PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 05 TAHUN 2013
TENTANG
PEDOMAN BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 96 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, perlu upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh melalui kebijakan, strategi serta pola-pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan dan ekonomis;
b. bahwa pola-pola penanganan terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh perlu mendapat perhatian Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam bentuk pemberian bantuan stimulan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b tersebut di atas perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Pedoman Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-undang.......
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia;
11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;
12. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat;
13. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 31 Tahun 2011;
14. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010 – 2014;
MEMUTUSKAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh yang selanjutnya disebut dengan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas (BSPK) adalah suatu upaya untuk menata dan meningkatkan kualitas terhadap permukiman kumuh secara berkelanjutan melalui pendekatan tridaya, penyediaan PSU yang memadai sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan mengintegrasikan konsep penanganannya dengan memanfaatkan potensi wilayah di sekitarnya.
2. Pendekatan tridaya adalah upaya pemberdayaan sosial kemasyarakatan, pendayagunaan prasarana, sarana dan utilitas umum perumahan dan permukiman serta pemberdayaan kegiatan usaha ekonomi masyarakat setempat.
3. Dokumen rencana adalah dokumen perencanaan yang disusun sebagai acuan dalam penanganan permukiman kumuh dan permukiman kumuh yang berbasis kawasan dapat berupa rencana rinci, pra DED dan DED.
4. Detailed Engineering Design yang selanjutnya disingkat DED adalah perencanaan pekerjaan secara rinci yang memuat ketentuan umum dan spesifikasi konstruksi termasuk gambar dan biaya.
5. Tenaga pendamping masyarakat selanjutnya disingkat TPM adalah masyarakat lokal untuk menjadi pendamping masyarakat selama pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas.
6. Pusat kegiatan adalah kawasan dimana berbagai kegiatan masyarakat seperti perdagangan, jasa pelayanan dan/atau pemerintah serta sarana sosial budaya berkumpul.
7. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya.
8. Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat hunian.
9. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
10. Prasarana adalah.......
10. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.
11. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
12. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.
13. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
14. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
15. Kementerian adalah Kementerian Perumahan Rakyat. 16. Menteri adalah Menteri Perumahan Rakyat. 17. Deputi adalah Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
BAB II TUJUAN, SASARAN DAN LINGKUP
Pasal 2
Bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) bertujuan untuk: a. meningkatkan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan serta terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota melalui pendekatan tridaya;
b. mendorong terwujudnya perumahan dan permukiman yang layak huni.
Pasal 3
Sasaran bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) adalah masyarakat berpenghasilan rendah yang bermukim di lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
Pasal 4
Lingkup pengaturan pedoman bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) mencakup: a. tugas dan wewenang; b. pola penanganan; c. prosedur pelaksanaan; dan d. pendanaan.
BAB III
BAB III TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 5
Tugas dan wewenang dalam pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Pasal 6
Pemerintah dalam pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) mempunyai tugas dan wewenang: a. melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan program dengan
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; b. melakukan verifikasi administrasi dan teknis/fisik/lapangan; c. menetapkan lokasi permukiman kumuh berdasarkan usulan pemerintah
kabupaten/kota dan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf b;
d. memfasilitasi penyusunan rencana, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian pembangunan fisik pada lokasi penanganan yang telah ditetapkan;
e. merevisi atau membatalkan alokasi anggaran apabila terjadi perubahan kebijakan;
f. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program; g. menyerahkan hasil pelaksanaan pembangunan fisik kepada pemerintah
kabupaten/kota;dan h. melakukan pembinaan pelaksanaan program.
Pasal 7
Pemerintah provinsi dalam pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) mempunyai tugas dan wewenang: a. memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi program; b. mengajukan usulan lokasi kepada Pemerintah berdasarkan usulan dari
pemerintah kabupaten/kota; c. melakukan koordinasi dengan Pemerintah untuk verifikasi administrasi
dan teknis/fisik/lapangan; d. mengalokasikan anggaran untuk mendukung keberlanjutan pelaksanaan
program melalui dana anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi; e. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah;dan
f. menyampaikan.......
f. menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program kepada Pemerintah.
Pasal 8
Pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) mempunyai tugas dan wewenang: a. memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi program; b. mengajukan usulan lokasi kepada pemerintah provinsi; c. menetapkan lokasi permukiman kumuh melalui Surat Keputusan
Bupati/Walikota; d. melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait; e. memfasilitasi penyusunan perencanaan dan pengawasan pembangunan
fisik pada lokasi penanganan yang telah ditetapkan; f. mengalokasikan anggaran untuk mendukung keberlanjutan pelaksanaan
program melalui dana anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota;
g. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah;
h. menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program kepada pemerintah provinsi;
i. melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dalam rangka keberlanjutan;
j. memfasilitasi TPM;dan k. mengelola dan memelihara hasil pelaksanaan program.
BAB IV
POLA PENANGANAN
Pasal 9
(1) Pola penanganan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b meliputi pemugaran, peremajaan dan atau permukiman kembali.
(2) Pemugaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk perbaikan dan/atau pembangunan kembali rumah atau perumahan dan PSU dalam permukiman kumuh agar menjadi permukiman yang layak huni.
(3) Peremajaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah atau perumahan dan PSU dalam permukiman kumuh agar menjadi lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat sekitar.
(4) Pemukiman kembali sebagaimana dimaksud dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah atau perumahan yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni dan masyarakat.
(5) Pemugaran.......
(5) Pemugaran dan peremajaan rumah atau perumahan serta pemukiman kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) ditangani melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
BAB V
PROSEDUR PELAKSANAAN Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
Prosedur pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c meliputi: a. syarat dan kriteria prioritas pemilihan lokasi; b. tahapan penetapan lokasi; c. tahapan pelaksanaan; d. pengawasan dan pengendalian;dan e. pelaporan.
Bagian Kedua
Syarat dan Kriteria Prioritas Pemilihan Lokasi Pasal 11
(1) Syarat pemilihan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a
meliputi: a. lokasi sesuai rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota; b. sudah ditetapkan sebagai permukiman kumuh oleh bupati/walikota
melalui surat keputusan bupati/walikota;dan c. lokasi yang akan, sedang atau telah mendapatkan bantuan stimulan
perumahan swadaya (BSPS) sesuai dengan Surat Keputusan Deputi Bidang Perumahan Swadaya.
(2) Kriteria prioritas pemilihan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a meliputi: a. lahan bebas dari sengketa dan memenuhi aspek legal tanah; b. memiliki potensi perekonomian yang dapat dikembangkan; c. terdapat program penanganan kumuh; d. terdapat keterlibatan masyarakat; e. tersedia alokasi APBD untuk keberlanjutan kegiatan; f. intensitas kekumuhan cukup tinggi; g. intensitas permasalahan sosial kemasyarakatan cukup tinggi;dan h. kondisi prasarana, sarana dan utilitas umum tidak lengkap atau terjadi
penurunan kualitas PSU. Bagian Ketiga
Bagian Ketiga Tahapan Penetapan Lokasi
Pasal 12
Tahapan penetapan lokasi sebagaimana dimaksud Pasal 10 huruf b meliputi: a. sosialisasi; b. verifikasi usulan lokasi;dan c. penetapan lokasi.
Paragraf 1 Sosialisasi Pasal 13
(1) Sosialisasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) untuk
memberikan penjelasan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota mengenai kegiatan penataan lingkungan permukiman kumuh yang merupakan salah satu kegiatan dalam program pengembangan perumahan dan kawasan permukiman Kementerian Perumahan Rakyat.
(2) Sosialisasi bantuan stimulan peningkatan kualitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi Teknis.
(3) Rapat Koordinasi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan selain untuk sosialisasi program juga untuk menjaring usulan lokasi dan membahas kesiapan usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK).
Paragraf 2
Usulan Lokasi Pasal 14
(1) Usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) dilaksanakan
melalui tahapan: a. pemerintah kabupaten/kota menyampaikan usulan calon lokasi
bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) kepada pemerintah provinsi dengan tembusan kepada Kementerian;
b. pemerintah provinsi menyampaikan usulan pemerintah kabupaten/kota dan calon lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas kepada Kementerian;dan
c. Kementerian menyusun daftar calon lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sesuai dengan usulan yang telah disampaikan oleh pemerintah kabupaten/kota dan/atau pemerintah provinsi.
(2) Dalam hal usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta dilaksanakan oleh pemerintah provinsi.
(3) Ketentuan mengenai surat usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran II Peraturan Menteri ini.
Paragraf 3
Paragraf 3 Verifikasi Usulan Lokasi
Pasal 15
(1) Verifikasi usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) meliputi administrasi dan teknis.
(2) Verifikasi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: d. data lokasi; e. surat usulan pemerintah kabupaten/kota dan/atau surat usulan
pemerintah provinsi; f. surat pernyataan bupati/walikota;dan g. penetapan lokasi permukiman kumuh oleh pemerintah kabupaten/kota
atau pemerintah provinsi untuk Provinsi DKI Jakarta; (3) Verifikasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kesesuaian lokasi dengan peruntukan perumahan dalam RTRW kota/kabupaten;
b. luas permukiman kumuh; c. tingkat kepadatan penduduk di lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh; d. pola hunian; e. kedekatan dengan pusat-pusat kegiatan; f. keberadaan program sejenis; g. kesiapan masyarakat; h. kesiapan pemerintah daerah; i. proporsi alokasi APBD untuk keberlanjutan kegiatan; j. intensitas kekumuhan; k. intensitas permasalahan sosial kemasyarakatan;dan l. kesiapan lahan.
Pasal 16
(1) Verifikasi usulan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dilaksanakan oleh Tim Verifikasi. (2) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keanggotaannya terdiri
dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Kementerian. (3) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan
Keputusan Deputi. (4) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh
pihak ketiga sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Paragraf 4
Paragraf 4 Penetapan Lokasi
Pasal 17
(1) Lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) ditetapkan dengan Keputusan Deputi.
(2) Penetapan lokasi bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan atas: a. verifikasi usulan lokasi; b. usulan lokasi pemerintah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan
perencanaan teknis; c. lokasi bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS);dan d. kebijakan Kementerian.
Bagian Keempat
Tahapan Pelaksanaan Pasal 18
Tahapan pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud Pasal 10 huruf c meliputi: a. pembentukan Tim Pelaksana; b. penyiapan TPM dan tugas TPM; c. penyusunan dokumen rencana; d. pelaksanaan pembangunan fisik; e. serah terima hasil pembangunan dan pengelolaan;dan f. pelaksanaan tindak lanjut program.
Paragraf 1
Pembentukan Tim Pelaksana Pasal 19
(1) Tim pelaksana bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 huruf a keanggotaannya terdiri dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Deputi serta dapat melibatkan tenaga ahli perorangan.
(2) Tim pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan Keputusan Deputi.
Paragraf 2
Paragraf 2 Penyiapan TPM
Pasal 20
(1) Penyiapan TPM bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b dilakukan oleh masyarakat setempat dan diusulkan oleh pemerintah kabupaten/kota kepada Kementerian dengan kriteria meliputi: a. tokoh masyarakat atau individu/perorangan yang berkompeten dan
menguasai bidang pemberdayaan masyarakat; b. berdomisili di kabupaten/kota lokasi penanganan perumahan kumuh
dan permukiman kumuh; c. mempunyai pengalaman di bidang sosial dan kemasyarakatan;dan d. memiliki pemahaman mengenai program pemerintah yang terkait
dengan penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh; (2) Dalam hal di lokasi penanganan perumahan kumuh dan permukiman
kumuh sudah ada TPM yang pernah menangani BSPS dapat ditetapkan sebagai TPM bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK).
Pasal 21
(1) Tugas TPM sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf b meliputi:
a. membantu mensosialisasikan pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) kepada masyarakat;
b. memfasilitasi masyarakat untuk melaksanakan musyawarah warga; c. bersama Tim Pelaksana, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota dan masyarakat lainnya melaksanakan survey lapangan;dan
d. menyusun Laporan Bulanan TPM. (2) Musyawarah warga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah
pertemuan masyarakat dalam rangka membahas dan mengusulkan kebutuhan komponen penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang difasilitasi oleh TPM dan pemerintah kabupaten/kota.
Paragraf 3
Penyusunan Dokumen Rencana Pasal 22
(1) Penyusunan dokumen rencana bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c dapat dilakukan oleh Tim Pelaksana secara swakelola atau oleh pihak ketiga sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Tahapan penyusunan dokumen rencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. persiapan pelaksanaan; b. pelaksanaan survey dan pengumpulan data lapangan;
c. pengkajian dan.......
c. pengkajian dan analisis data lapangan; d. penyusunan indikasi program prioritas penanganan;dan e. penyusunan rencana teknis.
(3) Dokumen rencana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari:
a. dokumen penataan lingkungan permukiman kumuh; b. dokumen DED.
Paragraf 4
Pelaksanaan Pembangunan Fisik Pasal 23
(1) Pelaksanaan pembangunan fisik bantuan stimulan peningkatan kualitas
(BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf d dilaksanakan dengan mengacu pada Surat Keputusan Deputi atau Surat Keputusan Sekretaris Kementerian (Sesmenpera) tentang penetapan lokasi penerima bantuan dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
(2) Pelaksanaan pembangunan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pembangunan beberapa komponen PSU secara stimulan yang dilaksanakan dengan mengacu kepada dokumen DED yang telah disusun.
(3) Komponen PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. jalan lingkungan; b. jalan setapak; c. saluran drainase; d. instalasi pengolahan air limbah (IPAL); e. prasarana dan sarana air bersih; f. persampahan; g. MCK komunal; h. bangunan serbaguna; i. ruang terbuka hijau (RTH); j. penerangan jalan umum (PJU); k. dermaga atau tambatan perahu;dan l. sarana umum lainnya.
(4) Dalam hal perubahan lokasi dan/atau perubahan alokasi anggaran wajib mendapatkan persetujuan Deputi.
(5) Dalam hal perubahan pelaksanaan pembangunan fisik terkait dengan kondisi lapangan wajib dilakukan revisi DED serta mendapat persetujuan dari Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan.
Paragraf 5
Paragraf 5 Serah Terima Hasil Pembangunan dan Pengelolaan
Pasal 24
(1) Serah terima hasil pembangunan dan pengelolaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf e dilakukan oleh Kementerian kepada pemerintah kabupaten/kota atau pemerintah provinsi khusus untuk Provinsi DKI Jakarta.
(2) Ketentuan mengenai serah terima hasil pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pengelolaan terhadap hasil pembangunan dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan atau masyarakat.
(4) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas perumahan dan permukiman secara berkelanjutan.
Paragraf 6
Pelaksanaan Tindak Lanjut Program Pasal 25
(1) Pelaksanaan tindak lanjut program bantuan stimulan peningkatan kualitas
(BSPK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf f dapat mengacu kepada dokumen rencana yang telah disusun.
(2) Pelaksanaan tindak lanjut program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diinisiasi dan diwujudkan oleh pemerintah daerah bekerjasama dengan masyarakat.
(3) Dalam pelaksanaan tindak lanjut program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kementerian dimungkinkan untuk memberikan bantuan lanjutan pada lokasi penanganan.
Bagian Kelima
Pengawasan dan Pengendalian Pasal 26
(1) Pengawasan dan pengendalian bantuan stimulan peningkatan kualitas
(BSPK) sebagaimana dimaksud Pasal 10 huruf d dilaksanakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya.
(2) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi sampai dengan Kementerian dan dapat melibatkan pemangku kepentingan.
(3) Berdasarkan hasil pengawasan dan pengendalian Kementerian dimungkinkan untuk memberikan bantuan lanjutan pada lokasi penanganan.
Bagian Keenam
Bagian Keenam Pelaporan Pasal 27
(1) Pelaporan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) sebagaimana
dimaksud Pasal 10 huruf e meliputi: a. pelaporan teknis yang terdiri dari kemajuan pelaksanaan fisik dan
realisasi keuangan;dan b. pelaporan hasil pengawasan dan pengendalian pelaksanaan;
(2) Pelaporan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan.
(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a disampaikan kepada Deputi setiap bulan.
(4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan kepada Deputi dengan tembusan kepada Menteri setiap 3 (tiga) bulan.
BAB VI PENDANAAN
Pasal 28
(1) Sumber pendanaan untuk pelaksanaan bantuan stimulan peningkatan kualitas (BSPK) dapat berasal dari APBN, APBD provinsi, APBD kabupaten/kota dan sumber-sumber pendanaan lainnya.
(2) Sumber pendanaan yang berasal dari APBD provinsi maupun APBD kabupaten/kota dapat dialokasikan dalam rangka sinergi dan keberlanjutan program di lokasi penanganan.
BAB VII KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, pengaturan mengenai pelaksanaan bantuan penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh berbasis kawasan (PLP2K-BK) dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 29/PERMEN/M/2011 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) dinyatakan tidak berlaku.
BAB VIII
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, DJAN FARIDZ
Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR .......
Lampiran Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Tentang Pedoman Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) Nomor : 05 TAHUN 2013 Tanggal : 10 APRIL 2013
Lampiran I : Kuesioner Penilaian Lokasi Lampiran II : Surat
i. Form A : Surat Usulan Pemerintah Provinsi untuk Lokasi Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK)
ii. Form B : Surat Usulan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk Lokasi Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK)
iii. Form C : Surat Keputusan Walikota/Bupati tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK)
iv. Form D : Surat Pernyataan Walikota/Bupati tentang Kesediaan Kerjasama Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK)
v. Form E : Surat Pernyataan Walikota/Bupati tentang Kesiapan Lahan untuk Pembangunan Fisik PSU Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK)
Untuk Pemerintah Kota/Kabupaten BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK) TAHUN ANGGARAN ...
1) DESA/KELURAHAN
2) KECAMATAN
3) KABUPATEN/KOTA
4) PROVINSI
BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA
(BSPS)
UNIT
TAHUN ANGGARAN ...
Keterangan: 1. Lokasi merupakan lokasi BSPS pada tahun anggaran sebelumnya. 2. Diharapkan masing-masing pemerintah kabupaten/kota mengusulkan maksimal 3 (tiga)
lokasi BSPS ≥ 100 unit dan mengelompok. .........., .............................
