Download - Tata Ejaan

Transcript
Page 1: Tata Ejaan

TATA EJAAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Rischan Mafrur 09650007

Haris Solikhin 09650008

Isnan Nugraha 09650010

Teuku Alfrizal 09650012

Hasan Albana 09650013

Muh. Qunul Labib 09650014

Andri Fauzi 09650016

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: Tata Ejaan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT semesta

alam, yang telah memberikan kita kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan

aktifitas-aktifitas dengan segala manfaat yang ada, yang telah memberikan kita

kecerdasan dalam berfikir, sehingga dengan kecerdasan itu kita dapat memberikan

karya-karya terbaik kita untuk agama, bangsa dan tanah air. Shalawat serta salam tak

lupa juga kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW beserta

keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang selalu istiqomah.

Dengan selesainya makalah yang penulis buat, kami mengucapkan terima

kasih kepada dosen pembimbing Bapak Sri Haryatmo yang telah membantu dalam

penyelesaian makalah ini dan kepada seluruh orang-orang yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini hingga makalah ini dapat dibaca seluruh kalangan

masyarakat. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 2010

Penulis,

i

Page 3: Tata Ejaan

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………...............……… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………........ 1

B. Permasalahan……………………………………….........……………………. 2

C. Tujuan……………………………………………………….........…………… 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………… 3

A. Penulisan kata serapan…………………………………………….........……. 3

A.1. Kaidah Penyesuaian Ejaan Kata Serapan……................………………….. 3

A.2. Kaidah Penyesuaian Akhrian Asing……………………………………..… 5

B. Pengguanaan Tanda Baca………………………………………….........…… 6

B.1. Tanda Titik…………………………………………………..............……... 6

B.2. Tanda Koma…………………………………………………..............……. 7

B.3.Tanda Hubung ……………………………………………………................ 9

B.4. Tanda Titik Dua……………………………………………….............…… 10

B.5. Tanda Titik Koma……………………………………………..............…… 10

B.6. Tanda Pisah………………………………………………………................ 10

B.7. Tanda Seru…………………………………………………………............. 10

B.8. Tanda Petik……………………………………………………............…… 11

B.9. Tanda Petik Tunggal…………………………………………….............… 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………….....….…… 12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...................… 13

ii

Page 4: Tata Ejaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa

yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang

salah, bahkan dalam penulisan pun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca,

sehingga mengakibatkan kesalahan makna. Padahal Pemerintah Indonesia telah

membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa baik untuk kata serapan maupun

penggunaan tanda baca. Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak

dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi, tetapi kesalahan ini masih sering

terjadi berulang kali. Ketidakfahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang

mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan resmi yang telah dibuat

pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Hal yang paling mengkhawatirkan ialah

ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, sehingga

menyebabkan kesalahan seperti ini dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih

lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini.

Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan memaparkan bagaimana tata

bahasa yang benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca sehingga kita

memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam

kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi. Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia telah membuat keputusan Nomor 0543a/U/1987,

tanggal 9 September 1987 yang dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja

Sama Kebahasaan di Tugu pada tanggal 16-20 Desember 1990, dan diterima pada

Sidang Ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri

Begawan pada tanggal 4-6 Maret 1991 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan. Berarti adanya keseriusan dari pihak Pemerintah

tentang Ejaan dan Tata Bahasa Indonesia dan harus kita terapkan.

1

2

Page 5: Tata Ejaan

B. Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang penulisan kata

serapan dan penggunaan tanda baca ialah:

1. Apa yang dimaksud dengan kata serapan dan tanda baca.

2. Apasaja kegunaan dari kata serapan dan tanda-tanda baca.

3. Apasaja jenis-jenis dari kata serapan dan tanda baca.

4. Apasaja contoh-contoh penggunaan dari kata serapan dan tanda baca.

C. Tujuan

Makalah ini disusun agar kita semua lebih memahami tentang tata bahasa

Indonesia dengan baik dan benar. Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari agar dalam setiap komunikasi, kita akan dipermudah dengan adanya satu bahasa

yang baku dan dapat dimengerti oleh setiap golongan masyarakat Indonesia serta

mempermudah dalam mencari referensi, karena segala hal tentang kata serapan dan

penggunaan tanda baca telah terangkum dalam satu makalah ini.

