RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT
TAHUN 2019-2024
DINAS KESEHATAN KAB. GARUT Jl. Proklamasi No. 7 Telp. (0262) 242373-232670
GARUT 44151
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT, karena atas karunia, taufik dan
hidayah-Nya Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dapat menyusun Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2019-2024.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2019-2024 merupakan acuan
pelaksanaan program dan kegiatan, tolak ukur Penilaian Kinerja Pembangunan
Kesehatan dan sebagai acuan dalam Penyusunan Rencana Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut Kabupaten Garut Tahun 2019 sampai dengan Tahun 2024. Renstra
ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar, sehingga dapat berlangsung
secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya
guna mewujudkan Visi Kabupaten Garut “ Garut yang bertaqwa, maju dan sejahtera”
Kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Renstra ini kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya atas dedikasi dan kerja kerasnya. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan
petunjuk dan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan Kabupaten Garut. Aamiin.
Garut, Agustus 2019
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
dr. H. Maskut Farid, MM Pembina Utama Muda
NIP. 19670625 199803 1 004
iii
DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................. v
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
2.1. Latar Belakang ............................................................................................1
2.2. Landasan Hukum .........................................................................................2 2.3. Maksud dan Tujuan ......................................................................................4 2.4. Sistematika Penulisan ...................................................................................5
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT ...........................7
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ...........................................................7
2.1. KEPALA DINAS ............................................................................................9 2.2. SEKRETARIAT .............................................................................................9
2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Garut ........................................... 10 2.2.1. Sumber Daya Manusia ..................................................................... 10 2.2.2. Sarana Kesehatan............................................................................ 11
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Garut ..................................................... 13 2.3.1. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan ............. 13 2.3.2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kesehatan .................................. 21
2.3.3. Indikator Kinerja Utama ................................................................... 22 2.3.4. Indikator Kinerja Dinas Kesehatan yang Mengacu Pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD ............................................................................... 27 2.3.5. Anggaran dan Realisasi Keuangan ..................................................... 33
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS .............................................................. 37
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut ........................................................................ 37
3.1.1. Lingkungan Internal ......................................................................... 37 3.1.2. Lingkungan Eksternal ....................................................................... 37
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Garut Tahun 2019-2024 ................................................................................................ 38
3.3. Telaahan Rencana Strategis Kementrian Republik Indonesia dan Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat .............................................. 43 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 48 3.5. Isu Strategis .............................................................................................. 50
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN .................................................................................... 52
4.1. Tujuan ...................................................................................................... 52
4.2. Sasaran .................................................................................................... 53 BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ...................................................................... 57
5.1. Strategi ..................................................................................................... 57 5.2. Kebijakan .................................................................................................. 58
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN ................................... 61
6.1. Rencana Program dan Kegiatan ................................................................... 61
6.2. Sumber Dana ............................................................................................ 62
iv
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN KABUPATEN GARUT TAHUN
2020-2024..................................................................................................... 81
BAB VIII PENUTUP ..................................................................................................... 89
v
DAFTAR TABEL
Hal :
Tabel 2.1
Jumlah Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan Menurut Unit Kerja Di
Kabupaten Garut Tahun 2018
11
Tabel 2.2
Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Garut Tahun 2013 – 2018
12
Tabel 2.3
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten
Garut Tahun 2013-2017
13
Tabel 2.4
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2018
18
Tabel 2.5
Rincian Indikator Kinerja Kunci (IKK) Tahun 2018
22
Tabel 2.6
Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015-2019
23
Tabel 2.7
Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
27
Tabel 2.8
Kasus Kematian Ibu Melahirkan Tahun 2013-2018
28
Tabel 2.9
Kasus Kematian Bayi Tahun 2013-2018
29
Tabel 2.10
Anggaran dan Realisasi Anggaran
34
Tabel 3.1
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Garut
yang Terkait Bidang Kesehatan
41
Tabel 3.2
Faktor Penghambat dan Pendorong yang Mempengaruhi Pencapaian
Sasaran, Program Kepala Daerah
42
Tabel 3.3
Telaahan Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
44
Tabel 3.4
Telahan Renstra Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
46
Tabel 4.1 Indikator Tujuan Rencana Strategis Dinas Kesehatan 53
vi
Tabel 4.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan
56
Tabel 5.1
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut
60
Tabel 6.1
Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut Tahun 2019-2024
63
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2019-2024
81
Tabel 7.2
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Garut Tahun 2020-
2024
82
vii
DAFTAR GRAFIK
Hal :
Grafik 2.1
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2018
28
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan pada periode
sebelumnya.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra).
Rencana strategis mempunyai fungsi yaitu menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, menjamin terciptanya
integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar program dan kegiatan serta menjamin
tercapainya penggunaan sumber daya secara transparan, efisien, efektif berkeadilan
dan berkelanjutan. Seperti dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004,
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa
setiap instansi pemerintahan perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2019–2024 didasarkan pada
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
Renstra Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif
memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan. Penyusunan
Renstra Dinas Kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan: teknokratik, politik,
partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas (bottom-up). Selain itu,
2
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Garut dalam mewujudkan Visi Misi Kabupaten Garut 2020-2024.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Garut 2020-2024 berpedoman dari RPJMD
Kabupaten Garut 2020-2024 dan juga mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2018-
2023 dan memperhatikan RPJMN dan Renstra K/L. RPJMD Kabupaten Garut 2020-2024
akan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Daerah (RKPD). RKPD juga digunakan
sebagai pedoman penyusunan RAPBD Kabupaten Garut. Penyusunan Rencana Kerja
(Renja) Dinas Kesehatan berpedoman pada Renstra Dinas dan mengacu pada RKPD.
1.2. Landasan Hukum
1. Undang-undang No.14 tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Kabupaten dalam
lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);
2. Undang-undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang
bersih dan berwibawa;
3. Undang-undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4421);
5. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara
pemerintah daerah dan Pusat
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
3
Republik Indonesia Nomor 5587); Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
10. Peraturan Pemerintah RI No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi;
11. Peraturan Pemerintah RI No.104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan;
12. Peraturan Pemerintah RI No.105 Tahun 2000 tentang Pengelola dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah RI No.106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan dalam pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan;
14. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi perangkat
daerah (Lembaran Negara tahun 2003 nomor 165);
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 741);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 6 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
peraturan daerah No. 27 Tahun 2000 tentang pembentukan organisasi perangkat
daerah dan sekretariat DPRD Kabupaten Garut (Lembaran daerah Tahun 2002
No.14);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 7 Tahun 2004 tentang Pembentukan
organisasi sekretariat Daerah dan sekretariat DPRD Kabupaten Garut (Lembaran
Daerah Kabupaten Garut Tahun 2004 No. 23);
4
19. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 8 Tahun 2004 tentang Pembentukan
organisasi dinas daerah (Lembaran daerah Kabupaten Garut tahun 2004 No.24);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 9 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Organisasi lembaga teknis daerah (Lembaran daerah Kabupaten Garut tahun 2004
No. 25);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No.10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Dinas dan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Garut Tahun 2004 No. 26);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 7 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Pembangunan daerah (Lembaga Daerah Kabupaten Garut
tahun 2005 No. 15);
23. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kesehatan
Daerah;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor : 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Garut;
25. Peraturan Bupati Garut Nomor 27 tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut
1.3. Maksud dan Tujuan
Rencana strategis Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan untuk jangka
waktu lima lahun ke depan, dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi
acuan bagi sebuah komponen dinas kesehatan dalam mewujudkan visi dan misi
Pemerintah Daerah, sehingga seluruh daya dan upaya yang dilakukan oleh masing–
masing komponen organisasi dapat berlangsung dalam suatu proses yang sinergis,
integralistis, koordinatif dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola
sikap dan tindak yang sama.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Garut diharapkan dapat memberikan
kejelasan arah dan sasaran Pembangunan Kesehatan Kabupaten Garut dalam upaya
mendukung visi Kabupaten Garut 2020-2024. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2020-2024 adalah :
5
a. Menjabarkan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut ke dalam program
dan kegiatan dalam kurun waktu lima tahun selaras dengan RPJMD Kabupaten Garut;
b. Sebagai acuan / pedoman bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam menyusun
Rencana Kerja (Renja) pembangunan daerah tahunan sehingga perencanaan lebih
terarah;
c. Sebagai media akuntabilitas dalam menciptakan tata pemerintah yang baik, agar
terjamin sinergitas, sinkronisasi dan integrasi Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Garut Kabupaten Tahun 2020-2024 dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut Tahun 2019 - 2024.
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang latar belakang penyusunan Renstra, maksud dan
tujuan penyusunan, kaitan rensta dengan rencana pembangunan
pemerintah daerah dan metode penyusunan, landasan hukum, dan
sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Menggambarkan Struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, serta kondisi
organisasi.
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
Menjelaskan kondisi umum daerah dan isu-isu strategis yang akan dihadapi
berdasarkan evaluasi, analisis dan prediksi terhadap pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam periode 2019-
2023. Berisi uraian ringkas tentang situasi kesehatan masyarakat dan
potensi sumber daya kesehatan masyarakat di Kabupaten Garut, serta
analisis SWOT lingkungan strategis dari perspektif organisasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut yang meliputi Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Tantangan.
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
Memuat Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah serta
Hubungan Tujuan dan Sasaran Perangkat daerah dengan Tujuan dan
Sasaran RPJMD Kabupaten Garut 2020-2024.
6
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Menjelaskan strategi dan arah kebijakan dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang telah direncanakan,
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Memuat rencana program dan kegiatan serta sumber dan besaran
pendanaan yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
yang telah ditentukan,
BAB VII PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Menjelaskan indikator kinerja dari tujuan dan sasaran yang harus dicapai
sebagai bahan penilaian kinerja Perangkat Daerah,
BAB VIII PENUTUP
7
BAB II GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut merupakan salah satu Dinas Daerah yang
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang kesehatan sebagaimana
tercantum pada Peraturan Bupati Garut Nomor 27 Tahun 2016 Tentang Kedudukan
dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut.
Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Tahun 2017 sesuai dengan Peraturan Bupati
Garut Nomor : 49 Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut, adalah sebagai berikut :
a. Tugas Pokok SKPD
Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
Kabupaten.
b. Fungsi SKPD
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :
1) Perumusan Kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
2) Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
4) Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;
5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 27 Tahun 2016 tentang
Tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut,
struktur organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Keuangandan Barang Milik Derah;
3. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan:
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
8
2. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga; dan
3. Seksi Promosi Kesehatan dan Pembardayaan Masyarakat
d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahkan:
1. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa.
e. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan:
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan
3. Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan
f. Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahkan:
1. Seksi Kefarmasian;
2. Seksi Alat Kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Obat Publik;
dan
3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
g. Unit Pelaksana Teknis; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan,
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut memiliki struktur organisasi sebagai berikut :
9
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT NOMOR 27 TAHUN 2016
KETERANGAN :
=GARIS KOMANDO/PEMBINAAN =GARISKOORDINASI
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN
UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN
PERENCANAAN, EVALUASI DAN
PELAPORAN
SUBBAGIAN KEUANGAN DAN
BARANG MILIK NEGARA
BIDANG
KESEHATAN MASYARAKAT
U P T
SEKSI PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAANMASYARAKAT
SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN,
KESEHATAN KERJA DAN OLAH RAGA
SEKSI
KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI
BIDANG
SUMBER DAYA KESEHATAN
BIDANG
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SEKSI
KEFARMASIAN
SEKSI
ALAT KESEHATAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA
DAN OBAT PUBLIK
SEKSI SUMBER DAYA KESEHATAN
MANUSIA
SEKSI
SURVEILANS DAN IMUNISASI
SEKSI
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR
BIDANG
PELAYANAN KESEHATAN
SEKSI PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TDAK MENULAR DAN
KESEHATAN JIWA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN
RUJUKAN
SEKSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN
B U P A T I G A R U T,
ttd
RUDY GUNAWAN
KEPALA DINAS
10
2.2. Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
2.2.1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) merupakan salah satu sub sistem
dalam sistem kesehatan nasional yang mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya dan
pelayanan kesehatan. Upaya dan pelayanan kesehatan harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang profesional dan berkualitas serta dapat
terpenuhi secara kuantitas. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Selain Sumber Daya Manusia (SDM), dana,
sarana dan prasarana serta teknologi yang memadai merupakan faktor
pendukung untuk membangun derajat kesehatan.
Tahun 2018 Kabupaten Garut memiliki tenaga kesehatan sebanyak 4.394
orang yang tersebar di enam puluh tujuh (67) UPT Puskesmas dan
Labkesda, serta di RSUD Dr. Slamet Garut, RS Guntur, RSUD
pameungpeuk, RS Nurhayati, RS Anisa Queen dan RS Intan Husada.
Tenaga non kesehatan sebanyak 1.125 orang. Data ketenagaan yang
belum dimiliki diantaranya tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik, Rumah
Bersalin, Praktik Dokter Mandiri dan Praktik Bidan Mandiri.
11
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan Menurut Unit Kerja
Di Kabupaten Garut Tahun 2018
NO
UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN
Jum
lah M
edis
Pera
wat
Bid
an
Kefa
rmasi
an
Giz
i
Teknis
Medis
Fis
iote
rapis
Sanitarian
Kesm
as
Non K
ese
hata
n
1. Dinas Kesehatan 5 17 2 8 4 0 11 22 4 37 110
2. Puskesmas 106 875 1036 51 20 81 32 41 34 444 2720
3. RSUD dr. Slamet 47 586 43 31 8 23 3 8 3 268 1020
4. RSUD Pameungpeuk 10 85 74 3 3 2 1 2 2 4 186
5. RS Guntur 30 162 17 17 3 19 0 3 5 148 404
6. RS Nurhayati 22 49 17 11 7 21 1 4 1 30 163
7. RS Anisa Queen 12 28 8 7 0 13 1 2 0 13 84
8. RS Intan Husada 29 108 10 17 0 17 1 0 1 96 279
Jumlah Kab. Garut 261 1910 1207 145 45 176 50 82 50 1040 4349
Sumber : Seksi SDMK Tahun 2018
2.2.2. Sarana Kesehatan
Kabupaten Garut memliki 6 ( enam ) unit sarana rujukan dengan
kepemilikan 1 (satu) milik Pemerintah Kabupaten Garut, 1 (satu) milik
TNI Angkatan Darat dan 1 (satu) milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Rumah sakit tersebut baru 1 unit sebagai unit Pelayanan Obstetri dan
Neonatus Emergensi Komprehensif ( PONEK ) dan 30 Puskesmas dengan
kemampuan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar ( PONED ). Hal
ini masih menunjukan kekurangan sarana pelayanan kesehatan yang
memadai dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk Kabupaten Garut
pada Tahun 2018 sebanyak 2.606.399 jiwa. Namun demikian masih dapat
terlayaninya kebutuhan masyarakat dengan berbagai unit pelayanan
praktek swasta yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Garut.
12
Tabel 2.2 Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Garut Tahun 2013 – 2018
No Fasilitas Kesehatan 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Rumah Sakit 5 6 6 6 6 6
2 Puskesmas tanpa perawatan 50 50 52 52 52 35
3 Puskesmas dengan Ruang Rawat Inap 15 15 15 15 15 32
4 Puskesmas Pembantu 138 137 137 137 137 137
5 Pusling 50 134 134 134 134 134
6 Posyandu 3.724 3.915 3.915 3.915 3.915 4.104
7 Poskesdes 123 143 143 143 143 143
8 Apotek 129 165 167 167 167 169
9 Toko Obat 55 63 67 67 67 57
10 Praktek Dokter Spesialis 19 27 29 29 29 61
11 Praktek Dokter Umum 329 349 427 427 427 322
12 Praktek Dokter Gigi 37 49 49 49 49 41
13 Praktek Bidan 387 450 724 724 724 622
Sumber : Bidang Sumber Daya Kesehatan tahun 2018
Jumlah puskesmas di Kabupaten Garut sampai dengan akhir tahun 2018
adalah sebanyak 67 unit, dengan rincian jumlah puskesmas perawatan
sebanyak 32 unit dan puskesmas non perawatan sebanyak 35 unit. Salah
satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan
penduduk terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000
penduduk. Rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk tahun 2015 s.d
2017 adalah 1 : 2,57 artinya setiap 100.000 penduduk dilayani 2 - 3
puskesmas. Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas
terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana
pelayanan kesehatan berupa puskesmas pembantu (pustu) dan puskesmas
keliling. Jumlah puskesmas pembantu di Kabupaten Garut sampai dengan
tahun 2018 adalah 137 unit. Rasio puskesmas pembantu terhadap 100.000
penduduk tahun 2018 adalah 1 : 5,26, artinya setiap 100.000 penduduk
dilayani oleh 5 sampai 6 puskesmas pembantu. Sedangkan rasio
puskesmas keliling terhadap puskesmas di Kabupaten Garut adalah 1,00
artinya setiap puskesmas sudah mempunyai puskesmas keliling sebagai
kendaraan operasionalnya. Salah satu jenis UKBM yang telah lama
13
dikembangkan di masyarakat adalah posyandu. Jumlah posyandu di
Kabupaten Garut tahun 2018 ada 4.104 buah. Polindes dan poskesdes di
desa merupakan salah satu wujud upaya mempermudah akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kebidanan.
