Download - Tablet Teofilin

Transcript
Page 1: Tablet Teofilin

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri farmasi merupakan salah satu elemen yang berperan penting dalam

mewujudkan kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam bidang manufcturing obat.

Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia kesehatan dan vitalnya aktivitas obat

mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia melahirkan sebuah tuntutan terhadap

industri farmasi agar mampu memproduksi obat yang berkualitas. Oleh karena itu,

semua industri farmasi harus benar-benar berupaya agar dapat menghasilkan produk

obat yang memenuhi standard kualitas yang dipersyaratkan.

Dalam era globlalisasi sekarang ini, industri farmasi dituntut untuk dapat bersaing

dengan industri farmasi baik dalam maupun luar negeri agar dapat memperebutkan

pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan obat bagi masyarakat. Salah satu caranya adalah

dengan meningkatkan pemenuhan kebutuhan obat yang bermutu bagi masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan pedoman bagi industri farmasi untuk dapat

menghasilkan produk yang bermutu yaitu dengan CPOB (cara pembuatan obat yang

baik). Pada tahun 2006, pemerintah telah memperbarui CPOB ini, yang kemudian lebih

dikenal dengan CPOB terkini atau CGMP (current gmp).

Produksi obat di apotik jauh lebih mudah bandingakan dengan produksi industri,

tidak perlu mengadakan kajian preformulasi secara khusus tetapi cukup dengan

menerapkan dan memahi dasar – dasar preformulasi, sehingga di dapatkan sebuah

produk obat yang sesuai. Preduksi obat di apotik dapat meliputi peracikan obat atas

permintaan tertulis dokter dalam sebuah resep atau melakukan pengemasan ulang

sediaan obat dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tersedia.

Sedian farmasi yang beraneka ragam jenisnya tentulah harus dipertibangkan dan

di perhatikan dalam mendesainnya sehingga di dapat suatu sediaan yang stabil, efektif

dan aman. Tahapan yang tidak kalah pentingnya dari proses sediaan farmasi adalah

preformulasi sediaan farmasi.

Pengkajian preformulasi ini berpusat pada sifat – sifat fisika kimia zat aktif serta

bahan tambahan obat yang dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan

suatu bentuk sediaan farmasi.

1

Page 2: Tablet Teofilin

1.2. Rumusan Masalah

Dari permasalahan di atas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan sediaan tablet?

2. Apakah yang dimaksud dengan preformulasi?

3. Bagaimana preformulasi tablet teofilin?

1.3. Tujuan

Melalui rumusan masalah di atas, diharapkan mahasiswa dapat mencapai

beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sediaan tablet

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan preformulasi

3. Mengetahui bagaimana preformulasi tablet teofilin

2

Page 3: Tablet Teofilin

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sediaan Tablet

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang

dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung. Tablet memiliki

perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan.  Kebanyakan tipe atau jenis

tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat

ke dalam saluran pencernaan.

Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat

tambahan yang kemudian dimasukan ke dalam mesin untuk dikempa menjadi

tablet. Berikut adalah definisi tablet menurut beberapa literatur:

Menurut FI Edisi IV

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan

pengisi.

Menurut USP 26 (hal : 2406)

Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau tanpa bahan

pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet

atau tablet kompresi.

Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)

Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif

dan biasanya dibuat dengan  mengempa sejumlah partikel yang seragam.

Menurut Formularium Nasional Edisi II

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk

umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung

obat dengan atau tanpa zat pengisi.

Menurut Buku Pelajaran Teknologi Farmasi

Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk

kering, kristal atau granulat,umumnya dengan penambahan bahan pembantu,pada

mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki

bentuk silinder,kubus, batang dan cakram serta bentuk seperti telur atau peluru.

Menurut FI edisi III 1979

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau

cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan 3

Page 4: Tablet Teofilin

atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat

pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang

cocok.

Dalam pembuatan tablet harus terdiri dari beberapa komponen agar dapat

dihasilkan tablet yang baik. Komponennya terdiri dari :

1. Zat Aktif

Idealnya zat aktif yang akan diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: kemurniannya tinggi, stabil, kompatibel

dengan semua eksipien, bentuk partikel sferis, ukuran dan distribusi ukuran

partikelnya baik, mempunyai sifat alir yang baik, tidak mempunyai muatan pada

permukaan (absence of static charge on surface), dan mempunyai sifat organoleptis

yang baik.

2. Zat tambahan (eksipien)

Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi

suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Bahan tambahan bukan merupakan

bahan aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada

kualitas/mutu tablet yang dihasilkan. Beberapa kriteria umum yang esensial untuk

eksipien yaitu : netral secara fosiologis, stabil secara fisika dan kimia, memenuhi

peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavaiabilitas obat, bebas dari mikroba

patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah.

a. Bahan pengisi (diluents/fillers)

Pengisi berfungsi untuk mendapatkan suatu ukuran atau bobot yang sesuai

sehingga layak untuk dikempa menjadi tablet. Contoh dari bahan pengisi adalah

laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, kalsium sulfat, kalsium fosfat, kalsium

karbonat,dan amilum.

b. Bahan pengikat (binders).

