Download - Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Transcript
Page 1: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

BAB I

Pendahuluan

Batubara di Indonesia merupakan salah satu andalan sumber energi alternatif di luar minyak dan gas bumi. Prospek penambangan batubara dengan metode konvensional seperti masih dilakukan saat ini, untuk masa yang akan datang semakin sulit. Hal ini disebabkan oleh letak lapisan batubara tersebut yang sudah semakin dalam dari permukaan bumi sehingga “waste/coal ratio” (nilai perbandingan batubara dibanding perolehan batubara sebagai komoditas utama) akan semakin tinggi.

Potensi Batubara Indonesia masih memungkinkan untuk lebih ditingkatkan lagi dengan memberikan prioritas yang lebih besar pada pengembangan dan pemanfaatannya untuk meningkatkan peranan Batu Bara menjelang tinggal landas pada awal pelita VI.

A. Latar belakang

Batubara merupakan suatu sumber energi yang sangat berguna di dunia salah satunya di Indonesia. Sebenarnya batubara sudah dikenal terlebih dahulu pada abad 18 bersama dengan baja telah mencetuskan revolusi industri yang di awali dengan penemuan mesin uap.

Peranan batu bara mencapai puncaknya dekat sebelum pecah Perang Dunia I sewaktu 80% dari kebutuhan energi di dunia bersumber dari bahan bakar batubara. Dengan demikian maka saat puncak penggunaan batubara terjadi pada waktu sebelum pecah Perang Dunia I. Dengan meletusnya Perang Dunia I, pola penggunaan batu bara sangat terganggu dan masyarakat dunia menjadi sadar apabila selalu bertumpu satu bahan bakar energi yaitu batubara pada akhirnya akan mengalami kesulitan.

Page 2: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Hal ini tercermin pada kapal-kapal mesin uap yang tadinya 100% menggunakan batubara kemudian secara lambat laun beralih ke minyak. Di Indonesia sebelum Perang Dunia II, angkutan laut dan kereta api sepenuhnya menggunakan batubara. Tetapi kemudian berangsur angsur beralih ke bahan bakar minyak yang lebih mudah diperoleh.

Kini dengan terjadinya krisis minyak 1973/1974 kebalikannya telah terjadi yaitu dunia mulai sadar bahwa konsumsi energi terlalu besar bertumpu pada minyak.

Dengan demikian jelas bahwa tumpuan energi pada satu jenis akan sangat tidak mengenakkan oleh sebab itu perlu dicari energi alternatif.

Energi alternatif yang dimaksud tidak hanya bertumpu pada batubara tetapi sementara itu sumber daya gas alam dan nuklir telah pula dimanfaatkan walaupun dalam jumlah yang tidak sedikit dan juga telah dikembangkan tenaga geotermal dan tenaga tenaga yang dapat diperbaharui.

Didalam pemilihan energi alternatif yang dapat menggantikan sebagian besar peranan yang diambil oleh minyak terutama dalam kondisi dan situasi indonesia tidak dapat dihindari bahwa batubara diantara sekian energi alternatif yang sangat berperan.

Potensi batubara Indonesia masih memungkinkan untuk masih ditingkatkan lagi dengan memberikan prioritas yang lebih besar kepada pengembangan dan pemanfaatanya untuk dapat meningkatkan peranan batubara.

Page 3: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

B. Rumusan Masalah

Sebelum penulis mengutarakan perumusan masalah penelitian, perlu

dipahami apa yang menjadi pemasalahan pokok sehingga mejadi menarik

perhatian penulis untuk mengadakan penelitian. Karena bagaimanapun juga,

pemilihan suatu permasalahan untuk diteliti hendaknya benar-benar memberi

bobot dan kualitas bagi permasalahan yang akan dikaji dalam penelitiannya.

Disamping itu, berdasarkan sifat dan karakter permasalahannya akan dapat

dengan mudah ditentukan teknik analisis data yang merupakan bagian metode

penelitiannya.