Kabupaten Garut memiliki poskesdes sebanyak 143 buah, rasio poskesdes
terhadap desa sebesar 0,34.
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Garut
2.3.1. Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Kinerja pelayanan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut diukur
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan. Capaian
kinerja dari Tahun 2014 sampai 2017 masih menggunakan target SPM
sesuai indikator pada KEPMENKES No 828/MENKES/SK/IX/2008 sedangkan
untuk Tahun 2018 menggunakan 12 indikator dari permenkes no. 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan PP
Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.
Tabel 2.3 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Di Kabupaten Garut Tahun 2013-2017
NO. INDIKATOR SPM Target
Nasional
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4 95 92,45 93,7 95,06 93,73 98,18
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
80 21 62,30 85,18 59,70 70,49
3
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90 64,7 84,40 88,63 89,88 96, 57
4 Cakupan Pelayanan Nifas 80 90,04 90,5 93,45 93,87 91,71
5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80 21 13,1 31,82 46,09 32,31
6 Cakupan Kunjungan Bayi 90 91,03 95 95,54 84,71 96,29
7 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100 73,76 87,30 93,44 87,70 84,38
8 Cakupan pelayanan anak balita 90 88 95 94,36 60,69 89,12
9
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga
miskin 100 0 100 100 100 100
14
NO. INDIKATOR SPM Target
Nasional
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan 100 100 100 100 100 100
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat 100 89,3 100 83,01 53,73 79,49
12 Target/Sasaran Cakupan peserta KB aktif 70 72,82 80 0 89,10 73,48
13
Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Acute
Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
100 156,25 100 75 100 125
14
Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan
Penderita Pneumonia Balita 100 38,4 40,15 95,34 72,68 71,64
15
Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan pasien baru TB BTA Positif
100 62,77 61,77 56,47 57,59 54,78
16
Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penderita DBD yang ditangani
100 100 100 26,27 100 100
17
Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit - Penemuan penderita diare
100 158 81,70 112,24 92,60 82,15
18 Target/Sasaran Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin 100 29,22 33,30 60,24 29,44 63,72
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
1 Target/Sasaran Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100 100 16,67 100 100 100
2
Target/Sasaran Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota 100 100 55,22 100 100 100
C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN
PENANGGULANGAN KLB
1
Target/Sasaran Cakupan Desa/kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100 100 100 82,14 86,21 100
D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1 Target/Sasaran Cakupan Desa Siaga Aktif 100 72,62 86,65 92,3 93,89 100
E. PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT
1 Target/Sasaran Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan (R)
75 58,39 58,4 69,97 72,30 73,95
2 Target/Sasaran Cakupan masyarakat yang menggunakan air bersih (A) 100 69,55 63,0 62,70 77,58 79,94
3 Target/Sasaran Cakupan rmenggunakan jamban keluarga/kakus (K) 100 59,1 58,1 7,76 69,66 71,78
4 Target/Sasaran Cakupan membuang sampah pada tempatnya (S)
75 58,18 57,3 70,45 59,55 62,90
5
Target/Sasaran Cakupan
penggunaan pembuangan air limbah pribadi yang memenuhi syarat kesehatan (A)
75 26,6 26,1 50,62 27,95 29,62
15
NO. INDIKATOR SPM Target
Nasional
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017
6
Target/Sasaran Cakupan institusi
yang dibina kesehatan lingkungannya
80 75,83 77,0 80,22 80,25 81,85
7 Target/Sasaran Cakupan tempat umum yang memenuhi syarat
80 74,71 75,0 78,97 80,43 82,61
8 Target/Sasaran Cakupan tempat pengelolaan makanan
80 74,29 75,0 79,05 79,42 80,15
Capaian kinerja berdasarkan SPM KEPMENKES No
828/MENKES/SK/IX/2008 , beberapa indikator masih di bawah target
nasional yaitu :
a. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani walaupun pada tahun
2015 target nasional terlampaui tetapi pada tahun 2016 menurun
dikarenakan kurangnya pemahaman tentang komplikasi dari petugas
pelaksana KIA. belum optimalnya pencatatan dan pelaporan komplikasi
dikarenakan kurangnya pengetahuan petugas tentang DO komplikasi.
b. Indikator Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani,
penyebabnya adalah karena identifikasi komplikasi oleh petugas tidak
dilaporkan seluruhnya, belum optimalnya pencatatan dan pelaporan
komplikasi dikarenakan kurangnya pengetahuan petugas tentang DO
komplikasi.
c. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI),
penyebabnya adalah karena adanya kekosongan vaksin dalam 2 bulan,
isu vaksin palsu dan isu vaksin haram yang beredar di masyarakat
sehingga masyarakat menolak untuk diimunisasi (kelompok antivaksin),
dan kompetensi petugas koordinator imunisasi belum mendapatkan
pelatihan (Diklat mengenai imunisasi).
d. Cakupan pelayanan anak balita walaupun pada Tahun 2014 dan Tahun
2015 melampaui target nasional tetapi pada Tahun 2016 menurun
karena belum optimalnya pencatatan pelaporan di puskesmas
dikarenakan penggantian petugas terlalu sering, adanya anggapan dari
masyarakat kalau sudah tamat imunisasi tidak perlu lagi datang ke
posyandu.
16
e. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat walaupun pada
Tahun 2014 sesuai target dan menurun pada Tahun 2016 karena pada
Tahun 2014 sasaran yang harus dijaring hanya 50% dari seluruh sekolah
yang ada, sedangkan di Tahun 2016 harus 100% atau seluruh sekolah
yang ada.
f. Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita
Penyakit - Penemuan Penderita Pneumonia Balita, penyebabnya adalah
karena belum optimalnya pencatatan pelaporan di puskesmas
dikarenakan penggantian petugas terlalu sering, adanya pergantian
pengelola program di puskesmas dan belum mendapatkan pelatihan
sehingga penemuan dan penatalaksanaannya belum sesuai standar.
g. Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita
Penyakit - Penemuan pasien baru TB BTA Positif, penyebabnya adalah
adanya pergantian pengelola program puskesmas dan belum
mendapatkan pelatihan sehingga penemuan dan penatalaksanaannya
belum sesuai standar serta belum optimalnya jejaring dengan fasilitas
kesehatan swasta.
h. Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit - Penemuan penderita diare, penyebab adalah adanya
pergantian pengelola program puskesmas dan belum mendapatkan
pelatihan sehingga penemuan dan penatalaksanaannya belum sesuai
standar serta belum optimalnya jejaring dengan fasilitas kesehatan
swasta.
i. Target/Sasaran Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat
miskin pada Tahun 2014, penyebab adalah Tahun 2014 merupakan
tahun awal pelaksanaan BPJS sehingga masyarakat miskin yang belum
menjadi peserta BPJS (terintegrasi dengan BPJS) tidak dapat dilayani
sebagai masyarakat miskin tetapi menggunakan kategori umum.
j. Target/Sasaran Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan (R),
air bersih, jamban/kakus, Sampah dan Air limbah penyebab adalah :
17
1. Keterbatasan ketersediaan sumber daya manusia tenaga kesehatan
lingkungan dari 67 puskesmas tenaga kesehatan lingkungan hanya
31 ( 50 % ) sisanya dirangkap tugas oleh tenaga kesehatan lainnya.
2. Pemberdayaan masyarakat belum optimal karena keterbatasan
kemampuan masyarakat .
3. Keterbatasan sarana dan prasarana alat pengukuran kualitas
lingkungan belum dimiliki di setiap Puskesmas
4. Kabupaten Garut belum memiliki Laboratorium Kesehatan Daerah
yang memberikan pelayanan kesehatan lingkungan.
5. Sinergitas lintas sektor terkait sanitasi belum terintegrasi secara
optimal.
Adapun yang sesuai target dan yang melampaui target nasional adalah
sebagai berikut :
a. Cakupan kunjungan Ibu Hamil K- 4
b. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
c. Cakupan Pelayanan Nifas
d. Cakupan Kunjungan Bayi
e. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24
bulan keluarga miskin
f. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
g. Target/Sasaran Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita
Penyakit - Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <
15 tahun
h. Target/Sasaran Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit - Penderita DBD yang ditangani
i. Target/Sasaran Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
j. Target/Sasaran Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus
diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota
18
k. Target/Sasaran Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
l. Target/Sasaran Cakupan Desa Siaga Aktif
m. Target/Sasaran Cakupan institusi yang dibina kesehatan
lingkungannya
n. Target/Sasaran Cakupan tempat umum yang memenuhi syarat
o. Target/Sasaran Cakupan tempat pengelolaan makanan
Tabel 2.4 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Tahun 2018
NO JENIS LAYANAN DASAR TARGET SASARAN ABSOLUT
Pencapaian
ABS %
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil/K4
100% 61.637 61125 93,58
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin/LINAKES di
FASKES
100% 58.237 44.344 76,14
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (0 - 28 hari)
100% 55.597 53.536 96,29
4 Pelayanan kesehatan balita (0 - 59 bln)
100% 224.615 233.499 89,12
5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
100% 62.900 49.998 79,49
6
Pelayanan kesehatan pada
usia produktif/Skrining Kesehatan (15 - 59 thn) 1 kali/thn
100% 1.561.408 648.437 41,5
7
Pelayanan kesehatan pada
usia lanjut/Skrining Kesehatan (60 thn kestas) 1 kali/thn
100% 261.192 135.444 51.86
8
Pelayanan kesehatan
penderita hipertensi (15 thn keatas)
100% 313.905 154.571 49,2
9 Pelayanan kesehatan
penderita Diabetes Melitus 100% 117.404 36.205 30,8
10 Pelayanan Kesehatan orang dengan gangguan
jiwa berat
100% 3.176 4.009 79,2
11 Pelayanan kesehatan orang dengan TB
100% 3.534 3.005 85,03
12 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV
100% 10.000 15.813 158,13
19
Pada tahun 2018 ada beberapa Indikator kinerja berdasarkan SPM
permenkes no. 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan dan PP Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal, yang belum mencapai target yang ditetapkan antara lain :
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil/K4
Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap pemeriksaan
kehamilan adalah :
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan ibu, tingkat sosial ekonomi
kondisi geografis Ketersediaan sarana prasarana fasilitas pelayanan
kesehatan
Belum optimalnya Kelas Ibu Hamil
Ketersediaan Buku KIA yang tidak memenuhi sasaran Ibu hamil
Pelayanan Antenatal Care yang belum sesuai standar
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin /LINAKES di Faskes, beberapa faktor
yang diduga berpengaruh terhadap capaian pelayanan kesehatan ibu
bersalin :
Adanya persepsi keluarga yang negatif mengenai persalinan ke
fasilitas kesehatan menyebabkan ibu hamil dan ibu nifas tidak
bersalin ke fasilitas kesehatan.
Adanya faktor geografis dan akses jalan yang kurang bagus.
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (0-28 hari), beberapa faktor yang
diduga berpengaruh terhadap capaian pelayanan kesehatan bayi baru
lahir adalah Kurangnya kemampuan petugas dalam penemuan kasus
dan penatalaksanaan kebidanan terutama tentang pelayanan kesehatan
bayi baru lahir.
4. Pelayanan kesehatan balita, beberapa faktor yang diduga berpengaruh
terhadap capaian pelayanan kesehatan balita adalah :
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam kunjungan balita ke
posyandu
Pelayanan kesehatan terhadap balita belum seluruhnya
dilaksanakan SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Bayi)
20
5. Pelayanan kesehatan pada usia dasar, beberapa faktor yang diduga
berpengaruh terhadap capaian pelayanan kesehatan balita adalah :
Banyaknya sasaran sekolah.
Keterbatasan penyerapan dana BOK , sehubungan program UKS
bkn program prioritas di Puskesmas.
6. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut/skrining kesehatan (60 thn ke
atas), beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap capaian
pelayanan kesehatan pada usia lanjut adalah kurangnya dukungan
keluarga lansia agar lansia mendatangi posyandu khusus lansia.
7. Pelayanan kesehatan pada usia produktif/skrining kesehatan (60 thn ke
atas), Pelayanan kesehatan penderita hipertensi (15 tahun ke atas) dan
Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus, untuk ke tiga indikator
tersebut diduga faktor yang berpengaruh terhadap capaian adalah
belum ada sinergitas dengan kegiatan lain dalam pelaksanaan di
puskesmas.
8. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat, di duga faktor
yang berpengaruh terhadap capaian adalah masih minimnya tenaga
pengelola pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa di
puskesmas yang telah dilatih dari 67 puskesmas baru 4 orang tenaga
yang dilatih yaitu 2 orang dokter dan 2 orang perawat.
9. Pelayanan Kesehatan orang dengan TB di duga faktor yang
berpengaruh terhadap capaian adalah :
masih terdapat pasien TB yang diobati di fasilitas kesehatan swasta
tanpa adanya konfirmasi dan tercatat di fasilitas kesehatan
pemerintah.
Belum semua fasiitas kesehatan swasta sesuai dengan strategi
DOTS.
Pencapaian TB yang tercatat berasal dari 74 fasilitas kesehatan.
Adapun beberapa kendala dalam pencapaian penerapan SPM,
diantaranya :
21
1. Pelaksanaan kegiatan belum optimal salah satu kendalanya masih
bersifat sektoral belum seluruh bidang bersinergi menuju
pencapaian SPM.
2. Manajemen pelayanan di puskesmas belum optimal yaitu sinergitas
pelaksanaan program-program dalam pencapaian SPM.
