12 Maret 2015 Beli Gagal
35. 06 Mei 2015 Beli Sukses
36. 16 Juni 2015 Beli Sukses
37. 15 Juli 2015 Beli Gagal
38. 30 Juli 2015 Beli Sukses
39. 27 Agustus 2015 Beli Sukses
40. 15 Oktober 2015 Jual Gagal
41. 21 Oktober 2015 Jual Sukses
42. 27 November 2015 Beli Gagal
43. 14 Desember 2015 Beli Sukses
44. 07 Januari 2016 Jual Sukses
45. 10 Maret 2016 Jual Gagal
46. 21 Maret 2016 Jual Sukses
47. 11 Mei 2016 Beli Sukses
48. 31 Mei 2016 Jual Sukses
49. 24 Juni 2016 Beli Sukses
50. 20 Juli 2016 Jual Sukses
51. 10 Agustus 2016 Beli Sukses
52. 14 September 2016 Beli Sukses
53. 04 Oktober 2016 Jual Sukses
54. 28 Oktober 2016 Jual Sukses
55. 14 November 2016 Beli Sukses
56. 07 Desember 2016 Jual Sukses
57. 09 januari 2017 Jual Gagal
58. 26 januari 2017 Jual Gagal
59. 31 Januari 2017 Jual Gagal
60. 08 Febuari 2017 Jual Gagal
125
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
61. 16 Febuari 2017 Jual Gagal
62. 27 Febuari 2017 Jual Sukses
63. 05 April 2017 Beli Sukses
64. 09 Mei 2017 Beli Sukses
65. 21 Juni 2017 Jual Sukses
66. 23 Agustus 2017 Beli Sukses
67. 30 Agustus 2017 Jual Sukses
68. 06 Oktober 2017 Jual Gagal
69. 11 Oktober 2017 Jual Gagal
70. 25 Oktober 2017 Jual Gagal
71. 30 Oktober 2017 Jual Sukses
72. 14 November 2017 Beli Gagal
73. 20 November 2017 Beli Gagal
74. 07 Desember 2017 Beli Sukses
75. 29 Desember 2017 Jual Gagal
Jumlah Sinyal Sukses 43
Total Sinyal 75
Akurasi Indikator 57.33%
3. JKON
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1 10 Januari 2013 Jual Sukses
2 18 Januari 2013 Jual Sukses
3 19 Febuari 2013 Beli Sukses
4 07 Maret 2013 Beli Sukses
126
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
5 27 Maret 2013 Beli Sukses
6 02 April 2013 Jual Gagal
7 12 April 2013 Jual Sukses
8 13 Mei 2013 Jual Sukses
9 17 Mei 2013 Jual Gagal
10 17 Juni 2013 Beli Sukses
11 24 Juli 2013 Jual Gagal
12 26 Juli 2013 Jual Gagal
13 05 Agustus 2013 Jual Gagal
14 21 Agustus 2013 Jual Sukses
15 23 September 2013 Jual Gagal
16 30 September 2013 Jual Gagal
17 31 Oktober 2013 Jual Sukses
18 19 Desember 2013 Beli Sukses
19 26 Febuari 2014 Beli Sukses
20 17 Maret 2013 Jual Gagal
21 09 Juni 2014 Jual Sukses
22 11 Juli 2014 Beli Sukses
23 14 Agustus 2014 Jual Gagal
24 09 September 2014 Jual Sukses
25 12 September 2014 Beli Sukses
26 26 September 2014 Beli Gagal
27 21 Oktober 2014 Jual Sukses
28 18 November 2014 Beli Gagal
29 20 November 2014 Beli Sukses
30 11 Desember 2014 Jual Gagal
31 09 Januari 2015 Jual Gagal
32 04 Febuari 2015 Jual Sukses
127
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
33 10 Maret 2015 Beli Gagal
34 01 April 2015 Beli Sukses
35 10 April 2015 Beli Gagal
36 20 April 2015 Beli Sukses
37 06 Mei 2015 Beli Sukses
38 11 Mei 2015 Beli Sukses
39 20 Mei 2015 Beli Sukses
40 01 Juni 2015 Jual Sukses
41 23 Juni 2015 Beli Sukses
42 09 Juli 2015 Jual Sukses
43 29 Juli 2015 Beli Gagal
44 05 Agustus 2015 Beli Gagal