DIISI OLEH, DIKETAHUI OLEH,
(…………………………………
……) (…………………………………………) PEJABAT ESELON III
SEKRETARIS DAERAH ATAU KEPALA BAPPEDA/DINAS TERKAIT
Lampiran I Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 05 TAHUN 2013 Tanggal : 10 APRIL 2013
I. DATA LOKASI 1.1. ADMINISTRASI a. KELURAHAN
(dapat diisi lebih dari 1 kelurahan)
1)
2) 3)
b. KECAMATAN (dapat diisi lebih dari 1 kecamatan)
1)
2) 3) c. KABUPATEN/KOTA
(dicoret salah satu)
d. PROVINSI e. STATUS KEPEMILIKAN
TANAH � 1) MILIK PERSEORANGAN
� 2) DIKUASAI PEMERINTAH
� 3) LAINNYA,…………………………..…………
……………………….... 1.2. UMUM a. LUAS HEKTAR b. JUMLAH RUMAH UNIT c. JUMLAH PENDUDUK JIWA d. JUMLAH KEPALA
KELUARGA KK
e. DOMINASI PERMUKIMAN
(tipologi berdasarkan mata pencaharian)
� 1 ) PERMUKIMAN PEKERJA � 2) PERMUKIMAN NELAYAN
� 3) LAINNYA,……………………………………
……………………………. II. KRITERIA LOKASI KLASIFIKASI KETERANGAN 2.1. BENTUK LOKASI
� 1 ) MENGELOMPOK
(CLUSTER)
�
2) TERPENCAR (SCATTERED)
2.2. PERUNTUKAN DALAM RTRW KAB./KOTA
� 1) HUNIAN
�
2) LAINNYA,…………………………
2.3. BAGIAN DARI KEBIJAKAN DAN PROGRAM
� 1) YA
� 2) DALAM PROSES
PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (PENETAPAN PERDA)
� 3) LAINNYA,……………………
……
2.4. APAKAH ADA KETERSEDIAAN DANA APBD UNTUK MENGALOKASIKAN KEGIATAN INI?
� 1) YA
� 2) DALAM PROSES
�
3) LAINNYA,…………………………
2.5. APAKAH PERNAH ADA PROGRAM SERUPA DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH?
� 1) YA,
KEGIATAN…………………………
� 2) LAINNYA,……………………
……
2.6. DALAM PENANGANAN SEJENIS, APAKAH ADA KETERLIBATAN MASYARAKAT?
� 1) YA,
KEGIATAN…………………………
�
2) LAINNYA,……………….…………
2.7. KESEDIAAN UNTUK MENGALOKASIKAN APBD UNTUK MELANJUTKAN PROGRAM (PASCA STIMULAN)?
� 1) YA, DENGAN
PROPORSI…………..…………%
�
2) LAINNYA,…………………………
2.8. INTENSITAS KEKUMUHAN A. KEPENDUDUKAN 1. TINGKAT KEPADATAN PENDUDUK 1.1. KOTA
METROPOLITAN � a. > 750 jiwa/ha
� b. 700 - 750 jiwa/ha
� c. 600 - 700 jiwa/ha
� d. 500 - 600 jiwa/ha
� e. 250 - 500 jiwa/ha
1.2. KOTA BESAR � a. > 500 jiwa/ha
� b. 450 - 500 jiwa/ha
� c. 350 - 450 jiwa/ha
� d. 250 - 350 jiwa/ha
� e. 150 - 250 jiwa/ha
1.3. KOTA SEDANG � a. > 250 jiwa/ha
� b. 225 - 250 jiwa/ha
� c. 200 - 225 jiwa/ha
� d. 150 - 200 jiwa/ha
� e. 100 - 150 jiwa/ha
1.4. KOTA KECIL � a. > 150 jiwa/ha
� b. 100 - 150 jiwa/ha
� c. 75 - 100 jiwa/ha
� d. 50 - 75 jiwa/ha
� e. 25 - 50 jiwa/ha
2. JUMLAH RATA-RATA KK PERRUMAH � a. > 4 KK/rumah
� b. 4 KK/rumah
� c. 3 KK/rumah
� d. 2 KK/rumah
� e. 1 KK/rumah
3. TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK
� a. > 2,5%
� b. 2,1 - 2,5%
� c. 1,6 - 2,0%
� d. 1,0 - 1,5%
� e. < 1,0%
B. KONDISI BANGUNAN 1. TINGKAT KUALITAS
STRUKTUR BANGUNAN (Persentase jumlah
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
rumah semi atau tidak permanen terhadap jumlah rumah total)
� c. 31 - 50%
� d. 11 - 30%
� e. < 10%
2. TINGKAT KEPADATAN BANGUNAN
� a. > 200 unit/ha
� b. 151 - 200 unit/ha
� c. 101 - 150 unit/ha
� d. 51 - 100 unit/ha
� e. < 50 unit/ha
3. TINGKAT KERUSAKAN RUMAH (Persentase jumlah rumah yang rusak terhadap jumlah rumah total)
� a. 51 - 70%
� b. 31 - 50%
� c. 11 - 30%
� d. < 10%
� e. 51 - 70%
C. KONDISI PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS 1. TINGKAT PELAYANAN
AIR BERSIH (Persentase jumlah KK yang tidak terlayani air bersih terhadap jumlah KK total)
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
� c. 31 - 50%
� d. 11 - 30%
� e. < 10%
2. KONDISI SANITASI LINGKUNGAN (Persentase jumlah KK yang tidak menggunakan jamban terhadap jumlah KK total)
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
� c. 31 - 50%
� d. 11 - 30%
� e. < 10%
3. KONDISI PELAYANAN PERSAMPAHAN (Persentase jumlah KK yang sampahnya belum
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
� c. 31 - 50%
terlayani terhadap jumlah KK total)
� d. 11 - 30%
� e. < 10%
4. KONDISI SALURAN AIR HUJAN/DRAINASE - Jika memiliki drainase,
persentase panjang drainase yang tidak lancar atau tersumbat terhadap panjang drainase total
- Jika tidak memiliki drainase, persentase luasan air limpasan (run off) terhadap panjang drainase total
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
� c. 31 - 50%
� d. 11 - 30%
� e. < 10%
5.a. KONDISI JALAN RUSAK BERAT (Presentase panjang jalan rusak berat terhadap panjang jalan total)
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
� c. 31 - 50%
� d. < 30%
5.b. KONDISI JALAN RUSAK SEDANG (Presentase panjang jalan rusak sedang terhadap panjang jalan total)
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
� c. 31 - 50%
� d. < 30%
5.c. KONDISI JALAN RUSAK RINGAN (Presentase panjang jalan rusak ringan terhadap panjang jalan total)
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
� c. 31 - 50%
� d. < 30%
6. JUMLAH RUANG TERBUKA (Persentase luas ruang terbuka terhadap luas seluruh kawasan perumahan dan permukiman)
� a. < 2,5%
� b. 2,5 - 5%
� c. 5 - 7,5%
� d. 7,5 - 10%
� e. > 10%
2.9. INTENSITAS PERMASALAHAN SOSIAL KEMASYARAKATAN 1. TINGKAT PENDAPATAN
(Persentase jumlah penduduk berpenghasilan di bawah upah minimum terhadap jumlah penduduk)
� a. > 35%
� b. 26 - 35%
� c. 16 - 25%
� d. 6 - 15%
� e. < 6%
2. TINGKAT PENDIDIKAN (Persentase jumlah penduduk yang tidak tamat wajib belajar 9 tahun terhadap jumlah penduduk)
� a. > 15%
� b. 11 - 15%
� c. 6 - 10%
� d. 1 - 5%
� e. 0%
3. TINGKAT KERAWANAN KRIMINAL (Jumlah tindakan kriminal dalam 1 tahun)
� a. > 6 kali/tahun
� b. 5 - 6 kali/tahun
� c. 3 - 4 kali/tahun
� d. 1 - 3 kali/tahun
� e. 0 kali/tahun
4. STATUS GIZI BALITA (Presentase jumlah balita yang kurang gizi terhadap jumlah keseluruhan balita)
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
� c. 31 - 50%
� d. 11 - 30%
� e. < 10%
5. ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH (Persentase jumlah penderita demam berdarah dalam setahun terhadap jumlah penduduk)
� a. > 20%
� b. 16 - 20%
� c. 11 - 15%
� d. 6 - 10%
� e. < 5%
6. ANGKA KESAKITAN DIARE (Persentase jumlah
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
penderita diare dalam setahun terhadap jumlah penduduk)
� c. 31 - 50%
� d. 11 - 30%
� e. < 10%
7. ANGKA KESAKITAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN BAGIAN ATAS) (Persentase jumlah penderita ISPA dalam setahun terhadap jumlah penduduk)
� a. > 70%
� b. 51 - 70%
� c. 31 - 50%
� d. 11 - 30%
� e. < 10%
8. FREKUENSI KEBAKARAN � a. > 7 kali/tahun
� b. 5 - 7 kali/tahun
� c. 3 - 4 kali/tahun
� d. 1 - 2 kali/tahun
� e. 0 kali/tahun
9. FREKUENSI BANJIR � a. > 7 kali/tahun
� b. 5 - 7 kali/tahun
� c. 3 - 4 kali/tahun
� d. 1 - 2 kali/tahun
� e. 0 kali/tahun
10. FREKUENSI TANAH LONGSOR/3 TAHUN � a. > 7 kali/3 tahun
� b. 5 - 7 kali/3 tahun
� c. 3 - 4 kali/3 tahun
� d. 1 - 2 kali/3 tahun
� e. 0 kali/3 tahun
III. PERTANYAAN 1. APAKAH LOKASI TERSEBUT SUDAH DITANGANI MELALUI PROGRAM SERUPA,
MISALNYA NUSSP (NEIGHBOURHOOD UPGRADING SHELTER SECTOR PROJECT), DST? Jawab:
________________________________________________________________________
2. ADAKAH PERMASALAHAN YANG BERPOTENSI DAPAT MENGHAMBAT/MENGACAU KEBERHASILAN PENANGANAN PROGRAM? (Misalnya, adanya permasalahan sengketa lahan) Jawab:
________________________________________________________________________ 3. BAGAIMANA PERSENTASE PELUANG KEBERHASILAN PROGRAM TERKAIT DENGAN
KESIAPAN LOKASI? (Besarnya peluang sukses menjadi motor penggerak keberhasilan program, indikatornya antara lain komitmen pemda, partisipasi masyarakat dan intensitas kekumuhan serta permasalahan sosial kemasyarakatan) Jawab:
________________________________________________________________________ 4. APAKAH PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BERSEDIA UNTUK MENGELOLA PSU
YANG AKAN DIBANGUN? Jawab: a. Jika BERSEDIA, langkah apa yang akan ditempuh?
_________________________________________________________________________________ b. Jika TIDAK BERSEDIA, (kepastian pengelolaan menjadi syarat mutlak agar PSU
dapat bermanfaat) __________________________________________________________________________________
5. APAKAH PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BERSEDIA MENGALOKASIKAN ANGGARAN UNTUK KEBERLANJUTAN KEGIATAN? Jawab: c. Jika BERSEDIA, langkah apa yang akan ditempuh?
__________________________________________________________________________________ d. Jika TIDAK BERSEDIA,
__________________________________________________________________________________ 6. APAKAH DI LOKASI SUDAH ADA LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT YANG
DAPAT DIKEMBANGKAN ATAU DIMANFAATKAN UNTUK BERFUNGSI MENJADI PENGELOLA PSU YANG AKAN DIBANGUN? Jawab: a. Jika ADA, apakah saat ini lembaga tersebut masih aktif dan menangani kegiatan
apa? __________________________________________________________________________________
b. Jika TIDAK ADA, (agar didiskusikan dengan pemerintah daerah setempat agar memanfaatkan organisasi masyarakat yang ada untuk dibentuk sebagai Badan Pengelola) __________________________________________________________________________________
7. BAGAIMANAKAH KESIAPAN LAHAN DI LOKASI UNTUK PEMBANGUNAN PSU BSPK? (Kesiapan lahan menjadi prasyarat utama untuk mengusulkan lokasi BSPK, mengingat komponen PSU yang akan dibangun membutuhkan lahan) Jawab: a. Jika SIAP, bagaimana status kepemilikannya?
__________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________ b. Belum, tetapi siap untuk ditangani pada TA........,
karena______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DJAN FARIDZ
KOP PEMERINTAH PROVINSI
No. : .........................,..................... Lampiran : Kepada Yth. Menteri Perumahan Rakyat Gedung Kementerian Perumahan Rakyat Jalan Raden Patah I No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Perihal : Usulan Pemerintah Provinsi ……….. Untuk Lokasi Bantuan Stimulan
Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) TA ........
Dalam rangka meningkatkan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh di lokasi.......... kabupaten/kota dan sesuai dengan Program Kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran ........, bersama ini dengan hormat kami sampaikan lokasi kabupaten/kota yang diusulkan sebagai lokasi BSPK, sebagai berikut: a. Penangangan pada Tahun Anggaran ........
- Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ………. - Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ……….
b. Penangangan pada Tahun Anggaran selanjutnya - Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ………. - Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ……….
Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
- Usulan lokasi pemerintah kabupaten/kota …………… - Kuesioner dan data pendukung pemerintah kabupaten/kota ……………
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama kami ucapkan terima kasih.
Gubernur …………………….
………………………………. Tembusan: 1. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri; 4. Walikota/Bupati ……… 5. Arsiparis.
Lampiran II Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 05 TAHUN 2013 Tanggal : 10 APRIL 2013
KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Nomor : ........................,..................... Lampiran : Kepada Yth. Gubernur…………. di – ………………. Perihal : Usulan Pemerintah Kabupaten/Kota ….. Untuk Lokasi Bantuan Stimulan
Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) TA ........
Dalam rangka meningkatkan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh di lokasi.......... kabupaten/kota dan sesuai dengan Program Kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran ........, maka bersama ini dengan hormat kami sampaikan lokasi BSPK di kabupaten/kota …………. pada tahun anggaran ........, sebagai berikut:
- Lokasi ………. - Lokasi ………. - Lokasi ……….
Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
- Usulan lokasi pemerintah kabupaten/kota …………………. - Kuesioner - Kesesuaian dengan RTRW Kabupaten/Kota …………………. - Surat Keputusan Bupati/Walikota …………………. tentang Penetapan Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh - Surat Penyataan Bupati/Walikota tentang kesediaan bekerjasama pada pelaksanaan
kegiatan BSPK - Peta lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh - Foto-foto dan data pendukung lainnya.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama kami ucapkan terima kasih.
Bupati/Walikota …………………….
………………………………. Tembusan: 1. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 2. Arsiparis.
KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Bentuk/struktur penulisan surat keputusan penetapan lokasi sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh agar disesuaikan dengan format yang berlaku di daerah. Namun demikian, dalam penulisan surat keputusan tersebut perlu ditampung materi-materi pokok sebagai berikut:
- Alasan pemilihan lokasi - Kesediaan pengalokasian dana APBD - Kesediaan memfasilitasi dan penyiapan rencana dan program yang mendukung kegiatan
peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh Berikut di bawah ini adalah contoh surat keputusan bupati/walikota yang mengakomodasi materi pokok di atas:
KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA ……………………
NOMOR : / /........
TENTANG
PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN/KOTA ………………..
Menimbang : ………… dst (bentuk surat keputusan disesuaikan dengan model surat
keputusan yang berlaku di daerah), sebagai contoh: a. bahwa pesatnya pertumbuhan penduduk terutama di perkotaan, yang
umumnya berasal dari urbanisasi tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota sehingga berakibat pada semakin meluasnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
b. bahwa dalam rangka peningkatan mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah dapat memberikan bimbingan, bantuan dan kemudahan kepada masyarakat baik dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap pelaksanaan, serta melakukan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh;
c. bahwa di kabupaten/kota masih terdapat perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang kualitasnya semakin menurun dan perlu segera ditangani;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu penetapan Keputusan Bupati/Walikota …………. tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten/Kota…………...
e. dst
Mengingat : …… dst, sebagai contoh: a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman; b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992, Nomor: 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 3699);
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah d. Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 26 Tahun 2007, tentang
Penataan Ruang; e. dst.......
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : …….. dst, sebagai contoh: “KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA …………………… TENTANG PENETAPAN
LOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH DI KABUPATEN/KOTA………………...”
Kesatu : Lokasi-lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan merupakan lokasi yang benar-benar kumuh dan memerlukan penanganan untuk peningkatan kualitas kehidupan dan penghidupan masyarakat yang tinggal di lingkungan perumahan dan permukiman tersebut;
Kedua : Pemerintah Kabupaten/Kota …………bersedia mengalokasikan dana APBD untuk kelancaran pelaksanaan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan mulai tahun anggaran ........ sampai dengan tuntasnya penanganan;
Keempat : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada APBD Pemerintah Kabupaten/Kota…………… Tahun Anggaran ………;
Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila kemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
dan seterusnya….
Ditetapkan di : Pada tanggal :
Bupati/Walikota …………………….
……………………………….
Lampiran Keputusan Bupati/Walikota ……………… Nomor : Tanggal : Tentang : Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di
Kabupaten/Kota ………………………… No Lokasi Luas (Ha) Keterangan
1. 2. 3. 4.
Ditetapkan di : Pada tanggal :
Bupati/Walikota …………………….
……………………………….
KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Bentuk/struktur penulisan surat pernyataan agar disesuaikan dengan format yang berlaku di daerah. Namun demikian, dalam surat pernyataan tersebut perlu ditampung materi-materi pokok sebagai berikut:
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH (BSPK)
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (BSPK) yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran ........, maka bersama ini kami Pemerintah Kabupaten/Kota………………………… menyatakan:
1. Memberikan dukungan dan fasilitasi pelaksanaan BSPK; 2. Menetapkan lokasi penanganan sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh
melalui surat keputusan kepala daerah; 3. Bersedia untuk mengalokasikan program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD
kota/kabupaten………… dalam rangka sinergi dan saling menunjang kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas;
4. Melaksanakan perekrutan Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM); 5. Bersama dengan TPM memfasilitasi pelaksanaan BSPK; 6. Mengusulkan aparat pemerintah kota/kabupaten sebagai anggota Tim Koordinasi
BSPK; 7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi secara bersinergi dengan Kementerian
Perumahan Rakyat dalam pelaksanaan BSPK; 8. Bersedia melanjutkan pelaksanaan progam dan kegiatan BSPK.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Apabila kemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Pada tanggal :
Bupati/Walikota …………………….
……………………………….
KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Bentuk/struktur penulisan surat pernyataan agar disesuaikan dengan format yang berlaku di daerah. Namun demikian, dalam surat pernyataan tersebut perlu ditampung materi-materi pokok sebagai berikut:
SURAT PERNYATAAN KESIAPAN LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN FISIK PSU BANTUAN STIMULAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran ........, maka bersama ini kami Pemerintah Kabupaten/Kota………………………… menyatakan bahwa 1. Lahan yang menjadi lokasi pembangunan fisik PSU BSPK siap untuk dibangun (clean and
clear) dan tidak bermasalah dengan masyarakat atau yang lainnya (terlampir surat hibah/kepemilikan lahan).
2. Jika di kemudian hari terjadi permasalahan lahan di lokasi dimaksud, maka kami bersedia untuk dibatalkan kegiatan BSPK.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya. Apabila kemudian hari terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam keputusan ini, maka akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Pada tanggal :
Bupati/Walikota …………………….
……………………………….
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DJAN FARIDZ
Konfirmasi Keterkaitan Substansi : 1. Deputi Bid.
Pengembangan Kawasan
Hazaddin TS
Perumus
Deputi Bidang Pengembangan Kawasan
Hazaddin TS
Diteruskan untuk ditetapkan
Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat
Iskandar Saleh
Ditetapkan Tanggal :……./……../2012 Menteri Perumahan Rakyat
Djan Faridz
2. Deputi Bid.
Pembiayaan
Sri Hartoyo
3. Deputi Bidang Perumahan Swadaya
Jamil Ansari
4. Deputi Bidang Perumahan Formal
Pangihutan Marpaung
PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2012
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN
PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (5) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu mengatur pelaksanaan bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum;
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 38 ayat (5) huruf h Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan bahwa penunjukan langsung memungkinkan dilakukan untuk pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dilaksanakan oleh pengembang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU).
