Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
1
D A F T A R I S I
HALAMAN
Lembar Pemberlakuan Pedoman Etika Perusahaan 2013 PT Angkasa Pura I (Persero)
i
Halaman Daftar Isi
1
BAB I - PENDAHULUAN 5
BAB II - DASAR HUKUM 6
BAB III - ISTILAH YANG DIGUNAKAN 8
BAB IV - HUBUNGAN KERJA ANTARA DEWAN KOMISARIS DENGAN DIREKSI 10
BAB V - DEWAN KOMISARIS 12
A. PERSYARATAN DAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS 12
1. Persyaratan : 12
a. Persyaratan Formal 12
b. Persyaratan Material 13
2. Keanggotaan Dewan Komisaris 13
3. Masa Jabatan Dewan Komisaris 14
4. Program Pengenalan dan Peningkatan Pengetahuan: 16
5. Komisaris Independen: 18
B. TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 19
C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS 19
1. Kebijakan Umum 19
2. Pembagian Tugas 22
3. Tugas Pengawasan 22
4. Tugas dalam RUPS 24
5. Tugas dalam Manajemen Risiko 26
6. Tugas dalam Sistem Pengendalian Internal 27
7. Tugas dalam Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi 28
8. Tugas dalam Sistem Teknologi Informasi 29
9. Tugas dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia 29
10. Tugas dalam Pengadaan Barang dan Jasa 30
11. Tugas dalam Sistem Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan Pelanggaran ( Whistle Blowing )
30
12. Tugas dalam Pengelolaan Anak Perusahaan / Perusahaan Patungan 31
13. Tugas dalam Pemilihan Calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan / Perusahaan Patungan
31
14. Tugas menilai Kinerja Direksi 31
15. Tugas dalam Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi 32
16. Tugas dalam Nominasi dan Seleksi Calon Direksi 32
D. WEWENANG DEWAN KOMISARIS 33
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
2
D A F T A R I S I
HALAMAN
E. HAK DEWAN KOMISARIS 34
F. ETIKA JABATAN 35
G. RAPAT DEWAN KOMISARIS 36
1. Kebijakan Umum 36
2. Rapat Dewan Komisaris dihadiri Direksi 37
3. Mekanisme Kehadiran 38
4. Prosedur Rapat Dewan Komisaris : 38
a. Prosedur Persiapan Rapat Dewan Komisaris 38
b. Prosedur Rapat Dewan Komisaris 39
5. Pembuatan Risalah Rapat 41
H. KOMITE -KOMITE DEWAN KOMISARIS : 43
1. Komite Audit 43
2. Komite Risiko Usaha dan GCG 46
I. SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS: 47
1. Tugas Sekretaris Dewan Komisaris 47
2. Wewenang Sekretaris Dewan Komisaris 48
BAB VI - DIREKSI 49
A. PERSYARATAN DAN KOMPOSISI DIREKSI 49
1. Persyaratan: 49
a. Persyaratan Formal 49
b. Persyaratan Material 50
2. Komposisi Direksi 51
3. Keanggotaan Direksi 51
4. Pelaksanaan fit and proper test 53
5. Kontrak Manajemen 53
6. Ketentuan mengenai Masa Jabatan Direksi 53
7. Program Pengenalan Direksi 55
8. Program Peningkatan Pengetahuan Direksi 56
B. TANGGUNG JAWAB DIREKSI 56
C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI 57
1. Kebijakan Umum 57
2. Hubungan dengan Rapat Umum Pemegang Saham 58
3. Strategi dan Rencana Kerja 59
4. Manajemen Risiko 59
5. Sistem Pengendalian Internal 60
6. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi 61
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
3
D A F T A R I S I
HALAMAN
C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI 57
7. Etika Berusaha dan Anti Korupsi 63
8. Hubungan dengan Stakeholders 63
9. Sistem Akuntansi dan Pembukuan 64
10. Tugas dan Kewajiban Lain 64
D. WEWENANG DIREKSI 65
1. Umum 65
2. Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan Komisaris 66
3. Kewenangan Direksi yang harus mendapat tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan dari RUPS
66
4. Kewenangan menjalankan tindakan –tindakan lainnya 68
E. HAK-HAK DIREKSI 68
F. INDEPENDENSI DIREKSI 69
G. ETIKA JABATAN 69
H. PENETAPAN KEBIJAKAN PENGURUSAN PERSEROAN OLEH DIREKSI
70
1. Umum 70
2. Prinsip-prinsip Kebijakan Pengurusan Perusahaan 70
I. PENDELEGASIAN WEWENANG DIANTARA ANGGOTA DIREKSI PERSEROAN
71
J. PEMBAGIAN TUGAS DIREKSI 72
1. Kebijakan Umum 72
2. Pembagian Tugas Direksi 72
3. Direktur Utama : 72
a. Hak dan Wewenang Direktur Utama 72
b. Tugas Direktur Utama 72
c. Tanggung Jawab Direktur Utama 73
d. Hak, Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi Lain
74
K. RAPAT DIREKSI 74
1. Kebijakan Umum 74
2. Jadwal dan Agenda Rapat 75
3. Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Rapat 76
4. Prosedur Rapat Direksi 77
a. Prosedur Persiapan Rapat Rutin 77
b. Prosedur Persiapan Rapat Direksi 77
c. Prosedur Pelaksanaan Rapat Direksi 77
5. Pembuatan Risalah Rapat 80
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
4
D A F T A R I S I
HALAMAN
L. HUBUNGAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN PATUNGAN
81
1. Prinsip Umum 81
2. Mekanisme Pengawasan 81
3. RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan 82
4. Transaksi dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan 83
M. SEKRETARIS PERUSAHAAN 83
1. Tugas Pokok Sekretaris Perusahaan 83
2. Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan 83
3. Kewenangan Sekretaris Perusahaan 84
4. Pertanggungjawaban Sekretaris Perusahaan 85
N. SATUAN PENGAWAS INTERN 85
O. TIM DIREKSI / PENGGUNAAN SARAN PROFESIONAL 85
BAB VII - PROSEDUR-PROSEDUR TERKAIT DENGAN TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI
87
A. Penyusunan Laporan keuangan tahunan 87
B. Penyusunan Laporan Audit Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan dan pengendalian internal
88
C. Penyusunan laporan hasil evaluasi kinerja 88
D. Penyusunan laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
89
E. Penyusunan RJPP 89
F. Penyusunan RKAP 90
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
5
BAB I - PENDAHULUAN
Board Manual adalah petunjuk tata laksana kerja bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang
berisikan aktivitas secara terstruktur, sistematis, dan mudah dipahami tentang bagaimana
Dewan Komisaris dan Direksi mengelola suatu perusahaan. Dengan adanya Board
Manual maka Dewan Komisaris dan Direksi memiliki pedoman dalam melaksanakan tugas
masing – masing untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan
sehingga Visi dan Misi Perseroan dapat tercapai.
Board Manual disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi, ketentuan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta praktik-praktik terbaik (best practices) Good Corporate Governance. Karena Board Manual adalah merupakan pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi
dalam melaksanakan tugas agar tercipta pengelolaan Perusahaan secara baik maka Board
Manual harus memenuhi karakteristik 1:
A. Terbuka, akuntabel, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil B. Profesional, transparan dan efisien dengan lebih memberdayakan fungsi dan
meningkatkan kemandirian, Dewan Komisaris dan Direksi. C. Berupa peraturan atau ketentuan yang dapat dijadikan dasar bagi Direksi dan dewan
Komisaris dalam bertindak. Pengelolaan Perusahaan sebagaimana tersebut di atas diharapkan akan mewujudkan tujuan PT Angaksa Pura I (Presero) sebagai berikut
2 :
A. Meningkatkan nilai pemegang saham B. Memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional C. Memperkuat perekonomian nasional D. Memiliki tanggungjawab sosial secara nasional dan internasional E. Melaksanakan kebijakan pemerintah
1 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara Pasal 2 dan 3 2 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara Pasal 4
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
6
BAB II - DASAR HUKUM
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Board Manual di antaranya adalah:
A. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
B. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
C. Peraturan Pemerintah Nomor : 43 Tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara.
D. Peraturan Pemerintah Nomor : 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara
E. Instruksi Presiden RI No 8 Th 2005 tentang pengangkatan anggota Direksi dan /atauDewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN
F. Peraturan Pemerintah No 41 th 2003 tentang pelimpahan kedudukan, tugas dan kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan(PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan(PERJAN) kepada Menteri Negara BUMN
G. Anggaran Dasar PT Angkasa Pura I (Persero), Akta Notaris Petrus Suandi Salim SH, No 35 tgl 15 Agustus 2008 yang telah dirubah terakhir dengan Akta Notaris Petrus Suandi Salim SH. No 34 tgl 27 Agustus 2009
H. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09A/MBU/2005 tentang Penilaian Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Calon Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara
I. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Badan Usaha Milik Negara No. Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN
J. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Badan Usaha Milik Negara No. Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP
K. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
7
L. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara Jo. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara
M. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN
N. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN
O. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara
P. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011
Q. Prosedur Finalisasi Risalah Rapat PT Angkasa Pura I (Persero)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
8
BAB III - ISTILAH YANG DIGUNAKAN
Istilah-istilah yang digunakan dalam Board Manual ini, kecuali disebutkan lain, mengandung pengertian sebagai berikut:
A. Auditor Internal, adalah Satuan Pengawas Intern di lingkungan Perseroan yang bertugas untuk melakukan audit serta memastikan sistem pengendalian internal Perseroan dapat berjalan secara efektif
B. Anggota Dewan Komisaris, adalah Anggota dari Dewan Komisaris yang merujuk kepada individu (bukan sebagai Board)
C. Barang Tidak Bergerak/Aktiva Tetap, adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, baik melalui pembelian atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
D. Direksi, adalah keseluruhan Anggota Direksi yang berlaku sebagai suatu kesatuan Dewan (Board)
E. Anggota Direksi, adalah Anggota dari Direksi yang merujuk kepada individu (bukan sebagai Board)
F. Good Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika
G. Kantor Akuntan Publik, adalah Kantor Akuntan yang memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan, Laporan Kinerja, Laporan Kepatuhan serta laporan lain sesuai ketentuan yang berlaku kepada Perseroan
H. Dewan Komisaris, adalah keseluruhan Anggota Dewan Komisaris yang berlaku sebagai suatu kesatuan Dewan (Board)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
9
I. Dewan Komisaris Independen, adalah Anggota Dewan Komisaris yang memenuhi persyaratan independensi sesuai ketentuan yang berlaku dan yang bersangkutan ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham sebagai Dewan Komisaris Independen
J. Komite Risiko Usaha dan GCG, adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Komisaris terhadap pengelolaan perusahaan guna mewujudkan penyelenggaraan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
K. Komite Audit, adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Komisaris dalam memastikan sistem pengendalian internal Perseroan agar berfungsi secara efektif dan efisien.
L. Perusahaan (atau Perseroan) dengan huruf P kapital, adalah PT Angkasa Pura I (Persero), sedangkan perusahaan (atau perseroan) dengan huruf p kecil menunjuk kepada perusahaan secara umum
M. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), adalah merupakan forum bagi Pemegang Saham sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
N. RUPS Anak Perusahaan, adalah organ anak perusahaan yang memegang kekuasaan tertinggi pada anak perusahaan dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi Anak Perusahaan atau Dewan Komisaris Anak Perusahaan
O. Sekretaris Dewan Komisaris, adalah satuan fungsi struktural di bawah Dewan Komisaris yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya
P. Sekretaris Perusahaan, adalah satuan fungsi struktural dalam organisasi perusahaan yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Direksi dalam melaksanakan tugasnya
Q. Pemegang Saham Pengendali, adalah Pemegang saham yang memiliki saham lebih dari 51% (pemegang Saham mayoritas)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
10
BAB IV - HUBUNGAN KERJA ANTARA
DEWAN KOMISARIS DENGAN DIREKSI
Keberhasilan penerapan good corporate governance salah satunya bergantung pada
hubungan kerja antar organ perusahaan. Demi terjalinnya hubungan yang harmonis dalam
pelaksanaan tugas, mekanisme kerja antar organ perusahaan diatur dengan berlandaskan
prinsip kebersamaan, saling menghargai fungsi dan perannya dan bertindak sesuai dengan
kewenangan yang telah ditetapkan untuk pencapaian visi – misi perusahaan .
Mekanisme kerja Direksi dan Dewan Komisaris harus diatur agar masing-masing dapat
menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien. Dewan Komisaris dan Direksi
sesuai dengan fungsinya masing-masing mempunyai tanggung jawab untuk menjaga
kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang yang tercermin pada:
1. Terpeliharanya kesehatan perusahaan sesuai dengan indikator dan kriteria yang
ditetapkan oleh Kementrian BUMN selaku regulator.
2. Tercapainya imbal hasil yang wajar bagi (Peningkatan nilai) Pemegang Saham.
3. Terlindunginya kepentingan stakeholders lainnya.
4. Terlaksananya sistem dan prosedur kegiatan usaha yang berfungsi sebagai
pengendalian dan pengelolaan risiko bagi kontinuitas manajemen perusahaan.
Terciptanya sebuah hubungan kerja yang baik antara Dewan Komisaris dengan Direksi
merupakan salah satu hal yang sangat penting agar masing-masing organ tersebut dapat
bekerja sesuai tanggung jawab dan wewenang masing-masing dengan efektif dan efisien.
Untuk itu PT Angkasa Pura I (Persero), dalam menjaga hubungan kerja yang baik antara
Dewan Komisaris dengan Direksi menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
11
1. Dewan Komisaris menghormati tanggung jawab dan wewenang Direksi dalam mengurus
Perusahaan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun
Anggaran Dasar Perusahaan.
2. Direksi menghormati tanggung jawab dan wewenang Dewan Komisaris untuk
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengurusan
Perusahaan oleh Direksi.
3. Dalam rangka saling menghormati tanggung jawab dan wewenang Organ Perseroan
lainnya, Dewan Komisaris dan Direksi harus memahami tanggung jawab dan wewenang
organ Perseroan lainnya.
4. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan
yang bersifat formal kelembagaan, dalam arti harus senantiasa dilandasi oleh suatu
mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Setiap hubungan kerja yang bersifat informal dapat saja dilakukan oleh masing-masing
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, namun tidak dapat dipakai sebagai kebijakan
formal sebelum melalui mekanisme atau korespondensi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Dewan Komisaris berhak memperoleh akses atas informasi Perusahaan secara tepat
waktu dan lengkap3
7. Direksi bertanggungjawab untuk memastikan bahwa informasi mengenai Perusahaan
telah diberikan kepada Dewan Komisaris secara tepat waktu dan lengkap4
8. Sekretaris Perusahaan dan Sekretaris Dewan Komisaris berfungsi sebagai pejabat
penghubung antara Direksi dan Dewan Komisaris.
9. Organ yang membantu Dewan Komisaris pada saat berhubungan kerja dengan organ
yang membantu Direksi harus sepengetahuan Dewan Komisaris.
10. Organ yang membantu Direksi pada saat berhubungan kerja dengan organ yang
membantu Dewan Komisaris harus sepengetahuan Direksi.
11. Direksi berkewajiban hadir dalam rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris ,
jikalau diundang.
3 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 16 & SK-16/S.MBU/2012
parameter 46 4 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 16 & SK-16/S.MBU/2012
parameter 121 dan 122
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
12
BAB V - DEWAN KOMISARIS
A. PERSYARATAN DAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS
1. Persyaratan
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon Anggota Dewan Komisaris
meliputi persyaratan formal dan persyaratan material. Persyaratan formal merupakan
persyaratan yang bersifat umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku sedangkan persyaratan material merupakan persyaratan yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis PT Angkasa Pura I (Persero).
a. Persyaratan Formal5:
Orang Perseorangan yang :
1) Cakap melaksanakan perbuatan hukum;
2) Tidak pernah dinyatakan pailit dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatannya;
3) Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya;
4) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya;
5) Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau hubungan karena
perkawinan sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun
garis ke samping atau hubungan semenda (menantu atau ipar) dengan
Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi lainnya;
5 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 110; Undang-undang No 19
Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 4, 5,6, 21, 32
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
13
6) Tidak boleh memangku jabatan rangkap sebagai:6
(a) Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, Badan Usaha Milik Swasta;
(b) Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, pengurus partai politik dan atau calon /anggota legislatif
dan/atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; dan/atau;
(c) Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
7) Memiliki komitmen untuk menyediakan waktu yang memadai dalam rangka
menjalankan fungsinya
b. Persyaratan Material
Persyaratan material merupakan persyaratan kualitas perorangan sesuai
kebutuhan PT Angkasa Pura I (Persero).7
1) Memiliki integritas, yaitu tidak pernah secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktik-praktik
menyimpang, cedera janji serta perbuatan lain yang merugikan perusahaan
di mana yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja.
2) Memahami masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan
dengan salah satu fungsi manajemen.
3) Memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Perseroan.
4) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
Khusus sebagai Anggota Dewan Komisaris Independen terdapat persyaratan
tambahan berupa kriteria independensi sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).
2. Keanggotaan Dewan Komisaris
a. Dewan Komisaris terdiri atas 1 (satu) orang anggota atau lebih. Dalam hal Dewan
Komisaris terdiri lebih dari 1 (satu) orang anggota maka salah seorang anggota
6 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 32
7 Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 7
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
14
Dewan Komisaris diangkat sebagai Komisaris Utama 8. Dewan Komisaris yang
terdiri atas lebih dari 1 orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota
Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan
keputusan Dewan Komisaris. 9
b. Pembagian Tugas diantara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka
sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya dapat dibantu oleh seorang Sekretaris
yang diangkat oleh Dewan Komisaris berdasarkan saran Pemegang Saham atas
beban Perseroan.
c. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam
waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan harus
diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu dengan tetap memperhatikan
kualifikasi calon Anggota Dewan Komisaris.10
d. Para anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang
diusulkan oleh para Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi
RUPS11
.
e. Kepada Anggota Dewan Komisaris baru wajib diberikan program pengenalan.12
f. Mekanisme pencalonan anggota Dewan Komisaris oleh para Pemegang Saham,
seleksi para calon anggota Dewan Komisaris hingga pengangkatan anggota
Dewan Komisaris oleh RUPS akan dijabarkan tersendiri dalam sebuah kebijakan
kriteria seleksi dan prosedur nominasi yang ditetapkan oleh RUPS.13
3. Masa Jabatan Dewan Komisaris
a. Masa jabatan Dewan Komisaris adalah 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi
hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota Dewan
Komisaris sewaktu-waktu, dengan menyebutkan alasannya. Setelah masa
jabatannya berakhir, anggota Dewan Komisaris dapat diangkat kembali oleh
RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.14
b. Masa jabatan Anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:15
1) Meninggal dunia
8 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 1 dan 3
9 UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas psl 108 ayat 4 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 2
10 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 25 huruf a
11 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 11
12 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Pasal 43 Ayat 1 & SK-16/S.MBU/2012
parameter 41 dan 42 13
SK-16/S.MBU/2012 parameter 22, 23 dan 24 14
UU No 40 Tahun 2007 pasal 111 (3), Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 Ayat 4 & Pasal 29 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 12 & 13
15 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 29
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
15
2) Masa jabatan Anggota Dewan Komisaris berakhir.