45 12 Agustus 2015 Beli Gagal
46 02 September 2015 Beli Sukses
47 04 September 2015 Beli Gagal
48 29 September 2015 Beli Gagal
49 16 Oktober 2015 Beli Sukses
50 1 desember 2015 Beli Sukses
51 17 Desember 2015 Beli Sukses
52 14 Januari 2016 Beli Sukses
53 04 Maret 2016 Beli Sukses
54 02 Mei 2016 Beli Gagal
55 17 Mei 2016 Beli Gagal
56 19 Mei 2016 Beli Sukses
57 01 Juni 2016 Beli Sukses
58 30 Juni 2016 Beli Gagal
59 13 Juli 2016 Beli Sukses
60 19 Juli 2016 Beli Sukses
128
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
61 22 Juli 2016 Beli Sukses
62 05 Agustus 2016 Beli Gagal
63 15 Agustus 2016 Beli Gagal
64 29 Agutus 2016 Beli Gagal
65 19 September 2016 Beli Sukses
66 10 Oktober 2016 Beli Sukses
67 28 Oktober 2016 Beli Sukses
68 15 November 2016 Beli Gagal
69 21 November 2016 Beli Sukses
70 29 Desember 2016 Beli Sukses
71 09 Januari 2017 Beli Sukses
72 18 Januari 2017 Beli Gagal
73 25 Januari 2017 Beli Sukses
74 13 Febuari 2017 Beli Gagal
75 03 Maret 2017 Beli Gagal
76 30 Maret 2017 Beli Sukses
77 04 April 2017 Beli Sukses
78 08 Mei 2017 Beli Sukses
79 12 Mei 2017 Beli Gagal
80 18 Mei 2017 Beli Sukses
81 20 Juni 2017 Beli Sukses
82 04 Agustus 2017 Beli Gagal
83 04 September 2017 Beli Sukses
84 08 September 2017 Beli Sukses
85 15 September 2017 Beli Sukses
86 12 Oktober 2017 Beli Sukses
87 03 November 2017 Beli Sukses
88 24 November 2017 Beli Gagal
129
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
89 14 Desember 2017 Beli Sukses
Jumlah Sinyal Sukses 56
Total Sinyal 89
Akurasi Indikator 62.92%
4. PTPP
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 08 Januari 2013 Beli Sukses
2. 17 Januari 2013 Beli Gagal
3. 28 Januari 2013 Beli Gagal
4. 25 Febuari 2013 Jual Gagal
5. 04 Maret 2013 Jual Gagal
6. 11 Maret 2013 Jual Sukses
7. 02 April 2013 Jual Gagal
8. 18 April 2013 Jual Gagal
9. 02 Mei 2013 Jual Gagal
10. 10 Mei 2013 Jual Sukses
11. 03 Juni 2013 Jual Sukses
12. 13 Juni 2013 Beli Sukses
13. 25 Juni 2013 Beli Gagal
14. 28 Juni 2013 Beli Gagal
15. 10 Juli 2013 Beli Sukses
16. 28 Agustus 2013 Beli Sukses
17. 20 September 2013 Jual Sukses
18. 30 Oktober 2013 Jual Sukses
130
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
19. 08 Januari 2014 Beli Sukses
20. 21 Januari 2014 Jual Sukses
21. 18 Febuari 2014 Jual Gagal
22. 18 Maret 2014 Jual Gagal
23. 11 April 2014 Beli Sukses
24. 08 Mei 2014 Jual Gagal
25. 14 Mei 2014 Jual Sukses
26. 10 Juni 2014 Beli Sukses
27. 01 Juli 2014 Jual Sukses
28. 22 Juli 2014 Jual Gagal
29. 14 Agustus 2014 Jual Gagal
30. 13 September 2014 Beli Gagal
31. 16 September 2014 Beli Sukses
32. 03 Oktober 2014 Beli Sukses
33. 23 Oktober 2014 Jual Gagal
34. 31 Oktober 2014 Jual Gagal
35. 19 November 2014 Jual Gagal
36. 03 Desember 2014 Jual Gagal
37. 11 Desember 2014 Jual Gagal
38. 02 Januari 2015 Jual Gagal
39. 09 Januari 2015 Jual Sukses
40. 23 Januari 2015 Jual Gagal
