Download - Tele Health

Transcript
Page 1: Tele Health

Penggunaan Telehealth dalam Praktek

Keperawatan di Rumah (Homecare) Pada

Pasien Chronic Heart Failure

OLEH KELOMPOK 3

KELAS A4-D:

1. Ade Dwi Febriyanthi (10.321.0729)

2. Kurniasari (10.320.0757)

3. Ni Luh Sri Danasanthi (10.321.0758)

4. Ni Kadek Ari Selastini (10.321.0761)

5. Ni Kadek Netiari (10.321.0763)

6. Ni Putu Indah Widyasari (10.321.0774)

7. Wayan Novi Angga Putri (10.321.0779)

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2012

Page 2: Tele Health

Penggunaan Telehealth dalam Praktek Keperawatan di Rumah

(Homecare) Pada Pasien Cronic Heart Failure

A. Latar Belakang

Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang banyak terjadi di

jaman kekinian dimana penyakit ini merupakan penyakit nomor satu yang memicu terjadinya

kematian. Perkembangan penyakit gagal jantung ditunjang dengan adanya perubahan gaya

hidup masyarakat yang menimbulkan beberapa kondisi yang memicu terjadinya penyakit

kardiovaskuler seperti; meningkatnya kadar kolesterol darah, peningkatan tekanan darah,

tingginya kadar gula darah, dan obesitas.

Penyakit gagal jantung merupakan sindrom dengan gejala unik yang terkadang kurang

disadari oleh penderita. Gagal jantung dapat berasal dari penyakit jantung koroner, hipertensi,

kardiomiopathy atau dysfungsi valvular, kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan

bentuk jantung (remodeling). Pada jantung kiri akan terjadi dysfunsi systolik ventrikuler dan

semakin lemahnya ventrikel kiri dan membesar, serta ventrikel semakin menebal. Kegagalan

pada kedua sisi jantung menyebabkan dypsnoe dan kelelahan. Tanda dan gejala lain meliputi

edema perifer, sulit tidur pada posisi supine, batuk dan ketidakmampuan melakukan aktivitas

sehari-hari dan berat badan yang tiba-tiba naik akibat dari retensi cairan. European Society of

Cardiology mencatat dari 900 juta penduduk di United state, sekitar 15 juta orang meninggal

dengan gagal jantung. Prevalensi gagal jantung meningkat tajam pada usia 75 tahun. Menurut

Nukman, di Indonesia data preva-lensi gagal jantung secara nasional memang belum ada.

Namun, sebagai gambaran, di ruang rawat jalan dan inap Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Jakarta pada 2006, didapati 3,23 persen kasus gagal jantung dari total 11.711 pasien.

Management yang sering dilakukan pada pasien dengan CHF meliputi intervensi

farmakologi, restriksi cairan dan nutrisi, dan rekomendasi modifikasi gaya hidup. Menurut

Numan, hampir 50% pasien dengan gagal jantung mengalami penurunan kualitas hidup

karena menimbulkan ketidakmampuan secara fisik, oleh karena itu, gagal jantung dan

penyebab penyakitnya harus dikenali sejak awal untuk dicegah dan mendapat tata laksana

sedini mungkin, hal ini dimaksudkan untuk menghindari penurunan kualitas hidup, mortalitas

dan beban ekonomis yang tinggi. Dengan melihat gambaran pasien dengan CHF di atas

sangat diperlukan adanya pelayanan perawatan di rumah (homecare) sebagai tindak lanjut

dari perawatan di rumah sakit.

Page 3: Tele Health

Tujuan program homecare ini adalah meningkatkan pencapaian tujuan pasien dan

menurunkan kejadian dirawat kembali serta menurunkan cost. Namun pada kenyataannya

tidak terlalu mudah untuk melakukan follow-up atau kunjungan rumah, ada beberapa kendala

yang dihadapi diantaranya adalah keterbatasan tenaga kesehatan, belum adanya koordinasi

yang baik antar multidisiplin ilmu dalam melakukan perawatan di rumah dan letak geografis

tempat tinggal pasien yang memerlukan waktu dan tenaga untuk mencapainya. Sehingga

yang sering terjadi pada pasien CHF adalah pasien mendapatkan perawatan yang sangat baik

selama fase akut dan setelah di rumah pasien kembali lagi datang ke rumah sakit dengan