Pada dasarnya setiap orang yang akan mengadakan penelitian biasanya

dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang ditemukan pada apa yang

akan diteliti. Salah satu alasan dilakukannya suatu penelitian adalah karena

adanya suatu masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

Permasalahan itu dapat berupa adanya kesenjangan antara kenyataan

dengan harapan yang diinginkan oleh sebagian besar orang yang melihatnya

dari berbagai sudut pandang dan asumsinya. Permasalahan juga dapat dilihat

sebagai alasan yang bersifat khusus, unik dan menarik serta keadaan sejenis

yang mengusik perhatian untuk menelitinya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dipahami bahwa alasan

memilih judul disebabkan karena adanya masalah dan ketertarikan terhadap

suatu obyek tersebut yang meneraik untuk diteliti. Masalah tersebut

selanjutnya akan dinyatakan dalam bentuk perumusan masalah yang

kemudian akan dicari jawabannya melalui penelitian ilmiah.

Adanya masalah menurut Sugiyono (2004:35), terjadi karena adanya

penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi.

Bahkan rumusan masalah yang baik seyogyanya menyatakan hubungan antara

dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya atau

alternatif yang secara implisit mengandung pertanyaan.

Page 4: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Berdasarkan kepada uraian diatas maka penulis ingin menyampaikan

rumusan masalah.

Yang dikemukakan pada penelitian ini adalah : “Usaha batu bara karungan

sebagai pemanfaatan bekas lahan tambang batu bara.”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan adalah hal yang pertama yang harus ditampilkan oleh seseorang

apabila ingin meneliti permasalahan yang menimbulkan tanda tanya dalam

pemikiran dan logikanya. Suatu penelitian, khususnya dalam ilmu-ilmu

pengetahuan empirik maupun penelitian terapan pada umumnya bertujuan

untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran atau

menemukan suatu kebenaran. Menemukan berarti berusaha mendapatkan

suatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan.

Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang

sudah ada, sedangkan menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada

masih atau menjadi diragukan kebenarannya.

Penelitian dilakukan karena memiliki tujuan, menurut Riduwan (2006; 6),

tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitian

dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan

dalam penelitian. Rumusan tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin

dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Tujuan penelitian dicapai melalui

serangkaian metode penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian yang baik

adalah rumusannya operasional dan tidak berbelit-belit. Dari tujuan inilah

maka akan dapat diketahui metode dan teknik penelitian yang mana yang

cocok untuk dipakai dalam sebuah penelitian.

Page 5: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Setiap penulisan atau penelitian yang akan dilakukan dengan sendirinya

mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai. Jadi cara terbaik untuk

memecahkan masalah adalah dengan jalan mengadakan penelitian. Adapun

tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah :

1. Menciptakan lapangan pekerjaan pada sebagian besar masyarakat sebulu.

2. Memanfaatkan sisa – sisa lahan pertambangan batu bara yang tidak terpakai / ditinggalkan.

3. Melegalisasi usaha batu bara karungan yang selama ini marak diberitakan sebagai tindakan pencurian sumber daya alam ilegal. Sebagaimana bisa kita baca pada berita berikut :

Marak, Penjualan Batu Bara Karungan

Submitted by News Aggregator on Mon, 31/10/2005 - 15:51. Tags:

Berita Umum

SAMARINDA - Maraknya penjualan batu bara ilegal melalui Pelabuhan Samarinda menunjukkan bahwa Samarinda tergolong banyak terdapat lokasi tambang batu bara ilegal. Setidaknya hal itu bisa dilihat pada kawasan di Desa Berambai, Samarinda Utara dan Loa Buah. Bahkan baru-baru ini Poltabes Samarinda

mengamankan 2 kontainer berisi tambang batu bara karungan dari kawasan Loa Buah.

Bahkan sempat disebut-sebut pemilik kontainer tersebut adalah seorang pengusaha kawakan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman atau ekspedisi di Pelabuhan Samarinda. Dia adalah Agus Sindoro, dan diketahui sudah lama melakukan penjualan batu bara ke Pulau Jawa.

"Tetapi untuk saat ini, pemeriksaan atas tangkapan batu bara dugaan ilegal itu

Page 6: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

belum menetapkan sebagai tersangka. Memang dari pemeriksaan sementara ini, Agus Sindoro disebut-sebut sebagai pemiliknya," tandas Kapoltabes Samarinda Kombes Drs Wagner Damanik didampingi Kasat Reskrim Kompol Toni Harsono SIK MSi.