4

Page 5: Tablet Teofilin

Bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada

granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada

pada bahan pengisi. Contoh dari bahan pengikat adalah selulosa, Mikrokristalin

selulosa (Avicel), Polimer (CMC Na, HPC, dan HPMC), PVP, gelatin, gom alam,

tragakan, guar, pektin, amilum, PEG, Na alginat, magnesium dan aluminum

silikat.

c. Bahan penghancur (disintegrants)

Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul,

selanjutnya menjadi partikel-partikel penyusun, ketika tablet kontak dengan cairan

lambung sehingga akan meningkatkan disolusi tablet. Contoh dari bahan

penghancur adalah amilum, Avicel (Mikrokritalin selulosa), solka floc, asam

alginat, Explotab (sodium starch glicolate), gom guar, Policlar AT (Crosslinked

PVP), Amberlite IPR 88, Metilselulosa, CMC, HPMC.

d. Bahan pelicin (anti frictional agents)

Bahan pelicin dalam formulasi sediaan tablet mempunyai 3 fungsi, yaitu :

i. Lubricants

Lubricants adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara

permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi.

ii. Glidants

Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan

fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die

dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidant yang paling popular

karena disamping dapat berfungsi sebagai glidant juga sebagai disintegran

dengan konsentrasi sampai 10 %. Talk lebih baik sebagai glidant dibandingkan

amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.

iii. Antiadherents

5

Page 6: Tablet Teofilin

Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking)

permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat

dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherent

sangat baik.

Syarat tablet kecuali dinyatakan lain, tablet harus memenuhi syarat  berikut:

1. Kemampuan alir dan sudut istirahat

Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk pengisian yang

seragam ke dalam lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan gerakan bahan

di sekitar fasilitas produksi. Sifat aliran dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk partikel,

partikel yang lebih besar dan bulat menunjukkan aliran yang lebih baik. Metode

untuk mengevaluasi sifat aliran granul yang sering digunakan adalah metode  corong

(langsung) (Sari, 2010).

Kecepatan alir diketahui melalui metode corong. Metode ini paling sederhana

untuk menetapkan kemampuan alir granul secara langsung, yakni kecepatan alir

granul dengan bobot tertentu melalui corong diukur dalam detik. Suatu penutup

sederhana ditempatkan pada lubang keluar corong lalu diisi dengan granul yang telah

ditimbang terlebih dahulu. Ketika penutup dibuka, waktu yang dibutuhkan granul

untuk keluar dicatat. Dengan membagi massa serbuk dengan waktu keluar tersebut,

kecepatan alir diperoleh sehingga dapat digunakan untuk perbandingan kuantitatif

granul yang berbeda.

Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah granul untuk

mengalir dalam suatu alat. Sifat alir ini dapat digunakan untuk menilai efektivitas

bahan pelicin, mudah tidaknya granul mengalir dan sifat permukaan granul (Voigt,

1995).

Metode sudut istirahat telah digunakan sebagai metode tidak langsung untuk

mengukur mampu alir granul karena hubungannya dengan kohesi antar partikel.

Banyak metode yang berbeda untuk menetapkan sudut istirahat dan salah satunya

yang digunakan adalah metode corong (Sari, 2010).

2. Kerapatan curah dan kerapatan mampat

Tap density atau densitas ketuk adalah densitas yang ditentukan dengan

membagi berat dengan volume setelah dilakukan pengetukan. Pada pengetukan ini

proses yang terjadi adalah pemampatan.6

Page 7: Tablet Teofilin

Alat tap density tester terdiri dari tiga bagian yaitu holder, mesin pengetuk dan

penghitung ketukan. Holder digunakan untuk menyimpan tabung berukuran. Tabung

berukuran ini biasanya menggunakan gelas ukur, alat ini fungsinya untuk wadah

sampel yang diuji, mesin pengetuk berfungsi untuk mengangkat gelas ukur yang

tersimpan dalam holder kemudian membiarkan jatuh demikian seterusnya hingga

sampel terketuk-ketuk, dan penghitung ketukan akan menghitung jumlah ketukan

sesuai dengan angka yang ditentukan.

3. Uji Susut Pengeringan (LOD)

Granul dibuat dengan maksud untuk memperbaiki sifat alir massa serbuk yang

akan dibuat menjadi sediaan tablet, kapsul, puyer, ataupun suspensi kering. Salah

satu cairan pembasah yang dapat digunakan adalah air sehingga setelah melalui

proses pengeringan, kadar air granul harus dievaluasi untuk mengetahui kadar air

yang tertinggal di granul. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur

kadar air adalah metode gravimetri dengan cara membandingkan bobot granul

setelah dipanaskan dengan bobot granul sebelum dipanaskan. Pada saat pemanasan

berlangsung, air yang masih tertinggal dalam granul akan menguap (Lachman dkk,

1989).

Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur kadar air dengan prinsip

gravimetri adalah moisture analyzer. Dilihat dari katanya ‘moisture analyzer‘ artinya

penganalisa kelembaban. Jadi yang diukur oleh alat ini adalah kandungan lembab

yang terkandung dalam zat uji yang kemudian menguap akibat panas yang

dikeluarkan oleh alat ini.  Temperatur moisture balance bisa di set sesuai dengan

yang diinginkan. Untuk mengukur kadar air granul, moisture balance cukup diset

pada temperatur 70oC untuk mencegah ikut menguapnya air kristal yang terkandung

dalam bahan yang digunakan dalam pembuatan granul (Ansel, 1999).

Penentuan kadar air dapat ditentukan dengan menggunakan timbangan dengan

cara menentukan nilai bobot akhir dan bobot awal dari granul. Uji kadar air dengan

menggunakan metode LOD (Loss on Drying) yaitu suatu pernyataan kadar

kelembaban berdasarkan bobot basah. 

Timbangan yang digunakan dalam melakukan uji susut pengeringan dikenal

timbangan Moisture Balance. Timbangan tersebut sangatlah unik karena bisa

mengeluarkan panas. Kegunaan timbangan ini adalah untuk mengetahui seberapa

7

Page 8: Tablet Teofilin

banyak kadar air yang tersembunyi dalam setiap barang yang diuji (Lachman dkk,

1989).

4. Uji Keseragaman bobot

Timbangan digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan dengan

neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual, neraca

digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih

akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan). Neraca

analitik digital merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat ketelitian tinggi,

neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai batas 0,0001 g (Robbins, 2011).

Neraca atau timbangan baik yang digital ataupun manual harus diletakkan pada

bidang datar, dimana tiap sudut harus benar-benar setimbang. Kesetimbangan ini

mutlak perlu untuk mendapatkan hasil penimbangan yang akurat, jadi kesetimbangan

ini untuk menempatkan titik berat berada pada poros timbangan bukannya pada salah

satu sisi. Kesetimbangan dapat dilihat pada indikator kesetimbangan yang terdapat

pada setiap timbangan. Neraca digital ditunjukkan dengan water pass yang berupa

bulatan besar yang didalamnya terdapat bulatan kecil (Hamdani, 2012).

5. Uji Keseragaman Ukuran

Jangka sorong adalah instrumen presisi yang dapat digunakan untuk mengukur

dimensi benda bagian dalam dan luar. Ditinjau dari cara pembacaannya, jangka

sorong dapat dibagi dua yaitu jangka sorong manual dan digital. Penggunaan jangka

sorong manual lebih sulit bila dibandingkan dengan yang digital, karena hasil

pengukuran diinterpretasi dari skala oleh pengguna, sedangkan hasil pengukuran

menggunakan yang digital dapat dibaca langsung pada layar LCD. Versi manual

memilki dua skala imperial (skala dalam inci) dan metrik (skala dalam milimeter)

(Koesdijanto, 2012).

Fungsi jangka sorong antara lain mengukur panjang suatu benda dengan

ketelitian sampai 0,1 mm, rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk

mengukur diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll, dan tangkai ukur

di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman tabung,

lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil (Admin, 2013).

Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur panjang, diameter luar,

diameter dalam, dan kedalaman benda. Bagian-bagian utamanya adalah rahang tetap

yang memiliki skala utama dengan lebar skala terkecil 1 mm dan rahang geser yang

8

Page 9: Tablet Teofilin

memiliki skala nonius/vernier. Lebar skala nonius masing-masing 0,9 mm. hal ini

dimungkinkan karena panjang seluruh skala nonius adalah 9 mm tetapi dibagi

menjadi 10 buah skala. Jadi, selisih satu skala pada rahang tetap dan rahang geser

adalah (1-0,9)mm atau 0,1 mm (Tim Fisika, 2007).

6. Uji Waktu Hancur

Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan tablet untuk hancur di bawah

kondisi yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan berukuran

mesh-10. Uji ini tidak memberi jaminan bahwa partikel-partikel itu akan melepas

bahan obat dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya (Lachman, dkk., 1994).

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adalah sifat kimia

dan fisis dari granulat, kekerasan dan porositasnya. Tablet biasanya diformulasi

dengan bahan pengembang atau bahan penghancur yang menyebabkan tablet hancur

di dalam air atau cairan lambung. Hancurnya tablet tidak berarti sempurna larutnya

bahan obat dalam tablet. Kebanyakan bahan pelicin bersifat hidrofob, bahan pelicin

yang berlebihan akan memperlambat waktu hancur. Tablet dengan rongga-rongga

yang besar akan mudah dimasuki air sehingga hancur lebih cepat dari pada tablet

yang keras dengan rongga-rongga yang kecil (Soekemi, dkk., 1987).

