BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan etnik budaya dan sumber daya
hayati yang tinggi, baik melalui proses alami atau pun bantuan manusia. Semua ini
membentuk suatu tatanan lanskap yang indah dan pertamanan yang beragam.
Keragaman ini perlu dijaga dan ditingkatkan kualitas dan peranannya melalui
perencanaan, perancangan, dan pengelolaan lanskapnya. Tanaman merupakan elemen
utama lanskap, tidak ada lanskap tanpa elemen tanaman, bahkan pada rock garden di
sekitarnya juga terdapat tanaman. Tanaman merupakan sumber keindahan,
kenyamanan dan memberi daya dukung terhadap kehidupan. Tanaman secara alami
sudah indah, namun demikian penataan tanaman dalam lanskap diperlukan untuk
mengoptimalkan manfaat tanaman dalan menciptakan lanskap/Tapak yang ideal.
Taman diartikan sebagai suatu bidang lahan yg diatur sedemikian rupa sehingga
mempunyai nilai keindahan, kenyamanan dan keamanan bagi pemiliknya ataupun
bagi pengguna taman.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan makalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian Arsitektur Lansekap ?
2. Apa fungsi Lansekap ?
3. Bagaimana Merncanakan lansekap ?
4. Apa Elemen-elemen pendukung lansekap ?
5. Bagaimana Teknik budidaya tanaman lansekap ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1. Dapat menjelaskan pengertian Arsitektur Lansekap
2. Dapat menjelaskan fungsi lansekap
3. Dapat menjelaskan Merncanakan lansekap
4. Dapat menjelaskan Elemen-elemen pendukung lansekap
5. Dapat Menjelaskan Teknik budidaya tanaman lansekap
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Arsitektur Lanskap
Banyak pengetian mengenai arsiktektur lanskap oleh berbagai cendekiawan di
antaranya :
Norman T. Newton ( 1971) menuliskan bahwa arsitektur lanskap adalah seni dan
pengetahuan yang mengatur permukan bumi dengan ruang-ruang serta segala sesuatu
yang ada di atas bumi untuk mencapai efesiensi, keselamatan, kesehatan, dan
kebahagian manusia. Garret Eckbo dalam Landscape for Living mengatakan bahwa
arsitektur pertamanan atau arsitektur lanskap adalah bagian dari suatu kawasan atau
lahan yang dirancang untuk tempat tinggal manusia di luar bangunan, jalan, utilitas,
sampai ke alam bebas.
Sedangkan menurut Hubbart dan Theodora kinball dalam bukunya yang judulnya
An Introduction to the study of landscape design, dikatakan bahwa arsitektur
pertamanan atau arsitektur lansekap adalah suatu seni dan sekaligus fungsi, yang
dimaksud disini adalah bagaimana menciptakan dan melestarikan keindahan
lingkungan di sekitar manusia, kemudian bagaimana caranya meningkatkan
kenyamanan, kemudahan dan kesehatan.
Kemudian ASLA ( American Society of Landscape Architecture) menyatakan
bahwa ilmu Arsitektur landskap adalah suatu seni perancangan atau “ design “ dan
juga merupakan suatu perencanaan atau “ planning” yang merupakan pengolahan
suatu lahan, mengatur unsure-unsur yang terdapat di alam dan juga unsure budaya
serta menitik beratkan pada konservasi sumberdaya dan pengendaliannya untuk
menciptakan lingkungan yang bermanfaat dan menyenangkan.
Namun bila disimak lebih mendalam pada dasarnya pengertian arsitektur lanskap
adalah kolerasi antara alam dan kegiatan aktifitas manusia untuk mengatur dan
megendalikan serta menciptakan ruang-ruang.
2.2 Fungsi lansekap
Fungsi suatu lansekap disain adalah lebih kepada perencanaan langsung dari
autdoor space, dimana lansekap ini merupakan penghubung antara manusia dengan
alam.
Masalah pokok di dalam arsitektur lansekap adalah masalah lingkungan hidup
manusia, dan tujuan pokok dari perencanaan dan perancangan lansekap secara umum
adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan lingkungan hidup tersebut.