Tetapi pemeriksaan lanjutan itu terkendala belum hadirnya saksi ahli dari Dinas Pertambangan Samarinda. Karena dalam 2 kali undangan yang dilayangkan Poltabes Samarinda, ternyata saksi ahli itu tak kunjung hadir. "Mungkin setelah Lebaran baru bisa direalisasikan minta keterangan saksi ahli," ucapnya.

Sementara itu, Sindoro Tjokro Tekno merupakan ayah dari Agus Sindoro membantah kalau bisnis yang dilakoni anaknya ilegal. Karena setahunya batu bara karungan tersebut berasal dari tambang yang sah. Yaitu dari lokasi tambang batu bara milik sebuah perusahaan batu bara di Loa

Buah. "Sedangkan anak saya itu mengambil batu bara sisa yang tidak diambil perusahaan. Juga karena kalorinya tak terlalu ekonomis untuk dijual ke pasar," bantahnya, kepada Kaltim Post.

Jadi, lanjut Sindiro, tidak benar kalau dikatakan usaha batu bara anaknya tersebut ilegal. Ia mengakui bisnis Agus Sindoro itu sudah berjalan sekitar setahun terakhir ini. Dengan biaya yang bisa dihabiskan kalau setiap kontainer pengiriman

batu bara ilegal itu berkisar antara Rp2 sampai Rp3 juta. Intensitas pengirimannya pun tak terlalu tinggi, kadang sebulan hanya mengirim 2-3 kali.

"Jadi, kasarnya anak saya itu menjual sampah batu bara, yang ternyata bisa jadi home industry di Pulau Jawa," bebernya. (wis)

Original Link http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=Samarinda&id=135737

Page 7: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini tentu penulis berharap dapat berguna bagi penulis, pihak terkait dengan penelitian maupun berguna bagi pihak lain. Adapun penelitian ini diharapkan berguna bagi :

1. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya dinas pertambangan, dan instansi terkait lainnya. Sehubungan dengan usaha batu bara karungan sebagai salah satu alternatif dalam memanfaatkan sisa – sisa lahan bekas penambangan batu bara.

2. Penulis, sebagai sarana praktik, penerapan konsep dan aplikasi teori – teori yang didapatkan dari sekolah untuk menambah pengetahuan dan prestasi dan untuk dapat diterapkan di lapangan.

3. Masayarakat sekitar, sebagai salah satu alternatif kepada para pengangguran untuk dapat bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya.

E. Sistematika PenulisanSistematika penulisan mengacu pada sistematika yang biasanya digunakan

dalam penyusuna skripsi di lingkungan Fakultas Penambangan di Universitas Kutai Kartanegara. Untuk lebih mempermudah penelitian dan penulisan skripsi maka disusun sistematikanya sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUANDalam Bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penilitian, kegunaan penilitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 : KERANGKA DASAR TEORIBab ini diuraikan Tinjau Kepustakaan tentang Sejarah penambangan batubara karungan, Masalah Ketenagakerjaan, Proses penambangan, Proses pendistribusian, Definisi Konseptional dan Definisi Operasional.

Page 8: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

BAB 3 : METODE PENELITIANMetodelogi penelitian meliputi Wilayah Penelitian, Jenis Peneitian dan Sampel, Tekhnik Pengumpulan Data, dan Jadwal penelitian.

BAB 4 : PENYAJIAN DATADalam Bab ini berisi Paparan Lokasi Penelitian dan Data yang diperoleh di lapangan.

BAB 5 : ANALISIS dan PEMBAHASANDalam bab ini memuat hal-hal yang menguraikan analisis data hasil penelitian dan pembahasannya, serta pengujian hipotesis penelitian.

