Download - TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

Transcript
Page 1: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering
Page 2: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK PROGRAM PASCASA.RJANA UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK, 2006

Jaoharul Alam NPM : 6605220292

Oleh:

Dlajukan untuk mernenuhl sel::agian per:>yar11tan clalam meny~l~aikan studi p~-:lai Maglster Peren<:anaan dan «ebijakan Publlk

Un lversitas Indonssta

TES JS

DISPARJTAS PENOAPAT AN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENCAPArAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN BEKASI

Page 3: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

Ketua,

C1 A A·h<i 1 b/J~ . •j[!-V v l.fo')' . ~

i-f>r.-B. Raksaka Mahi) NIP. 131 923 199

Mengetahui : Maqister Perencanaan dan Kebijakan Publik

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

(Dr. Jossy P. Moeis)

Menyetujui Pembimbing

September 20~f> oecok,

Judul Tesis Disparitas Pendapatan dan Faktor-faktor

yang Berpengaruh Terhsdap Pencapaian

Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bekasi

NPM 6605220292 Tempat/Tanggal Lahir Cikajang, 03 November 1968 Nama Jaoharul Alam

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

)tnaW, tfaiz :M.. Jvasli.i.ej (a!in)' ('Meningga{9 )tgustus 2006 tfa(am usia 2 tali.un) juga uu.tuk,J strikJt )ti Jfoufafi.,; anakf<p. <Jliifman Jauliar 911.a/(arim da« }f u(ra <Jfzifar JI{jauliari

Untuk:

Page 5: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering
Page 6: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

ABSTRAKSI Kcnmpanqen oembanqunan antar wuavah <11 l<abupaten Bekas1 sucah

cl1p~rbinc• ngkan oieh berbagal kalangan se,ak beberapa tahun terakh 1 r. I su 1n1 sernakm mencapat tcrnpat sctelah be'9u irnya era pemcnntanan eacran dengon xonsep yang icbrn uesentrausnk metann Unelang Unaang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Disparitas pembangu~an yang paling mendapat sorotan adatah kenmpanqan antara w1layah ·~tara dan w1layah setatan, :ser.a antara koridor uara; Claro umur Kabllpateri sekast, w<>lcoupun 9auny11ya todak sexeras C11~pacotas Utara • setetan. Isu kenrnpanqan tni telah memocu beberapa ke ompok <~Pert• tSM d•n tokoh rnasvarakat cit Wolayah Utara untuk meovuarakan pernckaran Kabupatcn Bekas1.

saran satu rnoucator yang C119unakan untul< meogukur has1I pembanguncn adalah dengan rnehhet tmgl<at kesejehteraan den kuautas hodup masvarakatnva. ukuran yang sering <11gunakan adalah denqan mengamati Indeks Pembanguf'lan Manus1a (IPM).

Adapun Tu]uan Penehttan dan tesis adalah ur.tuk: a. Menganallsa tmgkat ketimpangan pendapatan antar kecarnatan ch Kabupateri

Bek~s1 sorta Kecenderungannya dalam tenon 1996-2004 b. Mengkaji t1n91<at kernajuan perekororntan ant.ar kecametan d1 Kabupaten

Bekas1. c. Men9anal1sa faktor-faktor sosia! den ekonoml yang mcmponqarut» penceperan

JPM C11 23 kecamatan dalam w11ayah Kabupaten tsekas1 entara tanun 2001-2.004 Tehriok Analls.s yang d1gunekan Calam oenenuan iru i1:1alah Anal1s1s Weighted

Coefficient Var atoon (CVw) atau W1l 1amson (lw) N1h.l 1ndeks be:i<1sar antara oo! '.!en !S8t1,,. Aliit An11hs1s png kE!dLi!I adaJ,;,h Tipr>/09/ Kl1!111:11::r den!jlir mettr-at perband•ngar antara laju pertumbuhan ~kcnoml (LPE) dan PDRB per kemta kecamatan t<'!rh~dap 11ngk<> LPE den PO~B perbpota rata-reta Kabupaten. Sed;ing~_,., alat Anolls1s selan1utny1> adolah regre'' data panel dengan !PM sebeg111 var1abel eeees, den varlabel teriKatrya tercnuri diiri: PCRB per kc1pita kecamatan ADHK 199:1; Sarana pendttl•kAn (Jumlah oerlung SO den Ml); Ras10 ourw SD dan M!; Jumlah saran., kcm~hat.:in kecom.:i~im; Rasio Tenaga Med•s per 1000 pendu<luk; Kepadat1i1 Pen.iuauk kecamatan; AKses pend1Jduk terhadap 111; bersoh.

Adan yd ker sauan beberape l<alangan masyarakat Kabupaten Bekas1 tentang ket1mpan9an antar kecama~n terbukt1 dart hasrl pertutungan dlstrrbus1 pcndapetan (PDRB) dengor. menggunaKan tndeks Wllliainson, dtm11n<1 has1lnyo 1.h1>tlroleh nil~• moeks yang sangat tlngg1 clan secara 1Jmum cenderuno menini;ikat.

UntL1k me:\cari upaya daiam men<Jatas1 ket1ml)iln9an m1, seran}(.ltnya d11oent1f1kasi kecamatan-kecamatan mane yang te:tln9gal, maslh berkemb<ing atau sudah ma)u dalam '1'1po1091 Klaasen. Has1lnya menunJukkan kecamatan yang tertinggaJ maslh cukup ba nyak d•b.(lnclingk.(ln deng/ln yang sud ah maiu, bahkan aoa kecamatan van;} r,;..;n9alom1 kcmunduran kcseJahteraan ekonomi.

Setela'1 diidentlfikas1 keseJahteraan dari sosl p3ndapatan (PDRB) dan laiu pertumbuhan el(onoml, maka <lilanJutkan dengan anallsa t1ngk11t kesejahter111ln dan fa<tor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan ukuran '(ang le:boh lua~, dalam hal 1ni vconabel anal1sa yang cl1gunakan adalah Jndeks Pembangunan Manus1c (IP"'.).

Dari persamaan regresi diperoleh dat~ t.ah·.va dari tujL!1 varidbel yang doduga mempunyai pengaruh terhadaµ l111gk~t penc<111<11dr• lndeks Pemllangunan Manus1a d1 Kabupaten Bekasi, terryata hanya empat variabel yang secara s1gnif1kan berpengarun. Ke empat variabel terseb•Jt adalah variabel PDRB, Ras10 gJru terhadao murod pa<la tmgket seKolah dasar, kepadatan penduduk dan prosenta~e ·umah tangga yan~ memt11K1 akses terhadap air bersih.

Page 7: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

I I

r--

Page 8: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

ii

Dengan mengucap Syukur Atharndufiflah, akhimya Kami tldpal

rneyetesaikan penulisan Tesis dengiln judul DlSPARITAS PENDAPATAN

DAN FAKTOR-FAKTOR YANG l:St:KPENGARUH TERHADAP PENCAPAIAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN BEKASI.

Den9an setesainva penulisan tests ini, maka pada kessmpatan yang ba1k mi penuhs 1ngin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

l. &pak Kepata 8adan Perencanaan dan Pembanguna'l t.asional Cq

Kepala Pu sat Pendidikan ca n Pelatihar. Perencana

(Pusbmdiklatren) Bappenas selaku penanggunqjawab program

beaslswa ba~u aparatur perencaoa dt daerah, yang telah

membenkan kesempatan kepada penulis untuk menglkut1

pendldlka n program 1::; bu Ian Ba ppenas di MPKP FE Unlve!">•tas

lndo.1es1a;

2. Bapak Elupati Bekasl selakl• pembtna kepeoaw"ian di daerah, atas

:Jin cen kesempatan ya ni; dlberik1m kepada per.ulls untuk r:ielanjutkan pendldikan;

:3. Bapak Rektor dan dan segenaf civ1tas academlka Universitas

Indonesia, khususnya Plmpinan MPKP, Guru Besar, para dosen,

asisten dosen dan seluruh sraf pada program Maglster

Perenca.,aan dan Keb11akan Publik (MPKP) FE ur, yang telah

mcmbenka.1 pe1ayanan den brmbinqen selerna proses pendld.ken

bag i penulis berlanysung;

4. Bapak Dr. Jossy P. Moeis, seteku pE:mbimbing penuusan tests yang telah mencurankan waktu dan perhatiannya untuk

membenkan arehan dan bimbingan bagl penulis dalam rnenvelesaikan tests mi;

5. '<t:pada Dewan pengUJi yang terdtn dan lbu Ine Minara S. Ruky

selaku Ketua Sidan9, Bapak Andri Asmoro SE, MA, dan Bapak Dr.

lossy P. Moeis selaku anggota dewen penguji bagi penulis;

KATA PENGANTAR

Page 9: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

iii

Jaoharul Alam

Oepok, 5eptember 2006

Penulis,

6. Rekan-rekan MPKP Angkatan XIV Pagi Salemba atas dukungan

dan kekompakannya dalam mendorong semangat bagi pPnulis;

7. lstri dan Anak-anakku terconta atas dukunga11 moril dan

kesebarannye delam mendukung keberhasilan penulis; dan

B. Semua reken, sahabat, kl:!!luarga dan handa1 taulan yang tidak

dapat penuns seoetxan satu persatu.

Tentu!Wa uaoa gading yang tak retak, trade tulisan can pemikiran man usia yang sempurna, demi kian jug a tulisan dan pemiki ran kami

masih pertu pcrbaikan da n penyempurnaan, saran dan kntik yang

positif ten tu nva aka n sangat barmanfaat untuk perbaikannva.

Akhirnya han;a satu harapan bag1 penulis, mudah-mudahan

tuhsa'I ini bermanfaat bogi siapa saja yang membacanya dan menjadi

bah an pernikiran bersa ma untuk kema;ua n den perbaik.an d1 mesa

Y<' ng akan datang dar juga mudah-mudahan bermanfaat bagi

penelitian dan risert selanjutnva.

Page 10: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

I

Page 11: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

Hal.

ii iv vi

VIII

IX

1 1 5 6 6 7 8

10 10

1:? 1~ 15 18

21 29

32 32 33 33 33 36 38 42

42 43 43 43 44 47

49 49 49 50

iv

l:Sab IV Gambaran Umum Ka bu paten Bekas . 4.1. Kondisi Umum Kabupateo Sekas . 4.1.1 Letak Strategis Kabupaten 8ekasi . 4. 1.2 Visi dan M1s1 Kabupaten Bekasi .

8ab rrr Metodologi Penellt1an . 3.1. Ruang Lingkup PeneJitJan .. 3.2. Metode Pengumpulan Data .. 3.3. Tehnik Analisis .. 3.3. l AnaliSis weighted Coefficient of Variation .. 3.3.2 AnaliSis Tipolcgi Klaasen . 3.3.3 Anallsls Regresi Data Panel . 3.4 Pendek;,tan dan PemilHian Model . 3.4.1 Pendekaten Kuadrat terkecil (Pooled Least

Squared) . 3.4. 2 Pendekatan Efek tctap (Foxed Effect) .. 3.4.3 Pendekaatan Efek Acalc (Random Effect) . J.4.4 Pemilih?r. Model . 3.5 Penyujian Model . 3.6 Ke1ebihan dan Keterbatasan Model ..

Flab J1 Landasan Te;ir: .. 2.1. t<onsep Dasar dan Tujuan Pefllbangunan . 2.2. Oispantas Pembangunl'n dan Disparitas

Pendapatan Antarwil3yah . 2..2..1 Dlsparitas Pembangunal'I Antarwilayah .. 2.2..2 Penyebab Dtsnantas Antar w:layah . 2.2.3 Drsparitas Pendapotan antllrwil~yah . 2.3. PembanoJnan Manusia dan Indeks Pernbangunan

Manusoa . 2.4. Faktor-Faktor yang 8erpengan.ih Temadap Indeks

Pemban9unan Manusia ..

Abstraksi .. Kata Pengantar . Daft a r Is i .. Oaftar Taber . Daftar Gambar . Dafrar tamprran ..

Bab I Pendahulian .. 1.1. Latar 8elakang .. 1.2. Rumusan Masafah .. L.3. ruiuan Penelitian . 1.4. Hipotesa . 1.5. Manfaat PPnel1tian .. ,,. .. 1.6. Sistem11tika penuhsan .

D4FTAR ISi

Page 12: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

\'

OAFTAR PUST AKA 95 lAMPIRAN.......................... 98

Bab V Analisa Data.............................................................. 69 5.1. Perkembangao T1ngkat Keseniangan 69 5.2. Tingkat xernejuan Kecamatan............................. 78 5.3. Hasil PenQhitungan Regrest temadap Faktor-faktor

yang mempengaruht tingkat kemajuan Indeks pembangunan Manusia . .... ... .. . . . . . . . . . . . .. .. .. .. . .. .. . S2

t12b !oJ 1<.esrmpulan den Saran............................................... 91 6.1. Kesimpulan 91 6.2. saran dan Rek~mend~Si Kabijakan..................... 93

4. 2.. Perkembangan Pembangunan Kabupaten Bekasi 51 4.2. l Pendapatan dom Pertumbuhan Ekol'l<lmr 51 4.1. 2. Kepandudukan dan Sumnerdava Manusia .. .. 56 4.2.2.1 Penduduk 56 4. 2. 2. 2. 6idan9 Pendidtkan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. 58 4. 2. 2 .3 Btdang Kesehatan .. . .. .. . .. . 62 4.3. Perkembangan !PM Kabupaten Bekasi 65 4.3.1 Indeks Hara pan Hidup 66 4. 3.2 Indeks Pengetahuan .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. 66 4.3.3 Daya Sell .. 67 4.'3.4 Perkembangao IPM Kecamatan 67

Page 13: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

vi

74

72

71

69

68

66

57 58

59 50 61 62 63 64 65

53 55

46 52

37 40

Perkembanga n Coeficient Variation I CV) dan Werghtsd Coeficient of Variation (CVw) atau Indeks Wilia mson Tcihu n l 996· 2004 . Nrlal lndeks Williamson (CVW) berdaserxan Wilayah . .. . . .. · • Nilai Indeks Williamson (CVw) ~belun1 dan Setelah D1keluarkannya Kecamatan yang Mempunyai Nilai PDRB Sangat Ekstrim .

•H+++o••+++••+ •••<•+++++++ +O•+•+++• •+•+0•••••••**'>0••••0••••+•0•+000

Perkemha nga n Weighted Coeficient of Variation (CVw) atau Indeks W1liamson Tahun !996·2004

Penge1ompokan Kecamatan Berdasarlcan tipologi klaasen . fndikiltor dan VariahP.I - variabel Penelitian . Perbandi ngan Nllai Durbin Watson Statistik untuk Uji Autokorelas1 . Drsrtr1busi persentase PDR8 Kabupaten 8ekasi Tahun 2001- 2004 .. D!srtn l>usi Persentase Pl"JRB Kat>upaten Bekasi per Kecamatan Tahun 2001- 2004 .. Laju Pertumbuhan Ekonom1 Ker.amatan . Jumlah pend uduk da n lues wilayan keca meten Se Kabupater> Bekas1 ,. . Indikator pembangunan sektor ,:.end1dikan . ~asio guru can mund tingkat Sekolah Dasar (SD/Ml) .. . . .. Ras10 guru dan mu rid tingkat SM P/MTS ..

Jumla h bangunan gedung SD/MI . Jumlah gedung SLTP/MTS .. Ind 1 kator Ma kro B1d~ng Kesehatan . J umlah saran a keseh a tao .

Rasio tenaga medis/1000 penduduk . Perker.ibangan Indeks Harapan Hidup, lndeks Pengetahua n, Indeks Daya ~cli, da n Inceks Pembangunan Manusia Kabupaten Bekasi Tahun 2001-2004 . Angka IPM Per Kecamat<: n se Kabupcst.an Bekasi 2001 .... 2004,' ··············································

IPM .. 28

4

Hal. Data IPM, PDRB Per1<ap1ta, Jumlah Penduduk dan Luas Wiiayah . Nllai Maksimum dan N1la1 Minimum Komponen

DAFTAR TABEL

Tabel S.4

Tabel 5.3

Tabel 5.2

Tabel 5.1

Tabe1 4.14

Tabel 4.7 Tabel 4.R

T.-il!el 4.9

Tabe1 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12

Tabel 4.13

Tabel 4.5 Tabel 4.6

Tabel 4.3 Tabel 4.4

Tallel 4.2

Tabel 4.1

Taber 3.2., Tabel 3.3.

Tabel 3.1

Tabel 2

Tabel 1

Page 14: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

vit

90

as 86 88 RR

84 80

79

77

75

Model Tipologi Klaasen Kecamatan se Kabupaten Bekasi tahun 2001 2004 .. Data T1polog1 l(laasen Kecamatan se Kabupaten BekaSl Tahun 2001 2004 . Data Hasil RegreSt Semua Vanabel Model Fixed Effe<:t . Hasd Perllitunga'l U11 Muttikoleniarttas dengan Pearson Correlation . Data Hasil Regres1 Model dengan Mengeluar'.can Vanabel Bebas Yang Berkorelast .. Pengujran Masalah Autoeorelast . Data H11sil kegresi Model Fixed Effect .. varrasl Kunstanta Antar Kecamatan Model Fixed Effects ..

Perkembanqen Weighted Coefident of venenon (CVw) dan PDRBJcap dan IPM Kabupaten Bekasi Tahun 1996-2004 .

Perkembangan Indeks G1ni Kabupatcn Bekasi 'ranun 1996·2004 .

Tabel S.12 Tabel s.u Tabel 5.12

Tabel 5.11

Tabel s.10

Tabel 5.9

Tabel 5.8

Tabel 5.7

Tabel 5.6

Tabet 5.5

Page 15: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

viii

78 77

75 76

74

73

71

70 50

Hal Peta Wilayah Adm1nistrasi Kabupaten 6el<asi. . PP.rlcP.mba09an lndeks W1lhamson (Olw) Kab. 6ekas1tahun1996-2:)()4 . Pertland•ngan CV dan Olw (lndeks willtamsnn) xabuoetcn Bekasi t;>hun 1996-2004 .. Trend cvw Kabupaten ~kas1 W1layah Utara dan Selatan tahun 1996-2001 . Perbandingan cvw Sebelum dan seteien Dikeluarkannya Kecamatan yang Mempuriya1 N1lai PORB Sangat Ekslnm . Perkembanoan Gini Indeks K<>bupaten Bekasi tahun 1996-2004 . Kurva Lorenz Tc;hun 1996 dan 2004 . P:irbandingan Kurva Lorenz Tahun 1996, 1999, 2002 dan 2004 . CVw PORB dan cv« lPM Kabupaten Bekasi Tahun 2001-2004 ······················ ·······························

DAFTAR GAMBAR

Gambar9

Gambar 7 GambarS

Gambar6

Gambar 5.

Gambar4

Gambar 3

Gambar 2

Gambar 1

Page 16: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

Tabel Perh1tungan lndeks Kesenjan9an anter Kecamatan Tahun 2004 Perhitungan T1polog1 Klaasen Kabupaten Bekasi tahun 2004 Vanabel Penelittc:n Hasil Running E-.~ws Model Cornman dan Fixed terhadap semua -.anabel ycing diduga mempel)garuh1 lPM Hasil Running Eviews Model Fixed Effect Terhadap Vanabel yang 01duga Mempengaruhl IPM Model l (Tanpa RASD!K dan PDDK) Has1I Runnrnq Eviews Model Fixed Effect Temadap Vanabel yan9 O:du9a Mempengaruhi IPM Mooe! '2 (Tanpa SARKES dan PDDK)

Has1I R11nning Eviews Model Fi><ed Effect Terhadap Variabel yanQ 01:luga Memoengaruhi IPM Mode: 3 (Tanpa SARDIK dan SARKES)

HasH R•Jnnmg Ev1ews Model Fixed Tanpa SARDfK dan SARKt::S (setelah diben penaocvan cross section weights d'!l'l white heteroscedasticity-conslstent standard error and covariance)

DAFTAR l.AHPIRAN

Lamoiran 7:

lampiran 6:

tamprran 5:

lampiran 3: Lampiran 4:

Lampiran 2:

Lamp1~an 1:

Page 17: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering
Page 18: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

1

1 Mwgm·e, Richard A don M""8Jave Peggy D t'ubtu: l')noncc 1,, Tlwury <rnJ fraai""- F11U1 EdJuon. M<Onw-Hdl, USA (1'189) p 224. menyebutl<all llgll tuglll p.1.enntahan dalam l)e(dtononu81). yanu fJngs1 8lo""11f yang berl<aitan det1.<l8!1 peogzlvran sunt>ttdayalrc:sources. funpo d1Stnbut1f Yan& berkaitan d01lll80" pem..,,i.,.,. """""!"""" al.au moome; fun!jSi Slab1l=sl yong berlwtzn dengan pengalUran k .. m""1bung.:m pc<ckonom111n, pol11!k dan p<rulw...,, ke""'""""

Ketimpangan oernbaneunan antar wilayah di Kabupaten liekas1

sudah dmermncenakan olen berbagai kalangan sejak beberapa tahun

terakhir. lsu mi semakin rnendapar ternpat setetah bergulirnya era

pemertntahan daerah den9an konsep yang lebih dasentrahsnk melalui

Undang Undang Nomor 22 Tahr.m 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Disparitas pembangunan yang paling mendapat sorotan adttlah

ketimpangan entara wllayah utare den wilayah selatan, serta antare

kortdcr barat dan tlmur Kabupaten Bekas1, walaupun gaungnya tidak

sekeres disparitas utera • Selatan. lsu ketimpanqan in1 telah memicu

beberapa kelompok seperti ISM dan tokoh rnasvarakat di Wliayah

Utara untuk menvuarakan pemekaran Kabupaten Bekai;I.

Mesklpun Isu Iru tentu saja C:engan sekuet tt>naga disangkal dan

diellmlnlr olen l't>merlntah Kabupaten 6ek11sl, tetavi tetep s11ja menarlk

untuk diamat1, karena wal1:1upun dlsangkal ternyata Pemerlntah

Kabu~ten Bekas1 berupa~a meredam isu ketlmpangan tersebut mel:ilul pelaksanaan berbagal crloritas program yang lebH1 mengarah

kepada pt>mbangun<1r: Wllayah Utl!ra dan Timur Kabupaten Bekasl.

Mengapa ketimpangan lnl bisa terj.,<.11 pada daerah yang telah

lama mengalami "booming• perekonomlan. Mengapa lompaten

kcmajuan yang telah dibukukan Kabupaten Bekasl, ~rnyata Udak

membawa "spread effect" yang u1:1ik den merata terhadap semua wilayahnya. Mungkinkah telah terjadi keselahan kebij.,;..an dalam

pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan, khususnya yang berl(altan

dengan alokasi somber dava (resource all<>GJtion) dan distribusi

pendapatan (fncome distribution)?. 1

1.1. Latar Belakano

BAB1 PENDAHULUAN

Page 19: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

2

Dengan terbentuknya Kotamadya Bekasi pada tahun 1996, maka

ketrmpa ngan rm;n1ad1 leb1h tam pa k la 91, karena sebagian besar

kecarnatan yang telah /eoding adalah kecamatan-kecamatan yang

masuk wilaya h Kotamedya, Sedangka n sebag ran kecarnaten yang

masuk wilayah Kabupaten yang tokast wllayahnya agak jauh darl pusat

kota, :<etertlnggalannya sangat mencotok, ba1k dari sisi infrastrul<.tur,

tingkat pennapatan, maupun kondisi sosial budava masyarakatnya.

Apabila kendakrnerataa n in 1 terus dibiarkan berjalan seperti apa

adanya, maka berbagai dampak negatif yang mungkin timbul blsa

terjadi, mulai darl sikap a pa tis terhadap semua keb1jaka n pemeri ntah

<iaerah, eriggan untuk membayar pajak, sampai ombulnva gejolak

masyarakat yang drsertal penoll<ka11, pembangkangan maupun

perlawanan !erhadap keb1jakan peme.tntan uaeran, dan ~anq leblh

ekstrim adalah desakan untuk ms1Y1ist'hkan diri darl Kabupatan Bekasi.

Kondt!ll demlklan sudah cukup lama diingatkan oleh Soetomo (1986)

bahwa ketertinggala'1 dan perbedaan yang stmal<m beser mempunya1

potensi bag1 tumbuh den bcri<.embangnya ke~egangan sosial yang

dapat membahay11kan steib1ht!ls dan mt~9rit11s bangs&; dalarn konteks Jn• 1.1tegntas daerah.

TelXalt dengan hal terse but, pemeri nta h Kabupacen ~ekasl,

menyadarl bahwa masalah ketlmp11n11an dan pemerataan wilayah

sanaat panting untul. segera 01tanganl, namun dengan keterbatasan

sumberdaya yang dimlltki, tidak rnunqkln membangl'n semua wllayah

kabupaten secara keseluruhan dalam waktu Yilng soma, maka

l<eb•Jakan yang sedang diupayakan aclalah de11gan memberil<.an

priontas pen~emban9an wilayah kecemetan-kecerneten yang mas•h tertinggal.

Sala h satu indikator yang digunakan untu k mengukur hasr I

pembaneunen adalah den9an melihat t1ngkat kesejahteraan dan

kuahtas h•dup masyarakatnya. Ukuran yang sering digunakan adalah

dengan mengamati lndeks Pembangunan M&nusia (IPM). Dalam

Laporan Pembangunan Manusia Indonesia 2004, ye:i9 merupeken

pubiikasi bersama 6PS, 6appenas clan UNDP dlsebutl<.an bahwa sareh

Page 20: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

3

s<1tu tugas pembangunan yang terpenting adalah menerjemabken

pertumbuhan ekonorm menjadi peninqkatan pembaneunan manusia.

!PM dianggap tel ah dapat rnewakili tingkat kesejanteraa n

penduduk yang ada di Kabupaten Bekasi, karena sebagaimana

rnmaklurni bahwa IPM rnencakun unsur analisis yang meliputt variabel

ekonomi dan non ekonorru, Var.be: non ekonomi diukur dari ti:igkat

pendidikan masvarakat, derajat kesehatan masvarakat sedangkan

variabel ekonomi dilihat da n pend a paten yang menunjukkan day a beli

masyaiakat, maka dengan asumsi 1m kecamatan yang nilai IPM nya

111asih rend ah dianggap tin~ kar kesejanteraan penduduknya mas1h

rendan, sehingga pertu me11da~at priorilas penanganan yang lebih

banyak untuk dapat disejajark.an dengan kecamatan la.nnya.

Pe'1ingkatan IPM d, selu ruh Kecamatan di Ka bu paten ~kaso jug a

sa ngat sejalan dengan kel>ijakan Pemerinta h Prop inst Jaw a Ba rat yang

Lelah menjadlkan JPM sebag a1 salah :.atu elat an,,lisis untuk menilai

kenu1juan 1neupun dlsparltas antar Kabuparen d1 wilayah Jawa barat.

Dem1klan juga dalam stcala oaslonal IPM adal<rh salah satv ln111<a:or

untuk mellhat tlngkat keSPJahte1aan penduduk Indonesia.

Sebagat oambaran awal menoenal ketimpangan antar kecernazan d' Kabvpaten Belrni;i da pat dlllhat darl ketlmpanoan oeroleha n

pendapatan antar kecamatan yang digambarkan oleh perolehan PDRB

perkaplta. perbedaan Jumlah penduduk yang mencolok, ketersedlaan

fasllitas dasar seperti faslhtas pendldikan, kesehatan, infrastruktur

jaleu dan sebagainya. Gdmbaran awa: tersebut, knususnve yang

berkaitan dengan perotensn PDRB per kapita, jt:mlah pend1.oduk,

oencapetan IPM samoat tahun 2004 jika dlbandlogkan denoan luss wilayahnva tersaji detam tabel I berikut.

l)ari data PDRB dan jumlah penduduk sel>agaimana diperlit.atkan

dalam Tabet 1 tergamb"r dengan jelas babwa hanya 7 (tujuh)

kecamatan yang mempunyai PDRB d1 ates rate-rate kabupaten den 3

(tiga) kecamatan o:1engan PDRB tertin11gt yaitu Clkarang Barat,

Cikarang seietan, dan Cibitung menguasai 52,25% PORB Kabupaten

Bekasi, sedangkan sisenva 47,75% PDRB dibagi-baqi kepada 20

Page 21: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

4

S umber dOla: BPS dan llappe<Sa Kab. !ht.a.;. d""°".

~ ... I PORB/ ·-~ LUAS No KECAMATAH I IPM ICAPrTA KEC .Wlill.Nt

2004 l"ENDUDUK WILAYAH • ADH1<1tt3 Illa)

1 SIOTU 66.44 1.066~.02 73868 e.216 -.- SERANG BARU ..

2 69,00. 16970S3,08 59.943 !>.~ - a Cll<ARANG PUSA7 53,41 . . ~!i84,52 39.712 ~.7$0. ~ SLAT P.l'i"'

~ 4 74.91 13 en.796 15 78.155 5.174 : - s (;1 'lARUt;AH s~.:16 1 i15.53S.16 57 921 5.~·~q 6 !'----·--· BOJ0NGMANGU .L~.57 .i _!E8.1~!:!!'.. 23446 6000

CIKAAANG rrt..uR' ... - 7 71,Q7 ~ 4 Q36670,4• '""' - '"~ 6 KfOUNGWAR1NGIN :> 1,46 ~ 4 675.a11,43 i-- 49.5~~- 3.153 Cli<ARANO UTAR:\ .•• ·--· Ii 74.84 I 6.134.809,05 154 216 4.3.~

10 KARANG BAHAGiA \ 61,07 ' 2 121 Oa3,4l 73.004 ·- 4.&10 11 ClBITUNG 76.09 n2.443 s22.oo 138.398 4·.s30 .

c·1i<AAAN0 BAAA'r - s.aeei 12 74,96: 24 8'!0.3<'6.08 149.594 TAMBUN $EV.TAN 5298864.08

... 13 76.98 :528., 10 4_310 J ·~···· 3.175 3°92.19 14 TAMBUN UT.ARA .. 65,47. 85.609 3 4-42 J - -- ....___ .... _, ··- 15 BABEL.AN ea.ee 1 7e4.331,21 141 500 =ij 16 TARUMAJAYA 64.75 1.179.538.37 79.204 B3 -·· :fa,374 17 TAMBELANG 60,92 1 ~1703.~ 1 18 SUKAWANGI 50.41. 1057700,79 39s·rf - GJ19)

l 19 I SUKto,TANI • ··64.50 2.041 801,58 61.057 ; 3.752' 20 su~.KARYA 63,47 1.034 711,35 42.085 4240 I 21 PEBAYURAN - 62,01 83133161 88.~9 9634 22 CABANGBUNGIN -· 1.579.173, 17 61.72. .a552 4.970 23 MUARA GEM BONG 63,44 r 1.717.668,29 ··34.7231 14.0091 . ··- 127.408 : KABBEKASI 72,tl 6.580.021, U I 1.950.209

Tat..11 DATA IPM, PDREI PERKAPITA, J\JMLAH PEHOUl>UK DAN LUAS WILAYAH

KECAMATAN SE KASuPAreH BEJ<AS1TAhUN2004

kecamatan lainnya. Hal ini menggambarialn suatu kesenjangan yang

sangat mencolok.

Demlkian halnva bila kita anahsis dan distribusi [urnlah per-duduk

yang terkonsentrasi pada 5 kecamatan yang berlolcasi di sentre-seotre

industri dan perl<otaan. Tambun Selatan dengan jumlah penduduk

paling banvak, disusut Ci!<arang Utara, Cilearang Barat, Babelan den Cibitung. Dengan kata lain 45.32% penduduk Kllbupaten Bekas1

t1n~9al di lima kecamatan tersebut, dan hanya 54.68% yang menyebar

di 18 kecamatan lamnya.

Page 22: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

5

' /IP.~ B<>ppems dan UNDl' delam Indonesia L.,,.,,.,. Pembangww• Meol.lS"' 2004. E1o.nom1 don l)em•~nlSI Mcmb··~ ,, rcmbongia"'" Manusoa ln~ooc.ia

Pendapatan sebagai salah sato faktor yang membentuk IPM

di~amping f<tktor lamnya, tentunya berperan penting dalam

men(lorong pemnqkatan lPM. Namun demikian, timbol pertanyaan

yang cukup menenk "Apakah pendapatan yang tingg1 akan secara

otomatis rnenvebabken IPM yang tinggi?" ApaKah Ketimpangan dalam

hal pendapata n JUgci a kan menvebabka n pencapaian IPM menjadi

<1mpang? Selain pendapaten, faktor c:;:a lagi yang mempunyai

pengaruh kuat terhadap pen ca paiar> IPM? Pertanyaan-pertanyaan

tarsebut cukup menarik untuk diamati.

Oleh karena itu dari uraian \fang telah disampalkan oalam latar belakang, Pen uhs rnencoba mengidentifik.asikan rnasaleh yang akan

diteliti dalam penel1tian inr dalam rumusan masalah sebagai benkut :

1.2. Rumu5an Masalah

d1ukur dengan pengeluaran per kaprta yang telah disesuaikan.

Laporan Pembangunan Manusia Indonesia 2004 juga

mcngelompokkan !PM menjadi empat kategori yaitu; rendah (JPM d1

bawah 50), menengah rendah (IPM antara 50-65), mene119ah ti!'1gg1

(IPM antara 66-70) can tlnggi (IPM di atas 70). ~rdasarl<an

pengelompokl.cin tersebut dan dan datli yang ada ter1ihat beihw!'I ada 6

(enam) kecarnatan dengan kcstegori !PM tinggi, 14 (empatbelas)

Kecami'ltan rnasuk kategorl !PM menengah rencah dan tiga kecamatan

deuoen If'M mcnengah tmgg 1.

Dalam Laporan PP.mb;ingunan Indonesia 2004i disebutkan bahwa

IPM mengulcur pencaparan kesel u ruhan dan suatu ne9ara datam tiga

dimensi dasar pembangunan manusra, yertu lamanya h1dup, diukur

dengan harapan h1dup ptidti saat lahir, pengettihuan at.au tingkat pendid1kan, diukur dengan kcmbmast antara angkei melek huruf pada

penduduk dewasa ( ~~ny<m bobot dua per tiga) dan rata-rata lcwia sexotan (denaan bobot sepertiQa) dan suatu standar hidup yang layak

Page 23: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

6

Agar penenusn ini lebih rerarah ses11a1 de,1gan tuJuan yang telah d rtetapkan, maka d 1 rumuskan rnpotests sebagai berll<ut:

1. D1duga tv1gk11t dtsoarltes pendaoatan (degree of dis."arity) antar

kecarnetan di Kabupaten Bekasi tahun 1996-2004 sangat tlnggi

namun ccnderunq rnenurun.

