1
PERBAIKAN KINERJA DENGAN PENERAPAN TEORI PATH GOAL
PADA SEKTOR PERTANIAN DESA KEPUNG TIMUR
Oleh:
Genta Laksmana
No. Reg. : 103700041
UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA
FAKULTAS
JURUSAN
2013
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan waktu, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang
bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang
memimpin. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan
mulai unsur-unsur kepemimpinan.
Pemimpin adalah pusat instruksi dari jalannya visi misi suatu organisasi. Jika
pemimpin tidak berfungsi semestinya maka akan mengganggu semua aktifitas dalam
organisasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam sebuah organisasi menduduki
peranan yang sangat penting. Kedudukan yang vital ini diperlukan kompetensi yang tinggi
dalam hal kepemimpinan, agar sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik dan berkembang
sesuai tujuan mendirikan organisasi itu, Kemampuan dalam menciptakan team work
ditentukan oleh kompetensi kepemimpinan seseorang. Kepemimpinan yang mampu
memanfaatkan secara maksimal seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
Memimpin merupakan suatu kegiatan yang terus-menerus, mengelola sumber daya,
mengelola perasaan anggota/karyawan, mengelola sikap dan kemampuan yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu kepemimpinan yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi yang
berbeda dan kadang berubah-ubah. Seorang pemimpin diharapkan mampu mempengaruhi
semua aspek dalam organisasi.
Sampai sekarang, kepemimpinan masih menjadi hal yang menarik untuk dikaji dan
diteliti, namun merupakan fenomena yang sedikit masyarakat memahami nya. Gaya
kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam
kehidupan politik dan bernegara. Dalam bidang pertanian, gaya kepemimpinan berpengaruh
kuat terhadap kelancaran organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Tantangan dalam
3
mengembangkan strategi organisasi yang jelas terutama terletak pada organisasi di satu sisi
dan tergantung pada kepemimpinan (Porter,1996 : dalam Sunarsih,2001). Jadi seorang
pemimpin harus mampu membantu bawahannya dalam memahami bagaimana cara kerja yang
diperlukan di dalam menyelesaikan tugasnya, salah satu cara dengan penerapan gaya
kepemimpinan path goal teori
Path goal theory leadership adalah sebuah teori kepemimpinan yang dikembangkan
oleh House dalam Robbins dan Judge (2009) yang menyatakan bahwa terdapat dua variabel
kontinjensi yang menghubungkan perilaku kepemimpinan dengan hasil berupa kepuasan kerja
dan kinerja yaitu variabelvariabel dalam lingkungan yang berada di luar kendali karyawan
(struktur tugas, sistem otoritas formal dan kelompok kerja) serta variabel variabel yang
merupakan bagian dari karakteristik personal karyawan (locus of control, pengalaman dan
kemampuan yang dimiliki). Robbins dan Judge (2009),teori tersebut sangat dibutuhkan oleh
semua perusahaan salah satu nya pada sector pertanian desa kepung timur.
Di dalam mengelola pertanian harus menciptakan suatu komunikasi kerja yang baik
antara atasan dan bawahan agar tercipta hubungan kerja yang serasi dan selaras. Serta dengan
meningkatnya semangat dan kegairahan kerja para pekerja tersebut diharapkan akan mencapai
prestasi yang tinggi di bidang masing – masing. Adapun faktor – faktor produksi yang sangat
menentukan kinerja karyawan salah satunya adalah sumber daya manusia didalam suatu
perusahaan harus tersedia karyawan atau tenaga kerja yang berkualitas. Salah satunya dengan
adanya motivasi kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kerja karyawan dalam pertanian.
Sebagai pemimpin perhatiannya pada pekerja dengan membuka program kesejahteran
yang baru dan berkualitas. Ini perlu diperhatikan, suatu pekerjaan tidak akan maju bila
kemampuan dan keahlian yang dimiliki karyawan-karyawannya rendah. Ini adalah tugas
pemimpin untuk membantu karyawan dalam tujuan mencapai dan memberikan arah dan
4
dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka yang searah
dengan tujuan organisasi. hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja para pekerja.
Menurut Mangkunegara (2005) menyatakan kinerja berasal dari kata job performance
atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang)
yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Mangkuprawira (2007) menyatakan kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).
Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan
dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu
entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done),pengertian performance atau kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan. Kinerja para pekerja sangat mempengaruhi segala bidang usaha salah satu
nya di pertanian desa kepung timur.