kondisi yang sama atau lebih buruk lagi. Hasil study, dari 67,1% pasien yang dirawat di

ruang penyakit dalam dan 51,5% pasien dari ruang bedah, menunjukan rata-rata pasien

masuk kembali ke ruang perawatan setelah dipulangkan sebanyak 19,6% dari 11.855.702

dalam jangka waktu 30 hari, selebihnya 34% dirawat kembali dalam 90 hari dari waktu

dipulangkan dari rumah sakit, pasien yang dirawat di ruang medical surgical. Permasalahan

diatas merupakan tantangan tersendiri bagi petugas pemberi pelayanan kesehatan untuk

menemukan strategi yang efektif untuk menolong pasien dengan penyakit kronik khususnya

CHF yang merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian. Apakah Telehealth

merupakan solusinya?

B. Tinjauan Teori

1. Home Care dan Permasalahannya

Penyakit CHF merupakan penyakit kronis yang menyebabkan berbagai gangguan

lain dan merupakan penyakit yang mengancam jiwa, oleh sebab itu pasien CHF

memerlukan perawatan di rumah sakit dengan membutuhkan biaya yang sangat besar.

Meskipun selama perawatan kualitas hidup dapat ditingkatkan, namun belum dapat

dipastikan peningkatan kualitas hidup dapat dipertahankan secara konsisten. Sehingga

peran pemberi perawatan di rumah (homecare) sangat penting sebagai tindak lanjut

perawatan di rumah sakit. Komponen penting pada perawatan klien dengan CHF

adalah managemnent terapi medis yang direkomendasikan, konseling dan edukasi

terkait dengan modifikasi aktifitas, kegiatan yang direkomendasikan, self monitoring,

prognosis, keterampilan kopping, sosial support, dan kebutuhan spiritual.

Homecare merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term

care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah

mendapatkan pelatihan. Homecare juga merupakan suatu komponen rentang pelayanan

Page 4: Tele Health

kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan

keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,

mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat

kemandirian, sehingga yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan homecare ini

adalah keberhasilan proses discharge planning pasien yang perlu diperhatikan selama

pasien dalam perawatan dan koordinasi yang terjalin dengan baik antara pemberi

pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan tim pemberi pelayanan kesehatan di

komunitas. Pasien dan anggota keluarga merupakan bagian yang penting dalam

discharge planning. Ketidakadekuatan discharge planning dan follow-up merupakan

penyebab kembalinya pasien ke ruang rawat dalam waktu cepat. Perawatan kesehatan

di rumah bertujuan :

a. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas

hidupnya.

b. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga

dengan masalah kesehatan dan kecacatan

c. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga

d. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan

yang diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif

e. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah dapat di kelompokkan

sebagai berikut:

a. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

b. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik

c. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik

d. Pelayanan informasi dan rujukan

e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan

f. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan

g. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Medicare (Stewart at.al 1995), tentang

efek intervensi berbasis rumah terhadap rehospitalisasi pada pasien dengan CHF

dengan hasil intervensi berbasis rumah efektif menurunkan kunjungan ke rumah sakit

yang tidak terencana. Pasien yang diberikan intervensi berbasis rumah dapat

Page 5: Tele Health

menurunkan frekwensi kunjungan ulang ke rumahsakit yang tidak terencana sebesar

5,2% dari pada pasien CHF yang tidak mendapatkan tindakan intervensi berbasis

rumah

Di balik keberhasilan pelaksanaan homecare dalam mengatasi masalah-masalah

pasien dengan penyakit kronik, terdapat permasalahan lain yang mengganggu

efektivitas pelaksanaan perawatan di rumah diantaranya adalah:

a. Terbatasnya tenaga kesehatan

b. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang

waktu, tenaga dan biaya

c. Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga

d. Ketergantungan penderita dan atau keluarga

e. Kolaborasi dengan tim profesional lain membutuhkan waktu yang cukup

lama

f. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan dan

cost yang diperlukan.

2. Penggunaan Teknologi dalam Praktek Keperawatan di Rumah

Di era globalisasi ini peningkatan perkembangan teknologi berbanding lurus

dengan percepatan informasi. Dimana saat ini sedang terjadi revolusi digital, data,

suara, gambar diam dan gambar gerak dapat dicampur sehingga mendapatkan

gambaran yang cocok dan dapat dikirim dengan berbagai jenis saluran. Hal ini

menunjukan bahwa sejumlah besar informasi dapat disimpan pada chip yang lebih

kecil dan dapat diaplikasikan dalam pembuatan database medis.