2. Diduga perekonornlen seluruh kecamatan d1 Kabupoten Bet<as1

dalam tshun 2001-2004 sudab mengalami nerturnbunan atau

perkembangan secera mcrata. 3. Diduga taktor-tal<tor PDRB per kapita, sarana pendidikan dasar,

rasio 9uru terhadap murid, sarana kesehatan, rasio tenaga medis,

kepadatan penduduk da n persentase rumah tangga yang

mempunyai akses terhadap air bersih bcrpengaruh terhadep

1.3. Hlpotesa :

Penelelltian im bertujua n u nt1..k:

1. Menganalisa tmgkat ket1mpangan pendapatan antar kecamatan di

Kabupaten Bel<as1 serta kecenderuncennva dalam tahun 1996-

2001, selein itu juga akan dlllhat dan dlbandlngkan bagalmana

ketlmpangan Jndeks Pemban911nan Ma11uslanya.

2. Men<1ka11 tln'1kat kemajuan pereko11omlan autar kecamatan d1 K2bupaten Bekasl apabil::i d1lihat dan Li!J11 Pf!rtumb1.1han Ekonorr.1 dan PDR6 nva,

3. Menganahsa faktor-fektor sosial dan eko11omi yang

mem p<1n9aru hi pencapalon IPM ell 23 kecametan dalam wllbybh

Kabupaten 8el<asr 1Jnt1Jr1J t11hun 2001·2004-.

1.3. Tujuan Penelitian

kecenden.ingannya?

2. Apakah telah terjadi penmgkatkan kemajuan perekonouuan

kecernetan pad a penode 2001- 2004?

3. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh temadap eien~apaian

!PM di Kabupaten Bekasi?

dan Elekasi Kabupaten di pendapatan

1. Ba9111manakah tinqkat ketimpanqan (degree of disparity)

Page 24: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

7

Hasil penelitlan iru diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat bag1 Pemenntah Kabupatcn Bekasi dalam memilih

kebijakao dan mengalokasikan anggaran yang lebih efektif dalam

1.4. Manfaat Penelitian :

µencaQa1an !l'M Jcecamatan cJi Kabupaten Bekas1 tahun 2001-

2004. Adapoin pola hubungan vanabelnya adalah seba9a1 benkut:

Vanabel PDRB per kao1ta diduga berpengaruh posmf terhadap

IPM, arbnya makrn ting91 PDR6 per kaprta di suatu kecernaten,

meke !PM k.ecamatan tersebur ma kin tinggi;

• Variabel sarana peodid1kan dasar drduga berpengaruh posttrf

ternedap ;PM, artinya ma Ion banyak jumlah saran a pend1dikan

kecamatan maka JPM kecamatan tersebut makin tingg1;

• Vanabel rasio guru tethadap murid diduga berpengaruh positif

terhedap fPM, artinya mak1r t1nggi rasio guru terlladap round

suatu kecarnatan, maka IPM kecamatan terseuut noakin tinggi;

• Vanabel sarana kesehatan b~11ga:vh poslllf te-nadap l:>M,

artmva .nakln banyak jumran sarana kesehatan kecamatan,

r.iaka !PM keciimaran tersenut makln tingg1;

• Vanabel raslo tena9a medos dtd,jga berpengaruh :>o.>lttf

terhadap !PM, artonya malcJn banyak jumlah tenaga medrs per

senbu penduduk di suatu kecamatan, maka IPM kecematao

tersebut makon tongg1;

• variabel kepaJatan penduduk dlduga berpengarult postt1f atau

negacof temadap !PM, artmva ma kin t1ngg1 kepadatan

pen<ll•duk kecamatan, maka IPM kecamatan tersebut makin

t1n9g1 atae seballknya mak1n rendah;

• Vanabel pcrsentase tumah tangga yang mernpunvat akses

terhadap air bersrh dodug3 oerpengaruh posmf terhedap !PM,

artonya rnakln tin991 persentase ruman tangga yang

mernpunvar akses terhadap air bersih d1 suatu kecamatan,

maka IPM kecamatan tersebot rnalcln tin(lgi.

Page 25: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

8

kesirnpulan dan saran atau rekomendasi kebijakan yang berkaitan

denga n hasu penelitian dalam rangka mereduksi ketimpangan dan pemngkatan !PM d1 Kabuµatt.:"I Bekesi.

beberapa disajikan Sebaga1 penutup dalam Bah VI akan

Selanjutnva Bab V akan drbahas dan dlana11sa secara rinc1

perkembar.gan kesenjanqan pendapatan, tini;ikat kPmaJuan kecamatan clan faktor-faktor yang memVEnoaruhi IPM.

1.5. Sistematika penulisan :

Penulisan tesis ini direncanakan akan d1tulis delern 6 (enam) bab,

denqan nncian St!bi:lydi berikut :

D1mulai dan Bab I yang merupakan !:lab pendahuluan, belis1

ureran tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat peneutran, hipotesa daa sistematika penuli.c:an.

Selanjutnya da.am Bab 11 tentang taudasan teorl ale.an dibahas

tecri dan konsep yang melandas! ketimpani;ian (dlsparitas), Oisparitas

pendapa:an dan lndeks Pembangunan Manusia dengan indikator·

md.katoenva serta i<.o%ep-konsep mengenat pembangunan lPM.

3ab l:l ak~n d111ra1k<1n menoen;i1 fT\ett)dolo91 penelitian yan1.1

mellpun metnde peuqumpulan cara, tehnlk anaus-s, ruc.ng hngkup

penehtlan serta kelemahan dan kelebi:ian model yang dlgunakan.

Dalam Bab I'/ m~ng6na1 gambaran urnum daerah penehtlan

akan membahas ko11a1si umum Kabupaten Bekasl dar kebljakan

perr.erintah daerah dalam mengurangi dispar1tas dan Pembangunan

!PM.

men1ngkatkan versebsl !PM, st>hingga dapat mengurang1 lcet1mpangan

peribangrnan dan menmqkatkan kesejallteraan masyarakatnya. Lebih

tanjut 1uga brsa digunakan sebaga1 bahan rujukan bagi nset masalah­

maseten sosisl dan ekonorru.

Page 26: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

9

llJ! l:rlterta ekonorri, kriteria statlstlk dan ekonometnka dengan soft.Nam Evlews S.

<1 Klasifik.asl uee­ . tipe kealmatan I

l. l

11na11sas ~ <Sala panel var te~kat : 11>14 Vllr, BebH. • POIUI l>'!I" kapita tecamaun IJlH K

199); • Sorallll penclldikati (Jumlan oeQ.no SD

don MC); • Aaslo g...u SD <Ian Ml; • lllmlah graia "-"hat.an ~; • R.asio Ttt:l'\a9A MedloiJ, per 100() Plf"lu'1i11k,; • K~" PIW>d•.td"* kecamatilnf • - pond..Wk leri>adap .... ~h.

MalGIS 11p>lo!J' Klaas~ dengan mtftllat ~·n antara taJu pertU.-h"'1 el:onoml (lllfl dan PO~ -

I tapl!i> totcam•tan tert1.a<1.>11 anou lP¬ dl!ll PORO oetl<~a j r01a~rata Kab<Jpaten

i

Pe11ghitungan lndeKs W1Uianson

l.

- .,,,..-~-- AraliS1$ We1gnted Cottl\otl'll vanat1on (l.'\'w) auu 'N1lli1mso1 {lw) Nita. lndel<s be<i<15"r antara no/ den saru semak1n rnendetca11 saw t>erartl kesenJangat'I regiona' se1nak::l11 besar~ mcilnn men<1ekat1 nol tlngi<l.t l:a,_,,anoan arltar kec.amatiin kedl.

--~~~~~---~ I , Rekomendasi

Hasil Peneliti3.~-~~n P:mbahasan I Kebijakan

i. OtdJ9a Mgt.at d1Spantas (tlegr-e of dlspe(ify) ~n antar l<eninaQn di Kbbu-. Bekl!si lanun 19%·20t4 '"'IO"' tinog1 .,.,,..,, oan<Mur>Q menurun

l Olduga te<)adl ~not•t ktmajuan ~ko.>Omlan kec:oma~ rang mor1ta di Kabullall!n BebSi d•l•m l<ohun 200 l • 20 O•

3. 01du9a fattor-lltrtcr PO~e per l<apota. sai-..,. P<ndtdibn. raslo 0""'· .,..,. .. -.otM, ""'• ten•oa m"(l15 dan JtJmlah P<!l'ldu<U: ll"'pengaruh 1><1-Jl(l•p pone-""' !PM di l(abupaten 8ekasl tal'iun 2001·2004

l '

Analisis Disparitas Pendapatan dan Faktor - faktor: yang Berpengaruh Terhadap Indeks Pembangun;m Manusia

di KabupaJeti Bekasi ~~~~~~~~~~~~~~~~~

I a Mengaftill4'l tlng4(« ketfmpafl9.ltl penctapatan antM t«le.lmat.in di KatkJpate:n Be1c.s1 $ert.a ke<:ef'IGerungann~ dallam t11hur. 1996~2004

b. Men9ka~ tlnglat k•m•J""" ~ko,,..,...., ..- •eu~ di K<>-en Bc~asl. c Me1HJ1'1"1atl~ fati«or·f'a'l.t<W 'a&-81 d4t,, er.onot"11t yaing ~arvh ~ian IPfi di 23

kecamatan ciat.:tn w1t~yM Kabupaten 3eUsl anta<a t.Ahun 2001·2.00•

Teiµ<11 ~merat.n pembo~unao antar tecamait::i!ln: D>StnblsSI pendapinan ret;mf merata; Pertumbuhan ekonom1 cul<up berlmbang; Pencapaian IPM cuto:up merata.

JtAAAPAN

Ket1mpan9an pembangunan antar kecamatan d1 Kabupaten Bekas. ba1k dalam pendapaun (PDRI! per Kal)ita), LaJu pertumoohan Er1<0i1om1 imupun Pemban<1unan Manusia (IPM) sa1111at mAn1.'l"ll(ilc. '

FAKTA

Diagram Alur Fikir Penelitian

Disparitas Pendapatan dan Faktor - faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembanounan Manusia di Kabupaten Bekasi

:>engujian Hlpo~sis:

hipotP.sls:

Tujuan:

La tar Belakang:

Page 27: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering
Page 28: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

10

Bappenas (1999) rnendefimsrkan pembangunan sebagai suatu rangk111an keg•atan untuk meni•1gkatk.an kesejehteraen mesyarekat

datam berbaga• aspek kerndupan yang drlakukan secara terencana dan

berxeranjutan dengan memanfaatl<an dan rnernperrutunckan

kemampuan sumber daya, informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan

dan te1cnologr, serta rnempemat1kan perkembangan global.

Sedangkan pembangunan dacrah adalah bagian integral den

pembangunan nas.onal yang dilaksanakan melalui otonomi daerah dan •

pengaturan sumber cava m:1s1unC1I. H11l im memberi kesempatan bagl

per11119kllt.an dernokrasi dan klnel)a eeerar- yang berdaya guna dalam

penyelen11garaan pemenntan nan pelayanan masyarakat un:uk

mentnckatkan keselahteraen masvarakar d1 daerah seca.a merata dan

beri<ead1lan.

Dalam melaksanakan pembangunan, menurur Kunarjo (lG92) pad& umumnya negara ·negar11 Ylln9 sedang berkembang m'lslh mempunyai ha•.1batan·hambatan antara latn: l) Harnbataa ararn (kekuranoan sumber daya atarn)

2) Hambatan yang <l<!ngan optaan manusia (kekurangan peraturan

pendukung), hambatan olljekbf (kekurangan modal) dan

hambatan subJektif {kekurangan j1wa kepemimpinan).

Sedangkan Tujuan pembangunan menuret Kunarjo (1992) pada umumnya mencakup hal-hat sebagai berikut;

l) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

2) Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat;

3) Meningkatkan kesenoatan kerja; dan

4) Menlngkatkan pemerataan antar daerah.

Ke.empat tujuan tersebut bdak munqkin diwujudkan semuanya

dalam waktu yang bersamaan, bahkan ada tujuan ~a;;g terpaksa harus

d1abaikan Jika ingin mencapai tu}uan yang laln. Miscrlnya jikfl tujuan

2.1. Konsep Dasar can nouan Pembangunan

BABD

LANDASAH TEORI

Page 29: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

11

oembanqunannva mengejar pertumbuhen ekooomi yang tinggi, maka

biasanva tujuan tersebut diperoleh dengan penggunaan modal yang besar dan teknotogi yang intensif, hal mi akan berakrbat pada

penguran9an kesempatan ke1Ja, sehingga banyak tenaga kerja yang

menganggur dan pernerataan pembangunan tidak tercepat. Sebaliknya

jika tujuan pembangunan adalah pemeretaan pendapstan, maka

pernertntan ~arus membuka kesempatan kerja yang setuas-luasnva,

!1>ehingga penggunaan tenaga kerja lebih intensif danpaca modal can

teknologi, akibatnya dengan nanva mengandalkan tenag;i kerja yang

besar, pertumbuhan eknnorru yang tinggi sulrt dicapai.

Pembangunan daeran pada hakekatnya merupakan upa/a untuk

mernngkatkan kapas•tas pemerintahan daerxh dalam mengelota

sumber da,ra ekonominva secar .. berdayaguna dan berhasif guna de-mi

kesejanteraan masyarakatnya, untuk tuiuen itu maka diperlu~an

pertumbuhan ekonomi vang tinggi. PertUmbuhan ekonomi yang tingg;

juga berus diimtang1 de'19<':i fungs1 lain yang oleh Musgoave (1989)

d.sebut fun9si alok3SI dan fungSi distribuSi somber d:tya (Resourc~s alocat1on and Income distribution). ~a:nun dalam lcenyataanya,

pertumbuhen dan pemerataan tidak selalu berjalan !>eriringan, ada

trade off yang menyertar kebijakan pemoani;:.inar. dacrah, anzara

pertumbuhan yang tingg1 atau pcrnerataan yang diutamakan.

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan da'!rah adalah

pertumbuhan ekonorra di'n pendepatan per kapita yang tinggl. Namun

demikian kernajuen pembangunan tidak selatu diil<.uti dengail pemerataan dtstrtnus: penuepatan dan hasil oembancunan, di srnilah terjadi kesenjanaen, demikian halnya d• f(abupaten Bekasi.

Menurut Soni Sumarsono (2001), telah terjadi pergeseran

pemlkiran tentanq pembangunan (paradigma), yaitu dari

per.-ibangunan yang berorientas. pada produksi (pmd<JCtion c.entered

development) pada dekede tahun 60-an "e paradigmei pembangunan

yang lebih menekenkan pada distribusi hasil-hasil pembangunan

(distribution growth develcpment) setema dekade 70-an. Sedangkan pada dekade 80-an, muncul paradigma r-embangunan yang

Page 30: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

12

' Som Sumarsono, £1".lcla l'embangwtan Man"9<i @.tt 1'"""'1jla"111Wfl Ja/om Pt"'~ L>ac,..,,., . Ba.-.dung 200 I p 8

Disparitas antarw1layah adalah petbedaan tingkat pertumbuhan

antar wilayah. Set1ap negara setalu mempunyai wilayah yang maju

secara ekononu dan ada yang tertinggat. Perbedaan ini terletalc pada perkembangan sektor-sektor ekooomlny<.: balk sektor pertanian,

partambangan, rndustn, konstruksi, perda9an11an, transi)orta;i,

komunlkasi, sektcr jsi.sa sepcrtl perbankan, asuransi, kesehatan,

maupun sektor •nf;-estruktur, perumahan dan fain sebageiny't.

Pembangunan w•layah yang merate tidak berarn setiap l"lilayato

mempunyal t1119kilt pertumbuhan atau per1<emban9an yan11 sama,

atau mempunyai pote pertumbuhan yano ser.1oam untuk setiap

wilayah. Pengert1an Pembangunan w1layah yang merata mE>m)arah

pada pengembangan potensi wllayah secara menyeluruh sesual

kaoasttas dan potensi y;ing dimlliki, sehingga dampak positif dari

pertumbuhan ekonorm terbagi secere seimb11ng kepede se•unih

wilayah atau daerah.

Pada dasarnya tujuan akrnr dari !'~mbangunan wilayah yang seimbano adalah untuk meningkatkan taraf hldup penduduk di wilayah pedesaan/daerah belakdng (backward area11) sehingg;; taraf hidupnya

sejajar atau setara dengan taraf hidup penduduk di wilayah

perkotaan/maiu (advanced areas) melalui pembangunan sekl:or

pertanian, Industrt, ,:ierdagangan etau blsnis, fds:l:tas pelayanan d11s1:1r

sepern pendidikan dan kesehatan.

2.2.l. Pisparitas Pembangunan Antarwilayah

2.2. Oisparltas Pembangunan dan D\sparitas Pendapatan Antarwitayah

berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar (basic need

development) baru, dan akhirnya rnenuju paradigma pembanguoan yang terpusat pada manusra (human centered development) y;ing

muncul pada dekade tahun 1990-an3•

Page 31: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

!.3

• The World Bank, World Dewlopmcm &:pmT ]{)()6 page J

Pada umumnya n~gara-neqara maju telah rnarnpu rnewujudl<an

pembangunan wilayal> yang se1mbang atau relatif merata. Masalah

disparitas regional dalam pembangunan ekonomi biasanve terjadi di

negara-negara berkembang atau negara-~aro belum berkembang.

Oalam World Development Report 2006, World Bank

mendefinisikan kesetaraan se0aga1 lc.ondisi c.Jimana seueo or;ir.g

mem1lik1 kesempetan yan.g sarns untuk meogejar kehidupan yang

mereka pilih dan terhindar dari hasil-hasil yang secara ekstnrn

merugikan.

Selanjutnya laporan tersebut rnenvirnoulkan bahwa antara

kesetaraan dan kese1ahteraan 1nempunyai sifat saling melen;ikar11

(komplementer), yong muncul karena dua etasan dasar yaitu: Pertam<J

karena banvak kegagalan peser (market failure) di negara-r.egara

yan\) sedang berkembang, khu:aisnya delam pasar kredit, asunmsi,

tanah dan modal manusia. Alasan k'91Jua adalah rakta bahwe

:<eaaaksetaraan ekonorm dan polltlk yang tmgg1 cenc!erung mendorony

pada penciptaan berbagai institusi dan ancanoan sosiel y~ng secara

sistamatts mernihak kepentingan kalanga:i yang memililo pengarJh

besar", Laporan tersebut ju\ja rr.~ngemukakan tiga perspektif baru (yang

senn9kali diabaikani dalam pembuatan kebijak.iln yang bcrkaitan

dt!ngan kesetaraan ruang gel'2k ekonomi dan polittk yaitu;

Pettam<J, keblj~kan ya'lg paHng baik untuk rnengurang1

kernrskrnan seharusnya r1wl1batkan redistribuSi penqaruh, keur.tungan

dan subsidl, sehinga ndak iatuh atau d1kuasai oieh kelompok yang

domlnan;

Kedua, sementara upaya-upaya redlstribust (atas kekuasaan,

atau akses ke anggaran pemerintah dan pasar) yang bisa

meningkatkan keset~·a~·•, serlngkali juga dapat meniogkatkan

efiSiensi, berl::aya1 konsekwensi yang mungkin (muncul) pun perlu

dipert.irnbangkan delern rancangan kebijakan;

Page 32: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

14

'1,thlll T<>doro (2000). N\lrul A<l>Jor(2t)05)

dimana; y,, Output rlil.

A= Pengernhuan dan teknologi;

K= Kap1tal Stok dan L= tenaoa Kerja.

Dari pcrsamaan tersebut llapat dlsimp..ilkan bahwa PertJedaan yang bereklbat nada adilnya disoarita~ per',umouhan datsm saw

region tel)adl ka ran a: • Kemajuan teknolog1 ::mtar daer11h bervartasl, • Pertumbuhsn stok kapltr:il antar deerah berbeda, dari

• pertt.:mbuhan tenaga ke1J1;1 a11tor d1;1erah berbeda.

Namun auran neoklaslk percava bahwc1 dalam jangka panjang

akan terjadl i<onveroensi pendacaren karena adanya kemafttan

teknologi dan ilmu pengetahuan.

Pendapat yang berbeda dtkamukakan oleh Dixon Thirwal, bahwa

daerah rnaju yang berada dalam ,...,omentum pertumbuhao akan

semakin tum bu h, sementera daereh tertir.gga I tetap stag nan dan

dlsperitas akan semakin besar.

Disparitas antar daerah bukan satu-satunva vartabel yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional, 11asi studi Nazara

(1994) menunju~kan bahwa untuk beberaoa kasus, investasi model,

pemerataaan pendidikan, aglomerasi, pemerataan tenaqa ~rja

terbukti menghil~•lkan tambahan output yang lei;ih baik di daerah

yang maju daripado deerah yang kurang rnaiu.

Y :::: f (A, K, L),

digambarkan datarn persamaan:

oerturnouhan Neoklasik, pertumbuha n model Dalam

J<etiga, d1kotomi antara kebijaka n untuk pertumbuhan denoan

kebijakan yang secare knusus bertujuan membangun kesetarean

adalah kehru. Dengan kata lain drstribusr kesempatan dan proses

pertumbuhan rnerupeken dua hal yang s11hng men9andalk11n,

Kebtjakan yang mempengaruhi yang satu akan mempengaruhi pula

yang lam.

Page 33: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

15

• Unned l'&uons· Eoonom1c wd .Social Co•umss1on for Asia and llre Pasrfic, Reducing /)1J{XJl'1tQJ. JJa!ane<d V.velopmc111 'll Urban and Rur<1/ Area.< and Rel(lo1111 W11lun die Counme« "f 1"a 1111J tl>P Pn•ifk. New York,2001. p S

Nunmaooyah Ha>1bwul, />c.,bc'""°)""~ /(e/~ M<•,..,l{(>)t /nJO'f<."" dakmt P~mt Kcs••Jang<in F,lwnwi1, dlliom ;umar PeDJlOOll>"'W' W1nuwas1a. Vol4 No J Apnl 2001, hi! 7-X ' Scio 8unwdjm. Kc11mpangan-kcnmpangan da1am l'cmh<lngunan: Ptn)!alallton ll>lcn<:.na. dal:im Juwono Sudarsono, Pembangunan Pchhk dan Pcruhahan Pohbk i<ebuah 81111$8 Ramp.,, Yayasan Obor Jndooe.,a JakanaJ'l'll hal 122

Disparitas pembangunao terjaeli karena tiya faktor yaio:u tal<tor

alarm, kondisl sosial budaya dan keputusan-keputusan kebuekan, Faktor alami meliputi kondrsl iklim pertaman (agro climate},

sumberdaya alam, lokasi geograf1s, jarak pelal:luhan dengan pusat

aktiv1tas ekonomi, wilayah poter-sia' untuk pembangunan ekonomi.

Sementara faktor·faktor sosrel budaya meliputi nila1 dan tradtsi,

mobititas ekonomt, inivasi, kewira usahtu111. Sedangkan f dktor

keputusan kebijakan adalah sejumlah keb1jakan ~'<-nn me"dl'kt•r.g

secara langsun9 atau bda~ langsung tenadmva disparitas pembi!'ngun;i n6.

Pertumbuhan ekonomi tinggi yang kurang diimbangi dengan

xekuatan-kekuatan re'1istributif balk secara ekonomis maupun potitls

akan menfmbulkan ke~enjangan. Kesenjaogan in• muncol disebabkan

berb'9al faktor yllltu s1stern :;er.trallslt~i negara yang tP.1 lalu kuat,

seaangkan k~kuata:i penyelmbang t1dak sebandlng; kon.i1s1 duallsme

yan11 dlpertajam dengan keb1jakan pemenntah, mlsalnv~ kota desa,

sektor formal-Informal; bangunan i)iram1da peranan sedemiidiJn ruca,

sehlngga lang$ung berhadapan antara skala besar dan keel• (ekonoml rak)lat); konsenuasl kekayaan yang JUga ~d11k imbang dengan

kebijakan distnous. den redistrtbust; adanya kekuatan·kekuatan

ekonoml dan pcllt;k yang bersnet eksptuitatif, k.oruptif dan kolusif;

kekuatan demokrasr ekonoml dan pol1t1k yang be/um memadai7•

Sedangkan -nenurut Sela sumerojan", kesetanan-kesatenen kebijakan pembanguncm mengakibatkan pembangunan menjadl

timpanp dan tidak seimbang, dimana satu sektor berkembang jauh

lebih cepat dari saktor lainnya. Dalarn hal ini dimana sektor ekonomi

mendaoatkon prioritas terti ngg 1 dalam program pembangunan, para

2.2.2. Penyebllb Disparitas Antarwilayah

Page 34: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

16

• L1ha1 fr:.l<'osoo Anggaw«i, Dupa-<10< Ko•mi>11si PaJD< .W. RJ:1r1/n.s1 Daorali da1- &«aru1ya Jmgau l'~•k<Mlxmgun Wtl<"<1h J1 Ka/Jwf"'l<n Bogor, 20()6 IJaJ 18.

a. faktor Geogr.::fi

Suatu daerah yang me:np:.ioyai cakupan wdilyal, yang cukup luas,

ma ka akan terjadi perbedaa n d 1stnbus1 surnber dava ala:n,

surnber !lava oertaman, topogruf1, iklim, curah huj~n, dan sebagainya. A11a bila kondisi geograf1 suatu wilayah eukup baik,

mlka akan menempatkan wilayah tersebut pada kondisi yang

lebih ba ik pula.

b. Faktor Sejarat.

Tingk<'t perkembanuao suatu masyarakat sangat tergaoh1ng pada

apa yang telah mereka lakukan pada masa lalu. Bentuk orgarisasi

dari perekonomian pada mass lampau merupakan penyebab

penting, teruterna berka ita n dengan sistem intensif untuk pekerja

da n entrepreneur. s.stern yang memberi kebebesen unt.uk

bekerja dan berusahe a kan dapat berkernbang lebih cepat.

perencana kebijakan cenderung untuk demikian memusatkan

perhatian pada faktor faktor ekonomi, sPhmgga msreka lupa membeli

perh;:itian secukupnva pad a seg 1-segi non ekonomis yang menunjang.

Penekanan yang berlebm lebihan pada pembangunan ekonorr» seraya

mengaba1kan pel'1(embangan-perkemban9an sosial atau dengan kata

lain terlal u menguta maken saten satu sektor ekonomi l!kan

rnendptakan ancaman born waktu pslkolog1s dan politis yang dapet

mengha ncurkan nasu-hasn pembangunan. Sebab ju rang perbedaan

dalam pembangunan sektor-sektor dapat menimbulkan ketegangan

d1m rasa tidak puas yang setan] utnva akan mengundang reakst-reeksi

politls atau psikolog1s yang rneruqlkan pembanqunan ekonomi.

Selanjutnya menurut Rust1ad1 et al {2003)9 dal:im Anggawen

(2006), mengemukakan bahwa secara umvm faktor-faKtor utama

yan~ menyebcibka n terjadi nya disparitas regional a ntara lain foktor

gisografi, sejarah, politil.:, kebuakan pernenntah, edmnustrast, sosial

dan taktor ekonorru.

Page 35: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

17

c. Fa ktor Politik

l<ond isi pohtik sangat berpengaruh pad a proses pembaneunan suatu wilaya h. l<ond 1s1 politik yang tidak stab ii dapat

menimbulkan ketldakpesnan d1 berbaga1 bidang yang berdampak

pada keraguan investor untuk menanam modal, keraguan

pengusaha u ntuk memperluas usene den sebagainya.

d. Faktor ~eb1jakan Pemerintah Keb11akan pemerintah yang tepar dalam perencanaan

pembanounan akan menghasilkan perkembangan yang seimbang

anti.r wilayah. Selama rm dalam pembangunan, kebiiakan pe:nerintah lebih menekankan pada sasaran makro berupa

pertumbuhan yang tinggi dan membangun pusat-pusat pertumbuhan ya11g justru menimbulkan kesenjnngan antar

wil11yah. Wilayah pusat pertumbuhan bergerak deogan pesat, namun wili'ya h hinterland terkures sumber d11y;,nya dao tida !I: rnarnpu mengenibengkan dm.

E'. Faktor Administras1 Adminrstrasi yang !idak efis1en dapat mengakibatkan dispantas regional. Pelayana n yang bu ruk, la rnbar- dan berbelit-belit pad~

ka ntor-kantor pernen ntah yang merupakan kantor pelayar.a n

publik untuk penJinan usaha akan menyebahkan keengganan para

investor menanam modal d1 w1layah eersebut. Sebaliknya mereka

akan menanamkan modal ny a d1 wilayciti yang mud ah dan cepat

pelayanan adm 1 mstrasi nya.

f. Fat<tor Sosial

Banyak faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan suatu

wilayah. Ma!lyarakat yang teitinggal umumnya tldak mempunyai

institus1 dan perilaku yang kondusil temadap perkembangan

ekonomt. Mereka percaya pada kepercevaan yang primitif dan

tradtsronal, serta nilai-nilai sosial yang menghambat

pelkembangan ekonomi. Sebaliknya masyarakat di daereh yang

leb1h rn<1ju mempunyai 1nst1tusi dan µerilaku yang kornlusif

Page 36: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

18

l• W1lbams011, Jeffrey G. ( 1')77) K•!i•daksamaan R•p,wnal Ja., Prrn"' P1wtilnngnJWM NM•""4l P"1fggambara11 .l'ol<>it~ (T ~~emahnn)

Hasil r.enelitian Williamson (1975) menunju!ckan babwa :

1. Dispantas pendapatan antar daerah akan berkurang dengan menmg katnva perekonorman nasional;

2. Dispimtas enter daerah di negera yang sedang berkembang

lebih tmgg 1 dari disparitas an tar daera h cli ne!Jara maju,

Sedangkan tingkat kesenjanga" antar -wilayeth dip1!11y1:1ruhi oleh

beberapa faktor yalcu : Perplndahan tenaga kelja (labor

migration), perpindahan modal (capit.al migration}, kebijakan

pemerinatah pusat (central go1•ernment policy), dan 1ceter1caitan antar daerah (Interregional linkages). Setiap faktor tersebut atau kombinasinya boleh jadi cukup menvebabkan ketidaksamaan

regional menJad1 berkurang atao.1 bertambah10•

immobilitas, kebijakan

tenaga kerja da n

terhadap perkembangan ekooorm, karena mereka percava pada

agan lit, rradisr, n1la1-nila1 sosial da n perilaku yang lebih fteksibel.

g. Faktor Ekonom1 Faktor-faktor ekonomi penyebab disparitas dapat dikelompokkam

sebagai berikut:

• Perbedaa n kuant•tiltif dan kualitatif faktor produksi seperti

lahen, tenaga kerja, modal, organisasi dan perusahaan;

• Proses akumulas1 den berbagai faktor, seperti lingkarcin set.an

kem1skinan;

• Kekuatan pa sa r da n pengaru hnya terhadap sprea<J effect dan

backwash effect. Pasar bebas telah mengakibatkan faktcr­ faktor ekonorrn cenderung terkonsentrasi di wilayat>-wilayah

berkembang. Perkembangan w1tciyah ini terjadi karena penverapen sumber dava dan v1llayah sekitamya. Spread

effect yang di nara pkan terjodi ternyata Jebih lemah

ci1baru:li11gki!P denga11 /Mr.kwasl1 effect.

• Pasar tida k sernpurna seperti fa ktor harga, l<eterbatasan keterempuan

sebagainya.

Page 37: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

19

" Robert A Simanj11111a~ . ''Re{omt.iSJ H~.,,gan K~ l':tSot-l'Jaerah .. : Makalab Seminar SEhan Flatform unrui: Mara Depan ~ Jr.donma, Jah.<t 199'J " Doclley Seers, .W..loMl Pcmbon::i-. daUm kwooo S"'1an>ono, Pent~ P<>lirik tkm f>eru/JUhun Poim/c, Sebuah Bung;>~ OpCsl Ul 61 '' Anef Bud 1man. Tc'"' Pem~m Dim.> Kenga. PT Omnodia l'ustllla Uiama, Jakarta t99S hal 2·M "Mtdwol P Todaro. Pembonft""O" f:1a»tomJ til Dwua Ket>tp. !idm K<rujuh. Alih Bahaoa Hans Munandar. J.Uarta llrlang~a 2000

l.l.3. Disparitas Pendapatan Antar wilayah

Menurut Dudley Seersu ada tidaknya pembangunan suatu bangsa

dapat riilihat dan tiga masalah ya1tu masalah kemiskinan,

penga ngguran dan kenmpanqan pendaeatan, Jika ketiga masalah

tersabut dalarn jangka waktu tertentu dapat rnenurun dari tinglan

yang lebih t:n~g1 m3k<1 p;1sti sudah menandeken adanye>

penrbangumrn. Sementara faktor yang clapat mengukur pembitng11nar1

dalam masvarakat menurut Arlef Budiman13 adalah pendapatan

perkapita, pernerataan, kualrtas kehidupan, kerusekan lingkunqan.

keadilan sosrsl dan keseimbancan.