Arsitektur Landscape akan membantu anda dalam beberapa hal:
Menciptakan konsep taman indah yang dapat menghilangkan stress dan
menyejukkan suasana hati
Menciptakan konsep taman indah yang menaikkan nilai estetika
Menciptakan desain taman rumah yang menaikkan nilai rumah atau propert anda
Memungkinkan anda untuk menikmati keindahan taman di rumah anda setiap
hari
Memungkinkan anda untuk mengekspresikan kepribadian anda melalui taman
indah di rumah anda
Memungkinkan anda mempunyai taman paling indah di lingkungan tempat
tinggal anda
Memungkinkan anda dapat berbagi keindahan taman yang anda miliki kepada
saudara atau teman anda
Memberikan gambaran detail dan pilihan desain taman indah yang mungkin
belum pernah anda bayangkan sebelumnya
Memberikan saran desain taman indah yang sesuai dengan budget anda
Fungsi lansekap tanaman
Tanaman dalam elemen lanskap memiliki karakteristik hortikultura seperti bentuk
tinggi dan lebar, bercabang, berbunga dan berdaun serta tanaman mempunyai kualitas
desain seperti dari bentuk, warna, tekstur dan berkelompok. Tanaman dalam elemen
lanskap meliputi pohon, rumput, tanaman penutup tanah, atau semak atau perdu.
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang memiliki keunggulan karena keunikan
atau keindahan daun-daunnya. Tanaman penutup tanah seperti semak adalah tanaman
yang pertumbuhannya rendah. Menurut Sydnor (Nudia 2007), fungsi penggunaan
tanaman merupakan suatu pendekatan baru dalam memecahkan permasalahan
lanskap. Fungsi dari penggunaan tanaman dalam lanskap meliputi :
1. Fungsi Estetika Tanaman
Fungsi estetika tanaman digunakan untuk memberikan keindahan dan
kenyamanan. Estetika tanaman dapat memberikan seni hidup untuk meningkatkan
kualitas visual lingkungan dengan penampilan warna, dan bentuk arsitektur taman.
Bila ditempatkan sebagai dinding atau pagar, tanaman dapat menciptakan daya tarik
dari bayangan ranting dan daun-daun. Tanaman dapat sebagai latar tanaman lainnya
dan dapat diatur untuk visual obyektif dan structural.
2. Fungsi Arsitekturistik Tanaman
Tanaman dapat digunakan untuk membentuk dinding, lantai dari perbedaan
pertumbuhan dan karakteristik daun-daunnya. Semak-semak dapat menciptakan
dinding atau menyaring atau penghalang pandangan yang dapat memberikan
perlindungan. Tanaman penutup tanah dengan daun-daun dan karakteristik teksturnya
yang seragam memberikan nuansa seperti lantai arsitektural.
3. Fungsi Tanaman Secara Teknis
Fungsi tanaman secara teknis yaitu dapat menghalau serta melembutkan cahaya
matahari di permukaan dan di dalam air, dapat menghalau cahaya kendaraan dan
jalan. Tanaman yang banyak ranting dan daun dapat menyerap dan mengurangi
kebisingan. Menurut Nazaruddin (1996), tanaman semak merupakan jenis tanaman
yang agak kecil dan rendah, serta pertumbuhannya cenderung merambat atau
melebar. Jenis tanaman semak hias adalah lidah mertua (Sanseviera trifasciata),
tricolor (Dracaenamarginata, nusa indah (Mussaenda philippica) Peraturan Daerah
Kota Surabaya No. 7 Tahun 2002 menjelaskan, bahwa semak hias adalah tanaman
yang pertumbuhan optimal batangnya mempunyai garis tengah maksimal 5 cm,
dengan ketinggian 2 meter.