Dan makalah ini juga akan dipersentasikan dikelas dalam mata kuliah Bahasa

Indonesia. Serta penyusun mengharapkan dengan makalah ini dapat menyadarkan

kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang bagaimana pentingnya penggunaan tata

bahasa yang benar, sehingga selanjutnya Pemerintah Indonesia dapat menerapkan

keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indoensia yang Disempurnakan.

Page 6: Tata Ejaan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penulisan Kata Serapan

Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa

daerah, lalu digunakan dalam bahasa Indonesia. Dilihat dari tarap penyerapannya ada

tiga macam kata serapan, yaitu:

1. Kata-kata yang sudah sepenuhnya diserap ke dalam Indonesia. Kata-kata ini

sudah lazim dieja secara Indonesia, sehingga sudah tidak dirasakan lagi

kehadirannya sebagai kata serapan. Misalnya kata-kata kabar, sirsak, iklan,

perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, dan ember.

2. Kata-kata yang masih asing, tetapi digunakan dalam konteks bahasa

Indonesia. Ejaan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Misalnya

shuttle cock, knock out, time out, check in, door to door.

Dalam kelompok ini termasuk kata-kata yang dipertahankan keasingannya

karena sifat keinternasionalannya, seperti istilah-istilah musik andante,

moderate, adagio, dan sebagainya.

3. Kata-kata asing yang untuk kepentingan peristilahan, ucapan dan ejaannya

disesuaikan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Dan hal ini perubahan

ejaan itu dibuat seperlunya saja sehingga bentuk Indonesianya masih dapat

dibandingkan dengan bentuk bahasa aslinya. Misalnya aki (accu), komisi

(comission), psikologi (psychology), dan fase (phase).

A.1. Kaidah Penyesuaian Ejaan Kata Serapan

Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah sebagai berikut:

1. Aa menjadi a,

contohnya : paal-pal, octaaf-oktaf

2. ae tetap ae, jika tidak bervariasi dengan e,

contohnya : aerobe-aerob, aerodynamics-aerodinamika

3. ae menjadi e jika bervariasi dengan e,

contohnya : haemoglobin-hemoglobin, haematite-hematif

4. ai tetap ai,

contohnya : trailer-trailer, caisson kaison

3

Page 7: Tata Ejaan

4

5. au tetap au,

contohnya : audiogram-audiogram, hydraulic-hidralik

6. c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k,

contohnya : cubic-kubik, crystal-kristal

7. c di muka e, i, dan y menjadi s,

contohnya : central-sentral, cent-sen

8. cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k,

contohnya : accommodation-akomodasi, acclamation-aklamasi

9. cc di muka e dan i menjadi ks,

contohnya : accent-aksen, vaccine-vaksin

10. ch dan cch di muka, a, o, dan konsonan menjadi k,

contohnya : saccharin-sakarin

11. ch yang lafalnya s atau sy, menjadi s,

contohnya : echelon-eselon, machine-mesin

12. ch, yang lafalnya c menjadi c,

contohnya : china-cina, check-cek

13. c (Sansekerta) menjadi s,

contohnya : cabda-sabda, castra-sastra

14. e dan ee menjadi e,

contohnya : system system, apotheek-apotek

15. ea tetap ea,

contohnya : idealist-idealis

16. ei tetap ei,

contohnya : eicisane-eikosan, einsteinium-einsteinium

17. eo tetap eo,

contohnya : stereo-stereo, geometry-geometri

18. eu tetap eu,

contohnya : neutron-neutron, eugenol-eugenol

19. f tetap f,

contohnya : factor-faktor, fossil-fosil

20. gh menjadi g,

contohnya : sorghum-sorgum

Page 8: Tata Ejaan

5

21. pada awal suku kata di muka vocal, tetap i,

contohnya : ion-ion

22. ie jika lafalnya i menjadi i,

contohnya : politiek-politik, riem-rim

23. ie tetap ie jika lafalnya bukan i,

contohnya : patient-pasien, carrier-karier

24. kh (Arab) tetap kh,

contohnya : akhir-akhir, tarikh-tarikh

25. ng tetap ng,

contohnya : congress-kongres, contingent-kontingen

26. oo (Belanda) menjadi o,

contohnya : komfoor-komfor, provoost-provos

27. oo (Inggris) menjadi u,

contohnya : cartoon-kartun, proof-pruf

28. oo (vokal ganda) tetap oo,

contohnya : coordination-koordinasi, zoology zoology

A.2. Kaidah Penyesuaian Akhiran Asing

Akhiran-akhiran dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Jadi,

kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping

diserap juga kata standar, implement, dan objek.