Pertumbuhan ekoncm.i yang tinggi oan dlstribusi pendapatan vang

merata merupakan suatu masataf yong besar b6gi negara yang baru

berkembang, kedua-duanya sama-sarne penting, namun sulit

diwu1udkc>n secara bersamaan, ads trade off antara pertumbuhan

ekonomi deri;;an perueretaen. Onentasi pembenounen yang bertujuan

untuk rnencapei pertumbuhcm ekonomi yang tinggi, maka pemerataan

akan rendah, jika proses pembangunan lebih menftlk beratkan pacta

pemerataan make pertumbuhan ekonomi akan cenderunc rendah'",

xessnjancan entar caeran juqa disebabkan oleh pola pendekatan

perenr.<1naan yang lahrh berorientasi pada top down planning dengan

standard sektoral yang t1dak didasan pada kondisr, potensr, peluang

dan permasalahan yang dim11ikl daerah masing-masing, sehingga

usaha pembangunan ndek membawa manfaat yang seimbanq untuk

dirasakan secara adil dan merata, tetapi useha pembangunan akan

rm:!lrlL>aV1a rnanfaat yc111y lebih besar untuk rnernpersempa

kesenJangan yang terjadr, apabila penerapannya dllakukan rnelalul

pendel<atan reqlonaltsas: atau perwilayahan11•

Page 38: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

20

" Kalil (ZOOC), Pc<wanbm /2000), S.ntoso (1•RQ) dan ~rinl (1999)

Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk

menjelaskan tCF'}ad1nya ketimpangan pendapatiln maupun hasil-hasll

pembangunan, misalnya dengan Koefisien Ginl R1ttio1 Kurva Lorenz,

toaek» Theil, Indei<s Williamson dan sebagainya. Indeks Williamson

merupakan indeks yang sering digunaka!l para peneliti, pen911mat dan

perancana pembangunan untuk meng;ikur tingkat kesenjangan

pembangLnan antar wilayah reaionet (Propinsi, Kabupaten/kota) ' seh1ng90 diperoleh gambaran tentang konsisi suatu wilayah dibanding

wdayah /ainnya.1~

wm,arnson (1975) mengatakan bahwa pengul<uran dlsparltas Pt:<ndapatan rP.g1onal dapat digunakan dengan lndel<s ketlmnangan

yaflg dinotaslkan dengan Vw. Nllai Indeks Williarriso'l ini lebih

rr. enggi;m barkan kesenjangan y1mg teljad1 a kl bat pertumbuhsn PDR.B

dan penduduk den mas111g-maslng daeren. Sem11kin besar angkanya

berarn tlngkat d1svttrltas pendeoatan reglona1 yar.g semakln besar pu1a.

Indeks Willtamsor. merupeken koeflsien variasi (COt!ff/cient of

Varle.tion) dari pendapatan per ~al)ita, d1 mana reta-rata den nllal

sel:l<111'8n (varlans) dlhitung berdasarkan estill'asl '1arf nlial-ntfal !'OIUJ clan jumtan penduduk daerah yang sedang d1amatf.

Azman (1967) menyataki!ln bahwa pembentvkan PDRB per Kaplta

ternyata dipeogaruhi oJeh :iar1yak faktor ekonoml maupun non ekonorru.

Beberapa has1J penelitlan lam mengena1 pe11garu'1 fakoor sosial

ekonomi terhad:!!fl PORB dengan variasl mdikatornya diantarcmy;i hasil

penelitian Santoso (1989) menunjukkan bahwa l<.etimpangan

pendapetan antar daerah di Propmsl Bah disebabl<an oleh adanva

perbedaan potcns1 sumberdaya elem, kerersediaan modal, teknolooi, kuelltas sumber day;, manusla dan fasilitas lainnya sepertt prasarans

transportasi, kornunrkas: lembaga keuangan oan sebagainya.

Setyarioi (1999) da lam hasil penelitian kesenjangan

pembancunan ekonorrn antar daerah di Jewa tengah mengemukakan

Page 39: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

.21

faktor yang menyebabkan kescn1<1ngan antara lain distribvsi

presentase sektor mdustn, pendapatan asli daerah, panjang jalan

aspat berpengarun pos1t.f terhadap penoapatari per kapita. Sedangkan

hasil peneJitian Purwantim (2000), Kesenjangan pembangunan di Nus~

Tenggara Barat disebabkan oleh raktor distribusi persentase sektor

perdagangan, Prt!sentase bantuan propmsi dan persentase kredit tersalur.

Azman {19ti7) catarn hasil penehtiannya mengemukakan faktor

yang berpengaruh terhadap PDR8 perkapita secara nasional dibagl dalarn empat kategori yaitu: (1) potensi dsersn yang tergambar dalarn PDRB sektoral, terutama sektor yang sumbangar.nya besar t.erhadap

pembent1Jkan PDRB perlcapitanya. Valial'ei yang digunakan untuk

menggambarkan potens: daerah antara lain selctor perta man, sektor

p~rdagangirn, sektor ln1ustrl penoolahan, dan sektor jasa; (2)

pendidldkan dan keseha1an van? mellputi varldbe! angl(zi melei< huruf, ~ngl<a harapan hidJµ dan anoka kesa1<Jtar.; (3) Sarana d11n prasarana

dengdn vari3bel pan1an9 ja/an d'ln real/s,,si penena man modal dal1tm

negert; (<:) }um/ah penduduk . ttasil penelltlanoya menylmpulkan

bahwa faktor yang ser.ara slgnlflkan !)erpcngaruh temaJap

pembentukon PORO perkapita a<lalah semua var1abel P!:ltensi daerah, tir.gkat buta nuruf, total panjano jatan dan jumlah penduduk.

2.3. Pembangunan Manu5ia dan Indeks Pembengunan Manusia

Pencetus awal incllkator sosral ekonomt dalam mengukur k.eberhasilan pembangunan adalah Mahbub ul Haq, rnantan Kepala

Badan Perencanean Nasional Pakistan pada tahun 1970 dalam

bukunya Tirel Kemiskinan. Ia menyampaikan kritik yang pedas

terhedap kecenderungan para ahli dan pohtikus yang mengulcur

k1nerja ekonomi sosial suatu negdra menurut indikator rece-rata GNP

(Pendepaean Nas1om11 8ruto) dan turunannya dalarn inC:ikc:tor makro

sepern tingkat inflasi, pengangguran, tmglc"t tnvestest, tingkat

pembelanjaan pemenntah, tir>gkat konsumsi dan posisi neraca

pembayaran. Mahbub ul Haq mencoba mengkuantitatifkan berbag<2i

Page 40: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

22

re Lihar Pulu Eka Cllh~adlu doJ..,, l'ckcakan Fdaor,fQJ.1ar JW>g Memf)<!11ga,uh1 ltllk/4 Pembanf<llnan Afa"'"'a ( Stud1 1>89.tl .KlbupateuiKota di l'ropm$i Bali} 2<J(IS ha! J-2

1nd1kator keseJahteraan yang kebaoyakan bersifat kualitatif antara Jain

tingkat kekurangan g1zi, kematian bay1, usia harapan hidup, melek

huruf, akses te1hadap air bersrh, fasr/1tas kesehatan sampai ke

pembcrdayaan gi:nder dan tmgkat kemtskinan, sehin99a 'Tlenjadi mdeks kompfementer atas md1kator-md1katx>r makro ekonor11r~.

Dengan munculnya paradigma tuJuan pembangunan yang

berpuset peda manusra (human centered development), rm1ka fokus

utama pembangunan bu~an hanya sekedar menlngkatkan perturnbuhar ekonornt, memperoesar pendepatan pert.:apita dan lain

sebagainya, akan tetapi pem~aagunan Ju;)a harus menampakkan hasil

pada i:e:i:ngkatan kualitas kehidupzn manusianya. Denoan kata lain

p~mbangunan harus juga diaral:kan i:;ada pencapalan tahapan-t:ahaoan

kualitas kchodupan manusia yang dapat diukur. ltulah sebabnya dalarri

dekode 1990-an UNDP menerapkan pengukuran pembJngunan

manusia datam Human C'evelopment Inde~s eteu Indeks Pernbangunan Manus1a (IPM).

Menuru• Soetomo (19d9) lndikatcr-lndikat:or unruk mellhat p~nlngkatan tarap hidup pada awa!nya lebih ber'!Wat tfconomlc Oriented. Hal 1:i1 !;epcnuhnyc!I dapat <!lpahamt karena bet>erapa faktor

antara lam: (l} espek ekonomi merupaki'n aspek yang lebih cepar

tampak di permukaan apabtla apablra klta blnra ~ent:ang taraf hidup,

(2) gejaia-geiala ekonorms leb1h mudah dikuantitatifkan darfpado

gejala S-Oslal yang pada das:irnya bersifat kuahtatif, (3} di ent~ra

rumpur ilmu-ilmu sosial, ekoncmi dianggap sudah lebih rneju uan lebit> awaf dalam melakukan studr pembangunan.

Dalam perkemoangannya kemudian disadari bahwa taraf hidup

masyarakat trdak cukup dl:;oroti dart aspek ekonominya saja,

melainkan juga aspek-aspek lain termasuk aspek sosiaL Todaro (.2000)

mengernukakan bah1va penerapan tolok ukur ~mbangunan yang

bersrfat el<onomis, sepertt oendapatan per kapita, herus didukung oleh lnd1kator sosret, sehmgga lehih ak.urat dan berrnanfoat.

Page 41: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

23

Dalam Human Development Report tahun 1990 (UNDP) d1sebutk.an:

"Nan11sia aoa/ah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tufuan utama dari pembang1.man ildalah menoptakan l;ngkun~n yang

memungkinkan bilgi rak:yatnya untuk menikmati amur ptmjang, sehat

don menji:Jlankan kehiduMn yang proc/uktif. Hof fni tamµakny3

merupakan. suatu kenveteen se!Jerhona. TelDpi ha! ini seringkali te1fupakan oleh berbagai keSibuk8n jangka vendek untuk mengumpulkan h.;rta den uang".

Dafam Laporan Pembangunan Manusia tahun 1990 tersebut Pembangunan maousio (l:uman development) dirumuskan seba9<1i oertuasan pihhan bagi peoduduk (enlar!}ITlg the choice of people), yang

dapat d1fihat darr proses ke a:ah •perluasan pilihanH dan sekaligus

si!bagai taraf yang dlc;ipai dari upaya terseout. Pada saat )'ano sama pembangunan rnar-usra dapet dilihat j:..~a sebagai pcmbanguoan

(tormauon) kemampuan manusla melalui perbaii<an taraf kesebatan, pengetahuan dan keterampilan, sekaligus seb:tgal pemanfaatan

(utilizatiori) kemampuan/l<eterampilan mereka rersebut. Konsep

pemban911n3n di atas jauh lebih :uas pengertiannya dibandingkan

den9an konssp oernbangunan ekonomi yang menekankan kepada

pertumbuhan (economic growth), kebutuhan dasar (basic needs),

keseiaht'!raan masyarakat (soda/ welfare), atau penge1,1bangan

sumber daya manusia (human resource devt>Jopment). Secara jelas d1111 {!~mblang kaltmat tersebut menekankan pembangunan yang

berpusat pada rnenusla, ya1bJ pembangunan yang menempatki.'~

manussa sebagai tuiuan akhir dari pembangunan dan bukan seba9ai alat bagi pe'71ban9unan.

Menurut UNOP upaya ke arah "pertuasan pilihan» hanya rnunnktn

dapat direalisas.kan jika penduduk paling tld11k memlllkl! !)eluano berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan keterampllan yang

memadai, den peluang untuk mereebsasikan pengetahuan yang

dim11iki dalam kegiatan pro<luktlf (rnrsatnve dapat bekerja dan memperoleh uang, sehingga memiliki oava bsu).

Page 42: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

24

1' HWIWI V<vclop.•er.t Report 19?i haJ I}

kesernpaten harus terst:dla bukan nanva uotuk oenerasi sekarang

tap1 harus Juga rnenlamm ketersediaan untuk generasi yang akiln

datang. Sela in ttu semua hP.ntuk sumber daya fisik, 1nar.usia dan alam iuga harus dapat diperbaharu;.

4. 0emberdayaan (Enpowennent}, Pembangunan harus dilkulaln oleh

semua orang, bukan semata-mata dilnkukan untuk. semua orang.

semua orang harus berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputuseu dan proses mempengaruhi mereka17•

SPGangkan menurut Sumatldumin dan Abdurrahim (:>001),

pembanquneu manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan rnanusia {penduduk) sebagai fokus dan ...asaran akhir

dari seluruh kegiatan pembangunan, yaltu tercapalnya peng~ai.aan

van~ sa.na. Semu;,, h~Mbatan terhada;> paluang ekonorr» dan poiltik harus dihapuskan, sehingga sernue orang daoeit berpartts.past dan mendapatkan keuntun\)nn dari peluang yang tersed1a;

3. Keb~rlanjutan (Sustain~bility ), akses terhadap pel1.ang atau

Sedangkan dalam Human Development RP.port tahun 1995 (UNDPJ, Pembangunan rnanus.a dJdefm1sikan sebagai suatu proses

untuk mernpertuas pilihan pilihan bagr oenduduk. Dalam konsep ini

penduduk d1jadikan sebagai tujuan akhor pembangunan (The uftimate

end}, sedangk.:in upaya-upaya dalam proses pembangunan dipandang

sebagai serene (principd1 means) untuk rnencapat tujuan tersebut.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan -neousta dlmaksud, ada

4 (empat) hal pokok yang harus dioerhatikan sebagai komponen kunc1 nembancunan rnanusia yaitu:

l. Produkhfiras (Productivity), ini berartl bahwa manusia harus

mempunya1 kemarnpuan untuk menmgkadca!"I produlttifit.asnya dan

barpartislpasi penuh dalam proses mencari penghasllan dan

lopangan kerja. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi merupakan

bagian darl model pembangunan manusla;

2. Keddllan (eQuity), bahwa setidp orang harus memilikl kesemoatan

Page 43: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

25

:s Ltlo>l 0 S~ dtm Dtidt S Abd1nhnn d:ilam P~ °"'"' P~...,n MaNISUl Untu.t Pctv1Ct1"'1'1fl Pcmho1lf!IJl")TI Doua>, Ba;>eda. Prcpittsi Jawa B1re1 200 I, p Hi "S-0"'1)anl>ol:o. />tD!er AJMa:an doM i'~ l.P3ES J.,_ 1983. p 14S

ates sumber daya (cencapeten untuk mencapal hldup layak),

peningkatan darajat keseheteu (usla tudup panjang dan senat) dan

meningkatl<an pendid•kan {kemampuan bace tulis dan keten1rnpilll11

untuk dapat berparusrpast dalam masyarakat dan keglatan eko11omi)'"

Oleh karena rtu pengertran pembangunan manusia lebih ditu1uka11

kepada peningkatan kulitas yang mendukung human growth (pertumbuban manusla ), vaitu ban9klt11ye rakyat, yang tanpa merasa

kurano dari orang lain, secara sosial efel<tlf dan merasa mampu serta bebas memilo.JI tanggungjawab bag1 kehldupannya seodirl, bagi keluarga serta komurntasnya19•

Laporan Pembangl.!nan Manusla (Human Development Report)

yang dll<eh.111ri<a11 oleh BPS, Bappenas dan UNOP (2001) meriyebutkan

?ahwa teporsn remt,angunan manusla merupaluln upaya untuk

mernbertkan 9\lmbaran tentang pencap~ian pemt;an9unan yang

dlcapal <ilel'l suatu wtlayah denpar. rrn!nqgunakim alat ukur berupa

:nd1kator kcmposir 1ndeks Pemb6ng..,nan Manusla (IPM) yang

merupakan ~e(jcmahan den Hu/11lJn D~velopmen Index (HDl).

Pencapaian pemban9ur.an 1Jimaksud akan dapat dliihat dorl apakah

konsep pemba119unan suda:-t berwawasan pembarigunan manusta at.au

bel~··n, hat lnl berartl bahwa secars konsen, pembangunan rt1;inusia

ya1.g diajukan oleh UNDP mengandung makna untuk melihcit

keterllbatan secare aktlf manusia atau penduduk dalam proses

pembangunan sejak perumusan i<eb,jakon, penentuan sampill pada

evaluasi kliblJdkan. Dalam ...aporan pemba09unan manusla inl, selatn

lndlkator utamo IPM, juga disajlkan 1ndill.ator kompOS{t lain yaitu:

• lndeks Pembangunan Gender (IPG); • Indeks Pemberdayaan Gender (!CG); llan

• lllUeks Kemisldnan Manusala (IKM}.

Sebagai ind1katnr komposlt, IPM, IPG, roe den IKM mel'!'lpu11fai

mantaat terbatas, tarutama kalau disajikan tersendlri, hanva dapat

menunjukkan status pcmbangunan manusia suaw wilayah. Namun

Page 44: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

26

'° l.1har F.n Ha<rom (200J).A"'1it'1.<i /Jupantas Ptm!JangtVIQll !leg).ONII Ji 1'"'fl'""' SulaM..,, Utara den J>. •opuus (i<Jrcn1afc>

derrukian manfaat yano terbata!'> ini dapat diperluas kalau dilakukao

perbandingan antar waktu dan aotar wilayah, sehin99a posisi relatif

suatu wilayah terhadap w1layah lam dapat d1ketahui, serta kemajuan

antar waktu di suetu wilayah den perbandingannya dengan pencapaian

kemajuan w1layah lam Juga dapat ohmali~i:>. secara umum indikator

tersebut bermanfaat setlagai alat advokas1 ternecap perumus dan

peoeotu keqiiak.~r. d1 setiap wilayah, khususnya yang berkaitan denqan

kebnakan publik yang akan dipllih dan d1tetapkanm.

Selanjutnya dalam Laporan Pembangunan ManuSla Indonesia

2004 yang diterbitkan oleh lembaga yang sama menyatakan bahwa

untuk melihat mentaat indeks pembangunan manusia (IPM) pertarna • tame k.lta perlu melihat hubungan antara konsep pembangunan

manusta dan mdeks pembangunan manusia.

Konsap Pembangundn manusla sanqatlah luas, mencakup hamplr

saiuruh aspek kehictupan manusia, mular d;ui kebe!:lasan

mengungkapl;an pendapat nm,>a• k.esetaraan jender, lai:angan

oekenean, gizl anak, sampei melek huruf orang dewa;;a. Seballknya

mdeks pernbanjunan manus1a mempunvar llngkup yang lebih sernplt,

mdeks 1nl hanya :lapat mengukur sebdg1an s11j11 dari keadaan

pembangunan rnanusra, terutama karena banyak aspek c!a1i ket:ldupan

rnanusia, sepert1 kebahag1aan atau hub\Jngim Clalam masyarak.at tidak

dapat diukur dengan angka.

Oleh karena rtu pusat perhatian naruslah diletakka'l lebih kepada

konsep dan pada mdeksnva, lm berern bahwa setiap keoijakan

pembangunan harus mendahulukan manusre, dengon menganggap

manusta bukan sebagai serene tetapi tujuan. Jadi setiap keb:lakan

harus bertujuan untuk mempertues pillhan yang tersedla bagl seluruh

warga dan sernuanva narus dilaksanakan secara setara dan

berkelanjutan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM} merupakan indikator

komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian

Page 45: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

27

" Bapeda dal\ ilfS Kallupaten Bekosi. Ain~l'U don PerkllJRl!P" [RtkkJ l'IMllJQJl/lt>JUH Atamma lll'MJ. /tide~ K;<m;sictl1lllt Mcnus1a (l1'MJ dml Jndd:s I'~ Jl!tldeT (U'J) ~ Beka« 20(13 ha! 9-111 " L1""1 ixl;s Lal>oran P""'DMGlJMn Maoos•a llldone<la 2004 ha! 12.

pembangunan rnanusra yang telah dilalOJkan di suatu wilayah.

Walaupun tidak dapat manqucur semua dimensi dan pembangunan

manusia, namun mampu mengukur climens1 pokok pembangunan

manusia yang dinile: mencerminkan status kemampoan dasar ibes«:

capabilities) penduduk, Ket1ga kemampuan oeser itu adalah umur

paniang dan senat yang diukur dari angka harapan hidup waktu lahir,

berpenaetahcan dan berketerarncueo yano dtukur melafui angka metek

hurup dan rata-rata lama sekolah, serta akses terhadan sumber daya

yang dibutuhkan untuk mencapai stanear hidup yang layak yang

diukur dengan pengeluaran konsumsi. Oleh karena it\J pemanfaatan

IPM detarn perencanaan Pembangunan harus duengkapi dengan kajran

dan analisis situas• ternedap hodikator·ind1kator yang mempenqaruhi

i<etiga komponen tersebut, metalut suatu pendeketan logis untuk

rnenentukan lndikator yanQ mempengaruhi perkembangan nllal IPM". Inrfeks Pembangunan Manusla mer.lberi beberapa petunjuk.

Keseniarga~ antara mceks te.:i<1ni dan 100 mer.:::e•m!nkan

"ke1<urangan" pembangunan mar.usla - jarak yanQ perlu ditempuh

oleh sedap kabupaten. Pcrbandingan selam" beberapa waktu akan

memperllhatkan kepada ~~ta kemaju:in atau lcurangnya kemejuan

suatu kabupaten tertentu. A~tcor kabupaten juga dapat depat

dlbandlnekan dan diberi peringkat, dengan demlkian !PM napat

berfungs1 sebaga1 pegangan untuk alokasi sumber daya22•

~PM mengukur pencapaian k<1seluruhan dari suaru negara datam

t1ga d1mensi dasar pembangunan .r.anus1a, yaitu larr.anya hidup,

diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, pengctahu&n/tl'lgkat

pendidikan, diuku r dengan kombinas1 antzir;i angka melek hurup pada

penduduk dewasa (dengan bobot dua per ti911) den rata-rata lama

sekotan (dengan bobot sepertlga) dan suatu standar hidup yang layak

diukur denaan peneeluaran pe• kapita yang telah disesuaikan

(Purchasing Power Peritv P.:iµi;,h).

Page 46: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

Menurut Laporan Pembangu:un Manusia Indonesia 2004, daerah

dapet dlkelompokkan rnenurut oencapatan !PM menjadi ernpat kategori

yaitu:

1. Daerah dengan IPM rendah veitu IPM di bawah 50;

2. Oaerah dengan JPM menenqah rendeh (!PM antara 60-65);

3. Daerah dengan JPM mener.gah tinggi (IPM entara 66-70);

4. Daerah dengan !Pi-1 tinggi (!PM di atas 70).

jKomPOn'en JPM ··- 1 Nllal I N!lal Keterangan

M~ks1mul'll . HJ!'llmum ··- Angka Harapan Hldup 85 25 Slandar UllOP

- ......... SYondar 1i11ni> · _,, Angka Melek Hurup 100 0 ....... IJHOP "m-un>l<an I Rata-rata Lama 100 0

Sekolah C:Vmbf(l'f<I !I"'" onroimen r.ttM

Oaya Bell 737,72 360 UNDP m~9.,.•ka" •oe 1 t1I Pf:' k.ap"- Yla"9 tetotl

-·-·· .. !IJ~e<ualkan

Tabet 2 Nllal Makslmum dan Nllai Minimum 11.omi:;onen IPN

Adapun nllal minimum dan nllal makslmum darl senap kumponen

adalah seba9a1 bsnkut:

lndeks X (t,j1 = (X{1,j) - )( (inlinl) I (><u ma<) - X (I min))·

Dimana : X 1,,11 "' lndikator ke i dari daerah j (i = 1,2,3 j ~

1,2, ... n);

X Umin! = Nilai Minimum dari Xl;

X.1 m•~l = Nilai Maksimum dari xi.

Dimana Xl = Larnenva rudup: X2 = Tingkat pent11dikan;

X3 = Tingkat kehsdupan.

lndeks Xl, lndeks X2, dan Indeks X3, dihitung deogan formula :

[PM :: i./3 (Indeks X1 + [ndeks X2 + Jndeks X3)

Page 47: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

29 a Uhat Tambun.an ( 200 l) Transform~ El::Dnotn1 ds /rKJ(Jl)eSa., Tt!(~i 0.1 ~n Emplns.

2.4. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terttadap lndeks Pembangunan Manusia

Menurut Tambunan (2001), Hvman Development Indeks (HD!)

depat juga drqunakan se1l9a1 salah satu indikator sosial untuk

mengukur tingkat kesenjangan pembangunan antar proprnsr. Secara

hipotetik cepar dikatakan bahwe semekm bail< pemba:'lgunan di suaru

wilayah sernakln tingg1 HD! daerah tersebut.

watauoun, data menunU]ul<l<an bahwa korelasi antara pendapatan

perkaplta dan HD! trdak terlalu kuat. M1salnya tahun 1996 Jakarta

menduduki pcsrsi teratas dalam HD! dan nornor d11a dalam PDRB per

kapita. Sementara Kalimantan Timur pal1119 tinggi PDRB per kap1tanya

tetar:i HDI nya berada pada posrsi ke delapan. Oemikian juga HDI

Yogyakarta paling tmggi !'etelah ()l(! J~kzrt3, tetapi posi&inya

terrnasuk rencah dalam PORB per kapita. Walaupun demiki;m satu hal

yang jelas a<lalah bahwa cropmsr-procmst yang ranki11~ KDl-nya

renJah leb1h w:iyak terdepat d1 I:idori!!s1a 8agian sarat~). Oe;ngar dernlkian kito dapat rnemaklumi bahwa peca aakekatnya

pernuancunan manusia yang berkuelitas bisa dilak<.1lcan percepatan

melalul pe:igembangan komponen-komponen indeksnva, namun

aem1!~1a., :idak semua komponen dapat diperoleh rnelalui pcnyediaan

fasilitas atau bantuan pemeriotah saja, eda komponen IPM. kbesesnva

yang bernubunqan dengan cave beli yang juga rnemerlukan upaya­

upaya ~ang senus dan seluruh masyarakat. Tir.gka~ pt:ndapatan rnasvarakat yang berkoitan langsung dengan

eava beu, diduga mernpunyai peran yang sangat C10111in;o11 dalarn

peningkatan kuelitas hidUP manusia fl)ng diukur dengan pencapatan

IPM, o!eh karena ltu pendapatan masyarakat yang sannat timpang

akan menyebabkan kualitas hidup yang timpang juga, sehlngga pada

akhirny:o akan mengurangi kualttac hidup manusia dalam satu wilayah

tertenru secere kumulatif. Dari uraien di atas dapatlah ditank setu kesimpulao bahwci

terdapat hubungan antara pendepeten yang l<urang merata dan

Page 48: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

30

tmukat pencapaian Indeks Pembangunan Manusia. Kesenjangan

pendapatan akan mengakibatkan pencapatan IPM mengalam1

hambatan atau gangguan, walaupun pendapatan bukan satu-satunya

faktor yang berpenga ruh tcrhadap IPM. Belum benyak penelltian yang dilakuken untuk menga nalisis

faktor-faktor yang beq:.it!nydruh terhadap penc<ii;aian IPM suatu negara

a tau daerah .. Dan bebarapa tuhsan dan la poran yang ditt!rbitkan oleh ' lembaga dunia seperti World Bank dan UNDP serta taooran

oernbencunan manusia Indonesia dan tulisan tentang pembangunan

daerah lebih ban yak meng upas pen ca pa ran target atau realisasi IPM dari tahun ka tahun, hanva sec:likit y<1n9 mengup'ls tentang faktor yang

• mem pengaruhinya. Has ii penentia n yang cukup relevan dilakukan oleh

A. Guriadi Baratil (2005} don Putu Eka Cahadhi (200!;) tentang

pelacakan faktor-taktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan

Manus1a ~1 Propinsi ~all menunjukkan bahwa Pembi'ngunan m;mu:>1a

sa 'lgat ::l1penqarun1 olet: fa/I.tor pemt>angundn ekonorm, iaktor

pembevaan pembangunan deerah, faktor kemisk•nan, dan taktor

kesehatan. Da lam penahnan 1n1 a kan d1laku kan pengidentifikasian faktor­

f<'lktor yang merr.pengaruhi Indeks Pembangunan Ma r.usia. Pemiliha n

va riabel penel1tian dic:las<irkan pada tiga aspek yang tercakup dalam

IPM yait11 aspek keseneten, aspek perid1cikan dan aspek pendapatan.

llntuk asrek p~ndC1µata n akan d1gunakan vanabel PDRB per kapita,

untl.k a,.pek pendu!i kar. aka n d1gunaka n variabel sarana pendidika n

dan rasio guru ternaoap mund eada nnekat sekolah dasar. Sedangkan

aspek ke<:ehatan akan dig unakan variabel sarana kesenatan, rasro tenaga medis per seribu penduduk, dan persentase rumah tangga

Yil ng mempunyai akses terhadap air bersih. Variabel-variabel ini akan

IT'eniadi peubah bebas delam reg resi va rta bel IOM. Dengan demikian

a ken da pat drembil implikas1 keb•Jaka n dari hasil ana lisa terse but

untuk meningkatkan IPM suatu daereh.

Kepadata n pend udu k merijath peuba h bebas untuk rnenjadl

kontrol variabel lam, karena pemer1 nten daerah cenderung untuk

Page 49: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

31

melekukan berbaga1 program pembanqunan yang berkartan dengan

percepata n pemngkatan IPM pad a daeran-eeeran yang kepada tan

penduduknva t1ngg1. Sebaliknva daerah yang padat penouduk Juga

akan mengakibatkan pemenuhan jasa kesebatan dan pend1d1kan yano kuranq ha1k dan t1d11k rnarata, sP.hmgga h1sa herdarnpak nP.g<it1f

terhadap IPM.

Page 50: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

-- ------~

Page 51: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

32

24 Lihat Khusaini (2002) ha! 30-31.

Jangka waktu observes: untuk menganalisis tinnkat dispantas

pendapatan ditentukan selama 9 (sembilan) ta'iun yakni antara tahun 1996-2004, sementara itu rr.engingat adanya kebijakan perubahan

jumlah kecamstan. maka untuk manqanehsis tingkat kernajuen kecarnatan hanva akan dianalisis pada 4 (ernpat) tahun terakhir

observasi, yaitu rahun 2001-2004. Sedangkan unttrl< rnenganalisis

faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian IP~ akan digunakan

data panel atau gabungan data "cross secsion" dari 23 kecamatan

selama 4 (empat) tahun, yaitu tahuu 2001-2004 sebagai data "time

series" nya. Menurut Baltagi (1955) dalam Khusairu (2002) keuntungan

menggunakan data panel24 adalah:

1. Mampu mengontrol heterogenitas individu;

2. Ban -ak memperoleh informasi lebih bervariasi, mengurangi kolenierttes antar variabel, meningkatkan degree of freedom

dan lebih efisien; 3. Lebih baik untuk studi dynamics of adjustment;

4. Mampu lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur effek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross

section murni atau data time series mumi. 5. Dapat menguji dan mengembangkan model perilaku yang

lebih kompleks.

Ruang lingkup penelitian dibatasi pada Ketimpangan antar

Ker:amatan (meliputi 23 Kecamatan) yang ada di linqkunqan Pernerintah Kabupaten Bekasi. Sementara obyek penelitian adalah . PDRB riil perkapita (PDRB Perkapita atas harga konstan tahun 1993),

Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nenqan seluruh indikatornya.

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Page 52: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

33

Analisis Weighted Coefficient of Variation {CVw) eteu dil<enal

dengan lndeks Williamsofl, yang digunakan untuk menglden!itikasi disparitas pendapatan antar kecarnatan detarn wilayah Kabupaten

Bskas], Nilai rndeks ini berkisar antara fl()/ dan ~w. lika nilai indeks

semakm mendekati satu berarti kesenjangan regional semakin besar,

3.3.1. 4nallsis Weighted Coefficient of Vart,.don (CVw}

Penelitian im menggun11kan metods penelitian analisa data secara C:eskriptif dengan menggunakan alat ana6sa berupa :

3 ,J, Tehnlk A11alisis

Pengumpulan data c!ilaKukan dengan memantaatkan data-d~ta seKunder yang bersifot kuant1tatif uan kuaMtatif, yang dlperoleh

dengan memanfaatkan doku .. ~n-dokumen resml fang dlterbitkan oleh

1nstans1-!nstan~i terk~il di Kabupaten Bekasi sep@rrl Bappeda, Badan

Pemberdayarn masyarakat, Dmas Pendidik~n. Dinas Kesehat;in, Badan

Puset St?-tistlk Ka!lupetcn Bekas1, Ba~1an Keuit.1910 dan Bag1an Bina

Tata Pemenntahan Setda Kabupaten Sel<<!s1. Selain itu peneiltlan lril

NDa memanfaatkan sumber-sumb'!r literetur dan Jumaf yang t>erkaitan dengan objek penehtlan.

Vntuk melengkapr dat11 yang kurang Clan untuk kepentinqan validas1 keakuratannya, maka drlakukan wawancara dengttn pihak­

pihak yang memlhki keter1<aitan dengan peningkatan Indeks PP.111bangurian Manus1a d1 Kabcpaten Bekasi.

3.2. Metode pengumpulan data

Karena penin9katan IPM diduga dipengaruhi ole)l faktor ekonorm

dan raktor non ekonom1 seperti pend1dikan 1an kesehscan, rnaka untuk

mernudahkan pembukt.an adanya urspantas pendapatan da n

pengar;.ihnya terhadap penc;ipa1an Ii>M, maka akan dianalisa terfebih

dahulu tingkat disparttas pendapatan yan!J teljadi dengan

menggunakan lnl.leks Williamson (I"·), baru kemudian akan dianalisis t1pologi kecarnatan dan faktor-faktor yang mempcngaru~i pencapatan IPM dengan 'men!'.;gunakan regresi data panel.

Page 53: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

34

Der.gan mengJunakan lndeks Williamson inl, llasil penelitlen

Safrizal (1997) dalam Salmon (2005/, pede periode 1971-L993

m=nunjukkan Jcesenjangan antar proplnsi Ji Indonesia Bagiim BarJt

berada pada CVw entera 0,179 - 0,392. Sedanakan unwk wilay~h

lndonesra Ba91an Tunur berada pada Cl/w 0,396 - 0, 544 dan

cendertJng meninykat Has1l penel1tian orcing yang sama pada tahun

2000, menun)ukkan bJllw~ pada periode 1971-199G terjadi penurunan

ln1eks wuuamson yang herkisar antara 0,4 - 0,7, sedangkan tanun

199!! turun darf :J,671 (pada tahun 1997) menjadl 0,65 (pada tahun

1998). Penurunan 1ni diseba!:>kan terjad1nya k.nsrs ekonorru, eimana

banvak daerah ma}u dengan tingkat konsentrasi industri yang tinggi

sepem di Pulav Jawa mengalami kernundura n ekonomi yang sangat

tajarn, Berbi1ga1 kecenderunqan osa terjadi da:am masalah ke~njangan

antar daerah (Indeks W1Jliamson), ada naerah yang mempunyai tren

kesenjangan yang menurun, Joa yang ma kin meningkat don ada yang

berfluktuasi da!i tahun ke tahun. Kesenjangan pendapetan antar

Olmana:

Iw = Jndeks Kesenjangan regional

Yi = PendaP<Jtan regional atau PORB riil per kapita kccamirran «e I dafam Ksbupeten Bel:asi

Y ~ Pendapetan regional iiJUJtJ PDRB riil per kapita Kabuf)8ten Beka<>i

n = F!anyaknya kecsmeten;

Pi = Jum/ah oeoduauk. per tengahan tenun kecamatltn ke i P = jun-:lah penduduk certf:r.gahan tstu»: Kab,1pate.1 Bekasi

lw = V ~(Yi-Y)2PVP y

Jlka n1la1 mdeks semakin rnendekau nol berarti tmgkat kescnjangan antar kecamat:an keen.

