REFERAT
Faktor-faktor
1. Kondisi Awal I. kelompok cito
II. kelompok Intermediate
III. kelompok elektif
2. Kondisi umum Pasien
3. Riwayat Penyakit
4. Mengerti tentang patofisiologi
5. Ukuran penderita
6. Anestesi dan teknik bedah yang lebih baik
7. Respon fisiologi pada bedah
Pembedahan Cito
Kasus Trauma, obstruksi intestinal, peritonitis, atresia esophagus dengan atau tanpa fistula tracheoesofageal, hernia diafragmatika congenital, foreign bodies, torsio testis, omphalocele yang rupture dan gatroschizis, malformasi anorektal letak rendah dan kolostomy untuk anomaly anorektal letak tinggi.
Hernia Inguinalis
insidensi antara 3.5-5%, bahkan 9-11% pada kasus premature
Anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan dengan rasio sekitar 5-10:1
60% kasus hernia inguinal ditemukan pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10% ditemukan bilateral.
Penegakan diagnosis hernia inguinal umumnya dapat dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
namun apabila terdapat keluhan nyeri yang disertai gejala lain seperti pasien gelisah, benjolan padat dan nyeri, kemerahan pada lipat paha dan skrotum serta terdapat muntah dan gangguan makan maka perlu dicurigai adanya suatu inkarserasi pada hernia
Apabila pasien datang dengan riwayat yang jelas namun penemuan pada pemeriksaan fisik meragukan, disarankan untuk dilakukan observasi dan pemeriksaan ulang dalam 2-3 minggu.2
Waktu untuk melakukan tindakan pada hernia inguinalis asimptomatik tidak terlalu ketat; tindakan dapat dikerjakan secara elektif
Apabila dalam pemeriksaan didapatkan tanda inkarserasi atau strangulasi maka harus dilakukan tindakan eksplorasi dengan segera.
Pada bayi premature, disarankan untuk sesegera mungkin dilakukan tindakan, oleh karena insidensi inkarserasi yang tinggi
Hernia Umbilikal hernia umbilical dapat beresolusi tanpa
adanya tindakan operasi, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya penyulit sama seperti hernia lainnya
Hernia umbilical dapat menutup dengan spontan dan dianggap aman untuk menunggu selama 3-4 tahun untuk terjadinya penutupan
Insidensi dari penyulit seperti inkarserasi dan strangulasi amat jarang
Defek Dinding Abdomen Angka pasti dari insidensi defek dinding
abdomen belum dapat diperoleh dengan pasti, namun dari data yang ada diperoleh angka sekitar 1:2000-4000 kelahiran hidup, dimana kasus gastroschizis lebih banyak dibandingkan terhadap omfalokel dengan rasio 2-3:1.6
Etiologi pasti dari defek dinding abdomen pada manusia belum dapat diidentifikasi dengan pasti
Pada omfalokel, diperkirakan terjadi kegagalan pertumbuhan mesoderm lateral pada usia kehamilan 4-7 minggu sehingga menimbulkan suatu defek somatopleural yang menjadi karakteristik suatu omfalokel.
Gastroskizis muncul oleh karena kelemahan dari dinding abdomen yang disertai dengan rupture sekunder dan herniasi dari organ viscera abdominal; disolusi cepat dari vena umbilikalis dekstra yang terjadi di luar periode organogenesis dapat menimbulkan suatu daerah dengan kelemahan pada mesenkim dimana organ intraabdominal dapat berherniasi dan ruptur.
Penatalaksanaan defek dinding abdomen secara umum dimulai sesegera mungkin
Tindakan pertama yang dilakukan adalah preservasi dari kantung amnion atau usus dengan menggunakan kasa basah atau silo, manajemen cairan dan pemberian antibiotik
Pada kasus omfalokel dengan kantung kecil dan sedang dapat dilakukan penutupan sesegera mungkin,baik secara primer maupun secara bertahap dengan penggunaan silo. Pada kasus dengan kantung berukuran besar atau keadaan tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi, dapat diberikan Betadine atau Silver Sulfadiazine topical untuk memicu pembentukan eschar dan epidermal; hernia residual yang terjadi dapat dioperasi pada saat pasien berusia 1 tahun
Pada kasus gastroskizis penutupan juga dilakukan sesegera mungkin; apabila tidak memungkinkan, dapat terlebih dahulu dilakukan reduksi bertahap dengan menggunakan bantuan silo.