Untuk mewujudkan kondisi pertanian yang sesuai dengan keadaan yang serba sulit
memang bukanlah hal yang mudah dan dapat diwujudkan dalam waktu singkat. Meskipun
demikian, usaha dan upaya perbaikan secara nyata perlu segera dilakukan melalui perbaikan
kinerja pertanian yang tentunya harus diikuti dengan kepemimpinan dalam pekerjaan. Salah
satu nya di daerah kabupaten Kediri tepat nya di desa kepung timur kecamatan kepung,
daerah tersebut 70% dominan penduduk nya sebagai petani. Tetapi kurangnya penyuluhan
tentang sistem kerja yang lebih efisien dan cara kepemimpinan sebagai juragan. Hal tersebut
sangat mempengaruhi hasil produksi dari pertanian secara maksimal. Salah satu contoh dari
system yang saya pelajari, penduduk desa kepung timur lebih menggunakan gaji buruh lepas
5
atau gaji harian daripada ikut juragan sedangkan dalam kepemimpinan juragan sering tidak
peduli dengan pekerja sehingga sering terjadi masalah antar atasan dan bawahan.
Mengingat pentingnya masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas
tentang perbaikan kinerja dengan penerapan teory Path Goal pada sektor pertanian desa
kepung timur, semoga dapat menyelesaikan dan membantu setiap masalah hubungan antara
pemimpin dan karyawan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada pada latar belakang di atas, kita ketahui bahwa
permasalahan sumber daya manusia dalam organisasi pada dasarnya merupakan masalah yang
rumit karena menyangkut masalah individu. Permasalahan-permasalahan individu dalam
organisasi seperti itulah yang harus menjadi perhatian dari seorang pemimpin. Pemimpin
yang efektif yaitu pemimpin yang mengakui kekuatan-kekuatan penting yang terkandung
dalam individu atau kelompok
Hasil dari tinjauan singkat kinerja pertanian desa Kepung timur tersebut dapat kita
ketahui bahwa orientasi tertuju pada pemberian pelayanan terbaik dan kinerja yang maksimal.
Untuk mencapai hal tersebut seorang pemimpin atau juragan harus mampu memaksimalkan
potensi setiap pekerja, menjadi panutan dan memberi motivasi sangat penting. Adanya
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab akan memudahkan tugas pemimpin dalam
pengendalian kinerja. “ Perbaikan kinerja dengan penerapan teori path goal pada sector
pertanian desa kepung timur”
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan kerja pemimpin dan karyawan di PT.Sejahtera usaha bersama –
Jombang
6
2. Memberikan usulan pada pemimpin PT.Sejahtera usaha bersama – Jombang atas
penerapan teori Path Goal
3. Sebagai perbandingan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan
yang terjadi di perusahaan.
D. Manfaat
Ada pun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagi penulis, meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
diperoleh dari dunia akademis yang salah satunya adalah teori path goal dari mata
pelajaran MSDM. Mempelajari suatu hubungan kerja PT. Sejahtera Usaha Bersama –
Jombang.
2. Bagi perusahaan, menerapkan perilaku yang benar seorang pemimpin mempengaruhi
kepuasan dan kinerja bawahannya serta menjalin hubungan baik antara pemimpin dan
bawahan dalam menyelesaikan misi kerja
3. Bagi Universitas, menjalin hubungan anata PT.Sejahtera usaha bersama – Jombangserta
menambah literature pelajaran MSDM tentang teori path goal.
E. Batasan Masalah Dan Ruang Lingkup
Agar penelitian ini sesuai dengan yang direncanakan, serta lebih jelas dan terarah
kerangka analisanya maka perlu dibuat batasan masalah sebagai berikut:
1. Data yang digunakan penelitian ini adalah data buruh tani selama januari 2013 – april
2013
2. Tidak membahas biaya
3. Pengambilan sample terfokus pada karyawan dan pemimpin PT. Sejahtera Usaha
Bersama – Jombang
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab
prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan
manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar
menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya
beberapa kesamaan. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang
ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi. Menurut
Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok.
Young (2003) melaporkan pengertian kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian
khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat
pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction
theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh
8
secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan
keinginan pemimpin.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif
mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke
depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin
yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman,
dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan
telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
B. Pengertian Path Goal
Pekerjaan manajer dipandang sebagai membimbing pekerja untuk memilih jalur
terbaik untuk mencapai tujuan mereka, serta tujuan organisasi. Teori ini berpendapat bahwa
para pemimpin harus terlibat dalam berbagai jenis perilaku kepemimpinan tergantung pada
sifat dan tuntutan situasi tertentu. Ini adalah tugas pemimpin untuk membantu pengikut dalam
tujuan mencapai dan memberikan arah dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa tujuan-tujuan mereka yang kompatibel dengan tujuan organisasi.