41. 05 Febuari 2015 Jual Sukses
42. 23 Febuari 2015 Jual Sukses
43. 16 Maret 2015 Beli Gagal
44. 27 Maret 2015 Beli Gagal
45. 07 April 2015 Beli Sukses
46. 13 April 2015 Jual Gagal
131
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
47. 16 April 2015 Jual Gagal
48. 22 April 2015 Jual Sukses
49. 26 Mei 2015 Jual Sukses
50. 17 Juni 2015 Beli Sukses
51. 14 Juli 2015 Jual Gagal
52. 12 Agustus 2015 Beli Gagal
53. 27 Agustus 2015 Beli Sukses
54. 12 Oktober 2015 Jual Gagal
55. 23 November 2015 Jual Sukses
56. 30 November 2015 Beli Sukses
57. 14 Desember 2015 Beli Sukses
58. 04 Januari 2016 Jual Gagal
59. 12 Januari 2016 Jual Gagal
60. 01 Febuari 2016 Beli Sukses
61. 15 Febuari 2016 Jual Sukses
62. 26 Febuari 2016 Beli Sukses
63. 08 April 2016 Beli Gagal
64. 18 April 2016 Beli Sukses
65. 02 Mei 2016 Beli Gagal
66. 10 Mei 2016 Beli Gagal
67. 23 Mei 2016 Beli Sukses
68. 07 Juni 2016 Jual Gagal
69. 30 Juni 2016 Jual Sukses
70. 22 Juli 2016 Jual Sukses
71. 10 Agustus 2016 Jual Gagal
72. 14 September 2016 Beli Sukses
73. 28 Oktober 2016 Beli Gagal
74. 07 November 2016 Beli Sukses
132
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
75. 15 November 2016 Beli Sukses
76. 22 November 2016 Beli Sukses
77. 28 November 2016 Beli Sukses
78. 01 Desember 2016 Jual Sukses
79. 27 Desember 2016 Beli Sukses
80. 17 Januari 2017 Beli Gagal
81. 25 Januari 2017 Beli Gagal
82. 27 Januari 2017 Beli Sukses
83. 06 Febuari 2017 Jual Sukses
84. 10 Maret 2017 Beli Gagal
85. 22 Maret 2017 Beli Gagal
86. 11 April 2017 Beli Sukses
87. 05 Mei 2017 Beli Gagal
88. 12 Mei 2017 Beli Sukses
89. 16 Juni 2017 Jual Gagal
90. 06 Juli 2017 Jual Sukses
91. 19 Juli 2017 Beli Gagal
92. 27 Juli 2017 Beli Sukses
93. 25 Agustus 2017 Beli Gagal
94. 08 September 2017 Beli Gagal
95. 18 September 2017 Beli Gagal
96. 28 September 2017 Beli Sukses
97. 16 Oktober 2017 Jual Gagal
98. 20 Oktober 2017 Jual Gagal
99. 16 November 2017 Beli Gagal
100. 12 Desember 2017 Beli Sukses
Jumlah Sinyal Sukses 49
Total Sinyal 100
133
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
Akurasi Indikator 49.00%
5. SSIA
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 09 Januari 2013 Jual Gagal
2. 15 Januari 2013 Jual Gagal
3. 25 Januari 2013 Jual Gagal
4. 04 Febuari 2013 Jual Gagal
5. 08 Maret 2013 Jual Gagal
6. 26 Maret 2013 Jual Sukses
7. 25 April 2013 Beli Sukses
8. 14 Mei 2013 Beli Sukses
9. 03 Juni 2013 Jual Sukses
10. 14 Juni 2013 Beli Gagal
11. 10 Juli 2013 Beli Gagal
12. 02 Agustus 2013 Beli Gagal
13. 28 Agustus 2013 Beli Sukses
14. 17 September 2013 Jual Sukses
15. 29 Oktober 201 Jual Sukses
16. 19 November 2013 Beli Gagal
17. 11 Desember 2013 Beli Gagal
18. 17 Desember 2013 Beli Gagal
19. 27 Desember 2013 Beli Gagal
20. 15 Januari 2014 Jual Gagal
21. 22 Januari 2014 Jual Gagal
134
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
22. 13 Febuari 2014 Jual Gagal
23. 18 Febuari 2014 Jual Sukses