4. Tanaman Sebagai Penyerap Polutan
Tanaman yang ditanam pada jalur hijau jalan di perkotaan dimaksudkan untuk
memenuhi beberapa fungsi antara lain, fungsi untuk memperbaiki iklim mikro, yaitu
menurunkan suhu, meningkatkan kelembapan udara dan menurunkan intensitas sinar
matahari. Sedangkan fungsi secara teknis adalah untuk mengurangi dan menurunkan
tingkat pencemaran udara dengan cara menyerap polutan (Carpenter, Walker dan
Lanphear, 1975 dalam Nugrahani, 2005). Menurut Arifin (1999) bahwa tanaman
yang mempunyai daya serap polutan paling tinggi yaitu mahoni, angsana dan
bogenvilll karena ketiga tanaman tanaman ini memperlihatkan pertumbuhan tajuk
cukup baik, tingkat kerusakan daunnya rendah dan mempunyai daya tahan yang
cukup baik terhadap kondisi udara. Dari penelitian Ramadan (2006) menujukkan
bahwa ketiga spesies tanaman yang toleran terhadap pencemaran udara adalah
tanaman Sono (Pterocarpus indicus), Glodogan (Polyalthia longifolia), Beringin
(Ficus benjamina). Sedangkan penelitian Arifin (1999) terhadap tanaman tepi jalan di
kota Malang menunjukkan kemampuan tanaman dalam menurunkan tingkat
pencemaran udara, tanaman yang memiliki daya tahan dan kapasitas tersebut adalah
Mahoni, Angsana dan Bougenvillea.
2.3 Merncanakan lansekap
Merencanakan suatu lansekap sama dengan merencanakan suatu bagunan, yaitu
merencanakan suatu ruang agar manusia senang dan nyaman tinggal di dalam ruang
tersebut. Ruang dari rumah dan ruang dari lansekap merupakan bagian-bagian dari
suatu oerganisme.
2.4 Elemen-elemen pendukung lansekap
Elemen-elemen pendukung lansekap dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
elemen lunak dan elemen keras. Yang dimaksud dengan elemen lunak di sini adalah
elemen pendukung yang biasanya merupakan vegetasi (pepohonan atau perdu atau
rerumputan). Sedangkan elemen keras adalah unsur tidak hidup dalam lansekap yang
keberadaannya dapat meningkatkan kualitas dan fungsi dari lansekap tersebut
misalnya pagar, lampu-lampu taman, bangku dan meja taman, gazebo, kolam,
bebatuan, kerikil dan lain-lain.
A. Elemen Lunak
Penggunaan tanaman sangat berperan terhadap hasil penataan suatu lansekap.
Elemen tanaman memiliki beberapa sifat khas yang membedakannya dengan elemen-
elelemen lainnya. Karakteristik yang paling penting dan menonjol adalah bahwa
tanaman merupakan elemen yang hidup dan tumbuh. Dengan sifat khas demikian
maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, tanaman merupakan
elemen yang dinamis, setiap saat berubah, baik itu ukuran, tekstur, kelebatan daun
maupun karakter keseluruhan sesuai dengan sifat pertumbuhannya. Kedua, kualitas
dinamis tadi mempunyai implikasi terhadap penggunaan tanaman dalam penataan
lansekap.
Atas pertimbangan ini maka dalam penataan lansekap karakteristik setiap
tanaman yang akan digunakan harus diperhatikan, karena spesies tanaman sangat
banyak sehingga perlu pengelompokkan untuk memudahkan memilih jenis tanaman
sesuai kebutuhan. Tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh yang cepat dalam
komposisi tanaman sebaiknya ditempatkan di belakang sedangkan tanaman yang
mempunyai kecepatan tumbuh lambat dapat ditempatkan di depan. Demikian juga
sifat ekologis tanaman perlu mendapat pertimbangan yang matang. Berdasarkan
morfologi, tanaman dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: pohon, perdu, semak
dan tanaman penutup tanah.
Pohon biasanya berfungsi sebagai pohon pelindung dengan ditandai: memiliki
satu batang pokok, berkayu keras dan hidup tahunan. Perdu memiliki batang pokok
lebih dari satu, berkayu keras dan hidup bertahun-tahun. Semak adalah tanaman yang
tidak memiliki batang pokok, dapat berkayu dan dapat pula tidak berkayu. Tanaman
penutup tanah biasanya digunakan untuk menutupi atau mengisi permukaan tanah,
umumnya tidak berkayu keras dan tingginya kurang dari 30 cm.