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
tPemandu Serasi Substansi
Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian
Agus Sumargiarto
Penyiapan Rumusan Asisten Deputi Perencanaan
Pengembangan Kawasan
Siti Budihartati
Penyiapan Bahan Rumusan
Kabid Strategi Pengembangan Kawasan
Toni Rusmarsidik Legal Drafting
Kabag Perundang-Undangan
Dedy Selamet Budisusetyo
Pengetik Naskah
Deswinda Wulandari
K E M E N T E R I A N P E R U M A H A N R A K Y A T R E P U B L I K I N D O N E S I A
PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA,
DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (5) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu mengatur pelaksanaan bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum;
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 38 ayat (5) huruf h Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan bahwa penunjukan langsung memungkinkan dilakukan untuk pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dilaksanakan oleh pengembang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan Tapak Yang Dibangun Oleh Pengembang;
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang …
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia;
7. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK. 06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;
10. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22/PERMEN/M/ 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Perumahan dan Kawasan Permukiman;
12. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 31 Tahun 2011;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG.
BAB I KETENTUAN …
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang selanjutnya disebut
bantuan PSU adalah pemberian sebagian komponen PSU yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan PSU perumahan dan kawasan permukiman, yang pelaksanaannya dilakukan oleh pengembang yang membangun rumah baru untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) didasarkan perjanjian kerjasama operasional antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan pengembang.
2. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.
3. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
4. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.
5. Jalan adalah prasarana transportasi darat di dalam perumahan dan kawasan permukiman yang meliputi segala bagian jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
6. Saluran drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.
7. Masyarakat berpenghasilan rendah, yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah.
8. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya.
9. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman perkotaan ataupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
10. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, dan utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
11. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
12. Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.
13. Rumah murah adalah rumah umum layak huni dan terjangkau yang diperuntukan bagi MBR dan kepemilikannya melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah, didukung oleh bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan serta tanpa uang muka.
14. Fasilitas Likuiditas …
14. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan yang selanjutnya disingkat FLPP adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat.
15. Site plan yang selanjutnya disebut rencana tapak adalah peta rencana peletakan bangunan/kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala dan batas luas lahan tertentu.
16. Detailed engineering design yang selanjutnya disingkat DED adalah perencanaan pekerjaan secara rinci yang memuat ketentuan umum dan spesifikasi konstruksi termasuk gambar dan biaya.
17. Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing) yang selanjutnya disebut gambar terbangun adalah gambar setelah pekerjaan pembangunan PSU dilaksanakan, menjelaskan adanya perubahan pelaksanaan yang awalnya tertuang dalam gambar kerja karena kebutuhan dan atau menyesuaikan kondisi lapangan atau dikarenakan adanya permasalahan di lapangan.
18. Verifikasi pra konstruksi bantuan PSU adalah kegiatan penilaian terhadap usulan bantuan PSU perumahan dan kawasan permukiman yang meliputi pengecekan administrasi dan pengecekan teknis usulan lokasi.
19. Verifikasi paska konstruksi bantuan PSU adalah kegiatan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pembangunan bantuan PSU oleh kelompok sasaran yang meliputi pengecekan administrasi dan pengecekan teknis.
20. Badan hukum adalah badan hukum yang didirikan oleh warga negara Indonesia yang kegiatannya di bidang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
21. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan penyedia jasa pembangunan PSU dengan cara menunjuk langsung pengembang yang melaksanakan pembangunan rumah bagi MBR untuk melaksanakan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas pada lokasi perumahan dan kawasan permukiman.
22. Pengembang adalah badan hukum bidang perumahan dan kawasan permukiman
23. Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.
24. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
25. Kementerian adalah Kementerian Perumahan Rakyat. 26. Menteri adalah Menteri Perumahan Rakyat.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, SASARAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2
(1) Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk melaksanakan penyediaan PSU melalui mekanisme penunjukan langsung kepada pengembang yang bersangkutan.
(2) Petunjuk Pelaksanaan ini bertujuan agar pelaksanaan bantuan PSU dilakukan secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel serta memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pasal 3 …
Pasal 3 Sasaran bantuan PSU merupakan perumahan tapak yang diperuntukkan bagi MBR
Pasal 4 Lingkup pengaturan pedoman bantuan PSU mencakup: a. bantuan PSU; b. persyaratan kelengkapan dokumen c. penetapan lokasi; d. penetapan pengembang; e. perjanjian kerjasama operasional; f. pelaksanaan; g. pencairan dana bantuan PSU; h. tim verifikasi; i. tugas dan wewenang; j. pemantauan, evaluasi dan pelaporan; k. penyerahan bantuan PSU; l. pendanaan.
BAB III
BANTUAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM Pasal 5
Kelompok sasaran bantuan PSU diberikan kepada pengembang yang melakukan pembangunan perumahan tapak untuk MBR.
Pasal 6 (1) Komponen bantuan PSU, berupa:
a. jalan dan bangunan pelengkap jalan lainnya; dan/atau b. drainase;
(2) Komponen bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan seluruh atau sebagian.
(3) Komponen bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk pekerjaan pembentukan badan jalan.
Pasal 7
(1) Persyaratan teknis komponen PSU meliputi: a. lahan untuk daerah milik jalan dan bangunan pelengkapnya, badan
jalan atau lapis bawah telah tersedia; b. badan jalan atau lapis pondasi bawah sudah terbentuk c. perencanaan teknis untuk komponen PSU terdiri dari gambar rencana
teknis dan rencana anggaran biaya; d. jenis konstruksi jalan dan bangunan pelengkapnya serta drainase yang
dapat dibantu berdasarkan perencanaan teknis; dan e. ketentuan mengenai kriteria teknis jalan dan bangunan pelengkapnya
serta drainase sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Penyusunan rencana anggaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c berdasarkan harga satuan dasar yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 8 …
Pasal 8 (1) Pengajuan usulan bantuan PSU dilaksanakan melalui tahapan:
a. kelompok sasaran mengajukan permohonan secara tertulis kepada pemerintah kabupaten/kota, tembusan kepada pemerintah provinsi dan Kementerian;
b. pemerintah kabupaten/kota mengusulkan lokasi bantuan PSU kepada pemerintah provinsi tembusan kepada Kementerian;
c. pemerintah provinsi mengusulkan lokasi bantuan PSU kepada Kementerian;
d. Kementerian melakukan konsolidasi usulan melalui rapat konsultasi dan koordinasi teknis mencakup pemeriksaan materi verifikasi administrasi.
(2) Dalam hal usulan bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta pengajuan usulan dilaksanakan oleh pemerintah daerah provinsi.
(3) Dalam hal pemerintah kabupaten/kota dan/atau pemerintah provinsi belum atau tidak menindaklanjuti usulan dari kelompok sasaran, Kementerian dapat memproses usulan sepanjang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
(4) Usulan bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan format usulan yang tercantum dalam lampiran I sampai dengan lampiran III Peraturan Menteri ini.
BAB IV
PERSYARATAN KELENGKAPAN DOKUMEN Pasal 9
(1) Pengembang dalam mengajukan bantuan PSU harus memenuhi persyaratan administrasi.
(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a. surat usulan; b. surat pernyataan kesanggupan membangun dari pengembang; c. dokumen legalitas usaha; d. dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan; e. dokumen teknis proyek perumahan; dan f. dokumen kuesioner bantuan PSU perumahan dan kawasan
permukiman yang telah diisi. (3) Surat Pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b mencakup penjualan rumah kepada MBR melalui KPR dan/atau sesuai proses Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K).
(4) Dokumen legalitas usaha sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c, meliputi: a. Akta perusahaan; b. Laporan pajak 3 bulan terakhir atau surat keterangan fiskal; c. Surat dukungan bank; d. Daftar pengalaman perusahaan; e. Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi
(SIUJK); f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); g. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
h. Surat Izin Tempat ...…
h. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Surat Keterangan Domisili; dan i. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau Surat Keterangan Usaha. j. Dalam hal pengembang tidak memiliki klasifikasi dan kualifikasi
perusahaan jasa konstruksi (SBU dan SIUJK), diharuskan melakukan kerjasama operasional (KSO) dengan penyedia layanan jasa konstruksi yang disahkan melalui akta Notaris
(5) Dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf d, meliputi: a. Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Induk atas nama badan
hukum; b. Izin Prinsip Mendirikan Bangunan (IPMB); c. Bukti pembayaran pajak tahun terakhir atas tanah berupa Nilai Jual
Obyek Pajak (NJOP) atau Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); dan d. Surat Izin Lokasi;
(6) Dokumen teknis proyek pembangunan perumahan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf e, meliputi: a. Data lokasi (ditambahkan koordinat lokasi); b. Peta lokasi trase jalan dan saluran yang akan dibantu PSU; c. DED dan RAB PSU yang telah disahkan oleh Dinas teknis terkait; d. rencana tapak proyek perumahan yang telah disetujui oleh pemerintah
kabupaten/kota; dan e. jadual rencana pelaksanaan pembangunan proyek perumahan.
(7) Pengembang bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan dokumen yang disampaikan.
(8) Dokumen sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) merupakan copy dokumen yang sudah dilegalisir.
(9) Format surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam lampiran IV Peraturan Menteri ini.
(10) Dokumen Kuesioner Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f tercantum dalam lampiran VI Peraturan Menteri ini.
BAB V PENETAPAN LOKASI
Pasal 10 (1) Calon lokasi penerima bantuan PSU diusulkan berdasarkan kriteria
pemilihan lokasi serta memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pada verifikasi pra konstruksi.
(2) Kriteria pemilihan lokasi sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi: a. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota; b. lokasi sudah memiliki rencana tapak yang telah disetujui oleh
pemerintah kabupaten/kota; c. status tanah tidak dalam sengketa; d. luas lokasi rumah tapak sesuai dengan rencana tapak sekurang-
kurangnya 6 (enam) hektar atau memiliki daya tampung rumah sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) unit rumah;
e. bagi lokasi yang memiliki luas kurang dari 6 hektar atau daya tampung kurang dari 300 unit wajib melakukan kerjasama dengan pengembang lain dalam satu wilayah kabupaten/kota yang memiliki lokasi masing-
masing minimal 2 hektar …
masing minimal 2 hektar sehingga mencapai 6 hektar yang disahkan dengan akta notaris;
f. kesanggupan membangun rumah dengan ukuran luas lantai bangunan dan harga jual sesuai dengan ketentuan pemerintah;
g. kesanggupan pengembang untuk dilakukan audit oleh Auditor Pemerintah.
(3) Persyaratan pemberian Bantuan PSU kepada pengembang dengan ketentuan, sebagai berikut: a. pengembang yang belum mendapatkan bantuan PSU pada tahun
sebelumnya namun sudah membangun sejumlah unit rumah KPR FLPP terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya, dapat mengajukan bantuan PSU pada tahun berjalan sejumlah unit yang telah KPR FLPP atau proses SP3K terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya s.d 30 November tahun berjalan;
b. pengembang yang akan mengajukan bantuan PSU pada tahun berjalan namun sudah pernah mendapatkan bantuan PSU pada tahun sebelumnya dan telah menyelesaikan kewajiban membangun rumah KPR FLPP s.d tanggal 30 Juni tahun berjalan, maka pengembang tersebut dapat mengajukan bantuan PSU sesuai dengan jumlah unit rumah yang telah KPR FLPP maupun proses SP3K terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berjalan s.d 30 November tahun berjalan diluar unit rumah yang telah mendapatkan bantuan PSU tahun sebelumnya;
c. pengembang yang sudah mendapatkan bantuan PSU tahun sebelumnya namun s.d akhir bulan Juni tahun berjalan belum menyelesaikan kewajiban membangun unit rumah sejumlah yang diusulkan dalam bantuan PSU tahun sebelumnya, tidak diperkenankan untuk mengajukan kembali bantuan PSU pada tahun berjalan;
(4) Pengecekan administrasi pada verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan pengecekan administrasi terhadap dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5);
(5) Pemeriksaan teknis pada verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya melaksanakan pemeriksaan lapangan terhadap: a. lahan yang telah dimatangkan; dan b. kaveling rumah dan PSU yang telah terbentuk sesuai dengan rencana
tapak dan sesuai dengan sertipikat yang akan diterbitkan oleh instansi terkait;
(6) Penetapan lokasi bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
BAB VI PENETAPAN PENGEMBANG
Pasal 11 (1) Penetapan pengembang dilakukan dengan penunjukan langsung. (2) Pengembang dinilai berdasarkan kualifikasi sebagai penerima bantuan
PSU sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), ayat (3),ayat (4), dan ayat (5).
(3) Pengembang sebagaimana …
(3) Pengembang sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah
pengembang yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
BAB VII
PERJANJIAN KERJASAMA OPERASIONAL Pasal 12
(1) Pengembang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) melaksanakan perjanjian kerjasama operasional dengan Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
(2) Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan penandatanganan kontrak pelaksanaan bantuan PSU.
(3) Kontrak pelaksanaan bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Perumahan Rakyat dengan pimpinan perusahaan yang tercantum di dalam akte pendirian perusahaan.
(4) Kontrak pelaksanaan bantuan PSU sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut: a. para pihak; b. dasar perjanjian; c. definisi; d. maksud dan tujuan; e. ruang lingkup; f. jangka waktu dan pengakhiran perjanjian; g. hak dan kewajiban para pihak; h. pelaksanaan pekerjaan; i. pemantauan; j. sanksi; k. pemberitahuan; l. force majeure; m. penyelesaian perselisihan; n. ketentuan lain-lain; dan o. ketentuan penutup
BAB VIII PELAKSANAAN
Pasal 13 (1) Pelaksanaan pembangunan PSU dilakukan oleh pengembang setelah
terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). (2) Dalam pelaksanaan pembangunan PSU dilakukan pengawasan lapangan
oleh pejabat yang ditunjuk oleh Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
(3) Pelaksanaan pembangunan PSU sesuai dengan spesifikasi teknis komponen PSU dan Rencana Anggaran Biaya berdasarkan kontrak. Pasal 14 .....…
Pasal 14 (1) Dalam hal perubahan atas desain dan/atau volume pekerjaan wajib
mendapatkan persetujuan Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan melalui amandemen kontrak.
(2) Dalam hal perubahan pelaksanaan bantuan PSU terkait dengan kondisi lapangan, wajib dibuat gambar perubahan pelaksanaan (shop drawing), yang disetujui oleh pengawas lapangan dan dibuatkan berita acara perubahan pelaksanaan pekerjaan beserta alasan perubahannya.
BAB IX
PENCAIRAN DANA BANTUAN PSU Pasal 15
(1) Permohonan pencairan dana bantuan PSU oleh Pengembang kepada Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan disampaikan secara tertulis kepada Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan;
(2) Permohonan pencairan dana bantuan PSU oleh Pengembang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan: a. surat permohonan pencairan bantuan PSU yang ditandatangani oleh
pimpinan perusahaan; b. berita acara penyelesaian pekerjaan yang dilengkapi dengan laporan
kemajuan terakhir pekerjaan yang ditandatangani oleh pengawas lapangan dan pimpinan perusahaan;
c. as built drawing yang disahkan oleh pengawas pekerjaan; d. Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) oleh Bank;
dan e. Persetujuan KPR FLPP oleh Bank.
(3) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan mengeluarkan surat tugas pemeriksaan pekerjaan kepada Tim Verifikasi;
(4) Hasil pemeriksaan Tim Verifikasi dituangkan dalam berita acara pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh Tim verifikasi dan pimpinan perusahaan;
(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan setelah pembangunan PSU selesai.
Pasal 16
(1) Permohonan pencairan dana bantuan PSU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) ditindaklanjuti dengan: a. pemeriksaan administrasi pada verifikasi paska konstruksi; b. pemeriksaan teknis pada verifikasi paska konstruksi.
(2) Pemeriksaan administrasi pada verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sekurang-kurangnya melaksanakan pemeriksaan terhadap dokumen permohonan pencairan dana bantuan PSU dan hasil pemeriksaan dituangkan dalam lembar hasil pemeriksaan.
(3) Pemeriksaan teknis pada verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b melaksanakan pemeriksaan lapangan terhadap:
a. pengukuran volume ..…
a. pengukuran volume pekerjaan; dan b. berita acara hasil pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh
pengawas lapangan dan pimpinan perusahaan. (4) Berdasarkan hasil verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3), Tim Verifikasi menerbitkan berita acara penyelesaian pekerjaan.
(5) apabila hasil verifikasi paska konstruksi sebagaimana ayat (4) ternyata jumlah KPR dan/atau SP3K lebih rendah dibandingkan dengan jumlah unit yang diusulkan, maka proses pembayarannya akan dihitung berdasarkan jumlah unit yang telah terbit KPR dan/atau SP3K pada akhir bulan November berjalan;
(6) Berdasarkan berita acara penyelesaian pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Pejabat Pembuat Komitmen melakukan proses pembayaran sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB X
TIM VERIFIKASI Pasal 17
(1) Pemeriksaan administrasi dan pemeriksaan teknis pada verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilaksanakan oleh tim verifikasi pra konstruksi.
(2) Pemeriksaan administrasi dan pemeriksaan teknis pada verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilaksanakan oleh tim verifikasi paska konstruksi.
(3) Tim verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keanggotaannya terdiri dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan dan/atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
(4) Tim verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) keanggotaannya terdiri dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan serta dapat melibatkan Inspektorat Kementerian Perumahan Rakyat.
(5) Tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
BAB XI
TUGAS DAN WEWENANG Pasal 18
(1) Tugas dan wewenang dalam bantuan PSU dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(2). Pemerintah dalam …
(2) Pemerintah dalam bantuan PSU mempunyai tugas dan wewenang: a. melakukan sosialisasi dan koordinasi program bantuan PSU kepada
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pengembang; b. melakukan pemeriksaan administrasi dan teknis pada verifikasi pra
konstruksi untuk penetapan lokasi; c. melakukan pemeriksaan administrasi dan teknis pada verifikasi paska
konstruksi untuk pencairan dana; d. menetapkan lokasi penerima bantuan PSU; e. mengalokasikan anggaran bantuan PSU; f. melakukan pengawasan dan pengendalian bantuan PSU; g. melakukan verifikasi dan audit terhadap pelaksanaan pembangunan
PSU sebelum serah terima pekerjaan (PHO dan FHO); h. melakukan pencairan dana sebagai pengganti biaya yang telah
dikeluarkan untuk pembangunan PSU sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati;
i. menyerahkan hasil bantuan PSU kepada pemerintah kabupaten/kota; j. dalam hal penyerahan sebagaimana dimasud pada huruf i pada
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka penyerahan hasil bantuan PSU dilaksanakan kepada pemerintah daerah provinsi;
k. melakukan evaluasi terhadap pembangunan rumah dan proses KPR melalui FLPP serta memberikan sanksi bila target pembangunan rumah tidak tercapai;
l. merevisi atau membatalkan alokasi anggaran apabila terjadi perubahan, penyimpangan, dan/atau penyelewengan dalam bantuan PSU; dan
m. melakukan pembinaan bantuan PSU.