Ru mus.an matematika dari Indeks W1Jlramson adalah:

Page 54: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

35

15 L.1hat Antlrftm Salmon. D1.tpi1r1t(1.f J'endafl(l1an lkln Tr'ati.tforl'ltllM .~n&.uual J1 flwnalt:ro llt1vo. T..,s MPKP UT ha! )0 ~I ~ L1ha1 Me1<..i., J>"lsllllW~• \nm lndels (fooaro2•.~)0, page 187·1~8)

daerah yang c:enderung menmgkat selain yang terjadi di Jndones1a

Bagian Timur penode 1971-1993, JU<.Ja dapat dilihat dari hasil

oenehtian V1c~or Winarno (2005) yang meneqanahsrs Oisparitas

Pendapatan d1 Kabupaten l<laten, has1I penelitiannya menunjukkan

ba hwa dtspantas pend a pstao antar kscarnatan di kabupaten Kia ten

oertode ~993-2002 cenderung meningkat (lw 0,3578 pada tahun 1993

dan 0,5896 paua tahun 2002).

Sementara 1tu hasil Penelltlan Akita dan Lukman (1995)

menemukan bahwa ketimpanqan antar ceeran di Indonesia periode

1975-1992 mengalam1 penurunan, dermkren h~lnya hasil penelitian

Lub1s (1995) pada periode 1983·•993 kcsenjangan pendapatan anter

daerah di Indonesia makin menu··Lm25•

Has I Penehtran Salmon ( 2005) O/w nenode 1923· 1~97

cenderung mcngecil/menurun sedanqkan CW periode 1999·2003

menaik kembali. Ker.1mderungan yJng fluktuatif ini juga di'lpat dilihat

dart has11 penebnan Saf1tr1 (2005) ternada p d•sparitai:: an tar daerah c1

Propins1 Bengkulu pP.riode 1983-2003, di mana lndeks Wi:liamson

cenderung berftuktuatif dan sernekin rnenurun,

Mela I u; pengh1tunga n Indeks W1iliamson pada periode 19S.6· 2004

untuk K;,bupat~n 8ekasi diliarapkan dapat manunjukkan tren atau

kecenderungan kcsenjangan antar kecamatan di Kabupaten Bekasi

delarn periode tersebut, Sf!hingg& a kan tergambar suetu gambaran

polo ketidakmeralaan anta r we ktu yang te•Jadi, dengan metode yang

sa ma akan d ia nahsts va •1as1 pencapaian IPM setiap kecamatan untue

melihat <!1 .. pantes atau kesenjanqan 1P"'1. Selam Indeks Williamson, untu k peroa ndingan jug a dilakukan

perhitungan disparitas denaan menggunakan Gini Indeks (kurva

Lorenz)26 dan Coeffic1en of variation. Namun demikian hasil i;enghitungan iodeks ini belum dapat

menggambarkan tmgkat perkembanqen pendapatan maupun

perturnbuhe n ekonorm yiiog teried 1 seca re horizontal pada masing·

Page 55: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

36

:r. Lihal Kai~ (2COQ) d.an l<.aryan1 (1'>911)

1. WI/ayah Keramatan Maju clan tvmbuh cepat (Keamalan Se;"ahtera), yaitu kecernatan yang laju pertum!Juhan ekoriomi dan PDRB per Kapltanve feblh tlng9/ darl rata-rata Kahupat~n.

Kecamatan 1n1 merupakan kecernseen yang paling maju tlngkat

pemba11gunan dan pertumbuhan ekonomlnya. Kecamatan in;

bt>rl'dA pada kuadrvn I, yaltu kecematen yang paling maju tingkat

pembangunan den pertumbuhan ekonorrunva.

2. Wilayah Kecamatan Berkembanp, vartu kecamatao yang l<fju pertumbu!'lan ekonomi lebih tinggi dari reta-rete l<ebup11ten, tetapi

PDRB per Kapitanya lebih rendah dari rata-reta kebuperen.

Kecamatan lnl bereda pada kuadran II, yaitu kecernaten yen9 mempunyai potensi tinQkat pemoancunen yang nesar tetal)i belurn

diolah sepenuhnya.

3. Wilayah Kecsmstsn Relatif Tertinggal (Kurang berl<embang), yaitu

k.ecamatan yang laju pertumbuhan ekonominya lebilJ rendah dari

Kl1:1<1sen, a<ld empat ketornpok

perkeml:'angan pembangunan antar eerd.isa rka 11 Tipologi

daera h/keca mata n dalam

kecemetan ;aitu: r

Tipologi Klaasen, telah banyak d1gunakan oleh Badan Pusat

Stanstik yiing digunak.an untuk mengetahui tingkat kemajuan

kecamatan, deuga n ka Lil l<1in keca matim mana saja yang suuan

mengalami kemajuan, sedang berkembang, masih tertinggal maupun

yang mengalami kemunduran atau penurunan perturnnunan ekonorni.

Penggolongan suatu daerih/lcecamatan dilakukan berdasarken

perband1ngan antara laju pertumbuhan ekonomi (l.PE) dan PD~B per

kap1ta kecamatan tcraadep angka PDRB parkapita rata-rate

Kabupaten.

3.3.2. Tipologi Klaasen

masmg kecamata n, untu k keperluan rtu maka digunaka n a lat anali$i$

la111 ya1tu T1pologi Klaasen.

Page 56: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

37

Hasil pengelompokkan kecamotan ini juga akan dlgunakan untuk

membandingkan tingkat pencapaian IPM dari masin~-masing

LPEi < LPE rata-rata Kab PDRBi > PDRB rata-rata Kab

LPEi < LPE rate-reta ~- eb l PDRBI < PDRR_r_~~~-rata Kah

~·~~-K-U~A-DRA:-:-'.N:-:-=1~11::-~~-r~~~~-K~U~~~D~RA::-:-N:-:-=l~Y,--~~~ ~~~~--~~~.~~~~-+-~~-·~~~~~~~~~~~-

] Wilayah Kecamatan Relatif Wllayah Kecamatan Maju Tetapi

Terttnggaf (Kurang Tumbuh L..amban (Kesejahteraan berkembang) menurun dan berpotenst tertinggal),

!

LPE1 > LPE reta-rate Kab PDRBi > PDRB rata-rata Kab

LPEi > LPE rete-rata Kab PDR6i < PDRB rata-reta Kab

KUADRANI Wiiaf<ih Kecamatan Muju dan tumbuh

cepat (Kecamat.ln ~ej::ihtera},

- . UADRANll veh Kecamatu 11 embang Cepat.

-rabel 3.1 Pengelompokan Kecamatan Berdasarlcan tipologi ld;;asan

4. Wi/ayah Kecamaran Ma)u Tetapi Tumbuh Lamban (Kesejaflteraan

menurun clan berpotensi tertinggal), vaitu kecamatan yang laju

pertumbuhan el<onomi lebih rendah dari rata-rata Kabupaten,

tetapl PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari rata-rata kabupaten. Kecamatan ini berada pada kuadran N, yaitu kecamatan yang

relaef maju, tetapi kini tingkat pertumbuhannya melamban akibat

tertekannya ke91atan utama d1 kecamatan ini.

Berdasa rka n Tipologi Klaasen, kecemeten yang ada di Kabupaten

Bekasi ake n dihrtu ng da n diba'ldingk<ln Laju Pertumbuh<1 n Ekonomi

(LPE) per kecarnat:in dan PDRB per kaptta masing masing dec:gan LPE

dan ?ORB per Kap1ta reta-rata Kabupaten Bekasi. Has1\ dan

pHhi~ungan terse but akan meng hasuka n emper kuadran kelompnk

Kecamatan berdasarkan pert'Jmb\.!han ekonomi dar. pembang•J:lan

PDRB per kapita nya. Keempat kuadrat' terseb::t adalah :

rata-rata Kabupaten, nan PDRB per Kapitanya febih «ecn dari rata­

rata kebuparen. Kec:amata11 ini berada pada kuadran III.

Page 57: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

38

Dimana : Y, = Vanabel terikat untuk µengamatan kP. i periode t; Ile = Intercept atau konstanta;

Y,. = Po +px .. + s11

3.3.3. Ana1is!s Regresi Data Panel, Anansis Regr<:si data panel d1gunakan untuk men~anali~is faktor­

faxtor ekono-m dan sosiet yang rr>empen9a1 uhi uenceperen TPM di 23

kecernatan yang ada detarn wilayah xanupaten Bekasi seiarna 4 tahun

ya1tu tahun 2001-2004. Hal oni dliakulo.an mengingat pennamatan terhadap !PM baru berkembong ':Ian menjad: pertiatian pemerintah

pada akhrr dekade semb;!a'l outunan, sehingga data y3ng tP.~rli<t

s;;ngat terbatas. Mcnuo ut GoJah (2000) datam Lyndon (2001), pcnggunaan data

panel merruhkt keuntunqan-keu.mmqan: pertama, memur.gkinkan

jurnlah data mernngkat, dan ha! ini akan menghas1Jkan derajet bebes

tambahan, s~hingga dapat menguran91 ko!eniaritas antar variabel;

kedua, memasukkan lnformas! yang berkattan, baik den9an variabel

kerat lintang ~cross section) mauoun deret waktu (time sefie:;J lebih

bervanasi dan dapat mengurangi masalah yang rnuncul apabila ade

vanabel yang dihilangkan. Panel data juga dapat mengontrol

hetero~enitas individu (daerah).

Bentuk Persarnaan umum regresi data panel adalah sebagai

cerikut :

kecamatan. Apakah peda kecamatan yang masuk kategori rneju dan

tumbuh cenat. tmgkat pencaaarain IP1\I nya juga cepat atau malan sebaliknya. oermkran juqa pada kecamatan yang relanf tertinggal,

apakah pencapaian IPM nya 1uga tertingga! atau sebaliknya malah

relatif rnaju dibandingkiln pencepaian !PM pada tipologi kecamatan

yang lainnya.

Setel(!h g~rnbaran rnenqenar vanas1 pencapaian IPM peda rnesinq­

rnasing noe kecamatan d1peroleh, maka untuk menganallsis faktor

faktor yang berpengarut: ternacao IPM digunakan anausrs regresi linier

:Jerg~nda.

Page 58: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

39

Dari fungs1 umum te:rsebut kemudian d1hasilkan varlabel -

vanabel vana akan l.iigu11akan dalarn regresi yaitu:

: Pembangunan Manusia xecernatan:

: lndi kator Perekonomia n Kecerneten,

: Indtkator Pendldikan Kecamatan; : Indiklator Kesehatan Kecamatan;

: Indi kator Demog rafi.

Dirrana : IPM

IPK !PEND

IKES IDEM

JPM = J (IPK, IPEND, lKES, IDEM)

~" lh, ~a_ •••• ,Jl,. = Knefisien regresi;

X1, X21 X,,, ••• ,x. = Vanabel BP.bas (variable sosial dan

ekonomi yang berpenqnruh terhadap pencapaian IPM);

= t , 2, J, ... N, menunjuk ke data cross section

( mdrvtdual/daerah );

t = 1,2, ..... T merujuk ke periode waktu tertentu;

s a = eatat/error untuk daerah ke i dan penooe waktu

t dan drasumsrkan mempnnyai rata-rata 0

dengan varians konstan serta tenlistribusi

!ndcpenden an-ar waktu dan individu/daerah.

Penggunaan data panel juga menernbah dlmensi kesulitan baru

mengenai masalah spesifikasi model; dengan data panel pen;iganggu

(d1sturbanre tl"rm), kernunqk.nan menganclung pengganggu yang

oerkaitan tiengan time series, cross section dan Komblnasinva. Oleh

karena itu pertu dllakukan oenguj1an dalam rl'l'lgka menenrukan model

rnana yang pahng sesue: dengan karaktaristrk data y:ing dlm1hk1.

8erdas<1rkan lendasen teorl untuk faktor-mktor yang

men>pengarut:I pembangunan manusi.l yang diwal(ill IPM, bentuk

umum model yang d1peroleh dan llteratur den beberapa ptmelitlan

\'ang teian dilakukan sebetumnve, antare lalr. oleh A. Gunadl Brata

(2005) dan Putu Eka Catwadh1 (2005), setelah mengalaml beberapa

oenvesuelan den9an tujuan ca11 data yang ter~di11 adalah:

Page 59: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

40

'Y = IPM kecamatan

Xl = PDRB per kapita kea.matan ADHK 1993;

X2 = Jumlah sarana sekoJah dasar:

X3 ~ Rasio guru tertladap rrurid paoa tingkat sekolah

dasar;

X4 = Jumlah sarana kesenatan kecamatan;

XS = Rasio te.1aoa medis per 1000 penduduk;

X6 = Kepadatan penduduk kecamatan;

Dengan mengambl1 n.ode1 tersebut kaml menemnatxan IPM sebaoa1 vC1ridbel tenkat, sedancken beberapa variabel l>ebasnya

adalah vanabel yang diduga beroengaruh terhadap !PM, maka mode!

regres1 yang akan d1k~mbangkan adalah:

lua.;

Persentase

nrang/tOOO pendvd1.1k

I • Rasio ')uru terhadap murid tlngkat SD/tU

! ··--:------t----,------,--,----+--...,..,.---- . Kasehat:m • Jumlah sarana kesehatan Un'Vkec;;matan ( Kec:arr.aran (RS, Puskesmas, Pustu)

• Raslo tenaga medls (ookter, b1dan, per'lwat) per seribu penduduk

• Rumah T11n9911 puny~ .----.,.-.,.----1---"a~es terhatiap air-,,..:.be""""""'h~-1-----.-

Kependudukan • kepadatan per-duduk Oran9/Krr. kecamatan

( ·-·--+-------------+-·-·· . ·---· I Pendidikan • Jumlah gedung SD/MI I un1t/kecamatan · Kecamatan

I Orang/murid

Tabel 3.2 Indikator dan Vanabel - variabel Penelitian

sla Manusia (!PM) l erikat ,_ JJ.!L. . J

konomian : • PDRB per Kapita ADt-!K Jutaan Rupiah j VariabE.I · · Kecamatan 1993 bebas

j (Xl) _ _J · Van<1bel 1 bebas 1

{Xl) I Vanabel J bebao; <>CJ> .. ·-I

l Vanabel , bebas I (X4) '

I '1 bebes (XS) v. bebas

X.7

Page 60: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

41

Def1 russ 11ari11hlP. saca ra operasional dala rn tulisan ini menggunakan definisi BPS kecuali untuk data yang diambil dan luar

BPS, yaitu :

1. IPM Kecamatan adalah Nilai pencepaton Il'M kecamatan yang

ada di Kabupaten 8ekas1 peda tahun pengamatan.

2. PDRB Riil per kaoiUt adalah nilai produksl l:>arang dan jase ates dasar hama l'<:>ns!<on teh1111 1 ~<n, v~ng dif)ro<luksi (dillasifkan)

olen berhaga i unit nrodcksi di suatu wilayah/reglon pada

jangka waktu setahun d1b:ig1 .'.!<!ngan jumlah pendurluk

;iertengahan tahun wrlayah tersebut.

3. Jumtet» sarana pendldlken dsssr: adal;ih Jumlah gedung

Sekolah Oasar (SD) clan Madrasah lbt1daiy"'h (MI) yang ada di

tlap kecarnaran: 4. Raslo guru terneaeo murid pada tmgkat pen<1/dlkan d3sar

adalah banvaknve gu•u Sekolah oeser (SD) dan Madrasah

Ibt1da1yah (MI) dibandlntiken deng?.n juml1th muridny .. ;

5. Jumlah sarana kesehl'tan: adalah ~umlah rvmeh sakit, puskesmas den puskesmas pembantu yang ado di clap

kecamaten. 6. Rasio tenaga kesehatan per 1000 penduclul< adalah bllnydk11yt.

tenaga kesehatan yan9 terdin dan dokter, bidan, oan !)erawat

d1 pussesmas dan rumah saklt umum pemenntah dlbagi

dengan jumtah penduduk kemudlan dlkalikan 1000.

7. Kepadatan Penduclul< adalah jumlah penduduk yang ada di

kecamatan yang drarnatt dibag1 dengan luas kecamatannya;

8. Persenrasi rumah tJngga yang mempuny<1i ekses terhildap air

berstn adalah [umlah rumen tangga ycm•J punyet akses

ternacap atrt bersth d1bag1 seluruh rumah cangga dalam satu

kecamatan kemudran drkalikan 100. llntuk mend uga para meter da r1 persa rnaan reoresi data panel

digunakan rnetode kuadrat terkec1I (Ordinary least Squares/OLS),

'X7 = persentase rumah tangga yang mempunyai

akses terh<>dap air berssh.

Page 61: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

42

?¥ \VJdal)l)nO dalam 1:.·1«.momerr1ka. T1tor1 ,fa1t AplsJ<"',.,, pa,ge 262.1ih:u ~uga S\.3t1f S~'Dhtltl l'.:uiolalMn Data Pq,,el, pase S

= 1, 2, 3, ... N, menunjuk ke data cross cecnon

(i nd1v1dual/ oaeran ); t = 1,2, ..... T merujuk ke perioae waktu tertentu;

3.4.1. Pe11dekataan Ku3drat l'erkec!I (Fooled Least Square)

Pendekatan paling sederhana dalam pengolahan data panel

ade1lah denga n mengg unaka n metode l<uadrat terkecll : 01.:3) brase

yang urterapkan dalam data yang barbentuk panel (kombin.ll>i antara

data nme series dan data cross secton). Tehni~{ ini 111ga d1kenal dengan

nama esttmasi Common effea. IJalam model ini perrl'lku diasuons1kan

sama antar indiv1du (daerah) dan antar waktu. Oengan demikian baik inrPrsep maupun slop antar waktu maopun antar if'ldividu dianggap

konstan, asumst rru jelas sangat berbeda derrqan kenvataan

sebenarnva, karena karakteristik antar indiv1du Jelas tidak sama.

Dalam anansa model reg•esi data panel ada t1ga pendekatan yaitu

( 1) pendekataan kuadrat terkec.t (Pooled I.east Square) arau estimasi

common effect, (2) pendekatan efek terap (Fi)(ed Effect) atau sering

j~ga drsebut tehruk Least Square Dummy Vansbel (LSDll) dan (3)

model pcndekaten eFek ecak (Random ~fleet)-;:>..

3.4. Pendekatan dan Pemllhan Mo'!lel

vaitu dengan mengoptimumkan jumlah kuadrat dari residual (sisa)

yang rnerupaxan jarak dan nil;u pengamatan dengan 9t1ns n~gresL Bila

sem ua asu ms: terpsnuh i, koef1sien reg resr pada persamaan regrest

terse but mcngu kur besarnva penga ruh vari<1bel bebas X terhadap

variabel reriket Y. Sementara kemarnpuan model secara keseluruhan

dalam menerangkan variasi perilaku vitria~el tenkatnya ditunjukkan

oleh 11lai ~oefisien determlnannye (R2),

Pengola nan data dilakukan denaan bantua n komputer

menggunakan Software EVlews 3.

Page 62: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

44

l.5. Pengujhm Model

PenguJ1an model ini lebih diarahkan kepada uji model dan uji

asurnst pada modal rP,f)resi delta panel. sedangkan untul< Indeks Wrliiamson dan T1pologi Klaasen s11dah cukup jelas dapat dilihat dari has1I analisis, pengujian mocel dimai<sud meliputi:

a) Uji Prlrsial (uji t), dil~kuklln untuk mengetilhui apakah valiabel

bebas dalam model regrl!si bener-oeoer mernpunyai penqaruh

yang berart1 terhadap varibel tP.nkacnya. Statls1:1i<. -.;ji yang

d1gunakan adalah stansnk t hitUng yang meruoakan rasio antara

koefisren regresi terhadap standard ermrnva. Oalam hal ini

chgunakan p-value (Probabilitas menerima Ho} atau juga disebut

signifikansi t (s1g.t) yang dibandingkan dengan taraf ..iji o. Jika p-

a. PenguJ1an F untuk pemilihan model Pooled atau Fixed Effect

UJ1 F digunakan untuk mengetahui apakah tehnik regres• data panel

dengan Fixed .,rr.,<.t lebrh lliiik dan model negres1 date panel tanpa

vanabei dummy dengan rnennar nes1dua1 sum square (RSS).

Adapun uji F statistiknva auaran set>gai berikut:

F N+T·2.N'·IH = (RSS. - RSS2) / IN + I - 2) (RSS2) I (NT - N - T)

D1mana : RSS1 ~ residual sum square model pooled

RSS2 = residual sum square model fixed effect;

N = jumlah kecamatan; I ., jumlah waktu.

Jrka dari hasil perhltungan tersebut F uj1 lebih besa_r dari F tabei,

rnska model yang cocok untuk karakteristik data yang sda adalah

model efek tetap (Fixei.J Effect).

b, PP.ngu11an Hausman untul' menentu~an pemihhan mod~I Fixe1 F.ffect at;w Random E:~ct

UJI Hausman tJdak kam1 lakukan, kanena data van~ digunakan

adalah data POPvlasi, bukan sampel yang dlp11th secara acek, rJengan dem1k1an kc:ml hanya alc"n rnen\)uji pemihhan model antara

pooled atau fixc1d effect dan tidak melakukal' perruhhan model random effect.

Page 63: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

45

value -e; a, maka rupotests no\ d1tolak, yang bcrart\ bahwa

variabel be bas tersebut mernpu nya1 pengaruh yi:inq signifikant

terhadap vana bel teri katnya.

b) IJJI model secara keseturuhan (uji F}, dllakukan untuk

rnengetahui apakan model regresi secara keseluruhan dapat

menjelaskan vanasl perilaku var.abel terfk11r.. Statistik uji yang

digun!'lkan adalah Statistik F hitung yang dibandingkan dengan F tabelnva. Dalam Eviews bisa Juga digunakan o-etue (Probabilitas

menerima Ho) atau juga disebut s1gn1fikansi F (sig.F) yang

dibandingkan dengan taraf u.!i o. Jikcs ~11a/ue < a, make

hlpotesis nol ditolak, yang oerarrt banwa model tersebut deoet

menjelaskan variasl perilaku vanabel terikat secara slgn:fikant. c) Ujl Koefisien Detennin;;,s/ (R2), adalah 11nh1k m~ngetahul

pros-entase dari model datam menjelaskah vartasl perilaku

vsnebel terikat. Makin t1ngg1 persantase R2 (mcndckati 100%), oerern mak:n t1n991 kemampuan model c!al11m menjelai:k.an

prllal<u vartabel terikat.

d) UJI Ast:msl, Asumst yang harus ,jlpen uhl da tam penggunaan OLS

adalah: t) E(g,) = O; I= t , 2, 3 .... , N. Asumsi inl menvatakan bahwa

nllal harapan (rata-rata) dart a, (selis1h antara nital penduga Y

dengan nllnl seber-arnva) adalah nol (O). Menurut Gujarati

(1978), esums: in1 mungkin tidak sangat kritis darl segl

prakt.s karena hal fni hanya mempengaruhi intP.rsep dari

reoresr dan dalarn praktek nilai mtersep biasanyo !ldak

terlalu pentir.g.

2) Var (•,) = cr2 ; i = 1, 2, 3 .... , N, Asumsf ini menyatakan

bahwa keragaman (Varian) dari o; untuk setiap penggunaan

adalah same yaitu sebescr <!. Kondisl ini di sebut

Homo:skedastis!tas ateu verlans sama. Penggunaan data

panel berarti juga meng9unakan data keret lintang (cross

section date) dan ini bisa dresumsikan bahwa model

melakukan pelanggaran homoskedastisitas. Salah satu cara

Page 64: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

46

'.>l' SyahnaJ. Syar1f. Pettt;t>luhun Dalo Pm.sl. J>*.ge h 7-l !bJ~ :w (,

4) Tidak ada Afultllcoleniaritas diantarz v;,.iabe1 bebas. Kondisi

multrkolenierltas terjad1 Jika ada vartabel bebas yang

mempunyai ko,elas1 (hubungan linier) 'fang kuat dengan

!"(4-dl) < DW< 4 j Terdepat autokorelasi negatif r di :5 ow s du atau ·-··rTldak dapat disim-pclkail.- 1 (4·du) S DW S (4·cll) ;

~------

I >--------------·t-=--:-----:---:--:----,C":":'--t ' OW < di Terdapat autokorelasi positif

! du < ow < (4;du) I Tidak terdapat autokorclasi

Kestmputan Nllal Slatlstlk DW

Tabel 3.3 Perbandlngan Nllal Durbin Watsor. Statlstl!< untuk

UJI Autokorelasi

untuk mengecek bomcskedastisuas yaitu dengan melihat

Sum SquiJre Error (SSE) sebelum dan sesudah diben

perla kua n c:1oss section weights dan White Heterskedastidty­

coasssten: standard error and covanil11ce. J1ka nilai SSE

sebelum d1 benka n pertakuan terse but lebil\ besar dart SSE

sesudahnva, dapat drasumsikan terjadc heteroskedastisitas, den setelah diberi pertakuan seperti di etas. model dapat

drasumsikan homoskedast1s1tas30•

3) E {e,. e1) = O; l "' j; Asurnst ini mcnyatakan bah1•:a tidak ada

Autokorelasi dari e, y6ng berurutan. Robert S. Pindyck

(1991) datam Syahrtal mengatakan bahwa autokorel.>1 dapat

memoeneaarvm efes1ens1 dan estiri''dtornya. Asumsi inl

dapat ~1uii dengan meinbandingkan angka Durllin WalSon di h;incllngka:i dengan rabemva, nllai OW yang ideal l>erada di

sekitar angka 2, dan care mengatasinya dalah der.gan

membcnken p!>!rlPkuan cross sect1un v:eight:;, seh1ngga

diperoleh angka Durbin Watson yc.og lebih balk:.'

A1:tokorelas1 b1ase nyai sering tened I ptiuti d11ta time srrtes.

Page 65: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

47

.'2 lb1d haf 6 "L1h~' AchJar, NuJul dalam f>tspr.rtlrl• I'cmtxmgrmun Ht:gwnnl

Keleb1han tnceks Williamson adalah mudah dar, prakns untuk

mehhat adenva ketrmpa ngan c1ta u disparitas antar region rneupun

w1Jayah da:am satu re(i1on tertentu, seda1~~kan kelerr.ahan 1ndeks mi

ada lah ka rena tiersifat agre9at, sehingga tidak dapat dikf!tahui deeran

mana saJ<' yang mernbenkan kontnnus, terhadap disparitas".

Namun dermkian karena tujuan penuhsan ini SP.ndiri hanya untuk

mehhat tingkat dispantas yang te rjad1 di Kabupaten Bekasi, m~k<1

pengunaan rndeks ini sucah cukup untuk d1gunakan.

Mengingat Indeks Wi!lla,nson hanya mampu memberikan

gam bar an ten tang terjodinya keum l)angan secara cigre9at dari tahun

ke tehun, aka n tetept t1di!k bisa rnernberlken g;1mllara n mengenai

variast kernajuen atau pertumbuhan perekonom1an m:;:;mg-masing

kecamatan, maka untuk mencoba rnenqunqkap t1ngkat kesejahteraan

senap kecamatan dari sisi pertumbuhan PDRB per lcap1ta dan Laju Pertumbuhan Ekonominya, d1gunakan anahsa Tipologi Klaasen.

Tipologi Klaasen mempunya: k9lebi han dapat mengelornl)ClloJc:an

kecamatan berdesarkar. laju pertumbuhan ~konomi dan pertumbuhan

PDRB nya, seh1ngga dapat dilih;it tingkat kemajuan bcrdasarkan

perkernbangan pendapatan dan laju pertumbunen ekonomi masing-

3-6. Ke•ebihan dan Keterbatasa'l Mode!

variabel hP.has la inn ya. Pendeteksian Multikoleniaritas dapat

d1la kukan dengan m~h hat a pakah korelast sederbana anter

variabel bebasnya adala h t1n991, ka rena untuk data panel

dalam Eviews udak ada fas1l1tas untuk mengeceknya, maka

akan didetek$1 dengan menggunakan SPSS 13.0. Dengan

r-iennet Pearson Correlation matr/ks-nya, apabila tidak ada

~nQka yang melebihi 0.8, berarti tidak ada multikolineanta s". Sa la h satu pemecaha n yang sering

rlilakukan untuk mengats1 mult1koleniaritas adalah dengan

r.ienghllangkan variabel yang sangat berkorelasi, dengan

resiko kehilangan i nformasi dari variabel tersebut.

Page 66: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

48

masin9 kecamatan. Kelemahan alat aoatis1s ini adalah karena terlatu

scderhana, sehingga ndak dapat mengungkap tin9kat kesejahteraan

secara menveluruh.

Pendekatan mengenai tingkat kesejahteraan yang dianalisa

uenqan model Tipologi Klaasen h;myatah pendekatan dari sisi ekonomo,

belurn rnencakup variabel lain, khususnya variacel sosial. Di sist l'lin

akhir-akhrr ini para pemerhati kesejanteraen manusia telan

rnensvaratkan agar pP.nilaian tirrgkat kesejahteraan mencakup variabel

ekonomi dan non ekonomi, sz!ah satu ukuran yang sedC1ng digalakkan

oleh Badan lnternasronal, pemenntah pusat maupun pemerintail daerah adalah indikator lndeks Pemb.angunan Manusia {IF-M). Dengar>

dermkian urgensi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiBrt Indeks

Pembe:myunan Manusia rmmjad1 sangat rnenenk untuk diunqkapken,

Kelemahan kedua metooe dicoba 1~mpumakan dengan model

ket1ga vaitu reyresi data par.el ya;;g al<an mencoba mengunQka p

faktor-raktor yang mempengc.r..1h1 pencaoaran IP~1.

Page 67: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering
Page 68: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

49

4.1. Kondisi Umum l<abupaten Belcasi 4.1.1. Letak Strateois Kabupaten BekaSI

Secara geogra'is Kabupaten Bekasi memi!iki letak yang sangat

strateg1s. Bersama daerah yang lain y-dng masuk dalam kawasan

8odetabek1 Kabupaten 8ekasi adalah S<llah saw wilayah penyangga

OKI Jakarta, maka kDnsekwenSI arah kebiJak;;m pembangunan

K'\lbup~t"n 6ekasi pun tak teneoas dari orle1ltaSI l<epentingan naSiona1.

Hal ini terlihat dari kedudukan Kabupaten Bekasi dalam kcbijakan tata ruang rnakro baik dalam Rencan'l Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN), Rencana Tata Rt;ang Wilaya:1 Propinsi (RTRWP) Jawa Barat,

maupun Jabodetabek

Luas w1layah K<ibupaten Bekasi -nencapai kurang lebih 127.408

lia. Secara admmistrasi te1bagi dalam wila~ah yang terdiri d • .ri 2'3

kecematan can 187 desa, dan ~mpai dengan akhir tahun 2005

Kabupaten 8e~as1 belum memiJunyat kelurcihan. Dari 23 keramatan

~ar.g ada, kecamatan Muara Gemoong rneruoaxen kecamacan fang

ralln~ luas wilayahnyd (4 009 I-ta) atau 9,6% dari luas Kat>upaten

8ekasi, dan bcrada di wilayall paling utara yang lc.ngsung t>erbatasan

dengan Laut Jawa

Sebagai salah satu w•!ayalt per.yan99a ibukota Jakarta, maka

wilayah Kabupaten Bekasi 1u~a men1adi alternatif pilihan tempat

oernukiman, penyed1a lahan 1ndustn dan lciycman ja'.:" lainnya. Hal im

tentu saja berpengaruh ternadap pertumbuhan jumlah penduduk dan

perkembangan wilayah. Kecamatan-kecamatan yarig dekat dengan

Ibukota dan mempunyai akses tranwortasi yang bagus seperti kereta api. dan jalan tol, serta !<ecamatan yang berada di seldtar kawasan

Industri dan ousat pelayanan jasa, penduduknva cenderung lebih

banyak drbandmqkan kecamatan lainnya. Salah saru kecamatan di

Kabupaten sekas- yang paling banyak jumlah penduduknya adalah

Kecamatan Tambun setatan.

BA81V

GAMBARAN UHUH KABUPATEN BEKASI

Page 69: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

50

Rurnusan V1si Kabupaten Bekasi Tahun 2005-2009 adalah

mewujudkan "Hanusia Unggul rang Agamls berbasi:s Agribisnls dan Industri Berkelanjutaa•. V1&' ini akan diwujudkan melalui tujuh

M1si yaitu: (1) Meningkatkan kuahtas manusia yang sehet, pinter dan

oener; (2) Menlngkatkan profestonahtas institusi f'emerinlah Daerah,

Of'RD, dan rnasvareket: (J) Mendorong terclptanva masyarakat

berbedeva, demokratis dan agam1s; ( 4) Memberdayakan usana kecil,

4.1.2. Visi dan Mls:l Kaoopaten Bekasl

..... ·--·· --~.t:.· .. ·~,:.':'t::;:' .. "- . - ·-··-·-'---'----'--- -'--------·- ..

~

·~r-tf4t~ ~i fil-

~'~ II, s

·~ ii z ~

' 13 '

..• - ' H+---+,_-. -r-i'··~ ''· . ·. r s

Pl:TA. ADNDJL~r ~~ .• \TOl.c\.\~I

----'"""'· ~

(. ·--·,··-------

Gambar 1 PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BEKASI

Page 70: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

52

Besarnya peran sektor mdustn bisa dipahami Karena di wilayah

Kabupaten Bekasi terdapat benvak St:!l<ali keqlatan indu~tri be!'.ar dan

i<ecd, baik yang tergabung dalam kawasan industri, sentra industri

keol rnaupun bcrdtri sendi ri terpisah darl kawasan.

Sumber data PDRB Kab Bilkasi Menurut Lapang~n U.aha lallun 2001-2004.