7. Uji Friabilitas

Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur ketahanan

permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan

pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan

bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu

tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat diputar dengan kecepatan 25

putaran per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi ada 100 putaran

(Andayana, 2009). Kerapuhan dapat dievaluasi dengan menggunakan friabilator

(contoh nya Rosche friabilator) (Sulaiman, 2007).

Tablet yang akan diuji memiliki berat antara rentang 6 – 6,5 gram, terlebih

dahulu dibersihkan dari debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut

selanjutnya dimasukkan ke dalam friabilator, dan diputar sebanyak 100 putaran

selama 4 menit, jadi kecepatan putarannya 25 putaran per menit. Setelah selesai,

keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang dengan seksama.

Kemudian dihitung persentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan.

Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1% (Andayana, 2009). Uji

9

Page 10: Tablet Teofilin

kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada

permukaan tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan, maka semakin besar

massa tablet yang hilang. Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi

konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Tablet dengan

konsentrasi zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil), adanya kehilangan massa

akibat rapuh akan mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet

(Sulaiman, 2007).

Hal yang harus diperhatikan dalam pengujian friabilitas adalah jika dalam

proses pengukuran friabilitas ada tablet yang pecah atau terbelah, maka tablet

tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Jika hasil pengukuran meragukan

(bobot yang hilang terlalu besar), maka pengujian harus diulang sebanyak dua kali.

Selanjutnya tentukan nilai rata-rata dari ketiga uji yang telah dilakukan (Andayana,

2009).

8. Uji Kekerasan

Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang

mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi

tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan

tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan,

pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah Hardness Tester.

Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan

tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama

pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran

dari tekanan pengempaan (Parrott, 1971).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi

dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan

pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat penabletan akan

meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet yang keras memiliki waktu

hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang rendah, namun tidak

selamanya demikian. Pada umumnya tablet yang baik dinyatakan mempunyai

kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan tablet dapat

lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih

dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan.

Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan

10

Page 11: Tablet Teofilin

lebih sulit penanganannya pada saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet

lebih besar dari 10 kg masih dapat diterima, jika masih memenuhi persyaratan waktu

hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Sulaiman, 2007). Prinsip

pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau

pecah.

2.2. Definisi Preformulasi

Preformulasi terdiri dari kata pre yang artinya sebelum dan formulasi yang artinya

perumusan atau penyimpanan. Di bidang farmasi preformulasi dapat diartikan sebagai

langkah awal yang akan dilakukan ketika membuat formula suatu obat. Preformulasi

adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada

sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan

perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi. Preformulasi meliputi pengkajian tentang

karakteristik atau sifat-sifat dari bahan obat dan bahan tambahan obat yang akan

diformulasi.

Tujuan dari preformulasi adalah menggambarkan proses optimasi suatu obat

melalui penentuan atau definisi sifat-sifat fisika dan kimia yang dianggap penting dalam

menyusun formulasi sediaan yang stabil, efektif, dan aman. Data preformulasi akan

sangat membantu dalam memberikan arah yang lebih sesuai untuk membuat suatu

rencana bentuk sediaan.

2.2.1. Pertimbangan Umum Preformulasi

Sebelum membuat formula sediaan obat, beberapa hal yang harus

dipertimbangkan yaitu:

1. Bentuk sediaan yang akan dibuat

Ada beberapa pilihan bentuk sediaan farmasi yaitu bentuk padat (puyer,

tablet, kapsul, suppositiria), bentuk setengah padat (salep, pasta, cream) dan

bentuk cair (larutan, suspensi, dan emulsi). Pemilihan bentuk sediaan obat

tergantung pada:

Sifat-sifat fisika-kimia zat aktif yang digunakan, yakni kelarutan, ukuran

partikel, sifat higroskopis, reaksi-reaksi kimia dll.

Kerja obat yang diinginkan, secara lokal ataukah sistemik. Untuk kerja lokal

di pilih sediaan salep, cream, lotion, serbuk tabur. Untuk kerja sistemik

11

Page 12: Tablet Teofilin

(diedarkan keseluruh tubuh oleh darah ) dipilih sediaan tablet, kapsul,

pulveres/puyer dan syrup.

Umur si pemakai. Untuk bayi dan anak-anak lebih disukai bentuk pulveres

dan sirup. Untuk dewasa umumnya dibuat dalam bentuk tablet, kapsul.