24. 20 Maret 2014 Jual Gagal
25. 11 April 2014 Beli Gagal
26. 24 April 2014 Beli Gagal
27. 05 Mei 2014 Beli Gagal
28. 21 Mei 2014 Beli Sukses
29. 25 Juni 2014 Beli Sukses
30. 16 Juli 2014 Jual Sukses
31. 04 September 2014 Jual Sukses
32. 16 September 2014 Beli Gagal
33. 23 September 2014 Beli Gagal
34. 30 September 2014 Beli Gagal
35. 08 Oktober 2014 Beli Gagal
36. 10 Oktober 2014 Beli Sukses
37. 24 Oktober 2014 Jual Sukses
38. 05 Desember 2014 Jual Sukses
39. 08 Januari 2015 Jual Sukses
40. 23 Januari 2015 Jual Sukses
41. 11 Febuari 2015 Jual Gagal
42. 16 Maret 2015 Beli Gagal
43. 26 Maret 2015 Beli Sukses
44. 13 April 2015 Jual Sukses
45. 29 April 2015 Beli Sukses
46. 06 Mei 2015 Beli Sukses
47. 08 Mei 2015 Jual Sukses
48. 29 Mei 2015 Beli Sukses
49. 11 Juni 2015 Beli Gagal
135
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
50. 23 Juni 2015 Beli Gagal
51. 30 Juni 2015 Beli Gagal
52. 13 Juli 2015 Beli Sukses
53. 03 Agustus 2015 Beli Gagal
54. 13 Agustus 2015 Beli Gagal
55. 25 Agustus 2015 Beli Sukses
56. 29 September 2015 Beli Sukses
57. 12 Oktober 2015 Jual Sukses
58. 03 November 2015 Beli Gagal
59. 05 November 2015 Beli Gagal
60. 10 November 2015 Beli Gagal
61. 30 Desember 2015 Jual Gagal
62. 26 Januari 2016 Beli Gagal
63. 04 Febuari 2016 Beli Gagal
64. 11 Febuari 2016 Beli Sukses
65. 18 Febuari 2016 Jual Sukses
66. 07 Maret 2016 Jual Sukses
67. 18 Maret 2016 Jual Gagal
68. 31 Maret 2016 Jual Sukses
69. 14 April 2016 Jual Sukses
70. 18 April 2016 Beli Sukses
71. 20 April 2016 Jual Sukses
72. 11 Mei 2016 Beli Sukses
73. 23 Juni 2016 Jual Sukses
74. 27 Juni 2016 Beli Gagal
75. 01 Juli 2016 Beli Sukses
76. 02 Agustus 2016 Jual Sukses
77. 05 September 2016 Beli Gagal
136
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
78. 16 September 2016 Beli Sukses
79. 12 Oktober 2016 Beli Sukses
80. 09 November 2016 Beli Sukses
81. 15 November 2016 Beli Sukses
82. 21 November 2016 Beli Gagal
83. 02 Desember 2016 Beli Gagal
84. 30 Desember 2016 Beli Sukses
85. 20 Januari 2017 Jual Sukses
86. 20 Febuari 2017 Beli Gagal
87. 22 Febuari 2017 Beli Gagal
88. 07 April 2017 Jual Gagal
89. 12 April 2017 Jual Sukses
90. 19 Mei 2017 Beli Gagal
91. 13 Juni 2017 Beli Sukses
92. 12 Juli 2017 Beli Sukses
93. 21 Juli 2017 Jual Sukses
94. 31 Juli 2017 Jual Gagal
95. 10 Agustus 2017 Jual Sukses
96. 05 September 2017 Beli Gagal
97. 19 September 2017 Beli Gagal
98. 02 Oktober 2017 Beli Gagal
99. 30 Oktober 2017 Jual Sukses
100. 03 November 2017 Beli Sukses
101. 24 November 2017 Beli Gagal
102. 28 November 2017 Beli Gagal
103. 30 November 2017 Beli Gagal
104. 14 Desember 2017 Beli Gagal
105. 20 Desember 2017 Beli Sukses
137
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
Jumlah Sinyal Sukses 52
Total Sinyal 105
Akurasi Indikator 49.52%
6. WIKA
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 17 Januari 2013 Jual Sukses