(3) Pemerintah daerah provinsi dalam bantuan PSU mempunyai tugas dan wewenang: a. mengajukan usulan bantuan PSU kepada Kementerian berdasarkan
usulan pemerintah kabupaten/kota; b. melakukan koordinasi dengan Kementerian dan pemerintah daerah
kabupaten/kota untuk pengecekan administrasi dan teknis pada saat verifikasi pra konstruksi dan verifikasi paska konstruksi;
c. melakukan koordinasi pengelolaan hasil bantuan PSU yang berada pada 2 (dua) atau lebih kabupaten/kota;
d. mengalokasikan anggaran untuk pembangunan PSU pada perumahan dan kawasan permukiman melalui dana anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi;
e. melakukan pemantauan dan evaluasi bantuan PSU; f. mensinergikan program pembangunan PSU dengan program
perumahan dan kawasan permukiman di daerah kabupaten/kota; g. melakukan pembinaan bantuan PSU.
4). Pemerintah daerah…
(4) Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam bantuan PSU mempunyai tugas dan wewenang: a. mengajukan usulan bantuan PSU kepada pemerintah daerah provinsi
tembusan kepada Kementerian; b. melakukan koordinasi dengan Kementerian, pemerintah daerah
provinsi dan pengembang untuk pengecekan administrasi dan teknis pada saat verifikasi pra konstruksi dan verifikasi paska konstruksi;
c. melakukan pengawasan dan pengendalian bantuan PSU; d. mengalokasikan anggaran untuk pembangunan PSU pada perumahan
dan kawasan permukiman melalui dana anggaran pendapatan dan belanja pemerintah daerah kabupaten/kota;
e. mengoordinasikan hasil pengawasan dan pengendalian bantuan PSU kepada Kementerian melalui pemerintah provinsi;
f. mensinergikan program pembangunan PSU dengan program perumahan dan kawasan permukiman;
g. melakukan pembinaan bantuan PSU.
BAB XII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 19 (1) Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berjenjang mulai dari daerah
kabupaten/kota, daerah provinsi sampai dengan Kementerian sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
(2) Pelaporan hasil pembangunan rumah dilaksanakan oleh pengembang berupa laporan pelaksanaan pembangunan rumah yang telah KPR.
(3) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran VI Peraturan Menteri ini.
(4) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak pembangunan PSU selesai dilaksanakan, pengembang belum dapat menyelesaikan pembangunan rumah yang menjadi kewajibannya, maka pengembang akan dikenakan sanksi tidak diberikan bantuan PSU pada tahun-tahun berikutnya.
BAB XIII
PENYERAHAN BANTUAN PSU Pasal 20
Serah terima bantuan PSU dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIV PENDANAAN ..…
BAB XIV PENDANAAN Pasal 21
Kementerian mengalokasikan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pelaksanaan bantuan PSU.
BAB XV PENUTUP Pasal 22
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 April 2013 MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, DJAN FARIDZ
Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR.
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
KOP PELAKU PEMBANGUNAN
Nomor : .................., ................ 20… Lampiran : Kepada Yth. Walikota/Bupati…………. di – ………………. Perihal : Usulan Lokasi Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan
Permukiman TA 20.. untuk Perumahan …………….. Dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan dan kawasan permukiman, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kabupaten/kota............., bersama ini dengan hormat kami mengajukan usulan untuk mendapatkan bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman TA 20......, sebagai berikut: Usulan Lokasi bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman:
- Lokasi ………., ……. unit rumah - Lokasi ………., ……. unit rumah - Lokasi ………., ……. unit rumah
Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
- Kuesioner Stimulan PSU Perumahan ……lokasi - Kesesuaian lokasi dengan RTRW Kabupaten/Kota ………………… - Dokumen RRTR, Site plan (rencana tapak), dan DED PSU - Surat pernyataan Pengembang akan menyerahkan lahan untuk
pembangunan PSU kepada pemerintah daerah - Surat pernyataan kesanggupan membangun rumah - Peta lokasi lingkungan perumahan dan permukiman - Foto-foto dan data pendukung lainnya.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.
Direktur Utama PT ……………………. …………………………
Tembusan Yth. : 1. Bapak Menteri Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Gubernur Provinsi……….. 4. Arsiparis.
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Nomor : .................., ..............20.... Lampiran : Kepada Yth. Gubernur…………. di – ………………. Perihal : Usulan Lokasi Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan
Permukiman TA 20...., Kabupaten/Kota …………….. Dalam rangka mendukung pembangunan perumahan dan kawasan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kabupaten/kota............., bersama ini dengan hormat kami sampaikan usulan lokasi bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman TA 20....., sebagai berikut:
- Lokasi ………., oleh (di isi siapa pelakunya) ….. - Lokasi ………., oleh (di isi siapa pelakunya) ….. - Lokasi ………., oleh (di isi siapa pelakunya) …..
Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
- Kuesioner bantuan PSU perumahan dan kawasan permukiman per lokasi
- Kesesuaian lokasi dengan RTRW Kabupaten/Kota ………………… - Dokumen RP4D, RRTR, site plan (rencana tapak), dan DED - Surat Pernyataan pemerintah daerah untuk mendukung pelaksanaan
Stimulan PSU Perumahan dan Permukiman TA 20… dan kesiapan tanah/lahan (clean and clear)
- Surat pernyataan Pengembang untuk menyerahkan lahan untuk pembangunan PSU kepada pemerintah daerah
- Surat pernyataan kesanggupan membangun dari Pengembang - Peta lokasi lingkungan perumahan dan permukiman - Foto-foto dan data pendukung lainnya.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.
Bupati/Walikota …………………….
………………………………. Tembusan Yth. : 1. Bapak Menteri Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Arsiparis.
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
KOP PEMERINTAH PROVINSI
Nomor : ..........., ............. 20.. Lampiran : Kepada Yth. Menteri Perumahan Rakyat Cq. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Gedung Kementerian Perumahan Rakyat Jalan Raden Patah I No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Perihal : Usulan Lokasi Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan
Permukiman TA 20...., Provinsi ....... Dalam rangka mendukung pembangunan perumahan dan kawasan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kabupaten/kota............., bersama ini dengan hormat kami sampaikan usulan kabupaten/kota dan lokasi yang perlu mendapat bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman di Provinsi………….pada TA 20......., adalah sebagai berikut:
- Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ………. - Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ……….
Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
- Usulan lokasi perumahan dan kawasan permukiman di kabupaten/kota ……………
- Kuesioner dan data pendukung pemerintah kabupaten/kota ……………
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.
Gubernur Provinsi …………………….
………………………………. Tembusan Yth. : 1. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Walikota/Bupati ……… 4. Arsiparis
LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
SURAT PERNYATAAN PENGEMBANG PERUMAHAN PT. .......................................................
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan stimulan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Kawasan Permukiman oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran 20........., maka bersama ini, kami selaku Direktur PT............................................................. yang bergerak di bidang pembangunan perumahan ........................................................, dengan total luas lahan yang dimiliki*) ................ (...........................................................) hektar, yang berlokasi di Desa/Kelurahan.......................................,Kecamatan.................................................., Kabupaten/Kota ......................................., Provinsi .................................................., menyatakan akan merealisasikan pembangunan bantuan PSU serta proses KPR dan/atau SP3K sesuai usulan sejumlah .................. (..........................................................) unit rumah MBR, serta menyatakan akan memanfaatkan dukungan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dapat dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di lokasi perumahan yang mendapatkan stimulan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman dari Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran 20..... serta bersedia untuk diaudit. Apabila sampai dengan perjanjian kerja berakhir kami belum dapat menyelesaikan proses KPR dan/atau SP3K, maka kami bersedia dibayar sesuai dengan jumlah unit yang telah KPR dan/atau proses SP3K. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh Pemerintah apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar.
Jakarta, ...................................... Yang Membuat Pernyataan Direktur PT................................. ................................................. Hp. No. .....................................
Materai Rp. 6000,-
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
SURAT PERNYATAAN PENGEMBANG PERUMAHAN
UNTUK MENANAM TANAMAN KERAS BUAH-BUAHAN DI PERUMAHAN ……………………………..
PT.......................................
Dalam rangka pelaksanaan stimulan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Permukiman oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran 2013, dan mendukung kebijakan pro-lingkungan, maka bersama ini, kami selaku Direktur PT. ................................. yang bergerak di bidang pembangunan perumahan ................................., yang berlokasi di Desa/Kelurahan ......................................., Kecamatan ............................................, Kabupaten/Kota .........................................., Provinsi ..............................., menyatakan akan menanam tanaman buah-buahan tinggi + 1 meter pada masing-masing unit rumah yang akan/sedang dibangun dan mendapatkan bantuan PSU di lingkungan perumahan ...................... Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh Pemerintah apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar.
......................, ................................... Yang Membuat Pernyataan PT .......................................... Nama Pembuat Pernyataan Direktur
Diketahui oleh,
Perwakilan Pemerintah Provinsi ….............................. Dinas/Badan ….............................. .......................................... NIP.
Perwakilan Pemerintah Kabupaten/Kota…...................... Dinas/Badan ….............................. .......................................... NIP.
Materai Rp 6.000,-
LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM (PSU) PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TA 20..... 1. Nama Perumahan 2. Nama
Pengembang
Kota/Kabupaten (coret salah satu)
Provinsi * √ Checklist salah satu (KOTA/KABUPATEN), (TANGGAL/BULAN/TAHUN) DINAS/ BADAN / DIREKTUR PERUSAHAAN,
( ...................................... )
I. DATA UMUM 1. Alamat Jalan Kelurahan/Desa Kecamatan Kota/Kabupaten Provinsi 2. Luas Kawasan
(Hektar)
3. Kesediaan Pemda untuk sharing
Bersedia Tidak Bersedia
4. Kesediaan Pemda untuk MoU
Bersedia
Tidak Bersedia 5. Jumlah Rumah 5.1. Rencana Daya
Tampung Rumah 5.2. Rumah Terbangun 5.3. Rumah Belum Terbangun
5.1.1. Rumah sederhana
unit
5.2.1. Rumah sederhana
unit 5.3.1. Rumah sederhana
unit
5.1.2. Rumah menengah
unit
5.2.2. Rumah menengah
unit 5.3.2. Rumah menengah
unit
5.1.3. Rumah mewah
unit
5.2.3. Rumah mewah unit 5.3.3. Rumah mewah
unit
Total Total Total 6. Jalan 6.1. Jalan kawasan 6.2. Jalan lingkungan 6.1.1. Rencana 6.2.1 Rencana Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m Jenis Perkerasan Jenis Perkerasan 6.1.2. Eksisting 6.2.2 Eksisting Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m Jenis Perkerasan Jenis Perkerasan 6.1.3. Kondisi jalan 6.2.3 Kondisi jalan Baik m Baik m Rusak ringan m Rusak ringan m Rusak berat m Rusak berat m 6.1.4. Usulan 6.2.4 Usulan Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m
Jenis Perkerasan Jenis Perkerasan Estimasi biaya jalan Rp. Estimasi biaya jalan Rp.
� Lampiran peta lokasi usulan fasilitasi jalan
7. Drainase 7.1 Drainase
kawasan 7.2 Drainase lingkungan
7.1.1 Rencana 7.2.1 Rencana Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m 7.1.2 Eksisting 7.2.2 Eksisting Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m 7.1.3 Kondisi
drainase 7.2.3 Kondisi drainase
Baik m Baik m Rusak ringan m Rusak ringan m Rusak berat m Rusak berat m 7.1.4 Usulan 7.2.4 Usulan Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m Estimasi biaya
drainase Rp. Estimasi biaya drainase Rp.
� Lampiran peta lokasi usulan fasilitasi drainase
8. Jaringan Air Minum 8.1 Skala kawasan 8.2 Skala lingkungan 8.1.1 Terbangun
dan telah melayani % dari total
rencana
8.2.1 Terbangun dan telah melayani % dari
total rencana 8.1.2 Kapasitas liter/detik 8.2.2 Kapasitas liter/detik 8.1.3 Usulan
fasilitasi 8.2.3 Usulan fasilitasi
Panjang m Panjang m Kapasitas liter/deti
k Kapasitas liter/d
etik Estimasi biaya Rp. Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi jaringan air
minum
9 Sanitasi Lingkungan 9.1 Eksisting 9.1.1 Terbangun dan telah terlayani % dari total rencana
� Sanitasi individu
� Sanitasi komunal 9.1.2 Kondisi sanitasi
komunal
� Baik � Sedang � Buruk
9.2 Usulan fasilitasi 9.2.1 Volume komunal unit 9.2.2 Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi sanitasi
lingkungan
10. Persampahan 10.1 Eksisting 10.1.1 Terbangun dan telah melayani % dari total rencana 10.1.2 Jumlah TPS unit 10.1.3 Kapasitas � Cukup � Kurang 10.1.4 Kondisi � Baik � Sedang � Buruk 10.2 Usulan fasilitasi 10.2.1 Jumlah TPS unit 10.2.2 Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi persampahan 11. Jaringan listrik 11.1 Skala Kawasan Skala Lingkungan 11.1.1 Eksisting % dari total rencana 11.2.1 Eksisting Daya KVA Daya KVA Gardu unit Trafo unit Kondisi Kondisi � Berfungsi � Berfungsi � Tidak
berfungsi � Tidak
berfungsi
Jumlah tiang buah Jumlah tiang buah Panjang kabel m Panjang kabel m 11.1.2 Usulan
fasilitasi 11.2.2 Usulan
fasilitasi
Jumlah tiang buah Jumlah tiang buah Panjang kabel m Panjang kabel m Estimasi biaya Rp. Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi jaringan listrik 12 Penerangan jalan
umum
12.1 Eksisting Jumlah tiang buah Jumlah lampu buah 12.2 Usulan
fasilitasi
Jumlah tiang buah Jumlah lampu buah Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi penerangan jalan umum 13. Potensi Sumber Daya Eksisting
13.1 Akses menuju lokasi � Sudah tersedia � Sedang
dikembangkan
� Belum tersedia 13.2 Ketersediaan sumber air bersih
13.2.1 Air perpipaan Volume/debit
air
� Mencukupi � Tidak mencukupi 13.2.2 Air permukaan (sungai, danau/situ) Volume/debit
air
� Mencukupi � Tidak mencukupi 13.2.3 Air tanah Volume/debit
air
� Mencukupi � Tidak mencukupi Kedalaman air
tanah m
13.2.4 Sumber air lainnya, sebutkan
Volume/debit air
� Mencukupi � Tidak mencukupi 13.3 Ketersediaan daya listrik dari PLN � Ada.
Kapasitas watt
� Tidak ada II. PENILAIAN KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA 14. Perencanaan, Kebijakan dan Program
14.1 Dokumen RTRW Kab/Kota
� Ada Perda Tahun : � Dalam
proses
� Sedang disusun
� Belum ada 14.2 Dokumen
RP4D atau RP3KP
� Ada Perda Tahun :
� Dalam proses � Sedang disusun � Belum ada 14.3 Renstrada bidang perumahan � Ada SK Bupati/Walikota Tahun : � Belum ada 14.4 Program pembangunan infrastruktur pendukung
perumahan
� Ada Jenis infrastruktur : � Tidak ada 14.5 Kebijakan kemudahan perijinan
pembangunan RSH
14.5.1 Ada � Bebas retribusi
IMB
� Bebas BPHTB � Lainnya.