2. Bahan tambahan obat yang akan digunakan

Bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi harus kompabitel

(dapat tercampurkan)  dengan bahan obat utama (zat aktif) dan bahan

tambahan yang lain. Bahan tambahan diperlukan untuk:

Mendapatkan bentuk sediaan yang diinginkan ( bentuk tablet, larutan, dll. )

Misalya pada sediaan tablet selain zat aktif, digunakan bahan

tambahan berupa bahan pengisi untuk memperbesar volume tablet, bahan

pengikat untuk merekatkan serbuk bahan obat, bahan penghancur untuk

mempercepat pecahnya tablet didalam lambung, dan bahan penyalut yang

digunakan untuk memperbaiki kestabilan, mengontrol penghancuran dan

dan mempercantik penghancuran tablet. Contoh lain pada sediaan larutan

digunakan bahan tambahan berupa pelarut untuk melarutkan bahan obat,

dapat juga ditambahkan bahan penstabil untuk mencegah penguarian bahan

obat, bahan pengawet digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba,

bahan pemberi warna dan rasa untuk memperbaiki rasa dan memperbaiki

produk. Demikian juga untuk sediaan salep, pasta, cream, dan lain-lain.

Menjaga kestabilan sediaan obat (misal: pengawet, pengsuspensi,

pengemulsi).

Menjaga kestabilan zat aktif ( misal: antioksidan ).

3. Kenyamanan saat penggunaan

Kenyamanan saat digunakan sangat penting untuk diperhatikan karena

akan mempengaruhi kepatuhan si pemakai obat.  Jika obat berasa tidak enak,

maka orang tidak suka mengkonsumsinya. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi

dengan penambahan corringens saporis, bau yang tidak enak dapat ditutupi

dengan corringen odoris, dan warna yang kurang menarik ditutupi dengan

corringen coloris.

Rasa pahit dari obat-obat tertentu misal ampisilin dan amoksisilin dapat

diatasi dengan penggunaan bentuk garamnya yaitu ampisilin trihidrat dan

amoksisilin trihidrat yang tidak pahit. Sediaan setengah padaat harus

12

Page 13: Tablet Teofilin

memenuhi persyaratan yaitu halus, mudah dioleskan, tidak terlalu lengket, dan

tidak meninggalkan bekas noda pada pakaian.

4. Kestabilan sediaan obat

Selama penyimpanan, sediaan obat harus tetap dalam keadaan yang

stabil, tidak menampakkan tanda-tanda kerusakan. Tanda-tanda kerusakan

yang umum ditemui pada sediaan obat misalnya terjadi perubahan warna, bau,

rasa, timbulnya kristal pada permukaan tablet/kaplet, memisahnya air dan

minyak pada sediaan krim atau emulsi. Untuk menjaga kestabilan sediaan obat

perlu dilakukan:

Penambahan bahan tambahan tertentu (misal: pengawe ).

Pengemasan yang tepat.

Pemberian petunjuk tentang cara penyimpanan yang benar.

5. Khasiat obat

Untuk menjaga khasiat obat, perlu memperhatikan hal-hal yang cukup

penting antara lain:

Pemilihan bentuk sediaan. Sebagai contoh, jika zat aktif tidak stabil dalam

media air, maka tidak diformulasi dalam bentuk cair.

Bahan-bahan tambahan yang digunakan tidak boleh mengurangi khasiat zat

aktifnya.

Pemberian petunjuk cara penggunaan yang benar.

2.2.2. Data Preformulasi

Data minimal yang harus ada dalam preformulasi adalah:

Struktur kimia dan karakteristik.

Kelarutan dan pemerian termasuk Bobot molekul.

Metode Analitik.

Metode yang digunakan utuk menetapkan kadar suatu zat.

Ruahan (kompresibilitas, observasi mikroskopik).

Sifat bahan baku yang hany adigunakan untuk sediaan tablet (pemberian

tekanan)

Informasi terapeutik

Dosis, bentuk sediaan yang dibutuhkan, ketersediaan hayati,produk kompetitor.

Toksikologi

Mengetahui efek toksis atau efek samping yg berbahaya dari zat aktif tersebut.

13

Page 14: Tablet Teofilin

Data pelengkap dalam preformulasi antara lain:

Kompatibilitas interaksi antara obat dengan eksipien.

Studi pendahuluan in vivo pada hewan, antara lain absorpsi obat; metabolisme;

ikatan protein (ketika zat aktif berikatan dengan zat aktif, maka zat aktif

tersebut kegunaannya akan hilang); distribusi; dan eliminasi atau ekskresi.

2.2.3. Sifat-sifat yang Perlu Diperhatikan dalam Preformulasi

a. Stabilitas Kimia

Menyangkut bentuk larutan dan keadaan padat, pengaruh pH dalam

pengembangan produk, temperatur/autoklaf, dan evaluasi (= mengembangkan

cara penentuan  yang spesifik dan kuantitatif untuk bahan obat dan hasil

uraiannya dengan menggunakan metode HPLC (High Pressure Liquid

Chromatography).

b. Kelarutan atau Solubilitas

Menyangkut obat yang diberikan secara oral harus larut dalam cairan saluran 

pencernaan.

c. Kecepatan Disolusi

Data kecepatan disolusi digunakan untuk memprediksi absorbsi dan sifat

fisikokimia.