Kaidah Penyesuaian akhiran asing adalah sebagi berikut:

1. -aat menjadi –at

contohnya : advokaat-advokat

2. -age menjadi –ase

contohnya : percentage-persentase

3. -air, -ary menjadi –er

contohnya : primair, primary-primer

4. -ant menjadi –an

contohnya : informant-informan

Page 9: Tata Ejaan

6

5. -archie, archy menjadi –arki

contohnya : monarchie-monarki

6. -(a)tie, (a)tion, menjadi –asi, -si

contohnya : publicatie, publication-publikasi

7. -eel, -aal, -el menjadi –al

contohnya : structureel-structural

8. -ein tetap –ein

contohnya : protein-protein

9. -eur, or menjadi –ur

contohnya : directeur-direktur

10. -or tetap –or

contohnya : dictator-dictator

B. Aturan Penggunaan Tanda Baca

B1. Tanda Titik

a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Misalnya:

1) W.S. Rendra

2) Abdul Hadi W.M.

b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

Misalnya:

1) Dr. (doctor)

2) Kol. (colonel)

3) Ny. (nyonya)

c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang

ditulis dengan huruf kecil.

Misalnya:

1) s.d. (sampai dengan)

2) a.n. (atas nama)

Page 10: Tata Ejaan

7

d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan

ribuan, jutaan, dan seterusnya.

Misalnya:

1) Tebal buku itu 1.150 halaman.

2) Dono membeli minyak sebanyak 1.000 liter

e. Tanda titik tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata

atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim).

Misalnya:

1) DPR

2) ABRI

f. Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambing kimia, satuan ukuran,

takaran, timbangan, dan mata uang.

Misalnya:

1) Lambang Cu adalah lambang kuprum

2) Dia mambeli 10 kg emas

g. Tanda titik tidak digunakan di belakang judul yang merupakan kepala karangan,

kepala ilustarasi tabel, dan sebagainya.

Misalnya:

1) Azab dan Sengsara

2) Wanita Indonesia di Pentas Sejarah

h. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal surat serta di

belakang nama dan alamat penerima surat.

Misalnya:

1) Jalan Harapan III/AB 19

2) Jakarta, 10 Agustus 1998

B.2. Tanda koma

Tanda koma digunakan:

a. di antara unsur-unsur dalam suatu pembilangan.

Contoh:

1) Adik membawa piring, gelas, dan teko.

2) Satu, dua, tiga,…empat!

Page 11: Tata Ejaan

8

b. Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat majemuk setara yang dihubungkan

dengan kata penghubung yang menyatakan pertentangan seperti tetapi dan sedangkan.

Contoh:

1) Saya ingin pergi, tetapi tidak punya uang.

c. Untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat apabila anak kalimat itu

mendahului induk kalimatnya.

Contoh:

1) Kalau dia datang, saya akan datang

2) Karena sibuk, dia lupa akan janjinya.

d. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, yang terdapat pada awal

kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu, akan tetapi, meskipun begitu.

Contoh:

1) Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.

2) Oleh karena itu, kita harus hati-hati.

e. Di balakang kata-kata seru, sperti O, ya, wah, aduh, yang terdapat pada awal

kalimat.

Contoh:

1)Wah, bukan main.

2)Aduh, mengapa jadi begitu?

f. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Contoh:

1) Kata ibu, “saya senang sekali”

2) “saya akan pergi sekarang juga,” kata adik kepada ibu.

g. Di muka angka persepuluh, dan di antara rupiah dengan sen.

Contoh:

1) 12,25 cm

2) Rp 125,50

h. Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk

membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga.

Contoh:

1) Moh. Bakri, S.H.