.• f-.1-! _!:erta111an . - . ..ll! 2.;\2 2,W 2 37 I ~- . --- ... l--l : J ' Pertsmbannan Pen""311an _ ..•.. !',F 0 30 034 0 361 ·L...}: lnduslli Penoolahan ····-~·3.d!i. 62,67 . .... 82 24 81 77. ! ..... t 4 L1Mk osn A1r berSlh 079 0.90 1 00 111

1 '7 . I 22 124' 1 2,7 S . Banouna.!1.!.~~stn;~~.·- ·---·- I 6 ! Perc1a~a1gan, Hotel oan J l Restoran __ ....!!J~ I 6,60 ~ 6,92' 9.1;?_

I 9 Annkutan ~~. Komurnkasi 0 95 099 1.021 1.Q? ... \ 8 Keuanoan dan Persewaan 0 80 1,041 1,20 i 1, 19 l . 9 I Jasa-ia$ll 1 66' 1,72 ,,,,_ 1,12 J 1:~ ····-'-

Titel 4.1. Ol4rtribual PeraenlaH PDRB Kabupaten Beka•I Tatnm 2001· 20M

(Alu Dasar H•"'• BtollkU dll•m ~,..n1 .•• SEKT(JR 2001 ! 20112 ~~-~ ·-··~;;.-i

mengingat sektor 1ni justru dapat menvediaken lapangan kerja yang

cuku p besa r, tsrutema di pedesaen. Selain sektor pertaman, sektor-sektor yar.9 memllik1 potensi

kuat dalarn rnempercepat dinamika oerekonormen tsrsebut adalah

sektor industri pengolahan; bangunan/konstruksi; perdagangan, hotel

dan restorsr.; keuangan, persewaan dan jasa perusanaan: dan sektor

jasa-jasa l!)innya. Sumbangan sektor mdustn terhadap PDRB tanun 2001 mencapai

83,48%, tahun 2002 senesar 82,87%, tahuo 2003 sebeser 82,24, dan

pads tanen l004 rnencaoat 81,77%. Dari data tersebot terlih11t tiahwa

konrnbi-sl sektor industri penqotanan terhadap PORB Kabupaten

Bekasi, walaupuo rnasih sangat besar, tetapi cenderunq mengalarr.1

per.mur.an, sedangkan sektor-sektor lamnya, terutama sekror

perdag11ngan, banqunan, keuangao dan jasa, justru seballknya,

cenderunq menga~~mi pcnmgk11tan.

Gambaran lebih l.;ngkap mengen31 kontribosi seKtor terhad3p

perekonorman :<ai.>upaten Bekasl tersa11 delern tabet 4.1 ber-knt ml:

Page 71: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

53

Sumber <1au: PORB Ka00pa\e11 Be~ lllenJM Lapill'llllf' Usalla 13hun 2001-2004.

....J.< , gA8ANOBUN.t;OlN ' 0.51 >--- _ (?,"'53'-+---'-0=.53. .. !),53 23 • l!IUARA GEMBONG ···---+---'0:.38=-i---=0.,,39o:..+--0"",.4""'1'-+-----=0"-'40=-l

TOTAL 100 100 100 100 ~---··-· ------~---~----~--~~---~

2003 2001 KEC zo02 I ~~~~-+~~~~ r- 1_ SETU -·· f----f:,59:...'---=0"".S'-'-f·t· .. !),6,,_3-+---0"-'.=64'-! t, ~•~S-=E=RA~N~"'=~-=e~A~R=u___ G.60, 0.11 o 74-+- o~.7-~_.1 ' ~ CIKARANG PUSAT --+---=c,,.s:-:1,...: __ -:o,,.,.5=3+----=0-:.5=5-r---· _ _Q,56 ; I 4 CIKARANG ~E:.L/~T_.AN __ ..., __;B=.M'--. __ .:.•"-7.='+----=':r.:··7'9~f- -----~li..; ! s CIBAPUS"-H ----+-----'C=82= ; 0 ~ 1----=-0'-",84-'--+---'0~.SS~! }- F, BOJONGMANcU .... _ _,,o"""- .,.,-l---0"""'234' __ 0"62~~ . . . o. n · 9 CIKARAN_·~G_T_IM_U~R---+--~3=.24'--+-·· 3,22 j 3.23 1 3"-,2_1_, i 6 KEDUNGWARINO,,; 1.~ 159 ~ -···· .t.6=0-+---~1 =Se"-' !-E cn<ARANG UTA.AA-·.··-~ 8,11 8,65 [ _ _,8"-'.6'-'3-+-----'l"',S"'O--li . 1C KARP.NG BAf-AGIA 0.57 0,80 i Oo1 0.61 !

11 gr_BITUNG . ···-+---'-f"'.(=- :Hl- __ ..:.14.=13::...! 14.46 14.23 I f.!!2:-...:· Cl=':'-'KA"':'RA':!N'CG'=6e::AAA7."-T:----t--'36,:="03:7-f---'·~""Z='0;-1i-' __ 36,02 __ __.3'-"5=,~-· 13 TAMBUN SELATAN 17"-~ 1728 ! 1127 · 17 28 14 • TAMBUIJ \JJ~:.:FiA~:_---4---'0"'.94~f----'0=9C..}_ 0,95-1-.-....:0:.:··9~4-l 15'-=BAB'-=E"'LA"-"-N------! ·--'1'--',4-'-1+---1"-,4"-'5'-+----"1''-'46 _ 1,4~.

;-J.? TARUMAJAYA ---.+----=0.,6"-1+----"0<=63=+---"0"'65"'-+---"'0'--".?"-l5 ! 17 · TAMBE;..ANG 040 0.40. 0.41 0.41 I 18 SUKAWANGI 032 03J 033 033 ]__!JI SUKATANI 1 1,05 . 1 CS 1.0'-7+---1'-",D6=-I I 20 SUKAKARYA --·- o.34 o 35 o.35 o.se ! 21 PEBAYURAN 0.55 0 5F> 0.55 O.SS

, ...

Pada masa pertumbuhan mdustrl dtirinqi pula oleh penarnbahen

jumtsh penduduk, karena pengembangan industn membututtkan

tenaga kena yang banvak outa, sehingga pada wilayah keca matan

yang banyak pahriknya atau yang berada dalam k~asan industri,

jumlah penduduknya cenderung meningkat dengan pesat.

Penmgkatan sektor-sektor lam di luar indu~tri pengolahan tentu

saja d1harcipkan eken mampu mengurangi konsentrasi penduduk pada

wilayah tertentu, seh1ngga d1harapkan pula kegiatan perekonomian

tidak berpusat pada satu wilayah tertentu seje, dan pemerataan

pembangunan dapat dirasakan oleh semua masyarakat.

Jika d•l:hat dan kontribusi PORS per kecamatan ternacao PDRB total Kabupaten Bekasi dari tahun ke tahun selama oerode 2001- ?004, dapac d1ar.;ilisis dari taoet 4.2 berikut iru:

T ii bel .l.2. Disrtribusi PGrseirtase PDRB Kabupabln &.lcasi.,.... Kecamatan

_'!_ahun 21101· 20C4 Ata,._OUM'~~ Be'1alcu :ciaiam pe_rs_•'""nl~---~

Page 72: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

54

Dari , data tersebut juga ~rgamb<lr bahwa secara umum

kontnbusi masing-masing kec:amatan terhadap total PDRB cenderung

menmqkat, namun apabila d1kaji lebih jauh ternyata hanya ada S

(lima) kecamatan yang PORB nya mampu memberi kontribust di etes

5% terhadap PDR8 total Kabupaten Bekas1, dan selerne periode 2001-

2004 temvsta 5 kecamatan tersebut mampu member! kontribusi rata­

rate sebesar 85,05% per tahun, ~dangkan kontrtousi 18 kecamatan

lainnya hanya sebesar 14,95%. Hal im berartr juga bahwa lebih dari

85% oerekonorruan Kabupaten Bekasi dikua~ai oleh hanva S

kecemata.i tac1 nan l<urang dart 15% d:n1lcmati oleh 18 kecamatan lainnya.

t.aju Pertumbuhan Ekonorr.i Kabupaten Sekc>~i antera tahun

2001-.?.004 juga cenderung memngkat, rata-rata rnencapat angka

S,27% eer-tabuo. La;u Pertumbuhen Ekonomi l<abupaten Sekasl f'~da

tahun 2001 seb~sar 4,3%per ranun, pada tahun 2002 mencapai

4,95% per-tahun, ta'iun 2003 sebesar !i,73 % pcr-tahun, clan pada tahun 2004 mencapai i;, 11 % per-tahun.

Secara umum Laju Pertumbuhan Ekonomi mengoambarkan

tingkat kernajuan dan perkernbanqan perekonomian dararn satu

witayah/kecamatan datam tahun tertentu, uleh karena itu LPE jugil

sering dijadikan sebagai salah satu ind1kator pembangunan. Demikian

juga dalam hal pembangunan kecamatan, loju pertumbuhan ekonoml

kecamatan yartQ dlcapal sering dijadikan tolok ukur oleh pemerintah

daerah delern meoilai perxembanqan kecamatan, dan menjadi banan

pertimbangan dalam menentukan garts ketiijalcan pada tahun berikutnya untuk kecamatan tersebut.

Persentase sumbangan kecamatan terhadap pembeotukan PDRB

total Kabupaten Bekas• sangat bervanasi, namun dem:kian

kecenderungan yang terjadi adalah kontribust utama tetap dldomtnes,

o\eh kecamatan-kecarnatan yang mempunyai karaktertsnk wilayah

induscn ateu pusat peteyanan jasa llengan konsentrasi penduduk yang besar,

Page 73: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

Dari tat;el 4.3 terllhat dengar jelas bahwa nenva oeberepe

kf!(:;iomatan saJ<1 y;ing me!')unyai taju perrurnbuhan ekonoml konslsten

di atas laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Belt-3st, ~c1aflgkar.

sebagian besar masih berada d1 bawah laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Bekasi.

Kedua tabel terakhhsr (tabel 4.2 den tabel 4.3) secera konsisten

menuojukken keadaaar. yang cukup rnempnhennkan mengenai tingk<it

kettrnpanqan pembanqunen d1 Kabupaten Bekasi. Dengan k.ata lam

dapat dikatakan juga bahwa tidak semua wilayah di Kabupaten Bekasi

mempunyai tingl<at kesejahteraan yang same, yang bersrn juga

terdapat k.esenjangan dalam perek.onomiannya.

Sumb@rdata. PORB Kabupa1en Bekas1 Menurut Lapangan Usaha tahun 2001-2004

15 f!A8Eo...AN 365 JM i-- .. - .!>.~ 583 .. , ,.,. __ ---~s1 I .1! TARUMAJAYA ·-·- _ .••. 3.11 ... 3,_9 .. ---~.!.

17 -TAMBELANl'l ·--· 2.07 :< 4S. 5,45 .. 5,~ 16 SUKAWANGI 1 81 2.21 4 79 4 7~ -- 19 1 SUKATANI 3 411 4 31 60A 5 7'9

" . -=·· J.9.1..fil.M~~ .... 2.01 337 4Mi ... ~<~ -- .. ,., _ _..,_

21 PE6AYURAN 1.63 342 .. 4 5~ 4.54 ..... 22 CARAN$9UfllGIN 1 97 3.03 4 89 5 11 I 23 MUARA GEMBONG 2.95 3.57 '"7 4,~ l R~ta-~ta l<.tb bekas~ 4,J __ 4~1!~ ___ 5J.'S 6.11

Laju l'ertumbuhan Ekonom1 (LPE) untuk seluruh kecamatan

secara lengkap daoat dilihat dalarn tabel 4.3 berikut ini. Tt1>4114.3.

LaJu Pertumbuhan Ekonomi Keeamatan se Kebuoaten Bcl<HI Tahun 2001 • 2004

I NO. i<E.c~AM~A"""r"'"Ati I - 2001 2002 ; 2003 ! 2004 1 SETU i 3 34 - . ~.06 ( ... S.67 I 6,13 2 SERANG BARJ 3,64 4,34 · -~,61 f?,g_ 3 CIKARANG PUSAl' a.56 . 4.13 . •. 4.74"('"""_ . ..£?~ 4 i CIKARANG SELA TAN 4 37 4,91 5,BS T' . 6, 16 '

>-· 5 CIBARUS~~. 3 64 .. ··457"""°- ··- 4 95' 5,59 ! __§ BQ.j()NGMANGJJ ... -- .. J. 2,92 3,76 4.42 4,78 :

'ii CIKAKANG TIMUR • 4,15 4,63' 5,64 ~.1 8 KEDUNGWARINGIN 4 19 4 ti7 5 81 ~5.7. J

,_fl,..Q~RANG UTA~~ .. ---'.... 4.31 5.22 ! 5.74 - 614; 10 KARANG BAHAGIA . 2,73 5,65 ~.~_1 5.83 11 CIBITUHG •.43 s.os 5 69 8 21

,....J.£_ i GJKARANG aARA r .. - 4.7B i 2.67 s.rt; ·- .... '·~ I:!. TAMBUN SELA TAN 4 !!.,.::.._~_,_! · S 13 6.18 14 TAMAUN UTARA 3.6 5,47 5 93 5 9£_

Page 74: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

56

·" Kobupaten B<l•&S• Dal am Angl;a 20C4 bal 12

Berdasarkan data dan BPS dan Bappeda Kabupaten Bekesf",

jumlah penduduk Kabupaten Belc<!si tahun 2004 dari hasil P4B (Pendaftaran Pcmrhh dan Pendataan Pendud11k Beri<elanjutan) untuk

memilih !egislat1f den presiden mencapai L 950. 209 jiwa, terom dan

996.150 Jakt~lak1 can 954.059 pererupuan, dengan rasio jerns kelam1n

104,4. Penduduk menurut umur rnenunjukkan bahwa penduduk usia

produktif (15-64 Tahun) mencapai 1.310.2.37 orang atau o9%,

sedanqkan penduduk y;ing belum produktif (0-14 Tahun) sebesar

545. 766 .orang atau 28%, sementara jumlah penduduk yang tidak

produktiF Jagi (65 tahun ke etas) sebanyak 94.206 orang atac 3%,

sehingga beban ke!ergantung'n sebesar 48,04%. Senumta•a pen1-ebaran pendud•1k di Kabupaten Bekasi t1dak

menyebar secers merara, e-nnva aria beberaoa kecamatan yang

jumlah penduduknva sangat ~nyak, aka.) te~pi ada juga kecematen

yang jumlah penduduknya dr bJwah rata-rata kabucaten, Konsentrasl

penduduk terbanyak berdomihst di Kecar.iatan Tam~un Selatan yaltu

16,8;%, ~dang y01n9 pahrog ~ikit ber~da d1 i<:ecamat.an

Bojongman9u seoeser 1,20%. setatn di xecerneten Tambun Selatan, konsentrest penduduk

Juga terjad1 di Kecamatan Cik.:1rang serer, Clb1tvng, Clkarang utara dan Babelan. Hal .roi terjadi karena lokas1 kecamatan tersebut letaknva

berbatasan dengan Kota BekaSJ (Tambun Selatan dan Ba!>elan),

dengan akses transportasi yang bagus, juga merupakan ternpat

beriokasinya kawasan industri (Cibitung, Clkarang Utara tlan Cikarang

Borat) dan pusat perekonomian dan jasa ( Tambun Selatiln, Cibitung

dan Cikanmg Utara ). Per1<embangan penduduk selama tahun :2001-2004 yang

tersebar dalam 2.3 kecamatan di Kabuoeten l:Selc:asi, tersaji dalam tabel

<t.4 berikut 1n1:

4.2.2 Kependudukan dan Kua!ltas SUmber Daya Manusia

4.2.2.1 Penduduk

Page 75: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

57 " Ibid ha! 13

Sumber d6ta. BP5 dan Bsppeila Ksb Bekasi, C1olah

Masalah laln dalarr bidang kependudukan yang mendapat

perhatiari secara senus oleh Pemkab Bekasi adalah rnasalah tenaga kelja, yang cenderung merunqket se1rrng dengan pertumbuhan jurnlah

penduduk. Penduduk yang berumur 15 tahun ke at~s adalan mereka yan11 digolo11ykan penduduk usra kerja, pede tahun 2004 usla mi

berjumlah 1.404.443 orang atau 72,01 % dar1 jumlah seluruh penduduk. Sementara itu, pencari kerta yang terdaftar di disnaker

tercatat sebanva k 22.435 orang, mereka yang ;>a lino banyalc adalah

kelompok pria (11.747 ora11~ atau 52,36%). Dari pencari lcerj;i

tersebut, jumlah yang rersalurkan hanva 6.068 orang atau 27,04 %. Dari 1umlah int kelompok perempuan paling banyak mendapatkan penemp<:1tan35•

Tabe14-4 JUMLAH f'ENDUDtlK DAN 1..UAS WILAYAH KecAMATAN

SE KABUPATEN BEl':ASI r I .. ·- ---·· ·- -··

Wl~All I 1 No I JUM!.AH PENDUDUK

KECAMATA~ . 2001 2002 2DDJ 2004

G7-7&0 >-·--68 606 7i898 - (H<1l..~ i SETU 611 742 6.216 2 SERANG eAiuT 50611 - . ·- SI 604 53.291 5'1.9(j 6.)80

i 3 CIKARANG-PUSAc 31018 32 042 I 33.849 ,, 71~ --._7(,~ I CIKARANG St.ATAN S9.601- 6(1.90~ : 63.757 78155 5.174

.. • 5 I CIBAWSAH 48 952 I sc_242 : si 305 5i~il s o:I~ -- 6 eoiONGMANGU : Z2.654 2:< 740 I ii4ll 23 446 6 006

[_ i- ao<A.V..irc 111-t.m. 64.343>--6s 623 I 6~ 871;- ~··· '1o.9S5 5.131 I ; I 8 . KEDUNGWARIHGINT 45 892 --46.BSO 46-954 49 S7S J 1~3 .

···---- .. J. -· I 9 CU<ARANG UTAAA 145.908 148.430 1~~.44G. 1!.oi.:216 ·- •. :i~n 1-10 l<ARANG BAHAGI/. -10-309 - ··-11.866 n.1193 ·- 73.964 4.610. ' :1 CIBITUNG

,_, ..... lC!l,359 110.500 115.708 138.3911 4.530 1

' 12 Cll<Alll<~G BARA~ 129.634 132.227 USl.333 1-D.5_9~ _ 5.3&il ·13 Tiliiteoii SELATAN t 21:3.•10>--21a.303 2!14.335 3.2&.110 4.310 14 . TAHBU'I UTARA l 10.;~o 71.660 7S.578 SS .~n9 3.44~ i __ ,____

I 15 i 8A&a.Afll I 116.640 1l,,SS3 1Z6.1f9 14J 500 6360 . t 16 [ Tf,RUMAJAYA I 61:843 62.845 66.0Sl -79 204 S.483 i

- -31.370 _,

17 TAMBEL,NG 33 6S3 34426 . 33 ~741 J.7~1' ..... ' 18 I SIJKAWANG! 36.811 ;1,611 I ·--37.977 39.8~9 6719 .. ssns ! ···--57 007. ~.iiJ 3.7S2: 19 SUKATANI

·t 61 057

20 · Sl;K.6JCARYA 39.017: 39549 <Ml.378 42.085 4.240' Bl 66fJ - I

21 FEBAYURAN I 82.542 ·, 83 6St 88.349 ~34· r 22 I CABAt:Gl!IU>lGlri . i 47 770 ......... 4~.735 4S SO:! 46 ss2 ~ •. 970 I 231 MUARA GEMBONG. - J~ 5931 33052 33.014 34.723 14 009 I ~ BEICASE : 1 696 4l5 1.727.066 l 8118 817 1 '.150.lG~ 127 408 i

Page 76: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

58

Sementara rtu, APM bngkat SLTP justru mengalami trend yang

lebih rendah d1bandingkan dengan APM SD tahun 2001-2004. Hal oni

menunjukan bahwa semakin tinggi .ien.iang pendidikao semakm renclah

pula angka rnelanjutkan. Sedangkan untuk angk.a melek hurJf dan rata

rata lama sekolah menunjukkan angka yan9 terus meningkat.

Angka Melek Huruf (AJl1H) pana tahun 2001-2004 mengalami peningkatan, derruktan juqa dengan Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Sumber da:a !:!PS dan Sapped a r.aD Se.l!SI

IlldlbCDr HAik"' TalllMI i 2'01 20e2 )003 2004 ·- I 1. Anglc..i Part•Sipasi l'lumt SQ(%) 94.13 95,96 93.53 95,10 1 A119ka Partlsip.as1 Murn1 SLlP (~) 67,Sl ~,91 49.~9 64,97 3 Angl«! Melek Hurul ( '!'o} 87,18 91,10 92,24 92,.67

j• R•t•-rata 1..ama Se•olah (Tahl.11} 7,11 7,15 1,20 8,08

4.2.2.2. Bidang Penatdlkan

Dalarr. hal oernbaneunan bldang pendidikan, knususnva

llerkenaan denqan prcgram Wajib !:JelaJar pada tingkat pendidikan

dasa- (WaJar Dt!:lias 9 tahun), secara umum mengalami per1in9katan. Hal ini terlihat p;ida perkembang..n Angk<t Partis1pas1 Mumi (APM)

tingkat pendid1kan Dasar tahun 2001-2004, angl<a Mele!( Huruf den

Rata rata lama SeKola:1 (RLS) sebagalmana tersajt dalam tebel 4. s. Angka Partisi9as1 Murni tingkat SD mempunyai rata-rata di atas 90% denga;i rincran pada tahun 2001 sebesar 94,13%, tahun 2002

(95,96%), 2C03 (93,63%) dan tahun 2004 (95,20%}. TABEl.4.5.

INUil<ATOR PEMBAl'IGUNAN SEICfOk PeNotoiu.N

knsis ekonorm.

Data kondisi kependudukan Kabupaten 6ekasi tahun 2.000-2004

menunjukkan bahwa teryad1 pergt!Seran peran sektor pertaruan dalam

penyerapan tenaga kelJa. Pade tahun 2002 masvaraxat yang bekerja

d1 sektor pertanian ten:atat sebanyak 23.185 orang meningkrtt

mef'!Jad1 116.451 oraflJ;i pada tahun 2004. Peningkatan di sektor

pertanian terjad. aklbat banyaknya perusahaan yang merakeken

resronansas: teneca kena di sektor selain pertanian s..bagai dampak .

Page 77: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

59

lh1.,i..r clat<I: BPS ~11 01nas Pend'dikan Kab Bekasi. <liclall

Dari tabel 4.6 tersebut terhha~ oahwa kecamatan vang

mernpunval rasio guru dan mund rata-rata paling baik adalah kecamatan C1bitung (0,47) dan C1karang Uldra ~0,46), sedangkan

yang paling rendah adalah kecamaten Serang Baru (0,16).

I io CIK.o\RAllG llTARA c 121 0008 . __ o.ms 0.()2C ... .....:.- l<:ARANG SAfiAGL\ 0 01,§_J.__Q,!>54 O.Qn_ 0,025 ·--·

\-ii· CJBJTVl'lG O,Q.1_S I 0 12t .- 0.026 0 02'\~ +----· - 2 Cll<ARANG 3ARAT 0,01S 0,022 .0.027 0,027 ~ i 13 TA1'11lUN SCIATAN : 0.013; 0.01~ 0,02:! - 0,032; L- ..

i-0:010 ! - ():(114 - I 14 TAM6UN UTARA 0022 0,023 l .. _.. ' rs I SABEll\N ' 0 01 ~ 0 016 0033 0032

.~ _l~RUMl\J~YA __ ·· ~o,,_o~ . 0.021 '- 0030 0.033' ~- TAM8E:LA~G-·· _ _ .. 0015 . 0,013 l o.~~ 00271

_ ~~WMGI __ . . 01013 0 01~ " . 0.024 ·- o'.032 I

. 19 SUKATMI 0,018 · O.C17 0031 0-~0 . ~ ~ SUKAKARYA __ ~-=r 0,0161 .0,021. L __ 0.:...~ I- _.o.<>:;g

21 PEMIDAAN Q_016 ! _ O,C19 0.021 0,023 1-- - - ·-· 22 CABANGEluNGIN . 0,019 0022 0.032 0_030 ·- ,__23 MUAAA GEMBOHG ._i.-9,!)18 ,' 0029 0.031 0034

! KAB BEKASl 0.011 0.018 D "27 o.12a

--· -· -- .. ---U C.028 • (l.~41 0,032 • 0,Q.!l..;__. 0,074. D.02~ 0,019 I _Q.,02~ i O,Q..2Q.l

- RASIO GURUNUlllD TAHUN ,,__ .

001 2o00.2 I 200J ! 2o04 . -----

OH. __Q.QT7~ 0020 0.023 •. 01:.i o.q11_. 0.0~6 .. ___!!.016' ,045 I 0,022 I 0026 0.030'• .015. o.~'o p,025 0,027 i -r-- ·.02~ . 1),021 0,0?.4 0,029

Tabel 4.6.

Kabupeten Bekasi menunjukkan per:1ngkatan yang cukup baik.. Hal int terhhat ba:iwa pada tahun 2004, R:.S Kabupaten Bekasi rnem:apai 8,08

atau te1Jad1 peningkatan seoeser 0,88 dan t;shun sebelumnya (Tahun 200J RLS sebesar 7,20).

Apalnlci d11ihat dan kerersedraen tenaga pendidik atau guru, maka

koriaisl pend1d1kan 01 l<.abupaten Bekasi dapat llilacak dari jumlah

guru. Apab!la d ibanding kan dengan jum lah muridnya yang terg;imbar

daiam rasio gum dan mund pada tmgkat Sekolah Dasar sepern tersaji nalern tabel 4. 6:

Page 78: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

60

Menurut mformasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan

Kabupaten Bekasi, masalah utama yang menjadi pernatian khusus

&umber dat• Dinss Pendldd<en Ksb B<kaso. dla!!h

I • criv.RA11GSELATAN ' 001~ 0023 0030 ~o·N' 1

ils c19ARUSAH -~~=-~~=+--0:021 ·a:ro'::'.!3~--'~"":o"";"-'tl . s 60)0NGMANGll ~ 0.020 0.035 0,0<6 I :=...:.---+---=~f----""'0:::..,'----""'::::::..+-

7 ( Cli<ARAr..;; TIMUR ---+---=0,.,.02=0+- 0,025 0 037 0.037 ~;_3'--!·~K~a:>~U~~~GW'--AA--'-'lN~G..cIN __ -+-~0~02:::..:..1.,_ __ 0~030::o:::;::'-l--"0~0~32=..i __ J~ 19" C!QllWIG UTARA 0,066 _ __,0,.,,01=9+-_,,0,,,.035=+---"0..::,0::::3=-j: ~· KARANG llA'iAGlA. 0 n13 0 038 0 034 0 036 : , 11 'crerruHG . _ .___Q.Q:l.::8-1-- _ __.,.o"'o'-n:....i---'o""o~=-l1----o"-' . .::cos,,:::"c,· j 12 CJKA'1ANG .oAAAT 0,;)19 0,02_4 0.034 0 03~.i l1J TAMeUN SELATAll _ 0,•)18 0,026 0,03.2 0,0.l7

~·I ~1·.,-+·~T~AM_eu'-'..Cn__,uc'-"-'~"-'-·---+--0~ •. ~0~12=+---"0~0~17'-!---'0~-·~035""-~-·--"0~02~8~ ! is r SA.3flAN = o a22 o 024 o 043 o.041 I 16 !TARu~.:..:c._Y~A-----+--o"'.~026=-1----..:o"'.029=:-+--=o~04'-'-'-t~:- o~

17 TAH8ELAllG 0,021 0 (l?~ 0,~'!:....:! __ _:0cc.0:::3:..:.7-lj i 18 SUl<J\W . ..cAN=G=-1-·---+--'='0,_,,.02,.,4"-+- C.027 0,043 j 0,045_ ~19 I siii<.Al-ANJ. --''--=~·~::+---.9,030 o,~~; ---'o,,.,,,,056~ l-"2_0..!...:s~u~KAl<A-'-~R~_A ,_o.=::0~16 --'0==02~1"-+-__,o~.04"""0-l'--~o~.048"""'-i

2i i ~~l!AYIJAAN Oe:..:•0::::23::::..+ __ D,,,.c:,;030""-f---'0'-",0:::3:.!1+-·- 0.030 ~~l.:...l~i__,0.~;::;:.81\N=G=B.:...UN.:.:G=IN:.:_ __ -+-"""0025""-~---'D~-030~+-"0~0::::3~6+- __ -o.o~~

23 I ltUAllA GfM6UNG .. _ _,___,0~020 I 0 034 0 036 1\!.)421 : . KAS SEKASI 0 """ 0-026 0 "'5 ;..o;J7 i

-- ---+-0~;...::CC'-'~5=->--- 0,025 I 0,,023 0.025 ' I 0045 COZ, 0031 0035 I

<.......:2_,__S CR.ANG CAi>.lJ 3 ; CIK.l\RAHG "VSA T

srni

,_: N.:.:o_ • ...ll K_EC_A._M_~_T_A_" +--=,...,_~1t-•~SJ~O"'QU,...;..R.:.:U,MUJU11~,;;...~T.:.:A~H-UN~·= ·-· 2001 ~2 2003 20~ --+-~--+-----~---+-·~~ 0,018 0 029 0.033 0 03S

·ubcl4.7. RASIO GUltU DAit MURlI> IlNGl(AT SMP/NTs

Sedangkan kalau dianal:sa menur ul ketentuan wajib belajar

penctidik4111 dasar selama 9 tenun, rnaka raslo yang d1hitung adalah

rasro guru rnund pada tlngkat pendidrkan easer (tingkat SD/MI dan

SMP/MTs). Dari tabel 4. 7 tertihat bahwa rasio guru mu rid pada tingkat

wajar dikdas 9 tahun lebih tinggi dibandinglc.an dengan rasio guru

murid pada tinqkat sekolat: dasar. Hal ini terjadi karena jumlah murid

SD yang rnelanjutkan ke tingkat Sl.TP tidak sebanyak jurnlah murid

SD/MI itu sendm, sehingga akan menaikkan rasionya. Rasio tertinggi

rata-rata ada di Kecamatan C1bitung dan Sukatani (0,40}, sedanckan yang terendah terjad1 di Kecamatan Serang Baru (0,22.).

Page 79: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

61

Sedangkan untuk sarana gedung SMP/MTS (Tsbel 4.9), Jumlah

gedung SMP/MTS selama tahun 2001-200'4- rsta-rata 8,08 buah per

-·----\ iiio1 I 2oiii""" 12003 ·-.- '1DIM · · KfCA""T"'ll I SD I .oir , SD NI ' SD Kl SD Ml

ffi) ~ 91 :13· •• - 33° ;· 36 2 f~I.~ OA~- .~~ _E l j_J• I 21 ~ ,_ i° - a•:--

'.2 2 . 20 z, ~~~·~ _ ""!" 12....!. 1 20 I 1 _20 ·

ll<AAAJ,G SolATAH 2C , l 29 I 30 1 31 1 Bol.l>.IJ!:.1111 • 2t ~ 1" : 5 l 27 5 28 ·5

.?~OMGMAN~':.._ ·--· -- IS 4 15j 4o LS 4 16 • lAAAA~G nMU!I. 1 :-iT--j 31 --, 31 7 31 7 ·----- -3. ' e<JUl'IC,WARI ~GIN 26: 26 • ~6 - 26 - IKAAAl'r. t.tTA'<A .~I 6 l 6L 6 ~6 7 62 7 ---- 30' -.1 NG 111\HAG lA 2~ s 28 5 28 " 1ilii'UiiG ·- -·-- I 39 ! 4 -39 • )-36 • 39 • KARA~-~-- I ·~ 6 A4

1~ I ., . 7 4g~

12 r . AM8\JN StU\T!.N _ ~21 11 7S 11 75 11 AM8UN llTAAA 18 6 31 6 :.2 L 6 3.: ·-o ,

ELAN - • .i· 26 .... 25 •i. 25 ' . 47 l ~ 1 Al{UMA.JAYA ·-t· ~__.!!!.

27 18 26 18 30 18 ' ·--·-· ·- -· - ~- -· AMBELMG 16 5 16 z 16 3 16 l ·- . ·- "Ul<AYIANG! 17 6 17 6 l7 6 17 6 ,..__ UKATAIU 26 9 26 ' 26 2 26 z ---- \JKAl<ARY ... 1 U. 5 21 5 21 s 2.1 s - so. EBllYIJRAN 5 S2 s 52 4 52 ~ -- 'i-t-·r I .c : BANGllU·•G!~ 27 I 27 9 28 s

.u_1 11 ;:l)u - UAAA C,EMeoNG n 11 _2'rl .. H --- --- '7a3 1u I aEl<A&t 733 ! U2 729 143 7$!> 143_

[~-i- 1_!_ s

:' s r··3· ct

c:..,,.. + . s Cl ,_ 6 B

·2-1..S.. & . I(

I 9 C, µo KAM 11 c

' 12 Cl r.· ·- . lJ T 14 T

i ~~ r.~ ~ ~ 20 s

21 p 21 CA lJ 11

ICU "'s""um::;b6:""r- 011••• Pendl<lkan KaD Bel<aS<, <!l<ll4n

dalam pembangunan sektor pendochkiHI di Kabupaten Bekasi, adalah

mesetah drstnbusr sel<olah yang tJdak merata dan daya tampuno

sekoiah y;ong iuga terxait dengan kondisi geografis; dan masalah jalur transportast sexotan,

Dari data yang tersa11 dalam tabel 4.8, jumlah gedung SD/Ml

selarna tahun 2001-2004 rata-rata 38 buan per kecemetan, nsmun

demikian a~a beberapa kccarnetan yang henva meonpunyai gedung SD

kurang dari 30 buah den yang paf111g sedlkrt adalah di Kecamatan

8ojongm~ngu dan Tambelang, jumlah sarana gedung SD/MI paling

banyak terdapat di xecarnacan ramoun Selatan rata-rata 82 buah)

tJ1susu1 Babelan 71 dan Cikarang Utara sebanvak 65 huah. Tabel4.8 -

llJtfUltt llAHGUNAll Gf'DUJllG '>O/ MI PEil KJ!CA!o!AATAN TAlfUN 2'H>1-~004

Page 80: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

62

4,2. 2.3 Bidany K.esehatiln

Berdasarl<an data tahun .<!OCl-2:004, tmgltal kesehatan penduduk Kabupaten Bekasi ter!1i1at dari Indelcs Harapan Hidup (2001- 2004) dengan kenaikan rata-rata seoesar 0,56%. Pada tahun 2001 Indeks Harapar: h1dup sebesar 69,83. tahun 2002 mencapai 70,00,

tahun 2003 (70,80), dan tahun 2004 (71,50). Peningkatan Indeks

kecamatan, nernun d<:!mili:ran eoa oeberapa kecamatan yang hanya

mempunya1 gedung SMP/MTs kurang dan 5 buah dan yang paling

sedikrt adalah d1 Kecamatan BojongmanQu dan Tambe!ang, jumleh

sarane gedung SMP/MT~ paling banyak terdapat di Kecamaten Tambun

Selatan (rata-reta 25,5 buah) d1susul Babelan 16,75 dim Sukatan1 seb~nyak 14,25 buah.