1. Penggolongan Jenis Vegetasi
Penggolongan jenis tanaman harus memperhatikan aspek arsitektural, aspek
artistik visual, aspek hortikultural dan aspek pengendali iklim mikro.
a. Aspek Arsitektural
Aspek Arsitektural adalah penggolongan jenis vegetasi yang didasarkan pada
konsep pembentukan ruang. Membentuk ruang berarti mengolah bidang atau unsur
pembentuk ruang, yaitu lantai, dinding dan atap. Penggolongan dengan aspek
arsitektural artinya menciptakan ruang dengan unsur tanaman. Ruang dapat
diciptakan dengan memodifikasi bidang dasar, bidang vertikal dan bidang pengatap,
atau dapat dikatakan membentuk ruang dengan membangun lantai, dinding dan atap.
Arsitek akan membentuk bidang-bidang tadi untuk menciptakan ruang-ruang
kegiatan dengan bahan buatan seperti ubin, batu-bata, genteng dan sebagainya.
Sedang Arsitek Pertamanan menggunakan unsur alam yaitu tanaman, selain juga
bahan buatan.
Rumput atau jenis tanaman ground cover (tanaman penutup tanah) dapat
digunakan untuk membentuk bidang dasar (lantai). Tanaman semak dapat digunakan
sebagai pembentuk bidang vertikal (dinding). Pohon dapat digunakan untuk
membentuk bidang atap/pengatap. Berbagai kesan ruang dapat diciptakan dengan
elemen tanaman. ruang dapat bersifat terbuka, semi terbuka, tertutup, intim, publik,
semi publik dan sebagainya. Penggolongan jenis tanaman dari aspek arsitektural
dikelompokkan ke dalam: tanaman pelantai, tanaman pedinding, tanaman pengatap
1) Tanaman Pelantai
Yaitu jenis tanaman pembentuk bidang lantai. Termasuk dalam golongan ini ialah
tanaman yang tingginya mulai dari nol sampai setinggi mata kaki seperti: lumut,
rumput, groundcovers.
2) Tanaman Pedinding
Tanaman pembentuk dinding adalah tanaman yang membentuk kesan dinding,
dibagi menjadi :
a) Tanaman yang membentuk dinding rendah, yaitu tanaman setinggi mata kaki
sampai setinggi lutut seperti semak yang masih pendek dan tanaman border
(pembatas);
b) Tanaman yang membentuk dinding sedang, yaitu tanaman yang setinggi lutut
sampai setinggi badan seperti semak yang sudah besar dan perdu;
c) Tanaman yang membentuk dinding tinggi, yaitu tanaman yang setinggi badan
sampai beberapa meter seperti tanaman perdu dan beberapa jenis cemara dan bambu.
Selain sebagai physical barrier, tanaman ini dapat berfungsi menjadi pengarah
pergerakan, pengontrol visual , kebisingan maupun debu dan polutan lainnya.
d) Tanaman pembatas, pengarah dan pembentuk pandangan adalah jenis tanaman
berbentuk pohon atau perdu yang berfungsi sebagai pembatas pemandangan yang
kurang baik, pengarah gerakan bagi pemakai jalan pada jalan yang berbelok atau
menuju ke suatu tujuan tertentu, juga karena letak dapat memberikan kesan yang
berbeda sehingga dapat menghilangkan kejenuhan bagi pemakai jalan. Tanaman
pengarah, penahan dan pemecah angin adalah jenis tanaman yang berfungsi sebagai
pengarah, penahan dan pemecah angin, dapat berbentuk pohon atau perdu yang
diletakkan dengan suatu komposisi membentuk kelompok.
Jenis tanaman pembentuk bidang dinding dibagi ke dalam 3 ketinggian yaitu:
Rendah, dari setinggi mata-kaki sampai lutut, contoh: semak pendek dan tanaman
border
Sedang, dari setinggi lutut sampai setinggi tubuh, contoh: semak besar dan perdu.
Tinggi, dari setinggi tubuh sampai beberapa meter, contoh: bambu dan jenis
cemara
3) Tanaman Pengatap
Tanaman peneduh atau pengatap adalah jenis tanaman berbentuk pohon dengan
percabangan yang tingginya Iebih dari 2 meter, mempunyai percabangan melebar ke
samping seperti pohon yang rindang dan dapat memberikan keteduhan dan menahan
silau cahaya matahari, terutama bagi pejalan kaki. Bentuk pengatapan juga dapat
menggunakan tanaman pergola seperti bougenvile dan stefanot dan flame of Irian.