3) Mengundurkan diri dengan ketentuan sebagai berikut:16
a) Memberitahukan pengunduran diri secara tertulis kepada Pemegang
Saham dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direksi
Perseroan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
pengunduran dirinya.
b) Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri tetap diminta
pertanggung-jawabannya sejak pengangkatan sampai tanggal
penetapan pengunduran diri dalam RUPS berikutnya
4) Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5) Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS. RUPS dapat memberhentikan
anggota Dewan Komisaris sebelum habis masa jabatannya dengan
ketentuan sebagai berikut:
(a) Seorang atau lebih Anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan
sewaktu-waktu oleh RUPS jika mereka bertindak bertentangan dengan
Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan
yang mendesak bagi Perseroan.17
(b) Rencana pemberhentian anggota Dewan Komisaris itu diberitahukan
kepada anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan secara tertulis
oleh Pemegang Saham.18
(c) Keputusan pemberhentian dimaksud, diambil setelah yang
bersangkutan diberi kesempatan membela diri. Dalam hal
pemberhentian dilakukan di luar forum RUPS, maka pembelaan diri
tersebut disampaikan secara tertulis kepada Pemegang Saham dalam
waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak anggota Dewan Komisaris
yang bersangkutan diberi tahu sebagaimana dimaksud dalam huruf
b)19
16
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 27 17
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 13 18
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 16 19
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 17 dan 18
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
16
4. Program Pengenalan20
dan Peningkatan Pengetahuan21
a. Program pengenalan dimaksudkan agar Dewan Komisaris yang berasal dari
berbagai latar belakang dan pengalaman dapat mengenal dan memahami
kegiatan dan kondisi Perusahaan. Tanggung jawab untuk mengadakan program
pengenalan tersebut berada pada Sekretaris Perusahaan atau siapapun yang
menjalankan fungsi sebagai Sekretaris Perusahaan.22
b. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan untuk diadakan program pengenalan
bagi anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat.
c. Materi program pengenalan setidaknya memuat :
1) Prinsip-prinsip GCG
2) Gambaran umum perusahaan
3) Kewenangan yang didelegasikan
4) Tugas dan tanggung jawab Direksi dan Komisaris.
d. Prosedur Program Pengenalan :
1) Sekretaris Perusahaan menyiapkan bahan-bahan yang akan diserahkan
kepada Anggota Dewan Komisaris yang baru ditunjuk, sebagai bagian dari
program pengenalan sebagai anggota Dewan Komisaris. Bahan-bahan yang
akan diserahkan meliputi23
:
(a) Laporan Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance oleh
Perseroan
(b) Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat, dan
lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana
usaha jangka pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, serta
gambaran tentang risiko dan masalah-masalah strategis lainnya
(c) Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit
internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal,
termasuk Komite Audit
(d) Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta Anggaran Dasar.
20
Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Pasal 43 Ayat 1 ; SK-16/S.MBU/2012 parameter 41
21 SK-16/S.MBU/2012 parameter 42 parameter 41
22 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Pasal 43 Ayat 2 parameter 41
23 Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 Pasal 43 Ayat 3, dan SK-
16/S.MBU/2012 parameter 41
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
17
2) Sekretaris Dewan Komisaris dan Sekretaris Perusahaan menyiapkan hal-
hal yang diperlukan untuk melakukan program pengenalan seperti:
(a) Jadwal pertemuan dengan Direksi Perseroan
(b) Materi Presentasi oleh Dewan Komisaris Utama
(c) Materi Presentasi oleh Direktur Utama
3) Sekretaris Dewan Komisaris memberitahukan kepada Dewan Komisaris
bahwa program pengenalan siap untuk dilaksanakan
4) Sekretaris Perusahaan menyiapkan dan menyampaikan undangan yang
dilengkapi dengan bahan-bahan program pengenalan Anggota Dewan
Komisaris yang baru ditunjuk
5) Anggota Dewan Komisaris yang baru ditunjuk mempelajari bahan-bahan
yang diterima
6) Dewan Komisaris dan Direksi melaksanakan program pengenalan Anggota
Dewan Komisaris yang baru ditunjuk berupa :
(a) Presentasi oleh Komisaris Utama
(b) Presentasi oleh Direktur Utama
(c) Perkenalan dengan Pejabat-pejabat Perseroan
(d) Presentasi ringkas dari Pejabat Perseroan sesuai bidang tugasnya
7) Anggota Dewan Komisaris yang baru ditunjuk dapat mengajukan pertanyaan
secara tertulis kepada Pejabat Perseroan untuk mendapatkan penjelasan
8) Sekretaris Dewan Komisaris mengatur kunjungan ke unit kerja/kantor
cabang/proyek Perseroan.
e. Program pelatihan bagi Dewan Komisaris ditujukan untuk meningkatkan
pengetahuan anggota Dewan Komisaris dalam rangka melaksanakan
pengawasan dan memberikan pengarahan kepada Direksi.
f. Dewan Komisaris menetapkan kebijakan tentang pelatihan bagi Dewan Komisaris
yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
g. Prosedur Program Peningkatan Pengetahuan :
1) Anggota Dewan Komisaris mengajukan rencana program peningkatan
pengetahuan kepada Direksi disertai dengan tujuan, lokasi, biaya dan hal-hal
yang diperlukan dan disesuaikan dengan Anggaran Dewan Komisaris yang
telah disetujui oleh RUPS.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
18
2) Direksi menfasilitasi terlaksananya program tersebut disesuaikan dengan
kondisi Perseroan, dan memasukan program tersebut ke dalam RKAP.
3) Anggota Dewan Komisaris yang mengikuti short course, pelatihan, workshop,
dan semacamnya berkewajiban untuk meneruskan hasilnya kepada anggota
Dewan Komisaris lain sebagai bahan informasi.
5. Komisaris Independen
a. Komposisi Anggota Dewan Komisaris Independen
Komposisi Dewan Komisaris PT Angkasa Pura I (Persero) harus memungkinkan
pengambilan putusan yang efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak secara
independen dalam arti tidak mempunyai benturan kepentingan.24
Paling sedikit
20% (dua puluh persen) dari anggota Dewan Komisaris harus merupakan
Komisaris Independen.25
b. Kriteria Anggota Dewan Komisaris Independen26
:
Untuk dapat diangkat menjadi Komisaris Independen harus memenuhi kriteria
independensi sebagai berikut :
Komisaris independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris lainnya, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
1) Tidak menjabat sebagai Direksi di perusahaan terafiliasi dengan PT
Angkasa Pura I (Persero)
2) Tidak bekerja pada Pemerintah termasuk departemen, lembaga dan
kemiliteran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir
3) Tidak bekerja di PT Angkasa Pura I (Persero) atau afiliasinya dalam kurun
waktu tiga tahun terakhir
4) Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak
langsung dengan PT Angkasa Pura I (Persero) atau perusahaan yang
menyediakan jasa dan produk kepada PT Angkasa Pura I (Persero) dan
afiliasinya
5) Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat
24
Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 Ayat 3 dan Peraturan Menteri Negara BUMN No Per-01/MBU/2011 Pasal 13 Ayat 3
25 Peraturan Menteri Negara BUMN No Per-01/MBU/2011 Pasal 13 ayat (1)
26 Peraturan Menteri Negara BUMN No Per-01/MBU/2011 Pasal 13 ayat (3)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
19
menghalangi atau mengganggu kemampuan Dewan Komisaris untuk
bertindak atau berpikir secara bebas di lingkup PT Angkasa Pura I (Persero).
B. TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertanggung jawab dan berwenang
mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perusahaan dan memberikan
nasihat kepada Direksi.
Pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris dilaksanakan dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan oleh Direksi.
2. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak secara kolegial dan
tidak dapat bertindak sendiri-sendiri.
3. Pengawasan yang dilaksanakan Dewan Komisaris tidak boleh berubah menjadi
pelaksanaan tugas-tugas eksekutif dan pengambilan keputusan operasional yang
menjadi tugas Direksi, kecuali dalam hal Perseroan tidak mempunyai Direksi, dengan
kewajiban dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tidak ada
Direksi harus memanggil RUPS untuk mengangkat Direksi.27
4. Pengawasan dilaksanakan kepada keputusan-keputusan yang sudah diambil atau
terhadap putusan-putusan yang akan diambil yang dimintakan
persetujuan/rekomendasinya kepada Dewan Komisaris.
5. Setiap Anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas
kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya dan tanggungjawab tersebut berlaku secara tanggung renteng.28
C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS
1. Kebijakan Umum
Berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi,
Dewan Komisaris mempunyai tugas dan kewajiban untuk:
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-
prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban , serta kewajaran;29
27
UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 108 ayat 1 & 2 28
Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 4 & 5 29
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 12 Ayat 1 dan Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 3 poin a.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
20
b. Dengan itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan
Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan.30
c. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan Perseroan maupun
usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi termasuk pengawasan terhadap
pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran
Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
memberikan nasihat kepada Direksi.31
d. Memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan32
e. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan
Direksi serta menandatangani laporan tersebut33
f. Menetapkan kebijakan / mekanisme mengenai pemberian persetujuan/
tanggapan/ pendapat Dewan Komisaris terhadap rancangan RJPP dan RKAP.34
g. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Rencana Jangka
Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan mengenai
alasan Dewan Komisaris menandatangani RJPP dan RKAP.35
h. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris untuk memantau kepatuhan Direksi
dalam menjalankan pengurusan perusahaan terhadap RKAP dan/atau RJPP.36
i. Menyusun rencana untuk melakukan evaluasi atas kepatuhan Direksi
menjalankan pengurusan perusahaan sesuai dengan RKAP dan/atau RJPP, dan
memasukannya kedalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris.37
j. Mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perusahaan
serta menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada RUPS.38
k. Menetapkan kebijakan yang mengatur tentang pembahasan gejala menurunnya
kinerja perusahaan, pemberian saran kepada Direksi untuk memperbaiki
permasalahan yang berdampak pada penurunan kinerja perusahaan, dan
pelaporan kepada RUPS jika terjadi gejala menurunnya kinerja perusahaan.39
30
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 114 Ayat( 2) ; Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 3 poin b.
31 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 1, dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 59
32 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.1)
33 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.6), dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 59
34 SK-16/S.MBU/2012 parameter 47 & 48
35 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.3), dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 47 & 48
36 SK-16/S.MBU/2012 parameter 59
37 SK-16/S.MBU/2012 parameter 59
38 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 1, dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 59
39 SK-16/S.MBU/2012 parameter 63
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
21
l. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran
kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan
Perseroan, serta melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala
penurunan kinerja Perseroan.40
m. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap persoalan
lainnya yang dianggap penting bagi pengurusan Perseroan.
n. Menetapkan kebijakan/pedoman yang mengatur Komisaris untuk melakukan
pengawasan atas kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-
undangan, Anggaran Dasar, serta perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh
perusahaan dengan pihak ketiga.41
o. Menyusun rencana kerja Dewan Komisaris yang membahas kepatuhan Direksi
terhadap peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, serta perjanjian dan
komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak ketiga serta memasukan ke
dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris 42
p. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka pengawasan dan pemberian
nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS43
.
q. Menetapkan kebijakan dan pedoman untuk memantau penerapan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance.44
r. Menyusun rencana penelaahan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan
memasukan dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris.45
s. Memantau dan memastikan efektivitas praktik Good Corporate Governance yang
diterapkan Perseroan46
t. Menetapkan kebijakan mengenai penyusunan rencana kerja dan anggaran
tahunan Dewan Komisaris yang memadai, dan menyusun rencana kerja Dewan
Komisaris untuk periode tahun berikutnya.47
u. Menetapkan secara tertulis kebijakan mengenai pengukuran dan penilaian
terhadap kinerja Dewan Komisaris, mengevaluasi atas capaian kinerja Dewan
40
Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.4) dan 5), dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 63 41
SK-16/S.MBU/2012 parameter 58 42
SK-16/S.MBU/2012 parameter 58 43
Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2. poin b.14), dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 58 44
SK-16/S.MBU/2012 parameter 70 45
SK-16/S.MBU/2012 parameter 70 46
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 12 Ayat 7 ; SK-16/S.MBU/2012 parameter 70
47 SK-16/S.MBU/2012 parameter 45
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
22
Komisaris dan dituangkan dalam risalah Rapat Dewan Komisaris dan melaporkan
penilaian kinerja tersebut dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan
Dewan Komisaris.
v. Anggota Dewan Komisaris tidak bertanggungjawab atas kerugian perusahaan
yang terjadi apabila dapat membuktikan:
1) Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai maksud dan tujuan Perseroan
2) Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung
atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian.
3) Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut. 48
2. Pembagian Tugas 49
Untuk mengefektifkan peran Dewan Komisaris, dilakukan pembagian tugas diantara
para anggota Dewan Komisaris dengan mempertimbangkan pembagian tugas
Direksi. Pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris ditujukan agar
pelaksanaan tugas masing-masing Anggota Dewan Komisaris secara teknis pada
aspek yang dibidangi dapat berjalan lancar, efektif dan efisien, sesuai tanggung
jawab dan wewenang masing-masing sehingga terdapat kejelasan tentang peran
Anggota Dewan Komisaris baik secara kolektif maupun secara perorangan.
Komisaris Utama menetapkan kebijakan yang mengatur tentang kewajiban setiap
Anggota Dewan Komisaris untuk melakukan pembagian tugas.
Pembagian Kerja diantara para Anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka
sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan
Komisaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris atas beban
Perseroan.50.
Pembagian tugas dituangkan dalam suatu Surat Keputusan Dewan
Komisaris .
3. Tugas Pengawasan
48
UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas psl 114 ayat (5) ; Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 6
49 SK-16/S.MBU/2012 parameter 43
50 UU NO 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas psl 114 ; Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 24
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
23
Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris dilakukan dengan:
a. Meminta keterangan secara lisan maupun tertulis kepada Direksi tentang suatu
permasalahan yang terjadi. Dalam hal penjelasan diminta secara tertulis
prosedurnya adalah sebagai berikut:
1) Dewan Komisaris menyampaikan pertanyaan secara tertulis tentang suatu
permasalahan yang terjadi kepada Direksi.
2) Direksi menyiapkan dan menyampaikan penjelasan secara tertulis atas
pertanyaan Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris.
3) Dewan Komisaris meneliti dan menelaah penjelasan tertulis yang
disampaikan oleh Direksi dan jika diperlukan Dewan Komisaris mengambil
langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Meminta penjelasan lebih lanjut dari Direksi
(b) Mengadakan pertemuan dengan Direksi untuk membahas
permasalahan tersebut lebih lanjut
(c) Memberikan arahan dan nasihat untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada.
b. Memberikan saran atau nasihat kepada Direksi dalam rapat Dewan Komisaris
dengan Direksi atau rapat-rapat lain yang dihadiri oleh Dewan Komisaris dengan
prosedur seperti tercantum dalam Rapat Dewan Komisaris.
c. Bila diperlukan Dewan Komisaris dapat melakukan kunjungan ke unit kerja/
Kantor Cabang/ proyek tertentu dalam rangka memastikan pelaksanaan
operasional perusahaan berjalan secara efektif, baik dengan atau tanpa
pemberitahuan kepada Direksi sebelumnya.
d. Memberikan tanggapan atas laporan berkala dengan prosedur sebagai berikut:
1) Dewan Komisaris menerima laporan berkala dari Direksi berupa Laporan
Keuangan dan Laporan Kinerja Perusahaan.
2) Dewan Komisaris menyampaikan tembusan laporan berkala kepada komite-
komite terkait untuk memberikan tanggapan pada Rapat Internal Dewan
Komisaris.
3) Dewan Komisaris mengadakan Rapat Internal dengan mengundang
kehadiran komite-komite terkait untuk membahas laporan berkala dari
Direksi.
4) Dewan Komisaris memberikan tanggapan atas laporan berkala dari Direksi,
dan jika diperlukan mengadakan Rapat Dewan Komisaris dengan dihadiri
Direksi sebelumnya.
e. Memberikan arahan tentang kebijakan dan penyusunan laporan keuangan sesuai
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
24
dengan standard akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK), meliputi:51
1) Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan
pemberian nasihat terhadap kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan standard akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
2) Menyusun rencana untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan berserta penerapan kebijakan
tersebut.
3) Melakukan pembahasan mengenai kebijakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan beserta penerapannya.
4) Menyampaikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan beserta penerapannya.
f. Memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan
kebijakan tersebut, meliputi:52
1) Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan
pemberian nasihat terhadap kebijakan mutu dan pelayanan serta
pelaksanaan kebijakan tersebut.
2) Menyusun rencana pembahasan kebijakan mutu dan pelayanan serta
pelaksanaannya, dan memasukannya kedalam Rencana Kerja Tahunan
Dewan Komisaris.
3) Melakukan pembahasan terhadap kebijakan mutu dan pelayanan serta
pelaksanaannya.
4) Menyampaikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan mutu dan
pelayanan sertapelaksanaannya
5) Menetapkan mekanisme bagi Dewan Komisaris untuk merespon saran,
permasalahan atau keluhan dari stakeholders dan menyampaikan kepada
Direksi tentang saran penyelesaian yang diperlukan.
4. Tugas dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Dalam hubungannya dengan RUPS, Dewan Komisaris bertugas dan berkewajiban
untuk:
a. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana
pengembangan Perseroan.
51
SK-16/S.MBU/2012 parameter 55 52
SK-16/S.MBU/2012 parameter 57
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
25
b. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana kerja dan
anggaran tahunan Perseroan serta perubahan dan penambahannya.
c. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai rencana perbuatan
pengurusan Perusahaan oleh Direksi yang harus mendapatkan persetujuan
RUPS.
d. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai laporan berkala dan
laporan lainnya dari Direksi.
e. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Laporan Tahunan yang disusun
dan disampaikan oleh Direksi kepada RUPS. Dalam hal ada Anggota Dewan
Komisaris yang tidak menandatangani Laporan Tahunan harus menyebutkan
alasannya secara tertulis.
f. Mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan serta
menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada RUPS.
g. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dalam hal Perseroan menunjukkan
gejala kemunduran, segera melaporkan kepada RUPS dengan disertai saran
mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh.
h. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap persoalan
lainnya yang dianggap penting bagi pengurusan Perseroan.
i. Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh RUPS.
j. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS.
k. Berdasarkan usulan Komite Audit, Dewan Komisaris mengajukan calon-calon
Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada RUPS yang dilengkapi dengan alasan
pencalonan dan besarnya honorarium.53
Hal ini dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut:
1) Tim pengadaan KAP di Perseroan membuat Term of Reference (TOR) calon
KAP dan menyampaikannya kepada Direksi.