Page 81: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

63

Dari data tersebut dan berdasarkan informasi dari Dinas

Kesehatan Kabupaten B.ikasi dtp"?roleh gambaran buhwa penveberen

serana kasehatan m(lsih belum cukup rnerata. Demikian juga dengan

jurnlahnya yang rnasth belum rnemac.lai untuk dapat mentanqkau

seiuruh masyaraker, rerutarna 11ntuk kecametan-kecamatan yang

Jarakny<; jauh dari pusat pernermtahen mauoen pusat i.:egi<1tan perekonomian.

Indikator ma~ro bld1rn9 keser.eten tersebut perkembanqannya dipenglTr:.ihi oleh banyak faktor. Sel11in tfngl«lt pendapar.an masyaraket

juga dlpengaruhl oteh ketersemaen saran'I kcsehatan da:i teilaga med1s.

Sebagai oambaran umum, d1peroleh data bahwa sampal dengan

tahun 4004 111 Kabupaten Bekasf terdapa t 8 buah R..;mi;h sakit, 34

ouskesmas, 49 puskesrnas pernoentu, 12 puskesrnes kellling, 14

polikhnik de!:.i cen l. i40 cosvand«, lilformasl lebih lonjut men9e11al

alstrlbusl serene kesehatan berupa ruma:i sal:lt, poskesmas.

puskesmas pembantu, puskesmas f:e1iUng, pollklin1k desa dan pos

vanclu pada setlap kscarneten dt Kabupaten Bekasi tP.rsajl clalam tabel 4.ll.

- - - h!cl11cator Mlllcro I T«hlon

! 2001 20~. - "-. 2003 21)0f f lndeks H!!_~n H1dun 6983 7000 70.113 I 71,50 2 Angka Kem&ban Bay1 per-senbu

52,94 55.00 53,00 I 46,61 i<elahirao H1duo I I

3 Auuka Ha\jpan Hroup (Ta11un1 66,90 • 67.00 66.M ' 66,64 ' &umber <lata· PS, B•peda <1an oii1as i<ise~etan Kab Bekas.. dioral

Harapan Hidup di ates disebabka" ole'1 Angka Harapan Hidup yang

cenderung meningkat, yair~ Clan 69. 90 paela tanun 2001 menjadi

68.64 pada tanun 2004. serneneara itu, Angka Kematian Aayi (AKB)

menurun dan SS per 1000 kelah1ran hidup pada tahun 2002, 53

(tahun 2003) da» menj11dd1 46,61 (tahun 2004).

Tabel 4.10 Indilrator Makro Bldang Kesehatan

Page 82: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

Perken1bangan Jumlah tenaga rned1s '/ang paling bagus terjadi

di Kecamatan Cil<arang Selatan, Cikarang Utara dan Okarang Sarat,

d1mana raslo tenaga medis per seribu penduduk menunjuklcan angka leb1h den satu,

I

[ff ). L Suonberc!ito O,nas K~l'>•>M Kao Bekasi, ~.

Hal yang ssma Juga teljadi pada k'!terse<ltaan jumlah, jents dan

penyP.baran tenaga madrs, rerutarna dokter, perawat dan btdan van9 tersebar oada sarane kesehatan yang ada.

Mengena• Jumlah tenaga me<11s ya1g eersedte jik' dil>aodingkau dengan jurnlah pendudok kernudia'l d1kalikan 1000 untuk masmg

masing kscamatan, make diperoleh resio tenaqa meets untulc melayanl

kesehatan 1000 penduduk di w1layah tersebut, gambaran mengenai

keterseeleen tenaga medis per kecamatan selarna tal1lm 2001-2004 tercingkuno cztam ta bel 4.12.

-·----· ' . .!l' BAilELAN I · w!..j_ 114 • 154 165 .i~ TARUMAJAY;;.==----=-' - 7fi ~--:~.+ : __ 63 ' - ,_ .. __ I ..... __ §LJ 1.~ TAMBELANG ______ _!_ __ 56-1..-_~-t-·- ~- 4C · >-·---~ 18 SUl<AWANGI .. ___ . _ 4S 1 67 . ~~ 53

~Kf.TANl ' Ila I 75 sg S9 I • 20 - r<A~RYA ---~ - - 39 48 <le 40 I 21_ .!:!=.BAYUR~ti_ ____ ._ __ 97 131 -.i1L ... _ 90 I .... _ . - 14 ! 22 CABANGBUNGIN ' 64 55 76 -- ,..._,_ 2., MUARA GEMBONG 3S ~ 22 ~1 I , KAB B~KASJ..... ____ I 1.612 1.1~1 - I _ t.e~_ . .__t,en;

Page 83: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

65

Renstra Kabupaten Be~si Tahun 2004·2009, menitikl>eratlr~n ;:iada tingkat kesejahrsraan penduduk Kabupaten Bel<asi dalam hal inl

<:J1ukur dari !PM dan IMHnya. Kualitas pembangunan manusia, atau TPM (Indeks Pembangunan Manusia) merupalqin indikator komposisl

tunggal yang mengukur tige dimefl.SI pokok pembangunan, yaitu (l)

narapan hrdup waktu !ahir (2) angka melel< :"!uruf can reta-rata lama

sekolah serta (3) tingkat daya beli. [MH (lndeks Mutu Hidup)

merupeken indlkator komposit yang ten:liri dari komponen-kornponan

AKB (Angka Kemat1an Bayi), anoka Harapan Hidup 1 tahun (AHP) dan

4.3. Pe:-kembangan IPN Kabupaten Bekasi

Page 84: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

66

4.3.1. Harapan Hidup Berdasarkan data target dan rcahsasl in11kal:N malcro ViSi dan

M:sr KabtJp<!ten Bekasl Tahun 2001-2004, membenkan beeerapa

tnforrnas; bahwa 'ndek Harai:~n Hidup Kobupatef' 6ekas1 menga1ami

kenaikan rata-rata 0.56% per tahun. Perkembanga" untuk masrnq-rnasinq kecarm.tan t>ervariasi.

Angk.i Indeks Horapan Hidup tertinggi rerja:1i di Kecamar.an Tambun

Selatan yaitu 72,33 pada tahun 2001, i<emudian 73,10 pada ta!lun

2002, meningkat sebesar 0,6% rr.enjad1 n,23 pada t;;hun 2003, pada

ta'iun 2004 nark sebesar 05% nli!njaill 74,20%. Ail9!<a Indek.s t-larapan Hidup terendah berturut-turut pada tahun

2001, 2002, 2003 dan 200-1 teljadi di Kecamstan Muaragembong yaitu

65,08; 67,10; 67,65 dan 68,60.

4.3.2. Indeks Pengetahuan {Pendidlkan)

Jndeks Pengetal'luan secara i.:.eseturuhan di Kabupaten Belcasl

terus menunjukkan peoinokatan kualitas yang rnenggemblraki!n hal lnl dltunjukkan dari data statistlk tithun 2001 sampal 2004 yaito.: !)ad&

tahun 2001 sebesar 73,9?.; tahun 2002 sebesar 77,18 meningkat

menjadi 78,60 pada tabun 2003, pada tahun 2004 terjadi le'}i

peningkatan menj<1d1 79,74. Dari data di etas dapat dilihat bahwa

Sumber d3ta. BI'S d•n ~!)P1<.d~ Kat>OpM<!<l Be~. dalam Pn)~r:!m Pendanaan Ko!1!PE(Jlll \Pl'K !Pf') Kabooateo llekaSI la~un 20!)5.

IMibtor 2"1 20112 Wttatlt.an 2003 2004 llala-t'.Ma

1. !<"ldeks tt.>n~•n tiJOOn 69,83 70,00 ,0.8'3 71,50 0.56 2. lncl,.ks P•noetahu.an 73,92 77,lS 78,60 79,14 1,94 3. lndei<:< o~ • -, 6;/,40 65,01 65.SS 57,19 JM) 4. lnC!el<s Pemt>aogunan 68,72 70.73 71,f\6 72,Sl Manll5&a 1,JO

Angka Mclek Hurut (AMH}. Pert>edaan IMH dengan lPM ial.ilr tanpe menyertakan mdikator eknnorm.

Tab1!14.13. ~!pl lmeks H....- Hic!up, lltdei<a Pe¢4•!1Q, lltdeb Daya Ber~ clan '"deb Pembengunan llalusla ~ Bebsi Talw1t 2001-2C04

Page 85: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

67

4.3.4. Perlcembangan IPM ~matan

Secara umum Indeks Pembanguoan Mam·~ia di Kabupaten 8ekasi

menunjukan trend yan9 menmgf<at setama kurun waktu dari tahun

2001-2004, yaitu dari tiS,72 pada tahuo 200L menjadi 70,73 pada

tahun. 2002, naik sebesar 0,93 menjadi 71,.66 pada tahun 2003,

kemudian naik sebesar 0,04 memad• 71,70 pada tahun 2004. Sedangkan kenaikan rata-rata selama kurun tahun 2001·2004 adalah sebeser 1,36 per tahun.

Sedangkao rindan lengkap perkembangan IPM per kecerneran selama periode 2001- 2004 tersaji dalam tabel 4.14 berikut:

Indeks Daya Beh d1 Kabupaten Bekasi mengalami lcecenderungan

meningkat dan tahun ke tahun dengan kenalkan rata-rata 1,60. Hal ini ter1ihat dar, data stetrsuk dart tahun 2001 sampai 2004. Pada taliun

2001 indeks day a bell masyaral<at sebesar 62,40; pada tahun 2002 menJadi oS,Ol; kemudian ~II< menJddi tiS, SS a tau sebes;ir 0,53% di Lahun 2003; kemudian tahun 2004 ~jac!i 67,19.

Kecamatan yanc;i memihlc.i Inoel-s Daya Beli ~ertinggi berterut­ turut Clari tahu 2001-2004 yaitu Kecamat<.n Oka"Ong Selatan dengar. angka 62,03; 72,34; 72,55; dan 64,34.

Sedangkan kecarnatan dengan angka lnd~ks Daya Beli tP.rendah

berturut·turut dar1 tahun 200i-2004 terjadi di Kecamatan 3ojong

Mangu yaitu 28,24; 28,43, 28,20; Clan 30,99 . Akdn tetapi perubahan terk~cil eteu sarna sekah t1dak berubah peda tahun 2003 tel)adi di

Ke<::amatan Muaragembong dengan anglca konstant sebesar 47,72.

indek penqetahuan secara kesefuruhao menunjukkan trend yang rerus

menini;l<11t den9an kenaikan rata-rata Pet" tahun aoalah 1,94 %. Dalam hal Indeks Pengetcthuan di Kabupaten Belcasi, dari tahun

).001-2004 tertmggi berturut-lurut tel)ad1 di Kecamatan Tambun

SeJatan yaibJ 90,04; 92,07; 92,63; dan 93,67. Indeks Pengetahuan

terendan berturut·turut dari tahun 2001-:?005 terjadi di Kecamatan Sukawang1 yaitu 64,93; 65,75; 67,30; dan 69,90.

4.3.3. Daya Beli

Page 86: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

68

Tilbel 4.14 ANGkA IPM PER l<e<:AMATAN

1_ ------SE K~_UPATAN BEK.1151 2001 - :Z004 r'~i°" J..SETul<ECA~ATA~ - _I _2001 .:J._"'=:~~!l.-=-0"'2,,.I ::..2_0_0_3_op.,.-2-0_0_~~1 ,- ..J_______ -1 63,91 . 64,89 66,44 66,46 J 1-2 SERANQ._6ARU --·- 66 42 67 28 68,03 69.02 f _l PKARAN~J?US~--.\.- 60,60 .l.....2.l,sa_ µ2.,30 63,43 1-± CIKllRANG ~C-lATAN --J -~18 J 76,:n f--!2f07 +-?4,91 1-5 CJBARUSAH __ -- ---t-S8,7Q_j S9,5J- ( 61,64 D2,36

6 BOJ01'lGMllN_Gu I 56,06 ,. i-s6-:83-~:Sa 82 sS,56 1-2. QKARAN~ .. _T~MUR _ __ 29,97_ 7_.Q,91 t71,53 71,96 I ~.J!... KEDUNGWARINg_t!_ --!= 58,46 - -5?,37 - 60,!iO -61,47 I

9 CIKAR.ANG llrA~ _ 74 55 75,31 76 30 74,85 ;.._lQ...l l<ARANG BAHAGIA__ S9,E3 60 so 61,31 61,06 . 11 . c1e11ur1G 12,62 73 66 • n 43 76 11 I 12 . CIKARANG BARAT =l 71,95 73,2.0 75,27 ~4 95 ~..:.I~MBUN.SElATAN - ~ 76.ss-_ 77_,5.Q_ 78 s 76,97 . 14 .1..!AMBU~ IJT~A- __ , ...§1.f?S _63.._JL 64,!_9 . .6~5- 1 is . 6ABELAN 1 64 98 66 05 67 96 68 8f ' 16 'TARUMAii\of; -. -T 61,87-+ 61,86 6) 93 64 77 1 17 TAMSELANG l 57,'..!7 58,27 59 46 60 91 . '18 SIJKAWANGr-- l~s93 :18 no s 12 6 40 L..19 I SUKATANI --- ...:--:.....):. 61,80 62 73 64 OS 64 4g~

20 SUKAKARYA 60,98 62 00 62 83 63 47 ~t}tl !:§~RAN __ . _ • 61,18 . 60.g 6!.J3_f2,02 ~ . 1.2 CABANGB<,JNGJN __ ] 59,21_ +- 60.2!Jj .. E.!.J!9 ~ 72

23 MUAF\A GF~ 60,96 61188 •. 62 6E 63 44 ~-1 ~IKASI... --- 6~~.L...:.. 70,73 I 71,66 ~;u

1 Sumb•r O.ta: R<1ppeda ~b. SekaSI, diolah. ·- -· 1

Angl<a Jndeks Pemtiangunan Manusia tertinggi dari kurun tahun

2001-2004 dicapal oleh Kecamatan Tambun Se!atan yaitu 76,68;

77,50; 78,95 dan 76,97. Angka lndeks Pembangunan Mam1si&

terencah terjadi do Kecamatan BoJOng Mangu dar1 tahun 2001-2004

yaitu 56,06 pacta tahun 2001 kemud1ar. oert\lrut-turut 56,83; 58,82; dan pada tahun 2004 ad<1lah 58,56.

D<Hi selurull uraian mengenai gambaran umum lc<!!>upaten Bekas1, dapat d1tarik suatu kesrmpulan sementara bahwa masih terjadi

ketimpangan antar kecamatan Y"mg cukup tajam balk da\;,m bidang

ekonomi maupun b•dang sosial seperti bidang J)endidikan dan

kesehatan. Keadaan tersebut aken akzn diuraikan daiam analisa data hasil penel1tian pada bab berikut ini.

Page 87: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering
Page 88: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

69

Tingginya tingkat disparitas dengan nilai indeks mendekati angka

1 untuk tahun 1996-2000, dan nilai CVw tahun 2001-2004 yang

nilainya berada di ates 1 menunjukkan tingkat dlsparrtas yang sangat

ekstrim dan duuar pola umum yang ada dimana nilai CVw berklsar

antara 0 dan 1. Hal ini tentu saja sangat menarik untuk dicermati lebih

lanjut, sehingga kami mencoba menganalisis keadaan ini dengan cara

rnenqhitur.q kesenjangan dengan ukuran lain sebagai bahan

perbandingan, balk dengan menghitung indeks tanpa pembobotan

(CV), membagi kecamatan ke dalam dua wilayah, mengeluarkan

kecamatan ydng mempunyai pendapatan (PDRB sangat ekstrim), dan .

juga dengan menggunakan Gini Indeks. Hasilnya kami tampilkan

dalam tabel S.2, S.3,S.4 dan tabel S.S.

Sumber data: BPS dan Bappeda Kab. Bekasl, diolah.

' 1397 0 9448 1998 0 8751 1999 0,869~ 2000 0 8706 :::!001 1, 1660 2002 1, 1527 2003 1 1219

I 2004 1,1262

Tabel 5.1 Perkembangan Weighted Coefficient of Variation (CVw)

atau Indeks Williamson Tahun 1996-2004 .---- TAHU N lndeks Wllliamson (CVw,

1996 0 9352

Dari hasil penghitungan terhadap Indeks Williamson menunjukkan

bahwa secara umum angka CVw di Kabupaten Bekasi cenderung

meningkat, hal ini berbeda dengan hipotesis awal dimana indeks

kesenjangan diperkirakan akan menurun. Narnun demikian dugaan

tentang tingginya tingkat disparitas (degree of disparity) di Kabupaten

Bekasi ternyata terbukti benar, hal ini dapat dilihat dari tingginya n!lai

CVw atau angka Indeks Williamson sebagaimano tersaji dalam tabel

S.1.

5.1. Perkembangan Tingkat Kesenjangan

BABV' ANALISA DATA

Page 89: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

70

berbarengan dengan upaya pernenntah Kabupaten Bekasi unruk

mernekerkan wilayah kecamatan dari 15 kecamatan menjacli 23

kecernatan. Pemekaran wilayah ini rupanva menyebablc:an tingkat

disparitas menjadi semakrn tinggi.

yang penquranqan pendai;atannya tidak setsjarn mereka

berpenghasilen tingg 1.

Peningkatan CVw yan9 sangat tajam pada tahun 2001-2002

drastis,

bawah

sanqat unggi tiba-tiba menurun pendapatannya secsre

sedangkan masyarakat berpenghas~an menengah ke

Penurunan mdeks kese:ijangan pada tahun 1998-1999 dapet

difahaml Karena saat itu Indonesia baru mengalami goncangan krtsis

ekonomi, sehingga menyebabkan banyak penduduk berpenghasila11

Sumbetd.\tl.: l'OR8 K.o.l>. Sel<OSI. ko<jas11111 BPS don S.FPO'I• Kab Beltasi, ll!Ol.lh

I ...... ------------------~·---· ""'""" i• tM tot,• 1• ._. lOCO JOit 2QOl2: ~ 2l)Oic. ':'.XO

------·- .. -. . .. .... ..... ...... C.MIO .. ------------------· --··-

----.

, ______ ... ·-· ··-~- ··1-. "-·

--·--;-·-----·· >. ·t-·-

"----·- r

---·. ~--··--

·- IZl)O ··---

-· llnl<EMIM.Jr«LUll IN!8CI .. LJAMl()lf.,.,.. KA& mtUI TAHl.lrl 1-..9M -

lndeks Kesenjangan tertioggi antara tahun 1996-2000 terjadi

pede tahun 1997 sebesar 0.9448 sedangkan indeks terendah terjadi

pada tahun 1999 sebesar 0.8693. Pilda tahun 1996 - 1997 Iw cenderung rnernnckat, untuk kemudian menurun pada tahun 1998-

1999. Mulai tahun 2000 CVw meranglcak naik dan melonjalC cukup

tajam dan mencapai angka tertinggi pada tahun 2001. Antara tahun

2002-200'! CVw kembali menunjukkan angka penurunan.

Page 90: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

71

&umber aot., PORI:! Kab. e<kaao. k"')osama BPS oan S.pPeda !(ab. Bel<a9, di~a~.

..... ..... -'-~-~~-~---~~~~-~--· ,.., \-M 19t1 1M '\IRt 'JQCO 2001 100J aDm ~ 20CJG.

I ----------! •-t-; ------

!-"" " .. , i.:.-::.Cf'v!(bwe'f9n!m•

l ~-t------·-·--·--·---------J

'

---·-

' ··-t---·-·- . ·- .. -----,.:=::::-:- ---j - _,. i """''r--------1-r-"-=----· .. _ _;

Apabiht dilihat kecenderungannya maka perkembangan CV selama

tahun 1996-2004 terlihat dalam gambar 3 bertkut ini:

!lumber doc.: PORB l<ab 8el<a.l. MllJU>«m• BPS~·· eappeda K•O B<!l<r.11. dlOI••

__ J

Tabel6.2 Perkembanoan C0<rfl'klent Variation (CV)

dan Weighted Coefficient Of Variation (CVW) ata11 Indeks Williamson Tahun 1996-2004

TAHUN CV I lndelrs WlllamsOCI .... fCVw! . - . --·

19W 0,8221 ····--· ; 0 0352 1997 0.8~ ' o.~48 ........... 1998 0.7786 ! 0 B7-"1 1999 0.7775 i 0 8693

" - 2~ 0,7615 ' 0,8706 I --· 2001 1,0254 1 1H'lll

2002 09824 1,1527 ·- 2003 r,9944 . ~,1;)1'!' _. _ ....... -·- L 2004 09884 I 1.12,g__

Apablla perhitungan ini bdak diboboti dengan jumlah penduduk

atau hanye mengg1.makan perhilun9an Coefflcrent vartaton (CV) saja,

maka besaran indeks kesenjangan (CVw) dan Coefficient Variation

ranpa dfboboti dengan penduduk (CV) antara tahun 1996-2004 adalah sebagai beril<ut:

Page 91: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

72

· Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kesenjangan di wilayah Bekasi bagian selatan antara tahun 1996-2004 berkisar antara 0,6884

pada tahun 2000 sampai dengan 0,9371 yang terjadi pada tahun 2001. Sedangakan tingkat keser:jangan di wilayah utara pada penode

yang sama, nilai CVw hanya berkisar antara 0,1866 (2000) sampai

dengan 0,5512 (2002).

Sumber data: PORE Kab. Bekasi, kerjasarna BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, dlolah.

I CVw cvw CVw TAHUN KAB. WILAYAH SELATAN WlLAYAH UTARA BEKASI 1996 0,9352 0,7339 0,2194 1997 0,9448 0,7353 0,2036 1998 0,8751 0 6908 0,1812 1999 0,8693 0,6869 0,1870 zooo 0,8706 0 6884 0,1866 2001 1, 1660 0,9371 0,5472 2002 1, 1527 0,9241 0,5512 2003 1,1319 0,9074 0,5493 2004 1,1262 0,9023 0,5483

Tabel 5.3 Nilai lndeks Williamson (CVw) Berdaserkan Wilayah

Terlihat dengan jelas bahwa pola perkembangan (trend)

kesenjangan dengan menggunakan perhitungan CV rnaupun CVw

mempunyai kecenderungan yang sama, dimana pada periode tahun

1997-2000 kesenjangan berada pada tingkat yang paling rendah. Hal

ini berarti pada periode tersebut telah terjadi distribusi pendapatan

yang lebih merata dibanding penode lainnya dalam tahun

penqamatan. Lonjakan ketimpangan yang sangat mencolok kembali

terjadi pada tahun 2001 dan secara perlahan menurun kembali, akan

tetapi penurunan kesenjangannya masih jauh di atas tinokat

kesenjangan tahun 1997-2GOO.

Selanjutnya apabila perhitungan Indeks Williamson dilakukan

terhadap kecamatan dengan cara mengelompokkannya terlebih dahulu

ke dalam 2 wilayah ;·ang saat ini sering c.iidikotomikan sebagai wilayah

utara dan selatan, maka hasilnya menujukkan bahwa kesenjangan di

wilayah selatan lebih tinggi dibandlnqkan dengan keser.jangan yang

terjaoi di wilayah utara

Page 92: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

73

Angka kesenjangan yang lebiil tinggi di wilavah selatan ini dapat

dimaklumi karena tiga kecarnatan yang mempunyai PDRB paling tinggi (Cikarang Selctan, C.ikarang Baral. dar. Cibitung) berada di wilayah selatan, sedangkan kecamatan-kecamatan di i.viiayar. utara mempunyai PDRB yang relatip homogen.

Selenjutnva untuk mengetahui validitas indeks kesenjar.gan yang telah dikernukakan di awal bab ini, dimana nilai CVw sangat ekstrim,

maka untuk mengeceknya, kami terlebih dahulu mengeluarkan

kecamatan-kecamatan yang mempunyai nilai PDRB vanq sanqat ekstrim, yaitu Kecamatan Cikarang Selatan, Cikarang Barat dan Cibitung (untuk tahun 2001-2004) dan Kecamatan Cibitung, Lemahabang dan Tambun (untuk tahun 1996-2000), baru dihitung

kembali nilai CVw nya. Adapun hasilnya menunjukkan banwa kesenjangan pendapatan di

Kabupaten Bekasi apabila tidak ada kecamatan-kecamatan yang

mernpunvai nilai PDRB sangat ekstrim, nilai CVw nya berkisar antara 0.2681 sampai dengan 0.6220.

Sumber data: PDRB Kab. Bekasi, kerjasama BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, diolah.

1!:95 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2'105

0.1000+---------------- ------'

03000+------------'~-------~

0.4000+-----------....+---------

!--+-- CVw Wit.A Y:AH SELA TA -e- CV'w Wll..A '(AH VTllRA

0.6000+----------------------'

0.8000+-----------.,__ _

1.ooooevw:.=..:.:-.------------------

GAMBAR4. TREND CVw Wll.AYAH UT/..RA DAN SELATAN KAS. BEKASI TAHUN 1~804

Page 93: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

74

Sedangkan kesenjangan pendapatan tahun 2001-2004 sudah masuk kesenjangan pendapatan yang tinggi dengan nilai OJw di atas 0,5.

Sumber data: PDRB Kab. BekaSi, kerjasama BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, diolah.

0.0000 +-----,---.--.,..----,---.--.,..---..--.--.----< 1~ 1996 1997 1996 1009 2000 2001 2002 2003 ~ 2005 TAHJH

i-+-cvw SEBHUM PENGURANGAN

' 1--- CVw setelah dikurango l<ecamatao yang _________ ,L..:::::!!=:::l!::=--~----l I mempun)-a•POOBel<o!rm

::r 1.0000

0,8000

0.6000

G.4000

• 0.:1000

GAMBARIS Pi:RBAi.lDINGAN CVw SEBELUM DAN SESUOAI; DIKB.UARIUNNY A KECAMATAH YANG

MEMPUNYAI PDRB SANGAT EJ<STRtM

Hal ini membuktikan banwa apabila tidak ada kecamatan yang

PDRB nya sangat ekstrim dibanding kecamatan yang lain, maka antara tahun 1996-2000 kesenjanqan pendapatan di Kabupaten Bekasi masuk

kategori tingkat kesenjangan yang rendah va.tu antara 0,2681-0,3359 (masih di bawah O,S).

Sumi:>er data: PDRB Kab. Bekasi, kerjasama BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, diolah.

Kecamatan yang mpunyai • i ai ngat kstrim Nilai CVw

TAHUN Nilai CVw Setelah Dikurangi Kecamatan Sebelum Pengurangan Yang Mempunyai PDRB

Ekstrim 1996 0,9352 0,3121 1997 0,9448 (),3359 1998 0,8751 0,2681 1999 ; 0,8693 0,2733 2000 0,8706 0,2837 2001 1,1660 0,6184 2002 1,1527 0,6220 2003 I 1,1319 0,6210 2004 1,1262 0,6177

Tabel 5.4 Nilai lndeks Wuillia~on (CVw) Sebelum dan Setelah Dikeluartcannya

Me N I PDRB Sa E .

Page 94: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

75

Somber data: PORa Kab. liel<aSt, l:sl)asama BPS oan aappeaa IUD. 'lekasi. diolah.

....... - - I _7

·-'-------· • J - OI' ;

·-··· - ··--- ·-'----- •-1-------- ------· --··

----··· -···-· ·-1------ -------- 04'00 _., -- •

- ····---- 0*9 ... ..,.·

TABEl. 6.6 PEAKEMSANGAN GINI INOEKS KABUPA TEN

BEKASI TAHUN IHl-2004

f.~_uN1-llH ! -·iNOEKSGIM- 0.31~1· r--- 19'7 a.;i,02

81~· ::: i.. ::::~,

aOa O.~l'I_, .2001. 0.3114111~ 002 . 0.3&~.

200 3 D.3798 20iM - -- . ci.37tS !

lumber a$: BPS oar BaGj)e(!a Kab Betas. . .110lah .

Dari tabel 5.5 dan gambar 6 terlihat b'lhwa kec:endeningan tipe

kesenjan1:1an menuniukl<.an tN!nd yan9 sama dcngan h;>s•I perh1tun9an

OI rnaupun CVw. 01mana kesenjangan terttn99i t.erjzdi pada tahun

2001·2002 den kes.,11j~ngan yang pal!ng rendah arau pemerataan

va~g paling ba1k tet1adl pada tanun 19?9-2000.

Sebi!yili pembanding lain kami mencoba melakukan penghitungan

:<esenjangJn pendapatan dengan menggunakan tnoexs Gin1. Dan flas1I

pertlltungan Gint Indeks diketahu1 banwa tingkat kesenjangan

pendapatan antar golongan secara agregat d1 Kahupaten Bekas1 adalah se baqa i beri ku t :

Page 95: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

76

Dari gambar 7 terlihet bahwo Kurva Lorenz sating berpotongan,

berartl kurva Udak dapat diperbandingkan untnk mengukur tingkat

kesenjanoan agregat. Akan tetapi kurva Lorenz dapat memperlihatkoil

perubahan distribusi antar golongan. Pada tahun 1996 hampir 60%

penduduk hanya menguasal 20% PDRB, dan 50% lebih pendapatan

tertinggi hanya dikuasai oleh 20% penduduk.

Apablla dibandingkan dengan Kurva Lorenz tanun 2004, terlihat

bahwa kurva makln landai pada kelompok per.:luduk berpeoghasilan

rendah (penduduk yanq berpenghasilan di bawa~. 10% PDRB

bertarnban banvak menjadi 40%), dan oada golongan penduduk

berpenoapetan tinggi, 10% penduduk menguasai hampir 40% PORB.

• •• •• •• ••

j -1..CMt:NZ :bXI• ! -LtAl=Nt 'mt ~ .

•• •• 07

•• ' ! -·--1-i /fl:

! I ;/f /J ' i I ~/i T/ I 1-- / 7 f7 I !

l./l - / H' ' ·- ! . -/.'."I I/.

' I j ,/ / I ' J

:/ j,..!'/ !/: - . ! i I I • ' .J_ ,,/'I -' - ! I I ; ' :

••

.... ..,...

Rend<ihnya indeks gini menunjukkan bahwa dlstribusl pendapetan

enter go!ongan penduduk (antara golongan yang berpanqhasilan tinggi

den rnesvarakat yang berpenghasllan rendan) secara agregat memang

retanf merata, akan tetapi perbedaan distribusi pendapatan antar

wilayah atau antar kecamatan sangat tinggi sebagaimana dib.mjukkan

hasil perhitungan OJ dan Cl/w .

Page 96: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

77

SumlH:r dala: PORB Kob 11.<kA ... k•~•Mma BPS .... Bopped& K•b Bekasi, c(<Jlah.

,- lnde4l11 Wllllamson -- ~-- I TAHUN

I CV

I . ~I f'DRl!lc:ap IPM IPM .. --··· ... ' 1900 0.9352 Tidak ade data T1dak ade data

1~7 0,9446 ; TIClak aoa oata Tidak ada data ,_. .... 1008 ?.~!~ T«lak ada data Tidak ada data

' .. _

11*19 '1 0.8,593 ! Ttdall a<1a da1a Tioa\. ada data 2000 08706 ; Tidak sda data Tidak ada data 2001 ! 1 1000 0 1027 0.1043 - 0,1051 2002 ' 1 1527 ... 0.1166 . ··-

I 2003 I 1, 1319 0,1179 0,1037 : 2004 ! 1,_1,252 ... ! 0,1113 Q,0947

Apab!la keseniangan pendapatan ini dlkaitkan dengan kesenjangan dalam hal lndeks ~en1bangunan Manusla (]PM), maka ~asil perhitungan rr-eounjukkan bahwa p11d11 tenon 2001-:wo4 dlspantes I;l"'I al Kabupaten bekasi tergolong rendah deng<1n Olw antara 0,0947 sampal dengan 0,1051.

Tabel&.6 Perkembangan Weighted Coefficient ofVaridtion (CVw) dari

PDRB/c:ap dan JPM Kabupaten 1Jekasi Tllhun 1996·201t4

S11mber dlitl: PC.RB Kab. S.kAI&•. ko~AOAmA EIPS dan Bilppoe!a kab. Beta ... dlol1h

•• •• 01 •• •• •• . , or •• -·- •• •• •• 1~:-.:.,~

···~1,.n - .Ot.SO >001

--i--i---::>!--+--t---;'f-;,:~1---+--i ! .:- ..,~~-~_.:

••

GAMAAR• ~IC~At..ORENZTAH• 'tffS., •ttt, 2tta~2tot

Datam gambilr 8 dopat d1l1hat bahwa Kurva Lorenz t.ah1m 1996

dan 1999 mempunya1 pota yang harnpsr sama, dP.mikian juqa dengan Kur>1a Lorenz tahun 2002 den 2004.

Page 97: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

78

5 • .2. -i1ngkilt Kemajuan Kecamatan

Dengan mempematikan tingkat pertumbuhan PDRB perkapita

kecamal:an dan Loju Pertumbuhan Ekonoi, maka kecamatan yang ada

dikelompolc;kan dalarn empat kuadran menurut tingk.at

kese1ahteraan11yci dari sisi ekonoml. Pengelompkkan tersebut ~hlalah sepertl yang terl I hat dalarn tabel 5. 6:

l) Kuadran I adalah kecamatan m~u dan tumbuh cepet (Kecametim SejJhtera), yaitu kecamatan yang /aju pertumbuhan ekom>mi ae»

PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari rata-rata Kabu~aten.

s..,,i..,, -: rORD K•b. Beka", ke~a•am• BPS dao Bappeda Kai>. WaSI. ~I01a~ - ""'

. .,..,.._ _ ,,..,.