Telehealth

Telehealth nursing atau telenursing diartikan sebagai praktek pemberian

layanan keperawatan menggunakan teknologi telekomunikasi (Lancet, 2000).

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan

pelayanan keperawatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan

pasien, atau antar perawat. Telenursing merupakan bagian dari telehealth atau

telemedicine dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non

medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.

Page 6: Tele Health

Menurut US Office of Disease Prevention and Health Promotion (2010), salah

satu tujuan telehealth atau telenursing adalah untuk meningkatkan akses yang lebih

komprehensif dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Adanya hambatan dalam

struktur kesehatan, akses kesehatan, tenaga kesehatan karena hambatan geografis dapat

diatasi dengan telenursing. Selain itu telenursing juga mengizinkan perawat untuk

memberikan layanan keperawatannya melalui suatu sistem yang menakjubkan.

Telehealth menunjukkan kecenderungan umum yang dapat mempengaruhi

masa depan. Interoperabilitas, konektivitas, skalabilitas dan mobilitas merupakan fitur

kunci untuk teknologi telehealth. Telehealth merupakan penyediaan layanan kesehatan

dan informasi yang terkait melalui teknologi telekomunikasi. Telehealth dapat

menggunakan telepon, atau dengan menggunakan videoconference. Telehealth

merupakan perluasan dari telemedicine, dimana perbedaannya adalah telemedicin

berfokus pada pengobatan/kuratif sedangkan telehealth menitikberatkan pada aspek

preventif, promotif dan kuratif. Telehealth saat ini dijadikan solusi teknologi dalam

melaksanakan menejemen kesehatan pasien. Dengan menggunakan telehealth pemberi

layanan kesehatan kesehatan dapat melakukan monitoring pasien dari jarak jauh,

seperti; memonitor tanda-tanda vital pasien, berat badan, tekanan darah, nadi dan

indikasi lain yang merupakan tanda-tanda yang emergensi serta keluhan pasien dan

obat-obatan. Pasien yang berada di rumah dapat berkomunikasi dengan pemberi

layanan kesehatan, interaksi ini dapat diilakukan dengan berbagai cara diantaranya;

Page 7: Tele Health

real-time atau off line, atau dalam bentuk video, voice-video dan dapat juga dalam

bentuk telephone dan internet (Dellifraine, 2008; Tran, 2008).

Berdasarkan American Telehealth Association (ATA) ada beberapa metode

yang digunakan dalam penerapan home care technology dan telehealth diantaranya

adalah:

a. Home Telehealth; dititk beratkan pada perawatan jarak jauh atau monitoring

pasien di luar gedung pelayanan kesehatan

b. Interactive Home Telehealth; interaksi dengan menggunakan audio-video

antara pemberi pelayanan kesehatan dan pasien. Biasanya pelayanan yang

diberikan adalah; assement, edukasi, atau pengumpulan data.

c. Telemonitoring; digunakan untuk melakukan pengumpulan data klinik pasien,

contoh penggunaan telemonitoring pada pasien CHF adalah penggunaan alat

EKG yang menggunakan transmisi wireless sehingga hasil dapat di monitor

oleh petugas pelayanan kesehatan, monitor EKG dapat juga dengan

menggunakan Bluetooth.

d. Self monitoring; monitoring yang dilakukan secara periodic dan terjadwal

untuk mendapatkan data klinik yang dilakukan oleh pasien sendiri, seperti

tekanan darah, glukosa, berat badan, temperature (Richard H. Savel, ©2011)

Page 8: Tele Health

Tekhnologi dalam Telehealth

Pada telehealth secara umum ada dua tekhnologi yang dalam pelayanan: store forward

dan real time tekhnologi.

a. Tekhnologi simpan dan sampaikan (store and forward) misalnya : gambar yang

didapatkan dari elektonik seperi tekhnologi x ray, dapat dikirimkan pada spesialis

untuk diinterpretasi. Gambar tersebut saja yang berpindah pindah.Radiologi,

dermatologi, patologi adalah contoh spesialisasi yang sangat kelihatan

menggunakan tekhnologi ini.