2) Direksi menyampaikan TOR calon KAP kepada Dewan Komisaris.
3) Dewan Komisaris memerintahkan Komite Audit untuk menanggapi TOR
calon KAP yang diajukan Direksi.
4) Direksi bersama Dewan Komisaris menyetujui TOR calon KAP
5) Tim pengadaan KAP di Perseroan melakukan proses seleksi calon KAP
sesuai TOR calon KAP yang telah ditetapkan dan peraturan perundang-
53
SK-16/S.MBU/2012 parameter 61
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
26
undangan yang berlaku.
6) Tim pengadaan KAP di Perseroan melaporkan hasil seleksi calon KAP
kepada Direksi.
7) Direksi menyampaikan hasil seleksi calon KAP kepada Dewan Komisaris.
8) Dewan Komisaris memerintahkan Komite Audit untuk menilai hasil seleksi
calon KAP yang disampaikan Direksi.
9) Komite Audit menyampaikan calon-calon KAP kepada Dewan Komisaris
10) Berdasarkan usulan Komite Audit, Dewan Komisaris mengajukan calon-calon
KAP untuk diajukan kepada RUPS.
l) Calon-calon KAP diajukan oleh Dewan Komisaris kepada RUPS selambat-
lambatnya pada akhir bulan Mei tahun buku berjalan.
Dalam hal pengajuan usul calon Auditor Eksternal, Dewan Komisaris mempunyai
tugas:54
1) Menetapkan kebijakan dan/atau prosedur Dewan Komisaris mengenai
proses penunjukkan calon Auditor Eksternal dan/atau penunjukkan kembali
Auditor Eksternal dan penyampaian usulan calon Auditor Eksternal kepada
RUPS.
2) Menyusun rencana kerja penunjukkan dan anggaran biaya audit ekternal
untuk calon Auditor, dan memasukannya kedalam Rencana Kerja Tahunan
Dewan Komisaris.
3) Mengevaluasi kinerja Auditor Eksternal sesuai dengan ketentuan dan
standard yang berlaku.
5. Tugas dalam Manajemen Risiko
Dalam melaksanakan manajemen risiko Dewan Komisaris berkewajiban :
a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko perusahaan dan pelaksanaannya.55
b. Menetapkan kriteria mengenai informasi lingkungan bisnis dan permasalahannya
yang diperkirakan berdampak pada usaha perusahaan dan kinerja perusahaan
yang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.
54
SK-16/S.MBU/2012 parameter 61 55
SK-16/S.MBU/2012 parameter 52
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
27
c. Menyusun rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan dan pelaksnaan manajemen risiko peusahaan.56
d. Melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko
usaha dan jenis asuransi serta jumlah asuransi yang ditutup oleh PT Angkasa
Pura I (Persero) dalam hubungannya dengan risiko usaha.
e. Memberikan arahan dan evaluasi atas pedoman dan kebijakan mananjemen
risiko yang ditetapkan Direksi.
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan manajemen risiko.
g. Memastikan keselarasan Visi, Misi dan tujuan perusahaan dengan
mempertimbangkan risiko terkait
h. Memonitor pengorganisasian manajemen risiko secara keseluruhan.
6. Tugas dalam Sistem Pengendalian Internal
Dalam mengevaluasi efektifitas Sistem Pengendalian Internal, Dewan Komisaris
dengan dibantu oleh Komite Audit mempunyai kewajiban untuk:
a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian internal dan
pelaksanaannya.57
b. Menyusun rencana Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan/rancangan sistem pengendalian internal dan
pelaksanaannya.58
c. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan
Pengawasan Intern maupun Kantor Akuntan Publik. Hal tersebut dilaksanakan
dengan:
1) Pembuatan mekanisme hubungan kerja antara Satuan Pengawasan Intern
dengan Komite Audit.
2) Pertemuan berkala antara Satuan Pengawasan Intern dengan Komite Audit
untuk menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh
Satuan Pengawasan Intern.
d. Mengawasi agar Kantor Akuntan Publik dapat mengakses semua catatan
akuntansi dan data penunjang yang diperlukan sehingga memungkinkan bagi
Kantor Akuntan Publik dalam memberikan pendapatnya tentang kewajaran,
56
SK-16/S.MBU/2012 parameter 52 57
SK-16/S.MBU/2012 parameter 51 58
SK-16/S.MBU/2012 parameter 51
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
28
ketaatazasan, dan kesesuaian Laporan Keuangan PT Angkasa Pura I (Persero)
dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.
e. Mengawasi agar Kantor Akuntan Publik, Auditor Internal, dan Komite Audit
memiliki akses terhadap informasi mengenai PT Angkasa Pura I (Persero) yang
perlu untuk melaksanakan tugas dan merahasiakannya kecuali diisyaratkan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.
g. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap
informasi yang dikeluarkan PT Angkasa Pura I (Persero), termasuk brosur,
laporan keuangan berkala, proyeksi/forecast dan lain-lain informasi keuangan
yang disampaikan kepada pemegang saham.
7. Tugas dalam Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi
a. Dewan Komisaris mengawasi agar Direksi mengungkapkan informasi penting
dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perusahaan kepada Pemegang
Saham, dan Instansi Pemerintah yang terkait sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan secara
obyektif.
b. Dewan Komisaris mengawasi agar Direksi mengambil inisiatif untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan namun juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan
oleh pemilik modal/Pemegang Saham, kreditur, dan stakeholders, antara lain
mengenai:
1) Tujuan, sasaran usaha dan strategi Perusahaan.
2) Status Pemegang Saham utama dan para Pemegang Saham lainnya serta
informasi terkait mengenai pelaksanaan hak-hak Pemegang Saham.
3) Kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang.
4) Penilaian terhadap Perusahaan oleh Kantor Akuntan Publik, lembaga
pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya.
5) Riwayat hidup anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Eksekutif Kunci
Perusahaan, serta gaji dan tunjangan mereka.
6) Sistem pemberian honorarium untuk Kantor Akuntan Publik Perusahaan.
7) Sistem penggajian dan pemberian tunjangan untuk Auditor Internal, anggota
Dewan Komisaris dan Direksi.
8) Faktor risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen
atas iklim berusaha dan faktor risiko.
9) Informasi material mengenai karyawan Perusahaan dan stakeholders.
10) Klaim material yang diajukan oleh dan/atau terhadap perusahaan, dan
perkara yang ada di badan peradilan atau badan arbitrase yang melibatkan
Perusahaan.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
29
11) Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang sedang
berlangsung.
12) Pelaksanaan Pedoman Good Corporate Governance.
c. Dewan Komisaris mengawasi agar Direksi aktif mengungkapkan pelaksanaan
prinsip Good Corporate Governance dan masalah material yang dihadapi.
d. Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan Perusahaan
dan mengawasi agar informasi yang bersifat rahasia tidak diungkapkan sampai
pengumuman mengenai hal tersebut diumumkan kepada masyarakat.
e. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai Anggota Dewan
Komisaris harus tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8. Tugas dalam sistem teknologi informasi59
a. Menetapkan kebijakan mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kebijakan sistem teknologi informasi perusahaan dan pelaksanaannya
b. Menyusun rencana pembahasan kebijakan sistem teknologi informasi perusahaan
dan pelaksanaannya dan memasukan dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan
Komisaris.
c. Menelaah terhadap kebijakan sistem teknologi informasi dan pelaksanaannya.
d. Memberikan saran peningkatan sistem teknologi informasi dan pelaksanaannya
kepada Direksi
9. Tugas dalam pengelolaan sumber daya manusia.60
a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan pengeloalaan sumber daya manusia, khususnya
tentang manajemen karir di perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi
dan demosi di perusahaan dan pelaksanaan kebijakan tersebut.
b. Menyusun rencana pembahasan pengelolaan sumber daya manusia, khususnya
tentang manajemen karir di perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi
dan demosi di perusahaan dan pelaksanaan kebijakan tersebut. Dan
memasukannya kedalam Rencana Kerja Tahunan Dewan Komisaris.
c. Melakukan telaahan atas kebijakan/rancangan dan pelaksanaan kebijakan
pengelolaan sumber daya manusia, serta rencana promosi dan mutasi satu level
jabatan di bawah Direksi.
59
SK-16/S.MBU/2012 parameter 53 60
SK-16/S.MBU/2012 parameter 54
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
30
d. Memberikan saran peningkatan kebijakan pengeloalaan sumber daya manusia,
khususnya tentang manajemen karir di perusahaan, sistem dan prosedur promosi,
mutasi dan demosi di perusahaan dan pelaksanaan kebijakan tersebut kepada
Direksi.
10. Tugas dalam pengadaan barang dan jasa61
a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap pengadaan barang dan jasa beserta pelaksnaannya.
b. Menyusun rencana pembahasan kebijakan pengadaan barang dan jasa beserta
pelaksanaannya, dan memasukan dalam Rencana Kerja Tahunan Dewan
Komisaris.
c. Melakukan pembahasan terhadap kebijakan pengadaan barang dan jasa beserta
pelaksanaannya.
d. Memberikan arahan kepada Direksi tentang kebijakan pengadaan dan
pelaksanaannya.
11. Tugas dalam sistem pengelolaan dan tindak lanjut pelaporan pelanggaran
(whistle blowing)
Dalam rangka mereviu efektifitas sistem pengelolaan dan tindak lanjut pelaporan
pelanggaran (whistle blowing) di lingkungan PT Angkasa Pura I (Persero) secara
umum :
a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris tentang pengawasan terhadap
efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan audit internal, serta pelaksanaan
telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan yang diterima oleh
Dewan Komisaris.62
b. Menyusun rencana Dewan Komisaris tentang pengawasan terhadap efektivitas
pelaksanaan audit eksternal dan audit internal, serta pelaksanaan telaah atas
pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan yang diterima oleh Dewan
Komisaris.63
c. Memberikan arahan dan evaluasi atas pedoman dan/atau kebijakan pengelolaan
dan tindak lanjut pelaporan/pengaduan pelanggaran (whistle blowing) yang
ditetapkan Direksi.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan kebijakan pengelolaan
dan tindak lanjut pelaporan/ pengaduan pelanggaran (whistle blowing).
61
SK-16/S.MBU/2012 parameter 56 62
SK-16/S.MBU/2012 parameter 62 63
SK-16/S.MBU/2012 parameter 62
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
31
e. Memastikan kesiapan instrumen yang digunakan sebagai media untuk
menampung/menerima pengaduan dan kesiapan unit kerja/personil yang ditunjuk
sebagai penerima, pengelola, dan pelaksana tindak lanjut pengaduan
pelanggaran.
f. Memonitor pelaksanaan tindak lanjut pengaduan pelanggaran.
12. Tugas dalam pengelolaan Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan64
a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengawasan dan pemberian
nasihat terhadap kebijakan pengelolaan anak perusahaan (subsidiary
governance)/perusahaan patungan dan pelaksanaannya.
b. Menyusun rencana pembahasan mengenai kebijakan pengelolaan anak
perusahaan/perusahaan patungan.
c. Melakukan pembahasan mengenai kebijakan pengelolaan anak
perusahaan/perusahaan patungan, mencakup evaluasi terhadap arah dan visi
pengembangan usaha dalam pengelolaan anak perushaan/perusahaan patungan
dan kinerja anak perusahaan/perusahaan patungan; evaluasi terhadap
kesesuaian mengenai arah pengelolaan anak peusahaan/perusahaan patungan
dan kinerja anak perusahaan/perusahaan patungan terkait dengan visi
pengembangan usaha perusahaan.
13. Tugas dalam pemilihan calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris Anak
Perusahaan/Perusahaan Patungan65
a. Menetapkan kebijakan dan prosedur peran Dewan Komisaris dalam
pengangkatan Direksi dan Komisaris anak perusahaan/perusahaan patungan.
b. Melakukan penilaian terhadap proses pengangkatan Direksi dan Komisaris anak
perusahaan/perusahaan patungan, serta memberi penetapan tertulis (setuju atau
tidak setuju) terhadap proses pengangkatan Direksi dan Komisaris anak
perusahaan/perusahaan patungan.
14. Tugas menilai kinerja Direksi66
a. Menetapkan kebijakan Dewan Komiaris mengenai penilaian kinerja Direksi secara
kolegial dan individual dan menyampaikan hasil penilaian kepada Pemegang
Saham.
64
SK-16/S.MBU/2012 parameter 64 65
SK-16/S.MBU/2012 parameter 65 66
SK-16/S.MBU/2012 parameter 67
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
32
b. Menyusun rencana mengenai pemantauan kinerja Direksi dan pelaporan kepada
Pemegang Saham.
c. Melakukan penilaian kinerja Direksi berdasarkan indikator kinerja utama yang
tercakup dalam Kontrak Manajemen Direksi secara kolegial dan individu dengan
realisasi pencapaian masing-masing.
d. Menyampaikan hasil penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan individu kepada
RUPS dalam laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris secara semesteran
dan tahunan.
15. Tugas dalam Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
a. Menetapkan kebijakan Dewan Komisaris mengenai pengusulan remunerasi
Direksi.67
b. Menyusun rencana Komisaris menelaah pengusulan remunerasi Direksi.68
c. Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada RUPS mengenai sistem pemberian
uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan Komisaris.
d. Memberikan penjelasan lengkap kepada RUPS mengenai sistem untuk
pemberian uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan Komisaris serta
rincian mengenai uang jasa dan tunjangan purna jabatan yang diterima oleh
Dewan Komisaris yang sedang menjabat.
e. Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada RUPS mengenai sistem
penggajian, fasilitas, dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi.
f. Memberikan penjelasan lengkap kepada RUPS mengenai sistem penggajian,
fasilitas dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi serta rincian mengenai gaji,
fasilitas, dan/atau tunjangan yang diterima Direksi yang sedang menjabat.
g. Dewan Komisaris dapat merekomendasikan kepada RUPS mengenai sistem
kompensasi serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan karyawan.
16. Tugas dalam Nominasi dan Seleksi Calon Direksi
a. Menetapkan kebijakan dan kriteria seleksi bagi calon Direksi.69
b. Melakukan telaah dan/atau penelitian/pemeriksaan terhadap calon-calon Direksi
67
SK-16/S.MBU/2012 parameter 68 68
SK-16/S.MBU/2012 parameter 68 69
SK-16/S.MBU/2012 parameter 66
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
33
yang diusulkan Direksi, sebelum disampaikan ke Pemegang Saham.70
c. Mengusulkan atas calon-calon anggota Direksi yang baru kepada RUPS.71
D. WEWENANG DEWAN KOMISARIS
1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi
termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perseroan,
Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.
Untuk melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris berwenang : 72
a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas
untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan
Perseroan/Perusahaan.
b. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang digunakan oleh Perseroan.
c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan.
d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh
Direksi.
e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan
sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris.
f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris , jika dianggap
perlu.
g. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar
h. Membentuk Komite-Komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan.
i. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas
beban Perseroan, jika dianggap perlu.
70
SK-16/S.MBU/2012 parameter 66 71
SK-16/S.MBU/2012 parameter 66 72
Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 1 & 2
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
34
j. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar ini.
k. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-
hal yang dibicarakan.
l. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan/atau keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Dengan suara terbanyak, memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau
lebih anggota Direksi, jikalau mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran
Dasar PT Angkasa Pura I (Persero) atau melalaikan kewajibannya atau terdapat
alasan yang mendesak bagi Perseroan. Pemberhentian sementara itu harus
diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan yang
menyebabkan tindakan itu.73
E. HAK DEWAN KOMISARIS
Hak-hak Dewan Komisaris dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Memperoleh akses atas informasi Perusahaan secara tepat waktu, terukur dan
lengkap74
2. Para Anggota Dewan Komisaris berhak meminta penjelasan kepada Direksi dan/atau
pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan
Perseroan. dan Direksi dan/atau pejabat lainnya wajib memberikan penjelasan75
3. Meminta bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu
tertentu atas beban Perseroan, atau membentuk komite-komite sesuai kebutuhan
dan kemampuan Perseroan.76
4. Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dapat mengangkat
Sekretaris Dewan Komisaris atas beban Perusahaan77
5. Menerima honoraium dan tunjangan /fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang
jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan
perundang - undangan yang berlaku.78
73
Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2.a.7) 74
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 16 ; SK-16/S.MBU/2012 parameter 46
75 Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2.a.3)
76 Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 18 ; SK-16/S.MBU/2012
parameter 79 ; Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2.a.9) dan 8) 77
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 18 78
Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat 23, Per-07/MBU/2010 pasal 6 dan 10
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
35
6. Mendapatkan fasilitas dari Perusahaan sesuai dengan hasil penetapan RUPS.
7. Menerima Tantiem yang besarnya ditetapkan oleh RUPS apabila Perseroan
mencapai tingkat keuntungan atau mengalami peningkatan kinerja 79
F. ETIKA JABATAN
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dewan Komisaris harus selalu melandasi diri
dengan etika jabatan. Etika jabatan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
1. Anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan
kepentingan (conflict of interest) dan mengambil keuntungan pribadi, dari
pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan Perseroan, selain
penghasilan yang sah.80
2. Anggota Dewan Komisaris wajib melaporkan kepada Sekretaris Perusahaan
mengenai kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada Perusahaan tersebut
dan Perusahaan lain termasuk setiap perubahannya.81
3. Anggota Dewan Komisaris wajib melakukan pengungkapan dalam hal terjadi
benturan kepentingan, dan Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak boleh
melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan Dewan Komisaris yang
berkaitan dengan hal tersebut.
4. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, setiap anggota Dewan Komisaris harus:
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-
prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggung jawaban, serta kewajaran,
b. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan
Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan82
.
c. Melampirkan Pakta Integritas dalam usulan Direksi yang harus mendapat
rekomendasi dari Dewan Komisaris dan persetujuan Pemegang saham.
d. Memperbaharui surat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan secara
berkala/ pada setiap awal tahun.
