TEKNIK PERMESINAN KAPALJURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYAINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2011
Oleh:1. Nur Fatowil Aulia NRP : 6308 030 028
Latar Belakang
Kerusakan yang terjadi pada bantalan poros baling-baling belakang merupakan hal yang tidak biasa. Ini terjadikarena adanya beban yang diterima oleh poros itu sendiri. Tidaklain efek karena getaran. Dalam hal ini terkait dengan kelurusanporos propeller. Kerusakan akibat misaligment merupakanmasalah yang sangat nyata. jika ada sedikit kesalahan dengankelurusan poros propeller maka akan fatal akibatnya.
Kerusakan yang terjadi pada bantalan poros baling-baling belakang merupakan hal yang tidak biasa. Ini terjadikarena adanya beban yang diterima oleh poros itu sendiri. Tidaklain efek karena getaran. Dalam hal ini terkait dengan kelurusanporos propeller. Kerusakan akibat misaligment merupakanmasalah yang sangat nyata. jika ada sedikit kesalahan dengankelurusan poros propeller maka akan fatal akibatnya.
PPNS-ITS
Perumusan Masalah
1. Berapakah keausan poros yang diijinkan pada porospropeller
2. Berapakah perbedaan kelurusan yang menonjolsebelum & sesudah dalam cek kelurusan poros
3. Berapa besar prosentase keausan yang terjadi
PPNS-ITS
Tujuan Tugas Akhir
Mengetahui keausan poros yang diijinkanMengetahui perbedaan yang menonjol sebelum & sesudah cekkelurusanMengetahui prosentase keausan yang terjadi.Mengetahui ketepatan dalam aligment poros.
PPNS-ITS
Manfaat Tugas Akhir
Diharapkan memberi manfaat yang bisa diterapkan dalamaligment propeller terutama pada shaftnya yang akanmenjadi bahan pertimbangan bagi semua perusahaandalam dunia perkapalan yang bergerak dalam docking kapaluntuk dapat dipahami & dimengerti sebagaimana mestinya.Sehingga aligment dapat tercapai dengan baik dan aman.
PPNS-ITS
Metodologi
Studi Literatur
START
Survei lapangan
Analisis
FINISH
Analisis
PPNS-ITS
BACKGROUNDFaktor Penyebab terjadi misaligment poros propeller :
- Pelumasan yang tidak merata- Terjadinya efek getaran- Bearing yang tidak sesuai- Desain yang salah
- Pelumasan yang tidak merata- Terjadinya efek getaran- Bearing yang tidak sesuai- Desain yang salah
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini menggunakan data kapal nyatayang dijadikan objek observasi dalam menyelesaikanfield project yaitu kapal tug boat ‘tegap’ yang sedangmelakukan perbaikan docking di PT.DOC Surabayaterutama reparasi shaft propeller akan diperoleh gambarshafting arrangement, propeller detail, shafting detail darigambar tersebut dapat diketahui data yang dapatmendukung dalam penyelesain analisa terhadap aligmentshaft propeller
Pada pembahasan ini menggunakan data kapal nyatayang dijadikan objek observasi dalam menyelesaikanfield project yaitu kapal tug boat ‘tegap’ yang sedangmelakukan perbaikan docking di PT.DOC Surabayaterutama reparasi shaft propeller akan diperoleh gambarshafting arrangement, propeller detail, shafting detail darigambar tersebut dapat diketahui data yang dapatmendukung dalam penyelesain analisa terhadap aligmentshaft propeller
PPNS-ITS
Pembahasan 1
Gambar diatas merupakan gambar cara pengukurandefleksi poros propeller. Untuk keausan poros yangdiijinkan pilih salah satu bagian yaitu bagian 3,4,5merupakan tail shaft (poros bagian belakang). Jikamelihat gambar diatas dan disesuaikan dengan gambarshafting arrangementnya maka akan diketahui diameterporos 203,2 mm dari prosedur pemeriksaan dandisesuaikan dengan diameter porosnya akan diketahui0,8mm . Jadi batas keausan yang di ijinkan oleh kapaltersebut adalah 0,4 % dari diameter shaftingarrangementnya
Gambar diatas merupakan gambar cara pengukurandefleksi poros propeller. Untuk keausan poros yangdiijinkan pilih salah satu bagian yaitu bagian 3,4,5merupakan tail shaft (poros bagian belakang). Jikamelihat gambar diatas dan disesuaikan dengan gambarshafting arrangementnya maka akan diketahui diameterporos 203,2 mm dari prosedur pemeriksaan dandisesuaikan dengan diameter porosnya akan diketahui0,8mm . Jadi batas keausan yang di ijinkan oleh kapaltersebut adalah 0,4 % dari diameter shaftingarrangementnya
PPNS-ITS
Pembahasan 2
Data Sebelum Repair
KR 3 4 5 KN 3 4 5
A 0 0 0 0 0 0
B 0 0,62 0,03 0 0,2 0,15
Data Sesudah Repair
KR 3 4 5 KN 3 4 5
A 0 0 0 0 0 0
B 0 0,10 0,12 0 0,13 0,08
PPNS-ITS
C 0 0,75 0,50 0 0,6 0,10
D 0 1,35 0,55 0 0,45 0,08
C 0 0,08 0,10 0 0,10 0,09
D 0 0,07 0,08 0 0,08 0,1
Pembahasan 2
Dari data diatas
Dengan melihat tata cara pengukuran maka dapadihitung dengan A+C dan B+D dapat ditemukan nilairata-rata defleksi
Perbedaan defleksi kelurusan yang terjadi padaporos propeller bagian kiri sebelum direparasi nilairata-rata defleksi kelurusannya 0,63mm setelahdireparasi keausannya turun menjadi 0,137mm.Sedangkan pada poros propeller bagian kanansebelum direparasi adalah nilai rata-rata defleksikelurusannya 0,26mm setelah direparasi keausannyaturun menjadi 0,145mm.