2.3.2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) Bidang Kesehatan
Ketentuan Tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK) Pemerintah Pusat
berkewajiban mengevaluasi kinerja pemerintahan daerah atau disebut
sebagai evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah (EPPD) untuk
mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
memanfaatkan hak yang diperoleh daerah dengan capaian keluaran dan
hasil yang telah direncanakan. Tujuan utama dilaksanakannya evaluasi,
adalah untuk menilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
upaya peningkatan kinerja untuk mendukung pencapaian tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah berdasarkan prinsip tata
kepemerintahan yang baik. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
Indikator Kinerja Kunci (IKK) untuk setiap pengukuran yang secara
otomatis akan menghasilkan peringkat kinerja daerah secara nasional yang
dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan pengembangan kapasitas
pemerintahan daerah dalam rangka mendorong kompetisi antar daerah
dalam pelaksanaan otonomi daerah. Rincian Indikator Kinerja Kunci (IKK)
dapat dilihat pada tabel berikut :
22
Tabel 2.5 Rincian Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Tahun 2018
NO IKK SATUAN
CAPAIAN KINERJA TAHUN :
2014 2015 2016 2017 2018
1 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
% 62,3 85,18 59,7 70,49 70,5
2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
% 84,4 88,63 89,88 95,97 89,98
3 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
% 87,33 93,44 87,7 84,39 84,16
4 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
% 100 100 100 100 100
5 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC BTA % 61,77 56,47 57,59 54,78 51,28
6 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit DBD % 100 26,27 100 100 100
7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 33,3 60,24 29,44 63,72 76,65
8 Cakupan kunjungan bayi % 95 95,54 84,71 96,29 90,28
2.3.3. Indikator Kinerja Utama
Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya
akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu
menetapkan Indikator
Kinerja Utama (IKU). Hasil pengukuran atas indikator IKU adalah sebagai
berikut :
23
Tabel 2.6 Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015-2019
NO INDIKATOR
KINERJA SATUAN
TARGET SASARAN TAHUN KE- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1
Persentase
pelayanan kesehatan ibu hamil
% 82 96 100 100 100 95,06 93,73 101,1 99,17
115,93 97,64 101,1 99,17
2
Persentase
pelayanan kesehatan pada ibu bersalin
% 82 86 100 100 100 88,63 68,64 76,4 76,14
109,61 79,81 76,4 76,14
3
Persentase
pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir
% 90 100 100 100 100 95,54 97,06 103,02 96,29
106,15 101,1 103,02 96,29
4
Persentase pelayanan
kesehatan balita
% 85 90 100 100 100 94,36 60,69 77,1 88,06
111,01 67,16 77,1 88,06
5
Persentase pelayanan kesehatan
pada usia pendidikan dasar
% 100 100 100 100 100 83,01 53,73 66,27 79,49
83,01 53,73 66,27 79,49
6
Persentase pelayanan
pada usia produktif
% 100 100 100
23,39 41,53
23,39 41,53
24
NO INDIKATOR
KINERJA SATUAN
TARGET SASARAN TAHUN KE- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
7
Persentase pelayanan kesehata pada
usia lanjut
% 100 100 100
95,45 51,86
95,45 51,86
8
Persentase
pelayanan kesehatan pada gizi buruk
% 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100 100 100 100
9 Jumlah Desa ODF
33 138 150 280 285 33 138 173 188 100 100 115,33 67,14
10 Universal Child Immunization
(UCI)
% 93 95 100 100 100 87,3 87,71 84,38 84,16
93,87 92,32
84,38 84,16
11
Persentase
pelayanan kesehatan penderita hipertensi
% 100 100 100
31,92 49,2
31,92 49,2
12
Persentase
pelayanan kesehatan diabetes melitus
% 100 100 100
13,68 30,8
13,68 30,8
13
Persentase pelayanan
kesehatan orang dengan gangguan jiwa
berat
% 100 100 100
83,13 79,2
83,13 79,2
14
Persentase
pelayanan kesehatan orang dengan penyakit TB
% 100 100 100 42,55 85,03
42,55 85,03
25
NO INDIKATOR
KINERJA SATUAN
TARGET SASARAN TAHUN KE- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
15
Persentase pelayanan kesehatan
dengan risiko terinfeksi HIV
% 100 100 100
67,95 100
67,95 100
16 Desa Siaga Aktif
% 80% 83% 85% 95% 100% 86,88 92,31 93,9 100
108,6 111,22 110,47 105,26
17
Peningkatan Status Puskesmas TTP menjadi
DTP
% 1 4 10 10 6 0 4 10 12
0 100 100 120
18
Peningkatan Status Pustu
Menjadi Puskesmas
% 1 2 2 2 2 2 0 0 0
2 100 0 0
19
Persentase
Ketersediaan Obat dan perbekalan kesehatan di
fasilitas kesehatan
% 90 90 90 100 100 90 101,44 129,05 90,77
90 112,71 143,39 90,77
20 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
70 75 80 85 90 70 71,85 72,31 85,105
100 93,33 90,39 100,12
21
Presentase SDMK yang
memiliki ijin praktek
% 55 65 100 100 100 55 75 100 100
100 100 115,38 100
26
NO INDIKATOR
KINERJA SATUAN
TARGET SASARAN TAHUN KE- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
22 Jumlah puskesmas terakreditasi :
0 9 21 27 11 0 9 20 27 0 100 100 95,24 100
23 Jumlah puskesmas Reakreditasi
9
27
2.3.4. Indikator Kinerja Dinas Kesehatan yang Mengacu Pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD
Tabel 2.7 Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
NO
INDIKATOR
KINERJA SA
TU
AN
TARGET SASARAN TAHUN KE-
Kondisi Awa
l Tahun
Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
14
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
20
15
20
16
20
17
20
18
20
19
1 Cakupan Linakes
% 88 89 93 95 96
84,4 88,63
89,88
95,97
89,98
100.72
100.99
103.19
94.72
2
Jumlah
kasus kematian ibu melahirka
n
25 22 20 17 15
45 45 74 51 55
3
Jumlah
kasus kematian bayi
162
156
139
122
95
217 278
333
286
271
4
Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization (UCI)
% 95 95 10
0
10
0
1
00
87,3
3
93,
44
87,
7
84,
39
84,
16
98.
36
98.
26
84,
39
84,
16
5
Cakupan
Desa Siaga aktif
% 80 83 86 89 92
80 83 85 95 100
103,75
102,41
110,46
112.36
Capaian kinerja berdasarkan indikator RPJMD adalah sebagai berikut :
1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Cakupan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
pada tahun 2018 adalah 89,98%. Faktor yang mendukung keberhasilan
pencapaian kinerja diantaranya:
a. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang persalinan yang sehat
dan aman di fasilitas kesehatan
b. Meningkatnya sarana dan Prasarana yang memadai dalam pertolongan
persalinan yang aman dan nyaman.
28
c. Meningkatnya kepatuhan dan kompetensi tenaga kesehatan dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
d. Adanya Program JAMPERSAL
e. Meningkatnya Peran serta Lintas Program dan lintas sektor
Grafik 2.1
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Tahun 2018
2. Kematian Ibu Melahirkan
Resiko yang dihadapi ibu hamil selama kehamilan dan melahirkan
dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang
baik menjelang kehamilan, kejadian komplikasi selama kehamilan dan
kelahiran, serta gambaran tersedianya dan penggunaan fasilitas kesehatan
pelayanan prenatal dan obstetri.
Tabel 2.8 Kasus Kematian Ibu Melahirkan
Tahun 2013-2018
Tahun Jumlah Kasus Kematian
2013 37
2014 45
2015 45
2016 74
2017 51
2018 55
58237
44344
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Ibu Bersalin (Bulin) Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan(Linakes)
Ibu Bersalin (Bulin) Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)
29
Masih tingginya kasus kematian ibu melahirkan disebabkan oleh:
1. Belum optimalnya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) di Masyarakat.
2. Masih adanya pertolongan persalinan yang tidak dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan yang belum kompeten di sarana kesehatan
3. Belum optimalnya sarana dan prasarana yang menangani pertolongan
persalinan dan kegawatdaruratan.
4. Belum meratanya tenaga kesehatan yang memberikan pertolongan
persalinan dan kegawatdaruratan ibu dan bayi
5. Belum meratanya keterampilan petugas pertolongan persalinan dalam
penanganan kegawatdaruratan persalinan
6. Masih belum optimalnya peran serta masyarakat, lintas program dan
lintas sektoral dalam pentingnya persalinan oleh tenaga kesehatan
serta di fasilitas kesehatan.
7. Letak geografis yang memperlambat sistem rujukan.
3. Kematian Bayi
Kasus kematian bayi baru lahir dari tahun 2013 sampai tahun 2016 terus
meningkat sedangkan tahun 2017 menurun dari tahun sebelumnya yaitu
dari 333 kasus menjadi 286 kasus dan di Tahun 2018 menurun menjadi
271.
Tabel 2.9
Kasus Kematian Bayi Tahun 2013-2018
Tahun Jumlah Kasus Kematian
2013 190
2014 217
2015 278
2016 333
2017 286
2018 271
Upaya untuk mendorong menurunnya kasus kematian bayi adalah sebagai
berikut :
30
1. Peningkatan kemampuan petugas dalam pertolongan persalinan dan
kegawatdaruratan maternal perinatal.
2. Adanya Audit Maternal Perinatal dalam upaya penelusuran kasus
kematian untuk pencegahan terjadinya kasus yang sama
3. Adanya kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam upaya
pemanfaatan sarana pertolongan persalinan di sarana kesehatan
(PONED) oleh masyarakat.
4. Peningkatan Kemitraan Bidan dan dukun paraji
5. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pertolongan persalinan yang
aman
6. Adanya regulasi yang mendukung percepatan penurunan AKI dan AKB.
4. Universal Child Immunzation (UCI)
Imunisasi sebagai upaya nyata pemerintah dalam pelayanan dalam
pelayanan preventif untuk mencapai Sustainable Development Goals
(SDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian anak dan
memberikan konstribusi besar dalam meningkatkan Human Development
Index terkait dengan angka umur harapan hidup karena dapat menghindari
kematian yang tidak diinginkan. Indikator keberhasilan pelaksanaan
imunisasi diukur dengan pencapaian UCI desa/ kelurahan, yaitu minimal
80% bayi di desa/ kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap
yaitu diukur dengan status imunisasi anak yang telah mendapatkan
imunisasi BCG, Polio 4, Pentavalent 3 dan Campak.
Di Kabupaten Garut hasil laporan tahun 2018, sebanyak 374 (84,16 %)
desa/kelurahan telah memenuhi minimal 80% sasaran bayinya
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Beberapa upaya yang perlu
dilakukan agar capaian UCI secara bertahap meningkat pula serta tingginya
tingkat perlindungan anak sebagai berikut :
1. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui:
a. Pemanfaatan media massa melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
dan talk show interaktif
b. Pelibatan masyarakat melalui kader posyandu untuk menerapkan
strategi my village my home.
31
2. Peningkatan kualitas pelayanan melalui :
a. Peningkatan kapasitas petugas koordinator imunisasi supaya
menjadi lebih terampil.
b. Bimbingan supportif terutama bagi petugas atau puskesmas yang
disinyalir ada masalah dalam pencapaian cakupan dan masalah
pencatatan dan pelaporan
c. Pelaksanaan sweeping bagi daerah yang diestimasikan tidak akan
mencapai target di tahun berjalan selain atas pertimbangan
epoidemiologis lainnya
d. Pengadaan vaksin dan cold chain yang berkualitas dan sesuai
standar
e. Peningkatan koordinasi antara pengelola program dengan pengelola
vaksin
f. Biaya pemeliharaan / penggantian suku cadang lemari es tempat
penyimpanan vaksin kurang.
Kendala masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan imunisasi :
a. Masalah geografis terutama untuk daerah-daerah yang sulit
terjangkau sehingga pelayanan imunisasi tidak bisa optimal;
b. Kualitas pelayanan imunisasi belum merata, terutama dalam hal
Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk tingginya tingkat pergantian
petugas terlatih;
c. Sistem Pencatatan dan pelaporan yang belum berjalan optimal;
d. Penerapan One Gate Policy atau sistem satu pintu mengenai vaksin
di daerah belum berjalan optimal, terutama dalam hal koordinasi
antara pengelola program dengan pengelola vaksin.
e. Belum optimalnya ketersediaan cold chain yang sesuai standar
terutama pada unit pelayanan primer;
f. Masih banyak rumor negatif tentang imunisasi (black campaign).
g. Penanganan KIPI masih belum maksimal dalam pembiayaannya.
Adapun Pemecahan masalah untuk mengatasi masalah di atas sebagai
berikut :
32
a. Pelaksanaan kegiatan sweeping di daerah yang masih belum
maksimal hasil cakupannya
b. Peningkatan kapasitas petugas pengelola imunisasi di setiap jenjang
administrasi kabupaten, puskesmas dan di desa (bidan desa)
c. Pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan berbasis
elektronik;
d. Pemanfaatan sistem Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
Imunisasi dan berbagai perangkat pemantauan program imunisasi
(Data Quality Selfassessment, Effective Vaccine Management dan
Supervisi Suportif);
e. Penyediaan peralatan cold chain secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan program imunisasi di tingkat pelayanan primer melalui
pembiayaan APBN maupun dana hibah;
f. Dalam era puskesmas dengan status BLUD, maka biaya
pemeliharaan sarana cold chain dibebankan kepada masing-masing
puskesmas terutama dalam penyediaan sarana suku cadang.
g. Dalam penanggulangan kasus KIPI, telah terbentuk dan
operasionalnya Tim Pokja KIPI kabupaten, memberikan andil besar
dalam penanganan setiap kasus selain adanya MoU dengan
beberapa fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun swasta dalam
penatalaksanaan KIPI.
h. Advokasi dan sosialisasi kepada tokoh dan kelompok masyarakat
serta penyampaian informasi melalui berbagai media bekerjasama
dengan lintas program dalam lingkup Dinas Kesehatan maupun
lintas sektor dan berbagai instansi dan organisasi masyarakat
5. Jumlah Desa Siaga Aktif
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah desa yang penduduknya mudah
mengakses sarana pelayanan dasar, mengembangkan UKBM sehingga
mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pada tahun 2017
indikator Desa / Kelurahan Siaga Aktif mencapai 93,9 % ,ini berarti capaian
Desa / Kelurahan Siaga Aktif telah mencapai target dengan capaian
33
110,47%. Pada tahun 2018 capaian sebesar 100% yang berarti tingkat
capaian sebesar 105,26 % dari target tahun 2018 sebesar 95%. Apabila
dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 92% pada tahun 2018
ini telah mencapai 108,70%.
Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya:
a. Meningkatnya dukungan / komitment bersama baik dari Tim Pokjanal
Desa/ Kelurahan Siaga Aktif tingkat Kabupaten, Pokjanal Desa/
Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan dan Forum Desa Siaga Aktif
Tingkat Desa dan Kelurahan.
b. Meningkatnya pengetahuan, peran dan dukungan masyarakat dalam
mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui
peningkatan UKBM ( Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) di
Desa/ Kelurahan Siaga Aktif.
c. Meningkatnya peran stakeholder dalam kegiatan Desa / Kelurahan
Siaga Aktif di berbagai tingkatan.
Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan pencapaian kinerja
diantaranya adalah:
a. Adanya dana untuk kegiatan program pada tahun 2018 yang
bersumber dari APBD
b. Adanya Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang digunakan
untuk pelaksanaan teknis tingkat Puskesmas untuk kegiatan
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan
UKBM.
c. Adanya sarana/ media promosi (leaflet, lembar balik, dll) untuk
mendukung upaya sosialisasi Desa/ Kelurahan Siaga Aktif.
2.3.5. Anggaran dan Realisasi Keuangan
Berikut adalah tabel anggaran dan realisasinya.
34
Tabel 2.10
Anggaran dan Realisasi Anggaran
35
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut
Tantangan yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan dalam mencapai misi kepala
daerah dalam bidang kesehatan antara lain :
1. Masalah Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014 kebutuhan sumber daya manusia
bidang kesehatan yaitu Perawat/Perawat Gigi, Tenaga Kesehatan Masyarakat,
Tenaga Kesehatan Lingkungan, Ahli Teknologi Laboratorium Medic, Tenaga
Gizi, Tenaga Kefarmasian, dokter dan dokter gigi di beberapa puskesmas
masih kurang ada beberapa puskesmas yang belum memiliki dokter gigi.
Untuk beberapa puskesmas, tenaga dokter berdasarkan analisis beban kerja
dari segi jumlah masih kurang. Sedangkan Sumber Daya Manusia lainnya yaitu
jenis tenaga rekam medik dan tenaga akuntan masih sangat kurang untuk
memenuhi persyaratan ketenagaan di Puskesmas sesuai dengan Permenkes
No. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi.
2. Masalah Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang masih
masih kurang memenuhi standar.
3. Masalah Sistem Informasi Kesehatan yang belum memadai baik alat maupun
sumber daya manusianya.
4. Masalah lingkungan seperti perubahan iklim dan bencana yang menyebabkan
pola penyakit yang semakin kompleks sehingga terjadi pergeseran pola
penyakit yang memelukan sistem mitigasi bencana di bidang kesehatan.
Selain tantangan tersebut di atas, dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan
ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain:
1. Kesehatan merupakan Kebutuhan masyarakat dengan meningkatnya
permintaan (Demand) atas jasa pelayanan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan.
Keinginan masyarakat untuk berperan serta dalam bidang kesehatan cukup
tinggi, peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan dari tahun ke tahun
meningkat.
2. Adanya dukungan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten, Organisasi Profesi, Organisasi Massa, Lembaga Swadaya
Masyarakat Perguruan Tinggi, dan Dunia Usaha terhadap pelaksanaan tugas
36
dan fungsi dinas, untuk meningkatkan upaya kesehatan masyarakat
Kabupaten Garut.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan dan
kedokteran memberi peluang bagi peningkatan mutu upaya pelayanan
kesehatan. Sedangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang komunikasi, informasi, telekomunikasi dan transportasi yang semakin
baik memberi peluang untuk mempercepat pencapaian pemerataan pelayanan
kesehatan.