79
SK-16/S.MBU/2012 parameter 31, Per-07/MBU/2010 pasal 29 80
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 17 ; SK-16/S.MBU/2012 parameter 69
81 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 116 poin b.; Anggaran
Dasar Pasal 15 ayat 2 poin b. Nomor 12, Per-09/MBU/2012 pasal 12 ayat 9 82
Anggaran Dasar Pasal 15 ayat 3 poin a. & b.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
36
G. RAPAT DEWAN KOMISARIS
1. Kebijakan Umum
Kebijakan dalam melaksanakan rapat Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a. Rapat Dewan Komisaris adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan
Komisaris.
b. Rapat Dewan Komisaris terdiri dari Rapat Internal Dewan Komisaris yang hanya
dihadiri oleh Anggota Dewan Komisaris dan Rapat Eksternal Dewan Komisaris
dengan dihadiri Direksi atau pihak lain.
c. Rapat Dewan Komisaris dianggap sah apabila diadakan di tempat kedudukan
Perseroan atau di tempat lain di dalam wilayah Republik Indonesia.83
d. Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali tiap-tiap
bulan dan dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi84
e. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas permintaan :85
1) 1 (satu) atau beberapa anggota Dewan Komisaris,
2) Direksi, dan/atau atas Permintaan tertulis dari 1 (satu) atau beberapa Pemegang
Saham yang mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah
saham dengan hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.
f. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis oleh Komisaris
Utama atau Anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan
disampaikan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat
diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak,
dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat86
g. Panggilan rapat tersebut tidak disyaratkan apabila semua Anggota Dewan
Komisaris hadir dalam rapat87
h. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat
rapat88
83
Anggatan Dasar Pasal 16 Ayat 6. 84
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 7; Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 14, dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 73
85 Anggatan Dasar Pasal 16 Ayat 8.
86 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 9.
87 Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 11.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
37
i. Materi rapat disiapkan oleh Sekretaris Dewan Komisaris. Materi rapat
disampaikan bersamaan dengan penyampaian undangan.
j. Sebelum rapat dilangsungkan, Sekretaris Dewan Komisaris terlebih dahulu
mengedarkan agenda rapat untuk mendapatkan masukan dari para Anggota
Dewan Komisaris.
k. Setiap Anggota Dewan Komisaris berhak mengusulkan agenda-agenda untuk
rapat yang akan dilaksanakan.
l. Rapat dipimpin oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir
atau berhalangan, maka rapat dipimpin oleh Anggota Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh Komisaris Utama.89
m. Keputusan rapat Dewan Komisaris diambil dengan musyawarah untuk mufakat,
apabila tidak tercapai kesepakatan maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak.90
n. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka
keputusan rapat adalah yang sama dengan pendapat pimpinan rapat, dengan
tetap memperhatikan ketentuan mengenai pertanggungjawaban, kecuali
mengenai diri orang, pengambilan keputusan rapat dilakukan dengan pemilihan
secara tertutup91
o. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui hasil keputusan rapat.92
p. Setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuatkan risalah rapat yang memuat
pendapat-pendapat yang berkembang dalam rapat, baik pendapat yang
mendukung maupun yang tidak mendukung atau pendapat berbeda (dissenting
opinion), keputusan/kesimpulan rapat, serta alasan ketidakhadiran Anggota
Dewan Komisaris, apabila ada.93
2. Rapat Dewan Komisaris dengan dihadiri Direksi
Rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris dapat dihadiri oleh Direksi
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Merupakan Rapat Dewan Komisaris dalam rangka membahas laporan-laporan
berkala dari Direksi dan/atau untuk membahas suatu permasalahan, memberikan
88
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 10. 89
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 16 dan 17. 90
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 20 dan 21. 91
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 23. 92
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 24. 93
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 14 Ayat 3
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
38
tanggapan, catatan dan nasihat yang dituangkan dalam risalah rapat.
b. Rapat diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan.
c. Panggilan rapat disampaikan oleh Komisaris Utama kepada Direktur Utama
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan.
d. Panggilan Rapat dapat dilakukan kurang dari 7 (tujuh) hari dalam keadaan yang
mendesak.
e. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
f. Materi rapat disiapkan oleh Sekretaris Dewan Komisaris. Materi rapat
disampaikan bersamaan dengan penyampaian undangan.
3. Mekanisme Kehadiran
a. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan dapat mengambil keputusan-keputusan
yang mengikat, apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua)
jumlah Anggota Dewan Komisaris.94
b. Seorang Anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat hanya oleh
Anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan
khusus untuk keperluan tersebut.95
c. Seorang Anggota Dewan Komisaris hanya dapat mewakili seorang Anggota
Dewan Komisaris lainnya.96
4. Prosedur Rapat Dewan Komisaris
a. Prosedur Persiapan Rapat Dewan Komisaris
1) Sekretaris Dewan Komisaris menerima bahan-bahan/dokumen/laporan
manajemen dari Sekretaris Perusahaan yang akan digunakan sebagai bahan
rapat Dewan Komisaris. Bahan-bahan tersebut antara lain: Laporan Bulanan
Perusahaan, Laporan Triwulanan Perusahaan, Laporan Semesteran
Perusahaan, Laporan Tahunan Perusahaan.
2) Sekretaris Dewan Komisaris menerima laporan dari komite-komite yang
berada di bawah Dewan Komisaris yang akan digunakan sebagai bahan
rapat Dewan Komisaris.
94
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 12. 95
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 14, dan SK-16/S.MBU/2012 parameter 73. 96
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 15.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
39
3) Sekretaris Dewan Komisaris mendokumentasikan bahan-
bahan/dokumen/laporan yang diterima sesuai prosedur administrasi surat
yang ada.
4) Sekretaris Dewan Komisaris menyampaikan bahan-bahan/dokumen/ laporan
tersebut kepada Komisaris Utama untuk mendapat disposisi dan arahan
tindak lanjutnya.
5) Komisaris Utama mempelajari bahan-bahan tersebut dan memberikan
disposisi, selanjutnya mengembalikan kepada Sekretaris Dewan Komisaris
untuk ditindaklanjuti.
6) Setelah menerima disposisi tersebut, Sekretaris Dewan Komisaris jika
ternyata harus ditindaklanjuti dengan rapat, segera menyusun agenda rapat.
7) Sekretaris Dewan Komisaris mengedarkan agenda rapat beserta bahan-
bahan/dokumen/laporan manajemen yang akan dirapatkan kepada para
Anggota Dewan Komisaris untuk mendapatkan masukan-masukan atas
agenda tersebut.
8) Anggota Dewan Komisaris menerima dan mempelajari agenda rapat beserta
bahan-bahannya. Setelah selesai, agenda tersebut dikirimkan kembali
kepada Sekretaris Dewan Komisaris beserta masukan-masukan dari
Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dan membubuhkan paraf
sebagai tanda menyetujui agenda rapat tersebut.
9) Sekretaris Dewan Komisaris membuat undangan rapat setelah menerima
semua masukan yang ada dari Anggota Dewan Komisaris.
10) Dalam undangan tersebut, Sekretaris Dewan Komisaris menyusun butir-butir
masalah yang akan dibahas dalam rapat.
11) Jika rapat tersebut mengundang pihak lain, Sekretaris Dewan Komisaris
bertugas untuk membuat undangan kepada pihak yang dimaksud.
12) Peserta rapat menerima undangan dan bahan-bahan rapat.
b. Prosedur Rapat Dewan Komisaris
1) Rapat dimulai dan dipimpin oleh Komisaris Utama atau Anggota Dewan
Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dalam hal Komisaris Utama
berhalangan hadir.97
2) Ketua Rapat menanyakan kepada Sekretaris Dewan Komisaris mengenai
97
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 16 & 17.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
40
keberadaan surat kuasa tertulis dari Anggota Dewan Komisaris yang tidak
hadir.
3) Dewan Komisaris menetapkan tata tertib Rapat Dewan Komisaris. dengan
menambahkan muatan berupa etika rapat dan telaah atas usulan direksi
atau arahan atas keputusan RUPS terkait dengan usulan Direksi dan
mencantumkannya dengan jelas dalam Risalah Rapat Dewan Komisaris di
mana tata tertib tersebut ditetapkan.
4) Ketua Rapat menyatakan bahwa dengan hadirnya lebih dari setengah jumlah
Anggota Dewan Komisaris maka persyaratan yuridis sesuai dengan
Anggaran dasar Perusahaan telah terpenuhi sehingga Rapat Dewan
Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan.
5) Ketua Rapat membacakan Agenda Rapat.
6) Apabila rapat yang dilakukan merupakan kesinambungan dari rapat
sebelumnya, Ketua Rapat harus menanyakan terlebih dahulu hasil tindak
lanjut dari hal-hal yang telah diputuskan dalam rapat sebelumnya.98
7) Ketua Rapat mempersilahkan setiap Anggota Dewan Komisaris untuk
mengajukan pertanyaan dan pendapatnya.
8) Ketua Rapat menanyakan keputusan dari masing-masing Anggota Dewan
Komisaris untuk setiap permasalahan yang dibahas yang pada prinsipnya
adalah sebagai berikut:
(a) Semua keputusan Dewan Komisaris harus berdasarkan itikad baik,
pertimbangan rasional dan telah melalui investigasi mendalam
terhadap berbagai hal-hal yang relevan, informasi yang cukup dan
bebas dari benturan kepentingan serta dibuat secara independen oleh
masing-masing Anggota Dewan Komisaris.
(b) Untuk menjaga independensi dan objektivitas, setiap Anggota Dewan
Komisaris yang memiliki benturan kepentingan diharuskan untuk tidak
ikut serta dalam pemberian suara untuk pengambilan keputusan. Hal
tersebut harus dicatat dalam risalah rapat.
(c) Semua keputusan dalam rapat Dewan Komisaris diambil secara
musyawarah untuk mufakat.99
(d) Apabila melalui musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka
keputusan diambil dengan suara terbanyak 100
.
98
SK-16/S.MBU/2012 parameter 74. 99
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 20. 100
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 21.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
41
(e) Setiap Anggota Dewan Komisaris berhak untuk mengeluarkan 1 (satu)
suara ditambah 1 (satu) suara Anggota Dewan Komisaris yang
diwakilinya101
(f) Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui hasil keputusan rapat.102
(g) Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya,
maka keputusan rapat adalah yang sama dengan pendapat pimpinan
rapat, dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai
pertanggungjawaban, kecuali mengenai diri orang, pengambilan
keputusan rapat dilakukan dengan pemilihan secara tertutup.103
(h) Para Anggota Dewan Komisaris diperkenankan untuk tidak setuju
walaupun secara keseluruhan jumlah yang setuju lebih banyak. Dalam
hal seperti ini maka keputusan tidak setuju tersebut harus tercatat
dalam risalah rapat sebagai bentuk dari dissenting opinion.
9) Ketua Rapat membacakan keputusan rapat.
10) Pada waktu rapat berlangsung, Sekretaris Dewan Komisaris mengedarkan
Daftar Hadir kepada para peserta rapat dan memastikan bahwa semua
peserta rapat telah mengisi dan menandatangani Daftar Hadir tersebut.
11) Sekretaris Dewan Komisaris membuat catatan rapat selama rapat
berlangsung sebagai bahan untuk menyusun risalah rapat.
12) Sebelum rapat dinyatakan selesai oleh Ketua Rapat, Sekretaris Dewan
Komisaris menyerahkan garis-garis besar risalah rapat kepada Ketua Rapat
untuk dibacakan dan mendapatkan persetujuan dari para peserta rapat.
13) Setelah rapat ditutup dan semua peserta rapat menyetujui garis-garis besar
risalah rapat, Sekretaris Dewan Komisaris segera menyusun risalah rapat
dan menembuskan keputusan rapat kepada pihak-pihak yang terkait untuk
ditindaklanjuti.
5. Pembuatan Risalah Rapat
a. Setiap Rapat Dewan Komisaris harus dibuatkan Risalah. Rapat Dewan Komisaris
wajib membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya. 104
b. Risalah rapat tersebut dibuat dan diadministrasikan oleh Sekretaris Dewan
101
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 22. 102
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 24 103
Anggaran Dasar Pasal 16 Ayat 23 104
Anggaran Dasar Pasal 15 Ayat 2 poin b.11) ; UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 116 poin a
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
42
Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris.
c. Risalah Rapat harus menggambarkan jalannya rapat. Hal ini penting untuk dapat
melihat proses pengambilan keputusan dan sekaligus dapat menjadi dokumen
hukum untuk menentukan akuntabilitas dari hasil suatu keputusan rapat. Untuk itu
Risalah Rapat harus mencantumkan:
1) Acara, tempat, tanggal dan waktu rapat diadakan
2) Daftar hadir
3) Permasalahan yang dibahas
4) Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, khususnya dalam membahas
permasalahan yang strategis atau material, termasuk yang mengemukakan
pendapat
5) Proses pengambilan keputusan
6) Keputusan yang diambil
7) Dissenting opinion, jika ada.
d. Melengkapi risalah rapat dengan mencantumkan evaluasi atas hasil rapat
sebelumnya dan penjelasan ketidakhadiran anggota Dewan Komisaris.
e. Risalah Rapat harus dilampiri surat kuasa yang diberikan khusus oleh Anggota
Dewan Komisaris yang tidak hadir kepada Anggota Dewan Komisaris lainnya (jika
ada). Alasan ketidakhadiran anggota Dewan Komisaris dicantumkan dalam
risalah rapat.
f. Prosedur Penyusunan Risalah Rapat Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
1) Selama rapat berlangsung Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain
yang ditunjuk oleh Komisaris Utama menyusun garis-garis besar risalah
rapat.
2) Segera setelah rapat ditutup, Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain
yang ditunjuk oleh Komisaris Utama menyelesaikan penyusunan/pembuatan
draft risalah rapat.
3) Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris
Utama mengedarkan draft risalah rapat kepada para peserta rapat untuk
mendapatkan koreksi atau persetujuan.
4) Peserta rapat menerima dan mempelajari draft risalah rapat dan apabila
menyetujuinya, maka membubuhkan persetujuan/paraf pada draft risalah
rapat dan mengirim kembali draft risalah rapat tersebut kepada Sekretaris
Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
43
5) Apabila ada koreksi, peserta rapat (paling lama 14 hari setelah draft risalah
rapat diterima) segera memberikan koreksi untuk dilakukan perbaikan oleh
Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Dewan
Komisaris Utama.105
6) Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris
Utama mengedarkan risalah rapat yang telah diperbaiki untuk mendapatkan
persetujuan/paraf dari peserta rapat.
7) Sekretaris Dewan Komisaris atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Komisaris
Utama mengadministrasikan risalah rapat asli dan memberikan salinannya
kepada semua peserta rapat.
8) Risalah rapat asli harus disimpan oleh BUMN yang bersangkutan, dalam hal
ini disimpan oleh Sekretaris Perusahaan dan harus tersedia bila diminta oleh
setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi106
H. KOMITE-KOMITE DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris, selain diwajibkan untuk membentuk Komite Audit, juga dapat
mempertimbangkan untuk membentuk komite lain yang terdiri dari Komite Nominasi dan
Remunerasi atau Komite Asuransi dan Risiko Usaha guna menunjang pelaksanaan
tugasnya.
Ketua maupun anggota Komite diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris, dan
dilaporkan kepada RUPS.107
Ketua Komite adalah anggota Dewan Komisaris.108
Salah
seorang anggota Komite memiliki pengetahuan dan pengalaman kerja yang cukup di
bidang tugas masing-masing.109
Anggota Komite harus berasal dari pihak di luar perusahaan dan tidak mempunyai
kaitan dengan manajemen, kaitan kepemilikan dan/atau kaitan dengan kegiatan usaha
perusahaan.110
Tugas dari masing-masing komite tersebut adalah:
1. Komite Audit
Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk:
a. Memastikan efektifitas sistem pengendalian intern dan efektifitas pelaksanaan
105
Prosedur finalisasi Risalah Rapat PT AP I (Persero) 106
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 Pasal 14 Ayat 5 107
SK-16/S.MBU/2012 parameter 79 108
SK-16/S.MBU/2012 parameter 79 109
SK-16/S.MBU/2012 parameter 80 110
SK-16/S.MBU/2012 parameter 80
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
44
tugas eksternal auditor dan internal auditor.
b. Memastikan menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh
Satuan Pengawasan Intern maupun Auditor Ekstern sehingga dapat dicegah
pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar.
c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen perusahaan serta pelaksanaannya.
d. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur evaluasi yang memuaskan terhadap
segala informasi yang dikeluaran Perusahaan,
e. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang masih
dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
g. Menyusun piagam dan program kerja Komite Audit untuk diusulkan kepada
Dewan Komisaris.
h. Berperan aktif membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas-tugasnya,
antara lain:
1) Menyusun rencana kerja tahunan Dewan Komisaris dan melaksanakan self
assessment kinerja masing-masing Komite.111
2) Memberi persetujuan atas rancangan RJPP.112
3) Memberi persetujuan atas rancangan RKAP.113
4) Memberi arahan tentang hal-hal penting mengenai perubahan lingkungan
bisnis dan permasalahan yang dihadapi perusahaan.114
5) Merespon saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholders.115
6) Memberikan arahan tentang manajemen risiko perusahaan.116
7) Memberikan arahan tentang sistem teknologi informasi yang digunakan
perusahaan.117
8) Memberikan arahan tentang kebijakan pengelolaan sumber daya manusia.118
111
SK-16/S.MBU/2012 parameter 45 112
SK-16/S.MBU/2012 parameter 47 113
SK-16/S.MBU/2012 parameter 48 114
SK-16/S.MBU/2012 parameter 49 115
SK-16/S.MBU/2012 parameter 50 116
SK-16/S.MBU/2012 parameter 52 117
SK-16/S.MBU/2012 parameter 53
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
45
9) Memberikan arahan tentang kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan standard akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia (SAK).119
10) Memberikan arahan tentang kebijakan pengadaan barang dan jasa serta
pelaksanaannya.120
11) Memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta
pelaksanaannya.121
12) Mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga.122
13) Mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan
perusahaan sesuai dengan RKAP dan/atau RJPP.
14) Melaksanakan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan
(whistle blowing).123
15) Melaporkan kepada RUPS apabila terjadi gejala penurunan kinerja
perusahaan.124
16) Melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan pengelolaan anak
perusahaan/perusahaan patungan dan pelaksanaannya.125
17) Menilai Direksi dan melaporkan hasil penialaian tersebut kepada Pemegang
Saham.126
18) Mengusulkan Remunerasi Direksi sesuai ketentuan yang berlaku dan
penilaian kinerja Direksi.127
19) Memastikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance telah diterapkan
secara efektif dan berkelanjutan.128
isalah Rapat untuk setiap pertemuan yang
dilakukan.