"'""+----- .. ---···----- ··---··------ •-t-----

"'°""+--

--------·---··---- --- ~fOOI) ··--- --·-------·· ---·----

---·· --· . --···--

Hal ini berart1 bahwa keum pang an pendapatan tidak serta merta

rnenyebabkan terjadinya l(etimpangan dalarn pencapaen IPM, karena

sebagaimana kilil tahu bahwa selain pendapatan, juga ada beberapa

faktor lain yang berpenoarun terhadap pembentukan angka IPM.

Perlcembangan CVw Pendapatan (PDRB) d;in Olw JPM l<abupaten

Bekasi dari tahun 2001·2004 menUOJU kka n model perkt!mbangan yang

sama wal<iupun pada tin9kat kesenjang;m yang berbeda seb1.1gaimana teriihat dalam gambar 9 berikut i ni,

Page 98: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

79

Berdasarkan perhitungan data yang ada, maka diperoleh hasil penelitian mengenai perkembangan Tipologi Klaasen yang terjadi di Kabupaten Bekasi pada tahun 2001-2004 seperti yang kami tampilkan dalam tabel 5.8.

4) Kuadran IV adalah wilayah kecamatan meju tetapi tumbuh lamban

(kesejahteraan menurun dan berpotensi tertinggal), yaitu kecarnatan yang laju pertumbuhan ekonomi iebitt rendah dari rata­

rata Kabupaten, tetapi PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari rata­ rata kabupaten.

3) Kuadran I adalah kecamatan maju dan tumbuh cepat (Kecamatan

Sejahtera), yaitu kecamatar. yang leju pertumbuhan ekonomi dan

PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari rata-rata Kabupaten.

;

KUAORANII KUADRANI Kee. Sedang berkembang Kec.Maju Pesat

- B - pita - piah).

KUADRAN nr KU!~DRANIV Kecamatan Relatif I Kee. Maju tapi tumbub

Teringgal, melamban

I Laju Pertumbuhan Ekonomi (%). I

PDR perka (Ru

label 5.7 MODEL TIPOLOGI KLAASEN

KECAMATAN SE KABUPATEN BEKASI TAHUN 2001 2004

2) Kuadran II adalah kecamatan berkembang, yaitu kecamatan yang

laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari rata-rata Kabupaten, tetapi PDRB per Kapitanya lebih rendah dari rata-rata kabupaten.

Page 99: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

80

Dari hasil pengolahan data sebagaimana yang tersaji dalarn tabel 5.8 tersebut terlihat bahwa karakteristik kemajuan atau tingkat kesejahteraan kecamatan di Kabupaten Bekasi sangat bervariasi

apabila dilihat dari pertumbuhan PDRS dan Laju Pertumbuhan Ekonomi, hal ini berbeda dengan dugaan awal pada hlpotests bahwa

setiap kecamatan diduga mengalami pertumbuhan perekonomian. Adapun variasi pertumbuhan kesejahteraan kecamatan secara lengkap dapat diuraikan menjadi:

1. Kecamatan yang relatif stabil dalam tipologi yang sama, yaitu :

a. Kecamatan yang berkembang pesat dan tetap berada pada

kuadran I (Kecamatan Maju), hal ini menunjukkan kesetabilan

dalam laju pertumbuhan ekonomi maupun PDRB yaitu

Sumber data: PDRB Kabupnten Bekasi menurut lapangan usaha tahun 2001-2004, Kerjesama Bappeda Kab. Bekasi dan BPS Kab. Bekasi, diolah.

No KECAMATAN KUADRAN DALAM TIPOLOGI KLAASEN (TAHUN)

2001 2002 2003 2004 1 SETU III III II II 2 SERANG BARU II II II II 3 CIKARANG PUSAT II III III II 4 CIKARANG SLATAN I. I I I 5 CIBARUSAH II II III III 6 BOJONGMANGU III III III III 7 CIKARANG TIMUR I I I I 8 KEOUNGWARINGIN I I I IV 9 CIKARANG UTARA I I I I

10 KARANG BAHAGIA III II II II 11 CIBITUNG I I I I 12 CIKARANG BARAT I IV I I. 13 TAMBUN SELATAN I I I I 14 TAMBUN UTARA III II 11 II 15 BABELAN II II II II 16 TARUMAJAYA Ill III II III 17 TAMBELANG III III II m 18 SUKAWANGI III ~II Ill III

- 19 SUKATANI II II II II 20 SUKJ\J<ARYA III III III 1II 21 PEBAYURAN III III 1II rn 22 CABANGBUNGIN 1:1 III III III 23 MUARA GEMBONG III III IIi III

Tabel 5.8 DATA TIPOLOGI KLAASEN

KECAMATAN SE KABUPATEN BEKASI TAHUN 2001 2004

Page 100: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

81

dalam tipolog1 mi vaitu kecamatan Bojongmangu, Sukawangi,

Sukakarya, Pebayuran, Cabangbung1n dan Muaragembong.

2. Kecamatan yang menunjukkan adanya kemiitjuan atau

peningkatan dalam pertumbuhan PDRB etau l.aju pertumbuhan

ekononu, sehrngga tipologinya ber1.1bah c!11ri kecamatlln tertin99al

menjad1 keeamaeen yang sed<ing berkembanc ya1tu Kecamatan

Selu, Karang Bahag1a, dan Tambun Utara;

3. Kecamatan yang mengal<tmi fluktuasi peningkatan dan pen urunen

oertumbuhan ?DRB atau laJU pertumbuhan eko'lcm1 ya1tv:

a. Keca mata n yang telah mengalami :tuktuasi positif dar1

kecamatan yar.g maju, tertinggal kernudian maju kembali

seperti Keca mata n Ci ka rang Ba rat a tau dari kecematan

berkembang, terti ng~al da n ber1<embang lagi seperti

Kecamatan Cikarang Pusat;

b, Keca matan yang m~ngolorni fluktu<1sl negatif, yaitu kecamatan

yang rnenqalatm pertumbuhan clan Kecama:an tertinggal

kemudian berl<embang dan kembali masuk kecamaran

tertinooal laoi sepern Kecamatan Tarumajaya (tar! T;imi>elang; 4. Kecamatan yang mengalami kemunduran/penurunan

kesejahteraan seperti Kecamatan Kedungwaringin, yang pada

tahun 2001-2003 sudah menjadi kecamaten berkembang

(kuadran II) kemudlan pada tahun 2004 mengalami decline

menjadi kecamatan menqalarru pertumbuhan meh1mbon (kuadran

IV). Hai ini Lerjcidi karene sektor utamanya mengalami tekanan,

atau surnber daya potens1alnya berpindall ke kecamatan lain

karena kebija kan pemekaran wilayah.

Kecamatan C1karang Selatan, Cikarang nmur, Cikarang Utara,

Cibitung dan Tambun Selatan.

b. Kecamatan dalam kuadran II (Kec:amatan Berkemb.:ng) dan

masih tetap dalam status yang serna selama empet tehun

terakmr vaitu kecamatan Serang Baru, Babelan dan Sul<atani;

c. Kecamatan yang relatif tertinggal dan tidak mengalamt

kemajuan (tetap masuk kategori tertinggal pada kuadran IV) •

Page 101: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

82

5.3. Hasil Penghltungan Rearesi terhadap Faktor-faktor yang memp1mgaruhi tingkat kemajuan lndek'> pambangu11an

~an1.1sia 5.3.1 Hasll Pemilih2n Hodel

Sebagaimana tel ah d! kemukakan sebeiumnva bahll"c. untuk

memilih model regresi panel antara model Pooled Least Squc;re etau Fixed effect aken diuji melalul ujt F. Walaupun pemilihan antar"I model

pooled a tau Fixed secara seclerha na dapat dilakukan melal ui

pengamatan pada tingkat perbedaan atau l<etimpangan dalam variabel

bebasnya, nemun !JT'tuk kepastiannya tetap dilak11kan uji F. Uji F

diguna kan untuk mengeta hui a pa kah tehnik reg resi data panel dengan

F-1xed 1>ffect leb11! ba 1k dan model reg resi data panel ta npa varidbel

dummy den9an melihat residual sum square (RSS).

Ji;ui dari hasil perhitungan tersebut F uji lebih besar dari F tabel,

maka model yang cocok untuk karektensuk data yang ada adalah

model efek tetap ( nxea Effect). Adapun ujl F stattsnknva adalah sebgai berlkut:

F N+T-2,N1"-•-,. ~ (RSS, - RSSa) I (N + T - 2) (RSS1) I (NT - N - T)

Perkernbanqan kesejahteraan kecamatan dari sisi ekonorni

tersebut menunjukkan va riasi tingkat kemaJuan clan dincimika a ntar

kecamatan. Tabel 5.8 juga rnenunjukkan bahwa sampai dengan tahun

2004, dengan PDRB perkapita rata-rata Kabupaten Bekasi atas dasar harga konstan tahun 1993 sebesar Rp 4.504.265,76 dengan rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonom1 (LPE) Kabupi"ten Bekasi sebesar 5.63%, maka darj hasil klas1fikas1 denQan menggunakan Tlpoloyi Kt<1<1sen

• diperoleh hasil banwa nanva ada 6 (enam) Kecamatan yang masuk

kate~ori kecamatan maju dengan pertumbuhan cepet, 7 (tujuh)

kecamatan sedang berkembang, 1 (satu) kecamatan tumbuh lamban

(mengalznoi penurunan) dan 9 (sembitan) Kecamatan kurang berkembang atau masih tertinggal.

Page 102: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

83

Y = IPM kecamatan Xl = PDRB per kapita kecamatan ADHK 1993; X2 = Jumlah sarana sekolah dasar; X3 = Rasio guru terhadap murid pada tingkat sekolah

dasar;

X4 = Jumlah sarana kesehatan kecarnaten:

XS = Rasia tenaga medis per 1000 penduduk; X6 = Kepadatan penduduk kecamatan;

X7 = persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih.

5.3.2 Uji Parsial, Uji Model dan Uji Koefisien determinasi Dari hasil pengujian terhadap variabel-variabel bebas yang diduga

dapat menjelaskan variasi pencapaian IPM Kecamatan se Kabupaten

Bekasi, ternvata dari tujuh variabel bebas ya11g dicoba koefisien regresinya, banyak variabel bebas yang tidak signifrkan menjelaskan

perubahan I?M pada tarao nyata a (alf~) = 5%,di samping itu

persamaan yang dihasilkan setelah dilakukan uji asumsi masin

mengandung masalah heteroskedastisitas, dimana banvak probabiutv t yang tidak signifikan walaupun probability (F stet) nva srqnifikant, (Data tersaji dalam Lampiran). Maka untuk menghilangkan masalah ini

persarnaan kemudian ditransformasi kedalarn bentuk log ganda, sehingga menjadi :

LnY1 = ~o +P1LnX1 + ~~LnX2 + ~3LnX3+ .... + P1LnX1+t>1

Dengan demikian, maka model yang sesuai dengan karakteristik data

dan dipilih dalam regresi data panel ini adalah model Fixed effect.

60,69 1,84 F UJI > F2s,6s

FUJI:

kemudian kami uji dengan menggunak.:m formula di atas dan

menghasilkan output sebagai berikut :

RSSl: 0,191067 RSS2: 0,007849 N 92 T 4

Dari hasil awal running Eviews model pooled dan fixed effect,

Page 103: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

84

Selain diduga ada masahlh heteeoskedasttsltes, untuk rnenqecex

asumsi ldin 11;engenai al!<1n7a vc.riabel bebas yang mempunyai korelasi

(hubt•ngan llnier) yang kuat dengan venabel bebas lainnya, rnaka

d1lakuk.an uJt mutnkotententes dengan menggunakan SOftware SPSS

(karena dalam E>1iews trdak tersedie tools untuk mengetahui

mult\kolmearitas untuk data panel). Dengan melihat Pearson

Core/ation Matrik:; datam SPSS, jika angka nya melebihi 0,8, maka

diasurnsikan ter:iadi ge3ala multikoleniaritas antar variabel bebas.

Dari hasil pengecekan Pearson Corelation Matriks, ternyata

terdapat hubungan enter variebel bebas y11ng cukup kuat antara

variatie! sarana pendrdikan dengan variabel sarana kesehatan (0,869),

dan variabel sarana kesehatan dengan variabel kepaElatan

cenduduk(0,823).

Dengan demlkian, maka untuk. memperoleh model yang tidak bias

(Unbiased), saiah satu pemecahan yang sering dilakuk.an untuk

mengatas1 rnuttlkoleruarttas adalah dengan mengeluarkan valiabel

__ x_1 __ .! 0.147175 .J e,ooooSf J, _

Variable 'i<oet1si ent Prob t I I c__,. . I X1 0,001694 0,1470 • Prob (F.Stat) 0,000000 ' . '----- I X2 -0,048211 0, 1019 Adj. R2 ' 0,985662 R ... 0,00'3472 o.~ o.w. stat I 2,0a282S ! I . t ·0.0074sS

. (1,3912 '

~ X5 .{l,002686 0,5563 • I ---- -··-- _, :. _ ~.__L 0.056H2 e,cm i

.. --·· -····

r.tbel S.9 Dau Hasil Regresi Sernua Val'iatlel Model Fixed Effect

Dari hasd transformasi persamaan tersebut diperolch data bahwa

henve variabel POR8, variabel penduduk dan air berslb yang yang

signifikan nie11jelaskan vaiiabel IPM pad;s taraf nyata o (alfa) = 5%,

hasil re9res1 tersebut menunjukkan bahwa masalah neteroskedasnsuas

belum sepenuhnya dapat diatas1 melalui transfonnasi persamaan ke dalarn log ganda.

Page 104: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

85

Karena ya:ig berkorelasi cukup kuat ada tiga variabel, maka

dalam penelitian ini kami mencoba bebcrapa model untuk mencari variabel mana yang i)aling layak ur.tuk dikeluarkan dari model. Formasi tersebut adalah : 1) Mengeluarkan variabel yang paling oanvak berkorelasi dengan

variabel bebas lainnya yaitu variabel sarana kesehatan (Model l);

2) Mengeluarkan variabel sarana kesehatan dan kepadatan penduduk (Model 2).

3) Mengeluarkan variabel Sarans Pendidil<an dan Sarana Kesehatan (Model 3);

Setelah dilakukan regresi terhadap ketiga model tersebut diperoleh output Eviews sebagai berikut:

Dari Regresi Model 1 diperoleh hasil bahwa ada dua variabel bebas yaitu variabel kepadatan penduduk dan air bersih yang

siqniflkant berpengaruh terhadap variasi perubahan IPM pada taraf nyata a (alfa) = 5%! (probabllltv t di bawah 0,05) dan ernpat variabel

lainnya tidak signifikan, sementara probability (F stat) nya signifikant, dengan tingkat kepercayaan 98,47% (Adj. R2 0,985621).

... Correlation rs significant "at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Pearson Conelation PDRB SARDIK RASGUR I SARKES RAS MED I KPDT AIR8SH

PDRB 1 .241 (") .097 .314("") .600("*) .342.("J I .138 SARDIK .

.241 o 1 .106 .869("•) .084 .773(:"") .215(") RASGUR .097 .106 1 .007 .077 .121 .114 SARKES .314(•") .869(**) .007 1 .054 .823(**) .280(**) RASMED .600(*") .084 .077 .054 1 .107 . iS'J KPDT .342(**) .773("") .121 .823(01 .107 'l .22~(*) AIRBSH .138 .215(*) .114 .280(*") .150 .224(*) 1

Tabet 5.10 Hasil Perhitungan Uji Multikoleniaritas

Dengan Pearson Correlation

yang sangat berkorelasi, dengan resiko kehilangan informasi dari

variabel tersebut.

Page 105: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

86

Dari Regresi MO<lel 2 diperoleh hasll bahwa hanva variabel air

bersih yang signifikant pada taraf nyata a (alfa) = 5%, (probabitity t 01 bawali 0,05) dan empa~ variabel lain~a tidal< signifikan. sernentara

probabi:ity (F stat) nya signiflkant, dengan tingkat kepereavaan

98,47% (AdJ. R1 0,984797)

Dari Regresl Model 3 direroleh hasil yang juga r.ienunjukkan

bahwa hanva ada satu vaoabel bebes yang l:leroengaruh secara

s1gnifik.3nt ternacap pencapaian IPM paoa taraf oyata a (alfa) "" 5%,

(probability t ui bawan 0,05) yaitu variabel air bersih. Sedangkan dua

variabel lainnva tidak signifikan, sementara probabilitv (F stat) nva

signifikant, dengan tingkat kep•m:ayaan 98.60% (Adj. R2 0.985000)

Dengan dem1kian dari perbandingan hasil regresl tersebut tertihat bahwa model yang paling !ayak dipilih untuk dilanjutkan pada tahap pengujian berikutnva adalah model yang pertama, karene variabel

yan9 signifikan leb1h banyak dan mempunyai Adj. R2 paling tinggi. (hal

lni dapat d1faham1 men9in9at vartal>el yang palin9 l:>anyak berl<orelasi

dengan vanabet lam adalah vanabel sarana keseneten), sehingga

model tersebut menjadi:

- .. ---- .. . .. - Variable Probt

··-- ·-- --· MONU MODEL2 NODE'L3

.. ·- .... - Xl 0.1171 ! 0.2924 0.0677 ... 0,0548 l X2 • 0 1515 -. _ _J

X3 0.3049 _Q,_2322 0.2786 ---- 'X4 - - - -- ~s 0.4629 0.3494 0.1414 X6 0,032;9 _. - . >-· ·- .0,0872 - -- X7 0.0000 0.0000 0.0000

- Prob {F.Statl 0.0000 00000 0,0~ Adj. Ri 0,985621 0,984797 0,985000 -

Tabel 5.11 Data t:asll Reeresi Model Clengan Mengeluarkan

Vulabel Bebas Y1n11 diduga Berkorelasi sa11gat kuat

Page 106: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

87

kerat lmtanq (cross seaion data), sehirvjqa diasumsikan bahwa model ketiga ini masih melakukan pelanggaran homoskedastisitas (masih

rr.enqandunq masalah heterskedustisitas), Ini dapat dilihat dari sum

square error (SSE) sebelum dan sesudah diberi perlakuan cross

section weights dan white hetcroscedasticity-consistent standard error

and covariance.

Nilai sum square error sebelum perlakuan (SSE: 0,007942) adalah

lebih besar daripada sum square error sesudah "ditiireet" dengan cross section weights dan white heteroscedasticity-consistent standard

error and covariance (SSE: 0,006556). Setelah diberi perlakuan seperti di atas diasumsikan model sudah bebas dari masalah heteroskedastisttas.

Uji asumsi yang terakhir adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah autokorelasi. Dengan menggunakan formula yang

telah diuraikan dalam metode penelitian, uji autokorelasi dilakukan dengan cara membandingl<an nilai Durbin Watson (DW stat) hasil regresi dengan angka dalam tabel Durbin - Watson. Sebagaimana ·

diketahui bahwa jumlah observasi (n = 92) dan variabel bebas (k = 6), maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

AIRBSH

KPDT RASMED

RASGUR

PDRB

SARDIK

IPM

Dimana:

= IPM kecamatan

= PDRB per kapita kecamatan ADHK 1993;

= Sarana pendidikan tingkat SD di Kecamatan; = Rasio guru terhadap murid pada tingkat sekolah

dasar;

= Rasio tenaga medis per 1000 penduduk;

= Kepadatan penduduk kecamatan; = persentase rumah tangga yang mempunyai akses

terhadap air bersih. Wala1Jpun model sudah lolos dari uji asumsi multikolinearitas,

namun karena data panel ini jugei lebih banyak menggunnkan data

LnIPM = Po +P1lnPDRB + lhlnSARDIK + p3LnRASGUR + P4LnRASMED+ PslnKPDT + P&LnAIR~SH + Ei

Page 107: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

88

Hasil pengujian yang tercermin dari output eviews menunjukkan bahwa dari variabel yang diasumsikan berpengaruh terhadap variasi

pencapaian IPM, ternyata hanya lima variabel yaitu variabel PDRB, sarana pendidikan, Rasio guru, kepadatan penduduk dan persentase

rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih yang secara signifikan berpengaruh terhadap variabel IPM pada tarap nyata a (alfa)

I Variable koefisient Prob t I ,_____ I PD Re 0,141194 j 0,0000 Prob (F.Stat) i 0,000000 SARDIK -0,038296 0,0000

- RASGUR 0,004232 0,0483 Adj. R2 I o,999993 RAS MED -0,005029 0,3481 D.W. stat 2,001913 KPDT 0,100735 0,0000 AIRBSH 0,099488 0,0000

Tabel 5.13 Data Hasil Regre~i Model Fixed Effect

(terhadap 6 variabel)

Der.gan demikian model secara keseluruhan telah bebas dari masalah-masalah penggangu, sehingga dapat dikategorikan sebagai

model yang "blue". Hasil persamaan regresi terhadap enam variabel

yar.g ada setelah dilakukan berbagai uji asumsi serta telah diberikan perlakuan cross section weights dan white heteroscedesttcitv­

consistent stenderd error and covariance, adalah sebagaim::ma ~erl~hat dalam tabot 5.13 berikut ini:

Jumlah observasi 92 di 1,566 du 1,751

(4-du) 2,249 DW Stat 2,185521

Du< DW < (4-du) 1, 566 < 2, 186 < 2,249 ; Kesimpulan Tidak terdapat autokorelasi

Tabel s.12 Pengujian Masalah Autokorelasi

Page 108: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

49

Dari persamaan tersebut cllket.ahui batiwa setiap kenalkan 1 % PDRG maka akan menyebabkan k.ena1kan tPM SEbesar 0,14%, setla\l

kenalkan 1 % raslo guru terhada p mu;fd maka li'M akan naik sebesa r 0.004'%, setlap penembatlan kepodcitan pe"duduk seceser 1 % 'lken

menyababkan kemslkan IPM sbesar 0, 10% den setiap kenalkar 1 % rumah tangga vany memltll<.I akses terhadap air berslh, maka l"M akan

nalk sebesar 0,099%.

Adapu n variasl dan lntersep atau konstanta antar kecematan

dapat dianalisa darl tabel 5.14. Dari tebel tersebut dlketahui bahwa

perbedaan lntersep antar kecarnaten relatif tidal< terlalu mencolok. hal

ini menunjukkan bahwc keseniangan IPM antar kecamatan tidak

terlalu jauh ateu relatif homogen. Intersep tertioggi terjadi di

kecernaten Muara gembong (l, 729751) dan yang terendah adalah

kecametan Cikar;:ing Baret (1,304340).

= 5%, dengan tmgkat kepertavaan 99.99%, sedangka11 vanabel rasio

mechs t1dak signifikan.

Dengan adanva vanabel yang signifikant tetapi rnernpunvai

koP.li5ien regresi yang berrulai negatif, yaitu pada variabel sarana

pendidikan, sementara diduga bahwa peningkatan jumlah sarana

pendidikan akan mcnyebabkan kenaikan anqka JPM, bukan matai)

rnenurunkannva, hal fnl terjadi karena perubahan atau penambahan

sarana pendidikan dari tahun ke tahun perubahannya tidak sebesar

perubanan vartabel lain termasuk IPM itu sendm, bankan ell beberapa

kscamatan sarana pendidskan daser ada yang mengalami penurunan.

Di samping rtu indikator pendidik1'n yang membentuk IPM dalarn

pendUtian ln1 selain sarana pendidikan juga dlsumbang oleh rasio guru

tcrhadap mund.

Page 109: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

90

8erbeda dengan varlas1 oendepeten yang cukup mencolok den

terg;:unbar den d1sparltas PORB y;,ng sangat tinggl, rneka varlasl lPM

antar kecamatan lni cenderunq homogen. Hal lnl menglncllkasikan

bahwa IPM d1pengaruhi oleP. banvak faktor d1 luar pendapatan, peran 1ndlkator pendidil<.an, kesehatan dan indik.ator kepenoudvxan yang

tergambar dari hasil regres1 vanabel-vanabel ya11g bsrpenqaruh

terhadap IPM di Kabupaten Bekasi selama pertode penqarnatan.

No. KECAMATAN KOEFISIEN ~£GRESi , SET\J-C 1,697143 2 SERANG--C 1.675525 3 :'.:IKPUSAT-C 1.580522 4 CfKARANG SELA TAN-·C 1,"6Q078 5; CIBARUSAH--C 1.551777 6 BOJONGMANGU- C 1.635841 7 CIKARANG TIMUR-C 1,543()00 8 KEDUNGWARINGIN--C 1,363345 9 CIKARANG UTARA-C 1,506946

KARANGBABAHAGIA-C -

10 1,488565 11 CIBITUNG-C 1,397386 12 CfKARANG BARAT-C 1,30434fi 13 TAMBUN SELATAN·-C 1.479387 14 TAMBUN UTARA--C 1.~0166 15 9ABELAN-C 1.605120 16 rARUMAJAYA--C 1,64058)

TAMBELANG--C - 17 1,&47li07 18 SUKAWANGl··C 1.632892 19 SUKATANl-C 1.532489 ?.Cl SUKAKARYA-(; 1,654948 21 PEBAYURAN-C 1,704351 22 CABANGBUNGIN-C 1.585069 23 MUARAGEMBONG-·C 1,729751

Tabet S.14 Variasi KoMtanta Antar Kecamalan

Model Fi>-eei Effects

Page 110: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering
Page 111: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

91

Adanya kensauan beberapa kalangan masvaraket Kabupaten

Bekasi tentang ket1mpangan antar kecamatan terbukti dari hasil

perhitungan distribusi pandapatan (PORB) dcngan menggunakan

Indeks Williamson, drrnana h<>silnya diperoleh nilei indeks yang sangat

ting91 dan secere umum cenderunq meningkat. Geir:'\~<snm tersebut

diperkuat den9dn hasil permtunqan lndeks Gini yang menunjukkan

perbe-teen pendapaten anrar golongan, Clan hasilnya jug<1 menenjukkan l<etimpangan yang ting91.

Untuk rnencari upaya dalam mengatas• ketimpangan 1r11,

selanjutnya diidentifikas1 kecamatan-kecamatan rnana y2 ng tertinggal,

mas;h berkemilang atau sucah maju dalarn T.pologi Klaas~u. Hasilnya

menunjukkan kecarnatan yang tertinggal masih cukup banyak

dibendlnqkan dengan yar.g sudah maju, bahkan ada kecamatan yang meng<ilam1 kemunduran kesejanteraar; ekonoml,

Setelah dlidentifikasi kesejahteraan dan sisi pendapatan (!>ORR)

dan laju perturnbuhan ekonomi, maka dilaojUtkan dengan analisa

tingkat kesejahteraan don faktor-raktor yang rnernpenuaruhtnya

dengan menggunakan ukuran yang lebih luas, dalam hal ini variabel anausa yang digunakan adalah lndeks Pernbangunan Manusia (IPM),

Dengan dem•k•<'~ bentuk program yang bisa dilaksanakan untvk

meningkatkan kesejahtcraan masyarakat secara ekonomi dan sosial

ddai<ukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Pencapalan IPM .

. Dari perhltungan ketiga metode tersebut, secara keseluruhan dlperoleh kesimpulan sebaga1 berikut:

1) Melalui upaya-upaya pemerataan pembangunan daerah,

Pemenntah Kabupate11 Bek~5i mengharapkan teljadinya

penurunan tingkat dlsoentas antar kecamatan, namun dalam

kenvataannva tingkat disparitas di Kabupaten Bekasi rnasih

6.1. Kesimpulan

BAB VI KESJNPULAN DAN SARJ\N

Page 112: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

92

4) Dari persamaan reqresi diperoleh data bahwa dari tujuh vanabel yang diduga mempunyai pengaruh terhadap tingkat pencapaian Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bekasi, ternyata

hanya empat variabel yang secara signifikan berpenqaruh. Ke empat variabel tersebut adalah variebel PDRB, Rasio guru

terhadap murid pada tingkat sekolah dasar, kepadatan penduduk dan prosentase rumah tc:igga yang memiliki axses terhadap air bersih.

3) upava-uoava pemerataan pernbenqunan daerah juga diarahkan

agar semua kecamacan dapat mencapai tingkat kesejahteraan

yang sama, atau paling tidak pada saat yang sarna dapat tumbuh dan berkernbanq secara bersarna-sarna. Namun dari hasil analisis Tipologi Kiaasen berdasarkan tingkat perturnbuhan PDRB dan t.aju

Pertumbuhan Eko11omi, antera tahun 2001-2004 tidak semua

kecamatan mengalami pertumbuhan, sebagian besar adalah tetap pada pola pertumbuhan yang sama (yang maju terus maju, yang tertinggal tetap tertinggal), bahkan ada beberapa xecarnatan yang mengalami penurunan tingkat kesejahteraan.

2) Disparitas pendapatan yang begitu tinggi ternyata tidak serta

merta menyebabkan disparitas yang tinggi juga pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), hal ini terjadi karena selain faktor . ekonomi seperti pendapatan, IPM juga dipengaruhi oleh faktor- faktor lain khususnva faktor sosial seperti pendidikan dan

kesehatan.

sangat tinggi - bahkan bisa dikatakan ekstrim sekali. Hal ini

diperlihatkan oleh hasil perhitungan indeks kesenjangan regional

(Indeks Wiliamson) dari 1996 sampai dengan tahun 2004.

Tingginya angka Indeks Williamson terutama disebabkan oleh terlalu dominannya kecamatan tertentu dalam menguasai

perolehan PDRB, terbukti dari hasil pengujian, apabila kecamatan tersebut dikeluarkan dari perhitungan, maka persebaran PDRB relatif lebih merata dan angka Indeks wiliamson jauh lebih kecil.

Page 113: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

93

a. Perhatian Pernerintah daerah selama ini yang terlalu fokus pada

daerah perkotaan dan kecamatan-kecamatan yang memiliki basis industri serta perhatian yang kurang terhadap wilayah kecamatan pinggiran, sebaiknya paradigmanya dibalik menjadi fokus ke

daerah pinggiran tanpa mengabaikan wilayah kota dan kawasan

industri, sehingga disparitas antar kecamatan tidak terlafu ekstrim.

b. Pemerintah Kabuoaren Bekasi perlu menga!T!hil kebijakan yang

lebih berani untuk mendorong kemajuan kecamatan-kecarnatan

yar.g Laru berkembang den relatif tertinggal, terutarna pcningkatan kualitas sumber daya manusia, disarnpinq

pengembangan sektor-sektor ekonominya. Pemerintah Kabupaten

Bekasi juga perlu segera mencari penvebab utama dan rnenerapkar: Kebijakan yrir1g responsif untuk menanqaninya.

c. Dalam mensikapi kenvataan masih sangat banyaknya kecamatan

yang perekonormannvs masuk kareqori kecamatan yang tertinqqal dan kecamatan yang pertumbuhannya melamban dan

berpotensi tertinggal dalam err.pat tahun terakhrr, beberapa saran yang munqkin bisa dilaksanakan adaiah :

• Mempercepat dan memperluas jalur-ja!ur transcortasl seperti jalan, jembatan dan sarana pendukung transportasi lainnya untuk memperlancar arus perekonomian pada daerah-daerah

keccmatan yang terisolir dan jauh dari pusat perekonomian.

• Mengembangkan sektor-sektor ungulan kecamatan dengan bantuan tehnis dan permodalan yang memadai. Setiap

kecamatan didorong untuk berkembang sesuai potensinya, ada kecamatan yang unggul di sektor jasa, ada yang berpotensi di sektor pertanian dan ada yang unggul di sektor industri kecil dan lain sebagainya.

• Mendorong pembangunan sarana-sarana perekonomian seperti pasar, lembaga keuangan dan perbankan, pembangunan

industri dan juga pemukiman harus mempertimbangan

6. 2. Saran dan Rekomendasi Kebijakan

Page 114: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

94

d. Untuk meningkatkan akselerasi pencapaian Indeks Pembangunan

Manusia, maka faktor - faktor yang perlu mendapat perhatian

adafah peningkatan pendapatan masyarakat yang tercermin

dalam kenaikan PDRB per kapita, peningkatan dan pemerataan

guru,; penyebaran penduduk yang febih merata dan peningkatan

pelayanan akses air bersih.

e. Mengenai keberadaan sarana pendidikan yang seharusnya

berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia.

namun dari hasif penelitiar. ternyata justru menyebabkan

penurunan IPM walaupun kecil pengaruhnya, hal ini bisa saia

terjadi apabila sarana pendidikan tersebut belurn dimanfaatkan

secara optimal, atau bisa jadi sarana pendidikan banyak, tetapi

kurang berkuafitas sehingga tidak bisa digunakan dalam

mendorong peningkatan inc:ieks pendidikan masyarakat. Dengan

demikian upaya yang bisa dilakukan untuk menqetasinva adalah

dengan mengoptimafkan pengunaannya sarana pendidikan serta

mernperbaiki serta meningkatkan kualitas sarananya, sehingga

sarana pendidikan tersebut menjadi nyaman, aman, dan dapat

menarik murid dan guru untuk meningkatkan kuafitas

pendidikannya. Namun demikian diperlukan penelitian lanjutan

untuk mengetahui penyebab masafah ini secara lebih akurat.

f. Untuk rnecvernpurnakan hasil penelitian ini, kiranya perlu

penelitian lanjutan khususnya mengenai penyebab disparitas

pendapatan yang sangat tinggi, penyebab masih banyaknya

kecamatan yang tertinggal kesejahteraan ekonominya, serta

. bentuk program yang cocok untuk memperbaiki faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap pencapaian IPM di Kabupaten Bekasi.

g. Dengan pelaksanaan program-program yang disarankan inl, maka

diharapkan masafah isu untuk memekarkan wifayah d: Kabupaten

Bekasi dapat diredam.

pemerataan dan dapat mendorong perekonomian kecamatan

yang tertinggal.