Sebutkan :
14.5.2 Tidak ada 14.6 Permohonan bantuan PSU ke Kemenpera � Pernah No. Surat : � Belum
pernah 14.7 Aspek legalitas
lokasi
� Ada SK Bupati/Walikota Tahun : � Tidak ada 14.8 Kelembagaan Pemda yang menangani � Setingkat Eselon II (Kepala Dinas) � Setingkat Eselon III (Kepala Bidang) � Setingkat Eselon IV (Kepala Seksi) � Tidak ada 14.9 Lembaga pengelola kawasan � Sudah ada Untuk tanah milik Pemda. SK
Bupati/Walikota No. :
Untuk tanah swasta. Ijin lokasi No. :
� Belum ada 14.10 Alokasi APBD untuk pembangunan PSU � Sudah ada. Rp. � Sedang disusun � Tidak ada III. PENILAIAN KESIAPAN LOKASI KAWASAN YANG AKAN DITANGANI 15. Kesiapan Perencanaan Kawasan 15.1 Kesesuaian lokasi dengan tata ruang � Sesuai (lampiran peta yang terdapat di
RTRW)
� Tidak sesuai 15.2 Status kepemilikan tanah (dilampirkan copy
sertifikat)
15.2.1 Milik perseorangan
Ha
15.2.2 Milik badan usaha
Ha
� Perum Perumnas
Ha
� Anggota REI Ha � Anggota
APERSI Ha
� Dikuasai negara
Ha
� Lainnya,__________
Ha
15.3 Pihak pelaksana pembangunan perumahan
Tahun berjalan � Pemerintah
pusat unit
� Pemda unit � Perum
Perumnas unit
� Anggota REI unit � Anggota
APERSI unit
� Lainnya,____ unit 15.4 Permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan � Ada � Tidak ada 15.5 Dokumen RRTR kawasan/ site plan
lingkungan perumahan
� Sudah ditetapkan
SK Bupati/ Walikota No. :
� Dalam proses penetapan
� Sedang disusun
� Belum ada 15.6 Dokumen DED PSU yang diusulkan � Ada Disahkan oleh : No. : � Dalam proses
pengesahan
� Sedang disusun
� Belum ada 16. Kesiapan Pelaksanaan Rencana 16.1 Rencana implementasi pembangunan
perumahan tahun berikutnya
� Ada unit � Tidak ada 16.2 Pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya � Pemda unit � Perum
Perumnas unit
� Anggota REI unit � Anggota
APERSI unit
� Lainnya,__________
unit
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
HALAMAN MUKA Nama Perumahan : Isilah nama perumahan yang diusulkan Nama Pengembang : Isilah nama pengembang yang
mengusulkan Kota/Kabupaten : Isilah nama kota atau kabupaten lokasi
perumahan yang diusulkan Provinsi : Isilan nama provinsi lokasi perumahan
yang diusulkan (Kota/Kabupaten) : Isilah nama kota atau kabupaten lokasi
pengisian kuesioner (Tanggal/Bulan/Tahun) : Isilah tanggal, bulan dan tahun
pengisian kuesioner Tanda Tangan : Isilah nama lengkap direktur atau yang
mewakili dalam mengisi kuesioner I. DATA UMUM 1. Alamat Jalan : Isilah nama jalan alamat lokasi
perumahan yang diusulkan Kelurahan/Desa : Isilah nama kelurahan/desa lokasi
perumahan yang diusulkan Kecamatan : Isilah nama kecamatan lokasi
perumahan yang diusulkan Kota/Kabupaten : Isilah nama kota/kabupaten lokasi
perumahan yang diusulkan Provinsi : Isilan nama provinsi lokasi perumahan
yang diusulkan 2. Luas Kawasan (hektar) : Isilah luas kawasan lokasi perumahan
yang diusulkan dalam satuan hektar (Ha)
3. Kesediaan Pemda untuk sharing
: Isilah kesedian pemerintah daerah setempat untuk sharing dalam kegiatan
4. Kesediaan Pemda untuk MoU
: Isilah kesediaan pemerintah daerah setempat untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau perjanjian kerjasama pelaksanaan kegiatan
5. Jumlah Rumah 5.1 Rencana Daya Tampung Rumah 5.1.1 Rumah sederhana : Isilah jumlah unit rumah sederhana
yang dapat dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.1.2 Rumah menengah : Isilah jumlah unit rumah menengah yang dapat dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.1.3 Rumah mewah : Isilah jumlah unit rumah mewah yang dapat dibangun di lokasi perumahan
yang diusulkan Total : Isilah jumlah unit keselurahan dari
rencana daya tampung rumah di lokasi perumahan yang diusulkan
5.2 Rumah Terbangun 5.2.1 Rumah sederhana : Isilah jumlah unit rumah sederhana
yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.2.2 Rumah menengah : Isilah jumlah unit rumah menengah yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.2.3 Rumah mewah : Isilah jumlah unit rumah mewah yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
Total : Isilah jumlah unit keselurahan dari rumah yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.3 Rumah Belum Terbangun 5.3.1 Rumah sederhana : Isilah jumlah unit rumah sederhana
yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.3.2 Rumah menengah : Isilah jumlah unit rumah menengah yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.3.3 Rumah mewah : Isilah jumlah unit rumah mewah yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
Total : Isilah jumlah unit keselurahan dari rumah yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6. Jalan 6.1 Jalan Kawasan 6.1.1 Rencana Rencana Panjang : Isilah rencana panjang jalan kawasan
yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana Lebar : Isilah rencana lebar jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana Jenis Perkerasan
: Isilah rencana jenis perkerasan jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6.1.2 Eksisting Eksisting Panjang : Isilah panjang eksisting jalan kawasan
yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting Lebar : Isilah lebar eksisting jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi
perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting Jenis Perkerasan
: Isilah jenis perkerasan eksisting jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6.1.3 Kondisi Kondisi Jalan Baik : Isilah kondisi jalan kawasan yang baik
dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi Jalan Rusak Ringan
: Isilah kondisi jalan kawasan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi Rusak Berat : Isilah kondisi jalan kawasan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
6.1.4 Usulan Usulan Panjang : Isilah usulan panjang jalan kawasan di
perumahan dalam satuan meter Usulan Lebar : Isilah usulan lebar jalan kawasan di
perumahan dalam satuan meter Usulan Jenis Perkerasan : Isilah usulan jenis perkerasan jalan
kawasan di perumahan dalam satuan meter
Estimasi biaya lain : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan jalan kawasan di perumahan yang diusulkan
6.2 Jalan Lingkungan 6.2.1 Rencana Rencana Panjang : Isilah rencana panjang jalan lingkungan
yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana Lebar : Isilah rencana lebar jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana Jenis Perkerasan
: Isilah rencana jenis perkerasan jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6.2.2 Eksisting Eksisting Panjang : Isilah panjang eksisting jalan
lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting Lebar : Isilah lebar eksisting jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting Jenis Perkerasan
: Isilah jenis perkerasan eksisting jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6.2.3 Kondisi Kondisi Jalan Baik : Isilah kondisi jalan lingkungan yang
baik dalam ukuran meter di lokasi
perumahan yang diusulkan Kondisi Jalan Rusak Ringan
: Isilah kondisi jalan lingkungan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi Rusak Berat : Isilah kondisi jalan lingkungan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
6.2.4 Usulan Usulan Panjang : Isilah usulan panjang jalan lingkungan
di perumahan dalam satuan meter Usulan Lebar : Isilah usulan lebar jalan lingkungan di
perumahan dalam satuan meter Usulan Jenis Perkerasan : Isilah usulan jenis perkerasan jalan
lingkungan di perumahan dalam satuan meter
Estimasi biaya jalan : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan jalan lingkungan di perumahan yang diusulkan
Lampiran peta lokasi usulan jalan
: Lampirkan peta trase jalan yang diusulkan di lokasi perumahan usulan
7. Drainase 7.1 Drainase Kawasan 7.1.1 Rencana Rencana panjang : Isilah rencana panjang drainase
kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana lebar : Isilah rencana lebar drainase kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
7.1.2 Eksisting Eksisting panjang : Isilah panjang eksisting drainase
kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting lebar : Isilah lebar eksisting drainase kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
7.1.3 Kondisi Kondisi baik : Isilah kondisi drainase kawasan yang
baik dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi rusak ringan : Isilah kondisi drainase kawasan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi rusak berat : Isilah kondisi drainase kawasan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
7.1.4 Usulan Usulan panjang : Isilah usulan panjang drainase kawasan
di perumahan dalam satuan meter Usulan lebar : Isilah usulan lebar drainase kawasan di
perumahan dalam satuan meter
Estimasi biaya drainase : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan drainase kawasan di perumahan yang diusulkan
7.2 Drainase lingkungan 7.2.1 Rencana Rencana panjang : Isilah rencana panjang drainase
lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana lebar : Isilah rencana lebar drainase lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
7.2.2 Eksisting Eksisting panjang : Isilah panjang eksisting drainase
lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting lebar : Isilah lebar eksisting drainase lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
7.2.3 Kondisi Kondisi baik : Isilah kondisi drainase lingkungan yang
baik dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi rusak ringan : Isilah kondisi drainase lingkungan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi rusak berat : Isilah kondisi drainase lingkungan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
7.2.4 Usulan Usulan panjang : Isilah usulan panjang drainase
lingkungan di perumahan dalam satuan meter
Usulan lebar : Isilah usulan lebar drainase lingkungan di perumahan dalam satuan meter
Estimasi biaya drainase : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan drainase lingkungan di perumahan yang diusulkan
Lampiran peta lokasi usulan drainase
: Lampirkan peta trase drainase yang diusulkan di lokasi perumahan usulan
8. Jaringan Air Minum 8.1 Skala Kawasan 8.1.1 Terbangun dan telah
melayani : Isilah persentase pelayanan air minum
yang telah terbangun dari total rencana pembangunan jaringan air minum untuk skala kawasan
8.1.2 Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum untuk skala kawasan dalam satuan
liter/detik 8.1.3 Usulan fasilitasi Panjang : Isilah panjang jaringan air minum yang
diusulkan untuk skala kawasan dalam satuan meter
Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum yang diusulkan untuk skala kawasan dalam satuan liter/detik
Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya pembangunan jaringan air minum yang diusulkan untuk skala kawasan
8.2 Skala Lingkungan 8.2.1 Terbangun dan telah
melayani : Isilah persentase pelayanan air minum
yang telah terbangun dari total rencana pembangunan jaringan air minum untuk skala lingkungan
8.2.2 Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum untuk skala lingkungan dalam satuan liter/detik
8.2.3 Usulan fasilitasi
Panjang : Isilah panjang jaringan air minum yang diusulkan untuk skala lingkungan dalam satuan meter
Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum yang diusulkan untuk skala lingkungan dalam satuan liter/detik
Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya pembangunan jaringan air minum yang diusulkan untuk skala lingkungan
Lampiran peta lokasi usulan jaringan air minum
: Lampirkan peta trase jaringan air minum yang diusulkan di lokasi perumahan usulan
9. Sanitasi Lingkungan 9.1 Eksisting 9.1.1 Terbangun dan telah
terlayani : Isilah persentase pelayanan sanitasi
lingkungan yang telah terbangun dari total rencana pembangunan sanitasi
Sanitasi individu : Isilah dengan mencentang sanitasi individu jika di lokasi terdapat sanitasi individu
Sanitasi komunal : Isilah dengan mencentang sanitasi komunal jika di lokasi terdapat sanitasi komunal
9.1.2 Kondisi sanitasi komunal Baik : Isilah dengan mencentang kolom jika
kondisi sanitasi komunal tergolong baik Sedang : Isilah dengan mencentang kolom jika
kondisi sanitasi komunal tergolong sedang
Buruk : Isilah dengan mencentang kolom jika kondisi sanitasi komunal tergolong buruk
9.2 Usulan fasilitasi 9.2.1 Volume komunal : Isilah jumlah unit sanitasi komunal
yang diusulkan 9.2.2 Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan sanitasi komunal Lampiran peta lokasi sanitasi lingkungan
: Lampirkan peta lokasi sanitasi yang diusulkan
10. Persampahan 10.1 Eksisting 10.1.1 Terbangun dan telah
melayani : Isilah persentase pelayanan
persampahan yang telah terbangun dari total rencana pembangunan persampahan
10.1.2 Jumlah TPS : Isilah jumlah unit TPS eksisting 10.1.3 Kapasitas Cukup : Isilah dengan mencentang kolom jika
kapasitas persampahan tergolong cukup Kurang : Isilah dengan mencentang kolom jika
kapasitas persampahan tergolong kurang
10.1.4 Kondisi Baik : Isilah dengan mencentang kolom jika
kondisi persampahan tergolong baik Sedang : Isilah dengan mencetang kolom jika
kondisi persampahan tergolong sedang Buruk : Isilah dengan mencetang kolom jika
kondisi persampahan tergolong buruk 10.2 Usulan Fasilitasi 10.2.1 Jumlah TPS : Isilah jumlah unit TPS yang diusulkan 10.2.2 Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan fasilitasi persampahan
Lampiran peta lokasi persampahan
: Lampirkan peta lokasi eksisting dan usulan pembangunan persampahan
11. Jaringan listrik 11.1 Skala kawasan 11.1.1 Eksisting : Isilah persentase pelayanan jaringan
listrik yang telah terbangun dalam skala kawasan dari total rencana pembangunan jaringan listrik
Daya : Isilah daya jaringan listik yang telah terbangun pada skala kawasan dalam satuan KVA
Gardu : Isilah jumlah unit gardu listrik yan g telah terbangun pada skala kawasan
Kondisi Berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika
jaringan listrik skala kawasan berfungsi Tidak berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika
jaringan listrik skala kawasan tidak berfungsi
11.1.2 Usulan fasilitasi Jumlah tiang : Isilah jumlah tiang listrik yang
terbangun dalam skala kawasan Panjang kabel : Isilah panjang kabel listrik dalam skala
kawasan Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan jaringan listrik skala kawasan
11.2 Skala lingkungan 11.2.1 Eksisting : Isilah persentase pelayanan jaringan
listrik yang telah terbangun dalam skala lingkungan dari total rencana pembangunan jaringan listrik
Daya : Isilah daya jaringan listik yang telah terbangun pada skala lingkungan dalam satuan KVA
Trafo : Isilah jumlah unit trafo listrik yan g
telah terbangun pada skala lingkungan Kondisi Berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika
jaringan listrik skala lingkungan berfungsi
Tidak berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika jaringan listrik skala lingkungan tidak berfungsi
11.2.2 Usulan fasilitasi Jumlah tiang : Isilah jumlah tiang listrik yang
terbangun dalam skala lingkungan Panjang kabel : Isilah panjang kabel listrik dalam skala
lingkungan Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan jaringan listrik skala lingkungan
Lampiran peta jaringan listrik : Lampirkan peta lokasi listrik eksisting dan usulan pembangunan jaringan listrik
12. Penerangan Jalan Umum 12.1 Eksisting Jumlah tiang : Isilah jumlah unit tiang penerangan
jalan umum eksisting Jumlah lampu : Isilah jumlah unit lampu penerangan
jalan umum eksisting 12.2 Usulan fasilitasi Jumlah tiang : Isilah jumlah tiang penerangan jalan
umum yang diusulkan Jumlah lampu : Isilah jumlah lampu penerangan jalan
umum yang diusulkan Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan penerangan jalan umum
Lampiran peta penerangan jalan umum
: Lampirkan peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi penerangan jalan umum
13. Potensi Sumber Daya Eksisting 13.1 Akses menuju lokasi Sudah tersedia : Isilah dengan mencentang kolom jika
sudah tersedia sumber daya eksisting di lokasi perumahan yang diusulkan
Sedang dikembangkan : Isilah dengan mencentang kolom jika sedang dikembangkan sumber daya eksisting di lokasi perumahan yang diusulkan
Belum tersedia : Isilah dengan mencentang kolom jika belum tersedia sumber daya eksisting di lokasi perumahan yang diusulkan
13.2 Ketersediaan sumber air bersih 13.2.1 Air perpipaan Volume/debit air mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air perpipaan mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Volume/debit air tidak mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air perpipaan tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
13.2.2 Air permukaan (sungai, danau/situ) Volume/debit air mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air permukaan mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Volume/debit air tidak mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air permukaan tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
13.2.3 Air tanah Volume/debit air mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air tanah mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Volume/debit air tidak mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air tanah tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Kedalaman air tanah : Isilah kedalaman air tanah eksisting dalam satuan meter
13.2.4 Sumber air lainnya : Isilah sumber air lain pada lokasi perumahan yang diusulkan
Volume/debit air mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit sumber air lain mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Volume/debit air tidak mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit sumber air lain tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
13.3 Ketersediaan daya listrik dari PLN Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
tersedia daya listrik dari PLN dan besaran daya listrik dalam satuan watt
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak tersedia daya listrik dari PLN
II PENILAIAN KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA 14. Perencanaan, Kebijakan dan Program 14.1 Dokumen RTRW Kab/Kota
Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat dokumen RTRW Kabupaten/Kota dan tahun legalitas
Dalam proses : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RTRW Kabupaten/Kota dalam proses
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RTRW Kabupaten/Kota sedang disusun
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika belum terdapat dokumen RTRW Kabupaten/Kota
14.2 Dokumen RP4D atau RP3KP Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat dokumen RP4D atau RP3KP dan tahun legalitas
Dalam proses : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RP4D atau RP3KP dalam proses
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RP4D atau RP3KP sedang disusun
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika belum terdapat dokumen RP4D atau RP3KP
14.3 Renstrada bidang perumahan Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat dokumen rencana strategis daerah bidang perumahan di lokasi usulan dan tahun legalitas
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat rencana strategi daerah bidang perumahan di kabupaten/kota di lokasi usulan
14.4 Program pembangunan infrastruktur pendukung perumahan Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat program pembangunan infrastruktur pendukung perumahan di kabupaten/kota lokasi usulan disertai jenis infrastruktur
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat program pembangunan infrastruktur pendukung perumahan di kabupaten/kota lokasi usulan
14.5 Kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH Ada. Bebas retribusi IMB : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH berupa pembebasan retrbusi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)
Ada. Bebas BPHTB : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH berupa pembebasan BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan)
Ada. Lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH lainnya
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH
14.6 Permohonan bantuan PSU ke Kemenpera Pernah : Isilah dengan mencentang kolom jika
pernah mengajukan permohonan bantuan PSU ke Kemenpera
Belum pernah : Isilah dengan mencentang kolom jika pernah
14.7 Aspek legalitas lokasi
Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat aspek legalitas lokasi perumahan yang diusulkan dan tahun pengesahan
Tidak Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat aspek legalitas lokasi perumahan yang diusulkan
14.8 Kelembagaan Pemda yang menangani Setingkat Eselon II : Isilah dengan mencentang kolom jika
satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan setingkat kepala dinas
Setingkat Eselon III : Isilah dengan mencentang kolom jika satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan setingkat kepala bidang
Setingkat Eselon IV : Isilah dengan mencentang kolom jika satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan setingkat kepala seksi
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan
14.9 Lembaga pengelola kawasan Sudah ada untuk tanah pemda
: Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat lembaga pengelola kawasan untuk tanah milik pemerintah daerah dan nama dokumen legalitas terkait
Sudah ada untuk tanah swasta
: Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat lembaga pengelola kawasan untuk tanah milik swasta dan nomor dokumen legalitas terkait
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika belum terdapat lembaga pengelola kawasan
14.10Alokasi APBD untuk pembangunan PSU Sudah ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat alokasi APBD untuk pembangunan PSU dan besarannya dalam rupiah
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika alokasi APBD sedang disusun
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat alokasi APBD untuk pembangunan PSU
III PENILAIAN KESIAPAN LOKASI KAWASAN YANG AKAN DITANGANI 15 Kesiapan Perencanaan Kawasan 15.1 Kesesuaian lokasi dengan tata ruang
Sesuai : Isilah dengan mencentang kolom jika lokasi perumahan sesuai dengan tata ruang dan dilampirkan peta RTRW kabupaten/kota
Tidak Sesuai : Isilah dengan mencentang kolom jika lokasi perumahan tidak sesuai dengan tata ruang
15.2 Status kepemilikan tanah
15.2.1 Milik perseorangan : Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik persorangan dan dilampirkan copy sertifikat
15.2.2 Milik badan usaha Milik badan usaha perumnas
: Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik badan usaha Perum Perumnas dan dilampirkan copy sertfiikat
Milik badan usaha REI : Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik badan usaha REI
Milik badan usaha APERSI
: Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik badan
usaha APERSI Milik negara : Isilah dengan mencentang kolom jika
status kepemilikan tanah milik negara Milik lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika
status kepemilikan tanah milik badan usaha lain
15.3 Pihak pelaksana pembangunan perumahan tahun berjalan Pemerintah pusat : Isilah dengan mencentang kolom jika
pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah pemerintah pusat
Pemerintah daerah : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah pemerintah daerah
Perum perumnas : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah Perum Perumnas
Anggota REI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah anggota REI
Anggota APERSI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah anggota APERSI
Lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan merupakan pihak lainnya
15.4 Permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan
15.5 Dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan Sudah ditetapkan : Isilah dengan mencentang kolom jika
telah ditetapkan dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan
Dalam poses penetapan : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan dalam proses penetapan
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RRTR kawasan/siteplan
lingkungan perumahan sedang disusun Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
belum ditetapkan dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan
15.6 Dokumen DED PSU yang diusulkan
Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan
Dalam proses pengesahan : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan dalam proses pengesahan
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan dalam proses penyusunan
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan
16. Kesiapan pelaksanaan rencana 16.1 Rencana implementasi pembangunan perumahan tahun berikutnya
Ada : Isilah dengan mencetang kolom jika terdapat rencana implementasi pembangunan perumahan tahun berikutnya dari tahun pengajuan usulan
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat rencana implementasi pembangunan perumahan tahun berikutnya dari tahun pengajuan usulan
16.2 Pihak yang melaksanaan pembangunan perumahan tahun
berikutnya Pemda : Isilah dengan mencentang kolom jika
pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah pemerintah daerah
Perum Perumnas : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah Perum Perumnas
Anggota REI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah anggota REI
Anggota APERSI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah anggota APERSI
Lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah badan usaha/lembaga lainnya
LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
LAPORAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN RUMAH YANG TELAH PROSES KPR Bulan :
Nama Perumahan : Lokasi Perumahan : Nama Pengembang : Alamat Perusahaan : No. Nama Pemilik No. Rumah Tanggal/KPR Jenis
KPR Bank
Pelaksana
………………….. , …………………………. Pengembang …………………………………..
Konfirmasi Keterkaitan Substansi : 1. Deputi Bid.