118
SK-16/S.MBU/2012 parameter 54 119
SK-16/S.MBU/2012 parameter 55 120
SK-16/S.MBU/2012 parameter 56 121
SK-16/S.MBU/2012 parameter 57 122
SK-16/S.MBU/2012 parameter 58 123
SK-16/S.MBU/2012 parameter 62 124
SK-16/S.MBU/2012 parameter 63 125
SK-16/S.MBU/2012 parameter 64 126
SK-16/S.MBU/2012 parameter 47 126
SK-16/S.MBU/2012 parameter 48 126
SK-16/S.MBU/2012 parameter 49 126
SK-16/S.MBU/2012 parameter 50 126
SK-16/S.MBU/2012 parameter 67 127
SK-16/S.MBU/2012 parameter 68
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
46
20) Membuat Laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap pelaksanaan tugas
disertai rekomendasi.
21) Membuat Risalah Rapat untuk setiap pertemuan yang dilakukan.
2. Komite Risiko Usaha dan GCG
Komite Risiko Usaha dan GCG bertugas membantu Dewan Komisaris untuk :
a. Memastikan bahwa struktur pengendalian internal yang terkait dengan risiko
usaha perusahaan dan penerapan GCG telah dilaksanakan dengan baik dan
wajar.
b. Memberi rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian risiko
perusahaan serta pelaksanaannya sehingga sesuai dengan ketentuan mengenai
kebijakan risiko dan penerapan GCG.
c. Bersama Komite Audit ikut memastikan bahwa telah terdapat prosedur review
yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan perusahaan,
termasuk brosur, laporan keyanagn berkala, proyeksi dan lain-lain informasi
keuangan sesuai ketentuan mengenai kebijakan risiko dan pelaksanaan prinsip
GCG untuk disampaikan kepada Pemegang Saham.
d. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dalam
masalah pelaksanan kebijakan risiko dan penerapan GCG.
e. Tugas khusus untuk bidang remunerasi, nominasi dan evaluasi SDM, hukum dan
organisasi, meliputi :
1) Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, apabila diminta oleh RUPS atau apabila dipandang
perlu oleh Dewan Komisaris dan/atau Direksi. Dewan Komisaris dapat
mengusulkan kriteria seleksi dan prosedur nominasi tersebut kepada RUPS.
2) Menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi Anggota Dewan
Komisaris Anak Perusahaan dan Direksi Anak Perusahaan yang berasal dari
Perseroan, sedangkan penetapan Dewan Komisaris Anak Perusahaan dan
Direksi Anak Perusahaan menjadi kewenangan Direksi selaku Pemegang
Saham Anak Perusahaan.
3) Membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi tentang jumlah
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero).
128
SK-16/S.MBU/2012 parameter 70
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
47
4) Membuat sistem pemberian uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi
Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dapat mengusulkan sistem pemberian
uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan Komisaris kepada
RUPS.
5) Memberikan penjelasan lengkap kepada Dewan Komisaris mengenai sistem
untuk pemberian uang jasa dan tunjangan purna jabatan bagi Dewan
Komisaris serta rincian mengenai uang jasa dan tunjangan purna jabatan
yang diterima oleh Dewan Komisaris yang sedang menjabat. Dewan
Komisaris menyampaikan penjelasan tersebut kepada RUPS.
6) Membuat sistem penggajian, fasilitas dan/atau pemberian tunjangan bagi
Direksi. Dewan Komisaris dapat mengusulkan sistem penggajian, fasilitas
dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi tersebut kepada RUPS.
7) Memberikan penjelasan lengkap kepada Dewan Komisaris mengenai sistem
penggajian, fasilitas dan/atau pemberian tunjangan bagi Direksi serta rincian
mengenai gaji, fasiilitas, dan/atau tunjangan yang diterima Direksi yang
sedang menjabat. Dewan Komisaris menyampaikan penjelasan tersebut
kepada RUPS.
8) Merekomendasikan kepada Dewan Komisaris mengenai sistem kompensasi
serta manfaat lainnya dalam hal pengurangan karyawan. Dewan Komisaris
menyampaikan rekomendasi tersebut kepada RUPS.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris, sepanjang masih
dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris, berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
I. SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris untuk kelancaran tugasnya dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan
Komisaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris atas beban
Perseroan.
Sekretaris Dewan Komisaris menjalankan tugas-tugas administrasi dan kesekretariatan
yang berkaitan dengan seluruh kegiatan Dewan Komisaris.
1. Tugas Sekretaris Dewan Komisaris129
a. Mempersiapkan rapat termasuk bahan rapat (briefing sheet) Dewan Komisaris,
rapat antara Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham, Direksi maupun pihak-
pihak terkait lainnya.
129
SK-16/S.MBU/2012 parameter 75
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
48
b. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris sesuai ketentuan Anggaran dasar
Perusahaan.
c. Mengadministrasikan dokumen Dewan Komisaris, baik surat masuk, surat keluar,
risalah rapat maupun dokumen lainnya.
d. Menyusun rancangan rencana kerja dan anggaran Dewan Komisaris.
e. Menyusun rancangan laporan-laporan Dewan Komisaris.
f. Memastikan bahwa Dewan Komisaris mematuhi peraturan perundang-undangan
serta menerapkan prinsip-prinsip GCG.
g. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Dewan Komisaris secara berkala
dan/atau sewaktu – waktu apabila diminta.
h. Mengkoordinasikan Anggota Komite jika diperlukan dalam rangka memperlancar
tugas Dewan Komisaris.
i. Mengumpulkan data-data teknis yang berasal dari komite-komite di lingkungan
Dewan Komisaris dan tenaga ahli Dewan Komisaris untuk kepentingan Dewan
Komisaris.
j. Sebagai penghubung (Liaison Officer) Dewan Komisaris dengan pihak lain.
k. Melaksanakan tugas lain dari Dewan Komisaris.
2. Wewenang Sekretaris Dewan Komisaris
Dengan persetujuan dan penugasan dari Dewan Komisaris maka wewenang yang
dilimpahkan kepada Sekretaris Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan sistem dan prosedur persuratan maupun pengarsipan dalam
lingkungan Dewan Komisaris.
b. Membantu Dewan Komisaris dalam mendapatkan data/informasi/penjelasan yang
dibutuhkan Dewan Komisaris dari pihak-pihak yang terkait di dalam maupun di
luar perusahaan untuk keperluan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
c. Mengusulkan rencana/program kerja Dewan Komisaris dalam kaitannya dengan
fungsi-fungsi Dewan Komisaris di perusahaan.
d. Mengusulkan agenda rapat Dewan Komisaris dengan pihak-pihak di dalam/luar
perusahaan.
e. Menggunakan fasilitas-fasilitas kesekretariatan Dewan Komisaris untuk
melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
49
BAB VI - DIREKSI
A. PERSYARATAN DAN KOMPOSISI DIREKSI
1. Persyaratan
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon anggota Direksi meliputi
persyaratan formal dan persyaratan material. Persyaratan formal yang bersifat umum
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan
material yang merupakan persyaratan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat
bisnis PT Angkasa Pura I (Persero).
a. Persyaratan Formal130
Persyaratan formal merupakan persyaratan konkrit yang harus dipenuhi oleh
orang - perseorangan yang meliputi :
1) Mampu melaksanakan perbuatan hukum;
2) Tidak pernah dinyatakan pailit oleh Pengadilan;
3) Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Anggota Dewan Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam
waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan;
130
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09A/MBU/2005 dan Anggaran Dasar Pasal 10, UU No 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, ps 93
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
50
4) Tidak pernah dihukum karena merugikan keuangan negara dalam waktu 5
(lima) tahun sebelum pencalonan;
5) Tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga,
baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda
(menantu atau ipar) dengan anggota Direksi lain dan/atau Anggota Dewan
Komisaris;
6) Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai anggota Direksi pada BUMN,
BUMD dan Badan Usaha Milik Swasta atau jabatan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan;
7) Tidak boleh merangkap jabatan lain sebagai pejabat dalam jabatan struktural
dan
fungsional pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan/atau daerah;
8) Tidak boleh merangkap jabatan lainnya yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan Perusahaan
dan/atau yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Persyaratan Material
Persyaratan material merupakan persyaratan abstrak yaitu kualitas orang
perseorangan yang sesuai dengan kebutuhan PT Angkasa Pura I (Persero).131
1) Integritas dan moral, bahwasanya yang bersangkutan berperilaku baik yaitu
tidak pernah terlibat :
(a) Perbuatan rekayasa dan praktek-praktek menyimpang dalam
pengurusan BUMN/Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan
bekerja
(b) Perbuatan cidera janji yang dapat dikategorikan tidak memenuhi
komitmen yang telah disepakati dengan BUMN/Perusahaan/ Lembaga
tempat yang bersangkutan bekerja dan/atau Pemegang Saham
(c) Perbuatan yang dikategorikan dapat memberikan keuntungan kepada
pribadi calon anggota Direksi, Pegawai BUMN/ Perusahaan/Lembaga
tempat yang bersangkutan bekerja
(d) Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap
ketentuan yang berkaitan dengan prinsip prinsip pengurusan
Perseroan yang sehat.
131
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09A/MBU/2005
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
51
2) Kompetensi teknis/keahlian, bahwasanya yang bersangkutan memiliki:
(a) Pengetahuan yang memadai di bidang usaha PT Angkasa Pura I
(Persero)
(b) Pengalaman dan keahlian di bidang pengurusan PT Angkasa Pura I
(Persero)/BUMN/Perusahaan
(c) Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka
pengembangan PT Angkasa Pura I (Persero)/BUMN/ Perusahaan
(d) Pemahaman masalah-masalah manajemen perusahaan yang
berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen
(e) Dedikasi dan menyediakan waktu sepenuhnya untuk melakukan
tugasnya.
3) Psikologis bahwasanya yang bersangkutan memiliki tingkat intelegensia dan
tingkat emosional yang memadai untuk melaksanakan tugasnya sebagai
anggota Direksi PT Angkasa Pura I (Persero).
2. Komposisi Direksi
Komposisi Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) harus sedemikian rupa disesuaikan
dengan besarnya kegiatan perusahaan sehingga memungkinkan pengambilan
putusan yang efektif, tepat dan cepat dalam segala bidang usaha PT Angkasa Pura I
serta dapat bertindak secara independen, dalam arti tidak mempunyai kepentingan
yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri
dan kritis.
3. Keanggotaan Direksi
a. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan Perseroan dan seorang di antaranya ditetapkan sebagai
Direktur Utama.132
b. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS
dan apabila RUPS tidak menetapkan maka ditetapkan berdasarkan Keputusan
Direksi133
c. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi Perseroan lowong, maka: 134
132
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 1 133
Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 92
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
52
1. Dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi lowongan,
harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut.
2. Selama jabatan itu lowong dan RUPS belum mengisi jabatan yang lowong
tersebut, maka Dewan Komisaris menunjuk salah seorang anggota Direksi
lainnya, atau RUPS menunjuk pihak lain selain anggota Direksi yang ada,
untuk sementara, menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong
tersebut dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.
3. Dalam hal jabatan itu lowong karena berakhirnya masa jabatan dan RUPS
belum mengisi jabatan anggota Direksi yang lowong, maka anggota Direksi
yang berakhir masa jabatannya tersebut dapat ditetapkan oleh RUPS, untuk
sementara menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong dengan
kekuasaan dan wewenang yang sama.
d. Apabila pada suatu waktu oleh sebab apapun seluruh jabatan anggota Direksi
Perseroan lowong, maka: 135
1) Dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi jabatan
lowong, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi jabatan lowong
tersebut.
2) Selama seluruh jabatan Direksi lowong dan RUPS belum mengisi jabatan
tersebut, maka untuk sementara Perseroan diurus oleh Dewan Komisaris,
atau RUPS dapat menunjuk pihak lain untuk sementara mengurus
Perseroan, dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.
3) Dalam hal seluruh jabatan Direksi lowong karena berakhirnya masa jabatan
dan RUPS belum menetapkan penggantinya, maka anggota-anggota Direksi
yang telah berakhir masa jabatannya tersebut dapat ditetapkan oleh RUPS
untuk menjalankan pekerjaannya sebagai anggota Direksi dengan
kekuasaan dan wewenang yang sama.
e. Terhadap individu yang dicalonkan sebagai anggota Direksi, maka kepada yang
bersangkutan dilakukan proses penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and
proper test) yang dilaksanakan oleh Lembaga Profesional dan Tim Evaluasi Calon
Anggota Direksi.136
f. Para calon anggota Direksi yang telah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan
134
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 26. 135
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 27 136Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-09A/MBU/2005 tentang
Penilaian Kelayakan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Calon Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
53
akan diajukan kepada RUPS untuk diangkat. Sebelum diangkat oleh RUPS
sebagai anggota Direksi, para calon yang telah lulus wajib menandatangani
kontrak manajemen.137
4. Pelaksanaan fit and proper test
a. Pengangkatan Direksi ditetapkan oleh RUPS sesuai dengan mekanisme dan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan dilakukan melalui mekanisme uji
kelayakan dan kepatutan. 138
b. Calon anggota Direksi yang telah dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan
wajib menandatangani kontrak manajemen sebelum ditetapkan pengangkatannya
sebagai anggota Direksi.
5. Kontrak Manajemen
a. RUPS memastikan Direksi telah menandatangani kontrak manajemen.
b. Kontrak manajemen (appointment aggreement) adalah Perjanjian Penunjukan
Anggota Direksi yang ditandatangani oleh anggota Direksi yang bersangkutan dan
kuasa Pemegang Saham pada saat penunjukan yang bersangkutan sebagai
anggota Direksi. 139
c. Kontrak manajemen memuat janji atau pernyataan Direksi untuk memenuhi
segala target-target yang ditetapkan Pemegang Saham yang diperbaharui setiap
tahun.
6. Ketentuan mengenai Masa Jabatan Direksi 140
:
a. Masa jabatan anggota Direksi 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS
untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
b. Setelah masa jabatannya berakhir, anggota Direksi dapat diangkat kembali oleh
RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
c. Jabatan anggota Direksi akan berakhir, 141
jika:
1) Masa jabatan berakhir
137 Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 16 Ayat 3 138 Mekanisme Uji kelayakan dan kepatutan ditetapkan oleh Pemegang Saham seperti
diatur dalam UU BUMN & penjelasannya
139 Hal ini diatur dalam UU BUMN ps 16 & penjelasan 140
Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN & Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 11. 141
Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN & Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 30.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
54
2) Mengundurkan diri sesuai ketentuan yang berlaku
3) Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4) Meninggal dunia
5) Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS
d. RUPS dapat memberhentikan jabatan anggota Direksi sewaktu-waktu sebelum
masa jabatannya berakhir dengan menyebutkan alasan pemberhentiannya.142
e. Dewan Komisaris berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau
lebih anggota Direksi, jikalau mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran
Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi
Perseroan.143
f. Pemberhentian sementara tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada
yang bersangkutan disertai alasan yang menyebabkan tindakan tersebut.144
g. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara tersebut,
Dewan Komisaris diwajibkan untuk memanggil Rapat Umum Pemegang Saham
yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan
diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya, dengan
terlebih dahulu memberikan kesempatan pada anggota Direksi tersebut untuk
membela diri.145
h. Jika RUPS tidak diselenggarakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, maka
pemberhentian sementara tersebut dinyatakan batal dan anggota Direksi yang
diberhentikan kembali menjalankan tugas dengan kuasa dan kewenangan yang
sama.146
i. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada
Perusahaan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan
anggota Direksi lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
pengunduran dirinya dan berlaku sejak tanggal disetujui permohonan
pengunduran dirinya oleh Rapat Umum Pemegang Saham; namun jika tidak ada
keputusan dari RUPS maka anggota Direksi tersebut berhenti pada tanggal yang
diminta atau dengan lewatnya waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat
permohonan pengunduran diri diterima tanpa memerlukan persetujuan RUPS.147
142
Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 105 (1) 143
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33 144
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33. b 145
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33. e 146
Undang-undang Perseroan Terbatas Pasal 106 (8) dan Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 33. h 147
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 28 & 29
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
55
j. Anggota Direksi yang mengundurkan diri tersebut wajib menyampaikan
pertanggungjawaban atas tindakan-tindakannya yang belum diterima
pertanggungjawbannya oleh RUPS.148
7. Program Pengenalan Direksi 149
Program pengenalan dimaksudkan agar Direksi yang berasal dari berbagai latar
belakang dapat saling mengenal dan memahami Perusahaan.
Program Pengenalan meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab untuk mengadakan program
pengenalan yang materinya meliputi:150
1) Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance oleh Perseroan
2) Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat, lingkup
kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka
pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, tingkat risiko dan berbagai
masalah strategis lainnya
3) Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal
dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite
Audit
4) Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi dan hubungan kerja
dengan Dewan Komisaris serta hal-hal yang tidak diperbolehkan dilakukan
oleh seorang anggota Direksi.
b. Sekretaris Perusahaan menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan
program pengenalan seperti:
1) Jadwal pertemuan dengan Dewan Komisaris dan Pejabat Perseroan
2) Materi Presentasi oleh Komisaris Utama
3) Materi Presentasi oleh Direktur Utama
c. Sekretaris Perusahaan memberitahukan Direktur Utama atau penggantinya
bahwa program pengenalan siap untuk dilaksanakan
d. Sekretaris Perusahaan menyiapkan dan menyampaikan undangan yang
148
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 32 149
Peraturan Menteri BUMN Npmor PER – 01/MBU/2011 Pasal 43 & SK-16/S.MBU/2013 Parameter 84
150 Peraturan Menteri BUMN Npmor PER – 01/MBU/2011 Pasal 43 ayat 2 dan 3
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
56
dilengkapi dengan bahan-bahan program pengenalan Anggota Direksi yang baru
e. Anggota Direksi yang baru ditunjuk mempelajari bahan-bahan yang diterima
f. Dewan Komisaris dan Direksi mengikuti program pengenalan Anggota Direksi
yang baru ditunjuk berupa:
1) Presentasi oleh Komisaris Utama
2) Presentasi oleh Direktur Utama
3) Perkenalan dengan Pejabat-pejabat Perseroan
4) Presentasi ringkas dari Pejabat Perseroan mengenai bidang yang menjadi
kewenangan masing-masing
g. Bila masih terdapat hal-hal yang perlu ditanyakan oleh Anggota Direksi yang baru
ditunjuk, maka pertanyaan dapat diajukan baik secara tertulis maupun lisan
kepada pihak-pihak yang terkait
h. Apabila diperlukan, Sekretaris Perusahaan mengatur kunjungan Direksi ke unit
kerja/kantor cabang/proyek Perseroan.
i. Sekretaris Perusahaan mendokumentasikan daftar hadir atas pelaksanaan
program pengenalan.