37
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut meliputi faktor internal dan faktor eksternal organisasi. Faktor
internal terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi.
Faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
3.1.1. Lingkungan Internal
3.1.1.1 Kekuatan
1) Jumlah sarana pelayanan kesehatan Dasar (Puskesmas dan
jaringannya) sudah mencakup semua kecamatan;
2) tersedianya sarana mobilitas pelayanan kesehatan ;
3) memiliki kerjasama dan kemitraan baik lintas program maupun lintas
sektor yang baik;
4) tersedianya anggaran yang cukup dari berbagai sumber pembiayaan
kesehatan;
5) memiliki regulasi sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan
3.1.1.2 Kelemahan
1) Kualitas, kuantitas dan penyebaran tenaga kesehatan masih belum
merata;
2) manajemen pelayanan kesehatan yang belum berjalan dengan baik;
3) tata graha di beberapa bangunan puskesmas belum sesuai standar.
3.1.2. Lingkungan Eksternal
3.1.2.1 Peluang
1) Dukungan organisasi akademisi, instansi swasta dan LSM serta
organisasi profesi dalam implementasi program kesehatan,
38
2) Kerjasama dan Kemitraan lintas dan lintas program sektor cukup
baik,
3) Dukungan teknologi informasi memberi peluang untuk
mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan.
3.1.2.2 Ancaman
1) Kondisi sosial, ekonomi dan geografis yang berpotensi menimbulkan
bencana
2) Budaya di masyarakat yang tidak menunjang program kesehatan
seperti persepsi negatif terhadap imunisasi sehingga menolak untuk
diimunisasi
3) Kualitas lingkungan antara lain pencemaran udara yang berasal dari
emisi kendaraan bermotor yang meningkat.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Garut Tahun 2019-2024
a. Visi dan Misi
Visi pembangunan merupakan hal penting dan utama untuk menyatukan cita
dan cipta bersama seluruh komponen dalam pencapaian pembangunan
daerah sesuai dengan perkembangan permasalahan pembangunan dan isu
strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Garut. Selain itu, visi juga dibangun
sebagai usaha bersama seluruh pemangku kepentingan untuk menyamakan
dan menyelaraskan pandangan tentang apa yang ingin dicapai dalam satu
periode pembangunan.
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2019 -2024
merupakan visi Bupati dan wakil Bupati Garut terpilih pada pemilihan kepala
daerah serentak tanggal 27 Juni 2018, yang menggambarkan arah
pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam masa
jabatan selama 5 (lima) tahun periode Tahun 2019-2024, yang akan menjadi
dasar perumusan prioritas pembangunan Kabupaten Garut sesuai misi yang
diemban. Adapun visi Kabupaten Garut Tahun 2019 -2024 yaitu :
”Garut yang Bertaqwa, Maju dan Sejahtera”
39
Makna yang terkandung dalam visi tersebut sebagai berikut :
Bertaqwa : Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia, menjunjung
nilai-nilai luhur agama dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara berlandaskan Pancasila, diindikasikan dengan
adanya perubahan perilaku dan budaya dalam lingkungan kehidupan
masyarakat.
Maju : Terwujudnya Kabupaten Garut sebagai daerah yang mampu
menggali, memanfaatkan dan mengelola segenap potensi sumberdaya
yang dimiliki secara optimal untuk digunakan dalam proses pembangunan
sehingga masyarakat memiliki kemampuan dalam membangun struktur
ekonomi yang tangguh dan pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah
tinggi.
Sejahtera: Terwujudnya masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu memainkan
peran dan fungsi sebagai subjek dan objek dalam pembangunan yang
berkelanjutan.
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan jangka menengah daerah,
maka dirumuskan misi pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten
Garut Tahun 2019-2024 dengan mengacu rumusan Misi Bupati dan wakil
Bupati terpilih yang diselaraskan dengan misi RPJPD Kabupaten Garut Tahun
2005-2025. Hasil rumusan misi pembangunan jangka menengah daerah
Kabupaten Garut Tahun 2019-2024 sebanyak 4 (empat) misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat,
cerdas, dan berbudaya.
Misi kesatu menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, dan
produktif dengan menjunjung nilai-nilai luhur agama dan budaya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berlandaskan
Pancasila.
Dalam mewujudkan kualitas kehidupan yang agamis, sehat, cerdas dan
berbudaya ini adalah dengan menciptakan kondisi obyektif yang
40
memungkinkan interaksi solidaritas sosial untuk saling memberi dan peduli
satu sama lain, kerjsama dan saling membantu, toleransi dan menghargai
perbedaan, menjaga ketertiban umum, lingkungan, keterlibatan dalam
demokrasi, serta meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya
manusia.
2. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan amanah
disertai tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan bersih.
Misi kedua menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam
rangka mewujudkan birokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN,
mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara melalui reformasi
birokrasi pada seluruh aspek manajemen pemerintahan yaitu organisasi,
tatalaksana, peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia
aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, dan pola pikir.
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan serta
kemantapan infrastruktur sesuai daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta fungsi ruang.
Misi ketiga menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam
rangka mewujudkan ketersediaan dan pemerataan sarana dan prasarana
pelayanan dasar dalam rangka peningkatan aksesibilitas dan mobilitas
ekonomi dan non ekonomi, pengembangan kawasan, pengurangan
kesenjangan antar masyarakat dan antar wilayah, serta peningkatan
kualitas lingkungan hidup dan ketangguhan terhadap bencana.
4. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi
lokal dan industri pertanian serta pariwisata yang berdaya saing
disertai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Misi keempat menggambarkan sebuah kondisi yang ingin diciptakan dalam
rangka mewujudkan perekonomian daerah yang berkualitas dan berdaya
saing melalui peningkatan kualitas ketahanan pangan dan gizi masyarakat,
peran ekonomi kerakyatan terhadap kemandirian ekonomi lokal, kontribusi
41
sektor pariwisata dan kebudayaan sebagai “lokomotif” perekonomian
daerah, serta realisasai investasi daerah.
a. Tujuan dan Sasaran
Penjabaran visi dan misi pembangunan jangka menegah Kabupaten
Garut terdiri dari 5 (lima) tujuan dan 18 (delapan belas) sasaran. Setiap
tujuan dan sasaran pembangunan disertai indikator dan target
pembangunan setiap tahun selama 5 (lima) tahun. Adapun tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah Kabupaten Garut yang
terkait bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Garut yang Terkait Bidang Kesehatan
TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
KINERJA
TUJUAN /
SASARAN
SATUAN
Kondisi Awal TARGET
KONDISI
AKHIR 2018 2019* 2020 2021 2022 2023 2024
VISI : GARUT YANG BERTAQWA, MAJU DAN SEJAHTERA
MISI 1 : Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat, cerdas dan berbudaya
Meningkatkan
kualitas
sumber daya
manusia
Meningkatnya
harapan hidup
masyarakat
Angka
Harapan
Hidup
Tahun 70,92 71,36 71.69 72,02 72,34 72,67 73 73
b. Faktor-faktor penghambat dan pendorong yang
mempengaruhi pencapaian Sasaran, Program Daerah terkait
Dinas Kesehatan Kanupaten Garut
Upaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pada tahun 2019–
2024 Dinas Kesehatan Kabupaten Garut harus mampu menjawab
setiap tantangan dan mengadaptasi peluang yang ada untuk
mendukung pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil
42
Kepala Daerah. Untuk itu, perlu dilakukan identifikasi terhadap
permasalahan pada pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
termasuk faktor-faktor penghambat dan pendorongnya untuk setiap
program terkait yang mendukung Visi dan Misi Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Kabupaten Garut.
Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Garut di bidang kesehatan
adalah peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang diterjemahkan
dalam gerakan besar yang bersifat inovatif, kolaboratif, integratif,
implementatif dan profesional. Adapun program unggulan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan yang cepat, dekat, mudah dan
terjangkau antara lain :
1. Membangun 3 rumah sakit type pratama
2. Penambahan quota jaminan kesehatan
3. Pembinaan mental tenaga kesehatan yang profesional
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Tabel 3.2 Faktor Penghambat dan Pendorong yang Mempengaruhi
Pencapaian Sasaran, Program Kepala Daerah
No.
Sasaran dan
Program Kepala Daerah & Wakil
Kepala Daerah Terpilih
Permasalahan Pelayanan PD
Dinas Kesehatan Kabupaten
Garut
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya
Harapan Hidup Masyarakat
Masih rendahnya kualitas
pelayanan fasilitas kesehatan yang sesuai standar.
Kurangnya sarana ,
prasarana dan tenaga di fasiltas kesehatan yang sesuai standar
Komimten yang tinggi untuk
meningkatkan mutu pelayanan melalui akreditasi fasilitas pelayanan baik milik pemerintah maupun swasta.
Masih belum meratanya jenis dan jumlah tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan.
Jumlah SDM yang belum merata.
Adanya program nusantara sehat dalam upaya pemenuhan
SDM Kesehatan
Masih rendahnya akses rujukan. Jumlah rumah sakit
yang belum sesuai kebutuhan
Anggaran upaya kesehatanan
cukup tinggi dari berbagai sumber anggaran.
Membangun 3 (tiga ) rumah sakit type pertama
Masih rendahnya fisik bangunan dan sarana prasarana serta alat kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai standar
Kondisi geografis, demografis dan sulitnya akses ke fasilitas kesehatan di wilayah
perbatasan dan wilayah jabar selatan.
Kebijakan pusat tentang DAK fisik, BOK, APBD Provinsi/ Bankeu, dan APBD.
Masih belum meratanya jenis
dan jumlah tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
Jumlah SDM yang
belum merata.
Adanya program nusantara
sehat dalam upaya pemenuhan SDM Kesehatan
43
No.
Sasaran dan
Program Kepala Daerah & Wakil
Kepala
Daerah Terpilih
Permasalahan Pelayanan PD
Dinas Kesehatan Kabupaten
Garut
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Penambahan quota jaminan kesehatan
Penentuan kriteria miskin yang berubah-ubah.
Data masyarakat miskin diluar quota penerima
PBI belum akurat
Adanya komitmen pendataan ulang dari pihak Dinas Sosial
untuk pembaharuan kepesertaan jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin
Masih rendahnya kepesertaan jaminan kesehatan bagi
masyarakat miskin
Alokasi dana untuk jaminan kesehatan
masyarakat miskin belum mencukupi.
Kebijakan pusat tentang Banprov untuk anggaran
jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin
Pembinaan mental tenaga kesehatan yang profesional
Basis data tenaga sesuai kompetensi belum akurat.
Masih banyaknya tenaga kesehatan yang merangkap jabatan
antara lain dengan jabatan bendahara.
Adanya pelatihan atau uji kompetensi.
Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan
Masih rendahnya kualitas pelayanan fasilitas kesehatan
yang sesuai standar.
Kurangnya sarana, prasarana dan tenaga di
fasiltas kesehatan yang sesuai standar
Komimten yang tinggi untuk meningkatkan mutu pelayanan
melalui akreditasi fasilitas pelayanan baik milik pemerintah maupun swasta.
3.3. Telaahan Rencana Strategis Kementrian Republik Indonesia dan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat
indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam penyusunan
perencanaan tahunan. Penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan dilaksanakan
melalui pendekatan: teknokratik, politik, partisipatif, atasbawah (top-down), dan
bawah-atas (bottom-up).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran
pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu
dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan kualitas pengelolaan SJSN
44
Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta
(6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat
dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan
kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat dilakukan
dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan
promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Adapun faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Kesehatan terhadap
pencapaian Renstra K/L ditinjau dari sasaran jangka menengah adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3
Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
No. Sasaran Jangka Menengah
Kementerian Kesehatan
Permasalahan Pelayanan PD
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat
a. Presentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.
Jumlah puskesmas PONED masih kurang
Faktor jarak atau geografis yang sulit dijangkau
Adanya anggaran Jampersal Adanya pembangunan
puskesmas PONED
b. Menurunya presentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar
18,2%.
Pendistribusian PMT belum optimal Beberapa wilayah geografisnya sulit dijangkau
Adanya komitmen dari kader untuk membantu
mendistribusikan PMT
c.Meningkatnya presentase
kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku Hidup Bersih, dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
Penerapan kebijakan belum
optimal
Adanya perda KTR dan SE
Asi Eklusif
2 Meningkatnya pengendalian penyakit Meningkatnya pengendalian penyakit
- Masih kurang optimalnya upaya Pencegahan dan pengendalian penyakit menular (TB, Kusta, Zoonosis, HIV/AIDS, Malaria,
DBD). - Masih kurang optimalnya upaya
Pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular (Hipertensi, DM, Stroke, penyakit jantung, kankes, gangguan jiwa).
- Masih rendahnya upaya kesehatan promotif dan preventif.
- Masih tingginya angka
kesakitan penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
- Terjadinya pergeseran penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (Tripel Borden).
Adanya Perda KTR
45
No. Sasaran Jangka Menengah
Kementerian Kesehatan
Permasalahan Pelayanan PD
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
Presentase Kab/Kota yang
memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%.
Masih rendahnya akses jamban dan
air bersih
- Masih rendahnya upaya
kesehatan promotif dan preventif.
- Adanya Pokja lintas
sektor
Penurunan kasus penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu
sebesar 40%
Masih rendahnya tatakelola coldchain.
Masih adanya penolakan imunisasi di masyarakat
Sarana dan prasarana untuk penyimpanan vaksin belum memadai
Adaya fatwa haram imunisasi dari komunitas tertentu
Adanya DAK penugasan untuk pengadaan cold chain
Adanya kotmitmen dari pihak MUI untuk bekerjasama
menyosialisasikan pentingnya imunisasi
Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
Pemenuhan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan bencana dan KLB.
Belum memiliki mitigasi bencana di bidang kesehatan
Pemanfaatan tehnologi untuk mitigasi bencana
Menurunnya prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.
Belum optimalnya penerapan perda KTR
Sosialisasi belum optimal dilaksanakan
Adanya komitmen dari pemda untuk penegakan perda KTR
3 Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
Belum adanya grand desain/ rencana induk peningkatan /pengembangan sarana pelayanan
kesehatan primer dan rujukan di Kabupaten Garut
Masih ada fasilitas kesehatan yang belum memenuhi standar.
Komitmen untuk pelaksanaan akreditasi fasilitas kesehatan baik
pemerintah maupun swasta
a. Jumlah kecamatan yang
memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi sebanyak 5.600.
Sudah tercapai
b. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak 481
Kab/Kota.
Sudah tercapai
4 Meningkatnya akses, kemandirian,
dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
a. Presentase ketersediaan obat
dan vaksin di puskesmas sebesar 90%
Sudah tercapai Ada masa tunggu dari
penyedia vaksin
b. Jumlah bahan baku obat, obat
tradisional serta alat kesehatan yang di produksi di dalam negeri sebanyak 35
jenis.
Bukan kewenangan pemda
c. Presentase produk alat kesehatan dan PKRT di
peredaran yang memenuhi syarat sebesar 83%.
Bukan kewenangan pemda
5 Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan,
a. Jumah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600 puskesmas.
Belum meratanya tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
Ada beberapa wilayah yang letak gegrafisnya sulit terjangkau.
Pengajuan ke pihak Pemda untuk pemberia insentif bagi tenaga kesehatan yang ditempatkan di daerah sulit.
46
No. Sasaran Jangka Menengah
Kementerian Kesehatan
Permasalahan Pelayanan PD
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Presentase RS Kab/Kota kelas
C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar
60%.
Ketersediaan dokter spesialis
dasar dan dokter spesialis terbatas
Adanya WKDS, interensip
dokter spesialis
c. Jumlah SDM kesehatan yang di tingkatkan kompetensinya
sebanyak 56,910 orang.
Belum adanya regulasi yang mengatur
6 Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi
a. Meningkatnya presentase Kab/Kota yang melaporkan
data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.