BAB 6 : KESIMPULAN dan SARAN Dalam Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 9: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

BAB II

KERANGKA DASAR TEORI

Penelaahan Kepustakaan

Sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang berbagai teori yang

melandasi dalam penelitian ini, berikut akan dipaparkan tentang konsep dan

pengertian teori. Hal ini sangat penting, mengingat dalam setiap kajian ilmiah

apakah bersifat penelitian atau penulisan karya ilmiah lainnya, kedudukan

teori sangat membantu dalam hal penelusuran sumber-sumber ilmiah yang

dikemukanakan oleh para pakar-pakar atau ahli-ahli yang berkompeten,

dengan demikian kajian terhadap permasalahan yang menjadi obyek

penelitiannya menjadi lebih berkualitas dan berbobot.

Pentingnya dasar teori dalam melakukan suatu penelitian, sebagaimana

diperjelas oleh Koentjaraningrat (1998:23) yang menyatakan :

Teori merupakan alat yang terpenting dari suatu ilmu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak ada ilmu pengetahuannya kecuali; (1) menyimpulkan generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta hasil penelitian dan hasil pengamatan, (2) memberi kerangka orientasi untuk analisa dan klarifikasi fakta-fakta yang dikumpulkan dari penelitian; (3) memberi ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan dihadapi; (4) mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan kita tentang gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi”.

Page 10: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

teori sebenarnya adalah landasan pemikiran berdasarkan rasio dan daya nalar

ilmiah yang dijadikan acuan konsep pengkajian, pembahasan, dan analisa

terhadap perasalahan yang sedang diteliti. Tujuannya adalah disamping

memenuhi persyaratan ilmiah juga dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman terhadap siapa saja yang menelaah dan membaca hasil

penelitiannya nanti akan memiliki kesamaan dalam memandang permasalahan

sebagai obyek ilmiah.

Setelah diuraikan tentang konsep dasar teori, maka selanjutnya penulis

akan menguraikan tinjauan kepustakaan. Tinjauan kepustakaan dalam

penelitian ini berlandaskan kajian dari buku-buku yang relevan dengan

masalah atau obyek yang diteliti, digunakan untuk melakukan pembuktian

secara teoritis dengan menguji data-data secara empiris di lapangan.

Penelaahan kepustakaan mencakup pengindentifikasian, penjelasan dan

penguraian secara sistematis buku-buku serta dokumen-dokumen yang

mengandung informasi serta pendapat tokoh-tokoh dan pakar yang

berkompeten, terkait dengan masalah yang dibahas. Tinjauan kepustakaan

sebagai telaahan tersebut selanjutnya akan diperjelas dalam uraian berikut,

yang meliputi :

Page 11: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

A. Sejarah penambangan batubara

Sejarah pertambangan barubara Indonesia dimulai tahun 1849 di daerah Pengaran, Kalimantan Timur. Pada tahun 1888 sebuah perusahaan bernama N.V. Oost Borneo milik Belanda memulai kegiatannya di Pelarang, yang terletak 10 Km sebelah tenggara samarinda, Kalimantan Timur. Hingga Perang Dunia II, terdapat perusahaan – perusahaan kecil yang bergerak dalam penambang batubara dan pada saat ini, (tahun 2005) di Kalimantan terdapat puluhan perusahaan penambangan batubara baik skala besar maupun skala kecil. Demikian bagus pemasaran batubara saat ini ( tahun 2005) membuat orang berkeinginnan untuk mendapatkan Ijin Usaha Penambangan Batu Bara.

Di Sumatera, kegiatan penambangan batubara secara besar-besaran dimulai tahun 1880, di daerah Sungai Durian,Sumatera Barat. Usaha ini kurang berhasil karena mengalami kesulitan dalam hal pengangkutan hasil penambangan. Pada tahun 1968, sejak ditemukannya keberadaan batubara di Ombilin, selanjutnya tahun 1868-1873 dilakukan penelitian seksama, dan akhirnya pada tahun 1892 telah dibuka penambangan batubara di Ombilin, yang dikenal dengan Tambang Batubara Ombilin. Penelitian juga dilakukan di Bukit Asam tahun 1915-1918, dan 1919 telah dibuka Tambang Batubara Bukit asam. Dikarenakan kedua tambang tersebut sangat penting di Sumatera.