8. Program Peningkatan Pengetahuan Direksi151
a. Direksi menyelenggarakan program pengembangan yang terstruktur dan
sistematis untuk meningkatkan dan memperdalam kemampuan (skill and
knowledge) bagi Direksi.
b. Perusahaan menyediakan program pengembangan Direksi yang didukung
dengan dana yang dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
dan dianggarkan secara terpisah dari rencana pelatihan untuk karyawan.
c. Program tersebut dibuat oleh Direksi secara terstruktur dan sistematis yang dapat
berupa tambahan pengetahuan yang bersifat informal berupa seminar, training,
workshop dan studi banding.
d. Direksi membuat laporan atas hasil pelatihan yang telah dilakukan.
B. TANGGUNG JAWAB DIREKSI
Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan
151
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 85
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
57
Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di
dalam maupun di luar pengadilan sesuai ketentuan Anggaran Dasar.152
Sifat dari
tanggung jawab tersebut adalah tanggung renteng apabila yang bersangkutan bersalah
atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan Perseroan.153
Direksi dalam
menjalankan tugasnya harus mengupayakan sebaik-baiknya untuk kepentingan
Perseroan dan memastikan agar Perseroan melaksanakan tanggung jawab sosialnya
serta memperhatikan kepentingan dari berbagai pihak yang berkepentingan.
C. TUGAS DAN KEWAJIBAN DIREKSI
1. Kebijakan Umum
a. Setiap Anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perusahaan.154
b. Tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran
Dasar dan keputusan RUPS dan memastikan seluruh aktivitas Perusahaan telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS.
c. Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan.155
d. Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan.156
e. Bertanggungjawab penuh dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan
usaha Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan yang berlaku.157
f. Menerapkan good corporate governance secara konsisten dan berkelanjutan.158
g. Wajib menyelenggarakan dan menyimpan Daftar Khusus sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.159
h. Bertanggungjawab secara pribadi atas kesalahan dan kelalaiannya dalam
menjalankan tugas.160
152
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 92 Ayat 1 153
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 97 (3, 4) dan Anggaran Dasar Perseroan 11 Ayat 4
154 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 97 (2) dan Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 3
155 Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1
156 Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1
157 Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 5
158 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Pasal 2
159 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 100
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
58
i. Pembagian tugas dan wewenang setiap Anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham, dan apabila Rapat Umum Pemegang Saham tidak
menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut maka dapat ditetapkan
berdasarkan keputusan Direksi.161
j. Menyusun daftar calon direksi / manager satu tingkat dibawah direksi untuk
disampaikan kepada Dewan Komisaris jika diperlukan
k. Pelaksanaan tugas-tugas Board of Directors sebagaimana ditetapkan dalam
keputusan Direksi. 162
2. Hubungan dengan Rapat Umum Pemegang Saham
a. Wajib menyelenggarakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan
dokumen-dokumen terkait dengan RUPS sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Daftar Pemegang Saham tersebut memuat:
1) Nama dan alamat Pemegang Saham
2) Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki oleh pemegang
saham, apabila dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham
3) Nama dan alamat dari orang/ perseorangan/ badan hukum yang mempunyai
hak gadai tersebut
4) Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain.
b. Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan
jalannya perusahaan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Memberikan laporan berkala lainnya menurut cara dan waktu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Pemegang
Saham.
d. Menandatangani Laporan Tahunan, dalam hal Anggota Direksi menolak untuk
menandatangani Laporan Tahunan, maka harus disebutkan alasannya.
e. Memanggil dan menyelenggarakan RUPS Tahunan dan atau RUPS Luar Biasa.
f. Mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia terbit dan
160
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 97 (3,4) 161
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 26 162
Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor KEP.146/OM.01.01/2012 Pasal 4
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
59
beredar luas/nasional di wilayah Republik Indonesia rencana untuk mengalihkan
atau menjadikan sebagai jaminan utang atau melepaskan hak atas harta
kekayaan Perusahaan atau paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
dilakukan perbuatan hukum tersebut.
g. Mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia terbit dan
beredar luas/nasional di wilayah Republik Indonesia rencana untuk
penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perusahaan paling lambat 14
(empat belas) hari sebelum pemanggilan RUPS.
h. Menyediakan bahan rapat RUPS dan diberikan cuma-cuma kepada Pemegang
Saham.
i. Memberikan Risalah RUPS kepada Pemegang Saham jika diminta oleh
Pemegang Saham.
j. Meminta persetujuan RUPS jika akan dilakukan perubahan Anggaran Dasar.
3. Strategi dan Rencana Kerja
a. Menyusun/Menyiapkan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi Perusahaan.
Pengkajian visi dan misi dilakukan minimal 3 tahun sekali atau setiap saat bila
diperlukan penyesuaian.
b. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya strategi perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan.
c. Menyiapkan rencana pengembangan perusahaan serta menyampaikannya
kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan
pengesahan.
d. Menyusun dan menetapkan kebijakan, prosedur dan pedoman penyusunan RJPP
dan RKAP. 163
e. Menyusun/ Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
f. Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagai
penjabaran rencana tahunan dari RJPP.
g. Mengupayakan tercapainya target-target jangka pendek yang tercantum dalam
RKAP.
4. Manajemen Risiko
Direksi menerapkan manajemen risiko dan melaksanakannya secara konsisten,
163
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 89(1) & 90(1)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
60
mencakup:
a. Identifiksi risiko, yaitu proses untuk mengenali jenis-jenis risiko yang relevan dan
berpotensi akan terjadi.
b. Pengukuran Risiko, yaitu proses untuk mengukur besaran dampak dan
probabilitas dari risiko yang telah diidentifikasi.
c. Pedoman Penanganan Risiko, yaitu proses untuk menetapkan upaya-upaya
yang harus dilakukan untuk menangani apabila terjadi suatu risiko tertentu.
d. Pemantauan Risiko, yaitu proses pemantauan terhadap pelaksanaan manajemen
risiko, melakukan pengukuran dampak risiko yang terjadi dan melakukan
koreksi terhadap Pedoman Penanganan Risiko apabila dampak yang terjadi
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
e. Evaluasi, yaitu proses kajian terhadap kecukupan keseluruhan aktivitas
manajemen risiko yang dilakukan di dalam Perusahaan.
f. Pelaporan dan Pengungkapan, yaitu proses untuk melaporkan sistem
manajemen risiko yang dilaksanakan Perusahaan beserta pengungkapannya
pada pihak-pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Direksi membuat rencana kerja perusahaan untuk menerapkan kebijakan risiko.
164
h. Direksi mengajukan usulan kepada Dekom/RUPS dalam hal tindakan perusahaan
untuk menangani risiko yang harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris. 165
5. Sistem Pengendalian internal
a. Direksi harus menetapkan kebijakan Pengendalian Internal yang efektif untuk
mengamankan investasi dan aset Perusahaan.
b. Sistem Pengendalian Internal mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Lingkungan Pengendalian Internal dalam Peusahaan yang disiplin dan
terstruktur, terdiri dari :
(a) Integritas, nilai etika dan kompetensi Karyawan
(b) Filosofi dan gaya manajemen
(c) Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan
dan tanggung jawab
(d) Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia
164
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 106 (4) 165
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 104 (5)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
61
(e) Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Direksi.
2) Pengkajian dan pengelolaan risiko, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai dan dan mengelola risiko yang relevan.
3) Aktivitas pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu
proses pengendalian terhadap kegiatan Perseroan pada setiap tingkat dan
unit dalam struktur organisasi Perusahaan, antara lain mengenai
kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,
pembagian tugas dan keamanan terhadap aset Perushaan.
4) Sistem informasi dan komunikasi yaitu suatu proses penyajian laporan
mengenai kegiatan operasional, finansial dan ketaatan atas ketentuan dan
peraturan yang berlaku bagi Perusahaan.
5) Monitoring yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian
internal termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit
Perusahaan, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan
bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Direksi dan
tembusannya disampaikan kepada Komite Audit.
c. Dalam memastikan Sistem Pengendalian Internal berfungsi secara efektif, Direksi
dibantu oleh Satuan Pengawas Intern dalam memberikan pernyataan tentang
tingkat kecukupan pengendalian intern perusahaan pada level operasional dan
level entitas. 166
d. Direksi menerbitkan laporan tentang tingkat kecukupan pengendalian internal
(internal control report) pada akhir tahun, yang berisikan pernyataan bahwa
manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan memelihara struktur
pengendalian intern dan prosedur pelaporan keuangan yang memadai serta
efektivitas struktur pengendalian intern. 167
e. Direksi menetapkan mekanisme untuk menjaga kepatuhan terhadap peraturan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ke tiga
dan menjalankannya. 168
6. Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi
a. Direksi wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan dan
Laporan Keuangan Perusahaan kepada pihak lain sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.
b. Direksi harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah
166
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 107 (4) 167
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 107 (5) 168
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 109 & 110
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
62
yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan namun juga hal yang
penting untuk pengambilan keputusan oleh Pemegang Saham, Dewan Komisaris,
kreditur dan stakeholders, antara lain mengenai
:
1) Tujuan, sasaran usaha dan strategi Perusahaan
2) Status Pemegang Saham utama dan para Pemegang Saham lainnya serta
informasi terkait mengenai pelaksanaan hak-hak Pemegang Saham.
3) Kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang.
4) Penilaian terhadap Perusahaan oleh Kantor Akuntan Pubik, lembaga
pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya.
5) Riwayat hidup anggota Komisaris, Direksi dan eksekutif kunci Perusahaan,
serta gaji dan tunjangan mereka.
6) Sistem pemberian honorarium untuk Kantor Akuntan Publik Perusahaan.
7) Sistem penggajian dan pemberian tunjangan untuk Auditor Internal, anggota
Komisaris dan Direksi.
8) Faktor risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen
atas iklim berusaha dan faktor risiko.
9) Informasi material mengenai karyawan Perusahaan dan stakeholders.
10) Klaim material yang diajukan oleh dan/atau terhadap Perusahaan, dan
perkara yang ada di badan peradilan atau badan arbitrase yang melibatkan
Perusahaan.
11) Benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan/atau yang sedang
berlangsung.
12) Pelaksanaan Pedoman Good Corporate Governance.
c. Direksi berkewajiban menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris terlebih
dahulu sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham.
d. Direksi harus aktif mengungkapkan pelaksanaan prinsip Good Corporate
Governance dan masalah material yang dihadapi perusahaan.
e. Direksi bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan Perseroan dan
memastikan agar informasi yang bersifat rahasia tidak diungkapkan sampai
pengumuman mengenai hal tersebut diumumkan kepada masyarakat.
f. Direksi menetapkan batasan informasi yang dapat disampaikan oleh Dewan
Komisaris kepada stakeholders.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
63
g. Informasi rahasia yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai anggota Direksi
harus tetap dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7. Etika Berusaha dan Anti Korupsi
a. Direksi berkewajiban untuk mengembangkan dan memimpin penerapan Good
Corporate Goverance serta melakukan pengukuran terhadap penerapannya.
b. Direksi berkewajiban memantau dan mendorong dilaksanakannya code of
conduct oleh semua insan perusahaan.
c. Anggota Direksi dilarang untuk memberikan atau menawarkan, atau menerima,
baik langsung maupun tidak langsung, sesuatu yang berharga kepada pejabat
pemerintah dan atau pihak-pihak lain yang dapat mempengaruhi atau sebagai
imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
d. Direksi berkewajiban untuk mencegah pengambilan keuntungan pribadi yang
disebabkan adanya benturan kepentingan. 169
e. Direksi menetapkan kebijakan tentang kepatuhan pelaporan harta kekayaan
penyelenggara negara 170
(LHKPN)
f. Direksi menetapkan kebijakan tentang pengendalian gratifikasi.171
g. Direksi menetapkan kebijakan tentang sistem pelaporan atas dugaan
penyimpangan pada perusahaan (Whistle blowing system). 172
8. Hubungan dengan Stakeholders
a. Dalam meningkatkan hubungan dengan stakeholders Direksi menetapkan
kebijakan mengenai konsumen. 173
b. Menghormati hak-hak stakehoders yang timbul berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan atau perjanjian yang dibuat oleh
Perseroan dengan Karyawan, Pengguna Jasa, Pemasok, stakeholders lainnya
c. Memastikan Perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya.
d. Memastikan bahwa aset-aset dan lokasi usaha serta fasilitas Perusahaan lainnya
169
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 119 (1) 170
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 4(7) 171
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 5 (10) 172
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 6 173
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 111 (1)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
64
memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku berkenaan dengan
pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
e. Dalam mempekerjakan sumber daya manusia, Direksi berkewajiban menetapkan
besarnya gaji, memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta melakukan
persyaratan kerja lainnya untuk karyawan. Perseroan dilarang melakukan
diskriminasi karena latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh
atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-
undangan.
f. Direksi wajib menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk
tekanan (pelecehan/harrasment)
g. Direksi menetapkan kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban perusahaan
kepada Kreditur. 174
9. Sistem Akuntansi dan Pembukuan
Direksi wajib :
a. Menyusun sistem akuntansi dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern yang kuat,
terutama dilakukan pemisahan antara fungsi pengurusan, pencatatan,
penyimpanan, dan pengawasan.
b. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai
dengan kelaziman yang berlaku bagi peusahaan.
10. Tugas dan Kewajiban Lain
a. Direksi berkewajiban menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara
setelah menjabat sebagai anggota Direksi.
b. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.175
c. Direksi melaporkan pelaksanaan sistem manajemen kinerja kepada Dewan
Komisaris. 176
d. Direksi menetapkan kebijakan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan
perusahaan. 177
174
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 113 175
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.b.18 176
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 98 (1) 177
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 118(1)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
65
e. Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan efektif.
178
D. WEWENANG DIREKSI
1. Umum
a. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.179
b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang
anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili
Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.180
c. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang
pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang
lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan.181
d. Menetapkan Pedoman Pengadaan Barang /Jasa oleh perseroan yang
menguntungkan bagi perusahaan baik harga maupun kualitas barang/jasa
tersebut. 182
e. Menetapkan ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan dan
melakukan pengaturan tentang kepegawaian. 183
f. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan
kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 184
g. Direksi menetapkan sistem/pedoman penilaian kinerja untuk unit dan jabatan
dalam organisasi yang ditetapkan secara obyektif dan transparan. 185
h. Direksi menetapkan target kinerja berdasarkan RKAP dan diturunkan secara
berjenjang di tingkat unit , sub unit dan jabatan di dalam organisasi. 186
i. Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap capaian kinerja untuk
jabatan/unit-unit di bawah Direksi dan tingkat perusahaan. 187
j. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan. 188
178
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 128 179
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.1 180
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.2 181
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.3 182
SK Menteri BUMN No.15 tahun 2012 183
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.4 184
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.5 185
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 95 186
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 96 187
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 97 188
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.6
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
66
k. Mengangkat Sekretaris Perusahaan yang berkualitas dan berpengalaman. 189
l. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan dan
pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau
pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar
Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan-
pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.190
2. Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan Komisaris:191
a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka pendek.192
b. Mengadakan kerjasama denganbadan usaha atau pihak lain berupa kerja sama
lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja sama Operasi (KSO),
Bangun Guna Serah (Build OperateTransfer/BOT), Bangunan Milik Serah (Build
Own Transfer/BowT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate /BTO) dan
kerja sama lainnya dengan nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh
RUPS.193
c. Menerima atau memberikan pinjaman jangka menengah/panjang kepada pihak
luar/dalam perusahaan, kecuali pinjaman (utang-piutang) yang timbul karena
transaksi bisnis, dan pinjaman yang diberikan kepada anak Perseroan dengan
ketentuan pinjaman kepada anak Perseroan dilaporkan kepada Dewan
Komisaris..194
d. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati 195
e. Melepaskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku
dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun196
f. Menetapkan struktur organisasi sampai dengan 1 (satu) tingkat di bawah Direksi 197
3. Kewenangan Direksi yang harus mendapat tanggapan tertulis dari Dewan
Komisaris dan persetujuan dari RUPS:198
189
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 131 190
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a.7 191
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8 192
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.a 193
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.b 194
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.c 195
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.d 196
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.e 197
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 8.f
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
67
a. Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka /menengah panjang 199
b. Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain 200
c. Mendirikan anak Perseroan dan/atau Perseroan patungan201
d. Melepaskan penyertaan modal pada anak Perseroan dan/atau perusahaan
patungan202
e. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan
pembubaran anak Perseroan dan/atau Perseroan patungan.203
f. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist).204
g. Mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama
lisensi, kontrak manajemen, menyewakan aset, Kerja Sama Operasi (KSO),
Bangunan Guna Serah (Build Operate Trasfer/BOT), Bangun Milik Serah (Build
Own/BowT), Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate/BOT) dan kerja sama
lainnya dengan nilai atau jangka waktu melebihi penetapan RUPS 205
h. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan.206
i. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perseroan, kecuali aktiva tetap
bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada
umumnya sampai dengan 5 (lima ) tahun.207
j. Menetapkan blue print organisasi Perseroan.208
k. Menetapkan dan merubah logo Perseroan.209
l. Melakukan tindakan-tindakan lain yang belum ditetapkan dalam RKAP.210
m. Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan
198
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10 199
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.a 200
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.b 201
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.c 202
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.d 203
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.e 204
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.f 205
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.g 206
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.h 207
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.i 208
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.j 209
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10k 210
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.l
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
68
langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang dapat berdampak bagi
Perseroan.211
n. Pembebanan biaya Perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan
yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun
tidal langsung dengan Perseroan.212
o. Pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan
Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang
memberikan kontribusi signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis
yang ditetapkan RUPS.213
4. Kewenangan menjalankan tindakan-tindakan lainnya
RUPS dapat mengurangi pembatasan terhadap tindakan Direksi yang diatur dalam
Anggaran Dasar.214
E. HAK-HAK DIREKSI
1. Mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan,215
2. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan216
3. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan
gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi para pegawai
Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan
ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi
pegawai yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-
undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS217
4. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Perseroan berdasarkan peraturan
kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku218
5. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa orang
anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili
Perseroan di dalam dan di luar pengadilan 219
211
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.m 212
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.n 213
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10.o 214
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 19 215
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 1 216
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(1) 217
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(4) 218
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(5) 219
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(2)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
69
6. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang
pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang
lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan 220
7. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan dan
pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau
pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar
Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan-
pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran
Dasar dan/atau Keputusan RUPS221
8. Menerima gaji dan tunjangan/fasilitas lainnya, termasuk santunan purna jabatan yang
jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS222
F. INDEPENDENSI DIREKSI
Agar Direksi dapat bertindak sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan, maka
independensi Direksi merupakan salah satu faktor penting yang harus dijaga. Untuk
menjaga independensi, maka Perusahaan menetapkan ketentuan sebagai berikut:
1. Selain organ Perseroan, pihak lain manapun dilarang campur tangan dalam
pengurusan Perusahaan atau mempengaruhi Direksi dalam menjalankan usaha
perseroan223
2. Anggota Direksi dilarang melakukan aktivitas yang dapat mengganggu
independensinya dalam mengurus usaha Perseroan.