Page 115: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

-- - -~ ~

Page 116: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

95

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Nuzul (2005), Disparitas Pembangunan Regional, Bahan Kuliah MPKP, Tidak dipublikasikan;

Anggawen, Franciscus (2006) Disparitas Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah dalam Kaitannya dengan Perkembangan Wi/ayah di Kabupaten Bogor, Sekolah Pdscasarjana IPB Bogar;

Budiman, Arief (1995) Teori Pembangunan Dunia Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta;

Cahvadhl,' Putu Eka, P"?lacakan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Propinsi Bali) 2005, Tesis MPKP, Tidak dipublikasikan;

Gujarati, Damodar (2005) Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Soemarno Zein, Jakarta: Erlanqqa:

Hastotc, Eri (2003), Analisisi Disparitcis Pembangunan Regional di Fropinsi Sulawesi Utnre dan Proptnsi Gorontalo, Sekofah Pascasarjane !PB Bogor;

Kalil, M. Sayuti, (2000) Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan Regional di Propinsi Jambi, Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM;

Karyani, Tuti, (1998) Anaiisis Pertumbuhan dan Ketimpangan Wilayah di Propinsi Jawa Barat tahun 1991-1.995, Bandung· Lembaga Fenetitian Fakultas Pertanian UMPAD;

Khusairu, (2002) Analisis Disparitas AntarDaerah Kabupaten/Kota dan Peng;uu!Jnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi regional di Propinsi Banten, Tests MPKP UI ;

Musgrave, Rihard A. dan Musgrave, Peggy B. Public Finance in Theory and Fractice, Flfth Edition, McGraw-Hill, USA (1989)

Nazara, Suahasil, (1994) Periumbuhen Ekonomi Regional Indonesia; Suatu Aplikasi Fungsi Agrega.t indonesia, Pnsma, Jakarta;

Purwantini, Ari, (2000) Kesenjangan Pembangunan Ekonomi di Propinsi fiusa Tenggara Barat., Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM;

Santoso, Budi, (1989) Ketimpangan Pendapatan Antardaerah di Propinsi Bali, Malang: Fakultas Pases Sarjana UGM, Program

. KOK UGM -Universitas Brawijaya;

Setyarini, Djati, (1999) Faktor-faktor Yang Nempengaruhi Kesenjangan Pembangunan Ekonomi Antardaerah di Propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM;

Soetomo, (1986), Strategi Pembangunan Pedesaan Menuju Pemerataan Hasil-hasil Pembangunan, Makalah seminar

Page 117: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

96

tentang Dlstribusi Pemerataan hasil hasil Pembangunan di Pedesaan, Yogyakarta FISIP-UGM;

Sudarsono, Juwono (1991), Pembangunan Politik dan Perubahan Politik sebuah Sunga Rampai, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta;

Sumahdumin, D. dan Dudi S. Abdurahim (2001), Pemanfaatan Indeks Pembangunan Manu.;ia tmtuk Perencanaan Pembangunan Daerah, Bapeda Propinsi Jawa Barat, Bandung;

Sumarsono, Soni (2001), Indeks Pembangunan Manusia dan Pemanfaatannya dalam Pembangunan Daerah, Bappeda Propinsi Jawa Barat, Bandung;

Syahrial, Svarif, Pengolahan Data Panel, Bahan Pelatihan Ekonometrika LABKOM Dep. Ilmu Ekonomi FE UI Jakarta, tidak dipublikasikan;

Tambunan, Thulus,T.H. (2001) Transformasi Ekonomi di Indonesle, Teori den Penemuan Empiris, Jakarta: Salemba Em pat;

The World Bank. (2006) Laporan Pemba1'gunan Dunia 2006, Kesetaraan dan Pembaneunan, Penerjemah Dono Sunardi, Jakarta: Salerr.ba ernpat;

Todaro, Michael P. (2000) fiembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Aiih Bahasa Haris Munandar, Jakarta: Erlangga;

Widardjono, Agus (2005) Ekonometrika, Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis, Yoqyakarta, Penerbit Ekonisia FE UII Yogyakarta.

Williamson, Jeffrey G. (1977) Ketidaksamaan Regional dan Proses Pembenaunen Nasional: Penggambaran Polan ya (Terjemahan), Jakarta: t.ernbaqa Penerbit FE Universitas Indonesic::.

Bahan/Sumber Lain

Badan Pusat Statistik Kabupate n Bekasi, PDRB Kabupaten Bekasi; Beberapa tahun terbitan:

Bappeda Kabupaten Bekasi, Bekasi Dalam Angka; Beberapa tahun terbitan:

Bappeda Kabupaten Bekasi, Selayang Pandang Kabupaten Bekasi; . Beberapa tahun terbitan;

Bappeda Kabupaten Bekasi, Analisis dan Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia; Beberapa tahun terbitan.

BPS, Bappenas dan UNDP, Indonesia Laporan Indeks Pembangunan Manusia 2004, Ekonomi dari Demokrasi:. Membiayai Pembanguanan Manusia Indonesia; Publikasi bersama BPS, Bappenas dan UNDP.

Page 118: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

97

United Nations, Economic and Social Commission for Asia and the Pasitic, Reducing Dlsparltas: Balanced Development of Urban and Rural Areas and Regions Within the Countries of Asia and the Pasific, New York,2001.

Page 119: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

; .. ~-, -

Page 120: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

-NM~l()~~mmo~N("')V~W~~~o-N~ ~or--or-...-.---..--..--NNNN o z

gggggggggggggggggggggggg ::.:: N ~ m ,...: '° ~ c0 ~ <DIM a> M ..n tt5 m N o ,...: Lri «> ....: N ~ m g~~~~~~~~~~R~~~~~~~~~~~~~ a.~MMMNN~~MN~m~~ww-~roOM~MN

"'f (0 l.t) (I') <D ti) N CO V -.:!°,,..._ ..- (") (1) r- N <O (""') ("') U') -.:t" CO -.:t" M t-... O ~ .- ..-..-N ..- ,..._ 0 ~ ~ "ti g~ .... ..:.;.-1--4--l--<l--l--l-.+--+--l--4---l--l--4--<--<l--l-.+--+-·-l---l--l--4--<"--I g~ ~~~~~~~~~f~~~~ro~~~~~~~g~~ N ~~~~~~~~~~~~~6~~~~~~~~~6 z c~w-N~~wo~m~NNo~~~~m,.._w~M ~ •ro~M-NNNr-.vor-.roWMN~~oo~o-~ x ~~~~g~g~~-~~~g~~-~~~t~~~~~ :!: I~ o. "'· ~· r-.. -, N ro. w_ o_ o. N_ ~- N_ - r-, -- ~- o_ o_ o eo ~- w_ ~-I ~ o•--M--••<DNNVOM----N• --~ ::J (L - ..-!-N--+-4--<i-1--1-.j...-l-..j...-l---+--I-"--! § ooooooooloooooooooooooooo 0 000000000000000000000000 z ~8~~8~~~~g~g~gg~~~~~~~~~~ w §~~qm~~~~~~~N~ID~~~~o~~~o~ ~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~ ~ - ..-...-N .- ~ ::;; ~~ .... -:+-l-_..--l--<l--l---l--l--.j...-l-..j...--l--1--4--1'---l--l-.+--+---l---l-~--l--<"--I :;) 0 -,N

NCON~C.O~VM~NO~CDa>.-r-vmcoU">...-r-mM 00lt')-..-OV~OVOOO.-NMMr-~MW-Nr- ~~~g~~R~g~~g$~~~gg~~~~~~ ~Oll),...._<D.-<DO>CDCD~MOOM~~r-~CD,....~.-(0~ W,..._ccN~~a;j~V~~Qro~~~~,.._:~V~O>~N ~~m~~~~~~~~;~~~~~~~~~~~~~

0..-.--r-M..--VVC.ONN~~("').-.--r-.-N.- --~ Q.. ...-- ..-N

ci z

CO"lif,.._Q)ll.)U")U")00-(00.-f""..CO~ -..-cocoocolOO,....<ONC'flOMN ..... ~ ,...: N O. ,....: .¢ <D r'4 ai N N cD cO d M· 0 1'-1'-0)1'-0)V\ll·C:Oll)-f"'..0,...._,...._,....""" MO>~.- ..... ONO>MNWNO>".'.JMO m-riC"fm~ocimciW~OOor--orim mmoooN-m~MCO~~-MMCO­ ~~~~~~~qomm~~N~~o 0---m.-1~-v .--..--r-N~

0. -

'"lf',....,..._NO"'>"'COr-..-c">Ni.()lt'>CO,.... N ,..._ C.O 0 CO U"> 0) N M f"'- <O - <D O> <O ,..._ t;~~~~8~~~~~~;gi~:g CO ..- CD ("') 0 U> ,..._ f"".. O> M ..-- N S"-- C> r-, cQ ,..:v·ov,....oocn_"lif_,...:v_.-,....N-N~

~N~N-~ ...... ~~NN.-~mMNO> --NM~m~wNmmN-rom..- ~~-~~-N-~ ~-~--~ ll.

NOJO>C.OMCOON,...._ONM..--MNM ,..._ 0) co co ti) a> - a> ....... r-, co a> ,..._ co O> 0 ~c0mocio,...:lriM&0oc0,....;c0ww M..-OONOO<:J>Nv~covvco,.._ M0>00)lt')Q)NU">MVO...-a:>"3'"T"""C0 ri~coo~NM~~m~mmcoro~

0 ~~~~~~~~~~~g~~~~~ g 0 .-..--,..._.-..-OOM ..- .- ~M "' ll. ~t-+-+-o-+-o-+-o-+o-+o--t-o-+-o-+-o-+o--t-o-+-o-+-o-+o-+o--to--t-o-1 m 0000000000000000 5~~~~~g~~~~~~~~R~ OM~~~~~~~~~~-~ID~- ~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~ ..-..- NN ...- ~

::;: 5 ~~ .... ...:.+-4--l~l--l--1-.j...-l-..j...-1--4--1--<l--+--l--i-~ g~ ~gM~~~~~~~~g~~~~ 0 ~~~~~~~~~~~~~~~~ z ON~~.M-~~mroN~Oo~• ~ ID '$ .. ,.J~ ..-· cD ,.._ .. ci Nd ui ci m or--~ v ~1 ; ~~~~~~~~~11~~a*~~ ~ 0 ..-...-co.-.-roM - ..- -r-M ::;: ll. ~~~ J oooooooooocooooo .... 0000000000000000 z ~O~~~~~~~ciM~N~~N~ ~ g~~~~~~~-a~~~~~~~ m ~~~~~M~~~~~ra~~~~~ ~ ~ -- NN ~ ~ ~~ .... ...:.+~--l--<1--1--1--i--l--4--l-~~l--ll--l--l--l-~ < "' I- .... < 0

0000000000000000 0000000000000000 ~~o~~MM~~NM~m~~ciN QOVNr-.....--vma>oN.-..-mM~~ o~N~~~~~~m~~(j'Jco~~~ ~~o~wrow..--or-...v~Nm,...._ID~ , ...... ,....(X)~M~VM~-w~,..._vNn _,, .-..-- NM ..-- (D

o::;: Q'"")

~ O>NmO,....IDMO..--M-~-~c»~ N ,..._ l'"- 00 ..- ,...._ ,..._ l() V ,...._ ~ ,..... CO tl) <D i.O ~mwoo~~~ID~~~~M~M \llMU">C0"'1'0>NNOO'>N0>0>VC()T"" Nl.000,..._M..--OM~o-c»<.DCOCSJ m~~ON~NID~m ...... NOmW~M !~~~~-~~~~~~28a~~ ~ ........ ,..._..--..--~M .-..-..--~...-(")

Page 121: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

...

0 0 0 N

3

VO .... ..,, MN l'-M v °' r-, ~ ~~ Vl• ,...,~ ~-: NN .... 00 cxi.,; o\cxi ~o a.~ ~"' MM 00 co ~"' 1-.. ~ .... 00 '<t - .... ~ ~o a: ~ t-; ~ N~ 00~ aoo "' ..... v 00 "'~ -~ ><a M~ ~ 00 co~ ~ .... N r-, .... a v~ M!"l ~ ·-"" M,v ~ .... .... ~ >0 .... ,'<t N .... . !.M "' ... "'~ > NM

:-

~~ ... v O> M 0 r-.M ~N r-, ... N 0 ~~ vN N 00 Vl .... M!"l ~"' ~"' 0

Q.. - N,... ... - ~~ 0 1 ..... ci 0 ci 0 N ·- 0 00

Q.. ~ ... 00 00 00 00 00 00 00 C! C! NM ~di .0 -i ~~ ON ....... QOM ~~ ~~ ~o ~"' V\O M

0" '<t~ N 00 ~\OM Q~ .... ~ ~~ '<t N 00 Q.. .... '<t

~ 00 Ov "'~ ... 00 00 ~ 00 N ID 00 cxi cxi r--'. ri \OM cxi '<t '<t N Vl -M CX) M.-< ~~ N .-< 0 ~ ..... ~v r- CX) 0

I~~ VO \00 .-<0 ~N NM MM

)-N ~o ~~ ... ~ • ll"l ...... M ' v,..., ·-M ~ r-, i-. "":. -~ tll"l ... c. .... M NN.-< .... v

,_,_ ,_ - ~~ MN MM .... co ~ ... "' ~~ v v .0 o~ -i r-:. cxi NM ~"" ~ 00 ~ )-N Ov ""'<t OOM . .!. °' ~M 00 - ... 00 > Vl vO I~ V I~~

I~ ~ ....

.-<M ... ~ -~ ~ :il:i ~v ~CX) "'~ '<t ... rri vi ..; °' uo ~N ~~ -e 00 C!lM v 0 T""I °' \OCX) a: ~ ,..... N 0 0\ "'~ o~ ,.... NO Ln 00 Q.. 00 CX) .-tQO o~

I <~ - ... .... - N 00 ~~ .-<O ... 00

...J~ .... ~ 00 0 ~'<t -N <~ ~~ ~M .-<O+ .... .... ~ ~ °' MO OOw M o~ co°' OM M.-<v ~ .... ~ '<tO oao - ........ co or- ...... ~ 0> QOM .... C!l~ 00 '<t !"10 '<tMN 0 a:~ ~~ ~v ""'~ ... o~ ~N NM ~ Vl . Q.. '<t ~~ ~ 00 v '<t v

'iii

~ ft) ...

< (,!) ·- QI C!l I- ~ z Ill

:::> o~ .Q

_j ~ (,!) <D QI ft)

o zZ L .c :..: '"'< z z ~~ w .Q Q ~< z5 (,!) ., ft)

< ::>l!) u UL '.5w s >z ~:..: li! w :::> wtD << ~a: ID L <D <D -c ~ <( -c ::> ~16 ::> w

<DI- Vl L a. o~ 0.-< NM '<t~ ... .... - ... ... .... z

C1> C1>

O\NO'IO,......:>MO Q~,....,....~~":l':LI'! ~"°''°00\0\0U"\ UU'\MLnCX> V O'\N N ~:""U100"M"0 o:::O\O\ON-N\OV Q~~~~~~~~ a.

COV'l1C0Mo.-.\Or-.... .,... r-, \() "'M,..... N Q'\ ,.....vr'~~~Na:i r....O'l,.....VO\MCTIO )- ,..._ V ~ON \000

.!.t'•N.-tOO,:J'\VCO >MO\O'IMNO"il.l')M M..-fO,.....V,....M~

,~r:?1~""1~~'<t

0 OUlOO \0 C\O~ r-; ...t CJ\ (1\ N LI) IJ"I....,. o\a)rii,...:M,....,01.1") uicov,....-coccN "t.nCOCX>l.O\OIJ"IO\ "IJ"IC"OCOV'l\O....,

I~~~ ~g ~ ~~ ~ >MN U10 V ....COi 0

t ONNC\Nl°'"'"'l..O ):VOM~wrn....cCX)

1'- r-, N O ,.... r.... ,...., CO O'I ,s ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ....-t00\?\U1f'.GO - - ....

000000000 000000000 \l)ciaialrilT'i\0-Lll OVN,.....-"V0\0\0\

~U1NO\O\-tnt--.VLfl QU10U1\DOOIDT"'l'~Ln ~f'f',.(O~~tn~~:

...

0 0 0 N

~

U'l(X)l.OLn\/'\~a'.)f',.O\,....a) ¢N....-4U')C000Ml.0..-4....CCX) OOuiuiMciN\l),...:c)a>~

Q.O't\ONO\NO\IJ"l('.C"'l .... 0 I...._ 0\ V \0 CJ\ N N 0 -o M e-,

0: g;s;~ ~;;; ~~~~~ XNOO'IOM ...... VNMO'I NNr-..CD,....a:)OV'\t""lNN

I- tn 0\ 00 \0 0 ...-. en M V >r....~cooo-vir....c.oo ~ U'l0\000 M\O -0\ >N-t..-tt""lOa>t.Dtna>

1- r-, \0 e-, M ,..._ M 0\ N \0

IM co

O"NO\O,.....\OMO.....tM...-t\0.-.LnCJ\ r- ,.....,.....°'",.....,.....U")vr....v,......ooLfl\O

g~~~cici~~~~~~Mll'iMO\ utnMUla) VCJ\N N 0 O'\NO\ 0\ V CO

NIJ"l00'r"'"'l,.....0MVO,.....O\\{)(X)

~~g;~~;a~~~~~~g~~~ 0 0\0 - V CO V l.O Ma> CO_. 00 0,..... Q..

VNY:>O,.....NOMLnN...._OVOOO\ N e- CJ\ l.O 0 V (X) 00 V V L,.. V'I CX) I' I' tnai\l)cOll'iMcrir'c\u:>r...:\f.iMOV> •'VN\nU1U")Q\.,..c(7\r--,O'\NO\O­ VIJ"l\OO"IN00\NV0\1./')V0"CO -oCX)-..OVO\N\O,..'\t:JNl.1''3'"0 ~~g~~~~R~~:~~~~~

>oq U")VO\O .... COVOCOvVr--.O'I J.. ,.....N ..-f\()\00\00'\CX)\OOO"ll.O_.N > :"') 0 CO l.O N _. (X) U"1 a) 0 1'4 V ..0 l.O f'.. 1-COM~COU"ll.1'~ NM~O"IU'\0\0 -ir....MVN"\O LnO\N,.....OVO

l.OO'IU'\,....._.MN 00\00M,...M\O U"\VV\ONMCO \OU">VLnl.l"llJ")N

- N

0 a 0 N :i: :! w < Q z < e z < ..... z w Ill w :.: Ill :.: w c. z ... z < e z :::> 1- ... :i: c: w Q..

0000000000000000 0000000000000000 \lic)a:ia)rriM\J:i_;Nri-tir.iii.ri~°'N OVN,....._.VO\O\ON-.-fa)M,....Lfl ~U"INO\O\_.IJ"),....~0-.,.....00\1.0Vl.OO\

C~OU"ll.OCC"'1.-f0,.....VLflNC0,.....\0Q) ~""CO~~Ln~~Lfl=~O\,.....VN~ -

f'-\OMCO,....OMLflMO,....O"l .... VCO 0 CO V r.... NLn IJ"'I \0 M 0\0 "'1 O°'N l.DNNLnVVr....-U"IOO-.\OCCCOl.O VVU"IO\U>MVOM,.....t""lLl'lVN_. CL.oooooo-~0000000 l~ciciciOOOOciciciciOcicici Q..

OOMM,.....U">-MVVO\~,....O\M,....CO\O~ -N..OM~~~~~~~-..-fNr....N~~ _ .... \ON-r....U"IONNCX),....\OM,....V~~

l~~~~~~~~~~~~g~~~~~ci ~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~IJ"'l __ ,.....,....U"IO\OMO\N0\\0000\VCO ~l.Or....V(X)MNCOOOOLfl~Nl.OVOON 1-MNU"),....~V"NVO~(X)NNMO >ro-~-ovo~ro~~~-ooMoo ~OOM~V~~o M~-v~vN- >Lfl-Mor....-r.... --~OVLnVll) 1-NNN..0 NV-MN-~

- v ro

Page 122: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

I 0 ii::

I

~~~~~~~~~~~R~R~~~~~~~~~ oo ro · c-:> o:i a:;«> m ceim o:i a;; c0 oo c:0 oo a:> c0 c0 c0 ci c0 c0 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ >0000WOOOOOOOOOOOO~OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

v 0 0 N z s J: < ,J w :.: a: ;: z < z ct Cl z < .., z w (/) w :.: (/) :.: w 0 z ...

OOMN~~~~~~~ro~o~o~~~~~ONMO ~V~~N~~~~~~~~MOO~~~~V~NO ~m~~~~moN~M~~~~N~NOO~~~o ~~~~~ricicici~~~~~~cirici~~~~~~ ~~~M~~N~~~~~~M~~~~M~~~~M~

IO co_ ....

NM ""a:> 0.,., II> N "'v °' .... ~N ~o 0 c:i

~~~~~g~~;~~~~~~~~s~~~~ ~~~~~~~R~gg~g~~~~~~~~: ~~~~~,~~~:~~~~~~~~~~~ -NM~~~~MOO~OO~~~~ONO~O~ ~oN-~VNV ...... M~OO~VNOmVNN~ N~~NV¢N~~o~~o~~~¢N~~~ VOMMm~~~~~~vN-~OM"OM ~voo~~~~~O~NONO~M~N~~ ~~~~~~$~~g~8~g$~$~~~ VN ~00~ M~OOMVV~~~M~

N eo ...... ~ N N V

0 0

"' c: e 'ii E !:!

Page 123: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

I

R :< "'0 0 .. .. ·~ ~~ R 0 ~.., .... ,.. _ .., N h N N

~~ ~~ ~~ ~~ " ., ill i !~ ~ ~ .. !! .. ~ ,, .. :g ~· .. :!l i!! ~~ ~! >~<1; a .. .. .. ~ ,; " ..

Page 124: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

102

Sumber data: PDRB Kabupaten Bekasi Menurut Lapangan Usaha tahun 2001-2004, Kerjasama Bappeda Kab. Bekasi dan BPS Kab. Bekasi

LPE PDRB/CAP TH < < TIPOLOGI No KEC 2004 2004 LPE PDRB KLAAS EN

ADHK1993 > >

1 SETU 6.13 1, 086, 882. 02 > < II 2 SERANG BARU 6.12 1,697,053.08 > < II 3 CIKARANG PUSAT 6.13 1, 898, 584. 52 > < II 4 CIKARANG ~ELATAN 6.16 13,872,798.15 > > I 5 CIBARUSAH 5.59 1,715,635.16 < < Ill 6 BOJONGMANGU 4.78 1,228,151.01 < < Ill 7 CIKARANG TIMUR 6.11 4,938,670.44 < > I

8 KEDUNGWARINGIN 5.57 4,675,911.43 < > IV

9 CIKARANG UTARA 6.14 6,134,809.05 > > I - ~ 10 KARANG BAHAGIA 5.83 2,121,833.42 > < II

11 CIBITUNG 6.21 12,443,522.00 > > I 12 CIKARANG BARAT 6.26 24,830,~06.08 > > I -- 13 TAMBUN SELATAN 6.i6 5,298,864.08 > > I 14 T AMBUN UT ARA 5.92 3,175,392.19 < < II 15 BABE LAN 5.83 ·1,784,331.21 < < 1: 16 TARIJMAJAYA 5.61 1, 179, 588.37 < < Ill 17 TAMBE LANG 5.36 1,541, 703.34 < < Ill 18 SUKAWANGI 4.73 1,057.700.79 < < 111 19 SUKATMJI 5.79 2,041,801.58 > < II 20 SUKAKARYA 4.49 1,034,711.35 < < Ill 21 PEBAYURAN 4.54 831,331.61 < < Iii 22 CABANGBUNGIN 5.11 1,579.173.17 -: < 111 23 MUARA GEMBONG 4.98 1,717,668.29 < < Ill

Kab bekasi 5.6326 4,504,265. 76

Contoh Perhitungan Tipologi Klaasen Kabupaten Bekasi Tahun 2004

Larnpiran 4

Page 125: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

103

n..,pendent Variable. LOG(iPM?J Method Poofed Loost SqlJ3reS Dale 09/19/06 Time· 19 47 Sample. 2001 2004 I ndud ed obser Jations: 4 Total ~nel obServatiol\$ 92

Variable Coeficieirt Sid. Etror t -Stattst1c Prob ~OG\PDRB?) 0081694 00~929 1 460675 01470

LOG(SARDIK?) -0048211 OJY.!9219 .1 649985 0 1019 LOG(RASGUR?) 0003472 0.003598 0.964767 0 3368 LOG(SARKES?j -0007458 0.005663 -0 860905 0.3912 LOG{RASMED?) -0.002686 0.004551 ..() 590166 05563

LOG(KPDT?) O.OC6142 0020505 2.118143 00365 LOG(.O.IRBSH?) 0147175 0 03')661 4 800118 00000

F1xe:i Effucts _SETU-C 2.488791

_S<:RANC-C 2 472910 _ CIKPUS.l\ T ··C 2.376869

_CJKSEL-C 2404736 _C18ARU5.AH-C 2.364766 _OOJONGMU-C 2.373601

_CIKTlM-C 2.430740 - i<EOUNG-C 2.246717

_CIKUT-C 2 453257 KARANGt!A-C 2 331772 _ClBlTUNG-C 2.374063 _CIKBAR··C 2.321382

_ TAMBUNSC:·-C 2.459683 _TAMBUNUT-C 2.324945 _BABELAN--C 2.4606n _TARUMA-C 2.441167

_ TAMBElANC-C :<.334930 _Sl.!KAWANGl--C 2.385075

_SUKATANl-C 2 373490 _ SUKAKAKY A-·C 2.429034 _PEBAYURAN-C 2.475181 _CASANG-C 2.387337 MUARA-C 2.473435

Fl-squared 0.990163 Mean dependent var 4175485 Adjusted R-squared 0.985562 s o depenaent var 0 093637 S. E. of regression 0.011251 Sum squared reSJd 0 007849 F~tistic 1040 140 Ourlm-Watson slat 2 082828 Prob{F-sta11stk:) 0000000

Hasil Running El<iews Model Common dan Fixed Terhadap Semua Variabel Y«ll!I Oktuga Mempengaruhi IPM

Lampiran 5

Page 126: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

104

4 175465 0.093637 0.007942 2.052522

Mean dependent var s.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Walson stat

0.990046 0.9l!5621 0.011228 1253 168 0000000

R-squared Adjusted R-6quare:l S. E. of ragreS$lon F-sts11st1c Prob(F-statistlc)

2 420575 2403868 2.307070 2.324978 2:.195443 2307999 2M5oe7 7172376 2.374)917 2200145 2.291432 2 2353!;0 2 379913 2 251591 2 390797 2375962 2.20070S 2 318645 2302069 2 364405 2 4'·0558 2 3"9816 2 4',()142

LGJG(PDRB?) 0 087521 LOG(SARDIK?) -0 054690 LOG\RASGUR?) 0.003692 LOG(RASMED?) -0 003303

LOG(i<POT?) 0.0571C'5 LOG(AIRBSH?) 0.141441

Fixed F.ffeo:t~ SETU-C

_SEAANG-C _CtKPUSAT--C

CIKSEL-·C _ciBARUSAH·-C _BOJONGMU--C

CIKTIM-·C _KEOUNG--C

CIKUT-C KARANG5A·-C

- Cl61TUNG--C - CIKBAR--C

_ TA"18UNSE-C TAMBUNUT·-C

-_BABELAN-C: TAF<UMA·-C

_ TAMBELANG--C _SUl<AWANGl-..C _SUKATANl-·C _SUKAKARY~C _PEBAYURAN-C

CABANG-C -MUARA-C

Std. Error I-Statistic Prob. 0 055404 1 579701 o 1171 0028175 -1.941123 o 054B 0.003582 1.030859 o 3049 0.004484 -0.736671 0 <1629 0026427 2.160866 0 0329 0 0'19867 4.735693 0.000(1

Variable Coefficient

oeoenceot Variaole LOG(IPM?) Method Poole(i Leasl Squares Date 09/19/06 Time 21 10 Sample. 2001 2004 Included observations 4 Total panel observations 92

H.;isll Running Evit!ws Model Fixed Effs~t Terhadap Variabel yang Okluga Mflnpengaruhl IPM Model 1

(Tanpa SARKES)

Lampiran 6

Page 127: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

105

H1sll Running Evltws Model Fixed Effect Terhadap Varlabel yang Olduga Mempenganihi lf>M Moael 2

(Tan pa SARDIK dan KPDT)

Depenoent Vanable LOG{IPM?) Method Pooled Least Squares Date: 09/19106 Time· 21 13 sample· 2001 2004 lnclud.id observations 4 To:al 2anel eoservanons 92

Van able CAlellicient Std. Error !-Statistic Prob LOG(PORB?) 0.058469 0.055267 1 057941 0 2924

LO'G(SARDJK?) -0.040727 0.028199 -1 444283 0 1515 LOG{RASGUR?) 0.004406 0003$67 1.201455 0 2322 LOG(RASMEO?) -0.004309 0.004586 -o 939007 D.3494 LOG(AIRBSH?) 0.175519 0.025081 6.729757 0 0000

F IXeQ Effects _SETU--C 2 763083 SERANG-C 274a763

_CIKPUSAT--C 2.650104 _Cll<SEL--C 2.753150

_ CIBAAUS/' H--C 2.650016 _BOJONGMU-C 26il2309

_ClKTlM--C 2 750523 l<EDUNG-C 2.578875 _CIKLIT--C 2 8277:51

_KARANGBl>··C 2.&41498 _CIBITUNG-·C 2 740652

CIKBAR-C 2.712806 _TAMBUNSE··C 2.859478 _TAMBUNUT--C 1.663639 _BABELAN-C 2.76t'755 _TARUMA-C 2 722270

_TAMBELANG··C 2 6142S3 _SUKAWANGl-C 2.628580 _SUKATANl-C 2.684216

_SUKAKARYA--C 2 702133 _PESAYURAN·<: 2.725763 _CABANG-C 2.661877

MUARA--C 2.630037 --~""- R-squared 0.9ll9JOB Mean depenaenl var 4.1~5485 Adjusted R-squared 0.984797 S.O dependent var 0.093637 S. E. of regression 0.011546 Sum squared resid 0.008531 F-statlsbc 1480.416 Durbin-Watson slat 2.004224 Prob(F-stat1st1c) 01>)0000

Lamplran 7

Page 128: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

106

Dependent Variable: LOG(IPM?) Method: Pooled Least Squares Date: 09/19/06 Time: 21:17 Sample: 2001 2004 Included observations: 4 Total 12anel observations 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG(PDRB?) 0.103298 0.055977 1.845357 0.0677

LO(p(RASGUR?) 0.003981 0.003655 1.088948 0.2786 LOG(RASMED?) -0.006354 0.004290 -1.481189 0.1414

LOG(KPDT?) 0.045340 0.026273 1.725727 0.0872 LOG(AIRBSH?) 0.139855 0.030495 4.586209 0.0000

Fi~ed Effects SETU--C 2.037935

SERANG-C 2.033575 - CIKPUSAT--C 1 .. 943721

CIKSEL--C 1.921808 - CIBARUSAH--C 1.9n697 - BOJONGMU--C 1.948451

CIKTIM--C 1.951099 - KEDUNG--C 1.788768

CIKUT--C 1.956726 - KARANGBA--C 1.876913 _Cl BITUNG--C 1.871466 -· CIKBAR--C 1.799312

_TAMBUNSE--C 1.949616 _TAMBUNUT--C 1.859439 - BABELAN--C 1.970507 _TARUMA--C 1.981615

_ TAMBELANG--C 1.913265 - SUKAV.JANGl--C 1.954349

SUKATANl--C 1.923051

- SUKAKARYA--C 2.000509

- PEBAYURAN--C 2.00651)2

- CABANG--C 1.929354 MUARA--C 2.009044

R-squared 0.989450 Mean dependent var 4.175485 Adjusted R-squcred 0.985000 S.D.dependentvar 0.093637 S.E. of regression 0.011468 Sum squared resid 0.008417 F-statistic 1500.618 Durbin-Watson stat 2.050165 Prob(F-statistic) 0.000000

Hasil Running Eviews Model Fixed Effect Terhadap Variabel yang Diduga Mempengaruhi IPM Model 3

(Tanpa SARDIK dan SARKES)

Lampiran 8

Page 129: TES JS - perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/157376... · ukuran yang sering

107

4.175485 0.093637 0.008454

Mean dependent var S.O.dependentvar Sum squared .Wd

C.9'39404 095461>5 0 011584 213176d

R-squared Adjusted R«iuered s. E. of regreS$10n Ourbif)-W8tson stat

Unweighted Statistics

6695944 3.832842 0.006556 2 001913

Mean clepefldent v&r S.O. oependent var Sum squared resid Durblll-Watson stat

09;9995 0 999993 0.010201 2569194. 0.000000

R-squared Adjusted R-squared S E. of regression F-statiatic Prob( F-statislic)

Weighted Stotistics

1.697143 1 675525 1 580522 1.466078 1.551777 1.6358H 1 543000 ~.363345 1 508948 1468565 1 3973ll6 1.30434() 1.47S387 1.440166 1.60512C 1.640581 1.5475"7 1.632892 1.532489 1 6:'>4948 1.764351 1.58506!? 1.729751

LOG(PDRB?) 0.141194 0.014352 9."43336 0 0000 LOµ(SARDIK?) -0 038296 0.005478 -0 991112 0 0000

LOG(RASGUR?} 0.004232 0 002118 U197449 0 0483 LOG(RASMEO?) -0.005021! 0 005336 -0.94230B 0 3481

LOG(KPOT?) 0.100736 0 012709 1 926128 0.0000 LOG(AIRBSH?) 0.09948e 0.011572 8.597422 0.0000

Fiiced Effects _SET\J-C

_SERANG~ CIKPUSAT-C

- CIKSEL--C _CJBARUSAH-C _BOJONGMU--C

CIKTIM··C _KEDUNG-C

C!KUT--C KARANGBA--C

- •. CIBITUNG-C CIK9AR--C

_ TAMBUNSE-·C TAMB:.JNUT-C

- BABF.1.AN--C :TARUMA--C TAMBELANG-·C

:suKAWANGt--C _SUKATANl-C

_SUKAKARYA-C _PEBAYURAN--C

_CABANG-C MUARA·-C

Vanable Coefficient Std Error t-Statistic Prob.

\...ampiran S Has ii Running Eviews Model 1 (setelah Cross Section Weights dan White

Heteroscedastlcity..ConslS1entStandard Errot and Cov•riance)

Dependent Variable: LOG(IPM?) Methoc;l. GLS (Cross Section Wetghts) Date 09119/06 Time 21.35 Sample 20C1 2004 ln~uded coservauons 4 Total panel observatio1s 92 White Heteroskedasticily-Consi$tent standard Errors & Covariance