Perilaku seorang pemimpin dapat diterima oleh bawahan bila dilihat sebagai sumber
kepuasan, dan motivasi ketika kepuasan kebutuhan bergantung pada kinerja, dan pemimpin
memfasilitasi, pelatih, dan penghargaan kinerja yang efektif. Asli teori jalan-tujuan
mengidentifikasi berorientasi prestasi, direktif, partisipatif, dan mendukung perilaku
pemimpin.
9
Direktif jalan-tujuan mengklarifikasi perilaku pemimpin mengacu pada situasi di
mana pemimpin memungkinkan pengikut tahu apa yang diharapkan dari mereka dan
memberitahu mereka bagaimana untuk melakukan tugas mereka. Teori ini berpendapat bahwa
perilaku ini memiliki efek paling positif ketika peran bawahan dan tuntutan tugas yang
ambigu dan intrinsik memuaskan.
Perilaku pemimpin yang berorientasi prestasi mengacu pada situasi di mana pemimpin
menetapkan tujuan yang menantang bagi pengikut, mengharapkan mereka untuk tampil di
level tertinggi, dan menunjukkan kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk
memenuhi harapan ini. Pekerjaan di mana motif berprestasi yang paling dominan adalah
pekerjaan teknis, penjualan orang, ilmuwan, insinyur, dan pengusaha.
Perilaku pemimpin yang partisipatif melibatkan pemimpin dengan pengikut dan meminta
saran mereka sebelum membuat keputusan. Perilaku ini dominan ketika bawahan terlibat
dalam pekerjaan.
Perilaku Pemimpin mendukung diarahkan pada kepuasan bawahan kebutuhan dan
preferensi. Pemimpin menunjukkan kepedulian juga psikologis para pengikut menjadi
Perilaku ini terutama diperlukan dalam situasi di mana tugas-tugas atau hubungan secara
psikologis atau fisik.
Teori jalur-tujuan mengasumsikan bahwa pemimpin yang fleksibel bahwa mereka
dapat mengubah gaya mereka, saat situasi yang sangat membutuhkan. Teori ini mengusulkan
dua variabel kontingensi, seperti lingkungan dan karakteristik pengikut. Lingkungan adalah di
luar kendali struktur pengikut-tugas, sistem otoritas, dan kelompok kerja. Faktor-faktor
lingkungan menentukan jenis perilaku pemimpin diperlukan jika hasil pengikut harus
dimaksimalkan. Follower karakteristik adalah lokus kontrol, pengalaman, dan kemampuan
yang dirasakan. Karakteristik pribadi bawahan menentukan bagaimana lingkungan dan
pemimpin diinterpretasikan. Para pemimpin yang efektif memperjelas jalan untuk membantu
10
pengikut mereka mencapai tujuan dan membuat perjalanan lebih mudah dengan mengurangi
hambatan dan perangkap. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja dan kepuasan karyawan
dipengaruhi positif ketika pemimpin mengkompensasi kekurangan baik dalam karyawan atau
lingkungan kerja. Menurut Northouse, teori ini berguna karena mengingatkan para pemimpin
bahwa tujuan utama mereka sebagai pemimpin adalah untuk membantu bawahan
mendefinisikan dan mencapai tujuan mereka dengan cara yang efisien.
C. Perbandingan Teori
Sejauh pengamatan penulis belum ada penelitian mendalam terkait dengan teory path
goal di kalangan mahasiswa untuk tugas akhir perkuliahan. Beberapa penelitian yang terkait
dengan penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan teori akomodasi dan yang
mengkaji masalah kepemimpinan terhadap bawahannya.
Path Goal theory (teori jalur tujuan) dari kepemimpinan telah dikembangkan untuk
menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja
bawahannya. Teori ini pertama kali diungkapkan oleh Evans (1970) dan House (1971). House
(1971) memformulasikan teori ini dengan versi yang lebih teliti dengan menyertakan variabel
situasional. Teori tersebut semakin dimurnikan oleh beberapa penulis seperti Evans (1974);
House dan Dessler (1974); House dan Mitchell (1974; dan House (1996).
Path goal teori meski terdapat banyak keterbatasan, teori jalur tujuan telah membuat
pengaruh yang penting bagi studi kepemimpinan dengan memberikan sebuah kerangka kerja
untuk memandu para peneliti agar dapat mengidentifikasikan variabel situasinonal yang
berpotensi relevan. Dari sisi positif, model ini merupakan perbaikan dari teori trait dan
perilaku. Model ini berusaha menunjukkan faktor mana yang mempengaruhi motivasi untuk
melakukan kinerja. Selain itu, pendekatan ini memperkenalkan faktor situasi dan perbedaan
individu dalam menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dengan aspek sikap
(motivasi, penerimaan dan kepercayaan).