2. 21 Febuari 2013 Jual Gagal
3. 08 Maret 2013 Jual Sukses
4. 02 April 2013 Jual Gagal
5. 12 April 2013 Jual Gagal
6. 19 April 2013 Jual Gagal
7. 03 Mei 2013 Jual Gagal
8. 13 Mei 2013 Jual Sukses
9. 03 Juni 2013 Jual Sukses
10. 13 Juni 2013 Beli Gagal
11. 25 Juni 2013 Beli Gagal
12. 10 Juli 2013 Beli Sukses
13. 18 Juli 2013 Jual Sukses
14. 28 Agustus 2013 Beli Sukses
15. 16 September 2013 Jual Gagal
16. 20 September 2013 Jual Sukses
17. 28 Oktober 2013 Jual Sukses
18. 15 November 2013 Beli Sukses
19. 16 Desember 2013 Beli Gagal
138
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
20. 24 Desember 2013 Beli Sukses
21. 20 Januari 2014 Jual Gagal
22. 18 Febuari 2014 Jual Sukses
23. 07 Maret 2014 Jual Gagal
24. 18 Maret 2014 Jual Gagal
25. 02 April 2014 Jual Sukses
26. 14 April 2014 Beli Gagal
27. 18 Mei 2014 Jual Sukses
28. 11 Juni 2014 Beli Gagal
29. 24 Juni 2014 Beli Sukses
30. 22 Juli 2014 Jual Gagal
31. 22 Agustus 2014 Jual Sukses
32. 07 Oktober 2014 Beli Sukses
33. 20 Oktober 2014 Jual Sukses
34. 20 November 2014 Jual Gagal
35. 03 Desember 2014 Jual Gagal
36. 12 Desember 2014 Jual Gagal
37. 05 Januari 2015 Jual Gagal
38. 04 Febuari 2015 Jual Sukses
39. 16 Febuari 205 Beli Sukses
40. 11 Maret 2015 Beli Gagal
41. 16 Maret 2015 Beli Sukses
42. 27 Maret 2015 Beli Sukses
43. 06 April 2015 Beli Sukses
44. 06 Mei 2015 Beli Sukses
45. 16 Juni 2015 Beli Gagal
46. 14 Juli 2015 Jual Sukses
47. 12 Agustus 2015 Beli Gagal
139
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
48. 24 Agustus 2015 Beli Sukses
49. 31 Agustus 2015 Jual Gagal
50. 04 September 2015 Jual Sukses
51. 29 September 2015 Beli Sukses
52. 15 Oktober 2015 Jual Sukses
53. 03 November 2015 Beli Gagal
54. 11 November 2015 Beli Sukses
55. 15 Desember 2015 Beli Gagal
56. 21 Desember 2015 Beli Sukses
57. 13 Januari 2016 Jual Sukses
58. 10 Febuari 2016 Beli Gagal
59. 25 Febuari 2016 Beli Gagal
60. 07 Maret 2016 Beli Sukses
61. 18 April 2016 Beli Sukses
62. 25 April 2016 Jual Sukses
63. 20 Mei 2016 Beli Sukses
64. 09 Juni 2016 Jual Gagal
65. 21 Juni 2016 Jual Gagal
66. 09 Agustus 2016 Jual Sukses
67. 16 September 2016 Beli Gagal
68. 26 September 2016 Beli Sukses
69. 04 November 2016 Beli Sukses
70. 11 November 2016 Jual Sukses
71. 09 Desember 2016 Jual Sukses
72. 23 Desember 2016 Beli Sukses
73. 18 Januari 2017 Jual Sukses
74. 01 Febuari 2017 Jual Sukses
75. 21 Febuari 2017 Beli Sukses
140
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
76. 01 Maret 2017 Beli Sukses
77. 20 Maret 2017 Beli Gagal
78. 12 April 2017 Beli Sukses
79. 04 Mei 2017 Beli Sukses
80. 12 Mei 2017 Beli Sukses
81. 24 Juli 2017 Beli Gagal
82. 07 September 2017 Beli Gagal
83. 18 September 2017 Beli Gagal
84. 29 September 2017 Beli Sukses
85. 12 Oktober 2017 Beli Sukses
86. 27 Oktober 2017 Jual Gagal
87. 13 Desember 2017 Beli Sukses
Jumlah Sinyal Sukses 51
Total Sinyal 87
Akurasi Indikator 58.62%
7. WSKT