d. Konstanta Disosiasi

Menyangkut proses transfer melalui sel membran, untuk penelitian stabilitas

dan solubilitas obat dalam larutan

e. Koefisien Partisi

Menyangkut indikasi lipofilitas obat, untuk meneliti sifat biologi dan kecepatan

serta  jumlah absorbsi obat di saluran cerna.

f. Kristalinitas

Menyangkut kebiasaan kristal dimana mendeskripsikan penampilan luar kristal

dan struktur internal.

g. Polimorfisme

Merupakan kemampuan suatu senyawa mengkristalisasi dalam bentuk lebih

dari 1 jenis kristalin dengan perbedaan kisi internal yang dapat menyebabkan

perubahan stabilitas kimia, sifat pengolahan, dan ketersediaan hayati.

h. Higroskopisitas

14

Page 15: Tablet Teofilin

Menyangkut garam yang larut air memiliki kecenderungan mengadsorpsi

kelembaban udara.

i. Ukuran Partikel

Penurunan ukuran partikel zat aktif sukar larut air akan menyebabkan

peningkatan luas permukaan dan kecepatan disolusi, akan meningkatkan

absorbsi di saluran cerna.

2.3. Monografi Teofilin (Theophyllinum)

Nama senyawa : 1,3-dimetilxantina

Struktur molekul : C7H8N4O2

Teofilin mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,0 % C7H8N4O2, dihitung

terhadap zat yang telah dikeringkan (Farmakope Indonesia III). Teofilin mengandung satu molekul

air hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak lebihdari

102,0 % C7H8N4O2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Farmakope

IndonesiaIV).

Berat molekul : 198.18 g/mol

Nama lain : Accurbron, Aerolate, Aquaphyllin, Asmalix, Bronkodyl, Elixomin, Elixophyllin,

Lanophyllin, Linolix, Pulmophylline, Slophyllin Syrup, Synophylate,

Theoclear, Theolair, Theon,Theophyl, Theostat.

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil di udara.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih mudah larut dalam air

panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol (95%), mudah larut dalam larutan

alkali hidroksida dan dalam amonia encer (Farmakope Indonesia III). Sukar larut dalam

air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas,mudah larut dalam larutan alkali

hidroksida dan dalam amonium hidrokida, agak sukar larutdalam etanol, dalam kloroform,

dan dalam eter (Farmakope Indonesia IV).

Jarak lebur : Antara 270 dan 274, rentang antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dari 310

Susut pengeringan: Ben tuk h i d r a t a n t a r a 7 ,5 % da n 9 ,5%, ben tuk anh i d ra t

t i da k l eb i h da r i 0 , 5 %, l akukan  pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam.

Sisa pemijaran : Tidak lebih dari 0,15 %

Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Sediaan oral : disimpan pada suhu ruang 20o-25oC terlindung cahaya yang lembab.15

Page 16: Tablet Teofilin

Sediaan parenteral : Dapat dijaisimpan pada suhu 15oC-30oC terlindung dari cahaya.

Simpandalam kardus sampai waktu pada ingin digunakan.

Khasiat dan penggunaan: Spasmolitikum bronkial

Klasifikasi : Bronkodilator ( inhibitor fosfodiesterase)

Kategori kehamilan: C 

Cara Pemakaian : Oral, Rektal

Dosis

Anak-anak :

Dosis Lazim = 10 mg/kg (dibagi dalam 2-3 dosis).

Dewasa :

Dosis Lazim = 200 mg (1 x p), 500 mg (1 x h)

Dosis Maksimum = 500 mg (1 x p), 1 g (1 x h)

Kerja Obat

a) Menghambat fosfodiesterase, menghasilkan peningkatan konsentrasi jaringan

siklik adenosin monofosfat (cAMP).

b) Peningkatan kadar cAMP menyebabkan bronkodilatasi, stimulasi SSP dan

jantung,diuresis, sekresi asam lambung.

Efek terapeutik : bronkodilatasi.

Mekanisme aksi

a) Nonselective kompetitif  fosfodiesterase inhibitor,yang meningkatkan

intraselular  cAMP, mengaktifkan PKA, menghambat TNF-alphadan menghambat

sintesis leukotriene, dan mengurangi peradangan dan kekebalan bawaan.

b) Nonselective adenosine receptor  antagonist , berlawanan dengan A1, A2, dan A3 resept yang

menjelaskan banyak dari efek jantung dan beberapa dari efek anti-asma.

c) T e o f i l i n t e l a h t e r b u k t i d a p a t m e n g h a m b a t TGF-beta-dimediasi

konve r s i pa ru myofibroblasts fibroblas ke dalam PPOK  dan asma melalui jalur

cAMP-PKA dan menekan col1 mRNA, kode untuk protein kolagen.Telah terbukti

bahwa teofilin dapat membalikkan pengamatan klinis ketidakpekaans teroid pada

pasien dengan PPOK dan penderita asma yang perokok aktif (suatu kondisi yang

16

Page 17: Tablet Teofilin

mengakibatkan stres oksidatif) melalui mekanisme yang jelas terpisah. Teofilin in

vitrodapat mengembalikan keadaan berkurangnya HDAC (histon deacetylase)

kegiatan yang disebabkan oleh stres oksidatif (misalnya, pada perokok), responsif terhadap

steroid kembali normal. Lebih jauh lagi, teofilin dapat langsung mengaktifkan HDAC2.