4) Tanaman Pendekorasi dan ornamen ruangan
Yaitu jenis tanaman yang mempunyai warna menarik pada bunga ataupun
daunnya, dan bertajuk indah. Sebagai tanaman penghias, bisa dimanfaatkan untuk
menghias dinding, pengisi ruang atau yang lainnya. Kehadiran tanaman pengisi ruang
cenderung menjadi point of interest melalui penataan yang sculptural. Tanaman
untuk fungsi ini bisa ditanam secara sendirian atau berkelompok (komunal).
b. Aspek Artistik-Visual
Tanaman mempunyai karakter visual yang khas yang membedakannya dari
elemen lansekap lainnya. Karakter visual tersebut diantaranya adalah: ukuran, warna,
tekstur, tipe dan massa daunnya. Menggolongkan jenis tanaman dari segi artistik
visual berarti mengelompokkannya menjadi:
1) Tanaman yang menonjol sebagai unsur garis
Tanaman berbatang tunggal yang ramping dan tinggi seperti kelapa,
pinang/jambe, cemara pecut, dan sebagainya.
2) Tanaman yang menonjol sebagai unsur bentuk
Daun berbentuk geometrik (bulat, oval, segitiga, dsb.) atau berbentuk ornamental
(ragam hias) seperti: keladi monstera, palem kuning, hedera helix.
Semak atau jenis cemara yang dipangkas menjadi bentuk-bentuk geometrik.
Karakteristiknya seperti pada jenis palem, cemara, khaya, senegalensis, saguaro.
3) Tanaman yang menonjol sebagai unsur warna
Berbunga banyak: mawar, anggrek, phlox drummondii, geranium.
Berdaun berwarna: miana, puring, euphorbia pulcherrima, evergreen.
4) Tanaman yang menonjol sebagai unsur tekstur
Lumut, rumput, groundcover, semak, perdu, pohon berdaun lebat.
Terbagi menjadi tekstur lembut/halus, sedang dan kasar.
Bertekstur halus jika daunnya kecil/lembut
Bertekstur halus jika daunnya tidak begitu kecil/lembut
Bertekstur halus jika daunnya agak besar atau besar/lebar
Unsur tekstur terbaca pada kelebatan massa daun.
5) Tanaman yang menonjol sebagai unsur struktur
Terbagi menjadi: ringan, sedang, berat.
Berstruktur ringan, jika mengesankan ramping (bercabang ranting kecil, berdaun
kecil dan jarang)
Berstruktur berat, jika batang, cabang dan rantingnya besar, daunnya lebat.
Contoh: karet munding, beringin dan trembesi.
Berstruktur sedang, contoh: palem hijau, rambutan, nusa indah.
6) Tanaman yang menonjol sebagai unsur massa Tanaman berdaun lebat. Terbagi
dalam kelompok:
Transparan, seperti flamboyan, cemara angin, dan sebagainya.
Pekat, seperti akasia, oleander, belawuan, dan sebagainya.
Massif seperti beringin, cemara gembel, dan sebagainya.
Tanaman yang menonjol sebagai unsur karakter
Lentur, lentik, semampai (feminine). Contoh: pinang merah, palem kuning.
Tegap, kekar, gagah (masculine). Contoh: kelapa, sikas, cemara papua.
Agung, megah, wibawa. Contoh: sikas, kuping gajah, soka, cemara lilin.
Mistik, magis. Contoh: aren, karet munding, sawo bludru, yang-liu.
Dalam tata lansekap kegunaan estetis tanaman dapat diterapkan untuk:
Menghubungkan (secara visual) bangunan dengan lingkungan sekitarnya.
Menyatukan dan menyelaraskan lingkungan yang semula tidak beraturan.
Memperkuat titik-titik atau area tertentu dalam lansekap.
Memperlembut kekakuan unsur arsitektur yang keras.
Membingkai pemandangan (view) yang indah.
Warna tanaman dapat digunakan untuk menciptakan pusat perhatian pada
lansekap.