2) Ny. Suhartina, S.P.

Page 12: Tata Ejaan

9

i. Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.

Contoh:

1) Guru saya, Pak Ahmad, rajin sekali.

2) Di daerah kami, umpamanya, masih sering terjadi pencurian.

j. Di antara: (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal,

dan (d) nama dan tempat wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh:

- Sdr. Munadi, Jalan Pemuda 26, Jakarta Timur

- Dekan Fakulatas Kedokteran, Universitas Indonesia

- Jalan Raya Salemba4, Jakarta

- Jakarta, 9 Agustus 1999

- Kuala Lumpur, Malaysia

k. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunanya dalam Daftar Pustaka.

Contoh:

- Siregar, Merari, Azab dan Sengsara. Jakarta, Balai Pustaka,1954

l. Di antara nama tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahu penerbitan, dalam suatu

Daftar Pustaka.

Contoh:

- Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka,

1976.

B.3. Tanda Hubung

Tanda hubung digunakan:

a. untuk menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata ulang.

Contoh:

Sia-sia, Baik-baik

b. tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutnya yang

dimulai dengan huruf capital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan-an, dan (d)

singkatan huruf capital dengan imbuhan kata.

Contoh:

1) Besok akan diadakan lomba menari se-Jawa Tengah.

2) Ke-15 orang itu berasal dari Indonesia

3) Paman mempunyai sepeda tahun 70-an

Page 13: Tata Ejaan

10

4) Warga Palembang yang sudah dewasa diwajibkan ber-KTP Palembang.

5) Pemberontakan itu dikenal dengan G-30-S PKI.

B.4. Tanda Titik Dua

Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian

atau pemerian.

Contoh:

- Fakultas syariah mempunyai tiga jurusan: Perbankan, Muamalah, dan Ekonomi

Islam.

B.5. Tanda Titik Koma

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu

kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Contoh:

- Para pemikir mengatur startegi dan langkah yang harus ditempuh;para pelaksana

mengerjakan tugas sebaik-baiknya;para penyandang dana menyediakan biaya yang

diperlukan.

B.6. Tanda Pisah

Digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau ungkapan yang memberi penjelasan

khusus terhadap kalimat yang disisipinya.

Contoh:

- Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bangsa itu

sendiri.

- Bus Kramatjati jurusan Banjar-Jakarta.

B.7. Tanda seru

Digunakan sesudah kalimat, ungkapan, atau pernyataan yang berupa seruan atau

perintah.

Contoh:

- Alangkah besarnya mobil itu!

- Berangkatlah sekarang juga!

- Merdeka!

Page 14: Tata Ejaan

11

B.8. Tanda Petik

Digunakan untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang

mempunyai arti khusus.

Contoh:

- Ia memakai celana “cubrai”

- Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar

B.9. Tanda Petik Tunggal

Digunakan untuk mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

Contoh:

- Lailatul Qadar ‘malam seribu bulan’

Page 15: Tata Ejaan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Begitu banyak kesalahan yang seringkali kita lakukan tentang penggunaan

kata serapan dan tanda baca baik disengaja maupun tidak disengaja. Maka dengan

dibuatnya makalah ini pennyusun berharap kita dapat mengurangi kesalahan-

kesalahan yang kita lakukan.

Bangsa Indonesia memang banyak sekali mengambil kata-kata asing ataupun

kata daerah Salah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa

penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing

pemberi pengaruh. Begitu juga dengan penggunaan tanda-tanda baca. Karena dengan

salahnya penggunaan tanda baca, maka akan menimbulkan makna ganda dalam

kalimat tersebut.

12

Page 16: Tata Ejaan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.

Badudu, J.S. 1991. Pelik-pelik Bahasa Indonesia .Bandung: Pustaka Prima.

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran

Berbahasa. Jakarta:Gramedia pustaka Prima.

Nazar, Noerzisri A. 1991. Bahasa indonesia Ragam Ilmiah dan Kumpulan Soal Ujian

Bahasa Indonesia. Bandung.

Ramlan, M. dkk. 1994. Bahasa Indonesia yang Salah dan Yang Benar. Yogyakarta:

Andi Offset Yogyakarta.

13