Perbedaan defleksi kelurusan yang terjadi padaporos propeller bagian kiri sebelum direparasi nilairata-rata defleksi kelurusannya 0,63mm setelahdireparasi keausannya turun menjadi 0,137mm.Sedangkan pada poros propeller bagian kanansebelum direparasi adalah nilai rata-rata defleksikelurusannya 0,26mm setelah direparasi keausannyaturun menjadi 0,145mm.
PPNS-ITS
Pembahasan 3
Persentase keausan:
Dengan mengetahui keausan poros sebelum di reparasipada bagian kanan dan bagian kiri dapat ditemukannilai rata-rata defleksi dari poros propeller bagian kiri0,63 sedangkan defleksi dari poros propeller bagiankanan 0,26. jika dari rata-rata keduanya dapat diperolehnilai 0,45.
Dengan mengetahui keausan poros sebelum di reparasipada bagian kanan dan bagian kiri dapat ditemukannilai rata-rata defleksi dari poros propeller bagian kiri0,63 sedangkan defleksi dari poros propeller bagiankanan 0,26. jika dari rata-rata keduanya dapat diperolehnilai 0,45.
Maka besar persentase keausan poros propeller yangterjadi 0.221 % dari diameter shaftingarrangementnya. Padahal persentase yang diijinkan0,394 % dari diameter shafting arrangementnya.Sehingga poros propeller kapal ini masih bisadipakai karena masih berada dibawah aturan bataskeausan shafting arrangement.
PPNS-ITS
KESIMPULAN DAN SARAN
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYAINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
PPNS-ITS
Kesimpulan
1) Batas keausan poros propeller tersebut tidak lebih dari0.40 % diameter shafting arrangementnya.
2) Perbedaan defleksi kelurusan yang terjadi pada porospropeller bagian kiri sebelum direparasi nilai rata-ratadefleksi kelurusannya 0,63mm setelah direparasikeausannya turun menjadi 0,137mm. Sedangkan padaporos propeller bagian kanan sebelum direparasi adalahnilai rata-rata defleksi kelurusannya 0,26mm setelahdireparasi keausannya turun menjadi 0,145mm.
3) Besar persentase keausan poros propeller yang terjadi0.221 % dari diameter shafting arrangementnya. Padahalpersentase yang diijinkan 0,394 % dari diameter shaftingarrangementnya. Sehingga poros propeller kapal ini masihbisa dipakai karena masih berada dibawah aturan bataskeausan shafting arrangement.
PPNS-ITS
1) Batas keausan poros propeller tersebut tidak lebih dari0.40 % diameter shafting arrangementnya.
2) Perbedaan defleksi kelurusan yang terjadi pada porospropeller bagian kiri sebelum direparasi nilai rata-ratadefleksi kelurusannya 0,63mm setelah direparasikeausannya turun menjadi 0,137mm. Sedangkan padaporos propeller bagian kanan sebelum direparasi adalahnilai rata-rata defleksi kelurusannya 0,26mm setelahdireparasi keausannya turun menjadi 0,145mm.
3) Besar persentase keausan poros propeller yang terjadi0.221 % dari diameter shafting arrangementnya. Padahalpersentase yang diijinkan 0,394 % dari diameter shaftingarrangementnya. Sehingga poros propeller kapal ini masihbisa dipakai karena masih berada dibawah aturan bataskeausan shafting arrangement.
Saran
Aligment shaft propeller merupakan hal yang sangat penting.Dimana pada cek kelurusan ini diperlukan ketilitian untukmengetahui seberapa besar tindakan yang harus dilakukan dalamperbaikan. Yang hasil penelitian nantinya diharapkan dapat diketahuidasar dari reparasi poros dengan memperhatikandefleksi yang terjadipada poros itu sendiri. Pengembangan dari perbaikan poros apabilaterjadi sedikit cacat maka bisa ditambal dengan bahan las yangsesuai dengan material dari poros tersebut.
PPNS-ITS
Aligment shaft propeller merupakan hal yang sangat penting.Dimana pada cek kelurusan ini diperlukan ketilitian untukmengetahui seberapa besar tindakan yang harus dilakukan dalamperbaikan. Yang hasil penelitian nantinya diharapkan dapat diketahuidasar dari reparasi poros dengan memperhatikandefleksi yang terjadipada poros itu sendiri. Pengembangan dari perbaikan poros apabilaterjadi sedikit cacat maka bisa ditambal dengan bahan las yangsesuai dengan material dari poros tersebut.
TERIMAKASIH
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYAINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
PPNS-ITS
TERIMAKASIH
Top Related