(Kortikosteroid menonaktifkan respon inflamasi dengan menghalangi ekspresi mediator

inflamasi melalui deacetylation dari histon,suatu efek yang ditengahi melalui histon

deacetylase-2 (HDAC2). Sekali deacetylated, DNA dikemas ulang sehingga

daerah promotor gen peradangan tidak tersedia untuk mengikat

t r ans k r ip s i f a k to r - f ak t o r sepe r t i N F -KB ya ng be r t i ndak un tuk

menga k t i fka n keg ia t an  peradangan. Hal ini baru-baru ini menunjukkan

bahwa stres oksidatif yang berhubungan dengan asap rokok dapat

menghambat aktivitas HDAC2, sehingga menghalangi anti-efek  inflamasi

kortikosteroid.) Jadi teofilin bisa membuktikan kepada menjadi sebuah novel bentuk  terapi

tambahan dalam meningkatkan respons klinis untuk penderita asma

steroid dalam merokok.

Farmakokinetik 

a) Absorbsi: diabsorbsi dengan baik dari bentuk dosis oral. Absorbsi dosis lepas

lambat berlangsung lambat namun sempurna.

b) Distribusi: d i d i s t r i b u s i k a n s e c a r a l u a s . T e o f i l i n

d i d i s t r i b u s i k a n d a l a m c a i r a n eks t r a s e l u l a r , d i da l am p l a s en t a ,

da l a m s usu i bu dan da l a m s i s t em sa r a f pusa t . Konsentrasi dalam ASI

70 % dari kadar plasma. Volume distribusi adalah 0,5 L / kg. Mengikat protein

sebesar 40%. Volume distribusi meningkat pada penderita neonatusdan mereka

yang menderita sirosis atau kekurangan gizi, sedangkan volume distribusimenurun

pada penderita obesitas.

c) Metabolisme dan ekskresi: sebagian besar diekskresi oleh hati menjadi kafein

yangdapat terakumulasi pada neonatus. Metabolitnya kemudian diekskresi oleh ginjal.

d) Waktu paruh: 3-13 jam. Meningkat pada lansia (>60 thn), neonatus dan pasien

dengan penyakit gagal jantung kongestif atau hati, semakin singkat pada perokok

sigaret dan anak-anak.

17

Page 18: Tablet Teofilin

Indikasi : Bronkodilator pada obstruksi jalan nafas reversibel sehubungan dengan asma atau

PPOM.Pencegahan dan pengobatan asma bronkial, asma bronkitis, asma kardial, emfisema paru.

(ISOFarmakoterapi hal 465).

Penggunaan tidak resmi : Stimulan pernafasan dan miokardial padaapnea bayi.

Kontraindikasi dan perhatian

a) Dikontraindikasikan pada: A r i tm ia t i dak t e rkenda l i , h ipe r t i r o i d i s me ,

d ike t ahu i intoleransi alkohol (beberapa cairan oral). Hipersensitivitas, tukak

lambung, diabetes,gastritis, gangguan hati dan ginjal.

b) Perhatian gunakan secara hati-hati pada: pasien lansia > 60 thn

(dianjurkan untuk mengurangi dosis, GJK, kor pulmonale atau penyakit hati (diperlukan

penurunan dosis), perokok sigaret (dapat dibutuhkan dosis yang lebih besar),

kehamilan (telah digunakan secara aman), anak-anak <6 tahun (hindari preparat

sustained release), Pasien obesitas (dosis harus ditentukan berdasarkan berat badan ideal).

c) Jangan menggunakan melebihi dosis yang dianjurkan; bila dalam 1 jam gejala

tetapatau bertambah buruk, segera hubungi dokter; jangan digunakan terus-

menerus.

Reaksi merugikan dan efek samping

a) SSP : gugup, ansietas, sakit kepala, insomnia, dan kejang.

b) KV : takikardia, palpitasi, aritmia, angina pektoris.

c) GI : mual, muntah, anoreksia, keram

d) N e u r o : t r e m o r  

e) Diare, sakit kepala, insomnia, palpitasi, takikardia, aritmia ventikular, ruam kulit.

Interaksi

Obat-obat:

a) Efek samping KV dan SSP bertambah bila digunakan bersama agens

adrenergik (simpatomimetik).

b) Dapat mengurangi efek terapeutik dari litium.

c) Merokok, fenobarbital, rifampin, fenitoin, dan ketokonazol meningkatkan metabolismedan

mengurangi efektifitasnya.