Pembagian berdasarkan aspek artistik visual akan membantu dalam penataan
lansekap untuk mencapai nilai keindahan tertentu, baik dalam menyusun kombinasi
tanaman dalam border, memilih tanaman/pohon utama dalam perhitungannya dengan
bentuk bangunan. Arsitektural bangunan jangan dirusakkan oleh pemilihan jenis
tanaman secara gegabah. Karena salah satu tujuan tata lansekap adalah menunjang
keindahan bangunan.
c. Aspek Hortikultural
Penggolongan secara hortikultural artinya adalah membagi jenis tanaman
berdasarkan pengelompokkan: 1) Habitus-fungsional, 2) Ekologi, 3) Fitogeografi, 4)
Taksonomi, dan 5) Morfologi.
1) Habitus-fungsional
Yang dimaksud ialah “ciri khas” (bunga, daun, buah atau tajuk), “watak dan
kebiasan” (ciri pertumbuhan, cepat-lambatnya), “kesukaan” dan kegunaan suatu
tanaman. Muncullah istilah tanaman berbunga indah, berdaun indah, tanaman
peneduh dsb.
2) Ekologi
Pembagian tanaman ini berdasarkan hubungannya dengan jenis tanah, air, cuaca,
kelembaban, cahaya matahari, angin dan sebagainya sehinga timbul istilah: tanaman
teduh/panas, tanaman basah/kering dan sebagainya.
3) Fitogeografi
Pembagian tanaman berdasarkan daerah asalnya seperti laut/pantai, payau/rawa-
rawa, gurun, bukit karang, daerah rendah/tinggi dan sebagainya.
4) Taksonomi
Adalah pembagian kelompok tanaman berdasarkan silsilah keluarganya: yaitu
genera, species dan varietas. Hal ini menghasilkan sistem pemberian nama atau
nomenklatur yang berlaku secara internasional. Nama yang ditentukan berdasarkan
nomenklatur inilah yang kemudian dikenal sebagai nama ilmiah tanaman atau lebih
populer lagi sebagai nama latin tanaman. Nama suatu tanaman biasanya terdiri dari
dua atau tiga kata. Yang pertama menunjukkan genera; yang kedua menunjukkan
species; yang ketiga menunjukkan varietas. Sering pula di belakang nama varietas ini
ditambahkan petunjuk seperti “Thunb”, “L” dsb. Singkatan itu adalah singkatan dari
nama para ahli yang memperkenalkannya. “Thunb” dari nama Thunberg, sedang “L”
dari Linnaeus. Contoh: Rhapis exelsa Thunb. (palem waregu), Lagerstroemia indica
L. (bunga-jepang/bungur-sakura), Maranta leuconeura kerchoveana (maranta
maskoko).
5) Morfologi
Yaitu membagi tanaman berdasarkan struktur fisiologisnya, sehingga
menghasilkan jenis-jenis tanaman: lumut, rumput, tanaman semusim, perdu, pohon,
epifit, parasit dan lain sebagainya.
Kalau pembagian tanaman secara arsitektural memudahkan pemilihan tanaman
dalam hubungannya dengan konsep perencanaan ruang. Penggolongan artistik visual
memudahkan pemilihan tanaman untuk dikombinasikan dalam border atau dengan
wajah bangunan rumah, kondisi lingkungan, bentuk pagar dan sebagainya yang
bertujuan mencapai nilai keindahan maksimalnya. Pembagian tanaman secara
hortikulutural, akan membantu pemilihan tanaman dalam hubungannya dengan
teduh/panas; lembab/kering; sirkulasi udara bebas/terhalang; jumlah air siramanna;
pupuk yang dikehendaki; dan lain sebagainya yang berhubungan dengan segar-sehat-
subur-berkembangnya tanaman.
d. Aspek Pengendali Iklim Mikro
Tanaman/tetumbuhan melakukan proses fotosintesa pada siang hari dengan
menyerap CO2 dan mengeluarkan O2 yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Pada proses transpirasi, tanaman mengeluarkan uap air yang dapat menurunkan suhu
di sekitarnya sehingga lingkungan di sekitar tanaman terasa sejuk dan segar.
Tanaman terutama pepohonan besar dapat menciptakan keteduhan. Tajuknya yang
lebar dapat menahan sinar matahari langsung ke permukaan tanah. Demikian juga
tanaman-tanaman yang ditanam sedemikian rupa sebagai buffer dapat menahan atau
menyaring aliran udara ke tempat tertentu agar tetap nyaman. Berbagai aspek tersebut
termasuk ke dalam fungsi tanaman sebagai pengendali iklim mikro.
e. Aspek Kegunaan Rekayasa
Aspek ini memperhatikan cara bagaimana elemen tanaman digunakan untuk
mengendalikan erosi, kebisingan, mengarahkan sirkulasi dan menahan silau atau
refleksi cahaya. Kegunaan rekayasa ini antara lain adalah:
1) Permukaan tanah terutama yang miring dan lereng terjal apabila ditanami dengan
penutup tanah akan memperkecil erosi akibat aliran permukaan.