11
Teori lain terhadap gaya kepemimpinan sebagai perbandingan path goal adalah teori
kharismatik. Konsep kharismatik (charismatic) atau kharisma (charisma) menurut Weber
(1947) lebih ditekankan kepada kemampuan pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa
dan mistis. Ada lima faktor yang muncul bersamaan dengan kekuasaan yang kharismatik,
yaitu : Adanya seseorang yang memiliki bakat yang luar biasa, adanya krisis sosial, adanya
sejumlah ide yang radikal untuk memecahkan krisis tersebut, adanya sejumlah pengikut yang
percaya bahwa seseorang itu memiliki kemampuan luarbiasa yang bersifat transendental dan
supranatural, serta adanya bukti yang berulang bahwa apa yang dilakukan itu mengalami
kesuksesan. Para pemimpin akan lebih mungkin dipandang sebagai kharismatik jika mereka
membuat pengorbanan diri, mengambil resiko pribadi, dan mendatangkan biaya tinggi untuk
mencapai visi yang mereka dukung.
Menurut penulis teori path goal lebih efektive dibandingkan teori kharismatik karena
path goal pemimpin bisa memenuhi kepuasan karyawan serta memberi motivasi secara
langsung kepada karyawan, sedangkan teori kharismatik pemimpin hanya dominan
mengorbankan diri nya seperti membantu biaya untuk suatu misi kerja atau memberikan suatu
visi yang ekstrim kepada karyawan dan karyawan harus mematuhi secara mau tidak mau
dengan visi tersebut tetapi tidak begitu peduli dengan kepuasan karyawan.
Sehingga teori path goal patut diterapkan pada PT. Sejahtera Usaha Bersama –
Jombang agar pemimpin dapat memberikan penilaian bahwa perilaku bisa diterima oleh
bawahan, jika para bawahan melihat perlakuan tersebut merupakan sumber yang segera
memberikan kepuasan atau sebagai instrument bagi kepuasan massa depan. Problem sebelum
diterapkan path goal menurut sample penulis dari para karyawan sangat kurang puas terhadap
keputusan atau sikap pemimpin saat menyelesaikan suatu misi dengan cara wawancara
dengan karyawan semoga dapat menerapkan teori tersebut dan membantu masalah-masalah
yang di alami perusahaan dalam hubungan antara pemimpin dan karyawan.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif dimana penelitian ini
menggunakan data deskripstif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor, 1975:5). Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka memahami sikap, pandangan, perasaan
dan perilaku individu atau sekelompok orang.
Kesimpulan dari metode kualitatif adalah untuk memahami suatu kegiatan atau
fenomena yang dialami subyek penelitian yaitu para karyawan misal
motivasi,persepsi,tindakan dan lain-lain dengan dalam bentuk bahasa dan kata-kata.
Penelitian ini diterapkan pada karyawan PT. Sejahtera Usaha Bersama – Jombang
yang menjadi pekerja yang menerima perintah dari atasannya. Alasan di pilih nya karyawan-
karyawan karena berdasarkan pengamatan karyawan yang mengeluh kan sikap atasan yang
kurang baik sehingga karyawan kurang nyaman dan kurang puas dalam mengerjakan misi
pekerjaannya.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini dibatasi pada program studi teknik Industri dan sebagai
unit analisisnya yakni dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan lainnya. Sampel penelitian
yakni pelajaran MSDM yang pernah di pelajari mahasiswa program studi teknik industry.
C. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,
dokumentasi, wawancara, dan kuisioner. Metode observasi dilakukan untuk Memperbaiki
13
kinerja PT. SEJAHTERA USAHA BERSAMA – JOMBANG dengan teori kepemimpinan
path goal. Metode wawancara langsung dilakukan untuk mengambil data yang terjadi di
perusahaan tersebut
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang akan dilakukan yakni deskriptif secara
kualitatif. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data kasar
2. Pengkodean data
3. Pemilahan data
4. Perekaman data
5. Analisis deskriptif kualitatif
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
E. Alokasi waktu
Lokasi penelitian adalah lokasi yang dijadikan penelitian untuk memperoleh data
penelitian. Lokasih penelitian ini dilakukan di PT. Sejahtera Usaha Bersama – Jombang atas
dasar pertimbangan bahwa PT. Sejahtera Usaha Bersama – Jombang tersebut telah
menerapkan teori path goal dan kesediaan dari perusahaan untuk dijadikan tempat penelitian.
Pelaksanaan penelitian selama empat bulan mulai bulan Januari 2013 – April 2013.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://fachrialwinttgrf.blogspot.com/2012/11/pengertian-kepemimpinan.html
http://id.wikipedia.org/wiki
http://teorionline.net/path-goal-theory-of-leadership/
Top Related