Hirschprung’s Disease
Hirschprung disease (HD), atau juga sering disebut dengan megakolon congenital merupakan suatu kelainan congenital dimana terjadi kegagalan dari migrasi sel neural crest pada kolon; kegagalan tersebut akan mengakibatkan gangguan motilitas kolon
1 dari 5000 kelahiran hidup dengan anak laki-laki 4 kali lebih berisiko dari perempuan
Dari anamnesis, gambaran yang khas dari HD adalah anak terlambat mengeluarkan mekonium
pemeriksaan fisik dapat dijumpai distensi abdomen, bowel contour disertai dengan peristaltic, muntah dan enterokolitis nekrotikans
Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu penegakan diagnosis adalah pemeriksaan barium enema, manometri anorektal serta biopsy rectum
Penanganan HD secara operatif dapat dikerjakan apabila diagnosis HD sudah tegak
Prinsip penanganan dari HD adalah reseksi dari segmen aganglionik serta identifikasi segmen ganglionik untuk kemudian dilakukan anastomosis
Tindakan dilakukan dalam dua atau tiga tahap. leveling colostomy reseksi dari segmen aganglionik dan anastomosis
koloanal(6-12 bulan kemudian). Kolostomi dapat ditutup pada tahap kedua atau dilakukan tersendiri
Malformasi Anorektal
Malformasi anorektal (MAR) merupakan suatu kelainan di mana tidak ditemukan adanya anus yang sempurna, dengan atau tanpa fistula. Angka kejadian dari kelainan ini adalah 1 : 5000 kelahiran hidup.
dalam 16-24 jam pertama perlu ditentukan tipe dari MAR pada pasien
MAR letak tinggi atau intermedia perlu dilakukan kolostomi terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan PSARP 4-8 minggu kemudian
letak rendah dapat dilakukan PSARP minimal tanpa kolostomi
Hipospadia Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan
di mana meatus uretra terletak pada permukaan ventral penis, proksimal dari ujung glans
dibagi menjadi bentuk distal, intermedia dan proksimal
Insidensi dari hipospadia bervariasi antara 0.8 – 8.2 per 1000 kelahiran bayi laki-laki hidup, dengan angka yang paling banyak diambil adalah 1 per 250 kelahiran bayi laki-laki hidup.11
Koreksi hipospadia dikerjakan melalui tindakan operasi
Saat ini sudah dimungkinkan untuk dilakukan koreksi pada 6 bulan pertama. Walau demikian, kebanyakan ahli bedah memilih untuk melakukan koreksi pada usia 6-12 bulan
Mathieu, MAGPI, King, Duplay, Snodgrass, Onlay semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu penis yang lurus, penempatan meatus pada ujung glans, glans yang simetris, neouretra berkaliber seragam serta penutupan kulit yang baik
Kriptorkidismus (Undescended Testis/UDT)
Kriptorkidismus atau UDT merupakan suatu keadaan dimana testis tertahan pada beberapa tempat pada jalur penurunan normalnya, mulai dari ginjal sampai scrotum
Penyebab kelainan ini belum jelas, mungkin disebabkan oleh gubernakulum testis yang abnormal, defek testis intrinsik atau defisiensi stimulasi hormon gonadotropin.
Prinsip penatalaksanaan UDT adalah penempatan testis pada skrotum dengan fungsi hormonal dan kosmetik sebaik mungkin
Tindakan dapat ditunda sampai dengan usia anak 9 - 12 bulan, dengan alasan bahwa dalam periode tersebut testis masih mungkin turun serta dalam periode tersebut secara histopatologis belum dijumpai adanya perubahan yang mengarah pada keganasan.
Perkecualian adalah pada kasus di mana juga didapatkan hernia inguinal; pada kasus tersebut koreksi dari UDT dapat dikerjakan bersamaan dengan repair hernia
Koreksi definitive UDT sebaiknya dikerjakan pada usia anak 1-2 tahun
TERIMA KASIH
Top Related