Pengembangan Kawasan
Hazaddin TS
Perumus
Deputi Bidang Pengembangan Kawasan
Hazaddin TS
Diteruskan untuk ditetapkan
Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat
Iskandar Saleh
Ditetapkan Tanggal :……./……../2012 Menteri Perumahan Rakyat
Djan Faridz
2. Deputi Bid.
Pembiayaan
Sri Hartoyo
3. Deputi Bidang Perumahan Swadaya
Jamil Ansari
4. Deputi Bidang Perumahan Formal
Pangihutan Marpaung
PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2012
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN
PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (5) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu mengatur pelaksanaan bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum;
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 38 ayat (5) huruf h Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan bahwa penunjukan langsung memungkinkan dilakukan untuk pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dilaksanakan oleh pengembang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU).
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
tPemandu Serasi Substansi
Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian
Agus Sumargiarto
Penyiapan Rumusan Asisten Deputi Perencanaan
Pengembangan Kawasan
Siti Budihartati
Penyiapan Bahan Rumusan
Kabid Strategi Pengembangan Kawasan
Toni Rusmarsidik Legal Drafting
Kabag Perundang-Undangan
Dedy Selamet Budisusetyo
Pengetik Naskah
Deswinda Wulandari
K E M E N T E R I A N P E R U M A H A N R A K Y A T R E P U B L I K I N D O N E S I A
PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA,
DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (5) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu mengatur pelaksanaan bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum;
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 38 ayat (5) huruf h Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan bahwa penunjukan langsung memungkinkan dilakukan untuk pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dilaksanakan oleh pengembang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan Tapak Yang Dibangun Oleh Pengembang;
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang …
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia;
7. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK. 06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;
10. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22/PERMEN/M/ 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Perumahan dan Kawasan Permukiman;
12. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 31 Tahun 2011;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG.
BAB I KETENTUAN …
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang selanjutnya disebut
bantuan PSU adalah pemberian sebagian komponen PSU yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan PSU perumahan dan kawasan permukiman, yang pelaksanaannya dilakukan oleh pengembang yang membangun rumah baru untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) didasarkan perjanjian kerjasama operasional antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan pengembang.
2. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.
3. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
4. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.
5. Jalan adalah prasarana transportasi darat di dalam perumahan dan kawasan permukiman yang meliputi segala bagian jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
6. Saluran drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.
7. Masyarakat berpenghasilan rendah, yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah.
8. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya.
9. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman perkotaan ataupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
10. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, dan utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
11. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
12. Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.
13. Rumah murah adalah rumah umum layak huni dan terjangkau yang diperuntukan bagi MBR dan kepemilikannya melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah, didukung oleh bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan serta tanpa uang muka.
14. Fasilitas Likuiditas …
14. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan yang selanjutnya disingkat FLPP adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat.
15. Site plan yang selanjutnya disebut rencana tapak adalah peta rencana peletakan bangunan/kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala dan batas luas lahan tertentu.
16. Detailed engineering design yang selanjutnya disingkat DED adalah perencanaan pekerjaan secara rinci yang memuat ketentuan umum dan spesifikasi konstruksi termasuk gambar dan biaya.
17. Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing) yang selanjutnya disebut gambar terbangun adalah gambar setelah pekerjaan pembangunan PSU dilaksanakan, menjelaskan adanya perubahan pelaksanaan yang awalnya tertuang dalam gambar kerja karena kebutuhan dan atau menyesuaikan kondisi lapangan atau dikarenakan adanya permasalahan di lapangan.
18. Verifikasi pra konstruksi bantuan PSU adalah kegiatan penilaian terhadap usulan bantuan PSU perumahan dan kawasan permukiman yang meliputi pengecekan administrasi dan pengecekan teknis usulan lokasi.
19. Verifikasi paska konstruksi bantuan PSU adalah kegiatan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pembangunan bantuan PSU oleh kelompok sasaran yang meliputi pengecekan administrasi dan pengecekan teknis.
20. Badan hukum adalah badan hukum yang didirikan oleh warga negara Indonesia yang kegiatannya di bidang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
21. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan penyedia jasa pembangunan PSU dengan cara menunjuk langsung pengembang yang melaksanakan pembangunan rumah bagi MBR untuk melaksanakan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas pada lokasi perumahan dan kawasan permukiman.
22. Pengembang adalah badan hukum bidang perumahan dan kawasan permukiman
23. Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.
24. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
25. Kementerian adalah Kementerian Perumahan Rakyat. 26. Menteri adalah Menteri Perumahan Rakyat.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, SASARAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2
(1) Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk melaksanakan penyediaan PSU melalui mekanisme penunjukan langsung kepada pengembang yang bersangkutan.
(2) Petunjuk Pelaksanaan ini bertujuan agar pelaksanaan bantuan PSU dilakukan secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel serta memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pasal 3 …
Pasal 3 Sasaran bantuan PSU merupakan perumahan tapak yang diperuntukkan bagi MBR
Pasal 4 Lingkup pengaturan pedoman bantuan PSU mencakup: a. bantuan PSU; b. persyaratan kelengkapan dokumen c. penetapan lokasi; d. penetapan pengembang; e. perjanjian kerjasama operasional; f. pelaksanaan; g. pencairan dana bantuan PSU; h. tim verifikasi; i. tugas dan wewenang; j. pemantauan, evaluasi dan pelaporan; k. penyerahan bantuan PSU; l. pendanaan.
BAB III
BANTUAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM Pasal 5
Kelompok sasaran bantuan PSU diberikan kepada pengembang yang melakukan pembangunan perumahan tapak untuk MBR.
Pasal 6 (1) Komponen bantuan PSU, berupa:
a. jalan dan bangunan pelengkap jalan lainnya; dan/atau b. drainase;
(2) Komponen bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan seluruh atau sebagian.
(3) Komponen bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk pekerjaan pembentukan badan jalan.
Pasal 7
(1) Persyaratan teknis komponen PSU meliputi: a. lahan untuk daerah milik jalan dan bangunan pelengkapnya, badan
jalan atau lapis bawah telah tersedia; b. badan jalan atau lapis pondasi bawah sudah terbentuk c. perencanaan teknis untuk komponen PSU terdiri dari gambar rencana
teknis dan rencana anggaran biaya; d. jenis konstruksi jalan dan bangunan pelengkapnya serta drainase yang
dapat dibantu berdasarkan perencanaan teknis; dan e. ketentuan mengenai kriteria teknis jalan dan bangunan pelengkapnya
serta drainase sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Penyusunan rencana anggaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c berdasarkan harga satuan dasar yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 8 …
Pasal 8 (1) Pengajuan usulan bantuan PSU dilaksanakan melalui tahapan:
a. kelompok sasaran mengajukan permohonan secara tertulis kepada pemerintah kabupaten/kota, tembusan kepada pemerintah provinsi dan Kementerian;
b. pemerintah kabupaten/kota mengusulkan lokasi bantuan PSU kepada pemerintah provinsi tembusan kepada Kementerian;
c. pemerintah provinsi mengusulkan lokasi bantuan PSU kepada Kementerian;
d. Kementerian melakukan konsolidasi usulan melalui rapat konsultasi dan koordinasi teknis mencakup pemeriksaan materi verifikasi administrasi.
(2) Dalam hal usulan bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta pengajuan usulan dilaksanakan oleh pemerintah daerah provinsi.
(3) Dalam hal pemerintah kabupaten/kota dan/atau pemerintah provinsi belum atau tidak menindaklanjuti usulan dari kelompok sasaran, Kementerian dapat memproses usulan sepanjang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
(4) Usulan bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan format usulan yang tercantum dalam lampiran I sampai dengan lampiran III Peraturan Menteri ini.
BAB IV
PERSYARATAN KELENGKAPAN DOKUMEN Pasal 9
(1) Pengembang dalam mengajukan bantuan PSU harus memenuhi persyaratan administrasi.
(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a. surat usulan; b. surat pernyataan kesanggupan membangun dari pengembang; c. dokumen legalitas usaha; d. dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan; e. dokumen teknis proyek perumahan; dan f. dokumen kuesioner bantuan PSU perumahan dan kawasan
permukiman yang telah diisi. (3) Surat Pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b mencakup penjualan rumah kepada MBR melalui KPR dan/atau sesuai proses Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K).
(4) Dokumen legalitas usaha sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c, meliputi: a. Akta perusahaan; b. Laporan pajak 3 bulan terakhir atau surat keterangan fiskal; c. Surat dukungan bank; d. Daftar pengalaman perusahaan; e. Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi
(SIUJK); f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); g. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
h. Surat Izin Tempat ...…
h. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Surat Keterangan Domisili; dan i. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau Surat Keterangan Usaha. j. Dalam hal pengembang tidak memiliki klasifikasi dan kualifikasi
perusahaan jasa konstruksi (SBU dan SIUJK), diharuskan melakukan kerjasama operasional (KSO) dengan penyedia layanan jasa konstruksi yang disahkan melalui akta Notaris
(5) Dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf d, meliputi: a. Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Induk atas nama badan
hukum; b. Izin Prinsip Mendirikan Bangunan (IPMB); c. Bukti pembayaran pajak tahun terakhir atas tanah berupa Nilai Jual
Obyek Pajak (NJOP) atau Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); dan d. Surat Izin Lokasi;
(6) Dokumen teknis proyek pembangunan perumahan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf e, meliputi: a. Data lokasi (ditambahkan koordinat lokasi); b. Peta lokasi trase jalan dan saluran yang akan dibantu PSU; c. DED dan RAB PSU yang telah disahkan oleh Dinas teknis terkait; d. rencana tapak proyek perumahan yang telah disetujui oleh pemerintah
kabupaten/kota; dan e. jadual rencana pelaksanaan pembangunan proyek perumahan.
(7) Pengembang bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan dokumen yang disampaikan.
(8) Dokumen sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) merupakan copy dokumen yang sudah dilegalisir.
(9) Format surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam lampiran IV Peraturan Menteri ini.
(10) Dokumen Kuesioner Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f tercantum dalam lampiran VI Peraturan Menteri ini.
BAB V PENETAPAN LOKASI
Pasal 10 (1) Calon lokasi penerima bantuan PSU diusulkan berdasarkan kriteria
pemilihan lokasi serta memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pada verifikasi pra konstruksi.
(2) Kriteria pemilihan lokasi sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi: a. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota; b. lokasi sudah memiliki rencana tapak yang telah disetujui oleh
pemerintah kabupaten/kota; c. status tanah tidak dalam sengketa; d. luas lokasi rumah tapak sesuai dengan rencana tapak sekurang-
kurangnya 6 (enam) hektar atau memiliki daya tampung rumah sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) unit rumah;
e. bagi lokasi yang memiliki luas kurang dari 6 hektar atau daya tampung kurang dari 300 unit wajib melakukan kerjasama dengan pengembang lain dalam satu wilayah kabupaten/kota yang memiliki lokasi masing-
masing minimal 2 hektar …
masing minimal 2 hektar sehingga mencapai 6 hektar yang disahkan dengan akta notaris;
f. kesanggupan membangun rumah dengan ukuran luas lantai bangunan dan harga jual sesuai dengan ketentuan pemerintah;
g. kesanggupan pengembang untuk dilakukan audit oleh Auditor Pemerintah.
(3) Persyaratan pemberian Bantuan PSU kepada pengembang dengan ketentuan, sebagai berikut: a. pengembang yang belum mendapatkan bantuan PSU pada tahun
sebelumnya namun sudah membangun sejumlah unit rumah KPR FLPP terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya, dapat mengajukan bantuan PSU pada tahun berjalan sejumlah unit yang telah KPR FLPP atau proses SP3K terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya s.d 30 November tahun berjalan;
b. pengembang yang akan mengajukan bantuan PSU pada tahun berjalan namun sudah pernah mendapatkan bantuan PSU pada tahun sebelumnya dan telah menyelesaikan kewajiban membangun rumah KPR FLPP s.d tanggal 30 Juni tahun berjalan, maka pengembang tersebut dapat mengajukan bantuan PSU sesuai dengan jumlah unit rumah yang telah KPR FLPP maupun proses SP3K terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berjalan s.d 30 November tahun berjalan diluar unit rumah yang telah mendapatkan bantuan PSU tahun sebelumnya;
c. pengembang yang sudah mendapatkan bantuan PSU tahun sebelumnya namun s.d akhir bulan Juni tahun berjalan belum menyelesaikan kewajiban membangun unit rumah sejumlah yang diusulkan dalam bantuan PSU tahun sebelumnya, tidak diperkenankan untuk mengajukan kembali bantuan PSU pada tahun berjalan;
(4) Pengecekan administrasi pada verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan pengecekan administrasi terhadap dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5);
(5) Pemeriksaan teknis pada verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya melaksanakan pemeriksaan lapangan terhadap: a. lahan yang telah dimatangkan; dan b. kaveling rumah dan PSU yang telah terbentuk sesuai dengan rencana
tapak dan sesuai dengan sertipikat yang akan diterbitkan oleh instansi terkait;
(6) Penetapan lokasi bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
BAB VI PENETAPAN PENGEMBANG
Pasal 11 (1) Penetapan pengembang dilakukan dengan penunjukan langsung. (2) Pengembang dinilai berdasarkan kualifikasi sebagai penerima bantuan
PSU sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), ayat (3),ayat (4), dan ayat (5).
(3) Pengembang sebagaimana …
(3) Pengembang sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah
pengembang yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
BAB VII
PERJANJIAN KERJASAMA OPERASIONAL Pasal 12
(1) Pengembang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) melaksanakan perjanjian kerjasama operasional dengan Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
(2) Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan penandatanganan kontrak pelaksanaan bantuan PSU.
(3) Kontrak pelaksanaan bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Perumahan Rakyat dengan pimpinan perusahaan yang tercantum di dalam akte pendirian perusahaan.
(4) Kontrak pelaksanaan bantuan PSU sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut: a. para pihak; b. dasar perjanjian; c. definisi; d. maksud dan tujuan; e. ruang lingkup; f. jangka waktu dan pengakhiran perjanjian; g. hak dan kewajiban para pihak; h. pelaksanaan pekerjaan; i. pemantauan; j. sanksi; k. pemberitahuan; l. force majeure; m. penyelesaian perselisihan; n. ketentuan lain-lain; dan o. ketentuan penutup
BAB VIII PELAKSANAAN
Pasal 13 (1) Pelaksanaan pembangunan PSU dilakukan oleh pengembang setelah
terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). (2) Dalam pelaksanaan pembangunan PSU dilakukan pengawasan lapangan
oleh pejabat yang ditunjuk oleh Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
(3) Pelaksanaan pembangunan PSU sesuai dengan spesifikasi teknis komponen PSU dan Rencana Anggaran Biaya berdasarkan kontrak. Pasal 14 .....…
Pasal 14 (1) Dalam hal perubahan atas desain dan/atau volume pekerjaan wajib
mendapatkan persetujuan Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan melalui amandemen kontrak.
(2) Dalam hal perubahan pelaksanaan bantuan PSU terkait dengan kondisi lapangan, wajib dibuat gambar perubahan pelaksanaan (shop drawing), yang disetujui oleh pengawas lapangan dan dibuatkan berita acara perubahan pelaksanaan pekerjaan beserta alasan perubahannya.
BAB IX
PENCAIRAN DANA BANTUAN PSU Pasal 15
(1) Permohonan pencairan dana bantuan PSU oleh Pengembang kepada Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan disampaikan secara tertulis kepada Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan;
(2) Permohonan pencairan dana bantuan PSU oleh Pengembang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan: a. surat permohonan pencairan bantuan PSU yang ditandatangani oleh
pimpinan perusahaan; b. berita acara penyelesaian pekerjaan yang dilengkapi dengan laporan
kemajuan terakhir pekerjaan yang ditandatangani oleh pengawas lapangan dan pimpinan perusahaan;
c. as built drawing yang disahkan oleh pengawas pekerjaan; d. Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) oleh Bank;
dan e. Persetujuan KPR FLPP oleh Bank.
(3) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan mengeluarkan surat tugas pemeriksaan pekerjaan kepada Tim Verifikasi;
(4) Hasil pemeriksaan Tim Verifikasi dituangkan dalam berita acara pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh Tim verifikasi dan pimpinan perusahaan;
(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan setelah pembangunan PSU selesai.
Pasal 16
(1) Permohonan pencairan dana bantuan PSU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) ditindaklanjuti dengan: a. pemeriksaan administrasi pada verifikasi paska konstruksi; b. pemeriksaan teknis pada verifikasi paska konstruksi.
(2) Pemeriksaan administrasi pada verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sekurang-kurangnya melaksanakan pemeriksaan terhadap dokumen permohonan pencairan dana bantuan PSU dan hasil pemeriksaan dituangkan dalam lembar hasil pemeriksaan.
(3) Pemeriksaan teknis pada verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b melaksanakan pemeriksaan lapangan terhadap:
a. pengukuran volume ..…
a. pengukuran volume pekerjaan; dan b. berita acara hasil pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh
pengawas lapangan dan pimpinan perusahaan. (4) Berdasarkan hasil verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3), Tim Verifikasi menerbitkan berita acara penyelesaian pekerjaan.
(5) apabila hasil verifikasi paska konstruksi sebagaimana ayat (4) ternyata jumlah KPR dan/atau SP3K lebih rendah dibandingkan dengan jumlah unit yang diusulkan, maka proses pembayarannya akan dihitung berdasarkan jumlah unit yang telah terbit KPR dan/atau SP3K pada akhir bulan November berjalan;
(6) Berdasarkan berita acara penyelesaian pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Pejabat Pembuat Komitmen melakukan proses pembayaran sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB X
TIM VERIFIKASI Pasal 17
(1) Pemeriksaan administrasi dan pemeriksaan teknis pada verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilaksanakan oleh tim verifikasi pra konstruksi.
(2) Pemeriksaan administrasi dan pemeriksaan teknis pada verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilaksanakan oleh tim verifikasi paska konstruksi.
(3) Tim verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keanggotaannya terdiri dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan dan/atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
(4) Tim verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) keanggotaannya terdiri dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan serta dapat melibatkan Inspektorat Kementerian Perumahan Rakyat.
(5) Tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.
BAB XI
TUGAS DAN WEWENANG Pasal 18
(1) Tugas dan wewenang dalam bantuan PSU dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(2). Pemerintah dalam …
(2) Pemerintah dalam bantuan PSU mempunyai tugas dan wewenang: a. melakukan sosialisasi dan koordinasi program bantuan PSU kepada
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pengembang; b. melakukan pemeriksaan administrasi dan teknis pada verifikasi pra
konstruksi untuk penetapan lokasi; c. melakukan pemeriksaan administrasi dan teknis pada verifikasi paska
konstruksi untuk pencairan dana; d. menetapkan lokasi penerima bantuan PSU; e. mengalokasikan anggaran bantuan PSU; f. melakukan pengawasan dan pengendalian bantuan PSU; g. melakukan verifikasi dan audit terhadap pelaksanaan pembangunan
PSU sebelum serah terima pekerjaan (PHO dan FHO); h. melakukan pencairan dana sebagai pengganti biaya yang telah
dikeluarkan untuk pembangunan PSU sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati;
i. menyerahkan hasil bantuan PSU kepada pemerintah kabupaten/kota; j. dalam hal penyerahan sebagaimana dimasud pada huruf i pada
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka penyerahan hasil bantuan PSU dilaksanakan kepada pemerintah daerah provinsi;
k. melakukan evaluasi terhadap pembangunan rumah dan proses KPR melalui FLPP serta memberikan sanksi bila target pembangunan rumah tidak tercapai;
l. merevisi atau membatalkan alokasi anggaran apabila terjadi perubahan, penyimpangan, dan/atau penyelewengan dalam bantuan PSU; dan
m. melakukan pembinaan bantuan PSU.