Belum terintegrasinya data base kesehatan kabupaten dan swasta.
b. Presentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukan untuk akses pelayanan e-health sebesar
50%.
Belum optimalnya pemanfaatan aplikasi system informasi milik Kemenkes.
Belum adanya system informasi kesehatan tingkat kabupaten
Sudah ada aplikasi e profil.
Tujuan jangka menengah renstra Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
yaitu : meningkatkan status kesehatan masyarakat. Adapun faktor penghambat
dan pendorong pelayanan Dinas Kesehatan terhadap pencapaian Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat ditinjau dari sasaran jangka menengah adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.4
Telaahan Renstra Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Sasaran Jangka Menengah Renstra
Dinas Provinsi Jawa Barat
Permasalahan Pelayanan PD
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan status Kesehatan
Masyarakat
1. Menurunnya kematian ibu Sarana dan prasarana di puskesmas PONED masih kurang
Faktor jarak atau geografis yang sulit dijangkau
Adanya anggaran Jampersal Adanya pembangunan
puskesmas PONED
2. Menurunya kematian bayi Sarana dan prasarana di puskesmas
PONED masih kurang
Faktor jarak atau geografis
yang sulit dijangkau
Adanya anggaran Jampersal
Adanya pembangunan puskesmas PONED
3. Prevalensi stunting Alat ukur tinggi badan bayi balita
masih kurang Petugas Gizi tingkat puskesmas masih kurang
Alat antropometri yang
berstandar masih kuang Pengadaan SDM untuk petugas gizi dari pusat sangat minim.
Adanya DAK untuk
penanganan stunting Rekrutmen petugas di gizi di Puskesmas BLUD
4. Persentase penduduk terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat)
Masih rendahnya akses jamban dan air bersih
Pemberdayaan masyarakat , kerjasama dan kemitraan
masih kurang
Adanya komitmen dari pokja ampl tingkat kabupaten.
47
Sasaran Jangka Menengah Renstra
Dinas Provinsi Jawa Barat
Permasalahan Pelayanan PD
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4)
Petugas Kesling tingkat puskesmas masih kurang
Pengadaan SDM untuk petugas gizi dari pusat sangat minim.
Rekrutmen petugas di gizi di
Puskesmas BLUD
5. Persentase kabupaten/ kota dengan cakupan rumah tangga ber-PHBS >60%
Sudah tercapai
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular, terutama
keberhasilan pengobatan TBC.
Sarana untuk penemuan kasus baru masih kurang.
Petugas belum semua terlatih dalam penanganan Tb.
Pengadaan untuk mikroskoop belum optimal
Petugas masih mempunyai tugas lainnya (tugas
rangkap)
Adaya sarana seperti pot dahak yang disediakan pihak
provinsi Adanya DAK sekunder untuk peningkatan kapasitas
petugas dalam penangan TB
7. Meningkatnya cakupan dan mutu
imunisasi
Masih rendahnya tatakelola
coldchain. Masih adanya penolakan imunisasi
di masyarakat
Sarana dan prasarana untuk
penyimpanan vaksin belum memadai Adaya fatwa haram
imunisasi dari komunitas tertentu
Adanya DAK penugasan
untuk pengadaan cold chain Adanya kotmitmen dari
pihak MUI untuk bekerjasama menyosialisasikan pentingnya imunisasi
8. Menurunnya penderita penyakit tidak menular & Keswa terutama
Hipertensi dan merokok.
Petugas belum optimal dalam melakukan skrening
Petugas masih mempunyai tugas lainnya (tugas
rangkap)
Rekrutmen petugas di puskesmas BLUD
9. Persentase pelayanan kesehatan Penduduk Terdampak Krisis
Kesehatan Akibat Bencana dan/atau Berpotensi Bencana Provinsi
Pemenuhan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan bencana dan
KLB.
Belum memiliki mitigasi bencana di bidang kesehatan
Pemanfaatan tehnologi untuk mitigasi bencana
10. Persentase Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar Biasa Provinsi
Pemenuhan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan bencana dan KLB.
Belum memiliki mitigasi bencana di bidang kesehatan
Pemanfaatan tehnologi untuk mitigasi bencana
11. Persentase Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Pada Kondisi Kejadian Luar Biasa Provinsi
Pemenuhan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan bencana dan KLB.
Belum memiliki mitigasi bencana di bidang kesehatan
Pemanfaatan tehnologi untuk mitigasi bencana
12. Jumlah puskesmas terakreditasi Sudah tercapai
13. Persentase kab/kota yang
melaksanakan layanan layad rawat
Sarana dan prasarana layad rawat
dan PSC 119 serta SDM belum cukup
SDM untuk layanan PSC
terutama dokter belum terpenuhi
Adanya DAK untuk
pemenuhan sarana dan prasarana
14. Jumlah rumah sakit terakreditasi Rs swasta belum terakreditasi Proses pemenuhan persyaratan akreditasi masih lambat
Adanya komitmen dari RS Swasta untuk segera melaksanakan akreditasi
15. Persentase peningkatan akses Rumah Sakit, Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan Rumah
Sakit Provinsi dan UPT Dinas
Rasio RS belum tercapai Proses pembangunan RS belum optimal
Adanya DAK untuk pembangunan RS
16. Persentase peningkatan sarana, prasarana dan tenaga kesehatan
pelayanan kesehatan di wilayah Jabar selatan dan wilayah perbatasan.
Sarana, prasarana dan tenaga kesehatan di garut sekatan belum
merata
Faktor jarak atau geografis yang sulit dijangkau
Adanya Nusantara Sehat Adanya alokasi anggaran
DAK
17. Persentase ketersediaan obat esensial
Sudah tercapai
48
Sasaran Jangka Menengah Renstra
Dinas Provinsi Jawa Barat
Permasalahan Pelayanan PD
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut
Analisis Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
(1) (2) (3) (4)
18. Persentase penduduk yang
mendapat jaminan kesehatan menuju universal health coverage
Masih rendahnya kepesertaan
jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin
Alokasi dana untuk jaminan
kesehatan masyarakat miskin belum mencukupi.
Kebijakan pusat tentang
Banprov untuk anggaran jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin
19. Persentase penguatan tenaga kesehatan di Dinkes Provinsi dan UPTD
Basis data tenaga sesuai kompetensi belum akurat.
Masih banyaknya tenaga kesehatan yang merangkap jabatan antara lain dengan
jabatan bendahara.
Adanya pelatihan atau uji kompetensi.
20. Persentase dukungan sistem informasi kesehatan tingkat
provinsi
Belum optimalnya pemanfaatan aplikasi system informasi milik
provinsi
Belum adanya system informasi kesehatan tingkat
kabupaten
Sudah ada aplikasi e profil.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Tata ruang merupakan perwujudan dari struktur ruang dan pola ruang.
Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka pemanfaatan
ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang berikut asumsi-asumsinya,
dengan cara menelaah rencana struktur ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Telaahan
terhadap rencana struktur ruang meliputi: Peta rencana struktur ruang; Rencana
sistem perkotaan; Rencana jaringan transportasi; Rencana jaringan energi;
Rencana jaringan telekomunikasi; dan Rencana sistem jaringan sumber daya air,
dan Menelaah rencana pola ruang. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang
dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
fungsi budidaya. Telaahan terhadap rencana pola ruang, meliputi: Rencana
kawasan lindung; dan Rencana kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis.
Menelaah indikasi program pemanfaatan ruang. Program pemanfaatan ruang
adalah program yang disusun dalam rangka mewujudkan rencana tata ruang
yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan
baik di pusat maupun di daerah secara terpadu. Berdasarkan Peraturan Daerah
49
Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Garut Tahun 2011-2031, kebijakan pembangunan kewilayahan
ditinjau dari penataan ruang Kabupaten Garut, lebih diarahkan pada fungsinya
sebagai kawasan penunjang pusat pertumbuhan. Beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan dalam perumusan konsepsi perencanaan tata ruang dan
pengembangan wilayah Kabupaten Garut baik eksternal maupun internal adalah
sebagai berikut :
1) Adanya pengembangan jalur lintas Selatan Jawa Barat yang akan
mempengaruhi perkembangan kawasan yang dilintasi jalur tersebut karena
adanya peningkatan aksesibilitas.
2) Adanya pengembangan jalan tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan–Palimanan
yang akan mempengaruhi perkembangan wilayah bagian Utara Kabupaten
Garut seperti Kecamatan Malangbong, Selaawi, dan Limbangan karena adanya
peningkatan aksesibiltas.
3) Adanya rencana pembangunan infrastruktur strategis Provinsi Jawa Barat,
yaitu jalan tol Cigatas di Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, dan
Kabupaten Tasikmalaya.
4) Adanya rencana reaktivasi jalur Kereta Api Cibatu – Garut – Cikajang.
5) Adanya rencana pengembangan pelabuhan samudera yang melayani angkutan
barang untuk mendukung kegiatan perikanan di wilayah Kabupaten Garut. Hal
ini tentunya akan semakin memperkuat peran dan kedudukan Kabupaten
Garut dalam Pengembangan Wilayah Propinsi Jawa Barat.
6) Adanya kebijakan penetapan kawasan lindung sebesar 45% dari luas seluruh
wilayah Jawa Barat akan berdampak pada perubahan pola pemanfaatan ruang
secara luas di wilayah Kabupaten Garut. Tanggung jawab dan peran wilayah
Kabupaten Garut untuk mendukung kebijakan tersebut adalah memantapkan
sekitar 85% wilayahnya untuk kawasan berfungsi lindung.
7) Adanya rencana pengembangan kawasan andalan Priangan Timur di wilayah
Propinsi Jawa Barat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan
tersebut maupun kawasan sekitarnya telah membuka peluang bagi wilayah
Kabupaten Garut untuk mengembangkan sektor-sektor unggulan terutama
agribisnis dan pariwisata.
50
8) Perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah seyogyanya dilandasi
oleh prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
9) Keterkaitan sektor-sektor ekonomi dalam usaha memacu pembangunan
wilayah Kabupaten Garut dengan memperhatikan implikasi keruangan yang
didasarkan atas komplementari antar sektor-sektor yang terpilih dalam wilayah
yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan saling ketergantungan
antar wilayah yang dalam jangkauan jangka panjang dapat membentuk satu
kesatuan ekonomi wilayah.
10) Keterkaitan antara kawasan yang berkembang pesat dan sektor-sektor
pengembangan utama dengan kawasan yang terisolir dan tertinggal
pertumbuhannya. Dimaksudkan agar terjadi penebaran dan penjalaran
pertumbuhan ke daerah-daerah yang tertinggal tersebut.
Pada Perda pasal 39 mengenai Peraturan Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011 - 2031
ayat 3 (tiga) mengatur pengembangan sarana/fasilitas khususnya kesehatan
terdiri atas: pembangunan Rumah Sakit terletak yaitu peningkatan rumah sakit
umum daerah dr. Slamet berada di Kecamatan Tarogong Kidul, pembangunan
rumah sakit umum daerah dan swasta terletak di PKW Rancabuaya, PKL
Perkotaan Garut, PKL Pameungpeuk, Kecamatan Balubur Limbangan, Kecamatan
Cikajang; dan Kecamatan Karangpawitan. Pembangunan rumah sakit jiwa dan
rumah sakit paru berada di Kecamatan Cikajang. Peningkatan Puskesmas Dengan
Tempat Perawatan (DTP) menjadi rumah sakit tipe C terletak di seluruh
kecamatan.
3.5. Isu Strategis
Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi kesehatan tahun sebelumnya
sebagaimana dikemukakan sebelumnya, maka isu strategis Dinas Kesehatan
adalah :
1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Garut.
51
2. Tingginya hasil stunting hasil Pemantauan Status Gizi, Riskesdas tahun 2017
Kabupaten Garut masih tinggi sebesar 43,2 %;
3. Masih rendahnya aksesabilitas dan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terutama di daerah terpencil dan pinggiran.
4. Penyediaan pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat dan jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat penyerapannya belum maksimal.
5. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan.
6. Belum optimalnya pelaksanaan paradigma sehat : SPM, PISPK, SDGs dan
Germas.
7. Masih tingginya kejadian penyakit menular dan meningkatnya kejadian
penyakit tidak menular
8. Adanya ancaman meningkatnya atau munculnya penyakit lain (neo emerging
dan re-emerging) serta kejadian luar biasa.
9. Masalah akses sanitasi masih kurang melalui desa Open Defecation Free (
program STBM)
10. Masih belum optimalnya pelaksanaan manajeman BLUD puskesmas
11. Masih ditemukannya penyalahgunaan obat di masyarakat
12. Masih diperlukannya stabilitas persediaan obat dan perbekalan kesehatan di
sarana pelayanan kesehatan
13. Masih rendahnya kualitas bangunan fisik hasil kegiatan pembangunan sarana
pelayanan kesehatan
14. Masih perlunya ditingkatkan kepuasan pelanggan
15. Masih kurangnya alat kesehatan yang bermutu dan terkalibrasi
16. Masih rendahnya sarana dan prasarana serta sistem pengelolaan
Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)
52
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.1. Tujuan
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan
derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu
daerah harus diikuti dengan perbaikan program pembangunan kesehatan, dan
program sosial lainnya termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli
masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu
memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih
baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang
pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
memperpanjang usia harapan hidupnya.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga negara
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan.
Mengingat kebutuhan warga negara terhadap barang/jasa kesehatan sangat vital
dan dengan karakteristik barang/jasa kesehatan yang unik dan kompleks, maka
peranan pemerintah di bidang kesehatan harus distandarisasi, agar warga negara
dapat memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan. Karena kondisi kemampuan
sumber daya Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia tidak sama, maka
pelaksanaan urusan tersebut diatur dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
untuk memastikan ketersediaan layanan tersebut bagi seluruh warga negara.
Dalam upaya mencapai hal tersebut maka tujuan organisasi Dinas Kesehatan
selaras dengan misi bupati yaitu mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang
agamis, sehat, cerdas dan berbudaya dengan tujuan meningkatnya kualitas
sumber daya manusia dengan sasaran ke-2 yang tercantum pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2019-2024 yaitu :
“Meningkatnya harapan hidup masyarakat”
53
Adapun indikator dari tujuan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Indikator Tujuan Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Tujuan Indikator Satuan
Kondisi Awal Target per tahun
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Meningkatnya harapan hidup
masyarakat
Angka Harapan
Hidup Tahun
70,92
71,36
71.69
72,02
72,34
72,67
73
4.2. Sasaran
Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan
menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan
dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan
diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan
kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat
dicapai. Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari
proses perencanaan strategis dengan fokus utama berupa tindakan pengalokasian
sumber daya organisasi ke dalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan
sasaran harus memenuhi kriteria specific, measurable, agresive but attainable,
result oriented dan time bond. Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan
sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan,
gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolok ukur
keberhasilan pencapaian sasaran.
Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut untuk mencapai tujuan
meningkatnya harapan hidup masyarakat sampai dengan akhir tahun 2024, Dinas
Kesehatan Kabupaten Garut menetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatnya aksesibilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang
berkualitas.
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan keluarga dan Gizi
3. Meningkatnya pemberdayaan Masyarakat bidang kesehatan
54
4. Meningkatnya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dengan mempertimbangan bahwa usia harapan hidup adalah rata-rata
kesempatan atau waktu hidup yang tersisa. Usia harapan hidup bisa diartikan pula
dengan banyaknya tahun yang ditempuh penduduk yang masih hidup sampai
umur tertentu. Besar kecilnya usia harapan hidup suatu generasi sangat
dipengaruhi oleh banyaknya penduduk yang mampu melewati umur tertentu, dan
banyaknya penduduk yang dilahirkan hidup dari suatu generasi sampai mencapai
umur tertentu. Dengan dasar tersebut maka kematian ibu, bayi, balita dan
kematian karena penyakit menular pada orang dewasa, usia produktif
menurunkan umur harapan hidup demikian juga kematian karena kecelakaan akan
menurunkan umur harapan hidup. Sedangkan keberadaan umur penduduk di atas
76 tahun menaikkan umur harapan hidup. Oleh karena itu upaya untuk menaikan
umur harapan hidup dengan cara meningkatkan upaya pencegahan kematian ibu
dan bayi baru lahir. Meningkatkan upaya pencegahan kematian Bayi dan Balita
dengan Immunisasi, Pencegahan Stunting, Pencegahan penyakit menular.
Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, Memperbaiki status gizi
keluarga, Survey Indeks Keluarga Sehat dan Perbaikan kesehatan lingkungan.
Hal ini sejalan dengan pendekatan Teori Blum yaitu ada 4 aspek yang harus
diperhatikan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Keempat faktor tersebut
terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial,
ekonomi, politik, budaya) faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan
kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling
berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan
masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor
determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan
faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan
dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga
sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Hendrik L. Blum menjelaskan lebih
rinci sebagai berikut :
55
1) Faktor Lingkungan memiliki pengaruh dan peranan sebesar 45%. Lingkungan
sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi dua kategori, yaitu yang
berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan
dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia
seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi dan sebagainya.
2) Faktor Perilaku merupakan faktor kedua yang memiliki pengaruh sebesar 35%.
Faktor perilaku mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau
tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat
tergantung pada perilaku manusia itu sendiri.
3) Faktor Pelayanan Kesehatan merupakan faktor ketiga yang memiliki pengaruh
sebesar 15%. Faktor pelayanan kesehatan mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
4) Faktor Keturunan (genetik) merupakan faktor terakhir yang memiliki pengaruh
sebesar 5%. Faktor keturunan telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak
lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan
asma bronkial.
Dengan Teori Blum ini kita dapat memperbaiki 4 aspek utama deteminan
kesehatan tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Melalui
pendekatan HL. Blum dengan memperhatikan pelayanan kesehatan Di Kabupaten
Garut saat ini yang masih belum memenuhi kebutuhan baik dari ketersediaan
maupun kualitas yang diukur dari terakreditasinya fasilitas pelayanan kesehatan
yaitu belum semua fasilitas kesehatan terakreditasi maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut menetapkan sasaran strategis ke satu adalah meningkatnya
aksesibilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas. Kemudian
meningkatnya pelayanan kesehatan keluarga dan gizi, meningkatnya
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dan meningkatnya pencegahan dan
pengendalian penyakit.
Adapun indikator sasaran disajikan dalam tabel berikut :
56
Tabel 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan
NO TUJUAN SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET SASARAN TAHUN KE-
20
19
20
20
20
21
20
22
20
23
20
24
1. Meningkatnya harapan
hidup masyarakat
Meningkatnya aksesibilitas
pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang berkualitas
Persentase Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang terakreditasi
50% 55% 58 % 60% 65 % 70%
Meningkatnya pelayanan kesehatan
keluarga dan Gizi
Persentase pencapaian pelayanan asuhan
berkesinambungan
100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Meningkatnya pemberdayaan Masyarakat bidang
kesehatan
Persentase Pencapaian Indeks Keluarga Sehat
40%
45%
50%
55%
60%
65%
Meningkatnya
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Persentase capaian
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
100% 100% 100% 100% 100% 100%
57
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
5.1. Strategi
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai dalam RPJMD pada Tahun 2020-
2024 adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup Masyarakat yang menjadi tujuan
dari Dinas Kesehatan. Untuk mencapai sasaran RPJMD tersebut maka penerapan
strategi pembangunan kesehatan 2020-2024 adalah meningkatkan kualitas dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Strategi tersebut mencakup pelaksanaan
penerapan standar pelayanan minimal (SPM) di bidang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 tahun 2019 tentang tentang standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan mengamanatkan bahwa capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam
pemenuhan mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus
100% (seratus persen). Strategi untuk meraih capaian 100% tersebut yaitu dengan
cara menjadikan pencapaian SPM sebagai indikator dari keberhasilan program yang
menjadi tangggung jawab Pejabat Administrator, sementara secara teknis
pemenuhuan SPM dilaksanakan oleh Puskesmas selaku Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan.
Adapun rincian strategi meningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan
tersebut dijabarkan dalam strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Garut 2020 – 2024
meliputi :
1. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
2. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
3. Meningkatkan Pembiayaan Kesehatan untuk masyarakat miskin
4. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut
Usia yang Berkualitas.
5. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
6. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
58
7. Meningkatan Penyehatan Lingkungan
8. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
9. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi
dan Alat Kesehatan.
10. Meningkatkan Pengawasan Obat.
11. Menguatkan Manajemen dan Sistem Informasi Kesehatan.
12. Meningkatkan Pengendalian Penyakit.
5.2. Kebijakan
Arah kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut didasarkan pada arah kebijakan
sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2020-2024. Untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan
berbagai upaya kesehatan yang dianggap sebagai upaya prioritas, terintegrasi pada
lokus kegiatan dalam ruang Gerakan Besar Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
Adapun Gerakan Besar yang dimaksud adalah gerakan yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan dalam menanggulangi masalah kematian ibu melahirkan, kematian bayi
baru lahir dan kejadian balita stunting dalam upaya untuk meningkatkan umur
harapan hidup masyarakat. Prinsip gerakan tersebut adalah pro rakyat miskin, pro
kualitas pelayanan, inovatif dan berkesinambungan adapun gerakan besaran tersebut
yaitu :
1. Gerakan Cegah Stunting Ti Garut ( GAGAH TI GARUT ) Merupakan
kegiatan terpadu dan berkesinambungan melibatkan semua "stake holder" dalam
upaya menurunkan angka stunting dan gizi buruk di Kabupaten Garut dengan
out come yang diharapkan yaitu tidak tidak ada lagi kasus baru untuk stunting di
Kabupaten Garut (ZERO STUNTING).
2. Gerakan Anak Sehat Ibu Sehat (ASIH TI GARUT)
Merupakan kegiatan terpadu dan berkesinambungan melibatkan semua "stake
holder" dalam upaya menurunkan angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten
59
Garut dengan out come yang diharapkan yaitu menurunnya angka Kematian Ibu
Melahirkan dan Angka Kematian Bayi Baru Lahir sampai di bawah angka rata rata
Jawa Barat.
3. Gerakan Sadar hidup Sehat dan Pengendalian Penyakit (RASA SEHAT)
Yaitu Gerakan Penyadaran dan Pemberdayaan Masyarakat agar Berperilaku
Hidup Bersih Dan Sehat dan Upaya Perlindungan Masyarakat Dari Penyakit Yang
Prevalensinya Tinggi serta penyalahggunaan dan penggunaan obat yang salah
dengan out come Menurunnya angka kesakitan di masyarakat.
4. Sistem Jejaring Rujukan Garut dan URC 119 (SIJERUK GARUT)
Yaitu sistem layanan koordinasi seluruh kasus rujukan, layanan layad rawat,
layanan kegawatdaruratan dan unit reaksi cepat melalui PSC 119 dengan
outcome yaitu terlayaninya semua kasus kegawatdaruratan dan rujukan yang
ada di Kabupaten Garut, sehingga diharapkan kasus-kasus kegawatdaruratan
tertangani dengan cepat dan tepat.
5. Pelayanan Kesehatan Semesta Untuk Rakyat Miskin (PESAN YAKIN),
yaitu gerakan untuk memberikan jaminan layanan kesehatan kepada masyarakat
miskin dengan outcome yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
miskin. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat miskin yang belum
mendapatkan jaminan BPJS
6. Gerakan Akreditasi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(BERAKREDITASI PARIPURNA) merupakan salah satu indikator dari kualitas
fasilitas pelayanan, adapun outcome dari gerkan ini adalah Meningkatnya
Kualitas layanan kesehatan
7. PEMBANGUNAN RSUD KELAS D, sebagai Gerakan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat terhadap aksesibilitas pelayanan kesehatan rujukan,
sehingga terjadi pemerataan pelayanan kesehatan rujukan di seluruh wilayah
Kabupaten Garut.
60
TABEL 5.1
TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT
VISI KABUPATEN GARUT :
Garut yang bertaqwa, maju dan sejahtera
MISI KABUPATEN GARUT : Misi 1 : Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat, cerdas, dan berbudaya
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Meningkatnya Umur
Harapan Hidup Masyarakat
Meningkatnya
aksesibilitas pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan yang berkualitas
1. Meningkatkan Akses
Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas
2. Meningkatkan Akses
Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas
3. Meningkatkan Pembiayaan
Kesehatan untuk masyarakat miskin
4. Meningkatkan
Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
5. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas
Farmasi dan Alat Kesehatan 6. Meningkatkan Pengawasan
Obat 7. Menguatkan Manajemen
dan Sistem Informasi Kesehatan
1. Peningkatan ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan
2. Peningkatan mutu pelayanan
kesehatan 3. Optimalisasi SIJERUK (Sistem
Jejaring Rujukan)
4. Membangun 3 rumah sakit baru type pratama
5. Optimalisasi Jaminan
Kesehatan Masyarakat 6. Pembinaan karakter tenaga
kesehatan yang professional
7. Meningkatkan Akses, Kemandirian dan Mutu Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan 8. Meningkatkan Sistem
Informasi Kesehatan Terintegrasi
Meningkatnya
pelayanan kesehatan Keluarga dan Gizi
1. Akselerasi Pemenuhan Akses
Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
2. Mempercepat Perbaikan Gizi
Masyarakat.
1. Pemasangan bendera Anak
Sehat Ibu Sehat (ASIH) dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
2. Penanggulangan Stunting
dan gizi buruk dengan memakai Barcode tiap rumah.
Meningkatnya
pemberdayaan Masyarakat bidang kesehatan
1. Meningkatkan Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Meningkatan Penyehatan
Lingkungan
1. Peningkatan kemandirian
masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif (Puskesmas dan
Posyandu) 2. Peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat (GERMAS)
3. Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Meningkatnya
Pencegahan dan
pengendalian penyakit
Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
dan Tidak Menular
61
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
6.1. Rencana Program dan Kegiatan
Memperhatikan rancangan awal RPJMD 2020-2024, visi dan misi, tujuan, strategi dan
sasaran strategis sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka disusunlah
target kinerja dan kerangka pendanaan program-program 2020-2024. Program Dinas
Kesehatan ada dua yaitu program Non Urusan ( Administrasi Umum/Adum ) dan
program Urusan.
Program Non Urusan ( Administrasi Umum/Adum ) meliputi:
1. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3. Program Administrasi Perkantoran
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.
Program Urusan meliputi:
1. Program Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
2. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana fasilitas kesehatan
3. Program Pengadaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Labkesda, Rumah
Sakit, Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-paru/ Rumah Sakit Mata
4. Program Mutu Pelayanan Kesehatan
5. Program Pelayanan Kesehatan Keluarga
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
9. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
10. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
11. Program Kesehatan Kerja dan Olahraga
12. Program Sumber Daya Manusia Kesehatan
13. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
14. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
15. Program Peningkatan Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
16. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
62
Dalam rangka sinergi penyelenggaraan pembangunan daerah, maka perumusan
program unggulan di bidang kesehatan di kabupaten garut yang tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Garut Tahun 2020-2024 dengan mengacu pula pada prioritas janji
kampanye Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2018 - 2023, meliputi
desentralisasi pelayanan kesehatan, yaitu:
a. Layad rawat, yakni pelayanan kesehatan yang responsif dan cepat;
b. Puskesmas Juara, dimana seluruh puskesmas di Jawa Barat memiliki fasilitas
yang memadai dan terakreditasi;
c. Revitalisasi Rumah Sakit;
d. Mobil Kekasih (Kendaraan Konseling Silih Asih), yakni kendaraan yang ditujukan
sebagai media konsultasi bagi masyarakat terhadap permasalahan Psikologis
yang dihadapi;
e. Jaminan kesehatan masyarakat miskin yg terintegrasi dengan JKN;
f. Poskestren, yakni upaya kesehatan berbasis msyarakat dimana Pesantren-
pesantren yang ada di Jawa Barat didorong agar memiliki kesiapan, kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
secara mandiri;
g. Zero Stunting;
h. Ngabring Ka Sakola (Ngabaso) yakni pendidikan sosial kepada siswa khususnya
anak-anak dengan melibatkan orang tua.
6.2. Sumber Dana
Sumber dana indikatif pelaksanaan pembangunan kesehatan untuk periode lima tahun
kedepan (2019-2024) sesuai RENSTRA berasal dari berbagai sumber anggaran, yaitu:
1. Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Garut.
2. Bantuan Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat
3. Bantuan Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN)
4. Sumber dana lainnya
Perumusan indikasi rencana program dan kegiatan yang disertai kebutuhan pendanaan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
63
Tabel 6.1
Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2019-2024
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD
(Tahun 2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp)
Penang
gung jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
1
Meningkatnya Umur Harapan Hidup Masyarakat
Mening
katnya aksesibilitas pelayanan
kesehatan dasar dan
rujukan yang berkualitas
Prosentase Fasilitas Kesehata
n yang sesuai standar (terakredi
tasi)
Program Upaya
Pelayanan Kesehatan dasar dan rujukan
Persentase pemenuh
an pelayanan kesehatan sesuai
standar
% 70% 80% 1.025 100% 3.150 100% 3.465 100% 3.812 100% 4.193 100% 4.612 100% 19.232
Bidang Pelayan
an Kesehat
an (Yankes
)
Kegiatan Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga
prosentase puskesmas yang
melakukan intervensi terhadap Indeks Keluarga
Sehat (IKS)
% 100 100 100 100 300 100 330 100 363 100 399,3 100 439,23 100 1.832
Seksi
Pelayanan
Kesehatan Primer
Pengelolaa
n Pelayanan Fasyankes Primer
presentase
Sarana Fasyankes Primer yang sesuai standar
absolut 100 100 100 100 200 100 220 100 242 100 266,2 100 292,82 100 1.221
Seksi
Pelayanan
Kesehatan Primer
Upaya pelayanan
kesehatan Tradisional
persentase puskesmas yang melaksanakan
kesehatan tradisional dan komplemen
ter
% 20 20 25 20 200 20 220 20 242 20 266,2 20 292,82 20 1.221
Seksi Pelayana
n Kesehatan Primer
64
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Peningkatan
Pelayanan dan Penangulangan
Masalah Kesehatan
persentase Pelaksanaa
n pelayanan kesehatan pada
situasi khusus
% 100% 100% 100 100% 250 100% 275 100% 302,5 100% 332,75 100% 366,025 100% 1.526
Seksi Pelayana
n Kesehatan Primer
Rekomendasi Peijinan Fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan
jumlah Fasyankes Tujukan
yang diberi rekomendasi izin
% 100 100 200 100 200 100 220 100 242 100 266,2 100 292,82 100 1.221
Seksi Pelayana
n
Kesehatan
Rujukan
Peningkatan
Pengelolaan SIJERUK (Sistem Informasi Jejring
Rujukan Kegawat dan daruratan)
presentasemasysrakat yang
terlayani
% 100 100 500 100 2000 100 2200 100 2420 100 2662 100 2928,2 100 12.210
Seksi Pelayana
n Kesehata
n Rujukan
Program Pelayanan Kesehatan penduduk
miskin
prosentase orang miskin yang mendapat
kan kartu BPJS/KIS
% 20% 20% 30.200 20% 30.50
0 20% 33.550 20% 4.235 20% 4.659 20% 5.124 100% 78.068
Bidang Pelayan
an Kesehat
an
(Yankes)
Bantuan biaya kesehatan
keluarga miskin/Kejadian Luar Biasa/korban
Bencana/korban KDRT/korban tindakan
terorismi
Klaim Pembayaran pelayanan
kesehatan
% 100% 100% 200 100% 500 100% 550 100% 605 100% 665,5 100% 732,05 100% 3.053
Seksi Pelayana
n Kesehata
n Primer
65
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Bantuan biaya
Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin
(PBI)
Pembayaran premi ke BPJS
% 100% 100% 30.000 100% 30000 100% 33.000 100% 3.630 100% 3.993 100% 4.392 100% 75.015
Seksi
Pelayanan
Kesehatan Primer
Program Pengadaan, Peningkat
an dan Perbaikan Sarana fasilitas kesehatan
Rasio puskesmas,
poliklinik, pustu persatuan penduduk
Rasio 1/10.8
60
1/38.