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
1. 28 Febuari 2013 Jual Gagal
2. 28 Maret 2013 Jual Sukses
3. 10 Mei 2013 Jual Gagal
4. 16 Mei 2013 Jual Gagal
5. 03 Juni 2013 Jual Sukses
6. 12 Juni 2013 Beli Sukses
7. 25 Juni 2013 Beli Gagal
141
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
8. 10 Juli 2013 Beli Sukses
9. 18 Juli 2013 Jual Sukses
10. 27 Agustus 2013 Beli Gagal
11. 20 September 2013 Jual Sukses
12. 28 Oktober 2013 Jual Sukses
13. 19 November 2013 Beli Gagal
14. 27 Desember 2013 Beli Sukses
15. 22 Januari 2014 Jual Gagal
16. 11 Febuari 2014 Jual Gagal
17. 18 Febuari 2014 Jual Gagal
18. 18 Maret 2014 Jual Sukses
19. 14 April 2014 Beli Sukses
20. 19 April 2014 Jual Sukses
21. 09 Juni 2014 Beli Gagal
22. 17 Juni 2014 Jual Gagal
23. 22 Juni 2014 Jual Gagal
24. 22 Agustus 2014 Jual Gagal
25. 10 September 2014 Beli Gagal
26. 29 September 2014 Beli Gagal
27. 07 Oktober 2014 Beli Sukses
28. 24 Oktober 2014 Jual Gagal
29. 24 November 2014 Jual Gagal
30. 04 Desember 2014 Jual Gagal
31. 12 Desember 2014 Jual Gagal
32. 30 Desember 2014 Jual Gagal
33. 04 Febuari 2015 Jual Sukses
34. 16 Maret 2015 Beli Sukses
35. 23 April 2015 Jual Sukses
142
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
36. 04 Mei 2015 Beli Sukses
37. 05 Juni 2015 Beli Gagal
38. 10 Juni 2015 Beli Gagal
39. 16 Juni 2015 Beli Sukses
40. 30 Juni 2015 Beli Sukses
41. 14 Juli 2015 Jual Gagal
42. 22 Junli 2015 Jual Sukses
43. 12 Agustus 2015 Beli Sukses
44. 25 Agustus 2015 Beli Gagal
45. 30 September 2015 Beli Sukses
46. 09 Oktober 2015 Jual Sukses
47. 21 Oktober 2015 Jual Gagal
48. 28 Oktober 2015 Jual Sukses
49. 03 November 2015 Jual Sukses
50. 23 November 2015 Jual Sukses
51. 01 Desember 2015 Beli Gagal
52. 14 Desember 2015 Beli Sukses
53. 23 Desember 2015 Beli Sukses
54. 04 Januari 2016 Beli Sukses
55. 15 Januari 2016 Jual Gagal
56. 20 Januari 2016 Jual Gagal
57. 18 Febuari 2016 Jual Sukses
58. 22 Maret 2016 Jual Gagal
59. 14 April 2016 Jual Gagal
60. 21 Maret 2016 Jual Gagal
61. 09 Mei 2016 Jual Gagal
62. 16 Mei 2016 Jual Sukses
63. 30 Mei 2016 Jual Sukses
143
No. Tanggal, Bulan, Tahun Jenis Sinyal Keterangan
Sinyal
64. 14 Juni 2016 Beli Sukses
65. 30 Juni 2016 Jual Gagal
66. 20 Juli 2016 Jual Gagal
67. 15 Agustus 2016 Beli Sukses
68. 29 Agustus 2016 Beli Sukses
69. 15 September 2016 Beli Sukses
70. 21 Oktober 2016 Beli Gagal
71. 17 November 2016 Beli Sukses
72. 09 Desember 2016 Jual Sukses
73. 30 Desember 2016 Jual Gagal
74. 08 Febuari 2017 Beli Sukses
75. 17 Maret 2017 Beli Sukses
76. 12 April 2017 Beli Sukses
77. 15 Mei 2017 Beli Gagal
78. 13 Juli 2017 Beli Gagal
79. 02 Agustus 2017 Jual Sukses
80. 08 September 2017 Beli Gagal
81. 18 September 2017 Beli Gagal
82. 26 Oktober 2017 Jual Gagal
83. 12 Desember 2017 Beli Sukses
84. 19 Desember 2017 Jual Gagal
Jumlah Sinyal Sukses 42
Total Sinyal 84
Akurasi Indikator 50.00%
Top Related