(3) Pemerintah daerah provinsi dalam bantuan PSU mempunyai tugas dan wewenang: a. mengajukan usulan bantuan PSU kepada Kementerian berdasarkan
usulan pemerintah kabupaten/kota; b. melakukan koordinasi dengan Kementerian dan pemerintah daerah
kabupaten/kota untuk pengecekan administrasi dan teknis pada saat verifikasi pra konstruksi dan verifikasi paska konstruksi;
c. melakukan koordinasi pengelolaan hasil bantuan PSU yang berada pada 2 (dua) atau lebih kabupaten/kota;
d. mengalokasikan anggaran untuk pembangunan PSU pada perumahan dan kawasan permukiman melalui dana anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi;
e. melakukan pemantauan dan evaluasi bantuan PSU; f. mensinergikan program pembangunan PSU dengan program
perumahan dan kawasan permukiman di daerah kabupaten/kota; g. melakukan pembinaan bantuan PSU.
4). Pemerintah daerah…
(4) Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam bantuan PSU mempunyai tugas dan wewenang: a. mengajukan usulan bantuan PSU kepada pemerintah daerah provinsi
tembusan kepada Kementerian; b. melakukan koordinasi dengan Kementerian, pemerintah daerah
provinsi dan pengembang untuk pengecekan administrasi dan teknis pada saat verifikasi pra konstruksi dan verifikasi paska konstruksi;
c. melakukan pengawasan dan pengendalian bantuan PSU; d. mengalokasikan anggaran untuk pembangunan PSU pada perumahan
dan kawasan permukiman melalui dana anggaran pendapatan dan belanja pemerintah daerah kabupaten/kota;
e. mengoordinasikan hasil pengawasan dan pengendalian bantuan PSU kepada Kementerian melalui pemerintah provinsi;
f. mensinergikan program pembangunan PSU dengan program perumahan dan kawasan permukiman;
g. melakukan pembinaan bantuan PSU.
BAB XII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pasal 19 (1) Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berjenjang mulai dari daerah
kabupaten/kota, daerah provinsi sampai dengan Kementerian sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
(2) Pelaporan hasil pembangunan rumah dilaksanakan oleh pengembang berupa laporan pelaksanaan pembangunan rumah yang telah KPR.
(3) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran VI Peraturan Menteri ini.
(4) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak pembangunan PSU selesai dilaksanakan, pengembang belum dapat menyelesaikan pembangunan rumah yang menjadi kewajibannya, maka pengembang akan dikenakan sanksi tidak diberikan bantuan PSU pada tahun-tahun berikutnya.
BAB XIII
PENYERAHAN BANTUAN PSU Pasal 20
Serah terima bantuan PSU dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XIV PENDANAAN ..…
BAB XIV PENDANAAN Pasal 21
Kementerian mengalokasikan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pelaksanaan bantuan PSU.
BAB XV PENUTUP Pasal 22
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 April 2013 MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, DJAN FARIDZ
Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR.
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
KOP PELAKU PEMBANGUNAN
Nomor : .................., ................ 20… Lampiran : Kepada Yth. Walikota/Bupati…………. di – ………………. Perihal : Usulan Lokasi Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan
Permukiman TA 20.. untuk Perumahan …………….. Dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan dan kawasan permukiman, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kabupaten/kota............., bersama ini dengan hormat kami mengajukan usulan untuk mendapatkan bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman TA 20......, sebagai berikut: Usulan Lokasi bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman:
- Lokasi ………., ……. unit rumah - Lokasi ………., ……. unit rumah - Lokasi ………., ……. unit rumah
Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
- Kuesioner Stimulan PSU Perumahan ……lokasi - Kesesuaian lokasi dengan RTRW Kabupaten/Kota ………………… - Dokumen RRTR, Site plan (rencana tapak), dan DED PSU - Surat pernyataan Pengembang akan menyerahkan lahan untuk
pembangunan PSU kepada pemerintah daerah - Surat pernyataan kesanggupan membangun rumah - Peta lokasi lingkungan perumahan dan permukiman - Foto-foto dan data pendukung lainnya.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.
Direktur Utama PT ……………………. …………………………
Tembusan Yth. : 1. Bapak Menteri Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Gubernur Provinsi……….. 4. Arsiparis.
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Nomor : .................., ..............20.... Lampiran : Kepada Yth. Gubernur…………. di – ………………. Perihal : Usulan Lokasi Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan
Permukiman TA 20...., Kabupaten/Kota …………….. Dalam rangka mendukung pembangunan perumahan dan kawasan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kabupaten/kota............., bersama ini dengan hormat kami sampaikan usulan lokasi bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman TA 20....., sebagai berikut:
- Lokasi ………., oleh (di isi siapa pelakunya) ….. - Lokasi ………., oleh (di isi siapa pelakunya) ….. - Lokasi ………., oleh (di isi siapa pelakunya) …..
Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
- Kuesioner bantuan PSU perumahan dan kawasan permukiman per lokasi
- Kesesuaian lokasi dengan RTRW Kabupaten/Kota ………………… - Dokumen RP4D, RRTR, site plan (rencana tapak), dan DED - Surat Pernyataan pemerintah daerah untuk mendukung pelaksanaan
Stimulan PSU Perumahan dan Permukiman TA 20… dan kesiapan tanah/lahan (clean and clear)
- Surat pernyataan Pengembang untuk menyerahkan lahan untuk pembangunan PSU kepada pemerintah daerah
- Surat pernyataan kesanggupan membangun dari Pengembang - Peta lokasi lingkungan perumahan dan permukiman - Foto-foto dan data pendukung lainnya.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.
Bupati/Walikota …………………….
………………………………. Tembusan Yth. : 1. Bapak Menteri Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Arsiparis.
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
KOP PEMERINTAH PROVINSI
Nomor : ..........., ............. 20.. Lampiran : Kepada Yth. Menteri Perumahan Rakyat Cq. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Gedung Kementerian Perumahan Rakyat Jalan Raden Patah I No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Perihal : Usulan Lokasi Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan
Permukiman TA 20...., Provinsi ....... Dalam rangka mendukung pembangunan perumahan dan kawasan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kabupaten/kota............., bersama ini dengan hormat kami sampaikan usulan kabupaten/kota dan lokasi yang perlu mendapat bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman di Provinsi………….pada TA 20......., adalah sebagai berikut:
- Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ………. - Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ……….
Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
- Usulan lokasi perumahan dan kawasan permukiman di kabupaten/kota ……………
- Kuesioner dan data pendukung pemerintah kabupaten/kota ……………
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.
Gubernur Provinsi …………………….
………………………………. Tembusan Yth. : 1. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Walikota/Bupati ……… 4. Arsiparis
LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
SURAT PERNYATAAN PENGEMBANG PERUMAHAN PT. .......................................................
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan stimulan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Kawasan Permukiman oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran 20........., maka bersama ini, kami selaku Direktur PT............................................................. yang bergerak di bidang pembangunan perumahan ........................................................, dengan total luas lahan yang dimiliki*) ................ (...........................................................) hektar, yang berlokasi di Desa/Kelurahan.......................................,Kecamatan.................................................., Kabupaten/Kota ......................................., Provinsi .................................................., menyatakan akan merealisasikan pembangunan bantuan PSU serta proses KPR dan/atau SP3K sesuai usulan sejumlah .................. (..........................................................) unit rumah MBR, serta menyatakan akan memanfaatkan dukungan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dapat dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di lokasi perumahan yang mendapatkan stimulan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman dari Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran 20..... serta bersedia untuk diaudit. Apabila sampai dengan perjanjian kerja berakhir kami belum dapat menyelesaikan proses KPR dan/atau SP3K, maka kami bersedia dibayar sesuai dengan jumlah unit yang telah KPR dan/atau proses SP3K. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh Pemerintah apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar.
Jakarta, ...................................... Yang Membuat Pernyataan Direktur PT................................. ................................................. Hp. No. .....................................
Materai Rp. 6000,-
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
SURAT PERNYATAAN PENGEMBANG PERUMAHAN
UNTUK MENANAM TANAMAN KERAS BUAH-BUAHAN DI PERUMAHAN ……………………………..
PT.......................................
Dalam rangka pelaksanaan stimulan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Permukiman oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran 2013, dan mendukung kebijakan pro-lingkungan, maka bersama ini, kami selaku Direktur PT. ................................. yang bergerak di bidang pembangunan perumahan ................................., yang berlokasi di Desa/Kelurahan ......................................., Kecamatan ............................................, Kabupaten/Kota .........................................., Provinsi ..............................., menyatakan akan menanam tanaman buah-buahan tinggi + 1 meter pada masing-masing unit rumah yang akan/sedang dibangun dan mendapatkan bantuan PSU di lingkungan perumahan ...................... Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh Pemerintah apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar.
......................, ................................... Yang Membuat Pernyataan PT .......................................... Nama Pembuat Pernyataan Direktur
Diketahui oleh,
Perwakilan Pemerintah Provinsi ….............................. Dinas/Badan ….............................. .......................................... NIP.
Perwakilan Pemerintah Kabupaten/Kota…...................... Dinas/Badan ….............................. .......................................... NIP.
Materai Rp 6.000,-
LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM (PSU) PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TA 20..... 1. Nama Perumahan 2. Nama
Pengembang
Kota/Kabupaten (coret salah satu)
Provinsi * √ Checklist salah satu (KOTA/KABUPATEN), (TANGGAL/BULAN/TAHUN) DINAS/ BADAN / DIREKTUR PERUSAHAAN,
( ...................................... )
I. DATA UMUM 1. Alamat Jalan Kelurahan/Desa Kecamatan Kota/Kabupaten Provinsi 2. Luas Kawasan
(Hektar)
3. Kesediaan Pemda untuk sharing
Bersedia Tidak Bersedia
4. Kesediaan Pemda untuk MoU
Bersedia
Tidak Bersedia 5. Jumlah Rumah 5.1. Rencana Daya
Tampung Rumah 5.2. Rumah Terbangun 5.3. Rumah Belum Terbangun
5.1.1. Rumah sederhana
unit
5.2.1. Rumah sederhana
unit 5.3.1. Rumah sederhana
unit
5.1.2. Rumah menengah
unit
5.2.2. Rumah menengah
unit 5.3.2. Rumah menengah
unit
5.1.3. Rumah mewah
unit
5.2.3. Rumah mewah unit 5.3.3. Rumah mewah
unit
Total Total Total 6. Jalan 6.1. Jalan kawasan 6.2. Jalan lingkungan 6.1.1. Rencana 6.2.1 Rencana Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m Jenis Perkerasan Jenis Perkerasan 6.1.2. Eksisting 6.2.2 Eksisting Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m Jenis Perkerasan Jenis Perkerasan 6.1.3. Kondisi jalan 6.2.3 Kondisi jalan Baik m Baik m Rusak ringan m Rusak ringan m Rusak berat m Rusak berat m 6.1.4. Usulan 6.2.4 Usulan Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m
Jenis Perkerasan Jenis Perkerasan Estimasi biaya jalan Rp. Estimasi biaya jalan Rp.
� Lampiran peta lokasi usulan fasilitasi jalan
7. Drainase 7.1 Drainase
kawasan 7.2 Drainase lingkungan
7.1.1 Rencana 7.2.1 Rencana Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m 7.1.2 Eksisting 7.2.2 Eksisting Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m 7.1.3 Kondisi
drainase 7.2.3 Kondisi drainase
Baik m Baik m Rusak ringan m Rusak ringan m Rusak berat m Rusak berat m 7.1.4 Usulan 7.2.4 Usulan Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m Estimasi biaya
drainase Rp. Estimasi biaya drainase Rp.
� Lampiran peta lokasi usulan fasilitasi drainase
8. Jaringan Air Minum 8.1 Skala kawasan 8.2 Skala lingkungan 8.1.1 Terbangun
dan telah melayani % dari total
rencana
8.2.1 Terbangun dan telah melayani % dari
total rencana 8.1.2 Kapasitas liter/detik 8.2.2 Kapasitas liter/detik 8.1.3 Usulan
fasilitasi 8.2.3 Usulan fasilitasi
Panjang m Panjang m Kapasitas liter/deti
k Kapasitas liter/d
etik Estimasi biaya Rp. Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi jaringan air
minum
9 Sanitasi Lingkungan 9.1 Eksisting 9.1.1 Terbangun dan telah terlayani % dari total rencana
� Sanitasi individu
� Sanitasi komunal 9.1.2 Kondisi sanitasi
komunal
� Baik � Sedang � Buruk
9.2 Usulan fasilitasi 9.2.1 Volume komunal unit 9.2.2 Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi sanitasi
lingkungan
10. Persampahan 10.1 Eksisting 10.1.1 Terbangun dan telah melayani % dari total rencana 10.1.2 Jumlah TPS unit 10.1.3 Kapasitas � Cukup � Kurang 10.1.4 Kondisi � Baik � Sedang � Buruk 10.2 Usulan fasilitasi 10.2.1 Jumlah TPS unit 10.2.2 Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi persampahan 11. Jaringan listrik 11.1 Skala Kawasan Skala Lingkungan 11.1.1 Eksisting % dari total rencana 11.2.1 Eksisting Daya KVA Daya KVA Gardu unit Trafo unit Kondisi Kondisi � Berfungsi � Berfungsi � Tidak
berfungsi � Tidak
berfungsi
Jumlah tiang buah Jumlah tiang buah Panjang kabel m Panjang kabel m 11.1.2 Usulan
fasilitasi 11.2.2 Usulan
fasilitasi
Jumlah tiang buah Jumlah tiang buah Panjang kabel m Panjang kabel m Estimasi biaya Rp. Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi jaringan listrik 12 Penerangan jalan
umum
12.1 Eksisting Jumlah tiang buah Jumlah lampu buah 12.2 Usulan
fasilitasi
Jumlah tiang buah Jumlah lampu buah Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi penerangan jalan umum 13. Potensi Sumber Daya Eksisting
13.1 Akses menuju lokasi � Sudah tersedia � Sedang
dikembangkan
� Belum tersedia 13.2 Ketersediaan sumber air bersih
13.2.1 Air perpipaan Volume/debit
air
� Mencukupi � Tidak mencukupi 13.2.2 Air permukaan (sungai, danau/situ) Volume/debit
air
� Mencukupi � Tidak mencukupi 13.2.3 Air tanah Volume/debit
air
� Mencukupi � Tidak mencukupi Kedalaman air
tanah m
13.2.4 Sumber air lainnya, sebutkan
Volume/debit air
� Mencukupi � Tidak mencukupi 13.3 Ketersediaan daya listrik dari PLN � Ada.
Kapasitas watt
� Tidak ada II. PENILAIAN KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA 14. Perencanaan, Kebijakan dan Program
14.1 Dokumen RTRW Kab/Kota
� Ada Perda Tahun : � Dalam
proses
� Sedang disusun
� Belum ada 14.2 Dokumen
RP4D atau RP3KP
� Ada Perda Tahun :
� Dalam proses � Sedang disusun � Belum ada 14.3 Renstrada bidang perumahan � Ada SK Bupati/Walikota Tahun : � Belum ada 14.4 Program pembangunan infrastruktur pendukung
perumahan
� Ada Jenis infrastruktur : � Tidak ada 14.5 Kebijakan kemudahan perijinan
pembangunan RSH
14.5.1 Ada � Bebas retribusi
IMB
� Bebas BPHTB � Lainnya.