b. Tekhnologi real time

Real time adalahtekhnologi yang membuat pasien dan provider berinteraksi dalam

waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi dua

arah menggunakan tekhnologi real time dalam telehealth. Tekhnologi realtime

juga dapat membuat alat untuk menstransimisikan gambar dari tempat yng

berbeda. Misalnya kamera untuk mengobservasi keadaan klien. Tekhnologi

realtime memfasilitasi komunikasi dua arah baik audio maupun video, yang bisa

digunakan dalam telehealth. Sebagai kombinasi realtime dan robotik, seorang

dokter bedah dapat melakukan operasi dengan alat operasi khusus dari jarak

tertentu. Prosedur ini disebut dengan telepresence. Telepresence menjadi salah

satu sub bagian dari telehealth. Saat ini masih sedang dikembangkan karena

membutuhkan sistem yang 100 % reliable dan bandwith yang sangat tinggi.

Gambar 1.2 Alur telenursing

Page 9: Tele Health

Alur Telehealth (Telenursing)

Alur dalam pelaksanaan telenursing yang diaplikasikan Kawaguchi et al

(2004) adalah sebagai berikut:

a. Klien akan memasukkan informasi setiap hari dengan memasukkan data-

datanya pada website pasien. Pasien juga dapat melihat data-data sebelumnya

di homepage pasien dan melihat saran/instruski dari dokter atau perawat sesuai

dengan

kondisinya.

b. Informasi dari pasien akan disimpan oleh pusat data dan dapat dilihat oleh

perawat dan dokternya setiap hari. Kemudian perawat dan dokter melakukan

analisa data dan memutuskan apakah pasien hanya memerlukan intervensi

melalui telenursing atau perlu dilakukan homevisit. Jika klien bisa diberikan

intervensi melalui telenursing maka perawat akan memberikan instruksi-

instruksi pada website pasien, dan memastikan apakah pasien melakukan

instruksi tersebut atauu tidak dengan menelpon pasien atau melakukan video

conference dengan pasien. Jika pasien tersebut perlu dilakukan home visit

maka perawat di subcentered terdekat akan mendatangi pasien.

Page 10: Tele Health

Manfaat

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu:

a. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat

mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat

darurat, rumah sakit dan nursing home)

b. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan

jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis

c. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di

rumah sakit

d. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan

monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak.

Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa

memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi berhasil dalam

menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk

perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.

Hasil Penelitian

Penggunaan telehealth dalam praktek keperawatan khususnya sangat efektif hal

ini terbukti dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Pennsylvania Homecare

Association mengenai efektivitas penggunaan telehealth yang dilakukan pada 178

agency yang menggunakan telehealth sebagai kelompok intervensi dan sebagai 300

agency sebagai kelompok control tidak menggunakan telehealth. Hasil penelitian

menunjukan adanya perbedaan signifikan pada kelompok agensi yang menggunakan

telehealth rata-rata pasien yang dirawat kembali sebesar 10% sebangkan pada

kelompok yang tidak menggunakan telehealth sebesar 28%. Biaya yang dikeluarkan

oleh pasien yang menggunakan telehealth jauh lebih sedikit yaitu $ 87,327 sedangkan

kelompok yang tidak menggunakan telehealth $ 232,872. Hasil penelitian kualitatif

menunjukan bahwa penggunaan tehealth tidak mengurangi kualitas dan tingkat

kepuasan pasien.

3. Kesimpulan

Gagal Jantung kongestif merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

utama. Tidak adanya follow-up menyebabkan pasien mengalami perburukan kondisi

Page 11: Tele Health

yang menyebabkan pasien perlu di rawat ulang. Kondisi ini yang memicu tingginya

angka kematian pada pasien CHF. Hal tersebut memerlukan suatu pendekatan

manajemen penyakit yang terkoordinasi dapat dilakukan dengan cara melakukan

penilaian awal/ deteksi dini tanda dan gejala, pendidikan yang komprehensif, dan

modifikasi perilaku dalam rangka meningkatkan manajemen penyakit dan

meningkatkan kualitas hidup pasien. Perawat (homecare) merupakan penyedia integral

terlibat dalam mendidik, pembinaan, pengawasan dan mendukung pasien dan

keluarganya selama proses penyakit CHF. Penggunaan telehealth dalam praktek

perawatan di rumah sangat efektif, dengan telehealth kondisi perubahan-perubahan

klinik pasien dapat segera terdeteksi dan dapat segera di komunikasikan dengan

pemberi pelayanan kesehatan sehingga kondisi-kondisi yang memerlukan tindakan

emergensi dapat segera dilakukan. Selain itu dengan menggunakan telehealth dapat

menurunkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien untuk perjalanan dan