G. ETIKA JABATAN
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direksi harus senantiasa melandasi diri
dengan etika jabatan. Etika jabatan Direksi adalah sebagai berikut:
1. Para anggota Direksi dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan
kepentingan, dan mengambil keuntungan pribadi, baik secara langsung maupun
tidak langsung dari pengambilan keputusan dan kegiatan Perseroan, selain
penghasilan yang sah.224
220
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(3) 221
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 2.a(7) 222
Anggaran Dasar Pasal 10 Ayat 25 223
Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 91 224
Peraturan Menteri BUMN Nomor PER - 01/MBU/2011 Pasal 23
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
70
2. Anggota Direksi wajib mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya
dan/atau keluarganya pada perusahaan lain225
H. PENETAPAN KEBIJAKAN PENGURUSAN PERSEROAN OLEH
DIREKSI
1. Umum
a. Kebijakan Pengurusan Perusahaan adalah suatu pedoman tindakan yang diambil
oleh Direksi di dalam menjalankan, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan
kerja tertentu atau menyelesaikan suatu permasalahan tertentu, di mana
substansi permasalahan atau kegiatan kerja dimaksud belum diatur dalam suatu
aturan yang baku.
b. Keputusan yang diambil oleh Direksi dapat berupa suatu keputusan yang
diambil melalui Rapat Direksi, atau dapat pula merupakan keputusan yang diambil
secara individual tanpa melalui rapat.
2. Prinsip-prinsip Kebijakan Pengurusan Perusahaan
Dalam rangka menggunakan dan menjalankan hak dan kewajiban tersebut dalam
kegiatan sehari-hari, maka prinsip-prinsip berikut ini harus dipatuhi oleh Direksi :
a. Dalam hal suatu kebijakan yang substansinya bersifat strategis dan material,
maka keputusan yang diambil harus melalui rapat Direksi (kolegial). Penjabaran
lebih lanjut mengenai kebijakan yang bersifat strategis dan material dijabarkan
dalam kebijakan tersendiri.
b. Dalam suatu dan lain hal, apabila anggota Direksi yang berada dalam lokasi
Perusahaan kurang dari ½ seluruh anggota Direksi sehingga tidak memungkinkan
untuk mengadakan rapat Direksi, padahal Direksi harus mengambil keputusan
yang bersifat strategis dan material, maka keputusan harus diambil oleh Direksi
yang ada dan keputusan tersebut harus disampaikan dalam rapat direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Dalam mengambil kebijakan atau keputusan atas suatu permasalahan yang
timbul, setiap anggota Direksi wajib mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut :
1) Itikad baik.
2) Pertimbangan rasional dan informasi yang cukup.
3) Investigasi yang memadai terhadap permasalahan yang ada, serta berbagai
kemungkinan pemecahannya beserta dampak positif dan negatifnya bagi
Perusahaan.
4) Dibuat berdasarkan pertimbangan semata-mata untuk kepentingan
Perusahaan.
225
Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas Pasal 87
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
71
5) Koordinasi dengan anggota Direksi lainnya khususnya untuk suatu kebijakan
yang akan berdampak langsung maupun tidak langsung kepada tugas dan
kewenangan serta kebijakan anggota Direksi lainnya
d. Dalam menjalankan kewajiban sehari-hari, Direksi senantiasa mempertimbangkan
kesesuaian tindakan dengan rencana dan tujuan Perusahaan.
e. Pendelegasian wewenang anggota Direksi kepada pegawai atau pihak lain untuk
melakukan perbuatan hukum atas nama Perusahaan, wajib dinyatakan dalam
bentuk dokumen tertulis dan disetujui Direktur Utama.
f. Bentuk-bentuk Kebijakan Pengurusan Perusahaan seperti Surat Keputusan dan
lain-lain diatur dalam Dokumen Perusahaan tersendiri.
I. PENDELEGASIAN WEWENANG DI ANTARA ANGGOTA DIREKSI
PERSEROAN
1. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
mewakili Perusahaan, dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama tersebut
telah disetujui dalam Rapat Direksi226
2. Jika Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apa pun, hal mana
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang Anggota Direksi
yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama berwenang bertindak atas nama
Direksi serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama227
3. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka anggota Direksi yang
terlama dalam jabatan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.228
4. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang anggota Direksi yang terlama dalam
jabatan, maka anggota Direksi yang terlama dalam jabatan dan yang tertua dalam
usia yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan
tugas-tugas Direktur Utama.229
5. Dalam hal salah seorang anggota Direksi selain Direktur Utama berhalangan hadir
karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka
anggota-anggota Direksi lainnya bersepakat untuk menunjuk salah seorang anggota
226
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 20 227
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 21 228
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 22 229
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 23
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
72
Direksi untuk melaksanakan tugas-tugas anggota Direksi yang berhalangan
tersebut.230
J. PEMBAGIAN TUGAS DIREKSI
1. Kebijakan Umum
Direksi bertugas secara kolektif, namun agar lebih efisien dan efektif dalam
melaksanakan tugas maka perlu dilakukan pembagian tugas di antara Anggota
Direksi.231
Sekalipun telah dilakukan pembagian tugas, Direksi sebagai organ
Perusahaan secara kolektif) mempunyai wewenang pengurusan atas tugas yang
secara khusus dipercayakan kepada seorang Anggota Direksi dan karenanya wajib
melaksanakannya.
2. Pembagian Tugas Direksi
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS.
Dalam hal RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka
pembagian tugas dan wewenang di antara Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan
Direksi. 232
Penjabaran lebih rinci dari pembagian tugas tersebut ditetapkan dengan
Keputusan Direksi. 233
3. Direktur Utama (President Director)
a. Hak dan Wewenang Direktur Utama (President Director)
1) Direktur Utama (President Director) berhak dan berwenang bertindak untuk
dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan dengan ketentuan semua
tindakannya telah disetujui oleh rapat Direksi.234
2) Menunjuk wakil/kuasanya dengan menggunakan surat penunjukan kepada
Anggota Direksi lain, jika Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena
sebab apapun.235
b. Tugas Direktur Utama (President Director)
1) Mengkoordinasikan penyelenggaraan fungsi pengurusan/pengelolaan
perusahaan oleh para anggota Board of Director sesuai tugas pokok
Perusahan dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham;
230
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 24 231
Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 92 (5,6) 232
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 26 & SK-16/S.MBU/2013 Parameter 106 (4) 233
Keputusan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor KEP 146/OM.01.01/2012 Pasal 4 234
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 20 235
Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 21
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
73
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Board of Directors yang
dilakukan oleh Directors dan mengendalikan pelaksanaan tugas meliputi
pengawasan intern, sekretariat perusahaan, perencanaan strategis
Perusahaan, pengadaan barang dan/ atau jasa, manajemen risiko dan
kepatuhan serta manajemen Proyek
3) Mengkoordinasikan kegiatan dan pelaksanaan tugas seluruh Direktur, dalam
hal:
(a) Merencanakan, mengembangkan dan menetapkan kebijakan umum
Perusahaan berdasarkan prinsip efisiensi, efektif dan sesuai dengan
visi, misi dan tujuan Perusahaan
(b) Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan strategi pengelolaan
Perusahaan secara menyeluruh
(c) Mengendalikan dan mengevaluasi seluruh kegiatan Perusahaan
(d) Menyiapkan Rencana Jangka Panjang
(e) Menyampaikan Rencana Jangka Panjang yang telah ditandatangani
bersama dengan Dewan Komisaris kepada RUPS untuk mendapatkan
pengesahan
(f) Menyiapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan yang merupakan
penjabaran tahunan dari Rencana Jangka Panjang
(g) Menyampaikan Laporan Tahunan kepada RUPS untuk memperoleh
pengesahan dalam waktu 6 (enam) bulan setelah tahun buku
Perusahaan di tutup
(h) Menyiapkan kebijakan umum Satuan Pengawasan Internal
(i) Wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah yang
diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap
laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan
Intern
(j) Memimpin kegiatan yang bersifat strategis dalam pengembangan
Perusahaan
(k) Melakukan monitoring terhadap Anak Perusahaan dan Perusahaan
Joint Venture
c. Tanggung jawab Direktur Utama (President Director)
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
74
1) Direktur Utama (President Director) bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta
mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan
2) Direktur Utama (President Director) bersama Anggota Direksi lainnya
bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan
bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya
3) Menjamin keandalan pengendalian internal perusahaan
4) Mengupayakan penerapan pengelolaan perusahaan yang baik
5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan RUPS.
d. Hak, Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi Lain :
1) Memberikan bahan masukan, pertimbangan atau saran-saran dalam
menetapkan kebijakan atau Keputusan Direksi
2) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan dan tata laksana Direktorat
yang dipimpinnya
3) Melaksanakan tugas pokok masing-masing direktorat yang dipimpinya
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dan tata cara melaksanakan tugas Board of Directors.
Pembagian hak, wewenang, tugas serta tanggung jawab Directors terbagi menjadi :
1) President Director
2) Operation Director
3) Marketing and Business Development Director
4) Finance and Information Technology Director
5) Human Capital and General Affair Director
6) Technical Director
K. RAPAT DIREKSI236
1. Kebijakan Umum
a. Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan dan dihadiri oleh Direksi.
b. Rapat Direksi dianggap sah apabila diadakan di tempat kedudukan Perseroan
236
Anggaran Dasar Pasal 12
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
75
atau di tempat lain di dalam wilayah Republik Indonesia.237
c. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama.238
d. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan, maka salah seorang
Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur Utama yang memimpin rapat
Direksi. 239
.
e. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka salah seorang
Direktur yang terlama dalam jabatan sebagai anggota Direksi yang memimpin
rapat Direksi. 240
f. Dalam hal Direktur Utama yang paling lama menjabat sebagai anggota Direksi
Persroan lebih dari 1 (satu) orang, maka Direktur yang terlama dalam jabatan dan
yang tertua dalam usia yang bertindak sebagai pimpinan rapat Direksi. 241
g. Keputusan Direksi dapat diambil tidak melalui (diluar) Rapat Direksi, sepanjang
seluruh anggota Direksi setuju tentang cara dan materi yang diputuskan.242
Direksi menetapkan Pedoman/Tata Tertib rapat Direksi, yang meliputi: 243
1) Etika rapat
2) Tata penyusunan risalah rapat
3) Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya
h. Pembahasan/telaah atas arahan/usulan tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan
Dewan Komisaris. Direksi hadir dalam setiap rapat, jika tidak dapat hadir harus
menjelaskan alasan ketidakhadirannya. 244
2. Jadwal dan Agenda Rapat
a. Direksi menyusun rencana rapat Direksi dan agenda yang yang dibahas. 245
Rapat
Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila : 246
1) Dipandang perlu oleh seorang atau lebih Anggota Direksi.
2) Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris.
3) Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih Pemegang Saham
yang memiliki 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham
yang memiliki hak suara.
237
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 5 238
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 11 239
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 12 240
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 13 241
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 14 242
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 2 243
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 123 (1) 244
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 125 245
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 124 (1) 246
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 4
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
76
b. Rapat Direksi harus diadakan secara berkala, sekurang-kurangnya sekali dalam
setiap bulan.247
c. Panggilan Rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh anggota Direksi yang
berhak mewakili Perseroan dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3
(tiga) hari sebelum rapat diadakan, atau dalam kurun waktu yang lebih singkat jika
dalam keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan
tanggal rapat. 248
d. Dalam surat panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan
tempat rapat.249
e. Panggilan rapat terlebih dahulu tidak disyaratkan apabila semua Anggota Direksi
hadir dalam rapat.250
f. Materi rapat disiapkan oleh Sekretaris Perusahaan. Materi rapat disampaikan
kepada peserta rapat bersamaan dengan penyampaian undangan.
g. Sebelum rapat dilangsungkan, Sekretaris Perusahaan terlebih dahulu
mengedarkan agenda rapat untuk mendapatkan masukan dari para Anggota
Direksi.
h. Setiap Anggota Direksi berhak untuk mengusulkan agenda-agenda rapat yang
akan dilaksanakan.
i. Didalam setiap rapat yang diadakan harus dilakukan evaluasi terhadap hasil rapat
sebelumnya. 251
3. Mekanisme Pengambilan keputusan dalam Rapat
a. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat,
apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah Anggota Direksi atau
wakilnya yang sah 252
b. Dalam mata acara lain-lain, rapat Direksi tidak berhak mengambil keputusan
kecuali semua anggota Direksi atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui
penambahan mata acara rapat. 253
247
Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Pasal 24 & SK-16/S.MBU/2012 Parameter 124
248 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 6
249 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 7
250 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 8
251 SK-16/S.MBU/2013 Parameter 126 (1)
252 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 9
253 Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 10
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
77
c. Untuk memberikan suara dalam pengambilan keputusan, seorang Anggota
Direksi dapat diwakili dalam rapat hanya oleh Anggota Direksi lainnya
berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu254
Seorang Anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang Anggota Direksi
lainnya255
4. Prosedur Rapat Direksi
a. Prosedur Persiapan Rapat Rutin
1) Sekretaris Perusahaan membuat undangan atau pemberitahuan rencana
rapat rutin kepada masing-masing Anggota Direksi
2) Sekretaris Perusahaan dapat mengundang pihak lain dalam rapat Direksi
atas perintah Direktur Utama, selanjutnya Sekretaris Perusahaan
menyampaikan undangan atau pemberitahuan kepada pihak yang dimaksud.
3) Masing-masing Anggota Direksi mempersiapkan bahan-bahan/dokumen
sesuai dengan fungsi dari Direktoratnya untuk dibagikan pada saat sebelum
rapat berlangsung.
b. Prosedur Persiapan Rapat Direksi
1) Sekretaris Perusahaan menerima / mengumpulkan bahan-bahan / dokumen /
laporan manajemen atau informasi lain yang diperlukan Direksi dalam rapat
dari satuan/unit kerja di lingkungan Perusahaan.
2) Sekretaris Perusahaan menyampaikan bahan-bahan/dokumen/laporan atau
informasi lain yang diperlukan Direksi kepada Direktur Utama.
3) Direktur Utama mempelajari bahan-bahan tersebut dan memberikan disposisi
sebelum dikembalikan kepada Sekretaris Perusahaan untuk ditindaklanjuti.
4) Atas dasar disposisi Direksi, Sekretaris Perusahaan menindaklanjuti dengan
menyusun agenda rapat
5) Sekretaris Perusahaan mengedarkan agenda rapat beserta bahan rapat
kepada para Anggota Direksi untuk mendapatkan masukan.
6) Anggota Direksi menerima dan mempelajari agenda dan bahan rapat untuk
dipelajari dan dikembalikan kepada Sekretaris Perusahaan beserta masukan-
masukan (jika ada) serta membubuhkan paraf sebagai tanda persetujuan
atas agenda rapat.
254
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 15 255
Anggaran Dasar Pasal 12 Ayat 16
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
78
7) Sekretaris Perusahaan membuat surat panggilan rapat dengan dilampiri
agenda rapat
8) Dalam hal diperlukan mengundang pihak lain, Sekretaris Perusahaan dapat
mengundang pihak lain setelah mendapatkan perintah/izin dari Direktur
Utama.
c. Prosedur Pelaksanaan Rapat Direksi
1) Rapat dipimpin oleh Ketua Rapat yaitu Direktur Utama, dalam hal Direktur
Utama tidak hadir atau berhalangan, rapat dipimpin oleh Anggota Direksi
yang khusus ditunjuk untuk maksud tersebut oleh Direktur Utama.
2) Ketua Rapat menanyakan kepada Sekretaris Perusahaan mengenai
keberadaan surat kuasa tertulis dari Anggota Direksi yang tidak hadir.
3) Ketua Rapat menetapkan tata tertib Rapat Direksi dan mencantumkannya
dengan jelas dalam Risalah Rapat Direksi.
4) Syahnya suatu rapat direksi apabila dihadir lebih dari setengah jumlah
anggota Direksi sehingga keputusan yang diambil dalam rapat menjadi syah
dan mengikat.
5) Sebelum acara rapat dimulai Ketua Rapat membacakan Agenda Rapat dan
menanyakan terlebih dahulu hasil tindak lanjut dari hal-hal yang telah
diputuskan dalam rapat sebelumnya.
6) Dalam setiap rapat, dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan
hasil rapat sebelumnya. 256
7) Rapat agar optimal, Ketua Rapat mempersilahkan setiap Anggota Direksi
untuk mengajukan pertanyaan dan pendapatnya.
8) Pendapat dari masing-masing Anggota Direksi untuk setiap permasalahan
pada prinsipnya adalah sebagai berikut:
(a) Semua keputusan Direksi harus berdasarkan itikad baik, pertimbangan
rasional dan telah melalui investigasi mendalam terhadap berbagai
hal-hal yang relevan, informasi yang cukup dan bebas dari benturan
kepentingan serta dibuat secara independen oleh masing-masing
Anggota Direksi
(b) Untuk menjaga independensi dan objektivitas, setiap Anggota Direksi
256
SK-16/S.MBU/2013 Parameter 126
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
79
yang memiliki potensi benturan kepentingan diwajibkan untuk
mengungkapkan hal tersebut dan tidak diperbolehkan ikut serta dalam
pemberian suara untuk pengambilan keputusan. Kondisi tersebut
harus dicatat dalam risalah rapat.
(c) Keputusan diambil secara musyawarah untuk mufakat.
Apabila melalui musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka
keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak dan suara tersebut
lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah suara sah yang mengikuti Rapat
tersebut.
(d) Setiap Anggota Direksi berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dan
ditambah 1 (satu) suara apabila mewakili Anggota Direksi lainnya.
(e) Suara blanko atau suara yang tidak sah diabaikan (dianggap tidak
ada) dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara.
(f) Dalam hal jumlah suara yang setuju dan tidak setuju adalah sama
banyaknya, maka permasalahan yang memerlukan pemungutan suara
digugurkan /ditolak, kecuali jika hal tersebut berkenaan dengan diri
seseorang maka keputusan ditentukan dengan undian secara tertutup.
(g) Setiap Anggota Direksi mempunyai hak untuk tidak setuju walaupun
sebagian besar setuju. Dalam hal seperti ini maka pendapat tidak
setuju tersebut harus dicatat dalam Risalah Rapat sebagai bentuk dari
dissenting opinion.
(h) Sekretaris Perusahaan membuat Daftar Hadir Rapat dan
mengedarkan kepada para peserta rapat dan memastikan bahwa
semua peserta rapat telah mengisi dan menandatangani Daftar Hadir.
(i) Sekretaris Perusahaan membuat catatan rapat selama rapat
berlangsung sebagai bahan untuk menyusun risalah rapat.