Sebutkan :
14.5.2 Tidak ada 14.6 Permohonan bantuan PSU ke Kemenpera � Pernah No. Surat : � Belum
pernah 14.7 Aspek legalitas
lokasi
� Ada SK Bupati/Walikota Tahun : � Tidak ada 14.8 Kelembagaan Pemda yang menangani � Setingkat Eselon II (Kepala Dinas) � Setingkat Eselon III (Kepala Bidang) � Setingkat Eselon IV (Kepala Seksi) � Tidak ada 14.9 Lembaga pengelola kawasan � Sudah ada Untuk tanah milik Pemda. SK
Bupati/Walikota No. :
Untuk tanah swasta. Ijin lokasi No. :
� Belum ada 14.10 Alokasi APBD untuk pembangunan PSU � Sudah ada. Rp. � Sedang disusun � Tidak ada III. PENILAIAN KESIAPAN LOKASI KAWASAN YANG AKAN DITANGANI 15. Kesiapan Perencanaan Kawasan 15.1 Kesesuaian lokasi dengan tata ruang � Sesuai (lampiran peta yang terdapat di
RTRW)
� Tidak sesuai 15.2 Status kepemilikan tanah (dilampirkan copy
sertifikat)
15.2.1 Milik perseorangan
Ha
15.2.2 Milik badan usaha
Ha
� Perum Perumnas
Ha
� Anggota REI Ha � Anggota
APERSI Ha
� Dikuasai negara
Ha
� Lainnya,__________
Ha
15.3 Pihak pelaksana pembangunan perumahan
Tahun berjalan � Pemerintah
pusat unit
� Pemda unit � Perum
Perumnas unit
� Anggota REI unit � Anggota
APERSI unit
� Lainnya,____ unit 15.4 Permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan � Ada � Tidak ada 15.5 Dokumen RRTR kawasan/ site plan
lingkungan perumahan
� Sudah ditetapkan
SK Bupati/ Walikota No. :
� Dalam proses penetapan
� Sedang disusun
� Belum ada 15.6 Dokumen DED PSU yang diusulkan � Ada Disahkan oleh : No. : � Dalam proses
pengesahan
� Sedang disusun
� Belum ada 16. Kesiapan Pelaksanaan Rencana 16.1 Rencana implementasi pembangunan
perumahan tahun berikutnya
� Ada unit � Tidak ada 16.2 Pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya � Pemda unit � Perum
Perumnas unit
� Anggota REI unit � Anggota
APERSI unit
� Lainnya,__________
unit
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
HALAMAN MUKA Nama Perumahan : Isilah nama perumahan yang diusulkan Nama Pengembang : Isilah nama pengembang yang
mengusulkan Kota/Kabupaten : Isilah nama kota atau kabupaten lokasi
perumahan yang diusulkan Provinsi : Isilan nama provinsi lokasi perumahan
yang diusulkan (Kota/Kabupaten) : Isilah nama kota atau kabupaten lokasi
pengisian kuesioner (Tanggal/Bulan/Tahun) : Isilah tanggal, bulan dan tahun
pengisian kuesioner Tanda Tangan : Isilah nama lengkap direktur atau yang
mewakili dalam mengisi kuesioner I. DATA UMUM 1. Alamat Jalan : Isilah nama jalan alamat lokasi
perumahan yang diusulkan Kelurahan/Desa : Isilah nama kelurahan/desa lokasi
perumahan yang diusulkan Kecamatan : Isilah nama kecamatan lokasi
perumahan yang diusulkan Kota/Kabupaten : Isilah nama kota/kabupaten lokasi
perumahan yang diusulkan Provinsi : Isilan nama provinsi lokasi perumahan
yang diusulkan 2. Luas Kawasan (hektar) : Isilah luas kawasan lokasi perumahan
yang diusulkan dalam satuan hektar (Ha)
3. Kesediaan Pemda untuk sharing
: Isilah kesedian pemerintah daerah setempat untuk sharing dalam kegiatan
4. Kesediaan Pemda untuk MoU
: Isilah kesediaan pemerintah daerah setempat untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau perjanjian kerjasama pelaksanaan kegiatan
5. Jumlah Rumah 5.1 Rencana Daya Tampung Rumah 5.1.1 Rumah sederhana : Isilah jumlah unit rumah sederhana
yang dapat dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.1.2 Rumah menengah : Isilah jumlah unit rumah menengah yang dapat dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.1.3 Rumah mewah : Isilah jumlah unit rumah mewah yang dapat dibangun di lokasi perumahan
yang diusulkan Total : Isilah jumlah unit keselurahan dari
rencana daya tampung rumah di lokasi perumahan yang diusulkan
5.2 Rumah Terbangun 5.2.1 Rumah sederhana : Isilah jumlah unit rumah sederhana
yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.2.2 Rumah menengah : Isilah jumlah unit rumah menengah yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.2.3 Rumah mewah : Isilah jumlah unit rumah mewah yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
Total : Isilah jumlah unit keselurahan dari rumah yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.3 Rumah Belum Terbangun 5.3.1 Rumah sederhana : Isilah jumlah unit rumah sederhana
yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.3.2 Rumah menengah : Isilah jumlah unit rumah menengah yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
5.3.3 Rumah mewah : Isilah jumlah unit rumah mewah yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
Total : Isilah jumlah unit keselurahan dari rumah yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6. Jalan 6.1 Jalan Kawasan 6.1.1 Rencana Rencana Panjang : Isilah rencana panjang jalan kawasan
yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana Lebar : Isilah rencana lebar jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana Jenis Perkerasan
: Isilah rencana jenis perkerasan jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6.1.2 Eksisting Eksisting Panjang : Isilah panjang eksisting jalan kawasan
yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting Lebar : Isilah lebar eksisting jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi
perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting Jenis Perkerasan
: Isilah jenis perkerasan eksisting jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6.1.3 Kondisi Kondisi Jalan Baik : Isilah kondisi jalan kawasan yang baik
dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi Jalan Rusak Ringan
: Isilah kondisi jalan kawasan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi Rusak Berat : Isilah kondisi jalan kawasan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
6.1.4 Usulan Usulan Panjang : Isilah usulan panjang jalan kawasan di
perumahan dalam satuan meter Usulan Lebar : Isilah usulan lebar jalan kawasan di
perumahan dalam satuan meter Usulan Jenis Perkerasan : Isilah usulan jenis perkerasan jalan
kawasan di perumahan dalam satuan meter
Estimasi biaya lain : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan jalan kawasan di perumahan yang diusulkan
6.2 Jalan Lingkungan 6.2.1 Rencana Rencana Panjang : Isilah rencana panjang jalan lingkungan
yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana Lebar : Isilah rencana lebar jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana Jenis Perkerasan
: Isilah rencana jenis perkerasan jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6.2.2 Eksisting Eksisting Panjang : Isilah panjang eksisting jalan
lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting Lebar : Isilah lebar eksisting jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting Jenis Perkerasan
: Isilah jenis perkerasan eksisting jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan
6.2.3 Kondisi Kondisi Jalan Baik : Isilah kondisi jalan lingkungan yang
baik dalam ukuran meter di lokasi
perumahan yang diusulkan Kondisi Jalan Rusak Ringan
: Isilah kondisi jalan lingkungan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi Rusak Berat : Isilah kondisi jalan lingkungan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
6.2.4 Usulan Usulan Panjang : Isilah usulan panjang jalan lingkungan
di perumahan dalam satuan meter Usulan Lebar : Isilah usulan lebar jalan lingkungan di
perumahan dalam satuan meter Usulan Jenis Perkerasan : Isilah usulan jenis perkerasan jalan
lingkungan di perumahan dalam satuan meter
Estimasi biaya jalan : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan jalan lingkungan di perumahan yang diusulkan
Lampiran peta lokasi usulan jalan
: Lampirkan peta trase jalan yang diusulkan di lokasi perumahan usulan
7. Drainase 7.1 Drainase Kawasan 7.1.1 Rencana Rencana panjang : Isilah rencana panjang drainase
kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana lebar : Isilah rencana lebar drainase kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
7.1.2 Eksisting Eksisting panjang : Isilah panjang eksisting drainase
kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting lebar : Isilah lebar eksisting drainase kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
7.1.3 Kondisi Kondisi baik : Isilah kondisi drainase kawasan yang
baik dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi rusak ringan : Isilah kondisi drainase kawasan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi rusak berat : Isilah kondisi drainase kawasan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
7.1.4 Usulan Usulan panjang : Isilah usulan panjang drainase kawasan
di perumahan dalam satuan meter Usulan lebar : Isilah usulan lebar drainase kawasan di
perumahan dalam satuan meter
Estimasi biaya drainase : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan drainase kawasan di perumahan yang diusulkan
7.2 Drainase lingkungan 7.2.1 Rencana Rencana panjang : Isilah rencana panjang drainase
lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Rencana lebar : Isilah rencana lebar drainase lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
7.2.2 Eksisting Eksisting panjang : Isilah panjang eksisting drainase
lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
Eksisting lebar : Isilah lebar eksisting drainase lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter
7.2.3 Kondisi Kondisi baik : Isilah kondisi drainase lingkungan yang
baik dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi rusak ringan : Isilah kondisi drainase lingkungan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
Kondisi rusak berat : Isilah kondisi drainase lingkungan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan
7.2.4 Usulan Usulan panjang : Isilah usulan panjang drainase
lingkungan di perumahan dalam satuan meter
Usulan lebar : Isilah usulan lebar drainase lingkungan di perumahan dalam satuan meter
Estimasi biaya drainase : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan drainase lingkungan di perumahan yang diusulkan
Lampiran peta lokasi usulan drainase
: Lampirkan peta trase drainase yang diusulkan di lokasi perumahan usulan
8. Jaringan Air Minum 8.1 Skala Kawasan 8.1.1 Terbangun dan telah
melayani : Isilah persentase pelayanan air minum
yang telah terbangun dari total rencana pembangunan jaringan air minum untuk skala kawasan
8.1.2 Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum untuk skala kawasan dalam satuan
liter/detik 8.1.3 Usulan fasilitasi Panjang : Isilah panjang jaringan air minum yang
diusulkan untuk skala kawasan dalam satuan meter
Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum yang diusulkan untuk skala kawasan dalam satuan liter/detik
Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya pembangunan jaringan air minum yang diusulkan untuk skala kawasan
8.2 Skala Lingkungan 8.2.1 Terbangun dan telah
melayani : Isilah persentase pelayanan air minum
yang telah terbangun dari total rencana pembangunan jaringan air minum untuk skala lingkungan
8.2.2 Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum untuk skala lingkungan dalam satuan liter/detik
8.2.3 Usulan fasilitasi
Panjang : Isilah panjang jaringan air minum yang diusulkan untuk skala lingkungan dalam satuan meter
Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum yang diusulkan untuk skala lingkungan dalam satuan liter/detik
Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya pembangunan jaringan air minum yang diusulkan untuk skala lingkungan
Lampiran peta lokasi usulan jaringan air minum
: Lampirkan peta trase jaringan air minum yang diusulkan di lokasi perumahan usulan
9. Sanitasi Lingkungan 9.1 Eksisting 9.1.1 Terbangun dan telah
terlayani : Isilah persentase pelayanan sanitasi
lingkungan yang telah terbangun dari total rencana pembangunan sanitasi
Sanitasi individu : Isilah dengan mencentang sanitasi individu jika di lokasi terdapat sanitasi individu
Sanitasi komunal : Isilah dengan mencentang sanitasi komunal jika di lokasi terdapat sanitasi komunal
9.1.2 Kondisi sanitasi komunal Baik : Isilah dengan mencentang kolom jika
kondisi sanitasi komunal tergolong baik Sedang : Isilah dengan mencentang kolom jika
kondisi sanitasi komunal tergolong sedang
Buruk : Isilah dengan mencentang kolom jika kondisi sanitasi komunal tergolong buruk
9.2 Usulan fasilitasi 9.2.1 Volume komunal : Isilah jumlah unit sanitasi komunal
yang diusulkan 9.2.2 Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan sanitasi komunal Lampiran peta lokasi sanitasi lingkungan
: Lampirkan peta lokasi sanitasi yang diusulkan
10. Persampahan 10.1 Eksisting 10.1.1 Terbangun dan telah
melayani : Isilah persentase pelayanan
persampahan yang telah terbangun dari total rencana pembangunan persampahan
10.1.2 Jumlah TPS : Isilah jumlah unit TPS eksisting 10.1.3 Kapasitas Cukup : Isilah dengan mencentang kolom jika
kapasitas persampahan tergolong cukup Kurang : Isilah dengan mencentang kolom jika
kapasitas persampahan tergolong kurang
10.1.4 Kondisi Baik : Isilah dengan mencentang kolom jika
kondisi persampahan tergolong baik Sedang : Isilah dengan mencetang kolom jika
kondisi persampahan tergolong sedang Buruk : Isilah dengan mencetang kolom jika
kondisi persampahan tergolong buruk 10.2 Usulan Fasilitasi 10.2.1 Jumlah TPS : Isilah jumlah unit TPS yang diusulkan 10.2.2 Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan fasilitasi persampahan
Lampiran peta lokasi persampahan
: Lampirkan peta lokasi eksisting dan usulan pembangunan persampahan
11. Jaringan listrik 11.1 Skala kawasan 11.1.1 Eksisting : Isilah persentase pelayanan jaringan
listrik yang telah terbangun dalam skala kawasan dari total rencana pembangunan jaringan listrik
Daya : Isilah daya jaringan listik yang telah terbangun pada skala kawasan dalam satuan KVA
Gardu : Isilah jumlah unit gardu listrik yan g telah terbangun pada skala kawasan
Kondisi Berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika
jaringan listrik skala kawasan berfungsi Tidak berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika
jaringan listrik skala kawasan tidak berfungsi
11.1.2 Usulan fasilitasi Jumlah tiang : Isilah jumlah tiang listrik yang
terbangun dalam skala kawasan Panjang kabel : Isilah panjang kabel listrik dalam skala
kawasan Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan jaringan listrik skala kawasan
11.2 Skala lingkungan 11.2.1 Eksisting : Isilah persentase pelayanan jaringan
listrik yang telah terbangun dalam skala lingkungan dari total rencana pembangunan jaringan listrik
Daya : Isilah daya jaringan listik yang telah terbangun pada skala lingkungan dalam satuan KVA
Trafo : Isilah jumlah unit trafo listrik yan g
telah terbangun pada skala lingkungan Kondisi Berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika
jaringan listrik skala lingkungan berfungsi
Tidak berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika jaringan listrik skala lingkungan tidak berfungsi
11.2.2 Usulan fasilitasi Jumlah tiang : Isilah jumlah tiang listrik yang
terbangun dalam skala lingkungan Panjang kabel : Isilah panjang kabel listrik dalam skala
lingkungan Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan jaringan listrik skala lingkungan
Lampiran peta jaringan listrik : Lampirkan peta lokasi listrik eksisting dan usulan pembangunan jaringan listrik
12. Penerangan Jalan Umum 12.1 Eksisting Jumlah tiang : Isilah jumlah unit tiang penerangan
jalan umum eksisting Jumlah lampu : Isilah jumlah unit lampu penerangan
jalan umum eksisting 12.2 Usulan fasilitasi Jumlah tiang : Isilah jumlah tiang penerangan jalan
umum yang diusulkan Jumlah lampu : Isilah jumlah lampu penerangan jalan
umum yang diusulkan Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan
dalam pembangunan penerangan jalan umum
Lampiran peta penerangan jalan umum
: Lampirkan peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi penerangan jalan umum
13. Potensi Sumber Daya Eksisting 13.1 Akses menuju lokasi Sudah tersedia : Isilah dengan mencentang kolom jika
sudah tersedia sumber daya eksisting di lokasi perumahan yang diusulkan
Sedang dikembangkan : Isilah dengan mencentang kolom jika sedang dikembangkan sumber daya eksisting di lokasi perumahan yang diusulkan
Belum tersedia : Isilah dengan mencentang kolom jika belum tersedia sumber daya eksisting di lokasi perumahan yang diusulkan
13.2 Ketersediaan sumber air bersih 13.2.1 Air perpipaan Volume/debit air mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air perpipaan mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Volume/debit air tidak mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air perpipaan tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
13.2.2 Air permukaan (sungai, danau/situ) Volume/debit air mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air permukaan mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Volume/debit air tidak mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air permukaan tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
13.2.3 Air tanah Volume/debit air mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air tanah mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Volume/debit air tidak mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air tanah tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Kedalaman air tanah : Isilah kedalaman air tanah eksisting dalam satuan meter
13.2.4 Sumber air lainnya : Isilah sumber air lain pada lokasi perumahan yang diusulkan
Volume/debit air mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit sumber air lain mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
Volume/debit air tidak mencukupi
: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit sumber air lain tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan
13.3 Ketersediaan daya listrik dari PLN Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
tersedia daya listrik dari PLN dan besaran daya listrik dalam satuan watt
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak tersedia daya listrik dari PLN
II PENILAIAN KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA 14. Perencanaan, Kebijakan dan Program 14.1 Dokumen RTRW Kab/Kota
Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat dokumen RTRW Kabupaten/Kota dan tahun legalitas
Dalam proses : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RTRW Kabupaten/Kota dalam proses
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RTRW Kabupaten/Kota sedang disusun
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika belum terdapat dokumen RTRW Kabupaten/Kota
14.2 Dokumen RP4D atau RP3KP Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat dokumen RP4D atau RP3KP dan tahun legalitas
Dalam proses : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RP4D atau RP3KP dalam proses
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RP4D atau RP3KP sedang disusun
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika belum terdapat dokumen RP4D atau RP3KP
14.3 Renstrada bidang perumahan Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat dokumen rencana strategis daerah bidang perumahan di lokasi usulan dan tahun legalitas
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat rencana strategi daerah bidang perumahan di kabupaten/kota di lokasi usulan
14.4 Program pembangunan infrastruktur pendukung perumahan Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat program pembangunan infrastruktur pendukung perumahan di kabupaten/kota lokasi usulan disertai jenis infrastruktur
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat program pembangunan infrastruktur pendukung perumahan di kabupaten/kota lokasi usulan
14.5 Kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH Ada. Bebas retribusi IMB : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH berupa pembebasan retrbusi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)
Ada. Bebas BPHTB : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH berupa pembebasan BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan)
Ada. Lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH lainnya
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH
14.6 Permohonan bantuan PSU ke Kemenpera Pernah : Isilah dengan mencentang kolom jika
pernah mengajukan permohonan bantuan PSU ke Kemenpera
Belum pernah : Isilah dengan mencentang kolom jika pernah
14.7 Aspek legalitas lokasi
Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat aspek legalitas lokasi perumahan yang diusulkan dan tahun pengesahan
Tidak Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat aspek legalitas lokasi perumahan yang diusulkan
14.8 Kelembagaan Pemda yang menangani Setingkat Eselon II : Isilah dengan mencentang kolom jika
satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan setingkat kepala dinas
Setingkat Eselon III : Isilah dengan mencentang kolom jika satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan setingkat kepala bidang
Setingkat Eselon IV : Isilah dengan mencentang kolom jika satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan setingkat kepala seksi
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan
14.9 Lembaga pengelola kawasan Sudah ada untuk tanah pemda
: Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat lembaga pengelola kawasan untuk tanah milik pemerintah daerah dan nama dokumen legalitas terkait
Sudah ada untuk tanah swasta
: Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat lembaga pengelola kawasan untuk tanah milik swasta dan nomor dokumen legalitas terkait
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika belum terdapat lembaga pengelola kawasan
14.10Alokasi APBD untuk pembangunan PSU Sudah ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat alokasi APBD untuk pembangunan PSU dan besarannya dalam rupiah
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika alokasi APBD sedang disusun
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat alokasi APBD untuk pembangunan PSU
III PENILAIAN KESIAPAN LOKASI KAWASAN YANG AKAN DITANGANI 15 Kesiapan Perencanaan Kawasan 15.1 Kesesuaian lokasi dengan tata ruang
Sesuai : Isilah dengan mencentang kolom jika lokasi perumahan sesuai dengan tata ruang dan dilampirkan peta RTRW kabupaten/kota
Tidak Sesuai : Isilah dengan mencentang kolom jika lokasi perumahan tidak sesuai dengan tata ruang
15.2 Status kepemilikan tanah
15.2.1 Milik perseorangan : Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik persorangan dan dilampirkan copy sertifikat
15.2.2 Milik badan usaha Milik badan usaha perumnas
: Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik badan usaha Perum Perumnas dan dilampirkan copy sertfiikat
Milik badan usaha REI : Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik badan usaha REI
Milik badan usaha APERSI
: Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik badan
usaha APERSI Milik negara : Isilah dengan mencentang kolom jika
status kepemilikan tanah milik negara Milik lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika
status kepemilikan tanah milik badan usaha lain
15.3 Pihak pelaksana pembangunan perumahan tahun berjalan Pemerintah pusat : Isilah dengan mencentang kolom jika
pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah pemerintah pusat
Pemerintah daerah : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah pemerintah daerah
Perum perumnas : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah Perum Perumnas
Anggota REI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah anggota REI
Anggota APERSI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah anggota APERSI
Lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan merupakan pihak lainnya
15.4 Permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
terdapat permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan
15.5 Dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan Sudah ditetapkan : Isilah dengan mencentang kolom jika
telah ditetapkan dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan
Dalam poses penetapan : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan dalam proses penetapan
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RRTR kawasan/siteplan
lingkungan perumahan sedang disusun Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika
belum ditetapkan dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan
15.6 Dokumen DED PSU yang diusulkan
Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan
Dalam proses pengesahan : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan dalam proses pengesahan
Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan dalam proses penyusunan
Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan
16. Kesiapan pelaksanaan rencana 16.1 Rencana implementasi pembangunan perumahan tahun berikutnya
Ada : Isilah dengan mencetang kolom jika terdapat rencana implementasi pembangunan perumahan tahun berikutnya dari tahun pengajuan usulan
Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat rencana implementasi pembangunan perumahan tahun berikutnya dari tahun pengajuan usulan
16.2 Pihak yang melaksanaan pembangunan perumahan tahun
berikutnya Pemda : Isilah dengan mencentang kolom jika
pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah pemerintah daerah
Perum Perumnas : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah Perum Perumnas
Anggota REI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah anggota REI
Anggota APERSI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah anggota APERSI
Lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah badan usaha/lembaga lainnya
LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013
LAPORAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN RUMAH YANG TELAH PROSES KPR Bulan :
Nama Perumahan : Lokasi Perumahan : Nama Pengembang : Alamat Perusahaan : No. Nama Pemilik No. Rumah Tanggal/KPR Jenis
KPR Bank
Pelaksana
………………….. , …………………………. Pengembang …………………………………..
Top Related