Dengan demikian, Pemerintah pada saat itu mendirikan PN. Batubara yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1968, dengan embrionya adalah Tambang Batubara Bukit Asam, Tambang batubara Ombilin, dan Tambang Batubara Mahakam yang ketiganya dikenal sebagai Unit I, Unit II dan Unit III.

Page 12: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Di Indonesia, sampai bulan Agustus 2005 terdapat 138 perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara, antara lain Perusahaan Terbatas (PT) Allied Indo Coal, PT. Aneka Tambang, PT. Antang Gunung Meratus, PT. Arutmin, PT. Bahari Cakrawala Sebuku, PT. Bentala Coal Mining, PT.Berau Coal, PT. Bukit Baiduri Enterprise, PT. Tambang Batubara Bukit Asam, PT. Adaro Indonesia, PT. Fajar Bumi Sakti, PT. Gunung Bayan Pratama Coal, PT. Kaltim Prima Coal, PT. Kideco Jaya Agung, dan PT. Tanito Harum. Dari jumlah yang semula hanya 3 perusahaan pada tahun 1968 menjadi 138 perusahaan pada tahun 2005, memberikan petunjuk bahwa usaha dalam bidang pertambangan batubara memberikan prospek usaha yang cukup bagus. Demikian mudahnya melakukan kegiatan penambangan batubara, ditunjang dengan prospek yang menguntungkan, maka tidak mengherankan apabila di Indonesia banyak terdapat kegiatan Penambangan Tanpa Ijin (PETI) berkembang cukup pesat. Kegiatan tersebut terakhir ini merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkunagn disamping mutu batubara yang tidak terjamin. Apabila hasil kegiatan tambang batubara tanpa ijin, dipasarkan tanpa melalui pengolahan lebih lanjut, dapat dipastikan bahwa mutu batubaranya tidak memenuhi persyaratan penggunaan batubara untuk pemanfaatan tertentu. Sebagai akibatnya, apabila hal ini dipaksakan peralatan sebagai pemegang peranan utama dalam kegiatan industri mengalami gangguan, yang pada akhirnya lama waktu pakai peralatan menjadi lebih singkat, dan akhirnya akan menimbulkan kerugian yang tak ternilai harganya. Kejadian ini yang memberikan inspirasi perlunya pengetahuan tentang tekhnologi batubara bersih.

Page 13: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya akan sumber daya energi dalam bentuk batubara. Sebagai sumber daya energi, batubara memiliki nilai strategis dan potensial untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energi dalam negeri. Sumberdaya batubara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 milyar ton, tersebar di Sumatera ( di Aceh 4,70%; di Sumatera Tengah 11,40%; di Sumatera Selatan 51,73%), di Kalimantan ( di Kalimantan Selatan 9,99%; Kalimantan Timur 14,62%; di Kalimantan Barat 5,83%, di Kalimantan Tengah 1,20%), sisanya terdapat di pulau Jawa, Sulawesi, Irian Jaya.

Di Kalimantan khususnya Kecamatan Sebulu, terdapat suatu usaha yang biasa dikenal sebagai ‘usaha batubara karungan’ yang telah berjalan hampir sekitar 2 tahun ini. Sebenarnya usaha tersebut bermula dari suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang masyarakat sekitar yang bernama ‘Bapak Umar’ memanfaatkan lahan bekas penambangan batubara,akan tetapi pada saat itu usaha penebangan liar lebih marak dilakukan maka dari itu usaha tersebut dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar. Setelah Pemerintah mengeluarkan UU……………… yang mengatur tentang penebangan liar dan bersamaan dengan telah banyaknya pekerja illegal yang telah ditangkap oleh pihak berwajib, maka dari itu masyarakat sekitar berfikir bahwa apabila mereka bertumpu pada pekerjaan tersebut maka dengan sendirinya mereka akan menanggung resiko yang sangat besar. Oleh karena itu, mereka beralih profesi yang dulunya sebagai pekerja penebangan liar menjadi pekerja batubara karungan bersama-sama dengan Pak Umar. Berawal dari sanalah usaha tersebut dimulai hingga saat ini usaha tersebut telah memiliki 2 cabang antaralain,……………. Saat ini pun pekerjanya telah banyak minatnya, karena mereka sadar bahwa usaha tersebut telah mendapat Surat Ijin dari pihak yang berwenang, tidak seperti usaha yang dulu mereka pernah lakukan.