(j) Sebelum rapat ditutup, Sekretaris Perusahaan menyerahkan garis-
garis besar risalah rapat kepada Ketua Rapat untuk dibacakan dan
mendapatkan persetujuan dari para peserta rapat.
(k) Jika semua peserta rapat menyetujui garis-garis besar risalah rapat,
Ketua rapat dapat menutup rapat dengan terlebih dahulu membacakan
semua keputusan hasil rapat .
(l) Dengan berakhirnya rapat, Sekretaris Perusahaan segera menyusun
risalah rapat dan menyampaikan kepada peserta rapat untuk
ditandatangani.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
80
5. Pembuatan Risalah Rapat
a. Setiap Rapat Direksi harus dibuatkan risalah rapat.
b. Risalah rapat dibuat dan diadministrasikan oleh Sekretaris Perusahaan atau
pejabat lain yang ditunjuk oleh Direksi.
c. Risalah Rapat harus menggambarkan jalannya rapat, sehingga terlihat proses
pengambilan keputusan dan sekaligus dapat dijadikan dokumen hukum sebagai
bentuk akuntabilitas dari keputusan rapat. Untuk itu Risalah Rapat harus
mencantumkan:
1) Acara, tempat, tanggal dan waktu rapat diadakan
2) Daftar hadir
3) Permasalahan yang dibahas
4) Berbagai pendapat yang terdapat dalam rapat, khususnya dalam membahas
permasalahan yang strategis atau material, termasuk yang mengemukakan
pendapat
5) Proses pengambilan keputusan
6) Keputusan yang diambil
7) Dissenting opinion, jika ada.
d. Risalah Rapat harus dilampiri surat kuasa yang diberikan oleh Anggota Direksi
yang tidak hadir kepada Anggota Direksi yang mewakilinya.
e. Prosedur Penyusunan Risalah Rapat Direksi adalah sebagai berikut:
1) Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama
membuat catatan rapat selama rapat berlangsung sebagai bahan untuk
menyusun risalah rapat.
2) Segera setelah rapat ditutup, Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang
ditunjuk oleh Direktur Utama menyelesaikan penyusunan/pembuatan draft
risalah rapat
3) Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama
mengedarkan draft Risalah Rapat kepada para peserta rapat untuk
mendapatkan koreksi atau persetujuan
4) Peserta rapat menerima dan mempelajari Risalah Rapat dan apabila
menyetujuinya, maka membubuhkan persetujuan/paraf pada Risalah Rapat
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
81
dan mengirim kembali Risalah Rapat tersebut kepada Sekretaris Perusahaan
atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama.
5) Apabila ada koreksi, peserta rapat (paling lama 14 hari setelah draft risalah
rapat diterima) segera memberikan koreksi untuk dilakukan perbaikan oleh
Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama.
6) Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama
mengedarkan Risalah Rapat yang telah diperbaiki untuk mendapatkan
persetujuan/paraf dari peserta rapat.
7) Ketua Rapat Direksi dan salah seorang Anggota Direksi yang ditunjuk oleh
dan dari antara mereka yang hadir menandatangani risalah rapat asli.
8) Sekretaris Perusahaan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Direktur Utama
mengadministrasikan risalah rapat asli dan memberikan salinannya kepada
semua Direksi, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat Direksi
tersebut.
9) Risalah asli dari setiap rapat Direksi harus disimpan oleh perusahaan.257
L. HUBUNGAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN
PATUNGAN
1. Prinsip Umum
a. Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan merupakan badan hukum tersendiri
yang memiliki Organ Perseroan yang berbeda.
b. Mekanisme yang berlaku diantara PT Angkasa Pura I(Persero) dengan Anak
Perusahaan dan Perusahaan Patungan harus dilakukan melalui mekanisme
korporasi yang sehat.
2. Mekanisme Pengawasan
Mekanisme pengawasan terhadap Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan
dilakukan dengan :
a. Penempatan manager satu tingkat dibawah Direksi sebagai Komisaris dan/atau
Anggota Direksi Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan.
b. Penunjukkan salah seorang anggota Direksi selaku Kuasa Pemegang Saham
untuk melakukan pengawasan terhadap Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan.
257
Peraturanan Menteri BUMN Nomor PER- 01/MBU/2011 Pasal 24 Ayat 5
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
82
c. Melalui Dewan Komisaris pada Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan, Direksi
selaku kuasa pemegang saham melakukan pengawasan terhadap Anak
Perusahaan/ Perusahaan Patungan.
3. RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan
Mewakili Perusahaan dalam RUPS Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan
Patungan adalah suatu peran dan tanggung jawab yang diberikan kepada Direksi
sebagai Pemegang Saham Anak Perusahaan dan /atau Perusahaan Patungan.
Fungsi tersebut melekat pada Direksi karena berdasarkan Anggaran Dasar
Perseroaan Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) sesuai yang tercantum dalam
Angggaran Dasar Perseroan, merupakan satu-satunya pihak yang mendapatkan
pelimpahan wewenang dari Pemegang Saham PT Angkasa Pura I (Persero) berhak
mewakili Perusahaan di dalam maupun di luar Pengadilan. Direksi dapat
melimpahkan kewenangan kepada salah seorang Anggota Direksi untuk mewakili
Perusahaan sebagai Kuasa Pemegang Saham pada RUPS Anak Perusahaan dan
Perusahaan Patungan.
Dalam RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan, Direksi memiliki
wewenang untuk dapat meminta laporan mengenai pengelolaan dan pengawasan
Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.
a. Prosedur RUPS pada Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan Patungan
1) Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) mengadakan rapat Direksi untuk
membahas rencana/usulan keputusan-keputusan yang akan dibawa dalam
RUPS Anak Perusahaan dan/ atau Perusahaan Patungan. Rencana usulan
dimaksud antara lain :
(a) Pengesahan Laporan Keuangan Anak Perusahaan dan/atau
Perusahaan Patungan.
(b) Pembagian dividen/laba Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.
(c) Kebijakan-kebijakan strategis yang tertuang dalan Rencana Jangka
Panjang/Rencana Kerja Anggaran Anak Perusahaan dan Perusahaan
Patungan.
(d) Penunjukan/pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris Anak
Perusahaan dan Perusahaan Patungan.
(e) Penunjukan Kantor Akuntan Publik dan lain-lain
2) Jika diperlukan Direksi menunjuk salah seorang anggota Direksi selaku
Kuasa pemegang Saham dalam RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan
Patungan.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
83
3) Anggota Direksi yang mewakili Direksi dalam RUPS Anak Perusahaan dan
Perusahaan Patungan menyampaikan hasil keputusan RUPS Anak
Perusahaan dan/ atau Perusahaan Patungan kepada Direksi.
b. Keluaran Hasil
1) Rencana/usulan keputusan Direksi selaku Pemegang Saham Anak
Perusahaan dan Perusahaan Patungan yang akan dibawa dalam RUPS
Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.
2) Hasil keputusan RUPS Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.
4. Transaksi dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.
Transaksi bisnis dengan Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan Patungan
dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
a. Transaksi bisnis dengan Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan Patungan harus
dilakukan atas dasar arm’s length relationship sebagaimana layaknya transaksi
bisnis dengan pihak yang tidak terafiliasi.
b. Perlakuan istimewa hanya akan diberikan dengan kondisi tertentu dan
menguntungkan bagi PT Angkasa Pura I (Persero).
c. Apabila terdapat benturan kepentingan antara PT Angkasa Pura I(Persero)
dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan, maka kepetingan PT
Angkasa Pura I (Persero) harus didahulukan.
M. SEKRETARIS PERUSAHAAN (CORPORATE SECRETARY)
1. Tugas Pokok Sekretaris Perusahaan (Corporate secretary)
Memastikan tercapainya peningkatan citra Perusahaan melalui pengelolaan
komunikasi perusahaan dengan pihak eksternal dan internal, administrasi
dokumen Perusahaan, membina hubungan antar lembaga, menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan hukum korporasi dan menjamin
ketersediaan informasi kepada stakeholders guna mendukung pencapaian
kepuasan pelanggan Customer Satisfaction Index (CSI) berdasarkan rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) Perusahaan dan prinsip Good Corporate Governance
(GCG).
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
84
2. Tanggung jawab Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)
a. Memastikan tersedianya rencana kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);
b. Distribusi informasi untuk mendukung tercapainya kontrak manajemen yang telah
disepakati;
c. Memastikan perannya sebagai people manager pada unit kerjanya;
d. Memastikan kegiatan unit kerjanya berjalan sesuai dengan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) yang telah ditetapkan;
e. Memastikan pelaksanaan kegiatan unit kerjanya sesuai dan relevan dengan
sistem manajemen yang diterapkan perusahaan;
f. Memastikan Perusahaan menerapkan dan mengelola prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dengan baik;
g. Memastikan terselenggaranya kegiatan yang mendukung citra Perusahaan
semakin baik;
h. Memastikan sosialisasi terhadap kebijakan dan strategi Perusahaan kepada
internal Perusahaan.
i. Memastikan permasalahan perusahaan yang berhubungan dengan hukum
diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Kewenangan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)
a. Mendapatkan akses data yang dibutuhkan;
b. Menetapkan rencana program kerja dan inisiatif baru serta anggaran di ruang
lingkup unit kerjanya yang dapat mendukung pencapaian kinerja Perusahaan;
c. Menetapkan kebijakan/pedoman operasional di ruang lingkup unit kerjanya;
d. Mengambil keputusan dan langkah-langkah korektif di ruang lingkup unit kerjanya
berdasarkan kebijakan dan prosedur yag berlaku;
e. Menyetujui Distinct Job Profile (DJP) di ruang lingkup unit kerjanya
f. Menyetujui usulan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia di unit
kerjanya;
g. Menyetujui pengenaan sanksi kepada personil di unit kerjanya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Perusahaan;
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
85
h. Menyetujui pelaksanaan renana kerja di ruang lingkup unit kerjanya
i. Menetapkan dan/atau menandatangani dokumen sistem manajemen yang
menjadi ruang lingkup unit kerjanya;
j. Melakukan monitoring pelaksaan Good Corporate Governance (GCG) dan tindak
lanjut;
k. Menetapkan kebijakan dan strategi pencitraan Perusahaan.
l. Menentukan metode dalam menjalin hubungan baik (visit, gathering, dll) dengan
pihak eksternal dan media serta mendapatkan akses terhadap data yang dapat
disampaikan kepada pihak eksternal
m. Menentukan metode sosialisasi
4. Pertanggungjawaban Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)
Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) bertanggung jawab kepada Direktur
Utama (President Director) dan melaporkan tugasnya secara berkala maupun
sewaktu-waktu bila dibutuhkan kepada Direktur Utama (President Director).
N. SATUAN PENGAWAS INTERN (INTERNAL AUDIT)
Tugas Satuan Pengawas Intern (Head of Internal Audit) adalah memastikan tercapainya
efektivitas pelaksanaan pengendalian intern dan proses tata kelola Perusahaan melalui
pemeriksaan, penilaian dan evaluasi atas efisiensi dan efektivitas di bidang operasi,
bidang human capital dan umum, bidang marketing dan pengembangan usaha serta
bidang teknik dan perencanaan dan bidang keuangan dan Information technology (IT)
guna mendukung tujuan Perusahaan sesuai dengan peraturan internal dan eksternal
berdasarkan risk based audit.
Dalam hubungannya dengan fungsi Komite Audit , Satuan Pengawas Internal Intern
(Internal Audit) berfungsi untuk :
1. Memberikan informasi hasil pelaksanaan kegiatan audit kepada Komite Audit
dalam rangka mendukung fungsi pengawasan yang dijalankan oleh Dewan
Komisaris.
2. Mengadakan pertemuan berkala dengan Komite Audit untuk membahas
pelaksanaan tindak lanjut atas hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawas
Intern (Internal Audit) serta penyempurnaan sistem pengendalian manajemen.
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
86
O. TIM DIREKSI / PENGGUNAAN SARAN PROFESIONAL
Direksi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat membentuk Tim sesuai
kebutuhan Perusahaan.
Keberadaan Tim di bawah Direksi ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Beranggotakan lebih dari satu orang.
2. Bertujuan untuk membantu Direksi untuk tugas-tugas tertentu.
Tugas dan tanggung jawab Tim ditentukan oleh Direksi
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
87
BAB VII - PROSEDUR-PROSEDUR TERKAIT
DENGAN TUGAS DAN KEWAJIBAN
DIREKSI
A. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN
Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan Keuangan yang dibuat oleh Direksi dan telah diaudit oleh Auditor Independen.
1. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan
a. Direksi menyusun Laporan Keuangan Tahunan selambat-lambatnya 30 hari setelah akhir tahun buku untuk diaudit oleh Auditor Independen
b. Auditor Independen melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan
c. Auditor Independen menyerahkan hasil audit atas Laporan Keuangan Tahunan kepada Komisaris dan Direksi selambat-lambatnya pada akhir Mei
d. Direksi menyerahkan hasil audit atas Laporan Keuangan Tahunan kepada Pemegang Saham selambat-lambatnya pada akhir Mei
2. Keluaran Hasil
a. Laporan Keuangan Tahunan
b. Laporan Hasil Audit Auditor Independen
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
88
B. PENYUSUNAN LAPORAN AUDIT KEPATUHAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PENGENDALIAN
INTERNAL (LAPORAN AUDIT KEPATUHAN)
1. Prosedur Penyusunan Laporan Audit Kepatuhan
a. Auditor Independen melakukan audit mengenai kepatuhan Perseroan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan bantuan yang berlaku bagi Perusahaan maupun sistem pengendalian internal.
b. Auditor Independen menyerahkan Laporan Audit Kepatuhan kepada Komisaris dan Direksi selambat-lambatnya pada akhir Mei
c. Direksi menyerahkan kepada Pemegang Saham Laporan Audit Kepatuhan selambat-lambatnya pada akhir Mei
2. Keluaran Hasil
Laporan Audit Kepatuhan dari Auditor Independen
C. PENYUSUNAN LAPORAN HASIL EVALUASI KINERJA
1. Prosedur Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja
a. Auditor Independen melakukan audit mengenai :
1) Proses penyusunan dan pelaksanaan RKAP 2) Kinerja Perusahaan, termasuk di dalamnya penilaian atas tingkatan
kesehatan Perusahaan yang terdiri dari aspek keuangan, operasional dan aspek keuangan
3) Perkembangan usaha 4) Pemahaman atas struktur pengendalian intern
b. Auditor Independen menyerahkan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja kepada Komisaris dan Direksi selambat-lambatnya pada akhir Mei
c. Direksi menyerahkan Laporan Hasil Evaluasi Kinerja kepada Pemegang Saham selambat-lambatnya pada akhir Mei
2. Keluaran Hasil
Laporan Hasil Evaluasi Kinerja dari Auditor Independen
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
89
D. PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN
DAN BINA LINGKUNGAN (LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM
PKBL)
1. Prosedur Laporan Pelaksanaan Program PKBL
a. Auditor Independen melakukan audit mengenai asersi manajemen tentang kepatuhan Perusahaan terhadap Pengelolaan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
b. Auditor Independen menyerahkan Laporan Pelaksanaan Program PKBL kepada
Komisaris dan Direksi selambat-lambatnya pada akhir Mei c. Direksi menyerahkan Laporan Pelaksanaan Program PKBL kepada Pemegang
Saham selambat-lambatnya pada akhir Mei
2. Keluaran Hasil
Laporan Pelaksanaan Program PKBL dari Auditor Independen
E. PENYUSUNAN RJPP258
RJPP adalah Rencana Jangka Panjang Perusahaan sebagai acuan bagi Direksi dalam menyelenggarakan Perusahaan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
1. Prosedur penyusunan RJPP
a. Direksi menyusun draft RJPP yang sekurang-kurangnya memuat:
1) Evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya
2) Posisi perusahaan saat ini
3) Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan RJPP
4) Penetapan Visi, Misi, Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program Kerja Rencana Jangka Panjang
b. Direksi menyerahkan draft RJPP kepada Komisaris selambat-lambatnya 3 (tiga bulan) sebelum masa berlaku RJPP periode sebelumnya berakhir
c. Komisaris mengkaji dan memberikan tanggapan terhadap draft RJPP yang diusulkan Direksi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah draft RJPP diterima Komisaris
d. Direksi mempertimbangkan tanggapan Komisaris dan melakukan perbaikan-perbaikan draft RJPP yang dianggap perlu
258
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP BUMN
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
90
e. Komisaris bersama Direksi menyampaikannya draft RJPP kepada Pemegang Saham selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum RJPP periode sebelumnya habis masa berlakunya.
259
f. RUPS mengesahkan RJPP yang telah ditandatangani oleh Direksi dan Komisaris selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sesudah draft RJPP diterima oleh Pemegang Saham.
260
2. Keluaran Hasil
a. Draft RJPP
b. Tanggapan Komisaris atas draft RJPP c. RJPP yang disetujui dan ditetapkan oleh RUPS
F. PENYUSUNAN RKAP261
RKAP adalah Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan sebagai acuan bagi Direksi dalam menyelenggarakan Perusahaan dan mencapai target yang telah ditetapkan dalam kurun waktu satu tahun mendatang.
1. Prosedur penyusunan RKAP
a. Direksi menyusun draft RKAP yang sekurang-kurangnya memuat:
1) Kinerja Perusahaan tahun berjalan
2) Rencana Kerja Perusahaan
3) Anggaran Perusahaan
4) Proyeksi Keuangan Pokok Perusahaan
5) Proyeksi Keuangan Pokok Anak Perusahaan
6) Hal-hal lain yang memerlukan Keputusan Komisaris
b. Direksi menyerahkan draft RKAP kepada Komisaris dan Pemegang Saham selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku baru mulai berlaku.
262
259
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP BUMN Pasal 9
260 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP BUMN Pasal 6
261 Surat Keputusan Menteri BUMN No Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP BUMN
262 Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP BUMN Pasal 11 Ayat 1 dan Anggaran Dasar Pasal 17 Ayat 3
Tata Laksana Kerja Direksi dan Dewan Komisaris (Board Manual) PT Angkasa Pura I (Persero)
91
c. Komisaris dan Pemegang Saham mengkaji dan memberikan tanggapan terhadap draft RKAP yang diusulkan Direksi
d. Direksi menerima tanggapan dan melakukan perbaikan-perbaikan draft RKAP
e. RUPS mengesahkan RKAP selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sesudah tahun buku baru dimulai.
263
2. Keluaran Hasil
a. Draft RKAP b. Tanggapan Komisaris dan Pemegang Saham atas draft RKAP c. RKAP yang disetujui dan ditetapkan
263
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP BUMN Pasal 11 Ayat 7 dan Anggaran Dasar Pasal 17 Ayat 4
Top Related