2) Tanaman yang mempunyai massa daun lebar dengan kerapatan dan tinggi tertentu
bila ditempatkan diantara objek dan sumber kebisingan dapat meredam suara atau
mengurangi kebisingan yang terjadi.
3) Bidang dasar yang digunakan untuk sirkulasi dapat diarahkan dan dikendalikan
dengan cara menanam tanaman di kedua sisinya, sesuai arah sirkulasi yang
dikehendaki.
4) Silau matahari atau refleksi cahaya yang tidak dikehendaki dapat dikurangi dengan
cara menanam tanaman yang berfungsi untuk menahan silau.
2. Karakteristik Vegetasi
Karakteristik tanaman menampilkan ciri dan bentuk tanaman yang terdiri dari:
ukuran, bentuk, warna dan tekstur tanaman. Masing-masing ciri tersebut berpengaruh
langsung terhadap hasil penataan lansekap.
a. Ukuran
Tinggi dan lebar tanaman merupakan faktor yang harus diperhitungkan dalam
pemilihan maupun penetapan titik tanam. Karenanya perancang harus memahami
benar pertumbuhan maksimal, serta kondisi lingkungan yang dikehendaki tanaman.
Adakalanya suatu jenis tanaman tidak dapat tumbuh maksimal karena kondisi
lingkungan yang tidak sesuai dan kurang mendukung, atau karena gangguan
hama/penyakit. Untuk itu diperlukan perlakuan-perlakuan tertentu.
b. Bentuk
Bentuk tanaman yang paling diperhatikan dalam suatu taman/lanskap adalah
bentuk tajuk, di mana secara umum dapat dibedakan menjadi :
c. Warna
Warna tanaman merupakan ciri visual yang cukup penting dan dapat dianggap
sebagai karakteristik emosional karena berpengaruh secara langsung pada kesan dan
suasana lansekap yang ditimbulkan. Warna tanaman dihasilkan oleh daun, bunga,
buah, tunas, batang dan cabang. Penampilan warna tanaman dalam penataan lansekap
dibagi ke dalam kelompok dasar:
d. Tekstur
Tekstur tanaman adalah kesan halus atau kasar yang ditimbulkan oleh penampilan
tanaman, baik secara individual maupun kelompok. Tekstur tanaman diekspresikan
oleh bentuk dan susunan daun. Di daerah yang mengalami pergantian musim, tekstur
tanaman dapat berubah karena gugurnya daun sehingga tekstur diekspresikan oleh
bentuk percabangan. Tekstur tanaman juga dipengaruhi oleh ukuran daun, kerapatan
cabang atau ranting, konfigurasi kulit tanaman dan jarak pengamatan. Pada jarak
pengamatan dekat, ukuran daun berperan dalam menampilkan karakteristik tekstur
tanaman.
e. Aroma
Beberapa tanaman memepunyai aroma kuat atau lembut, dan lainnya tidak
beraroma. Kenyamanan manusia terhadap aroma sangat relatif. Oleh karena itu dalam
perencanaan taman perlu dipergunakan toleransi pengguna terhadap aroma tanaman
yang akan ditanam sehingga tidak mengurangi kenyamanan manusia.
2.5 Teknik budidaya tanaman lansekap
1) Persyaratan Bibit.
Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu:
bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.
2) Penyebaran Biji
Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek
sebagai berikut:
a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.
b) Mensterilkan biji
Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan
dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji
dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning
kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti
dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali).
c) Penyebaran biji anggrek
Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji
anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk
menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan
pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai
merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi
biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan.
Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
3) Teknik Penyemaian Benih
a) Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong
berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.
b) Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat
meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.
c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk
memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup
botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau
terkontaminasi.
d) Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain
yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring
dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
e) Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek
biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
2. KH2PO4 : 0,25 gram
3. MgSO47H2O : 0,25 gram
4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
5. Saccharose : 20 gram
6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram
7. MnSO4 : 0,0075 gram
8. Agar-agar : 15–17,5 gram
9. Aquadest : 1000 cc
Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH
tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang
sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan
pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi
botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk
mengetahui sterilisasi yang sempurna.
4) Pemindahan Bibit
Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar.
Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang
berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Siapkan pecahan genting, dan
akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya
terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan
airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama
24 jam yang berupa:
a) Urea atau ZA : 0,50 mg
b) DS, TS atau ES : 0,25 mg
c) Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
d) Air : 1000 cc
Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran
unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang
telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu
dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang
telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot
ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong
sebesar ibu jari. Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah,
kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak
perlu dipadatkan). Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan
tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat
bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih
dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih.
Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah
terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin,
streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
5) Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan
ke pot biasa yang berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah,
kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1
cm di bawah tepi pot.
6) Pengolahan Media Tanam
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).
Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah
pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya
disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk
kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata
merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan
bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali
sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara
pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke
dalam tanah dengan ketinggian masingmasing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang
lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu
rangkaian.
6.) Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek,
yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi
tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk
menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan
adalah akar udara.
2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman
lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti
akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
6.) Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan
jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
2) Penyiangan
Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol
kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.
3) Pemupukan
Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C,
H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan
unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-
garam yang terlarut di dalamnya. Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3
tahapan, yaitu:
a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk
pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk
ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4).
Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air
b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan
pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara
misalnya :
1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air
c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)
Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.
Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
a) Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hatihati,
jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat
terbakar.
b) Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang
terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
c) Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya,
maka akarnya ditutup plastik. Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran
kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk
kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman
juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau.
Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yang
mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk
menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baikdilakukan
pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
4) Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi
maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik
sekitar 5,6-6.
b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan
pHnya.
c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.
d) Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur,
bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi
makanan mungkin cukup baik.
Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian
pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot
dan sifat diuraikan sebagai berkut:
a) Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat
anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan.
Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman
lebih sedikit.
b) Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di
daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak
menguntungkan karena mudah busuk.
c) Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air,
setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih
mudah menyerap dan menahan air.
d) Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air, mudah
terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil
penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar pedoman
penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
5) Waktu Penyemprotan Pestisida
Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore
hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin
kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama
perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu)
daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk
hama antara lain:
a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
c) Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
d) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu
e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan
bekicot air
f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan
bekicot air Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
a) Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks
ke dedak halus di tambah air sedikit.
b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc
Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam
larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.
5) Panen
1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman
angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan
kirakira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
2. Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak
2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih.
3. Prakiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan tangkai bunga akan
menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.
6. Pasca panen
1. Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenis
anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:
a) Tanaman muda untuk bibit
b) Tanaman dewasa untuk tanaman hias
c) Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan
tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih
tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 1–3 kuntum).
2. Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga
dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran
bunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang
bagus tidak turun harganya.
3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga
dilakukan pada saat:
a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c) Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan
mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan
cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38–43 derajat C)
selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara lain:
a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b) 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam
sitrat per 10 liter.
c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat
per 10 liter.
d) Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter. Pengawetan untuk
bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan gula
dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar
karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau disimpan pada
ruangan dengan kondisi udara antara 0–5 derajat C.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium
potong dipak melalui cara:
1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong
plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.
2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastic
ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya
diikat dengan karet gelang.
4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang
berlubang sampai cukup padat.
5) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini yaitu :
a. arsitektur lanskap adalah kolerasi antara alam dan kegiatan aktifitas manusia
untuk mengatur dan megendalikan serta menciptakan ruang-ruang.
b. Arsitektur Landscape akan membantu anda dalam beberapa hal:
Menciptakan konsep taman indah yang dapat menghilangkan stress dan
menyejukkan suasana hati
Menciptakan konsep taman indah yang menaikkan nilai estetika
Menciptakan desain taman rumah yang menaikkan nilai rumah atau propert anda
Memungkinkan anda untuk menikmati keindahan taman di rumah anda setiap
hari
c. Fungsi lansekap tanaman yaitu:
Top Related