Page 14: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

B. Masalah Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan sangatlah penting dalam membantu dalam mendukung

perusahaan pertambangan batubara.Pembangunan ketenagakerjaan

meliputi beberapa dimensi anatara lain seperti program perluasan

kesempatan dan pendayagunaan tenga kerja,program pelatihan dan

peningkatan produktivitas,program generasi muda pogram peningkatan

peranan wanita dan juga bisa dikaitkan dengan program peningkatan

kemampuan aparatur pemerintah dalam mengatasi masalah

ketenagakerjaan.

Bekerja adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh penghasilan dan pendapatan atau keuntungan.Tenaga kerja

sendiri adalah bagian dari penduduk yang dapat diikusertakan dalam

proses kegiatan ekonomi. Penduduk di suatu wilayah diklasifikasikan

menjadi penduduk usia kerja,penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya,

tenaga kerja meliputi, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.Sedangkan

angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang

“aktif” atau “bersedia aktif” dalam kegiatan ekonomi. Angkatan kerja terdiri

dari pendduduk yang bekerja,penduduk yang memiiliki pekerjaan tapi,

untuk sementara tidak bekerja dan penduduk yang sama sekali tiidak

memiliki pekerjaan tapi, sementara sedang mencari pekerjaan.

Page 15: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

C. Proses Penambangan dan Pendistribusian

Berhubung dikarenakan proses penambangan batubara karungan

ini hanya semata-mata memanfaatkan suatu lahan bekas penambangan

batubara yang dilakukan oleh suatu perusahaan resmi milik swasta dan

pihak penerima telah mendapatkan izin dari perusahaan yang

bersangkutan dan para penambang pun selalu memperhatikan keadaan

cuaca maka proses penambangannya pun tidak akan merusak

lingkungan sekitar.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses penambangan,

antaralain:

1. Linggis

2. Cangkul dan

3. Karung

Adapun proses penambangannya, antaralain:

1. Batubara yang tertinggal/bekas penambangan akan dimasukkan

kedalam karung yang kurang lebih berukuran………

2. Setelah itu, batubara karungan akan disusun secara vertical.

Seseorang berhak untuk mengarungi batubara seberapa banyak

yang mereka mau karena itu akan berpengaruh pada hasil

pendapatan para penambang nantinya.

3. Kemudian kapal container akan datang untuk mengangkut

batubara karungan tersebut dan kapal tersebut akan datang

sekitar………..hari.

Page 16: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Sedangkan proses pendistribusiannya, antaralain:

a. Apabila batubara karungan tersebut telah

selesai dikarungi dan telah siap untuk dikirim,

maka kapal container akan membawanya

b. Setelah batubara karungan dibawa oleh kapal

maka akan dikirim pada distributor yang ada di

daerah Surabaya khususnya perusahaan swasta

pembuatan sarung tangan yang ada disana

c. Setelah sampai ke pendistributor, maka

batubara karungan tersebut akan

dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam

pembuatan sarung tangan.

Page 17: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

D. Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional pada dasarnya adalah acuan pengertian

yang dikemukakan oleh para pakar atau tokoh yang berkompeten di

bidangnya sebagai landasan pijak dalam memahami istilah yang dipakai

agar terjadi persamaan konsep dan pemahaman terhadap permasalahan

yang menjadi obyek penelitiannya. Definisi konseptional yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah acuan konsep istilah secara ilmiah yang

digunakan untuk memberi pengertian dan batasan istilah, dan

memperjelas maksud pernyatan yang terkandung dalam istilah pokok

dan umum digunakan dalam penulisannya. Definisi itu antara lain :

1. Lahan bekas penambangan batubara adalah suatu lahan dimana disana telah diadakan suatu kegiatan eksplorasi batubara oleh suatu perusahaan pertambangan yang telah memenuhi prosedur yang telah ada dan didasari oleh hukum yang berlaku.