18

Page 19: Tablet Teofilin

d) Er i t r omis in , b l oke r ane rg ik be t a , vaks inas i i n f luenza , s i me t id in ,

kon t r a s eps i o r a l , glukokortikoid, disulfiram, interferon, meksiletin,

fluoroquinolon, tiabendazol, takrindan dosis besar alopurinol menurunkan metabolisme dan

mengakibatkan toksisitas.

e) Meningkatkan resiko aritmia bila digunakan bersama haloten.

f) Isoniazid, karbamazepin atau diuretik loop dapat meningkatkan atau mengurangi kadar teofilin.

Obat dan makanan:

a) Reaksi merugikan bertambah digunakan bersama ingesti berlebihan

makanan atauminuman yang mengandung santin (kafein). 

b) Konsumsi berlebihan daging yang dpanggang dengan arang dapat

mengurangiefektivitasnya.

2.4. Data Preformulasi Tablet Teofilin

2.4.1. Teofilin (Bahan Aktif)

Rumus Molekul : C7H8N4O2.H2O

Berat Molekul : 198,18

Struktur Kimia:

Pemerian : serbuk berserat atau granul, bearna putih, suspensi dalam air

bereaksi netral terhadap lakmus P, mengembang dalam air dan membentuk

suspensii yang jernih hingga opalesen kental,koloidal

Kelarutan : sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam larutan alkali

hidroksida dan dalam ammonium hidroksida agak sukar larut dalam etanol.

Stabilitas : dapat disimpan pada suhu kamar, dibawah cahaya florosensi terus

menerus selama sekurang – kurangnya 180 hari tanpa perubahan konsentrasi

yang signifikan dalam bentuk larutan sebaiknya dilindungi cahaya,stabil di

udara.

19

Page 20: Tablet Teofilin

Khasiat : obat asma, stimulasi SSP dan pernafasan, stimulasi jantung bekerja

sebagai diuretik lemah.

OTT : Tanin

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Dosis : untuk sediaan lepas lambat dewasa dan anak-anak maximal 400mg/hr.

3-4 dd 125-250 mg

2.4.2. Avicel PH 102 (Bahan Pengisi)

Pemerian : serbuk putih, tidak berbau

Rumus Molekul : (C6H10O5)n

Bobot Molekul : > 3100

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larutan asam, pelarut organik dan

NaOH 5%

Kegunaan : pengisi dan pengikat ( Filler – Binder)

Konsentrasi : 20-90%

Stabilitas : higroskopik

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.

Avicel merupakan pengisi yang baik untuk cetak langsung dan granulasi

kering. Avicel dapat menyerap udara sehingga kelembapannya tinggi.

Kemampuan mengikat (holding capacity ) 50%

Dalam zat aktif 100 mg, maka minimal avicel yang dibutuhkan

50% = 100/ 50 x 100 mg = 200 mg

2.4.3. Amylum Maydis (Bahan Penghancur)

Pemerian : tidak berbau dan tidak berasa, serbuk halus dan putih

Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin 95% dan air dingin.

BJ ruah : 0,462 gram/cm3

BJ mampat : 0,658 gram/cm3

OTT : material bersifat inert

Konsentrasi : 3 – 15 %

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering

2.4.4. Mg Stearat (Lubrikan)

20

Page 21: Tablet Teofilin

Rumus Molekul : C16H70MgO4

Pemerian : serbuk halus licin, mudah melekat pada kulit , mempunyai baud

an rasa khas lemah

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air

Stabilitas : stabil dan simpan di tempat kering

OTT :dengan asam kuat, garam – garam besi dan hindari pencampuran

dengan oksidator kuat

Konsentrasi : 0,25 – 5,0 %

Kegunaan : lubrikan/ zat pelicin

Penyimpanan : dalam wadah tertutp rapat dan tempat sejuk

2.4.5. Talk (Glidan)

Rumus Molekul : Mg6(SiO5)(OH)4

Pemerian : serbuk hablur sangat halus putih atau putih keabuan , berkilat ,

mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, asam dan basa lemah dan pelarut

organik.

Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan 160 derajat selama

tidak kurang selama 1 jam dengan komponen ammonium kuarterner

Konsentrasi : 1 – 10 %

Kegunaan : glidan

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

21

Page 22: Tablet Teofilin

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang

dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.

Komponen tablet terdiri dari zat aktif dan bahan tambahan yang berupa bahan

pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, dan bahan pelicin

Preformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi

yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi

penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.

Rancangan formulasi sediaan tablet teofilin terdiri dari teofilin sebagai bahan aktif,

Avicel PH 102 sebagai bahan pengisi, amylum maydis sebagai bahan penghancur,

mg strearat sebagai lubrikan dan talk sebagai glidan.

3.2. Saran

22

Page 23: Tablet Teofilin

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 200. Handbook of Pharmaceutical Excipients

Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.

Sweetman, S.C. 2009.Martindale The Complete Drug Reference 36. London Chicago:

Pharmaceutical Press

23