000
191.88
7
1/37.0
00
36.66
7
1/36.00
0 26.636
1/35.00
0 25.800
1/34.0
00 29.179
1/33.00
0
1/33.00
0
118.28
2
Bidang Pelayan
an
Kesehatan
(Yankes)
Pengadaan
Tanah untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
Jumlah Lokasi tanah
Absolut - 1 100 2 4.000 1 5.000 1 2.000 1 3.000 1 3.000 1 17.000
Seksi Pelayana
n Kesehata
n Primer
Pembangun
an/ rehabilitasi Puskesmas dan
jaringannya.
jumlah
labkesda, puskesmas dan jaringannya yang
dibangun/rehabilitasi
Absolut 24 37 184.587 9 26.558 8 14.916 8 16.408 8 18.048 8 19.853 8 95.783
Seksi Pelayana
n Kesehata
n Primer
Pengadaan prasarana dan peralatan kesehatan
Puskesmas dan jaringannya
Prosentase
sarana dan prasarana di puskesmas
dan jaringannya yang sesuai kebutuhan
% 60% 60% 7.200 70% 6.109 80% 6719,9 90% 7391,89 95% 8131,079 100% 8944,18
69 100% 37.296
Seksi Pelayana
n
Kesehatan Primer
66
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program pengadaa
n dan peningkatan sarana dan
prasarana Labkesda, rumah sakit, rumah
sakit jiwa/ rumah sakit paru-
paru/ rumah sakit mata
Rasio Rumah Sakit persatuan
penduduk
Rasio 1/435.
000 1/435.000
7.631 1/416.
666 48.25
7 1/416.6
66 53.083
1/416.666
58.083 1/416.
666 58.391
1/416.666
70.653 1/416.6
66 288.46
7
Bidang Pelayan
an Kesehat
an
(Yankes)
Pengadaan Tanah untuk Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Rujukan
Jumlah Lokasi tanah
Absolut - 1 2000 2 6.000 1 2000 1 2000 0 0 1 2000 1 12.000
Seksi Pelayana
n Kesehata
n Rujukan
Pembangunan/ rehabilitasi Labkesda
dan Rumah Sakit
Jumlah RS baru yang
beroperasi
Absolut 0 1 6.228 3 33.257 3 36.583 3 40.241 3 44.265 3 48.692 3 203.038
Seksi Pelayana
n Kesehata
n Rujukan
Pengadaan prasarana dan peralatan
kesehatan Rumah Sakit, Labkesda dan
fasyankes rujukan lainnya
Prosentase prasarana
dan peralatan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan
% 0% 50% 1.403 100% 19.000 100% 20.900 100% 22.990 100% 25.289 100% 27.818 100% 115.997
Seksi
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan
67
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program mutu pelayanan kesehatan
Prosentase
peningkatan mutu pelayanan kesehata
n
% 50% 60% 4.695 70% 4.400 80% 4.785 90% 5.264 100% 5.790 100% 6.369 100% 26.608
Bidang Pelayan
an Kesehat
an (Yankes
)
Pengelolaan Mutu Pelayanan Kesehatan
dan Puskesmas Berprestasi
persentase hasil ikm di puskesmas dan
Puskesmas yang berprestasi
% 70% 80% 100 100% 400 100% 440 100% 484 100% 532 100% 586 100% 2.442
Seksi Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Pengelolaan Akreditasi
Puskesmas dan Fasyankes Primer lainnya
Persentase
Puskesmas realkreditasi Paripurna (Puskesmas)
% 1.5% 1.5% 4.230 5% 3.950 5% 4.345 5% 4.780 5% 5.257 5% 5.783 5% 24.115
Seksi
Mutu Pelayana
n Kesehata
n
Pengelolaan Akreditasi RS, Labkesda
dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Lainnya
RS dan Labkesda
terakreditasi
Absolut - 1 365 1 50 1 500 550
Seksi Mutu
Pelayana
n Kesehata
n
Program Sumber
Daya Manusia Kesehatan
Prosentase Prosentase tenaga kesehata
n berizin praktek di puskesmas dan rumah
sakit
% 100% 100% 200 100% 1800 100% 1980 100% 2178 100% 2395,8 100% 2635,3
8 100% 10.989
Bidang Sumber
Daya Kesehat
an (SDK)
Fasilitasi pemenuhan tenaga
kesehatan puskesmas
jumlah pemenuhan tenaga
kesehatan puskesmas
Absolut 60 60 100 60 1.500 60 1.650 60 1.815 60 1.997 60 2.196 60 9.158
Seksi Sumber Daya
Kesehatan
Manusia
68
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga
kesehatan
Jumlah Tenaga
Kesehatan yang ditingkatkan kualitas
dan kompetensinya
Absolut 700 700 100 700 300 700 330 700 363 700 399 700 439 700 1.831
Seksi Sumber Daya
Kesehatan
Manusia
Program Obat dan
Perbekalan Kesehatan
9.832 20.71
9 52.791 25.070 30.577 30.335
159.492
Bidang Sumber
Daya Kesehat
an (SDK)
prosentas
e ketersediaan Puskesmas dengan
obat dan vaksin esensial
% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95%
Prosentas
e produk alkes dan PKRT di peredaran yang
memenuhi syarat
% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Prosentase Sarana
Kefarmasian Memberikan Pelayana
n Kefarmasian Sesuai Standar
% 65% 65% 65% 70% 75% 80% 85% 90%
Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Jumlah
Paket Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Absolut 2paket 2paket 8.444 2paket 15.000 2paket 16.500 2paket 18.150 2paket 19.965 2paket 21.962 2paket 91.577
Seksi
Akes , Obat Publik dan
PKRT
69
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Pengelolaa
n Obat dan Perbekalan Kesehatan
Nilai indikator
Pengelolaan Instalasi Farmasi Kabupaten
Absolut 75 75 1.000 75 425 75 467,5 75 514,25 75 565,675 75 622,242
5 75 2.595
Seksi Akes ,
Obat Publik dan
PKRT
Pengadaan sarana dan prasarana instalasi farmasi
kabupaten
Jumlah paket sarana prasarana instalasi
Absolut 1paket 1paket - 1paket 4.394 1paket 4.833 1paket 5.317 1paket 5.848 1paket 6.433 1paket 26.825
Seksi Akes , Obat Publik dan
PKRT
Pembangunan/Rehabilitasi Gudang Instalasi
Farmasi Kabupaten
Pembangunan yang sesuai dengan
perencanaan
Absolut 1paket 1.136 1 30000 1 3000 33.000
Seksi Akes , Obat Publik
dan PKRT
Pembinaan daan pengawasa
n alat kesehatan dan PKRT
Jumlah alkes dan
PKRT yang diperiksa
Absolut 30 30 100 30 100 30 110 30 121 30 133 30 146 30 610
Seksi Akes , Obat
Publik dan
PKRT
Penigkatan
Mutu Pelayanan Kefarmasian
Jumlah
sarana kefarmasian sesuai standar
Absolut 75 75 150 75 500 75 550 75 605 75 666 75 732 75 3.053 Seksi
Kefarmasian
Peningkata
n penggunaan obat rasional
Capaian
pengunaan obat rasional
% 60% 60% 138 60% 300 60% 330 60% 363 60% 399 60% 439 60% 1.831 Seksi
Kefarmasian
Program Peningkatan Pelayanan BLUD
Prosentas
e Laporan BLUD Puskesmas sesuai SAP
% 100% 100% 122,09
7 100% 122 100% 134,2 100% 147,62 100% 162,382 100% 178,62 100% 745
Sekretariat
Kegiatan Dukungan Peningkatan BLUD di
PKM
Prosentase Laporan BLUD Puskesmas
sesuai SAP
% 100% 100% 122,097 100% 122 100% 134 100% 148 100% 162 100% 179 100% 745
Subbag Keuanga
n dan Barang
Milik Daerah
70
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program standarisasi Pelayanan kesehatan
Jumlah Paket
Infrastruktur Sistem Informasi
Kesehatan (SIK)
Absolut
0 0 0 1paket 200 1paket 220 1paket 242 1paket 266 1paket 293 1paket 1.221 Sekreta
riat
Pengadaan Infrastuktur
Sistem Informasi Kesehatan
Jumlah Paket Infrastrukt
ur Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Absolut 0 0 0 1paket 200 1paket 220 1paket 242 1paket 266 1paket 293 1paket 1.221
Subag Perencanaan,Ev
aluasi dan
Pelaporan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Persentas
e Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Puskesma
s
% 100% 100% 49.892 100% 44.05
3 100% 48.458 100% 53.304 100% 58.635 100% 64.498 100%
268.948
Bidang
Kesehatan
Masyarakat
(Kesma
s)
Bantuan Operasional Kesehatan
di Puskesmas
Pencapaian SPM di
Puskesmas
% 100% 100% 49.892 100% 44.053 100% 48.458 100% 53.304 100% 58.635 100% 64.498 100% 268.948
Seksi Kesling, Kesehata
n Kerja dan
Olahraga
Program Pelayanan Kesehatan Keluarga
Rata -rata Persentas
e Pencapaian Pelayanan
Kesehatan Keluarga
% 100% 100% 11.162 100% 22.80
0 100% 25.080 100% 27.588 100% 30.347 100% 33.381 100%
139.196
Bidang
Kesehatan
Masyarakat
(Kesmas)
Meningkatnya
aksesibilitas
pelayanan
kesehatan
Keluarga dan Gizi
Presentas
e pencapaia
n pelayanan kesehatan
keluarga (capain
SPM 1, 2, 3, 4, 5, 7
ASIH (ANAK SEHAT IBU
SEHAT)
persentase ibu hamil diperiksa
kehamilannya
% 99,17% 100% 1.000 100% 1.100 100% 1.210 100% 1.331 100% 1.464 100% 6.105
Seksi Kesehata
n
Keluarga dan Gizi
71
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Jaminan pertolongan
persalinan (Jampersal
persentase ibu bersalin ditolong persalinann
ya oleh nakes di fasilitas kesehatan
% 76,14% 100 10.912 100% 21.000 100% 23.100 100% 25.410 100% 27.951 100% 30.746 100% 128.207
Seksi Kesehata
n
Keluarga dan Gizi
Pelayanan Kesehatan dalam rangka
Gerakan Membebaskan Garut dari Anemia (Gebetan)
Jumlah Anemia pada
remaja putri menurun
% 51,86% 100 150 100% 200 100% 220 100% 242 100% 266 100% 293 100% 1.221
Seksi Kesehata
n Keluarga dan Gizi
Peningkatan
pelayanan kesehatan pada lansia
puskesmas yang dibina, persentase usia lankut
yang diperiksa, perayaan peringatan hari usia
lanjut
% 99,17% 100 - 100% 300 100% 330 100% 363 100% 399 100% 439 100% 1.831
Seksi Kesehata
n Keluarga dan Gizi
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Prosentase Penanganan Kurang
Gizi pada Balita dan Ibu Hamil
% 100% 100% 4.253 100% 1.500 100% 1.650 100% 1.815 100% 1.997 100% 2.196 100% 9.158
Bidang Kesehata
n Masyara
kat (Kesmas
)
Pencanang
an "Ga-Gah ti Garut" (Gerakan Cegah Stunting di
Garut)
Jumlah pembentukan pos gizi
Absolut 17 19 4.153 2 1.000 2 1.100 2 1.210 2 1.331 2 1.464 29 6.105
Seksi Kesehata
n Keluarga dan Gizi
Penanggulangan KEP, AGB, GAKI, KVA dan
gangguan kekurangan gizi mikro lainnya
persentase 4 (empat)
Masalah Gizi yang ditanggani
% 100% 100% 100 100% 500 100% 550 100% 605 100% 666 100% 732 100% 3.053
Seksi Kesehata
n Keluarga dan Gizi
72
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Meningkatnya
pemberdayaan Masyar
akat
bidang kesehat
an
Persentase
Pencapaian Indeks Keluarga
Sehat
Program
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Cakupan Desa/ Kelurahan Siaga Aktif
Mandiri
% 1,31% 1,31%
300 3% 2.500 5% 2.750 10% 3.025 15% 3.328 20% 3.660 20% 15.263
Bidang
Kesehatan
Masyarakat
(Kesmas)
Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
dalam pengembangan UKBM
Desa / kelurahan siaga aktif meningkat satu
tingkat strata diatasnya
Absolut 0 0 200 13desa 500 22 550 44 605 66 666 88 732 88 3.053
Seksi Promosi Kesehata
n dan Pemberd
ayaan Masyara
kat
Penyuluhan Masyarakat
Pola Hidup Sehat
Tatanan Rumah tangga
yang ber PHBS
% 60% 100 65% 2.000 70% 2.200 75% 2.420 80% 2.662 85% 2.928 85% 12.210
Seksi Promosi Kesehata
n dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Prosentase Desa yang menerapkan STBM
% 90 100 450 100 2.450 100 2.695 100 2.964,5
0 100 3.261 100 3.587 100 14.958
Bidang
Kesehatan
Masyarakat
(Kesma
s)
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
Prosentase yang menerapak
an STBM
% 90 100 200 100 600 100 660 100 726 100 799 100 878 100 3.663
Seksi Kesling, Kesehatan Kerja
dan Olahraga
Pelaksanaa
n Kesehatan Lingkungan
Persentase pencapaian
Indeks Resiko sanitasi (IRS)
% 31 31 - 35 500 40 550 45 605 50 666 55 732 60 3.053
Seksi Kesling,
Kesehatan Kerja
dan Olahraga
Kecamatan Sehat
Jumlah Kecamatan Sehat
Absolut 32 32 150 42 750 42 825 42 908 42 998 42 1.098 42 4.579
Seksi
Kesling, Kesehatan Kerja
dan Olahraga
73
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Penyehatan TTU/Industri/TPM
persentase TTU/TUI/T
PM yang diawasi memenuhi syarat
kesehatan
Absolut 74,71 74,71 100 74,71 450 75 495 78,97 545 80,43 599 82,61 658,845 82,61 2.748
Seksi
Kesling, Kesehatan Kerja
dan Olahraga
Pengawasan keamanan
pangan
persentase sarana pangan yang
diawasi
Absolut 74,29 74,29 - 74,29 150 75 165 79,05 182 79,42 200 80,15 219,615 80,15 917
Seksi Kesling, Kesehatan Kerja
dan Olahraga
Program Kesehatan Kerja dan
Kesehatan Olah Raga
Persentas
e Puskesmas yang menyelen
ggarakan kesehatan kerja dasar dan Olah Raga
% 70 70 50 75 400 88 440 85 484 90 532 95 586 95 2.442
Seksi Kesling, Kesehat
an
Kerja dan
Olahraga
Kesehatan
kerja dan olah raga
persentase Puskesmas yang
melaksanakan kesehatan kerja
% 50 50 - 55 60 65 70 75 75 0
Seksi Kesling,
Kesehatan Kerja
dan Olahraga
persentase
Puskesmas yang melaksanakan
kesehatan olah raga
% 70 70 50 75 400 88 440 85 484 90 532 95 586 95 2.442
Seksi Kesling, Kesehatan Kerja
dan
Olahraga
Meningkatnya Penceg
ahan dan
pengendalian
penyaki
t menular dan tidak
Prosentas
e capaian pencegah
an dan pengenda
lian Penyakit
Program Pencegahan dan Pengendalian
penyakit
Presentase capaian
pencegahan dan penegndalian PM dan PTM
(SPM 6, 8, 9, 10, 11, 12)
% 100% 6.217 100% 3.275 100% 3.603 100% 3.963 100% 4.359 100% 4.795 100% 19.995
Bidang
Pencegahan dan
Pengendalian
Penyakit
74
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
menular
Pelayanan
Vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
persentase anak
dibawah dua tahun IDL dan Desa UCI
% 95% 95% 475 95% 475 95% 523 95% 575 95% 632 95% 695,447
5 95% 2.900
Seksi
Surveilans dan
Imunisasi
Penanggulangan Penyakit Hipertensi
Prevalensi tekanan darah tinggi
% 100% 100% - 100% 200 100% 220 100% 242 100% 266 100% 292,82 100% 1.221
Seksi Penceng
ahan dan
Pengendalian
Penyakit
tidak Menular
Surveilans
faktor risiko dan pengendalian penyakit tidak
menular
Prosentase masyarakat Usia Produktif dan yang
dilayani pemeriksaan kesehatan penyakit
Hipertensi, diabetes melitus dan PTM lainnya
% 100% 100% 4.502 100% 200 100% 220 100% 242 100% 266 100% 292,82 100% 1.221
Seksi Penceng
ahan dan
Pengendalian
Penyakit
tidak Menular
Penanggulangan
Penyakit Gangguan Jiwa
Prevalensi ODGJ yang
dilayani oleh puskesmas
% 100% 100% 100 100% 200 100% 220 100% 242 100% 266 100% 292,82 100% 1.221
Seksi Penceng
ahan dan
Pengendalian
Penyakit tidak
Menular
Penanggulangan Gangguan
persentase kasus Penyakit indra yang
% 85% 85% 100 85% 300 85% 330 85% 363 85% 399 85% 439,23 85% 1.831
Seksi Penceng
ahan dan
75
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Kesehatan Indera
tertanggulangi
Pengendalian
Penyakit tidak
Menular
Peningkatan penanggula
ngan TB
Prosentase
terduga TB yang dilakukan tindakan sesuai
standar serta pengobatan sesuai standar
% 100% 100% 100 100% 300 100% 330 100% 363 100% 399 100% 439,23 100% 1.831
Seksi Pencegahan dan Pengend
alian Penyakit Menular
Penanggulangan dan Pencegahan HIV/AIDS dan IMS
Prosentase kelompok resiko HIV/AIDS dan IMS
mendapatkan pe;ayanan sesuai
standar dan pengobatan sesuai standar
% 100% 100% 600 100% 300 100% 330 100% 363 100% 399 100% 439,23 100% 1.831
Seksi
Pencegahan dan Pengend
alian Penyakit
Menular
Penanggulangan Penyakit bersumber Binatang
dan penyakit menular langsung; malaria/
DBD/ Filariasis/ Rabies dan Lainnya
Jumlah Puskesmas yang aktif melakukan
penanggulangan penyakit bersumber binatang
dan penyakit menular aktif yang
% 100% 100% 140 100% 800 100% 880 100% 968 100% 1.065 100% 1.171 100% 4.884
Seksi
Pencegahan dan Pengend
alian Penyakit
Menular
76
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Peningkatan
surveillance epidemiologi dan penanggula
ngan wabah serta Kebencanaan
persentase kasus PD3I yang ditanggulan
gi kurang dari 24 jam
% 100% 100% 100 100% 250 100% 275 100% 303 100% 333 100% 366,025 100% 1.527
Seksi Surveilan
s dan
Imunisasi
Peningkatan Kegiatan Kesehatan Matra, haji
dan umroh
persentase pelaksanaan Surveilans SISKOHAT
KES jemaah haji
% 100% 100% 100 100% 250 100% 275 100% 303 100% 333 100% 366,025 100% 1.527
Seksi Surveilan
s dan Imunisas
i
Non
Urusan
Adminis
trasi Umum
(ADUM)
Program Peningkat
an Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase Sarana dan
Prasarana aparatur berkondisi baik
% 53 50 60800 66900 73605 81476 282.83
1 Sekreta
riat
Pembangunan Gedung Kantor Dinas Kesehatan
Jumlah Gedung yang dibanguan
Pemeliharaan Gedung Kantor
Jumlah Gedung yang dipelihara
Absolut 4 4 4 300 4 300 4 400 4 400 4 500 4 500
Subag Umum dan
Kepegawaian
Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/opera
sional
Prosentase kendaraan yang bisa beropersi dengan