2. Batubara karungan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh masyarakat, khususnya Kecamatan Sebulu sebagai suatu alternatife dalam pemanfaatan lahan bekas penambangan batubara yang telah memenuhi prosedur dan hukum yang berlaku.

Page 18: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

D. Definisi Operasional

Definisi operasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

istilah yang digunakan untuk menunjuk pada penggunaan istilah

tersebut pada kekinian atau saat ini agar lebih jelas dalam

pemahamannya, sebagaimana dikemukakan oleh Masri Sungaribun

(1990:91) sebagai berikut : “salah satu unsur yang sangat membantu

komunikasi antar peneliti adalah definisi operasional yang merupakan

petunjuk tentang bagaimana suatu penelitian, seseorang akan

mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut di dalam suatu

penelitian”.

Di samping itu, definisi operasional dimaksudkan untuk

mempermudah penyusunan pernyataan dan pertanyaan angket yang

akan digunakan untuk menjaring jawaban responden atas pertanyaan

yang diajukan terhadapnya. Dengan demikian setiap penelitian perlu

adanya definisi operasional, karena sebagai petunjuk untuk di lapangan

yang berhubungan dengan kedua variabel yang diteliti. Untuk indikator-

indikator dari variabel-variabel penelitian ini meliputi :

1. Independen variable (Persepsi masyarakat), indikatornya

meliputi:

Page 19: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Cara pandang masyarakat terhadap kegiatan penambangan

batubara karungan

Reaksi masyarakat terhadap kegiatan penambangan

batubara karungan

2. Dependen variable (Pelaksanaan penambangan batubara

karungan), indikatornya meliputi:

Adanya suatu kegiatan alternative sederhana akan tetapi

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya

Kecamatan Sebulu

Mengukur tingkat keminatan masyarakat dengan ukuran

kepuasan dan banyaknya para pekerja

Adanya proses dalam hal pengangkutan dan pendistribusian

BAB III

METODE PENELITIAN

Bagian ini menguraikan mengenai metode penelitian. Berturut-turut

pembahasan akan menguraikan mengenai wilayah penelitian, tehnik

Page 20: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

sampling, teknik pengumpulan data, gejala yang dihadapi, jenis penelitian,

analisis data, dan jadwal penelitian.

A. Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sebulu ,Kabupaten Kutai

Kartanegara. Penulis memilih daerah Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai

Kartanegara sebagai tempat penelitian karena dua alasan:

Pertama, Tempat tinggal penulis berada di daerah Kecamatan Sebulu,

Kabupaten Kutai Kartanegara sehingga lokasi tersebut bisa memberikan

akses penelitian yang mudah sehingga peneliti akan bisa menghemat biaya,

waktu, dan tenaga selama proses penelitian berlangsung.

Kedua, Peneliti sudah sangat memahami wilayah penelitian tersebut,

sehingga dapat memberikan akses untuk memperoleh data lebih mudah

dan dapat lebih akurat karena peneliti telah memahami wilayah tersebut

secara seksama.

Page 21: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

B. Tehnik Sampling

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan kharakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Selanjutnya untuk menentukan jumlah sample disebut dengan tehnik sampling (Sugiono, 2004:56).

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1999 : 117), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.

Menurut Suharsimi Arikunto (1999:102) menyatakan bahwa :

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.

Mengingat jumlah populasi yang relatif kecil yaitu sebanyak 50 responden, maka peneliti dalam penarikan sampel menggunakan teknik pengambilan sampling jenuh.

Menurut Sugiono (2004:61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

C. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini meliputi

beberapa tehnik, yakni observasi

Observasi

Page 22: Taufik Batubara Karungan, Sebulu

Tehnik observasi dilakukan oleh penulis guna memperoleh

gambaran langsung tentang kondisi wilayah penelitian, yakni di Kecamatan

Sebulu kabupaten Kutai Kartanegara.

Daftar Pustaka

Sukandarrumidi, 2006. Batubara dan Pemanfaatannya, Yogyakarta.Sukandarrumidi, 1995. Batubara dan Gambut, Yogyakarta.

Page 23: Taufik Batubara Karungan, Sebulu