menurunkan tingkat ketidaknyamanan pasien selama perjalanan. Telehealth sangat

cocok diterapkan di Indonesia, mengingat letak geografis Indonesia berbentuk

kepulauan dan banyak pegunungan menyebabkan masyarakat Indonesia banyak yang

kesulitan mencapai tempat pelayanan kesehatan, dengan penggunaan telehealth pasien

dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun demikian aplikasi

penggunaan telehealth di Indonesia harus diiringi dengan pengadaan alat-alat yang

diperlukan untuk melakukan monitoring dan membangun jaringan untuk accses

penyaluran sinyal ke tempat pelayanan kesehatan serta pemberian informasi kepada

pasien dan keluarga yang akan menggunakan metode telehealth. Mimpi ini dirasa akan

lebih mudah terwujud jika ditunjang dengan kebijakan pemerintah.

C. Implikasi Keperawatan

Perawat perlu menyadari bahwa kesulitan dan beban keperawatan sangat banyak

sehingga diperlukan secepat mungkin dalam merawat pasien khususnya pasien CHF.

Telehealth merupakan salah satu sarana yang memungkinkan para profesional

keperawatan/kesehatan mempuyai kemampuan untuk menawarkan layanan ini kepada

keluarga dari kejauhan. Home telehealth bisa efektif dalam tidak hanya menilai kebutuhan

perawatan kesehatan korban stroke dan keperawatan, tetapi juga dalam memberikan

dukungan informasi dan emosional kepada mereka. Kesiapan terhadap telehealth tampaknya

tergantung pada: (a) keperawatan dan keamanan rumah, (b) waktu yang tepat layanan yang

ditawarkan, (c) kebutuhan yang dirasakan untuk keperawatan (d) tingkat beban keperawatan.

Page 12: Tele Health

Metode beban keperawatan menilai, yang mungkin berguna dalam memprediksi

kesiapan mereka terhadap layanan telehealth, telah tersedia. Penilaian kenyamanan klien

dengan dan kepentingan dalam teknologi serta keterbatasan pendengaran dan visual juga

mungkin penting dalam penerimaan dan penggunaan telehealth. Identifikasi blok potensial

untuk penggunaan, kesiapan dan penerimaan telehealth sangat penting sebelum

mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program menggunakannya.

Perbedaan tingkat pengalaman dan harapan antara perawat dan keperawatan mungkin telah

menyebabkan disparitas dengan kepuasan mereka dalam kinerja peralatan telehealth.

Pelatihan perawat dan keperawatan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang

tepat sesuai dengan teknologi dan membantu mereka untuk mencapai tingkat minimal

kenyamanan dengan telehealth adalah penting untuk menggunakan dan keefektifannya.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah penerimaan penggunan

dan kepuasan dan kepuasan telehealth oleh perubahan keperawatan dari waktu ke waktu

dengan pengalaman tambahan.

Page 13: Tele Health

DAFTAR PUSTAKA

Atzmon, O. 2006. Tele-Cardiology Services in the UK Improve Patient Care and Save

Costs, VP Business Development Aerotel Medical Systems

Benack R.T. 2008. Congestive Heart Failure the Patient and the Community, Conference

Arlington. USA.

Chetney, R., 2003. Home Care Technology and Telehealth The Future Is HERE, Home

Healthcare Nurse vol. 21(10).

ICN. 2001. Telenursing, dalam http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal

26 Oktober 2012

Martono. 2012. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

"Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat 2012" dalam

http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name=News&file=article&sid=71, diperoleh

tanggal 26 Oktober 2012

M.J. H. 2006. Home Monitoring of Congestive Heart Failure Patients Proceedings of the 1st

Distributed Diagnosis and Home Healthcare. Conference Arlington. Virginia. USA.

Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of Patients

With CHF dalam http://ons.metapress.com/ content/ f662854712557057/, diperoleh

tanggal 26 Oktober 2012

Wooten, R., Loane, M., Mair, F., Allen, A., Doolittle, G., Begley, M., McLernan, A.,

Moutray, M., Harrisson, S. 1998. A Joint US-UK Study of Home Telenursing.

Journal of Telemedicine and Telecare, 4(1), pp. 83-85