baik
% 100 100 53 100 50 100 60.500 100 66.550 100 73.205 100 80.526 100 280.831
Subag Umum dan
Kepegaw
aian
Pemeliharaan rutin/ berkala
peralatan gedung kantor
prosentase peralatan gedung
kantor yang berfungsi secara baik
% 100 100 100 250 100 300 100 350 100 400 100 450 100 1.500
Subag Umum
dan Kepegaw
aian
77
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Program Peningkat
an Disiplin Aparatur
Tingkat
disiplin aparatur
% 100 47 47 52 57 63 100 69 288 Sekreta
riat
Pengadaan Pakaian Dinas
Beserta Perlengkapannya
jumlah pakaian
dinas yang disediakan
Absolut 130 32 130 32 130 35 130 39 130 43 130 47 130 196
Subag Umum
dan Kepegaw
aian
Pendidikan
dan pelatihan Formal
Prosentase pegawai
yang mengikuti pelatihan
% 100 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 75
Subag Umum
dan Kepegaw
aian
Rekrruitme
nt tenaga non PNS BLUD
prosentase
kebutuhan pegawai BLUD yang direkrut
% 100 100 600 100 100 100 100 100 0
Subag
Umum dan
Kepegawaian
Program Administrasi
Perkantoran
Persentas
e pemenuhan kebutuhan layanan
administrasi perkantoran
% 2732 3668 3312 3641 3996,2 4397,8
2 19.015
Sekretariat
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air
dan Listrik
Prosentase kebutuhan Listrik dan air yang disediakan
% 100 106 250 117 129 141 100 155 792
Subag Umum dan
Kepegawaian
Penyediaan jasa pemeliharaan da
perizinan kendaraan dinas/operasional
Jumlah Kendaaraa
n yang dibayarkan STNKnya
Absolut 25 45 26 300 28 50 29 54 30 60 32 66 34 530
Subag Keuanga
n dan
Barang Milik
Daerah
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Jumlah Alat
dan bahan yang disediakan untuk
kebersihan
Absolut 100 107 200 118 129 142 100 157 746
Subag Umum dan
Kepegawaian
78
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Penyediaan
Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
prosentase Alat kerja
yang bisa berfungsi dengna baik
% 100 6 100 15 100 7 100 8 100 8 100 9 100 47
Subag
Umum dan
Kepegawaian
Penyediaan jasa Administrasi keuangan
100 100 18 100 20 100 22 100 25 100 27 100 112
Subag Keuanga
n dan Barang Milik
Daerah
Penyediaan alat tulis
kantor
Jumlah ATK yang disediakan sesuai
dengan kebutuhan
Absolut 100 115 100 250 100 126 100 139 100 153 100 168 100 836
Subag Umum dan
Kepegawaian
Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan
Jumlah Barang
cetakan yang disediakan
Absolut 100 51 100 60 100 66 100 73 100 80 100 88 100 367
Subag Umum
dan Kepegaw
aian
Penyediaan
komponen instalasi listrik/penerangan bangunan
kantor
jumlah Instalasi listrik yang diperbaharui/diganti
Absolut 100 6 100 6 100 7 100 7 100 8 100 9 100 37
Subag Umum dan
Kepegawaian
Penyediaan Bahan Bacaan dan peraturan
perundang-undangan
Jumlah Bahan bacaan
yang disediakan
Absolut 100 8 100 9 100 9 100 10 100 11 100 12 100 51
Subag Umum dan
Kepegawaian
Penyediaan makanan
dan minuman
Bahan makanan dan
minuman yang disediakan
Absolut 100 48 100 50 100 55 100 61 100 67 100 73 100 306
Subag Umum
dan Kepegaw
aian
Penyediaan
peralatan dan perlengkapan kantor
Prosentase
Peralatan dan perlengkapan Kantor sesuai
% % % 75 % 75 % 80 % 80 100 90 100 400
Subag
Umum dan
Kepegawaian
79
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
dengan kebutuhan
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi
ke luar daerah
Jumlah Rapat koordinasi dan konsultasi
luar daerah yang dilakukan
Absolut 25 110 120 25 132 25 145 25 160 25 176 25 733
Subag Umum dan
Kepegaw
aian
Penyediaan jasa
pendukung tenaga teknis/administrasi
SDMK yang mendapat honorarium
Absolut 100 1.940 1.950 2.145 2.360 2.595 100 2.855 100 11.905
Subag
Umum dan
Kepegawaian
Rapat-rapat koordinasi dan pembinaan
ke dalam daerah
Jumlah
Rapat koordinasi dan konsultasi
dalam daerah yang dilakukan
Absolut 20 42 20 200 20 220 20 242 20 266,2 20 292,82 20 1.221
Subag Umum dan
Kepegawaian
Penyediaan Jasa Keamanan
Jumlah Satpam
Absolut 6 148 6 165 6 165 6 182 6 200 6 220 6 932
Subag
Umum dan
Kepegawaian
Program:
Peningkatan pengembangan sistem
pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Persentas
e pemenuhan pelaporan capaian
kinerja dan keuangan sesuai
ketentuan
% 100 47 50 55 61 67 100 73 306 Sekreta
riat
80
No. Tujuan Sasaran Indikator Program
dan Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan
Kegiatan
Satuan
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun
2018)
Target Renstra dan Pagu Indikatip (Rp) Penang
gung
jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta) Target
Rp (Juta)
Target Rp
(Juta)
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
ProsentaseDokumen
Laporan keuangan akhir tahun yang sesuai
den ketentuan
% 100 10 100 50 100 11 100 12 100 13 100 15 100 101
Subag
Keuangan dan Barang Milik
Daerah
Penyusunan dan
Pelaporan Aset
Prosentase Dokumen Laporan
Aset yang sesuai dengan ketentuan
% 100 10 100 50 100 11 100 12 100 13 100 15 100 101
Subag Keuanga
n dan
Barang Milik
Daerah
Aplikasi SIPKP
100 27 100 60,5 100 33 100 36 100 40 100 44 100 214
Subag
Keuangan dan Barang Milik
Daerah
81
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN
KABUPATEN GARUT TAHUN 2020-2024
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dalam Renstra Tahun 2019-2024 pada
hakekatnya didasarkan pada tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2019-2024
adalah sebagai berikut :
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan
Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2019-2024
No. Indikator Satuan
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMD Tahun 2019
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
Periode RPJMD
20
20
20
21
20
22
20
23
20
24
(1) (2) (3) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1
Meningkatnya harapan hidup masyarakat
Tahun 71,36 71.69 72,02 72,34 72,67 73 73
Adapun indikator kinerja daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan Kabupaten Garut selama Tahun 2020-2024 sesuai tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan berdasarkan RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
82
Tabel 7.2
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Garut Tahun 2020-2024
No. Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Kinerja pada Tahun Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
Periode RPJMD
Keterangan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1 Persentase balita gizi buruk
% 0,04 0,04 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Kel uarga
2 Prevalensi balita gizi kurang
% 3,38 2,95 2,53 2,12 1,70 1,28 0,86 0,86
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
3 Cakupan Desa Siaga Aktif
% 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
ASPEK PELAYANAN UMUM
LAYANAN UMUM WAJIB DASAR
URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR
1
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup
org 45,62 45 45 45 45 44 44 44
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
2
Angka kelangsungan hidup bayi
org 54697 54752 54806 54861 54916 54971 55026 55081
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
3
Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup
org 23 23 22 21 19 17 15 15
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan
83
No. Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Kinerja pada Tahun Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
Periode RPJMD
Keterangan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Kesehatan Keluarga
4
Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran hidup
org 4,7 4,7 4,47 4,3 4,10 3,9 3,7 3,7
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
5
Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran hidup
org 149,42 148,97 148,72 148,47 148,22 147,97 147,72 147,92
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
6
Rasio posyandu per satuan balita
rasio 1/100 1/100 1/100 1/100 1/100 1/100 1/100 1/100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
7
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
rasio 1/38000 1/38000 1/37000 1/36000 1/35000 1/34000 1/33000 1/33000
Bidang Pelayanan Kesenatan (Yankes)
Seksi Pelayanan Kesehatan
Primer
8
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
rasio 1/500000 1/500000 1/416666 1/416666 1/416666 1/416666 1/416666 1/416666
Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes)
Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
9
Rasio dokter per satuan penduduk rasio 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000 1/10000
Bidang Sumber Daya
Kesehatan (SDK) Seksi
SDMK
10
Rasio tenaga medis per satuan penduduk
rasio 1/10000 1/5000 1/5000 1/5000 1/5000 1/5000 1/5000 1/5000
Bidang Sumber Daya
Kesehatan (SDK) Seksi
SDMK
11
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
rasio 1/5000 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
12
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
% 89,98 89,98 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi
84
No. Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Kinerja pada Tahun Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
Periode RPJMD
Keterangan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
memiliki kompetensi kebidanan
Pelayanan Kesehatan Keluarga
13
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) % 84,16 95 95 95 95 95 95
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Surveilans
dan Imunisasi
14
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
15
Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum (standar yang digunakan Indonesia 2.100 Kkal/kapita/hari)
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
16
Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak % 90,28 95 95 95 95 95 95 95
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Surveilans
dan Imunisasi
17
Non Polio AFP rate per 100.000 penduduk
Rate 2,42 2,42 2 2 2 2 2 2
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Surveilans
dan Imunisasi
18
Cakupan balita pneumonia yang ditangani
% 71,64 71,64 100 100 100 100 100 100
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
85
No. Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Kinerja pada Tahun Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
Periode RPJMD
Keterangan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
19
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA % 54,78 100 100 100 100 100 100 100
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
20
Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
rasio 124 124 119 114 109 104 99 94
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
21
Tingkat kematian karena Tuberkulosis (per 100.000 penduduk) rasio 1,06 1,01 0,96 0,91 0,86 0,81 0,71 0,76
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
22
Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS % 54,78 54,78 100 100 100 100 100 100
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
23
Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS % 57,3 57,3 100 100 100 100 100 100
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
24
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
86
No. Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Kinerja pada Tahun Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
Periode RPJMD
Keterangan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
25
Penderita diare yang ditangani
% 82,51 82,51 100 100 100 100 100 100
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
26
Angka kejadian Malaria
Kasus/
100.000
10 10 10 10 10 10 10 10
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
27
Tingkat kematian akibat malaria
Kasus/
1000 0 0 0 0 0 0 0 0
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
28
Proporsi anak balita yang tidur dengan kelambu berinsektisida
% 15 15 15 15 15 15 15 15
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
29
Proporsi anak balita dengan demam yang diobati dengan obat anti malaria yang tepat
% 100 100 100 100 100 100
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
30
Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total populasi
% 0,5 0,15 1 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
87
No. Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Kinerja pada Tahun Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
Periode RPJMD
Keterangan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
31
Proporsi jumlah penduduk usia 15‐24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS
% 10 15 20 25 25 25 25 25
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit Menular
32
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
% 3,5 3,5
Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
33
Cakupan kunjungan bayi
% 86,95 86,95 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
34
Cakupan puskesmas per Kecamatan
% 159,5 159,5
Bidang Pelayanan Kesenatan (Yankes) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
35
Cakupan pembantu puskesmas per Desa/Kelurahan
% 30,8 30,8
Bidang Pelayanan Kesenatan (Yankes) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
36
Cakupan kunjungan Ibu hamil K4
% 99,17 99,17 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
37
Cakupan pelayanan nifas
% 96,88 96,88 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
38
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
% 37,8 37,8 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan
88
No. Indikator Kinerja
Satuan
Kondisi Kinerja pada Tahun Awal Periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja Akhir
Periode RPJMD
Keterangan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Kesehatan Keluarga
39
Cakupan pelayanan anak balita
% 88,06 88,06 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
40
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin
%
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
41
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
% 79,49 79,49 100 100 100 100 100 100
Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas)
Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga
42
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
% 63,72 63,72
Bidang Pelayanan Kesenatan (Yankes) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
43
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
44
Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Bidang Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Seksi Surveilans
dan Imunisasi
89
BAB VIII
PENUTUP
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun 2019-2024 telah
disusun secara substansi mengacu pada Rencana Jangka Menengah Pemerintah Kabupaten
Garut Tahun 2019-2024. Dengan demikian komponen yang ada didalamnya telah memuat
apa yang menjadi harapan Pemerintah Kabupaten Garut yang tercermin dalam Visi dan Misi
Kabupaten Garut yang dijabarkan kedalam Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran, Strategi,
Arah Kebijakan dan Program kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
Dinas Kesehatan tentunya akan sukses mengimplementasikan Rencana Strategisnya apabila
didukung sepenuhnya oleh segenap aparatur di lingkungan Dinas Kesehatan dan kerjasama
yang baik dengan para pemangku kepentingan (stakeholder). Diharapkan semua elemen
dapat melaksanakannya sehingga kelangsungan pembangunan bidang kesehatan di
Kabupaten Garut berjalan dengan baik.
BUPATI GARUT,
ttd
RUDY GUNAWAN
Top Related